Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

GEDUNG RADIUS PRAWIRO LANTAI 9, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710 TELEPON 150420;
FAKSIMILE (021) 3509443; SITUS WWW.DJPK.KEMENKEU.GO.ID

NOTA DINAS
NOMOR ND-110/PK/2022

Yth : Menteri Keuangan


Dari : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Laporan Perkembangan Ekonomi dan Fiskal Daerah Edisi XXVIII
Tanggal : 16 Juni 2022

Dalam rangka pemantauan kondisi perekonomian dan keuangan regional secara berkala,
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) telah menyusun Laporan Perkembangan
Ekonomi dan Fiskal Daerah (LPEFD) edisi XXVIII, dengan ringkasan eksekutif sebagai berikut:
1. Tajuk Kinerja Perekonomian, Fiskal, dan Layanan Publik:
a. Secara umum kondisi perekonomian daerah pada periode 17 April – 29 Mei 2022
mengalami peningkatan mobilitas kecuali pada pusat transportasi umum yang masih
mengalami tren negatif sebesar -4% dibanding baseline yaitu periode 3 Januari – 6
Februari 2020 (sebelum pandemi). Adapun tren mobilitas taman terbuka masih ramai,
salah satunya dikarenakan adanya pengumuman Presiden bahwa telah diperbolehkan
untuk tidak memakai masker di ruang terbuka. Selanjutnya, pada bulan Mei 2022
Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,4% karena meningkatnya harga indeks
kelompok pengeluaran seperti makanan, minuman, dan tembakau. Di sisi lain, terjadi
penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional sebesar 2,81%. Penurunan ini
terjadi di 29 provinsi.
b. Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
1) Penyaluran TKD s.d. 19 Mei 2022 Year-on-Year (YoY) secara nominal lebih rendah
yaitu sebesar Rp245,81 triliun (31,9%) dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp270,99 triliun (34,1%). Hal ini disebabkan pada
tahun 2021 terdapat kebijakan percepatan penyaluran Kurang Bayar DBH Tahun
2020. Sedangkan kenaikan nominal penyaluran TKD tertinggi terjadi pada
penyaluran Dana Otsus dan Dana Keistimewaan sebesar 30,8% (YoY). Hal ini
disebabkan karena telah dilakukan penyaluran Dana Otsus dan Dana Tambahan
Infrastruktur (DTI) tahap I sebesar 30% dari pagu alokasinya.
2) Kinerja APBD (YoY) secara kumulatif pada bulan Mei 2022 dari segi realisasi
pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar 24,4%, dari semula Rp354,8
triliun (2021) menjadi Rp268,05 triliun. TKD memberikan pengaruh penurunan
pendapatan yang paling signifikan yakni sebesar 9,6% (YoY) dan diikuti dengan
penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menyumbang penurunan
2
pendapatan sebesar 3,5% (YoY). Penurunan pendapatan disertai pula dengan
penurunan belanja hingga 19,4%. Realisasi belanja pada bulan Mei 2022 adalah
sebesar Rp171,84 triliun, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai
Rp265,56 triliun. Komponen belanja lainnya mengalami pertumbuhan negatif paling
dalam hingga mencapai 26,9% YoY. Namun demikian, jika dihitung dari
kontribusinya, belanja pegawai memberikan kontribusi yang paling tinggi pada
penurunan belanja secara kumulatif karena proporsinya terhadap belanja yang
paling besar.
2. Tajuk Kinerja Daerah yang menjadi topik pada edisi kali ini adalah kinerja pengendalian
inflasi daerah. Inflasi secara signifikan berpengaruh pada perencanaan pembangunan.
Upaya pengendalian inflasi dilakukan secara terkoordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi
di tingkat Pusat (TPIP) dan Daerah (TPID). Pada tahun 2021, Provinsi dengan kinerja
terbaik dalam TPID Provinsi adalah Provinsi Sumatera Utara, Provinsi D.I.Yogyakarta,
Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Papua.
3. Tajuk Inovasi Daerah yang menjadi topik pada edisi kali ini adalah Pemanfaatan Teknologi
Informasi dalam Pemantauan Inflasi Daerah Kota Magelang. Sementara Kabar Daerah
yang diulas adalah mengenai terjadinya inflasi yang melanda banyak daerah di Indonesia.
4. Tajuk Editorial membahas mengenai konsepsi pengendalian inflasi dalam kerangka
hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang saling
terkoordinasi.
5. Terakhir, dalam Tajuk Kajian Pilihan disajikan kajian mengenai hubungan infrastruktur
daerah dengan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di daerah. Kesimpulan yang diambil
dari kajian ini adalah daerah yang infrastrukturnya sudah baik cenderung memiliki tingkat
IKK yang lebih rendah dan sebaliknya, serta infrastruktur yang rendah dapat menyebabkan
biaya pembangunan yang tinggi. Hal ini kiranya dapat menjadi masukan dalam penyiapan
pendekatan kebijakan agar memperhatikan juga kondisi infrastruktur dan kemahalan
konstruksi di daerah.
Laporan Perkembangan Ekonomi dan Fiskal Daerah edisi XXVIII disampaikan
selengkapnya sebagaimana terlampir. Atas perhatian Ibu kami ucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik


Astera Primanto Bhakti

Tembusan:
1. Wakil Menteri Keuangan
2. Sekretaris Jenderal
3. Direktur Jenderal Anggaran
4. Direktur Jenderal Pajak
5. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
3
6. Direktur Jenderal Perbendaharaan
7. Direktur Jenderal Kekayaan Negara
8. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Dan Risiko
9. Inspektur Jenderal
10. Kepala Badan Kebijakan Fiskal
11. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
12. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara
13. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional
14. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal
15. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi
16. Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak
17. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak
18. Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara
19. Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan
20. Kepala Lembaga National Single Window
21. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis
22. Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak
23. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal - Sektoral
24. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal - Regional
25. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi
26. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Sistem Informasi dan Teknologi
27. Kepala Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan
28. Kepala Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Industri dan Perdagangan Internasional
29. Kepala Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah

Anda mungkin juga menyukai