Novi Yani¹
Dian Puji Puspita Sari²
Siti Rodiah³
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the impact of exemption from tax penalties and taxpayer
awareness on taxpayer compliance in paying motorized vehicle taxes at Samsat Panam during the covid-
19 emergency. The method used in this research is probability sampling method and the sampling
technique used is random sampling. Random sampling technique is a technique of taking samples from
members of the population which is carried out randomly without regard to the strata that exist in the
population. The population in this study are motor vehicle taxpayers who pay their taxes at Samsat
Panam. The research sample used in this study amounted to 100 respondents. The analytical tool used in
this study is multiple linear regression analysis using the SPSS 23 program. The results of this study
indicate that the exemption of tax penalties and taxpayer awareness has a positive effect on taxpayer
compliance in paying motor vehicle taxes during the covid-19 emergency.
Keywords: Exemption of Tax Fines, Taxpayer Awareness, Taxpayer Compliance
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak Pembebasan denda pajak dan Kesadaran Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Panam
selama darurat covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability
sampling dan teknik sampling yang dipakai adalah random sampling. Teknik random sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan
bermotor yang membayarkan pajaknya di Samsat Panam. Sampel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berjumlah 100 responden. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda dengan penggunkan program SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor selama darurat covid-19.
Kata Kunci : Pembebasan Denda Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak
1. Pendahuluan
Pandemi virus corona atau Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap
perekonomian. Dampak yang terjadi di Indonesia hampir disemua sektor, salah satunya adalah
sektor perpajakan. Akibat dampak ini, banyak kebijakan dibuat oleh pemerintah untuk
menangani dampak yang terjadi di masa pandemi Covid-19 agar semua sektor yang terdampak
dapat naik kembali dan laju pertumbuhannya kembali sesuai yang diinginkan pemerintah.
Salah satu kebijakan pemerintah dalam menanggapi dampak pandemi Covid-19 yaitu kebijakan
pembebasan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Semakin meningkatnya penggunaan
akan kendaraan bermotor, Dispenda Membuat berbagai kebijakan, seperti; penagihan door to
door langsung pada wajib pajak, sistem online, dan pemutihan pajak kendaraan bermotor yang
ditujukan untuk pembebasan pengenaan bagi kendaraan yang administrasinya sudah lama
habis dan pembebasan pokok PKB. Penerimaan pajak kendaraan bermotor selama 3 tahun
yaitu pada tahun 2018-2020 juga mengalami peningkatan, Berikut adalah tabel data
penerimaan pajak kendaraan bermotor di Pekanbaru khususnya di Samsat Panam.
Tabel 1.1
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Pekanbaru Samsat Panam
Tahun Target Penerimaan Penerimaan PKB (Rp) Persentase
PKB (Rp)
2018 26.847.746.808 29.273.910.726 109,04%
2019 29.097.964.429 33.482.036.062 115,07%
2020 29.141.114.126,86 35.800.767.296 122,85%
Sumber : Samsat Panam
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 yaitu pada tahun 2018-2020 dapat dilihat bahwa
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) semakin meningkat setiap tahunnya yang
menunjukkan masih adanya perilaku kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor untuk
membayar kewajibannya yaitu membayar pajak kendaraannya. Walaupun adakalanya
menunjukkan penurunan khususnya sejak covid-19 masuk ke Pekanbaru yaitu dimulai dari
bulan Maret 2020, Berikut adalah tabel data penerimaaan Pajak Kendaraan Bermotor di
Pekanbaru khususnya di Samsat Panam Tahun 2020.
Tabel 1.2
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Pekanbaru Samsat Panam Tahun 2020
Bulan Januari – Desember
Bulan Penerimaan PKB (Rp)
Januari 3.046.718.500
Februari 2.705.213.000
Maret 2.439.376.500
April 1.959.070.500
Mei 2.500.883.000
Juni 2.963.955.500
Juli 3.111.703.000
Agustus 2.917.532.000
September 3.504.364.000
Oktober 2.690.631.000
November 3.220.220.000
Desember 3.761.842.000
Sumber : Samsat Panam
Dari tabel tersebut, dapat dilihat terjadinya penurunan penerimaan pajak kendaraan
bermotor di samsat panam dimulai sejak covid 19 masuk ke Pekanbaru yaitu antara bulan
maret dan april 2020 mengalami penurunan sangat tajam dimana menjadi alasan peneliti
mengambil objek penelitian di samsat panam dan juga ditemukannya di bulan Mei 2020
dalam data harian jumlah wajib pajak yang membayarkan pajaknya paling tinggi 224 Wajib
Pajak dan bahkan perharinya pernah hanya mencapai 12 orang wajib pajak yang membayarkan
pajaknya walaupun daerah panam sudah padat penduduk (sumber: Samsat Panam).
Dikutip dari badanpendapatan.riau. go.id dalam upaya mendorong kesadaran
masyarakat untuk membayar pajak daerah dan guna meningkatkan PAD Sesuai dengan arahan
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau
melakukan pembebasan denda pajak kendaraan bermotor selama masa tanggap darurat
bencana Covid-19 yaitu tanggal 17 Maret 2020 – 29 Mei 2020 yang diamksud disini adalah
wajib pajak bisa menunda pembayaran pajak kendaraan tanpa dikenakan denda
keterlambatan. Misalkan, si A jatuh tempo pajak kendaraannya tanggal 30 Maret, namun
karena situasi dan kondisi saat ini membuat si A terlambat bayar pajak. Selanjutnya, si A bisa
114
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
membayarkan pajaknya setelah masa pembebasan sanksi antara tanggal 29 Mei 2020 sampai
dengan 15 Juni 2020. Kalau pembayarannya lewat tanggal 15 Juni, dendanya berlaku kembali.
Kebijakan ini hanya untuk wajib pajak yang jatuh tempo pada periode tanggap darurat
tersebut namun belum membayarkan pajak kendaraannya dan akan diberlakukan sesuai
dengan situasi dan kondisi kedepannya. Baik itu terkait perpanjangan waktu atau tidaknya.
Dengan diberlakukannya aturan tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat
kesadaran wajib pajak yang mana terjadi peningkatan realisasi pendapatan asli daerah
utamanya dalam pembayaran kendaraan bermotor Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) yang
akan di gunakan kembali untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
seperti : kesehatan gratis, pendidikan gratis, penegakan hukum, kelestarian lingkungan hidup,
penanggulangan bencana, kelestarian budaya, transportasi serta fasilitas dan infrastruktur.
Diterapkannya pengampunan pajak dapat mendorong kepatuhan wajib pajak terutama dalam
jangka panjang, namun ini masih dalam perdebatan (Indrahaemi dkk, 2019). Zeckhauser (1986)
dalam Wardiyanto (2010) menegaskan, bahwa sebagian orang menjadi pelanggar pajak hanya
karena kelalaian. Jika mereka tidak dihadapi dengan mekanisme hukum, seperti tuntutan dan
pengenaan denda, mereka mungkin menjadi wajib pajak yang patuh.
Kesadaran perpajakan merupakan kerelaan kewajiban dan memberikan kontribusi
kepada negara untuk menunjang pembangunan negara (Rahayu, 2010). Kesadaran tinggi dari
wajib pajak dengan menganggap bahwa membayar pajak bukan suatu beban, tetapi suatu
kewajiban dan tanggungjawab mereka sebagai warga negara sehingga mereka dapat
membayar pajaknya dengan suka rela. Penelitian Kamil (2015) menunjukkan kesadaran wajib
pajak memiliki efek positif dan signifikan pada kepatuhan wajib pajak individu kantor pajak di
wilayah Jabodetabek dan Bandung. Dalam penelitian sosialisasi perpajakan dan kesadaran
wajib pajak terhadap kepatuhan seperti yang dilakukan oleh Suardana (2014) menunjukkan
kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan. Wardani (2017) dimana hasil
penelitiannya juga menunjukkan hasil yang sama, dimana kesadaran wajib pajak juga
mempunyai pengaruh yang positif terhadap katuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukkan variabel kesadaran
wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak dan juga pembebasan
denda pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutomo
(2016) menunjukkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor dalam kaitannya dengan
kebijakan penghapusan denda pajak berdasarkan Surat Keputusan Gubenur Nomor
544/Dispenda/2016 tentang Penghapusan Denda Pajak dan Balik Nama Kendaraan Bermotor
di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Kepatuhan pajak (tax compliance)
sebagai indikator peran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat masih rendahnya peran wajib pajak dalam membayar pajak
kendaraan bermotornya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Anwar (2020) meneliti
mengenai Efek Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Pajak Di Masa Covid-19. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anwar (2020),
antara lain: 1) Sample yang digunakan oleh sebelumnya adalah pelaku ekonomi kreatif di
Malang Raya, Jawa Timur, Indonesia, secara eksklusif pada sub sektor fashion (UMKM). Dalam
penelitian ini, sample yang digunakan adalah wajib pajak kendaraan bermotor di Samsat
Panam, 2) dalam penelitian ini variabel independennya yaitu kesadaran wajib pajak dan
pembebasan denda pajak. Alasan peneliti menambahkan variabel pembebasan denda pajak
karena objek pajak yang diambil peneliti adalah pajak kendaraan bermotor dimana adanya
pemberitaan tentang pembebasan denda pajak, jadi peneliti ingin mengetahui bagaimana
pengaruh dari pembebasan denda pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, dan tetap memakai
variabel kesadaran wajib pajak karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kesadaran wajib
pajak kendaraan bermotor selama masa tanggap darurat covid-19 dan untuk variabel
independen lainnya seperti efek sikap wajib pajak, dan pengetahuan wajib pajak tidak diambil
115
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
karena kebanyakan menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Sedangkan tentang pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak terdapatnya
perbedaan hasil penelitian sebelumnya, menarik perhatian peneliti untuk melakukan
penelitian ulang tentang pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak.
Berdasarkan uraian yang peneliti paparkan diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pembebasan Denda Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Selama Masa Tanggap Darurat Covid-
19.
2. Tinjauan Pustaka
1. TEORI ATRIBUSI
Teori atribusi adalah teori yang muncul akibat melihat suatu rangsangan di sekeliling,
sehingga memunculkan respon positif dari diri atau individu tersebut untuk menirunya. Atribusi
merupakan salah satu proses pembentukan kesan dengan mengamati perilaku sosial
berdasarkan faktor situasional atau personal. Pemberian atribusi terjadi karena kecenderungan
sifat ilmuwan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik
perilaku orang lain. Tetapi kecenderungan ini tidak serta-merta bersumber hanya dari luar diri
orang yang bersangkutan, misalnya saja karena keadaan lingkungan sekitar (eksternal). Namun,
juga dapat bersumber dari dalam diri orang tersebut di bawah kendali kesadarannya (internal).
Pada perilaku yang dipengaruhi secara internal merupakan perilaku yang terjadi atas kendali
pribadi dari individu tersebut, seperti sikap ataupun motif, lain halnya dengan perilaku yang
dipengaruhi secara eksternal merupakan perilaku yang dipengaruhi dari luar, yang maksudnya
individu tersebut terpaksa berperilaku dikarenakan situasi tertentu (Laksito dkk, 2014). Teori
artribusi sering dihubungkan dengan karakter atau perilaku seseorang.
Persepsi seseorang dalam menilai sesuatu berasal dari faktor internal dan eksternal yang
mendorong seseorang tersebut untuk mengambil keputusan dalam bertindak. Hal tersebut
berarti, pemenuhan kewajiban perpajakan sangat bergantung dari keputusan yang diambil
oleh wajib pajak (Ariesta, 2017).
2. KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Kepatuhan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak taat aturan dan perintah
perpajakan. Rachman dkk (2014) menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan adalah upaya
tanggung jawab wajib pajak kepada Tuhan bagi pemerintah dan rakyat sebagai kegiatan
pemenuhan kewajiban dan hak perpajakannya. Kepatuhan perpajakan harus dilakukan dengan
kesadaran serta sesuai dengan ketentuan dalam UU perpajakan. Masalah kebijakan ekonomi
yang harus diselesaikan oleh pemerintah adalah harus bisa mendorong tingkat kepatuhan
wajib pajaknya (Torgler, 2003).
2.1 Pembagian Kepatuhan Wajib Pajak
Pada umumnya, kepatuhan pajak dapat dibagi menjadi 2 :
a. Kepatuhan secara administratif atau secara formal
Yang mencakup sejauh mana wajib pajak patuh terhadap persyaratan prosedural
dan administrasi pajak, termasuk mengenai syarat pelaporan serta waktu untuk
menyampaikan dan membayar pajak.
b. Kepatuhan secara teknis atau material
Yang mengacu pada perhitungan jumlah beban pajak secara benar (OECD, 2001).
Kepatuhan pajak materiel juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
wajib pajak memenuhi ketentuan materiel perpajakan, yaitu sesuai isi dan jiwa
undang-undang perpajakan.
116
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
pajak dimasukkan dalam kategori wajib pajak patuh apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut.
1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;
2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan
pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
117
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
2011). Sebagai warga negara yang menjunjung tinggi Undang Undang Dasar 1945 sebagai
dasar hukum penyelenggaran negara maka masyarakat seharusnya sadar akan
kewajibannya membayar pajak.
4.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Mangkoesoebroto (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi
kesadaran wajib pajak adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan masyarakat, semakin tinggi pengetahuan masyarakat semakin
mudah bagi pemerintah untuk menyadarkan wajib pajak terutama mengenai
hubungan antara biaya dan manfaat dari setiap aktivitas pemerintahan.
2) Tingkat pendidikan, hal ini diperlukan dalam pemahaman pajak dan pengisian
formulir pajak yang terasa rumit bagi masyarakat.
3) Sistem yang berlaku terutama sistem pajak yang adil dan sistem administrasi yang
mudah dan sederhana.
Sementara menurut Irianto (2005), Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesadaran wajib pajak adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan wajib pajak tentang pajak, yaitu proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
2) Manfaat pajak yang dirasakan wajib pajak, yaitu guna atau faedah atau baik dan
buruknya pajak yang dapat diterima atau dirasakan oleh wajib pajak.
3) Sikap optimis wajib pajak terhadap pajak, yaitu pandangan yang mengandung
harapan baik karena tidak khawatir akan rugi atau tidak untung dengan
membayar pajak.
Adapun beberapa indikator yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak
menurut Irianto (2005) yaitu:
1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar
pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak
didasari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara.
2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak
sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami
bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak
pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya
pembangunan negara.
Kesadaran bahwa wajib pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat
dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak didasari memiliki
landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
5 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian yang pernah diteliti sebelumnya,
yakni:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Penelitian
118
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Wajib Pajak
X3 : Pengetahuan
Perpajakan
Hasil Penelitian :
Kesadaran wajib pajak di masa covid-19 pun masih cukup
tinggi dalam hal memenuhi kewajiban untuk membayar pajak,
sedangkan pengetahuan perpajakan terkait penggunaan sarana
pelaporan elektronik di masa pandemic covid-19 menunjukkan tetap
populernya kepatuhan wajib pajak terhadap aturan yang berlaku.
6 Model Penelitian
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih tempat di Samsat Panam. Populasi dalam
penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan bermotor yang membayar pajaknya di Samsat
Panam dimana menurut data tahun 2020 yaitu sebesar 44.902 jumlah wajib pajak (sumber:
Samsat Panam). Karena jumlah populasi telah diketahui, maka untuk menentukan besarnya
sampel digunakan metode probability sampling dan teknik sampling yang dipakai adalah
119
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun besarnya
sampel yang diambil adalah menggunakan rumus slovin, yaitu:
𝑛= 𝑁
1 + 𝑁(𝑒) 2
Keterangan:
n = Unit sampel
N = Jumlah Populasi
E = Toleransi kesalahan diambil 10% (0.1)
Jumlah wajib pajak kendaraan bermotor yang membayarkan pajaknya di Kantor Samsat
Panam adalah sebesar 44.902 dengan tingkat error (kesalahan) yang ditolerir adalah sebesar
10%, maka dengan datas dapat diperoleh sampel sebagai berikut:
𝑛= 𝑁
1 + 𝑁(𝑒) 2
= 44.902
1 + 44.902(0.1)2
= 44.902
1 + 44.902(0.01)
= 44.902
1 + 449,02
= 44.902
450,02
= 99,77 dibulatkan menjadi 100 orang
Jadi ukuran sampel yang dipilih adalah sebanyak 100 orang.
4. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 dapat dijelaskan analisis statistik deksripitif variabel dalam penelian ini adalah
sebagai berikut:
a. Kepatuhan wajib pajak (Y)
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat diketahui bahwa kepatuhan wajib
pajak memiliki nilai minimum 5, nilai maksimum 25 dan nilai rata rata sebesar 21,10
dengan nilai standar devisiasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 3,170. Nilai rata
120
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
– rata dan standar devisiasi kepatuhan wajib pajak menunjukkan bahwa terdapat
penyebaran data yang baik karena nilai rata – rata lebih besar dari nilai standar
devisiasinya.
b. Pembebasan denda pajak (X1)
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat diketahui bahwa penerapan
pembebasan denda pajak memiliki nilai minimum 6, nilai maksimum 25 dan nilai
rata – rata sebesar 22,09 dengan nilai standar devisiasinya (tingkat sebaran
datanya) sebesar 2,292. Nilai rata – rata dan standar devisiasi pembebasan denda
pajak menunjukkan bahwa terdapat penyebaran data yang baik karena nilai rata –
rata lebih besar dari nilai standar devisiasinya.
c. Kesadaran wajib pajak
Variabel kesadaran wajib pajak mempunyai mean sebesar 20,78 dengan standar
devisiasinya 3,151 yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar
devisiasinya, sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut
dikarenakan standar devisiasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat
tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak
menyebabkan bias. Nilai minimum sebesar 6 dan nilai maksimum 25.
2. UJI KUALITAS DATA
2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara
mengukurnya dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan dengan
total skor variabel.
Dari Tabel 4.2 di atas, Nilai rtabel didapat dari df = 100-2 = 98 sebesar
0,196. Dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa masing masing item
variabel memiliki nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikan kurang 0,05
yang berarti setiap pernyataan valid.
121
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Dari Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai Cronboach Alpha dari setiap variabel
lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa kuesioner yang merupakan indikator-
indikator dari variabel tersebut reliable atau handal.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.4 didapatkan nilai signifikan sebesar 0,200 >
0,05, maka data terdistibusi normal sehingga dapat diuji dengan analisa regresi.
122
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Tolerance VIF
Pembebasan Denda Pajak 0,769 1,301 Tidak terjadi multikolinearitas
Kesadaran Wajib Pajak 0,769 1,301 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data diolah, 2022
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10, maka hal itu dinyatakan tidak terdapat multikolinearitas antar
variabel bebas dalam model regresi.
Berdasarkan dari Tabel 4.6 diatas, diketahui nilai signifikan untuk pembebasan
denda pajak sebesar 0,737, kesadaran wajib pajak sebesar 0,103. Karena nilai
signifikan kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
123
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
124
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of
Square Square the
Estimate
1 .668a .446 .434 2.385
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak,
Pembebasan Denda Pajak
Sumber : Data diolah, 2022
Dapat dilihat dari hasil pengujian data Tabel 4.9, nilai koefisien determinasi
(Adjust R Square) sebesar 0,434 atau sama dengan 43,4% yang berarti bahwa
pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap
variabel kepatuhan wajib pajak. Sedangkan sisanya (100%-43,4%= 56,6%)
dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak
diteliti.
5. Penutup
1. Variabel pembebasan denda pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal
ini mengindikasikan bahwa program pembebasan denda pajak meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan pajak kendaraan bermotornya selama
covid-19
2. Variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini
mengindikasikan dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak akan pentingnya
pembayaran pajak selama covid-19 maka kepatuhan wajib pajak juga akan
mengalami peningkatan.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang menghambat hasil penelitian
agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti berikutnya. Keterbatasan tersebut antara lain :
1. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga data yang
digunakan pada peneliti ini masih kurang mendalam.
2. Sampel yang digunakan hanya wajib pajak di Samsat Panam.
Variabel ini hanya menggunakan 2 variabel saja yaitu pembebasan denda pajak
dan kesadaran wajib pajak
Saran
Memperhatikan adanya keterbatasan seperti yang telah disampaikan dalam penelitian
ini, maka bagi peneliti selanjutnya perlu memperhatikan beberapa saran berikut ini :
1. Penelitian selanjutnya dapat menambah alat pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara untuk memperkuat hasil jawaban dari kuesioner.
2. Penelitian selanjutnya dapat memilih tempat pengambilan sampel selain di
Samsat Panam.
3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lain yang dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pajak
kendaraan bermotor, misalnya persepsi wajib pajak, kualitas pelayanan dan
lainnya yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
125
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Daftar Pustaka
Akbar, L. R. (2020). Analisis Kinerja Direktorat Jendral Pajak Dalam Optimalisasi Penerimaan
Pajak Di Era-Pandemi Covid 19. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 7(1),
98. https://doi.org/10.30998/jabe.v7i1.7787
Ariesta, R. P., & Lyna. L. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, Sistem
Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, Dan Tax Amnesty Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di Kpp Pratama Semarang. Jurnal Akuntansi Dewantara, 1(2),
173-187.
Budiman, N. A., Mulyani, S., & Novi Antika, F. (2020). Kepatuhan Wajib Pajak Umum di
Kabupaten Kudus Selama Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi
Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UNP Kediri, 11(2), 408–417.
Ferry, W., & Sri, D. (2020). Pengaruh Pemutihan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota
Palembang. Jurnal Keuangan Dan Bisnis, 53(9), 68–88.
https://doi.org/10.32524/jkb.v18i1.626
Gazali, I. U., Rahman Mus, A., & Nirwana Nur, A. (2020). Pengaruh Efektivitas Pengelolaan
Pemberian Insentif Pajak Pembebasan Denda Atas Tunggakan Pajak Kendaraan
Bermotor Terhadap Kepatuhanwajib Pajak Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah
Sulawesi Selatan Sebelum Dan Sesudah Pemberian Insentif Pajak. Journal Ekonomi
Manajemen Dan Akuntansi STIE Wira Bhakti Makassar Internasional, 8(1), 1–20.
https://doi.org/10.47151/jeaswb.v8i1.20
Gustaviana, S. (2020). Pengaruh Program E-Samsat, Samsat Keliling, Pemutihan Pkb,
Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Dan Operasi Kepolisian Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Empiris Pada Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Ba. Akuntansi, 1(1), 20–29.
https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma
Khasanah, L., Ariyanti, A. D., Lailia, A., & Saputri, D. S. (2020). Laporan Kuliah Kerja Magang
(Kkm) Prosedur Pelayanan Dan Sistem Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor 5
Tahun Badan Pendapatan Daerah (UPT PPD Jombang). 1662048.
Khumairoh, A. (2017). Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor ( Studi Pada Wajib Pajak
Di Kecamatan Waru Kabupaten. 3(4), 91–101.
Lannagu, G. (2020). Laporan Kerja Praktik Sistem Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor Pada
UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Madiun.
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2541/G
racezylla_103217001_Laporan Final KP_Ekonomi17.pdf?sequence=1
Latifah, L. (2013). Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Maksipreneur:
Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 3(1), 1.
https://doi.org/10.30588/jmp.v3i1.84
Lina Nurlaela., 2018, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Kabupaten Garu, Vol
17 No 2, Universitas Garut, page 6-7.
Nugraheni, A. D., & Purwanto, A. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi wajib pajak orang
pribadi. Diponegoro Journal of Accounting, 4, 1–14.
Oliver, J. (2019). Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi. Hilos Tensados, 1, 1–476.
http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf
Perdana, E. S., & Dwirandra, A. A. N. . (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal
Akuntansi, 30(6), 1458. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i06.p09
Purwaningdyah MW, S.H, M. H. (1994). Pajak bumi dan bangunan. Pajak Bumi Dan Bangunan,
2(56), 1–41.
126
Yani, Sari & Rodiah RAJ, 3(1) 2023 : 113-127
Rahayu, C., & Amirah. (2018). Pengaruh Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor,
Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sosialisasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Permana : Jurnal Perpajakan,
Manajemen, Dan Akuntansi, 10(2), 142–155.
https://doi.org/10.24905/permana.v10i2.78
Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia-Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ramdani, R. F., Faridah, E., & Elis Badriah. (2019). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan
Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaran Bermotor.
Akuntapedia, 1(1), 72–95. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/akuntapedia/index
Siahaan, S., & Halimatusyadiah, H. (2019). Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi
Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi, 8(1), 1–14.
https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.8.1.1-14
Suhendra, A. D., Asworowati, R. D., & Ismawati, T. (2020). Pengaruh Pengetahuan Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak, Penghapusan Sanksi Pajak Dan Pelayanan Petugas Uptb
Terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota
Palembang. Akrab Juara, 5(1), 43–54.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919
Supriyanti, S., & Hidayati, N. (2019). Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dan Teknologi Informasi, 7(1), 41–50.
https://doi.org/10.24123/jati.v7i1.1932
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wardani, D. K., & Rumiyatun, R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib
Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi, 5(1), 15.
https://doi.org/10.24964/ja.v5i1.253
127