Rosdiana
ABSTRAK
Air adalah merupakan salah satu sumber alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi hidup
dan kehidupan seluruh makhluk hidup, namun sering menjadi permasalahan dalam
keberadaannya, peredaran/sirkulasinya dan penyebarannya. Selain itu air merupakan sumber
daya alam yang tidak hidup (abiotik) namun dapat diperbaharui (renewable resources).
Berdasarkan sifat-sifatnya, air sangat mudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia lainnya
melalui pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi melalui sistem
pengelolaan yang inovatif sehingga sumber daya air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
sampai ke generasi yang akan datang.
Kata kunci: Konservasi, sumber daya air, pengelolaan inovatif.
karena pengelolaannya tidak memadai keberadaan air secara utuh tidak terlepas
sehingga sering terjadi konflik dari pengertian sifat-sifat air secara
kepentingan di wilayah masyarakat. lengkap,dimana air merupakan salah satu
kebutuhan utama mahluk hidup, seiring
Sehubungan dengan itu dibutuhkan sistem
dengan pertumbuhan populasi manusia
pengelolaan yang efektif dan efisien dan kebutuhan akan air baik untuk
secara menyeluruh dengan melibatkan keperluan pribadi maupun sumber energi
seluruh pemangku kepentingan yang terus meningkat sehingga sulit
(stakeholders) untuk membangun model memisahkannya dari sumber alam tanah
konservasi air yang tepat guna bagi dan udara yang kelihatannya tersedia
masyarakat dan lingkungannya. melimpah di alam, oleh karena itu
diperlukan kajian khusus terhadap sumber
Asdak (2007), menyatakan bahwa
alam air untuk kepentingan pengertian
memulai sistem pengelolaan sumber daya yang lebih baik dan lengkap. Hal ini
air tentu tidak terlepas dari pengetahuan sangat penting sebagai dasar pengetahuan
tentang air dan permasalahannya meliputi: utama dalam menentukan sistem
keberadaan (occurance), peredaran/ pengelolaan yang efektif dan efisien
sirkulasinya (circulation) dan penyebaran dalam kemanfaatannya. Dalam rangka
nya (distribution). Bagi pengelola sumber konservasi air diperlukan sistem
pengelolaan yang tepat guna, sehingga air
daya air tentu tidak lepas dari pengetahuan
dapat bermanfaat secara lestari untuk
tentang hidrologi, geografi, meteorologi, generasi mendatang.
klimatologi, geologi, geomorfologi, Air sebagai salah satu sumber daya
sedimentologi dan oceanografi yang alam non-hayati (abiotik) adalah sumber
semuanya mempelajari unsur-unsur bumi daya alam yang terdapat di atas
dan air yang terkandung dalamnya. permukaan bumi dan di bawah permukaan
bumi (Soewarno, 2000). Air mempunyai
Dengan mempelajari hidrologi dapat
sifat-sifat tertentu yang khas seperti: air
diketahui potensi, waktu, dan tempat selalu menempati atau mengisi ruang
tersedianya sumber daya air dari suatu sesuai bentuk dan ukurannya, mempunyai
aliran sungai (DAS), selanjutnya diketahui berat, permukaan air tenang selalu datar,
juga tentang keberadaan air mengenai selalu mengalir ke tempat yang lebih
distribusinya tidak merata dan sangat rendah, dapat berubah bentuk (wujud)
dipengaruhi waktu dan kondisi tempatnya padat atau bentuk gas, dapat melarutkan
beberapa zat kimia lainnya, menekan ke
(Soewarno,2000).
segala arah, meresap/merembes melalui
celah kecil, selalu bening/tidak berwarna,
AIR SEBAGAI SUMBER DAYA tidak mempunyai rasa (netral) dan tidak
ALAM YANG DAPAT berbau. Air dapat menjadi wadah dan
DIPERBAHARUI sebaliknya air dapat diwadahi oleh benda
lain. Oleh karena sifatnya demikian maka
Air memang sudah diketahui secara air dapat dibuat menjadi sarana pembantu
umum bahwa sangat dibutuhkan dan manusia, namun juga dapat menjadi
sangat bermanfaat bagi manusia dan sumber malapetaka dalam kehidupan
mahluk hidup lainnya. Untuk memahami manusia (dapat menjadi kawan dan
SIFAT FISIKA MEKANIKA PAPAN SEMEN ALAU (G.Siska, Sarinah, G.Luhan, S.M.Sinaga) 124
dengan kelerengan antara 8-30%. Secara Pola pengelolaan sumber daya air
fisik kondisi konfigurasi lapangan sangat disusun berdasarkan wilayah sungai yang
bervariasi dari kondisi berbukit-bukit ditetapkan dan pola pengelolaan sumber
sampai kondisi pegunungan. DAS bagian
daya air yang berbasis wilayah sungai,
hulu untuk perlindungan dan DAS bagian
hilir untuk pemanfaatan. Namun dengan prinsip keterpaduan antara air
demikian kumpulan dari kondisi tersebut permukaan dan air tanah. Penerapan
dirangkaikan oleh suatu sistem aliran teknologi konservasi air lebih efektif dan
sungai membentuk suatu satuan luwes dilakukan di wilayah hulu suatu
perwilayahan DAS, (Ruslan,1992) dalam DAS karena wilayah tersebut merupakan
(Rosdiana,2010). daerah menerima, menampung dan
Konservasi air pada prinsipnya adalah
mengalirkan air lebih banyak dan lebih
penggunaan air hujan yang jatuh ke atas
permukaan tanah seefisien mungkin luas sehingga berpengaruh besar terhadap
dengan pengaturan waktu aliran yang wilayah hilirnya. Dengan demikian
tepat sehingga tidak terjadi banjir pada diharapkan bisa menjamin terselenggara
musim hujan dan tersedia cukup air pada nya pengelolaan sumber daya air yang
musim kemarau (Arsyad,2000). dapat memberikan manfaat yang sebesar-
Konservasi air dapat dilakukan dengan besarnya bagi kepentingan masyarakat
meningkatkan pemanfaatan komponen
dalam segala bidang kehidupan diperlukan
hidrologi berupa air permukaan dan air
tanah serta meningkatkan efisiensi pola pengelolaan sumber daya air yang
pemakaian air irigasi (Subagyono, 2007). didasarkan pada prinsip keseimbangan
Teknologi konservasi air dirancang untuk antara upaya konservasi dan pendayaguna
meningkatkan masuknya air kedalam an sumber daya air. Ada banyak pilihan
tanah melalui proses infiltrasi dan tenoklogi konservasi air yang tersedia dan
pengisian kantong-kantong air di daerah
telah menjadi pengetahuan umum para
cekungan serta mengurangi kehilangan air
melalui proses evapotranspirasi dan petani yang dapat menjadi pertimbangan
menguap ke atmosfir. Keuntungan yang menurut kondisi fisik wilayahnya. Oleh
diperoleh melalui strategi konservasi air karena itu dibutuhkan pemahaman yang
yang diarahkan untuk peningkatan utuh dari seluruh masyarakat untuk
cadangan air pada lapisan tanah dan mendukung program-program nasional
disekitar zona perakaran tanaman pada dalam beberapa bentuk seperti penyelamat
wilayah pertanian adalah: terwujudnya
an tanah dan air, pencegahan lahan kritis,
pengendalian aliran permukaan,
peningakatan infiltrasi dan pengurangan pembangunan dam-dam yang semuanya
evaporasi. Ada dua pendekatan yang dapat diarahkan untuk konservasi air dan tanah
ditempuh untuk mengefisienkan di wilayah hulu suatu DAS.
penggunaan air pada wilayah perkebunan Pengelolaan sumber daya air adalah
yaitu: melalui pemilihan jenis tanaman upaya merencanakan, melaksanakan,
sesuai dengan kondisi iklim dan melalui memantau, dan mengevaluasi penyeleng
teknik konservasi air dengan penggunaan
garaan konservasi sumber daya air,
mulsa, gulud, dan teknik tanpa olah tanah
(Santoso et al, 2004). pendayagunaan sumber daya air, dan
SIFAT FISIKA MEKANIKA PAPAN SEMEN ALAU (G.Siska, Sarinah, G.Luhan, S.M.Sinaga) 126
pengendalian daya air rusak. Pola Apabila wilayah hulu suatu DAS telah
pengelolaan sumber daya air adalah berfungsi dengan baik mengatur
kerangka dasar dalam merencanakan, pergerakan aliran air ke wilayah hilir
melaksanakan, memantau, dan mengeva maka dipastikan kondisi tata air dalam
luasi kegiatan konservasi sumber daya air, DAS tersebut sangat baik. Mengendalikan
pendayagunaan sumber daya air, dan sistem pertanian masyarakat di daerah
pengendalian daya air rusak. Di alam, air hulu DAS yang pada umumnya dilakukan
hanya dapat dikendalikan melalui wadah di wilayah kemiringan lereng yang tinggi
daerah tangkapan (catchment area) atau (fisiographi) dengan menerapkan
Daerah Aliran Sungai. Oleh karena daerah teknologi konserasi tanah dan air yang
ini mampu menerima air yang masuk sesuai. Peningkatan kandungan hara,
seberapapun, dan dapat menyimpannya, kapasitas penyimpanan air, dan perbaikan
dan mengalirkannya ke laut. struktur tanah diikuti dengan peningkatan
Aliran permukaan merupakan hasil tanaman pangan yang ditanam di
komponen penting dalam konservasi air, antara pagar. Pada tahun pertama hasilnya
sehingga tindakan-tindakan yang hanya 1 ton/ha jagung dan tahun ke-5
berhubungan dengan pengendalian dan menjadi 2 ton/ha. Konservasi tanah
pengelolaan aliran permukaan dapat dengan metode vegetatif yang dikenal
diformulasikan dalam strategi konservasi murah dan mudah dilakukan oleh petani;
air (Arsyad, 2000). Sehubungan dengan Konservasi sumberdaya air di daerah
itu air hujan yang banyak jatuh wilayah tangkapan dengan cara kombinasi
hulu DAS diusahakan sebanyak mungkin konservasi tanah dan air; dan peningkatan
dapat meresap kedalam tanah melalui efisiensi pemanfaatan air dengan
infiltrasi, ditahan sebanyak-banyaknya teknologi budidaya tepat guna. Hutan
didaerah cekungan atau lembah sehingga masih diakui berbagai pihak sebagai
dapat digunakan sebagai sumber air untuk penjaga kesuburan tanah dan perbaiakan
pengairan pada musim kemarau. tata air (Edy Junaidi dan Tarigan, 2011).
Memperbanyak tanaman pepohonan di
wilayah lindung akan membangun iklim KONSERVASI AIR BERDASARKAN
mikro di sekitarnya dan meningkatkan POTENSI YANG TERSEDIA
bahan organik sehingga akan
Upaya konservasi air tidak akan
meningkatkan simpanan air di permukaan
memiliki kontribusi secara signifikan
tanah (surface storage) dan mengurangi
dalam peningkatan produktivitas lahan,
evaporasi karena kelembabannya tinggi.
jika pemanfaatan air yang dilakukan
Selain itu konservasi air dapat dilakukan
berlebihan. Oleh karena itu, upaya
melalui penutupan permukaan tanah
konservasi air harus disertai dengan
dengan mulsa dari sisa-sisa tanaman pada
pemanfataan air secara efisien. Tidak
lahan pertanian atau mengembangkan
semua bentuk teknik konservasi air dapat
tanaman penutup tanah (cover crop).
127
Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643)
Vol. XIII No.2, Desember 2018. Hal. 121-129
diterapkan pada setiap kondisi kebutuhan air (demand) pada suatu DAS
lingkungan. Ada beberapa faktor yang didalamnya terkandung komponen-
pembatas lingkungan yang perlu komponen daur hidrologi, dengan
diperhatikan dalam menentukan teknik persamaan neraca air sebagai berikut:
konservasi air yang akan diterapkan.
Kesalahan penerapannya akan berakibat I = O ± ΔS
bukan hanya pada tidak efektifnya suatu Keterangan:
teknologi konservasi air, tetapi juga I = air yang masuk ke DAS (ketersediaan)
meningkatkan biaya dan menurunnya O = air yang keluar dari DAS (kebutuhan)
produktivitas lahan. Faktor pembatas yang ΔS = perubahan tampungan di dalam DAS
harus diperhatikan dalam menentukan
Nilai neraca air suatu DAS yang
teknik konservasi air adalah: Iklim (curah
terkait dengan pengembangan sumber
hujan), kemiringan lahan, kedalaman
daya air, DAS dikatakan potensi sumber
efektif tanah, dan tektur tanah. Jumlah
daya airnya baik jika antara ketersediaan
curah hujan menentukan volume dari air
air lebih besar dari kebutuhan air atau
hujan yang harus dikonservasi yang akan
positip (ΔS = I – O). Nilai ΔS merupakan
menjadi dasar menentukan dimensi
nilai neraca air dapat bernilai positif atau
teknologi konservasi air yang akan
negatif, tergantung kondisi DAS. Untuk
diterapkan di wilayah tertentu. Intensitas
melakukan perhitungan neraca air
hujan menentukan jenis teknik konservasi
diperlukan komponen-komponen kebutuh
air yang dipilih, sedangkan sebaran curah
an air dan komponen potensi ketersediaan
hujan berkaitan dengan lokasi dan waktu
air. Potensi Ketersediaan air dapat
teknik tersebut diterapkan. Pada lokasi
diketahui dari data:
yang curah hujan tinggi, teknik konservasi
a) Ketersediaan air hujan (diketahui
air diarahkan untuk memanen hujan
melalui Penakar),
dan/atau aliran permukaan, sedangkan
b) Ketersediaan air sungai (diketahui
pada lokasi dengan curah hujan rendah,
melalui debit aliran yang diukur
teknik konservasi air diarahkan selain
dengan AWLR),
untuk memanen air hujan juga untuk
c) Ketersediaan air dari mata air, jika
menanggulangi kehilangan air melalui
terpisah dari debit sungai,
evaporasi.
d) Ketersediaan tampungan permukaan.;
Menerapkan sistem pengelolaan air
e) Ketersediaan air tanah.
pada suatu wilayah tentu harus
Air hujan yang jatuh di permukaan
mempertimbangkan potensi sumber air
wilayah DAS tidak secara keseluruhan
yang tersedia. Untuk mengetahui semua
menjadi limpasan permukaan, melainkan
itu menurut Djunaidi (2012); dapat
sebagian hilang oleh proses infiltrasi,
menggunakan rumus Neraca Air. Neraca
intersepsi dan evaporasi. Dengan
air merupakan hubungan antara
demikian ketersediaan air hujan tidak
ketersediaan air total (supply) dengan total
SIFAT FISIKA MEKANIKA PAPAN SEMEN ALAU (G.Siska, Sarinah, G.Luhan, S.M.Sinaga) 128
Djunaidi. 2012. Kajian Penataan Sumber Soewarno. 2001. Hidrologi Hutan. Nova,
Daya Air Dan Konservasi Air Tanah Bandung.
Pada Wilayah Kritis Air (Studi Kasus Subagyono. 2007. Konservasi Air Untuk
di DAS Blega Kabupaten Sampang Adaptasi Pertanian Terhadap
Madura – Jawa Timur). Jurnal Teknik Perubahan Iklim. Bunga Rampai
Pengairan Vol.2 no.1. ub.ac.id. Konservasi Tanah dan Air. Pengurus
Malang. Pusat MKTI. Jakarta.
Edy Junaidi dan Surya Dharma Tarigan.
2011. Pengaruh Hutan Dalam
Pengaturan Tata Air Dan Proses
Sedimentasi Daerah Aliran Sungai
(DAS): Studi Kasus Di Das Cisadane.
Junal Rehabilitasi Hutan Dan
Konservasi Alam Vol. 8 No. 2: 155-
176, 2011.
Lisnawati.Y dan Ari Wibowo. 2010.
Analisis Fluktuasi Debit Air Akibat
Perubahan Penggunaan Lahan Di
Kawasan Puncak Kabupaten Bogor.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.7 No.4 Okttober 2010. 221 - 226.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.
Bogor
Rosdiana, 2010. Studi Tingkat Kekritisan
Lahan dan Aspek Sosial Ekonomi
dalam rangka Penentuan Urutan
Prioritas Rehabilitasi Hutan dan
Lahan di Sub-Sub DAS Riam Kiwa
Kabupaten Banjar.(tesis) Program
Pascasarjana Program Studi Ilmu
Kehutanan ULM
Santoso.D; J. Purnomo; I.G.P Wigena;
E.Tuherkih. 2004. Teknologi
Konservasi Tanah Vegetatif. Dalam
Teknologi Konservasi Tanah Pada
Lahan Kering Berlereng editor:
U.Kurnia dkk 2004. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat. Bogor.
Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional
Jilid Kesatu. PT.Citra Aditya Bakhti.
Bandung. ISBN: 979-414-833-4