Anda di halaman 1dari 41

REKAYASA SUNGAI

DAN RAWA
MINGGU KE-3
SUB BAHASAN POKOK
DAYA RUSAK AIR – BANJIR
• Pengertian Banjir
• Penyebab dan Dampak Banjir
• Upaya Penanggulangan Banjir
RONI FARFIAN, ST, MPSDA 1
Kompetensi yang diharapkan :
• Mampu memahami Pengelolaan Sumber Daya Air yang
berhubungan erat dengan Rekayasa Sungai
• Mampu memahami 3 pilar utama dalam pengelolaan SDA
• Mampu memahami pengertian daya rusak – khususnya Banjir
• Mampu mengerti penyebab dan dampak dari Banjir
• Mampu menganalisis penyebab banjir dan cara
penanggulangannya
• Mampu menganalisis Hidraulika Sungai dan perencanaan
pengendalian banjir dengan menganalisis pada studi kasus

2
SUMBER DAYA AIR
(UUD 1945 Pasal 33 ayat 3)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

Sumber Daya Air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan,
dengan tujuan mewujudkan pemanfaatan SDA berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat

Negara/Pemerintah Tidak susah memperoleh air


Masyarakat
harus menjamin Tidak susah oleh air

Kepuasan
masyarakat

3
Secara menyeluruh: meliputi seluruh kegiatan konservasi,
pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air, serta
satu sistem wil pengelolaan, yg mencakup semua proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
Secara terpadu: dilaksanakan melibatkan semua
pemangku kepentingan antar sektor dan antar wilayah
 Berwawasan lingkungan hidup: memperhatikan
keseimbangan ekosistem, dan daya dukung lingkungan
 Berkelanjutan: pengelolaan ditujukan untuk kepentingan
generasi sekarang, dan generasi mendatang

4
4
Fungsi-fungsi Pengelolaan SDA

1. Fungsi sosial: Kepentingan umum lebih diutamakan


2. Fungsi lingkungan hidup: SDA menjadi bagian dari
ekosistem sekaligus sebagai tempat kelangsungan hidup
flora dan fauna
3. Fungsi ekonomi: SDA dapat didayagunakan untuk
menunjang kegiatan usaha yang diselenggarakan dan
diwujudkan secara selaras

5
5
PENGELOLAAN SDA TERPADU
• Suatu proses koordinasi pengembangan dan pengelolaan
sumber daya air, dan sumber daya lain terkait dlm upaya
mengoptimalkan pemanfaatannya dgn cara - cara yang
tepat, tanpa mengganggu kestabilan ekosistem SDA
tersebut.
• Aplikasi dengan cara struktural dan non struktural utk
mengendalikan sistem SDA, baik alami mau pun buatan,
untuk kepentingan manusia dan tujuan - tujuan lingkungan

6
6
Lingkup Pengelolaan SDA
Upaya
Merencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

Penyelenggaraan
Konservasi SDA: Pendayagunaan SDA: Pengendalian Daya
1. Perlindungan dan Rusak Air:
1. Penatagunaan
pelestarian SA 2. Penyediaan 1. Pencegahan
2. Pengawetan air 3. Penggunaan 2. Penanggulangan
3. Pengelolaan kualitas air 3. Pemulihan
4. Pengembangan
dan pengendalian
pencemaran air 5. Pengusahaan
TUJUAN :

Menjaga kelangsungan keberadaan Memanfaatkan SDA secara Mencegah, menanggulangi, dan


daya dukung, daya tampung, dan berkelanjutan dg mengutamakan memulihkan akibat kerusakan
fungsi SDA pemenuhan kebutuhan pokok kualitas lingk. yg diakibatkan oleh
kehidupan masy secara adil daya rusak air

7
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana
Permen PUPR No 13/PRT/M/2015 Ttg Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya
Rusak Air
 Daya Rusak Air : Daya air yg dpt menimbulkan kerusakan & bencana thdp
manusia & lingkungan

 Pencegahan daya rusak air :


 Menyeimbangkan kegiatan di hulu & hilir sungai
 Membangun prasarana pengendali daya rusak air
 Menyiapkan piranti lunak yg diperlukan

 Penanggulangan daya rusak air :


 Meringankan penderitaan korban bencana
 Melaksanakan kegiatan/pekerjaan darurat

 Pemulihan akibat daya rusak air :


 Memulihkan kembali fungsi lingk./bangunan air yg rusak
8
8
Definisi Banjir (Floods)
1. “ A Flood is a relatively high flow which overtakes the
natural channel provided for the runoff”, Chow 1956
2. “A Flood is any high stream flow which overtops natural
or artificial banks of a stream”, Rostvedt et al., 1968
3. “A Flood is a body of water which rises to overflow land
which is not normally submerged”, Ward, 1978

9
9
Tipe Banjir
1. River Floods
1. Overflow, Debit >Kapasitas Saluran
2. tanah jenuh air mendapat beban hujan
3. hujan lebat membebani tanah yang sangat kering
4. drainase yang tidak memadai terhadap beban air
2. Coastal Floods
1. Channel Overflow, ketika pasang tinggi
2. angin kencang mengakibatkan gelombang pasang
pada saat badai  Storm Surge

10
10
Penyebab Banjir

Estuarine
Interaction
Between
Streamflow &
Rain Snow & Icemelt Rain & Icemelt Ice Jams Landslide Dams Failure Storm Surge Earth Quake
Tidal

ESTUARINE &
RIVER FLOODS
COASTAL FLOODS

Basin Variable Coastline Offshore Gradient


Basin Constant Drainage Network Channel Estuary Shape
Effect of climate, Configuration of Water Depth
Area, Shape,
geology, soil type,
Slope, Aspect,
vegetation cover,
Altitude
antropogenic
influences

Dimodifikasi dari: Smith, K., Ward, R., 1997 Penyebab

Akibat

Faktor

11
11
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PENGENDALIAN BANJIR

 Kejadian banjir :
Melimpasnya aliran air sungai ke daerah sekitarnya
Debit aliran di sungai > debit air sungai normal
 Penyebab banjir :
Kondisi alam dan lingkungan yg berpotensi dpt menimbulkan
banjir
Aktifitas manusia yg tidak ramah atau merusak
lingkungan

12
12
River Floods
• Respons yang terlihat dari DAS
terhadap hujan adalah limpasan
permukaan (Debit)
• Karakteristik hujan penyebab
banjir adalah:
1. Intensitas Tinggi
2. Durasi Hujan Lama
• Karakteristik Debit sangat
bergantung dari faktor konstanta
dan variabel dari DAS

13
13
Contoh Response DAS
terhadap Hujan, Yoshimoto
and Suetsugi (1990)

14
14
Ilustrasi Fluktuasi Debit

15
15
DAYA RUSAK AIR

16
16
MODEL MATEMATIS BANJIR & GENANGAN

Model yang akan digunakan dalam pemodelan banjir DAS Indragiri adalah model 1D (di sungainya) dan
pemodelan banjir 2D (di Lahan nya).

PEMODELAN HIDRODINAMIK 1 D PEMODELAN HIDRODINAMIK 2D


(MODUL HD DAN ST) (BANJIR DI LAHAN)

•CROSS SECTION •DIGITAL ELEVATION MODEL


•NETWORK •BOUNDARY CONDITION
•BOUNDARY CONDITION
GABUNGAN PEMODELAN
1D DAN 2D

•DAERAH GENANGAN BANJIR


•ELEVASI MUKA AIR DI FLOOD PLAIN & SALURAN
•WAKTU GENANGAN
•KEDALAMAN RATA-RATA GENANGAN

INPUT OUTPUT

17
17
CONTOH MASUKAN

SKEMA JARINGAN SUNGAI

POTONGAN MELINTANG

18
18
CONTOH SYARAT BATAS

SKEMA JARINGAN SUNGAI

POTONGAN MELINTANG

19
19
CONTOH HASIL SIMULASI 1D - ANIMASI

SKEMA JARINGAN SUNGAI

20
20
CONTOH SIMULASI 1D & 2D - ANIMASI

21
21
CONTOH ANALISIS SEDIMENT TRANSPORT

• Berdasarkan hasil analisis erosi lahan, SDR, dan digabungkan dengan analisis Hidraulik 1D, maka dapat dihasilkan
sediment
• Analisis ini digunakan untuk memperkirakan volume sedimentasi akibat erosi lahan di sungai yang harus dilakukan
pengerukan rutin.

22
22
GEJALA PENUMPUKAN SEDIMEN DI BADAN SUNGAI

23
23
UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA BANJIR

24
24
UU 24 Tahun 2007 tentang
a. peningkatan kapasitas sungai;
Penanggulanan Bencana
b. tanggul;
PP 38 Tahun 2011 c. pelimpah banjir dan/atau
tentang Sungai Pembangunan pompa;
Pengendali Banjir d. bendungan; dan
e. perbaikan drainase kota.
Pengurangan Resiko
Besaran Banjir
a. resapan air; dan
Pembangunan b. penampung banjir.
Pengendali Aliran
Pengelolaan Permukaan
a. penentuan batas dataran banjir;
Banjir Terpadu b. penentuan zona peruntukan
lahan sesuai resiko banjir; dan
c. pengawasan dan pengendalian
Pengelolaan peruntukan lahan di dataran
Pengurangan Resiko banjir.
Kerentanan Kawasan Dataran Banjir
Terhadap Banjir
Perencanaan a. persiapan menghadapi banjir;
Antisipatif b. penanggulangan pada saat
Terhadap banjir; dan
Korban Banjir c. pemulihan setelah banjir.
25
25
KERANGKA PIKIR SUATU STUDI PENGENDALIAN BANJIR

KERUSAKAN DAS  ANALISIS HIDROLOGI


• PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG  ANALISIS/SIMULASI HIDRAULIK
TINGGI  ANALISIS SISTEM INFORMASI
• PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN GEOGRAFIS
• MASALAH EROSI DI LAHAN  ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN
• PERBEDAAN DEBIT MAKSIMUM & LINGKUNGAN
MINIMUM YANG TINGGI

LATAR BELAKANG SISTEM PENGENDALIAN BEBAS


BANJIR SUNGAI BANJIR SUNGAI BANJIR ????

KURANGNYA KAPASITAS SUNGAI


• PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI  Undang-Undang Republik
• SEDIMENTASI & SAMPAH Indonesia Nomor 11 Tahun 1974
• LONSORAN TEBING SUNGAI Tentang Pengairan
• BERKURANGNYA LUAS PENAMPANG  Permen PUPR No. 10 Tahun 2015
BASAH Tentang Rencana Dan Rencana
• KONFLIK PENGGUNAAN DAERAH Teknis Tata Pengaturan Air Dan
SEMPADAN SUNGAI Tata Pengairan
• PERUBAHAN CUACA EKSTREEM

26
TAHAPAN PELAKSANAAN

 Analisa Kekritisan DAS terhadap laju erosi


KERUSAKAN DAS  Data RTRW
dan besarnya fluktuasi Qmax/Qmin
 Pertumbuhan Penduduk yang tinggi  Data Tataguna Lahan Sekarang
 Analisa kesesuaian peruntukan lahan PENYUSUNAN ALTERNATIF PENGENDALIAN BANJIR
 Perubahan Tataguna Lahan  Data Hujan Harian
terhadap RTRW
 Erosi di Lahan  Kondisi toporafi DAS
 Analisa Rain Fall Run Off terhadap
 Besarnya Fluktuasi Debit Maks / Min  Data Debit Bulanan
perubahan TTGL  VEGETATIF (REBOISASI, CONTOUR STRIPPING, DLL.)
 KONSERVASI DAS DG. SIPIL TEKNIS (TERASERING,
GULLY PLUG, SUMUR RESAPAN, EMBUNG, WADUK,
KAPASITAS TAMPUNG SUNGAI KURANG  Analisa Data Topo : penampang DLL.)
 Pengukuran penampang Sungai
 Perubahan Morfologi Sungai memanjang dan melintang Sungai  NORMALISASI SUNGAI
 Data Hujan Harian Maksimum

REKOMENDASI PENGENDALIAN
 Sedimentasi  Analisa Frekuensi Hujan  PERENCANAAN TANGGUL
 Perda Sempadan Sungai
 Tebing Longsor  Analisa Debit Banjir  PENATAAN SEMPADAN SUNGAI
 Data Elevasi pasang surut di
 Luas Penampang Basah Berkurang  Pemodelan Hidrolika Sungai dengan  PEMBUATAN SUDETAN
muara Sungai Cidurian
 Perubahan Cuaca Ekstrim Unsteady Flow  PEMBUATAN KRIB

BANJIR SUNGAI
 PENATAAN JARINGAN DRAINASE

 Masterplan Drainase Eksisting  Analisa Kesesuaian jaringan drainase


SYSTEM DRAINASE KURANG
 Sinkronisasi drainase dengan terhadap elevasi muka air di outlet sungai
BERFUNGSI PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR
Sungai Alam alam

KURANGNYA PEMAHAMAN  Survey Sosial terkait dengan  Analisa data sosial terkait dengan
PENGENDALIAN BANJIR OLEH pemahaman masyarakat akan PENENTUAN SKALA PRIORITAS DALAM UPAYA
pemahaman masyarakat akan banjir di
MASYARAKAT banjir di daerahnya PENGENDALIAN BANJIR
daerahnya

ALTERNATIF DAN SKALA PRIORITAS


LATAR BELAKANG PENYEBAB BANJIR DATA DAN SURVEY LAPANGAN ANALISA DATA
PENGENDALIAN BANJIR

27
Pertahanan Banjir (1)
Rekayasa Sungai
1. River Improvement
• Pembuatan Saluran Baru
• Pelebaran atau pendalaman saluran (Channel Resectioning)
• Penyudetan (Channel Realignment)
• Perlindungan dinding saluran (Bank Protection)
2. Pengembangan Tanggul
3. Pembuatan DAM
• Embung (Retarding Dam/Detention Basin)
• Storage DAM
River Improvement
River improvement dilakukan terutama berkaitan erat dengan pengendalian banjir, yang merupakan
usaha untuk memperbesar kapasitas pengaliran sungai.

Hal ini dimaksudkan untuk menampung debit banjir yang terjadi untuk dialirkan ke hilir, sehingga tidak
terjadi limpasan. Pekerjaan ini pada dasarnya dapat meliputi kegiatan antara lain:
 Perbaikan bentuk penampang melintang.
 Mengatur penampang memanjang sungai.
 Menurunkan angka kekasaran dinding alur sungai.
 Melakukan sudetan pada alur sungai meander.
 Melakukan rekonstruksi bangunan di sepanjang sungai yang tidak sesuai dan mengganggu
pengaliran banjir.
 Menstabilkan alur sungai.
 Pembuatan tanggul banjir.

Hal-hal penting dalam river improvement diantaranya adalah:


1. Perencanaan penampang melintang sungai.
2. Hidrologi dan hidraulika banjir.
3. Elevasi, talud dan lebar tanggul.
4. Stabilitas terhadap erosi dan longsoran.
5. Perkuatan tebing sungai (revetment).
6. Efek pengaruh back water akibat bangunan dan pasang surut

29
29
River Improvement – Penampang Ganda
Sedangkan berdasarkan karakteristik bentuk penampang sungai di lapangan, pada dasarnya penampang melintang
dapat ada dua bentuk :
1) Penampang tunggal
2) Penampang ganda

Penampang Ganda
• Pada umumnya untuk alur sungai pada bagian hilir mempunyai perbandingan tinggi air dengan lebar sungai (h/B)
sangat kecil, kemiringan dasar sungai sangat landai dan kapasitas pengaliran yang rendah.
• Untuk menambah kapasitas pengaliran pada waktu banjir, dibuat penampang ganda, dengan menambah luas
penampang basah dari pemanfaatan bantaran sungai.
• Hal ini yang akan diimplementasikan pada Batang Bangko dan Suliti.
• Untuk mendapatkan penampang yang stabil, penampang bawah pada penampang ganda harus didesain dengan
debit dominan, yaitu debit dengan periode ulang 2 tahun.

30
30
River Improvement – Perkuatan Tebing
Pada suatu perbaikan alur sungai perlu adanya bangunan perkuatan tebing, untuk menghindari adanya
perubahan alur sungai akibat gerusan. Perkuatan tebing terutama diperlukan pada tikungan luar dari suatu
meander sungai. Maka yang perlu diperhatikan dalam perencanaan perkuatan tebing sungai adalah:
Penempatan perkuatan tebing sungai
Tipe perkuatan tebing sungai
Fungsi dari perkuatan tebing sungai
Bahan bangunan yang dipakai (mudah didapat)
Mudah pelaksanaannya
Pertimbangan ekonomis
 
Penempatan bangunan terutama pada bagian alur sungai yang relatif tidak stabil, yang diakibatkan oleh
adanya:
Pengaruh gelombang dari aliran air
Gerusan tebing pada tikungan luar
Pengaruh naik turunnya muka air sungai yanng drastic
 
Bermacam-macam bangunan dapat dipakai:
Turap baja (bersifat dinding penahan)
Turap kayu (bersifat dinding penahan)
Dinding penahan pasangan batu dan beton
Revetment dari blok-blok beton
Revetment dari hamparan batu kali
Revetment dari bronjong
31
31
Desain Penampang Ganda Sungai

Tanggul sungai yang diperkuat


Tanggul sungai (alami)

32
32
Beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
• Dampak tanggul terhadap regim sungai.
• Tinggi jagaan dan kapasitas debit sungai pada
bangunan-bangunan sungai misalnya jembatan.
• Ketersediaan bahan bangunan setempat.
• Syarat-syarat teknis dan dampaknya terhadap
pengembangan wilayah.
• Hidrograf banjir yang lewat.
• Pengaruh limpasan, penambangan, longsoran dan
bocoran.
• Pengaruh tanggul terhadap lingkungan.
• Elevasi muka air yang lebih tinggi di alur sungai.
• Lereng tanggul dengan tepi sungai yang relatif stabil.
33
33
34
34
Profil Memanjang Sungai

%
e4p
Slo
Panjang Sungai + 12,97 km
e2 %
Sl o p

%
Slope 1
Slope 0.4%

35
35
Desain Penampang Ganda Sungai
Q2 Rencana = 566,60 m3/det
Q25 Rencana = 1156,60 m3/dt
P.156
Tipikal Penampang Suliti Ruas 1 – J.217 sd J.159
6.00
0.20 0.20
0.60
B1 = 30,00 m ----- B2 = 45,00 m P.156 0.20 0.20
0.60
6.00

Isikan datanya

6
0.
+............ +............

0.3
36
H1 = 4,00 m ---- H2 = 2,00 m ---- Slope = 0.00826 dan Slope = 0.00968

2
0.

8
0.1

5
8

0.
0.1
2

5
2.00

2.00
1.5

50

:1
1 0.20 0.20 0.20 0.20
:1

1.

1
0
1.00 1.00 0.60 0.60 1.00 1.00

0.

3 6
36

0.

0.80
0.80

65
2.
65

2.
5
0.

0.1
15
4.00

4.00
2.5

50
2.
0
1

:1
:1

1
+695.71

1.00

1.00
0.80 0.80
30.00
Tiang Pancang .Ø 4.00Cm.L=6.00m Tiang Pancang .Ø 4.00Cm.L=6.00m

45.23
460.230

455.450

457.550
456.080

459.220

459.597

459.890
20.00 3.00 18.00 13.00 4.00 4.00 7.00 9.00

P.157

Tipikal Penampang Suliti Ruas 1 – J.156 sd J.131


B1 = 38,00 m ----- B2 = 52,00 m P.131
H1 = 4,00 m ---- H2 = 2,00 m ---- Slope = 0.00300
6.00 6.00
0.20 0.20 0.20 0.20

P.131
0.60 0.3 0.60
6 6
+............ 0.8 0.3 +............
2
Isikan datanya 2 0.1 5
5 0.8
0.1
MAB +.............
2.00

2.00
1 1.5 0
:1 0 :1
0.20 0.20 0.20 0.20 1.5 1
1.00 1.00 0.60 0.3 0.60 1.00 1.00
6 6
MAB +............. 0.3
0.80

0.80
2.6 5
5 2.6
0.1 5
5 0.1
4.00

4.00
2.5 0
0 2.5
1
:1 :1
1

+695.71
1.00

1.00
0.80 0.80
38.00
Tiang Pancang .Ø 4.00Cm.L=6.00m Tiang Pancang .Ø 4.00Cm.L=6.00m

52.00
454.890

454.990

455.224

451.700

451.460

453.120

453.700

453.190
10.00 5.00 5.00 6.00 14.00 13.00 21.00 3.00 19.00

36
36
Pengendalian Banjir dengan Konsep In – Storage - Out
Routing Hidrologi
Menggunakan HEC-HMS
• Storage Representations
– Storage vs. Discharge
– Storage vs. Elevation
– Surface Area vs. Elevation
• Discharge Representations
– Spillways, Weirs
– Orifices, Sluice gates
– Pumps

38
Upaya Pengendalian Banjir – Potensi Waduk Retensi di Bangko
Alternatif Elevasi Mercu
Peta Lokasi Potensi Waduk Pengendali Banjir Bangko di Potensi Waduk Pengendali Banjir
Tinggi Volume
Alternatif Elevasi
No Elevasi Mercu Bendungan Tampungan Dasar
(m) (Juta m3)
1 +750.00 5.00 3.69 +745.00
2 +760.00 15.00 3.90 +745.00
3 +770.00 25.00 4.44 +745.00
4 +775.00 30.00 4.83 +745.00
• Dari alternatif elevasi mercu dan tinggi bendungan,
konsultan mencoba untuk menganalisis routing
hidrologi dari potensi waduk pengendali banjir tersebut
di atas.
• Alternatif elevasi mercu yang diambil adalah pada
Elevasi +770,00 dengan tinggi bendungan 25.00 m
Luas Genangan (m2)
120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0
782.5 782.5
780.0 Volume Juta m3 780.0
777.5 Luas Genangan 777.5
775.0 775.0
772.5 772.5
770.0 770.0
767.5 767.5

Elevasi (+m)

Elevasi (+m)
765.0 765.0
762.5 762.5
760.0 760.0
757.5 757.5
755.0 755.0
752.5 752.5
750.0 750.0
747.5 747.5
745.0 745.0
742.5 742.5
3.5 3.75 4 4.25 4.5 4.75 5 5.25 5.5
Volume Tampungan (Juta m3)

39
39
Upaya Pengendalian Banjir – Potensi Waduk Retensi di Bangko
Routing hidrologi DAS Bangko dengan Potensi Waduk Pengendali Banjir Parameter dalam proses Routing
Hidrologi :
Hujan Rencana – Hujan pada saat
Banjir 2016 (R24 = 217 mm)
Elevasi Mercu = +770.00 m
Panjang Spillway 226 m
Koeficien 1.1
Metode Muskingmum

Data teknis hasil Routing Hidrologi:


Reduksi Debit Puncak Banjir dari Qp
= 1358.2 m3/dt menjadi 1017.6
m3/dt sebesar 340.60 m3/dt
Volume air maksimum yang dapat
ditampung adalah sebesar 4,39 juta
m3 pada elevasi +769,00 m
Hasil Routing Potensi Waduk Bangko di DAS Bangko
1600

1400

1200
Debit (m3/dt)

1000

800

600

400

200

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
Jam Ke 40
Tanpa Waduk Plus Waduk
40
Bendungan Pengendali Banjir
41
41

Anda mungkin juga menyukai