Anda di halaman 1dari 24

STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA

ANALISIS HASIL LISTING DAN EVALUASI KUALITAS


SENSUS EKONOMI 2016 (SE2016) DAN SE2016-LANJUTAN
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Oleh :

KHAIRUL RIJAL (211709777)

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

JAKARTA

2020
Abstrak

Sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat
Statistik (BPS) telah melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Pelaksanaan SE2016
dilakukan dalam beberapa tahapan, salah satunya adalah listing atau pendaftaran usaha/
perusahaan (SE2016-L). Listing merupakan kegiatan pendataan secara lengkap seluruh
kegiatan unit usaha/ perusahaan yang tercakup didalam KBLI 2015 di wilayah Indonesia
kecuali Aktivitas Pertanian, Kehutanan & Perikanan (Kategori A), Aktivitas Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (Kategori O) dan Aktivitas Rumah
Tangga (Kategori T). Tujuan listing adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai
unit usaha/perusahaan beserta karakteristik usahanya. Dengan ketersediaan data yang lengkap
mencakup seluruh wilayah Indonesia, maka hasil SE2016-L dapat digunakan untuk
mengidentifikasi aktivitas usaha yang potensial baik dalam hal penyerapan tenaga kerja
maupun penyediaan lapangan usaha. Selanjutnya, untuk memperoleh gambaran yang lebih
rinci mengenai aktivitas Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB),
pada tahun 2017 dilakukan SE2016-Lanjutan.

Kata kunci : SE2016, SE2016-Lanjutan, KBLI 2015, UMK, UMB

i
DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I ................................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Masalah................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3

BAB II................................................................................................................................ 4

A. Sensus Ekonomi..................................................................................................... 4
B. Cakupan Unit Usaha/Perusahaan dan Aktivitasnya............................................... 6
C. Kriteria Skala Usaha ............................................................................................. 11

BAB III ............................................................................................................................. 12

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 12

3.2 Metode Pengumpulan Data.................................................................................. 12

3.3 Metode Analisis ................................................................................................... 12

BAB IV ............................................................................................................................. 13

4.1 SE2016................................................................................................................. 14

4.2 SE2016-Lanjutan ................................................................................................. 17

BAB V .............................................................................................................................. 20

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 20

5.2 Saran .................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka................................................................................................................... 21

Lampiran ........................................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
merupakan bagian dari Sembilan Agenda Prioritas Nasional (Nawacita) tahun 2015-2019
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk mendukung agenda tersebut, diperlukan
basis data yang menyeluruh dan akurat termasuk data yang menggambarkan peta
perekonomian. Sensus Ekonomi dilaksanakan untuk mendapatkan potret utuh
perekonomian bangsa. Gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non
pertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya dapat tergambarkan pada tingkat
nasional maupun regional. Dengan demikian, data dan informasi statistik dalam Sensus
Ekonomi merupakan modal penting yang dapat dijadikan sebagai salah satu landasan
dalam menentukan kebijakan perekonomian.
Dinamika perekonomian suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah
satunya adalah potensi kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Potensi
kekuatan ekonomi tidak hanya dari sumber daya alam (SDA) yang telah tersedia, namun
juga sumber daya manusia (SDM). Mankiw (2004) menyebutkan bahwa tenaga kerja,
tanah dan modal merupakan faktor produksi yang paling penting. Ketiga faktor produksi
ini bersinergi menghasilkan suatu produk ekonomi, yang diukur melalui sebuah
indikator bernama Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional Bruto
(PDB/PDRB).
Senada dengan Mankiw, Robert Solow dan Trevor Swan mengemukakan bahwa
pertumbuhan PDB/PDRB dipengaruhi oleh pertumbuhan kualitas maupun kuantitas
faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan teknologi (Arsyad, 1999). Tenaga
kerja berperan sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian. Dikatakan demikian
karena tenaga kerja dapat mengontrol faktor produksi lainnya. Oleh sebab itu, jumlah
SDM yang banyak dan berkualitas merupakan investasi yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Tahun 2008 silam tejadi krisis ekonomi yang berawal dari krisis keuangan
Amerika Serikat yang umum disebut istilah subprime mortgage. Krisis ini ternyata
menjadi pemicu krisis global yang mulai dirasakan dampaknya mulai tahun 2011 di
kawasan Euro (Eurozone Sovereign Debt Crisis). Hampir semua negara pada akhirnya
mengalami dampak dari krisis tersebut tak terkecuali Indonesia, termasuk pula di

1
Kalimantan Selatan. Selama masa krisis beberapa Negara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang, Cina, India, Korea dan beberapa negara lain mengalami fluktuasi pertumbuhan
ekonomi yang tajam.
Namun demikian tidak semua provinsi di Kalimantan yang berdampak cukup
dalam. Secara umum perlambatan ekonomi di Kalimantan akibat dari menurunnya
produksi tambang terjadi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Hal ini
diakibatkan oleh menurunnya permintaan ekspor ke negara mitra dagang, seperti
Tiongkok, India, dan Jepang. Pangkalnya adalah pertumbuhan ekonomi negara-negara
tersebut mengalami tekanan cukup berarti.

1.2 Masalah
1. Apa hasil yang diperoleh dari pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dan
SE2016-Lanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan?
2. Bagaimana evaluasi terhadap kedua kegiatan tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hasil dari pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dan SE2016-
Lanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Mengevaluasi hasil SE2016 dan SE2016-Lanjutan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sensus Ekonomi
Sensus Ekonomi di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada
tahun 1986, 1996, dan 2006. Adapun Sensus Ekonomi yang diselenggarakan pada tahun
2016 disebut sebagai Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Dengan demikian, kegiatan
SE2016 merupakan kegiatan Sensus Ekonomi yang ke empat. Sensus Ekonomi
merupakan kegiatan yang berskala besar sehingga pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap, mulai dari persiapan, listing atau pendaftaran usaha/perusahaan, pencacahan
Usaha Menengah Besar (UMB), pencacahan Usaha Mikro Kecil (UMK), sampai dengan
diseminasi hasil.
Tahap pertama adalah kegiatan listing atau pendaftaran usaha/perusahaan. Listing
merupakan kegiatan pendataan secara lengkap seluruh kegiatan unit usaha/perusahaan di
wilayah Indonesia kecuali Aktivitas Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (Kategori A);
Aktivitas Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (Kategori
O); dan Aktivitas Rumah Tangga (Kategori T). Tujuan kegiatan pendataan lengkap
adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai unit usaha/perusahaan beserta
karakteristik usahanya. Dengan ketersediaan data yang lengkap mencakup seluruh
wilayah Indonesia, maka hasil Listing SE2016 (SE2016-L) dapat digunakan untuk
mengidentifikasi aktivitas ekonomi yang ada di Indonesia.
Pendaftaran usaha/perusahaan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia
pada bulan Mei-Juni 2016 dengan menggunakan 2 macam kuesioner yaitu
daftar SE2016-L1 dan SE2016-L2. Berdasarkan hasil pendaftaran usaha tersebut
nantinya akan diperoleh kerangka sampel usaha/perusahaan berskala mikro dan
kecil, serta direktori usaha/perusahaan berskala menengah dan besar. Kegiatan
SE2016 selanjutnya atau tahap kedua akan dilaksanakan pada tahun 2017
yang disebut pendaftaran usaha/perusahaan UMK dan UMB yaitu melakukan
pendataan untuk usaha mikro kecil dan usaha menengah besar yang dilakukan
secara lebih detail mengenai informasi yang dikumpulkan.
Kegiatan Listing SE2016 diawali dengan kegiatan pendaftaran bangunan dan
usaha/perusahaan yang berada di dalam bangunan tersebut. Jika keberadaan suatu unit

3
usaha/perusahaan telah diidentifikasi, maka kegiatan ini akan dilanjutkan dengan
melakukan pendataan karakteristik usaha dan informasi lainnya. Keberadaan suatu unit
usaha/perusahaan akan diidentifikasi oleh petugas lapangan dengan cara mengunjungi
setiap bangunan yang berada di wilayah blok sensus atau subblok sensus (area
approach). Sedangkan pendataan karakteristik usaha dan informasi lainnya dilakukan
dengan cara melakukan wawancara dengan pemilik/pengelola unit usaha/ perusahaan
atau penanggung jawab dari aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit
usaha/perusahaan di tempat atau di bangunan tersebut (door to door).
Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan untuk memperoleh data dasar dari unit
usaha/perusahaan yang bergerak di berbagai aktivitas usaha kecuali usaha pertanian.
Data dasar yang dikumpulkan mencakup:
1. Jumlah dan struktur unit usaha/perusahaan menurut wilayah, lapangan usaha,
maupun skala usaha.
2. Nilai dan struktur produksi/penjualan/pendapatan usaha menurut wilayah, lapangan
usaha, maupun skala usaha.
3. Jumlah dan struktur tenaga kerja menurut wilayah, lapangan usaha, dan skala usaha.
4. Karakteristik dan informasi lain seperti jaringan usaha, penggunaan internet dalam
kegiatan usaha (online), sistem waralaba (franchise), kepemilikan usaha
(ownership), dan klasifikasi usaha.

Secara khusus, kegiatan Listing SE2016 bertujuan untuk:

1. Menyajikan data dasar unit usaha/perusahaan dan aktivitas usaha di luar usaha
pertanian sampai wilayah administrasi yang terkecil (small area statistics).
2. Menyusun peta dan direktori perusahaan UMB yang lengkap dan terpadu untuk
setiap wilayah Kabupaten/Kota.
3. Memperoleh populasi dari Usaha Menengah Besar (UMB) dan Usaha Mikro Kecil
(UMK) menurut wilayah maupun lapangan usaha.
4. Menyusun kerangka sampel (sampling frame) survei bidang ekonomi, kecuali
wilayah kabupaten daerah perdesaan.
5. Mendapatkan informasi lain seperti penggunaan internet dalam kegiatan usaha
(online), sistem waralaba (franchise), serta kepemilikan unit usaha/ perusahaan
(ownership).

4
Tahap kedua dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017 (pendataan
SE2016-Lanjutan) berupa pendataan sampel untuk usaha mikro dan kecil (UMK) dan
sensus lengkap untuk usaha menengah dan besar (UMB) kecuali untuk kategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
(kategori G). Dari hasil kegiatan pendataan SE2016-Lanjutan tersebut diharapkan dapat
diperoleh data dan informasi rinci tentang usaha/perusahaan yang meliputi karakteristik
usaha, seperti struktur pendapatan dan pengeluaran, struktur permodalan, kendala dan
prospek usaha serta berbagai karakteristik usaha lainnya.

B. Cakupan Unit Usaha/Perusahaan dan Aktivitasnya


Kegiatan Listing SE2016 mencakup seluruh unit usaha/perusahaan, baik dengan
menggunakan bangunan tetap/permanen, bangunan tidak tetap maupun yang tidak
menggunakan bangunan yang berada dalam batas-batas wilayah Indonesia. Sedangkan
aktivitas ekonominya mencakup seluruh kategori/ lapangan usaha, kecuali aktivitas
pertanian, kehutanan, dan perikanan (Kategori A), aktivitas administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib (Kategori O), dan aktivitas rumah tangga sebagai
pemberi kerja; aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Kategori T). Dengan demikian, cakupan
aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit usaha/perusahaan yang dicakup dalam
SE2016 adalah:
1. Kategori B: Pertambangan dan Penggalian
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengambilan mineral
dalam bentuk alami, yaitu padat (batu bara dan bijih logam), cair (minyak bumi)
atau gas (gas alam). Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode yang berbeda
seperti penambangan dan penggalian di permukaan tanah atau di bawah tanah,
pengoperasian sumur pertambangan, penambangan di dasar laut dan lain-lain.
Kategori ini juga mencakup kegiatan tambahan untuk penyiapan barang tambang
dan galian mentah untuk dipasarkan seperti pemecahan, pengasahan, pembersihan,
pengeringan, sortasi, pemurnian bijih logam, pencairan gas alam dan aglomerasi
bahan bakar padat.
2. Kategori C: Industri Pengolahan
Kategori ini meliput kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perubahan secara
kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku
industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan,

5
pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan
lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara
umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan
digambarkan sebagai pabrik, mesin, atau peralatan yang khusus digerakkan dengan
mesin dan tangan.
Termasuk kategori industri pengolahan disini adalah unit yang mengubah bahan
menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan
penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama di mana produk tersebut dijual
dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak.
3. Kategori D: Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga listrik,
gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau pipa
infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan
dengan pasti termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas, dan air panas
serta sejenisnya dalam lokasi pabrik atau bangunan tempat tinggal. Kategori ini juga
mencakup pengoperasian mesin pembangkit listrik dan gas, yang menghasilkan,
mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap
panas dan udara dingin/sistem tata udara. Termasuk kegiatan produksi es baik untuk
kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan lainnya.
4. Kategori E: Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur
Ulang Sampah, dan Kegiatan Remediasi
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan
pengelolaan air. Kategori ini juga mencakup pengelolaan berbagai bentuk
limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan yang berasal dari rumah
tangga dan industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengolahan
limbah/sampah dapat dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya.
5. Kategori F: Konstruksi
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi, yaitu
kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan
bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan,
penambahan dan perubahan, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi di lokasi
proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi umum
berupa konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan kantor, pertokoan, dan
bangunan lainnya.
6
Sedangkan konstruksi bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya,
jembatan, terowongan, jalan rel, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air
lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas olahraga, dan lain-lain. Kegiatan
konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian
gedung dan lain-lain. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau
atas dasar balas jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan
pekerjaan konstruksi dapat disubkontrakan. Unit yang melakukan subkontrak
kegiatan konstruksi diklasifikasikan disini. Kategori ini mencakup juga kegiatan
perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil.
6. Kategori G: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil
dan Sepeda Motor
Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar
dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan
memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik
penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir
dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil
dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan
yang terkait dengan perdagangan.Seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan
penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari
ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan,
baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian,
pemotongan lembaran kayu atau logam.
Perdagangan besar adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang
baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau
pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak
sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan
maupun perusahaan.
7. Kategori H: Pengangkutan dan Pergudangan
Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang
berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan jalan rel, saluran pipa, darat,
perairan, atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan itu seperti fasilitas
terminal dan parkir, penanganan kargo/bongkar muat barang, pergudangan dan lain-
lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau
operator, juga kegiatan pos dan kurir.
7
8. Kategori I: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk
pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk
konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan dalam
kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang
seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk
dikonsumsi segera atau yang dijual melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.
9. Kategori J: Informasi dan Komunikasi
Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan,
persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan
juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan
data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Termasuk penerbitan yang mencakup
perolehan hak cipta untuk isinya (produk informasi) dan membuat isinya tersedia ke
masyarakat umum dengan cara atau melalui reproduksi dan distribusi dalam
berbagai bentuk. Semua bentuk yang layak dari penerbitan (dalam bentuk cetakan,
elektronik atau audio pada internet seperti produk multimedia seperti buku referensi
CD room dan lain-lain) dicakup dalam kategori ini.
10. Kategori K: Aktivitas Keuangan dan Asuransi
Kategori ini mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan kegiatan
dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan
dari pemegang aset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga
penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis.
11. Kategori L: Real Estat
Kategori ini mencakup kegiatan orang yang menyewakan, agen dan atau
broker/perantara dalam penjualan atau pembelian real estat, penyewaan real estat
dan penyediaan jasa real estat lainnya, seperti jasa penaksir real estat atau bertindak
sebagai agen pemegang wasiat real estat. Kegiatan dalam kategori ini bisa dilakukan
atas milik sendiri atau milik orang lain yang disewa dan bisa dilakukan atas dasar
balas jasa atau kontrak.
Termasuk kegiatan pembangunan gedung, yang disatukan dengan pemeliharaan atau
penyewaan bangunan tersebut. Kategori ini mencakup pengelola bangunan real
estat. Real estat adalah properti berupa tanah dan bangunan.

8
12. Kategori M: Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
Kategori ini mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan, dan teknik, yang
membutuhkan keahlian khusus atau menghasilkan ilmu pengetahuan.
13. Kategori N: Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
Kategori ini mencakup kegiatan pendukung operasional bisnis secara umum, yang
berbeda dari kegiatan di kategori M.
14. Kategori P: Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk
berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai
cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan yang diselenggarakan oleh
institusi yang berbeda dalam sistem sekolah umum pada tingkat yang berbeda-beda
seperti halnya pendidikan untuk usia dewasa, program literasi dan lain-lain. Juga
mencakup akademi dan sekolah militer, sekolah penjara dan lainlain sesuai dengan
tingkatan masing-masing. Untuk setiap tingkat pendidikan pertama, kelompok ini
mencakup pendidikan khusus termasuk siswa cacat baik mental atau fisik. Kategori
ini mencakup pendidikan negeri dan swasta, juga mencakup pengajaran yang
terutama mengenai kegiatan olahraga dan hiburan dan kegiatan penunjang
pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio
dan televisi, internet dan surat menyurat.
15. Kategori Q: Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Kegiatan yang termasuk cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lain, sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan
pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan
professional.
16. Kategori R: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi
Kategori ini mencakup segala bentuk kegiatan kesenian dan kebudayaan, hiburan
dan rekreasi masyarakat umum. Pertunjukan langsung, pengoperasian museum,
perpustakaan, dan olahraga termasuk didalamnya.
17. Kategori S: Aktivitas Jasa Lainnya
Kategori ini mencakup berbagai kegiatan terkait jasa yang tidak dicakup dalam
kategori lainnya.

9
18. Kategori U: Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional
Lainnya
Kategori ini mencakup berbagai kegiatan Badan Internasional, seperti perwakilan
PBB, WHO, OPEC, dan Kedutaan Besar negara lain, tercakup pada kategori ini.

C. Kriteria Skala Usaha


SE2016 juga secara khusus memotret skala usaha yang diklasifikasikan
menjadi Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB). Berikut ini
beberapa kriteria berdasarkan skala usaha :
1. Kriteria Umum
Penentuan skala usaha berdasarkan badan hukum: seluruh usaha yang berbadan
hukum mayoritas dikategorikan sebagai Usaha Menengah dan Besar (UMB)
kecuali Kategori Industri yang hanya mempertimbangkan jumlah tenaga kerja.
Penentuan skala usaha berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah:
a. Usaha Menengah:
kekayaan bersih > 500 juta s/d 10 miliar rupiah (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha); atau
Omset/tahun > 2,5 miliar s/d 50 miliar rupiah.
b. Usaha Besar:
diatas usaha menengah.
2. Kriteria Khusus Berdasarkan Kategori
a. Industri
Usaha Menengah : Jumlah Tenaga Kerja 20-99 orang
Usaha Besar : Jumalah Tenaga Kerja ≥ 100 orang
b. Konstruksi
Usaha Menengah : Kualifikasi M1 dan M2
Usaha Besar : Kualifikasi B1 dan B2
Kualifikasi M1, M2, B1, dan B2 mengacu pada Peraturan Nomor 10 Tahun 2014
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
c. Hotel
UMB merupakan hotel berbintang 1 s.d. 5.

10
BAB III

METODOLOGI

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan difokuskan untuk melihat dan mengevaluasi hasil dari Sensus
Ekonomi 2016 (SE2016) dan SE2016-Lanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan.
3.2 Metode Pengumpulan Data

a. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) baik BPS RI maupun BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Data tersebut diunduh
melalui website masing-masing lembaga.
b. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif, dan kualitatif serta metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan microsoft excel yaitu dengan cara menggunakan
data yang sudah tersedia.

3.3 Metode Analisis


Metode analisis yang akan digunakan penulis untuk mengevaluasi hasil SE2016 dan
SE2016-lanjutan yaitu analisis statistik deskriptif.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 SE2016
Dari hasil Analisis SE2016 tercatat banyaknya usaha di Kalimantan Selatan
sebesar 472,1 ribu usaha/perusahaan. Angka ini mengalami peningkatan dari hasil
Sensus Ekonomi 2006 yang sebanyak 395,1 ribu usaha/perusahaan. Perkembangan
jumlah penduduk dan usaha modern mempengaruhi pertumbuhan usaha/perusahaan di
Kalimantan Selatan.

Gambar 4.1 Distribusi Usaha/Perusahaan Menurut Kategori Lapangan Usaha


Provinsi Kalimantan Selatan 2016

M,N P Q R,S,U B
L 1% 3% D
K 1% 4% 1%
2% 0%
1% E
J C
0%
2% 13% F
2%

I
18%

H G
4% 48%

Sumber : BPS, SE2016-L

Keterangan :
B : Pertambangan dan penggalian
C : Industri Pengolahan
D : Pengadaan Listrik, Gas/Uap Air Panas, dan Udara Dingin
E : Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang
Sampah, dan Kegiatan Remediasi
F : Konstruksi
G : Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda
Motor

12
H : Pengangkutan dan Pergudangan
I : Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
J : Informasi dan Komunikasi
K : Aktivitas Keuangan dan Asuransi
L : Real Estat
M,N : Jasa Perusahaan
P : Pendidikan
Q : Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
R,S,U : Jasa Lainnya
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa aktivitas ekonomi yang paling banyak dijalankan
oleh masyarakat Kalimantan Selatan adalah usaha perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (kategori G) distribusi usaha berjumlah
48 persen. Kemudian, usaha penyediaan akomodasi makanan dan minuman (kategori I)
sebesar 17 persen dan pada posisi ketiga industri pengolahan (Kategori C) sebesar 13
persen. Aktivitas keuangan dan asuransi (Kategori K) tercatat sebanyak 0,41 persen dan
merupakan kelompok usaha terendah jika dibandingkan dengan kelompok usaha lainnya.
Keadaan ini disebabkan sedikitnya jumlah lembaga keuangan dan asuransi di Kalimantan
Selatan, karena sebagai besar dari sektor ini merupakan sektor yang berstatus UMB
(usaha menengah dan besar).

Berikutnya dari sisi jumlah tenaga kerja, yang tercatat dari hasil listing data
SE2016 ada sekitar 1,1 juta pekerja yang tersebar ke dalam 15 kategori lapangan usaha
berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015 (KBLI 2015). Mayoritas
tenaga kerja di Kalimantan Selatan bekerja di sektor Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor. Hal ini berbanding lurus dengan
banyaknya usaha sektor tersebut yang menduduki peringkat pertama. Begitu juga dengan
kategori I dan C yang berada di urutan kedua dan ketiga baik dalam sisi jumlah usaha
maupun penyerapan tenaga kerja. Jika pada sisi jumlah usaha, aktivitas keuangan dan
asuransi merupakan yang terendah tetapi tidak merupakan yang terendah dalam
penyerapan tenaga kerja. Sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja ialah aktivitas
Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan
Kegiatan Remediasi.

13
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha
Di Provinsi Kalimantan Selatan, 2016
Jumlah Tenaga
No Kategori
Kerja
(1) (2) (3)
1 B. Pertambangan dan Penggalian 23.894
2 C. Industri Pengolahan 155.954
3 D. Pengadaan Listrik, Gas/Uap Air Panas, dan Udara Dingin 16.261
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan
4 4.879
Daur Ulang Sampah, dan Kegiatan Remediasi
5 F. Konstruksi 75.067
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan
6 416.888
Mobil dan Sepeda Motor
7 H. Pengangkutan dan Pergudangan 34.386
8 I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 166.409
9 J. Informasi dan Komunikasi 17.185
10 K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi 19.718
11 L. Real Estat 13.742
12 M,N. Jasa Perusahaan 24.225
13 P. Pendidikan 122.774
14 Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 29.941
15 R,S,U Jasa Lainnya 34.953
Jumlah 1.156.276
Sumber : BPS, SE2016-L

Dari 466.372 usaha baik usaha mikro kecil (umk) maupun usaha menengah besar
(umb) mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp257.822.242.645.700 (dua ratus lima
puluh tujuh triliun delapan ratus dua puluh dua miliar dua ratus empat puluh dua juta
enam ratus empat puluh lima ribu tujuh ratus rupiah) dengan pengeluaran sebesar
Rp177.930.613.297.961 (seratus tujuh puluh tujuh triliun sembilan ratus tiga puluh miliar
enam ratus tiga belas juta dua ratus sembilan puluh tujuh ribu sembilan ratus enam puluh
satu rupiah) dan didapatkan rasio pengeluaran terhadap pendapatan sebesar 0,690 atau
secara total usaha/perusahaan di Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai laba sebesar
69 persen.

14
Tabel 4.2 Banyaknya Usaha, Jumlah Pendapatan, Jumlah Pengeluaran,
Rasio Pengeluaran Terhadap Pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan, 2016

No Rincian Nilai
(1) (2) (3)
1 Banyaknya Usaha 466.372
2 Pendapatan <br> (Rp) 257.822.242.645.700
3 Pengeluaran <br> (Rp) 177.930.613.297.961
Rasio Pengeluaran Terhadap
4 0,690
Pendapatan

4.2 SE2016-Lanjutan
Untuk SE2016-Lanjutan ini penulis lebih menitikberatkan pada sektor UMK
karena penulis tidak mendapatkan data referensi untuk UMB baik pada website BPS RI
maupun pada website BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Dari hasil SE2016-Lanjutan,
diperoleh bahwa jumlah UMK mencapai lebih dari 26 juta usaha atau 98,68 persen dari
total usaha nonpertanian di Indonesia. Komposisi yang hampir sama juga terjadi di
Kalimantan Selatan. UMK Kalimantan Selatan mencapai 461.762 usaha atau setara
dengan 99,01 persen. Jika UMK dan UMB digabung, maka Kalimantan Selatan adalah
provinsi penyumbang terbesar jumlah usaha total pada pulau Kalimantan, yaitu mencapai
466.372 usaha atau sebesar 34,35 persen. Lebih spesifik lagi untuk Usaha Mikro Kecil,
Kalimantan Selatan juga mendominasi wilayah pulau Kalimantan mencapai 34,53
persen. Hal ini memberikan sinyal bahwa pergerakan ekonomi Kalimantan Selatan
sangat bergantung pada dinamika UMK.
Jika dilihat lebih dalam pada kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, Banjarmasin
merupakan wilayah yang memiliki jumlah UMK terbanyak dibandingkan wilayah
lainnya, yaitu mencapai 86.802 usaha atau 18,80 persen. Diikuti oleh besarnya
persentase UMK di Banjar dan Hulu Sungai Utara yang masing-masing sebesar 13,99
persen dan 9,35 persen. Sedangkan, wilayah dengan jumlah UMK terendah adalah
Balangan yang hanya mencapai 11.889 usaha atau 2,57 persen terhadap total usaha
mikro kecil di Kalimantan Selatan. Namun jika dilihat dari kontribusi jumlah UMK di
masing-masing wilayah, Banjarmasin berada pada posisi kedua terendah setelah
Banjarbaru yaitu sebesar 98,07 persen. Wilayah yang memiliki kontribusi jumlah UMK
terbesar adalah Hulu Sungai Utara, yaitu mencapai 99,84 persen.
Jika dilihat dari sisi lapangan usaha, maka kategori G memiliki jumlah UMK
terbanyak dibandingkan kategori lainnya, yaitu mencapai 223.733 usaha atau 48,45
15
persen. Diikuti oleh besarnya persentase UMK di kategori I dan C masing-masing
sebesar 18,04 persen dan 12,75 persen. Sedangkan, kategori dengan jumlah UMK
terendah adalah kategori K yang hanya mencapai 1.022 usaha atau 0,22 persen terhadap
total usaha mikro kecil di Kalimantan Selatan.
Gambar 4.2 Persentase Banyaknya UMK Menurut Wilayah di Kalimantan Selatan Hasil
SE2016-Lanjutan
18,80

13,99

9,35
7,61
6,17 6,49 6,16 6,92 5,47
6,78
5,67
4,02
2,57

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Jika dilihat lebih dalam pada kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, Banjarmasin


merupakan wilayah yang memiliki jumlah pekerja UMK terbanyak dibandingkan
wilayah lainnya, yaitu mencapai 171.948 pekerja atau 17.83 persen. Diikuti oleh
besarnya persentase jumlah pekerja UMK di Banjar dan Hulu Sungai Utara yang masing-
masing sebesar 13,84 persen dan 8,58 persen. Sedangkan, wilayah dengan jumlah
pekerja UMK terendah adalah Balangan yang hanya mencapai 25.098 pekerja atau 2,60
persen terhadap total pekerja pada sektor usaha mikro kecil di Kalimantan Selatan. Jika
dilihat dari sisi lapangan usaha, maka kategori G memiliki jumlah pekerja terbanyak
dibandingkan kategori lainnya, yaitu mencapai 388.271 pekerja atau 40,27 persen.
Diikuti oleh besarnya persentase pekerja di kategori I dan C masing-masing sebesar
16,67 persen dan 12,81 persen. Sedangkan, kategori dengan jumlah pekerja terendah
adalah kategori K yang hanya mencapai 4.816 usaha atau 0,50 persen terhadap total
pekerja di sektor usaha mikro kecil di Kalimantan Selatan.

16
Gambar 4.3 Persentase Banyaknya Pekerja UMK Menurut Wilayah di Kalimantan
Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Banjar Baru;
6,20
Tanah Kota Baru; 6,31
Laut;
8,48
Banjarmasin;
17,83
Banjar; 13,84
Balangan; 2,60

Tanah Bumbu;
7,41
Barito Kuala;
6,40
Tabalong; 5,64 Tapin; 4,01
Hulu Sungai
Hulu Sungai Hulu Sungai Selatan; 6,03
Utara; 8,58 Tengah; 6,67
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan lapangan SE2016 dan SE2016-Lanjutan dapat diketahui
bahwa jumlah usaha perkenomian non pertanian selalu mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Walaupun demikian, persebaran jumlah usaha belum merata di seluruh
wilayah kabupaten/kota yang ada. Persebarannya mayoritas berada di Kota
Banjarmasin selaku ibukota provinsi, Kabupaten Banjar yang merupakan daerah
dimana banyak perusahaan tambang batubara berada, dan Kabupaten Hulu Sungai
Utara. Begitu juga dengan kategori lapangan usaha yang hanya dikuasai oleh industri
pengolahan, perdagangan, dan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.
Begitu juga dengan jumlah pekerja yang juga mayoritas berada di wilayah-wilayah
dan kategori-kategori LU tersebut.

5.2 Saran
Kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Penulis menyarankan untuk
memeratakan lapangan usaha di wilayah-wilayah yang yang jumlah usahanya masih
sedikit. Lapangan usahanya pun selain dari ketiga kategori yang merupakan kategori
dengan jumlah usaha terbanyak. Hal ini pastinya akan berdampak kepada
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena pengurangan angka penggangguran dan
peningkatan pendapatan rumah tangga.

18
DAFTAR PUSTAKA

BPS Provinsi Kalimantan Selatan. 2017. Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Potensi
Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan: BPS Provinsi Kalimantan
Selatan.

BPS Provinsi Kalimantan Selatan. 2019. Analisis Hasil SE2016-Lanjutan Potensi


Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil Provinsi Kalimantan Selatan. Kalimantan
Selatan: BPS Provinsi Kalimantan Selatan.

Mankiw. N Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Alih Bahasa. Erlangga.
Jakarta.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan

Kategori
Kabupaten Juml
B, M,
/Kota ah
D, E C F G H I J K L N P Q R.S
(10 (11 (13
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ) ) (12) ) (14) (15)
Tanah 134 298 51 1879 143 585 62 58 53 39 109 3514
Laut 7 9 5 4 8 1 4 57 6 0 929 2 7 9
277 43 1482 148 493 90 10 35 37 21 2847
Kota Baru 580 4 0 0 3 8 8 7 2 8 690 0 805 5
131 102 12 2983 261 103 11 11 13 73 187 56 328 6460
Banjar 5 45 25 6 4 18 40 5 42 2 4 3 4 3
Barito 351 47 1598 497 65 23 26 111 23 128 2995
Kuala 280 1 4 3 850 5 8 81 8 9 7 4 6 6
263 24 437 27 40 15 40 1856
Tapin 106 8 1 8251 474 4 0 57 6 5 619 5 570 6
Hulu
492 34 1276 136 547 49 40 19 18 127 2842
Sungai 196 39 766
6 1 4 3 4 6 0 2 9 7 3
Selatan
Hulu
382 47 1677 122 600 41 25 17 26 122 3194
Sungai 258 49 995
4 9 4 2 7 5 7 6 4 9 9
Tengah
Hulu
119 52 2155 121 437 46 29 19 32 113 4318
Sungai 161 42 968
31 5 7 1 8 6 5 8 0 4 6
Utara
234 29 1339 510 54 48 20 25 2523
Tabalong 283 9 3 4 507 5 3 35 9 8 790 3 988 7
Tanah 137 281 30 1596 116 565 62 94 32 21 109 3132
Bumbu 8 7 5 8 3 7 0 80 7 4 753 9 8 9
110 17 265 29 22 10 18 1188
Balangan 62 6 6 5603 331 4 5 30 3 9 574 6 540 9
Banjarmas 711 21 3927 542 175 22 23 30 12 143 82 558 8680
in 790 9 47 5 0 00 11 1 52 13 0 9 5 2
Banjar 119 266 39 1071 606 56 84 57 26 153 2619
Baru 5 7 0 4 742 2 0 99 8 5 540 8 8 8
795 588 75 2237 188 832 92 10 94 50 120 43 204 4617
Jumlah
1 96 41 33 18 93 06 22 35 59 45 32 31 62

20
Lampiran 2.
Banyaknya Pekerja UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan

Kategori
Kabupate Juml
B, M,
n/Kota ah
D, E C F G H I J K L N P Q R.S
(10 (11 (13 (14
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ) ) (12) ) ) (15)
Tanah 196 757 274 371 205 122 109 20 122 975 216 259 817
Laut 3 1 3 97 8 73 7 8 857 8 8 7 9 19
181 544 244 276 192 862 126 53 113 668 138 147 608
Kota Baru 4 0 7 32 2 7 3 1 495 6 6 6 8 57
250 211 559 509 337 194 178 67 164 165 167 315 470 133
Banjar 8 52 7 37 3 76 5 6 4 5 43 8 0 404
Barito 739 275 270 126 869 24 968 194 617
Kuala 534 2 6 20 2 3 966 8 321 658 8 275 5 58
475 159 144 862 26 500 104 387
Tapin 268 0 9 20 614 5 450 1 467 292 1 0 918 05
Hulu
107 220 210 174 985 23 646 163 212 581
Sungai 387 662 434 570
93 9 10 9 4 8 2 7 8 33
Selatan
Hulu
839 268 270 134 114 19 838 185 643
Sungai 797 554 269 419 876
9 9 65 8 60 5 6 7 14
Tengah
Hulu
194 232 361 141 846 21 105 144 826
Sungai 321 702 338 578 732
98 6 50 4 1 2 11 7 90
Utara
531 311 218 954 11 789 153 156 543
Tabalong 739 9 6 92 786 8 874 5 531 462 4 2 8 76
Tanah 418 721 215 287 151 121 49 122 919 177 714
Bumbu 2 7 6 72 9 95 854 4 6 988 7 844 0 14
202 930 465 11 520 250
Balangan 145 6 826 1 404 9 550 6 254 200 1 492 924 98
Banjarma 104 168 888 677 675 338 339 85 378 298 141 215 948 171
sin 9 08 4 92 7 07 5 0 5 1 96 7 7 948
Banjar 184 718 254 190 105 130 67 106 147 703 316 598
Baru 3 3 7 83 8 37 903 2 6 8 0 752 7 19
165 123 398 388 242 160 140 48 116 126 116 170 339 964
Jumlah
50 548 95 271 64 715 55 16 87 45 753 48 88 235

21

Anda mungkin juga menyukai