Anda di halaman 1dari 16

Buletin Oseanografi Marina Januari 2012.vol.

1 49 - 64

KARAKTERISTIK DAN POTENSI HARA SEDIMEN PADA LAHAN BASAH DI DESA


TANGGUL TLARE KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA

Churun A’in
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-UNDIP
Jl Prof Soedarto, SH Kampus Tembalang
E-mail : ainchurun@yahoo.com

Abstrak

Lahan basah merupakan salah satu daerah vital di wilayah pesisir. Dipandang
dari segi ekologis kawasan ini menyimpan beragam fungsi diantaranya: sebagai buffer
area, konversi dan pensuplai nutrien, menyerap dan mereduksi banjir, serta habitat bagi
beberapa spesies hewan pesisir. Untuk mendukung usaha pengembangan kawasan
lahan basah sebagai suatu sumberdaya alamiah, maka diperlukan suatu survai tanah
(lahan) ataupun pemetaan kemampuan tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fisik dan potensi hara sedimen
pada lahan basah di desa Tanggul Tlare dan sekaligus mengetahui hubungan kualitas
sedimen dan sediaan hara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Sample
Survey Method” dan bersifat deskriptif guna memberikan gambaran mengenai situasi dan
kondisi secara lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2007 di desa
Tanggul Tlarre, kelurahan Kedung, kecamatan Tahunan, kabupaten Jepara.
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya lahan basah di desa Tanggul Tlare
digolongkan sebagai lahan basah tipe rawa pasang surut. Spesifikasi yang dimiliki lahan
basah tersebut diantaranya adalah adanya perbedaan substrat dasar yang menyebabkan
beberapa pola zonasi; zona I didominasi pasir, zona II didominasi lempung, zona III
didominasi lumpur; kepayauan akan semakin berkurang untuk setiap peningkatan zona;
bahan organik (BOT) yang tinggi. Dari hasil penelitian potensi hara yang dimiliki lahan
basah tersebut dikategorikan dalam taraf rendah (nitrogen total dan fosfat). Kualitas
sedimen berpengaruh secara nyata terhadap potensi hara dengan indeks korelasi yang
erat, kecuali BOT dan fosfat (thit = 1,817 < ttab=2,633; r = 0,491) yaitu liat berpengaruh
terhadap sediaan fosfat (thit = 5,800 > ttab=2,633; r = 0,878), liat berpengaruh terhadap
sediaan nitrogen (thit = 6,169 > ttab=2,633; r = 0,890), BOT berpengaruh terhadap N (t hit =
7,251 > ttab=2,633; r = 0,917), dan BOT berpengaruh terhadap C (t hit = 38,820 >
ttab=2,633; r = 0,997). Disamping itu nilai kualitas sedimen dapat dijadikan sebagai
penduga sediaan hara sedimen (Y=a + bX).
Kata Kunci : Lahan Basah, Kualitas Sedimen, Potensi Hara

Abstract

Wetland is the one of vital areas in coastal region. From the ecological point of
view this area are keeping somany functions such as buffer area, convertion and nutrient
supplier, absorb and reduce flood, also as habitat for organism of coastal areas. To
encourage the developing wet land area exertion as a natural resources, need to make
study about the soil condition or making a map (mapping) about soil potentiality.
This objective of this research are to know about the physic profile and the
sediment nutrient potency in wetland at Tanggiul Tlare village and also to the corellation
between sediment quality and the nutrient stock. The method that used on this research
are “Sample Survey Method” and descriptivelly to give discription about the locally
situation and condition.
Based on property and the characteristic, wetland at Tanggul Tlare village is
classified as wetland tidal swamp type. The spesification of the wetland, among of them

*)corresponding author http://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma Diterima/Received: 08-11-2011


Laboska_undip@yahoo.com Disetujui/Accepted: 20-12-2011
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

there are differences in substrat base which caused couple zoning patern; zone I
dominated by sand, zone II dominated by clay; zone III dominated by mud; the salinity of
soil will be decrease for every zone rise up; with high material organic content (total
organic matter soil). From the research result the nutrient potency which is had by the
wetland classified in low stage (total N and phosphat). Sediment quality is really affected
to the nutrient potency with tight corellation index, except totalorganic matter soil and
phosphat (thit = 1,817 < ttab=2,633; r = 0,491), namely that clay affects to the phosphat
stocks (thit = 5,800 > ttab=2,633; r = 0,878), clay affects to the nitrogen stocks (thit = 6,169
> ttab=2,633; r = 0,890), total organic matter affects to the nitrogen (t hit = 7,251 >
ttab=2,633; r = 0,917), and total organic matter affects to the C organic (t hit = 38,820 >
ttab=2,633; r = 0,997).. Besides that sediment quality value can be used as asediment
nutrients stock tracer (Y=a + bX).
Keywords : wetland, sediment quality, nutrient potency

Pendahuluan maka diperlukan suatu survai tanah


(lahan) ataupun pemetaan kemampuan
Lahan basah atau sering tanah, hal ini sesuai dasar-dasar
disebut istilah Wetland merupakan salah kebijakan pembangunan berwawasan
satu daerah vital di wilayah pesisir. lingkungan yang berorientasi pada
Peranannya sangat penting, bukan pendekatan ekosistem (ecological
hanya untuk keperluan perikanan akan approach) sehingga akan sesuai
tetapi juga keperluan lain yang dengan daya dukung yang dimiliki oleh
kompeten di dalamnya. Dipandang dari lahan tersebut. Selain itu dengan
segi ekologis kawasan ini menyimpan mengetahui kemampuan tanah maka
beragam fungsi diantaranya : sebagai akan dapat memberikan kemungkinan
buffer area, konversi dan pensuplai pilihan penggunaan dalam
nutrien, menyerap dan meruduksi banjir pembangunan di masa depan.
serta habitat bagi beberapa spesies Pemilihan lahan untuk pemanfaatan
hewan pesisir. Fungsi lahan basah khusus harus sepadan dengan potensi
akhir-akhir ini semakin banyak diketahui, tanah yang akan dipakai, sehingga akan
terutama sejak hilang dan berkurangnya diperoleh peluang cukup bagi
banyak lahan basah di beberapa daerah pencapaian taraf hasil yang diinginkan.
yang mengakibatkan banyak kerugian Penilaian utama daya dukung
pada penduduk (Davies et al., 1995). lingkungan adalah seberapa besar
Seiring dengan pertambahan lingkungan tersebut mampu
jumlah penduduk dan majunya memberikan dukungan bagi
pembangunan, keberadaan lahan basah kelangsungan hidup organisme,
dianggap strategis untuk dikelola dan termasuk di dalamnya kesuburan.
dimanfaatkan, khususnya rawa pasang Tanah sebagai sentral kehidupan
surut. Disamping dimanfaatkan untuk manusia memberikan andil dalam
kepentingan-kepentingan ekonomis, penentuan kesuburan tanah. Atas dasar
perlu juga dilakukan usaha konservasi pertimbangan tersebut, maka penelitian
untuk kawasan ini, mengingat begitu ini ditekankan pada pendiskripsian profil
banyak sumbangan yang diberikan bagi fisik tanah dan ketersediaan nutrient,
keseimbangan lingkungan pesisir. sebagai aspek dinamika lingkungan
Untuk mendukung usaha lahan basah.
pengembangan kawasan lahan basah Penelitian ini bertujuan untuk
sebagai suatu sumberdaya alamiah, mengetahui karakteristik dan sediaan

50 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

hara sedimen pada lahan basah di desa wilayah dan asumsi bahwa masing-
Tanggul Tlare serta hubungan kualitas masing stasiun memiliki profil fisik yang
sedimen dengan sediaan hara.. Manfaat berbeda, ketiga stasiun tersebut
dari penelitian ini adalah untuk ditentukan dengan cara menarik garis
memberikan informasi mengenai tegak lurus dari garis pantai dengan
karakteristik dan potensi hara pada jarak sepanjang 1500 m, dengan
lahan basah di desa Tanggul Tlare. interval 500 m setiap stasiun. Masing-
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat masing stasiun masih dibagi menjadi
untuk penelitian lebih lanjut mengenai empat substasiun
survai tanah, trigger untuk penelitian (A1,A2,A3,A4;B1,B2,B3,B4; dan
konservasi sehingga dapat dijadikan C1,C2,C3,C4) dengan jarak 250 m setiap
pertimbangan dalam pemanfaatan substasiun. Jadi ada 12 petak
lingkungan pesisir. pengamatan. Pengambilan sampel
tanah menggunakan pipa pralon yang
memiliki  = 4” dan t = 30 cm dan
Materi dan Metode dilakukan pada ketiga titik secara acak
di setiap substasiun dengan metode
Metode yang digunakan dalam komposit.
penelitian ini adalah “Sample Survey
Method” dan bersifat deskriptif guna Hasil Dan Pembahasan
memberikan gambaran mengenai
kondisi kawasan lahan basah di desa Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Tanggul Tlare, Kabupaten Jepara.
Aspek-aspek yang diukur parameternya Lahan basah di desa Tanggul
adalah kondisi fisika dan kimia tanah. Tlare berbatasan dengan pantai utara
Jawa Tengah, sehingga keberadaan
Hipotesa lahan basah mampu mencegah intrusi
air asin ke dalam air permukaan. Jenis
Ho : Diduga kualitas sedimen tidak vegetasi yang terdapat di kawasan
berpengaruh pada sediaan hara tersebut meliputi bakau, semak, dan
sedimen. rumput. Dari deskripsi lokasi penelitian
H1 : Diduga kualitas sedimen dapat diketahui tipe lahan basah.
berpengaruh pada sediaan hara Berdasarkan keberadaan dan kondisi
sedimen airnya lahan basah di desa Tanggul
Kriteria pengambilan keputusan secara Tlare termasuk rawa pasang surut,
statistik terhadap hipotesa yang sebab sebagian besar wilayahnya
diajukan adalah sebagai berikut : merupakan daerah pantai yang sumber
Thitung < Ttabel (α = 0,05) , maka terima Ho, airnya merupakan air payau.
tolak H1 Hal ini didukung pula oleh
Thitung ≥ Ttabel (α = 0,05) , maka tolak Ho, pandangan geoekologi Notohadiprawiro
terima H1 (1979) mengenai rawa pasang surut
Penelitian ini dilaksanakan pada yang bersifat khusus, antara lain :
bulan Juli – Agustus 2007 di desa a. Basah berlebihan sepanjang
Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung tahun. Di beberapa tempat keadaan ini
Kabupaten Jepara. Pengambilan diselingi oleh masa yang lebih kering
sampel dilakukan dengan metode yang berlangsung singkat.
Systematic Sampling, pada kawasan b. Umumnya dalam setahun muka
yang dipilih ditentukan tiga stasiun A,B, air tanah yang dangkal bersatu dengan
dan C atas dasar pertimbangan luasan

51 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

air genangan membentuk suatu fase Permasalahan yang timbul


cair yang tidak terpisahkan. akibat fenomena di atas adalah apakah
c. Ketebalan air genangan memang daya dukung yang dimiliki
(kedalaman) tidak hanya mengayun lahan basah di desa tersebut hanya
mengikuti musim, melainkan mengikuti sebatas bagi pemanfaatan seperti
irama gerakan pasang surut. sekarang ini atau mungkin bisa lebih.
d. Keadaan lingkungan alamiah Hasil penelitian yang didapatkan
mendorong endapan diharapkan mampu menjawab
e. Bahan endapan terdiri atas permasalahan tersebut, dengan melihat
campuran bahan asal laut dan darat. karakteristik dan potensi hara sedimen
Secara fisiografi dataran pasang surut pada lahan basah di desa Tanggul Tlare
terbentuk oleh regresi laut, atau oleh sehingga dapat bermanfaat bagi upaya
prograsi batas tepi laut sebagai akibat pemanfaatan lingkungan pesisir.
pembentukan delta atau oleh kombinasi Hasil Penelitian
kedua proses itu. Hasil penelitian dititikberatkan
Uraian di atas merupakan pada profil fisik dan potensi hara
gambaran kondisi lingkungan lahan sedimen lahan basah, serta hubungan
basah di desa Tanggul Tlare, untuk kualitas sedimen dengan sediaan hara.
gambaran kehidupan sosial ada hal Parameter-parameter pendukung
menarik yang perlu diamati. Dengan dipisah berdasarkan kategorinya, yaitu
melihat fenomena masyarakat Tanggul parameter fisika dan kimia. Untuk lebih
Tlare sekarang ini, cenderung terjadi jelasnya data hasil penelitian parameter
pergeseran model kerja dari tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1
“pemanfaat” sumberdaya misal petani dan 2.
tambak, nelayan, pembuat garam
menjadi “pengolah” sumberdaya seperti Pembahasan
pengrajin ukir. Pergeseran ini tidak
menjadi suatu problem jika bahan baku Tekstur Tanah
yang diolah merupakan sumberdaya Dari hasil penelitian yang
alam daerah setempat, namun yang dilakukan di lokasi sampling
terjadi bahan baku berasal dari luar menunjukkan adanya perbedaan
sedangkan potensi lahan basah komposisi substrat dasar dilihat dari
terbengkalai. Permasalahan lain adalah tekstur tanah pada masing-masing
pergeseran fungsi lahan basah yang stasiun seperti pada Gambar 1.
oleh penduduk setempat akan diubah
menjadi pemukiman baru.

52 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Gambar 1. Komposisi Substrat Dasar Pada Masing-masing Stasiun

Perbedaan tekstur tanah di Kadar Air


ketiga lokasi tersebut dapat disebabkan Dari hasil penelitian
oleh : menunjukkan prosentase kadar air di
1. Lokasi pengambilan sampel pada stasiun A lebih rendah dibandingkan
stasiun A berbatasan langsung dengan dua stasiun yang lain, yaitu
dengan pantai, sehingga pengaruh stasiun B dan stasiun C. menurut
dari aktivitas gelombang dan Hardjowigeno (1995), kemampuan
pasang surut terlihat jelas. Pasir tanah menahan air dipengaruhi antara
dari pantai akan terbawa arus lain oleh tekstur tanah. Tanah bertekstur
pasang surut maupun gelombang. kasar seperti pasir mempunyai daya
Hal ini didukung pula oleh Hogarth menahan air lebih kecil daripada tanah
(1999), bahwa perbedaan bertekstur halus (lumpur atau liat).
komposisi substrat dasar dapat Pada stasiun B dan C
dipengaruhi oleh banyak faktor, cenderung memiliki kadar air yang lebih
diantaranya adalah pasang surut, tinggi dibanding dengan stasiun A,
aktivitas gelombang, aliran sungai, kemampuan menahan air yang lebih
salinitas dan topografi wilayah. tinggi di kedua stasiun tersebut
2. Karakteristik lahan basah itu disebabkan oleh tekstur tanahnya yang
sendiri, yaitu kecepatan aliran air mempunyai jumlah pori halus lebih
makin melambat seiring dengan banyak sehingga kapasitas infiltrasinya
bertambah jauhnya jarak antara kecil. Hal ini sesuai pendapat Suripin
lokasi sampling dengan pantai (2002) bahwa kapasitas infiltrasi akan
sehingga memungkinkan menentukan banyaknya air di lapisan
terendapnya partikel-partikel permukaan tanah. Untuk lebih jelasnya
terutama lumpur. perbedaan kadar air pada masing-
3. Perbedaan tekstur tanah pada masing stasiun dapat dilihat pada
lahan tersebut telah Gambar 2
menggambarkan proses
sedimentasi yang terjadi akibat
faktor alamiah.

53 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Gambar 2. Besar Kadar Air Pada Masing-masing stasiun

Suhu yang berbeda pada masing-masing


Temperatur tanah akan stasiun, pada stasiun B yang bertekstur
mempengaruhi proses fisika, kimia dan lempung cenderung memiliki kadar air
biologi yang berlangsung di dalamnya. yang lebih tinggi daripada dua stasiun
Di tanah-tanah yang dingin, intensitas yang lain. Menurut Bailey et al (1986),
reaksi kimia dan biologi rendah (Boyd, peningkatan suplai air dengan
1995). Pada stasiun A,B, dan C temperatur konstan akan menunjukkana
mempunyai suhu tanah yang kenaikan bahan organik. Untuk lebih
ceenderung sama, yaitu berkisar antara jelasnya kandungan BOT pada masing-
o
27,5 – 25 C. Temperatur tanah masing stasiun dapat dilihat pada
mempengaruhi aktivitas jasad renik. Gambar 3.
Tingkat aktivitas optimum bagi jasad Jika nilai masing-masing BOT
hidup terjadi pada temperatur antara 18- tersebut ditransformasikan ke dalam
o
30 C, bakteri dapat memfiksasi nitrogen penggolongan harkat tanah yang
dari udara dengan baik yaitu pada ditetapkan oleh PPTA bogor, maka
keadaan panas atau tanah agak kering. potensi bahan organik di lahan basah
o
Pada temperatur di atas 40 C jasad (lokasi penelitian) dikategarikan dalam
hidup tanah tidak dapat aktif (Sarief, harkat sedang – sangat tinggi. Berikut
1986). Jadi berdasarkan pernyataan tabel yang mendukung penelian
Sarief tersebut maka kisaran suhu pada penggolongan harkat bahan organik.
ketiga stasiun dianggap normal.
Tabel 3. Harkat Bahan Organik Pada
Bahan Organik Tanah (BOT) Tanah

Dari hasil penelitian, nilai bahan Harkat Bahan Organik


organik pada stasiun B paling tinggi, (%)
yaitu berkisar 8,07 – 10,64 % Sangat Tinggi >6,0
dibandingkan dengan stasiun A dan C Tinggi 4,3 – 6,0
yang masing-masing mempunyai nilai Sedang 2,1 – 4,2
BOT berkisar anatara 2,12 – 3,96 % dan Rendah 1,0 – 2,0
4,27 – 6,94 %. Perbedaan nilai tersebut Sangat Rendah < 1,0
diduga akibat pengaruh tekstur tanah

54 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Sumber : PPAT Bogor dalam


Rosmarkam dan Yuwono (2002)

Gambar 3. Kandungan BOT Pada Masing-masing Stasiun

1.1.1.1. Salinitas pada beberapa tanaman, namun jika


Data hasil pengamatan diterapkan untuk media budidaya
menunjukkan, stasiun A memiliki kisaran (perikanan), tidak mengalami masalah
salinitas 21 – 23 ppt, stasiun B memiliki karena biota akuatik mampu
kisaran salinitas tanah 20 – 21 ppt, beradaptasi dan toleran terhadap
sedangkan stasiun C memiliki kisaran kisaran kadar garam tersebut. Untuk
salinitas tanah antara 19 – 20, 5 ppt. lebih jelasnya kisaran tersebut dapat
menurut Rosmarkan dan Yuwono dilihat pada Gambar 4.
(2002) dengan nilai salinitas tersebut
maka kesimpulannya adalah jika lahan
basah tersebut dimanfaatkan untuk
pertanian maka produksi akan turun

Gambar 4. Nilai salinitas Pada Masing-masing Stasiun

55 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Dari hasil tersebut menunjukkan


adanya kecenderungan salinitas
menurun dari zonasi A menuju C.
Salinitas pada lahan basah tipe rawa
pasang surut akan berkurang dengan
semakin jauhnya jarak dengan pantai,
artinya kepayauan akan semakin
berkurang (Thohir, 1985).

Derajat Keasaman tanah (pH)

Gambar 5. Nilai pH Pada Masing-masing Stasiun

Dari data pengukuran nilai pH Potensi Redoks


(6,8 – 8,2) maka dapat dismpulkan Berdasarkan hasil pengamatan
bahwa kisaran nilai pH tersebut nilai potensi redoks berfluktuasi, ada
termasuk golongan netral ke basa yang bernilai negatif maupun positif
(Brady, 1990). Kisaran pH tanah ini (Tabel 2), hal ini merupakan suatu
sangat mempengaruhi ketersediaan petunjuk status oksidasi dan reduksi
unsur hara bagi tumbuhan. Pada reaksi yang terjadi dalam tanah dan
tanah yang netral, yaitu pH 6,5 – 7,5 mempengaruhi kinerja mikroorganisme
maka unsur hara tersedia dalam jumlah (Tan, 1995). Nilai negatif menunjukkan
yang cukup banyak (optimal). Pada pH sedimen mempunyai hutang oksigen
kurang dari 6,0 maka ketersediaan hara terhadap air di atasanya sehingga
(fosfor, kalium, belerang, kalsium, ketersediaan oksigen dalam air segera
magnesium) menurun dengan cepat. diserap oleh sedimen ini. Dan reduksi
Sedangkan pH tanah lebih dari 8,0 akan sulfat yang dapat mempertinggi
menyebabkan unsur nitrogen, besi, kandungan gas beracun seperti metana
mangan, borium, tembaga dan seng dan sulfida. Decostry (1960) dalam Tan
ketersediaannya relatif sedikit (Sarief, (1995) menyebutkan nilai Eh (potensi
1985). redoks)sebesar – 250 mV untuk tanah

56 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

dalam kondisi anerobic kuat. Jadi nitrogen relatif dan dapat digunakan
berdasarkan hasil pengamatan nilai untuk mengetahui kekurangan nitrogen
potensi redoks yang berkisar antara – dalam tanah. Dari data pengamatan
139 - + 157, maka dapat ditarik kisaran C:N ratio di ketiga stasiun
kesimpulan bahwa kondisi belum masuk cenderung berbeda disebabkan oleh
dalam kategori anaerobik kuat. komposisi tekstur yang berbeda pula
pada ketiga stasiun. Kisaran nilai C:N
Rasio C : N ratio dapat dilihat pada Gambar 6.
C:N ratio merupakan suatu cara
mudah untuk menyatakan kandungan

Gambar 6. Rasio C:N Pada Masing-masing Stasiun

Apabila data parameter tersebut dekomposisi berjalan lambat daripada


ditransformasikan dalam standar nilai immobilisasi. Berikut tabel yang
rasio C:N terhadapa laju immobilisasi mendukung pernyataan tersebut.
dan mineralisasi bahan organik menurut
Foth (1979), diketahui bahwa proses

Tabel 4. Rasio C:N terhadap laju immobilisasi dan mineralisasi bahan organic

Rasio C:N Pengaruh terhadap Bahan


Organik
1) >30 1) Immobilisasi
bahan organik >
2) 15 – mineralisasi bahan organik
30 2) Immobilisasi
bahan organik >
3) <15 mineralisasi bahan organik
3) Immobilisasi
bahan organik >
mineralisasi bahan organik
Sumber : Foth, 1979

57 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Nitrogen

Gambar 7. Kadar N Total Pada Masing-masing Stasiun

Tabel 5. Harkat N total Pada Tanah


Menurut Ruttner (1963) Harkat N total (%)
perbedaan kadar nitrogen dapat Sangat Tinggi > 1,0
dijelaskan sebagai akibat dari Tinggi 0,6 – 1,0
karakteristik nitrogen yang Sedang 0,3 – 0,6
ketersediaanya berhubungan dengan Rendah 0,1 – 0,3
asimilasi nitrogen oleh bakteri. Stasiun B Sangat rendah < 0,1
dan C memiliki tekstur tanah yang Sumber : Reynold (1983) dalam
memiliki kandungan liat dan lumpur Rosmarkam dan Yuwono (2002)
lebih banyak. Tanah-tanah bertekstur
liat memiliki luas permukaan yang besar Fosfat
sehingga memiliki kemampuan tinggi Berdasarkan hasil penelitian
dalam menahan air dan menyediakan nilai fosfat yang ditemukan pada stasiun
unsur hara. Tanah bertekstur lumpur A berkisar antara 0,07 – 0,09 mg/gr,
memiliki luas permukaan yang langsung stasiun B berkisar anatara 0,08 – 0,15
tersedia bagi media hidup bakteri untuk mg/gr dan stasiun C berkisar antara
melakukan perombakan bahan organik. 0,06 – 0,17 mg/gr (Gambar 12). Jika
Jika kandungan nitrogen total kandungan fosfat tersebut
hasil pengamatan ditransformasikan ditransformasikan ke dalam harkat P
kedalam harkat N total tanah menurut dalam tanah menurut Reynold (1983)
Reynold (1983) dalam Rosmarkam dan dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002)
Yuwono (2002) maka dapat disimpulkan maka dapat disimpulkan bahwa potensi
bahwa potensi hara nitrogen di lokasi fosfat termasuk ke dalam harkat rendah
tersebut sangat rendah. Berikut tabel (Tabel 6).
yang mendasari pemikiran tersebut. Tabel 6. Harkat P Pada Tanah
Harkat P (mg/gr)
Sangat tinggi >0,5
Tinggi 0,3 – 0,5
Sedang 0,15 – 0,3
Rendah 0,05 – 0,15
Sangat Rendah ,0,05

58 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

2
Berbeda dengan nitrogen yang HPO4 di dalam larutan tanah atau
kelarutannya cukup tinggi, defisiensi dengan perkataan lain, kapasitas dari
fosfor selalu timbul akibat terlalu fosfor rendah (Indranada, 1994).
-
rendahnya konsentrasi H2PO4 dan

Gambar 8. Kandungan Fosfat Pada Masing-masing Stasiun

Pembahasan Umum (Hubungan


Kualitas Sedimen dan Sediaan Hara) (Brady (1990), Bailey et al (1986) dan
sarief (1986)) :
Kualitas sedimen dalam a. Pasir merupakan
penelitian ini dibatasi kandungan bahan partikel yang paling besar, pada berat
organik total (BOT) dan tekstur tanah yang sama partikel ini mempunyai luas
(liat) sebagai faktor X, sedangkan permukaan paling kecil, kapasitas
sediaan hara dalam penelitian ini mengikat airnya rendah, pori-pori besar,
meliputi kandungan N total (%), C(%) kemampuan meneruskan air sangat
dan fosfat (PO4) dalam tanah sebagai cepat sehingga peranannya dalam
faktor Y. Sebagai diskripsi mengenai kegiatan fisika dan kimia tanah tidak
beda sebaran fraksi tanah maka pada terlihat atau dapat diabaikan, sedangkan
Tabel 6 disajikan pengelompokan partikel debu lembut seperti bubuk dan
distribusi frekuensi fraksi tanah sesuai mempunyai kecenderungan lengket satu
aturan Sturges (Usman dan Akbar, sama lain
2002). b. Partikel liat merupakan
Dari informasi tersebut, maka bagian terkecil dari bagian padat
dapat dinyatakan bahwa kelompok liat penyusun tanah, maka luas permukaan
terbesar berturut-turut adalah B,C, dan liat per gram menjadi sangat besar
A. presentase liat terkecil ada pada sehingga memungkinkan partikel liat
stasiun A yang berdekatan dengan mengikat on-ion kimia, partikel ini
panatai, sehingga fraksi pasirnya lebih merupakan koloid tanah yang dapat
banyak. Makin besar persentase liat, menyelaputi atau bersifat perekat atau
maka makin baik pula profil fisik dan semen dan butir-butir primer tanah
kemampuan jerapan yang dimiliki tanah sehingga dapat membentuk agregat
tersebut dengan ikatan hara lain mikro yang dapat menyerap atau
sehingga cocok sebagai media mengikat unsur hara. Dengan demikian
budidaya. Prosentase liat dipilih sebagai kompleks koloid tanah ini dapat
perwakilan tekstur tanah karena mempengaruhi sifat fisika dan kimia
beberapa kelebihan liat, diantaranya serta kesuburan tanah.

59 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

c. Berbentuk kristal, efektif terjadi pada zonasi B dan C, yaitu


mudah mengalami substitusi isomorfik, zonasi dimana keduanya merupakan
menyerap air, menyerap dan setling terbaik.
mempertukarkan kation. Bahan organik total (BOT)
Dari hasil uji statistik dalam tanah juga berpengaruh nyata
membuktikan bahwa kualitas sedimen terhadap kandungan N dan C pada taraf
berkorelasi terhadap sediaan hara. intensitas α = 0,05. Hal ini ditunjukkan
Berikut tabel yang menunjukkan korelasi dari hasil analisa statistik menggunakan
tersebut. uji t, dengan nilai thitung (7,251) > t tabel
Persamaan Y = a +bX merupakan (2,633) untuk BOT terhadap N,dan t hitung
persamaan regresi linear, dikategorikan (38,820) > t tabel (2,633) untuk BOT
sebagai regresi linear karena dari terhadap C.
diagram pencar hasil pengamatan Menurut Boyd (1995) jumlah
mendekati garis linear. Analisa korelasi bahan organik memberikan kontribusi
bertujuan untuk mengetahui derajat nyata dalam peningkatan nitrogen.
asosiasi antara kedua variabel. Selain itu Boyd juga menambahkan
Respon kadar liat terhadap bahwa korelasi antara keduanya bersifat
sediaan hara berpola linear, artinya linear.
semakin tinggi kadar liat dalam tanah Berbeda dengan ikatan yang
maka kandungan hara tersebut akan terjadi antara BOT dengan C dan N.
semakin tinggi pula. Dari hasil analisa antara BOT dan fosfat tidak
data statistik menggunakan uji t, menunjukkan hubungan yang berarti ( r<
menyatakan bahwa kandungan liat 0,5), bahkan dalam uji hipotesa dengan
berpengaruh terhadap kandungan nilai thitung (1,817) < t tabel (2,633)
nitrogen dalan tanah. Hal ini ditunjukkan diperoleh kesimpulan bahwa kandungan
dengan nilai thitung (6,169) > t tabel (2,633) BOT tidak berpengaruh terhadap
pada taraf intensitas α = 0,05 sehingga kandungan fosfat. Hal ini diduga karena
hipotesa Ho ditolak. Demikian juga untuk kandungan fosfat dalam tanah lebih
liat terhadap fosfat, berpengaruh nyata banyak dalam bentuk anorganik
pada taraf intensitas α = 0,05 dengan daripada organik. Dalam bentuk
nilai thitung (5,800) > t tabel (2,633). anorganik, secara geokimia mineral
Ikatan yang terjadi antara liat fosfat berasal dari pelapukan batuan
dan sediaan hara tersebut dapat yang mengandung gugus P (unsur
dijelaskan bahwa hara (N dan fosfat) pospor). Jadi ada perbedaan sumber
dalam tanah terdapat dalam bentuk antara BOT dan fosfat. Selain itu dalam
organik dan anorganik. Dalam bentuk siklus P tidak ada fase gas dan fosfat
organik hara tersebut dapat terbentuk cukup reaktif untuk difiksasi oleh unsur
karena penambatan oleh mikroba dan lain seperti Al dan si sehingga kadar di
jasad renik yang hidup bebas di dalam dalam tanah cenderung sedikit.
tanah atau yang hidup pada permukaan
tanaman. Dengan keistimewaan dan
spesifikasi dari liat, memungkinkan
mikroba dan jasad renik berada lebih
banyak pada partikel tersebut.
Berdasarkan fenomena
perubahan fraksi khususnya liat dan
keterkaitannya dengan unsur N dan
fosfat, maka dapat dinyatakan bahwa
kemantapan tekstur dan ikatannya

60 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Kesimpulan lahan secara teknis. Dengan demikian


pemanfaatan lahan benar-benar
Berdasarkan hasil penelitian, maka disesuaikan daya dukung lahan tersebut.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut Selain itu, penelitian dalam rangka evaluasi
1. Berdasarkan sifat dan lahan seperti lahan basah di wilayah pesisir
karakteristiknya, lahan basah di desa akan memberikan sumbangan bagi sistem
Tanggul Tlare digolongkan sebagai lahan informasi ruang, seperti informasi daerah
basah tipe rawa pasang surut. Spesifikasi potensial maupun yang kritis.
yang dimiliki lahan basah tersebut
diantaranya adalah adanya perbedaan Daftar Pustaka
substrat dasar yang menyebabkan
beberapa pola zonasi; zona I (zona A) Bailey, H.H., Hakim,N., Nyakra, Y., Lubis,
didominasi pasir, zona II (zona B) M., Nugroho, G., Saul, R., Diha, A.,
didominasi lempung, zona III (zona Hong, B.G. 1986. Dasar-dasar Ilmu
C)didominasi lumpur; kepayauan akan Tanah. Universitas Lampung.
semakin berkurang untuk setiap Boyd, E. Caude. 1995. Bottom Soil,
peningkatan zona; bahan organik (BOT) Sediment and Pond Aquaculture.
yang tinggi. Departement of Fisheries and
2. Potensi hara yang dimiliki lahan Allied aquaculture at Aubum
basah tersebut dikategorikan dalam taraf University Alabama, New York.
rendah (N total dan fosfat). BPAP. 1994. Pedoman Analisis Kualitas Air
3. Kualitas sedimen berpengaruh dan Tanah Sedimen Perairan Air
secara nyata terhadap sediaan hara Payau. Direktorat Jendral
sedimen (thitung > t tabel) dengan indeks Perikanan, Jepara.
korelasi yang erat (r>0,5) kecuali BOT dan Brady, N.C. 1990. The Nature and
fosfat, yaitu liat berpengaruh terhadap Properties of Soil. Macmilan
sediaan nitrogen dan fosfat, BOT Publishing Company, New York.
berpengaruh terhadap C dan N. Cowardin, L.M. Carter, F.C., La Roe. 1979.
4. Nilai kualitas sedimen dapat Classification of Wet Lands and
dijadikan penduga sediaan hara (Y=a+bX) Deep Water Habitat of The United
5. Dengan melihat deskripsi profil fisik States. US Fish and Wildlife
lahan basah di Tanggul Tlare, maka masih Service Pub.FSW/OBS,
memungkinkan lahan basah tersebut Washington DC.
dimanfaatkan untuk keperluaan perikanan. Davies, J., Claridge, G., and Nirarita, E.C.,
1995. Manfaat Lahan Basah :
Saran Potensi Lahan Basah dalam
Lahan basah di desa Tanggul Tlare Mendukung dan Memelihara
dapat dijadikan kawasan konservasi Pembangunan. Kerjasama :
maupun sentra perikanan. Untuk Direktorat Jendral Perlindungan
menyingkapi masalah rendahnya potensi Hutan dan Pelestarian Alam dan
hara sedimen, bisa diantisipasi melalui Asian Wetland Bureau Indonesia,
upaya pengelolaan tanah misalnya melalui Bogor.
pemupukan.
Berkaitan dengan pentingnya Foth, H.D. dan Turk, L.M. 1979. Dasar-
keberadaan lahan basah di wilayah pesisir dasar Ilmu Tanah (Penerjemah
sebaiknya upaya konservasi maupun Soenarto Adi Sumarto). Erlangga,
rehabilitasi harus mulai diprioritaskan sejak Jakarta.
dini, perlu juga dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai klasifikasi kemempuan

61 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan
Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Hardjowigeno. 1989. Ilmu Tanah.


Mediyatama Sarana Prakarsa,
Jakarta.
Indranada, H.K. 1994. Pengelolaan
Kesuburan Tanah. Bumi Aksara,
Jakarta.
Mehlich and Drake, M. 1955. Soil
Chemistry and Plant Nutrition.
Oxford, London.
Ruttner, F. 1963. Fundamentals of
Limnology. University of Toronto
Press, Toronto.
Rosmarkam, A dan Yuwono, W.N. 2002.
Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta.
Sarief, E.S. 1985. Konservasi Tanah dan
Air. Pustaka Buana, Bandung.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya
Tanah dan Air. Andi, Yogyakarta.
Tan, K.H. 1995. Dasar-dasar Kimia Tanah
(Penerjemah Goenadi). Gajahmada
University Press, Yogyakarta.
Thohir, A.K. 1985. Butir-butir Tata
Lingkungan Sebagai Masukan
Untuk Arsitektur Landsekap dan
Pembangunan Berwawasan
Lingkungan. Bina Aksara, Jakarta.
Usman, H dan Akbar,S.P. 2000. Pengantar
Statistika. Bumi Aksar, Jakarta.

62 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan
Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Tabel 1. Data Hasil Penelitian Parameter Fisika


O
Presentase Besar Fraksi (%) Kadar Air (%) Suhu ( C)
Stasiun Tekstur Tanah
Pasir Lumpur Liat 1 2 1 2
A1 69.57 23.53 6.90 Pasir Berlumpur 32.77 29.31 28.0 27.5
A2 72.34 20.30 7.36 Pasir Berlumpur 30.43 33.98 28.5 28.0
A3 81.44 10.74 7.82 Pasir Berlumpur 29.56 31.52 28.2 28.5
A4 76.71 13.15 10.14 Pasir Berlumpur 32.64 31.73 27.5 28.0
B1 35.84 36.00 28.16 Lempung Berliat 44.78 43.30 27.5 29.0
B2 2.36 82.00 15.64 Lempung Berlumpur 41.77 53.05 27.7 28.0
B3 20.08 49.92 30.00 Lempung Berliat 53.68 50.24 28.5 27.7
B4 4.92 68.00 27.02 Lempung Berliat 43.98 50.82 27.5 27.5
C1 9.84 62.00 28.16 Lempung Berliat 50.00 42.45 28.5 28.3
C2 2.52 94.00 3.48 Lumpur 51.12 57.75 27.6 27.6
C3 2.64 90.00 7.36 Lumpur 47.79 54.43 28.0 28.0
C4 4.00 86.00 10.00 Lumpur 41.22 45.59 28.0 27.5

63 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)
Buletin Oseanografi Marina Januari 2012 .vol.1 49 - 64

Tabel 2. Data Hasil Penelitian Parameter Kimia

C Organik Salinitas Potensi Fosfat (PO4)


BOT (%) pH N Total (%) Rasio C:N (%)
(%) (ppt) Redoks (mV) (mg/gr)
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
3.0 21. 0.0 43.5
2.75 1.60 1.74 22.0 7.5 7.4 3 -29 0.04 0.09 0.09
0 5 3 53.33 0
2.8 21. 0.0 41.7
2.14 2.16 1.67 21.0 7.2 7.1 -122 -139 0.04 0.07 0.08
8 5 5 43.20 5
2.7 23. 0.0 53.3
2.97 1.72 1.60 21.5 7.3 7.3 -87 30 0.03 0.07 0.07
6 0 3 57.33 3
2.1 22. 0.0 30.7
3.96 2.30 1.23 22.0 7.2 7.0 -90 -122 0.04 0.09 0.09
2 0 5 46.00 5
8.5 20. 0.1 62.2
9.75 5.66 4.98 21.0 7.5 6.9 51 27 0.08 0.10 0.13
9 0 0 56.60 5
8.6 20. 0.0 71.2
8.48 4.92 4.99 20.5 7.4 7.5 114 134 0.07 0.08 0.09
0 0 8 70.29 9
8.6 20. 0.1 62.6
9.28 5.38 5.01 20.0 7.4 7.3 36 3 0.08 0.12 0.11
3 0 2 59.78 3
8.0 20. 0.1 52.0
10.64 6.17 4.68 20.5 7.6 7.2 -21 104 0.09 0.10 0.15
7 0 0 61.70 0
6.1 20. 0.1 39.3
5.33 3.09 3.54 20.0 6.9 6.8 157 134 0.09 0.17 0.15
1 5 7 44.14 3
6.9 20. 0.0 67.1
4.81 2.79 4.03 19.5 8.2 7.3 3 -86 0.06 0.07 0.06
4 0 7 46.50 7
5.0 19. 0.0 58.4
4.50 2.61 2.92 19.0 7.7 7.2 -18 28 0.05 0.06 0.07
4 5 6 65.25 0
4.2 19. 0.0 62.0
5.15 2.99 2.48 19.0 7.1 7.4 84 118 0.04 0.07 0.08
7 0 7 59.80 0

64 Karakteristik Dan Potensi Hara Sedimen Pada Lahan Basah Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara (Churun A’in)

Anda mungkin juga menyukai