Anda di halaman 1dari 44

WEBINAR #7 - JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

“UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU


DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR”

Oleh : RONI FARFIAN


RIWAYAT PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BANJAR – JAWA BARAT
D3 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
S1 UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
S2 MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR, ITB

RIWAYAT PEKERJAAN
PRAKTISI BIDANG SUMBER DAYA AIR

RONI FARFIAN DOSEN TETAP DI JURUSAN TEKNIK SIPIL


roni.farfian@lecture.unjani.ac.id FAKULTAS TEKNIK
roni.fian.ariffin@gmail.com UNIVERSITAS JENDERAL ACHAMAD YANI
OUTLINE
01 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

02 SEKILAS TENTANG SIG

03 HIDROLOGI BERBASIS SIG

04 MODEL NUMERIK BANJIR BERBASIS SIG

05 PENANGANAN BANJIR TERPADU

06 KESIMPULAN
01

PENGELOLAAN SUMBER
DAYA AIR TERPADU
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
TEMA UTAMA :
PENGELOLAAN UU NO. 17 - 2019
SUMBER DAYA AIR
BERBASIS TENTANG
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
GEOGRAFIS
PENGELOLAAN SDA
Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan :
• Konservasi SDA,
• Pendayagunaan SDA,
•Pengendalian Daya Rusak Air.
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PDRA adalah upaya untuk mencegah, PDRA diutamalan pada upaya Yang dimaksud dengan
menanggulangi, dan memulihkan pencegahan melalui Perencanaan Daya Rusak Air, salah
kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh Daya Rusak Air. Pengendalian Daya Rusak Air satunya adalah
yang disusun secara terpadu
PDRA dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan SDA.
dan menyeluruh dalam Pola
Pengelolaan SDA
BANJIR
PROSES UAPAYA PENAGNANAN BANJIR PERMEN PUPR No. 04/PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA
DAN PENETAPAN WILAYAH SUNGAI:
[Pasal 4] Pengelolaan sumber daya air untuk air permukaan ▪ Pola PSDA 20 thn
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan wilayah sungai.
[Pasal 5] Wilayah sungai meliputi : wilayah sungailintas negara, ▪ Rencana PSDA 20 Thn
lintas provinsi, strategis nasional, lintas kabupaten/kota, dan
dalam satu kabupaten/kota ▪ Program PSDA 5 Thn
- Masterplan Banjir
PERMEN PUPR No. 10/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA DAN RENCANA - SIDLACOM
TEKNIS TATA PENGATURAN AIR DAN TATA PENGAIRAN :
(Permen PUPR dan NSPM terkait
[Pasal 3] Rencana tata pengaturan air dan tata pengairan berupa :
PENANGANAN BANJIR)
POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Rencana teknis tata pengaturan air dan tata pengairan berupa: ▪ Kegiatan PSDA 1 thn
RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR : - Penanganan Banjir Darurat
Perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk - Operasi & Pemeliharaan Sungai
menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air dan berfungsi sebagai pedoman
dan arahan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR pada wilayah sungai;

“Matriks Upaya Fisik dan Non Fisik Upaya Penanganan Banjir“


Berbasis Wilayah Sungai
Estuarine
Interaction
Between
Streamflow &
Rain Snow & Icemelt Rain & Icemelt Ice Jams Landslide Dams Failure Storm Surge Earth Quake
Tidal

ESTUARINE &
RIVER FLOODS
COASTAL FLOODS
BANJIR

Basin Variable Coastline Offshore Gradient


Basin Constant Drainage Network Channel Estuary Shape
Effect of climate, Configuration of Water Depth
Area, Shape,
geology, soil type,
Slope, Aspect,
vegetation cover,
Altitude
antropogenic
influences

Dimodifikasi dari: Smith, K., Ward, R., 1997 Penyebab


Akibat
Faktor

MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN MODEL


NUMERIK BANJIR
KEGIATAN PENGENDALIAN BANJIR
Pada dasarnya kegiatan pengendalian banjir adalah suatu kegiatan yang meliputi
aktifitas berikut ini
MENGENALI BESARNYA DEBIT BANJIR – (ANALISIS HIDROLOGI)
- Hujan Ekstrim (Volume hujan dan intensitas hujan)
- Parameter Basin (Luas, slope, arah aliran, jaringan sungai)
- Kondisi Lahan (TTGL, Jenis Tanah)
- AWLR
MENGURANGI TINGGI ELEVASI MUKA AIR BANJIR – (MODEL NUMERIK BANJIR)
- Identifikasi MAB dengan Model Banjir 1D dari beban hidrologi dan pengaruh pasang surut laut
(jika segmen sungai di muara laut)
- Skenario Penanganan Banjir dengan Model Banjir 1D (River Improvement, Tanggul, Floodway
dsb)

MENGISOLASI DAERAH GENANGAN BANJIR – (MODEL NUMERIK BANJIR)


- Identifikasi Genangan dengan Model Banjir 2D – Limpasan banjir ditransformasi menjadi
rambatan genangan air pada lahan
- Reduksi Genangan dengan Penanganan Banjir (River Improvement, Tanggul, Floodway dsb)
TEKNIS PENGENDALIAN BANJIR

Sumber : Buku Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota - Robert J. Kodoatie


02

SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SIG adalah sebuah sistem yang terdiri dari


perangkat lunak, perangkat keras, data dan
sumber daya manusia yang akan
memanipulasi, menganalisis dan
mempresentasikan informasi yang berhubungan
dengan data spasial.

• Data spasial – lokasi geografis dari suatu


data
• Informasi – memvisualisasikan hasil analsisi
data
• sistem – software, hardware dan data
• SDM – orang yang merupakan kunci
keberhasilan suatu SIG
DUA JENIS DATA DALAM SIG

Raster : Digital Elevation Model • Raster – Grid


• Ukuran berupa : pixels, grid sel
• Nilai unik : 1 nilai pada satu lokasi sel
• Satellite images, aerial photos, DEM :
Vektor : Jaringan Sungai dan Danau contoh peta berformat raster

• Vector
• Bisa berupa titik (Points), garis & poligon
• “Features” (house, lake, etc.)
Real world : Overlay Raster dan Vektor • Multi Informasi yang bisa diberikan oleh
satu vector dalam format data Attribut.
• Contoh suatu polygon mempunyai
informasi atribut : batas administrasi, luas,
keliling dsb.
METODA PROSES PENGADAAN DATA SIG

PEMROSESA
N CITRA &
KLASIFIKASI
METODA PROSES PENGADAAN DATA SIG

Hasil Pengolahan DRODE


Dengan Fotogametris

Foto Udara Baleendah : 2018


Dengan Drone

Hasil Foto Udara – DRONE


• Foto Udara dengan sebaran Ground Control Point
sebagai titik referensi horizontal dan vertikal
DSM ( Digital Surface Model )
SUMBER DATA SIG DI INDONESIA
❖ Web services dikenal sebagai suatu standar yang digunakan untuk melakukan pertukaran data.
❖ Dua jenis web services :
1. SOAP (Simple Object Access Protocol)
2. REST (Representation State Transfer) – REST adalah yang umum digunakan di portal SIG Pemerintah Indonesia

DAFTAR ALAMAT SIMPUL JARINGAN IDS INDONESIA


Geoportal Nasional Indonesia (INA-SDI) BPS
• http://portal.ina-sdi.or.id/arcgis/rest/services • https://sig.bps.go.id/maps/rest/services
• http://tanahair.indonesia.go.id (ArcGIS Portal) BNPB
• http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services/ • http://inarisk.bnpb.go.id:6080/arcgis/rest/services
• http://partmapservices.ina-sdi.or.id/arcgis/rest • http://gis.bnpb.go.id:6080/arcgis/rest/services
• http://geoservice.bakosurtanal.go.id/arcgis/rest/services Kementerian Kelautan dan Perikanan
• http://geoservices.big.go.id/arcgis/rest/services • http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ArcGIS/rest/services
• http://petadesa.big.go.id:6080/arcgis/rest/services/IGT_P • http://103.7.52.65:6080/arcgis/rest/services
erdesaan Kementerian Perhubungan
• http://gis.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services
BIG • http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/
http://tides.big.go.id/ Kementerian PU 2 (SIGI-PU)
• http://sigi.pu.go.id/arcgis/rest/services
KLHK • http://aset.pu.go.id/arcgis/rest/services
• http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/rest/services/KLHK
SUMBER DATA SIG DI INDONESIA
ESDM
•http://geoportal.esdm.go.id/monaresia/sharing/rest
Kementerian Kehutanan
•http://gisportal.esdm.go.id (Geonode)
•http://webgis.dephut.go.id/ArcGIS/rest/services
•http://nfms.dephut.go.id/ArcGIS/rest/services (NFMS)
Kemenhub
•http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services
Kementerian Pertanian
•http://gis2.dephub.go.id/arcgis/rest/services/
•http://sig.deptan.go.id/arcgis/rest/services
•http://lumbung-
geoportal.dephub.go.id:6080/arcgis/rest/services
LAPAN
•http://geoportal.lapan.go.id:6080/arcgis/rest/services
ATR/BPN
•http://spbn.pusfatja.lapan.go.id (Geonode)
•http://gistaru.atrbpn.go.id/arcgis/rest/services
•http://geospasial.bpn.go.id (Geonode)
•http://inalandmap.bpn.go.id/ArcGIS/rest/services/

BMKG
•http://gis.piku.klimat.bmkg.go.id/ArcGIS/rest/services
•http://gis.bmkg.go.id/arcgis/rest/services
SUMBER DATA SIG DI INDONESIA
http://tanahair.indonesia.go.id

❖ Peta Rupa Bumi Indonesia


❖ Skala 1:25.000 untuk wilayah Pulau Jawa dsktrnya
❖ Skala 1:50.000 untuk wilayah luar Pulau Jawa
SUMBER DATA SIG DI INDONESIA
http://tides.big.go.id/

❖ DEMNAS – DEM High Resolution – Ukuran Cell 8,32 m x 8,32 m


❖ BATNAS – Ukuran Cell 187.45 m x 187.45 m
❖ Data Pengamatan Pasang Surut Laut
SUMBER DATA SIG DI INDONESIA
http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/rest/services/KLHK ❖ Menggunakan Alat Bantu ARC Catalog untuk melihat dan
mendownload data dari REST ArcGIS
03

HIDROLOGI
BERBASIS SIG
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
HIDROLOGI BERBASIS SIG
Data SIG dalam Simulasi Hidrologi Data SIG
• Digital Elevation Model
(DEM) (BIG)
• Jaringan Sungai (BIG)
• Data Tutupan Lahan
(KLHK)
• Data Jenis Tanah
(Pertanian)
• Peta Pos Curah Hujan
(BMKG, PUSAIR, BBWS,
DSPDA Prov)

Simulasi Hidrologi :
• Semi Distributed
• Distributed

TOOLS :
• Hec-HMS
• WMS
• MIKE SHE
HIDROLOGI BERBASIS SIG - BATAS DAERAH TANGKAPAN HUJAN

Sumber data adalah DEMNAS dari


BIG dengan ukuran Cell 8,34 x 8,34 m

OUTLET DAS

Tools Model Builder

➢ Luas Catchment A = 16.314,96 Km2.


➢ Panjang sungai utama L = 1.034,05 Km.
HIDROLOGI BERBASIS SIG - HUJAN WILAYAH - POLYGON THIESEN

Prosentase Pengaruh PCH Terhadap DAS

33,81% 55,35%

10,84%

• Generate Polygon Thiesen dari sebaran Pos Hujan


HIDROLOGI BERBASIS SIG - HUJAN WILAYAH - IDW
Inverse Distance Weighting (IDW) adalah metode interpolasi yang mengasumsikan bahwa semakin dekat jarak
suatu titik terhadap titik yang tidak diketahui nilainya, maka semakin besar pengaruhnya.
HIDROLOGI BERBASIS SIG – PENGGUNAAN LAHAN – CURVE NUMBER

Sumber data adalah Portal GIS KLHK

Lokasi Pekerjaan

Luas
No Jenis Penggunaan Lahan
Km2 %
1 Hutan 4.527,60 27,75%
2 Perkebunan 2.882,16 17,53%
3 Permukiman 203,85 1,25%
4 Pertambangan 17,22 0,11%
5 Pertanian Lahan Kering 1.750,49 10,73%
6 Pertanian Lahan Kering Bercampur dengan Semak 2.703,14 16,57%
7 Rawa 1,25 0,01%
8 Sawah 1.012,73 6,21%
9 Semak/Belukar 2.566,18 15,73%
10 Tanah Terbuka 461,32 2,83%
11 Tubuh Air 211,54 1,30%
Jumlah 16.314,96 100,00%
HIDROLOGI BERBASIS SIG – SIMULASI HIDROLOGI
DEBIT BANJIR RENCANA SUNGAI

• Metode HSS Snyder


• Loses SCS-CN
Parameter Pembentuk DAS
A = 16.314,96 Km2
CN = 78,39
Impervious = 5.93 %
Initial abs = 14 mm
Time lag = 12,55 Jam

Hidrograf Q20
HIDROLOGI BERBASIS SIG – PARAMETER C.A - DRAINASE PERKOTAAN

• Identifikasi saluran alami dan atau saluran buatan yang


sudah ada
• CA dianalisis terhadap Arah Aliran (Flow Direction) dan
Batas Jalan
• Lo Panjang aliran di lahan
Spatial Analyst Tools → Hydrologi → Flow Direction →
Flow Length
• Persent Kemiringan rata-rata CA
Spatial Analyst Tools → Surface → Slope → Slope
Percent
HIDROLOGI BERBASIS SIG – ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI
Tools Model Builder

Luas Catchment
Laju Erosi (Ton/Tahun)
Tingkat Bahaya Erosi Median (ha)

1 Sangat Ringan : < 15 Ton/Ha/Tahun 7.5 21,419.74 160,648.08


2 Ringan : 15 sd 60 Ton/Ha/Tahun 37.5 1,553,108.20 58,241,557.45
3 Sedang : 61 sd 180 Ton/Ha/Tahun 120 35,379.98 4,245,597.15
4 Berat : 181 sd 480 Ton/Ha/Tahun 330 21,588.08 7,124,066.96
Sangat Berat : > 480 Ton/Ha/Tahun 500 0.00 0.00

Jumlah 1,631,496.00 69,771,869.64


Rata-rata laju erosi (ton/ha/tahun) 42.77
Laju Erosi (BJ =2.60 ton/m3) (mm/thn) 1.64
04

MODEL NUMERIK BANJIR


MEMANFAATKAN DATA SIG
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
TAHAPAN MODEL NUMERIK BANJIR BERBASIS SIG
PEMODELAN HIDRODINAMIK 1 D PEMODELAN HIDRODINAMIK 2D
(MODUL HD DAN ST) (BANJIR DI LAHAN)

•CROSS SECTION •DIGITAL ELEVATION MODEL


•NETWORK •BOUNDARY CONDITION
•BOUNDARY CONDITION
GABUNGAN PEMODELAN
1D DAN 2D

•DAERAH GENANGAN BANJIR


•ELEVASI MUKA AIR DI FLOOD PLAIN & SALURAN
•WAKTU GENANGAN
•KEDALAMAN RATA-RATA GENANGAN

INPUT OUTPUT

MODEL NUMERIK BERBASIS SIG


• Konversi polyline to Raster
• Merge dengan DEM lahan
• Generate penampang melintang berdasarkan data Integrasi DEM
• Tetapkan Kondisi Batas Model (Hulu, Tengah dan Hilir)
• Sistem Koordinat – Proyeksi UTM-WGS1984
VERIFIKASI MODEL NUMERIK BANJIR – DATA SIG
1D 2D

TMA (Pengukuran) TMA (Model)


2.5
perbandingan TMA hasil model dengan
TMA pengukuran pasut di hulu parit 5
2

1.5
TMA (m)

0.5
• Verifikasi genangan terhada titik-titik banjir yang terjadi
• Hasil Simulasi Numerik Banjir berupa data raster
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 genagnan yang dioverlay dengan data SIG sehingga bisa
t (Jam) dijadikan justifikasi teknis.
MODEL NUMERIK BANJIR 1D – DATA SIG

• Hasil simulasi ini memberikan inforamsi terjadi limpasan


• Penyebab banjir adalah akibat dari pasang tinggi di sungai dan debit banjir di hulu sungai
MODEL NUMERIK BANJIR 2D – DATA SIG
Luas Genangan (ha)
Q2 Q5
Q10 Lokasi
Q2 Q5 Q10 Q20
Q20 P1 - Hulu 222,93 238,88 296,05 351,45
P1 - P2 23,68 27,89 29,75 31,88
P2 - P3 21,07 26,37 29,35 31,41
P3 - P4 14,59 17,94 19,22 21,75
P4 - P5 12,42 13,40 14,82 15,77
P5 - P6 10,19 11,25 13,11 14,85
P6 - P7 9,90 10,48 17,66 22,06
P7 - P8 10,72 10,11 19,44 22,26
P8 - P9 7,91 7,39 10,46 13,79
P9 - P10 8,55 7,93 14,83 17,35
P10 - P11 10,76 8,75 12,15 15,60
P11 - P12 10,83 9,86 10,66 12,23
P12 - Hilir 50,16 32,31 35,03 39,34
Selatan Sungai Utama 223,61 248,64 374,16 495,44
Total Luas Genangan (ha) 637,32 671,20 896,69 1.105,18

• Genangan secara spasial dengan memanfaatkan


data SIG untuk berbagai periode ulang
05

PENANGANAN
BANJIR TERPADU
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
PENGELOLAAN BANJIR TERPADU - INTEGRATED FLOOD MANAGEMENT (IFM)
• Konsep Pengelolaan Banjir Terpadu tidak
terlepas dari kerangka Pengelolaan Sumber
Daya Air Terpadu (PSDAT) - Integrated Water
Resources Management (IWRM)
• PSDAT : upaya pengelolaan SDA yang
terkoordinasi atau yang dapat disinergikan
untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial yang optimal dengan tanpa
mengorbankan keberlanjutan ekosistem.
• IFM adalah pengintegrasian upaya pengelolaan
banjir yang terdiri dari pengelolaan sumber
http://www.aidforum.org/Topics/health-and-
wash/integrated-flood-management-ifm-a-
daya air (SIDLACOM), upaya pengelolaan
new-approach-to-flood-management/ lahan dan lingkungan, dan pengelolaan
resiko dengan melakukan upaya pengelolaan
keberlanjutan (sustainibility).
KERANGKA PIKIR PENANGANAN BANJIR
Jarak Permukiman Lama Genangan Tinggi Genangan Frekuensi Kejadian
dengan Sungai Banjir Banjir Banjir

ANCAMAN BENCANA BANJIR

Kerentanan Sosial Kerentanan Fisik Kerentanan Ekonomi Kerentanan Lingkungan

1. Kepadatan Penduduk 1. Kepadatan Rumah 1. Hutan Lindung


2. Rasio Jenis Kelamin 2. Ketersediaan Fasilitas 1. Luas Lahan Produktif 2. Hutan Alam
3. Rasio Kemiskinan Umum 2. Kontribusi PDRB 3. Rawa
4. Rasio Orang Cacat 3. KetersediaanFasilitas 4. Hutan Bakau
Kritis
5. Rasio Usia Rentan 5. Semak Belukar

• PENGKAJIAN ANCAMAN
Ancaman/Bahaya (hazard); adalah suatu kondisi, secara KERENTANAN BENCANA BANJIR
alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan
jiwa manusia. KAPASITAS BENCANA BANJIR
• PENGKAJIAN KERENTANAN
Kerentanan (Vulnerability); adalah sekumpulan kondisi RISIKO
dan atau suatu akibat keadaan (faktorfisik, sosial, 1. Aturan dan kelembagaan BENCANA BANJIR
ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk penanggulangan bencana
terhadap upaya-upaya pencegahan dan
2. Peringatan dini dan kajian risiko
bencana
penanggulangan bencana banjir. PENANGANAN BANJIR
3. Pendidikan Kebencanaan
• PENGKAJIAN KAPASITAS 4. Pengurangan Faktor Risiko
Kapasitas (Capacity) adalah kekuatan dan potensi yang
dimiliki sehingga mampu mencegah, mengurangi, siap-
siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari
suatu kedaruratan dan bencana.
PENANGANAN BANJIR TERPADU

Penurunan indeks Tanggul, Revetment


ancaman Struktural
Normalisasi
PENANGANAN BANJIR TERPADU

Pintu dan Pompa

Penataan Sempadan
Penurunan indeks Penataan Tata Ruang
kerentanan Wilayah Tembilahan
Ruang Terbuka Hijau

Adanya aturan dan


kelembagaan
penanggulangan banjir
Peningkatan indeks Non struktural
kapasitas
kajian risiko bencana
PENANGANAN BANJIR TERPADU - STRUKTURAL
PENANGANAN STRUKTURAL EKSISTING
Revetment + Tanggul Sungai
Normalisasi Parit dan Pembuatan Tanggul

• Penanganan Banjir Mengurangi


kedalaman Genangan
PENANGANAN BANJIR TERPADU - STRUKTURAL
PENANGANAN STRUKTURAL EKSISTING
Revetment + Tanggul Sungai
Normalisasi Parit dan Pembuatan Tanggul

Elevasi Tanggul Rencana

Backwater
Q20 Sungai Indragiri + MHWL

Elevasi Muka Air


0.50 m Elv. Tanggul Q20 = +12.77 m

Elv. Tanggul Q10 = +12.30 m


2.17 m
Elv. Tanggul Q5 = +12.12 m
Elv. Tanggul Q2 = +11.88 m

Penampang Eksisting

2.43 m Penampang Rencana


H = 5.10 m;
+7.67 m B = 1.5 x H = 7.65 m;
Penampang Eksisting Penampang Rencana Tinggi Jagaan = 0.5 m
7.65 m
PENANGANAN BANJIR TERPADU - PENATAAN TATA RUANG WILAYAH
Penataan Sempadan
➢ Sesuai dengan Permen PUPR28-2015 mengatur mengenai SEMPADAN SUNGAI
1. Sempadan berdasarkan tanggul

• Garis sempadan pada sungai bertanggul di kawasan


perkotaan minimum 3 meter dari tepi luar tanggul.
• Garis sempadan pada sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan minimum 5 meter dari tepi luar tanggul.

2. Sempadan berdasarkan ruas sungai dengan jalan raya di tepi palung sungai

3. Sempadan berdasarkan ruas sungai dengan tebing mudah

Sempadan berada 15
m dari tepi palung
ditambah dengan lebar Sempadan berada 15
jalan m dari garis keruntuhan
PENANGANAN BANJIR TERPADU - PENATAAN TATA RUANG WILAYAH

• Penataan Sempadan
dengan SIG dapat
Tanggul memberikan informasi
bangunan yang berada
di dalam garis semapdan
Batas Sempadan, 3m dari Tanggul • Memberikan jumlah dan
luas bangunan yang
mengokupasi GSS

Total Luas Permukiman Terdampak akibat


Normalisasi Parit adalah 0.16 ha
06

KESIMPULAN
UPAYA PENANGANAN BANJIR SECARA TERPADU
DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI SIG DAN
MODEL NUMERIK BANJIR
KESIMPULAN
Pengelolaan SDA Berbasis GIS sudah menjadi keharusan dalam
upaya mengoptimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial agar
program pengelolaan SDA berkelanjutan

Ketersediaan data GIS dari pemerintah dengan One Map One Policy
dapat memberikan kemudahan dalam mengupaykan penanganan
banjir secara terpadu

Model Numerik Banjir akan sangat presisi dengan bantuan Data berbasis
GIS sebagai alat bantu dalam penanganan banjir terpadu, terutama
dalam kaitannya dengan kalibrasi dan verifikasi model numerik
TERIMA KASIH
• POLITEKNIK NEGERI BANDUNG untuk memberikan kesempatan
yang berharga pada saya sebagai alumni
• Dosen di Teknik Sipil UNJANI yang telah memberikan motifasi
• Dr Ir. Yadi Suryadi, MT dan team kajian Banjir Tembilahan atas
data, saran dan masukannya
• Semua pihak yang telah membantu

Anda mungkin juga menyukai