Anda di halaman 1dari 19

Kuliah Ketiga

Integrated Water
Resources
Management
• Status lokasi
daerah/ wilayah
aliran sungai
• Potensi sumber daya
air/wilayah aliran sungai
• Banyaknya sektor yang
terkait dengan SDA
• Besarnya dampak (sosial,
ekonomi, dan lingkungan)
terhadap pembangunan
nasional
• Besarnya dampak negatif
akibat daya rusak air di
KELEMBAGAAN wilayah sungai yang
bersangkutan.
WILAYAH SUNGAI
Pendekatan Tradisional vs Integrated,, apa
bedanya??
Tradisional : Integrated :

• Satu institusi • Multi institusi


• Pengambil keputusan hanya dari satu • Pengambil keputusan “kolektif”
sektor • Menangani masalah kompleks
• Hanya membahas masalah khusus
Wilayah sungai di bawah Pemerintahan
Pusat:
• Wilayah Sungai yang statusnya sebagai
Balai Besar
• Wilayah Sungai yang statusnya sebagai
Balai
• Menyusun pola dan rencana pengelolaan
SDA
• Mempersiapkan dan melaksanakan
pengadaan barang dan jasa
• Melaksanakan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan konstruksi
• Menyusun dan melaksanakan pengelolaan
kawasan lindung SDA
• Pengelolaan SDA, sistem hidrologi dan
sistem informasi sumber daya air
• Pelaksanaan O & P serta bimbingan teknis
Fungsi dan Tugas pengelolaan SDA
Balai • Menfasilitasi kegiatan team koordinasi PSDA,
penyiapan rekomendasi teknis dan
Peraturan Menteri PUPR Nomor melakukan pembudayaan masyarakat dalam
20/PRT/M/2016 pengelolaan SDA
Struktur
Organisasai
Balai Besar
Wilayah Sungai
Struktur
organisasi balai
wilayah sungai
tipe A
Struktur
organisasi
balai wilayah
sungai tipe B
Instansi Terkait Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air
• Aspek Konservasi :
Kehutanan, Pertanian, PU,
Perindustrian, Dalam Negeri, ESDM,
dan lain-lain.
• Aspek Pendayagunaan :
Pertanian, PU (SDA & Cipta Karya),
ESDM, Kesehatan, Dalam Negeri,
Lingkungan Hidup, Perindustrian,
Perhubungan.
• Aspek Pengendalian Daya Rusak :
PU, Dalam Negeri, ESDM, Lingkungan
Hidup, Kehutanan, BNPB.
Persyaratan Penerapan
Pengelolaan Sumber Daya
Air Terpadu
• Memiliki lembaga Pengelola SDA
Wilayah Sungai yang handal
dilandasi dasar hukum yang kuat,
diterima para pemilik kepentingan dan
memiliki SDM yang kompeten.
• Memiliki kebijakan, pola dan rencana
pengelolaan SDA.
• Memiliki data, model, sistem, fasilitas
pengelolaan SDA.
• Memiliki wadah koordinasi dan
komunikasi antar pemilik kepentingan
sebagai perangkat manajemen
partisipatif.
• Memiliki Sasaran yang jelas.
The Three Pillars
of IWRM

• The Enabling Environment


• Institutional Framework / Roles
• Management Instruments
The Enabling
Environment
• Diterapkannya kebijakan, pola, rencana
dan sasaran pengelolaan SDA WS
• Ps 11, 14, 59 UU 7/2004 ttg SDA
• Diterapkannya peraturan
perundangan yang mendukung
operasional pengelolaan SDA WS
• Ps 13, 14, 15, 45 UU 7/2004 ttg SDA
• Diterapkannya sistem pembiayaan dari
masyarakat untuk pengelolaan SDA WS
• Ps 26, 80 UU 7/2004 ttg SDA
Institutional
Framework / Roles
• Tersedianya dasar hukum pendirian institusi pengelola
SDA WS yang kuat
• Tidak tumpang tindih
• Ditetapkannya job description karyawan
• Dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan
• Adanya penyuluhan, pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi stakeholders
• Ps 70 UU 7/2004 ttg SDA
• Aktifnya wadah koordinasi stakeholders
• Ditetapkannya wadah koordinasi
• Berfungsinya wadah koordinasi
• Ps 85, 86, 87 UU 7/2004 ttg SDA
• Ketersediaan dan keterbukaan data SDA
Management • Ps 65, 66, 67, 68 UU 7/2004 ttg SDA
Instruments • Tertetapkannya program penerapan PSDAT (IWRM Plan)
• Tersusunnya IWRM Plan WS terkait
• Terterapkannya proses demand menejemen
• Ps 29 UU 7/2004 ttg SDA
• Terlaksanakannya kampanye peduli air
• Ps 70 UU 7/2004 ttg SDA
• Standar baku mengatasi konflik air
• Ps 88, 89 UU 7/2004 ttg SDA
• Standar baku proses pengalokasian air
• Ps 46 UU 7/2004 ttg SDA
• Penerapan instrumen ekonomi untuk efisiensi
• Ps 80 UU 7/2004 ttg SDA
• Tersedianya sistem informasi IWRM
• Ps 65 UU 7/2004 ttg SDA
• Tujuan pengelolaan sumber daya air pada
Wilayah Sungai yang bersangkutan.
• Dasar pertimbangan yang dipergunakan
dalam melakukan pengelolaan sumber
Pola daya air.
Pengelolaan • Beberapa skenario pengelolaan sumber
daya air.
Sumber
• Alternatif pilihan strategi pengelolaan
Daya Air sumber daya air untuk setiap scenario
pengelolaan sumber daya air.
• Kebijakan operasional untuk melaksanakan
strategi pengelolaan sumber daya air.
Skema penyusunan
pola sumber daya air
• Pola pengelolaan sumber daya air disusun melalui
konsultasi dengan instansi dan unsur masyarakat
yang terkait.
• Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan
ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
• Pola pengelolaan sumber daya air yang sudah
ditetapkan dapat ditinjau dan dievaluasi sekurang-
kurangnya setiap 5 (lima) tahun sekali.
• Gubernur menetapkan rancangan pola pengelolaan
sumber daya air menjadi pola pengelolaan sumber
daya berdasarkan pertimbangan wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.
Perencanaan
Pengelola SDA
• Perencanaan pengelolaan SDA disusun
untuk menghasilkan rencana sebagai
pedoman/arahan dalam pelaksanaan
konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian daya rusak air.
• Perencanaan disusun mengikuti pola
pengelolaan SDA.
• Penyusunan rencana pengelolaan SDA
dilaksanakan dengan koordinasi berbagai
instansi yang berwenang dengan
mengikutsertakan seluruh stakeholders.
• Rencana pengelolaan SDA di Wilayah
Sungai dirinci ke dalam program oleh
instansi pemerintah, masyarakat dan
swasta.
Implementasi
IWRM
• Penataan kawasan hulu
• Pengendalian alur sungai
• Pembagian air secara
proporsional
• Perawatan alur sungai,
jaringan irigasi dan jalur
distribusi secara berkala
• Koordinasi antar
stakeholder secara
intensif
• dll
Tugas – Review UU No. 7
Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air

Pasal: 11, 13, 14, 15, 26, 29,


45, 46, 59, 65, 66, 67, 68, 70,
80, 85, 86, 87, 88, 89

Kemudian tuliskan poin


penting yang dapat
disimpulkan pada format ppt.

Anda mungkin juga menyukai