Anda di halaman 1dari 29

PELUANG DAN TANTANGAN

PADA PENERAPAN PPK-BLUD KPH

Agus Setyarso
agusse@yahoo.com
September 2014
BUTIR PENGANTAR
1. PERAN KPH 2014-2019
2. PENYIAPAN OPERASIONALISASI KPH
GULARAYA
3. PPK-BLUD: PELAYANAN UMUM OLEH KPH
4. TATA HUBUNGAN KERJA DINAS-KPH-UPT
5. TANTANGAN KE DEPAN
PERAN KPH 2014-2019
PERAN KPH 2014-2019
• Nawa Cita:
– menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara  jati diri sebagai negara
maritim
– membangun tata kelola pemerintahan bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya
– membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
– melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya
– meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
– meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing
di pasar internasional
– mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik
– melakukan revolusi karakter bangsa
– memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia
• Gaya pemerintahan 2014-2019
– Entrepreneuring government – marketing
governance
– Sustainable development growth
– Memelihara dan restorasi lingkungan
• Peluang dan momentum untuk kebangkitan
kehutanan Indonesia
• KPH sebagi building block (kerangka dan batu
bata) untuk membangkitkan kehutanan
PENYIAPAN OPERASIONALISASI
KPH GULARAYA
Disain penyiapan operasional KPH Gularaya
(2012) dan update status (2014)
1. Stock taking: consolidating all data, information, satellite
imagery, maps, and processes - cukup
2. Stakeholder consultation to get well prepared management
plan - cukup
3. Finalising KPH management plan - cukup
4. Backstopping efforts to get stakeholder mainstreamed –
masih harus terus dilakukan
5. Preparing business plans – cukup tetapi terus disempurnakan
6. Designing safeguards: - belum selesai
– Environmental safeguard
– Social safeguard
7. Designing and preparing investment project
a. Preliminary overview of the candidate of core business - cukup
b. Formulating potential forest-base business schemes - cukup
c. Outlining production processes - cukup
d. Preparing business case - cukup
e. Preparing concept note (business case) - cukup
f. Preparing proposal documents for business
negotiation/transaction - belum
g. Inviting potential candidates for investment/partnership -
belum
8. Penyiapan PPK-BLUD - tahap legalisasi
9. Designing and planning the needed capacity building –
sudah disiapkan
10.Keberanian untuk taking actions – harus terus didukung
PPK-BLUD: PELAYANAN UMUM
OLEH KPH
1 SUBSTANTIF

PERSYARATAN
PPK-BLUD
2 TEKNIS

3 ADMINIS TRATIF
Bejo Mulyono, 2013
DITJEN KEUDA
PENYEDIAAN BARANG
DAN JASA

PERSYARATAN PENGELOLAAN
1. SUBSTANTIF
WILAYAH/
KAWASAN KHUSUS

PENGELOLAAN DANA
KHUSUS

Bejo Mulyono, 2013


DITJEN KEUDA
Penyediaan barang dan jasa oleh
KPH
Pelayanan untuk peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat
Lingkup pelayanan antara lain:

1. Pelayanan (mengatur dan membina) masyarakat


di dalam dan sekitar hutan dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari untuk pemenuhan
kebutuhan hidup keluarga (Food security and
daily cash)
2. Menyelenggarakan kegiatan produktif
pengelolaan hutan yang kontinyu (memproduksi
hasil hutan kayu dan bukan kayu sebagai
sumber kegiatan ekonomi, menyelenggarakan
ekowisata, pelayanan penyediaan air)
3. Menyelenggarakan kemitraan usaha untuk menjamin
pemanfaatan hutan lestari
4. Pelayanan/fasilitasi perijinan yang menyangkut
pemanfaatan hutan dan kawasan
5. Pengendalian rantai suplai hasil hutan untuk peningkatan
kinerja ekonomi lokal
6. Menyelenggarakan kegiatan berbasis REDD+ untuk
mendukung penanggulangan perubahan iklim
7. Delineasi, alokasi, pengelolaan dan pemantauan fungsi
tata air, fungsi pengamanan dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati, dan fungsi budaya yang melekat
pada sumberdaya hutan.
Lingkup pelayanan pengelolaan
wilayah tertentu
1. Menjamin pengelolaan wilayah tertentu
sebagai pendukung pembangunan nasional
dan daerah
2. Menjamin pengelolaan wilayah tertentu
sebagai bagian pengelolaan DAS
3. Menjamin stabilitas keanekaragaman hayati
dan ekosistem kawasan konservasi yang
berada pada wilayah tertentu KPH
4. Melaksanakan rehabilitasi berbasis DAS
5. Melaksanakan restorasi ekosistem
6. Melaksanakan reklamasi areal kerja yang rusak oleh
kegiatan pinjam pakai kawasan/penggunaan
kawasan
7. Mengelola kemitraan bisnis dengan masyarakat
8. Mengelola kemitraan bisnis pemanfaatan kawasan,
hutan dan hasil hutan untuk mendukung
perekonomian lokal
9. Menyelenggarakan sentra atau klaster ekonomi
kehutanan terpadu
10.Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan wilayah
tertentu KPH
Pengelolaan dana khusus

1. Melaksanakan dana bergulir BLU


Kehutanan untuk kegiatan pengelolaan
hutan berbasis masyarakat lestari
2. Menyelenggarakan pelayanan kredit
mikro untuk usaha kehutanan berbasis
masyarakat
TATA HUBUNGAN KERJA DINAS-
KPH-UPT
Gambaran KPH

Kemitraan

IUPHHK HA
Wil Ttt Tambang
CA

IUPK HL
Fungsi
IUPHHK HTI
Pengelolaan

HTR HKm
HL HTR
Gerhan
Kemitraan
HTR
HKm
KEPALA KPH

PROPINSI KAB/KOTA
Fungsi
PEMERINTA Administrasi
H
Posisi Pengurusan dan Pengelolaan Hutan

Diselenggarakan Kemenhut/Dinas Prov/Kab/Kota

1. Perencanaan
Kehutanan
PENGURUSAN
2. Pengelolaan
HUTAN
3. Litbang, Diklat,
Penyuluhan
4. Pengawasan
1. Tata Hutan dan RP
2. Pemanfaatan Hutan
3. Penggunaan
Kawasan Hutan
Diselenggarakan oleh KPH 4. Rehabilitasi dan
Reboisasi
5. Perlindungan dan
Konservasi
POKOK-POKOK HUBUNGAN
1. KPH menjadi experiment station untuk harmonisasi regulasi –
Dinas mengaitkannya dengan regulasi pada tataran
pembngunan wilayah – UPT mengaitkannya dengan
pengelolaan DAS, pengelolaan konservasi, pengelolaan bisnis
2. Kelembagaan – KPH memusatkan diri pada operasi; Dinas
pada dukungan integrasi regulasi – UPT menjabarkan regulasi
dengan fokus program perencanaan-pelaksanaan-monev
(DAS, konservasi, bisnis)
3. Substansi: bertemunya Rencana KPH – RKTK/RKTP-Rencana
DAS terpadu, rencana konservasi lansekap, rencana
pembangunan klaster ekonomi
4. Birokrasi – menuju sikap anonimousity
Jabarannya
• Dinas:
– Layanan regulasi dalam menguatkan KPH (kemandirian,
profesional, PPK BLUD, kemitraan, dll)
– Membangun kapasitas untuk mengembangkan KPH di dalam
kerangka pembangunan wilayah – klaster ekonomi kehutanan
– Membangun pengarus-utamaan pembagunan kehutanan
lintas sektor di daerah
– Membangun kapasitas untuk melaksanakan pengelolaan DAS
– Memadukan penyuluhan kehutanan
– Menjadi “hub” sistem informasi kehutanan – integrated MRV
– Exercising PPP (public-private-partnership)
• KPH:
– Menuntaskan RPHJP sebagai fix and flow
requirements bagi RKTN-RKTP-RKTK
– Membangun kapasitas profesional
– Memelihara komunikasi birokratik
– Membangun komunikasi bisnis
– Membangun komunikasi sosial
– Memaksimumkan kinerja pengelolaan dan bisnis
– Memaksimumkan kinerja MRV
– Memberikan umpan balik kebijakan daerah dan
pusat
• UPT:
– Penguatan kapasitas KPH
– Penguatan perencanaan KPH
– Penguatan regulasi daerah dalam pelaksanaan pengelolaan
DAS, konservasi, usaha kehutanan, kemitraan masyarakat
– Internalisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ke
dalam RPHJP-KPH
– Implementasi REDD+ pada KPH – kontribusi KPH pada SRAP
Propinsi
– Penguatan sistem produksi KPH
– Penguatan business plan KPH
– Fasilitasi usaha kehutanan
– Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan perhutanan
sosial pada kerangka KPH
Tantangan
• Perubahan mindset
– Entrepreneuring the government
– Membangun governance network
– Dari tupoksi menjadi berbasis misi
• Professional management
– Kelembagaan hetero-archi
– Manajemen mutu
– Manajemen safeguards
– SDM bersertifikat – aset KPH
• Pengembangan kapasitas
– Pendampingan
– Penyediaan tenaga profesional bersertifikat
– Maksimasi etos kerja
– Maksimasi etos marketing
Matahari pasti cerah di KPH
Gularaya

Anda mungkin juga menyukai