PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Roy Panagom Pardede, S.T., M.Tech.
Perubahan Iklim
Too
Dirty
SEDIMENTASI
LAND
BANJIR SUBSIDENCE
KUANTITAS AIR
BERKURANGNYA
LEBAR SUNGAI
CATCHMENT
AREA
KEKERINGAN TERGANGGU
KONTINUITAS AIR
Grafik Kejadian Bencana di Prov. Lampung Tahun 2013-2022 (BNPB)
Ketersediaan sumber air dapat diperbaharui melalui siklus hidrologi akan tetapi perubahan fungsi
lahan dapat mengakibatkan perubahan drastis terhadap siklus hidrologi tersebut, sehingga
diperlukan pengendalian sumber air yaitu upaya adaptasi dan mitigasi dalam perencanaan
infrastruktur yang dalam mengantisipasi hal tersebut.
Perkembangan suatu wilayah menyebabkan perubahan tataguna lahan sehingga ruang air yang
sebelumnya ada berkurang dan beralih fungsi. Fenomena pengurangan ruang air terbukti dengan
berkurangnya jumlah situ di kawasan Jabodetabek dari 800 an buah di tahun 1960 an menjadi 400
an buah di tahun 1980 an dan saat ini jumlah situ yang ada sebanyak 208 buah (Hadi Susilo Arifin,
IPB). Pengurangan ruang air dan badan air tersebut berpengaruh pada aliran air permukaan (run
off) yang meningkat dan kejadian banjir yang semakin sering terjadi.
Prinsip Zero Delta Q adalah prinsip dimana keharusan pembuatan bangunan dan
infrastruktur yang tidak menyebabkan penambahan debit aliran di saluran drainase dan sungai.
Siklus Hidrologi
Konsep Penerapan Zero ΔQ
Puncak Banjir sebelum Puncak Banjir setelah Puncak Banjir setelah terjadi
eksploitasi lahan pada suatu terjadi eksploitasi lahan eksploitasi lahan dengan
DAS pada suatu DAS penerapan “Zero Delta Q”
Berdasarkan acuan diatas, belum semua daerah memiliki peraturan mengenai zero
delta q.
“IMPLEMENTASI ZERO ΔQ POLICY”
Memberikan ruang untuk air (Room for Water)
Pengalihan Airan Air dari Atap berfungsi mengalirkan aliran air dari atap menuju area poros yang
mengalir dari bangunan. Pengalihan Aliran air dari Atap minimal menempuh jalur aliran yang poros air
sepanjang 5 meter. Bila laju permeabilitas tanah kurang dari 15 mm/jam maka dilakukan penggantian
tanah dengan kedalaman 300 mm dan diisi kompos dengan kandungan berat organik 8 s.d. 15 % atau
volume 30 s.d. 40 %.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Ketersediaan Lahan
• Topografi Lokasi
• Tanah
• Luas pengaliran
• Aliran dari sumber polutan
Parit Perendaman (Soakaways) adalah galian berbentuk persegi atau lingkaran yang dilapisi oleh material geotekstil dan
diisi oleh batu granular bersih atau materi pengisi lainnya, yang menerima aliran permukaan dari pipa inlet berlubang dan
meresapkannya ke tanah asli. Parit peresapan (Infiltration Trenches) adalah parit berbentuk persegi yang dilapisi oleh
material geotektil dan diisi dengan material butiran batu bersih atau material pengisi lainnya. Kedua tipe struktur ini
melayani aliran air dari atap dan jalur jalan bangunan. Tipe ini cocok apabila lahan yang tersedia terbatas berupa jalur
sempit diantara bangunan dan property atau sepanjang jalur jalan.
Bilik Peresapan adalah variasi lain dari Parit perendaman (Soakaways) dengan bentuk berupa struktur modular yang
dipasang di bawah permukaan tanah, umumnya di bawah areal parker atau taman yang menciptakan ruang kosong yang
cukup untuk tampungan sementara dari aliran permukaan dan meresapkannya ke tanah asli. Strukturnya dapat berupa
tampungan yang memiliki dasar yang terbuka, dinding berlubang dan dasar lapisan batu (opsional). Struktur bilik
peresapan ini cocok bila lahan yang tersedia terbatas .
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Topografi
• Muka Air Tanah
• Tanah
• Area pengaliran
• Aliran dari Polutan
• Jarak dari pondasi bangunan
• Utilitas bawah tanah
Bioretensi
(City of Portland)
Jalur Filter Tanaman
Jalur Filter Tanaman adalah area dengan tanaman yang
menurunkan kecepatan aliran air sehingga dapat meresap dalam
tanah. Jalur filter dapat berfungsi sebagai filter terhadap polutan
yang mungkin ada.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Luas yang tersedia
• Topografi lokasi
• Tinggi muka air tanah
• Tanah
• Jalur aliran melewati permukaan kedap air
• Sumber Polutan
Perkerasan jalan yang permeabel, sebagai alternative dari perkerasan kedap air tradisional,
memungkinkan air hujan terserap menuju tanah asli dibawahnya. Teknologi ini dapat digunakan untuk
jalan dengan lalu lintas yang tidak padat, areal parkir, pedestrian dan jalur pejalan kaki. Perkerasan
yang permeabel ideal untuk luas lahan yang terbatas. Berikut adalah beberapa tipe dari perkerasan
permeabel yaitu: Perkerasan permeabel dengan komponen yang saling mengunci (contohnya Paving),
Sistem grid beton atau plastic, Beton Poros, Aspal Poros
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Topografi Lokasi
• Tinggi Muka air tanah
• Tanah
• Area drainase dan volume pengaliran
• Potensi polutan
• Jarak dari Bangunan
• Utilitas bawah tanah
Besarnya pengurangan volume runoff untuk Perkerasan Permeabel adalah sebesar 85 % bila terdapat
underdrain (pipa drainase bawah permukaan) dan 45 % bila tidak terdapat underdrain.
Perkerasan Jalan yang Permeable
Daerah Cekung Berumput adalah saluran terbuka berumpu yang mengalirkan dan meredam aliran permukaan. Adanya
check dam dan vegetasi yang ada akan memperlambat aliran air, memungkinkan terjadinya sedimentasi, filtrasi melalui
zone perakaran, evapotranspirasi dan peresapan menuju tanah asli.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Risiko kontaminasi air tanah
• Risiko kontaminasi tanah
• Pemeliharaan
• Erosi
• Genangan air dan nyamuk
Penerapan Daerah cekung kering di Penerapan Daerah cekung kering di Penerapan Daerah cekung kering
Fasilitas umum dekat area parkir dengan menggunakan Check Dam
Daerah cekung kering
Daerah Cekung Kering adalah daerah cekung berbentuk saluran terbuka dengan rumput dan dasarnya adalah
media tumbuh dengan tambahan pipa tertanam sebagai pengurasan. Pada umumnya, Daerah Cekung Kering
adalah saluran terbuka yang didesain untuk mengalirkan dan meredam aliran permukaan. Vegetasi dan material
agregat di permukaan akan memperlambat aliran dan memungkinkan sedimentasi, filtrasi melalui zone perakaran
dan evapotranspirasi dan infiltrasi pada tanah dasarnya. Tanaman yang ditanam berupa rumput.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya yaitu:
• Risiko kontaminasi air tanah
• Risiko kontaminasi tanah
• Pemeliharaan
• Erosi
• Genangan air dan nyamuk