Anda di halaman 1dari 38

Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi

Di PT Adaro Indonesia

Mine Rehabilitation & Reclamation Department


PT. Adaro Indonesia
Content

Company profile

Pencapaian Reklamasi

Kriteria Keberhasilan Reklamasi

Problem & Issues

Improvement

MRRD 2020
MRRD - 2019
PT. Adaro Indonesia

Profile Adaro:
1. Perusahaan tambang batubara
Produksi terbesar ke- 2 di
Indonesia

2. Salah satu dari 50 perusahaan


terbaik di asia versi Forbes Asia

3. Peraih Penghargaan Aditama


2015-2018

4. Peraih Proper Emas 2012 &


2020

Proses Operasional PT. Adaro Indonesia

Land Clearing Topsoil Removal


OB Removal Coal Getting Traveling Material OB Dumping OB Disposal Penanaman Reklamasi

Tahapan kegiatan dimulai dari land clearing, dilanjutkan ke tahap top soil removal lalu dikumpulkan pada stok top soil. Selanjutnya
kegiatan penambangan dimulai dari pengupasan overburden, coal getting hingga pembentukan disposal. Adaro berkewajiban pada
pemerintah untuk melakukan reklamasi pada area yang sudah tidak terganggu (final). Target Jaminan Reklamasi (Jamrek) 2020
seluas 439 Ha, sedangkan revegetasi pada area Non Jamrek yang berfungsi untuk mengurangi potensi erosi pada area disposal.

3
Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan

Suhernomo
Kepala Teknik
Tambang

Didik Triwibowo
Deputy HSE Div Head

Wisnu Adi Bayu Nasution Ronny P. Tambunan Jamri Langoy


HSE Mine HSE Development HSE Operation
Compliance Rehabilitation and Dept. Head Dept. Head
Dept. Head Reclamation Dept.
Head

Budi Suprianto Dodik Choiron Presto J Saputra (PJS) Fazlul Wahyudi M. Arsyad Aditya Adri N Ade Hidayat
Env. Compliance & Beyond Compliance Post Mine Nursery & Reclamation Watershed
Monitoring & Reporting Sect. Head Compliance, R&D Revegetation Engineering & Rehabilitation
Evaluation Sect. Head Sect. Head Sect. Head Control Sect. Sect. Head
Sect. Head Head
The Person in Charge

Adetya Bayu Nasution


Bayu.Nasution@adaro.com
Mine Rehabilitation &
Reclamation Departement Head

Aditya Adri Nugroho Ade Hidayat Muhammad Arsyad


Aditya.Adri@adaro.com Ade.Hidayat@adaro.com Arsyad@adaro.com

Reclamation DAS Rehabilitation Nursery &


Engineering & Land Section Revegetation Section
Preparation Section MRRD - 2019
Program
Reklamasi
&
Persiapan
Pascatambang
Scope of Work

Reklamasi
Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki
kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Kepmen ESDM No.1827
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik)

Landscaping Top Soil Spreading Drainage Control Tanaman Penutup Penanaman Monitoring & Evaluasi
(Hydroseeding)

Area disposal yang sudah final selanjutnya dilakukan penataan lahan, penghamparan top soil dan pembangunan drop structure sebagai
bangunan pengendali erosi. Tahapan selanjutnya setelah area siap tanam dan diserah-terimakan, yaitu dilakukan kegiatan hydroseeding dan
penanaman tanaman keras (fast growing dan slow growing). Sesuai dengan regulasi pemerintah, Adaro berkewajiban untuk melakukan
reklamasi pada area bekas tambang. Target Jamrek 2020 adalah seluas 439 Ha.

Mine Closure
Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan
untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
pertambangan

7
Business Process Reklamasi
1 2

Pembentukan Disposal Serah Terima Kontraktor

Land Preparation Area Reklamasi

5 4

Hydroseeding & Penanaman Serah Terima Revegetasi


Reclamation Milestones
Perjalanan Reklamasi PT Adaro Indonesia

1992-2009 2010-2015 2015 - 2018 2017 - 2019 2019 -2022

• Awal mula operasi • Database • Pengembangan • Evaluasi pekerjaan • Pembuatan Kebun Ar


komersial, reklamasi reklamasi bisnis proses reklamasi boretum
sudah dilakukan dikumpulkan. Reklamasi menggunakan drone • Persiapan pasca
• Belum memiliki • Pengelolaan data menjadi • Penggunaan vendor tambang
database top soil departemen penanaman • Pembuatan miniatur
• Penggunaan metode • Pembuatan web • Pemisahan bagian • Penggunaan jenis pasca tambang
hydroseeding statutory database perencanaan, cover crop tidak • Mekanisasi pekerjaan
penataan lahan melilit dan penggunaan
dan Revegetasi aplikasi mobile
sesuai fungsi • Pembuatan Kultur
Jaringan Nursery
Pemantauan (Laboratorium)
Laboratorium
Laboratorium air

Lab tanah & Tanaman


Laboratorium
geokimia
Beberapa Fasilitas Penujang Rekalamasi

Area Pembibitan

• Menyiapkan bibit tanaman yang sesuai dengan jenis, jumlah, waktu tanam
• Menyediakan bibit yang siap tanam dan sehat
• Produksi bibit : + 10.000 - 30.000 bibit/bulan
• Kapasitas : Luas ± 2 ha dengan kapasitas bibit sebanyak 70.000 – 130.000
• Jenis bibit lokal dan non lokal
Reklamasi dan Revegetasi

Arboretum

Mahoni (Swietenia Meranti (Shorea


macrophylla) bracteolatadyer)

Ulin (Eusideroxylon Kalangkala (Litsea


Lokasi Nursery KM zwageri) angulata)
69
Reklamasi dan Revegetasi

Pengayaan

Pulai (Alstonia Meranti (Shorea


scholaris) parvispulata)
Kasturi (Mangifera Manggis (Garcinia
casturi) mangostana )

Ulin (Eusideroxylon Meranti (Shorea


Ramania (Bouea zwageri) polyandra)
macrophylla)

Beberapa jenis tanaman buah lokal khas


Kalimantan
Tahun 2018 2019 2020 2021 2022
Luas Jamrek (Ha) 309.66 356.83 425.71 456.13 451.04
PERATURAN PERUNDANGAN

Kepmen ESDM
UU No 3/2020 Reklamasi No.1827/2018
Pertambangan dan Pedoman
Mineral & Pasca pelaksanaan
Kaidah Teknik
Batubara tambang Pertambangan
yang baik.

PP No. 55/2010 Permen ESDM


No. 26/2018
Binwas
Pelaksanaan Kaidah
Penyelenggaraan Pertambangan yg
Pengelolaan Usaha baik & Pengawasan
Pertambangan PP No.78/2010
Pertambangan
Minerba Reklamasi dan Minerba
Pascatambang

Permenhut No 60/Menhut-II/2009 vs Kepmen-ESDM-No1827/2018

Bobot (%)
No. Uraian Kegiatan
LHK ESDM
1 Penataan lahan 30 60
2 Revegetasi 50 20
3 Penyelesaian akhir 20 20
Kriteria Keberhasilan Jamrek (Kepmen-
(Kepmen-ESDM-
ESDM-No1827/2018)
No1827/2018)
Kriteria Reklamasi Hutan (Permenhut
(Permenhut No 60/Menhut
60/Menhut-
Menhut-II/2009)

Penataan Lahan Pengendalian Erosi & Sedimentasi Revegetasi


Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot
Bangunan konservasi tanah
Pengisian kembali
7,5% Jumlah fisik bangunan 5% Luas areal penanaman 10%
lubang tambang
Manfaat bangunan 5%
Luas areal yang ditata 7,5% Penanaman cover crop 5% Persentase tumbuh 10%
Kestabilan lahan 7,5% Erosi dan sedimentasi 5% Jumlah tanaman 10%

Komposisi jenis
tanaman (cepat
Penaburan tanah pucuk 7,5% tumbuh, lokal daur 10%
panjang, eksotik,
MPTS)

Kesehatan tanaman 10%


Total 30% 20% 50%
The Problem
Kendala Keberhasilan Reklamasi

01 02 03 04 05

Persiapan Lahan Bibit Cover Crops Penanaman Evaluasi


1. Ketersediaan top soil 1. Kapasitas Penggunaan cover 1. Tahapan 1. Bertambahnya
2. Drainage control pembibitan crop yang penanaman luasan Jamrek
3. Luasnya area flat Nursery menggangu (pengajiran, 2. Metode
2. Kualitas pertumbuhan pembuatan lubang, penanaman
pembibitan (benih, tanaman pokok (ex: pemupukan, manual
media, perlakuan) efek hydroseeding penanaman, 3. Proses evaluasi
3. Standarisasi bibit tahun sebelumnya) perawatan) manual dengan
dari eksternal 2. Perlakuan bibit di sensus tanaman
lapangan
3. Luasnya area
penanaman baru
dan kumulatif
Persiapan Lahan

01 02 03
Ketersediaan top soil Drainage Control Luasnya Area Flat
Jarak stok top soil yang Pengelolaan erosi dan Semakin luasnya area flat yang
relative jauh dari area sedimentasi dari hulu ke perlu dikelola
Reklamasi hilir dengan metode sipil ex : Jamrek Disposal TTP LW 4
dan revegetasi
Benih dan Bibit Tanaman

± 120.000 bibit)
Kapasitas Nursery (± Kualitas Pembibitan Pengadaan Bibit Eksternal
Keterbatasan area dan kemampuan Kualitas benih eksternal, Kualitas bibit eskternal,
untuk memproduksi kebutuhan bibit media tanam, perlakuan bibit penyimpanan, teknik
yang semakin bertambah (ex: untuk tanaman penyimpanan dan perlakuan
penanaman & permintaan eksternal) bibit (ex: aklimatisasi)
Cover Crops
Tanaman penutup tanah

Komposisi Hydroseding sebelum 2018


Legume cover crops (jenis melilit):
Centosema Pubescens (CP), Calopogonium
Mucunoides (CM), Calopogonium
Mucunoides (PJ), Crotalia Juncea (CRJ)

Pada 2018 menggunakan Signal Grass


Masih tergolong jenis invasif
sehingga diperlukan kegiatan
ekstra dalam penanaman &
perawatan

Sejak 2019 mulai menggunakan Wynn Cassia


Tergolong jenis yang tidak melilit
Metode Penanaman
Tahapan kegiatan penanaman

“Dikerenakan tahapan penanaman yang relatif panjang maka diperlukan pengawasan yang detail
pada setiap tahapan tsb dan dipastikan setiap orang menjalankan standar yang telah ditetapkan.
Misal: perlakuan tanaman di lapangan, ukuran lubang, dosis pupuk.”

Pemasangan Ajir Pembuatan Lubang Tanam Pemberian Pupuk Dasar Penanaman Pohon
Sesuai SOP AI-ENV-03 Sesuai SOP AI-ENV-03 Sesuai SOP AI-ENV-03 Sesuai SOP AI-ENV-03
Revegetasi dan Revegetasi dan Revegetasi dan Revegetasi dan
Pengelolaan Pembibitan Pengelolaan Pembibitan Pengelolaan Pembibitan Pengelolaan Pembibitan
Luas Perawatan
Luasan perawatan
Jamrek tahun
sebelumnya

Evaluasi Tanaman
Metode evaluasi
keberhasilan
penanaman
menggunakan
metode sensus
manual

Metode Penanaman
Perbedaan
perlakuan
penanaman dari
tiap individu

Evaluasi
Realisasi Reklamasi (Ha)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
95.59 137.30 213.71 225.29 235.13 315.04 215.89
Plan Reklamasi (Ha)
2019 2020 2021 2022
356.84 425.75 456.27 451.67
The Improvement
Continunous Improvement Program and Activity (PDCA)

Teknologi
Penggunaan Drone
(Dokumentasi dan Orthophoto)

Kultur Jaringan
Teknologi Metode Penanaman
perbanyakan Pembuatan lubang
tanaman di area tanam menggunakan
Nursery KM 69 Mini Excavator
Kubota U50

Penggunaan aplikasi
Desain yang Tepat mobile
Ex: desain penempatan stok top Transformasi data & aktivitas
soil, desain penanaman yang pekerjaan lapangan
sesuai, desain drop structure
Keunggulan Penggunaan Drone

Seluruh Area Tercover Pengukuran Kondisi Crew Bekerja Lebih Aman Foto Situasi Lahan

Database menjadi Lebih Valid Pemrosesan Data Lebih Cepat Kondisi Lahan Lebih Fresh

Teknologi
Penggunaan Drone (Dokumentasi dan Orthophoto)

 Percepatan serah terima lahan/area siap tanam


 Evaluasi penghamparan top soil
Orthophoto
 Evaluasi keberhasilan penanaman
Metode Pelubangan Tanaman
• Uji coba alternatif pelubangan tanaman dengan menggunakan Mini Excavator
• Produktivitas rata-rata sebesar 177/hm (peningkatan sebesar ± 100% dibandingkan pelubangan manual)
• Produktivitas alat bergantung dengan kriteria lahan (ex: terbatas pada kemiringan tertentu)
Desain yang Tepat
1. Desain penempatan stok top soil
2. Desain penanaman yang sesuai
3. Desain Drop Structure

Contoh Desain Drop Structure Precast


Disposal S1.2 Catchment area 132,62 Ha dengan debit 14,78 m3/s.
L Side wall Lebar overflow desain yaitu 13 meter

Mid wall
Disposal OPCC Catchment area 14 Ha dengan debit 1,7 m3/s.
Lebar overflow desain yaitu 2 meter

R Side wall Tabel perbandingan leadtime bronjong & precast


Continunous Improvement
Program Pascatambang / Mine Closure

Konsep Zonasi Pascatambang PT Adaro Indonesia (1)


1. Zona Biodiversitas (Keanekaragamanhayati)
Zona di daratan maupun perairan (void) yang diperuntukkan sebagai kawasan perlindungan untuk flora dan fauna
(khususnya jenis - jenis yang dilindungi) serta habitatnya. Zona ini hanya dapat dimanfaatkan sampai batas - batas
dan kepentingan tertentu (penelitian, pendidikan, sumber plasma nuftah, wisata alam terbatas) tanpa mempengaruhi
fungsi serta komponen - komponen biotik & abiotik didalamnya
2. Zona Pemanfaatan
Zona di daratan maupun perairan (void) yang diperuntukkan sebagai kawasan pengembangan program - program
pertanian, perkebunan, agroforestry (MPTS), perikanan, sumber bahan baku, serta program lain yang berpotensi
untuk dikembangkan, berbasis lingkungan dan berkelanjutan sehingga memunculkan sumber usaha baru yang
berpotensi untuk meningkatkan keekonomian masyarakat. Zona ini dapat berupa objek maupun sebagai subjek yang
dimanfaatkan pada suatu lahan
3. Zona Penyangga (Buffer)
Zona di daratan yang diperuntukkan sebagai area penyangga, pendukung, pembatas dan pengaman kawasan tertentu
baik pada daratan maupun perairan (void) dengan vegetasi yang berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga fungsi
hidrologi, hidrogeologi dan mencegah erosi & sedimentasi sehingga kawasan yang disangga tetap berfungsi secara
berkelanjutan sesuai peruntukkannya. Zona ini hanya dapat dimanfaatkan sampai batas - batas dan kepentingan
tertentu (penelitian, pendidikan, sumber plasma nuftah) tanpa mempengaruhi fungsi serta komponen - komponen
biotik & abiotik didalamnya
4. Zona Wisata (Eco – Edu Tourism)
Zona di daratan maupun perairan (void) yang diperuntukkan sebagai kawasan wisata berbasis lingkungan seperti
wisata lingkungan alam (eko wisata), wisata pendidikan alam (edu wisata), wisata reklamasi & pascatambang.
Program Pascatambang / Mine Closure

Model Pascatambang – Daratan (Disposal) (1)

 Area Hijau
Zona Biodiversitas ; area perlindungan flora
fauna dengan spesies kunci Bekantan (Nasalis
larvatus), Lutung (Trachypithecus cristatus),
dan berbagai burung (104 spesies).
Dikembangkan menjadi wisata ekologi &
pendidikan alam
 Area Kuning
Zona Penyangga ; area pelindung kawasan
biodiversitas, dikembangkan sebagai sumber
benih plasma nutfah khas Kalimantan, baik dari
jenis kayu hutan (Dipterocarpaceae), buah –
buahan terutama endemik kalimantan. S/d
2018 total ditanam 29 spesies dengan masing –
masing spesies 50 – 100 tanaman
 Area Biru
Zona Pemanfaatan ; area pengembangan
agroforestry, fitofarmaka, sumber atsiri,
biofuel, wisata buah, serta hasil hutan non
kayu lainnya seperti nira, gaharu (teh & gubal),
kopi lokal, kayu manis
Program Pascatambang / Mine Closure

Model Pascatambang – Daratan (Disposal) (2)

2012-2018

Areal reklamasi
tambang Paringin
Hasil Penelitian
 Selama 2012 – 2018 ditemukan 2 subkelompok yang
jumlah semuanya 34 individu dengan tren populasi
yang terus meningkat
 Bekantan memanfaatkan areal reklamasi sebagai
habitat dan atau daerah jelajahnya
 Sumber pakan (daun, kulit pohon, buah) sebanyak 9
jenis merupakan hasil revegetasi
Program Pascatambang / Mine Closure

Model Pascatambang – Void (1)


Program Pascatambang / Mine Closure

Model Pascatambang – Void (2)

2010

Pertumbuhan udang dan ikan


nila BEST dengan normal
(hasil penelitian LIPI)
Udang galah Analisa daging udang dan
ikan nila BEST (per semester)
layak konsumsi (SNI 7387 :
Ikan Nila BEST 2009)
Void bekas Hasil penelitian
(Bogor Enhanced Strain Tilapia)
tambang Paringin
Ujicoba budidaya di kolam
dengan air bekas tambang
- Ikan Papuyu
- Ikan Kalui (Gurame)
- Ikan Haruan
- Ikan Tauman
- Ikan Pipih
Program Pascatambang / Mine Closure

Model Pascatambang – Void (3)


 WTP T-300 merupakan fasilitas pengolahan air tambang menjadi air bersih sesuai baku mutu di Permen
Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
 Kegiatan ini tidak hanya menurunkan beban pencemaran air dan menyediakan air minum bersih untuk
konsumsi internal, tetapi juga menyediakan sumber air bersih untuk masyarakat sekitar tambang

Water treatment Plant – T300


Pemanfaatan di internal Pemanfaatan di masyarakat sekitar tambang
Beberapa Contoh : Kajian Reklamasi - Pascatambang

Aplikasi bahan pembenah tanah dan lubang resapan biopori pada


uji jenis beberapa tanaman reklamasi
Pusat Kajian Reklamasi & Pascatambang
PT Adaro Indonesia

Aplikasi bahan pembenah tanah dan lubang resapan biopori pada uji jenis beberapa tanaman reklamasi

No Jenis Tanaman Survivabilitas (%) No Jenis Tanaman Survivabilitas (%)


1 Pulai 100% 16 Keruing 60%
2 Bayur 100% 17 Shorea Parvistipulata 60%
3 Shorea Polyandra 100% 18 Shorea Parvifolia 60%
4 Manggis 100% 19 Langsat 60%
5 Kalangkala 100% 20 Kuini 60%
6 Kasturi 100% 21 Ketapi 60%
7 Kenanga 100% 22 Jambu biji 60%
8 Ramania 100% 23 Puspa 40%
9 Mahang 80% 24 Meranti Putih 40%
10 Lua 80% 25 Meranti Batu/ S Balangeran 40%
11 Shorea Leprosula 80% 26 Meranti Merah 40%
12 Agatis (Agathis) 80% 27 Pampakin 40%
13 Rambai 80%
14 Jambu air 80%
15 Sawo 80%
KESIMPULAN
 Program Reklamasi harus terintegrasi dengan Rencana Mine Closure Yang Telah dibuat
 Kendala-kendala dalam sebuah kegiatan Reklamasi Merupakan 1 Siklus, yang harus Menjadi
Perhatian khusus, dimulai Dari Penataan Lahan, Penanganan Erosi dan Sedimentasi,
Pemilihan bibit yang sesuai, Perawatan dan Evaluasi dilakukan secara Berkala
• Mulai Melakukan proses Mekanisasi /improvement untuk Menghasilkan Pekerjaan yang
Lebih baik
• Evaluasi secara berkala Merupakan Salah satu kunci keberhasilan Reklamasi guna menunjang
program pasca Tambang
Thank You
PT Adaro Indonesia

MRRD - 2019

Anda mungkin juga menyukai