1 Juli 2018
email: atik.asmawati@yahoo.com
Abstract
This research method using a Random Design Group (RAK) nonfaktorial with 5
replicates, with four plant samples. The treatment is dosage of mycorrhizal (M) as follows:
M0 = 0.0 g / plant, M1 = 2.5 g / plant, M2 = 5.0 g / plant, M3 = 7.5 g / plant, M4 = 10, 0 g /
plant. Observed variable is the time to grow shoots (HST), height of shoots (cm), coiled
shoots (cm), number of petiole (stalk), root length (cm), number of roots (pieces), root weight
(g). The analysis showed that the diversity of mycorrhizal treatment dose is very real effect on
all variables were observed. The results showed that giving doses of mycorrhizae 7.5 g / plant
the best effect on rubber seedlings, as in the growing bud (HST), shoot height (cm), coiled
shoots (cm), number of petiole (strands), weight of roots (g), root length (cm) and number of
roots (pieces).
49
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
50
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
Keterangan:
** = berpengaruh sangat nyata
Hasil analisis tanah yang tanpa (tergolong tanah sangat masam) dan
diberi mikoriza dengan yang diberi kandungan unsur hara yang rendah. Tanah
mikoriza telah dilakukan di Laboratorium masam kurang mendukung pertumbuhan
Laboratorium Kimia, Biologi dan tanaman. Nilai pH yang biasanya masam,
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian kelarutan Al, Fe dan
Universitas Sriwijaya (2011), Mn yang relatif tinggi merupakan kendala
menunjukkan bahwa tanah yang tanpa bagi pertumbuhan tanaman. Tingginya unsur
(sangat masam), N-total 0,11 % , P-Bray semacam ini dapat mengikat unsur P
4,05 ppm , K-dd 0,13 me/100g, menjadi tidak larut dan tidak tersedia bagi
tanaman.
sedangkan tanah yang diberi mikoriza
Permasalahan yang sangat penting
mengandung pH 3,25 (sangat masam), N-
dari unsur hara fosfor adalah kandungan
total 0,13 % , P-Bray 7,35 ppm , K-dd
fosfor tanah tinggi tetapi dalam keadaan
0,32 me/100g
tidak tersedia untuk tanaman. Adanya fiksasi
Tanah pada lokasi penelitian ini
P yang kuat oleh hidroksida Al dan Fe
memiliki pH yang sangat rendah
51
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
52
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
(K). Tarafdar dan Rao (1997) juga yaitu dengan rata-rata 35,25 cm, lilit tunas
melaporkan bahwa pemberian CMA pada terpanjang yaitu dengan rata-rata 2,24
tanaman cm, jumlah tangkai daun terbanyak yaitu
kacang-kacangan dapat meningkatkan dengan rata-rata 15,90 tangkai, panjang
serapan unsur mikro Cu dan Zn. akar terpanjang yaitu dengan rata-rata
Manfaat CMA bagi ekosistem 28,32 cm, jumlah akar terbanyak yaitu
dilaporkan oleh Bolan (1991). CMA dengan rata-rata 8,10 helai, dan berat akar
menghasilkan enzim fosfatase yang dapat terberat yaitu dengan rata-rata 96,72 g.
melepaskan unsur P yang terikat unsur Al Hal ini disebabkan karena takaran
dan Fe pada lahan masam dan Ca pada mikoriza 7,5 g/tanaman merupakan takaran
lahan berkapur sehingga P akan tersedia yang cukup bagi bibit tanaman karet
bagi tanaman. CMA juga berperan dalam tumbuh dengan baik. Dengan adanya
memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu mikoriza yang cukup maka jaringan hifa
membuat tanah menjadi gembur. Menurut eksternal CMA yang menginfeksi akar
Wright dan Uphadhyaya (1998), CMA tanaman akan memperluas bidang serapan
melalui akar eksternalnya menghasilkan akar terhadap air dan unsur hara. Di
senyawa glikoprotein glomalin dan asam- samping itu, ukuran hifa yang sangat halus
asam organik yang akan mengikat butir- pada bulu-bulu akar memungkinkan hifa
butir tanah menjadi agregat mikro. dapat menyusup ke pori-pori tanah yang
Selanjutnya melalui proses mekanis oleh paling halus sehingga hifa menyerap air
hifa eksternal, agregat mikro akan pada kondisi kadar air tanah yang sangat
membentuk agregat makro yang mudah rendah (Kilham 1994). Serapan air yang
diserap tanaman. lebih besar oleh tanaman bermikoriza juga
` Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa akan membawa unsur hara seperti N, P,
takaran mikoriza 7,5 g/tanaman dan K sehingga serapan hara oleh tanaman
memberikan pertumbuhan bibit tanaman akan meningkat.
karet terbaik bila dibandingkan dengan Pengaruh CMA yang cukup bagi
perlakuan takaran tanpa mikoriza dan bibit tanaman karet dapat menyebabkan
takaran mikoriza 2,5 g/taman, 5 g/tanaman cendawan-cendawan berada pada kondisi
dan 10,0 g/tanaman. Hal ini ditunjukkan aktif menginfeksi akar-akar yang baru
pada setiap peubah yang diamati seperti terbentuk (Afek et a/., 1990). Setelah
waktu tumbuh tunas tercepat yaitu dengan terjadinya kolonisasi akar oleh cendawan,
rata-rata 20,85 hst, tinggi tunas tertinggi hifa-hifa cendawan menggantikan peran
53
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
rambut akar yang masih terbentuk pada unsur hara di dalam tanah, meningkatkan
masa pembibitan (Salisbury dan Ross, ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan
1992). Hifa-hifa tersebut meningkatkan meningkat- kan efisiensi penyerapan unsur
eksplorasi akar ke tanah guna penyerapan hara. Jamur mikoriza dapat pula
hara (Hale dan Orcutt, 1987), bahkan meningkatkan penyerapan sebagian besar
menurut Gunawan (1993) hifa-hifa unsur hara makro dan mikro terutama
cendawan mampu mempercepat gerakan unsur hara immobil yaitu P dan Cu.
ion-ion hara ke permukaan akar. Fungsi CMA dalam meningkatkan
Selain itu bibit tanaman karet pertumbuhan tanaman adalah : sebagai
memberikan respon yang baik terhadap fasilitator dalam penyerapan berbagai
pemberian takaran mikoriza yang cukup unsur hara, pengendali hayati penyakit
yaitu dapat meningkatkan kandungan tular tanah, penekan stress abiotik
unsur hara N, P dan K (yang dapat dilihat (kekeringan, salinitas, logam berat) dan
dari hasil analisis sebelumnya), sehingga sebagai penstabil tanah (stabilator agregat
bibit tanaman karet dapat menyerap unsur tanah).
hara tersebut dengan baik dan Dari hasil analisis tanah
pertumbuhan yang dihasilkanpun lebih menunjukkan bahwa pemberian mikoriza
baik bila dibandingkan dengan tanah yang dapat meningkatkan tersedianya unsur hara
tanpa diberi mikoriza. N, P dan K, sehingga sangat berpengaruh
Musfal (2008) dan Kabirun (2002) terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet.
melaporkan bahwa tanaman yang Menurut Wijaya (2008), secara fisilogis
terinfeksi CMA mampu menyerap unsur P bahwa unsur hara N berfungsi sebagai
yang lebih tinggi dibandingkan tanaman komponen senyawa organik penting di
yang tidak terinfeksi. Tingginya serapan P dalam tanaman (protein, enzim, vitamin B
oleh tanaman yang terinfeksi CMA kompleks, hormone, klorofil) dan penting
disebabkan hifa CMA mengeluarkan dalam mempengaruhi pertumbuhan akar
enzim fosfatase sehingga P yang terikat di tanaman. Pemberian N yang cukup pada
dalam tanah akan terlarut dan tersedia bagi tanaman akan mendorong pertumbuhan
tanaman. organ-organ yang berkaitan dengan
Sharma (2002) menambahkan fotosintesis yaitu daun. Tanaman yang
bahwa peran mikroba tanah yang cukup mendapat suplai N akan membentuk
bermanfaat melalui berbagai aktivitasnya daun yang memiliki helaian lebih luas
yaitu: meningkatkan kandungan beberapa dengan kandungan klorofil yang lebih
54
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
tinggi, sehingga tanaman mampu rata 14,72 cm, lilit tunas rendah yaitu
menghasilkan karbohidrat/asimilat dalam dengan rata-rata 1,41 cm, jumlah tangkai
jumlah yang cukup untuk menopang daun paling sedikit yaitu dengan rata-rata
pertumbuhan vegetatif. 10,85 tangkai, panjang akar paling pendek
Menurut Guissou et al. (1998), yaitu dengan rata-rata 13,36 cm, jumlah
menyatakan unsur fosfor pada tanaman akar paling seikit yaitu dengan rata-rata
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan 3,30 helai, dan berat akar ringan yaitu
akar, berfungsi dalam transfer energi, dengan rata-rata 76,49 g.
penyusun protein sehingga menjamin lebih Hal ini disebabkan bibit tanaman
baiknya proses metabolisme dalam karet tidak diberi mikoriza dan hanya
tanaman seperti proses trasnfortasi dan memanfaatkan unsur hara yang ada pada
alokasi fotosintat. tanah penelitian ini, sehingga pertumbuhan
Selanjutnya menurut Wijaya bibit tanaman karet lebih rendah bila
(2008), bahwa unsur K berperan dalam dibandingkan dengan takaran mikoriza
osmosis dan turgor sel. Apabila 7,5 g/tanaman.
kandungan K di dalam tanaman kurang, Selain itu menurut pendapat
tekanan turgor sel-sel tanaman termasuk Madigan et al. (2000), mikoriza tumbuhan
sel penutup stomata berkurang dan sebagai bisa menyerap nutrisi dari lingkungannya
akibatnya stomata akan menutup. lebih efisien di banding dengan pengerjaan
Tertutupnya stomata menyebabkan non-mikoriza. Penyerapan nutrisi dapat
penyerapan air melalui mekanisme tarikan ditingkatkan dengan semakin besar area
transpirasi akan berkurang. Unsur K juga permukaan yang disajikan oleh miselium
berperan dalam mengontrol pertumbuhan jamur.
sel tanaman. Fungsi CMA dalam meningkatkan
Hasil BNJ pemberian takaran pertumbuhan tanaman adalah : sebagai
mikoriza 0 g/tanaman memberikan fasilitator dalam penyerapan berbagai
pertumbuhan bibit tanaman karet rendah unsur hara, pengendali hayati penyakit
bila dibandingkan dengan perlakuan dan tular tanah, penekan stress abiotik
takaran mikoriza 7,5 g/tanaman. Hal ini (kekeringan, salinitas, logam berat) dan
dibuktikan pada setiap peubah yang sebagai penstabil tanah (stabilator agregat
diamati seperti waktu tumbuh tunas tanah).
terlama yaitu dengan rata-rata 26,25 hst, Selain itu inokulasi mikoriza dapat
tinggi tunas terendah yaitu dengan rata- meningkatkan serapan P oleh tanaman,
55
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
karena mikoriza dengan hifa eksternal, dibanding tanaman yang tidak diinokulasi
selain dapat memperluas jangkauan rambut mikoriza.
akar yang berarti Sedangkan pemberian takaran
memperluas daerah penyerapan, juga dapat mikoriza 2,5 g/tanaman dan 5,0 g/tanaman
menembus daerah penipisan nutrient menunjukkan pertumbuhan yang rendah
(zone of nutrient depletion) yang terdapat bila dibandingkan dengan pemberian
di sekitar perakaran dan menyerap unsur takaran 7,5 g/tanaman, namun lebih baik
hara dari daerah tersebut. Akar yang tidak bila dibandingkan dengan takaran mikoriza
terinfeksi mikoriza tidak dapat 0 g/tanaman.
menjangkaunya walaupun dengan rambut- Hal ini sesuai dengan pendapat
rambut akar yang banyak. Hal ini karena Winarso (2005), bahwa pertumbuhan
diameter hifa mikoriza yang relatif kecil tanaman dapat terhambat jika unsur hara
(rata-rata berukuran 2-5 μm) sehingga yang terkandung di dalam media tanam
mudah menerobos pori-pori tanah yang kurang atau tidak seimbang dan dapat
tidak dapat ditembus oleh rambut-rambut menyebabkan tanaman dalam keadaan
akar (Bethlenfalvay and Linderman, 1992). defisiensi.
Mikoriza juga menghasilkan enzim Selain itu bibit tanaman karet
fosfatase yang mampu mengkatalis kurang memberikan respon yang baik
hidrolisis komplek fosfat tidak larut yang terhadap pemberian mikoriza yang rendah
terdapat di dalam tanah menjadi bentuk dan sumbangan unsur hara N, P dan K
fosfat larut yang tersedia bagi tanaman dari mikoriza kurang mencukupi
(Fakuara dan Setiadi, 1990 dalam Niswati, kebutuhan bibit tanaman karet sehingga
et al., 1996). Selanjutnya fosfat larut ini pertumbuhan bibit tanaman karet
dengan cepat akan diserap langsung oleh terganggu.
hifa eksternal mikoriza dan kemudian Menurut Wijaya (2008),
ditransfer ke tanaman inang. Dengan kekurangan unsur hara N maka akan
demikian tanaman yang diinokulasi membentuk daun-daun lebih kecil, selain
mikoriza mempunyai kemampuan untuk itu juga mengalami gangguan produksi
menyerap fosfat yang terikat dalam tanah enzim, sehingga banyak reaksi-reaksi
dan fosfat dari pupuk (Manske, 1998 enzimatik tidak berjalan dengan baik.
dalam Sastrahidayat, et al., 1999), Selain itu tanaman tumbuh kerdil, daun
sehingga penyerapan P menjadi lebih besar muda berwarna hijau pucat karena
kekurangan klorofil dan daun tua
56
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
mengalami klorofil yang diikuti nekrosis mengalami defisiensi kalium tidak mampu
dan gugur. melakukan fotosintesis secara optimal.
Menurut Hanafiah (2005), Akibatnya tanaman akan tidak mampu
apabila tanaman kekurangan (defisiensi) menghasilkan fotosintat untuk mendukup
unsur hara N maka daun tua akan pertumbuhan normal.
menguning secara merata. Kekurangan Sedangkan pemberian takaran
fosfor tanaman akan mengalami mikoriza 10 g/tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang kerdil dan jika disertai pertumbuhan yang rendah bila
defisiensi N timbul warna pucat atau hijau dibandingkan dengan pemberian takaran
kekuningan. Tanaman yang kekurangan 7,5 g/tanaman, namun lebih baik bila
K memiliki ciri menguningnya tetepian dibandingkan dengan takaran mikoriza
dedaunan paling bawah. 0 g/tanaman.
Semakin besar unsur P tersedia Hal ini disebabkan telah terjadi
bagi tanaman, semakin besar pula unsur P kelebihan dosis (over dosis) mikoriza.
yang dapat diserap oleh tanaman, maka Dengan lebihnya dosis mikoriza maka
fotosintesis akan meningkat. Bila tanaman sumbangan unsur hara yang diberi kepada
kahat fosfor maka sebagian besar fosfat bibit tanaman karet berlebih, sehingga
terkonsentrasi dalam akar dan dapat menganggu pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah Tanaman yang mendapatkan unsur
menjadi terhambat. Hal ini oleh karena hara yang berlebih berakibat terganggunya
fosfat merupakan unsur yang penting keseimbangan pertumbuhan tanaman
dalam serangkaian proses fotosintesis. sehingga dapat menghambat pertumbuhan
Apabila tanaman kahat fosfor maka hasil bibit tanaman karet. Sejalan dengan
fotosintesis yang berupa glukose tidak pendapat Syarief (1986), yang menyatakan
dapat disintesis menjadi sukrose dan bahwa apabila unsur hara yang ada terlalu
diedarkan ke suluruh bagian tanaman banyak atau melebihi batas toleransi maka
melalui floem sehingga pertumbuhan sel-sel daun tanaman tidak dapat berfungsi
terhambat (Karama, Subandi, dan secara baik dalam prose fotosintesis,
Makarim, 1991; Salisbury & Ross, 1995). akibatnya pertumbuhan tanaman
Selanjutnya menurut Wijaya terhambat.
(2008), defisiensi kalium menyebabkan Menurut Wijaya (2008), tanaman
kerusakan kloroplas dan mitokondri sel yang memiliki suplay N berlebihan akan
tanaman, sehingga tanaman yang membentuk perakaran yang dangkal,
57
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018
Musfal. 2008. Efektivitas cendawan Tim Penulis PS. 2011. Pedoman Lengkap
mikoriza arbuskula (CMA) Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.
terhadap pemberian pupuk spesifik
lokasi tanaman jagung pada tanah Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman.
Inceptisol. Tesis, Universitas Prestasi Pustaka. Jakarta.
Sumatera Utara. 79 hlm
Wright, S.F. and A. Uphadhyaya. 1998.
Octaviani, N. 2009. Peran Mikroba Tanah Survey of soils for aggregate
dalam Menunjang Pertanian stability and glomalin, a
Organik. http://Peran glycoprotein produced by hyphae
Mikroba/.blogspot.com. Bandung of arbuscular mycorrhizal fungi.
(on line), diakses tanggal 13 Mei Plant Soil 198: 97 107.
2011.
Russel, E. W. 1988. Soil Condition and Winarso, .S. 2005. Kesuburan Tanah,
Plant Growth. 11th edition. Dasar .Kesehatan dan Kualitas
Longman. New York Tanah. Gaya Media. Yogyakarta
59