Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277165770

MEMBANGUN KESUBURANTANAH DI LAHAN MARGINAL

Article · January 2009

CITATIONS READS
49 21,259

1 author:

Nasih Yuwono
Universitas Gadjah Mada
9 PUBLICATIONS 100 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nasih Yuwono on 17 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2009) p: 137-141

MEMBANGUN KESUBURAN TANAH DI LAHAN MARGINAL

Nasih Widya Yuwono

Dosen Ilmu Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian UGM. email: nasih@ugm.ac.id

Lahan Marginal daerah marginal hampir dijumpai di semua


sektor, baik biofisik, infrastruktur,
Sumber daya lahan merupakan salah kelembagaan usahatani maupun akses
satu faktor yang sangat menentukan informasi untuk petani miskin yang kurang
keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, mendapat perhatian.
karena hampir semua usaha pertanian
berbasis pada sumber daya lahan. Lahan Di Indonesia lahan marginal dijumpai
adalah suatu wilayah daratan dengan ciri baik pada lahan basah maupun lahan kering.
mencakup semua watak yang melekat pada Lahan basah berupa lahan gambut, lahan
atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi sulfat masam dan rawa pasang surut seluas 24
dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang juta ha, sementara lahan kering kering berupa
bersifat mantap maupun yang bersifat tanah Ultisol 47,5 juta ha dan Oxisol 18 juta ha
mendaur, serta kegiatan manusia di atasnya. (Suprapto, 2003). Indonesia memiliki panjang
Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya garis pantai mencapai 106.000 km dengan
(Notohadiprawiro, 1996). potensi luas lahan 1.060.000 ha, secara umum
termasuk lahan marginal. Berjuta-juta hektar
Istilah ”marginal” menurut KBBI lahan marginal tersebut tersebar di beberapa
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: 1. pulau, prospeknya baik untuk pengembangan
berhubungan dengan batas (tepi); tidak terlalu pertanian namun sekarang ini belum dikelola
menguntungkan, 2. berada di pinggir. dengan baik. Lahan-lahan tersebut kondisi
Memarginalkan berarti meminggirkan atau kesuburannya rendah, sehingga diperlukan
memojokkan. Dalam Merriam-Webster inovasi teknologi untuk memperbaiki
Dictionary, marginal defined as close to the produktivitasnya.
lower limit of qualification, acceptability or
function. Wacana mengenai lahan marginal Untuk mengetahui apakah suatu lahan
dapat ditelusur pada tulisan Peterson dan . termasuk marginal jika digunakan untuk
Galbraith (1932) yang berjudul The Concept of buidaya pertanian dapat dilakukan evaluasi
Marginal Land. Scherr dan Hazell (1994) kesesuaian lahan (Tabel 1). Semakin banyak
memberi pengertian lahan marginal sebagai sifat tanah yang memiliki harkat tidak sesuai,
lands unsuitable for continuous tillage or lands menunjukkan lahan tersebut marginal.
where there were major constraints to Teknologi dan masukan yang diterapkan pada
economic use of industrial inputs. Marginal suatu lahan dapat mengubah sifat tanah
lands menurut Ojating cit. Olanrewaju dan sehingga harkatnya menjadi lebih sesuai untuk
Ezekiel (2005) are those lands which have lost pertanian.
their ability to support therequired biodiversity Secara turun-temurun dan dengan
either through natural catastrophes and or sentuhan teknologi baru, para petani lahan
human destructive activities. Menurut Strijker marjinal di kawasan selatan Propinsi Daerah
(2005), marginal lands are characterised by Istimewa Yogyakarta telah melakukan
land uses that are at the margin of economic tindakan konservasi lahan dan biologi untuk
viability. menjamin kelangsungan usaha pertaniannya.
Lahan marginal dapat diartikan Bentuk teknologi yang dikembangkan sangat
sebagai lahan yang memiliki mutu rendah bervariasi tergantung lokasi dan permasalahan
karena memiliki beberapa faktor pembatas jika pada masing-masing lahan, antara lain
digunakan untuk suatu keperluan tertentu. pembuatan sistem “tinggi-rendah” pada
Sebenarnya faktor pembatas tersebut dapat kawasan bekas rawa-rawa, sistem pertanian
diatasi dengan masukan, atau biaya yang berteras pada kawasan perbukitan kapur, dan
harus dibelanjakan. Tanpa masukan yang pengubahan secara gradual lahan gumuk pasir
berarti budidaya pertanian di lahan marginal menjadi lahan pertanian. Teknologi budidaya
tidak akan memberikan keuntungan. dan produksi tanaman pertanian yang sesuai
Ketertinggalan pembangunan pertanian di
138 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2009) p: 137-141

merupakan kebutuhan pokok para petani di lahan marjinal ini (Setyawan dkk, 2004).

Tabel 1. Beberapa Indikator Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian


Sangat
Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai
sesuai
Sifat Intrinsik
Jeluk mempan perakaran >120 120-70 70-30 <30
(cm)
Tekstur seimbang agak berat berat ringan
Bahan kasar (%) <10 10-30 30-60 >60
halus, kasar, Butir tunggal, pejal,
Struktur
sedang 3, 2 1 0 0
Nihil Sedang Sedang >20 Kuat < 30
Lapisan padat (cm)
>60 atau kuat >60
Lengas tersedia (mm) >100 100-60 60-20 <20
Permeabilitas (cm/jam) >2 2-0,5 0,5-0,1 <0,1
Bahan organik (%) >5 5-2 2-1 <1
Kapasitas Pertukaran Kation >40 40-20 20-10 <10
(cmol(+)kg-1)
Kejenuhan basa (%) >75 75-50 50-25 <25
7,3-6,7 6,7-5,5 5,5-4,5 <4,5
pH
7,3-8,0 8,0-9,0 >9,0
Karbonat ( %) <7 7-15 15-25 >25
Kegaraman (dSm-1) <2 2-6 6-12 >12
Sifat Ekstrinsik
Lereng (%) <4 4-10 10-25 >25
Kebatuan di permukaan (%) <2 2-20 2-20 >50
Banjir (bulan) 0 <1 1-3 >3
Erosi (T/ha/th) <10 10-20 20-60 >60
Pengolahan mudah terbatas sulit Sulit sekali
Curah hujan (mm/th) >1000 1000-600 600-300 <300
Keterangan:
Tekstur: seimbang = geluh (loam), geluh debuan (silt loam), geluh lempung pasiran (sandy clay loam); agak
berat = lempung pasiran (sandy clay), gelum lempungan (clay loam), gelum lempung debuan (silty clay loam),
debu (silt); berat = lempung (clay), lempung debuan (silty clay); ringan = pasir (sand), pasir geluhan (loamy
sand)

Lahan Pasir Pantai DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai
Marginal untuk komoditas tanaman pangan
Salah satu yang termasuk ke dalam dan sayuran. Akan tetapi beberapa penelitian
lahan marginal adalah lahan pasir. Selama ini yang telah dilakukan menunjukkan adanya
penanganan lahan pasir masih relatif kurang. kecenderungan perbaikan hasil dari perlakuan-
Pulau Jawa memiliki pantai yang luas 81.000 perlakuan yang dilakukan terhadap tanah,
km2 potensial dikembangkan sebagai lahan meskipun belum mantap.
pertanian. Provinsi DIY memiliki lahan pasir
pantai seluas sekitar 3.300 hektar atau 4% Karakter wilayah pantai ke arah
luas wilayah, terbentang sepanjang 110 km di daratan sebagai berikut, Gumuk pasir (dunes)
pantai selatan lautan Indonesia. Bentangan berkisar antara 20-500 m terdiri atas pasir
pasir pantai ini berkisar antara 1-3 km dari kasar, bukit pasir (sand ridge) antara 500-
garis pantai. Sistem bentang darat ini mudah 1.000 m tersusun atas pasir kasar-sedang,
goyah mengakibatkan terhambatnya proses lagoon berkisar antara 1.000-2.500 m, dan
pembentukan tanah. Menurut Sudihardjo perkampungan terletak sekitar > 2.500 m dari
(2000), berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983 garis pantai ke arah pedalaman. Tekstur bahan
kesesuaian aktual lahan pasir Pantai Selatan penyusun tanah umumnya makin halus ke
Yuwono. Membangun Kesuburan Tanah 139

arah pedalaman. Bahan-bahan ini terutama laju evaporasi sangat tinggi (Lihat Tabel 2).
berasal dari deposit pasir hasil kegiatan erupsi Upaya perbaikan sifat-sifat tanah dan
gunung Merapi yang berada di bagian utara. lingkungan mikro sangat diperlukan, antara
Deposit pasir ini diangkut dan diendapkan lain misalnya dengan penyiraman yang teratur,
dengan berbagai kecepatan serta bercampur penggunaan mulsa penutup tanah,
dengan berbagai bahan baik yang berasal dari penggunaan pemecah angin (wind breaker),
daerah aliran sungai maupun yang berasal dari penggunaan bahan pembenah tanah
laut (Siradz dan Kabirun, 2007). (marling), penggunaan lapisan kedap, dan
pemberian pupuk (baik organik maupun
Lahan pasir pantai merupakan lahan
anorganik). Hasil penelitian Partoyo (2005)
marjinal dengan ciri-ciri antara lain : tekstur
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai indeks
pasiran, struktur lepas-lepas, kandungan hara
kualitas tanah, perlakuan penambahan tanah
rendah, kemampuan menukar kation rendah,
lempung dan pupuk kandang dapat
daya menyimpan air rendah, suhu tanah di
memperbaiki kualitas tanah.
siang hari sangat tinggi, kecepatan angin dan

Tabel 2. Beberapa sifat tanah pasir pantai Bugel, Kulon Progo


No. Sifat-sifat tanah Nilai dan Harkat
1. Kadar air kering angin (%) 0,68
2. pH (H2O)(1 : 2,5) 6,7 (netral)
3. Daya Hantar Listrik (DHL)(mS) 0,20 (sangat rendah)
4. Kadar C-organik tanah (%) 0,23 (sangat rendah)
5. Bahan Organik Tanah (%) 0,40 (sangat rendah)
6. N-total (%) 0,02 (sangat rendah)
7. P-tersedia (ppm) 16,67 (tinggi)
8. K-tersedia (me/100g) 0,03 (sangat rendah)
9. Ca-tersedia (me/100g) 0,63 (sangat rendah)
10. Na-tersedia (me/100 g) 0,29 (rendah)
11. Mg-tersedia (me/100 g) 0,18 (sangat rendah)
12. Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) (me/100 g) 3,81 (sangat rendah)
13. Fraksi pasir (%) 98,5
14. Fraksi debu (%) 1,5
15. Fraksi lempung (%) 0,0
16. Kelas tekstur tanah (USDA) Pasir
Sumber: Kertonegoro dkk. (2007)

Di kawasan pasir pantai masyarakat merah dan cabai merah yang sudah menjadi
telah membuat sumur-sumur renteng untuk unggulan komoditas nasional dan daerah.
pengairan lahan olahannya. Sumur-sumur Komoditas lain yang sudah dicoba di lahan
renteng ini saling berhubungan satu dengan pantai antara lain: tomat, kangkung, sawi,
lainnya berjarak sekitar 10 m. Dewasa ini pakchoi, kacang panjang, terong, bawang
sebagian sumur renteng yang dibuat dari daun, semangka dan melon.
beton telah dibongkar, air sumur yang diambil
dengan pompa alirkan langsung ke lahan dari
paralon yang saling berhubungan dengan Membangun Kesuburan Lahan Pantai
sistem buka tutup.
Upaya pemanfaatan, perbaikan dan
Dengan aplikasi teknologi ameliorasi, peningkatan kesuburan lahan pertanian di
lahan pasir marjinal yang tadinya terbengkalai kawasan pasir pantai yang secara alami
diubah menjadi lahan produktif yang hijau dan kurang produktif dapat dilakukan melalui
mampu meningkatkan ekonomi petani dalam penerapan teknologi dan pemberdayaan
menghasilkan komoditas unggulan hasil masyarakat. Pemberian masukan tertentu
pertanian. Komoditas yang dimantapkan dalam misalnya lempung, kapur, zeolite atau kompos
teknologi ameliorasi tanah yang sudah dapat dilakukan ke dalam tanah dengan tujuan
diaplikasikan terutama tanaman bawang
140 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2009) p: 137-141

perbaikan sifat fisika, kimiawi dan biologi perakaran (risosfer), mampu menambat
tanah. N dari udara, melarutkan P dan unsur
hara lain dari mineral, serta
Menurut Permentan No.
mempercepat proses pembentukan
41/Permentan/OT. 140/9/2009 Tahun 2009,
tanah sehingga media tersebut lebih
intensifikasi kawasan atau lahan pertanian
sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
pangan berkelanjutan dilakukan dengan: a.
peningkatan kesuburan tanah; b. peningkatan 2. Pupuk organik yang akan digunakan
kualitas benih/bibit; c. pendiversifikasian perlu diolah dengan baik. Di banyak
tanaman pangan; d. pencegahan dan lokasi limbah ternak unggas hanya
penanggulangan hama tanaman; e. dionggokkan di tepi jalan, merupakan
pengembangan irigasi; f. pemanfaatan pemandangan yang tidak nyaman,
teknologi pertanian; g. pengembangan inovasi menimbulkan bau yang tidak sedap
pertanian; h. penyuluhan pertanian; dan/atau serta menjadi tempat lalat berkerumun.
i. jaminan akses permodalan. Pengelolaan Aplikasi langsung limbah segar dari
kesuburan tanah merupakan hal penting industri peternakan hanya akan
mengingat budidaya pertanian secara umum membawa vektor atau pathogen ke
dilakukan di atas tanah, dari dalam tanah lahan pertanian. Usaha pengomposan
itulah kebutuhan hara bagi tanaman tercukupi. yang benar perlu diterapkan di wilayah
Pada lahan yang tidak sesuai untuk budidaya tersebut.
pertanian, teknik hidroponik atau aeroponik
3. Pupuk organik yang diberikan pada
dapat diterapkan, jadi meskipun tanah tidak
lahan pasir hanya bertahan dalam waktu
subur namun produktif.
10-15 tahun, hal ini disebabkan
Berdasarkan pengamatan selintas perombakan yang intensif oleh mikrobia
terhadap kegiatan pertanian yang sudah pada suasana iklim yang lebih hangat.
berjalan di pantai selatan Kabupaten Bantul Kadar lempung yang secara alami
dan Kulon Progo, dapat diusulkan beberapa memang sangat rendah menyebabkan
kegiatan untuk membangun kesuburan tanah fraksi bahan organik terbuka tidak ada
di lahan pantai : yang mengikat atau melindungi,
sehingga sangat mudah diserang
1. Penanaman pohon pada zona terdekat
mikroba perombak. Buku yang ditulis
dengan pantai (sempadan laut) perlu
oleh Huang dkk (2008) menjelaskan
dilaksanakan serentak sepanjang
banyak hal mengenai interaksi antara
kawasan pantai (0-200 m). Pilih pohon
mineral, organik dan mikrobia dalam
perintis yang cepat besar, misalnya talok
tanah. Sebagai alternatif pupuk organik
(kersen, Muntingia calabura) atau
matang tersebut diolah terlebih dahulu
trembesi (Albizia saman) untuk
dengan bahan mineral lempung menjadi
menghasilkan biomassa sehingga kelak
bentuk organo-mineral, baru diberikan
menjadi sumber bahan organik tanah,
ke lahan pertanian. Dalam formula baru
memperbaiki iklim mikro dan mengatasi
ini dapat ditambahkan unsur hara mikro,
angin dari laut, konservasi air, menjaga
mikrobia yang bermanfaat, maupun
diversitas biota tanah, menjadi habitat
senyawa pengatur tumbuh.
burung, lebah dan kelelawar, dan
wahana rekreasi. Pohon yang baru 4. Fraksi lempung perlu ditingkatkan di
ditanam tersebut perlu dirawat dan lahan pasiran. Aplikasi lempung
dibekali dengan pupuk dan air yang membutuhkan biaya dan ongkos yang
cukup selama 2-3 tahun, perhatian tidak sedikit. Sebagai alternatif biomassa
penuh perlu diberikan pada saat tanam yang ada di wilayah ini dikonversi
(musim penghujan) dan musim kemarau menjadi arang, dengan proses pirolisis
berikutnya, banyak program atau pembakaran tanpa oksigen.
penghijauan gagal pada tahap ini. Pembakaran konvensional yang
Setelah pohon perintis tumbuh dengan menyisakan abu sebaiknya dihentikan
rindang, dapat diganti sebagian dan diganti dengan pengarangan. Arang
secara bertahap dengan pohon lain yang berfungsi sebagai bahan penjerap yang
lebih kuat dan bermanfaat misalnya mampu menaikkan daya simpan dan
mahoni (Swietenia mahagony) atau lepas terhadap unsur hara dan lengas
jambu mete (Anacardium occidentale). dalam tanah. Arang dapat bertahan
Mikrobia yang hidup pada wilayah sampai ratusan tahun karena tahan
Yuwono. Membangun Kesuburan Tanah 141

terhadap perombakan mikrobia. Reaktor Olanrewaju, SB. and AA. Ezekiel (2005)
pengarangan dapat dibuat dengan Degradation Characteristics and
memodifikasi tungku pembakaran bata Management of Marginal Lands in Nigeria,
atau keramik yang sudah ada. Tulisan Africa. J Soils and Sediments 5 (2) 125 –
lengkap mengenai aplikasi arang dapat 126.
dibaca pada buku yang diedit oleh
Partoyo (2005) Analisis Indeks Kualitas Tanah
Lehmann dan Joseph (2009) berjudul
Pertanian di Lahan Pasir Pantai Samas
“Biochar for environmental management
Yogyakarta. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2,
: science and technology”.
2005 : 140 – 151.
5. Agar kebutuhan hara yang relatif besar
Peraturan Menteri Pertanian. Nomor :
dan singkat untuk budidaya sayur dan
41/Permentan/Ot. 140/9/2009 Tentang
buah seperti bawang merah, lombok,
Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan
semangka dan melon perlu aplikasi
Pertanian.
pupuk cair yang diberikan dengan
penyemprotan pada daun atau dialirkan Peterson, GM. and J.K. Galbraith (1932) The
bersama air irigasi. Pembuatan pupuk Concept of Marginal Land. Journal of Farm
organik cair dapat dilaksanakan dengan Economics, Vol. 14, No. 2 : 295-310.
memanfaatkan bak beton (eks sumur
Scherr, SJ. and PBR. Hazell (1994) Sustainable
rentang) yang tidak terpakai. Kotoran
Agricultural Development Strategies in
sapi dan kambing berupa feses (padat)
Fragile Lands. International Food Policy
dan urine dapat digunakan sebagai
Research Institute. 39 p.
bahan dasar. Pengadukan dan aerasi
akan mempercepat proses pembuatan Setyawan, AD., K. Winarno and PC. Purnama
pupuk cair tersebut. (2004) Konservasi Lahan Pertanian Marjinal
di Kawasan Selatan Yogyakarta. Enviro 4
(1): 1-7.
Daftar Pustaka Siradz, SA. dan S. Kabirun (2007)
Huang, Q., PM. Huang and A. Violante (2008) Pengembangan Lahan Marginal Pesisir
Soil Mineral–Microbe-Organic Interactions. Pantai Dengan Bioteknologi Masukan
Springer. 353 p. Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Vol. 7 No. 2 (2007) : 83-92.
Kertonegoro, B. K., D. Shiddieq, Sulakhudin,
dan Ai Dariah (2007) Optimalisasi Lahan Sudihardjo, AM. (2000) Teknologi Perbaikan
Pasir Pantai Bugel Kulon Progo Untuk Sifat Tanah Subordo Psaments dalam
Pengembangan Tanaman Hortikultura Upaya Rekayasa Budidaya Tanaman
Dengan Teknologi Inovatif Berkearifan Sayuran di Lahan Beting Pasir. Prosiding
Lokal. Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Seminar Teknologi Pertanian untuk
dan Lingkungan Pertanian. Bogor. Mendukung Agribisnis dalam
Pengembangan Ekonomi Wilayah dan
Lehmann, J. and S. Joseph (2009) Biochar For Ketahanan Pangan. Yogyakarta.
Environmental Management : Science And
Technology. Earthscan. 416 p. Suprapto, A. (2002) Land and water resources
development in Indonesia. dalam. FAO.
Notohadiprawiro, T. (1996) Lahan Kritis Dan Investment in Land and Water. Proceedings
Bincangan Pelestarian Lingkungan Hidup. of the Regional Consultation.
Seminar Nasional Penanganan Lahan Kritis
di Indonesia tanggal 7-8 November 1996. Strijke, D. (2005) Marginal lands in Europe -
PT. Intidaya Agrolestari. Bogor. causes of decline. Basic and Applied
Ecology 6: 99—106.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai