tp
s:
//l
am
pu
ng
.b
ps.
go
.id
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.b
ps.
go
. id
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan
Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil Provinsi
Lampung
ISBN : 978-602-7746-19-0
No. Publikasi: 18000.1901
Katalog: 9102062.18
o.id
Naskah:
.g
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Lampung
ps
b
g.
Penyunting:
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Lampung
n
pu
am
Penerbit:
tp
Pencetak/Printed by:
CV. JAYA WIJAYA
Sumber Ilustrasi:
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Lampung
Pengarah
Yeane Irmaningrum S
Penanggung Jawab
id
Nurul Andriana
o.
Editor
.g
Yosep
s
bp
Penulis dan Pengolah Data
.
ng
Wike Yulia
Yeni Agustiawati
pu
Hardiyanti
am
Mega Astuti
Andrawina Susanto
//l
Yosep
s:
Desain Cover
tp
Oki Heryanto
ht
Foto
Oki Heryanto
Rizal Herwin Wibowo
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Kata Pengantar
P
ada tahun 2016, BPS telah melaksanakan
kegiatan pendataan lengkap atau listing
Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016). Untuk
memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai
aktivitas Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha
Menengah Besar (UMB), pada tahun 2017 dilakukan
SE2016 Lanjutan.
id
Hasil pendataan SE2016 Lanjutan dapat digunakan
o.
sebagai dasar untuk analisis dan perumusan
.g
kebijakan diantaranya untuk mengukur kinerja
Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan memberikan
s
bp
gambaran karakteristik/kualitas sumber daya
manusia, kondisi aksesibilitas permodalan, prospek
.
ng
usaha, dan kinerja keuangannya.
Publikasi Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro
pu
memperoleh gambaran dan informasi potensi Usaha Mikro Kecil Lampung berdasarkan
lapangan usaha. Informasi ini sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam mengevaluasi
//l
ini. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pemerintah untuk
tp
membantu pengembangan UMK baik melalui pembinaan maupun penyusunan regulasi yang
mampu melindungi dan meningkatkan kinerja UMK. Dengan demikian, peran UMK dalam
ht
kegiatan ekonomi lokal semakin kuat. Lapangan pekerjaan pun makin meningkat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam menyukseskan SE2016 Lanjutan hingga penyusunan
publikasi ini dapat terlaksana. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat kepada segenap
penggunanya.
Yeane Irmaningrum S
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil v
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Daftar Isi
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Pendahuluan 1
Bab 1 3
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
id
o.
• UMK sebagai Penggerak Roda Perekonomian 6
• UMK sebagai Penyerap Tenaga Kerja Terbanyak 9
.g
• UMK di Era Globalisasi 10
s
. bp Bab 2 13
ng
Bab 3 23
s:
Bab 4 33
Kinerja Usaha UMK
• Kondisi Laba UMK 2016 38
• Hubungan Kemitraan dengan Kondisi Perolehan Laba 40
• Hubungan Penggunaan Komputer dengan Kondisi Perolehan Laba 40
• Hubungan Penggunaan Internet dengan Kondisi Perolehan Laba 41
• Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Perolehan Laba UMK 41
Bab 5 45
Prospek Usaha UMK
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil vii
Bab 6 55
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
• Ukuran Efisiensi 58
• Tingkat Efisiensi Industri Mikro Kecil 60
id
o.
Bab 7 69
.g
Intisari dan Strategi
s
• Intisari 71
. bp • Strategi 73
ng
Daftar Pustaka 75
pu
Lampiran 76
am
//l
s:
tp
ht
viii Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Pendahuluan
id
telah berkontribusi terhadap dunia kerja. Usaha industri Kecil dan
o.
Menegah (UMKM) dan bisnis swasta daerah yang disebut sebagai
.g
Township and Village Enterprises (TVEs) berkontribusi dalam
s
menopang kekuatan ekspor negara itu (Chinadaily,2017).
bp
Seperti halnya pengembangan UMKM di China, UMK mempunyai
.
ng
modal yang relatif kecil. Oleh sebab itu aktivitas UMK merupakan
s:
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 1
Pe dahuluan
Potensi Ekonomi Lokal untuk Pemerataan Pembangunan
Hanya sekitar 5 persen UMK yang menjalin bergerak, 33 persen berbentuk piutang,
kemitraan dengan perusahaan lain. sementara hanya 22 persen yang berbentuk
aset tetap seperti tanah atau bangunan.
Meskipun mempunyai beberapa padahal, lembaga keuangan di Indonesia
keunggulan, UMK juga mempunyai banyak dalam menyalurkan kredit, 73 persen
keterbatasan sehingga usaha ini tidak mensyaratkan harus ada jaminan dalam
mampu untuk berkembang. Keterbatasan- bentuk aset tetap, seperti diungkapkan
keterbatasan tersebut diantaranya oleh Deputi Akses Permodalan Badan
minimnya akses perbankan; kemampuan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo.
dan pengetahuan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang masih rendah; dikelola Sebagai salah satu alternatif solusi
id
dengan cara yang sederhana; penggunaan permodalan, keterlibatan Perusahaan
o.
teknologi yang terbatas; dan belum mampu Financial Technology (FinTech) perlu
mengimbangi perubahan selera konsumen ditingkatkan karena dapat memberikan
.g
khususnya yang berorientasi ekspor. dampak postif kepada pelaku UMKM, salah
s
Untuk melihat potensi dan kinerja UMK
saat ini, serta untuk melihat prospeknya di
. bp
satunya fasilitas untuk mengurangi biaya
transaksi. Seperti dijelaskan oleh Menteri
ng
masa mendatang, perlu melakukan analisis Keuangan, Sri Mulyani, yang menyatakan
kinerja UMK. Hal ini juga bersesuaian bahwa perusahaan FinTech di Indonesia
pu
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor yang mayoritas didirikan oleh anak muda
am
dan Usaha Menengah dilakukan melalui pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) di
s:
yang dihadapi, maka akan memberikan juga memegang peranan penting bagi
sumbangsih dalam penyusunan regulasi ekonomi Indonesia khususnya ekonomi
atau kebijakan yang mampu melindungi Lampung agar UKM dapat bertumbuh
dan meningkatkan kinerja UMK. lebih cepat. Hal ini selaras dengan upaya
pencapaian Visi 2020 “The Digital Energy of
Demikian, pemerintah telah berupaya Asia” dengan target transaksi digital secara
memberdayakan sektor riil khusus UMKM nasional dapat mencapai 130 miliar dollar
melalui Bank Indonesia dengan menerbitkan AS. Ini juga didukung program ekonomi
Peraturan BI No.17/12/PBI/2015 yang kerakyatan dan pencapaian target 8 juta
mewajibkan bank umum wajib mencapai UMKM. Hasil kajian Bank Dunia dengan
rasio kredit UMKM dari total kredit yang meningkatkan keterlibatan UKM secara
disalurkan minimal sebesar 20 persen. digital dapat menambah pertumbuhan
Namun, berdasarkan hasil survei ekonomi tahunan indonesia sebesar 2
International Financial Corporation (IFC) persen. Demikian kinerja ekonomi digital
World Bank 2015, dikatakan bahwa total diharapkan memberi dorongan yang sama
aset keseluruhan yang dimiliki UMKM di bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia 45 persennya berbentuk barang Lampung.
2 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
id.
go
s.
p
.b
ng
pu
am
//l
s:
tp
ht
UMK SEBAGAI
MOTOR PENGGERAK
PERTUMBUHAN
EKONOMI
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
UMK sebagai Motor
Penggerak Pertumbuhan
Ekonomi Energi Nasional
id
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
o.
Pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan
.g
bangsa diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.
s
Masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan, dan pemerintah
bp
berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi, serta
.
ng
menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang.
pu
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 5
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
id
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha Menengah adalah usaha dengan
o.
Usaha, dan masyarakat secara menyeluruh, kekayaan bersih antara Rp500 juta hingga
sinergis, dan berkesinambungan. Rp10 miliar tidak termasuk tanah dan
.g
bangunan tempat usaha serta memiliki
s
A. UMK sebagai Penggerak Roda bp
hasil penjualan tahunan antara Rp2,5 miliar
Perekonomian Pengguna Lahan hingga Rp50 miliar.
.
ng
UMK merupakan suatu usaha yang mampu Selain modal yang relatif kecil, keunggulan
pu
dijalani oleh siapa saja. Mengapa demikian? UMK lainnya adalah mampu berdiri kokoh
Karena usaha ini mampu bergerak dengan
am
Undang-Undang no. 20 Tahun 2008 pasal Studies) dalam artikel “Dampak Kenaikan
s:
6 tentang Kriteria UMKM, ada 3 kriteria Harga BBM pada sektor UKM di Indonesia”
usaha yaitu Usaha Mikro, Usaha Kecil dan (Meryana, 2012), ada 3 keunggulan UMK,
tp
memiliki ketentuan keuangan yang barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan
Gambar 1.1
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung, 2014-2018
6 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
kebutuhan masyarakat. Kedua, UMK tidak dan wirausaha dalam mencapai aspek
mengandalkan bahan baku impor dan lebih ekonomi pembangunan berkelanjutan.
memanfaatkan sumber daya lokal, baik dari Pemerintah Indonesia menilai UKM dan
sisi sumber daya manusia, modal, bahan kewirausahaan berkontribusi besar untuk
baku maupun peralatannya. penciptaan lapangan kerja
Ketiga, umumnya UMK dan pasar tenaga kerja
menggunakan modal sendiri di setiap lini ekonomi.
“Jumlah UMK
atau tidak ditanggung UKM dan kewirausahaan
mencapai 770
pinjaman dari bank. Sehingga juga tidak dibatasi oleh
ribu usaha atau
UMK tidak terlalu merasakan tantangan area geografis
mencapai 99,17
pengaruh krisis global akibat sehingga para pelaku
persen dari
id
penurunan nilai tukar rupiah. usaha di seluruh pelosok
total usaha di
o.
Indonesia dapat menggeluti
Lampung”
Rencana Pembangunan bidang tersebut. UKM dan
.g
Jangka Menengah Nasional kewirausahaan juga menjadi
s
(RPJMN) 2015-2019 telah
menetapkan lima
bp kunci inovasi bisnis, berbeda
kebijakan untuk dari perusahaan besar yang pilihan produksi
.
ng
mendorong penguatan pengelolaan UKM dan teknologinya sangat ketat.
dan kewirausahaan. Pertama, meningkatkan
pu
bisnis. Kedua, meningkatkan nilai tambah tahunnya, dari pertumbuhan 5,08 persen
s:
produk dan jangkauan pemasaran melalui pada tahun 2014 hingga 5,25 persen di
penggunaan teknologi, standar kualitas tahun 2018 (c-to-c). Meskipun 30 persen
tp
dan sertifikasi produk, serta perbaikan dari nilai tambah yang dihasilkan masih
ht
promosi, pemasaran, dan fasilitas kerja. dimiliki oleh lapangan usaha pertanian,
Ketiga, meningkatkan akses keuangan bukan berarti pertumbuhan 5 persen
melalui provisi Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang dicapai bersumber dari kategori
dana bergulir, juga institusi keuangan tersebut. Terjadi perubahan komposisi
non bank dan layanan keuangan syariah. sumber pertumbuhan dalam 2 tahun
Keempat, memperbaiki skala bisnis dengan terakhir. Kategori pertanian menjadi
promosi kerja sama dan pengembangan sumber pertumbuhan terbesar terakhir
kluster bisnis. Kelima, memperbaiki iklim pada tahun 2016. Sedangkan sumber
bisnis dengan penyederhanaan lisensi dan pertumbuhan tahun 2018 terbesar dicapai
prosedur bisnis. kategori industri pengolahan dan kategori
perdagangan yaitu sebesar 1,63 persen dan
Menurut Kepala Bappenas, Bambang 0,82 persen. Kedua lapangan usaha tersebut
Brodjonegoro dalam artikel “Kepala beserta kategori akomodasi makan minum
Bappenas: UKM Penting untuk merupakan lapangan usaha terbanyak
Pembangunan Berkelanjutan” (Akhdi Martin yang digeluti masyarakat Lampung dalam
Pratama, 2018), menyatakan pentingnya menjalankan usahanya khusus mikro dan
peran usaha kecil dan menengah (UKM) kecil.
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 7
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
id
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016- pergerakan ekonomi di Provinsi Lampung.
Dari 15 kabupaten/kota, jumlah UMK di
o.
Lanjutan
.g
Tabel 1.1
s
Persentase UMK Menurut Sektor Dominan dan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2017
Provinsi Lampung, 2017
. bp
ng
UMK di setiap UMK Menurut UMK Menurut Menurut Sektor UMK Menurut
Kabupaten/ Kabupaten/ Sektor Perda- Akomodasi Sektor Industri
am
8 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
Kota Bandar Lampung mencapai 14,90 lapangan usaha pertanian. Penduduk yang
persen. Sedangkan posisi kedua dan ketiga bekerja di kategori perdagangan tidak
diperoleh Kabupaten Lampung Tengah dan sampai 20 persen. Sedangkan penduduk
Kabupaten Lampung Timur yaitu masing- yang bekerja pada kategori lainnya tidak
masing sebesar 14,85 persen dan 14,37 sampai 5 persen kecuali pekerja industri dan
persen. Jumlah UMK terkecil berada di konstruksi yang masing-masing mencapai 9
Kabupaten Pesisir Barat yaitu sebesar 1,37 persen dan 6 persen.
persen.
Berdasarkan data Sakernas 2018,
Jika dilihat dari lapangan usahanya, kegiatan pengangguran di Provinsi Lampung
usaha Perdagangan merupakan usaha yang mencapai 4,06 persen, terbanyak pada
id
paling banyak diminati masyarakat dalam lulusan SMA yang mencapai lebih dari 33,48
Usaha Mikro Kecil. Hasil SE2016-Lanjutan persen. Tingginya kontribusi lulusan SMA
o.
diketahui bahwa 57,54 persen UMK di terhadap jumlah pengangguran di Provinsi
.g
Lampung bergerak pada sektor Perdagangan Lampung, salah satu disebabkan rendahnya
s
Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan keahlian soft skill lulusan SMA khususnya
Mobil dan Sepeda Motor. Bahkan 6 dari 15
. bp
di SMA yang kualitas pendidikannya
ng
kabupaten/kota di Lampung memiliki UMK belum teruji. Sedangkan mereka yang
sektor perdagangan lebih dari 60 persen. berpendidikan rendah cenderung mau
pu
makan minum dan industri pengolahan, kerja dengan tingkat pendidikan menengah
yaitu masing-masing 12,25 persen dan akan menjadi aksi yang sangat strategis
s:
11,52 persen dari seluruh UMK di Lampung. agar mereka mampu menciptakan usaha
tp
UMK kategori Akomodasi Makan Minum sendiri. UMK merupakan salah satu wadah
ht
terbanyak terdapat di Kota Bandar Lampung yang paling tepat untuk menampung
yaitu sekitar 20 ribu usaha (24 persen) para tenaga kerja yang tidak memiliki skill
sedangkan Kabupaten Lampung Timur tinggi. Data SE2016-Lanjutan memberikan
memiliki UMK sektor industri pengolahan informasi bahwa UMK telah menyerap
terbanyak di Lampung yaitu sekitar 18 ribu hampir 1,6 juta tenaga kerja, atau sekitar
usaha atau sekitar 20 persen dari seluruh 87 persen tenaga kerja di Lampung. Pada
UMK sektor industri. umumnya, penyerapan tenaga kerja dari
UMK di tingkat nasional dan pada negara-
B. UMK sebagai Penyerap Tenaga negara berkembang di Asia cukup besar
Kerja Terbanyak mencapai sekitar 50 hingga 80 persen
(Tambunan, 2011).
Distribusi PDRB Provinsi Lampung masih
didominasi oleh kategori pertanian. Tak Penyerapan tenaga kerja UMK di Provinsi
heran jika penduduk yang bekerja lebih Lampung lebih banyak terjadi pada
banyak di bidang pertanian. Berdasarkan lapangan usaha perdagangan yaitu
hasil Survei Angkatan Kerja Nasional mencapai 47,62 persen, sejalan dengan
(Sakernas) tahun 2017-2018, sekitar 40 banyaknya UMK sektor Perdagangan.
persen penduduk Lampung bekerja di Sektor ini akan berkembang seiring
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 9
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
id
tidak dapat dipandang sebelah mata.
o.
Bahkan di kabupaten Pesawaran, proporsi
.g
wanita yang mengusahakan UMK hampir
s
mencapai 46 persen.
. bp
ng
peningkatan pendapatan masyarakat dan Seperti yang kita ketahui, era globalisasi
am
jumlah penduduk. Peningkatan daya beli dimulai pada akhir abad 20 hingga awal
//l
masyarakat akan mendorong pertumbuhan abad 21. Tidak ada satu negara di dunia
yang mampu menahan laju pergerakan
s:
tumbuh. Selain itu, Sektor Perdagangan negara harus mampu bertahan dalam
ht
termasuk sektor yang mudah diusahakan arus globalisasi. Dalam persaingan di era
karena dapat dilakukan dengan modal yang globalisasi, kita dituntut untuk menciptakan
relatif kecil, sederhana, tidak memerlukan produk yang menunjukkan kualitas dan
keahlian khusus dan dapat dilakukan kreativitas tinggi agar dapat bersaing di
dalam skala usaha rumahan. Berpijak dari pasar global. Persaingan semakin ketat,
pendapat tersebut, usaha pada Sektor dan pasar di dalam maupun luar negeri
Perdagangan paling banyak dilakukan oleh juga semakin terbuka, dukungan terhadap
pelaku usaha yang baru memulai usaha. usaha atau industri lokal harus diberikan
secara maksimal.
Kategori Industri Pengolahan menjadi
penyerap tenaga kerja UMK tertinggi kedua Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi
di Lampung, yaitu mencapai 12,98 persen. Lampung Dinas Koperasi, Usaha Kecil
Diikuti kategori Pendidikan dan Akomodasi dan Menengah di tahun 2017, jumlah
Makan dan Minum yaitu mencapai masing- UMKM per 31 Desember 2017 sebanyak
masing 12,26 persen dan 10,59 persen. 99.307 unit, secara kuantitas mengalami
Untuk lapangan usaha lainnya tidak ada peningkatan sebesar 4.149 unit. Namun
yang mampu menyerap tenaga kerja lebih rasio kewirausahaan baru mencapai 1,92
10 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
UMK sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Energi
Nasional
persen dari total penduduk Lampung, masih Lampung mampu bersaing pada tingkat
berada dibawah standar internasional yaitu domestik maupun global. Pada akhirnya
2 persen, padahal perdagangan menjadi UMKM mampu menjadi penyangga bagi
salah satu penggerak perekonomian di perekonomian sekaligus meningkatkan
Lampung dengan kontribusi sebesar 11,42 kesejahteraan masyarakat.
persen.
id
yang baru diterapkan di beberapa daerah,
dan akan segera dapat diterapkan juga di
o.
Lampung. Program ini dibuat agar kuantitas
.g
dan kualitas produk yang dihasilkan UKM
s
semakin meningkat. . bp
ng
Tidak hanya itu, berbagai pelatihan dan
program seperti Gerakan Kewirausahaan
pu
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 11
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
2
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
USAHA UMK
.b
ps.
go
. id
POTRET PELAKU
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Potret Pelaku Usaha UMK
id
mengalami perlambatan pertumbuhan usaha yaitu: permodalan,
o.
sumber daya manusia (SDM), dan kemampuan menembus pasar.
.g
Berdasarkan datanya, hingga akhir 2018 jumlah usaha mikro
s
sebanyak 58,91 juta unit, usaha kecil 59.260 unit dan usaha besar
bp
4.987 unit. Namun begitu yang sudah go digital baru 5% saja, relatif
tertinggal dibanding dengan Amerika yang sudah 90 persen,” ujar
.
ng
Yudi.
pu
yang dihasilkan UMKM. Hal Ini berbeda dengan kondisi usaha skala
besar yang justru bertumbangan saat krisis terjadi. UMKM malah
bisa tetap mampu bergerak dan menyerap tenaga kerja meski
jumlahnya terbatas. “Seperti itu pulalah yang terjadi di Jepang pasca
luluh lantak oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang
mengawali kebangkitannya dengan memperkuat sektor riil yang
digerakkan oleh usaha kecil dan menengah,” tambah Rohmad. Ketua
Dewan Direktur CIDES (Center for Information and Development
Studies) Rohmad Hadiwijoyo 2012. Pelaku usaha UMKM umumnya
memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu untuk sumber daya
manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian
besar kebutuhan UMKM tidak mengandalkan barang impor. Bisnis
UMKM tidak ditopang dana pinjaman dari bank, sehingga walaupun
lambat berkembang tetapi mampu bertahan dengan mengandalkan
dana sendiri.
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 15
Potret Pelaku Usaha UMK
id
pengembangan kewirausahaan, penataan disebabkan karena kemampuan daya
kurikulum kewirausahaan di lembaga beli masyarakat Lampung yang sangat
o.
pendidikan formal, serta perluasan besar dan cenderung konsumtif, sehingga
.g
dukungan khususnya bagi wirausaha sektor perdagangan bisa tumbuh subur di
s
berbasis teknologi (technopreneurs); dan Provinsi Lampung. Sektor perdagangan
peningkatan akses ke pelatihan dan layanan
. bp
juga merupakan sektor ketiga yang
ng
usaha terpadu. memberikan kontribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB Provinsi Lampung
pu
Menghadapi persaingan di abad ke-21, tahun 2016, tercatat 11,02 persen. Setelah
UMK dituntut melakukan restrukturisasi perdagangan, sektor penyediaan dan
am
konsumen yang makin beragam, spesifik, sektor yang turut mendominasi UMK
produk yang berkualitas tinggi dan harga Provinsi Lampung, tercatat 12,25 persen.
s:
besar, mutlak perlu dilakukan dalam Persentase UMK Non Pertanian Menurut
rangka mewujudkan pengembangan dan Kategori, 2016
pemberdayaan UMKM.
16 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Potret Pelaku Usaha UMK
id
sebesar 14,62 persen. Sementara itu,
Kota Bandar Lampung sebagai ibukota
o.
provinsi, menempati posisi ketiga dengan
.g
persentase sebesar 11,64 persen. Hal ini
s
bisa disebabkan karena di Kota Bandar
bp
Lampung lebih banyak UMB dibandingkan Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
.
ng
UMK.
Selain Kota Bandar Lampung, usaha mikro
pu
Dari jumlah UMK yang ada di Provinsi juga banyak disumbang oleh Kabupaten
Lampung, Usaha Mikro mendominasi Lampung Tengah dengan persentase
am
sebesar 91,17 persen sedangkan sisanya sebesar 14,76 persen dari total usaha mikro
//l
sebesar 8,83 persen merupakan usaha di Lampung. Sama halnya dengan Kota
kecil. Dari persentase usaha mikro tersebut, Bandar Lampung, usaha mikro di Lampung
s:
perdagangan; 12,62 persen ada di sektor dengan persentase sebesar 58,17 persen.
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 17
Potret Pelaku Usaha UMK
kredit apabila UMK tersebut telah memiliki dan yang memiliki ijin khusus tersebut
badan usaha . tidak memiliki laporan keuangan, tercatat
sebesar 96,28 persen.
Masih banyaknya UMK yang tidak berbadan
hukum bisa diakibatkan karena para pelaku Kota Bandar Lampung merupakan wilayah
usaha belum atau tidak mendaftarkan yang memiliki persentase UMK tidak
usahanya itu untuk menghindari pajak berbadan hukum terbesar, disusul oleh
karena seperti yang kita ketahui apabila Kabupaten Lampung Tengah, Lampung
suatu usaha sudah memiliki badan hukum Timur, dan Lampung Selatan. Adapun
maka memiliki kewajiban untuk membayar persentase tersebut terhadap total UMK
pajak usaha. Selain itu, masih sulitnya tidak berbadan hukum di Lampung yakni
id
perijinan dan birokrasi dalam pengurusan 15,25 persen untuk Kota Bandar Lampung;
o.
badan usaha. 14,72 persen untuk Lampung Tengah;
14,46 persen untuk Lampung Timur; dan
.g
Dari keseluruhan UMK yang tidak berbadan 10,70 persen untuk Lampung Tengah.
s
hukum tersebut, sebanyak 59,11 persen
merupakan UMK yang bergerak di sekor
. bp
Kedepannya perlu adanya sosialisasi
pentingnya suatu usaha untuk memiliki
ng
perdagangan. Sama halnya dengan UMK payung hukum karena untuk kemudahan
yang tidak berbadan hukum, UMK yang mengakses kredit guna peningkatan usaha,
pu
Gambar 2.3
ht
18 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Potret Pelaku Usaha UMK
Salah satu tantangan utama yang dihadapi di lembaga keuangan formal dan hanya
oleh UMKM, termasuk perempuan pelaku 8,15 persen yang menerima pinjaman dari
usaha mikro dan kecil adalah rendahnya lembaga keuangan.
akses keuangan, sebagaimana dibahas
dalam studi World Bank Lebih dari separuh jumlah
tentang “Improving Access to UMK di Lampung dikelola
Finance in Indonesia” (2011). oleh laki-laki, tercatat 59,09
“Sektor
persen dan sisanya sebesar
perdagangan
Perempuan pelaku usaha 40,91 persen dikelola oleh
mendominasi
mempunyai kecenderungan perempuan. Hampir di
jumlah UMK
yang rendah untuk mencari setiap sektor, pengelola
Provinsi Lampung
id
dana eksternal karena banyak usaha adalah laki-laki kecuali
tercatat 57,54
o.
dari mereka yang beroperasi di sektor akomodasi dan
persen”
pada sektor-sektor yang penyediaan makan minum
.g
membutuhkan intensitas serta sektor jasa kesehatan
s
modal rendah dan pada skala
bp dan kegiatan sosial, dengan
yang lebih rendah (OECD, 2014). Selain itu, persentase perempuan masing-masing
.
ng
perempuan dianggap kurang berpendidikan sebesar 58,37 persen dan 65,98 persen.
dibanding laki-laki dan mempunyai literasi
pu
usaha juga cenderung mempunyai akses terbesar ada di Kabupaten Pesisir Barat,
jasa bank yang lebih rendah dibanding yakni 70,98 persen. Sedangkan persentase
//l
laki-laki seperti rekening giro dan rekening pengelola usaha perempuan terbesar
s:
Gambar 2.4
Persentase Pengusaha UMK Non Pertanian Menurut Jenis
Kelamin, 2016
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 19
Potret Pelaku Usaha UMK
id
o.
Berdasarkan hasil SE2016, rata-rata
pengelola usaha UMK di Provinsi Lampung
.g
berada di rentang umur 35-44 tahun (35,74
s
persen), rentang 45-54 tahun sebesar
28,09 persen, dan 55 tahun ke atas sebesar
. bp
ng
17,56 persen. Persentase laki-laki untuk Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
tiap rentang umur tersebut rata-rata diatas
C. Mayoritas pengusaha UMK di
pu
umur 35-44 tahun sebesar 37,58 persen, sumber daya manusia yang terdidik
rentang umur 45-54 tahun sebesar 27,08
tp
17,56 persen, rentang umur 55 tahun ke Pendidikan menjadi sebuah tolok ukur
atas sebesar 16,15 persen dan rentang suatu daerah dalam menciptakan Sumber
umur kurang dari 24 tahun sebesar 1,63 Daya Manusia (SDM) yang mampu
persen. Persentase pengusaha UMK untuk bersaing secara global. Karena itu, tidaklah
kelompok umur 35-44 tahun terbesar ada mengherankan hampir semua negara
di Kabupaten Pesisir Barat sebesar 41,08 menempatkan pembangunan pendidikan
persen, kelompok umur 45-54 tahun sebagai prioritas pembangunan nasional
terbesar ada di Kabupaten Tulang Bawang mereka (Syamsudin, 2009).
Barat yaitu 31,87 persen, kelompok umur
25-34 tahun terbesar ada di Kabupaten Semakin tinggi tingkat pendidikan
Mesuji yaitu 22,68 persen, kelompok seseorang, maka hal itu juga semakin tidak
umur lebih dari 55 tahun terbesar ada di begitu berpengaruh terhadap keinginan
Kota Bandar Lampung yaitu 22,12 persen, dirinya untuk memilih jalan hidup sebagai
dan kelompok umur kurang dari 24 tahun wirausahawan. Rata-rata, justru tingkat
terbesar ada di Kabupaten Tulang Bawang pendidikan yang tidak terlalu tinggi yang
yaitu 2,63 persen. menstimulus seseorang untuk memilih
kariernya menjadi seorang pengusaha.
20 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Potret Pelaku Usaha UMK
id
45,20 persen untuk tingkat pendidikan SMA
o.
dan 15,41 persen untuk tingkat Perguruan
Tinggi. Hal ini sesuai dengan motto Kota
.g
Metro sebagai kota pendidikan di Provinsi
s
. bp
Lampung.
ng
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan Demikian dapat disimpulkan bahwa
Sumber daya manusia merupakan
pu
dengan persentase sebesar 33,71 persen, sebagai alat pembangunan tetapi tujuan
s:
tingkat pendidikan SMP sebesar 25,60 akhir pembangunan” (BPS, Bappenas dan
persen dan tingkat pendidikan SMA sebesar UNDP, 2004)
tp
saja pengusaha UMK di Provinsi Lampung Jika generasi muda tidak dioptimalkan
yang memiliki tingkat pendidikan sampai potensi (window of opportunity) akan
perguruan tinggi. menjadi bencana (window disaster) apabila
kualitas yang dimiliki oleh penduduk
Persentase pendidikan pengusaha UMK kelompok usia produktif tersebut tidak
sampai tingkat SD tertinggi ada di sektor memadai. Potensi tersebut justru dapat
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, menjadi bencana akibat terjadi “ledakan
Limbah dan Daur Ulang yakni 60,03 pengangguran” usia produktif. Setelah
persen. Untuk tingkat pendidikan tertinggi tahun 2030, Indonesia kemudian akan
SMP, persentase terbesar ada di sektor menghadapi peningkatan pesat pada
Transportasi dan Pergudangan yakni 55,71 kelompok penduduk usia lanjut (65+).
persen. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
tertinggi SMA, persentase terbesar ada Pada momen Windows of Opportunity inilah
di sektor Informasi dan Komunikasi yakni keuntungan ekonomis diperoleh. Supply
55,71 persen. Sementara itu, untuk tingkat tenaga kerja yang besar meningkatkan
pendidikan tertinggi Perguruan Tinggi pendapatan per kapita. Penurunan
persentase terbesar ada di sektor Jasa proporsi penduduk usia anak-anak juga
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 21
Potret Pelaku Usaha UMK
bakal mengurangi besarnya biaya investasi 91,83 persen, sedangkan yang sudah
untuk pemenuhan kebutuhannya, karena menggunakan internet dalam menjalankan
dapat dialihkan kegunaannya untuk saving usahanya baru 8,17 persen. Jika dirinci
dan investasi, yaitu berupa tabungan, menurut jenis kelamin terlihat persentase
pendidikan berkualitas, kursus, asuransi laki-laki yang menggunakan internet lebih
kesehatan, asuransi hari tua, saham dan besar dibandingkan dengan perempuan,
pengembangan bisnis lain, dan lain-lain yakni 65,55 persen untuk laki-laki dan 34,45
(human capital investment). Dan peranan persen untuk perempuan.
perempuan dengan jumlah anak sedikit
memungkinkan perempuan memasuki Persentase penggunaan internet dalam
pasar kerja, membantu peningkatan menjalankan usaha terbanyak ada di Kota
id
pendapatan. Selain itu, untuk menjadikan Bandar Lampung sebesar 18,16 persen,
o.
pertumbuhan penduduk usia muda sebagai Kabupaten Lampung Tengah sebesar
window opportunity, penduduk perlu 16,44 persen, dan Kabupaten Lampung
.g
mendapatkan pendidikan yang memadai, Selatan sebesar 12,79 persen. Sementara
s
kualitas pekerja yang lebih ditingkatkan, dan
penyediaan lapangan kerja yang optimal.
. bp
itu Kabupaten Mesuji merupakan daerah
dengan persentase penggunaan internet
ng
Menurut Moertiningsih (2005), fenomena terkecil yakni 1,52 persen, disusul
kependudukan ini akan optimal jika tersedia Kabupaten Pesisir Barat dengan persentase
pu
22 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
id.
go
3
s.
p
.b
ng
pu
am
//l
s:
tp
ht
AKSESIBILITAS
PERMODALAN
UMK
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Aksesibilitas
Permodalan UMK
id
pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan bagi UMKM adalah
salah satu arah pembangunan untuk meningkatkan daya saing UMK.
o.
.g
Demikian, pemerintah berupaya memberdayakan sektor riil khusus
s
UMKM melalui Bank Indonesia dengan menerbitkan Peraturan BI
bp
No.17/12/PBI/2015 yang mewajibkan bank umum wajib mencapai
.
ng
rasio kredit UMKM dari total kredit yang disalurkan minimal sebesar
20 persen.
pu
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 25
Aksesibilitas Permodalan UMK
Sehingga tidak mudah bagi perbankan untuk A. UMKM Minim Akses Perbankan
melakukan penilaian risiko dan kelayakan
pemberian kredit. Para pelaku bisnis Data SE2016-Lanjutan menunjukan bahwa
UMKM juga tidak memiliki jaminan yang mayoritas UMK tidak mempunyai akses
bisa meyakinkan bank untuk menyalurkan terhadap Bank atau Lembaga Keuangan
pinjaman. Non Bank. Informasi ini sangat berguna bagi
pemerintah untuk berupaya meningkatkan
Berdasarkan survei International Financial penyediaan akses modal terhadap UMK.
Corporation (IFC) World Bank 2015, total Gambar 3.1
aset keseluruhan yang dimiliki UMKM Persentase UMK yang Tidak Mempunyai
di Indonesia 45 persennya berbentuk Akses ke Bank dan Lembaga Keuangan Non
Bank menurut Akses Terhadap Permodalan
id
barang bergerak, 33 persen berbentuk
(persen), 2016
o.
piutang, sementara hanya 22 persen yang
berbentuk aset tetap seperti tanah atau
.g
bangunan. Padahal, lembaga keuangan di
s
Indonesia dalam menyalurkan kredit, 73
persen mensyaratkan harus ada jaminan
. bp
ng
dalam bentuk aset tetap, menurut Deputi
Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif
pu
permodalan ini menjadi sangat penting Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
s:
hasil yang menggembirakan. Jika belum, b. Alasan UMK tidak menjadikan Bank dan
faktor-faktor yang mempengaruhi Lembaga Keuangan Non Bank sebagai
rendahnya akses terhadap sumber daya Sumber Pemberi Modal/Usaha
modal perlu diidentifikasi. Bab ini akan
membahas informasi mengenai akses Berdasarkan gambar diatas terlihat
permodalan terhadap Bank atau Lembaga alasan paling banyak mengapa usaha
Keuangan Non Bank seperti Koperasi atau mikro dan kecil tidak mempunyai
modal ventura. Pada bab ini, outline dibagi akses ke bank dan lembaga keuangan
menjadi dua. Pertama merupakan analisis non bank adalah karena faktor lainnya
deskriptif mengenai akses perbankan yaitu sebesar 48,35 persen, selanjutnya
UMK. Kedua adalah analisis faktor-faktor ada faktor suku bunga yang dirasakan
yang mempengaruhi probabilitas UMK masih cukup tinggi oleh pengusaha
mempunyai akses terhadap lembaga di peringkat kedua yaitu sebesar
keuangan. Pada bagian ini menggunakan 16,27 persen. Sedangkan faktor
model logistik untuk mendapatkan faktor- terkecil adalah usulan ditolak, ini
faktor dominannya. memperlihatkan kemungkinan besar
baik bank maupun lembaga keuangan
bukan bank memberikan kemudahan
dalam mengakses pinjaman namun
26 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK
Gambar 3.2
Presentase alasan UMK tidak menjadikan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
sebagai Sumber Pemberi Modal/Usaha (persen)
id
o.
s .g
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 27
Aksesibilitas Permodalan UMK
id
berbagai jenis kredit yang meringankan. pemerintah daerah setempat dan/atau
o.
Bank Indonesia telah mewajibkan Bank surat izin lainnya.
.g
Umum untuk memberikan kredit atau
Dengan merangkum berbagai informasi,
s
pembiayaan kepada UMKM (Peraturan
Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015).
Menurut peraturan tersebut, persentase
. bp
maka untuk keperluan analisis regresi
logistik, variabel penentu dan pembeda
ng
persen. Dengan demikian, dari sisi belas variabel yang diperkirakan akan
s:
28 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK
Tabel 3.1
Variabel penentu dan pembeda aksesibilitas permodalan dan alasan pemilihan
id
anggota asosiasi dan koperasi menjadi target dalam peningkatan daya saing UMKM melalui pen-
o.
kemitraan usaha guatan permodalan. Dalam hal ini target pemerintah adalah peningkatan
.g
partisipasi anggota koperasi dalam permodalan dari sebesar 52,5 persen
menjadi 55 persen dalam lima tahun
s
3. Penerimaan (pengala- bp
Pemen Kemenko Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015, mempersyaratkan
.
man) kredit sebel- calon penerima KUR adalah mereka yang bisa saja masih memiliki kredit
ng
pembiayaan, terutama mereka yang memiliki rekam jejak yang baik dalam
s:
Selain itu, UMK dengan umur usaha lebih panjang (misalnya lebih dari 10
tahun) akan lebih mudah mengakses pembiayaan ke perbankan. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena semakin lama perusahaan beroperasi, maka
usaha yang berjalan akan dianggap lebih persisten terhadap perubahan
negatif yang mempengaruhi operasional perusahaan
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 29
Aksesibilitas Permodalan UMK
id
(memiliki izin usaha) tentunya akan mendapatkan prioritas.
o.
7. Pengguna Internet
Akses internet memungkinkan pengusaha untuk mengakses sendiri berbagai
.g
sumber informasi mengenai prosedur pengajuan kredit. UMKM dapat me-
s
manfaatkan sejumlah perusahaan pembiayaan berbasis teknologi (financial
technology/fintech) yang menyediakan layanan keuangan tanpa agunan
. bp
dengan proses daring (online) yang mudah dan cepat.
ng
Tabel 3.2
am
30 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Aksesibilitas Permodalan UMK
Tabel 3.3
Hasil tabel klasifikasi
Classification Tablea
Observed Predicted
(Y) Komposisi sumber
permodalan (lembaga
keuangan=1,bukan lembaga
keuangan=0) Percentage
0 1 Correct
(1) (2) (3) (4)
Step 1 (Y) Komposisi sumber 0 36492 1176 96.9
id
permodalan (lembaga 1
o.
keuangan=1,bukan 750 1759 70.1
lembaga keuangan=0)
.g
Overall Percentage 95.2
s
a. The cut value is .500
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan . bp
Dari Tabel 3.3 model regresi telah cukup bisa dimanfaatkan untuk kondisi secara
ng
baik digunakan karena hasil tabel klasifikasi umum. Sebagai bahan pertimbangan akan
pu
and Lemeshow Test bernilai 0,000 berada • Tidak semua variabel signifikan
dibawah 0,05 sehingga model regresi dalam model, dari lima belas variabel
//l
model dan nilai observasinya. Namun ada 6 variabel terpilih yang signifikan.
ht
mengingat kepentingan permodelan Model fit dapat dilihat pada Tabel 3.4.
disini adalah untuk mengetahui faktor
dominan yang mempengaruhi laba usaha, Dari analisa pada Tabel 3.4 maka diperoleh
dan bukan sebagai model perkiraan yang hasil bahwa terdapat 6 variabel yang
Tabel 3.4
Kode variabel bebas yang digunakan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
id
badan usaha; lembaga keuangan sebesar 1,907 kali
o.
2. Kecenderungan UMKM yang memiliki lipat.
.g
Keanggotaan asosiasi (X2), dimana
usaha yang bukan anggota asosiasi
s
C. Model Regresi
berpeluang 1,223 kali lipat untuk
mengakses permodalan dari lembaga
. bp
Berdasarkan nilai koefisien β diketahui
ng
keuangan; bahwa keenam variabel penjelas
3. UMKM yang pernah mendapatkan mempunyai pengaruh yang signifikan
pu
kali lipat dibanding yang tidak memiliki model regresi logistik yang diperoleh
s:
4. Skala usaha (X4), usaha kecil berpeluang Jurusan dengan variabel penjelas X1, X2,
lebih besar untuk mengakses X3, X4, X5 dan X6. Sehingga di dapat model
ht
32 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
4
UMK
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.b
ps.
go
. id
KINERJA USAHA
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Kinerja Usaha UMK
id
lapangan kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS
dan Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan
o.
Menengah (Menegkop & UKM; 2006), usaha-usaha kecil termasuk
.g
usaha-usaha rumah tangga atau mikro (yaitu usaha dengan jumlah
s
total penjualan (turn over) setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar).
. bp
ng
Pembinaan UMKM harus lebih diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pengusaha, namun dalam pengembangan usaha
pu
sering keliru dalam mengukur produktivitas residual dengan prinsip keuangan modern.
usaha yang pada akhirnya bermuara pada EVA merupakan laba operasi bersih (setelah
kinerja usaha (Yusni, et al, 2009). Masalah dikurangi pajak) dikurangi dengan modal
yang sering dihadapi oleh para pelaku yang diinvestasikan, lalu dikalikan biaya
UMKM antara lain mengenai pemasaran rata-rata tertimbang modal. Tujuannya
produk, teknologi, pengelolaan keuangan, adalah untuk menciptakan nilai yang
kualitas SDM, dan permodalan (Dharma, tinggi bagi pemegang saham. Selain dari
2010). margin EVA, kinerja usaha dapat diukur
menggunakan rasio keuangan seperti R/C
Kompetensi SDM merupakan salah satu (Revenue Cost) rasio yaitu rasio pendapatan
faktor yang juga mempengaruhi kinerja terhadap pengeluaran, atau dengan kinerja
id
UMKM. Faktor SDM menjadi modal utama yang lebih kompleks seperti efisiensi.
o.
untuk membuat UMKM menjadi lebih
profesional. Hal ini dikarenakan sebuah unit Variabel yang digunakan sebagai pengukur
.g
bisnis ditentukan oleh bagaimana individu- kinerja harus memperhatikan referensi
s
individu yang terlibat di dalamnya mengelola
bisnis tersebut. Kinerja UMKM harus
bp
yang tersedia dan kondisi data. Selain itu
juga harus dikembalikan terhadap tujuan
.
ng
disertai dengan pengembangan usahanya, penulisannya. Pada analisis ini adalah
namun demikian pengembangan UMKM untuk mengukur determinan dari kinerja
pu
Penilaian kinerja menjadi faktor kunci Nomor 17 Tahun 2013, pengelolaan UMKM
ht
36 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja Usaha UMK
id
peningkatan kinerja usaha 4. M e m p e r k u a t
UMKM ini menjadi potensial laporan keuangan” kelembagaan usaha;
o.
untuk dikembangkan bagi 5. M e n i n g k a t k a n
.g
kemajuan perekonomian perlindungan.
s
daerah. Mensejahterakan UMK akan Berdasarkan peraturan tersebut,
berdampak pada perekonomian negara bp
ditetapkan variabel X yang menjadi
.
ng
Indonesia, sehingga perlu ditentukan penentu berkembangnya daya saing
strategi pengembangan daya saing usaha usaha UMK, seperti pada Tabel 4.1.
pu
Tabel 4.1
am
No Aspek Variabel
//l
Pendidikan Pekerja
tp
1 Kualitas SDM
Proporsi Tenaga Kerja Ahli
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 37
Sumatera sebagai Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil
Kinerja
Bumi danUsaha UMK Energi Nasional
Lumbung
Sementara itu, variabel X lainnya yang Perlu diingat bahwa untuk kebutuhan
dapat digunakan adalah variabel lokasi analisis ini bagaimana kinerja perusahaan
usaha (perkotaan/pedesaan). Hal ini dilihat dari laba usaha yang diperoleh,
perlu dianalisis untuk melihat apakah ada dalam hal ini digunakan nilai pendapatan
perbedaan kinerja usaha di perkotaan dikurangi nilai pengeluaran sebagai
dan di pedesaan. Hal ini dilatarbelakangi pendekatannya.
oleh program/kebijakan pemerintah,
salah satunya adalah pembangunan desa A. Kondisi Laba UMK tahun 2016
dan kawasan pedesaan. Usaha berbasis
kerakyatan di daerah pedesaan menjadi Dari data SE 2016-Lanjutan diperoleh
salah satu objek dalam program yang informasi bahwa secara umum perusahaan
id
ditetapkan oleh pemerintah. Penyediaan atau usaha di tahun tersebut kebanyakan
o.
Bank Khusus UMKM dan koperasi adalah mengaku tidak mampu mencapai
salah satu upaya mendorong usaha berbasis peningkatan nilai laba/keuntungan yang
.g
kerakyatan tersebut. diperoleh. Tercatat dari keseluruhan usaha
s
Sementara itu, di perkotaan pemerintah
. bp
UMK di Provinsi Lampung, 41,04 persen
menyatakan laba usahanya relatif sama
ng
menetapkan program Percepatan dengan kondisi tahun sebelumnya. Hanya
Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan. seperempat UMK saja yang menyatakan
pu
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Oleh sebab Persentase Persentase UMK Menurut
s:
kinerja usahanya.
Pada bab ini outline dibagi menjadi dua
atau lebih menyesuaikan dengan hasil
dari running data atau pendekatan yang
dilakukan. Misalnya determinan antar
beberapa sektor atau antar wilayah,
sehingga berpengaruh terhadap jumlah
subbabnya. Outline dibagi menjadi dua.
Pertama merupakan analisis deskriptif
mengenai kondisi umum laba UMK pada Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
tahun 2016. Analisis menggunakan grafik
atau tabulasi silang antara laba dengan Sehingga secara kumulatif pada tahun ini
variabel lainnya. Kedua adalah analisis persentase UMK yang menghasilkan laba
faktor-faktor yang mempengaruhi laba meningkat ataupun minimal memperoleh
UMK. Pada bagian ini menggunakan model laba relatif sama dengan tahun sebelumnya
regresi untuk memperoleh faktor yang terhitung mencapai 67,54 persen.
mempengaruhi. Sedangkan sekitar seperempatnya lagi
38 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja Usaha UMK
justru mengaku laba/keuntungannya relatif makan dan minum, konstruksi dan industri
berkurang dibanding tahun 2015. pengolahan.
id
berkisar 30-40 persen yang labanya komersial, ataupun sementara sedang tidak
o.
meningkat. Sedangkan kategori dengan beroperasi. Persentasenya sebesar 6,47
persentase terkecil yaitu real estate serta persen.
.g
transportasi dan keuangan. Sedangkan
s
usaha/perusahaan UMK yang labanya tetap
berkisar antara 25-62 persen. Persentase
. bp
ng
dominan adalah pada kategori real estate
(61,70 persen). Berikutnya adalah kategori
pu
Tabel 4.2
Persentase UMK per Kategori Menurut Perolehan Laba, 2016
//l
Tidak dapat
tp
Kategori
Meningkat Tetap Menurun dibanding-
ht
kan
(1) (2) (3) (4) (5)
Pertambangan dan Penggalian 25,56 36,48 26,43 11,53
Industri Pengolahan 28,65 41,13 24,82 5,39
Pengadaan Listrik, Gas 35,93 37,35 18,52 8,20
Pengadaan Air 21,13 48,35 25,99 4,54
Konstruksi 20,24 43,07 27,05 9,64
Perdagangan, Reparasi Mobil/Sepeda
26,79 40,03 27,26 5,92
Motor
Transportasi dan Pergudangan 17,04 39,92 36,14 6,89
Penyediaan Akomodasi, Makan Minum 24,15 45,16 22,99 7,70
Informasi dan Komunikasi 28,30 40,21 21,93 9,55
Jasa Keuangan 40,62 25,53 24,01 9,84
Real Estate 15,10 61,70 15,49 7,71
Jasa Perusahaan 29,68 35,10 28,64 6,57
Jasa Pendidikan 29,15 36,64 28,03 6,17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 37,38 38,84 15,18 8,60
Jasa lainnya 32,48 39,62 18,93 8,97
Total 26,50 41,04 25,98 6,47
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 39
Kinerja Usaha UMK
id
Gambar 4.2 menggunakan komputer lebih banyak
o.
Persentase UMK Menurut Status Kemitraan yang mengalami peningkatan laba usaha
.g
dan Perolehan Laba, 2016 mencapai 37,66 persen, dibanding yang
s
tidak memakai komputer yang sebesar
bp
25,94 persen. Persentase kumulatif usaha/
perusahaan yang meningkat labanya, atau
.
ng
usaha sebagai upaya memperluas jaringan pada usaha yang tidak menggunakannya.
ht
40 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja Usaha UMK
id
suatu usaha/perusahaan UMK dilihat dari
o.
sisi perolehan laba menggunakan metode
.g
regresi linear berganda. Sebagai dasar
s
analisis adalah laba usaha yang merupakan
. bp pengurangan biaya yang dikeluarkan dari
total nilai pendapatan yang diterima.
ng
Tabel 4.3
Daftar variabel bebas yang diperkirakan mempengaruhi perolehan laba
Kode Keterangan Kode Keterangan
(1) (2) (3) (4)
x1 lokasi usaha X7 lama operasi
x2 tingkat pendidikan pekerja X8 penjualan secara online
X3 keanggotaan dalam asosiasi X9 penyusunan laporan keuangan
X4 pernah menerima kredit X10 sistem usaha
X5 kepemilikan sertifikat nasional X11 produktifitas
X6 kemitraan usaha X12 proporsi tenaga kerja ahli
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 41
Kinerja Usaha UMK
id
saling berkorelasi sehingga diharapkan mampu menjelaskan dengan baik
o.
optimal menjelaskan variabel tidak variasi data perolehan laba usaha.
bebas Y. Menggunakan uji VIF dari • Disisi lain nilai R squared yang
.g
model memiliki nilai >1. Berdasarkan menjelaskan seberapa besar variasi
s
nilai VIF<10 dengan toleransi >0,01
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
. bp
nilai Y yang mampu dijelaskan oleh
variabel bebas X, nilainya sangat kecil
ng
multikolineritas. 0,08. Keterbatasan pemakaian data
• Uji hipotesa yang bersifat dummy variabel dapat
pu
tidak signifikan secara bersama- yang lemah dari semua variabel bebas
//l
Gambar 4.5
s:
42 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Kinerja Usaha UMK
id
untuk mengetahui faktor dominan Dari analisa di atas maka diperoleh
yang mempengaruhi laba usaha, dan hasil bahwa terdapat 6 variabel yang
o.
bukan sebagai model perkiraan yang paling berpengaruh positif terhadap
.g
bisa dimanfaatkan untuk kondisi secara perolehan laba usaha UMK, yaitu:
s
umum. Oleh karena itu output di atas 1. Produktifitas tenaga kerja, semakin
masih memungkinkan untuk digunakan,
. bp tinggi produktifitas tenaga kerja UMK
karena model yang terbentuk signifikan. maka akan semakin meningkatkan laba
ng
Tabel 4.4
Hasil model fit metode stepwise
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 43
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
5
UMK
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.b
ps.
go
. id
PROSPEK USAHA
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Prospek Usaha UMK
id
dan teknologi modern yang tinggi, juga fungsi Little dan juga Tool
Enterprises (UKM) dan juga bisnis swasta regional yang disebut
o.
Kawasan serta Desa Usaha.
s .g
Usaha industri Kecil dan Menegah (UKM) dan bisnis swasta daerah
bp
yang disebut sebagai Township and Village Enterprises (TVEs) dalam
.
ng
menopang kekuatan ekspornya. Seperti dilansir dari chinadaily.
com.cn, lebih dari 80% perusahaan yang terdaftar di China adalah
pu
UMKM yang bisa dijalankan ditanah air. Mulai dari bisnis dalam
tp
Bisnis skala kecil bukan berarti tidak menjanjikan. Jika peluang yang
diambil tepat dan cara mengolahnya pun benar, maka bisnis skala
kecil tetap mampu mendatangkan keuntungan yang besar. Prospek
selalu lekat kaitannya dengan bisnis. Sebelum memutuskan untuk
membangun sebuah bisnis, seorang pebisnis harus melihat prospek
dari rancangannya tersebut. Jangan sampai modal dan usaha yang
dikeluarkan untuk membangun sebuah bisnis menjadi sia-sia karena
kesalahan dalam mengolah peluang dan ancaman dalam prospek
bisnis.
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 47
Prospek Usaha UMK
id
yang memadahi sulit sekali bagi usaha
tersebut memenangi persaingan, sehingga
o.
kecenderungan mengalami kegagalan
.g
sangatlah besar. Dalam pemilihan lokasi
s
usaha belum semua pengelola Usaha Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Mikro dan Kecil melakukan dengan
. bp
harapan atau kemungkinan, dalam hal
ng
berbagai pertimbangan secara ekonomis ini prospek berkaitan dengan kondisi
dan strategis, apalagi melakukan analisa usaha atau tendensi bisnis ke depan baik
pu
kelayakan. Pada kenyataannya banyak usaha dari sisi perolehan keuntungan, atau
yang pendiriannya tanpa perencanaan omset. Pengusaha UMK yang menyatakan
am
lokasi yang tepat sehingga banyak diantara bahwa usaha mereka akan lebih baik
//l
akhirnya ditutup sama sekali karena selalu perubahan di masa mendatang sekitar 30
ht
Prospek Usaha
Kategori Tidak dapat Total
Meningkat Tetap Menurun
dibandingkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
B 0,32 0,56 1,01 0,45 0,44
C 17,69 16,08 15,72 16,52 17,27
G 39,69 39,48 36,63 40,26 39,14
I 12,73 12,49 9,89 12,00 12,70
L 1,57 2,42 2,28 1,49 2,02
R&S 6,50 6,98 8,23 7,12 6,79
Lainnya 21,50 21,99 26,24 22,16 21,64
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
48 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha UMK
Perkembangan UMK yang cukup diminati di usaha. Pada gambar diatas, pengusaha
Provinsi Lampung tahun 2018 yaitu sektor UMK yang menerima kredit dari lembaga
perdagangan dan reparasi kendaraan keuangan yang menyatakan prospek
bermotor sebesar 39 persen. Pengusaha usahanya lebih baik di masa mendatang ada
di sektor ini yang menyatakan bahwa sekitar 12 persen. Sedangkan pengusaha
usaha mereka lebih berkembang di masa UMK yang menyatakan usaha mereka tidak
datang sebesar 39 persen. Sedangkan mengalami perubahan di masa mendatang
Gambar 5.2
Persentase UMK Menurut Prospek Usaha dan Akses ke Lembaga Keuangan Provinsi
Lampung, 2018
id
o.
s .g
. bp
ng
pu
am
//l
s:
tp
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 49
Prospek Usaha UMK
id
o.
s .g
. bp
ng
UMK yang tidak menjalankan kemitraan. Pada gambar diatas, pengusaha UMK yang
ht
50 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha UMK
Gambar 5.5
Persentase UMK Menurut Prospek Usaha dan Penggunaan Internet Provinsi Lampung,
2018
id
o.
s .g
. bp
ng
pu
bagi keberlangsungan usaha baik itu usaha menyatakan prospek usaha mereka lebih
s:
makro maupun mikro. Persentase UMK yang buruk di masa yang akan datang.
menggunakan internet untuk usahanya
tp
tinggi dibandingkan dengan UMK yang tidak Tabel Omnibus Tests dari Koefisien Model
menggunakan internet untuk usahanya.
Pada gambar di atas, pengusaha UMK yang Omnibus Tests of Model Coefficients
menggunakan internet untuk usahanya Chi-square df Sig.
yang menyatakan prospek usahanya lebih (1) (2) (3) (4) (5)
baik di masa mendatang ada sekitar 56 Step 1 Step 180.864 7 .000
persen. Sedangkan pengusaha UMK yang
Block 180.864 7 .000
menyatakan usaha mereka tidak mengalami
Model 180.864 7 .000
perubahan di masa mendatang sekitar 24
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
persen. Dan sekitar 3 persen menyatakan
prospek usaha mereka lebih buruk di masa Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga
yang akan datang. Selain itu, pengusaha menolak H0, yang menunjukkan variabel
UMK yang tidak menggunakan internet independen DAPAT memberikan pengaruh
untuk usahanya yang menyatakan prospek nyata terhadap model, atau dengan kata
usahanya lebih baik di masa mendatang ada lain model dinyatakan FIT.
sekitar 44 persen. Sedangkan pengusaha
UMK yang menyatakan usaha mereka tidak
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 51
Prospek Usaha UMK
id
tahun 2018 namun ternyata usahanya prospek
Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,007 sebanyak 9902 usaha. Jumlah sampel usaha
o.
dan Cox & Snell R Square 0,004, yang yang prospek di tahun 2018 sebanyak 30541
.g
menunjukkan bahwa kemampuan variabel usaha.
s
independen dalam menjelaskan variabel
dependen adalah sebesar 0,007 atau
. bp
Dalam Interprestasi regresi logistik dengan
SPSS: Tabel di atas memberikan nilai overall
0,7 % dan terdapat 100% – 0,7% = 93,3%
ng
percentage sebesar 75,5% yang berarti
faktor lain di luar model yang menjelaskan ketepatan model penelitian ini adalah sebesar
pu
Tabel 5.4
Tabel Hasil Tes Hosmer and Lemeshow
//l
1 2.178 8 .975
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Tabel 5.5
Tabel Klasifikasi
Classification Tablea
Observed Predicted
(Y2) prospek usaha ini pada 2018 Percentage
dibandingkan dengan 2017 prospek Correct
usaha (prospek)
Tidak prospektif Prospek
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Step 1 (Y2) prospek usa- Tidak prospektif 0 9902 .0
ha ini pada 2018
dibandingkan den- Prospek 0 30541 100.0
gan 2017 prospek
usaha (prospek)
Overall Percentage 75.5
a. The cut value is ,500
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
52 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Prospek Usaha UMK
Tabel 5.6
Variables in Equation
id
internet .169 .042 16.218 1 .000 1.184 1.090 1.285
o.
laporan .177 .065 7.527 1 .006 1.194 1.052 1.355
.g
skala .223 .044 25.602 1 .000 1.250 1.146 1.362
s
Constant 1.074 .018 3708.389 1 .000 2.928
bp
a. Variable(s) entered on step 1: status, kredit, mitra, lama, internet, laporan, skala.
.
ng
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
Lihat tabel Variable in the equation di atas, Lama operasional usaha mempunyai nilai
pu
semua variabel independen nilai P value uji Sig Wald 0,004< 0,05 sehingga menolak
am
wald (Sig) < 0,05, artinya masing-masing H0 atau yang berarti lama operasional
variabel mempunyai pengaruh parsial yang usaha memberikan pengaruh parsial
//l
signifikan terhadap Y di dalam model. Status yang signifikan terhadap prospek usaha.
s:
badan usaha mempunyai nilai Sig Wald Penggunaan internet pada perusahaan
tp
0,000 < 0,05 sehingga menolak H0 atau yang mempunyai nilai Sig Wald 0,000< 0,05
ht
berarti status badan usaha memberikan sehingga menolak H0 atau yang berarti
pengaruh parsial yang signifikan terhadap penggunaan internet pada perusahaan
prospek usaha. Penggunaan kredit usaha memberikan pengaruh parsial yang
mempunyai nilai Sig Wald 0,000< 0,05 signifikan terhadap prospek usaha. Laporan
sehingga menolak H0 atau yang berarti keuangan perusahaan mempunyai nilai Sig
penggunaan kredit usaha memberikan Wald 0,006< 0,05 sehingga menolak H0 atau
pengaruh parsial yang signifikan terhadap yang berarti laporan keuangan perusahaan
prospek usaha. Hubungan kemitraan juga memberikan pengaruh parsial yang
mempunyai nilai sig wald 0,003 < 0,05 signifikan terhadap prospek usaha. Skala
sehingga menolak H0 atau berarti hubungan usaha mempunyai nilai Sig Wald 0,000<
kemitraan mempunyai pengaruh parsial 0,05 sehingga menolak H0 atau yang berarti
yang signifikan terhadap prospek usaha. skala usaha memberikan pengaruh parsial
yang signifikan terhadap prospek usaha.
Model persamaan yang dibentuk sebagai berikut :
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 53
Prospek Usaha UMK
id
kredit(X2) memiliki kecenderungan
o.
untuk mendapatkan akses permodalan
dari Lembaga keuangan sebesar 1,093
.g
kali lipat dibanding yang tidak pernah
s
memiliki kredit;
3. Kecenderungan UMK yang memiliki
. bp
ng
kemitraan Usaha (X3), memiliki peluang
sebesar 1,058 kali dibanding tanpa
pu
54 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
id.
go
6
s.
p
.b
ng
pu
am
//l
s:
tp
ht
ANALISIS EFISIENSI
INDUSTRI MIKRO
KECIL
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Analisis Efisiensi Industri
Mikro Kecil
id
mempromosikan aktivitas entrepreneurial. Beribu-ribu usaha kecil
telah didirikan, dan memberikan kontribusi ekonomi yang sangat
o.
besar ketika banyak usaha menggaji satu atau dua pekerja untuk
.g
menciptakan lebih dari satu juta pekerjaan baru selama decade
s
90an. Sementara itu, dalam perekonomian Uni Eropa (EU) peranan
bp
Industri Kecil Menengah (IKM) cukup besar dengan memperkerjakan
.
ng
dua pertiga angkatan kerja (Kuratko, 2004).
pu
benefit yang lebih dinamis ditopang oleh industri kecil. Hal ini
//l
Proporsi ekspor IKM dari total ekspor non migas setelah resesi
ekonomi Asia bervariasi antara 4.6 sampai 7.5 persen, meskipun
penelitian ADB menaksir kontribusi total ekspor barang IKM adalah
lebih tinggi, hampir 11 persen (Asian Development Bank, 2004).
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 57
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
secara sederhana sehingga lebih banyak masih jauh tertinggal dibanding negara-
menjadi pilihan sebagai wadah usaha yang negara sekawasan Asia Tenggara lainnya.
menghasilkan nilai ekonomi. Usaha ini Misal, Thailand mencapai kontribusi ekspor
menjadi pilihan utama karena memerlukan sebesar 29,5 persen, dan Filipina capai 20
modal yang relatif kecil. Oleh sebab itu persen.
aktivitas IMK merupakan kegiatan ekonomi
yang tidak dapat dipisahkan dalam Demikian halnya dengan Industri kecil,
kehidupan masyarakat dalam mencukupi bertentangan dengan kemampuan
kebutuhan hidup. Dengan kata lain, IMK penyerapan tenaga kerja yang tinggi,
berperan sebagai basik pembangunan kemampuan ekspor industri kecil
ekonomi kerakyatan. dalam negeri masih sangat rendah bila
id
dibandingkan dengan industri menengah
Dari hasil SE2016 Lanjutan, Usaha Mikro dan industri besar. Sebagian besar
o.
Kecil (UMK) yang berdomisili di Provinsi produk industri kecil masih dipasarkan
.g
Lampung pada saat ini mencapai lebih dari untuk pasar domestik. Industri kecil hanya
s
770 ribu usaha atau 99,17 persen dari total mampu mengekspor sebesar 1% dari nilai
usaha nonpertanian. Usaha ini juga mampu
. bp
outputnya, sedangkan industri menengah
ng
menyerap tenaga kerja lebih dari 1,67 juta dan industri besar mampu mengekspor
orang atau sekitar 87,81 persen dari total sebesar 11.4% dan 24.8% dari nilai output
pu
menyerap 12,98 persen dari Penyerapan Dari kertas kerja Coelli (1996) dicatat bahwa
Tenaga Kerja UMK.
s:
58 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
id
output dan input yang tercermin dari nilai output dari setiap sampelnya.
output dan input. Sementara efisiensi biaya 5. Input dan output dapat memiliki satuan
o.
menggambarkan kemampuan sebuah pengukuran yang berbeda.
.g
UKE untuk mengkombinasikan output
s
dan input dalam proporsi yang optimal Sedangkan keterbatasan metode DEA,
dengan memperhitungkan faktor harga.
. bp
antara lain:
ng
Karena pada efisiensi biaya memerlukan 1. DEA mensyaratkan semua input dan
faktor harga, maka analisis pada publikasi output harus spesifik dan dapat diukur.
pu
ini hanya dilakukan penghitungan efisiensi 2. DEA berasumsi bahwa setiap unit input
teknis saja, karena harga output dan atau output identik dengan unit lain
am
input dari SE2016- Lanjutan tidak lengkap. dalam tipe yang sama.
//l
“input distance function” (Fare et al., 1994 4. Bobot input dan output yang dihasilkan
tp
dan Coelli et al.,1998). Untuk menghitung oleh DEA tidak dapat diinterpretasikan
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 59
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
Dalam analisis ini, efisiensi suatu usaha/ dalam industri kecil dan menengah (IKM)
perusahaan digolongkan menjadi tiga diantaranya adalah skala produksi yang
kategori, yakni efisiensi rendah. Jika nilai tidak optimal dan faktor input yang
efisiensinya kurang dari 0,50, sedang berlebihan (Zulridah dan Rahmah, 2007).
(0,50 s.d.0,75), dan tinggi (lebih dari0,75 Sebagai faktor output pada kajian efisiensi
s.d.1,00). Perusahaan dengan nilai efisiensi adalah pendapatan, sedangkan faktor
1 dikatakan memiliki efisiensi sempurna. inputnya terdiri dari produktivitas, balas
B. Tingkat efisiensi Industri Mikro jasa, bahan baku, pengeluaran umum dan
Kecil asset.
Pettigrew et al, (1992) mengungkapkan
bahwa pengusaha industri kecil pada Terdapat beberapa faktor yang dapat
id
umumnya masih belum mampu memenuhi mempengaruhi kinerja usaha industri kecil
permintaan pasar yang menuntut kestabilan antara lain tingkat Pendidikan formal,
o.
mutu, pengiriman produk yang cepat dan usia, pengalaman kerja, dan jenis kelamin.
.g
tepat waktu, serta jumlah pesanan dalam Demikian pada kajian ini akan diuraikan
s
jumlah besar. Disamping teknologi produksi tingkat efisiensi Usaha berdasarkan
yang digunakan kebanyakan masih
. bp
beberapa variabel yang berhubungan
ng
tradisional, pengusaha kurang kemampuan dengan pelaku usaha maupun faktor luar.
dan kurang usaha untuk memasuki pasar a. Tingkat Efisiensi UMK menurut
pu
industri kecil dipengaruhi oleh berbagai individu dan penghasilan (Baum, 1988,
tp
faktor yang cakupannya luas, kompleks dan pp 178). Adanya hubungan antara tingkat
ht
sering terkait dengan masalah lainnya yang pendidikan dengan tingkat pendapatan
sukar dipisahkan pengaruhnya. dimana sumber daya manusia mampu
meningkatkan kualitas hidupnya melalui
Mengkaji kinerja bagi industri kecil dan suatu proses pendidikan, latihan,
menengah tidak dapat menggunakan dan pengembangan yang menjamin
metode ukuran ekonomi yang secara produktivitas kerja yang semakin meningkat.
rutin digunakan untuk usaha besar.
Sebagaimana disarankan Murphy, et al. Secara teori bahwa semakin tinggi
(1996) bahwa akurasi pengukuran kinerja pendidikan seorang usahawan semakin
merupakan masalah yang kritis bagi tinggi juga penghasilan yang diperoleh.
memahami kesuksesan dan kegagalan dari Pendidikan berdampak kepada
usaha baru dan enterprise kecil. Beliau produktivitas usaha seperti hasil kajian di
menyatakan bahwa efisiensi, merupakan Negara Afrika selatan. Pendidikan yang
salah satu pengukuran yang terbaik, yang semakin rendah sejak tahun 2006 ke
disebutkannya sebagai dimensi pengukuran tahun 2011 berdampak kepada semakin
ekonomi yang keras (hard economic rendahnya aktivitas kegiatan usaha
measures of performance). Beberapa di Negara Afrika Selatan (GEM 2011).
faktor yang menjadi ketidak efisienan Penelitian tahun 2012 di Mdatsane daerah
60 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
Afrika Selatan dengan Objek penelitian tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan
dibagi atas Usia pemilik usaha, tingkat pemilik UMKM tidak berpengaruh
pendidikan dan lamanya usaha. Sampel data terhadap penghasilan yang diperoleh.
sebanyak 36 responden yang merupakan Menurutnya, tingkat pendidikan tidak
pemilik usaha tersebut. Ditemukan bahwa berdampak nyata kepada pendapatan.
pengalaman bekerja, tingkat pendidikan Tabel 6.1
dan lamanya bisnis secara bersama-sama Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
berdampak signifikan terhadap penghasilan lndustri UMK menurut Jenjang
usaha tersebut (Chiliya, N, 2012). Pendidikan Pengusaha Provinsi Lampung,
2016
Rendahnya kualitas sumber daya manusia
NO Jenjang Pendidikan Efisiensi Persentase
id
terlihat dari jenjang tingkat pendidikan
(1) (2) (3) (4)
o.
pemilik industri mikro kecil yang masih
cenderung rendah. Tingkat pendidikan yang 1. Dibawah dan 0,40 71,1
.g
setingkat SMP/
rendah mempengaruhi produktivitas usaha.
s
Sederajat
Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan,
pengalaman dan pengetahuan pemilik
. bp
2. Diatas SMP 0,37 28,9
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
ng
IMK mereka memajukan usaha
maupun meningkatkan produktivitas. Hal ini berarti agar tingkat pendidikan
pu
relative masih rendah. Tingkat Pendidikan jabatan. Hal ini tidak mengejutkan
berdasarkan ijazah yang ditamatkan karena jenis dari pekerjaan wirausahawan
tp
para pelaku usaha berpendidikan Sekolah Usaha dagang yang masih didominasi
Menengah Pertama sebanyak 71,1 persen oleh usaha mikro kecil menengah.
dan sisanya diatas SMP sebanyak 21,8
persen. Namun yang menarik tingkat Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Pendidikan tidak berhubungan dengan Putra (2005) yang menemukan bahwa
tingkat efisiensi industri, berdasarkan hasil tingkat pendidikan tidak berpengaruh
SE Lanjutan 2016 tingkat Pendidikan SMP terhadap besar kecilnya penghasilan
ke bawah memiliki tingkat efisiensi yang pelaku pedagang kaki lima di kota Medan.
secara relatif lebih tinggi yaitu sebesar Kesamaan penelitian ini terletak pada
0,40 persen dibandingkan dengan tingkat letak usaha dari para pelaku UMKM yang
SMP ke atas yaitu sebesar 0,37 persen berada di kota besar. Membuka usaha
walaupun tingkat efisiensi industri Kecil di kota besar tidak dipengaruhi oleh
dan menengah menurut pendidikan tingkat pendidikan karena disebabkan
di Provinsi Lampung masih tergolong persaingan usaha yang besar serta kecilnya
rendah karena tidak melebihi 0,5 persen. modal usaha yang membuat pelaku
UMKM sulit untuk berkembang. Pada
Penelitian ini sejalan, dengan kajian penelitian ini rata-rata tingkat pendidikan
Tarigan (2006) yang menunjukkan bahwa responden yang masih SMA dan sederajat
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 61
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
menunjukkan bahwa pendidikan SMA tidak modal besar (Tundui, 2011). Adanya
mampu untuk memberikan bekal ilmu ketidaksetaraan gender dalam pasar
pengetahuan bagi para pelaku usaha yang tenaga kerja dan fleksibilitas waktu dan
cukup dalam menjalankan bisnis mereka. peluang ekonomi dalam bisnis (Dumas,
b. Tingkat Efisiensi Menurut Jenis 1999). Alasan karena tidak memiliki jumlah
modal awal yang besar, wanita sebagai
Kelamin Pengusaha jaringan lemah dan sumber daya yang
Disamping rendahnya pendidikan pemilik dihargai lebih murah atau rendah dan tidak
UMKM ini ada faktor lain yang dihadapi memiliki keterampilan kewirausahaan serta
yaitu kemampuan yang berbeda dari pengalaman bisnis yang luas menjadi pilihan
pemilik UMKM dari segi gender dimana wanita membuka usaha mikro. Wanita
id
sebagian pemilik adalah lelaki dan bekerja dan membuka usaha mikro pada
o.
sebagian wanita. Terdapat stereotipe umumnya juga di pengaruhi oleh faktor
dimana perempuan dianggap lebih rendahnya tingkat pendapatan keluarga dan
.g
rendah daripada laki-laki. Sebagian ahli harus mengingkatkan kelangsungan hidup.
s
beranggapan bahwa produktivitas wanita
lebih rendah dibandingkan produktivitas
. bp
Namun, kegiatan ini memiliki tingkat
ng
yang dilakukan oleh laki-laki (Seon kelangsungan hidup yang cukup memadai
M.K, 2014). Hal tersebut dipengaruhi walaupun pertumbuhannya masih rendah
pu
oleh faktor-faktor yang dimiliki oleh karena persaingan pasar dan potensi
am
perempuan seperti fisik yang kurang kuat, penghasilan lebih rendah. Di seluruh dunia,
dalam bekerja cenderung menggunakan tingkat pengusaha laki-laki lebih tinggi dari
//l
perasaan atau faktor biologis seperti harus perempuan, misalnya di Amerika Serikat,
s:
cuti ketika melahirkan (Amron, 2009). 14% laki-laki pemilik usaha sedangkan
8% perempuan dan di Eropa angka
tp
Hal ini sejalan dengan tingkat partisipasi pengusaha laki laki 19% dan pengusaha
ht
kerja laki-laki selalu lebih tinggi dari tingkat wanita 10% (Bengtsson et al, 2012).
partisipasi kerja perempuan karena laki-
laki dianggap pencari nafkah yang utama Tabel 6.2
bagi keluarga, sehingga pekerja laki-laki Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
biasanya lebih selektif dalam memilih lndustri Mikro Kecil menurut Jenis Kelamin
pekerjaan yang sesuai dengan aspirasinya Pengusaha Provinsi Lampung, 2016
baik dari segi pendapatan maupun NO Jenis Kelamin Efisiensi Persentase
kedudukan dibanding pekerja perempuan. (1) (2) (3) (4)
Hampir semua laki-laki yang telah 1. Laki-Laki 0,40 79,1
mencapai usia kerja terlibat dalam kegiatan 2. Perempuan 0,38 20,9
ekonomi karena laki-laki merupakan Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
pencari nafkah utama dalam keluarga
Hasil SE-Lanjutan 2016 menunjukkan
Oleh karena itu partisipasi perempuan bahwa hampir 80 persen pelaku usaha
dalam usaha mikro meningkat secara industri mikro kecil berjenis kelamin laki-
signifikan, baik di perkotaan maupun di laki dan sisanya perempuan. Adapun
pedesaan. Wanita lebih memilih usaha tingkat efisiensi antara keduanya berbeda
mikro dikarenakan usaha ini tidak perlu namun tidak begitu berarti. Tingkat
62 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
efisiensi pelaku usaha laki laki sebesar 0,40 Produktivitas tenaga kerja merupakan
persen sedangkan perempuan sebesar barometer seberapa jauh pekerja
0,38 persen. Keduanya masih berada pada dipergunakan dengan efektif dalam suatu
kategori efisiensi rendah (< 0,50 persen). proses produksi untuk mencapai output
yang diharapkan. Umur tenaga kerja yang
Demikan untuk meningkatkan berada dalam usia produktif memiliki
kesejahteraan masyarakat peran berhubungan positif dengan produktivitas
wanita dalam pembangunan perlu tenaga kerja. Artinya jika umur tenaga kerja
ditingkatkan. Berdasarkan hasil kajian pada kategori produktif maka produktivitas
Mansur Amin, 1992 dikatakan bahwa kerjanya akan meningkat. Hasanah dan
masyarakat Indonesia sedang mengalami Widowati (2011) mengemukakan adanya
id
perkembangan dari masyarakat yang pengaruh usia tenaga kerja terhadap
o.
agraris ke masyarakatan industri. Dalam produktivitas tenaga kerja. Salah satu unsur
proses tersebut pemberdayaan perempuan penunjangnya yaitu tingkat usia tenaga kerja.
.g
dalam pembangunan, terutama yang Pekerja dengan tingkat usia produktif yaitu
s
berasal dari golongan ekonomi lemah, yang
berpenghasilan rendah perlu ditingkatkan,
. bp
15-64 tahun dapat beradaptasi dengan
cepat dengan tugas yang baru serta
ng
melalui peningkatan kemampuan dan mudah memahami dan menggunakan
ketrampilan untuk melakukan kegiatan- teknologi. Usia muda mencerminkan fisik
pu
kegiatan ekonomi produktif, dalam yang kuat sehingga mampu bekerja cepat
am
Hal ini sangat perlu sebab wanita dari berpengaruh terhadap kemampuan fisik
s:
golongan masyarakat yang berpenghasilan tenaga kerja. Pada tingkat usia produktif
rendah, umumnya melakukan peran tenaga kerja memiliki kreatifitas yang
tp
ganda karena tuntutan kebutuhan untuk tinggi terhadap pekerjaan sebab didukung
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 63
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
id
hanya sebagian kecil dari populasi, namun
Demikian dari hasil kajian SE 2016 Lanjutan tingkat efisiensi usaha yang berusia lebih
o.
umur pengusaha industri didominasi dari 5 tahun lebih tinggi dibanding usaha
.g
oleh kelompok umur usia produktif yang kurang dari 5 tahun masing-masing
s
yaitu pada usia produktif (15 - 64 tahun) sebesar 0,40 persen dan 0,38 persen.
sebesar 94,2 persen. Namun menariknya
. bp
tingkat efisiensi pengusaha berusia non Tabel 6.4
ng
produktif diatas 65 tahun ternyata memiliki Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
pu
tingkat efisiensi yang relatif lebih baik lndustri UMK menurut Usia Industri
yaitu sebesar 0,42 dibanding Tingkat Provinsi Lampung, 2016
am
Lama usaha adalah lamanya seorang Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
pengusaha atau pedagang menjalankan e. Tingkat Efisiensi Menurut faktor
usahanya. Lama pembukaan usaha dapat
lainnya
mempengaruhi tingkat pendapatan karena
lamanya seorang pelaku usaha atau Selain dari faktor yang berkaitan dengan
bisnis menekuni bidang usahanya akan pelaku usaha, beberapa faktor lainnya
mempengaruhi produktivitasnya atau seperti lokasi usaha urban-rural, kemitraan
keahliannya, sehingga dapat menambah dan keanggotaan asosiasi, jenis usaha
efisiensi dan mampu menekan biaya industri akan dikaji dalam publikasi ini.
produksi lebih kecil dari pada hasil
penjualan. Selain itu, keterampilan 1. Tingkat efisiensi menurut Lokasi usaha
berdagang makin bertambah dan semakin
banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan Masyarakat perkotaan sering disebut urban
yang berhasil di jaring (Asmie, 2008). community. Pengertian masyarakat kota
Semakin lama menekuni bidang usaha lebih ditekankan pada sifat kehidupannya
perdagangan akan makin meningkatkan serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda
pengetahuan tentang selera ataupun dengan masyarakat pedesaan. Menurut
64 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
id
Namun dari hasil kajian SE 2016 Lanjutan usaha kecil, kemitraan telah terbukti
usaha industri kecil menengah didominasi berhasil diterapkan di banyak negara,
o.
oleh di lokasi perdesaan (rural) sebesar antara lain di Jepang dan empat negara
.g
73,2 Persen, dan sisanya daerah urban macan Asia, yaitu Korea Selatan, Taiwan,
s
sebesar 26,8 persen. Adapun tingkat Jepang, dan sebagainya. Di negara-negara
efisiensi rural sebesar 0,40 lebih
. bp
tersebut kemitraan umumnya dilakukan
ng
tinggi dari daerah Urban sebesar 0,39. melalui pola sub kontrak yang memberikan
peran kepada industri kecil dan menengah
pu
Tabel 6.6
NO Klasifikasi lokasi Efisiensi Persentase Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
s:
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 65
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
id
6 – 9 sebesar 8,9 persen. Adapun Tingkat
efisiensi usaha meningkat sejalan dengan Tabel 6.8
o.
jumlah tenaga kerja yang meningkat. Usaha Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
.g
Kecil memiliki tingkat efisiensi sebesar 0,40 lndustri UMK menurut Status keanggotaan
s
sedangkan usaha mikro memiliki tingkat asosiasi dan Klasifikasi Efisiensi Provinsi
efisiensi sebesar 0,39.
. bp Lampung, 2016
NO Keanggotaan Efisiensi Persentase
ng
asosiasi
Tabel 6.7
pu
66 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Analisis Efisiensi Industri Mikro Kecil
770.368 waralaba. Sedangkan data WFC dari seluruh usaha industri mikro kecil
Meeting 2013, jumlah waralaba di 3 di Provinsi Lampung. Demikian usaha
negara ASEAN (Malaysia, Filipina, dan konvensional masih mendominasi usaha
Singapura) telah mencapai angka 2.522 industri sebesar 96 persen dengan tingkat
usaha waralaba. Di Indonesia, tercatat efisiensi sebesar 0,39.
sekitar 698 waralaba dengan jumlah
gerai sebanyak 24.400 yang terdiri dari
63% waralaba dan Business Opportunity
(BO) lokal serta 37% waralaba asing,
dengan omzet mencapai nominal Rp 172
triliun. (tribunnews, 2016)
id
Tabel 6.9
o.
Tingkat Efisiensi dan Persentase Usaha
.g
lndustri UMK menurut Jenis Usaha
s
Provinsi Lampung, 2016
NO Jenis Usaha Efisiensi Persentase
. bp
ng
(1) (2) (3) (4)
1. Non konvensional 0,42 4,00
pu
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 67
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
7
ht
tp
s:
//l
am
STRATEGI
pu
ng
.b
p
INTISARI DAN
s.
go
. id
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
Intisari dan Strategi
A. Intisari
id
menyerap tenaga kerja lebih dari 1,67 juta orang atau sekitar 87,81
o.
persen dari total tenaga kerja nonpertanian.
s .g
UMK mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan
bp
roda perekonomian Lampung. Pengelolaan usaha ini dilakukan
secara sederhana sehingga lebih banyak menjadi pilihan sebagai
.
ng
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 71
Intisari dan Strategi
id
komputer dan memanfaatkan internet. Kabupaten Lampung Barat adalah yang
paling profitable di Provinsi Lampung
o.
Komputer dan internet tidak hanya
bermanfaat untuk melakukan laporan dengan rasio 0,50. Sektor UMK di provinsi
.g
keuangan, juga bermanfaat untuk ini mampu mengais keuntungan hingga
s
mendesain produk, pemasaran dan lain-
lain. Sayangnya, kurang dari 10 persen
bp
nyaris dua kali lipat biaya yang dikeluarkan.
Sebaliknya, rasio pengeluaran tertinggi ada
.
ng
UMK yang menggunakan komputer dan di Kabupaten Pringsewu dengan rasio 0,69.
memanfaatkan internet. Jika dicermati lebih jauh menggunakan
pu
produknya, kemitraan menjadi salah satu dan Sepeda Motor) merupakan kategori
s:
cara yang tepat. Namun demikian, usaha lapangan usaha yang paling menguntungkan
ini masih belum menjadi pilihan bagi UMK. dengan rasio sebesar 0,20 dan 0,31. UMK
tp
kendala untuk menjalin kemitraan dengan mendulang pendapatan hingga sekitar tiga
perusahaan besar. Hanya sekitar 5 persen kali lipat biaya yang dikeluarkan. Sedangkan
UMK yang menjalin kemitraan dengan rasio pengeluaran terhadap pendapatan
perusahaan lain. tertinggi ada pada Kategori Pendidikan
dengan rasio mencapai 0,89.
Kinerja usaha merupakan hasil dari
kegiatan pemanfaatan sumber daya suatu Namun demikian, Kategori, L, dan G
usaha yang dapat diukur dengan beragam bukanlah usaha yang memberikan rata-
cara, salah satunya dilihat dari ukuran laba rata balas jasa pekerja yang tertinggi.
usaha. Berdasarkan data hasil SE2016- Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas
Lanjutan, perolehan laba Usaha Mikro Sosial memiliki nilai balas jasa pekerja
dan Kecil (UMK) menunjukkan capaian tertinggi, yaitu sekitar 21 juta per pekerja.
yang positif meskipun beberapa usaha Selanjutnya, Kategori P (Pendidikan)
dipandang mengalami penurunan. Lebih memberikan balas jasa lebih dari 20 juta per
dari seperempat pengusaha UMK di Provinsi pekerja. Sementara Kategori F (Konstruksi)
Lampung menyatakan bahwa keuntungan dan K Aktivitas Keuangan dan Ansuransi
mereka di tahun 2016 menurun jika juga memberikan sumbangan balas jasa
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. tinggi sekitar 18 juta per pekerja.
Meski demikian, sektor UMK di wilayah
72 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Intisari dan Strategi
Alasan paling banyak mengapa usaha lembaga keuangan sebesar 1,907 kali lipat.
mikro dan kecil tidak mempunyai akses
ke bank dan lembaga keuangan non bank Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Lanjutan
adalah karena faktor lainnya yaitu sebesar 2016, pemilik IMK umumnya memiliki latar
48,35 persen, selanjutnya belakang pendidikan yang secara relatif
ada faktor suku bunga yang masih rendah. Tingkat
dirasakan masih cukup tinggi Pendidikan berdasarkan
“UMK mempunyai
oleh pengusaha di peringkat ijazah yang ditamatkan
peranan
kedua yaitu sebesar 16,27 Pengusaha IKM yaitu
penting dalam
persen. Sedangkan faktor didominasi oleh para pelaku
menggerakkan
terkecil adalah usulan usaha berpendidikan
roda
id
ditolak, ini memperlihatkan Sekolah Menengah
perekonomian
kemungkinan besar baik bank Pertama sebanyak 71,1
o.
Lampung”
maupun lembaga keuangan persen dan sisanya diatas
.g
bukan bank memberikan SMP sebanyak 21,8 persen.
s
kemudahan dalam mengakses Namun yang menarik
bp
pinjaman namun para pelaku usaha mikro tingkat Pendidikan tidak berhubungan
.
ng
dan kecil mempertimbangkan faktor-faktor dengan tingkat efisiensi industri,
lain sebelum melakukan pinjaman. berdasarkan hasil SE Lanjutan 2016 tingkat
pu
badan usaha (X1), sebesar 1,273 kali lipat sebesar 0,40 persen dibandingkan dengan
//l
untuk mengakses permodalan lembaga tingkat SMP ke atas yaitu sebesar 0,37
keuangan dibanding UMKM yang tidak persen walaupun tingkat efisiensi industri
s:
asosiasi (X2), dimana usaha yang bukan karena tidak melebihi 0,5 persen.
anggota asosiasi berpeluang 1,223 kali
lipat untuk mengakses permodalan
B. Strategi
dari lembaga keuangan; UMKM yang
pernah mendapatkan kredit(X3) memiliki
Modelling logistik untuk prospek usaha
kecenderungan untuk mendapatkan akses
menunjukan hasil output tidak optimal
permodalan dari Lembaga keuangan
dengan R kuadrat yang relatif rendah
sebesar 227 kali lipat dibanding yang tidak
sehingga masih terdapat variabel lain yang
memiliki kredit, Skala usaha (X4), usaha kecil
dapat menjelaskan model.
berpeluang lebih besar untuk mengakses
permodalan di lembaga keuangan
Pembekalan keterampilan bagi angkatan
dibandingkan usaha mikro sebesar 1.443
kerja dengan tingkat pendidikan akan
kali lipat; Semakin lama usia UMKM (X5)
menjadi aksi yang sangat strategis agar
memiliki peluang untuk mendapatkan
mereka mampu menciptakan usaha
akses permodalan dari Lembaga keuangan
sendiri. Industri mikro kecil merupakan
sebesar 1,537 kali lipat dan semakin tinggi
salah satu wadah yang paling tepat untuk
tingkat produktifitas (X6) sebuah usaha
menampung para tenaga kerja yang tidak
UMK maka kecenderungan usaha UMKM
memiliki skill tinggi.
untuk menerima akses permodalan dari
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 73
Intisari dan Strategi
id
rendah, umumnya melakukan peran
o.
ganda karena tuntutan kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup
.g
bangsa (mansyur Amin, 1992)
s
Peningkatan dalam kinerja industri kecil
. bp
ng
khususnya dalam aspek efisiensi teknikal
setiap perusahaan dalam industri kecil
pu
74 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Daftar Pustaka
Ardiana, Brahmayanti dan Subaedi. (2010). “Kompetensi SDM UMKM dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja UKM di Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Universitas
17 Agustus 1945.
Asmie, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang
Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Jurnal NeO-Bis. Universitas Bhayangkara. Vol. 2,
No. 2, pp: 197-210.
id
Baum, W. C., Tolbert, S.M., 1998. Investasi dalam Pembangunan. Terjemahan Bassilius
o.
BengoTeku, Jakarta, Universitas Indonesia
.g
Bengtsson, O, Sanandaji, T. & Johannesson, M., 2012. Do women have a less entrepreneurial
s
personality?. Research Institute of Industrial economics Working paper, No: 944, 1-31
bp
Chiliya, N., 2012. Impact of level of Education and Experience on Profitability of Small
Grocery Shops inSouth Africa. Journal of Management Economic, p. 462-470
.
ng
Hasanah, Erni Ummi dan Widowati, Puri. 2011. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja pada
Industri Rumah Tangga Krecek di Kelurahan Segoroyoso. Efektif Jurnal Bisnis dan
//l
Kompas 2019. Mengapa Masih Banyak UMKM Indonesia yang Belum “Go Digital”? https://
tp
ekonomi.kompas.com/read/2019/02/12/152246426/mengapa-masih-banyak-umkm-
indonesia-yang-belum-go-digital.
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 75
Daftar Pustaka
Pettigrew, A., Ferlie, E. and Mckee, L., 1992, Shaping Strategic Change, Sage, London.
Seon M.K., 2014. The Impact of Gender and Social Networks on Microenterprise
Business Performance. New Jersey: School of Social Science and Human Services.
Suyono, Bambang dan Hermawan, Hery. 2013. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Kerajinan Kulit di
Kabupaten Magetan. Jurnal Ekomaks, vol.2, no.2.
Tarigan, R., 2004.Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta, P.T. Bumi Aksara.
The World Bank. 2010. “Improving Access to Financial Services in Indonesia.” The
World Bank, Jakarta
Tribunnews. 2016. Waralaba Bikin Pengusaha Naik Kelas Tribunnews.com dengan
judul Waralaba Bikin Pengusaha Naik Kelas, http://www.tribunnews.com/
id
bisnis/2016/11/25/waralaba-bikin-pengusaha-naik-kelas.
o.
Tundui, C., dan Tundui, H., 2011.Survival, Growth Strategies and Performance of
Women Owned Micro and Small Business in Tanzania. International Journal of
.g
Business & Management, 7(8)
s
Wirastuti, Yusni, Agustine Eva M.S, Widuri Kurniasari. (2009). “Produktivitas Usaha
Kecil Menengah di Bidang Manufaktur di Semarang : Tinjauan dari Sisi Gender”.
. bp
ng
Dinamika Sosial Ekonomi Vol.3 No. 1
World bank 2012. Gender at work. A Companion to the World Development Report
pu
on Jobs
am
76 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
LL
ht
tp
s:
//l
am
LAMPIRAN
pu
ng
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//l
am
pu
ng
.bp
s.g
o.
id
77
Lampiran
Lampiran 1.
Jumlah UMK Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Lampung, 2017
Kabupaten/Kota Jumlah Persentase (%)
(1) (2) (3)
id
[07] Way Kanan 35 454 4,60
o.
[08] Tulangbawang 33 529 4,35
.g
[09] Pesawaran 40 686 5,28
s
[10] Pringsewu 39 715 5,15
[11] Mesuji
. bp
16 417 2,13
[12] Tulang Bawang Barat 20 836 2,70
ng
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 79
Lampiran
Lampiran 2.
Jumlah Usaha, Tenaga Kerja, dan Rata-rata Penyerapan Tenaga Kerja UMK
Nonpertanian Menurut Kategori, 2017
Rata-rata
Jumlah Jumlah
Kategori Penyerapan
Usaha Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
(1) (2) (3) (4)
B. Pertambangan dan Penggalian 1 154 3 985 3
C. Industri Pengolahan 88 799 217 186 2
D. Pengadaan Listrik Gas/Uap Air Panas dan Udara Dingin 988 1 438 1
id
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan
1 874 3 011 2
dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
o.
F. Konstruksi 7 894 49 955 6
.g
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Per-
s
443 460 796 454 2
awatan Mobil dan Sepeda Motor
H. Pengangkutan dan Pergudangan
. bp
28 648 39 817 1
ng
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 94 429 177 177 2
J. Informasi dan Komunikasi 22 600 34 786 2
pu
80 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran
Lampiran 3.
Persentase UMK yang Berbadan Usaha, Menggunakan Komputer,
Menggunakan Internet dan Menjalin Kemitraan, 2016
Berbadan Menggunakan Menggunakan Menjalin
Kategori
Usaha 1 Komputer Internet Kemitraan
(1) (2) (3) (4) (5)
B. Pertambangan dan Penggalian 0,52 0,00 3,90 0,69
C. Industri Pengolahan 0,75 2,16 5,72 5,81
D. Pengadaan Listrik Gas/Uap Air
0,30 33,20 40,38 8,50
Panas dan Udara Dingin
id
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air
o.
Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang 1,44 0,00 1,23 4,48
Sampah, dan Aktivitas Remediasi
s .g
F. Konstruksi 5,89 7,37 10,51 6,88
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 81
Lampiran
Lampiran 4.
Persentase UMK Nonpertanian menurut
Status Pekerja per Kategori, 2016
Tidak Tetap/
Tetap dan Tidak
Kategori Harian/Out- Total
Kontrak Dibayar
sourcing
(1) (2) (3) (4) (5)
B. Pertambangan dan Penggalian 51,44 44,29 4,27 100
C. Industri Pengolahan 54,3 21,51 24,19 100
D. Pengadaan Listrik Gas/Uap Air Panas dan
76,15 2,5 21,35 100
Udara Dingin
id
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah,
o.
Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan 70,81 12,79 16,41 100
.g
Aktivitas Remediasi
s
F. Konstruksi 27,41 72,59 - 100
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
.
63,36
bp 7,68 28,96 100
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
ng
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 70,09 2,08 27,84 100
//l
82 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran
Lampiran 5.
Peta Sebaran Usaha UMK menurut Kinerja Keuangan
di Kabupaten/Kota Provinsi Lampung, 2017
Rasio Pengeluaran
Provinsi Jumlah Usaha UMK
Terhadap Pendapatan
(1) (2) (3)
[01] Lampung Barat 24 266 0,50
[02] Tanggamus 50 012 0,56
[03] Lampung Selatan 81 981 0,60
[04] Lampung Timur 110 709 0,59
id
[05] Lampung Tengah 114 403 0,56
o.
[06] Lampung Utara 54 102 0,56
.g
[07] Way Kanan 35 454 0,52
[08] Tulangbawang 33 529 0,54
s
[09] Pesawaran
[10] Pringsewu
. bp
40 686
39 715
0,56
0,69
ng
[1800] LAMPUNG
Sumber: BPS Provinsi Lampung, SE2016-Lanjutan
tp
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 83
Lampiran
Lampiran 6.
Rata-rata Balas Jasa dan Upah Pekerja UMK Nonpertanian
menurut Kategori (Ribu Rupiah), 2017
id
F. Konstruksi 18 551
o.
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan
10 810
Sepeda Motor
.g
H. Pengangkutan dan Pergudangan 15 459
s
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi
. bp 12 103
8 868
ng
P. Pendidikan 20 797
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Sosial 21 362
//l
Total 14 820
tp
84 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Lampiran
Lampiran 7.
Hasil Pengolahan SE Lanjutan 2016 Menggunakan SPSS
Descriptive Statistics
id
(X1) Lokasi usaha berada di daerah urban atau
0,33 0,47
rural (urban=1, rural=0)
o.
(X8) Penjualan online 0,03 0,16
.g
(X9) laporan keuangan perusahaan (ada=1, tidak=0) 0,04 0,19
s
Korelasi Pearson Antar Variabel
. bp
ng
Variabel Laba usaha
Produktivitas 0,25
pu
ANOVAa
ht
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil 85
Lampiran
Lanjutan Lampiran 7.
Model Summaryg
Change Statistics
Adjust-
Mod- R Std. Error of R Durbin-
R ed R Sig. F Watson
el Square the Estimate Square F Change df1 df2
Square Change
Change
1 0,251a 0,063 0,063 16 977 184,618 0,063 51 667,466 1 770 630 0,000
2 0,269b 0,072 0,072 16 890 478,415 0,010 7 933,269 1 770 629 0,000
3 0,273 c
0,074 0,074 16 871 914,962 0,002 1 697,714 1 770 628 0,000
4 0,275d 0,076 0,076 16 859 865,028 0,001 1 102,947 1 770 627 0,000
id
5 0,277 e
0,077 0,077 16 849 433,416 0,001 955,497 1 770 626 0,000
o.
6 0,278f 0,077 0,077 16 844 657,309 0,001 438,066 1 770 625 0,000 0,362
.g
a. Predictors: (Constant), Produktivitas
s
bp
b. Predictors: (Constant), Produktivitas, (X5) sertifikat skala nasional/internasional (ada=1, tidak=0)
c. Predictors: (Constant), Produktivitas, (X5) sertifikat skala nasional/internasional (ada=1, tidak=0), (X3) anggo-
.
ta asosiasi (ya=1, tidak=0)
ng
d. Predictors: (Constant), Produktivitas, (X5) sertifikat skala nasional/internasional (ada=1, tidak=0), (X3) ang-
pu
gota asosiasi (ya=1, tidak=0), (X1) Lokasi usaha berada di daerah urban atau rural (urban=1, rural=0)
e. Predictors: (Constant), Produktivitas, (X5) sertifikat skala nasional/internasional (ada=1, tidak=0), (X3)
am
anggota asosiasi (ya=1, tidak=0), (X1) Lokasi usaha berada di daerah urban atau rural (urban=1, rural=0), (X8)
Penjualan online
//l
f. Predictors: (Constant), Produktivitas, (X5) sertifikat skala nasional/internasional (ada=1, tidak=0), (X3) anggota
asosiasi (ya=1, tidak=0), (X1) Lokasi usaha berada di daerah urban atau rural (urban=1, rural=0), (X8) Penjualan
s:
Coefficientsa
Standardized Collinearity Sta-
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig. tistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -130 001,543 26 346,870 - -4,934 ,000
Produktivitas 0,333 0 ,001 ,247 225,250 ,000 ,997 1,003
(X5) Sertifikat skala
13 941 902,132 190 818,147 ,082 73,064 ,000 ,941 1,063
nasional/internasional
(X3) Anggota asosiasi 6 173 086,344 166 464,780 ,041 37,083 ,000 ,959 1,042
(X1) Lokasi usaha
1 281 038,851 40 807,976 ,034 31,392 ,000 ,996 1,004
urban/ rural
(X8) Penjualan online 3 471 503,209 120 629,152 ,032 28,778 ,000 ,967 1,034
(X9) Laporan keuan-
2 181 989,008 104 251,598 ,023 20,930 ,000 ,959 1,043
gan
a. Dependent Variable: (Y) laba usaha
86 Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
. id
go
p s.
.b
ng
pu
am
//l
s:
tp
ht