PENDAHULUAN
tepatnya di kota Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019 dimana World Health
infeksi akut yang menyerang paru-paru (Bima Baskara, 2020) Berdasarkan data
orang pertama yang terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak tanggal
itu dan seterusnya angka penduduk di China yang terjangkit Covid-19 mengalami
peningkatan yaitu pada tanggal 15 Desember 2019 jumlah total infeksi mencapai
mencapai 60 orang. (Josephine Ma, 2020). Setelah banyak kasus yang terjadi
penyebaran covid-19 telah menyebar di hampir diseluruh dunia pada bulan Juni
hingga Agustus 2020 kasus Covid-19 rata-rata bertambah sekitar 250 ribu kasus
dan 6.000 kematian akibat virus covid-19 dan pada bulan Januari 2021 kasus
covid-19 telah mencapai 350 juta kasus dan kematian mencapai 5 juta kasus
Indonesia hingga saat ini jumlah kasus akibat virus covid-19 pada bulan Januari
2021 telah mencapai 4 juta kasus dan 144 ribu jumlah kematian akibat virus
1
kasus covid-19 yang terjadi tentu saja hal ini menyebabkan banyak kerugian di
berbagai sektor terutama sektor ekonomi dan sosial dimana penyebaran virus
mencapai 0,4 % dari hasil perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS)
dimana tingkat pengangguran bertambah 5 juta orang pada bulan Februari 2020
Dampak lain yang terjadi akibat virus covid-19 adalah fisik dan psikis
jarak aman dan tidak berinteraksi hingga pandemi covid-19 dapat diatasi dan hal
ini telah terjadi selama 2 tahun lamanya. Dalam upaya pencegahan dan untuk
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berpengaruh pada aktivitas bisnis yang
Terbuka (TPT) meningkat dari 4,99 persen pada Februari 2020 menjadi sekitar
6,17 persen 6,65 persen pada Maret 2020. (Badan Pusat Statistik, 2020) dengan
2
melemah. Musi Rawas merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan yang
banyak masyarakat yang harus bekerja dirumah ataupun harus diberhentikan dari
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu meningkat dari 2,91 persen menjadi
Berdasarkan situasi akibat virus covid-19 ini pemerintah tidak bisa menggali
potensi yang ada untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih yang diperoleh dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dari
Daerah (PAD) yang telah ditentukan, banyak faktor yang mempengaruhi hal
tersebut selain dikarenakan menurunnya daya beli dan daya saing masyarakat
khususnya dalam kondisi pandemi ini juga keterbatasan yang tidak dapat
Tahun 2004, PAD yang sah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi
3
dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan (PAP) dan Pajak Rokok. Adapun
pajak kabupaten/kota terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan,
Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2), serta Bea Perolehan Hak atas
Penerimaan pajak daerah dari tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 sudah dapat
dikatakan sangat efektif dilihat dari rata-rata tingkat efektivitas sebesar 99,59%
dan Efisien penerimaan Pajak daerah dinilai sudah sangat efisien (Talondong
Bermotor yang diperoleh tahun 2013 sampai 2017 diketahui bahwa efektivitas
Pajak Kendaraan Bermotor selama lima tahun dikatakan sangat efektif (Sita Irfani
dkk, 2019).
telah mencapai target yang telah di tentukan, namun mengalami penururnan dan
kategori sangat efektif, sedangkan untuk efisiensi pemungutan pajak juga masih
4
Covid-19 masih lebih besar dibanding dengan biaya pemungutan pajak (Anthon,
masih ada perbedaan penerimaan pajak sebelum dan selama masa pandemi covid-
19 (Tumuli dkk., 2021), Pengelolaan keuangan dan aset daerah melaui kantor
Samsat Kabupaten Belu atas target dan realisasi efektivitas pemungutan pajak
kendaraan bermotor dari tahun 2015-2019 rata-rata adalah efektif (Aribowo &
Ahoinai, 2022).
di Musi Rawas tentu saja melibatkan juga UPTB Pengelolaan Pendapatan Daerah
Musi Rawas atau lebih dikenal di kalangan masyarakat dengan sebutan Kantor
Republik Indonesia dan Asuransi Jasa Raharja. Di Musi Rawas Pajak kendaraan
didominasi oleh kendaraan sepeda motor dan mobil penumpang. Namun, dari data
yang diambil dari UPTB Pengelolaan Pendapatan Daerah Musi Rawas jumlah
5
Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan Yang Membayar Pajak
JENIS KENDARAAN
TAHUN MOBIL BUS TRUK SEPEDA LAINNYA JLH
PENUMPANG MOTOR
2019 5.213 45 1.096 19.478 2.720 28.552
2020 4.013 30 894 15.237 2.320 22.494
2021 4.662 37 1.100 17.040 2.596 25.435
Sumber : Data Internal Kantor SAMSAT Musi Rawas II, 2022
kendaraan terjadi pada tahun 2020 dimana karena penurunan jumlah kendaraan
penurunan.
pajak pada tahun 2019 melebihi target dengan jumlah selisih sebesar Rp.
684.606.000,- dan tahun 2020 mengalami penurunan dan tidak mencapai target
kendaraan.
6
1.2. Identifikasi Masalah
Rawas II ?
pada fokus penelitian, selain itu agar penelitian tersebut dapat lebih terarah serta
tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Penelitian ini dilakukan di UPTB
7
yang digunakan berupa laporan penerimaan pajak kendaraan bermotor tahun 2019
untuk :
1. Manfaat teoritis
mengenai Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Hasil penelitian yang diperoleh juga
penelitian berbeda.
2. Manfaat praktis
8
19 di Musi Rawas sehingga diajadikan acuan dalam meningkatkan
Hasil penelitian ini juga dapat jadikan sebagai bahan rujukan dan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Literatur
kesimpulan tentang “apa yang menjadi sebab” apa yang menjadi dasar seseorang
tertentu. Ada tiga faktor yang menjadi dasar pertimbangan orang untuk menarik
kesimpulan apakah suatu tindakan atau perbuatan disebabkan oleh sifat dari dalam
diri (disposisi) ataukah disebabkan oleh faktor di luar diri. Ketiga faktor dasar
keunikan (Distinctivens).
Teori Atribusi menurut Ikhsan dan Ishak (2005) merupakan suatu proses
yang disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Teori Atribusi adalah teori yang menjelaskan upaya untuk memahami
penyebab dibalik perilaku orang lain. Perilaku ini disebabkan oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Perilaku yang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku
yang diyakini berada di bawah kendali atau berasal dari dalam diri individu
10
seperti ciri kepribadian, motivasi atau kemampuan. Perilaku yang disebabkan oleh
faktor eksternal adalah perilaku yang diyakini sebagai hasil dari sebab-sebab luar
atau berasal dari luar diri individu seperti peralatan atau pengaruh sosial dari
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
1. Fungsi Pajak
pengeluaran-pengeluaran negara.
11
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan.
c. Fungsi Stabilitas
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran
efisien.
Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
a. Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah pusat.
Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal Pusat (DJP) -
12
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea
b. Pajak Daerah
Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Adapun yang termasuk
pajak daerah yaitu, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak
Rokok, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak
Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea
1. Pajak Langsung.
Pajak yang dikenakan pada Wajib Pajak (WP) secara berkala baik
perorangan maupun badan usaha. (Contoh = Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi
dan Bangunan).
Pajak yang diberikan oleh Wajib Pajak (WP) bila melakukan peristiwa atau
13
lima persyaratan dalam pemberlakuan pemungutan pajak di Indonesia,
diantaranya :
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keadilan sosial yang
dimaksud, yaitu Wajib Pajak (WP) mempunyai hak dan kewajiban yang telah
diatur dalam undang-undang, setiap warga negara yang menjadi Wajib Pajak
(WP) harus membayar pajaknya, serta adanya sanksi untuk pelaku pelanggaran
pajak.
Berdasarkan hukum yang berlaku seperti apa yang telah tercantum dalam
perpajakan umum.
nasional)
misal dalam kasus pajak tidak diperbolehkan mengganggu produksi atau kegiatan
Sistem pemungutan pajak yang ada harus dilakukan secara efisien dan
efektif sehingga nantinya hasil yang diperoleh dari perpajakan pun akan
14
maksimal. Secara efisien disini berarti mempunyai maksud bahwa pemungutan
pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya
pemungutan pajak harus bisa membawa hasil yang sesuai dengan perhitungan
dipahami oleh Wajib Pajak (WP). Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh Wajib Pajak
1. Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) itu
sendiri.
15
3. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika
Wajib Pajak (WP) telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak
atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak. Dalam sistem pemungutan pajak
Official Assessment, Wajib Pajak (WP) bersifat pasif dan pajak terutang baru ada
setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Adapun ciri-ciri sistem
3. Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan
wajib dibayarkan.
c. Withholding System
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang
bukan Wajib Pajak (WP) dan bukan juga aparat pajak / fiskus. Jenis pajak yang
menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22,
PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN (Rani Maulida, 2018).
16
a. untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar 1%
sebesar 10%
daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% dan paling tinggi sebesar 1%
ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% dan paling tinggi sebesar 0,2% .
memenuhi belanja daerah yaitu hasil dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
dana darii tingkat atas. Pendapatan Asli Daerah (PAD) diambil dari hasil
bahwa Pendapatan Asll Daetah (PAD) bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
17
2. Pajak Daerah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutangoleh orang pribadi atau badan yang
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu, diartikan sebagai pungutan Wajib Pajak
(WP) berdasarkan peraturan daerah dan Wajib Pajak (WP) tidak dapat merasakan
digunakan di darat ataupun peralatan berupa motor atau yang berfugsi mengubah
sumber daya tertentu menjadi energi gerak termasuk alat–alat berat serta
kena barang mewah yang dikenakan pajak penjualan barang mewah dengan atrif
18
pengemudi dengan nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan kapsitas isi
silinder.
bermotor umum, 0,5% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar dan Tarif Pajak Kendaraan di Atas Air ditetapkan sebesar 1,5% Adapun
berikut :
5. Sanksi Administrasi
Wajib Pajak (WP) yang tidak taat ataupun telat dalam melakukan
kewajibannya untuk membayar pajak sesuai waktu yang telah ditentukan apalagi
dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) maka akan dikenakan sanksi
dan didalam anggaran ataupun target yang tersedia, diartikan pula untuk mencapai
tujuan yang direncanakan walupun nantinya akan ada yang tidak sesuai. Namun,
akan mempunyai dampak pada kelompok penerima sasaran maka akan disebut
19
efektif. Efektivitas merupakan kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi
suatu pajak atau retribusi dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan dan
efektivitas berfokus pada outcome (hasil) suatu organisasi, program, atau kegiatan
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang
20
2.2. Penelitian yang Relavan
21
dibanding dengan biaya
pemungutan pajak.
4. Kevin F. Analisis Hasil penelitian ini walaupun di
TumulI.,George Penerimaan Pajak masa pandemi covid-19
M. Kawung., Kendaraan pemungutan Pajak Kendaraan
Jaclien I. Bermotor Bermotor (PKB)masih digolong
Sumuag., 2021 (PKB)Sebelum efisien walupun masih ada
dan Selama Masa perbedaan penerimaan pajak
Pandemi Covid- sebelum dan selama masa
19 di Provinsi pandemi covid-19 di sulawesi
Sulawesi Utara utara.
5. Mateus Fanu Analisis Pengelolaan keuangan dan aset
Ahoinai, Fajar Efektivitas, daerah melaui kantor
Aribowo, 2022 Efisiensi dan Samsat Kabupaten Belu atas
Kontribusi Tung target dan realisasi efektivitas
gakan Pajak pemungutan pajak kendaraan
Kendaraan bermotor dari tahun 2015-2019
Bermotor rata-rata adalah efektif,
Terhadap
Penerimaan di
Kantor Samsat
Kabupaten Belu
Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya
22
2.3. Kerangka Berpikir
Kernagka Berpikir akan mengembangkan teori yang telah disusun dengan cara
menguraikan hubungan yang terjadi antar variabel pada penelitian (Tegor dkk.,
2020). Adapun yang akan menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Bermotor (PKB) dapat diketahui efektif atau tidaknya Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) sebelum dan selama masa pandemi covid-19 di wilayah Musi Rawas.
23
2.4. Hipotesis
(Anthon, 2021), (Aribowo & Ahoinai, 2022), (Sita Irfani dkk, 2019) dan diperkuat
dengan teori atribusi yang mana wajib pajak mempengaruhi penerimaan pajak
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Rawas atau lebih dikenal dengan sebutan Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap (SAMSAT) yang terletak di jalan komplek ruko G-1 Mataram, Kabupaten
Musi Rawas, Sumatera Selatan 31661. Sedangkan, Waktu yang digunakan dalam
Penelitian ini sekitar 6 bulan terhitung dari bulan Maret 2022 hingga Agustus
2022 dengan deskripsi kegiatan penelitian dalam bentuk tabel dibawah ini :
3 Pengajuan
proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Seminar proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Pengelolaan Data
8 Perbaikan
Skripsi
9 Ujian Skripsi
25
3.2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif yaitu
jenis penelitian yang mengutamakan analisa mendalam tentang data dan fakta
yang ditemukan, kemudian diangkat ke dalam penelitian dan disajikan secara apa
adanya dan tanpa rekayasa. Penelitian deskriptif dapat digunakan untuk penelitian
sebuah peristiwa, pemikiran, kondisi, objek, atau status di masa yang akan datang
(Sugiyono, 2013:206).
(terikat).
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 96). Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel
26
terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah penerimaan pendapatan Pajak
(diberi simbol X), sedangkan variabel terikat adalah Realisasi penerimaan Pajak
selama masa pandemie covid-19 itu dapat dikatakan efektif atau tidak.
3.4.1 Populasi
yang terdiri atas, obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
3.4.2. Sampel
27
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Jadi teknik pengambilan sampel adalah sampel jenuh menurut
Sugiyono (2013: 156) adalah teknik penentuan sampel bila populasi digunakan
kendaraan bermotor (PKB) tahun 2019,2020 dan 2021, Target Realisasi tahun
sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data
diperoleh.
primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data langsung kepada
2013:137)
28
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain seperti wawancara dan
2. Wawancara
informasi serta ide dengan melakukan tanya jawab, sehingga dapat mengkontruksikan
pengumpulan data dilakukan pada studi pendahulu untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti.
3. Dokumentasi
biasanya berupa tulisan, gambar, atau karya monumental studi. Dokumentasi merupakan
29
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Thabroni, 2021) Dalam
data yang didapatkan dilapangan berupa hasil dari jumlah penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2019 s/d 2021 di wilayah Musi Rawas.
Korelasi Bivariate Pearson adalah salah satu rumus yang dapat digunakan
untuk melakukan uji validitas data dengan program SPSS (Statistical Product and
sd= √ ∑ d −¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam uji reliabilitas
peneliti menggunakan program SPSS, dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika Cronbach Alpha (α) > 0,60
30
[ ][ ∑σ
]
2
k
r 11= 1− 2 b
( k −1 ) σt
(Arikunto, 2015:154)
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
b² = Jumlah varian butir
t² = Varian total
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis
parametrik yaitu uji kenormalan data dan populasi. Tujuan dilakukannya uji
normalitas yaitu untuk mengetahui apakah data sebaran data tersebut berdistribusi
normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov.
2
( Oi−Ei ) ❑
X =∑
2
Ei
31
3.10.1. Analisis deskriptif
karakteristik dari data yang telah dikumpulkan tanpa adanya kesimpulan yang
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean),
suatu pajak atau retribusi dengan tujuan atau target yang telah di tetapkan.
kegiatan dinilai efektif apabila output yang di hasilkan bisa memenuhi tujuan
32
Untuk mengetahui besarnya laju pertumbuhan pajak kendaraan bermotor
dari tahun ke tahun (Anthon, 2021). Laju penerimaan pajak kendaraan dapat
X t −X (t−1)
GX = X 100 %
X t−1
Keterangan :
apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara
nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Uji t mengetahui perbedaan
rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-test)
(Anthon, 2021).
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Kantor sistem manunggal satu atap (samsat) Musi Rawas II sebagai Unit
(PAP) secara terintegrasi dan terkoordinasi. Tugas dan fungsi Kantor Sistem
1. Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan Pajak dan Bea Balik Nama
Penagihan.
Nama Kendaraan Bermotor, Tata Usaha, dan Retribusi Pendapatan Lain dan
Penagihan.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas
34
4.1.2. Bentuk struktur organisasi di Dinas Kantor sistem manunggal satu
atap (samsat) Musi Rawas II dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Sistem Administrasi Satu Atap
(Samsat) Musi Rawas II
35
Berikut tugas dan tanggungjawab bagian-bagian struktur SAMSAT Musi
Rawas II:
yang berlaku.
pendapatan daerah.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendapatan sesuai
bidang tugas.
36
4. Menyiapkan bahan dan mengelola penata usahaan keuangan serta menyusun
pertanggungjawaban keuangan.
keprotokolan.
dengan pembukuan.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala unit sesuai bidang tugas
37
1. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pelayanan Pajak
serta pelayanan pajak kendaraan dan bea balik nama kendaran bermotor.
Bermotor.
terhadap obyek dan subyek Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor.
38
11. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembukuan, evaluasi dan pelaporan
Bermotor.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala unit sesuai bidang tugas
daerah lain diluar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
daerah lain diluar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
pelayanan pendapatan daerah lain diluar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
daerah lain diluar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
39
6. Menyiapkan dan melaksanakan pemeriksaan bersama dengan aparat terkait
terhadap obyek dan subyek pendapatan daerah lain diluar Pajak Kendaraan
terhutang.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala unit sesuai bidang tugas
sikap pegawai.
40
2. Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi semua pelanggan internal
dan eksternal.
41
4.2. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Data target dan realisasi
yang diambil tahun 2018 hingga 2022. Namun, data yang akan digunakan sebagai
2019 dan tahun 2020. Data realisasi tahun 2019 dan tahun 2020 berikut :
Data target yang digunakan adalah data tahun 2019 dan tahun 2020 dengan
42
4.2.2. Analisis Data
Menentukan data target perbulan yang digunakan maka data target pajak
kendaraan pertahun dibagi dua belas, sehingga data target perbulan dapat
Target Pertahun
Rumus :Target Perbulan=
12
(Astanto, 2006)
Perhitungan Efektivitas :
Rp .585.111 .050
April 2019 = × 100 %=103,25 % %
Rp .566 .666 .667
Rp . 480.420 .900
Mei 2019 = × 100 %=84,78 %
Rp .566 .666 .667
43
Rp. 570.508 .750
Juni 2019 = × 100 %=100,68 %
Rp .566 .666 .667
Rp .722.519 .525
November 2019 = × 100 %=127,50 %
Rp .566 .666 .667
Rp . 873.347 .250
Desember 2019 = × 100 %=154,12 %
Rp .566 .666 .667
Rp . 189.464 .300
Januari 2020 = × 100 %=26,80 %
Rp.707 .000 .000
Rp . 231.377 .700
februari 2020 = ×100 %=32,73 %
Rp .707 .000 .000
Rp . 382.704 .700
Maret 2020 = × 100 %=54,13 %
Rp.707 .000 .000
Rp . 327.756 .075
April 2020 = ×100 %=46,36 %
Rp .707 .000 .000
Rp . 481.495 .000
Mei 2020 = × 100 %=68,10%
Rp.707 .000 .000
Rp . 469.395 .000
Juni 2020 = × 100 %=66,39%
Rp.707 .000 .000
44
Rp . 838.948 .880
September 2020 = ×100 %=118,66 %
Rp .707 .000 .000
Rp . 951.163 .000
November 2020 = ×100 %=134,54 %
Rp .707 .000 .000
45
Tabel 4.3 Data Efektivitas Penerimaan Pajak Kendaraan (PKB)
Tahun
Bulan
2019 2020
Januari 108,64 26,80
Februari 83,94 32,73
Maret 108,62 54,13
April 103,25 46,36
Mei 84,78 68,10
Juni 100,68 66,39
Juli 100,27 83,85
Agustus 101,10 86,92
Sepetember 98,86 118,66
Oktober 126,07 118,99
November 127,50 134,54
Desember 154,12 150,77
Sumber : Data yang telah di olah
digunakan yaitu tahun 2019 hingga tahun 2021. Berikut data realisasi nya:
X t −X ( t−1)
GX = X 100 %
X t−1
(Anthon, 2021)
46
Tabel 4.4 Data Laju Pertumbuhan Penerimaan Pajak Kendaraan (PKB)
Data Realisasi
Laju Penerimaan Pajak
Tahun Penerimaan Pajak
kendaraan Bermotor
Kendaraan Bermotor
2019 Rp.7.484.606.000 -
2020 Rp.6.965.708.500 -7,44 %
2021 Rp. 9.442.870.750 8,92 %
Sumber : Data yang telah di olah
penerimaan pajak kendaraan yaitu data tahun 2019 hingga tahun 2021. Berikut
hasil nya:
Dari hasil uji validitas untuk nilai Efektivitas, diperoleh semua nilai korelasi
per item terhadap total itemnya dengan nilai r hitung> nilai rtabel. Dengan demikian,
dikatakan reliabel.
47
3.5 PEMBAHASAN
karena data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dapat dianggap
mewakili populasi. Uji normalitas data menjadi persyarat pokok dalam analisis
rata-rata, analisis varian, dan sebagainya, karena data yang akan dianalisis harus
terdistribusi secara normal. Dalam SPSS metode uji normalitas yang sering
Kritereria pengujiannya adalah, jika nilai signifikansi > 0.05, maka data
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak
normal atau tidak berdistribusi. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui
48
Hasil tes of normality di atas menunjukkan nilai signifikansi (Sig) untuk
untuk efektivitas selama covid-19 memiliki nilai 82,3526, nilai minimum untuk
untuk efektivitas selama covid-19 memiliki nilai 26,80 dan nilai maximum untuk
3.5.3. Hipotesis
49
Tabel 4.7 Paired Samples Statsitics
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 sebelum 108,1535 12 19,58576 5,65392
selama 82,3526 12 40,66063 11,73771
Sumber : Hasil olah data SPSS versi 24
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan sesudah
50
di beri metode bercerita. Untuk melihat nilai t tabel maka didasarkan pada derajat
kebebasan (dk), yang besarnya adalah N-1, yaitu 12-1 = 11. Nilai dk = 11 pada
(paired sample t-test), maka dapat diperoleh hasil bahwa t hitung lebih besar dari t
tabel yaitu 2.969 > 1.79588 dan Sig. (2 tailed) = 0,013 > 0,05, maka Ho ditolak
pajak kendaraan bermotor (PKB) sebelum dan selama masa pandemi covid-19.
Untuk menentukan taraf signifikansi (P Value) Jika signifikansi > 0,05, maka Ho
diterima. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak Berdasarkan tabel 4.9
menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0,013 > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) sebelum dan selama masa pandemi
covid-19.
menunjukan orisinalitas dari penelitian, selain itu hasil penelitian dapat digunakan
Penelitian relevan yang masi terkait dengan tema yang sedang peneliti kaji.
51
Pajak Daerah Provinsi Sulawesi Utara Periode 2013-2017” dengan jenis
penelitian kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Penerimaan
pajak daerah dari tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 sudah dapat dikatakan
sangat efektif dilihat dari rata-rata tingkat efektivitas sebesar 99,59% dan Efisien
penerimaan Pajak daerah di Provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2013-2017 dinilai
Didik Eko Pramono (2019) dengan judul “Efektivitas, Daya Pajak dan Kontribusi
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Efktivitas Pajak Kendaraan
Bermotor yang diperoleh tahun 2013 sampai 2017 diketahui bahwa efektivitas
Pandemi Covid-19 Pada Kantor Samsat Makassar II” dengan jenis penelitian
kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Pendapatan SAMSAT
makassar II pada priode tahun 2020 telah mencapai target yang telah di tentukan,
pada pandemi Covid-19 masih dalam kategori sangat efektif, sedangkan untuk
52
penerimaan pajak kendaraandi masa pandemi Covid-19 masih lebih besar
Provinsi Sulawesi Utara” dengan jenis penelitian kuantitatif. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini yaitu, Hasil penelitian ini walaupun di masa pandemi covid-19
masih ada perbedaan penerimaan pajak sebelum dan selama masa pandemi covid-
19 di sulawesi utara.
kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, Pengelolaan keuangan
dan aset daerah melaui kantor Samsat Kabupaten Belu atas target dan realisasi
adalah efektif.
Jika dilihat pada penelitain terdahulu, diperoleh hasil yang sama dengan
dari tahun sebelumnya yaitu selisi dari penerimaan tahun 2019 ke tahun 2020
53
sebesar Rp. 518.897.500,- dimana tahun 2020 awal mula pandemi covid-19.
pandemi covid-19 dan selama adanya pandemi covid-19. Walaupun jika dilihat
dari tabel tingkat efektivitas (Kornella, 2021). Tahun 2020 masih digolongkan
efektif.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Hasil uji hipotesis dilakukan dengan uji t-test (uji beda) dengan Paired
Samples Test. Hasil statistik menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,13. Hal ini
artinya nilai Sig 0,13 > 0,05. Akibatnya, sesuai dengan kriteria pengambilan
selama masa pandemi covid-19. Walaupun jika dilihat dari tingkat efektifitas
pertahunnya dimana selama masa pandemi covid-19 tahun 2020 menurut tabel
Social Distancing yaitu menjaga jarak aman dan tidak berinteraksi. Sehingga
meningkat dari 4,99 persen pada Februari 2020 menjadi sekitar 6,17 persen 6,65
tahun 2020.
55
setahun, untuk dapat mendaptkan target perbulan dilakukan pembagian data target
efektivitas ini disebabkan adanya keadaan yang tak bisa diatasi baik itu oleh
Rawas.
5.3. SARAN
2. PENELITI SELANJUTNYA
kota ataupun kabupaten dari suatu propinsi agar memperoleh pnelitian yang
lebih akurat.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Josephine Ma. (2020, Maret 13). China’s first confirmed Covid-19 case traced
back to November 17. South China Morning Post. https://www.scmp.com
PP No. 10 Tahun 2021 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam
Rangka Mendukung Kemudahan Berusaha dan Layanan Daerah [JDIH
BPK RI]. (t.t.). Diambil 30 Juni 2022, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161840/pp-no-10-tahun-2021
58
PP No. 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah Yang Dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah [JDIH
BPK RI]. (t.t.). Diambil 30 Juni 2022, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/54029/pp-no-145-tahun-2000
59
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 21(2), Article 2.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/35748
60