0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan11 halaman
Laporan ini memberikan ringkasan 3 jurnal yang membahas pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung, Bali. Jurnal pertama menganalisis sistem pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung untuk menanggulangi krisis air di Denpasar. Jurnal kedua mengevaluasi kondisi lingkungan Muara Sungai Ayung dan metode pengelolaan berbasis kearifan lokal. Jurnal ketiga mempelajari potensi, kebutuhan, dan neraca air DAS T
Laporan ini memberikan ringkasan 3 jurnal yang membahas pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung, Bali. Jurnal pertama menganalisis sistem pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung untuk menanggulangi krisis air di Denpasar. Jurnal kedua mengevaluasi kondisi lingkungan Muara Sungai Ayung dan metode pengelolaan berbasis kearifan lokal. Jurnal ketiga mempelajari potensi, kebutuhan, dan neraca air DAS T
Laporan ini memberikan ringkasan 3 jurnal yang membahas pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung, Bali. Jurnal pertama menganalisis sistem pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung untuk menanggulangi krisis air di Denpasar. Jurnal kedua mengevaluasi kondisi lingkungan Muara Sungai Ayung dan metode pengelolaan berbasis kearifan lokal. Jurnal ketiga mempelajari potensi, kebutuhan, dan neraca air DAS T
Dosen Pengampu : Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph. D
Ir. I Wayan Restu, M. Si Dr. Nyoman Dati Pertami, S. P., M. Si Asisten Dosen : Muhammad Bisma
Disusun oleh: Putu Tegar Wiguna Putra 2013521001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2022 Review Jurnal 1
Judul Pengelolaan Potensi Air di Muara Sungai Ayung Untuk
Menanggulangi Krisis Air di Daerah Pesisir Kota Denpasar Jurnal Prosiding Seminar Konsepsi Volume dan 3 (1): 73-83 Halaman Tahun 2018 Penulis Eryani, I. Gst. Agung Putu Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001) Tanggal 2 juni 2022 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sumber daya air di Muara Sungai Ayung untuk menanggulangi krisis air di daerah pesisir Kota Denpasar. Metode Penelitian Metode penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif. Menggunakan data primer : kualitas air dan kuantitas air di hilir Sungai Ayung. Isi Review Hasil dari penelitian ini adalah *Pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan merupakan suatu sistem dalam rangka upaya membentuk lingkungan hidup yang serasi dan lestari serta memenuhi kebutuhan secara terus menerus. *Sumberdaya air di Muara Sungai Ayung dapat dikelola sebagai sumber air baku berdasarkan pengelolaan air di hulu, tengah dan hilir sungai berbasis Tri Hita Karana. *Hasil uji laboratorium tentang kualitas air Sungai Ayung bermacam-macam ada yang sesuai baku mutu dan ada yang tidak sesuai dengan baku mutu, hal ini dikarenakan adanya pembuangan limbah yang beraneka ragam seperti limbah rumah tangga, industry, dll yang ada di sekitar sungai, limbah-limbang tersebut ada yang bias terurai dan ada yang tidak sehingga unsur-unsur kualitas air di Sungai Ayung menunjukan hasil yang berbeda-beda. *Pengelolaan yang sudah dilakukan adalah pengelolaan sumber air di daerah tangkapan hujan (watershed management). Pengelolaan kuantitas air (waterquantity management). Pengelolaan kualitas air (waterquantity manajement). Pengendalian banjir (flood control manajement). Pengelolaan lingkungan sungai (river environtment management). Kesimpulan Pengelolaan sumberdaya air di muara sungai Ayung dalam usaha menanggulangi krisis air dapat dilaksanakan dari aspek yakni : aspek pemanfaatan, aspek pelestarian dan aspek perlindungan. Pengelolaan sumberdaya air dilaksanakan secara terpadu (multi sektor), menyeluruh (hulu-hilir, kualitas-kuantitas), berkelanjutan (antar generasi), berwawasan lingkungan. Satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan.
Review Jurnal 2
Judul Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Air di Muara Sungai
Ayung Provinsi Bali Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Volume dan 12 (1): 83-89 Halaman Tahun 2018 Penulis I Gusti Agung Putu Eryani dan Cok Agung Yujana Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001) Tanggal 2 juni 2022 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi lingkungan muara Sungai Ayung serta membuat metode pengelolaan dan pengembangan sumberdaya air di muara Sungai Ayung berbasis kearifan lokal/Tri Hita Karana guna menunjang konservasi air dan kegiatan pariwisata di Kota Denpasar. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, data hasil penelitian dianalisis dan menggunakan software Ribasim, kemudian ditabelkan serta disimpulkan sesuai tujuan dari penelitian ini. Isi Review Berdasarkan analisis program Ribasim kondisi saat ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut : a. Keberhasilan neraca air DAS Ayung untuk irigasi sebesar 83,13%, sedangkan untuk air baku sebesar 100% b. Defisit rata-rata kebutuhan air irigasi sebesar 1,14 m3 /dt (36,03 juta m3 ) terutama di DI Belong Puitan, DI Batulantang, DI Buangga, DI Nungnung, DI Gerana, DI Tirtayasa, DI Tirta Manggu, DI Bukian, DI Sandakan. c. Potensi sumber daya air yang terdapat di DAS Ayung sebesar 15,37 m3 /dt (438,70 juta m3 ) terdiri dari air tanah 1,47 m3 /dt (46,43 juta m3 ), return flow sebesar 4,02 m3 /dt (126,92 juta m3 ) dan water distric sebesar 9,88 m3 /dt (311,48 juta m3 ). d. Total ketersediaan yang termanfaatkan untuk irigasi sebesar 6,25 lt/dt/ha (alokasi rata-rata 1,6 lt/dt/ha), RK sebesar 0,30 m3 /dt (208.492 jiwa), industri perhotelan sebesar 0,04 m3 /dt (10.486 kamar) dan yang Produksi panen padi rata-rata sebesar 85.069 ton dengan tingkat keberhasilan panen sebesar 98,84%, sedangkan produksi panen palawija rata-rata sebesar 20.770 ton dengan tingkat keberhasilan panen 82,05%.
Penataan, Pengeolaan Muara Sungai Berbasis Tri Hita Karana
Konsep tri hita karana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Parahyangan (hubungan Tuhan dengan manusia) Konservasi Sumber Daya Air. b. Pawongan (hubungan Sesama manusia) Pendayagunaan SDA. c. Palemahan (hububungan manusia dengan alam) Pengendalian Daya Rusak SDA.
Dalam Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
Lewat subak, para petani betul-betul menerapkan konsep keharmonisan hidup yang dikenal dengan Tri Hita Karana. a. Parahyangan = Ada Pura Segara tempat para nelayan/petani ngrastiti bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi menjaga hubungan harmonis dengan Sang Pencipta. b. Pawongan = Lewat organisasi tersebut para pengempon pura segara menjaga hubungan selaras dengan sesame. c. Palemahan = lembaga adat, nelayan menjaga hubungan harmonis dengan alam. Kesimpulan Sumberdaya air di Muara Sungai Ayung dapat dikelola sebagai sumber air baku berdasarkan pengelolaan air di hulu, tengah dan hilir sungai berbasis Tri Hita Karana yang terdiri dari: a. Parahyangan yaitu aspek konservasi sumber daya air yaitu bagaimana mengatur air yang baik, merata dan adil, didiskusikan sedemikian rupa. Ada aturan-aturan dalam pembagian air. Sistem demokrasi yang harmonis seperti itu tampaknya penting diadopsi dalam berdemokrasi di era sekarang, dalam rangka mengeliminasi benturanbenturan. b. Pawongan yaitu aspek pendayagunaan sumber daya air. yaitu bagian dari upaya menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Pura Segara yang berada di muara sungai dan pantai merupakan warisan leluhur yang memiliki nilai kearifan lokal, penting untuk terus dijaga kelestariannya. c. Palemahan yaitu hubungan . manusia dengan alam yang dikaitkan dengan pengendalian daya rusak sumber daya air, kelestarian lingkungan, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Asas dan arah pengelolaan sumber daya air serta visi yang memberikan gambaran ideal mengenai kondisi pengelolaan sumber daya air di masa depan dan misi dalam pengelolaan sumber daya air di Bali, yang mencakup : konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sumber daya air; dan penyediaan data dan informasi sumber daya air, keterlibatan masyarakat, dengan menetapkan pilihan strategi yaitu: meningkatkan pemahaman serta kepedulian masyarakat dan dunia usaha mengenai pentingnya keselarasan fungsi sosial, ekonomi dan lingkungan hidup terhadap sumber daya air di daerah hilir/ muara sungai. Review Jurnal 3
Judul Pengelolaan Sumberdaya Air Tukad Ayung Sebagai Upaya
Ketersediaan Air Jurnal Jurnal Logic Volume dan 13 (2): 114-120 Halaman Tahun 2013 Penulis I Nyoman Sedana Triadi, Made Mudhina dan Ketut Wiwin Handayani Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001) Tanggal 2 juni 2022 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran potensi dan kebutuhan air DAS Tukad Ayung, menganalisis neraca air DAS Tukad Ayung serta mengetahui upaya pengembangan sumber daya air di wilayah penelitian, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan program penyediaan air yang menyeluruh di daerah tersebut. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data dan analisis data. Isi Review Potensi Air 1. Curah hujan rata-rata tahunan di DAS Tukad Ayung adalah 2366,97 mm yang berkisar antara 933 mm - 4765,5 mm. Kebutuhan Air 1. Aspek pemanfaatan untuk irigasi, debit kebutuhan air irigasi bulanan untuk DI seluas 11.896 ha. 2. Aspek pemanfaatan air non irigasi berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Badung dan kota Denpasar yang merupakan wilayah terdekat/hilir DAS Tukad Ayung diprediksi saat ini kebutuhan air non irigasi sebesar 0,30 m3/dt. Analisis Sumber Daya Air 1. Kondisi base flow, dari catatan data tersedia base flow terkecil terjadi pada bulan september yaitu sebesar 0,477 m3 /dt (debit di Bendung Oongan). 2. Debit di bendung, kondisi DAS masih baik terutama pada DAS Bendung Peraupan debit air yang melimpah di Bendung Mambal (2,044 m3 /dt) lebih kecil dari debit air total di Bendung Peraupan (5,596 m3/dt). Ini berarti air yang masuk (inflow) ke Bendung Peraupan lebih banyak berasal dari air DAS samping yang bisa berupa surface flow maupun subsurface inflow. 3. Perbandingan Debit Model dengan Debit Nyata Sangat jelas bahwa ada perbedaan antara debit model (Mock) dengan debit nyata/terukur di bendung. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal berkaitan dengan tetapantetapan yang diambil didalam model, seperti : a. Penetapan asumsi berkaitan dengan penyederhanaan kompleksitas masalah dilapangan agar bisa menjadi masalah sederhana dalam model. b. Koefisien hidrologi DAS seperti koefisien kerapatan sungai, koefisien tinggkat sungai dan sebagainya. Kesimpulan Pengelolaan sumberdaya air Tukad Ayung sebagai upaya ketersediaan air dapat dilakukan dengan cara Pengembangan pola tanam, peningkatan sarana dan prasarana irigasi, perbandingan debit model dengan debit nyata dan pengukuran debit Tukad Ayung.
Review Jurnal 4
Judul Manajemen Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sebagai
Daya Tarik Pariwisata Berkelanjutan : Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Ayung. Jurnal Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Volume dan 2 (1): 80-94 Halaman Tahun 2017 Penulis Widhi Adnyana Eka Putra Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001) Tanggal 2 Juni 2022 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat meninjau sejauh mana pengelolaan DAS di Provinsi Bali, sehingga mampu menghasilkan solusi agar dapat membuat DAS yang berkelanjutan untuk masa yang akan datang. Dalam penelitian ini menggunakan DAS ayung sebagai objek penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif-kualitatif, yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk menyederhanakan seluruh data yanga terkumpul, menyajikan secara sistematik, kemudian mengolah, menafsirkan dan memaknai data. Isi Review Permasalahan yang Dihadapi Dalam Pengelolaan DAS (Studi Kasus di BALI). 1) Erosi dan tanah longsor. 2) Sedimentasi DAS. Sedimentasi mengakibatkan meningkatnya laju pendangkalan sungai dan disertai pertumbuhan enceng gondok yang mengganggu populasi biota air yang ada di sungai, penyebabnya adalah tingkat erosi yang tinggi dan tanah longsor di bagian hulu sungai. Strategi Optimalisasi Pengelolaan DAS (Studi Kasus DAS Ayung). 1) Keberlanjutan Ekologi, dilaksanakan dengan melaksanakan Strategi Pengelolaan Hutan dengan menjaga kualitas dan kuantitas vegetasi di bagian hulu DAS dengan melakukan reboisasi berkesinambungan. 2) Keberlanjutan pertahanan dan keamanan dengan melakukan Strategi Penegakan Hukum/Law enforcement yang konsisten terhadap pelanggaran RTRW. 3) Keberlanjutan sosial budaya Strategi Pengelolaan Air. Perencanaan dari bawah (bottom up) yang melibatkan para stakeholder dalam perencanaan pembangunan sistem dan pengelolaan sumber daya air, pengembangan sistem pertanian organik (menggalakan subak) dan perencanaan pembuangan limbah yang terencana; Strategi Pembinaan Masyarakat melalui penyuluhan tentang pentingnya DAS. 4) Keberlanjutan Politik dengan melaksanakan Strategi Integrated Management. Dengan membuat forum diskusi untuk dapat memonitor dan mengevaluasi pengelolaan DAS yang melibatkan para stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi, dan LSM). 5) Keberlanjutan Ekonomi dengan melaksanakan strategi peningkatan perekonomian masyarakat urban untuk mengurangi alih fungsi lahan. Membangun pariwisata yang berbasis lingkungan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagai contoh; agrowisata sebagai konsep pariwisata untuk menjaga swasembada pangan dan eksistensi subak yang merupakan warisan dunia; ecotourism sebagai konsep konservasi hutan. 6). Sustainable tourism dapat digunakan sebagai sebuah konsep untuk dapat mengoptimalkan manfaat DAS bagi masyarakat lokal; ecotourism, agrotourism, community based tourism. Kesimpulan Pemerintah sudah memberikan batasan dan tatacara pengelolaan DAS terpadu di Bali melalui peraturan pemerintah tentang pengelolaan DAS terpadu dan RTRWP, namun kurang maksimal dalam implementasi dan evaluasi di lapangan. Masyarakat kurang memiliki kesadaran dalam pengelolaan DAS di Bali. Faktor ekonomi memberikan kontribusi besar pada keberlangsungan DAS di Bali. Sustainable tourism dapat digunakan sebagai sebuah konsep untuk dapat mengoptimalkan manfaat DAS bagi masyarakat lokal; ecotourism, agrotourism, community based tourism. Berdasarkan permasalahan yang ada, beberapa strategi optimalisasi pengelolaan DAS Ayung antara lain, Strategi Pengelolaan Hutan berkesinambungan. Strategi Penegakan Hukum/Law enforcement. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Strategi Integrated Management. Strategi peningkatan perekonomian. Review Jurnal 5
Judul Identifikasi Pemanfaatan Daerah Sempadan Sungai Tukad Ayung
Jurnal PADURAKSA Volume dan 4 (1): 17-25 Halaman Tahun 2015 Penulis Putu Aryastana Reviewer Putu Tegar Wiguna Putra (2013521001) Tanggal 2 Juni 2022 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengerahui pemanfaatan daerah sempadan Sungai Ayung. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pengamatan lapangan dan analisis citra satelit. Isi Review Penentuan Batas Sempadan Sungai Minimal Berdasarkan peraturan mengenai sempadan sungai, maka dapat ditentukan bahwa lebar minimal sempadan sungai di Tukad Ayung adalah 15 m. Hal ini disebabkan karena Tukad Ayung merupakan sungai yang tidak bertanggul dengan kedalaman 3 – 20 m. Pemanfaatan Daerah Sempadan Sungai Pemanfaatan daerah sempadan sungai di Tukad Ayung didominasi oleh sawah yaitu sebanyak 45%. Sedangkan sebanyak 20% dimanfaatkan sebagai tegalan/tanah kosong. Selain sawah dan tegalan, pemanfaatan daerah sempadan di Tukad Ayung juga terdiri dari pemukiman dan hotel, pertokoan dan fasilitas umum yang memiliki prosentase masing-masing sebanyak 15%, 15% dan 5%. Rencana pengembangan kawasan yang tercantum dalam Rencana Pola Ruang Kota Denpasar, akan banyak digunakan sebagai permukiman, maka perlu upaya untuk segera menetapkan batas sempadan sungai. Kesimpulan Pemanfaatan daerah sempadan sungai di Tukad Ayung adalah sawah sebanyak 45%, tegalan/lahan kosong sebanyak 20%, pemukiman dan hotel sebanyak 15%, pertokoan sebanyak 15%, fasiltias umum sebanyak 5%.