LPE Provinsi NTT Desember 2021 ini menunjukkan bahwa secara umum
terjadi perbaikan, perubahan, pertumbuhan, penyempurnaan atau sebut saja terjadi
perkembangan-perkembangan positif ke arah yang lebih baik hasil kerja/karya
semua elemen pada semua lini dan level pemerintah, masyarakat dalam arti luas
dan swasta/dunia usaha yang pelaksanaannya selalu diupayakan seoptimal mungkin
untuk menerapkan pendekatan berbasis sumber daya lokal, keberlanjutan dan
partisipasi luas di bawah kepemimpinan gubernur Bapak Dr.Viktor Bungtilu
Laiskodat,SH,M.Si dan wakil gubernur Bapak Drs.Joseph A.Nae Soi, MM dengan visi
NTT Bangkit Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Dalam Bingkai NKRI.
LPE oleh KPw BI Provinsi NTT ini diawali dengan data dan informasi terkait
salah satu game changer perekonomiaan di saat Pandemi yaitu kasus terkonfirmasi
Covid-19 tertanggal 12 Desember 2021 yakni sebanyak 64.157 orang, dengan Case
Fatality Rate sebesar 2,09% dan Positivity Rate mencapai 0,25%. Disamping itu,
Bed Occupancy Ratio (BOR) cenderung menurun pada level 8%, dengan positivity
rate 0,25%. Berdasarkan Inmendagri No. 65 Tahun 2021, terhitung tanggal 7-23
Desember 2021 terdapat dua kabupaten yang menerapkan PPKM Level 3 (Flores
Timur dan Sabu Raijua), 16 kabupaten/kota menerapkan PPKM level 2, sedangkan
empat Kabupaten lainnya sudah mencapai level 1. Adapun ketentuan PDDN terkini
untuk moda transportasi udara, darat, dan laut diatur dalam SE No. 22 Tahun
2021.
Pemerintah Provinsi NTT melalui Biro Perekonomian dan Administrasi
Pembangunan dengan menggandeng mitra Direktorat Jenderal Perbendaharaan
(DJPb) Provinsi NTT juga menggelar koordinasi dengan unsur pemerintah pusat
yang ada di daerah dalam hal ini Balai dan Satker serta dengan Kabupaten dan Kota
se-Provinsi NTT terkait implementasi administrasi pembangunan wilayah pada Rabu
dan Kamis 15 dan 16 Desember 2021; suatu upaya dalam kerangka meningkatkan
koordinasi pelaksanaan pembangunan wilayah dan daerah untuk meningkatkan
efektifitas, efisiensi dan produktivitas. Pada Selasa 14 Desember 2021 Forum
Komunukasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Provinsi NTT juga
menyelenggarakan pertemuan akhir tahun dalam kerangka evaluasi dan kreasi
program dan kegiatan LJK Provinsi NTT yang serelevan mungkin dengan kondisi
dan permasalahan masyarakat dan daerah NTT terutama di bidang ekonomi dan
keuangan. Kerja sistem atau kerja ekosistem juga terus digencarkan, diawali dengan
sektor pertanian komoditi jagung dan diharapkan berlanjut ke sektor lainnya.
Demikian halnya kerja dari macam lembaga ekonomi dan keuangan lainnya, seperti
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk memastikan 4K (ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif), Tim Percepatan
Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk meningkatkan literasi dan inkluasi
keuangan serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan
lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan lainnya yang terus berpacu dalam
meningkatkan kinerjanya dengan spirit kolaborasi dan kerja sistem untuk
mewujudkan visi NTT Bangkit Mewujudkan Masyarakat Sejahtera.
LPE ini menunjukkan bahwa perkembangan pelaksanaan vaksinasi tahap I
dan II di Provinsi NTT masing-masing dimulai sejak 15 Januari dan 3 Maret 2021,
sampai dengan 13 Desember 2021, sebanyak 2,31 juta orang telah menerima vaksin
dosis 1, dan 1,17 juta orang vaksin dosis 2. Perekonomian NTT tahun 2021 ini
diprakirakan tumbuh 2.42% - 3.22% (ctc), akan tetapi Penebalan PPKM dan
Penerapan PPKM di Provinsi NTT berpotensi menahan percepatan
pertumbuhan Provinsi NTT. Pada Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Prov. NTT
diperkirakan terus berlanjut mencapai 5.15%-5.95% (ctc). Perkembangan Ekonomi
Triwulan III tahun 2021 menunjukkan bahwa kinerja ekonomi NTT terutama
bersumber dari investasi (PMTDB) dan Konsumsi Rumah Tangga. Sementara dari
sisi lapangan usaha, kinerja LU Konstruksi, LU Pertanian dan LU Perdagangan
Besar dan Eceran menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Konsumsi RT;
pertumbuhan terjadi seiring dengan berlanjutnya penyaluran dana program
perlindungan sosial, pemberlakuan insentif fiskal, dan percepatan program
vaksinasi. Akan tetapi, pemberlakuan penerapan PPKM darurat di wilayah Jawa
dan Bali serta penerapan PPKM Level 4 di NTT berdampak terhadap menurunnya
mobilitas masyarakat. Konsumsi Pemerintah; Pencairan Gaji ke-13 dan THR ASN
yang telah dilakukan pada triwulan sebelumnya, serta pencairan beberapa
komponen TKDD yang masih tertunda menghambat realisasi pengeluaran
pemerintah Pada Triwulan III 2021. Investasi; berlanjutnya proyek pemerintah (PSN,
Penataan KSPN Labuan Bajo, perbaikan infrastruktur pasca badai seroja)
sebagaimana tercermin dari realisasi belanja modal yang tumbuh 9.94% (yoy) dan
meningkatnya investasi swasta baik asing maupun domestik. Pertanian;
meningkatnya pengeluaran ternak besar pada HBKN Idul Adha, curah hujan
sepanjang tahun 2021 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020, serta
penanganan virus ASF yang lebih baik sehingga menurunkan tingkat kematian
pada ternak Babi. Perdagangan; pemberlakuan penerapan PPKM darurat di
wilayah Jawa dan Bali serta penerapan PPKM Level 4 di NTT pada awal Tw. III
yang berdampak terhadap menurunnya mobilitas masyarakat. Hal ini juga
tercermin dari Optimisme masyarakat yang menurun pada level 106,78, dan SPE
yang melambat pada level 28,03% (yoy). Konstruksi; berlanjutnya Proyek Strategi
Nasional (PSN) di Provinsi NTT, Proyek Pengembangan DPSP Labuan Bajo,
meningkatnya realisasi belanja modal APBN dan APBD, serta perbaikan rumah
dan infrastruktur pasca badai Siklon Seroja.
Berkaitan dengan pembiayaan, terdapat dua skema : kredit modal kerja dan
kredit investasi. Kredit modal kerja digunakan untuk membiayai proses kerja
mulai dari penanaman hingga panen, sedangkan kredit investasi digunakan
untuk pembelian Alsintan dan investasi pertanian lainnya.
LPE pada penghujung tahun 2021 ini tampak menebar optimisme dan masa
depan yang lebih cerah dari perekonomian masyarakat dan daerah NTT. Terima
kasih, salam Pancasila dan Salam Sehat, teriring dirgahayu HUT Provinsi NTT
ke 63 serta Selamat Natal dan Tahun Baru 2022.
Kepala Biro
Dr.Drs.Lery Rupidara,M.Si