Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

(Pengelolaan Perairan Sungai Ayung)

Dosen Pengampu : Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph. D


Ir. I Wayan Restu, M. Si
Dr. Nyoman Dati Pertami, S. P., M. Si
Asisten Dosen : Muhammad Bisma

Disusun oleh:
Putu Tegar Wiguna Putra
2013521001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2022
Review Jurnal 1

Judul Pengelolaan Potensi Air di Muara Sungai Ayung Untuk


Menanggulangi Krisis Air di Daerah Pesisir Kota Denpasar
Jurnal Prosiding Seminar Konsepsi
Volume dan 3 (1): 73-83
Halaman
Tahun 2018
Penulis Eryani, I. Gst. Agung Putu
Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001)
Tanggal 2 juni 2022
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan
sumber daya air di Muara Sungai Ayung untuk menanggulangi
krisis air di daerah pesisir Kota Denpasar.
Metode Penelitian Metode penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif.
Menggunakan data primer : kualitas air dan kuantitas air di hilir
Sungai Ayung.
Isi Review Hasil dari penelitian ini adalah
*Pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan merupakan suatu
sistem dalam rangka upaya membentuk lingkungan hidup yang
serasi dan lestari serta memenuhi kebutuhan secara terus menerus.
*Sumberdaya air di Muara Sungai Ayung dapat dikelola sebagai
sumber air baku berdasarkan pengelolaan air di hulu, tengah dan
hilir sungai berbasis Tri Hita Karana.
*Hasil uji laboratorium tentang kualitas air Sungai Ayung
bermacam-macam ada yang sesuai baku mutu dan ada yang tidak
sesuai dengan baku mutu, hal ini dikarenakan adanya pembuangan
limbah yang beraneka ragam seperti limbah rumah tangga,
industry, dll yang ada di sekitar sungai, limbah-limbang tersebut
ada yang bias terurai dan ada yang tidak sehingga unsur-unsur
kualitas air di Sungai Ayung menunjukan hasil yang berbeda-beda.
*Pengelolaan yang sudah dilakukan adalah pengelolaan sumber air
di daerah tangkapan hujan (watershed management). Pengelolaan
kuantitas air (waterquantity management). Pengelolaan kualitas air
(waterquantity manajement). Pengendalian banjir (flood control
manajement). Pengelolaan lingkungan sungai (river environtment
management).
Kesimpulan Pengelolaan sumberdaya air di muara sungai Ayung dalam usaha
menanggulangi krisis air dapat dilaksanakan dari aspek yakni :
aspek pemanfaatan, aspek pelestarian dan aspek perlindungan.
Pengelolaan sumberdaya air dilaksanakan secara terpadu (multi
sektor), menyeluruh (hulu-hilir, kualitas-kuantitas), berkelanjutan
(antar generasi), berwawasan lingkungan. Satu sungai, satu
rencana, satu pengelolaan.

Review Jurnal 2

Judul Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Air di Muara Sungai


Ayung Provinsi Bali Berbasis Kearifan Lokal.
Jurnal Konferensi Nasional Teknik Sipil 12
Volume dan 12 (1): 83-89
Halaman
Tahun 2018
Penulis I Gusti Agung Putu Eryani dan Cok Agung Yujana
Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001)
Tanggal 2 juni 2022
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi lingkungan
muara Sungai Ayung serta membuat metode pengelolaan dan
pengembangan sumberdaya air di muara Sungai Ayung berbasis
kearifan lokal/Tri Hita Karana guna menunjang konservasi air dan
kegiatan pariwisata di Kota Denpasar.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, data hasil
penelitian dianalisis dan menggunakan software Ribasim,
kemudian ditabelkan serta disimpulkan sesuai tujuan dari penelitian
ini.
Isi Review Berdasarkan analisis program Ribasim kondisi saat ini
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a. Keberhasilan neraca air DAS Ayung untuk irigasi sebesar
83,13%, sedangkan untuk air baku sebesar 100%
b. Defisit rata-rata kebutuhan air irigasi sebesar 1,14 m3 /dt (36,03
juta m3 ) terutama di DI Belong Puitan, DI Batulantang, DI
Buangga, DI Nungnung, DI Gerana, DI Tirtayasa, DI Tirta
Manggu, DI Bukian, DI Sandakan.
c. Potensi sumber daya air yang terdapat di DAS Ayung sebesar
15,37 m3 /dt (438,70 juta m3 ) terdiri dari air tanah 1,47 m3 /dt
(46,43 juta m3 ), return flow sebesar 4,02 m3 /dt (126,92 juta m3 )
dan water distric sebesar 9,88 m3 /dt (311,48 juta m3 ).
d. Total ketersediaan yang termanfaatkan untuk irigasi sebesar 6,25
lt/dt/ha (alokasi rata-rata 1,6 lt/dt/ha), RK sebesar 0,30 m3 /dt
(208.492 jiwa), industri perhotelan sebesar 0,04 m3 /dt (10.486
kamar) dan yang Produksi panen padi rata-rata sebesar 85.069 ton
dengan tingkat keberhasilan panen sebesar 98,84%, sedangkan
produksi panen palawija rata-rata sebesar 20.770 ton dengan
tingkat keberhasilan panen 82,05%.

Penataan, Pengeolaan Muara Sungai Berbasis Tri Hita Karana


Konsep tri hita karana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Parahyangan (hubungan Tuhan dengan manusia) Konservasi
Sumber Daya Air.
b. Pawongan (hubungan Sesama manusia) Pendayagunaan SDA.
c. Palemahan (hububungan manusia dengan alam) Pengendalian
Daya Rusak SDA.

Dalam Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air


Lewat subak, para petani betul-betul menerapkan konsep
keharmonisan hidup yang dikenal dengan Tri Hita Karana.
a. Parahyangan = Ada Pura Segara tempat para nelayan/petani
ngrastiti bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi menjaga hubungan
harmonis dengan Sang Pencipta.
b. Pawongan = Lewat organisasi tersebut para pengempon pura
segara menjaga hubungan selaras dengan sesame.
c. Palemahan = lembaga adat, nelayan menjaga hubungan harmonis
dengan alam.
Kesimpulan Sumberdaya air di Muara Sungai Ayung dapat dikelola sebagai
sumber air baku berdasarkan pengelolaan air di hulu, tengah dan
hilir sungai berbasis Tri Hita Karana yang terdiri dari:
a. Parahyangan yaitu aspek konservasi sumber daya air yaitu
bagaimana mengatur air yang baik, merata dan adil, didiskusikan
sedemikian rupa. Ada aturan-aturan dalam pembagian air. Sistem
demokrasi yang harmonis seperti itu tampaknya penting diadopsi
dalam berdemokrasi di era sekarang, dalam rangka mengeliminasi
benturanbenturan.
b. Pawongan yaitu aspek pendayagunaan sumber daya air. yaitu
bagian dari upaya menjaga hubungan harmonis antara manusia
dengan alam. Pura Segara yang berada di muara sungai dan pantai
merupakan warisan leluhur yang memiliki nilai kearifan lokal,
penting untuk terus dijaga kelestariannya.
c. Palemahan yaitu hubungan . manusia dengan alam yang
dikaitkan dengan pengendalian daya rusak sumber daya air,
kelestarian lingkungan, keseimbangan, kemanfaatan umum,
keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta
transparansi dan akuntabilitas. Asas dan arah pengelolaan sumber
daya air serta visi yang memberikan gambaran ideal mengenai
kondisi pengelolaan sumber daya air di masa depan dan misi dalam
pengelolaan sumber daya air di Bali, yang mencakup : konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian
daya rusak air, peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha
dalam pengelolaan sumber daya air; dan penyediaan data dan
informasi sumber daya air, keterlibatan masyarakat, dengan
menetapkan pilihan strategi yaitu: meningkatkan pemahaman serta
kepedulian masyarakat dan dunia usaha mengenai pentingnya
keselarasan fungsi sosial, ekonomi dan lingkungan hidup terhadap
sumber daya air di daerah hilir/ muara sungai.
Review Jurnal 3

Judul Pengelolaan Sumberdaya Air Tukad Ayung Sebagai Upaya


Ketersediaan Air
Jurnal Jurnal Logic
Volume dan 13 (2): 114-120
Halaman
Tahun 2013
Penulis I Nyoman Sedana Triadi, Made Mudhina dan Ketut Wiwin
Handayani
Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001)
Tanggal 2 juni 2022
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran potensi
dan kebutuhan air DAS Tukad Ayung, menganalisis neraca air
DAS Tukad Ayung serta mengetahui upaya pengembangan sumber
daya air di wilayah penelitian, sehingga dapat dipakai sebagai
pedoman dalam penyusunan program penyediaan air yang
menyeluruh di daerah tersebut.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data dan analisis data.
Isi Review Potensi Air
1. Curah hujan rata-rata tahunan di DAS Tukad Ayung adalah
2366,97 mm yang berkisar antara 933 mm - 4765,5 mm.
Kebutuhan Air
1. Aspek pemanfaatan untuk irigasi, debit kebutuhan air irigasi
bulanan untuk DI seluas 11.896 ha.
2. Aspek pemanfaatan air non irigasi berdasarkan data jumlah
penduduk Kabupaten Badung dan kota Denpasar yang merupakan
wilayah terdekat/hilir DAS Tukad Ayung diprediksi saat ini
kebutuhan air non irigasi sebesar 0,30 m3/dt.
Analisis Sumber Daya Air
1. Kondisi base flow, dari catatan data tersedia base flow terkecil
terjadi pada bulan september yaitu sebesar 0,477 m3 /dt (debit di
Bendung Oongan).
2. Debit di bendung, kondisi DAS masih baik terutama pada DAS
Bendung Peraupan debit air yang melimpah di Bendung Mambal
(2,044 m3 /dt) lebih kecil dari debit air total di Bendung Peraupan
(5,596 m3/dt). Ini berarti air yang masuk (inflow) ke Bendung
Peraupan lebih banyak berasal dari air DAS samping yang bisa
berupa surface flow maupun subsurface inflow.
3. Perbandingan Debit Model dengan Debit Nyata Sangat jelas
bahwa ada perbedaan antara debit model (Mock) dengan debit
nyata/terukur di bendung. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal
berkaitan dengan tetapantetapan yang diambil didalam model,
seperti : a. Penetapan asumsi berkaitan dengan penyederhanaan
kompleksitas masalah dilapangan agar bisa menjadi masalah
sederhana dalam model. b. Koefisien hidrologi DAS seperti
koefisien kerapatan sungai, koefisien tinggkat sungai dan
sebagainya.
Kesimpulan Pengelolaan sumberdaya air Tukad Ayung sebagai upaya
ketersediaan air dapat dilakukan dengan cara Pengembangan pola
tanam, peningkatan sarana dan prasarana irigasi, perbandingan
debit model dengan debit nyata dan pengukuran debit Tukad
Ayung.

Review Jurnal 4

Judul Manajemen Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sebagai


Daya Tarik Pariwisata Berkelanjutan : Studi Kasus Daerah Aliran
Sungai Ayung.
Jurnal Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis
Volume dan 2 (1): 80-94
Halaman
Tahun 2017
Penulis Widhi Adnyana Eka Putra
Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001)
Tanggal 2 Juni 2022
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat meninjau sejauh mana
pengelolaan DAS di Provinsi Bali, sehingga mampu menghasilkan
solusi agar dapat membuat DAS yang berkelanjutan untuk masa
yang akan datang. Dalam penelitian ini menggunakan DAS ayung
sebagai objek penelitian.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif-kualitatif, yaitu teknik analisis data yang digunakan
untuk menyederhanakan seluruh data yanga terkumpul, menyajikan
secara sistematik, kemudian mengolah, menafsirkan dan memaknai
data.
Isi Review Permasalahan yang Dihadapi Dalam Pengelolaan DAS (Studi
Kasus di BALI).
1) Erosi dan tanah longsor.
2) Sedimentasi DAS. Sedimentasi mengakibatkan meningkatnya
laju pendangkalan sungai dan disertai pertumbuhan enceng gondok
yang mengganggu populasi biota air yang ada di sungai,
penyebabnya adalah tingkat erosi yang tinggi dan tanah longsor di
bagian hulu sungai.
Strategi Optimalisasi Pengelolaan DAS (Studi Kasus DAS
Ayung).
1) Keberlanjutan Ekologi, dilaksanakan dengan melaksanakan
Strategi Pengelolaan Hutan dengan menjaga kualitas dan kuantitas
vegetasi di bagian hulu DAS dengan melakukan reboisasi
berkesinambungan.
2) Keberlanjutan pertahanan dan keamanan dengan melakukan
Strategi Penegakan Hukum/Law enforcement yang konsisten
terhadap pelanggaran RTRW.
3) Keberlanjutan sosial budaya Strategi Pengelolaan Air.
Perencanaan dari bawah (bottom up) yang melibatkan para
stakeholder dalam perencanaan pembangunan sistem dan
pengelolaan sumber daya air, pengembangan sistem pertanian
organik (menggalakan subak) dan perencanaan pembuangan limbah
yang terencana; Strategi Pembinaan Masyarakat melalui
penyuluhan tentang pentingnya DAS.
4) Keberlanjutan Politik dengan melaksanakan Strategi Integrated
Management. Dengan membuat forum diskusi untuk dapat
memonitor dan mengevaluasi pengelolaan DAS yang melibatkan
para stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi, dan LSM).
5) Keberlanjutan Ekonomi dengan melaksanakan strategi
peningkatan perekonomian masyarakat urban untuk mengurangi
alih fungsi lahan. Membangun pariwisata yang berbasis lingkungan
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagai
contoh; agrowisata sebagai konsep pariwisata untuk menjaga
swasembada pangan dan eksistensi subak yang merupakan warisan
dunia; ecotourism sebagai konsep konservasi hutan.
6). Sustainable tourism dapat digunakan sebagai sebuah konsep
untuk dapat mengoptimalkan manfaat DAS bagi masyarakat lokal;
ecotourism, agrotourism, community based tourism.
Kesimpulan Pemerintah sudah memberikan batasan dan tatacara pengelolaan
DAS terpadu di Bali melalui peraturan pemerintah tentang
pengelolaan DAS terpadu dan RTRWP, namun kurang maksimal
dalam implementasi dan evaluasi di lapangan. Masyarakat kurang
memiliki kesadaran dalam pengelolaan DAS di Bali.
Faktor ekonomi memberikan kontribusi besar pada
keberlangsungan DAS di Bali. Sustainable tourism dapat
digunakan sebagai sebuah konsep untuk dapat mengoptimalkan
manfaat DAS bagi masyarakat lokal; ecotourism, agrotourism,
community based tourism.
Berdasarkan permasalahan yang ada, beberapa strategi optimalisasi
pengelolaan DAS Ayung antara lain, Strategi Pengelolaan Hutan
berkesinambungan. Strategi Penegakan Hukum/Law enforcement.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Strategi Integrated
Management. Strategi peningkatan perekonomian.
Review Jurnal 5

Judul Identifikasi Pemanfaatan Daerah Sempadan Sungai Tukad Ayung


Jurnal PADURAKSA
Volume dan 4 (1): 17-25
Halaman
Tahun 2015
Penulis Putu Aryastana
Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001)
Tanggal 2 Juni 2022
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengerahui pemanfaatan daerah
sempadan Sungai Ayung.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dengan pengamatan lapangan dan analisis
citra satelit.
Isi Review Penentuan Batas Sempadan Sungai Minimal
Berdasarkan peraturan mengenai sempadan sungai, maka dapat
ditentukan bahwa lebar minimal sempadan sungai di Tukad Ayung
adalah 15 m. Hal ini disebabkan karena Tukad Ayung merupakan
sungai yang tidak bertanggul dengan kedalaman 3 – 20 m.
Pemanfaatan Daerah Sempadan Sungai
Pemanfaatan daerah sempadan sungai di Tukad Ayung didominasi
oleh sawah yaitu sebanyak 45%. Sedangkan sebanyak 20%
dimanfaatkan sebagai tegalan/tanah kosong. Selain sawah dan
tegalan, pemanfaatan daerah sempadan di Tukad Ayung juga terdiri
dari pemukiman dan hotel, pertokoan dan fasilitas umum yang
memiliki prosentase masing-masing sebanyak 15%, 15% dan 5%.
Rencana pengembangan kawasan yang tercantum dalam Rencana
Pola Ruang Kota Denpasar, akan banyak digunakan sebagai
permukiman, maka perlu upaya untuk segera menetapkan batas
sempadan sungai.
Kesimpulan Pemanfaatan daerah sempadan sungai di Tukad Ayung adalah
sawah sebanyak 45%, tegalan/lahan kosong sebanyak 20%,
pemukiman dan hotel sebanyak 15%, pertokoan sebanyak 15%,
fasiltias umum sebanyak 5%.

Anda mungkin juga menyukai