Anda di halaman 1dari 58

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

P
ada dasarnya akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban
penyelenggara pemerintahan untuk melaporkan serta mempertanggung
jawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi
serta pencapaian tujuan stratejik dan sasaran-sasaran periodik yang diukur
berdasarkan seperangkat indikator kinerja non keuangan (performance indikators)
atau tingkat capaian program.

A. INDIKATOR KINERJA
I

ndikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai pencapaian hasil yang diharapkan
oleh organisasi. Indikator kinerja haruslah dipandang sebagai early warning system
yang secara antisipatif dapat dijadikan alat pengendalian manajemen dan organisasi
pemerintahan yang berguna untuk pengambilan keputusan stratejik agar berjalan
atau diselenggarakan dalam koridor arah pembangunan yang menjadi kontrak sosial
antara pengemban amanah (penyelenggara pemerintahan) dengan pemberi amanah
serta penyampaian informasi kepada berbagai pemangku kepentingan/stakeholders.

Kerangka indikator kinerja yang dibangun pada tataran Pemerintah Provinsi Papua
dibatasi pada perumusan indikator sasaran atau capaian kinerja program sesuai
yang telah dituangkan dalam Dokumen Rencana Strategis atau RPJMD Provinsi
Papua tahun 2006 – 2011 sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Papua Nomor 10 Tahun 2006 Tanggal 24 November 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

26
B. INDIKATOR MAKRO HASIL
PEMBANGUNAN

1. Indikator Perekonomian

1) Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator


penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah dalam periode
tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDRB atas harga konstan yang secara umum menggambarkan dinamika


produksi seluruh aktivitas perekonomian di Provinsi Papua, pada tahun
2012 diperkirakan bernilai 77,77 trilliun rupiah. Dibandingkan tahun 2011,
nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 tumbuh sebesar 1,58
persen.

Hingga tahun 2012, distribusi PDRB Provinsi Papua termasuk tambang


belum mengalami perubahan yang signifikan. Sektor pertambangan dan
penggalian masih mendominasi lebih dari setengah nilai PDRB Papua,
namun demikian kontribusi sektor ini perlahan-lahan mengalami penurunan,
khususnya dalam lima tahun terakhir.

Kontraksi yang terjadi pada sektor pertambangan disebabkan oleh


penurunan produksi tambang PT Freeport Indonesia. Sektor lain yang
mengalami perlambatan pertumbuhan adalah sektor listrik dan air bersih,
sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa.

Sementara itu, dari sisi permintaan perlambatan ekonomi Provinsi Papua


diprakirakan didorong oleh perlambatan yang terjadi hampir pada seluruh
komponen, yaitu komponen konsumsi pemerintah, komponen pembentukan
modal bruto dan komponen ekspor.

Dari seluruh komponen PDRB dari sisi penggunaan, terdapat 3 (tiga)


komponen yang diprakirakan mengalami penurunan tahunan (yoy) pada
periode triwulan IV-2012 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama

27
tahun sebelumnya yaitu komponen konsumsi pemerintah, pembentukan
modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan inventori.

Produktivitas ekonomi suatu daerah terlihat dari pertumbuhan ekonominya


yang diperoleh dari PDRB atas dasar harga konstan. Selama lima tahun
terakhir, Papua mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup berfluktuasi.

(1) PDRB menurut Lapangan Usaha

PDRB yang dirinci menurut lapangan usaha merupakan jumlah nilai


produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi
dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Tabel 1: PDRB menurut Lapangan Usaha atas dasar Harga Konstan


(Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012


Pertanian 3.419 3.563 3.708 3.850 4.005

Pertambangan dan Penggalian 8.574 11.496 9.475 7.089 6.079

Industri Pengolahan 486 516 559 588 602

Listrik, Gas dan Air Bersih 46 49 52 54 58

Konstruksi 1.452 1.668 2.041 2.378 2.798


Perdagangan, hotel &
1.361 1.518 1.677 1.841 2.031
Restauran
Pengangkutan dan komunikasi 1.344 1.537 1.747 1.910 2.092
Keuangan, Real estate & Jasa
516 745 793 858 915
Perusahaan
Jasa-jasa 1.734 2.047 2.355 2.638 2.853

Swasta 299 365 423 581 621

PDRB 18.932 23.138 22.407 21.208 21.436


Sumber : BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
*) PDRB triwulan I-IV 2012, angka sangat sementara

(2) PDRB menurut Penggunaan


Sebagian besar nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di
Papua digunakan untuk konsumsi rumah tangga (54,86 persen pada tahun
2011). Disusul untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau
investasi fisik 36,38 persen, konsumsi pemerintah 27,03 persen dan net
ekspor 26 persen.

28
Tabel 2 : PDRB menurut Penggunaan atas dasar
Harga Konstan (Milyar Rupiah)

Jenis Penggunaan 2008 2009 2010 2011 2012*)


Pengeluaran Konsumsi 17.287 19.601 21.590 23.649 24.722
Pembentukan modal tetap
7.600 8.428 9.252 9.985 10.688
domestik bruto
Perubahan inventori -3.734 -3.714 -2.888 -4.003 -4.439

Eksport barang dan jasa 13.037 13.124 10.849 6.133 4.827

PDRB 18.932 23.237 22.620 21.208 21.436


Sumber : BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia
*) PDRB triwulan I-IV 2012, angka sangat sementara

Grafik 1: PDRB menurut Penggunaan atas Dasar Harga Konstan


Tahun 2008 – 2012
(trilliun rupiah)

25000
20000
15000
10000
5000
0
2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : BPS Provinsi Papua


*) PDRB triwulan IV-2012, angka sangat sementara

2) Keuangan dan Harga

(1) Perbankan

Perkembangan perbankan Provinsi Papua pada triwulan IV-2013


memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari beberapa indikator
utama antara lain pertumbuhan aset sebesar 9,19 persen (yoy), Dana
Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,16 persen (yoy), kredit berhasil
disalurkan tumbuh sebesar 48,46 persen (yoy) dan LDR mencapai
8,39 persen dengan rasio kredit bermasalah sebesar 1,62 persen

29
masih berada dibawah 5 persen yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(2) Dana Pihak Ketiga

Pada triwulan IV-2013, posisi DPK perbankan Provinsi Papua


mencapai 29,636 miliar rupiah yang meliputi simpanan giro sebesar
9,078 miliar rupiah, simpanan tabungan sebesar 14.965 miliar rupiah
dan simpanan deposito sebesar 5.595 miliar rupiah.

Grafik 2: Struktur DPK Provinsi Papua Triwulan IV-2013


(persen)

16
14
12
10
8
6
4
2
0

(3) Penyaluran Kredit Perbankan

Penyaluran kredit perbankan selama ini terkendala beberapa


permasalahan seperti kondisi geografis, ketidakjelasan status hak
ulayat dan permintaan kredit dari debitur yang relatif rendah. Selain itu,
tingkat bunga kredit bank-bank secara umum saat ini dianggap masih
terlalu tinggi sehingga berakibat pada minimnya jumlah pengajuan
kredit ke bank. Walaupun dihadapkan pada berbagai persoalan, posisi
kredit yang telah disalurkan pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan
yang positif yaitu kredit yang disalurkan bank mencapai 7,418 miliar
rupiah atau meningkat 48,46 persen dibanding tahun sebelumnya
dimana kredit terbesar disalurkan oleh bank pemerintah (80,54
persen). Sekitar 31,37 persen kredit disalurkan di Kota Jayapura. Bila
dilihat menurut sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan di sektor
perdagangan (26,80 persen), 8,96 persen disalurkan di sektor jasa-
jasa, 8,71 persen disalurkan di sektor konstruksi dan sisanya tersebar
di sektor lainnya.

30
(4) Kredit Mikro, Kecil dan Menengah

Penyaluran kredit sebagian besar diberikan kepada usaha mikro, kecil


dan menengah, hal ini sejalan dengan sasaran pembangunan
ekonomi Provinsi Papua untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk
Papua melalui penguatan usaha mikro, kecil dan menengah. Pada
triwulan IV-2013, posisi kredit UMKM mencapai 7,418 miliar rupiah,
mengalami pertumbuhan 36,46 persen dibandingkan dengan posisi
yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 2: Perkembangan Kredit MKM Perbankan Provinsi


Papua Tahun 2012 – 2012
(miliar rupiah)

2012 2013 Pertumbuhan %


Uraian
TW III TW IV TW III TW IV (yoy)

Mikro 754 808 996 1.107 37,06

Kecil 2.799 2.870 2.594 2.829 -1.44

Menengah 1.742 1.758 2.489 3.482 98.07

Jumlah 5.296 5.436 6.080 7.418 36.46


Sumber Data : Bank Indonesia

(5) Investasi

Jumlah proyek PMDN yang disetujui pemerintah pada tahun 2012


mencapai 42 proyek dengan realisasi nilai investasi mencapai 8,353 trilliun
rupiah dan realisasi jumlah tenaga kerja 11.113 orang. Jumlah PMDN
terbanyak di Kabupaten Merauke (8 proyek), dan nilai investasi terbanyak
juga di Kabupaten Merauke. Jumlah proyek PMA yang disetujui
pemerintah pada tahun 2012 ada 95 proyek dengan realisasi nilai investasi
mencapai 11,120 trilliun rupiah dan mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 33.887 orang. Jumlah PMA terbanyak di Kabupaten Mimika (29
proyek), sedangkan nilai investasi PMA terbesar di sektor pertambangan.
Komponen investasi dicerminkan oleh pembentukan modal tetap bruto.
Pada akhir tahun 2013, komponen ini diperkirakan tumbuh sebesar
28,55% (yoy).

31
Nilai ekspor Papua pada tahun 2012 adalah US$2.116,51 juta atau turun
42,13 persen dibandingkan total ekspor tahun sebelumnya yang tercatat
mencapai US$3.657,43 juta. Penurunan volume ekspor sebagai imbas tak
langsung dari krisis global yang terjadi di wilayah Eropa dan Amerika
Serikat menyebabkan terjadinya penurunan nilai ekspor Papua selama
tahun 2012. Selain itu juga dipengaruhi oleh penurunan rata-rata harga
ekspor bijih tembaga dan konsentrat yang merupakan produk utama
ekspor Papua. Total ekspor Papua tersebut memberikan andil sebesar
1,11 persen terhadap total ekspor nasional tahun 2012.

Total Impor Papua pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 8,10
persen dibandingkan total impor tahun 2011, yaitu dari US$1.112,94 juta
menjadi US$1.022,82 juta, yang terdiri dari impor migas sebesar
US$299,89 juta dan impor non migas sebesar US$722,93 juta. Golongan
Bahan Bakar Minyak dan Mineral (HS27) memberikan andil terbesar
terhadap total impor Papua tahun 2012 yang mencapai 26,20 persen.

(6) Inflasi

Perkembangan harga barang/jasa secara umum (inflasi) di Papua,


didasarkan pada indeks Harga Konsumen (IHK) yang menggunakan tahun
dasar 2007, sebagai hasil dari Survey Biaya Hidup 2007 yang
dilaksanakan BPS.

Inflasi diwilayah papua pada triwulan IV-2013 diperkirakan berada pada


8,27%, pencapaian target tersebut tergantung pada penanggulangan
berbagai guncangan dari sisi suplai. Angka inflasi ini lebih tinggi
dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2012 yang mencapai sebesar
4,52%.

Grafik 3: Perkembangan Laju Inflasi Kota Jayapura


Tahun 2009 – 2013
(persen)

32
14
12
10
8
6
4
2
0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber Data : Bank Indonesia 2013

2. Indikator Sosial
Indikator Sosial merupakan indikator kinerja makro untuk bidang
kesejahteraan rakyat yang merupakan indikator kinerja untuk menilai
keberhasilan pembangunan Provinsi Papua dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat pada aspek-aspek kependudukan, pendidikan,
kesehatan, dan ketenagakerjaan.

1) Pertumbuhan dan Kondisi Penduduk


Jumlah penduduk Provinsi Papua hasil proyeksi penduduk berdasarkan
SP (sensus penduduk) dan SUPAS (survey penduduk antar sensus) tahun
2012 tercatat sebanyak 3.144.581 jiwa. Dengan luas wilayah 316.553,10
km2 berarti kepadatan penduduknya mencapai 9 jiwa per km2, sehingga
menjadikan Provinsi Papua sebagai wilayah yang paling rendah tingkat
kepadatan penduduknya.

Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua per tahun selama sepuluh


tahun yakni dari tahun 2000-2010 adalah 5,39 persen. Berdasarkan hasil
proyeksi penduduk, laju pertumbuhan penduduk (LPP) Provinsi Papua
tahun 2012 adalah 2,60.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran


perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di
Provinsi Papua pada bulan Maret 2012 sebesar 966,59 ribu jiwa (31,11
persen). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah penduduk
miskin naik sebesar 21,8 ribu jiwa. Kenaikan ini disebabkan karena

33
naiknya kriteria garis kemiskinan. Meskipun secara jumlah, penduduk
miskin bertambah, namun secara prosentase turun 0,77 persen.

Angka Harapan Hidup Provinsi Papua sebesar 68,60 sedangkan Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 65,36 persen.

Tabel 4: Jumlah Penduduk dan Persentase Penduduk Miskin


Provinsi Papua Tahun 2008 – 2012
(ribu orang)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012*)

Jumlah Penduduk 271,83 285,38 280,27 302,15 314,46

Jumlah Penduduk Miskin 733,1 760,4 761,6 944,8 966,6

% penduduk miskin 37,08 37,53 36,80 31,98 31,11


* Kondisi Maret 2012 (BPS)

2) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dimilki maka akan semakin mudah bagi seseorang untuk mengikuti
perkembangan ilmu dan menyerap kemajuan teknologi. Pendidikan yang
dimaksud adalah seluruh bentuk pendidikan, baik melalui jalur sekolah
maupun jalur luar sekolah pada semua jenjang dan tingkatan mulai dari
prasekolah (usia dini) hingga pendidikan tinggi.
Apabila dilihat dari fasilitas pendidikan di Provinsi Papua, maka terlihat
bahwa fasilitas pendidikan di Provinsi Papua telah tersedia dari tingkat
Taman Kanak-Kanak sampai dengan jenjang Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi.

(1) Angka Partisipasi Murni (APM)


Perkembangan APM Provinsi Papua berdasarkan data yang tersedia
pada Dinas Pendidikan sebagai berikut:

Perkembangan APM Provinsi Papua


Uraian 2009/2010 2010/2011 2011/2012
SD/MI 76,22 90,90 69,64
SMP/MTs 49,62 52,34 34,98
SMA/MA/SMK 36,06 43,82 28,72
(2) Angka Partisipasi Kasar (APK)

34
Perkembangan APK Provinsi Papua berdasarkan data yang tersedia
pada Dinas Pendidikan sebagai berikut:
Perkembangan APK Provinsi Papua
Uraian 2009/2010 2010/2011 2011/2012
SD/MI 93,27 109,04 91,89
SMP/MTs 60,05 59,99 51,56
SMA/MA/SMK 48,20 43,88 40,83

(3) Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Angka partisipasi sekolah penduduk usia 7-12 tahun pada tahun
ajaran 2011/2012 sebesar 75,34 persen, penduduk usia 13-15 tahun
sebesar 68,99 persen, dan penduduk usia 16-18 tahun sebesar 50,66
persen.

3. Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Provinsi Papua diarahkan untuk meningkatkan


kualitas sumber daya manusia serta menuju kesejahteraan dan
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Berikut
disajikan beberapa indikator makro kesehatan :

1) Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas

Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun


2012, saat ini jumlah Puskesmas di seluruh Papua adalah 365 unit terdiri
dari : Puskesmas Perawatan 98 unit; Puskesmas Non Perawatan 267 unit.
Jumlah RS Pemerintah 34 unit dan 3 diantaranya milik Pemerintah
Provinsi Papua yaitu RSUD Dok II Jayapura, RSUD Abepura dan RS Jiwa
Abepura, RS Swasta 7 Unit, dan RS TNI/Polri 6 unit, Pos Kesehatan
Desa/Kampung 481 unit, Posyandu 3.085 unit dan yang aktif 62,6% serta
beberapa balai kesehatan dan keselamatan yang dikelola oleh lembaga
misi.

2) Jumlah Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di wilayah Provinsi Papua


berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun
2012 adalah tenaga dokter umum 493 orang, dokter spesialis 135 orang,
dokter gigi 74 orang, Perawat 4.990 orang, dan Bidan 1.969 orang. Selain

35
tenaga kesehatan tersebut masih terdapat pula tenaga kesehatan lainnya
yaitu, tenaga gizi 316 orang, tenaga farmasi 275 orang, tenaga sanitarian,
kesehatan masyarakat dan tenaga analis/ laboratorium sebanyak 1.137
orang.

Indikator tingkat kematian di suatu wilayah merupakan salah satu cermin


terhadap derajat kesehatan masyarakatnya. Secara umum tingkat
kematian sangat erat kaitannya dengan tingkat kesakitan. Berbagai faktor
yang sering dikaitkan dengan penyebab kematian dan kesakitan adalah
permasalahan yang terkait dengan tingkat sosial ekonomi (tingkat
pendapatan, pendidikan, perilaku hidup sehat), kualitas lingkungan hidup,
upaya pelayanan kesehatan, tingkat fertilitas dan faktor-faktor spesifik
lainnya.

Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun
mencapai 37% disusul kelompok usia 5-14 tahun mencapai 27,72%.
Beberapa penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah malaria (API)
77/1000 penduduk, malaria (AMI) 169/1000 penduduk, kasus diare yang
ditemukan dan ditangani 26,6%, tersangka kolera 40,3%, TBC 92/100.000
penduduk, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya,
penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Selain itu Papua juga
menghadapi ”emerging diseases” seperti demam berdarah dengue (DBD),
kasus baru HIV/AIDS tahun 2012 adalah 925 kasus HIV dan 1.603 kasus
AIDS dan merebaknya ancaman Avian Influenza (Flu Burung), serta
penyakit-penyakit ”re-emerging diseases” seperti malaria dan TBC.

Grafik 5: Jumlah Penderita HIV/AIDS


Tahun 2003 – 2012

36
Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Buku Profil Kesehatan.

4. Ketenagakerjaan
Sesuai dengan Konvensi International Labour Organization (ILO),
penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.
Penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang
aktif secara ekonomi, yaitu mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan,
sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk yang tidak aktif secara
ekonomi dengan kegiatan antara lain sekolah, mengurus rumah tangga,
dan lainnya.
Jumlah tenaga kerja di Papua pada tahun 2012 sampai dengan bulan
Agustus mencapai 1.585.434 orang angkatan kerja atau naik sebesar
48.706 orang dibanding keadaan tahun 2011. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) pada tahun 2012 mencapai 78,91 persen sementara Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 3,63 persen.

Jumlah Penduduk menurut Kegiatan Utama

Kegiatan Utama 2008 2009 2010 2011 2012


Penduduk 15+ 1.401.848 1.450.851 1.864.589 1.958.892 2.009.145

Angkatan Kerja 1.075.214 1.128.036 1.510.176 1.536.728 1.585.434

- Bekerja 1.028.023 1.082.028 1.456.545 1.476.227 1.527.933

- Menganggur 47.191 46.008 53.631 60.501 57.501


Bukan Angkatan
kerja 326.634 322.815 354.413 422.164 423.711

TPAK (%) 76,70 77,75 80,99 78,45 78,91

TPT (%) 4,39 4,08 3,55 3,94 3,63


Sumber data: BPS Provinsi Papua

Jika dibandingkan dengan tahun 2011, maka jumlah angkatan kerja pada
tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 48,706 orang atau sebesar
3,16% sedangkan penduduk bukan angkatan kerja mengalami
peningkatan sebanyak 1.547 orang atau sebesar 0,37%. Peningkatan
jumlah angkatan kerja ini berasal dari naiknya jumlah penduduk bekerja.

37
C. CAPAIAN, ANALISA, DAN KINERJA

K
esepakatan skala ordinal penilaian untuk mengukur sampai sejauh mana
keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian sasaran maka digunakan
skala ordinal sebagai berikut :

NOMOR JUMLAH NILAI KATEGORI


1. 85 sampai dengan 100 Sangat berhasil
2. 70 s/d kurang dari 85 Berhasil
3. 55 s/d kurang dari 70 Cukup berhasil
4. Kurang dari 55 Kurang berhasil

Pengukuran kinerja tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan penghargaan


maupun hukuman kepada pelaksana kegiatan, namun digunakan untuk melakukan
evaluasi dan penilaian terhadap tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan
pencapaian sasaran guna meningkatkan kinerja organisasi.

Selanjutnya analisa dan evaluasi kinerja diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-


faktor keberhasilan dan penyebab ketidakberhasilan kinerja yang pada akhirnya
dapat disimpulkan adanya masalah kinerja sebagai bahan pengambilan keputusan
manajemen untuk meningkatkan kinerja melalui alokasi, distribusi dan regulasi.
Oleh karena Pemerintah Provinsi Papua memiliki struktur organisasi sebagai
pelaksana kegiatan maka segala pencapaian komponen Rencana Stratejik tidak
dapat dilepaskan dari bidang-bidang yang menangani pelaksanaannya sesuai
dengan tingkat kewenangan yang diberikan.

Pencapaian sasaran - sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun
2011 oleh Pemerintah Provinsi Papua adalah sebanyak 29 sasaran stratejik, dan
capaian yang dihasilkan berdasarkan Kategori Pencapaian Sasaran adalah :
 kategori sangat berhasil 16 sasaran

38
 kategori berhasil 4 sasaran
 kategori cukup berhasil 6 sasaran
 kategori kurang berhasil 3 sasaran
Adapun capaian sasaran untuk masing-masing sasaran adalah sebagai berikut :

CAPAIAN KINERJA
SASARAN STRATEJIK SANGAT CUKUP KURANG
BERHASIL
BERHASIL BERHASIL BERHASIL
PELAKSANAAN OTSUS 1 2 3 4
1 Terwujudnya pemahaman
tentang UU No. 21/2001 √
secara optimal
KORUPSI DAN REFORMASI BIROKRASI
2 Meningkatnya kepercayaan
masy kepada pemerintah

3 Terciptanya sistim
kelembagaan pemerintahan
yang efisien, efektif dan

akuntabel
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
4 Menurunkan angka
persentase rumah tangga √
miskin
5 Meningkatnya kapasitas
kelembagaan tingkat √
kampung
6 Meningkatnya peran
Perempuan dalam √
pembangunan
7 Optimalnya pemanfaatan
SDM, SDA dan Keuangan
bagi kesejahteraan √
masyarakat asli Papua di
distrik dan kampung
8 Mengecilnya kesenjangan
dengan tumbuhnya pusat-
pusat pertumbuhan baru dan
tersedianya infrastrutur yang

membuka isolasi antar
wilayah.
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
9 Meningkatnya kuantitas dan √
kualitas pendidikan usia dini
10 Meningkatnya tingkat
pendidikan penduduk Papua

11 Menurunnya angka Putus
Sekolah pada semua jenjang √
pendidikan
12 Meningkatnya kesempatan
untuk belajar ke perguruan √
tinggi yang bermutu
13 Menurunnya angka penderita
ISPA, malaria, CFR diare,
angka kesembuhan TB Paru,

penderita HIV-AIDS(ODHA).
14 Menurunnya prevalensi gizi
buruk dan gizi kurang

39
15 Meningkatnya jangkauan dan
pelayanan kesehatan
masyarakat secara merata √
dan murah sampai di
kampung-kampung terpencil.

16 Tersedianya obat-obatan
yang bermutu dan terjangkau √
sampai di kampung-kampung
17 Meningkatnya jumlah dan √
kualitas tenaga medis dan
para medis
INVESTASI, EKSPOR, DAN KESEMPATAN KERJA
18 Meningkatnya investasi dari
sumber PMA dan PMDN

19 Menurunnya tingkat √
pengangguran terbuka
PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN
20 Pertumbuhan PDRB
Pertanian

21 Pertumbuhan PDRB
Pertambangan

22 Menurunnya kasus illegal
logging serta berkembangnya √
industri perkayuan
INFRASTRUKTUR DAN ENERGI
23 Terbangunnya sistem
jaringan jalan, terutama
menghubungkan kawasan
pegunungan tengah, serta
pusat-pusat permukiman, √
sentra-sentra produksi dan
kawasan-kawasan tumbuh
cepat, dalam sistem
transportasi terpadu.
24 Terbangunnya Sarana dan
prasarana perhubungan
Darat, Laut dan Udara lintas

Wilayah.
25 Tersedianya sumber-sumber
energi murah hingga ke √
kampung-kampung
26 Tersedianya sarana dan
prasarana air bersih untuk
kebutuhan rakyat dikampung- √
kampung, distrik dan
kabupaten/kota
27 Meningkatnya jangkauan √
layanan telekomunikasi
diseluruh wilayah Papua
28 Meningkatnya penyediaan
rumah layak huni bagi √
masyarakat
LINGKUNGAN HIDUP
29 Terkendalinya tingkat
pencemaran lingkungan

JUMLAH (29 SASARAN) 16 4 6 3

40
Analisis dan evaluasi atas capaian sasaran dan kinerja pada masing-masing
sasaran strategis adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 : Terwujudnya pemahaman tentang UU No.


1 21/2001 secara optimal

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya


pemahaman tentang UU No. 21/2001 secara optimal” sebesar 100%. Dari
hasil penilaian kinerja berdasarkan skala ordinal dapat disimpulkan
pencapaian sasaran tersebut “Sangat Berhasil”. Keberhasilan pencapaian
sasaran ini diukur melalui pencapaian 4(empat) indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut ini :
Tabel 5
Indikator Kinerja Sasaran 1
Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Presentase pelaksanaan
% 100 100 100,00
1 UU Nomor 21/2001 yang
telah ditetapkan
Tingkat implementasi UU
2 % 100 100 100,00
Nomor 21/2001
Hasil Yudisial Reviu untuk
3 UU No.21 tahun 2001 yang % 100 100 100,00
telah ditindaklanjuti
Jumlah sosialisasi UU
4 % 100 100 100,00
Nomor 21 Tahun 2001
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100 ,00

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja sasaran 1 dapat disimpulkan bahwa


secara umum capaian kinerja dari 4 indikator tercapai sesuai dengan target yang
ditetapkan, terhadap capaian tersebut Pemerintah Provinsi Papua telah optimal
melakukan sosialisasi baik melalui media massa, informasi telekomunikasi,
sebaran maupun melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan baik dengan
kelompok masyarakat, kelompok adat, lingkungan sekolah, akademisi ataupun di

41
lingkungan instansi pemerintah sejak penetapan UU Nomor 21 tahun 2001 sampai
dengan sekarang.

Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang


Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang di implementasikan melalui Peraturan
Pelaksanaannya yaitu PERDASI dan PERDASUS. PERDASI merupakan PERDA
Provinsi Papua sedangkan PERDASUS merupakan produk peraturan yang
mengandung kekhususan Papua sesuai UU Nomor 21 Tahun 2001, yakni
menyangkut infrastruktur, peningkatan peran perempuan, adat, pendidikan, kesehatan
dan peningkatan ekonomi kerakyatan dan lain dengan memperhatikan kearifan lokal
yang diakui oleh masyarakat adat. Dibawah ini tabel tentang jumlah PERDASI dan
PERDASUS yang ditetapkan:

JUMLAH PERDASI DAN PERDASUS YANG DITETAPKAN THN 2006 S/D 2010
2006 2008 2010
NO
PERDASI PERDASUS PERDASI PERDASUS PERDASI PERDASUS
1 3 - 14 8 6 1

Pada tahun 2013, SKPD mengajukan 14 RAPERDASUS yang akan dibahas dan
ditetapkan oleh Gubernur Papua.
Keikutsertaan masyarakat adat dalam pembangunan, untuk berperan aktif,
mengembangkan diri, melalui keterwakilan baik dalam lembaga pemerintahan,
organisasi masyarakat maupun individu, sebagaimana diatur dalam PERDASUS yang
mengandung perlindungan, pemberdayaan bagi orang papua dan sumberdaya alam
papua hal ini sejalan dengan amanat UUD 1945.

Sasaran 2 : Meningkatnya kepercayaan masyarakat


2 kepada pemerintah

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya


kepercayaan masyarakat kepada pemerintah” sebesar 95,00% dengan
predikat “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 (lima) indikator
kinerja sasaran.

42
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 6
Indikator Kinerja Sasaran 2

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Jumlah Tingkat Partisipasi
1 Kab/Kota 29 29 100,00
masyarakat pada Pemilukada
Pemilukada berjalan aman dan
2 parpol 18 18 100,00
demokratis
Jumlah unjuk
3 rasa/penyampaian aspirasi oleh kejadian 4 7 175,00
kelompok masyarakat
Jumlah insiden yang
4 disebabkan konflik antarumat kejadian 1 0 0,00
beragama
Insiden yang disebabkan konflik
kejadian 1 1 100,00
5 intern umat beragama

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 95,00

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja sasaran 2 dapat disimpulkan bahwa


ada 3 indikator yang tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan.

Partisipasi masyarakat dalam bidang politik merupakan hak untuk memberikan suara
pada pemilihan calon Gubernur Kepala Daerah/Wakil Gubernur Kepala Daerah, calon
Bupati/ wakil Bupati, calon Walikota/Wakil Walikota, serta pemilihan anggota DPRP
dan DPRD Kab/Kota. Pada Tahun 2013 telah dilaksanakan PEMILIKADA Gubernur
dan Wakil Gubernur di lingkungan Pemerintah Provinsi dan 29 kabupaten/Kota secara
langsung, umum dan demokratis.

Capaian indikator nomor 3 menunjukan kenaikan persentase jumlah unjuk


rasa/penyampaian aspirasi oleh kelompok masyarakat, hal ini menunjukan bahwa
kesadaran masyarakat untuk ikut menyampaikan aspirasi dalam pembangunan,
sehingga melalui penyampaian aspirasi tersebut konflik antar kelompok
masyarakat ataupun antar agama dapat dicegah.

43
Sasaran 3 :Terciptanya sistim kelembagaan
pemerintahan yang efisien, efektif dan
3 akuntabel

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran“Terciptanya sistim kelembagaan


pemerintahan yang efisien, efektif dan akuntabel” sebesar 79,11% dengan
predikat “Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 12 (dua belas)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 7
Indikator Kinerja Sasaran 3
Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Persentase pengaduan
masyarakat tentang layanan
1 % 2 2 100,00
publik yang telah
ditindaklanjuti

Jumlah unit pelayanan satu


2 Unit 1 1 100,00
atap (OSS)

Jumlah SKPD yang


3 menyusun Laporan SKPD 43 42 97,67
Akuntabilitas Kinerja

Persentase temuan
4 pemeriksaan yang telah % 75 28,12 37,49
ditindaklanjuti

Persentase PNS yang


5 mendapatkan hukuman % 2 4 200,00
disiplin

Rata-rata tingkat kehadiran


6 % 95 87 91,58
PNS dalam 1 tahun

Persentase PNS yang


mempunyai latar belakang
7 pendidikan sesuai dengan % 75 40 53,33
tugas yang menjadi
tanggungjawabnya

44
Persentase pejabat struktural
8 yang telah lulus diklatpim % 80 80 100,00
sesuai dengan jenjangnya

Persentase PNS yang


9 % 1 0 0,00
berpendidikan S3

Persentase PNS yang


10 % 43 22 51,16
berpendidikan S2

Persentase PNS yang


11 % 4 1 25,00
berpendidikan S1

Persentase SKPD yang


kelembagaannya telah sesuai
12 % 43 40 93,02
dengan kebutuhan dan
peraturan

Rata-rata Capaian Kinerja 79,11

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja sasaran 3, dapat disimpulkan bahwa


secara umum capaian kinerja dari 12 indikator yang ditetapkan ada yang 3
indikator yang mencapai persentase 100% dan ada yang indikator yang melebihi
target, terhadap capaian yang melebihi target ataupun yang tidak, Pemerintah
Provinsi Papua telah melakukan upaya-upaya melalui kebijakan dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Indikator nomor 1 pada sasaran 3 mengenai pengaduan masyarakat tentang


layanan publik yang telah ditindaklanjuti dan ditangani oleh lembaga ombusment
yang berkedudukan di Papua.

Pemerintah Provinsi Papua perlu meningkatkan pengawasan melekat, meyatukan


komitmen secara berjenjang untuk memaksimalkan fungsi aparatur sebagai
pelayan masyarakat yang tentu saja perlu ditunjang dengan peningkatan
kompetensi aparatur yaitu untuk indikator nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan
12.

Terhadap indikator nomor 2 Pemerintah Provinsi Papua telah membentuk


kelembagaan PTSP dengan melaksanakan 28 pelayanan administrasi perizinan

45
dari 40 yang ditargetkan tentu membutuhkan keseriusan dan perhatian
Pemerintah Provinsi Papua dalam menegaskan TUPOKSI dari kelembagaan
PTSP kepada Pimpinan SKPD untuk menyerahkan kewenangan perijinan kepada
lembaga PTSP sehingga optimalisasi pelaksanaan tugas lembaga PTSP dimasa
mendatang lebih optimal.
Indikator nomor 3 pada sasaran 3 menunjukan capaian presentase 100% dari
realisasi atas target yang ditetapkan. Berikut ini tabel jumlah SKPD Provinsi Papua
yang menyampaikan LAKIP tahun 2010 s/d 2013:

NO INSTANSI 2009 2010 2011 2013


1 2 3 4 5 6
1 INSTANSI DILING. 16 22 34 42
PEM.PROVINSI PAPUA

Pada tahun 2013 dari 43 SKPD, jumlah SKPD yang menyampaikan LAKIP
sebanyak 42 SKPD, dibanding Tahun 2011 dari 43 SKPD yang menyampaikan
LAKIP hanya 34 SKPD dan pada tahun 2010 dari 43 SKPD yang menyampaikan
LAKIP hanya 22 SKPD, untuk itu Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro
Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur SETDA Provinsi Papua sejak tahun
2009 s/d 2013 telah melaksanakan Bimtek/pelatihan tentang Penyusunan LAKIP
bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan
maksud dan tujuan agar Pimpinan SKPD dapat menyampaikan/menginformasikan
hasil atau kegagalan atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di
tetapkan dalam rencana kinerja tahunan baik capaian kinerja ataupun capaian
keuangan kepada pemerintah atau stakeholder lainnya yang membutuhkan
informasi tersebut selanjutnya LAKIP SKPD akan dievaluasi oleh Inspektorat
sebagai instansi yang melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian.

Hasil pengukuran indikator kinerja nomor 5 menunjukkan capaian persentase


yang melebihi target dengan capaiam kinerja 200%, hal ini menunjukkan bahwa
adanya keseriusan Pemeintah Provinsi Papua dalam meningkatkan pengawasan
secara berjenjang atas penegakan disiplin dalam rangka peningkatan kinerja PNS,
melalui sosialisasi dan Instruksi Gubernur Tahun 2013 penegakan disiplin telahi
dilaksanakan, dengan mengunakan absen digital sejak tahun 2011 sebagai alat
ukur atas kehadiran PNS, dapat menjadi sumber data yang berdampak pada

46
penegakan disiplin sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Terhadap indikator 9 s/d 11 presentase capaian indikator belum tercapai yang


ditetapkan karena program pendidikan yang dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan Aparatur terdiri dari program pendidikan
baru dan pendidikan lanjutan sehingga jumlah PNS dengan pendidikan SI, S2
dan S3 yang diikuti oleh PNS secara bertahap menyelesaikan studinya, untuk
menyiapkan diri menjadi tenaga yang berkualitas prosesional sesuai bidang tugas
pada SKPD masing-masing. Khusus pada program S3 tidak dilaksanakan oleh
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan Aparatur karena dianggap tidak
efektif dan lebih tepat bagi tenaga edukatif sesuai SE.Gubernur Provinsi Papua
Nomor 890/816/SET Tanggal 6 Maret 2009.

Terhadap indikator nomor 12 Pemerintah Provinsi Papua telah melaksanakan


evaluasi kelembagaan perangkat daerah terhadap PERDA Provinsi Papua Nomor
9,10 dan 11 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
DPRP Provinsi Papua, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sesuai
pembidangan dan kebutuhan daerah, yang berpedoman pada PP Nomor 41
Tahun 2007, PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah, Draf Raperda telah dipresentasikan
pada Pj. Gubernur Papua dan akan disampaikan kepada Biro Hukum SETDA
Provinsi Papua untuk ditindaklanjuti dalam jadwal legislasi daerah.

Sasaran 4 : Menurunkan angka persentase rumah


4 tangga miskin

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Menurunkan angka persentase


rumah tangga miskin” sebesar 99,39% dengan predikat “Sangat Berhasil”.
Capaian kinerja sasaran tersebut dicapai melalui capaian indikator kinerja
sasaran dan program.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 (dua)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja kegiatan.

47
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 8
Indikator Kinerja Sasaran 4

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Jumlah Penduduk Miskin % 33 31,98 96,91
1

Indeks Kedalaman % 7,86 7,35 93,51


2
Kemiskinan (P1)
Garis kemiskinan (Rp) 276,116 297,502 107,75
3

Rata-rata Capaian Kinerja 99,39

Sasaran 5 :Meningkatnya kapasitas kelembagaan tingkat


5 kampung

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya kapasitas


kelembagaan tingkat kampung” sebesar 100,00% dengan predikat “Sangat
Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 9
Indikator Kinerja Sasaran 5
No Realisas Capaian
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Ket.
. i Kinerja
Angka rata-rata aparatur
1 pemerintahan kampung dengan Kegiatan 7 7 100,00
pendidikan S1 per kampung

Rasio kecukupan sarana dan


2 % 1 1 100,00
prasarana kampung

48
Rata-rata jumlah kelompok binaan
3 lembaga pemberdayaan masyarakat kegiatan 1 1 100,00
(LPM)

Rata-rata jumlah kelompok binaan Kelompok


4 75 75 100,00
PKK binaan

Rata-rata Capaian Kinerja 100,00

Dari pengukuran indikator kinerja utama sasaran 4, tergambar bahwa secara umum
capaian kinerja dari 4 indikator kinerja tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Pemerintah Provinsi Papua tetap akan melakukan langkah konstruktif
dan kongkrit melalui pembinaan dan evaluasi atas pelaksanaan penataan kampung,
aparat kampung, sarana dan prasarana. Pada tahun 2009 s/d 2011 tersedia 49
model balai kampung se 29 Kab/Kota, dan pada tahun 2013 menjadi 59 balai,
dengan demikian ada peningkatan persentase sarana dan prasarana guna
mewujudkan kampung yang mandiri, dalam rangka mendorong pemberdayaan
masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kampung. Pada Indikator 5
target yang ditetapkan 75 kelompok binaan terealisasi dengan presentase 100%
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak dengan
membentuk kelompok binaan di tingkat kampung, kelurahan dan distrik.

Sasaran 6 : Meningkatnya peran perempuan dalam


6 spembangunan

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran : “Meningkatnya peran


perempuan dalam pembangunan” sebesar 58,48% dengan predikat “Cukup
Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam)


indikator kinerja sasaran.

49
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 10
Indikator Kinerja Sasaran 6
No. Indikator Kinerja Sasaran Capaian Ket.
Satuan Target Realisasi
Kinerja
Angka Gender-related
1 Kegiatan 100,00
Development Index (GDI) 2 2

Angka Gender
2 Empowerment Measure   100,00
1 1
(GEM)

Persentase penduduk
3 perempuan yang buta % 15,33
15 2,30
huruf

Tingkat keterwakilan
4 % 50 28,58
perempuan di DPRD 14,29

Tingkat keterwakilan
5 % 50 7 14,00
perempuan di DPD

Persentase perempuan
PNS yang menjabat
6 % 92,96
sebagai Eselon I, II, III dan 50 46,48
IV

 Rata-rata Capaian Kinerja 58.48  

Dari pengukuran indikator kinerja sasaran 6, tergambar bahwa ada indikator 2


yang mencapai sasaran dengan presentase 100% dan ada 4 indikator yang
belum mencapai sasaran. Terhadap target yang belum tercapai Pemerintah
Provinsi Papua melakukan langkah-langkah sebagaimana semangat UU Nomor
21 Tahun 2001 tentang OTSUS Bagi Provinsi Papua dengan melaksanakan
program peningkatan peran perempuan dan kesetaraan gender dalam
pembangunan dengan adanya keterwakilan perempuan dalam lembaga adat,
lembaga masyarakat/organisasi masyarakat, lembaga eksekutif dan legislatif.

50
Sasaran 7 : Optimalnya pemanfaatan SDM, SDA dan
Keuangan bagi kesejahteraan
7 masyarakat asli Papua di distrik dan
kampung

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran : “Optimalnya pemanfaatan


SDM, SDA dan Keuangan bagi kesejahteraan masyarakat asli Papua di
distrik dan kampung” sebesar 100,00% dengan predikat “ Sangat
Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel


berikut ini :
Tabel 11
Indikator Kinerja Sasaran 7
Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Jumlah fakir miskin yang
1 Kk 88 88 100,00
ditangani
2 Jumlah anak terlantar yang dibina Orang 350 350 100,00
Jumlah lanjut usia terlantar yang
3 Orang 93 93 100,00
dibina
Jumlah penyandang cacat yang
4 Orang 16 16 100,00
dibina
Jumlah eks-korban kerusuhan
5 Orang 222 222 100,00
sosial yang ditangani
Persentase mantan pengguna
6 narkotika yang sudah tidak lagi % 30 30 100,00
mengkonsumsi narkotika
Rata-rata Capaian Kinerja 100,00

sesuai dengan pengukuran indikator kinerja pada sasaran 7 rata-rata capaian


persentase 100% sesuai dengan target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi
Papua melalui Dinas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir, Dinas
Kesehatan dan Dinas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir telah
melakukan fungsi pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial untuk itu perlu
didata dan dievaluasi penerima manfaat sosial sesuai amanat UUD 1945 dalam
rangka pembinaan dan peningkatan mutu generasi pemuda.

51
Sasaran 8 : Mengecilnya kesenjangan dengan
tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan
8 baru dan tersedianya infrastrutur
yang membuka isolasi antarwilayah

Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran : “Mengecilnya kesenjangan


dengan tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru dan tersedianya
infrastruktur yang membuka isolasi antar wilayah” sebesar 100% dengan
predikat “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 (tiga)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel


berikut ini :
Tabel 12
Indikator Kinerja Sasaran 8
Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Frekuensi
penyelenggaraan
1 konsultasi Pemerintah Kegiatan 16 16 100.00
Kab/Kota dengan
Pemerintah Provinsi
Hasil Kajian Sosial
Ekonomi Kawasan Kegiatan 10 10 100.00
2
perbatasan yang
ditindaklanjuti
Hasil Koordinasi
Perencanaan Wilayah Kegiatan 14 14 100.00
3
Perbatasan yang
ditindaklanjuti
Rata-rata Capaian Kinerja 100,00  

Pencapaian sasaran strategis ini semakin terbuka isolasi antar wilayah dengan
adanya koordinasi antar daerah dari kampung sampai kabupaten/kota dan dari
Kabuapten/kota ke Provinsi lalu ke Pusat. Selain itu juga terdapat sinkronisasi
perencana dari tingkat kampung sampai ke Pusat dengan adanya jaring Asmara
sampai Rakor Badan Perencanaan Pembangunan di Badan Perencanaan
Nasional.

52
Sasaran 9 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas
9 pendidikan usia dini

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya


kuantitas dan kualitas pendidikan usia dini” sebesar 64,88 % dengan
predikat “Cukup Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 (tiga)
indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 13
Indikator Kinerja Sasaran9
Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Angka Partisipasi Kasar (APK) %
1 41.12 17.53 42.63
PAUD
Rasio ketersediaan sekolah
%
2 terhadap penduduk usia sekolah 136.04 75.00 55.13
pada pendidikan usia dini
Rasio guru terhadap murid pada %
3 15.00 14.53 96.87
pendidikan usia dini
Rata-rata Capaian Kinerja 64,88

Berdasarkan pengukuran indikator kinerja sasaran 9, dapat disimpulkan bahwa ada 2


indikator yang memiliki target tidak tercapai yakni : Angka Partisipasi Kasar (APK) pada
tahun 2013 mencapai 42,63% dan Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk
usia sekolah pada pendidikan usia dini dengan presentase 55,13% sedangkan
indikator 3 mencapai persentase 96,87%.

53
Sasaran 10 : Meningkatnya tingkat pendidikan
10 penduduk Papua

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya tingkat


pendidikan penduduk Papua” sebesar 82,15% dengan predikat
“Berhasil”.Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 7
(tujuh) indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel


berikut ini :

Tabel 14
Indikator Kinerja Sasaran10

No Indikator Kinerja Satua Realisas Capaian


Target Ket.
. Sasaran n i Kinerja
1
Angka melek huruf % 70.00 64.02 91.46

Angka Partisipasi
2  
Kasar (APK) :
  - SD/MI % 110.00 93.6 85.09
  - SMP/MTs % 89.00 54.65 61.40
  - SMU/SMK/MA % 41.50 42.64 102.75
Angka Partisipasi
3  
Murni (APM) :
  - SD/MI % 95.00 71.56 75.33
  - SMP/MTs % 56.00 37.06 66.18
  - SMU/SMK/MA % 35.00 28.84 82.40
Rata-rata nilai Ujian
4  
Nasional (UN):
  - SD/MI % 6.75 6.20 91.85
  - SMP/MTs % 7.75 7.23 93.29
  - SMU/SMK/MA % 7.13 7.37 103.37
Persentase angka
5  
kelulusan :
  - SD/MI % 99.85 99.6 99.75
  - SMP/MTs % 99.25 98.77 99.52
  - SMU/SMK/MA % 99.25 99.65 100.40
Persentase lulusan
6 SMK yang diserap % 15.00 5.00 33.33
lapangan kerja formal
Persentase lulusan
7 % 65.00 30.00 46.15
SMK yang mandiri
Rata-rata Capaian Kinerja 82,15

54
Dari pengukuran indikator kinerja sasaran 10, tergambar bahwa ada 3 indikator
yang melebihi target dan ada beberapa indiator yang belum memenuhi target
yang ditetapkan. Ketiga indikator yang mencapai prosentase di atas target
menunjukan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) mengalami peningkatan dengan
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang merata, ketersediaan tenaga
pengajar dan kebijakan pemerintah bagi siswa wajib belajar untuk mendapatkan
kesempatan belajar baik tingkat SD, SMP dan SMU/SMK/MA.

Pada tahun 2011 angka partisipasi kasar (APK) untuk SMU/SMK/MA mencapai
presentase 102,75 dan Rata-rata nilai Ujian Nasional untuk SMU/SMK/MA
mencapai 103,37% serta Persentase angka kelulusan untuk SMU/SMAK/MA
mencapai presentase 100,40% dengan demikian harapan Pemerintah Provinsi
Papua untuk meningkatkan kecerdasan dan menumbuhkan semangat belajar
bagi generasi muda khususnya anak-anak Papua harapan bangsa dapat
terlaksana.

Sasaran 11 : Menurunnya Angka Putus Sekolah pada Semua


11 Jenjang Pendidikan

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Menurunnya Angka


Putus Sekolah pada Semua Jenjang Pendidikan” sebesar 95,61% dengan
predikat “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 (dua) indikator


kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 15

55
Indikator Kinerja Sasaran 11

Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Capaian


No. Realisasi Ket.
Kinerja
1 Angka Putus Sekolah (APS) :
- SD/MI % 1.25 1.51 120.80
- SMP/MTs % 0.50 0.32 64.00
- SMU/SMK/MA % 1.12 0.84 75.00
2 Angka rata-rata lama sekolah
- SD/MI % 6 6.25 104.17
- SMP/MTs % 3 3.17 105.67
- SMU/SMK/MA % 3 3.12 104.00
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 95.61

Dari pengukuran indikator kinerja sasaran 11, tergambar bahwa ada indikator
yang melebihi target dan ada beberapa indikator yang belum memenuhi target
yang ditetapkan yaitu angka putus sekolah SMP/MTs yang mencapai 64,00%, dan
SMU/SMK/MA yang mencapai 75%, menurunnya presentase perlu disikapi,
dengan meningkatkan wajib belajar bagi anak usia sekolah. Peran Pemerintah
Provinsi dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang merata,
tenaga pengajar dan bebas biaya sekolah merupakan upaya dan kebijakan
Pemerintah Provinsi Papua kepada siswa wajib belajar ditingkat SD, SMP/MTs
dan SMU/SMK/MA yang ditunjang dengan dorongan orang tua dan lingkungan
diharapkan Angka Putus Sekolah (APS) untuk SMP/MTs dan SMU/SMK/MA
dapat dikurangi.

Sasaran 12 : Meningkatnya kesempatan untuk belajar


12 keperguruan tinggi yang bermutu

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya


kesempatan untuk belajar keperguruan tinggi yang bermutu” sebesar
94,20% dengan predikat “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 (lima)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel


berikut ini :
Tabel 16

56
Indikator Kinerja Sasaran 12

No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian Keterangan


Kinerja
Angka Partisipasi Kasar
1 (APK) tingkat pendidikan % 75 60 80.00
tinggi.
Persentase siswa unggul
Papua yang mendapat
2 orang 200 182 91.00
beasiswa pendidikan tinggi
di dalam negeri.
Persentase siswa unggul
Papua yang mendapat
3 Kegiatan 2 2 100.00
beasiswa pendidikan tinggi
di luar negeri.
Persentase putra/putri
4 Papua yang mengikuti % 52 52 100.00
pendidikan di luar negeri.
Persentase putra/putri
5 Papua yang mengikuti % 48 48 100.00
pendidikan di PTN.
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 94.20

Pencapaian strategis meningkatnya kesempatan untuk belajar keperguruan


tinggi yang bermutu terlihat dari angka partisipasi kasar (APK) tingkat
pendidikan tinggi sebesar 80%, presentase siswa unggul papa yang mendapat
beasiswa pendidikan tinggi di dalam negeri yaitu 91% dengan target sebanyak
200 orang dan terealisasi sebanyak 182 orang, presentasi siswa unggul papua
yang mendapat beasiswa pendidikan tinggi di luar negeri yaitu 100%, hal ini
mendorong peningkatan kualitas SDM Papua.

Sasaran 13 : Menurunnya angka penderita ISPA,


malaria, CFR diare, angka
13 kesembuhan TB Paru, penderita HIV-
AIDS (ODHA)

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Menurunnya angka


penderita ISPA, malaria, CFR diare, angka kesembuhan TB Paru, penderita
HIV-AIDS (ODHA)” sebesar 86,70 % dengan predikat “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 12 (dua belas)
indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja kegiatan.

57
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 17
Indikator Kinerja Sasaran 13

Capaia
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi n Ket.
Kinerja
Angka kesakitan malaria Annual
1 API 50 70 140.00
Paracite Index (API) 1000
Angka penemuan kasus malaria
2 Orang 164 169 103.05
per 1.000 penduduk
Angka Kematian karena
3 Orang 18 22 122.22
Penyakit TBC
Proporsi kasus Tuberkulosis
4 yang berhasil diobati dalam % 80% 60% 75.00
program DOTS (succes rate
Jumlah penemuan kasus baru
5 kasus 4,862 2,577 53.00
TB (BTA +)
6 Jumlah Kesembuhan TB Paru kasus 2,602 1,567 60.22
Angka Kematian karena
7 Orang 3 3 100.00
Penyakit DBD
Jumlah kejadian DBD yang
8 Kejadian 540 540 100.00
ditangani
Angka Kematian karena
9 Jiwa 694 392 56.48
Penyakit HIV/AIDS
Jumlah PenderitaHIV-AIDS yang
10 Orang 6,714 2,043 30.43
akses ARV
Jumlah Klien yang berkunjung
11 Orang 69,228 69,228 100.00
ke VCT dan dikonseling

12 Jumlah kasus diare yang kasus 5,281 5,281 100.00


diobati
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 86,70

Pencapaian sasaran strategis menurunnya angka penderita ISPA, malaria, CFR


diare, angka kesembuhan TB Paru, penderita HIV-AIDS (ODHA) ditandai
dengan tercapainya indikator kinerja cakupan penemuan kasus baru TB paru
BTA +, angka kesembuhan kasus baru TB, angka kesakitan diare, angka
kesakitan malaria/API, angka kesakitan DBD, penderita HIV/AIDS yang akses
ARV dan penyelidikan KLB kurang dari 24 jam. Capaian kinerja masing-masing
indikator pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Kasus penemuan baru TB-
Paru BTA+ 53%, sedangkan angka kesembuhan TB Paru 60,22 %. Angka ini
menurun bila dibandingkan capaian tahun 2011 yaitu BTA + 55 %, dan angka

58
kesembuhan 75 %. Capaian ini masih jauh dibawah target yakni 75 % untuk
BTA+ dan 80 % untuk angka kesembuhan. Jumlah kasus diare yang diobati
mencapai 5,281 kasus atau 100% dari target yang ditetapkan. Penanganan
DBD mencapai 100 % yakni dari seluruh penderita yang terserang seluruhnya
mendapat penanganan sesuai prosedur penanganan kasus DBD yaitu sejumlah
540 kasus DBD.
Angka kesakitan malaria (API) mencapai 70 perseribu, meningkat dari 63
perseribu pada tahun 2011, masih cukup tinggi dari target yaitu 50 perseribu.
Dari segi kinerja program peningkatan API merupakan peningkatan kinerja
karena penemuan kasus semakin tinggi, namun dari segi tingkat kesakitan
maka angka kesakitan malaria semakin tinggi. Untuk indikator angka kematian
yang disebabkan karena penyakit malaria, hingga laporan ini dibuat, data
kematian tersebut tidak tersedia karena Dinas Kesehatan Provinsi Papua belum
mendapatkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Penderita HIV yang
akses ARV 30,43 %, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu
39,40 %, sementara target 40 % penderita mendapat ARV. Angka kematian
karena penyakit HIV/AIDS menunjukkan capaian yang positif yaitu dari angka
kematian tahun sebelumnya sebanyak 694 jiwa menjadi 392 jiwa atau turun
sebanyak 56.48%.

14 Sasaran 14 : Menurunnya prevalensi gizi buruk dan gizi


kurang

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Menurunnya


prevalensi gizi buruk dan gizi kurang” sebesar 36,67 % dengan predikat
“Kurang Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 (dua)
indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 18
Indikator Kinerja Sasaran 14

59
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian
No. Ket.
Kinerja
Prevalensi balita gizi buruk % 15 2,6 17,33
1

Prevalensi balita gizi kurang % 15 8,4 56,00


2
 Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran  36,67  

Pencapaian sasaran strategis menurunnya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang
ditandai dengan tercapaianya target indikator prevalensi gizi buruk dan kurang,
angka prevalensi anakk-anak di bawah berat badan normal, persentase distrik
bebas rawan gizi dan persentase populasi yang mengkonsumsi di bawah batas
minimal. Capaian indikator sasaran ini masih kurang berhasil. Angka prevalensi
gizi kurang dan buruk tahun 2013 belum ada data namun bila merujuk hasil riset
kesehatan dasar tahun 2010 sebesar 16,3 %, sehingga diasumsikan dengan
semakin baiknya pelayanan gizi dan ketersediaan pangan maka angka prevalensi
gizi kurang dan buruk semakin membaik pula.

Sasaran 15 : Meningkatnya jangkauan dan pelayanan


kesehatan masyarakat secara merata dan
15 murah sampai di kampung-kampung
terpencil

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya


jangkauan dan pelayanan kesehatan masyarakat secara merata dan murah
sampai di kampung-kampung terpencil” sebesar 96,31% dengan predikat
“Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 13 (tiga belas)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 19
Indikator Kinerja Sasaran 15

60
Capaian
No. Target Realisasi Ket.
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Kinerja
 %
1 Angka usia harapan hidup 67.9 68.2 100.44

Angka kematian ibu melahirkan per  %


2 100.000 kelahiran hidup
150 304.6 203.07

Angka kematian bayi per 1.000  %


3 40 15 38.00
kelahiran hidup
Proporsi kelahiran yang ditangani %
4 90 46 50.78
oleh tenaga terlatih
Persentase Ibu hamil yang mendapat %
5 80 31 38.75
tablet Fe
 %
6 Rasio posyandu per satuan balita 1 1 100.00

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu  %


7 1 2 200.00
per satuan penduduk.
Rasio Rumah Sakit per satuan  %
8 1 1 100.00
penduduk
Persentase penduduk yang %
9 2 2 100.00
memanfaatkan Rumah Sakit
Persentase penduduk yang %
10 15 14.60 97.33
memanfaatkan Puskesmas
Persentase Desa yang mencapai %
11 90 21.3 24
“Universal Child Immunization” (UCI)
Persentase Keluarga miskin yang %
12 100 100 100
mendapat Pelayanan Kesehatan
Persentase Penduduk yang menjadi
%
13 peserta jaminan pemeliharaan 100 100 100
kesehatan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 96,31

Keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya jangkauan dan pelayanan


kesehatan masyarakat secara merata dan murah sampai di kampung-kampung
terpencil ditandai dengan tercapainya indikator kinerja puskesmas yang memiliki
tenaga dokter, tingkat pemanfaatan puskesmas dan meningkatnya jumlah tenaga
kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya melalui tugas belajar. Penyediaan
tenaga dokter dilakukan melalui penerimaan dokter pegawai tidak tetap (PTT) dan
dokter PNS melalui Pemda. Penempatan dokter setiap tahun dilakukan namun
belum semua puskesmas mempunyai dokter. Jumlah Puskesmas tahun 2013
sebanyak 365 puskesmas. Dari jumlah tersebut yang mempunyai dokter hanya 200
puskesmas dengan persentase 54,79 %, sedangkan jumlah puskesmas sebanyak
335 puskesmas dengan presentase capaian 62,09 %. Memperhatikan persentase
tersebut menunjukkan bahwa jumlah dokter tahun 2013 sebesar 54,79 % menurun
bila dibandingkan dengan persentase tahun 2011 yakni 62,09 %. Dengan demikian

61
menetapkan tahun 2013 bahwa puskesmas akan memiliki dokter sebanyak 65 %
ternyata hanya tercapai 54,79 % puskesmas yang mempunyai dokter.

Sementara tingkat pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas)


oleh masyarakat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pencapaian
target tahun 2010 sebesar 79,1% sudah melebihi target yang ditetapkan dan pada
tahun 2011 tercapai 75%, untuk tahun 2013 angka yang pasti belum diperoleh,
namun dengan semakin meningkatnya informasi baik melalui media cetak maupun
eletronik serta dengan semakin membaiknya mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas serta membaiknya akses transportasi diasumsikan tingkat pemanfaatan
puskesmas meningkat pula.

Untuk meningkatkan pelayanan puskesmas pemerintah pusat (Kemenkes RI)


menyediakan Biaya Operasional Puskesmas melalui dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang didanai dari Tugas Pembantuan. Tahun 2013 seluruh
puskesmas 335 (100 %) mendapat biaya operasional kesehatan (BOK).

Indikator persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan dan


persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan adalah
tercapainya target jaminan masyarakat miskin yang tercakup dalam program
jamkesmas dan target masyarakat miskin Papua yang tercakup dalam pelayanan
kesehatan masyarakat miskin asli Papua. Tahun 2013 seluruh masyarakat tidak
mampu (100%) telah dijamin dalam program Jamkesmas sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No : 110 Tahun 2013.

Demikian pula dengan masyarakat asli Papua yang dijamin melalui program
Jamkespa, seluruh masyarakat asli Papua tidak mampu yang berobat ke Rumah
Sakit yang melaksanakan program Jamkespa seluruhnya (100%) mendapat
pelayanan baik rawat jalan maupun rawat inap termasuk kasus rujukan.

Sasaran 16 : Tersedianya Obat-obatan yang bermutu dan


16 terjangkau sampai di kampung-kampung

62
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Tersedianya Obat-
obatan yang bermutu dan terjangkau sampai di kampung-kampung”
sebesar 87,48 % dengan predikat “Sangat Berhasil”.
Pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 (lima) indikator kinerja
sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 20
Indikator Kinerja Sasaran 16
Capaia
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi n Ket.
Kinerja
Terpenuhinya seluruh permintaan
1 obat dari Puskesmas dan % 100 79.75 80
jaringannya
Persentase obat generik berlogo % 100 100 100
2
dalam persediaan obat.
Prosentase ketersediaan
3 /kesinambungan obat Pelayanan % 100 81 81
Kesehatan Dasar
Prosentase ketersediaan
4 /kesinambungan obat-obatan di % 90 96 107
seluruh unit
Prosentase Pos Obat Kampung % 20 14 70
5
(POK) yang menerima obat POK

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 87.48

Pencapaian sasaran strategis tersedianya obat-obatan yang bermutu dan


terjangkau sampai di kampung-kampung ditandai dengan tercapainya target
indikator kinerja tersedianya obat-obatan secara merata dan berkesinambungan
disarana pelayanan kesehatan puskesmas dan jaringannya, yaitu ketersediaan
dan kesinambungan obat-obatan diseluruh sarana pelayanan kesehatan
puskesmas dan jaringannya dapat terpenuhi dan terjaga kesinambungannya,
permintaan obat-obatan dapat dipenuhi serta tidak ada keluhan kekurangan obat
disarana pelayanan kesehatan puskesmas dan jaringannya.

63
Sasaran 17 : Meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga medis
17 dan
para medis

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya jumlah


dan kualitas tenaga medis dan para medis” sebesar 60,42% dengan predikat
“ Cukup Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 (sembilan)
indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 21
Indikator Kinerja Sasaran 17

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Rasio dokter per satuan
1 % 40 21 53
penduduk

Rasio Dokter Spesialis per-


2 % 6 4 68
100.000 penduduk

Rasio Dokter gigi per-100.000


3 % 11 3 26
penduduk

Rasio Apoteker per 100.000


4 % 10 8 80
penduduk

Rasio Bidan per 100.000


5 % 100 77 77
penduduk

Rasio Perawat per-100.000


6 % 118 151 129
penduduk

Rasio Ahli gizi per-100.000


7 % 22 11 51
penduduk

Rasio Ahli sanitasi per-


8 % 40 9 21
100.000 penduduk

9 Rasio Ahli kesehatan % 40 16 39


masyarakat per 100.000

64
penduduk

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 60,42

Peningkatan mutu dan profesionalisme SDM kesehatan dilaksanakan melalui


pendidikan formal tugas belajar (tubel)/pendidikan berkelanjutan pada jenjang
D3, D4, S1,S2 dan S3 di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun
2013 jumlah tugas belajar 160 orang, khusus untuk pendidikan D3 Kebidanan
berjumlah 334 orang. Data yang diperoleh untuk memenuhi capaian sasaran
kualitas tenaga medis dan paramedis bersumber dari data profil kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Papua yang setiap tahun selalu di perbaharui. Jumlah tenaga
kesehatan di Provinsi Papua secara rasio sudah terpenuhi tetapi yang menjadi
masalah adalah persebarannya. Capaian sasaran ini sebesar 14,72% karena
faktor kondisi sebaran tenaga medis dan paramedis juga sebaran pendduduk
yang tidak merata, selain itu juga karena faktor kondisi geografis yang sulit
menyebabkan tingkat kesulitan yang tinggi.

Sasaran 18 : Meningkatnya Investasi dari


18 Sumber PMA dan PMDN

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Meningkatnya


Investasi dari Sumber PMA dan PMDN” sebesar 99,67% dengan predikat
“Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 22
Indikator Kinerja Sasaran 18

65
Indikator Kinerja Capaian
No. Satuan Target Realisasi Ket.
Sasaran Kinerja
Jumlah investasi PMA US$
1 7,008,568 11,120,015 158.66
di Papua
Jumlah investasi Rp juta
2 138,398,402 8,353,523 6.04
PMDN di Papua
Jumlah investor
/calon investor yang Perusa
3 berminat haan 50 67 134.00
menanamkan
modalnya di Papua
Jumlah
kasus/masalah Kasus
4 1 1 100.00
penanaman modal
yang diselesaikan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 99,67

Keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya investari dari sumber PMA dan


PMDN dicapai melalui program Peningkatan Daya Saing Investasi, program
penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana pendukung investasi,
program peningkatan promosi dan kerjasama investasi dan program peningkatan
iklim investasi dan realisasi investasi dengan kegiatan-kegiatan diantaranya
adalah kegiatan Kerjasama Provinsi Papua dengan Prefecture Yamagata dan
kerjasama ekonomi sub regional (KESR) BIMP-EAGA, kegiatan temu usaha dan
dialog investasi, kegiatan monitoring perusahaan PMA/PMDN, kegiatan
Koordinasi terpadu dalam penanganan permasalahan penanaman modal.
Capaian jumlah investasi PMA di Papua tercapai 158,66% yaitu dari target yang
ditetapkan sebesar US$ 7.008.568 tercapai US$ 11.120.015, capaian jumlah
investasi PMDN di Papua hanya tercapai 6.04%. Salah satu penyebab tidak
tercapainya indikator ini adalah karena sering terjadinya perang suku sehingga
sangat mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi di Papua.

Sasaran 19 : Menurunnya tingkat pengangguran terbuka


19

66
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran: “Menurunnya tingkat
pengangguran terbuka” sebesar 56,40% dengan predikat “Cukup Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat)


indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 23
Indikator Kinerja Sasaran 19

Indikator Kinerja Capaian


No. Satuan Target Realisasi Ket.
Sasaran Kinerja
Tingkat Pengangguran
1 Terbuka orang 1,591,693 46,226 2.90

Angka pengangguran
2 pada penduduk usia orang 53,631 24,845 46.33
15-24 tahun
Tingkat Partisipasi
3 % 2,007,880 1,591,693 79.27
Angkatan Kerja
Rasio penduduk yang
4 bekerja orang 1,591,693 1,545,467 97.10

Rata-rata Capaian Kinerja 56,40

Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dilihat dari presentasi tingkat


pengangguran terbuka sebanyak 2,90% dengan jumlah 1.591.693 dan tercapai
sebanyak 46.226, angka pengangguran pada penduduk usia 15-24 tahun
sebanyak 46,33% dari jumlah 53.631 orang angka pengangguran pada penduduk
usia 15-24 tahun dan terealisasi sebanyak 24.845 orang. kemudian rasio
penduduk yang bekerja sebanyak 97,10% dari jumlah target sebanyak 1.591.693
orang dan terealisasi sebanyak 1.545.467 orang.

20 Sasaran 20 : Pertumbuhan PDRB Pertanian

67
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Pertumbuhan PDRB
Pertanian” sebesar 106,48 % dengan predikat “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 11 (sebelas)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja kegiatan.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini:

Tabel 24
Indikator Kinerja Sasaran 20

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Laju pertumbuhan PDRB dari
1 % 3.64 3.90 107.14
sektor pertanian
2 PDRB dari sektor pertanian Rp juta 3,707,519.83 3,842,414.39 103.64
3 Produksi padi ton 115,438 137,672 119.26
4 Produksi jagung ton 6,885 6,479 94.10
5 Produksi kedelai ton 3,958 3,878 97.98
6 Produksi sayur-sayuran ton 52,419 68,144 130.00
7 Produksi buah-buahan ton 26,326 31,591 120.00
8 Produksi perkebunan ton 383,204 343,235 89.57
9 Produksi daging ton 2,774 2,774 100.00
10 Populasi ternak ekor 3,083 3,083 100.00
11 Produksi ikan ton 280,461 307,419 109.61
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 106,48

Penurunan produksi komoditas jagung disebabkan karena banyaknya jagung muda


yang dipanen untuk konsumsi sebagai jagung rebus dan jagung bakar, untuk
komoditi kedele produksi berkurang karena kurangnya minat petani untuk menanam
kedele. Produksi tanaman perkebunan tidak tercapai 100 persen meskipun telah
dilakukan upaya perluasan areal perkebunan yang meliputi perkebunan kakao, kopi,
karet dan kelapa dalam. Upaya peningkatan areal panen dan produktivitas serta
keberlanjutan usaha tani di Provinsi Papua tidak terlepas dari penerapan berbagai
kebijakan yaitu : peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi, perluasan
areal tanam, peningkatan sarana dan prasarana pertanian, pengembangan usaha
agribisnis, peningkatan mutu dan sertifikasi benih, perlindungan tanaman,

68
pengembangan kelembagaan Balai Benih, peningkatan SDM dan pengembangan
SPP/SPMA. Produksi ternak diperoleh dari populasi ternak yang meliputi ternak sapi
sebanyak 1.431 ekor, ternak babi 457 ekor dan ternak ayam 1.195 ekor.

Target produksi ikan sebesar 280,461 ton terdiri dari target produksi perikanan
tangkap 246,476 ton dan perikanan budidaya 33,985 ton. Dari target tersebut dapat
terealisasi sebesar 307,419 ton yang terdiri dari 252,133 ton perikanan tangkap dan
55,286 ton perikanan budidaya. Target produksi perikanan tersebut dicapai dengan
program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dengan kegiatan yang
dilaksanakan yaitu restocking ikan danau dan perairan umum, pelaksanaan program
Mitra Bahari dan pengadaan motor tempel. Program pengembangan perikanan
budidaya yang dilaksanakan melalui kegiatan bantuan induk dan pakan bagi BBI,
Temu Usaha Perbenihan Rakyat, bantuan bibit ikan pola mina padi dan kolam ikan
keramba dan operasionalisasi Becho. Program pengembangan prasarana perikanan
dengan kegiatan yang dilaksanakan berupa pembangunan kapal perikanan ≥ 30 GT.
Tercapainya target produksi ikan tersebut mengakibatkan naiknya angka konsumsi
ikan dari 32,88 kg/kap./org menjadi 34,54 kg/kap./org dan naiknya nilai ekspor
perikanan yaitu dari US$15.508.259,88/tahun menjadi US$17.059.083,78/tahun.

21 Sasaran 21 : Pertumbuhan PDRB Pertambangan

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Pertumbuhan PDRB


Pertambangan” sebesar 107,01 % dengan predikat “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 (tiga) indikator
kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 25
Indikator Kinerja Sasaran 21
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian Ket.

69
Kinerja
Laju pertumbuhan PDRB
1 % 63.15 52.46 83.07
dari sektor pertambangan
PDRB dari sektor Rp
2 56,484.33 40,271.22 71.30
pertambangan Milyar
3 Produksi pertambangan Ton 32,786,677 54,644,462 166.67
Rata-rata Capaian Kinerja 107,01

Sektor pertambangan masih mendominasi struktur perekonomian di Provinsi


Papua, terutama hasil pertambangan PT. Freeport dengan rata-rata share 60
persen. Selama tahun 2011, produksi penambangan tembaga dan emas PT.
Freeport mencapai 54.644.462 ton. Bulan Januari dan November tahun 2011 tidak
ada produksi sehingga rata-rata produksi perbulan 5.464.446,2 ton.

Sasaran 22 :Menurunnya kasus illegal logging serta


22 berkembangnya industri perkayuan

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Menurunnya kasus


illegal logging serta berkembangnya industri perkayuan” sebesar 72,05%
dengan predikat “Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam) indikator


kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja kegiatan.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 26
Indikator Kinerja Sasaran 22

Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Capaian


No. Realisasi Ket.
Kinerja
Jumlah kasus illegal
1 Kasus 2 1 50.00
logging
Persentase penurunan
2 Kegiatan 6 6 100.00
kasus illegal logging
Persentase industri kayu
3 Kegiatan 4 4 100.00
yang berijin

Jumlah produksi hasil


4 m3 1,886,719 1,195,037 63.34
hutan
Jumlah produksi hasil
5 Ton 7,370 3,316.35 45.00
hutan non kayu

70
Persentase hutan dalam
6 Ha 32,968,614 24,384,776 73.96
kondisi baik
Rata-rata capaian kinerja sasaran 72,05

Dari pengukuran indikator kinerja sasaran 22 tergambar bahwa ada 2 indikator yang
mencapai target dan ada 2 indikator yang belum memenuhi target yang ditetapkan.
Untuk itu Pemerintah Provinsi Papua telah mengeluarkan kebijakan dalam rangka
pengawasan perlindungan atas peredaran, pengelolaan hasil hutan teradap
perusahaan yang diberikan hak pengelolaan hutan agar hutan papua terlindungi dari
eksploitasi yang merugikan negara khususnya masyarakat di wilayah hutan.

Sasaran 23 : Terbangunnya sistem jaringan jalan, terutama


23
menghubungkan kawasan pegunungan tengah, serta pusat-
pusat permukiman, sentra-sentra produksi dan kawasan-
kawasan tumbuh cepat, dalam sistem transportasi terpadu

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Terbangunnya sistem


jaringan jalan, terutama menghubungkan kawasan pegunungan tengah, serta
pusat-pusat permukiman, sentra-sentra produksi dan kawasan-kawasan
tumbuh cepat, dalam sistem transportasi terpadu” sebesar 91,37 % dengan
predikat “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 8 (delapan)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 27
Indikator Kinerja Sasaran 23
Indikator Kinerja
No. Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja Ket.
Sasaran
Proporsi jaringan jalan
1 km 1.220 1.199,18 98.29
dalam kondisi baik
Proporsi jaringan jalan
2 nasional dalam kondisi km 1,200 1182.55 98.55
baik

Proporsi jaringan jalan


3 provinsi dalam kondisi km 20 16.63 83.15
baik
Rasio panjang jalan
4 km 30 23.80 79.33
yang telah beraspal

71
Panjang jalan yang
5 km 120 110.43 92.03
dibangun
Panjang jalan yang
6 km 16 14.50 90.63
ditingkatkan
Panjang jalan yang
7 km 10 9.30 93.00
direhabilitasi
Proporsi jembatan
8 Meq 200 192 96.00
dalam kondisi baik
Rata-rata Capaian Kinerja 91,37

Pencapaian indikator sasaran di infrastruktur jalan dan jembatan semakin


memperlancar kegiatan perekonomian, khususnya dalam upaya memudahkan
mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dan jasa dari suatu
daerah ke daerah lain, meskipun masih banyak daerah yang belum terjangkau
dengan tranportasi darat karena :
 Wilayahnya Papua bergunung-gunung dan berawa.
 Jumlah penduduk masih sedikit, namun tersebar.
 Keamanan didaerah-daerah tertentu masih kurang.
 Anggaran biaya masih sangat kecil dengan kondisi alam yang sangat sulit.

Sasaran 24 : Terbangunnya Sarana dan prasarana


24 perhubungan Darat, Laut dan Udara lintas Wilayah

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Terbangunnya Sarana


dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut dan Udara Lintas Wilayah” sebesar
74,79% dengan predikat “Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 10 (sepuluh)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 28
Indikator Kinerja Sasaran 24

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja

72
Tingkat kecukupan jumlah
1 prasarana dermaga % 50 35 70.00
Tingkat kelaikan prasarana
2 dermaga % 90 80 88.89
Tingkat kelaikan sarana LLAJ
3 % 100 70 70.00
Tingkat kecukupan sarana
4 LLAJ % 100 35 35.00
Tingkat kecukupan sarana
5 keselamatan LLAJ % 40 20 50.00
Jumlah pelayanan bus
6 perintis yang disubsidi % 29 29 100.00
Persentase distrik yang dapat
7 diakses dengan kendaraan % 50 27 54.00
umum
Jumlah kab/kota yang
Kab/
8 terhubungi angkutan laut 11 11 100.00
Kota
perintis
Jumlah kab/kota yang
Kab/
9 terhubungi angkutan udara 21 21 100.00
Kota
perintis
Jumlah kab/kota yang
Kab/
10 terhubungi angkutan 10 8 80.00
Kota
penyebrangan perintis
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 74.79

Pencapaian indikator sasaran dengan terbangunnya sarana dan prasarana


perhubungan semakin mempermudah terbukanya keisolasian daerah dan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat Papua. Kendala- kendala yang
terjadi yaitu :
 Luas wilayah yang sangat luas.
 Kondisi wilayah sangat sulit dan beragam.
 Anggaran biaya masih sangat kecil dibandingkan luas wilayah dan kondisi.

Sasaran 25 :Tersedianya sumber-sumber energi murah


25 hingga ke kampung-kampung

73
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Tersedianya sumber-
sumber energi murah hingga ke kampung-kampung” sebesar 69,05%
dengan predikat “Cukup Berhasil”.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 (tiga)


indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 29
Indikator Kinerja Sasaran25

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Jumlah kampung yang
1 telah mendapat kampung 10 10 100.00
sambungan listrik
Rasio ketersediaan daya
2 % 130 111.32 85.63
listrik
Persentase rumah tangga
3 % 14.49 3.12 21.53
yang menggunakan listrik
  Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 69,05  

Pencapaian indikator kinerja sasaran ini masih belum maksimal karena masih
banyak kendala-kendala yang dihadapi antara lain :

 Listrik yang digunakan diwilayah perkotaan pada kabupaten/kota masih


menggunakan generator berbahan bakar solar atau bensin sehingga daya yang
dihasilkan masih terbatas dan memerlukan biaya bahan bakar yang sangat tinggi.
 Bantuan yang diberikan pemerintah Provinsi Papua berupa solar sel masih
sangat terbatas karena anggaran biaya yang disediakan masih rendah.
 Tenaga teknisi untuk pemeliharaan dari solar sel masih sangat terbatas.

Sasaran 26 : Tersedianya sarana dan prasarana air bersih


untuk kebutuhan rakyat dikampung-kampung,
26
distrik dan kabupaten/kota

74
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Tersedianya sarana
dan prasarana air bersih untuk kebutuhan rakyat di kampung-kampung,
distrik dan kabupaten/kota” sebesar 45,37% dengan predikat “Kurang
Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 7 (tujuh)
indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 30
Indikator Kinerja Sasaran 26

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
Persentase Rumah Tangga
1 (RT) yang menggunakan air % 50,00 17,01 34.02
bersih
Persentase Rumah Tangga
2 (RT) yang memiliki akses % 36.03 23.97 66.53
terhadap sanitasi
Persentase penduduk
perkotaan yang
3 % 35,70 12,15 34,03
mendapatkan pelayanan air
minum perpipaan
Persentase penduduk
perkampungan yang
4 % 14,70 4,87 33,13
mendapatkan pelayanan air
minum perpipaan
Cakupan pelayanan air
minum perpipaan untuk
5 % 35,70 12,15 34,03
penduduk yang tinggal di
kawasan perkotaan
Cakupan pelayanan air
minum perpipaan untuk
6 % 14,70 4,87 33,13
penduduk yang tinggal di
kawasan perdesaan
Persentase rumah tangga
yang mempunyai jamban
7 % 19,27 15,94 82,72
sebagai tempat
pembuangan faeces
Rata – rata Capaian Kinerja 45,37

Pencapaian indikator sasaran sangat rendah karena beberapa kendala antara


lain :

75
 Masyarakat asli Papua masih banyak tinggal didaerah yang sulit dijangkau
oleh transportasi darat maupun udara karena kondisi geografisnya yang
sangat sulit.
 Anggaran yang diperuntukan untuk sasaran ini masih sangat rendah.
 Lokasi antara kampung sangat berjauhan.
 Wilayah Papua bagian selatan sangat sulit mendapat lokasi sumber air
bersih karena kondisi tanahnya berlumpur dan berawa.

Sasaran 27 : Meningkatnya jangkauan layanan


27 telekomunikasi di seluruh wilayah Provinsi
Papua

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Meningkatnya


jangkauan layanan telekomunikasi diseluruh wilayah Provinsi Papua”
sebesar 65,52% dengan predikat “Cukup Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat)
indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 31
Indikator Kinerja Sasaran 27

Capaian
No. Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
1 Jumlah Kab/Kota yang Kab/Kota 29 10 34.48
memiliki website
Persentase Website
2  % 29 8 27.59
Kab/Kota yang selalu
diperbaharui (diupdate)
Frkeuensi penyiaran
3 kali 670 670 100.00
informasi pembangunan RRI
dan TV
Jumlah Kab/Kota yang dapat
4 Kab/Kota 13 13 100.00
menerima pelayanan siaran
TV
Rata-rata Capaian Kinerja 65,52

Pencapaian indikator sasaran masih rendah karena terdapat beberapa kendala


antara lain:

76
 Sumber Daya Manusia di Papua baik aparatur pemerintah dan masyarakat
masih sangat rendah khususnya dibidang informasi dan teknologi.
 Informasi dan komunikasi maupun media masa masih berada disekitar distrik
kota kabupaten.
 Kondisi wilayah dan geografis yang sulit di jangkau.
 Anggaran ada pada instansi yang terkait masih rendah.

Sasaran 28 : Meningkatnya penyediaan rumah layak huni


28 bagi masyarakat

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran : “Meningkatnya


penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat” sebesar 46,20% dengan
predikat “Kurang Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam)
indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja sasaran.

Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 32
Indikator Kinerja Sasaran 28

Capaian
No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi Ket.
Kinerja
1 Rasio rumah layak huni % 652,305 70,308 10.78
Persentase rumah tangga
2 yang belum memiliki rumah % 70,308 63,278 90.00
layak huni
Jumlah rumah tangga yang
3 % 652,305 135,716 20.81
belum memiliki rumah

Persentase keluarga yang


4 % 652,305 516,589 79.19
telah memiliki rumah sendiri
Jumlah rumah sederhana
sehat yang dihuni oleh
5 % 652,305 292,065 44.77
masyarakat berpendapatan
rendah
Persentase rumah tinggal
6 yang mempunyai penerangan % 652,305 206,383 31.64
listrik
Rata-rata Capaian Kinerja 46,20

77
Pencapaian indikaotor sasaran ini masih rendah karena ada beberapa kendala
antara lain :

 Masyarakat papua didaerah pedalaman masih banyak tinggal dirumah


tradisional (Honai).
 Ada beberapa program pemerintah membuat rumah layak huni di daerah-
daerah terisolir, tetapi masyarakat belum mau mendiami karena pola hidup
berpindah-pindah dengan menggunakan alam sebagai sumber kebutuhan
hidup sehari-hari.
 Kondisi geografis dan alam sangat sulit terjangkau.
 Anggaran yang tersedia untuk membuka pemahaman dan keterisolasian
masih rendah.

Sasaran 29 : Terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan


29

Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terkendalinya tingkat


pencemaran lingkungan” sebesar 100% dengan predikat “Sangat
Berhasil”.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 (lima)
indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 33
Indikator Kinerja Sasaran 29

Indikator Kinerja Capaian


No Satuan Target Realisasi Ket.
Sasaran Kinerja
1 Tingkat pencemaran
Kegiatan 1 1 100.00
udara

2 Tingkat pencemaran air Kegiatan 2 2 100.00

3 Tingkat kualitas udara Kegiatan 1 1 100.00

4 Tingkat kualitas air Dokumen 2 2 100.00

Pencemaran Limbah
5 Prov/Kab/Kota 3 3 100.00
Padat/Sampah (B3)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100

78
Berdasarkan target yang ditetapkan pada sasaran 29 yaitu terdiri atas 5
indikator 3, 4, 5, 6 dan 8 yang ditetapkan. namun pada indikator 1, 2, 3, 4, 5,
menunjukkan capaian presentase 100% dari target yang ditetapkan. Namun
untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Provinsi
Papua melalui melalui Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup perlu meningkatkan kompetensi Sumber daya aparatur, sarana dan
prasarana dan koordinasi antar SKPD maupun Stakeholder dalam rangka
pengendalian pencemaran lingkungan hidup baik di darat, laut dan udara
sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih dan
sehat.

Indikator kinerja dari 29 sasaran dengan 172 indikator kinerja sebagaimana


terurai di atas mencapai persentasi 81,73% dengan predikat “Berhasil”.
Peritungan lebih lanjut disajikan dalam Pengukuran Kinerja (PK) lampiran III.

D. CAPAIAN DAN ANALISA KINERJA


KEUANGAN

P
encapaian sasaran yang telah ditargetkan pemerintah Provinsi Papua tahun
2013 tidak terlepas dari adanya dukungan dana yang telah dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dukungan dana APBN yang
dikelola instansi vertikal (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional X) sebesar
Rp.6.909.251.848.000. Pada APBD yang telah ditetapkan pada Peraturan Daerah
Provinsi Papua Nomor 1Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2013 yang dijabarkan lebih lanjut dalam
Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2013. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 10
Tahun 2013 ditetapkan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun
2013 yang dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor
21 Tahun 2013.

1. Pendapatan
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2013 mencapai
Rp.8.396.980.695.870,33 atau 101,19% dari anggaran yang ditetapkan

79
sebesar Rp.8.298.239.247.000,00. Rincian pendapatan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:

1) Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2013 terealisasi sebesar


Rp.633.548.679.916,33 atau 123,73% dari anggarannya sebesar
Rp.512.034.309.000,00. Secara keseluruhan kontribusi Pendapatan Asli
Daerah terhadap realisasi total Pendapatan Tahun Anggaran 2013 adalah
sebesar 7,55 %.

2) Pendapatan Transfer sampai dengan tutup tahun anggaran 2013 dapat


direalisasikan sebesar Rp.7.438.399.305.954,00 atau 100,05% dari
anggarannya sebesar Rp.7.434.362.798.000,00. Apabila dibandingkan
dengan realisasi total Pendapatan Tahun Anggaran 2013 sebesar
Rp.8.396.980.695.870,33 maka Pendapatan Transfer memberikan
kontribusi terhadap total Pendapatan sebesar 88,58%.

3) Lain-Lain Pendapatan yang sah dapat direalisasikan sebesar


Rp.325.032.710.000,00 atau 92,38% dari anggarannya sebesar
Rp.351.842.140.000,00 pendapatan ini memberikan kontribusi terhadap
total pendapatan sebesar 3,87%.

2. Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013


Realisasi belanja tahun anggaran 2013 mencapai Rp.7.939.347.017.869,00
atau 91,17% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.8.708.275.053.000,00.
Rincian Belanja dijelaskan sebagai berikut :
1) Belanja Operasi adalah pengurangan ekuitas dana lancar pemerintah
daerah yang digunakan untuk kegiatan operasi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Belanja operasi tahun anggaran 2013
terealisasi sebesar Rp.6.706.045.393.516,00 atau 93,76% dari
anggarannya Rp.7.152.718.347.000,00.

2) Belanja Modal adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan


untuk perolehan aset tetap atau aset lainnya untuk keperluan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Belanja modal tahun anggaran 2013 terealisasi
sebesar Rp.1.220.744.851.353,00 atau 80,02% dari anggarannya yaitu
sebesar Rp.1.525.556.706.000,00.

3) Belanja tak terduga adalah pengeluaran pemerintah daerah yang

80
digunakan untuk penanganan bencana alam, bencana sosial dan
pengeluaran tak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.

Belanja Tak Terduga Tahun Anggaran 2013 terealisasi sebesar


Rp.12.556.773.000,00 atau 41,86% dari anggaran dalam APBD Provinsi
Papua sebesar Rp.30.000.000.000,00.

4) Belanja Transfer

Tahun 2013 Pemerintah Provinsi telah menganggarkan belanja transfer


kabupaten/kota sebesar Rp.233.162.194.000,00 dan terealisasi sebesar
Rp.232.800.664.735,00 atau 99,84%.

3. Analisis Keuangan Kaitannya dengan Pencapaian Kinerja


Capaian aspek kinerja pendapatan yang bersumber dari tiga sumber
pendapatan meliputi : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah, melebihi target yang telah ditetapkan.
Kelebihan target yang paling tinggi bersumber dari PAD, disusul oleh dana
pendapatan transfer dan kemudian dari pendapatan lain-lain yang sah.
Selanjutnya dilihat dari segi realisasi Belanja Daerah, yaitu Belanja Tidak
Langsung dengan anggaran sebesar Rp.5.322.499.969.000,00 dan terealisasi
sebesar Rp. 5.080.606.836.925,00 atau 95,46% dan Belanja Langsung dari
anggaran sebesar Rp.3.618.937.278.000,00 terealisasi sebesar
Rp.3.091.540.845.679,00 atau 85,43%. Hal ini menunjukkan capaian kinerja
belanja daerah, sebesar Rp.8.172.147.682.604,00 dari anggarannya sebesar
Rp.8.941.437.247.000,00 atau 91,40%.

4. Anggaran belanja tahun 2013 yang tersedia untuk digunakan melaksanakan


pencapaian sasaran stratejik dalam bentuk Belanja Langsung adalah
Rp.3.618.937.278.000,00 atau sebesar 40,47% dari jumlah anggaran belanja
tahun 2013. Realisasi Belanja Langsung tersebut adalah
Rp.3.091.540.845.679,00 atau 37,83% dari jumlah realisasi belanja. Perincian
belanja langsung adalah sebagai berikut :

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih


BELANJA (527.396.432.321,00)
1 3.618.937.278.000,00 3.091.540.845.679,00
LANGSUNG

81
A Belanja Pegawai 195.333.490.000,00 176.009.134.813,00 (19.324.355.187,00)
Belanja Barang (203.260.222.487,00)
B 1.898.047.082.000,00 1.694.786.859.513,00
dan Jasa
C Belanja Modal 1.525.556.706.000,00 1.220.744.851.353,00 (304.811.854.647,00)

Tidak tercapainya realisasi keuangan seluruhnya antara lain disebabkan tidak


tercapainya beberapa indikator kinerja antara lain pada sasaran :
1) Mengecilnya kesenjangan dengan tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan
baru dan tersedianya infrastruktur yang membuka isolasi antar wilayah.
2) Tersedianya obat-obatan yang bermutu dan terjangkau sampai di kampung-
kampung.
3) Terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan.

Secara umum, hal tersebut terjadi karena :


1) Belum terlaksananya sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP)
dilingkungan SKPD antara lain :
(1) Adanya kelemahan perencanaan SKPD pada program /kegiatan.
(2) Keterbatasan kualitas SDM dalam pelaksanaan kegiatan.
(3) Kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan.
2) Adanya pemekaran wilayah (kabupaten/distrik/desa/kampung) yang belum
masuk dalam rencana pembiayaan
3) Faktor- faktor alam yang menghambat pelaksanaan program kegiatan.

Upaya yang telah dilakukan adalah :


1) Melakukan konsolidasi dan pembinaan personil secara terus menerus guna
menumbuhkan/meningkatkan etos kerja.
2) Melakukan rescheduling kegiatan yang disesuaikan dengan sisa waktu yang
ada.
3) Melakukan advokasi dan monitoring ke tingkat kabupaten.
4) Meningkatkan pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan.
5) Meluncurkan sisa anggaran pada program yang strategis ke tahun
anggaran 2014.

Upaya yang akan dilaksanakan adalah :


1) Menyelenggarakan sosialisasi SPIP pada seluruh SKPD.

82
2) Merencanakan dengan tepat setiap program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
3) Meningkatkan kompetensi SDM melalui penyelenggaraan diklat, kursus-
kursus dan kegiatan lainnya.
4) Meningkatkan pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan.
5) Meningkatkan koordinasi pelaksanaan program/kegiatan antar instansi yang
terkait.
Menganggarkan kembali kegiatan yang tidak terealisasi di tahun 2013 pada tahun
2014.

83

Anda mungkin juga menyukai