Anda di halaman 1dari 11

Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.

1 Juli 2018

PON PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasilliensis Muell. Arg) ASAL


STUM MATA TIDUR TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA

Asmawati1), Neni Marlina1),Nurbaiti Amir2)


1)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Palembang
Jalan Darmaphala No. 1A Bukit Besar Palembang, Sumsel, Indonesia.
2)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang

email: atik.asmawati@yahoo.com

Abstract
This research method using a Random Design Group (RAK) nonfaktorial with 5
replicates, with four plant samples. The treatment is dosage of mycorrhizal (M) as follows:
M0 = 0.0 g / plant, M1 = 2.5 g / plant, M2 = 5.0 g / plant, M3 = 7.5 g / plant, M4 = 10, 0 g /
plant. Observed variable is the time to grow shoots (HST), height of shoots (cm), coiled
shoots (cm), number of petiole (stalk), root length (cm), number of roots (pieces), root weight
(g). The analysis showed that the diversity of mycorrhizal treatment dose is very real effect on
all variables were observed. The results showed that giving doses of mycorrhizae 7.5 g / plant
the best effect on rubber seedlings, as in the growing bud (HST), shoot height (cm), coiled
shoots (cm), number of petiole (strands), weight of roots (g), root length (cm) and number of
roots (pieces).

Keywords : Bibit Karet, Mikoriza, Stum Mata Tidur

PENDAHULUAN devisa non migas bagi Indonesia, sehingga


memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab
Pengembangan perkebunan karet
itu upaya peningkatan produktifitas
(Hevea brasilliensis Muell. Arg)
usahatani karet terus dilakukan terutama
memberikan peranan penting bagi
dalam bidang teknologi budidayanya,
perekonomian nasional, yaitu sebagai
seperti di pembibitan karet (Hartoyo,
sumber devisa, sumber bahan baku
2007).
industri, sumber pendapatan dan
Hal yang paling penting dalam
kesejahteraan masyarakat serta sebagai
penanaman karet adalah bibit/bahan tanam,
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
dalam hal ini bahan tanam yang baik
perekonomian di daerah dan sekaligus
adalah yang berasal dari tanaman karet
berperan dalam pelestarian fungsi
okulasi. Dari hasil okulasi akan diperoleh
lingkungan hidup.
bahan tanam karet unggul berupa stum
mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag,
Tanaman karet merupakan salah
dan stum tinggi (Hartoyo, 2007). Bibit
satu komoditi perkebunan yang menduduki
stum mata tidur adalah bibit yang telah
posisi cukup penting sebagai sumber

49
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

mengalami proses okulasi dilahan Mikoriza yang menginfeksi akar


persemaian dan dibiarkan tumbuh selama tanaman akan membentuk hifa internal di
kurang dari dua bulan setelah pemotongan dalam sel epidermis dan korteks akar,
batang atas pada posisi 10 cm diatas mata arbuskula terbentuk di dalam korteks akar
okulasi, dengan akar tunggang tunggal atau dan hifa aksternal berada di luar akar
bercabang. tanaman (Setiawati, 2006).
Sistem perakaran sangat penting Tujuan penelitian ini adalah untuk
dalam penyerapan unsur hara karena mendapatkan takaran mikoriza yang tepat
sistem perakaran yang baik akan terhadap pertumbuhan bibit karet (Hevea
memperpendek jarak yang ditempuh unsur brasilliensis Muell.Arg) asal stum mata di
hara untuk mendekati akar tanaman. Bagi polybag.
tanaman yang sistem perakarannya kurang
berkembang, peran akar dapat ditingkatkan METODE PENELITIAN
dengan adanya interaksi simbiosis dengan Penelitian dilakukan Kebun
cendawan mikoriza (Setiawati, 2006). Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Ditambahkan oleh Sharma (2002) Palembang Jln. Dharmapala No. 1A. Bukit
peran mikroba tanah yang bermanfaat Besar Palembang. Penelitian ini dilakukan
melalui berbagai aktivitasnya yaitu: pada bulan Februari 2016 sampai dengan
meningkatkan kandungan beberapa unsur Mei 2016.
hara di dalam tanah, meningkatkan Bahan yang digunakan dalam
ketersediaan unsur hara di dalam tanah penelitian ini adalah bibit karet stum mata
dan meningkat- kan efisiensi penyerapan tidur klon PB-260, tanah lapiasan atas (top
unsur hara. Jamur mikoriza dapat pula soil), Mikoriza Arbuskula dan polybag.
meningkatkan penyerapan sebagian besar Alat yang digunakan adalah
unsur hara makro dan mikro terutama cangkul, parang, meteran, pisau, ember,
unsur hara P dan Cu. Fungsi CMA dalam plastik, timbangan dan karung.
meningkatkan pertumbuhan tanaman Penelitian ini menggunakan
adalah: sebagai fasilitator dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
penyerapan berbagai unsur hara, nonfaktorial dengan 5 perlakuan yang di
pengendali hayati penyakit tular tanah, ulang 5 kali dengan 4 tanaman contoh.
penekan stress abiotik (kekeringan, Adapun faktor perlakuannya adalah
salinitas, logam berat) dan sebagai sebagai berikut:
penstabil tanah (stabilator agregat tanah). Takaran Mikoriza (M)

50
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

M0 = 0,0 g/tanaman panjang akar (cm), jumlah akar (helai) dan


M1 = 2,5 g/tanaman berat akar (g).
M2 = 5,0 g/tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
M3 = 7,5 g/tanaman Berdasarkan hasil analisis keragaman
M4 = 10,0 g/tanaman. pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Peubah yang Diamati yaitu: Waktu perlakuan takaran mikoriza berpengaruh
tumbuh tunas (hari), tinggi tunas (cm), lilit sangat nyata terhadap semua peubah yang
tunas (cm), jumlah tangkai daun (tangkai), diam.
Tabel 1. Hasil analisis keragaman pengaruh takaran mikoriza terhadap peubah yang diamati

Peubah yang diamati Takaran Mikoriza (M) Koefisien Keragaman (%)


Waktu tumbuh tunas (hst) ** 1,85
Tinggi tunas (cm) ** 4,22
Lilit tunas (cm) ** 2,99
Jumlah tangkai daun ** 7,72
(tangkai)
Panjang akar (cm) ** 6,46
Jumlah akar (helai) ** 6,17
Berat akar (g) ** 3,07

Keterangan:
** = berpengaruh sangat nyata
Hasil analisis tanah yang tanpa (tergolong tanah sangat masam) dan
diberi mikoriza dengan yang diberi kandungan unsur hara yang rendah. Tanah
mikoriza telah dilakukan di Laboratorium masam kurang mendukung pertumbuhan
Laboratorium Kimia, Biologi dan tanaman. Nilai pH yang biasanya masam,
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian kelarutan Al, Fe dan
Universitas Sriwijaya (2011), Mn yang relatif tinggi merupakan kendala
menunjukkan bahwa tanah yang tanpa bagi pertumbuhan tanaman. Tingginya unsur

diberi mikoriza mengandung pH 3,59 Al, Fe dan Mn pada tanah-tanah masam

(sangat masam), N-total 0,11 % , P-Bray semacam ini dapat mengikat unsur P

4,05 ppm , K-dd 0,13 me/100g, menjadi tidak larut dan tidak tersedia bagi
tanaman.
sedangkan tanah yang diberi mikoriza
Permasalahan yang sangat penting
mengandung pH 3,25 (sangat masam), N-
dari unsur hara fosfor adalah kandungan
total 0,13 % , P-Bray 7,35 ppm , K-dd
fosfor tanah tinggi tetapi dalam keadaan
0,32 me/100g
tidak tersedia untuk tanaman. Adanya fiksasi
Tanah pada lokasi penelitian ini
P yang kuat oleh hidroksida Al dan Fe
memiliki pH yang sangat rendah
51
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

merupakan permasalahan yang banyak dalam ikatan senyawa kimia seperti


ditemui pada tanah tanah-tanah masam. aluminium (Al) dan besi (Fe), dapat
Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan diuraikan dan dipecahkan dalam bentuk
untuk meningkatkan produktivitas tanah ini tersedia bagi tanaman karet. Karena cuma
adalah dengan memanfaatkan mikoriza yang tanaman inang yang berfotosintesa,
merupakan simbiosis antara akar tanaman sebagai imbalannya, sebagian hasil
tingkat tinggi dengan cendawan (Sieverding, fotosintat (berupa karbohidrat cair) yang
1991) sehingga dapat meningkatkan serapan
dimasak pada daun berklorofil
unsur hara makro terutama fosfor.
didistribusikan ke bagian akar inang, dan
Selanjutnya menurut Fitter dan Hay
tentunya mikoriza di jaringan korteks
(1981) dalam Russell (1988), salah satu
akar inang mendapatkan aliran
cara untuk meningkatkan efisiensi
energi untuk hidup dan
penggunaan P dalam tanah adalah dengan
berkembangbiak di dalam tanah. Dari
cara inokulasi mikoriza. Beberapa
kegiatan barter antara mikoriza dan inang,
penelitian membuktikan peranan mikoriza
maka proses simbiosis mutualistis
dalam meningkatkan pertumbuhan
berlangsung terus menerus dan saling
tanaman dengan mempertinggi
menguntungkan seumur hidup inang.
pengambilan P. Dalam tanah yang
Bagi tanaman, CMA sangat
defisiensi P, tanaman bermikoriza biasanya
berguna untuk meningkatkan serapan hara,
jelas tumbuh lebih baik dibanding dengan
khususnya unsur fosfat (P). Bolan (1991)
tanaman non-mikoriza.
melaporkan bahwa kecepatan masuknya
Bibit tanaman karet (tanaman
hara P ke dalam hifa CMA dapat mencapai
inang) dalam pertumbuhan hidupnya
enam kali lebih cepat pada akar tanaman
mendapatkan sumber makanan lebih
yang terinfeksi CMA dibandingkan dengan
banyak dari dalam tanah dengan bantuan
yang tidak terinfeksi CMA. Hal ini terjadi
penyerapan lebih luas dari organ-organ
karena jaringan hifa eksternal CMA
mikoriza pada sistem perakaran
mampu memperluas bidang serapan. Hasil
dibandingkan yang diserap oleh rambut
penelitian serapan hara lainnya dilaporkan
akar biasa. Makanan utama yang diserap
oleh Kabirun (2002), Hasanudin (2003),
adalah fosfor (P) dan juga termasuk
dan Musfal (2008), yaitu CMA dapat
nitrogen (N), kalium (K) dan unsur mikro
meningkatkan serapan nitrogen (N) dan
lain seperti Zn, Cu dan B. Melalui proses
kalium
enzimatik, makanan yang terikat kuat

52
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

(K). Tarafdar dan Rao (1997) juga yaitu dengan rata-rata 35,25 cm, lilit tunas
melaporkan bahwa pemberian CMA pada terpanjang yaitu dengan rata-rata 2,24
tanaman cm, jumlah tangkai daun terbanyak yaitu
kacang-kacangan dapat meningkatkan dengan rata-rata 15,90 tangkai, panjang
serapan unsur mikro Cu dan Zn. akar terpanjang yaitu dengan rata-rata
Manfaat CMA bagi ekosistem 28,32 cm, jumlah akar terbanyak yaitu
dilaporkan oleh Bolan (1991). CMA dengan rata-rata 8,10 helai, dan berat akar
menghasilkan enzim fosfatase yang dapat terberat yaitu dengan rata-rata 96,72 g.
melepaskan unsur P yang terikat unsur Al Hal ini disebabkan karena takaran
dan Fe pada lahan masam dan Ca pada mikoriza 7,5 g/tanaman merupakan takaran
lahan berkapur sehingga P akan tersedia yang cukup bagi bibit tanaman karet
bagi tanaman. CMA juga berperan dalam tumbuh dengan baik. Dengan adanya
memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu mikoriza yang cukup maka jaringan hifa
membuat tanah menjadi gembur. Menurut eksternal CMA yang menginfeksi akar
Wright dan Uphadhyaya (1998), CMA tanaman akan memperluas bidang serapan
melalui akar eksternalnya menghasilkan akar terhadap air dan unsur hara. Di
senyawa glikoprotein glomalin dan asam- samping itu, ukuran hifa yang sangat halus
asam organik yang akan mengikat butir- pada bulu-bulu akar memungkinkan hifa
butir tanah menjadi agregat mikro. dapat menyusup ke pori-pori tanah yang
Selanjutnya melalui proses mekanis oleh paling halus sehingga hifa menyerap air
hifa eksternal, agregat mikro akan pada kondisi kadar air tanah yang sangat
membentuk agregat makro yang mudah rendah (Kilham 1994). Serapan air yang
diserap tanaman. lebih besar oleh tanaman bermikoriza juga
` Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa akan membawa unsur hara seperti N, P,
takaran mikoriza 7,5 g/tanaman dan K sehingga serapan hara oleh tanaman
memberikan pertumbuhan bibit tanaman akan meningkat.
karet terbaik bila dibandingkan dengan Pengaruh CMA yang cukup bagi
perlakuan takaran tanpa mikoriza dan bibit tanaman karet dapat menyebabkan
takaran mikoriza 2,5 g/taman, 5 g/tanaman cendawan-cendawan berada pada kondisi
dan 10,0 g/tanaman. Hal ini ditunjukkan aktif menginfeksi akar-akar yang baru
pada setiap peubah yang diamati seperti terbentuk (Afek et a/., 1990). Setelah
waktu tumbuh tunas tercepat yaitu dengan terjadinya kolonisasi akar oleh cendawan,
rata-rata 20,85 hst, tinggi tunas tertinggi hifa-hifa cendawan menggantikan peran

53
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

rambut akar yang masih terbentuk pada unsur hara di dalam tanah, meningkatkan
masa pembibitan (Salisbury dan Ross, ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan
1992). Hifa-hifa tersebut meningkatkan meningkat- kan efisiensi penyerapan unsur
eksplorasi akar ke tanah guna penyerapan hara. Jamur mikoriza dapat pula
hara (Hale dan Orcutt, 1987), bahkan meningkatkan penyerapan sebagian besar
menurut Gunawan (1993) hifa-hifa unsur hara makro dan mikro terutama
cendawan mampu mempercepat gerakan unsur hara immobil yaitu P dan Cu.
ion-ion hara ke permukaan akar. Fungsi CMA dalam meningkatkan
Selain itu bibit tanaman karet pertumbuhan tanaman adalah : sebagai
memberikan respon yang baik terhadap fasilitator dalam penyerapan berbagai
pemberian takaran mikoriza yang cukup unsur hara, pengendali hayati penyakit
yaitu dapat meningkatkan kandungan tular tanah, penekan stress abiotik
unsur hara N, P dan K (yang dapat dilihat (kekeringan, salinitas, logam berat) dan
dari hasil analisis sebelumnya), sehingga sebagai penstabil tanah (stabilator agregat
bibit tanaman karet dapat menyerap unsur tanah).
hara tersebut dengan baik dan Dari hasil analisis tanah
pertumbuhan yang dihasilkanpun lebih menunjukkan bahwa pemberian mikoriza
baik bila dibandingkan dengan tanah yang dapat meningkatkan tersedianya unsur hara
tanpa diberi mikoriza. N, P dan K, sehingga sangat berpengaruh
Musfal (2008) dan Kabirun (2002) terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet.
melaporkan bahwa tanaman yang Menurut Wijaya (2008), secara fisilogis
terinfeksi CMA mampu menyerap unsur P bahwa unsur hara N berfungsi sebagai
yang lebih tinggi dibandingkan tanaman komponen senyawa organik penting di
yang tidak terinfeksi. Tingginya serapan P dalam tanaman (protein, enzim, vitamin B
oleh tanaman yang terinfeksi CMA kompleks, hormone, klorofil) dan penting
disebabkan hifa CMA mengeluarkan dalam mempengaruhi pertumbuhan akar
enzim fosfatase sehingga P yang terikat di tanaman. Pemberian N yang cukup pada
dalam tanah akan terlarut dan tersedia bagi tanaman akan mendorong pertumbuhan
tanaman. organ-organ yang berkaitan dengan
Sharma (2002) menambahkan fotosintesis yaitu daun. Tanaman yang
bahwa peran mikroba tanah yang cukup mendapat suplai N akan membentuk
bermanfaat melalui berbagai aktivitasnya daun yang memiliki helaian lebih luas
yaitu: meningkatkan kandungan beberapa dengan kandungan klorofil yang lebih

54
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

tinggi, sehingga tanaman mampu rata 14,72 cm, lilit tunas rendah yaitu
menghasilkan karbohidrat/asimilat dalam dengan rata-rata 1,41 cm, jumlah tangkai
jumlah yang cukup untuk menopang daun paling sedikit yaitu dengan rata-rata
pertumbuhan vegetatif. 10,85 tangkai, panjang akar paling pendek
Menurut Guissou et al. (1998), yaitu dengan rata-rata 13,36 cm, jumlah
menyatakan unsur fosfor pada tanaman akar paling seikit yaitu dengan rata-rata
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan 3,30 helai, dan berat akar ringan yaitu
akar, berfungsi dalam transfer energi, dengan rata-rata 76,49 g.
penyusun protein sehingga menjamin lebih Hal ini disebabkan bibit tanaman
baiknya proses metabolisme dalam karet tidak diberi mikoriza dan hanya
tanaman seperti proses trasnfortasi dan memanfaatkan unsur hara yang ada pada
alokasi fotosintat. tanah penelitian ini, sehingga pertumbuhan
Selanjutnya menurut Wijaya bibit tanaman karet lebih rendah bila
(2008), bahwa unsur K berperan dalam dibandingkan dengan takaran mikoriza
osmosis dan turgor sel. Apabila 7,5 g/tanaman.
kandungan K di dalam tanaman kurang, Selain itu menurut pendapat
tekanan turgor sel-sel tanaman termasuk Madigan et al. (2000), mikoriza tumbuhan
sel penutup stomata berkurang dan sebagai bisa menyerap nutrisi dari lingkungannya
akibatnya stomata akan menutup. lebih efisien di banding dengan pengerjaan
Tertutupnya stomata menyebabkan non-mikoriza. Penyerapan nutrisi dapat
penyerapan air melalui mekanisme tarikan ditingkatkan dengan semakin besar area
transpirasi akan berkurang. Unsur K juga permukaan yang disajikan oleh miselium
berperan dalam mengontrol pertumbuhan jamur.
sel tanaman. Fungsi CMA dalam meningkatkan
Hasil BNJ pemberian takaran pertumbuhan tanaman adalah : sebagai
mikoriza 0 g/tanaman memberikan fasilitator dalam penyerapan berbagai
pertumbuhan bibit tanaman karet rendah unsur hara, pengendali hayati penyakit
bila dibandingkan dengan perlakuan dan tular tanah, penekan stress abiotik
takaran mikoriza 7,5 g/tanaman. Hal ini (kekeringan, salinitas, logam berat) dan
dibuktikan pada setiap peubah yang sebagai penstabil tanah (stabilator agregat
diamati seperti waktu tumbuh tunas tanah).
terlama yaitu dengan rata-rata 26,25 hst, Selain itu inokulasi mikoriza dapat
tinggi tunas terendah yaitu dengan rata- meningkatkan serapan P oleh tanaman,

55
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

karena mikoriza dengan hifa eksternal, dibanding tanaman yang tidak diinokulasi
selain dapat memperluas jangkauan rambut mikoriza.
akar yang berarti Sedangkan pemberian takaran
memperluas daerah penyerapan, juga dapat mikoriza 2,5 g/tanaman dan 5,0 g/tanaman
menembus daerah penipisan nutrient menunjukkan pertumbuhan yang rendah
(zone of nutrient depletion) yang terdapat bila dibandingkan dengan pemberian
di sekitar perakaran dan menyerap unsur takaran 7,5 g/tanaman, namun lebih baik
hara dari daerah tersebut. Akar yang tidak bila dibandingkan dengan takaran mikoriza
terinfeksi mikoriza tidak dapat 0 g/tanaman.
menjangkaunya walaupun dengan rambut- Hal ini sesuai dengan pendapat
rambut akar yang banyak. Hal ini karena Winarso (2005), bahwa pertumbuhan
diameter hifa mikoriza yang relatif kecil tanaman dapat terhambat jika unsur hara
(rata-rata berukuran 2-5 μm) sehingga yang terkandung di dalam media tanam
mudah menerobos pori-pori tanah yang kurang atau tidak seimbang dan dapat
tidak dapat ditembus oleh rambut-rambut menyebabkan tanaman dalam keadaan
akar (Bethlenfalvay and Linderman, 1992). defisiensi.
Mikoriza juga menghasilkan enzim Selain itu bibit tanaman karet
fosfatase yang mampu mengkatalis kurang memberikan respon yang baik
hidrolisis komplek fosfat tidak larut yang terhadap pemberian mikoriza yang rendah
terdapat di dalam tanah menjadi bentuk dan sumbangan unsur hara N, P dan K
fosfat larut yang tersedia bagi tanaman dari mikoriza kurang mencukupi
(Fakuara dan Setiadi, 1990 dalam Niswati, kebutuhan bibit tanaman karet sehingga
et al., 1996). Selanjutnya fosfat larut ini pertumbuhan bibit tanaman karet
dengan cepat akan diserap langsung oleh terganggu.
hifa eksternal mikoriza dan kemudian Menurut Wijaya (2008),
ditransfer ke tanaman inang. Dengan kekurangan unsur hara N maka akan
demikian tanaman yang diinokulasi membentuk daun-daun lebih kecil, selain
mikoriza mempunyai kemampuan untuk itu juga mengalami gangguan produksi
menyerap fosfat yang terikat dalam tanah enzim, sehingga banyak reaksi-reaksi
dan fosfat dari pupuk (Manske, 1998 enzimatik tidak berjalan dengan baik.
dalam Sastrahidayat, et al., 1999), Selain itu tanaman tumbuh kerdil, daun
sehingga penyerapan P menjadi lebih besar muda berwarna hijau pucat karena
kekurangan klorofil dan daun tua

56
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

mengalami klorofil yang diikuti nekrosis mengalami defisiensi kalium tidak mampu
dan gugur. melakukan fotosintesis secara optimal.
Menurut Hanafiah (2005), Akibatnya tanaman akan tidak mampu
apabila tanaman kekurangan (defisiensi) menghasilkan fotosintat untuk mendukup
unsur hara N maka daun tua akan pertumbuhan normal.
menguning secara merata. Kekurangan Sedangkan pemberian takaran
fosfor tanaman akan mengalami mikoriza 10 g/tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang kerdil dan jika disertai pertumbuhan yang rendah bila
defisiensi N timbul warna pucat atau hijau dibandingkan dengan pemberian takaran
kekuningan. Tanaman yang kekurangan 7,5 g/tanaman, namun lebih baik bila
K memiliki ciri menguningnya tetepian dibandingkan dengan takaran mikoriza
dedaunan paling bawah. 0 g/tanaman.
Semakin besar unsur P tersedia Hal ini disebabkan telah terjadi
bagi tanaman, semakin besar pula unsur P kelebihan dosis (over dosis) mikoriza.
yang dapat diserap oleh tanaman, maka Dengan lebihnya dosis mikoriza maka
fotosintesis akan meningkat. Bila tanaman sumbangan unsur hara yang diberi kepada
kahat fosfor maka sebagian besar fosfat bibit tanaman karet berlebih, sehingga
terkonsentrasi dalam akar dan dapat menganggu pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah Tanaman yang mendapatkan unsur
menjadi terhambat. Hal ini oleh karena hara yang berlebih berakibat terganggunya
fosfat merupakan unsur yang penting keseimbangan pertumbuhan tanaman
dalam serangkaian proses fotosintesis. sehingga dapat menghambat pertumbuhan
Apabila tanaman kahat fosfor maka hasil bibit tanaman karet. Sejalan dengan
fotosintesis yang berupa glukose tidak pendapat Syarief (1986), yang menyatakan
dapat disintesis menjadi sukrose dan bahwa apabila unsur hara yang ada terlalu
diedarkan ke suluruh bagian tanaman banyak atau melebihi batas toleransi maka
melalui floem sehingga pertumbuhan sel-sel daun tanaman tidak dapat berfungsi
terhambat (Karama, Subandi, dan secara baik dalam prose fotosintesis,
Makarim, 1991; Salisbury & Ross, 1995). akibatnya pertumbuhan tanaman
Selanjutnya menurut Wijaya terhambat.
(2008), defisiensi kalium menyebabkan Menurut Wijaya (2008), tanaman
kerusakan kloroplas dan mitokondri sel yang memiliki suplay N berlebihan akan
tanaman, sehingga tanaman yang membentuk perakaran yang dangkal,

57
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

bercabang banyak, pendek-pendek dengan position of mychorrhizal inoculum


influence colonization of cotton,
ukuran yang relative lebih besar.
onion, and pepper seedlings.
Menurut Hakim et al. (1986), Journal of American Society for
Hort Sci., 1 15 (6) : 938 - 942.
kelebihan unsur hara P akan menyebabkan
reaksi tanah menjadi masam karena unsur Beethlenfalvay, G.J., abd R. G. Linderman,
(ed). 1992. Mycorrhizae in
P terebut akan diendapkan dari larutan
Sustainable Agricultur. American
tanah sebagai senyawa komplek Al dan Fe Sociaty of Agronomi, Inc.
Madison, Wisconsin, USA.
sehingga akan mengganggu perkembangan
perakaran tanaman. Bolan, N.S. 1991. A critical review on the
role of mycorrhizal fungi in the
Ditambahkan oleh Winarso (2005),
uptake of phosphorus by plants.
bahwa gejala-gejala visual keracunan pada Plant Soil 134: 189 207.
tanaman tidak selalu disebabkan oleh
Guissou, T.Ba, A.M Ovadba, JM Gunko, R
adanya salah satu unsur hara di dalam Duponnois. 1998. Responses of
Parkia biglobosa (Jacq) Bent.
tanaman dalam jumlah besar, akan tetapi
Tamarindus indica L, Zizyphus
pengaruh kelebihan salah satu atau lebih mauritiana to Arbuscular
Mycorrhizal Fungi in a Phosphorus
unsur lain yang ada di dalam tanaman.
Deficient Sandy Soil Biol Fertil
Sebagai contoh kelebihan unsur hara K Soils 26:194-198
dalam tanaman dapat mengakibatkan baik
Gunawan, A. W. 1993. Mikoriza
unsur Ca dan Mg defisiensi, kelebihan P Arbuskula. Pusat Antar Universitas
llmu Hayat Institut Pertanian
dapat mengakibatkan defisiensi Zn dan
Bogor. Bogor. 210 hal.
kelebihan Zn dapat menyebabkan
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis,
defisiensi Fe.
S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A.
Diha, Go Ban Hong dan H.H.
Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu
KESIMPULAN
Tanah. Unila. Bandar Lampung.
Pemberian takaran mikoriza 7,5
g/tanaman berpengaruh terbaik terhadap Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu
bibit tanaman karet, seperti pada waktu Tanah. Raja Grafindo Persada.
tumbuh tunas (hst), tinggi tunas(cm), lilit Jakarta
tunas (cm), jumlah tangkai daun (helai),
Hartoyo, D. 2007. Budidaya Tanaman
berat akar (g), panjang akar (cm) dan Karet. http://teknis-
jumlah akar (helai). budidaya.blogspot.com. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA (on line), diakses tanggal 2
Pebruari 2011
Afek, U., E. Rinaldelli, J. A. Menge, E. L.
V. Johnson, E. Pond. 1990. Hasanudin. 2003. Peningkatan
Mychorrhizal species, root age, and ketersediaan dan serapan N dan P
58
Prospek Agroteknologi, Volume 7, No.1 Juli 2018

serta hasil tanaman jagung melalui Salisbury, F. B., C. W. Ross. 1992.


inokulasi mikoriza, azotobakter dan Fisiologi Tumbuhan (Terjemahan
bahan organik pada Ultisol. Jurnal dari Bahasa Inggris). Jilid 1.
Ilmu Pertanian Indonesia 5(2): Penerbit ITB. Bandung. 24 1 hal
83−89.
Sastrahidayat, I. R., K. Wahidah dan
Kabirun, S. 2002. Tanggap padi gogo Syehfani. 1999. Pengaruh Mikoriza
terhadap inokulasi mikoriza Vesikula Arbuskula terhadap
arbuskula dan pemupukan fosfat di Peningkatan enzim fosfatase,
Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan beberapa asam organik
Lingkungan 3(2): 4956. dan pertumbuhan kapas
(Gossypium hirsutum L.) pada
Kilham, K. 1994. Soil Ecology. Cambridge vertisol dan alfisol.
University Press. Agrivita. 21 (1): 10-19

Madigan, MT, JM Martinko and J parker. Sharma, A. K.2002. Organic farming.


2000. Biology of Microorganisms. Central Arid Zone Research
Eighth edition Prentice Hall, institute Jodhpur. Agrobios. India
International, Inc
Syarief, S. 1986. Ilmu Tanah Umum. FP
Niswati, A., S. G. Nugroho, M. Utomo, Unpad , Bandung.
dan Suryadi. 1996. Pemanfaatan
esikulaarbuskula untuk mengatasi Tarafdar, J.C. and A.V. Rao. 1997.
pertumbuhan tanaman jagung Response of arid legumes to VAM
akibat cekaman kekeringan. J. fungal inoculation. Symbiosis 22:
Tanah Tropika. 3 : 26-31 265 274.

Musfal. 2008. Efektivitas cendawan Tim Penulis PS. 2011. Pedoman Lengkap
mikoriza arbuskula (CMA) Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.
terhadap pemberian pupuk spesifik
lokasi tanaman jagung pada tanah Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman.
Inceptisol. Tesis, Universitas Prestasi Pustaka. Jakarta.
Sumatera Utara. 79 hlm
Wright, S.F. and A. Uphadhyaya. 1998.
Octaviani, N. 2009. Peran Mikroba Tanah Survey of soils for aggregate
dalam Menunjang Pertanian stability and glomalin, a
Organik. http://Peran glycoprotein produced by hyphae
Mikroba/.blogspot.com. Bandung of arbuscular mycorrhizal fungi.
(on line), diakses tanggal 13 Mei Plant Soil 198: 97 107.
2011.
Russel, E. W. 1988. Soil Condition and Winarso, .S. 2005. Kesuburan Tanah,
Plant Growth. 11th edition. Dasar .Kesehatan dan Kualitas
Longman. New York Tanah. Gaya Media. Yogyakarta

59

Anda mungkin juga menyukai