1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah pengelolaan tanah dan air
ini yaitu agar dapat mengetahui potensi dan Kendala lahan gambut untuk
dimanfaatkan menjadi lahan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lahan rawa gambut
Lahan rawa gambut adalah lahan rawa yang ditempati tanah gambut
dan pada kondisi alami lahan ini selalu jenuh air bahkan tergenang. Namun,
sampai saat ini lahan rawa gambut banyak digunakan untuk budidaya
tanaman lahan kering, akibatnya lahan rawa ini didrainase berubah menjadi
kering. Pemanfaatan lahan rawa gambut tersebut memberi dampak negatif
terhadap lingkungan. Dampak tersebut berupa subsidensi, peningkatan
potensi kebakaran lahan dan sumber emisi gas rumah kaca. (Wawan &
Fikrawati, 2021)
Lahan gambut (peatlands) merupakan salah satu tipe ekosistem di
hutan hujan tropis, lahan gambut mempunyai nilai konservasi sangat tinggi
dan fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi hidrologi cadangan karbon, dan
biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan
satwa.Hutan rawa gambut sebagai ekosistem hutan tropis merupakan salah
satu ekosistem yang paling rawan terhadap bahaya kebakaran, kontribusi
terhadap dampak kebakaran hutan rawa gambut sangat besar karena
tingginya kandungan karbon dan besarnya jumlah karbon yang dilepaskan
pada saat terjadi kebakaran. (Mintari et al., 2019)
Lahan gambut termasuk lahan sub optimal dengan kondisi
kesuburan rendah, kemasaman tinggi dan drainase yang buruk.
Mempertimbang potensi luas yang tersedia serta adanya persaingan
penggunaan lahan, maka lahan gambut diupayakan terus berkontribusi
sebagai lahan pertanian yang produktif. Peningkatan produktivitas
usahatani pada lahan gambut dilaksanakan dengan penerapan teknologi
penyiapan lahan, pengelolaan air, pemupukan, pemilihan komoditas serta
pengaturan pola tanam, Lahan gambut terdiri 3 jenis yaitu gambut dangkal
dengan lapisan < 50 cm, gambut sedang dengan teballapisan 50 - 100 cm
dan gambut dalam dengan lapisan > 200 cm. (Resdati et al., 2021)
Lahan gambut memiliki potensi untuk budidaya tanaman pangan.
pengembangan lahan gambut tidak hanya bergantung pada sifat fisik dan
kimia, tetapi juga dipengaruhi oleh pengelolaan. Lahan gambut terbentuk
dari tumpukan sisa tanaman yang terjebak dan terhambat proses
dekomposisi akibat kejenuhan air (anaerobik). Pemanfaatan lahan gambut
saat ini belum optimal karena tingkat kesuburan rendah yaitu tingkat
kemasaman tinggi yang bersifat toksik bagi tanaman.
Gambar. Pintu Air untuk Menjaga Muka Air Tanah Tetap Stabil
Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pemanfaatan
lahan gambut adalah dengan mengatur tinggi dari muka air di
dalamnya sehingga gambut tidak kering di musim kemarau
serta gambut tetap basah tapi tidak tergenang dimusim
penghujan. Pengaturan dari tinggi muka air yang tepat juga
dimaksudkan supaya proses dari pencucian bahan beracun
dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat terciptanya media
tumbuh yang baik bagi tanaman. Perubahan penggunaan lahan
khususnya dari hutan gambut menjadi lahan pertanian perlu
disertai dengan tindakan drainase, karena dalam kondisi
alaminya gambut dalam keadaan tergenang, sementara
sebagian besar tanaman budidaya tidak tahan genangan. Oleh
karena itu, tujuan utama dilakukannya drainase adalah untuk
menurunkan muka air tanah, sehingga tercipta kondisi aerob,
minimal sampai pada kedalaman perakaran tanaman yang
dibudidayakan sehingga kebutuhan tanaman akan oksigen bisa
terpenuhi. (Wijaya et al., 2017)