Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mengurus dan mengatur daerahnya sendiri Pemerintah daerah

diberikan hak dan kewenangan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun

2015 perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah sehingga setiap daerah memiliki kesempatan untuk dapat

mengembangkan daerahnya terutama dalam hal meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan di daerah. Pada dasarnya, pembangunan nasional

bertujuan untuk meningkatkan martabat, harkat, kualitas, serta taraf hidup

masyarakat yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945. sebagaimana yang

negara berkembang dan giat untuk melaksanakan pembangunannya di segala

bidang, maka diperlukan ketersediaan dana yang cukup besar secara

berkesinambungan untuk mencapai tujuan dari pembangunan nasional. Salah satu

sumber pendanaan paling besar adalah pendapatan dari sektor pajak, dimana pajak

juga memiliki fungsi sebagai anggaran yang bertujuan untuk menyeimbangkan

pengeluaran dan penerimaan suatu daerah. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) merupakan jenis pajak yang

cukup sering kita jumpai, mengingat hampir setiap orang memiliki kendaraan

bermotor dan merupakan Wajib Pajak (WP) terutama di daerah kota besar seperti

Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.

Kurnia Sentosa (2021) dalam laporan RRI Pontianak, bahwa penerimaan

yang tercatat di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat hingga


September 2021 mengalami penngkatan. Hal tersebut terjadi akibat dari adanya

program pembebasan aanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ke-2. Jumlah pendapatan PKB

pada September 2021 sebesar Rp 86,16 miliar. Jumlah tersebut lebih meningkat

dibandingkan penerimaan PKB periode Januari hingga Agustus 2021 dengan rata-

rata penerimaan sebesar Rp 37,74 miliar. Dari segi pelayanan PKB pada bulan

September 2021 sebanyak 104.155 kendaraan dibandingkan dengan rata-rata

pelayanan PKB dari periode bulan Januari sampai bulan Agustus 2021 sebanyak

72.650 kendaraan. Sedangkan jumlah pendapatan BBNKB selama bulan

September 2021 sebesar Rp 55,24 miliar. Meski begitu jumlah tersebut sudah

meningkat dibandingkan dengan rata-rata pendapatan penerimaan BBNKB

periode Januari sampai Agustus 2021 sebesar Rp 40,68 miliar. Dari segi

kendaraan BBNKB terjadi peningkatan pelayanan selama periode bulan

September 2021 sebanyak 18.499 dibandingkan dengan rata-rata pelayanan pada

periode bulan Januari sampai Agustus 2021 sebanyak 12.574 segi kendaraan.

Seperti yang diketahui dengan adanya kebijakan pembebasan sanksi

administrasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBNKB) yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 170 Tahun

2021, mulai berlaku pada 1 September sampai 30 September 2021. Program

kebijakan pembebasan sanksi administrasi PKB dan BBNKB tersebut kemudian

berlanjut hingga akhir bulan Oktober 2021 (Alfian, RRI Pontianak 2021).
Badan Pusat Statistik (2022) berdasarkan data sensus jumlah kendaraan

bermotor menurut provinsi dan jenis kendaraan, jumlah kendaraan bermotor di

Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2021 sebanyak 2.727.317 kendaraan

bermotor. Mengingat Kota Pontianak sendiri merupakan Ibu Kota Provinsi, maka

pertumbuhan kendaraan bermotor terbesar ada di Kota Pontianak. Dan

pertumbuhan tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah

kendaraan bermotor tentunya terkait juga dengan peningkatan jumlah penduduk di

Kota Pontianak. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2021) berdasarkan

Data Konsolidasian Berkala Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia,

menjelaskan bahwa jumlah penduduk Kota Pontianak pada tahun 2021 berjumlah

672.440 jiwa. Jumlah penduduk dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya

peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Pontianak.

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Pontianak dapat dijadikan potensi

dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak.

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan bertambahnya jumlah

wajib pajak kendaraan bermotor, dapat dilihat jumlah wajib pajak kendaraan

bermotor yang terdaftar di Kantor SAMSAT Wilayah I Kota Pontianak pada

tahun 2017-2021. Jumlah wajib pajak yang membayar pajak kendaraan bermotor

mengalami kenaikan pada tahun 2017-2019 dan penurunan yang cukup jauh pada

tahun 2020, besar kemungkinan penyebab penurunan tersebut diakibatkan adanya

masalah keuangan bagi wajib pajak terhadap kebutuhan ekonomi dalam

menghadapi pandemi Covid-19. Namun jumlah wajib pajak kendaraan bermotor

kemudian meningkat lagi di tahun 2021. Serta dikarenakan adanya penggabungan


pencatatan dari 14 (empat belas) Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pendapatan

Daerah (UPT PPD) berbagai daerah Provinsi Kalimantan Barat ke UPT PPD

Pontianak Wilayah I Kalimantan Barat yang dimulai pada tahun 2020 sampai

penelitian ini dilaksanakan. Hal itu juga yang menyebabkan adanya perubahan

format dalam laporan realisasi penerimaan di UPT PPD Pontianak Wialayah I

(SAMSAT I) seperti yang peneliti sajikan pada lampiran dalam penelitian ini.

Tabel 1.1
Jumlah Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Kota Pontianak
Tahun 2017-2021 di SAMSAT Wilayah I Kota Pontianak

Tahun Jumlah wajib pajak kendaraan bermotor


2017 237.044
2018 249.363
2019 250.778
2020 217.099
2021 231.818
Sumber: Samsat Wilayah I Provinsi Kalbar (2021)

Daya beli masyarakat masyarakat terhadap kendaraan bermotor tentunya

membawa dampak positif terutama dalam peningkatan penerimaan pendapatan

pajak kendaraan bermotor bagi pemerintah daerah Kota Pontianak. Namun dalam

hal penambahan jumlah kendaraan bermotor tentunya akan berpengaruh juga

terhadap banyaknya wajib pajak yang mengalami tunggakan dalam membayar

pajak kendaraan bermotor. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor

SAMSAT Wilayah 1 Kota Pontianak dapat dilihat jumlah tunggakan pajak pada

tahun 2017-2021.
Table 1.2
Data Penunggakan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Kota Pontianak
Tahun 2017-2021 di SAMSAT Wilayah I Kota Pontianak

Tahun Jumlah Wajib Pajak Presentase Jumlah Presentase


yang Menunggak PKB Peningkatan Tunggakan Peningkatan
2017 22.393 175% 16.166.499.800 156%
2018 24.924 195% 18.830.037.050 182%
2019 21.956 161% 18.944.923.000 194%
2020 16.502 134% 14.021.635.200 184%
2021 24.034 69% 24.766.747.600 85%
Sumber: Samsat Wialayah I Provinsi Kalbar (2022)

Berdasarkan tabel 1.2 diatas terlihat jumlah wajib pajak yang melakukan

tunggakan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Wilayah I

Kota Pontianak mengalami fluktuatif untuk tahun 2017-2021. Pada tahun 2017

jumlah wajib pajak yang menunggak sebanyak 22.393 wajib pajak dengan

tunggakan sebesar Rp16.166.499.800, pada tahun 2018 sebanyak 24.924 wajib

pajak yang menunggak tunggakan pajak sebesar Rp18.830.037.050, dan untuk

tahun 2019 sebesar Rp18.944.923.000 dengan jumlah wajib pajak yang

menunggak sebanyak 21.956 wajib pajak. Sementara itu ditahun 2020 mengalami

penurunan jumlah wajib pajak yang menunggak sebanyak 16.502 wajib pajak

dengan tunggakan pajak sebesar Rp14.021.635.200, dan kembali meningkat pada

tahun 2021 dengan tunggakan sebesar Rp24.766.747.600 dengan jumlah wajib

pajak yang melakukan tunggakan sebanyak 24.034 wajib pajak.

Selain itu presentase peningkatan penunggakan wajib pajak juga mengalami

fluktuatif, dengan nilai presentase peningkatan wajib pajak yang menunggak

sebesar 175% dan 156% untuk nilai presentase peningkatan tunggakan pajak pada

tahun 2017. Di tahun 2018 sebesar 195% untuk presentase peningkatan wajib
pajak yang menunggak dan 182% untuk presentase peningkatan jumlah

tunggakan pajak. Serta pada tahun 2019 dengan nilai presentase peningkatan

wajib pajak sebesar 161% dan 194% untuk nilai presentase peningkatan jumlah

tunggakan pajak. Semantara itu pada tahun 2020 dan 2021 masing-masing

mengalami penurunan nilai presentase peningkatan wajib pajak yang menunggak

berturut-turut sebesar 134% dan 69% dan untuk nilai presentase tunggakan

sebesar 184% dan 85%.

Kondisi yang fluktuatif tersebut tidak hanya disebabkan oleh adanya kondisi

pandemi Covid-19 dan perubahan kebijakan dari pihak UPT PPD Pontianak

Wilayah I, namun juga dipengaruhi oleh wajib pajak sendiri apakah tepat waktu

atau tidak dalam membayar pajak dan melaksanakan kepatuhan wajib pajak

sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang ada.

Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu

faktornya adalah kesadaran wajib pajak. Indonesia kini menganut selft assessment

system dalam hal pemungutan pajak memberikan kebebasan dan tanggung jawab

yang besar kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Hal tersebut akan terwujud apabila wajib pajak memiliki tingkat kesadaran yang

tinggi sebab dengan adanya rasa kesadaran dari wajib pajak maka sikap patuh,

taat, disiplin akan muncul.

Sanksi perpajakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa peraturan

perundang-undangan perpajakan akan ditaati atau dipatuhi. Apabila Wajib Pajak


tidak mentaati atau mematuhi maka aka nada konsekuensi hukum yang diberikan

kepada Wajib Pajak. Konsekuensi hukum tersebut merupakan penerapan dari

sanksi perpajakan yang berguna untuk memberikan efek jera kepada Wajib Pajak

yang melanggar, sehingga terciptanya kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajiaban perpajakan.

Kualitas pelayanan juga salah satu dari faktor yang dapat berpengaruh

terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan prima yang diberikan petugas pajak

(Fiskus) meliputi bantuan pengisian, penyetoran, dan pelaporan pajak, sehingga

Wajib Pajak yang awalnya kurang paham akan menjadi paham dan mengerti akan

kewajiban pajaknya. Kemudahan dalam menyelesaikan kewajiban pajaknya.

Kemudahan dalam menyelesaikan kewajiban perpajakan juga akan meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak.

Faktor lainnya yang diduga dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak

yang masih belum banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya, yaitu

pengetahuan perpajakan. Pengetahuan perpajakan merupakan pemahaman dasar

bagi Wajib Pajak mengenai hukum, undang-undang, dan tata cara perpajakan

yang benar. Wajib Pajak yang telah memiliki pengetahuan perpajakan diharapkan

akan patuh dan taat dalam melakukan kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik ingin menguji tentang

pengaruh kesadaran Wajib Pajak, sanksi perpajakan, kualitas pelayanan dan

menambahkan variable baru yang masih jarang diteliti yaitu pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini dilaksanakan di


wilayah Kota Pontianak sebagai sampel penelitian, dan objek pajak yang peneliti

gunakan yaitu kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan,

Kualitas Pelayanan, Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota Pontianak’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang sudah peneliti paparkan

diatas, faktor-faktor yang dapat mempegaruhi kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor adalah kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, kualitas pelayanan,

dan pengetahuan perpajakan. Sehingga didapatkan rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor ?

2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruhb terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor ?

3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor ?

4. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor ?


5. Apakah kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, kualitas pelayanan,

dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara bersama-sama

terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor ?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tentu diperlukannya batasan

masalah agar penelitian ini lebih fokus dan terarah. Penelitian ini dibatasi pada

pengaruh lima variabel yang digunakan, yaitu kesadaran wajib pajak, sanksi

perpajakan, kualitas pelayanan, pengetahuan perpajakan dan kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor. Penelitian ini lebih memfokuskan pada tingkat

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kota Pontianak yang terdaftar di

UPT PPD Pontianak Wilayah I (SAMSAT I) Kota Pontianak tahun 2021.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan :

1. Untuk menguji apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Pontianak.

2. Untuk menguji apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Pontianak.

3. Untuk menguji apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Pontianak.


4. Untuk menguji apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Pontianak.

5. Untuk menguji apakah Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan,

Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di

Kota Pontianak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

mengembangkan ilmu Akuntansi Sektor Publik khususnya dibidang

perpajakan terutama masalah Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi

Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan serta

pengaruhnya terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di

Kota Pontianak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan secara

mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Penelitian ini juga

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Politeknik

Negeri Pontianak.
b. Bagi Kantor SAMSAT Wialayah I Kota Pontianak

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang positif

bagi pihak UPT PPD Pontianak Wilayah I (SAMSAT I) Kota

Pontianak untuk lebih meningkatkan penerimaan pajak dan

memberikan gambaran kepada kantor SAMSAT Wilayah I Kota

Pontianak untuk lebih berupaya lagi dalam meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Wilayah Kota

Potianak.

c. Bagi Wajib Pajak

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

informasi sehingga dapat menambah wawasan bagi wajib pajak

mengenai perpajakan dan dapat memberikan gambaran

penilaian terhadap kinerja kantor SAMSAT Wilayah I Kota

Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai