Anda di halaman 1dari 112

ht

tp
s:
//ka
ls
el
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Analisis Hasil SE2016-Lanjutan Potensi
Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Provinsi Kalimantan Selatan
ISBN : 978-602-0934-93-8
No. Publikasi : 63550.1904
Katalog : 9602002.63
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman : 102 + viii Halaman

.id
go
Naskah:
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
.
ps
Bidang Statistik Distribusi
l.b

Gambar Kulit:
se

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik


al

Diterbitkan oleh:
//k

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan


s:
tp

Dicetak oleh:
ht

CV. Karya Bintang Musim

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Badan Pusat Statistik
Tim Penyusun

Pengarah
Diah Utami

Penanggung Jawab
Awang Pramila

Editor
Awang Pramila
Rohdiana Kurniawati

.id
go
Penulis
Abdurrahman
.
ps
Muthya Mitasari
l.b

Wahdania Rosyada
Fitri Handayani
se

Agustin Wahyu S.
al

Zaky Musyarof
//k

Pengolah data
s:

Abdurrahman
tp
ht

Desain Cover
Mutiurrohman Sucianto

Desain dan Tata Letak


Mutiurrohman Sucianto

Foto
BPS Provinsi Kalimantan Selatan
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Kata Pengantar

P
ada tahun 2016 BPS telah melaksanakan
kegiatan pendataan lengkap atau listing Sensus
Ekonomi tahun 2016 (SE2016) yaitu untuk
mencatat semua kegiatan ekonomi di luar sektor
pertanian. Selanjutnya, untuk memperoleh gambaran
yang lebih rinci mengenai aktivitas Usaha Mikro Kecil
(UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB), pada tahun
2017 dilakukan SE2016-Lanjutan.

.id
Publikasi Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro

go
Kecil Provinsi Kalimantan Selatan merupakan
analisis terhadap hasil pencacahan 2016-Lanjutan di
.
ps
Kalimantan Selatan. Hasil pendataan UMK dan UMB
dari pendataan SE2016-Lanjutan dapat digunakan
l.b

sebagai dasar untuk analisis dan perumusan kebijakan


se

pengembangan potensi UMK.


al

Publikasi ini bertujuan untuk menyediakan pelaku


UMK, kondisi aksesibilitas permodalan dan faktor yang
//k

mempengaruhi laba usaha berskala mikro dan kecil.


s:

Dalam publikasi ini dianalisis faktor-faktor penentu terhadap laba UMK di Kalimantan Selatan
tp

menggunakan analisis determinan.


ht

Dengan memanfaatkan hasil analisis, informasi yang diperoleh dapat dioptimalkan bagi
Pemerintah maupun stake holder terkait untuk upaya meningkatkan kinerja UMK. Diharapkan
dari hasil kajian ini, dapat memberikan kontribusi terhadap pengambilan kebijakan yang tepat
sasaran terkait pengembangan dan pembinaan UMK di Kalimantan Selatan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami mengucapkan
terima kasih. Semoga publikasi Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil Provinsi
Kalimantan Selatan dapat memberikan manfaat kepada segenap pengguna data.

Banjarbaru, Mei 2019


Kepala BPS Provinsi Kalimantan Selatan

DIAH UTAMI

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil v
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Daftar Isi

Kata Pengantar v
Daftar Isi vii

Bab 1 1
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
• Pentingnya Peran UMK dalam Perekonomian 3
• Tenaga Kerja UMK Sebagai Penggerak Ekonomi 10

.id
Bab 2 13

go
Karaktetistik UMK Kalimantan Selatan
.
ps
• Pengelolaan UMK Dilakukan Secara Sederhana 15
• UMK Terkonsentrasi pada Sektor Perdagangan 16
l.b

• Mayoritas UMK Tidak Berbadan Hukum 17


se

• Separuh Pengusaha UMK adalah Laki-Laki 18


• Sumber Daya Manusia Pelaku UMK 18
al
//k

Bab 3 21
s:

Aksesibilitas Permodalan UMK


tp

• Minimnya Akses UMK ke Perbankan 24


ht

• Peluang UMK mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga 26


Keuangan

Bab 4 33
Kinerja UMK Dari Sisi Keuangan
• Mengukur Kinerja Usaha 35
• Laba UMK Tahun 2016 Mengindikasikan Tetap 36
• Faktor-faktor yang mengengaruhi Besarnya Laba UMK 40

Bab 5 43
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan
• Prospek UMK Mendatang Dinilai Cukup Cerah 46
• Prospek Usaha dan Akses Permodalan 48
• Prospek Usaha dan Kemitraan 48
• Prospek Usaha dan Penggunaan Internet 49
• Probabilitas UMK Terhadap Prospek Usaha 50

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil vii
KESIMPULAN 55
• Peran Penting UMK dalam Perekonomian 57
• Karakteristik UMK di Kalimantan Selatan 58
• Aksesibilitas Permodalan UMK di Kalimantan Selatan 59
• Peluang UMK Mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga 59
Keuangan

.id
• Peluang UMK Mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga 60
Keuangan

go
• Prospek UMK ke Depan 61

.
• Saran
ps 62
l.b

Daftar Pustaka 65
se

Lampiran 67
al
//k
s:
tp
ht

viii Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 1
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
UMK sebagai Motor
Penggerak Pertumbuhan
Ekonomi
A. Pentingnya Peran UMK dalam Perekonomian

Menurut kelompok skalanya, kegiatan usaha dalam perekonomian


terbagi menjadi dua, yaitu Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha
Menengah Besar (UMB). Pada negara berkembang, UMK sering kali
menjadi fokus utama dalam kebijakan-kebijakan yang diterapkan

.id
pemerintah. Begitu pula yang terjadi di Indonesia secara umum dan
di Provinsi Kalimantan Selatan khususnya. Dari sisi jumlahnya, UMK

go
Aktivitas UMK begitu mendominasi dalam perekonomian Indonesia. Sehingga

.
merupakan langkah-langkah yang harus diambil untuk menggerakkan UMK
ps
kegiatan ekonomi menjadi perhatian baik dari sisi pemerintah, pengusaha, maupun
l.b

yang tidak dapat akademisi.


dipisahkan
se

dari kehidupan Untuk memahami lebih jauh mengenai peranan dan kebijakan
al

masyarakat yang harus diambil terkait UMK, perlu dilakukan klasifikasi terlebih
//k

dalam mencukupi dahulu untuk menentukan definisi dari UMK itu sendiri. Belum
ada kesepakatan mengenai definisi UMK yang menjadi standar
s:

kebutuhan hidup
dan memiliki internasional (OECD, 2017). Hal ini dikarenakan ukuran mikro dan
tp

fleksibilitas yang kecilnya suatu usaha beragam untuk berbagai negara tergantung dari
ht

tinggi dalam ukuran ekonomi domestik. Secara garis besar, Badan Pusat Statistik
aktivitasnya. (BPS) menggunakan definisi UMK berdasarkan badan usaha selain
PT, kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), dan nilai
pendapatan setahun. Untuk usaha mikro, nilai pendapatan setahun
yang termasuk dalam skala ini adalah yang kurang dari atau sama
dengan Rp 300 juta. Sedangkan untuk skala usaha kecil, rata-rata
dibatasi pada nilai pendapatan setahun antara Rp 300 juta sampai
dengan Rp 2,5 miliar. Khusus untuk kategori industri pengolahan,
pengelompokan UMK didasarkan pada jumlah tenaga kerja, yaitu
skala mikro berjumlah 1 – 4 orang dan skala kecil berjumlah 5 – 19
orang.

Menurut CIDES, UMK memiliki tiga keunggulan. Pertama, umumnya


UMK menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan
kebutuhan masyarakat. Hal ini juga dialami oleh Jepang pasca luluh
lantak oleh bom atom pada Perang Dunia II, sektor riil yang digerakkan
oleh usaha kecil dan menengah tetap berdiri kokoh. Kedua, UMK

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 3
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

tidak mengandalkan bahan baku impor Gambar 1.1


dan lebih memanfaatkan sumber daya Persentase Banyaknya UMK Menurut
lokal baik dari sisi sumber daya manusia, Provinsi di Pulau Kalimantan (Persen)
modal, bahan baku, maupun peralatannya.
Ketiga, bisnis UMK menggunakan modal
sendiri atau tidak ditopang pinjaman dari
bank. Dengan keunggulan tersebut, UMK di
Indonesia mampu bertahan di tengah krisis
ekonomi yang menghantam Indonesia
pada tahun 1997 atau pada tahun-tahun
berikutnya yang biasanya ditandai dengan
penurunan nilai tukar rupiah yang signifikan
(Tambunan, 2005). Pengaruh krisis ini tidak Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

.id
dirasakan UMK lebih jauh dibandingkan
UMB (Usaha Menengah Besar) karena Gambar 1.2

go
minimnya interaksi dengan mata uang Persentase Banyaknya UMK terhadap

.
asing. Total Usaha Menurut Provinsi di Pulau
ps
Kalimantan (Persen)
l.b

Dari hasil SE2016-Lanjutan, diperoleh


bahwa jumlah UMK mencapai lebih dari 26
se

juta usaha atau 98,68 persen dari total usaha


al

nonpertanian di Indonesia. Komposisi yang


//k

hampir sama juga terjadi di Kalimantan


Selatan. UMK Kalimantan Selatan mencapai
s:

461.762 usaha atau setara dengan 99,01


tp

persen. Jika UMK dan UMB digabung,


ht

maka Kalimantan Selatan adalah provinsi


penyumbang terbesar jumlah usaha total Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
pada pulau Kalimantan, yaitu mencapai
466.372 usaha atau sebesar 34,35 persen. persentase UMK di Banjar dan HSU yang
Lebih spesifik lagi untuk Usaha Mikro Kecil, masing-masing sebesar 13,99 persen dan
Kalimantan Selatan juga mendominasi 9,35 persen. Sedangkan, wilayah dengan
wilayah pulau Kalimantan mencapai 34,53 jumlah UMK terendah adalah Balangan
persen. Hal ini memberikan sinyal bahwa yang hanya mencapai 11.889 usaha atau
pergerakan ekonomi Kalimantan Selatan 2,57 persen terhadap total usaha mikro kecil
sangat bergantung pada dinamika UMK. di Kalimantan Selatan. Namun jika dilihat
dari kontribusi jumlah UMK di masing-
Jika dilihat lebih dalam pada kabupaten/ masing wilayah, Banjarmasin berada pada
kota di Kalimantan Selatan, Banjarmasin posisi kedua terendah setelah Banjarbaru
merupakan wilayah yang memiliki jumlah yaitu sebesar 98,07 persen. Wilayah yang
UMK terbanyak dibandingkan wilayah memiliki kontribusi jumlah UMK terbesar
lainnya, yaitu mencapai 86.802 usaha adalah Hulu Sungai Utara, yaitu mencapai
atau 18,80 persen. Diikuti oleh besarnya 99,84 persen.

4 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 1.3
Persentase Banyaknya UMK Menurut Kabupaten/Kota terhadap Total UMK
Kalimantan Selatan (Persen)

.id
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

. go
ps
Sektor UMK ini dapat membawa suatu lapangan kerja mereka (Barakat, 2001).
wilayah pada transisi ekonomi dengan Bahkan dengan kondisi perdagangan global
l.b

menggunakan keterampilan dan bakat yang mulai memanas, ekonomi dunia pun
se

orang secara efektif tanpa mensyaratkan menjadi semakin tidak stabil. Hal ini tentu
pelatihan tingkat tinggi, banyak modal, saja akan berdampak langsung dan tidak
al

dan teknologi yang canggih. Sehingga langsung terhadap wilayah Kalimantan


//k

memudahkan masyarakat untuk terlibat Selatan karena Kalimantan Selatan


s:

dalam kegiatan usaha tersebut. UMK merupakan wilayah yang terbuka, dimana
tp

memiliki kemampuan untuk menggerakkan dinamika dunia akan memengaruhi kondisi


pertumbuhan ekonomi karena usaha ekonomi lokal.
ht

dengan skala ini akan menciptakan


lapangan pekerjaan baru, memperluas Saat ini, UMK ini sudah menjadi ciri utama
basis pajak, dan menjadi pendorong di sebagian besar negara berkembang.
inovasi (Kongolo, 2010). Perkembangan Kontribusinya yang cukup besar ini
UMK juga dipandang sebagai cara untuk juga berdampak pada peningkatan
mempercepat pencapaian tujuan sosial pertumbuhan ekonomi. Peranan UMK ini
ekonomi yang lebih luas, termasuk dapat diketahui pada dampak eksternal
pengentasan kemiskinan (Cook and Nixson, UMK terhadap perekonomian secara
2000). keseluruhan (Liedholm & Mead, 1999):
1. UMK berfungsi sebagai sarana
Efek negatif dari penurunan ekonomi penyebaran pengetahuan yang dapat
telah secara serius mempengaruhi kondisi diakses dan dikomersialisasi oleh
sosial ekonomi banyak orang di seluruh perusahaan besar melalui transfer
dunia. Sebagai tanggapan terhadap kondisi teknologi atau akuisisi,
negatif ini, UMK perlu untuk meningkatkan 2. UMK dapat meningkatkan kompetisi
kemampuannya dalam penciptaan pada pasar input, khususnya dalam

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 5
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

hal kompetisi untuk ide-ide baru terhadap perekonomian wilayahnya adalah


dan pengetahuan pada sumber daya Kalimantan Timur dimana hanya sebesar
manusia, dan 9,55 persen.
3. UMK dapat meningkatkan keberagaman Kontribusi UMK terhadap perekonomian
pasar untuk peningkatan produktivitas Kalimantan Selatan yang cukup besar ini
di perusahaan yang sudah ada. didukung pula oleh berbagai kebijakan
dan program pemerintah daerah,
Berdasarkan peranan UMK di atas, dapat khususnya Dinas Koperasi dan Usaha
tercermin bahwa peningkatan sektor UMK Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan
tidak hanya berdampak pada peningkatan Selatan. Rancangan untuk memajukan
UMK itu sendiri, namun juga akan menyebar kesejahteraan rakyat berbasis pada
dan memberikan pengaruh yang signifikan UMK ini telah dicanangkan dalam visi
terhadap sektor selain UMK. Sehingga misinya. Beberapa sasaran strategis yang

.id
pengaruhnya terhadap perekonomian akan ditargetkan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
semakin meluas. dan Menengah Provinsi Kalimantan Selatan

go
untuk dirinci lagi ke dalam program nyata
Gambar 1.4
.
peningkatan kontribusi UMK terhadap
ps
Persentase Omset UMK terhadap Total perekonomian wilayah maupun nasional
Omset Provinsi di Pulau Kalimantan Hasil
l.b

adalah sebagai berikut.


SE2016 (Persen) 1. Meningkatnya konstribusi Koperasi
se

dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


al

(KUMKM) dalam perekonomian


//k

melalui pengembangan komoditas


berbasis koperasi / sentra di sektor –
s:

sektor unggulan. Sektor unggulan yang


tp

dimaksud seperti sektor pertanian,


ht

perikanan, kelautan, dan industri


kecil. Salah satunya adalah dengan
memberikan fasilitas pendampingan
untuk promosi, pemasaran, distribusi
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan prodak UMKM.
2. Meningkatnya daya saing koperasi dan
Untuk Kalimantan Selatan, peranan UMK UMKM. Salah satunya adalah berfokus
terhadap perekonomian wilayah yang pada peningkatan sumber daya
dilihat dari persentase omset UMK terhadap manusia dengan memberikan pelatihan
total omset usaha menunjukan kontribusi maupun pendampingan kepada pelaku
sebesar 33,21 persen, atau mencapai 85,63 usaha.
triliun. Jika dibandingkan dengan provinsi 3. Meningkatnya wirausaha baru dengan
lain di Pulau Kalimantan, UMK di Kalimantan usaha yang layak dan berkelanjutan.
Selatan memiliki peranan kedua terbesar
terhadap perekonomian wilayahnya setelah Selain itu, arah kebijakan yang dirancang
Kalimantan Tengah. Sedangkan, provinsi oleh dinas terkait ini berfokus pada lima
yang memiliki kontribusi UMK terkecil hal ini, yaitu: 1) Peningkatan kualitas

6 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

sumber daya manusia, 2) Peningkatan melampaui banyaknya UMK lapangan


akses pembiayaan dan perluasan skema usaha lainnya. Hal ini sejalan dengan
pembiayaan, 3) Peningkatan nilai tambah persentase omset UMK lapangan usaha
produk dan jangkauan pemasaran, 4) perdagangan besar dan eceran yang juga
Penguatan kelembagaan usaha, dan 5) mendominasi ekonomi wilayah. Kontribusi
Kemudahan, kepastian, dan perlindungan omset UMK tersebut bahkan melampaui 50
usaha. Sehingga tidak dapat dipungkiri, persen dari total omset UMK di Kalimantan
peran pemerintah dalam mendorong Selatan, yaitu sebesar Rp 52,84 triliun.
kemajuan dan kesejahteraan UMK Kontribusi terbesar berikutnya diikuti oleh
sangatlah signifikan. lapangan usaha penyediaan akomodasi dan
makan minum dan industri pengolahan.
Pada Gambar 1.5 terlihat urutan persentase Omset kedua lapangan usaha tersebut
banyaknya UMK yang dirinci berdasarkan berkontribusi sebesar 20,29 persen

.id
lapangan usaha. Jumlah UMK yang terhadap total omset UMK di Kalimantan
terbanyak di Kalimantan Selatan disumbang Selatan. Begitu pula jumlah UMK kedua

go
oleh lapangan usaha perdagangan lapangan usaha tersebut juga berkontribusi

.
besar dan eceran yang mencapai 48,45 sejalan dengan omsetnya, yaitu mencapai
ps
persen atau 223.733 usaha. Nilai ini jauh 30,79 persen.
l.b
se

Gambar 1.5
Persentase Banyaknya UMK dan Nilai Omset UMK Provinsi Kalimantan Selatan
al

Menurut Lapangan Usaha (Persen)


//k
s:

Keterangan:
Persentase Jumlah UMK B, D, E: Pertambangan dan
tp

Penggalian; Pengadaan Listrik;


ht

Pengadaan Air
C: Industri Pengolahan
F: Konstruksi
G: Perdagangan Besar dan
Eceran
H: Pengangkutan dan
Pergudangan
I: Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
J: Informasi dan Komunikasi
Persentase Omset UMK K: Aktivitas Keuangan
L: Real Estate
M, N: Jasa Perusahaan
P: Pendidikan
Q: Aktivitas Kesehatan
R, S: Jasa Lainnya
G I C R,S H P L J B,D,E F M,N Q K

Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 7
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Kemudahan akses untuk terlibat dalam lebih meningkatkan kontribusinya terhadap


kegiatan usaha mikro maupun kecil di perekonomian Kalimantan Selatan.
perdagangan menjadi salah satu penyebab
tingginya kontribusi lapangan usaha Jika dilihat pada indikator perekonomian
tersebut. Kemudahan akses tersebut dapat Kalimantan Selatan, yaitu Produk Domestik
dilihat dari tidak perlunya pendidikan Regional Bruto (PDRB), struktur yang
yang tinggi, keterampilan khusus, maupun tergambar juga menunjukkan peranan
teknologi yang canggih untuk memasuki perdagangan besar dan eceran; dan
kegiatan perdagangan. Melihat potensi industri pengolahan yang cukup besar.
yang besar baik pada lapangan usaha Dimana masing-masing lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran, maupun berkontribusi sebesar 10,01 persen dan
penyediaan akomodasi dan makan minum; 14,00 persen terhadap ekonomi Kalimantan
dan industri pengolahan dalam UMK, Selatan. Hal ini menunjukkan dengan

.id
maka akan tepat jika fokus pengembangan besarnya potensi jumlah usaha dan omset
dan peningkatan kesejahteraan UMK UMK yang disumbangkan oleh lapangan

go
ditujukan pada ketiga lapangan usaha usaha tersebut akan sangat berkaitan erat

.
tersebut. Dengan lebih memberdayakan dengan peningkatan PDRB. Selain itu dengan
ps
sumber daya manusia pada lapangan usaha terus mendorong produktivitas UMK, maka
l.b

tersebut, maka dapat menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan
usaha pendorong yang signifikan untuk pun akan ikut berdampak positif.
se
al

Gambar 1.6
//k

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan
s:

Selatan Tahun 2018 (Persen)


tp
ht

Sumber: BPS, Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2018

8 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Peran UMK ini dapat juga sebagai salah satu Gambar 1.8
solusi untuk menjadi penyeimbang bagi Peramalan Harga Batubara Dunia Tahun
besarnya kontribusi pertambangan dan 2014 - 2025 (Dolar Amerika Serikat)
penggalian di Kalimantan Selatan. Selain
itu, dengan semakin berkembang dan
semakin kuatnya UMK diharapkan dapat
mengantisipasi penipisan sumber daya alam
yang terjadi akibat pengerukan tambangan
yang terus-menerus. Saat ini pemerintah
daerah sedang terus berupaya memajukan
sektor lain di luar pertambangan, khususnya
batubara. Hal ini dikarenakan ekonomi
wilayah yang sebagian besar ditopang

.id
oleh pertambangan batubara relatif tidak Sumber: World Bank
stabil untuk jangka panjang dan sangat

go
terpengaruh dengan kondisi ekonomi Selain itu, pada Gambar 1.7 tersebut
juga menunjukkan pengaruh yang cukup
.
global. Kondisi ini dapat terlihat dari
ps
Gambar 1.7 dimana sejak tahun 2014 hingga besar dari pergerakan harga batubara
l.b

2018 pertumbuhan ekonomi Kalimantan dunia dilihat dari pola yang serupa antara
Selatan dan China yang merupakan negara pertumbuhan ekonomi Kalimantan
se

tujuan ekspor Kalimantan Selatan memiliki Selatan dengan harga tersebut. Hal ini
al

pola yang sejalan. Kondisi ini cukup riskan perlu menjadi perhatian karena data
//k

mengingat adanya suasana yang kurang peramalan harga batubara dari Bank Dunia
stabil dalam perdagangan global antara menunjukkan kecenderungan yang terus
s:

China dan Amerika Serikat. menurun hingga tahun 2025. Jika ekonomi
tp

Kalimantan Selatan terus bergantung pada


ht

pertambangan batubara, dikhawatirkan


Gambar 1.7 pertumbuhan ekonomi domestik pun akan
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi mengikuti pola perlambatan tersebut.
Kalimantan Selatan dan Tiongkok Sehingga Kalimantan Selatan sangat perlu
(Persen), serta Harga Batubara Tahun untuk menemukan alternatif sumber
2014 - 2018 (Dolar Amerika Serikat) ekonomi salah satunya berasal dari potensi
besar yang tercermin dalam UMK.

Saat ini berbagai upaya yang dilakukan


dalam meningkatkan UMK Kalsel tidak
hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun,
para pelaku usaha bersangkutan maupun
pihak swasta lainnya turut berkontribusi.
Salah satunya peran yang cukup besar
dirasakan adalah pihak perantara keuangan
Tiongkok atau perbankan yang berguna untuk
menyalurkan berbagai kredit penunjang
Sumber: Harga batubara dari World Bank

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 9
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

kegiatan UMK. Intermediasi keuangan dari ketika e-commerce digunakan secara


peran perbankan ini sangat diperlukan proaktif sebagai bagian dari serangkaian
para pelaku UMK karena dengan adanya strategi untuk meningkatkan daya saing
modal, maka kegiatan usaha dapat lebih UMK di pasar global. Disebutkan pula
produktif dan dapat semakin berkembang. hal ini dapat berguna untuk mendukung
Selain itu, upaya lainnya di era digital saat pengurangan gap antara UMK dan UMB.
ini adalah dengan mengembangkan jalur Selain itu menurut Pease & Rowe (2003),
promosi produk UMK melalui online atau e-commerce dianggap memberikan
e-commerce. manfaat besar bagi bisnis, termasuk
UMK, dengan cara meningkatkan
OECD (2010) pun menyadari pentingnya efisiensi, meningkatkan pendapatan, dan
e-commerce dalam penerapan usaha menciptakan peluang untuk bisnis baru.
mikro dan kecil ini. Karena menurut Berbagai jalur e-commerce saat ini sangat

.id
OECD, e-commerce berguna untuk memudahkan pelaku UMK Kalimantan
memperluas bisnis UMK dan meningkatnya Selatan untuk terlibat di dalamnya, baik

go
efektivitasnya. Selain itu, kelompok melalui platform khusus maupun media

.
perusahaan kecil dapat memasuki sosial. Sehingga pemasaran produk tidak
ps
kemitraan elektronik dengan perusahaan hanya berkisar di wilayah lokal namun juga
l.b

besar yang merupakan pelanggan atau nasional dan internasional.


pemasok mereka atau dengan asosiasi
se

industri yang luas. Fungsi ini akan optimal


al
//k

B. Tenaga Kerja UMK Sebagai Penggerak Ekonomi


s:
tp

Menurut The Department of Trade and secara jumlah pekerja UMK pun Kalimantan
ht

Industry (2005) dalam Oyelana & Adu (2015), Selatan mendominasi di Pulau Kalimantan
pengembangan dan pembangunan UMK sebesar 30,76 persen atau 964.235 pekerja.
adalah alat untuk penciptaan tenaga kerja, Begitu pula dengan serapan tenaga
pengurangan kemiskinan, dan penciptaan kerjanya, Kalimantan Selatan memiliki
pendapatan. Penciptaan tenaga kerja oleh serapan pekerja UMK terbesar dibanding
UMK ini akan memberikan manfaat untuk provinsi lain di Kalimantan, yaitu sebesar
perkembangan ekonomi dan menjamin 83,39 persen.
keseimbangan pertumbuhan ekonomi
antara wilayah perdesaan dan perkotaan. Selain itu, dilihat dari kondisi jumlah
Sehingga selain bermanfaat untuk ekonomi tenaga kerja Kalimantan Selatan dalam
secara keseluruhan, penciptaan tenaga sepuluh tahun terakhir ini juga mengalami
kerja ini juga berguna untuk mengurangi peningkatan yang cukup signifikan,
ketimpangan yang terjadi dan diharapkan yaitu mencapai 43,18 persen. Hal ini
mengarah pada pertumbuhan yang inklusif. menunjukkan adanya perkembangan UMK
yang terjadi di Kalimantan Selatan. Selain
Sejalan dengan jumlah usaha mikro dan itu, ini juga memberikan sinyal bahwa UMK
kecil yang dimiliki Kalimantan Selatan, memberikan pengaruh yang positif terhadap

10 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 1.9 Gambar 1.11


Persentase Jumlah Pekerja UMK Menurut Jumlah Pekerja UMK Provinsi Kalimantan
Provinsi di Pulau Kalimantan (Persen) Selatan (Orang)

.id
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

go
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
Gambar 1.10

.
Persentase Jumlah Pekerja UMK terhadap
ps perekonomian wilayah. Berikut ini adalah
Total Pekerja Menurut Provinsi di Pulau beberapa kendala pada UMK yang perlu
l.b

Kalimantan (Persen) menjadi perhatian (Bank Indonesia, 2015).


se

1. Modal. Lebih dari 50 persen UMK


belum mendapat akses pembiayaan.
al

Hal ini dikarenakan adanya hambatan


//k

geografis, kendala administratif, dan


s:

manajemen bisnis UMK yang masih


tp

manual.
2. Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini
ht

dilihat dari kurangnya pengetahuan


mengenai teknologi baru, kurang
tajamnya membaca kebutuhan pasar,
kurangnya pemasaran produk yang
berbasis online, serta kurangnya
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
pemikiran untuk perencanaan jangka
panjang.
struktur perekonomian Kalimantan Selatan, 3. Hukum. Umumnya pelaku UMK masih
baik dalam hal penciptaan tenaga kerja, berbadan usaha perorangan.
penciptaan nilai tambah, peningkatan 4. Akuntabilitas. Umumnya UMK belum
pendapatan penduduk, maupun penurunan memiliki sistem administrasi keuangan
kesenjangan ekonomi wilayah. dan manajemen yang baik.
5. Iklim usaha masih belum kondusif.
Namun dari berbagai dampak positif yang Salah satunya dilihat dari masih
diberikan UMK, masih banyak kendala yang kurangnya koordinasi antara lembaga
dihadapi oleh sektor tersebut untuk terus pemerintah, institusi pendidikan,
dapat bertahan sebagai tulang punggung

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 11
UMK Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

lembaga keuangan, dan asosiasi usaha.


6. Infrastruktur. Sebagian besar UMK
masih menggunakan teknologi yang
sederhana.
7. Akses. Keterbatasan akses seperti
akses terhadap bahan baku, teknologi,
dan kurangnya kemampuan untuk
mengimbangi selera konsumen yang
cepat berubah.

.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

12 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 13
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Karaktetistik UMK
Kalimantan Selatan

A. Pengelolaan UMK Dilakukan Secara Sederhana

UMK mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan


roda perekonomian Indonesia. Pengelolaan usaha ini dilakukan
secara sederhana sehingga lebih banyak menjadi pilihan karena
memerlukan modal yang relatif kecil. Oleh sebab itu, aktivitas UMK

.id
merupakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari dan memiliki fleksibilitas yang

go
UMK merupakan tinggi dalam aktivitasnya.

.
salah satu wadah
ps
yang paling tepat Hasil pencacahan SE2016-Lanjutan menunjukkan bahwa usaha
l.b

untuk menampung mikro lebih mendominasi dari sisi jumlah dibandingkan usaha kecil,
para tenaga yaitu mencapai 90 persen. UMK khususnya usaha mikro mempunyai
se

kerja yang tidak ciri jika tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu
al

memiliki skill dapat berpindah tempat, jenis barang/komoditi tidak selalu


//k

tinggi. tetap dan sewaktu-waktu dapat berganti, serta terkadang terjadi


perubahan jenis aktivitas yang cukup cepat (Bank Indonesia, 2014).
s:

Akibat dari perubahan-perubahan tersebut, mayoritas UMK di


tp

Indonesia beroperasi secara komersil dalam waktu yang relatif tidak


ht

lama, yaitu kurang dari 10 tahun.

Usaha mikro dan kecil merupakan usaha produktif milik orang


perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria sebagaimana tercantum dalam UU No. 22 Tahun 2018.
Kegiatan usaha ini banyak diminati setelah terjadinya krisis ekonomi
yang berdampak pada PHK pada perusahaan-perusahaan besar.
Andil usaha mikro bagi perekonomian Indonesia sudah tidak
diragukan lagi dan terbukti mempunyai peranan yang penting
bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di Provinsi
Kalimantan Selatan, usaha mikro kecil mendominasi kegiatan usaha
dalam perekonomian, yaitu sebesar 99,01 persen, sisanya adalah
usaha menengah besar. Usaha mikro kecil di Provinsi Kalimantan
Selatan mempunyai serapan tenaga kerja sebesar 83, 39 persen.

Dalam menjalankan kegiatannya, usaha mikro dan kecil cenderung


menggunakan kerabat atau keluarga yang mereka kenali untuk

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 15
Karaktetistik UMK Kalimantan Selatan

menjadi karyawan. Oleh karenanya, Ciri usaha mikro dan kecil lainnya adalah
kadangkala usaha mikro sering disebut usaha yang dijalani tergolong skala kecil.
sebagai usaha rumahan. Bagi usaha mikro Dimulai dari kegiatan produksi serta
dan kecil, tenaga kerja yang berasal dari barang yang dijual masih tergolong dalam
keluarga berperan sangat penting, yakni jumlah yang sedikit. Dalam menjalankan
dalam proses produksi. Mereka dilibatkan usahanya pun biasanya para pengusaha
dalam bekerja sama untuk menyetok mikro menggunakan pengalaman otodidak
bahan baku, mengolah, memproduksi, dan yang dimilikinya bergantung kemampuan
memasarkan produk barang/jasa. Tidak keahlian dan keuangan yang dimiliki.
sedikit pekerja keluarga yang dipekerjakan
berstatus tenaga kerja tidak dibayar
(pekerja keluarga).

.id
go
B. UMK Terkonsentrasi pada Sektor Perdagangan

.
ps
Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi yang paling banyak digerakkan disebabkan
2016-Lanjutan, usaha mikro dan kecil oleh kemudahan dalam menjalankannya.
l.b

(UMK) paling banyak bergerak di sektor Usaha Penyediaan Akomodasi dan


se

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Penyediaan Makan Minum (Kategori I) dan
al

dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor usaha Industri Pengolahan (Kategori C)
(Kategori G), yakni sebanyak 48,45 persen. mempunyai kontribusi besar setelahnya,
//k

Hampir separuh dari total UMK berasal masing-masing 18,04 persen dan 12,75
s:

sektor itu. Sektor Perdagangan Besar dan persen.


tp

Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan


ht

Sepeda Motor (Kategori G) menjadi sektor Sementara jika dilihat dari sebaran

Gambar 2.1
Persentase Jumlah UMK Menurut Kategori di Kalimantan Selatan
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

16 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Karaktetistik UMK Kalimantan Selatan

Tabel 2.1 Provinsi Kalimantan Selatan menampung


Jumlah dan Persentase UMK Menurut UMK 18,80 persen. Selain Banjarmasin,
Kabupaten di Kalimantan Selatan Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu
Kabupaten/Kota Persentase (%)
Sungai Utara juga menjadi konsentrasi
(1) (2) UMK. Total ketiga daerah ini mencakup 42
Tanah Laut 7,61 persen lebih jumlah UMK di Kalimantan
Kotabaru 6,17 Selatan. Sementara Balangan merupakan
Banjar 13,99 kabupaten dengan jumlah UMK terendah,
Barito Kuala 6,49
Tapin 4,02
yakni hanya 2,57 persen.
Hulu Sungai Selatan 6,16
Hulu Sungai Tengah 6,92 Ditinjau berdasarkan provinsi di pulau
Hulu Sungai Utara 9,35 Kalimantan, maka Provinsi Kalimantan
Tabalong 5,47
Selatan merupakan provinsi dengan

.id
Tanah Bumbu 6,78
Balangan 2,57
jumlah usaha mikro kecil terbesar yaitu
34,53 persen, disusul Provinsi Kalimantan

go
Banjarmasin 18,80
Banjar Baru 5,67 Timur sebanyak 22,43 persen dan Provinsi

.
Kalimantan Selatan 100,00 Kalimantan Barat 21,89 persen. Provinsi
ps
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan Kalimantan Tengah sebanyak 17,28 persen
l.b

dan provinsi yang memiliki jumlah UMK


menurut wilayah administrasi, kabupaten/ terendah adalah Kalimantan Utara. Hal
se

kota yang mempunyai penduduk terbesar ini dikarenakan Provinsi Kalimantan Utara
al

yakni Kota Banjarmasin dan Kabupaten merupakan provinsi termuda yang baru
Banjar, cukup mendominasi jumlah
//k

diresmikan pada tahun 2012.


UMK. Kota Banjarmasin sebagai ibu kota
s:
tp

C. Mayoritas UMK Tidak Berbadan Hukum


ht

UMK di Kalimantan Selatan memiliki jika pelaku UMK memiliki visi yang jelas
karakteristik informal, yaitu usaha yang sehingga potensi di masa mendatang, UMK
dicirikan dengan tidak adanya status badan tersebut akan berubah menjadi perusahaan
hukum, tidak adanya sistem pencatatan yang besar, maka peran dari badan hukum
keuangan, dijalankan dengan modal yang sangat diperlukan.
terbatas dan keahlian yang terbatas,
serta penggunaan teknologi yang masih Badan usaha akan sangat bermanfaat dalam
sederhana. Dari sekian banyak pelaku perkembangan UMK. Misalnya saja dalam
UMK, baru sedikit yang menyadari bertapa pengajuan kredit kepada perbankan. Pihak
pentingnya badan hukum bagi bisnis bank akan lebih mudah untuk memberikan
mereka. Saat ini baru sebagian kecil dari kredit apabila UMK tersebut telah memiliki
pelaku UMK yang memiliki badan hukum badan usaha. Juga dalam hal perpajakan,
bagi usahanya. Memang jika dilihat dari akan lebih mudah jika pelaku UMK memiliki
sifat UMK, kegiatan UMK dapat berjalan badan hukum. Hal ini terlihat dari seberapa
meskipun tanpa badan hukum. Namun besar pengusaha UMK yang menerima

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 17
Karaktetistik UMK Kalimantan Selatan

kredit yaitu hanya sebesar 7,3 persen. Gambar 2.2


Persentase Jumlah UMK Menurut Status
Berdasarkan hasil SE2016-Lanjutan, jumlah Badan Hukum di Kalimantan Selatan
usaha mikro kecil di Kalimantan Selatan Tahun 2016
yang tidak berbadan hukum sebesar 94
persen. Kebanyakan usaha mikro kecil tidak
memiliki badan hukum karena terkendala
pengurusan izin yang menurut mereka
sulit. Sementara banyak usaha mikro kecil
yang enggan menjadikan usahanya sebagai
badan hukum, disinyalir karena alasan
keterbatasan biaya dan ketidaktahuan
langkah yang dibutuhkan.

.id
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

go
D. Separuh Pengusaha UMK adalah Laki-Laki
.
ps
Berdasarkan jenis kelamin, persentase Gambar 2.3
l.b

pengusaha UMK perempuan dan laki- Persentase Jumlah Pengusaha UMK


se

laki tidak terlalu jauh berbeda sekitar 45 Menurut Jenis Kelamin di Kalimantan
al

persen berjeniskelamin perempuan dan 55 Selatan Tahun 2016


persen berjeniskelamin laki-laki. Meskipun
//k

lebih rendah dari laki-laki, persentase


s:

pada perempuan dianggap cukup tinggi


tp

mengingat masih berlakunya anggapan


ht

bahwa laki-laki berperan sebagai pencari


nafkah utama. Kategori yang paling banyak
dikelola oleh perempuan adalah Aktivitas
Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
(Kategori Q), kemudian usaha Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
(Kategori I) dan Pendidikan (Kategori P). Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

E. Sumber Daya Manusia Pelaku UMK

Salah satu faktor yang berperan penting melalui peningkatan pengetahuan di bidang
dalam usaha mikro kecil adalah Sumber Daya pemasaran, teknik produksi, dan keuangan.
Manusia (SDM). Selama ini pengembangan Sementara itu, keterampilan pelaku UMK
SDM di UMK merupakan upaya banyak sendiri di bidang pengelolaan SDM masih
pihak untuk membantu pengembangan kurang mendapat perhatian.
bisnis UMK. Hal ini banyak dilakukan

18 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Karaktetistik UMK Kalimantan Selatan

Gambar 2.4
Pelaku UMK Menurut Jenjang Pendidikan Sumber daya Manusia (SDM) sebagian
di Kalimantan Selatan Tahun 2016 pelaku usaha mikro kecil (UMK) dinilai
masih lemah. Selain pendidikan formal,
peningkatan kompetensi pekerja dapat
dilakukan melalui pelatihan kerja. Namun
hanya 3,91 persen UMK yang pekerjanya
pernah mengikuti pelatihan kerja. Oleh
karena itu, pemerintah daerah diharapkan
dapat memfasilitasi program-program
pelatihan kerja untuk meningkatkan
kapabilitas pekerja.

.id
go
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

.
ps
Berdasarkan hasil SE2016 mayoritas
l.b

pelaku UMK di Kalimantan Selatan masih


se

didominasi oleh tamatan SD/Sederajat


al

kebawah (42%), disusul tamatan SMP/


Sederajat (22%) dan tamatan SMA/SMK
//k

sederajat (27%), sisanya perguruan tinggi


s:

(9%).
tp
ht

Secara umum, bisnis UMK lebih


mengutamakan kegiatan pemasaran dan
keuangan, karena memang kedua hal
tersebut merupakan faktor penting penentu
pertumbuhan usaha. Seringkali aspek usaha
lainnya diabaikan. Namun bila disadari
lebih lanjut, maka man behind the gun atau
faktor SDM merupakan kunci utama, yang
biasanya dimulai dari pemilik usaha (owner)
dan tenaga kerja di lingkungan sang pemilik
tersebut. Sama dengan yang terjadi di
perusahaan besar, maka pengelolaan SDM
di UMK juga meliputi kegiatan rekrutmen,
seleksi, penempatan, pengembangan,
kompensasi (upah), mempertahankan
(retention), evaluasi, promosi, hingga
pengakhiran hubungan kerja.

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 19
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 21
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Aksesibilitas Permodalan
UMK

Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarbaru boleh sedikit


berbangga hati. Pasalnya, pada November 2018 lalu, Kota ini
memperoleh penghargaan bergengsi dalam bidang pengembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yaitu penghargaan Nata
Mukti Nindya. Penghargaan ini diberikan karena Banjarbaru
termasuk salah satu daerah yang dinilai mampu membuat inovasi

.id
dalam membangun iklim ekonomi usaha kecil dan meningkatkan
daya saing para pelaku UMK. Penghargaan yang diberikan oleh

go
Bagi UMK, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ini hanya

.
permodalan diberikan pada 3 kabupaten/kota se-Indonesia, dan Banjarbaru
ps
merupakan terpilih menjadi salah satunya.
l.b

kendala
utama selain Di bagian sebelumnya telah diuraikan bahwa Usaha Mikro Kecil
se

persaingan usaha. (UMK) mempunyai peran penting di dalam pertumbuhan ekonomi


al

Berdasarkan terutama sebagai sumber kesempatan kerja dan pendapatan


//k

hasil SE2016- masyarakat. Dalam pengembangan kegiatan usahanya, para


pengusaha masih menghadapi berbagai masalah dan kendala.
s:

Lanjutan, lebih
dari 40 persen Beberapa permasalahan yang seringkali dijumpai seperti misalnya
tp

UMK menyatakan keterbatasan modal, rendahnya pemanfaatan teknologi, rendahnya


ht

memiliki kendala keterampilan sumber daya manusia, termasuk pula keterbatasan


permodalan. manajemen, dan teknis produksi. Namun, dari sejumlah kendala
yang disebutkan, masalah permodalan merupakan salah satu
masalah utama yang dihadapi oleh para pengusaha mikro kecil.

Berdasarkan data Bank Indonesia, ada tren peningkatan penyaluran


kredit yang disalurkan bagi pelaku UMK Kalimantan Selatan. Pada
akhir Desember 2018, penyaluran kredit untuk UMKM secara umum
sebesar 21 persen dari total pinjaman yang diberikan. Adapun
dilihat dari sisi nominal, penyaluran kredit bagi kegiatan usaha
mikro dan kecil mencapai 8,7 triliun rupiah. Hal ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2017 yang berada pada kisaran sekitar
7, 2 triliun rupiah atau tahun 2016 yang hanya mencapai 6,3 triliun
rupiah.

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 23
Aksesibilitas Permodalan UMK

A. Minimnya Akses UMK ke Perbankan

Berdasarkan data SE2016-Lanjutan, Selain dari alasan lainnya, ada pula


mayoritas usaha mikro dan kecil di pengusaha UMK yang tidak melakukan
Kalimantan Selatan tidak mempunyai akses kredit di bank karena suku bunga yang
terhadap Bank atau lembaga keuangan tinggi (15,68 persen), tidak mempunyai
nonbank. Hanya sekitar 7 persen dari total agunan (13,39 persen), tidak tahu prosedur
UMK di Kalimantan Selatan yang mengaku (7,9 persen), dan mengaku prosedur kredit
pernah melakukan kredit, baik yang berasal di bank maupun lembaga keuangan bukan
dari bank dan lembaga keuangan bukan bank cukup sulit (6,28 persen). Terdapat
bank. Mayoritas atau sebanyak 93 persen pula alasan tidak melakukan kredit
mengaku tidak pernah melakukan kredit perbankan karena ada nya penolakan
dengan bank maupun lembaga keuangan usulan dari bank, namun angka ini sangat

.id
bukan bank. kecil, bahkan tidak mencapai 1 persen.

go
Gambar 3.1 Perlu dicermati, dari sejumlah alasan yang
Persentase Pengusaha UMK Menurut
.
ps disampaikan responden, keluhan suku
Aksesibilitas Perbankan di Kalimantan bunga yang tinggi menjadi salah satu sebab
l.b

Selatan Tahun 2016 utama para pelaku usaha mikro kecil tidak
se

melakukan kredit. Bagi sudut pandang para


pengusaha UMK, suku bunga rendah akan
al

sangat berpengaruh untuk meningkatkan


//k

gairah usaha. Hal ini tentu erat kaitannya


s:

dengan kebijakan pemerintah dan


perbankan.
tp
ht

Gambar 3.2
Persentase Alasan Pengusaha UMK
Tidak Melakukan Kredit Perbankan di
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan Kalimantan Selatan Tahun 2016

Jika ditinjau lebih jauh, berdasarkan hasil


SE2016-Lanjutan, terdapat berbagai
alasan yang menyebabkan pengusaha
tidak melakukan kredit perbankan. Dari
beberapa alasan tersebut, diketahui bahwa
lebih dari setengah pelaku UMK yang tidak
mengambil kredit dikarenakan alasan
lainnya. Alasan lainnya yang diungkapkan Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

responden mencakup baik karena merasa


sudah cukup, merasa belum perlu, dan Jika dilihat dari jenis sumber permodalan,
sebagainya. ada sedikit pergeseran struktur modal
utama pelaku UMK. Pergeseran ini dilihat

24 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK

dari dua sisi waktu, yaitu pada saat awal kredit adalah Penyediaan Akomodasi dan
pendirian usaha dan pada saat pencacahan. Makan Minum (kategori I), dengan jumlah
Pengguna modal utama ‘milik sendiri’ UMK sebesar 16,21 persen dari total UMK.
mengalami sedikit kenaikan, sekitar 0,56
persen pada saat pencacahan dibanding Gambar 3.4
awal pendirian usaha. Sebaliknya, ada Persentase Jumlah UMK Penerima Kredit
penurunan sumber modal utama baik yang Menurut Kategori di Kalimantan Selatan
berasal dari pinjaman bank maupun lembaga Tahun 2016
keuangan non-bank. Ini menunjukkan, ada
peningkatan kemandirian modal seiring
dengan berjalannya kegiatan usaha. Dan ini
merupakan satu hal yang positif.

.id
Gambar 3.3
Persentase Sumber Modal Utama

go
Pengusaha UMK di Kalimantan Selatan

.
Tahun 2016
ps
l.b

Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan


se

Kondisi ini juga sejalan dengan struktur


al

jumlah UMK di Kalimantan Selatan yang


//k

menempatkan UMK Penyediaan Akomodasi


dan Makan Minum di posisi kedua.
s:
tp

Sejumlah kelompok kategori pada usaha


ht

mikro dan kecil memiliki persentase


yang sangat kecil (dibawah 1 persen)
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan terhadap sumbangsih penerima kredit
secara keseluruhan di Kalimantan Selatan.
Pemanfaatan kredit khusus pada skala Kategori tersebut antara lain: kelompok
mikro dan kecil tahun 2016 mayoritas B,D,E (Pertambangan dan Penggalian;
terserap pada UMK sektor Perdagangan Pengadaan Listrik; Pengelolaan Air, Air
(Kategori G). UMK sektor G yang menyerap Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang
kredit, tercatat ada sebanyak 60,69 persen Sampah); Kelompok F (Konstruksi);
dari total UMK di Kalimantan Selatan. Hal kelompok K (Aktivitas Keuangan dan
ini selaras dengan struktur jenis UMK itu Asuransi); kelompok P (Pendidikan); dan
sendiri, dimana kategori perdagangan yang kelompok Q (Aktivitas Kesehatan Manusia
mempunyai porsi terbesar dalam struktur dan Aktivitas Sosial).
UMK, juga mempunyai porsi yang terbesar
dalam penyerapan kredit.

Sektor terbesar kedua yang menyerap

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 25
Aksesibilitas Permodalan UMK

B. Peluang UMK mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga


Keuangan

Ada hal menarik terkait permodalan agunan tambahan atau agunan tambahan
jika dianalisis menggunakan analisis belum cukup. Menurut Peraturan Menteri
determinan. Analisis determinan yang Koordinator Bidang Perekonomian RI
digunakan di sini bertujuan untuk melihat Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman
pola kecenderungan atau peluang Pelaksanaan KUR, Persyaratan dalam
(probabilitas) dari faktor-faktor tertentu Pengajuan KUR antara lain:
dari UMK untuk mengakses lembaga 1. Calon penerima KUR mikro memiliki
keuangan. Keterkaitan tersebut dianalisis usaha produktif dan layak yang telah
menggunakan model regresi logistik untuk berjalan minimum 6 (enam) bulan,
melihat seberapa besar faktor-faktor 2. Calon penerima KUR mikro telah

.id
tersebut berpengaruh. Sebagai variabel mengikuti pelatihan kewirausahaan,

go
dependen dalam model ini adalah akses 3. Calon penerima KUR mikro dapat
permodalan, dengan memberi kode 1 jika sedang menerima kredit/pembiayaan
.
ps
suatu usaha UMK mempunyai akses kredit lainnya antara lain berupa kredit
terhadap lembaga keuangan dan kode 0 kepemilikan rumah, kredit kendaraan
l.b

untuk UMK yang tidak mempunyai akses bermotor dan kartu kredit serta KUR
se

kredit dengan lembaga keuangan. dengan koleksibilitas lancar, dan


4. Calon penerima KUR mikro
al

Kebijakan pemerintah dalam pemberian sebagaimana dimaksud memiliki surat


//k

akses kredit untuk UMKM sebetulnya sudah izin usaha mikro yang diterbitkan
s:

sangat terbuka. Oleh sebab itu, lembaga Pemerintah Daerah setempat dan/atau
tp

keuangan saat ini telah banyak memberikan surat izin lainnya.


berbagai jenis kredit yang meringankan.
ht

Bank Indonesia telah mewajibkan Bank Dengan demikian, dari sisi eksternal
Umum untuk memberikan kredit atau perbankan seharusnya tidak ada hambatan.
pembiayaan kepada UMKM (Peraturan Oleh sebab itu, perlu diidentifikasi faktor
Bank Indonesia Nomor 12/12/PBI/2015). internal (kondisi usaha) yang diduga
Menurut peraturan tersebut, persentase memengaruhi akses permodalan tersebut.
pembiayaan/pemberian kredit untuk Dengan merangkum berbagai informasi,
UMKM terhadap total pemberian kredit maka untuk keperluan analisis regresi
bank umum pada tahun 2015 yang telah logistik, variabel penentu dan pembeda
ditetapkan paling rendah sebesar 5 persen, dalam akses permodalan sebagai berikut.
dan tahun 2016 sebesar 10 persen. 1. Status Badan Usaha
UMK yang memiliki badan usaha
Jenis kredit yang diberikan kepada UMKM memiliki peluang lebih besar untuk
adalah kredit usaha rakyat (KUR), yaitu memperoleh pembiayaan usaha
kredit atau pembiayaan modal kerja atau dari perbankan dibandingkan usaha
investasi kepada debitur usaha yang perorangan. Hal ini karena pihak
produktif dan layak namun belum memiliki perbankan biasanya mengidentifikasi

26 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK

profil perusahaan termasuk badan telah memiliki jumlah aset dan omset
hukum dan identitas lainnya yang lebih besar yang dapat dijadikan sebagai
mendukung termasuk kepemilikan dan collateral bagi pihak perbankan.
sertifikasi usaha. 4. Lama Usaha
Dalam Peraturan Kementerian
2. Anggota Koperasi dan Kemitraan Usaha Koordinator Perekonomian No. 8 tahun
Dalam RPJMN 2015-2019 peningkatan 2015, calon penerima KUR di antaranya
kinerja kelembagaan dan usaha adalah mereka yang usahanya telah
koperasi menjadi target dalam berjalan minimum enam bulan.
peningkatan daya saing UMKM melalui Selain itu, UMK dengan umur usaha
penguatan permodalan. Dalam hal ini lebih panjang akan lebih mudah
target pemerintah adalah peningkatan mengakses pembiayaan ke perbankan.
partisipasi dalam permodalan dari Hal ini dimungkinkan terjadi karena

.id
sebesar 52,5 persen menjadi 55,5 semakin lama perusahaan beroperasi,
dalam lima tahun. maka usaha yang berjalan akan

go
Suatu unit usaha yang merupakan dianggap lebih konsisten terhadap

.
anggota cenderung memiliki peluang perubahan negatif yang mempengaruhi
ps
lebih besar mendapatkan permodalan, operasional perusahaan.
l.b

setidaknya dari koperasi yang


diikutinya. Pada sisi lain, perbankan juga 5. Penggunaan Internet
se

memperhatikan status pola kemitraan Akses internet memungkinkan


al

tertentu yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengakses sendiri


//k

usaha. Usaha-usaha memilki mitra berbagai sumber informasi mengenai


memiliki nilai plus di hadapan lembaga prosedur pengajuan kredit. Selain
s:

keuangan. Hal ini dimungkinkan karena, itu, usaha dengan berbasis online
tp

kemitraan yang terjalin memberikan dapat menggambarkan bahwa usaha


ht

peluang bisnis semakin survive. tersebut lebih modern, mengikuti


perkembangan jaman dan tentunya
3. Skala Usaha memberikan jangkauan lebih luas bagi
Usaha skala yang lebih besar memiliki pemasaran produk.
peluang yang paling besar untuk
mengakses pembiayaan ke perbankan. Adapun pada pengolahan riilnya, data
Usaha skala kecil memungkinkan yang diperoleh dari hasil SE2016-Lanjutan
memiliki prioritas yang lebih besar dibentuk variabel sebagai berikut:
dibandingkan usaha skala mikro, karena

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 27
Aksesibilitas Permodalan UMK

Tabel 3.1
Variabel Dependen dan Independen dalam Analisis Regresi Logistik

No Variabel Keterangan (diolah dari hasil SE2016-Lanjutan Kuesioner UMK)


1 Modal (Y) Akses Modal (sebagai variabel dependen)
Modal = 1, jika UMK pernah memperoleh kredit untuk permodalan dari
lembaga keuangan, atau hasil entri r301a berkode 1;
Modal = 0, jika UMK tidak pernah menerima kredit untuk permodalan, atau
r301a berkode 2.
R301a artinya hasil entri data pada rincian 301a dalam kuesioner SE2016-
UMK.

2 Status Badan Usaha (X2) Badan Usaha


Status = 1, jika UMK berbadan hukum, atau r204a berkode 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan
7;
Status = 0, bukan anggota asosiasi, atau r206 berkode 2.

.id
3 Kemitraan Usaha (X5) Kemitraan Usaha

go
Kemitraan =1, jika UMK ada kemitraan dengan perusahaan lain, atau r307a
berkode 1;

.
ps
Kemitraan = 0, tidak ada kemitraan, atau r307a berkode 2.
l.b
4 Lama Usaha (X7) Lama usaha/perusahaan beroperasi sejak berdiri hingga saat pencacahan
(dalam tahun).
se

5 Penggunaan Internet (X8) Penggunaan Internet


al

Penggunaan Internet = 1, Jika UMK menggunakan internet, atau r303a


berkode 1;
//k

Penggunaan Internet = 0, Jika UMK tidak menggunakan internet, atau r303a


berkode 2.
s:
tp

6 Laporan Keuangan (X9) Laporan Keuangan


Laporan Keuangan = 1, Jika UMK ada laporan keuangan, atau r204b berkode
ht

1;
Laporan Keuangan = 0, Jika UMK tidak ada laporan keuangan, atau r204b
berkode 2.

7 Koperasi (X11) Anggota Koperasi


Koperasi = 1, Jika UMK menjadi anggota koperasi, r 318a berkode 1;
Koperasi = 0, Bukan anggota koperasi, atau r318a berkode 2.

8 Skala Usaha (X15) Skala Usaha


Skala Usaha Kecil = 1, Jika usaha berskala kecil.
Skala Usaha Kecil = 0, Jika usaha berskala mikro.

Berdasarkan hasil pada output pengolahan menggunakan SPSS diperoleh tabel inferensial
sebagai berikut:

28 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK

Tabel 3.2
Hasil Output Tabel Inferensial
No Variabel B S.E. Wald Sig Exp(B)
1 Status Badan Usaha 0.564 0.087 42.465 0.000 1.758
2 Kemitraan Usaha 0.416 0.084 24.311 0.000 1.516
3 Lama Usaha -0.027 0.003 90.039 0.000 0.973
4 Penggunaan Internet 0.210 0.071 8.733 0.003 1.234
5 Laporan Keuangan -0.688 0.146 22.239 0.000 0.502
6 Anggota Koperasi 1.597 0.131 148.864 0.000 4.940
7 Skala USaha 0.780 0.064 148.616 0.000 2.181
8 Intersep -2.530 0.035 5122.416 0.000 0.080

Model Regresi logistik biner pada analisis Berdasarkan Hasil hitung omnibust test

.id
faktor yang diperoleh sebagai berikut: pada tabel diatas, angka Chi-Square model
sebesar 481,033 dan nilai signifikansi

go
sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang lebih

. kecil dari 0,05 mengindikasikan bahwa H0


ps
tertolak, yang berarti bahwa penambahan
l.b

variabel dapat memberi pengaruh nyata


terhadap model. Dengan kata lain model
se

dinyatakan FIT.
al
//k

Adapun jika dilihat pada tabel output


s:

Dalam pengujian analisis faktor-faktor yang selanjutnya, untuk melihat kemampuan


mempengaruhi aksesibilitas modal pelaku variabel independen dalam menjelaskan
tp

UMK di Kaimantan Selatan, digunakan variabel dependen, digunakan nilai Cox &
ht

hipotesis sebagai berikut: Snell R Square dan Nagelkerke R Square.


H0 = Penambahan variabel Nilai Nagelkerke R Square yang diperoleh
independen tidak dapat memberi sebesar 0,041 dan Cox & Snell R Square
pengaruh pada model. sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa
H1 = Penambahan variabel kemampuan variabel independen dalam
independen dapat memberikan menjelaskan variabel dependen adalah
pengaruh pada model. sebesar 0,041 atau 4,1 persen. Sedangkan
sisanya yaitu 95,9 persen, terdapat faktor
Dan berikut adalah sajian hasil hitung lain di luar model yang menjelaskan variabel
Omnibust test pada pengolahan SPSS: dependen. Adapun nilai Cox & Snell R
Square sebesar 0,017, menyatakan bahwa
Tabel 3.3 1,7 persen keragaman dapat dijelaskan
Hasil Output Omnibust Test oleh model.

Adapun berdasarkan hasil pengujian


kesesuaian model (goodness of fit), dapat
dilihat hasil Chi-Square pada pengujian

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 29
Aksesibilitas Permodalan UMK

Hosmer and Lemeshow Test. Pengujian kecenderungan pelaku UMK yang tergabung
ini untuk melihat apakah model yang dalam suatu kemitraan dengan usaha/
kita gunakan sudah sesuai dengan data perusahaan lain, untuk memperoleh akses
empiris atau tidak. Hipotesis nol (H0) modalnya 1,516 kali lebih daripada yang
pada pengujian ini adalah model telah tidak memiliki kemitraan dengan usaha/
cukup menjelaskan data dengan hasil uji perusahaan lain.
probabilitas sebesar 0,138. Hal ini berarti
hipotesis nol gagal ditolak (diterima) karena Interpretasi serupa juga dapat diterapkan
hasil uji probabilitas sebesar 0,138 lebih pada variabel lainnya. Seperti misalnya
besar dari 0,05, yang artinya model telah variabel penggunaan internet yang memiliki
cukup menjelaskan data. rasio kecenderungan sebesar 1,234; variabel
ketergabungan sebagai anggota koperasi
Tabel 3.4 yang memiliki rasio kecenderungan sebesar

.id
Hasil Output Cox & Snell R Square dan 4,949; Selain itu adapula variabel skala
Nagelkerke R Square usaha yang memiliki rasio kecenderungan

go
sebesar 2,181. Peluang skala usaha kecil

. dalam memperoleh akses modal sebesar


ps
2,181 lebih dibanding skala usaha mikro.
l.b

Salah satu variabel lain yang cukup menarik


se

Interpretasi dalam analisis faktor-faktor adalah lama usaha UMK di Kalimantan


al

yang mempengaruhi akses permodalan Selatan ternyata justru menurunkan


//k

di Kalimantan Selatan ini menggunakan kecenderungan untuk memperoleh akses


s:

analisis regresi logistik yang menggunakan modal. Hal ini dapat dilihat pada model
Odds ratio (rasio kecenderungan) dalam yang bertanda negatif. Sehingga dapat
tp

paparan interpretasinya. Odds ratio ini diinterpretasikan bahwa bagi pelaku


ht

sendiri dalam tabel ditunjukkan pada kolom UMK, kenaikan usia lama berusaha justru
Exp (B). Berdasarkan hasil regresi linier menurunkan kecenderungan untuk
logistik di atas, data dapat diinterpretasikan memperoleh akses modal sebesar 0,973
sebagai berikut. kali. Boleh jadi ada prioritas pemberian
modal di Kalimantan Selatan diberikan
Pada variabel status badan usaha, nilai kepada pelaku UMK yang baru memulai
rasio kecenderungan sebesar 1,758. Hal usaha, dibanding UMK yang sudah memulai
ini berarti berdasarkan hasil data SE2016- usaha lebih lama yang dianggap lebih stabil
Lanjutan, kecenderugan pelaku UMK di dalam kegiatan usahanya.
Kalimantan Selatan yang memiliki badan
usaha utuk memperoleh akses modal 1,758 Hal ini serupa dengan variabel ketersediaan
kali lebih daripada pelaku UMK yang tidak laporan keuangan yang juga bertanda
berbadan usaha. negatif pada model logistik yang dihasilkan.
Pada variabel ini, pelaku UMK yang
Adapun pada variabel kemitraan usaha, mempunyai laporan keuangan memiliki
nilai rasio kecenderungan yang diperoleh kecenderungan untuk memperoleh akses
sebesar 1,516. Dengan demikian, ada modal sebesar 0,502 kali dibanding pelaku

30 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK

UMK yang tidak memiliki laporan keuangan.


Biasanya semakin lama kegiatan usaha
dijalankan, ketertiban dalam pencatatan
keuangan juga akan lebih tertata. Sehingga
dua variabel terakhir ini sejalan dalam hasil
pengujian model.

Secara umum, hasil analisis regresi logistik


berdasarkan data SE-2016 Lanjutan,
menguatkan bahwa mayoritas UMK di
Kalimantan Selatan lebih mengutamakan
modal milik sendiri dibanding yang
berasal dari perbankan. Beberapa variabel

.id
independen yang dilibatkan dalam analisis
ini tidak banyak memiliki pengaruh terhadap

go
akses permodalan pada bank atau lembaga
keuangan. Ada faktor lain yang lebih besar
.
ps
yang mempengaruhi dalam aksesibilitas
l.b

modal dan tidak dapat dijelaskan melalui


variabel yang ada.
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 31
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 33
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Kinerja UMK dari Sisi
Keuangan

A. Mengukur Kinerja Usaha

Kinerja sebuah perusahaan atau usaha dapat diukur dari berbagai


macam perspektif. Secara sederhana dapat dinilai dari nilai labanya.
Hal ini didasari pada tujuan dari didirikannya suatu perusahaan atau
usaha, yaitu untuk mencapai keuntungan atau laba yang maksimal

.id
dengan menggunakan modal yang minimal (Harjito dan Martono,
2011).

go
Berdasarkan

.
data hasil Ukuran lainnya adalah dengan menggunakan Nilai Tambah Ekonomis
ps
SE2016-Lanjutan, (Economic Value Added/EVA). Menurut Paul A. Dierks (2000), EVA
l.b

perolehan laba merupakan ukuran kinerja keuangan yang menggabungkan konsep


UMK menunjukkan pendapatan residual dengan prinsip keuangan perusahaan modern.
se

capaian yang Secara sistematis, EVA merupakan laba bersih (setelah dikurangi
al

positif, seperempat pajak) dikurangi dengan modal yang dinvestasikan dikalikan biaya
//k

pengusaha rata-rata tertimbang modal. Tujuannya adalah untuk menciptakan


nilai yang tinggi bagi pemegang saham. Selain margin dan EVA,
s:

UMK mengaku
mengalami kinerja usaha dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio
tp

peningkatan laba. keuangan seperti R/C (Revenue Cost) rasio, yaitu rasio pendapatan
ht

terhadap pengeluaran, atau dengan ukuran yang lebih kompleks,


seperti efisiensi.

Pada analisis ini, sesuai dengan kondisi data yang tersedia dan tujuan
analisis, pengukuran kinerja menggunakan variabel laba. Sementara
untuk variabel EVA sulit mengukurnya karena ketersediaan data
yang terbatas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinyatakan bahwa pemerintah
bersama pemerintah daerah memberdayakan UMKM yang dilakukan
dengan cara pengembangan usaha. Ukuran pengembangan usaha
dapat dilihat dari “tingkat perkembangan usaha” yang didefinisikan
sebagai tingkat perubahan UMKM berdasarkan kriteria kekayaan
bersih dan/atau hasil penjualan, atau laba. Dalam PP tersebut
juga dijelaskan bahwa upaya pengembangan usaha UMKM dapat

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 35
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

dilakukan dengan cara: Tabel 3.1


1. mengembangan jaringan usaha dan Variabel Dependen dan Independen
kemitraan, dalam Analisis Regresi Logistik
2. melakukan usaha secara efisien,
No. Aspek Variabel
3. mengembangkan inovasi dan peluang
1. Kualitas SDM • Pendidikan pekerja
pasar, • Proporsi tenaga kerja ahli
4. memperluas akses pemasaran,
5. memanfaatkan teknologi, 2. Jaringan usaha/ • Anggota asosiasi
kelembagaan • Kemitraan Usaha
6. meningkatkan kualitas produk, dan • Anggota koperasi
7. mencari sumber pendanaan usaha • Sistem usaha
yang lebih luas.
3. Akses pem- • Penerimaan kredit
biayaan • Anggota koperasi
Sementara itu, dalam RPJMN 2015-2019,

.id
peningkatan daya saing UMKM dilakukan 4. Peningkatan • Kepemilikan sertifikasi
produk
dengan cara:

go
5. Teknologi/ino- • Penjualan online
1. meningkatkan kualitas sumber daya vasi • Penggunaan komputer

.
manusia, • Akses internet
ps
2. meningkatkan akses pembiayaan dan
l.b
6. Efisiensi usaha • Laporan keuangan
perluasan skema pembiayaan, • Lama berusaha
3. meningkatkan nilai tambah produk dan
se

jangkauan pemasaran, 7. Perluasan akses • Penjualan online


al

pemasaran
4. memperkuat kelembagaan usaha, dan 8. Perlindungan us- • Anggota asosiasi
//k

5. meningkatkan perlindungan usaha. aha (kerjasama • Kemitraan usaha


dengan pemer-
s:

intah, swasta,
Mengacu pada sumber referensi di atas,
tp

dan masyarakat
maka variabel penentu dan pembeda umum)
ht

(variabel X) yang digunakan pada analisis ini


terdapat pada delapan aspek, yaitu:

B. Laba UMK Tahun 2016 Mengindikasikan Tetap


1. Kondisi Laba Tahun 2016 Secara Umum

Data SE2016-Lanjutan menunjukkan 32,42 persen. Gambaran kondisi UMK


jumlah UMK yang menyatakan labanya di Kalimantan Selatan yang kurang
tetap lebih banyak dibanding yang menguntungkan terlihat dari sedikitnya
menyatakan labanya menurun atau jumlah UMK yang manyatakan
meningkat. Tercatat sekitar 43,33 perolehan labanya di tahun 2016
persen UMK yang mengaku labanya semakin baik, yaitu hanya sekitar 17,56
pada tahun 2016 relatif sama dengan persen. Hal ini berarti dari 100 UMK,
kondisi di tahun 2015, sedangkan yang hanya sekitar 17 UMK yang menyatakan
mengaku labanya menurun sebanyak dirinya untung.

36 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

Gambar 4.1 2. Sektor yang Mengalami Peningkatan


Persentase UMK Menurut Kondisi Laba
Laba 2016 Dibandingkan 2015 Jika dilihat menurut kategori usaha,
UMK yang cenderung mengalami
kenaikan laba selama tahun 2016
dibandingkan 2015 adalah usaha di
sektor aktivitas keuangan dan asuransi,
yaitu 34,64 persen. Sementara UMK
yang menyatakan sebagian besar
mengalami penurunan laba adalah
mereka yang berusaha di sektor
pertambangan, energi, pengelolaan air,
dan limbah serta sektor pengangkutan

.id
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
dan pergudangan.

go
Tabel 4.2
.
ps
Persentase UMK Menurut Kondisi Laba 2016 Dibanding 2015 dan Kategori
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 37
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

3. Hubungan Penerimaan Kredit dan Nasional Indonesia (SNI), Halal MUI,


Kondisi Laba atau bahkan bersertifikasi internasional
Penerimaan kredit bagi sebuah mengaku labanya meningkat di tahun
perusahaan merupakan tambahan 2016. Sementara, hanya sedikit (17,40
modal kerja yang dioptimalkan persen) perusahaan tidak memiliki
untuk melakukan usaha sehingga sertifikat yang menyatakan keuntungan
memberikan kemampuan perusahaan meningkat. Hal ini dapat dijelaskan
dalam menciptakan produk dan jasa. ketika sebuah perusahaan bersertifikat
Peningkatan produk dan jasa yang SNI atau halal MUI maka kepercayaan
diciptakan pada akhirnya memberikan konsumen akan lebih meningkat kepada
penjualan yang lebih tinggi dari sebelum perusahaan tersebut karena image
adanya penambahan modal kerja. perusahaan yang lebih positif tersebut
Peningkatan penjualan memberikan yang membuat lambat laun keuntungan

.id
laba yang lebih besar ke pengusaha perusahaan semakin meningkat.
UMK. Hal ini ditunjukkan oleh data

go
SE2016-Lanjutan, yaitu sekitar 25 Gambar 4.3
Persentase UMK Menurut Kondisi
.
persen UMK yang pernah menerima
ps
kredit dari lembaga keuangan selama Laba 2016 Dibandingkan 2015 dan
l.b

2016 menyatakan labanya meningkat Kepemilikan Sertifikasi


dibanding 2015. Angka ini lebih besar
se

dibandingkan jumlah UMK yang


al

tidak menerima kredit tetapi labanya


//k

meningkat, yaitu sebesar 17 persen.


s:

Gambar 4.2
tp

Persentase UMK Menurut Kondisi


ht

Laba 2016 dan Penerimaan Kredit

Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

5. Hubungan Laporan Keuangan dan


Kondisi Laba
Laporan keuangan seperti yang dikutip
dari sebuah laman web software
akuntansi online, Jurnal, (2017)
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan adalah catatan informasi keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode
4. Hubungan Kepemilikan Sertifikat dan akuntansi yang dapat digunakan untuk
Kondisi Laba menggambarkan kondisi keuangan
Berdasarkan data SE2016-Lanjutan perusahaan. Dinyatakan lebih lanjut,
sebanyak 37,49 persen perusahaan salah satu kerugian sebuah perusahaan
yang memiliki sertifikat seperti Standar tidak mempunyai laporan keuangan

38 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

adalah tidak memiliki proyeksi bisnis sepertiganya menyatakan labanya


yang baik. Berawal dari transaksi yang menurun.
tidak tercatat rapi, akhirnya tidak tahu
berapa besar profit yang didapat yang 6. Hubungan Skala Usaha dan Kondisi
menjadikan dasar untuk membuat Laba
keputusan ke depan. Sehingga ada Salah satu karakteristik usaha mikro
kemungkinan keputusan yang dibuat kecil dapat dilihat dari jumlah tenaga
salah akibat prediksi keuangan yang kerja yang digunakan, yaitu berkisar
salah. antara 1 - 4 orang untuk usaha mikro
dan 4 - 19 orang untuk usaha kecil.
Tentunya dengan jumlah pekerja
Gambar 4.4
yang lebih banyak, usaha berskala
Persentase UMK Menurut Kondisi
kecil memiliki omset yang lebih besar
Laba 2016 Dibandingkan 2015 dan

.id
dibandingkan usaha mikro. Hal ini akan
Laporan Keuangan
berdampak pada laba yang lebih besar

go
pula. Seperti yang digambarkan pada

.
grafik di bawah ini, lebih dari 25 persen
ps
pengusaha berskala kecil menyatakan
l.b

perolehan labanya di 2016 meningkat


dibanding tahun sebelumnya. Hal
se

serupa hanya diakui oleh sekitar 16,7


al

persen saja pengusaha berskala mikro.


//k

Gambar 4.5
s:

Persentase UMK Menurut Kondisi


tp

Laba 2016 Dibandingkan 2015 dan


Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
ht

Skala Usaha

Sesuai dengan hasil yang ditunjukkan


oleh data SE2016-Lanjutan, dari
seluruh perusahaan yang memiliki
laporan keuangan, hampir sepertiganya
menyatakan labanya meningkat di
tahun 2016. Sementara hanya 16,9
persen perusahaan yang tidak memiliki
laporan keuangan yang menyatakan
labanya meningkat, dan hampir

Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 39
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Laba UMK

Telah dijelaskan di awal tulisan bab diringkas dalam tabel berikut:


ini bahwa menurut beberapa sumber
referensi, terdapat beberapa variabel yang Tabel 4.3
memengaruhi laba suatu perusahaan. Estimasi Parameter dan Odd Ratio (OR)
Dalam tulisan ini analisis inferensial Laba Usaha UMK di Kalimantan Selatan
dilakukan untuk menguji keterkaitan
variabel yang diduga berpengaruh terhadap Variabel Bebas B Signifikansi Exp (B)

laba, selanjutnya disebut variabel bebas, Intersep 0,382 0 1,465


Penerimaan kredit
terhadap laba usaha, selanjutnya disebut Dapat akses kedit -0,118 0,024 0,889
variabel terikat. Tidak dapat akses 0 1
kredit*

.id
Kepemilikan sertifikasi
Variabel terikat dalam hal ini laba diperoleh Punya sertifikat 0,412 0,008 1,51
dari pertanyaan pada kueisoner SE 2016-

go
Tidak punya serti- 0 1
UMK Rincian 308. Pada rincian tersebut fikat *

.
Lama usaha -0,004 0,003 0,996
terdapat pertanyaan dengan empat
ps
Laporan keuangan
pilihan jawaban. Untuk memenuhi tujuan Punya laporan 0,367 0 1,444
l.b

dari analisis ini yaitu ingin mengetahui keuangan


Tidak punya laporan 0 1
se

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuangan *


peningkatan laba dan seberapa besar
al

Skala usaha
kecenderungannya, maka dari 4 pilihan Kecil 0,187 0 1,206
//k

Mikro * 0 1
jawaban disederhanakan menjadi 2
Pendidikan 0,001 0,002 1,001
s:

kategori, yaitu laba meningkat (gabungan


Keterangan : * Kategori Acuan
dari pilihan jawaban ‘meningkat’ ditambah
tp

‘tetap’) dan laba menurun (gabungan dari


ht

pilihan jawaban ‘menurun’ dan ‘tidak dapat Tabel 4.3 menyajikan estimasi parameter,
dibandingkan’). signifikansi, dan rasio kecenderungan untuk
fungsi logit yang dihasilkan. Berdasarkan
Dengan variabel terikat yang berupa data estimasi parameter tersebut maka model
kategorik bernilai 1 (laba meningkat) dan 0 yang terbentuk adalah:
(laba menurun), maka model regresi yang ln (p1/p0) = 0,382 - 0,118 KREDIT +
dipakai adalah model regresi logistik biner. 0,412 SERTIFIKASI – 0,004 LAMA + 0,367
Dalam analisis ini hanya disertakan variabel- LAPORAN + 0,187 SKALA + 0,001 DIDIK
variabel bebas yang signifikan menjelaskan
hubungannya dengan laba usaha UMK di Model persamaan yang diperoleh
Kalimantan Selatan. Tidak semua variabel menggambarkan kecenderungan suatu
bebas yang secara teori memengaruhi laba perusahaan memperoleh laba usaha
usaha berpengaruh signifikan terhadap meningkat dibandingkan dengan menurun.
laba usaha setelah melalui pengolahan Berdasarkan signifikansi yang disajikan pada
data. Hasil estimasi parameter yang Tabel 4.3, semua variabel bebas signifikan
diperoleh berdasarkan pengolahan dengan secara statistik, hal ini diartikan bahwa
menggunakan software SPSS version 16.0 faktor-faktor yang memengaruhi laba usaha

40 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

UMK secara nyata di Kalimantan selatan pengaruh positif terhadap laba usaha.
adalah penerimaan kredit, kepemilikan Peluang perusahaan bersertifikasi
sertifikasi, lama usaha, keberadaan laporan mengalami peningkatan laba adalah
keuangan, skala usaha, dan pendidikan 1,51 kali peluang perusahaan yang
pekerja. tidak bersertifikasi. Artinya perusahaan
bersertifikasi mempunyai kecenderungan
Pola kecenderungan laba usaha UMK lebih besar untuk memperoleh peningkatan
di Kalimantan Selatan dapat dilihat dari laba dibandingkan perusahaan yang tidak
rasio kecenderungan (Exp(B)). Faktor bersertifikasi.
akses kredit mempunyai pengaruh negatif
terhadap laba usaha. Artinya, perusahaan Lama usaha mempunyai pengaruh negatif
atau usaha yang pernah menerima kredit terhadap laba usaha. Artinya, semakin lama
dari lembaga keuangan di tahun 2016 perusahaan atau usaha beroperasi secara

.id
mempunyai kecenderungan lebih kecil komersial maka perusahaan atau usaha
untuk menyatakan perolehan labanya di tersebut mempunyai kecenderungan lebih

go
tahun 2016 lebih meningkat dibandingkan kecil untuk mengalami peningkatan laba.

.
dengan tahun 2015. Sekilas temuan ini tampak tidak sejalan
ps
dengan hasil penelitian Poernamasari
l.b

Dengan kata lain, perusahaan atau (2016) yang menyatakan umur usaha
usaha yang pernah menerima kredit memiliki hubungan positif terhadap akses
se

dari lembaga keuangan di tahun 2016 pembiayaan perbankan. Peluang usaha yang
al

mempunyai kecenderungan menyatakan berumur lebih lama untuk mendapatkan


//k

perolehan labanya menurun di tahun pembiayaan dari perbankan lebih besar


2016 dibandingkan dengan perusahaan/ dibandingkan dengan usaha yang berumur
s:

usaha yang tidak menerima kredit di lebih muda. Pembiayaan dari perbankan
tp

2016. Temuan ini nampak berbeda merupakan tambahan modal yang dapat
ht

dengan fakta yang umum terjadi di digunakan untuk meningkatkan laba. Jadi,
lapangan, dimana penerimaan kredit bagi secara tidak langsung seharusnya semakin
perusahaan merupakan tambahan modal lama suatu usaha labanya cenderung
untuk menghasilkan barang dan jasa meningkat.
dan pada akhirnya akan meningkatkan
laba usaha. Namun patut dimengerti Kondisi UMK yang berbeda di Kalimantan
perbedaan tersebut dimungkinkan karena Selatan diduga karena peningkatan laba
yang ditanyakan adalah laba tahun 2016 yang dirasakan oleh pengusaha tidak
dibandingkan dengan 2015, sementara cukup besar sehingga menurut persepsi
penerimaan kredit yang ditanyakan adalah responden dikatakan labanya menurun.
penerimaan kredit pada tahun 2016. Hal ini sebenarnya perlu dibuktikan dengan
Sehingga untuk usaha yang baru pertama catatan yang akurat dari laporan keuangan.
kali menerima kredit di 2016 belum Namun sayangnya sebagian besar UMK
merasakan pengaruh positifnya terhadap tidak memiliki laporan keuangan.
laba.
Laporan keuangan mempunyai pengaruh
Kepemilikan sertifikat mempunyai positif terhadap laba usaha. Artinya,

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 41
Kinerja UMK dari Sisi Keuangan

perusahaan yang mempunyai catatan suatu perusahaan semakin meningkat.


keuangan cenderung untuk memperoleh Dalam hal UMK, kebanyakan pekerja adalah
peningkatan laba dibandingkan dengan pengusaha itu sendiri terutama untuk
perusahaan yang tidak mempunyai usaha mikro.
catatan keuangan. Peluang usaha yang
memiliki laporan keuangan untuk Dapat disimpulkan bahwa laba UMK
memperoleh peningkatan laba 1,444 kali menurut hasil analisis dalam penelitian
dibandingkan peluang perusahaan yang ini dipengaruhi oleh penerimaan kredit,
tidak memiliki laporan keuangan. Hal sertifikasi, lama usaha, keberadaan laporan
ini dapat dimungkinkan karena dengan keuangan, skala usaha, dan pendidikan
adanya laporan keuangan, informasi cash pekerja. Jika dilihat dari model persamaan
flow terpantau sehingga pengusaha dapat yang diperoleh, pengaruh terbesar ada
mengevaluasi dan membuat keputusan pada kepemilikan sertifikasi suatu usaha.

.id
perencanaan pengembangan usaha dengan
lebih baik. Mengingat besarnya pengaruh keberadaan

go
sertifikasi terhadap kecenderungan

.
Skala usaha mempunyai pengaruh positif peningkatan laba suatu usaha, maka
ps
terhadap laba usaha. Peluang usaha berskala sebaiknya UMK perlu melakukan sertifikasi
l.b

kecil untuk memperoleh peningkatan laba dan standardisasi produknya untuk


adalah 1,206 kali peluang usaha berskala memperbesar peluang produknya untuk
se

mikro. Hal ini dapat diduga karena usaha dipilih oleh konsumen.
al

berskala kecil memiliki jumlah omzet yang


//k

lebih besar dibandingkan usaha berskala


mikro. Selain itu, jika dikaitkan dengan
s:

akses pembiayaan perbankan, peluang


tp

untuk mendapatkannya lebih besar karena


ht

jumlah aset dan omset yang lebih besar


dapat digunakan sebagai agunan pinjaman.

Pendidikan pekerja mempunyai pengaruh


positif terhadap laba usaha. Dapat
dikatakan bahwa semakin banyak
persentase pekerja yang berpendidikan
SMP ke atas maka perusahaan atau usaha
tersebut mempunyai kecenderungan lebih
besar untuk mengalami peningkatan laba.
Berdasarkan hasil penelitian Indriyatni
(2013) faktor kemampuan atau skill yang
diwakili oleh tingkat pendidikan pengusaha
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha mikro dan kecil di
wilayah Semarang Barat. Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan pengusaha, laba

42 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 43
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

44 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha Mikro Kecil
ke Depan

Prospek usaha menggambarkan perkiraan kondisi suatu perusahaan


masa depan, apakah suram, tetap saja, atau cerah. Tentunya para
pelaku usaha selalu berharap usaha yang dijalankan memiliki
prospek yang cerah. Prospek usaha juga dapat memberikan
pedoman bagai calon pengusaha, tentang produk dan jenis usaha
apa yang berpotensi untuk dikembangkan.

.id
Dengan mempelajari kinerja UMK, maka dapat diprediksi mengenai

go
Pengusaha UMK prospek UMK di masa mendatang. Sebagai pondasi ekonomi

.
yang menyatakan kerakyatan, masa depan UMK menjadi sangat penting untuk
ps
bahwa usaha membangun kerangka perekonomian Indonesia yang kokoh.
l.b

mereka akan Prospek usaha dapat diprediksi dari pandangan para pelaku usaha
lebih baik di masa yang telah berkecimpung di dalamnya. Apabila kinerja ke depan
se

mendatang ada dipandang pesimis oleh pelaku UMK, maka akan menjadi warning
al

sekitar 43 persen. bagi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk lebih memberikan
//k

perhatian yang intens terhadap keberadaan UMK di Indonesia,


termasuk pula di Kalimantan Selatan. Sebaliknya jika dipandang
s:

optimis, maka pemerintah dapat menjadikan pegangan dalam


tp

memberikan stimulan dan arahan dalam menata UMK.


ht

RPJMN 2014-2019 menargetkan adanya peningkatan usaha-usaha


yang berpotensi tumbuh dan inovatif, yaitu usaha yang memiliki
prospek bagus. Keberpihakan pemerintah adalah unsur penting bagi
perkembangan UMK, karena pemerintah memiliki peran sebagai
regulator. Dalam SE2016-Lanjutan, prospek adalah harapan atau
kemungkinan, dalam hal ini prospek berkaitan dengan kondisi usaha
atau tendensi bisnis di masa mendatang baik dari sisi perolehan
keuntungan atau omset.

Pada kuesioner UMK (SE2016-Lanjutan), prospek usaha dijelaskan


di Rincian 309. Pembahasan ini ditujukan untuk melihat kinerja
UMK di masa depan, mengingat UMK mampu sebagai pondasi
ekonomi kerakyatan. Pada bab ini akan dibagi menjadi dua bagian
bahasan. Pertama merupakan analisis deskiptif mengenai prospek
UMK secara umum. Analisis ini juga menggunakan grafik dan
tabulasi silang dua variabel. Analisis kedua menggunakan analisis

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 45
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

regresi logit untuk melihat peluang UMK masa mendatang.


untuk mempunyai prospek kinerja pada

A. Prospek UMK Mendatang Dinilai Cukup Cerah

Menurut para pelaku UMK di Provinsi Gambar 5.1


Kalimantan Selatan secara umum Persentase UMK Menurut Prospek UMK
mengatakan optimis terhadap masa Mendatang
depan usahanya. Hasil SE2016-Lanjutan
menunjukkan lebih dari dua pertiga
pengusaha UMK menyatakan bahwa usaha
mereka di masa mendatang akan sama
baik maupun lebih baik. Secara spesifik

.id
mereka yang menyatakan bahwa prospek

go
usahanya akan menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang mencapai lebih dari 32
.
ps
persen pelaku UMK. Ini mengindikasikan
bahwa UMK memang usaha yang cukup
l.b

menjanjikan pada masa mendatang. Mereka Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan


se

menilai ada nilai keuntungan yang didapat


dari usaha yang dijalankan. Meskipun laba
al

sama buruk. Ini mungkin dapat menjadi


usaha yang tercipta mungkin saja memiliki bahan perhatian terhadap mereka. Pelaku
//k

nominal yang tidak terlalu besar. Namun usaha yang pesimis umumnya kelompok
s:

bagi sebagian usaha yang berskala mikro usaha yang mempunyai keterbatasan-
tp

dan rumahan, serta bersifat sebagai usaha keterbatasan. Misal terbatas dalam
sampingan, hal ini bukan menjadi masalah.
ht

akses modal usaha, terbatas dalam


Karena masih terdapat sumber pendapatan pengembangan usaha, dan terbatas dalam
utama dalam rumah tangga tersebut. penyediaan sumber daya manusianya.
Namun demikian, UMK secara luas mampu Keterbatasan ini menyebabkan kinerja
berkontribusi nyata bagi pemerataan usaha yang dijalankan rendah dan tidak
ekonomi hingga ke lapisan menengah ke memberikan benefit ekonomi.
bawah.
Infomasi-informasi seperti ini dapat
Sementara itu, ada sekitar 34 persen pelaku menjadi acuan bagi Pemeritah Daerah,
UMK yang mengaku bahwa prospek usaha bahwa prospek perekonomian yang
di masa mendatang akan sama baiknya ditopang oleh UMK sejatinya mampu
dengan kondisi saat ini. Adapun pengusaha memberikan harapan yang positif. Oleh
yang menyatakan bahwa usahanya ke karena itu Pemerintah Daerah harus bisa
depan akan lebih buruk ataupun sama membina dan menjembatani berbagai
buruk hanya mencapai kurang dari 12 solusi terkait keterbatasan-keterbatasan
persen. Penting untuk melihat lebih dalam yang dialami oleh UMK. Dengan kepedulian
mereka yang merasa lebih buruk dan atau Pemerintah, UMK akan tetap berjalan eksis

46 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

bahkan berkembang sebagai penopang Sementara yang mengatakan prospek usaha


terdepan dalam perekonomian di Provinsi lebih buruk paling besar ada di kategori
Kalimantan Selatan. BDE (Pertambangan, Energi, Pengelolaan
Air Limbah), yang mencapai 22,81 persen.
Jika dilihat dari jenis aktivitas ekonomi, Bagi pelaku UMK yang bergerak di kategori
hampir seluruh UMK mayoritas mengaku ini mengaku pesimis dengan usaha mereka
optimis dengan prospek usaha mendatang. pada masa mendatang. Lebih khusus lagi
Kategori K (aktivitas keuangan dan pada sektor Pertambangan dan Penggalian,
asuransi) berada di garis terdepan dari dapat dikatakan sebagai usaha yang paling
sisi prospek usaha. Kategori ini mencakup banyak mengalami penurunan kondisi bisnis
aktivitas keuangan, termasuk asuransi, di tahun 2018. Sejalan dengan pengamat
reasuransi dan kegiatan dana pensiun ekonomi, bahwa sektor pertambangan
dan jasa penunjang keuangan. Selain itu, bukan sektor usaha yang menjanjikan pada

.id
aktivitas yang tercakup adalah kegiatan masa depan. Sumber-sumber komoditas
dari pemegang aset, seperti kegiatan tambang, jelas akan terus berkurang

go
perusahaan holding, kegiatan dari lembaga depositnya jika terus dikeruk. Sebab,

.
penjaminan atau pendanaan dan lembaga barang tambang adalah komoditas yang
ps
keuangan sejenis. Dari seluruh kategori, tidak dapat diperbarui. Ekonomi jenis ini
l.b

hanya kategori ini yang lebih separuh dari disebut ekonomi yang tidak berkelanjutan.
UMK menyatakan optimis paling besar. Ada Iklim usaha pertambangan di provinsi
se

57,06 persen UMK kategori ini mengaku ini juga jauh menurun. Setidaknya sejak
al

prospek usaha mendatang lebih baik. Ini tahun 2012, sektor usaha ini menunjukkan
//k

artinya UMK di Kalimantan Selatan yang penurunan kinerja. Banyak perusahaan


bergerak pada sektor aktivitas keuangan besar dan menengah di pertambangan yang
s:

dan asuransi mempunyai prospek yang gulung tikar dan melakukan PHK. Imbasnya
tp

cukup cerah. UMK nya pun ikut terkena dampak.


ht

Tabel 5.1
Persentase UMK menurut Lapangan Usaha dan Prospek Usaha Kalimantan Selatan
Sama Lebih Tidak Dapat
Lapangan Usaha Lebih Baik Sama Baik Jumlah
Buruk Buruk Dibandingkan
B, D, E 15,34 26,73 5,84 22,81 29,28 100,00
C 31,02 37,47 5,56 4,97 20,97 100,00
F 28,76 33,63 7,78 7,13 22,69 100,00
G 34,06 33,88 5,60 5,47 20,98 100,00
H 24,92 28,04 10,13 15,38 21,53 100,00
I 33,72 36,10 4,72 5,22 20,23 100,00
J 36,36 32,82 4,91 6,26 19,66 100,00
K 57,05 23,68 0,49 5,19 13,60 100,00
L 26,96 44,78 4,23 4,93 19,10 100,00
M, N 39,28 30,46 4,84 6,11 19,31 100,00
P 41,59 37,78 2,38 1,76 16,50 100,00
Q 36,24 35,00 2,82 4,85 21,10 100,00
R, S 30,64 35,49 6,60 7,17 20,10 100,00
Jumlah/ Total 32,91 34,70 5,54 6,07 20,78 100,00
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 47
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

B. Prospek Usaha dan Akses Permodalan

UMK yang memiliki akses permodalan ke persoalan serius, jika sosialisasi perkreditan
lembaga keuangan ternyata cenderung menjangkau UMK di lokasi manapun, tidak
memiliki pandangan bahwa prospek terkecuali daerah pelosok.
usahanya akan lebih baik di masa
mendatang. Hal ini ditunjukkan oleh data Bagi UMK, kemudahan akses ke lembaga
SE2016-Lanjutan. Pada Kelompok UMK yang keuangan adalah hal yang sangat penting.
mempunyai aksesibilitas permodalan ke Untuk mengembangkan usaha, pelaku UMK
lembaga keuangan, 42 persen di antaranya juga berharap kredit untuk permodalan dari
menyatakan bahwa prospek usahanya di bank maupun lembaga keuangan lainnya.
masa mendatang lebih baik. Sedangkan Pada saat tertentu UMK terkendala biaya
yang tidak mempunyai aksesibilitas produksi, di saat permintaan pasar semakin

.id
permodalan ke lembaga keuangan yang meningkat. Sementara sumber permodalan
memberikan pernyataan prospek ke depan yang dimiliki sendiri kurang mendukung.

go
lebih baik, persentasenya lebih rendah,
Gambar 5.2
.
yakni hanya sekitar 32 persen saja. Pada
ps
Persentase UMK Menurut Prospek UMK
kondisi sebaliknya UMK yang mempunyai
l.b

Mendatang dan Akses ke Lembaga


akses permodalan ke lembaga keuangan,
Keuangan
se

hanya 5,20 persen saja yang mengaku


prospek usaha mendatangnya lebih
al

buruk. Angka ini lebih rendah dibanding


//k

persentase pada kelompok UMK yang tidak


s:

punya akses ke lembaga keuangan (6,14


persen).
tp

Melihat kondisi tersebut, program


ht

pengembangan UMK di daerah menjadi


lebih jelas. Sosialisasi kemudahan kredit
untuk UMK hendaknya lebih dioptimalkan.
Kendala permodalan tidak akan jadi
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan

C. Prospek Usaha dan Kemitraan

Usaha yang menjalin kemitraan baik dengan kemitraan menyatakan bahwa prospek
pemerintah, swasta, maupun masyarakat usahanya di masa mendatang lebih baik.
umum cenderung memiliki prospek usaha Sedangkan pada UMK yang tidak menjalin
yang lebih cerah dibandingkan dengan kemitraan, hanya 32,56 persen yang
usaha yang tidak menjalin kemitraan. menyatakan prospek usahanya lebih baik di
Berdasarkan hasil SE2016-Lanjutan, masa mendatang.
hampir 40 persen dari total kelompok
UMK di Kalimantan Selatan yang menjalin Hal ini cukup memberikan indikasi, UMK

48 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

yang menjalin kemitraan lebih optimis Gambar 5.3


melihat prospek usaha mendatang Persentase UMK Menurut Prospek UMK
dibandingkan UMK yang tidak menjalin Mendatang dan Kemitraan
kemitraan. Dengan kemitraan, UMK
akan selalu terbina dan terlindungi hasil
produksinya. Kemitraan juga memberikan
kesempatan bagi pelaku untuk
mengembangkan skill tenaga kerjanya.
Kesinambungan produksipun juga terjadi
dengan adanya kemitraan ini. Hubungan
timbal balik dan saling menguntungkan
dalam bentuk kemitraan, yang pada
akhirnya akan memberikan kesempatan

.id
UMK untuk berkembang menjadi lebih Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
kuat.

. go
ps
D. Prospek Usaha dan Penggunaan Internet
l.b

Era Industri 4.0 turut mempengaruhi Gambar 5.4


se

perilaku usaha UMK. Ciri utamanya adalah Persentase UMK Menurut Prospek UMK
al

semakin meluasnya penggunaan internet. Mendatang dan Penggunaan Internet


//k

Pelaku UMK yang jenius dalam melihat (Online)


perkembangan teknologi informasi,
s:

tentunya akan memberikan dampak positif


tp

bagi usahanya. Salah satunya adalah


ht

pemasaran produk lewat internet. Dengan


internet memberikan jangkauan pasar
jauh lebih luas jika dibandingkan dengan
konvensional. Oleh karenanya banyak UMK
sekarang yang menjual produknya lewat
media online, atau yang dikenal dengan
toko online. Meski usaha tersebut hanya
berskala rumah tangga atau mikro.
Sumber: BPS, SE2016-Lanjutan
Menurut hasil SE2016-Lanjutan, UMK yang
menggunakan internet jauh lebih banyak masa mendatang lebih baik. Pada sisi lain,
menyatakan prospek usahanya cerah di hanya 33,32 persen saja dari kelompok
masa mendatang dibandingkan usaha yang UMK yang tidak menggunakan internet
tidak menggunakan internet. Lebih dari menyatakan prospek lebih baik. Hasil ini
47,50 dari total UMK di Kalimantan Selatan sejalan dengan fakta di lapangan yang
yang menggunakan internet memberikan semakin memperkuat bahwa penggunaan
pernyataan bahwa prospek usahanya di internet dalam menjalankan usahanya

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 49
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

memberikan tingkat optimisme yang mengikuti perkembangan jamanlah yang


lebih tinggi dalam berbisnis pada masa akan mampu mempertahankan eksistensi
mendatang. Pada akhirnya usaha yang terus usahanya.

E. Probabilitas UMK Terhadap Prospek Usaha

Sulaeman (2010) mengatakan bahwa tidak. Pada bagian ini menggunakan model
kemampuan UMKM untuk mampu logistik untuk mendapatkan faktor-faktor
bersaing terutama di era perdagangan yang berpengaruh.
bebas, ditentukan oleh dua kondisi utama. Oleh karena itu, sebagai variabel dependen
Pertama, lingkungan internal UMKM yang atau sebagai variabel target yang menjadi
kondusif, mencakup aspek kualitas SDM, kajian ini adalah pengakuan pelaku UMK

.id
penguasaan teknologi dan informasi, terkait prospek usahanya mendatang. Jika
struktur organisasi, sistem manajemen, pelaku UMK mengaku prospek usahanya

go
kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, menjanjikan di masa mendatang disebut

.
jaringan bisnis dengan pihak luar, dan prospektif, atau jika kondisi usahanya
ps
tingkat kewirausahaan (entrepreneurship). mendatang sama baik atau lebih baik
l.b

Faktor yang kedua adalah lingkungan dibanding saat ini. Sebaliknya, yang
eksternal yang kondusif. Hal ini terkait mengatakan sama buruk dan lebih buruk
se

dengan kebijakan pemerintah, aspek lagi disebut tidak prospektif.


al

hukum, kondisi persaingan pasar,


//k

kondisi ekonomi-sosial-kemasyarakatan, Berdasarkan beberapa literatur, ada banyak


kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan variabel yang diduga mempengaruhi
s:

masyarakat, dan perubahan ekonomi prospek usaha. Sebagian telah tersedia


tp

global. pada hasil SE2016-Lanjutan. Namun dalam


ht

pengujiannya tidak semuanya signifikan


Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 secara statistik. Berikut ini hanya variabel
Tahun 2013 menyebutkan bahwa Usaha yang signifikan saja yang dianalisis dan
Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah diolah dalam regresi logistik. Adapun
dikembangkan dengan berbagai cara baik variabel-variabel tersebut adalah sebagai
yang perlu dilakukan oleh UMKM itu sendiri, berikut:
masyarakat maupun dunia usaha yang 1. Kredit Usaha, yang terbagi menjadi
lebih besar. Untuk UMK, usaha yang perlu mendapatkan kredit usaha (1) dan
dilakukan antara lain melakukan usaha tidak mendapat kredit usaha (0).
secara efisien, mengembangkan inovasi 2. Skala usaha, yang terbagi menjadi
dan peluang pasar, memperluas akses usaha mikro (1) dan usaha kecil (0).
pemasaran dan memanfaatkan teknologi. 3. Kemitraan, yang terbagi menjadi ada
Berikut ini akan dibahas determinan kemitraan (1) dan tidak ada kemitraan
dari faktor-faktor yang mempengaruhi (0)
probabilitas pelaku/pengusaha UMK untuk 4. Penggunaan Internet yang terbagi
menyatakan bahwa usahanya memiliki menjadi menggunakan internet (1) dan
prospek yang semakin membaik atau tidak menggunakan internet (0).

50 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

5. Status Badan Usaha yang terbagi Dalam pengujian analisis faktor-faktor yang
menjadi berbadan hukum (1) dan tidak mempengaruhi prospek UMK di Kaimantan
berbadan hukum (0) Selatan, digunakan hipotesis sebagai
6. Laporan Keuangan yang terbagi berikut:
menjadi ada laporan keuangan (1) dan • H0 = Penambahan variabel
tidak ada laporan keuangan (0 independen tidak dapat memberi
pengaruh pada model.
Berdasarkan hasil pada output pengolahan • H1 = Penambahan variabel
menggunakan SPSS diperoleh tabel independen dapat memberikan
inferensial sebagai berikut. pengaruh pada model.

Tabel 5.2
Nilai Koefisien, Standar Error, Wald dan Tabel 5.3
Nilai Signifikansi dari Model Logistik yang Omnibus Koefisien Model

.id
Terbentuk Menurut Variabel Item Nilai

go
No Variabel B S.E. Wald Sig Chi-square 176,666

.
df 6
1 Kredit 0,139 0,051 7,373 0,007
ps
Signifikansi 0,000
2 Skala 0,295 0,047 38,716 0,000
l.b

3 Kemitraan 0,171 0,060 8,108 0,004


4 Penggunaan 0,363 0,059 37,845 0,000
se

Internet Dari hasil olah Omnibus Test diperoleh


5 Status 0,165 0,062 7,011 0,008 signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari
al

Badan
nilai α = 0,05) sehingga H0 ditolak.
//k

Hukum
6 Laporan 0,278 0,086 10,527 0,001 Dengan demikian penambahan variabel
s:

Keuangan independen dapat memberikan pengaruh


tp

7 Intersep 0,678 0,014 2.281,650 0,000 nyata terhadap model. Dengan kata lain,
model ini dapat digunakan lebih lanjut
ht

untuk menganalisis peluang prospek lebih


Dengan memperhatikan hasil/ouput baik/sama baik berdasarkan variabel
pengolahan dengan menggunakan program penjelas yang digunakan dalam model.
aplikasi statistik SPSS, maka model regresi
logistik biner yang diperoleh adalah sebagai Untuk melihat kemampuan variabel
berikut. independen dalam menjelaskan variabel
dependen, digunakan nilai Cox & Snell
R Square dan Nagelkerke R Square. Nilai
Nagelkerke Square yang diperoleh sebesar
0,006 dan Cox & Snell R Square sebesar
0,009. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen adalah
sebesar 0,006 atau 0,6 persen. Sedangkan
sisanya yaitu 99,4 persen, terdapat faktor
lain di luar model yang menjelaskan variabel

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 51
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

dependen. Adapun nilai Cox & Snell R Odds Ratio (rasio kecenderungan) dalam
Square sebesar 0,009, menyatakan bahwa paparan interpretasinya. Odds ratio ini
0,9 persen keragaman dapat dijelaskan sendiri dalam tabel ditunjukkan pada kolom
oleh model. Exp (B). Berdasarkan hasil regresi linier
logistik di atas, data dapat diinterpretasikan
Hasil kesesuaian ini memang relatif rendah. sebagai berikut.
Ini artinya variabel penjelas lain, berada di
luar cakupan dari hasil SE2016-Lanjutan. Tabel 5.5
Meski demikian, model masih dapat Nilai Odds Ratio Menurut Variabel
digunakan, karena pengujian model baik Variabel Odds Ratio
secara keseluruhan maupun masing-masing Kredit 1,149
variabel menunjukkan hasil yang signifikan Skala 1,343
atau bermakna secara statistik. Sehingga Kemitraan 1,186

.id
analisis untuk melihat pola kecenderungan Penggunaan Internet 1,438
(odds ratio) –pun masih dapat digunakan. Status Badan Hukum 1,179

go
Laporan Keuangan 1,320

.
ps
Tabel 5.4
Nilai Statistik untuk Kesesuaian Model
l.b

Pada variabel kredit, nilai rasio


Item Nilai kecenderungan sebesar 1,149. Hal ini
se

-2 Log likelihood 35709,164 berarti berdasarkan hasil data SE2016-


al

Cox & Snell R Square 0,006 Lanjutan, pelaku UMK di Kalimantan


//k

Nagelkerke R Square 0,009 Selatan yang mendapatkan kredit usaha


Signifikansi (Hos- 1,149 kali lebih besar peluangnya memiliki
s:

0,858
mer-Lemeshow Test)
prospek lebih baik/sama baiknya pada
tp

masa mendatang daripada pelaku UMK


ht

Adapun berdasarkan hasil pengujian yang tidak mendapatkan kredit usaha.


kesesuaian model (goodness of fit), dapat
dilihat hasil Chi-Square pada pengujian Nilai odds ratio lebih dari 1, juga terjadi
Hosmer and Lemeshow Test. Pengujian pada variabel skala usaha, kemitraan,
ini untuk melihat apakah model yang kita penggunaan internet, status badan usaha
gunakan sudah sesuai dengan data empiris dan laporan keuangan. Pelaku UMK
atau tidak. Hipotesis nol pada pengujian dengan skala usaha kecil mempunyai
ini adalah model telah cukup menjelaskan kecenderungan prospek lebih baik/sama
data dengan hasil uji probabilitas sebesar baik yang lebih tinggi dibandingkan skala
0,858. Hal ini berarti hipotesis nol diterima usaha mikro.
(0,858 >0,05), yang artinya model telah
cukup menjelaskan data. Sementara itu UMK yang menjalin
kemitraan juga mempunyai peluang
Interpretasi dalam analisis faktor-faktor prospek yang lebih baik/sama baik 1,186
yang mempengaruhi akses permodalan kali dibandingkan yang tidak menjalin
di Kalimantan Selatan ini menggunakan kemitraan. Kemitraan memberikan manfaat
analisis regresi logistik yang menggunakan yang besar bagi UMK untuk berkembang.

52 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha Mikro Kecil ke Depan

Pada faktor penggunaan internet, UMK


yang aktif menggunakan internet dalam
usahanya berprospek lebih baik/sama
baik 1,438 kali dibandingkan yang tidak
menggunakan internet. Angka ini paling
tinggi. Hampir 1,5 kali. Faktanya, dengan
akses penguasaan teknologi yang mumpuni
dan mengikuti perkembangan zaman,
prospek UMK akan menjadi lebih baik di
masa mendatang.

Status badan usaha yang dimiliki UMK


juga memberikan peluang prospek yang

.id
lebih tinggi bagi pelakunya dibandingkan
yang tidak memiliki badan usaha. Angka

go
kecenderungannya sebesar 1,179. UMK
yang berbadan lebih teratur dalam
.
ps
mengelola bisnis, mempunyai catatan
l.b

transaksi usaha.
se

Terakhir, adalah laporan keuangan. UMK


al

yang mempunyai laporan keuangan


//k

cenderung akan lebih baik/sama baik


s:

prospek mendatang sebesar 1,320 kali


dibandingkan yang tidak mempunyai
tp

laporan keuangan. Dengan laporan


ht

keuangan yang dibuat dapat memberikan


peringatan jika usaha yang dijalankan
mulai merugi. Sehingga pengusaha dapat
melakukan antisipasi dini.

Secara umum, hasil analisis regresi logistik


berdasarkan data SE-2016 Lanjutan,
menguatkan bahwa UMK di Kalimantan
Selatan mayoritas yang mempunyai untuk
mempunyai prospek lebih baik/sama
baik pada masa mendatang berasal dari
UMK yang memiliki akses permodalan,
skala usaha mikro, menjalin kemitraan,
menggunakan intenet, berbadan hukum,
dan mempunyai laporan keuangan.

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 53
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
.id
. go
ps
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 55
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Kesimpulan dan
Rekomendasi Kebijakan

A. Peran Penting UMK dalam Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Selatan saat ini masih didominasi oleh


UMK. Dari hasil SE2016-Lanjutan, diperoleh bahwa jumlah UMK
Kalimantan Selatan mencapai 461.762 usaha atau setara dengan
99,01 persen dari total usaha non-pertanian. Lebih lanjut, jika

.id
UMK dan UMB digabung, maka Kalimantan Selatan adalah provinsi

go
penyumbang terbesar jumlah usaha total pada pulau Kalimantan,
Pendampingan yakni mencapai 466.372 usaha atau sebesar 34,35 persen. Lebih
.
sangat
ps
spesifik lagi untuk Usaha Mikro Kecil, Kalimantan Selatan juga
bermanfaat mendominasi wilayah pulau Kalimantan mencapai 34,53 persen.
l.b

bagi UMK untuk Hal ini memberikan sinyal bahwa pergerakan ekonomi Kalimantan
meningkatkan
se

Selatan sangat bergantung pada dinamika UMK.


pengetahuan
al

mengenai Peranan UMK terhadap perekonomian wilayah yang dilihat dari


//k

pengembangan persentase omset UMK terhadap total omset usaha menunjukan


s:

usaha kontribusi sebesar 33,21 persen, atau mencapai 85,63 triliun. Jika
tp

dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan, UMK di


Kalimantan Selatan memiliki peranan kedua terbesar terhadap
ht

perekonomian wilayahnya setelah Kalimantan Tengah. Sedangkan,


provinsi yang memiliki kontribusi UMK terkecil terhadap
perekonomian wilayahnya adalah Kalimantan Timur dimana hanya
sebesar 9,55 persen.

Kontribusi UMK terhadap perekonomian Kalimantan Selatan yang


cukup besar ini didukung pula oleh berbagai kebijakan dan program
pemerintah daerah, khususnya Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Provinsi Kalimantan Selatan. Rancangan untuk
memajukan kesejahteraan rakyat berbasis pada UMK ini telah
dicanangkan dalam visi misinya.

Selanjutnya, dilihat dari jenis lapangan usaha, UMK yang bergerak


di sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi jumlah UMK
di Kalimantan Selatan dengan persentase hampir separuhnya,
yakni sebesar 48,45 persen atau 223.733 usaha. Hal ini sejalan

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 57
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

dengan persentase omset UMK lapangan peningkatan PDRB. Selain itu dengan terus
usaha perdagangan besar dan eceran mendorong produktivitas UMK, maka
yang juga mendominasi ekonomi wilayah. pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan
Kontribusi omset UMK tersebut bahkan pun akan ikut berdampak positif.
melampaui 50 persen dari total omset UMK
di Kalimantan Selatan, yaitu sebesar Rp Kemudian, peran penting UMK dalam
52,84 triliun. Sejalan dengan hal tersebut, perekonomian Kalimantan Selatan pun
jika dilihat pada indikator perekonomian dapat dirasakan secara langsung oleh
yaitu Produk Domestik Regional Bruto masyarakat. Serapan pekerja UMK
(PDRB), sektor perdagangan besar dan Kalimantan Selatan adalah yang terbesar
eceran juga berkontribusi cukup besar. di Pulau Kalimantan, yakni sebesar 83,39
Sektor tersebut menyumbang 10,01 persen persen. Jumlah ini terus meningkat yang
terhadap ekonomi Kalimantan Selatan. mana dapat dilihat dari pertumbuhan

.id
Hal ini menunjukkan dengan besarnya jumlah pekerja UMK yang mengalami
potensi jumlah usaha dan omset UMK peningkatan sebesar 43,18 persen dalam

go
yang disumbangkan oleh lapangan usaha kurun waktu 10 tahun (2006-2016).

.
tersebut akan sangat berkaitan erat dengan
ps
l.b
se

B. Karakteristik UMK di Kalimantan Selatan


al
//k

UMK di Kalimantan Selatan memiliki Karakteristik ketiga adalah ketiadaan


s:

lima karakteristik utama. Karakteristik status berbadan hukum. Mayoritas UMK


pertama adalah pengelolaan dilakukan di Kalimantan Selatan tidak berbadan
tp

secara sederhana. UMK di Kalimantan hukum. Terhitung hanya 2 persen UMK


ht

Selatan cenderung menjadikan kerabat yang berbadan hukum dan 4 persen


atau keluarga sebagai karyawan. Skala memiliki izin khusus. Padahal, meskipun
usaha yang dijalankan tergolong skala kecil. kegiatan UMK dapat berjalan meskipun
Dimulai dari kegiatan produksi dan barang tanpa badan hukum, status badan hukum
yang dijual, masih tergolong dalam jumlah pada suatu UMK akan memudahkan dalam
yang sedikit. pengembangan. Antara lain kemudahan
dalam pengajuan kredit pada perbankan
Karakteristik kedua adalah terkonsentrasi dan proses pengurusan pajak.
pada sektor perdagangan. UMK yang
bergerak di sektor perdagangan besar dan Karakteristik keempat adalah jumlah
eceran; reparasi dan perawatan mobil dan pengusaha laki-laki lebih banyak daripada
sepeda motor, yakni sebesar 48,45 persen. perempuan, berbanding 55 persen dan
Diikuti sektor penyediaan akomodasi dan 45 persen. Meskipun terpaut 10 persen,
penyediaan makan minum sebesar 18,04 jumlah pengusaha perempuan pada UMK
persen dan industri pengolahan sebesar di Kalimantan Selatan dianggap cukup
12,75 persen. tinggi mengingat adanya anggapan bahwa

58 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

laki-laki yang berperan sebagai pencari dan tamatan perguruan tinggi (9 persen).
nafkah utama dalam keluarga. UMK di Kalimantan Selatan memang terus
berkembang dengan komposisi tersebut,
Karakteristik kelima adalah kurangnya namun pengelolaan UMK yang baik meliputi
pengetahuan dan keterampilan SDM. kegiatan yang membutuhkan wawasan
Sebanyak 42 persen pelaku UMK adalah luas. Peningkatan keterampilan secara non-
tamatan SD/sederajat ke bawah, diikuti formal pun masih sering diabaikan oleh
tamatan SMP/sederajat (22 persen), para pelaku UMK.
tamatan SMA/SMK/sederajat (27 persen),

C. Aksesibilitas Permodalan UMK di Kalimantan Selatan

.id
UMK di Kalimantan Selatan mengalami bukan bank. Adapun alasan pengusaha UMK

go
sejumlah permasalahan, antara lain tidak pernah melakukan kredit separuhnya
keterbatasan modal, rendahnya adalah alasan lainnya, diikuti suku bunga
.
pemanfaatan teknologi, rendahnya
ps yang tinggi dan tidak ada agunan.
keterampilan SDM, keterbatasan
l.b

manajemen, dan permasalahan modal. Sejumlah alasan di atas menunjukkan


se

Masalah modal sendiri menjadi masalah adanya kebijakan pemerintah yang kurang
utama yang dihadapi oleh pengusaha bersahabat dengan pelaku UMK, seperti
al

UMK. Mayoritas usaha mikro dan kecil di salah satunya suku bunga tinggi yang
//k

Kalimantan Selatan tidak mempunyai akses ditentukan oleh pemerintah. Di sisi lain,
s:

terhadap Bank atau lembaga keuangan permodalan UMK di Kalimantan Selatan


tp

non-bank. Hanya sekitar 7 persen dari total juga menunjukkan perkembangan yang
UMK di Kalimantan Selatan yang mengaku positif. Dalam pengembangannya, pelaku
ht

pernah melakukan kredit, baik yang berasal UMK cenderung lebih banyak menggunakan
dari bank dan lembaga keuangan bukan modal sendiri dibanding pinjaman bank
bank. Mayoritas atau sebanyak 93 persen dan non-bank. Ketidaktergantungan pelaku
mengaku tidak pernah melakukan kredit UMK kepada modal pinjaman menjadi
dengan bank maupun lembaga keuangan sinyal positif.

D. Peluang UMK Mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga


Keuangan

Dengan analisis determinan, kecenderungan badan usaha untuk memperoleh akses


akses permodalan pengusaha UMK modal 1,758 kali lebih daripada pelaku
terhadap lembaga keuangan dapat dilihat. UMK yang tidak berbadan usaha dan
Berdasarkan nilai odds ratio dalam analisis ada kecenderungan pelaku UMK yang
regresi logistik, didapatkan bahwa ada tergabung dalam suatu kemitraan dengan
kecenderungan pelaku UMK yang memiliki usaha/perusahaan lain untuk memperoleh

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 59
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

akses modal 1,516 kali lebih daripada yang memperoleh akses modal sebesar 0,973
tidak memiliki kemitraan dengan usaha/ dibandung UMK yang usia usahanya lebih
perusahaan lain. Interpretasi serupa dapat baru dan pelaku UMK yang mempunyai
diterapkan pada variabel lain. Namun, laporan keuangan memiliki kecenderungan
kecenderungan yang berbeda terjadi pada untuk memperoleh akses modal sebesar
lama usaha dan ketersediaan laporan 0,502 kali dibanding UMK yang tidak
keuangan. Kenaikan usia lama usaha UMK mempunyai laporan keuangan.
justru menurunkan kecenderungan untuk

E. Peluang UMK Mendapatkan Akses Permodalan terhadap Lembaga


Keuangan

.id
Berdasarkan data SE2016-Lanjutan, kepemilikan sertifikat (seperti standarisasi,

go
menunjukkan bahwa hampir separuh kehalalan dari MUI, dan sertifikasi
pengusaha UMK menyatakan perolehan internasional), persentase jumlah UMK
.
ps
laba mereka tidak mengalami perubahan. yang mengalami kenaikan laba lebih banyak
Sementara jumlah pengusaha UMK yang terjadi pada UMK yang memiliki sertifikat.
l.b

menyatakan mengalami penurunan laba Sementara stagnasi dan penurunan laba


se

lebih banyak dari jumlah pengusaha UMK terjadi lebih banyak pada UMK yang tidak
yang menyatakan mengalami kenaikan. memiliki sertifikat.
al
//k

Berdasarkan sektor usaha, persentase Dilihat dari hubungan antara laba dengan
s:

jumlah UMK yang paling banyak mengalami laporan keuangan, persentase jumlah
tp

kenaikan laba adalah UMK yang bergerak UMK yang mengalami kenaikan laba lebih
di sektor aktivitas keuangan dan asuransi, bayak terjadi pada UMK yang memiliki
ht

yaitu sebesar 34,64 persen. Sementara laporan keuangan. Sementara stagnasi dan
penurunan laba terjadi pada UMK yang penurunan laba lebih banyak terjadi pada
bergerak di sektor pertambangan, energi, UMK yang tidak memiliki laporan keuangan.
pengelolaan air, dan limbah, serta sektor Dilihat dari hubungan antara laba dengan
pengangkutan dan pergudangan. skala usaha, persentase jumlah UMK yang
mengalami kenaikan laba lebih banyak
Dilihat dari hubungan antara laba dengan terjadi pada UMK berskala kecil. Sementara
penerimaan kredit, persentase jumlah stagnasi dan penurunan laba lebih banyak
UMK yang mengalami kenaikan laba lebih terjadi pada UMK berskala mikro.
banyak terjadi pada UMK yang menerima
kredit dibanding UMK yang tidak menerima Dengan analisis regresi logistik biner,
kredit. Stagnasi laba lebih banyak terjadi hubungan variabel-variabel di atas dapat
pada UMK yang tidak menerima kredit. dijelaskan lebih lanjut. Didapatkan hasil
Sementara UMK penerima kredit lebih bahwa variabel penerimaan kredit,
sering mengalami penurunan laba. kepemilikan sertifikat, lama usaha,
Dilihat dari hubungan antara laba dengan kepemilikan laporan keuangan, skala

60 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

usaha, dan tingkat pendidikan seluruhnya Sementara variabel lainnya berpengaruh


berpengaruh pada laba yang diterima UMK. secara positif, yang berarti ketika sebuah
Hanya saja, pada penerimaan kredit dan UMK memiliki sertifikat, memiliki laporan
lama usaha berpengaruh secara negatif. keuangan, berskala kecil, dan tingkat
Yang berarti ketika sebuah UMK menerima pendidikan semakin tinggi, maka laba yang
kredit dan semakin lama usahanya berjalan, diterima pelaku UMK akan semakin besar.
maka laba yang diterima akan menurun.

F. Prospek UMK ke Depan

Prospek UMK di Kalimantan Selatan pada pengerukannya.

.id
masa mendatang dinilai cukup cerah.
Hampir sepertiga pengusaha UMK mengaku Dilihat dari sisi akses peminjaman modal

go
bahwa prospek usaha mereka akan menjadi ke lembaga keuangan, pengusaha UMK
lebih baik ke depannya, berbanding jauh
. yang memiliki akses menyatakan prospek
ps
dengan 6,07 persen pengusaha UMK yang usaha mereka akan lebih baik persentase
l.b

mengaku prospek usaha mereka akan lebih jumlahnya lebih besar dibanding pengusaha
buruk. Hal ini menjadi sinyal positif karena yang tidak punya akses. Berbanding
se

berarti prospek perekonomian Kalimantan terbalik dengan persentase pengusaha


al

Selatan yang ditopang oleh UMK sejatinya UMK yang menyatakan prospek usaha
//k

mampu memberikan harapan yang positif. mereka akan lebih buruk, walau perbedaan
s:

Maka, pemerintah harus mengambil antara pengusaha yang tidak memiliki dan
peran lebih besar unuk membina dan memiliki akses tidak terlalu besar.
tp

menjembatani berbagia solusi terkait


ht

keterbatasan-keterbatasan yang selama ini Dilihat dari jalinan kemitraan, serupa


dialami oleh UMK. dengan akses peminjaman. Pengusaha
UMK yang menyatakan prospek ke depan
Di lain sisi, persentase jumlah pengusaha akan lebih baik persentase jumlahnya lebih
UMK yang bergerak di kategori B, D, E besar pada pengusaha yang telah menjalin
dan menyatakan prospek usaha mereka kemitraan dibanding pengusaha yang
akan lebih buruk ke depannya adalah yang belum. Juga berbanding terbalik dengan
paling besar, yakni mencapai 22,81 persen. pengusaha UMK yang menyatakan prospek
Ditambah lagi bahwa sektor pertambangan ke depan akan lebih buruk.
dan penggalian dapat dikatakan menjadi
sektor yang paling banyak mengalami Dilihat dari basis penjualan, masih terjadi
penurunan kondisi bisnis di tahun 2018. pola yang serupa. Pengusaha UMK yang
Dua hal tersebut sejalan dengan pendapat menyatakan prospek usaha miliknya ke
para pengamat ekonomi yang menyatakan depan akan lebih baik persentase jumlahnya
bahwa sektor pertambangan bukan sektor lebih besar pada pengusaha yang telah
usaha yang menjanjikan dan berkelanjutan memiliki basis penjualan daring atau online
karena produk yang terus berkurang seiring dibanding pengusaha yang masih berbasis

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 61
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

penjualan luring atau offline. Selisih lebih baik/sama baiknya pada masa
keduanya cukup besar, yakni 47,50 persen mendatang daripada pengusaha UMK yang
berbanding 33,32 persen. Sementara pada tidak mendapatkan kredit peminjaman
pengusaha UMK yang menyatakan prospek modal. Kemudian, nilai odds ratio pada
usaha miliknya ke depan akan lebih buruk variabel skala usaha adalah sebesar 1,343,
juga persentase jumlahnya lebih besar pada yang berarti pengusaha UMK berskala kecil
pengusaha yang masih berbasis offline berpeluang 1,343 kali lebih besar memiliki
dibanding online. prospek lebih baik/sama baik pada masa
mendatang daripada pengusaha UMK
Pola-pola di atas juga dapat dianalisis berskala mikro. Pola serupa terjadi pada
lebih lanjut dengan analisis determinan, semua variabel lainnya, yakni jalinan
melalui nilai odds ratio pada prospek usaha kemitraan, basis internet penjualan
ke depan. Nilai odds ratio pada variabel (online), status badan hukum, dan laporan

.id
kredit adalah sebesar 1,149, yang berarti keuangan dengan secara berurut-urut nilai
pengusaha UMK yang memiliki akses ke odds ratio-nya adalah sebesar 1,186, 1,438,

go
kredit peminjaman modal berpeluang 1,179, dan 1,320.

.
1,149 kali lebih besar memiliki prospek
ps
l.b

G. Saran
se
al

Berdasarkan analisis hasil SE2016-Lanjutan bisa bergantung dengan UMK.


//k

di Kalimantan Selatan, dapat diberikan Untuk usaha non-pertanian, UMK


s:

saran dan rekomendasi kebijakan terkait menyumbang sebanyak 99,01 persen


tp

perekonomian Kalimantan Selatan. Adapun usaha di Kalimantan Selatan. Lebih


ht

saran dan rekomendasi tersebut adalah lanjut, hampir separuh jumlah UMK
sebagai berikut. di Kalimantan Selatan bergerak di
1. Pengalihan perekonomian Kalimantan sektor perdagangan besar dan eceran,
Selatan yang terlalu bergantung pada bahkan lebih dari separuh jika digabung
batubara. Berdasarkan gambaran dengan sektor industri pengolahan.
perbandingan antara perekonomian Dilihat dari sumbangsih dalam PDRB
Kalimantan Selatan, Tiongkok, dan Kalimantan Selatan, dua sektor
harga batubara, terlihat bahwa tersebut secara berurut-urut berada di
ketiganya memiliki pola yang sama. posisi keempat dan ketiga penyumbang
Hal ini sangat riskan mengingat terbesar PDRB. Pengembangan lebih
pertambangan batubara relatif tidak lanjut dan perencanaan matang
stabil untuk jangka panjang dan sangat yang melibatkan masyarakat dan
terpengaruh oleh kondisi ekonomi pemerintah harus dilakukan agar
global. Langkah pemerintah yang perekonomian Kalimantan Selatan tidak
mulai mengurangi ketergantungan lagi bergantung pada pertambangan
dengan sektor pertambangan dirasa batubara yang cenderung tidak stabil.
sudah tepat. Di lain sisi, pemerintah

62 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

2. Kemudahan akses permodalan. UMK-nya. Di lain sisi, pelaku UMK pun


Kecenderungan pengembangan UMK harus sadar bahwa keterampilan SDM
yang tidak bergantung pada modal sangat dibutuhkan dalam menjalankan
pinjaman menunjukkan sisi yang UMK. Selama ini, pelaku UMK seringkali
positif. Namun, hal tersebut kurang mengabaikan atau tidak peduli dengan
berlaku bagi UMK yang usia usahanya hal ini.
masih baru. Permodalan kerap menjadi
masalah serius bagi keberlangsungan 4. Status badan hukum UMK. Selain
usaha UMK-UMK ini. Ditambah akses pendampingan, pemerintah pun dapat
permodalan yang sulit bagi pelaku berperan langsung dalam hal ini melalui
UMK baru. Maka, pemerintah harus memudahkan proses atau birokrasi
memberikan win-win solution baik bagi pengurusan status badan hukum.
perbankan dan pelaku UMK. Pelaku UMK sendiri harus mengerti

.id
bahwa dengan adanya status badan
3. Peningkatan pendidikan dan hukum pada UMK-nya akan sangat

go
keterampilan SDM. Pelaku UMK memudahkan dalam pengembangan
didominasi oleh tamatan SD/Sederajat
. ke depannya, khususnya dalam akses
ps
dan ke bawah. Jika diperhatikan lebih permodalan dan kepengurusan pajak
l.b

jauh, hal ini menjadi sangat miris yang akan menjadi lebih mudah.
mengingat penyerapan pekerja di
se

UMK angkanya cukup tinggi yang 5. Perbaikan manajemen dan


al

berarti jumlah penduduk dengan administrasi keuangan. Pelaku UMK


//k

tingkat pendidikan SD/Sederajat seringkali mengabaikan manajemen


dan ke bawah cukup tinggi. Padahal, dan administrasi keuangan. Hal ini
s:

dalam pelaksanaan usaha UMK, cenderung terjadi karena kebanyakan


tp

diperlukan wawasan yang luas. Seperti UMK menjadikan usahanya berbentuk


ht

pada kepengurusan kepegawaian, usaha rumahan yang dianggap tidak


administrasi keuangan, penggunaan memerlukan pencatatan keuangan
teknologi, kemampuan membaca yang detail. Padahal ke depannya, UMK
kondisi pasar, hingga pengurusan status dengan manajemen dan administrasi
badan hukum. Maka, peran pemerintah keuangan yang baik akan lebih mudah
sangat dibutuhkan di sini. Pemerintah dikembangkan.
dapat memberikan pendampingan
baik secara langsung maupun tidak 6. Sinergi dan kerja sama berbagai pihak
langsung. Pendampingan langsung agar tercipta iklim usaha yang saling
dapat diberikan pada kepengurusan berkesinambungan. Pemerintah
status badan hukum. Sementara menjadi pihak yang berperan paling
pendampingan tidak langsung dapat besar dalam poin ini. Pemerintah
diberikan melalui pelatihan, loka sebagai pemangku kebijakan harus
karya, atau seminar sehingga pelaku dapat menciptakan iklim usaha yang
UMK mendapatkan wawasan dan saling bersinergi dan berkesinambungan
pengetahuan baru yang diharapkan oleh berbagai pihak, baik bagi pelaku
dapat diterapkan dengan baik dalam UMK, UMB, hingga pemerintah sendiri.

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 63
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

Lingkungan yang saling bekerjasama dan infrastruktur. Maka, pemerintah


akan menciptakan pasar yang sehat dan pelaku UMK harus bersama-
dan saling mendukung. sama berperan aktif dalam mengatasi
permasalahan ini.
7. Perbaikan infrastruktur dan teknologi
oleh UMK. Sejalan dengan pendidikan
dan keterampilan yang kurang, pelaku
UMK kerap kali belum memiliki akses
terhadap infrastruktur dan teknologi
yang optimal. Kurangnya akses ini
menyebabkan mereka tidak mampu
mengikuti tren yang terbentuk di
pasar yang sangat bergantung pada

.id
perkembangan teknologi. Kalaupun
akses tersebut sudah ada, pelaku

go
UMK sering kali tidak peduli dengan

.
perkembangan teknologi. Seperti
ps
keberadaan e-commerce yang masih
l.b

saja ditemui ada pelaku UMK yang


belum memanfaatkannya. Padahal,
se

keberadaan pasar online ini sangat


al

membantu pemasaran suatu produk.


//k

Pelaku UMK harus sadar dengan betapa


pentingnya mengikuti perkembangan
s:

teknologi. Pemerintah pun harus


tp

mendorong para pelaku UMK agar


ht

mampu mengikuti perkembangan tren


ini.

8. Peningkatan kemampuan adaptasi


terhadap permintaan pasar. Seperti
poin sebelumnya, pelaku UMK juga
sering ditemui tidak mampu mengikuti
permintaan pasar atau dapat dikatakan
tidak mampu beradaptasi. Pelaku UMK
kerap kali tidak mampu membaca
kondisi pasar sehingga produk yang
ditawarkan tidak mampu memenuhi
permintaan pasar. Hal ini sejalan
dengan poin kurangnya pendidikan
dan keterampilan, serta kurangnya
kemampuan dan akses dalam
mengikuti perkembangan teknologi

64 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Daftar Pustaka

Bappenas. (2014). Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional 2015-2019 Buku I Agenda Pembangunan Nasional.
Bappenas, Jakarta.
Bank Indonesia (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Jakarta. Kerjasama LIPI dan Bank
Indonesia.

.id
Barakat NY (2001). The role of small and medium enterprises in the
economy. Jordan Times, Thursday, October 1.

go
Cook P, Nixson F (2000). Finance and small and medium-seized

.
enterprise development. IDPM, University of Manchester,
ps
Finance and Development Research Programme Working
l.b

Paper Series No 14.


Kongolo, Mukole (2010). Job creation versus job shedding and the
se

role of SMEs in economic development. African Journal of


al

Business Management Vol. 4(11).


//k

Liedholm, Carl & Donald C Mead (1999). Small Enterprises and


Economic Development: The Dynamics of Micro and Small
s:

Enterprises. USA and Canada. Routledge.


tp

Munir, Moh. (2005). Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam
ht

Penciptaan Lapangan Kerja Baru. Modernisasi, Volume 1,


Nomor 2, Juni 2005.
OECD (2010). Enhancing the Competitiveness of SMEs in The
Global Economy: Strategies and Policies. Italy. Conference for
Ministers responsible for SMEs and Industry Ministers.
OECD (2017). Enhancing the Contributions of SMEs in A Global and
Digitalised Economy. Paris. Meeting of the OECD Councilat
Ministerial Level.
Oyelana, Akeem Adewale & Emmanuel Olusola Adu (2015). Small
and Medium Enterprises (SMEs) as a Means of Creating
Employment and Poverty Reduction in Fort Beaufort, Eastern
Cape Province of South Africa. Journal of Social Sciences
Volume 45, 2015 - Issue 1.
Pease, Wayne & Michelle Rowe (2003). E-commerce and Small
and Medium Enterprises (SMEs) in Regional Communities.
Sydney. In: Chartered Institute of Marketing Conference (CIM
2003).
Daftar Pustaka

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA


SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT
USAHA RAKYAT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
Sulaeman, Suhendar. 2004. Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Menghadapi
Pasar Regional Dan Global. Infokop Nomor 25 Tahun XX
World Bank. http://www.worldbank.org
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-kerugian-bisnis-yang-tidak-memiliki-laporan-
keuangan/
Poernamasari, D.W., 2016, Analisis Karakteristik Usaha Terhadap Aksesibilitas Pembiayaan

.id
Perbankan Kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Provinsi Jawa Timur,
Universitas Indonesia

go
Indriyatni, l., 2013, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha

.
Mikro dan Kecil (Studi Pada Usaha Kecil di Semarang Barat), STIE Pelita Nusantara,
ps
Semarang
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

66 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id
Lampiran

Lampiran 1.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan

BDE. Pertambangan dan


Penggalian, Pengadaan
G. Perdagangan
Listrik Gas/Uap Air
Besar dan Ecer-
Panas dan Udara Dingin H. Pengangkutan
C. Industri Pengo- an, Reparasi
Kabupaten/Kota Electricity, Gas, Penge- F. Konstruksi dan Pergudan-
lahan dan Perawatan
lolaan Air, Pengelolaan gan
Mobil dan
Air Limbah, Pengelo-
Sepeda Motor
laan dan Daur Ulang
Sampah, dan Aktivitas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


[01] TANAH LAUT 1 347 2 989 515 18 794 1 438

.id
[02] KOTA BARU 580 2 774 430 14 820 1 483
[03] BANJAR 1 315 10 245 1 225 29 836 2 614

go
[04] BARITO KUALA 280 3 511 474 15 983 850
[05] TAPIN 106 2 638 241 8 251 474

.
[06] HULU SUNGAI
ps
196 4 926 341 12 764 1 363
SELATAN
l.b

[07] HULU SUNGAI


258 3 824 479 16 774 1 222
TENGAH
se

[08] HULU SUNGAI


161 11 931 525 21 557 1 211
UTARA
al

[09] TABALONG 283 2 349 293 13 394 507


//k

[10] TANAH BUMBU 1 378 2 817 305 15 968 1 163


[11] BALANGAN 62 1 106 176 5 603 331
s:

[71] BANJARMASIN 790 7 119 2 147 39 275 5 420


tp

[72] BANJAR BARU 1 195 2 667 390 10 714 742


[XX] KALIMANTAN
ht

7 951 58 896 7 541 223 733 18 818


SELATAN

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 69
Lampiran

Lampiran 1.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

M.N. Aktivitas Pro-


fesional, Ilmiah, dan
Teknis Professional,
I. Penyediaan Akomo- K. Aktivitas Aktivitas Penyewaan
J. Informasi dan
Kabupaten/Kota dasi dan Penyediaan Keuangan dan L. Real Estat dan Sewa Guna
Komunikasi
Makan Minum Asuransi Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen
Perjalanan dan Penun-
jang Usaha Lainnya

(1) (7) (8) (9) (10) (11)


[01] TANAH LAUT 5 851 624 57 586 530

.id
[02] KOTA BARU 4 938 908 107 352 378

go
[03] BANJAR 10 318 1 140 115 1 342 732
[04] BARITO KUALA 4 975 658 81 238 269

.
[05] TAPIN 4 374 270 57 406 155
ps
[06] HULU SUNGAI
5 474 496 39 400 192
SELATAN
l.b

[07] HULU SUNGAI


6 007 415 49 257 176
TENGAH
se

[08] HULU SUNGAI


4 378 466 42 295 198
al

UTARA
[09] TABALONG 5 105 543 35 489 208
//k

[10] TANAH BUMBU 5 657 620 80 947 324


s:

[11] BALANGAN 2 654 295 30 223 109


[71] BANJARMASIN 17 500 2 211 231 3 052 1 213
tp

[72] BANJAR BARU 6 062 560 99 848 575


ht

[XX] KALIMANTAN
83 293 9 206 1 022 9 435 5 059
SELATAN

70 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 1.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

R.S. Kesenian, Hiburan


Q. Aktivitas Kesehatan Manu-
Kabupaten/Kota P. Pendidikan dan Rekreasi, Aktivitas Jumlah
sia dan Aktivitas Sosial
Jasa Lainnya

(1) (12) (13) (14) (15)


[01] TANAH LAUT 929 392 1 097 35 149
[02] KOTA BARU 690 210 805 28 475
[03] BANJAR 1 874 563 3 284 64 603
[04] BARITO KUALA 1 117 234 1 286 29 956
[05] TAPIN 619 405 570 18 566
[06] HULU SUNGAI
766 189 1 277 28 423

.id
SELATAN
[07] HULU SUNGAI

go
995 264 1 229 31 949
TENGAH
[08] HULU SUNGAI

.
968 ps 320 1 134 43 186
UTARA
[09] TABALONG 790 253 988 25 237
l.b

[10] TANAH
753 219 1 098 31 329
BUMBU
se

[11] BALANGAN 574 186 540 11 889


[71] BANJARMASIN 1 430 829 5 585 86 802
al

[72] BANJAR BARU 540 268 1 538 26 198


//k

[XX] KALIMANTAN
12 045 4 332 20 431 461 762
SELATAN
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 71
Lampiran

Lampiran 2.
Banyaknya Tenaga Kerja UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan

BDE. Pertambangan dan


Penggalian, Pengadaan
G. Perdagangan
Listrik Gas/Uap Air
Besar dan Ecer-
Panas dan Udara Dingin H. Pengangkutan
C. Industri an, Reparasi
Kabupaten/Kota Electricity, Gas, Pengelo- F. Konstruksi dan Pergudan-
Pengolahan dan Perawatan
laan Air, Pengelolaan Air gan
Mobil dan
Limbah, Pengelolaan dan
Sepeda Motor
Daur Ulang Sampah, dan
Aktivitas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


[01] TANAH LAUT 1 963 7 571 2 743 37 197 2 058

.id
[02] KOTA BARU 1 814 5 440 2 447 27 632 1 922
[03] BANJAR 2 508 21 152 5 597 50 937 3 373

go
[04] BARITO KUALA 534 7 392 2 756 27 020 1 262
[05] TAPIN 268 4 750 1 599 14 420 614

.
ps
[06] HULU SUNGAI
387 10 793 2 209 21 010 1 749
SELATAN
l.b

[07] HULU SUNGAI


797 8 399 2 689 27 065 1 348
TENGAH
se

[08] HULU SUNGAI


321 19 498 2 326 36 150 1 414
UTARA
al

[09] TABALONG 739 5 319 3 116 21 892 786


//k

[10] TANAH
4 182 7 217 2 156 28 772 1 519
BUMBU
s:

[11] BALANGAN 145 2 026 826 9 301 404


tp

[71] BANJARMASIN 1 049 16 808 8 884 67 792 6 757


[72] BANJAR BARU 1 843 7 183 2 547 19 083 1 058
ht

[XX] KALIMANTAN
16 550 123 548 39 895 388 271 24 264
SELATAN

72 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 2.
Banyaknya Tenaga Kerja UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

M.N. Aktivitas Pro-


fesional, Ilmiah, dan
Teknis Professional,
I. Penyediaan Akomo- K. Aktivitas Aktivitas Penyewaan
J. Informasi dan
Kabupaten/Kota dasi dan Penyediaan Keuangan dan L. Real Estat dan Sewa Guna
Komunikasi
Makan Minum Asuransi Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen
Perjalanan dan Penun-
jang Usaha Lainnya

(1) (7) (8) (9) (10) (11)


[01] TANAH LAUT 12 273 1 097 208 857 1 228

.id
[02] KOTA BARU 8 627 1 263 531 495 1 136
[03] BANJAR 19 476 1 785 676 1 644 1 655

go
[04] BARITO KUALA 8 693 966 248 321 658
[05] TAPIN 8 625 450 261 467 292

.
[06] HULU SUNGAI
ps
9 854 662 238 434 570
SELATAN
l.b

[07] HULU SUNGAI


11 460 554 195 269 419
TENGAH
se

[08] HULU SUNGAI


8 461 702 212 338 578
UTARA
al

[09] TABALONG 9 548 874 115 531 462


//k

[10] TANAH BUMBU 12 195 854 494 1 226 988


[11] BALANGAN 4 659 550 116 254 200
s:

[71] BANJARMASIN 33 807 3 395 850 3 785 2 981


tp

[72] BANJAR BARU 13 037 903 672 1 066 1 478


[XX] KALIMANTAN
ht

160 715 14 055 4 816 11 687 12 645


SELATAN

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 73
Lampiran

Lampiran 2.
Banyaknya Tenaga Kerja UMK Menurut Lapangan Usaha di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

R.S. Kesenian, Hiburan


Q. Aktivitas Kesehatan Manu-
Kabupaten/Kota P. Pendidikan dan Rekreasi, Aktivitas Jumlah
sia dan Aktivitas Sosial
Jasa Lainnya

(1) (12) (13) (14) (15)


[01] TANAH LAUT 9 758 2 167 2 599 81 719
[02] KOTA BARU 6 686 1 386 1 478 60 857
[03] BANJAR 16 743 3 158 4 700 133 404
[04] BARITO KUALA 9 688 275 1 945 61 758
[05] TAPIN 5 001 1 040 918 38 705
[06] HULU SUNGAI
6 462 1 637 2 128 58 133

.id
SELATAN
[07] HULU SUNGAI
8 386 876 1 857 64 314

go
TENGAH
[08] HULU SUNGAI
10 511 732 1 447 82 690

.
UTARA
ps
[09] TABALONG 7 894 1 532 1 568 54 376
l.b
[10] TANAH BUMBU 9 197 844 1 770 71 414
[11] BALANGAN 5 201 492 924 25 098
se

[71] BANJARMASIN 14 196 2 157 9 487 171 948


[72] BANJAR BARU 7 030 752 3 167 59 819
al

[XX] KALIMANTAN
116 753 17 048 33 988 964 235
//k

SELATAN
s:
tp
ht

74 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 3.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Status Badan Usaha Usaha atau
Perusahaan di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Koperasi/Dana
Lapangan Usaha PT/PT Persero/Perum CV Firma Yayasan
Pensiun
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
B, D, E 0 18 0 2 0
C 34 385 0 2 0
F 4 587 0 0 0
G 0 602 12 346 109
H 0 201 1 35 0
I 0 299 0 89 0
J 0 16 0 10 6

.id
K 0 4 0 446 8
L 0 58 0 12 0

go
M,N 0 293 2 5 7
P 0 36 0 0 3 232

.
Q 0 29
ps 0 0 36
R,S 0 155 0 43 0
l.b

Jumlah 38 3 15 990 3 398


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 75
Lampiran

Lampiran 3.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Status Badan Usaha Usaha atau
Perusahaan di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

Ijin Khusus dari Instansi Perwakilan Perusahaan/


Lapangan Usaha Tidak Berbadan Usaha Jumlah
Berwenang Lembaga Asing

(1) (7) (8) (9) (10)


B, D, E 158 0 7 773 7 951
C 1 951 0 56 524 58 896
F 0 0 6 950 7 541
G 7 306 0 215 358 223 733
H 655 0 17 926 18 818
I 1 367 0 81 538 83 293
J 247 0 8 927 9 206

.id
K 147 0 417 1 022
L 189 0 9 176 9 435

go
M,N 496 0 4 256 5 059
P 5 709 0 3 068 12 045

.
Q 1 783
ps
0 2 484 4 332
R,S 622 0 19 611 20 431
l.b

Jumlah 20 630 0 434 008 461 762


se
al
//k
s:
tp
ht

76 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 4.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Status Badan Usaha Usaha atau Perusahaan di
Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Koperasi/Dana
Kabupaten/Kota PT/PT Persero/Perum CV Firma Yayasan
Pensiun
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
[01] TANAH LAUT 14 164 2 18 279
[02] KOTA BARU 0 206 0 176 280
[03] BANJAR 2 237 0 80 413
[04] BARITO KUALA 0 164 0 40 339
[05] TAPIN 0 66 0 88 151
[06] HULU SUNGAI SELATAN 0 96 0 24 121
[07] HULU SUNGAI TENGAH 4 126 0 25 266

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 0 45 0 50 383
[09] TABALONG 5 143 0 67 179

go
[10] TANAH BUMBU 0 222 1 62 215
[11] BALANGAN 0 57 0 19 91

.
[71] BANJARMASIN 8
ps 764 12 257 462
[72] BANJAR BARU 5 393 0 84 219
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 38 3 15 990 3 398


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 77
Lampiran

Lampiran 4.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Status Badan Usaha Usaha atau Perusahaan di
Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

Perwakilan
Tidak Berbadan
Kabupaten/Kota Ijin Khusus dari Instansi Berwenang Perusahaan/ Jumlah
Usaha
Lembaga Asing
(1) (7) (8) (9) (10)
[01] TANAH LAUT 1 423 0 33 249 35 149
[02] KOTA BARU 1 880 0 25 933 28 475
[03] BANJAR 2 131 0 61 740 64 603
[04] BARITO KUALA 1 829 0 27 584 29 956
[05] TAPIN 1 014 0 17 247 18 566
[06] HULU SUNGAI SELATAN 853 0 27 329 28 423

.id
[07] HULU SUNGAI TENGAH 680 0 30 848 31 949
[08] HULU SUNGAI UTARA 1 166 0 41 542 43 186

go
[09] TABALONG 1 524 0 23 319 25 237
[10] TANAH BUMBU 3 717 0 27 112 31 329

.
[11] BALANGAN 477 0 11 245 11 889
ps
[71] BANJARMASIN 2 037 0 83 262 86 802
l.b
[72] BANJAR BARU 1 899 0 23 598 26 198
[XX] KALIMANTAN SELATAN 20 630 0 434 008 461 762
se
al
//k
s:
tp
ht

78 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 5.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Tahun Mulai Beroperasi Secara
Komersial Usaha atau Perusahaan di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Lapangan Usaha < 2001 2001-2005 2006-2010 2011-2015 2016 Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


B, D, E 2 421 1 145 1 502 2 657 226 7 951
C 20 733 8 254 11 145 17 795 969 58 896
F 3 360 1 138 1 770 1 265 8 7 541
G 38 689 26 302 53 429 100 280 5 033 223 733
H 6 260 2 788 4 220 5 340 210 18 818
I 13 838 9 292 18 018 40 040 2 105 83 293
J 62 653 2 026 5 970 495 9 206
K 333 121 265 288 15 1 022

.id
L 1 211 721 2 301 4 784 418 9 435
M, N 670 565 1 144 2 467 213 5 059

go
P 6 364 1 439 2 430 1 733 79 12 045

.
Q 1 398 527 ps 875 1 455 77 4 332
R, S 5 304 2 232 4 385 7 864 646 20 431
Jumlah 100 643 55 177 103 510 191 938 10 494 461 762
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 79
Lampiran

Lampiran 6.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Tahun Mulai Beroperasi Secara Komersial Usaha
atau Perusahaan di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Kabupaten/Kota < 2001 2001-2005 2006-2010 2011-2015 2016 Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


[01] TANAH LAUT 6 695 4 011 8 481 15 296 666 35 149
[02] KOTA BARU 5 432 3 209 5 723 13 539 572 28 475
[03] BANJAR 14 828 8 696 14 327 25 420 1 332 64 603
[04] BARITO KUALA 5 843 3 608 7 562 12 072 871 29 956
[05] TAPIN 3 938 2 255 3 911 8 126 336 18 566
[06] HULU SUNGAI SELATAN 6 505 3 261 5 994 12 134 529 28 423
[07] HULU SUNGAI TENGAH 8 440 3 842 7 219 11 840 608 31 949
[08] HULU SUNGAI UTARA 12 943 5 627 8 844 15 398 374 43 186

.id
[09] TABALONG 4 714 3 182 5 971 10 934 436 25 237

go
[10] TANAH BUMBU 4 418 3 138 7 604 15 298 871 31 329
[11] BALANGAN 1 586 1 051 2 954 5 993 305 11 889

.
[71] BANJARMASIN 20 853 10 405 ps 19 901 33 041 2 602 86 802
[72] BANJAR BARU 4 448 2 892 5 019 12 847 992 26 198
[XX] KALIMANTAN SELATAN 100 643 55 177 103 510 191 938 10 494 461 762
l.b
se
al
//k
s:
tp
ht

80 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 7.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Penggunaan Komputer
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Lapangan Usaha Menggunakan Komputer Tidak Menggunakan Komputer Jumlah

(1) (2) (3) (4)


B, D, E 466 7 485 7 951
C 1 779 57 117 58 896
F 676 6 865 7 541
G 5 380 218 353 223 733
H 327 18 491 18 818
I 678 82 615 83 293
J 2 509 6 697 9 206
K 656 366 1 022

.id
L 175 9 260 9 435

go
M, N 2 013 3 046 5 059
P 7 642 4 403 12 045

.
Q 1 071 3 261 4 332
ps
R, S 1 565 18 866 20 431
l.b
Jumlah 24 937 436 825 461 762
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 81
Lampiran

Lampiran 8.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Penggunaan Komputer
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Kabupaten/Kota Menggunakan Komputer Tidak Menggunakan Komputer Jumlah

(1) (2) (3) (4)


[01] TANAH LAUT 1 794 33 355 35 149
[02] KOTA BARU 1 721 26 754 28 475
[03] BANJAR 3 245 61 358 64 603
[04] BARITO KUALA 1 656 28 300 29 956
[05] TAPIN 786 17 780 18 566
[06] HULU SUNGAI SELATAN 1 021 27 402 28 423
[07] HULU SUNGAI TENGAH 1 275 30 674 31 949

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 1 356 41 830 43 186
[09] TABALONG 1 514 23 723 25 237

go
[10] TANAH BUMBU 1 856 29 473 31 329
[11] BALANGAN 794 11 095 11 889

.
[71] BANJARMASIN 5 565 81 237 86 802
ps
[72] BANJAR BARU 2 354 23 844 26 198
l.b
[XX] KALIMANTAN SELATAN 24 937 436 825 461 762
se
al
//k
s:
tp
ht

82 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 9.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Penggunaan Internet di Kalimantan Selatan
Hasil SE2016-Lanjutan

Kabupaten/Kota Banyaknya Usaha Tidak Menggunakan Internet Menggunakan Internet

(1) (2) (3) (4)


[01] TANAH LAUT 35 149 32 083 3 066
[02] KOTA BARU 28 475 25 593 2 882
[03] BANJAR 64 603 60 041 4 562
[04] BARITO KUALA 29 956 27 868 2 088
[05] TAPIN 18 566 17 308 1 258
[06] HULU SUNGAI SELATAN 28 423 27 136 1 287
[07] HULU SUNGAI TENGAH 31 949 30 760 1 189

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 43 186 41 015 2 171
[09] TABALONG 25 237 22 888 2 349

go
[10] TANAH BUMBU 31 329 29 167 2 162
[11] BALANGAN 11 889 11 038 851

.
[71] BANJARMASIN 86 802
ps 78 632 8 170
[72] BANJAR BARU 26 198 21 995 4 203
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 461 762 425 524 36 238


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 83
Lampiran

Lampiran 10.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Keperluan Menggunakan Internet
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Sarana Penjualan
Sarana Ko- Sarana Pemasa-
Kabupaten/Kota Mencari Informasi dan/atau Pem- Lainnya
munikasi ran/Iklan
belian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


[01] TANAH LAUT 2 818 2 636 1 380 1 305 110
[02] KOTA BARU 2 458 2 197 1 324 1 562 215
[03] BANJAR 3 545 3 243 1 831 1 718 354
[04] BARITO KUALA 1 717 1 622 507 671 279
[05] TAPIN 882 993 505 585 90
[06] HULU SUNGAI SELATAN 973 922 460 494 114

.id
[07] HULU SUNGAI TENGAH 935 1 067 365 416 137
[08] HULU SUNGAI UTARA 1 792 1 611 472 746 205

go
[09] TABALONG 2 066 1 275 753 885 169

.
[10] TANAH BUMBU 1 657 1 608 ps 755 965 180
[11] BALANGAN 584 572 269 323 158
[71] BANJARMASIN 6 521 6 092 4 166 4 322 487
l.b

[72] BANJAR BARU 3 540 3 059 2 330 2 247 225


se

[XX] KALIMANTAN SELATAN 29 488 26 897 15 117 16 239 2 723


al
//k
s:
tp
ht

84 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 11.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Kemitraan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Lapangan Usaha Banyaknya Usaha Tidak Menjalin Kemitraan Menjalin Kemitraan

(1) (2) (3) (4)


B, D, E 7 951 7 478 473
C 58 896 55 749 3 147
F 7 541 6 973 568
G 223 733 212 139 11 594
H 18 818 17 694 1 124
I 83 293 81 760 1 533
J 9 206 8 213 993
K 1 022 851 171

.id
L 9 435 9 392 43

go
M, N 5 059 4 607 452
P 12 045 10 657 1 388

.
Q 4 332 3 863 469
ps
R, S 20 431 19 878 553
l.b
Jumlah 461 762 439 254 22 508
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 85
Lampiran

Lampiran 12.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kemitraan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Penyediaan Pengadaan Bahan


Bimbingan/ Pelati-
Lapangan Usaha Uang/Barang Baku/ Barang Pemasaran Lainnya
han/ Penyuluhan
Modal Dagangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


B, D, E 174 222 198 24 33
C 416 2 157 1 453 119 69
F 197 385 169 60 91
G 1 788 9 573 2 135 346 281
H 152 730 294 17 209
I 250 1 028 365 72 86

.id
J 171 862 60 78 15
K 93 49 40 62 14

go
L 22 11 32 0 0
M, N 79 255 120 31 75

.
P 554 287
ps 41 833 261
Q 66 236 28 152 185
l.b

R, S 59 328 150 66 84
Jumlah 4 021 16 123 5 085 1 860 1 403
se
al
//k
s:
tp
ht

86 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 13.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Kemitraan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Kabupaten/Kota Banyaknya Usaha Tidak Menjalin Kemitraan Menjalin Kemitraan

(1) (2) (3) (4)


[01] TANAH LAUT 35 149 34 130 1 019
[02] KOTA BARU 28 475 25 017 3 458
[03] BANJAR 64 603 62 169 2 434
[04] BARITO KUALA 29 956 29 239 717
[05] TAPIN 18 566 18 200 366
[06] HULU SUNGAI SELATAN 28 423 27 123 1 300
[07] HULU SUNGAI TENGAH 31 949 30 132 1 817

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 43 186 42 166 1 020
[09] TABALONG 25 237 23 303 1 934

go
[10] TANAH BUMBU 31 329 28 873 2 456
[11] BALANGAN 11 889 11 135 754

.
[71] BANJARMASIN 86 802
ps 83 366 3 436
[72] BANJAR BARU 26 198 24 401 1 797
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 461 762 439 254 22 508


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 87
Lampiran

Lampiran 14.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Jenis Kemitraan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Penyediaan Pengadaan Bahan


Bimbingan/ Pelati-
Kabupaten/Kota Uang/Barang Baku/Barang Pemasaran Lainnya
han/ Penyuluhan
Modal Dagangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


[01] TANAH LAUT 301 707 157 143 158
[02] KOTA BARU 699 2 171 1 050 192 157
[03] BANJAR 413 1 768 499 301 243
[04] BARITO KUALA 127 610 102 81 10
[05] TAPIN 67 204 147 31 75
[06] HULU SUNGAI SELATAN 119 1 046 209 95 33

.id
[07] HULU SUNGAI TENGAH 263 1 384 695 146 106
[08] HULU SUNGAI UTARA 227 777 241 66 7

go
[09] TABALONG 316 1 491 246 98 69

.
[10] TANAH BUMBU 364 1 959 ps 329 140 161
[11] BALANGAN 137 455 130 46 57
[71] BANJARMASIN 709 2 252 828 316 219
l.b

[72] BANJAR BARU 279 1 299 452 205 108


se

[XX] KALIMANTAN SELATAN 4 021 16 123 5 085 1 860 1 403


al
//k
s:
tp
ht

88 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 15.
Banyaknya Pekerja UMK Menurut Lapangan Usaha dan Status Pekerja
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tetap dan Tidak Tetap/ Tidak


Lapangan Usaha Outsourcing Asing Jumlah
Kontrak Harian Dibayar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


B, D, E 11 016 3 729 27 0 1 778 16 550
C 73 231 24 095 93 0 26 129 123 548
F 11 989 26 921 21 0 964 39 895
G 249 923 30 139 8 0 108 201 388 271
H 20 628 2 479 0 0 1 157 24 264
I 99 555 14 343 0 0 46 817 160 715
J 10 214 440 0 0 3 401 14 055

.id
K 4 258 179 0 0 379 4 816
L 9 994 76 22 0 1 595 11 687

go
M, N 7 978 3 351 2 0 1 314 12 645

.
P 103 287 12 172 ps 237 0 1 057 116 753
Q 15 143 844 31 0 1 030 17 048
R, S 25 807 4 870 5 0 3 306 33 988
l.b

Jumlah 643 023 123 638 446 0 197 128 964 235
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 89
Lampiran

Lampiran 16.
Banyaknya Pekerja UMK Menurut Wilayah dan Status Pekerja
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tetap dan Tidak Tetap/ Tidak


Kabupaten/Kota Outsourcing Asing Jumlah
Kontrak Harian Dibayar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


[01] TANAH LAUT 48 978 9 168 8 0 23 565 81 719
[02] KOTA BARU 39 856 7 212 0 0 13 789 60 857
[03] BANJAR 88 415 19 296 5 0 25 688 133 404
[04] BARITO KUALA 40 080 9 184 0 0 12 494 61 758
[05] TAPIN 25 157 5 706 27 0 7 815 38 705
[06] HULU SUNGAI SELATAN 36 434 9 912 22 0 11 765 58 133
[07] HULU SUNGAI TENGAH 40 111 8 649 45 0 15 509 64 314

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 52 569 10 379 0 0 19 742 82 690

go
[09] TABALONG 36 919 7 420 6 0 10 031 54 376
[10] TANAH BUMBU 49 852 5 244 10 0 16 308 71 414

.
[11] BALANGAN 17 893 2 279 ps 42 0 4 884 25 098
[71] BANJARMASIN 122 449 22 981 266 0 26 252 171 948
[72] BANJAR BARU 44 310 6 208 15 0 9 286 59 819
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 643 023 123 638 446 0 197 128 964 235
se
al
//k
s:
tp
ht

90 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 17.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Akses Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Lapangan Usaha Banyaknya Usaha Pernah Menerima Tidak Pernah Menerima

(1) (2) (3) (4)


B, D, E 7 951 252 7 699
C 58 896 3 429 55 467
F 7 541 181 7 360
G 223 733 20 424 203 309
H 18 818 1 356 17 462
I 83 293 5 455 77 838
J 9 206 470 8 736

.id
K 1 022 135 887
L 9 435 366 9 069

go
M, N 5 059 397 4 662
P 12 045 112 11 933

.
Q 4 332
ps 76 4 256
R, S 20 431 1 001 19 430
l.b

Jumlah 461 762 33 654 428 108


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 91
Lampiran

Lampiran 18.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan usaha dan Alasan Utama Tidak Menerima Kredit
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tidak Tahu Tidak Ada Suku Bunga Usulan


Lapangan Usaha Prosedur Sulit Lainnya
Prosedur Agunan Tinggi Ditolak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


B, D, E 599 296 1 157 1 041 53 4 553
C 5 740 2 966 9 246 7 987 528 29 000
F 485 539 1 108 977 55 4 196
G 15 943 13 551 25 201 33 897 1 836 112 881
H 1 262 1 027 2 702 3 266 186 9 019
I 6 718 5 660 11 700 12 718 734 40 308
J 385 573 1 204 1 393 62 5 119

.id
K 14 3 50 89 0 731
L 554 501 483 1 395 49 6 087

go
M, N 211 274 343 760 77 2 997
P 258 296 1 219 587 37 9 536

.
Q 136 132
ps 269 338 0 3 381
R, S 1 496 1 065 2 639 2 700 150 11 380
l.b

Jumlah 33 801 26 883 57 321 67 148 3 767 239 188


se
al
//k
s:
tp
ht

92 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 19.
Banyaknya UMK menurut Wilayah dan Akses Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Kabupaten/Kota Banyaknya Usaha Pernah Menerima Tidak Pernah Menerima

(1) (2) (3) (4)


[01] TANAH LAUT 35 149 2 261 32 888
[02] KOTA BARU 28 475 3 073 25 402
[03] BANJAR 64 603 4 120 60 483
[04] BARITO KUALA 29 956 2 694 27 262
[05] TAPIN 18 566 819 17 747
[06] HULU SUNGAI SELATAN 28 423 1 275 27 148
[07] HULU SUNGAI TENGAH 31 949 1 549 30 400

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 43 186 2 537 40 649
[09] TABALONG 25 237 1 997 23 240

go
[10] TANAH BUMBU 31 329 4 646 26 683
[11] BALANGAN 11 889 1 010 10 879

.
[71] BANJARMASIN 86 802
ps 4 772 82 030
[72] BANJAR BARU 26 198 2 901 23 297
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 461 762 33 654 428 108


se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 93
Lampiran

Lampiran 20.
Banyaknya UMK menurut Wilayah dan Alasan Utama Tidak Pernah Menerima Kredit
dari Lembaga Keuangan di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tidak Tahu Tidak Ada Suku Bunga Usulan


Kabupaten/Kota Prosedur Sulit Lainnya
Prosedur Agunan Tinggi Ditolak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


[01] TANAH LAUT 3 644 2 332 4 311 2 867 272 19 462
[02] KOTA BARU 1 655 1 345 2 849 4 261 153 15 139
[03] BANJAR 5 070 2 775 7 070 7 250 279 38 039
[04] BARITO KUALA 2 520 1 953 4 710 3 138 221 14 720
[05] TAPIN 2 397 1 752 1 203 2 336 0 10 059
[06] HULU SUNGAI SELATAN 2 806 1 094 5 621 4 398 70 13 159
[07] HULU SUNGAI TENGAH 1 836 1 448 2 211 6 695 68 18 142

.id
[08] HULU SUNGAI UTARA 3 136 1 958 10 160 5 240 54 20 101
[09] TABALONG 768 1 787 2 804 4 244 211 13 426

go
[10] TANAH BUMBU 1 207 1 860 4 094 3 428 1 020 15 074
[11] BALANGAN 535 1 302 477 2 134 19 6 412

.
[71] BANJARMASIN 5 938 6 135
ps 9 021 17 543 1 251 42 142
[72] BANJAR BARU 2 289 1 142 2 790 3 614 149 13 313
l.b

[XX] KALIMANTAN SELATAN 33 801 26 883 57 321 67 148 3 767 239 188
se
al
//k
s:
tp
ht

94 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 21.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kendala Perusahaan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Jenis Kendala Perusahaan

Banyaknya Tidak Ada Bahan


Lapangan Usaha Ada Kendala Permoda-
Usaha Kendala Baku/
lan/ Likuid- Pemasaran
Barang
itas
Dagangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


B, D, E 7 951 1 901 6 050 3 020 1 600 907
C 58 896 14 359 44 537 22 105 12 283 16 752
F 7 541 2 615 4 926 1 666 297 1 473

.id
G 223 733 47 291 176 442 92 837 23 785 76 862
H 18 818 3 652 15 166 4 143 1 099 5 371

go
I 83 293 22 129 61 164 32 686 4 883 24 087
J 9 206 2 780 6 426 3 129 318 2 194

.
K 1 022 400 622 280 9 150
ps
L 9 435 5 727 3 708 1 258 115 1 410
l.b
M, N 5 059 1 607 3 452 1 483 303 1 396
P 12 045 6 691 5 354 2 493 309 422
se

Q 4 332 2 591 1 741 274 205 478


R, S 20 431 8 191 12 240 4 276 1 127 4 253
al

Jumlah 461 762 119 934 341 828 169 650 46 333 135 755
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 95
Lampiran

Lampiran 21.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kendala Perusahaan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

Jenis Kendala Perusahaan

Bahan Peraturan
Lapangan Usaha Bakar Minyak dan Birokra- Pungutan Adanya
Infrastruktur Tenaga Kerja Lainnya
(BBM) dan si Pemer- Liar Pesaing
Energi intah
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
B, D, E 776 1 946 376 1 460 159 1 409 522
C 1 382 2 577 1 973 521 378 18 901 4 372
F 31 207 343 155 79 3 204 333
G 3 809 11 596 3 458 2 266 4 093 109 583 5 831

.id
H 2 161 1 495 148 687 736 10 093 1 436
I 2 592 2 044 1 400 739 920 37 754 1 925

go
J 34 363 91 23 29 4 347 316
K 0 16 94 15 15 250 114

.
L 20 157 22
ps 25 26 2 081 297
M, N 36 219 186 104 47 2 293 162
l.b

P 53 1 458 1 291 525 8 1 350 1 048


Q 63 260 117 205 0 893 198
se

R, S 141 601 517 218 178 7 659 824


al

Jumlah 11 098 22 939 10 016 6 943 6 668 199 817 17 378


//k
s:
tp
ht

96 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 22.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Komposisi Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Awal Pendirian

Pinjaman Lembaga
Keuangan Non-Bank Pinjaman Perorangan,
Lapangan Usaha Milik Sendiri Pinjaman Bank
(Koperasi, Modal Keluarga, dan Lainnya
Ventura)

≤50% >50% ≤50% >50% ≤50% >50% <10% 10-50%


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
B, D, E 874 7 053 6 429 25 6 367 64 5 769 445
C 3 004 55 500 46 415 566 46 548 127 44 203 1 656
F 193 7 306 5 836 35 5 810 33 5 704 108

.id
G 15 314 206 564 173 589 3 258 174 913 564 165 354 7 405

go
H 2 101 16 446 14 217 450 14 290 398 13 422 710
I 3 726 78 899 64 786 877 65 254 225 63 040 1 511

.
J 560 8 619 7 057
ps 88 7 048 29 6 719 160
K 202 714 711 5 570 141 668 13
l.b
L 451 8 961 7 582 174 7 691 0 7 500 158
M, N 460 4 500 3 810 82 3 856 34 3 601 263
se

P 1 122 9 299 7 775 0 7 675 171 6 856 97


Q 97 4 042 3 214 18 3 232 0 3 171 9
al

R, S 792 19 448 15 679 277 15 803 31 15 354 330


//k

Jumlah 28 896 427 351 357 100 5 855 359 057 1 817 341 361 12 865
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 97
Lampiran

Lampiran 22.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Komposisi Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

Saat Pencacahan

Pinjaman Lembaga
Keuangan Non-Bank Pinjaman Perorangan,
Lapangan Usaha Milik Sendiri Pinjaman Bank
(Koperasi, Modal Keluarga, dan Lainnya
Ventura)

≤50% >50% ≤50% >50% ≤50% >50% <10% 10-50%


(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
B, D, E 577 7 357 6 462 17 6 424 27 6 029 247
C 2 163 56 502 46 480 454 46 524 89 45 190 984
F 130 7 388 5 847 18 5 804 33 5 778 71

.id
G 10 486 212 109 175 063 2 581 174 988 345 170 505 3 269

go
H 971 17 700 14 644 121 14 499 90 14 056 96
I 1 982 80 861 65 138 757 65 360 79 64 619 483

.
J 325 8 859 7 103 53 7 032 21 6 929 82
ps
K 176 746 731 0 607 104 669 24
l.b
L 177 9 235 7 670 89 7 698 0 7 645 38
M, N 223 4 753 3 832 60 3 850 35 3 809 52
se

P 988 9 447 7 748 7 7 682 164 6 993 58


Q 52 4 087 3 227 6 3 232 0 3 192 9
al

R, S 439 19 882 15 727 202 15 829 0 15 671 124


//k

Jumlah 18 689 438 926 359 672 4 365 359 529 987 351 085 5 537
s:
tp
ht

98 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 23.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Komposisi Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Awal Pendirian

Pinjaman Lembaga
Keuangan Non-Bank Pinjaman Perorangan,
Kabupaten/Kota Milik Sendiri Pinjaman Bank
(Koperasi, Modal Keluarga, dan Lainnya
Ventura)

≤50% >50% ≤50% >50% ≤50% >50% <10% 10-50%


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
[01] TANAH LAUT 2 762 32 156 24 388 264 24 196 241 22 437 1 339
[02] KOTA BARU 2 785 25 289 20 011 786 20 357 142 19 086 1 211
[03] BANJAR

.id
4 241 59 480 48 325 658 48 497 315 46 005 1 361
[04] BARITO KUALA 2 489 27 164 24 484 427 24 356 218 22 435 1 329

go
[05] TAPIN 888 17 631 12 602 126 12 626 34 11 913 828
[06] HULU SUNGAI
1 779 26 124 22 122 277 22 342 109 20 808 918

.
SELATAN
ps
[07] HULU SUNGAI
1 366 30 490 28 077 206 28 129 28 27 200 632
TENGAH
l.b

[08] HULU SUNGAI


3 043 39 878 33 021 496 33 262 157 31 179 2 040
se

UTARA
[09] TABALONG 882 23 785 21 894 535 22 342 30 22 047 183
al

[10] TANAH BUMBU 2 942 27 780 20 679 741 20 805 245 19 352 1 235
//k

[11] BALANGAN 743 11 009 9 785 239 9 903 60 9 536 175


[71] BANJARMASIN 3 308 82 387 70 388 619 70 611 127 68 646 999
s:

[72] BANJAR BARU 1 668 24 178 21 324 481 21 631 111 20 717 615
[XX] KALIMANTAN
tp

28 896 427 351 357 100 5 855 359 057 1 817 341 361 12 865
SELATAN
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 99
Lampiran

Lampiran 23.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Komposisi Permodalan
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan (Lanjutan)

Saat Pencacahan

Pinjaman Lembaga
Keuangan Non-Bank Pinjaman Perorangan,
Kabupaten/Kota Milik Sendiri Pinjaman Bank
(Koperasi, Modal Keluarga, dan Lainnya
Ventura)

≤50% >50% ≤50% >50% ≤50% >50% <10% 10-50%


(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
[01] TANAH LAUT 1 310 33 587 24 242 385 24 250 144 23 685 383
[02] KOTA BARU 1 927 26 253 19 998 736 20 527 46 19 624 504
[03] BANJAR

.id
3 268 60 852 48 813 580 48 635 162 47 382 703
[04] BARITO KUALA 1 568 28 214 24 872 237 24 351 182 23 337 664

go
[05] TAPIN 496 18 028 12 616 100 12 639 5 12 382 114
[06] HULU SUNGAI
865 27 194 22 297 188 22 264 52 21 850 181

.
SELATAN
ps
[07] HULU SUNGAI
822 31 068 28 061 268 28 121 36 27 723 294
TENGAH
l.b

[08] HULU SUNGAI


1 705 41 306 33 417 220 33 224 93 32 319 1 017
se

UTARA
[09] TABALONG 538 24 183 22 036 319 22 353 0 22 201 112
al

[10] TANAH BUMBU 1 672 29 182 20 897 490 20 966 108 20 209 423
//k

[11] BALANGAN 615 11 194 9 820 180 9 932 31 9 649 152


[71] BANJARMASIN 2 521 83 347 70 957 271 70 604 82 69 578 639
s:

[72] BANJAR BARU 1 382 24 518 21 646 391 21 663 46 21 146 351
[XX] KALIMANTAN
tp

18 689 438 926 359 672 4 365 359 529 987 351 085 5 537
SELATAN
ht

100 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran

Lampiran 24.
Banyaknya UMK Menurut Lapangan Usaha dan Prospek Usaha
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tidak Dapat
Lapangan Usaha Lebih Baik Sama Baik Sama Buruk Lebih Buruk Jumlah
Dibandingkan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


B, D, E 1 220 2 125 464 1 814 2 328 7 951
C 18 271 22 069 3 277 2 928 12 351 58 896
F 2 169 2 536 587 538 1 711 7 541
G 76 213 75 803 12 537 12 237 46 943 223 733
H 4 690 5 277 1 906 2 894 4 051 18 818
I 28 088 30 072 3 931 4 348 16 854 83 293
J 3 347 3 021 452 576 1 810 9 206

.id
K 583 242 5 53 139 1 022

go
L 2 544 4 225 399 465 1 802 9 435
M, N 1 987 1 541 245 309 977 5 059

.
P 5 009 4 550 287
ps 212 1 987 12 045
Q 1 570 1 516 122 210 914 4 332
R, S 6 260 7 251 1 348 1 465 4 107 20 431
l.b

Jumlah 151 951 160 228 25 560 28 049 95 974 461 762
se
al
//k
s:
tp
ht

Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 101
Lampiran

Lampiran 25.
Banyaknya UMK Menurut Wilayah dan Prospek Usaha
di Kalimantan Selatan Hasil SE2016-Lanjutan

Tidak Dapat
Kabupaten/Kota Lebih Baik Sama Baik Sama Buruk Lebih Buruk Jumlah
Dibandingkan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


[01] TANAH LAUT 7 360 7 877 1 459 2 921 15 532 35 149
[02] KOTA BARU 14 773 9 885 803 905 2 109 28 475
[03] BANJAR 22 775 19 351 4 524 4 078 13 875 64 603
[04] BARITO KUALA 9 532 11 827 1 713 1 338 5 546 29 956
[05] TAPIN 4 982 7 143 344 973 5 124 18 566
[06] HULU SUNGAI
6 022 14 835 3 548 2 814 1 204 28 423
SELATAN

.id
[07] HULU SUNGAI
13 187 14 308 813 836 2 805 31 949
TENGAH

go
[08] HULU SUNGAI
13 554 17 192 1 973 1 840 8 627 43 186
UTARA

.
[09] TABALONG 4 988 12 919 2 768 1 774 2 788 25 237
ps
[10] TANAH BUMBU 10 565 9 028 2 499 3 106 6 131 31 329
l.b
[11] BALANGAN 4 018 6 614 541 352 364 11 889
[71] BANJARMASIN 24 942 22 865 3 890 6 353 28 752 86 802
se

[72] BANJAR BARU 15 253 6 384 685 759 3 117 26 198


[XX] KALIMANTAN
al

151 951 160 228 25 560 28 049 95 974 461 762


SELATAN
//k
s:
tp
ht

102 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
ht
tp
s:
//k
al
se
l.b
ps
.go
.id

Anda mungkin juga menyukai