Anda di halaman 1dari 98

DIKLAT OPERASI SUNGAI

Oleh : Ir T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE,MT


Widyaiswara Utama PUPR

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PRUMAHAN RAKYAT
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Peraturan Perundang-undangan
■ UU Pengairan No 11 thn 1974 pengganti UU SDA no 7 thn
2004
■ UU no 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
■ UU No 24 thn 2007 tentang Penanggulangan Bencana
UU No 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah
UU No 32 Tahun 2009 Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP no 35 tahun 1991 tentang Sungai

Permen PU no 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah


Sungai
Permen PU no 13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan darurat Bencana
akibat air
Permen PU no 10/PRT/M/2015 tentang Rencana Teknis Tata Cara
Permen PU no 28
Pengaturan Air/PRT/ 2015 tentang sempadan sungai
Permen
PermenPUPUno no12/PRT/M/2014
26/PRT/M/2015tentang
tentangPenyelenggaraan Drainase
pengalihan Alur Sungai dan
Dasar hukum OP Sungai dan
prasarana sungai
1) Ps 13 ay 2, ay 3, dan ay 4
UU 23/2014 ttg 2) Ps 16
PEMERINTAHAN 3) Lampiran I Huruf C. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
DAERAH Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang

• Pemeliharaan sumber air sbgmana dimaksud dalam Pasal 4


dilaksanakan sesuai dg norma, standar, pedoman, dan kriteria yang
ditetapkan oleh Menteri. (Pasal 5)
PERMEN PU-PR No 06/2015 • OP prasarana SDA sbgmana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan
EP Sumber Air dan sesuai dg norma, standar, pedoman, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Menteri. (Pasal 15)
Bangunan Pengairan

Pasal 13:
1) E&P sungai dan bang. sungai meliputi perencanaan, pelaks,
pengamatan dan evaluasi.
PP 35/1991 ttg SUNGAI
2) Pelaksanaan E&P sbgmana dimaksud dlm ay (1) yg ditujukan unt
kesejahteraan dan keselamatan umum dalam rangka pembinaan
sungai dilakukan oleh Pemerintah atau BUMN

• Guna menjamin kelestarian fungsi dari bangunan-bangunan pengairan


dan unt menjaga tata pengairan dan tata air yg baik, perlu dilakukan
UU 11/1974 ttg PENGAIRAN kegiatan-kegiatan EP serta perbaikan-perbaikan bangunan-bangunan
pengairan (Ps 13 ay 1 UU Pengairan)
• Menteri yg diserahi tugas urusan pengairan, diberi wewenang dan TJ
unt mengkordinasikan segata pengaturan usaha-usaha perencanaan,
perencanaan teknis, pengawasan, pengusahaan, pemeliharaan, serta
perlindungan dan penggunaan air dan atau sumber-sumber air, dg
memperhatikan kepentingan Dep dan atau Lembaga ybs (Ps 5 ayat 1)
MANFAAT
MANFAAT SUNGAI
SUNGAI
 Penyedia air baku untuk rumah tangga, pertanian dan
perikanan, perkotaan, industri, PLTA
 Sarana transportasi
 Penampung dan penyalur aliran banjir
 Sarana olahraga, rekreasi, pariwisata, dan pemancingan
 Habitat flora dan fauna dan sumber plasma nutfah
 Sumber batuan pasir dan kerikil (pada ruas-ruas tertentu)
 Pembentuk estetika dan keasrian lingkungan
 Tempat pengencer dan pemurni air tercemar
 Landmark kota
KOORDINASI PUPR

a. Pembinaan kegiatan pengairan atau pengelolaan air dan SA


bersangkut paut dg fungsi dan peran multi instansi atau lintas
Kement/lembaga sesuai dg tugas dan fungsi masing-masing
b. Segala pengaturan usaha-usaha perencanaan, perencanaan teknis,
pengawasan, pengusahaan, pemeliharaan, serta perlindungan dan
penggunaan air dan atau sumber-sumber air harus dilaksanakan
secara terkoordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih pengaturan
antar instansi.
c. WW dan TJ untuk mengkoordinasikan segala pengaturan dimaksud
diberikan kpd menteri/KDH yang diserahi tugas urusan pengairan.

Pengaturan mengenai Tatacara OP Sungai dan Prasarana


Sungai sebagai bag dari urusan pengairan berada dibawah
Koordinasi Menteri PU PR
( Perpres No.15/2015 ttg Organisasi Kementerian PU PR)
Produk Pengaturan yg terkait dg OP Sungai, diantaranya:

No Judul Produk Pengaturan Penetapan


1 EP Sumber Air dan Bangunan Pengairan Per.Men PUPR No.06/2015
2 Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air Permen PUPR No.9/2015
3 Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Air dan SE Dirjen SDA No.04/SE/D/2012
Penyelenggaraan Alokasi Air
4 Pedoman OP Pras Sungai Serta Pemel. Sungai SE Dirjen SDA No.01/SE/D/2013
5 Penanggul. darurat bencana akibat daya rusak air Permen PUPR No.13/2015
6 Iuran EP Bangunan Pengairan Per.Men PUPR No.18/2015

7 Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehab dan Per. Kepala BNPB No.17/2010


Rekonstruksi Pasca Bencana
8 Penyeleng. Angkutan Sungai dan Danau PerMen. Perhub. No.58/2007
9 Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air Per.Men LH No.1/2010

10 Pedoman Umum Pemanfaatan Kawasan Konservasi Ranc Per.Men Kelautan Perikan


Perairan untuk Budidaya Perikanan
11 Pedoman Umum Pemanf. Kws Konservasi Perairan Ranc. Per.Men Kelautan Perikan
untuk Pariwisata Alam
• Merupakan salah satu kegiatan EP
OP sumber air dan bangunan pengairan
sungai dan pras • merupakan dua kegiatan (operasi dan
sungai pemeliharaan) yang saling berkaitan

• bertujuan mengoptimalkan
Operasi kemanfaatan sungai dan prasarananya
sungai dan • mencakup tindakan: pengaturan,
prasarana pengalokasian, penyediaan ruang
sungai dan/atau air yang ada di
sungai sepanjang jaringan sungai.
• bertujuan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan dan
Pemeliharaan ketercapaian tujuan operasi sungai
sungai dan dan prasarana
prasarana • mencakup tindakan: perlindungan,
sungai pemeliharaan, perawatan sungai dan
prasarana sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami
dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran
air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu
sampai muara, dg dibatasi kanan dan kiri
oleh garis sempadan. (Ps 1 angka 1 PP38/2011)

DEFINISI dan LINGKUP KEGIATAN


OP SUNGAI dan PRASARANA SUNGAI

Prasarana Sungai adalah prasarana


fisik yg dibangun untuk keperluan
pengelolaan sungai termasuk fasilitas
pendukungnya
• Bangunan pengambilan aiir
• Bangunan pengendali banjir
• Bangunan pengendali sedimen
• Bangunan pelindung dan perkuatan
tebing sungai
PRASARANA • Bangunan pengarah alur sungai
SUNGAI • Bangunan dan peralatan pemantau
data hidroklimatologi
• Bangunan dan peralatan
penunjang atau pendukung dalam
pelaksanaan OP
Kegiatan OP Sungai adalah kegiatan yg berkaitan dg berfungsinya
sungai dan beroperasinya bangunan sungai meliputi antara lain
pengawasan, pemeliharaan, operasi, dan perbaikan.
Penjelasan Ps 16 ay 3 PP
38/2011

Pelaksanaan kegiatan OP Prasarana Sungai sbgmana dimaksud dalam


Pasal 53 huruf b dilakukan melalui kegiatan:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau
penurunan fungsi prasarana sungai; dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.
Ps 55 ay (1) PP38/2011

Pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan Sungai sbgmana dimaksud


dalam Pasal 53 huruf b dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan
konservasi sungai sbgmana dimaksud dalam Pasal 20 s/d Pasal 28,
dan pengembangan sungai sbgmana dimaksud dalam Pasal 29 s/d
Pasal 33. Ps 55 ay (2) PP 38/2011
SIKLUS TAHUNAN O&P SUNGAI

• Inspeksi bangunan

PR
KE USIM
A
• Perbaikan lokasi kritis

MA BA
M
• Dropping logistik

RA NJ I
• Koordinasi PB

U/ R
JIR
• Pemelihar. preventif
• N
BA
Pemelihar. korektif
• Penyediaan dan alokasi air
A
SK

• Pengelolaan kualitas air


PA

• Kalibrasi peralatan hidrologi. MUSIM BANJIR • Siaga banjir


• Database manajemen MUSIM BANJIR • Flood forecasting
• Monitoring dan pengawasan Pendataan banjir • Flood warning
rutin. • Pengoperasian bang
• (peta banjir, data
Penyusunan program O&P pengend
• kerusakan)
Think-tank untuk perizinan • Pelaks Piket banjir
• Memfasilitasi pelaksanaan
koordinasi • Penanggulangan darurat
Persiapan penyerahan OP Pras
ARSITEKTUR FAMILY TREE Sungai (PROM)
PEDOMAN OP SUNGAI
Penyediaan dan
OP Danau pengalokasian air

OP Waduk & Pengelolaan kualitas air


Bendungan
Penetapan sempadan sungai &
OP Rawa perenc pemanfaatan ruang sungai

Penanggulangan banjir
OP Pantai
Pengendalian thd Pengambilan
OP Sungai komoditas tambang di sungai
Pedoman dan
Umum OP Prasarana
SDA Penatausahaan sungai dan bang
sungai (Manag.Aset Sungai)
OP Bang
Pengend Lahar
Konten: dan Sedimen Penyusunan Renc OP Sungai
1. Kedudukan OP SDA dan Pras arana
dalam Sistem PSDA OP Irigasi Perhitungan AKNOP Sungai
2. Integrasi perenc dan
pelaks pengoperasian Pengelolaan sistem informasi
OP SPAM
SDA & pras SDA hidrologi
3. Integrasi pelaks
pemeliharaan SA dan OP Drainase dan Restorasi sungai
Sanitasi Lingk
pras SDA
Pemberdayaan masy dalam OP
4. Perencanaan OP SDA Su
5. Evaluasi kinerja Perhitungan
BJP SDA
pelaksanaan OP SDA
LINGKUP
LINGKUPKEGIATAN
KEGIATAN OP
OPSUNGAI
SUNGAI DAN
DANPRASARANA
PRASARANASUNGAI
SUNGAI

A1.OPERASI SUNGAI B1.OPERASI PRASARANA SUNGAI


1. Penyediaan dan pengalokasian air 1. Pengoperasian bang pengatur/
2. Pengendalian penggunaan air sungai pengendali debit dan arah aliran sungai
3. Pengelolaan kualitas air dan pengend 2. Pengoperasian pos pemantau kondisi
pencemaran air hidrologi, hidroklimatologi, kualitas air
4. Pengend pemanfaatan ruang sungai 3. Pengoperasian prasarana penunjang
5. Pengendalian banjir (air tinggi) kegiatan OP sungai
6. Pengend pemanfaatan dataran banjir
7. Prakiraan dan peringatan dini bahaya
banjir
B2.PEMELIHARAAN PRAS SUNGAI
1. Penatausahaan bangunan sungai
A2.PEMELIHARAAN SUNGAI 2. Pemeliharaan bangunan sungai
3. Pemeliharaan pos dan alat pemantau
1. Penatausahaan sungai kondisi hidrologi, hdroklimat, kual. air
2. Pemeliharaan ruang sungai 4. Pemeliharaan prasarana
3. Pemeliharaan dataran banjir penunjang/pendukung OP sungai
4. Restorasi sungai (gedung, peralatan, kendaraan)
TUJUAN OPERASI & PEMELIHARAAN SUNGAI

OP Sungai merupakan salah satu bagian dari OP Sumber Daya Air.

OP Sungai dan prasarananya bertujuan untuk menjamin kelestarian fungsi


dan kemanfaatan sungai bagi masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Sungai dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak manfaat, diantaranya:

o Penyedia air baku untuk sektor pertanian dan perikanan, rumah tangga,
perkotaan, industri, dan PLTA,
o Sarana transportasi,
o Penampung dan penyalur aliran banjir,
o Sarana olahraga, rekreasi, pariwisata, dan pemancingan,
o Habitat flora dan fauna dan sumber plasma nutfah,
o Sumber batuan pasir dan kerikil (pada ruas-ruas tertentu),
o Pembentuk estetika dan keasrian lingkungan,
o Tempat pengencer dan pemurni limbah cair, dan
o Landmark kota.

1) PENYEDIAAN DAN PENGALOKASIAN AIR

• Penyelenggaraan Alokasi air didasarkan pada Rencana Alokasi Air yang


ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai bersangkutan. Dan dalam hal rencana pengelolaan SDA belum
ditetapkan, izin ditetapkan berdasarkan alokasi air sementara yaitu alokasi
yang dihitung berdasarkan perkiraan ketersediaan air yang dapat diandalkan
(debit andalan) dengan memperhitungkan kebutuhan pengguna air yang
sudah ada.

• Diamanatkan bahwa Jumlah alokasi air yang ditetapkan tidak bersifat mutlak
dan harus dipenuhi sebagaimana yang tercantum dalam izin, tetapi dapat
ditinjau kembali apabila persyaratan atau keadaan yang dijadikan dasar
pemberian izin dan kondisi ketersediaan air pada sumber air yang
bersangkutan mengalami perubahan yang sangat berarti dibandingkan
dengan kondisi ketersediaan air pada saat penetapan alokasi.

• Alokasi air yang diberikan harus tetap memperhatikan alokasi air untuk
pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat pada wilayah
sungai yang bersangkutan.
PENYEDIAAN DAN PENGALOKASIAN AIR

Penyediaan air merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan air seoptimal


mungkin untuk berbagai jenis penggunaan agar air sesuai dengan tingkat
ketersediaan air yang ada di sungai.

Perencanaan alokasi air menyangkut jenis/tujuan penggunaan, lokasi dan


waktu atau masa penggunaan air.

Penyediaan air dilakukan dengan prinsip keseimbangan antara tuntutan


kebutuhan air untuk berbagai jenis penggunaan dengan jumlah air yang
tersedia di sungai.

Prinsip tersebut diwujudkan melalui perencanaan alokasi atau penjatahan


air untuk berbagai jenis kebutuhan dengan memperhatiakan urutan
prioritas penyediaan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan.
KEGIATAN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN ALOKASI DAN
PENYEDIAAN AIR SUNGAI
KEGIATAN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN ALOKASI DAN
PENYEDIAAN AIR SUNGAI
NORMA DALAM
PENYEDIAAN DAN PENGALOKASIAN AIR
Rencana penyediaan dan pengalokasian air (PP42/2008) harus
memenuhi tiga arahan sebagai berikut:

1) air untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian


rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada merupakan prioritas
utama diatas kebutuhan lainnya;

2) pemakai air yang sudah ada, perlu dijaga kelangsungannya; dan

3) air untuk kebutuhan pokok sehari-hari bagi penduduk yang


berdomisili di dekat sungai dan/atau di sekitar jaringan
pembawa air perlu mendapat perhatian.
PENGERTIAN
• KEBUTUHAN POKOK SEHARI-HARI adalah air yang digunakan pada
atau diambil dari sumber air (bukan dari saluran distribusi) untuk
memenuhi keperluan sendiri guna mencapai kehidupan yang sehat,
bersih dan produktif, misalnya untuk keperluan ibadah, minum,
masak, mandi, cuci dan peturasan.

Mengacu ketentuan Pasal 36 ayat (1) PP No 69 tahun 2014 tentang


Hak Guna Air, bahwa besarnya kebutuhan pokok sehari-hari adalah
minimal sebesar 60 liter/orang/hari.

• PERTANIAN RAKYAT adalah budi daya pertanian yang meliputi


pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, dan
kehutanan yang dikelola oleh rakyat, dengan luas tertentu yang
kebutuhan airnya tidak lebih dari 2 l/dt/KK.
KETENTUAN ALOKASI AIR

• Jumlah air yang dialokasikan disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada
di suatu sungai dengan cara menyelaraskan waktu dan volume
pemenuhan untuk berbagai jenis kebutuhan air dengan ketersediaan air
yang terdapat pada seluruh jaringan sungai di WS bersangkutan.

Keselarasan pemenuhan kebutuhan air ini bersifat dinamis menurut


waktu, menyeluruh menurut lokasi dari hulu hingga ke hilir dan berbasis
ruang WS atau setidaknya dalam skala DAS.

• Ketentuan Pasal 70 ayat (3) PP No 42/2008, menyatakan bahwa dalam hal


air yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi prioritas utama seperti
disebutkan dimuka maka penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari lebih diutamakan.
KETENTUAN ALOKASI AIR
• Untuk menjaga kelestarian EKOSISTEM SUNGAI, maka debit
andalan aliran dalam palung sungai ( setara aliran air alamiah
dengan probabilitas 95% = maintenance flow ) diupayakan
tersedia sepanjang tahun.

Dalam hal debit andalan 95% tidak tercapai, pengelola SDA


harus mengendalikan lebih ketat pemakaian air di hulu.

• Untuk jenis penggunaan air yang lain, urutan prioritas


ditentukan berdasarkan kondisi dan kesepakatan para pihak
yang berkepentingan di WS yang bersangkutan.
KETENTUAN ALOKASI AIR

• Dalam hal terjadi keadaan yang bersifat mendesak/darurat,


(misalnya air untuk pemadaman bahaya kebakaran atau
penggelontoran air untuk menangani pencemaran air sungai yang
berpotensi membahayakan keselamatan publik dan kelangsungan
ekosistem perairan umum), Pemerintah atau Pemda sesuai
dengan kewenangannya dapat mengambil tindakan penyediaan
air untuk memenuhi kepentingan yang mendesak tersebut
berdasarkan perkembangan keperluan dan keadaan setempat
(Pasal 30 ayat 2 UU No 7/2004).
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
PENYEDIAAN DAN PENGALOKASIAN AIR SUNGAI

1. PENYUSUNAN DRAFT RENCANA ALOKASI AIR


TAHUNAN (RAAT),
2. PENETAPAN RENCANA ALOKASI AIR
TAHUNAN (RAAT)
TAHAPAN
3. EKSEKUSI PENYEDIAAN AIR,
PROSES
4. PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
5.PEMANTAUAN DAN
EVALUASI PELAKSANAAN
PENYEDIAAN AIR.
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
PENYEDIAAN DAN PENGALOKASIAN AIR SUNGAI
SE Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 04/SE/D/2012 perihal Petunjuk Teknis
Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.
2) PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI

Penggunaan air sungai = semua aktivitas pemanfaatan


air sungai yang dilakukan melalui berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan tertentu.

Ditinjau berdasarkan sifat pemanfaatannya, penggunaan


air sungai dapat dibedakan kedalam dua kategori, yaitu:

• Penggunaan air yang bersifat konsumtif; dan


• Penggunaan air yang bersifat non-konsumtif, yaitu
penggunaan air yang tidak mengurangi volume air
di tempat asalnya.
KATEGORI PENGGUNAAN AIR DAN JENIS
PENGGUNAANNYA

Pengendalian penggunaan air bertujuan mengupayakan agar air


sungai dan prasarana yang ada di dalamnya dapat terjaga
keamanannya, dan tertib dalam penggunaannya.
6 PRINSIP PENGGUNAAN SUMBER DAYA
AIR
Pelaksanaan pengendalian penggunaan air perlu memperhatikan
enam prinsip sebagaimana telah ditetapkan di dalam Pasal
73 ayat (3) PP 42/2008 tentang Pengelolaan SDA, yaitu:

1. Ketataan terhadap ketentuan perizinan


2. Efisien dalam penggunaan;
3. Ketepatan volume dan waktu penggunaan;
4. Keadilan hak penggunaan
5. Keberlanjutan penggunaan; dan
6. Pengutamaan penggunaan air permukaan daripada air tanah
(dalam hal ketersediaan air permukaan terbatas).
HAL HAL YANG PERLU DIKETAHUI DAN DIKERJAKAN
DALAM PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI
HAL HAL YANG PERLU DIKETAHUI DAN DIKERJAKAN
DALAM PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI
HAL HAL YANG PERLU DIKETAHUI DAN DIKERJAKAN
DALAM PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI
HAL HAL YANG PERLU DIKETAHUI DAN DIKERJAKAN
DALAM PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR SUNGAI
3) PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI

TUJUAN :
 menjaga kualitas air sungai agar tidak tercemar, dan
 memperbaiki kualitas air sungai yang tercemar

SASARAN :
air sungai senantiasa memenuhi persyaratan standar mutu peruntukan yang
ditetapkan pada suatu lokasi/ruas sungai.

standar mutu peruntukan air pada suatu ruas sungai (PP No.82 /2001) dapat
dilakukan menurut dua pendekatan yang berbeda, yaitu:

 Berdasarkan standar mutu air harapan yaitu kondisi mutu air yang diinginkan
/ direncanakan tercapai (designated beneficial water uses);
 Berdasarkan kualitas air sungai eksisting yang dominan terjadi pada tahun
berjalan.
PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI

Tindakan pengelolaan kualitas air sungai (secara terkoordinasi antar


sektor/wilayah) pada tahap OP:

(i) tindakan preventif atau pencegahan,


(ii) tindakan korektif atau rehabilitatif, dan
(iii) tindakan darurat atau emergency.

Kegiatan yang perlu dikoordinasikan meliputi:


• pemantauan kualitas air;
• pengawasan dan pengendalian terhadap pembuangan air limbah;
• pemberdayaan masyarakat
PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI
• TINDAKAN PREVENTIF bertujuan mencegah terjadinya pencemaran air di
sepanjang jaringan sungai agar tetap memenuhi standar kualitas air yang
telah ditetapkan.

• TINDAKAN KOREKTIF adalah tindakan instan untuk tujuan


menanggulangi kondisi air sungai yang mendadak tercemar berat dan
berpotensi mengancam kesehatan masyarakat dan ekosistem sungai.
(misalnya kebocoran/tumpahan minyak/B3, atau akibat kegagalan desain
operasi kegiatan tertentu, atau karena terjadi bencana alam.

• TINDAKAN REHABILITATIF atau restoratif adalah tindakan korektif yang


dirancang secara sistemik yang bertujuan memperbaiki kembali air sungai
yang kualitasnya sangat buruk atau membahayakan masyarakat dan
lingkungan hidup lainnya.
JENIS TINDAKAN DALAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI
DALAM TAHAPAN OP SUNGAI
JENIS TINDAKAN DALAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR
SUNGAI DALAM TAHAPAN OP SUNGAI
JENIS TINDAKAN DALAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR
SUNGAI DALAM TAHAPAN OP SUNGAI
PEMANTAUAN KUALITAS AIR
1) Mekanisme dan prosedur pemantauan ditetapkan melalui Keputusan
Menteri yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup.

2) Pelaksanaan pemantauan kualitas air sungai harus direncanakan


secara koordinatif antar instansi pelaksana, agar pemantauan dapat
terlaksana secara sistimatis, efektif dan efisien (tidak saling tumpang
tindih).

3) Hal hal yang perlu dikoordinasikan meliputi:


a) penempatan lokasi pemantauan,
b) frekuensi pemantauan,
c) tatacara dan metoda pelaksanaan sampling,
d) pengujian mutu air pada setiap titik sampling
e) analisis dan interpretasi data kualitas air,
f) pelaporan hasil pemantauan dan analisis kualitas air
PENEMPATAN LOKASI PEMANTAUAN
KUALITAS AIR

Ketentuan titik sampling untuk pemantauan kualitas air pada suatu


sungai :

• Minimal 6 titik untuk satu sungai yang mewakili kondisi air di bagian
hulu sampai ke hilir.

• Penempatan lokasi sampling dianjurkan pada lokasi air sungai yang


sudah terjadi percampuran air secara sempurna/homogen baik dari
anak sungai maupun outlet sumber pencemar.

Hindari penentuan titik sampling pada lokasi tepat di percampuran


antara anak sungai dan outlet limbah yang masuk ke badan air tersebut.
PENEMPATAN LOKASI PEMANTAUAN
KUALITAS AIR
Ketentuan titik sampling untuk pemantauan kualitas air pada suatu
sungai :

• Setiap titik sampling harus bersifat tetap /konsisten dari tahun ke


tahun.
(Dalam hal terjadi penghapusan atau perubahan lokasi titik sampling,
harus diberikan penjelasan mengenai alasannya).

• Setiap titik sampling harus diberi nama tertentu, biasanya sesuai


dengan nama dusun, desa atau bangunan tertentu dan dicacat titik
koordinatnya dengan menyebut wilayah administratifnya (desa atau
kelurahan, kecamatan, kabupaten), serta diplot pada peta dasar.
FREKUENSI PEMANTAUAN KUALITAS AIR

Frekuensi pemantauan tergantung pada berat ringannya beban


pencemaran yang terjadi pada suatu sungai.

 untuk sungai yang mengalami beban pencemaran ringan,


pemantauan dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali/titik/tahun

 untuk sungai yang mengalami beban pencemaran sedang,


pemantauan dilakukan paling sedikit 9 (sembilan)
kali/titik/tahun,

 untuk sungai yang mengalami beban pencemaran berat,


pemantauan dilakukan paling sedikit 12 (duabelas)
kali/titik/tahun
TATACARA DAN METODA
PELAKSANAAN SAMPLING PENGUJIAN KUALITAS AIR

TATA CARA DAN METODA


Prosedur pelaksanaan pengambilan sampel air permukaaan mengacu
pada SNI 6989.57:2008 tentang Metode Pengambilan Contoh Air
Permukaan atau SNI 03-7016-2004 tentang Tata Cara Pengambilan
Contoh dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air Pada Suatu Sungai.

PENGUJIAN :
• Pengujian sampel harus memperhatikan batas waktu antara
pengambilan sampel dan saat pengujian yang dipersyaratkan untuk
masing-masing parameter, jenis wadah pengambil sampel dan
pengawet yang digunakan.

• Penunjukan laboratorium rujukan nasional dimaksudkan antara lain untuk


menguji kebenaran metode dan prosedur pengambilan sample, dan
pengujian sample yang dianalisa. Kesimpulan hasil pengujian pada
laboratorium rujukan nasional ditetapkan menjadi alat bukti yang sah.
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA KUALITAS AIR

1) membuat grafik garis atau grafik balok yang menyatakan tingkat


konsentrasi setiap parameter dari hulu sampai ke hilir.

2) membandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, dan hasil


pembandingannya ditampilkan dalam bentuk grafik kecenderungan
(trend analysis) untuk setiap parameter tertentu di titik sampling
tertentu atau di ruas sungai tertentu.

3) membandingkan dengan kriteria mutu air menurut kelas air yang


telah ditetapkan. Bila peruntukan kelas air sungai bersangkutan
belum ditetapkan maka dapat digunakan kriteria mutu air kelas II
sebagaimana dimaksud dalam PP No. 82 Tahun 2001
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA KUALITAS AIR

4) melakukan perhitungan status mutu air sungai dengan metode


Indek Pencemar (IP) untuk data sesaat dan metode storet untuk
data dengan frekuensi pemantauan lebih dari tiga kali dalam
setahun sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115/2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air.

5) melakukan perhitungan beban pencemar sesuai Keputusan


Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 tahun 2003 tentang
Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada
Sumber Air.
PELAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN ANALISIS
KUALITAS AIR
• Hasil pemantauan dan analisis kualitas air disampaikan kepada
Kepala Pengelola SDA WS (Kepala Balai Pengelola SDA WS),
selanjutnya dilaporkan kepada para pihak dan instansi berwenang.

• Hasil pemantauan dan evaluasi dapat juga digunakan sebagai


bahan bahasan pada rapat Dewan SDA Nasional, DSDA Provinsi
dan TKP-SDA WS.

• Laporan hasil pemantauan terdiri atas:


a) Laporan periodik sesuai dengan jadwal pemantauan
b) Laporan tahunan yang merupakan rangkuman data dan hasil
analisis selama satu tahun harus diserahkan paling lambat
pada bulan Februari tahun berikutnya.
c) Laporan kejadian pencemaran luar biasa yang disampaikan
secara instan segera setelah terjadi pencemaran luar biasa.
B1. PENGOPERASIAN
PRASARANA SUNGAI
PENGOPERASIAN PRASARANA SUNGAI

Jenis prasarana sungai yang perlu dioperasikan:

1. Bangunan sungai yang berfungsi sebagai pengatur, pengendali, pengarah


atau pembagi aliran air sungai.
Bangunan pengatur ini dapat berupa: pintu air, pompa air, atau bendung karet.
Pengoperasian bangunan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas
penyediaan dan pengalokasian air, dan pengendalian banjir.

2. Bangunan atau pos pemantau kondisi hidrologi dan hidroklimatologis, dan


kualitas air, berupa a.l. : pos pencatat curah hujan berikut peralatannya, pos
pemantau ketinggian muka air sungai, pos pemantau keadaan cuaca, serta
pos pemantau kualitas air,

3. Prasarana pendukung pelaksanaan tugas operasi atau pemeliharaan sungai,


misalnya: peralatan berat, kendaraan, serta peralatan komunikasi.
PENGOPERASIAN PRASARANA SUNGAI
Bangunan prasarana sungai (1), dioperasikan berdasarkan pedoman dan manual operasi
yang dirancang dan ditetapkan secara khusus untuk setiap bangunan ybs.

1) Pedoman operasi dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan air dan/atau


kondisi debit aliran air di sungai yang harus dikendalikan. Pedoman
pengoperasian prasarana disiapkan oleh perencana bangunan ybs.
2) Manual operasi dirancang dengan maksud agar bangunan dan pintu yang
dioperasikan tidak mengalami kerusakan akibat kesalahan pengoperasian.

• Pedoman operasi ditetapkan oleh pejabat yang berwenang melakukan pembinaan


pengoperasian bangunan yang bersangkutan

• Ketersediaan pedoman operasi bangunan sungai merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi dalam proses persiapan serah terima pelaksanaan bangunan dari
pihak/unit yang membangun kepada pihak/unit pelaksana OP Sungai.

• Dalam hal pedoman ini tidak tersedia pada tahap pengoperasian, maka penyusunannya
harus dilakukan oleh pihak/unit pelaksana OP sungai.
PENGECEKAN DAN/ATAU KALIBRASI
PENGECEKAN DAN/ATAU KALIBRASI
PENGOPERASIAN PINTU PENGATUR ATAU
PENGENDALI DEBIT

Pengoperasian pintu pengatur atau pengendali debit harus dicacat dalam buku
catatan (log book) setiap kali dilakukan perubahan posisi baik karena ada
perubahan ukuran bukaan pintu air maupun perubahan yang berkaitan dengan
pengecekan ataupun kalibrasi alat.

Penjaga pintu air (petugas pintu air) dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
wajib mengikuti pedoman dan manual operasi bangunan yang menjadi tanggung
jawabnya.

Dalam hal terjadi kondisi yang tak terduga atau emergency, dengan alasan apapun
petugas pintu air tidak diperbolehkan menyimpang dari ketentuan yang tercantum
di dalam pedoman dan manual operasi bangunan, kecuali setelah kondisi tersebut
dilaporkan dan mendapat persetujuan pengoperasian dari pejabat yang berwenang
melakukan perubahan sementara pengoperasian di luar kondisi normal.
PENGOPERASIAN PERALATAN PANTAU CURAH HUJAN,
KETINGGIAN MUKA AIR, CUACA, DAN KUALITAS AIR.
• Pengumpulan data curah hujan, ketinggian muka air, cuaca dan kualitas air
merupakan langkah awal yang terdiri dari pengamatan dan pengukuran
secara langsung di lapangan.
PENGOPERASIAN PERALATAN PANTAU CURAH HUJAN,
KETINGGIAN MUKA AIR, CUACA, DAN KUALITAS AIR.

• Pengamatan secara langsung di lapangan dilakukan oleh seorang petugas


pos yang bersangkutan dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menjaga dan memelihara pos dari gangguan alam / manusia,


2) Merawat pos agar pos dapat berfungsi dengan baik,
3) Mengoperasikan peralatan secara benar dan bertanggung jawab,
4) Mengamati dan mencatat data hidrologi sesuai dengan jenis
pengamatan pos yang dijaga,
5) Melakukan tindakan darurat demi terpeliharanya pos, dan
6) Melaporkan dengan segera kepada unit pengelola hidrologi apabila
terjadi hal-hal yang bersifat luar biasa. (diluar kemampuan petugas)
PENGOPERASIAN PERALATAN BERAT DAN KENDARAAN.
Pengoperasian peralatan berat dan
kendaraan dilaksanakan sesuai dengan
manual operasi yang dibuat oleh pabrik
pembuat peralatan dan kendaraan
masing masing.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan:

• KONDISI KESIAPAN ALAT.


• METODE KERJA OPERASI ALAT,
• KETRAMPILAN OPERATOR.
• CYCLE TIME OPERASI ALAT,
• KOMUNIKASI ANTAR PARA OPERATOR DI
LAPANGAN DENGAN PENGAWAS DAN
BAGIAN PERAWATAN
B2.
PEMELIHARAAN
PRASARANA
SUNGAI
LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
• Penatausahaan bangunan sungai
• Pemeliharaan fisik bangunan sungai
• Pemeliharaan bangunan/pos pemantau
kondisi hidrologi, hidroklimatologi dan
kualitas air sungai
• Pemeliharaan prasarana penunjang
dan pendukung kegiatan OP baik
berupa gedung, peralatan dan
kendaraan.
PEMELIHARAAN FISIK BANGUNAN SUNGAI

TUJUAN :
menjaga agar bangunan yang bersangkutan senantiasa
dapat berfungsi sesuai tujuan pembangunannya dan
sesuai dengan tingkat layanan atau kinerja yang
direncanakan.

memperpanjang fungsi manfaat bangunan

mempertahankan kondisi bangunan dan umur


layanan (life time)
FENOMENA PEMELIHARAAN
Operasi dan Pemeliharaan merupakan suatu tahapan pasca konstruksi yang
sering terabaikan. Hasrat untuk membangun terkadang tidak diimbangi oleh
kemampuan untuk memelihara apa yang telah dibangun.

Akibat dari kurang memadainya OP ini, dapat berakibat pada hal-hal sebagai
berikut :

• Kondisi bangunan cepat rusak sebelum tercapai umur efektifnya,


• Beban biaya rehabilitasi menjadi semakin berat dari waktu ke waktu,
• Kinerja pelayanan kepada masyarakat menjadi jelek karena bangunan
prasarana yang sudah dibangun tidak dapat berfungsi sesuai dengan yang
direncanakan dan
• Kegagalan tujuan pembangunan akan menurunkan kredibilitas atau citra
pemerintah.
ANALOGI
LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN FISIK BANGUNAN SUNGAI

SASARAN OP BANGUNAN SUNGAI:

1. menjamin operasional secara aman


2. menjamin umur layanan dan manfaat
3. melindungi lingkungan dan investasi
4. melindungi operator dan pengelola
5. meningkatkan efisiensi operasi bangunan
6. memenuhi aturan/hukum dan obligasi sosial

KATAGORI KEGIATAN PEMELIHARAAN :

1) Pemeliharaaan preventif
2) Pemeliharaan korektif, dan
3) Pemeliharaan rehabilitatif
PEMELIHARAAN FISIK BANGUNAN SUNGAI

Intensitas tindakan pemeliharaan yang akan dilakukan


terhadap bangunan sungai sangat ditentukan oleh:

1) jenis bahan konstruksi pembentuk struktur bangunan


(bangunan yang terbuat dari timbunan tanah atau
pasangan batu kali memerlukan pemeliharaan yang lebih
intens daripada bangunan yang terbuat dari beton atau
baja).

2) kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap


kondisi fisik bangunan (di daerah yang bercurah hujan
tinggi membutuhkan pemeliharaan yang lebih sering
daripada di daerah bercurah hujan sedikit )
PENATAUSAHAAN BANGUNAN SUNGAI

• Penatausahaan bangunan sungai merupakan kegiatan


inventarisasi atau pencatatan bangunan sungai dan pemberian
nomor kode atau kodefikasi

• Penatausahaan bangunan sungai bertujuan untuk mengamankan


eksistensi bangunan secara administratif sesuai dengan kaidah
pengelolaan barang milik negara atau daerah.

• Hasil inventarisasi bangunan sungai kemudian dihimpun ke dalam


Laporan Inventarisasi Prasarana Sungai.

• Hasil inventarisasi tahunan tersebut akan digunakan sebagai bahan


pertimbangan dalam penyusunan target dan jadwal rencana
inspeksi bangunan sungai.
PENATAUSAHAAN BANGUNAN SUNGAI

• Pencatatan bangunan sungai dipilah-pilah menurut kelompok bangunan


dan letaknya dalam jaringan sungai.

• Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.29/PMK.06/2010 Tentang


Penggolongan dan Kodefikasi BMN, jumlah nomor kode bangunan sungai
terdiri atas 11 (sebelas) digit yang menunjukkan tentang:

• Letak/lokasi bangunan sungai (1 digit)


• Golongan (1 digit)
• Bidang (2 digit)
• Kelompok (2 digit)
• Sub Kelompok (2 digit)
• Sub-sub Kelompok (3 digit)
PENATAUSAHAAN BANGUNAN SUNGAI
• Setiap bangunan sungai akan mengalami degradasi fungsi dan kondisi
menurut perkembangan usia bangunan,

• selain itu jumlah dan jenis bangunan sungai dapat berubah setiap saat
tergantung dari dinamika pembangunan di sepanjang jaringan sungai.

• Setiap kali perubahan mengenai jumlah, jenis, dan kondisi bangunan


harus senantiasa dilakukan pencatatan mengenai hal ihwal terjadinya
perubahan.

• Catatan mengenai perubahan ini harus dihimpun dalam laporan hasil


inventarisasi tahunan. Laporan inventarisasi bangunan sungai ini
merupakan bagian kegiatan yang tak terpisahkan dengan kegiatan
pengelolaan barang mulik negara (BMN).
LANGKAH KEGIATAN
PENATAUSAHAAN BANGUNAN SUNGAI
PEMELIHARAAN PRASARANA

TUJUAN :
Pemeliharaan bangunan/prasarana adalah upaya menjaga kondisi
dan mengamankan bangunan agar selalu dapat berfungsi dengan
baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya, melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan
dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus

Kegiatan pemeliharaan meliputi :


• inventarisasi kondisi bangunan / prasarana sungai
• perencanaan
• pelaksanaan
• pemantauan dan evaluasi
PEMELIHARAAN PRASARANA

• INVENTARISASI KONDISI BANGUNAN / PRASARANA :


data kondisi prasarana , termasuk data kerusakan dan pengaruhnya terhadap
fungsi dan manfaat bangunan.

• PERENCANAAN
Perencanaan pemeliharaan dibuat berdasarkan rencana prioritas hasil
inventarisasi.
tahapan : 1)Inspeksi Rutin/ Penelusuran, 2) Identifikasi dan Analisis Tingkat
Kerusakan , 3) Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan, 4)
Perhitungan RAB, 5) Program/Rencana Kerja.

• PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana
kerja.

• PEMANTAUAN DAN EVALUASI


PEMELIHARAAN PRASARANA
INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

a) Terpenuhinya kapasitas kinerja prasarana sesuai rencana.


b) Terjaganya kondisi bangunan prasarana :
o Kondisi baik, diperlukan pemeliharaan rutin.
o Kondisi rusak ringan, diperlukan pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan.
o Kondisi rusak sedang, diperlukan pemeliharaan berkala yang
bersifat perbaikan.
o Kondisi rusak berat, diperlukan pemeliharaan berkala yang
bersifat perbaikan berat atau penggantian.
c) Meminimalkan biaya rehabilitasi
d) Tercapainya umur rencana
LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN
PRASARANA SUNGAI
Prasarana sungai ditinjau dari segi fungsinya :

• bangunan sungai : bangunan yang berfungsi sebagai


pelindung palung sungai, pendayagunaan sungai,
pengendali aliran air sungai,

• bangunan atau pos berikut peralatan pemantau


kondisi hidrologi, hidroklimatologi, dan kualitas air,
serta

• prasarana penunjang atau pendukung kegiatan OP,


berupa gedung , peralatan dan kendaraan.
KATEGORI
TINDAKAN
PEMELIHARAAN
BANGUNAN
SUNGAI
PEMELIHARAAN PREVENTIF
• Pemeliharaan rutin dan berkala dilakukan dengan interval waktu yang
berbeda-beda untuk setiap jenis bangunan, misalnya setiap 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun. Interval waktu pelaksanaan untuk
setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala diatur di dalam Pedoman Standar
Pelaksanaan Pekerjaan OP Sungai dan Prasarana Sungai.

• Dalam pemeliharaan berkala terdapat pula kegiatan penggantian sebagian


atau keseluruhan komponen prasarana sungai baik karena mengalami
kerusakan maupun karena telah mencapai masa penggantian sebagaimana
ditetapkan pabrik pembuatnya, misalnya penggantian pintu, penggantian
minyak pelumas, penggantian sistem transmisi, penggantian klep pompa dan
sebagainya.

• Perbaikan ringan atau reparasi merupakan kegiatan/pekerjaan


pemeliharaan berskala kecil yang dilaksanakan dengan cara dan teknologi
sederhana dan tak memerlukan kelengkapan perhitungan desain.
KATEGORI
TINDAKAN
PEMELIHARAAN
BANGUNAN
SUNGAI
PEMELIHARAAN KOREKTIF
• Pemeliharaan korektif harus direncanakan berdasarkan
hasil inspeksi/survai detail terhadap keadaan bangunan
sungai yang bersangkutan. Keharusan ini dikecualikan
untuk pekerjaan pemeliharaan darurat.

• Disain pekerjaan pemeliharaan korektif harus disiapkan oleh


personil yang terlatih dan berpengalaman. Gambar disain dan
RAB harus disyahkan oleh kepala unit pelaksana teknis
pengelolaan sumber daya air yang bersangkutan (Kepala
Balai) sebelum pelaksanaan pemeliharaan dimulai.

• Apabila dalam tahun anggaran berjalan tidak cukup tersedia


dana pelaksanaan, maka pelaksanaan pemeliharaan agar
dianggarkan pada tahun berikutnya.
PEMELIHARAAN KOREKTIF
• Pemeliharaan darurat merupakan tindakan yang dikerjakan dalam
keadaan dan situasi yang sangat mendesak dengan tujuan untuk
mengatasi kerusakan mendadak dalam keadaan darurat menghadapi
aliran banjir, tanah longsor ataupun karena gempa bumi.

• Karena itu kualitas pekerjaannya pun bersifat sementara untuk


meredam atau mengisolasi terjadinya eskalasi genangan air untuk
mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk atau membahayakan
lingkungan.

• Pasca kejadian banjir telah mereda, pekerjaan yang bersifat


sementara ini perlu dibongkar dan direncanakan perbaikannya
berdasarkan kaidah disain pemeliharaan korektif yang memenuhi
standar normal konstruksi bangunan.
KATEGORI
TINDAKAN
PEMELIHARAAN
BANGUNAN
SUNGAI
Untuk memperoleh hasil pemeliharaan yang efektif dan efisien,
pelaksanaan pemeliharaan fisik bangunan sungai perlu mengikuti
prosedur sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut.

PROSEDUR
PEMELIHARAAN
FISIK
BANGUNAN
SUNGAI
PROSEDUR
PEMELIHARAAN
FISIK
BANGUNAN
SUNGAI
INSPEKSI LAPANGAN
• Inspeksi lapangan bertujuan untuk mengetahui bagian sungai/bangunan
sungai yang bermasalah dan memerlukan perbaikan dan sekaligus
menaksir kebutuhan tindakan pemeliharaan yang tepat. Penilaian kondisi
bangunan tersebut akan menjadi dasar dalam menentukan kategori
tindakan (preventif ataukah korektif). Inspeksi rutin dilakukan minimal
setiap 1 (satu) bulan sekali pada setiap awal bulan.

• Untuk menentukan taksiran volume perbaikan fisik, petugas pelaksana


inspeksi perlu membawa peralatan ukur sederhana seperti: roll meter, alat
bantu ukur.

• Sedangkan untuk mengetahui perubahan dimensi palung sungai dan


bangunan sungai yang mengalami kerusakan, pelaksanaannya perlu
menggunakan peralatan ukur (waterpass atau theodolit).

• Hasil pengukuran akan menjadi dasar dalam pembuatan desain


pemeliharaan.
INSPEKSI LAPANGAN

• Untuk mengetahui bagian bagian mana yang harus


diperhatikan dalam pelaksanaan inspeksi pada setiap
ruas sungai dan setiap jenis bangunan, petugas
pelaksana inspeksi perlu membawa Formulir Catatan
Inspeksi Sungai dan Bangunan Sungai.

• Selain inspeksi rutin, kegiatan penelusuran sungai (walk


through) perlu pula dilakukan terutama ketika akan
memasuki musim penghujan (banjir). Penelusuran
dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
INSPEKSI LAPANGAN
KEGIATAN PENELUSURAN SUNGAI (WALK THROUGH) :

• Penelusuran yang pertama dilakukan sebelum memasuki musim penghujan,


dengan tujuan kesiapsiagaan antisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir.
Penelusuran sungai yang pertama difokuskan pada tempat-tempat atau bangunan
yang rentan dan berpotensi mengalami masalah di kala musim banjir. Temuan
masalah yang diperoleh dari hasil penelusuran harus segera diselesaikan sebelum
musim banjir tiba.

• Penelusuran yang kedua dilakukan sesudah terjadi bencana banjir (paska banjir)
dengan tujuan untuk melakukan evaluasi dan penghitungan (assessment)
mengenai nilai kerugian yang terjadi akibat banjir.

• Penelusuran dilaksanakan oleh tim yang dibentuk Kepala Balai. Tim ini
beranggotakan dari unsur perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan OP.
Dalam kondisi tertentu, anggota tim penelusuran dapat ditambah dari unsur
instansi yang terkait dan atau masyarakat yang membangun prasarana di sungai.
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Dalam pelaksanaan kegiatan fisik pemeliharaan perlu


dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap:

1) Mutu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dimulai sejak


persiapan sampai dengan pekerjaan selesai. Hal hal yang
dikendalikan mencakup: penggunaanbahan; peralatan;
metoda; dan tenaga kerja;

2) Waktu pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan jadwal yang


pelaksanaan yang direncanakan; dan

3) Progres fisik pelaksanaan secara harian dan berkala.


KOORDINASI PELAKSANAAN
Guna mencegah terjadinya gangguan terhadap kelangsungan penyelenggaraan
pelayanan air dan penggunaan sungai selama pelaksanaan kegiatan fisik
pemeliharaan, unit pelaksana OP perlu melakukan koordinasi dengan para pihak
terkait, dalam:

 Penyusunan jadwal pelaksanaan pemeliharaan


 Penggunaan metoda pelaksanaan pemeliharaan
 Rencana antisipasi pencegahan pencemaran air dan bentuk gangguan lain
yang diakibatkan oleh pengoperasian peralatan pemeliharaan.
 Sosialisasi kepada masyarakat yang berpotensi terkena dampak,
 Menyediakan sarana/materi pengganti sebagai substitusi untuk sementara
waktu kepada para pihak yang bepotensi terkena gangguan selama
pelaksanaan pemeliharaan
 Memasang rambu-rambu peringatan untuk pencegahan kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas.
 Menempatkan petugas pemandu arus lalu lintas kendaraan.
 Melakukan perbaikan kembali atas kerusakan jalan umum yang
dipergunakan selama pekerjaan pemeliharaan berlangsung
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMELIHARAAN
Laporan akhir pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan merupakan
rangkuman dari seluruh pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan pada
tahun anggaran berjalan memuat informasi mengenai:

1) volume masing-masing jenis bangunan


2) waktu pelaksanaan
3) jumlah dana yang tersedia dan jumlah dana yang digunakan;
4) pemakaian tenaga kerja;
5) daftar dan jumlah pemakaian bahan;
6) pemakaian peralatan;
7) kualitas hasil pekerjaan; dan
8) catatan selama waktu pelaksanaan pekerjaan
9) gambar terbangun (as bulit drawing)
10) foto dokumentasi mengenai keadan: sebelum, selama dan setelah
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
PRASARANA PEMANTAU
HIDROLOGI, HIDROKLIMATOLOGI DAN KUALITAS
AIR.

1. Peralatan penakar curah hujan baik yang otomatik


(Automatic Rainfall Recorder atau ARR) maupun yang
manual (Ordinary Rainfall Recorder atau ORR)

2. Stasiun/pos pengamat muka air sungai baik yang otomatik


(Automatic Water Level Recorder atau AWLR) maupun
berupa pengukur elevasi manual (staf gauge)

3. Stasiun/pos pengamat cuaca atau iklim

4. Stasiun/pos pengamat kualitas air berikut peralatannya.


PEMELIHARAAN POS PEMANTAU
HIDROLOGI, HIDROKLIMATOLOGI DAN KUALITAS AIR.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan pos hidrologi


dan klimatologi dan kualitas air, adalah:

1) Jumlah Pos yang ada (existing) terdiri dari pos hujan, pos klimatologi dan
pos duga air
2) Jenis pos (otomatik atau biasa)
3) Jenis Peralatan yang digunakan
4) Lokasi pos
5) Kondisi bangunan pos (baik, sedang atau rusak)
6) Suku cadang yang dibutuhkan oleh masing-masing pos
7) Kelengkapan operasional pos seperti formulir pembacaan, grafik, tinta,
pena, alat tulis dan lain-lain
8) Kesiapan petugas yang menangani operasi dan pemeliharaan
PEMELIHARAAN POS PEMANTAU
HIDROLOGI, HIDROKLIMATOLOGI DAN KUALITAS AIR.
PRASARANA PENUNJANG ATAU PENDUKUNG
KEGIATAN OP.

1. Bangunan kantor, gudang,


bengkel, pos jaga dan rambu-
rambu keamanan

2. Peralatan informasi dan


telekomunikasi

3. Peralatan berat dan kendaraan


PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN
KANTOR, GUDANG, BENGKEL DAN POS JAGA
Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
meliputi:

• prosedur dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan;


• program kerja pemeliharaan dan perawatan bangunan;
• perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaan pemeliharaan dan
perawatan bangunan; dan
• standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan.

Rincian mengenai tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan


bangunan gedung tersebut diatas agar dibuat oleh unit pengelola SDA
selaku pengelola bangunan yang bersangkutan dengan berpedoman
pada lampiran Peraturan Menteri PU No.24/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN KANTOR, GUDANG,
BENGKEL, POS JAGA DAN RAMBU-RAMBU PERINGATAN

Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung adalah bertujuan menjaga


keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan
gedung selalu laik fungsi.

Jenis pekerjaan yang dilakukan meliputi:


• membersihkan,
• merapikan, dan
• memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen,
bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya.

Pemeliharaan dan perawatan bangunan dilakukan dalam rangka memenuhi


persyaratan yang berkaitan dengan pengelolaan bangunan gedung, yaitu:
• keamanan bangunan;
• kesehatan bangunan gedung;
• kenyamanan bangunan gedung; dan
• kemudahan bangunan gedung
PEMELIHARAAN PERALATAN INFORMASI DAN
TELEKOMUNIKASI

• Peralatan informasi dan telekomunikasi yang tersedia di stasiun utama


(kantor Balai) pada umumnya terdiri atas:
Workstation; Monitor; Printer; Static display; Global positioning system (GPS),;
Layar tayang; Switch; Router; Local area network; Storage data; serta Peralatan
catu daya.

• Yang dimaksud dengan peralatan catu daya, misalnya:


Genset; Automatic Transfer Switch (ATS); Static Transfer Switch (STS);
Uninterruptable Power Supply (UPS); Rectifier; Batere; AC/DC Distribution
Board; dan Rectifier dan Batere mobile.

• Pemeliharaan peralatan tersebut diatas harus dilaksanakan mengacu


kepada buku petunjuk pemeliharaan misalnya Manual Book atau
Installation Workbook yang disediakan oleh pabrik pembuat peralatan
yang bersangkutan.
PEMELIHARAAN PERALATAN INFORMASI DAN
TELEKOMUNIKASI

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian dan pemeliharaan


peralatan di stasiun utama adalah sebagai berikut:

a) Ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh petugas pengelola stasiun minimal
memiliki pengetahuan mengenai perangkat keras komputer, sistem operasi,
sistem jaringan komputer, software dan aplikasi database;
b) Pengetahuan mengenai prinsip kerja masing-masing peripheral;
c) Kelengkapan dokumen prosedur pengoperasian;
d) Klasifikasi hak akses yang bisa diperoleh pihak-pihak yang mengoperasikan
aplikasi di stasiun utama;
e) Kelengkapan dokumen instalasi kabel;
f) Ijin kerja pengoperasian;
g) Kelengkapan peralatan kerja (tools);
h) Seminimal mungkin tidak mengganggu sistem di sekitarnya; dan
i) Pengetahuan mengenai keselamatan kerja.
PEMELIHARAAN PERALATAN BERAT DAN
KENDARAAN
• TUJUAN :
untuk mencegah kemungkinan gangguan/kerusakan pada mesin dan
kompenen-komponen lain yang merupakan unsur yang terkait dengan
peralatan dan kendaraan yang bersangkutan.

Jenis peralatan berat yang berkaitan dengan pekerjaan OP Sungai dan


prasarananya, misalnya:
– alat gali, penggaruk lumpur, tanah dan batuan (kapal keruk, excavator backhoe,
shovel, clamshell);
– alat pemindah, pengangkut, dan pemindah tanah dan batuan (bulldozer, loader,
dump truck dan conveyor belt)
– alat pemadat tanah (roller dan compactor)

• Kendaraan yang diperlukan dalam pekerjaan OP Sungai, misalnya


kendaraan roda empat (SUV, jeep atau pick up, dan truk), dan kendaraan
roda dua (sepeda motor dan sepeda).
PEMELIHARAAN PERALATAN BERAT DAN KENDARAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai