PENDAHULUAN
tepatnya di kota Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019 dimana World Health
infeksi akut yang menyerang paru-paru (Bima Baskara, 2020) Berdasarkan data
orang pertama yang terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak tanggal
itu dan seterusnya angka penduduk di China yang terjangkit Covid-19 mengalami
peningkatan yaitu pada tanggal 15 Desember 2019 jumlah total infeksi mencapai
penyebaran covid-19 telah menyebar di hampir diseluruh dunia pada bulan Juni
hingga Agustus 2020 kasus Covid-19 rata-rata bertambah sekitar 250 ribu kasus
dan 6.000 kematian akibat virus covid-19 dan pada bulan Januari 2021 kasus
covid-19 telah mencapai 350 juta kasus dan kematian mencapai 5 juta kasus
Indonesia hingga saat ini jumlah kasus akibat virus covid-19 pada bulan Januari
2021 telah mencapai 4 juta kasus dan 144 ribu jumlah kematian akibat virus
kasus covid-19 yang terjadi tentu saja hal ini menyebabkan banyak kerugian di
berbagai sektor terutama sektor ekonomi dan sosial dimana penyebaran virus
mencapai 0,4 % dari hasil perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS)
dimana tingkat pengangguran bertambah 5 juta orang pada bulan Februari 2020
Dampak lain yang terjadi akibat virus covid-19 adalah fisik dan psikis
jarak aman dan tidak berinteraksi hingga pandemi covid-19 dapat diatasi dan hal
ini telah terjadi selama 2 tahun lamanya. Dalam upaya pencegahan dan untuk
dibatasi.
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berpengaruh pada aktivitas bisnis yang
Terbuka (TPT) meningkat dari 4,99 persen pada Februari 2020 menjadi sekitar
6,17 persen 6,65 persen pada Maret 2020. (Badan Pusat Statistik, 2020) dengan
banyak masyarakat yang harus bekerja dirumah ataupun harus diberhentikan dari
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu meningkat dari 2,91 persen menjadi
Berdasarkan situasi akibat virus covid-19 ini pemerintah tidak bisa menggali
potensi yang ada untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih yang diperoleh dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dari
Daerah (PAD) yang telah ditentukan, banyak faktor yang mempengaruhi hal
tersebut selain dikarenakan menurunnya daya beli dan daya saing masyarakat
khususnya dalam kondisi pandemi ini juga keterbatasan yang tidak dapat
2004, PAD yang sah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi
dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan (PAP) dan Pajak Rokok. Adapun
pajak kabupaten/kota terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan,
Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2), serta Bea Perolehan Hak atas
Penerimaan pajak daerah dari tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 sudah dapat
dikatakan sangat efektif dilihat dari rata-rata tingkat efektivitas sebesar 99,59%
dan Efisien penerimaan Pajak daerah dinilai sudah sangat efisien (Talondong
Bermotor yang diperoleh tahun 2013 sampai 2017 diketahui bahwa efektivitas
Pajak Kendaraan Bermotor selama lima tahun dikatakan sangat efektif (Sita Irfani
dkk, 2019).
telah mencapai target yang telah di tentukan, namun mengalami penururnan dan
kategori sangat efektif, sedangkan untuk efisiensi pemungutan pajak juga masih
masih ada perbedaan penerimaan pajak sebelum dan selama masa pandemi covid-
19 (Tumuli dkk., 2021), Pengelolaan keuangan dan aset daerah melaui kantor
Samsat Kabupaten Belu atas target dan realisasi efektivitas pemungutan pajak
kendaraan bermotor dari tahun 2015-2019 rata-rata adalah efektif (Aribowo &
Ahoinai, 2022).
di Musi Rawas tentu saja melibatkan juga UPTB Pengelolaan Pendapatan Daerah
Musi Rawas atau lebih dikenal di kalangan masyarakat dengan sebutan Kantor
Republik Indonesia dan Asuransi Jasa Raharja. Di Musi Rawas Pajak kendaraan
didominasi oleh kendaraan sepeda motor dan mobil penumpang. Namun, dari data
yang diambil dari UPTB Pengelolaan Pendapatan Daerah Musi Rawas jumlah
kendaraan terjadi pada tahun 2020 dimana karena penurunan jumlah kendaraan
penurunan.
pajak pada tahun 2019 melebihi target dengan jumlah selisih sebesar Rp.
684.606.000,- dan tahun 2020 mengalami penurunan dan tidak mencapai target
kendaraan.
3. Rumusan Masalah
4. Batasan Masalah
pada fokus penelitian, selain itu agar penelitian tersebut dapat lebih terarah
serta tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Penelitian ini dilakukan di
5. Tujuan Penelitian
untuk :
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini juga dapat jadikan sebagai bahan rujukan dan