PERKEMBANGAN INFLASI
Tekanan inflasi global, secara umum terus mengalami peningkatan seiring
dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan
sejalan dengan ketegangan geo politik Rusia-Ukraina serta meluasnya kebijakan
proteksionisme terutama pangan. Kondisi inflasi domestik masih lebih rendah
dibandingkan dengan negara-negara anggota G20. Inflasi nasional Indonesia pada
bulan Juli 2022 sebesar 4,94% (yoy) dimana kelompok volatile food meningkat tinggi
sebesar 11,04% (yoy) dan administrated prices sebesar 6,51% (yoy). Sementara itu,
inflasi inti (core inflation) masih terjaga sebesar 2,86% (yoy).
Pada tingkat regional/lokal Provinsi NTT, pada Juli 2022, mengalami inflasi
sebesar 1,05% (mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi terutama
didorong oleh tarif angkutan udara seiring dengan penerapan kebijakan fuel
surcharge serta kenaikan airport tax. Selain itu, inflasi juga didorong oleh
meningkatnya harga ikan kembung, bawang merah, cabai merah dan tomat. Secara
tahunan, inflasi di Provinsi NTT pada Juli 2022 tercatat sebesar 5,30% (yoy) lebih
tinggi dari inflasi nasional. Kenaikan tekanan inflasi ini terutama didorong oleh
kenaikan harga kelompok administered prices yang mencapai 13,29% (yoy).
Kota pengukuran inflasi di Provinsi NTT/IHK adalah Kota Kupang, Maumere
dan Waingapu. Kota Kupang memiliki share terbesar dalam perhitungan inflasi NTT
yakni sebesar 80,4% diikuti oleh Maumere sebesar 10,3% dan Waingapu sebesar
9,3%.
Secara umum, dalam lima tahun terakhir inflasi tahunan Provinsi NTT lebih
rendah dibandingkan dengan inflasi nasional. Tekanan inflasi di Provinsi NTT
maupun nasional mulai mengalami tren penurunan sejak periode awal pandemi yaitu
Maret 2020, kemudian mulai meningkat pada awal tahun 2021. Hal ini juga
ditunjukan dari rata-rata inflasi tahunan yang lebih rendah pada periode setelah
Pandemi. Tekanan inflasi administered prices di Provinsi NTT mengalami lonjakan
pada tahun 2017 dan 2019 akibat peningkatan tarif angkutan udara di periode
Ramadhan dan Idul Fitri. Inflasi volatile food juga sempat mengalami lonjakan tinggi
pada April-Mei 2021 akibat fenomena Siklon Seroja.
KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI SEPANJANG TAHUN 2022
Sepanjang tahun 2022, terdapat beberapa komoditas yang seringkali masuk
sebagai sepuluh besar penyumbang inflasi di Provinsi NTT setiap bulannya
diantaranya adalah angkutan udara, ikan kembung, ikan tongkol, cabai rawit, cabai
merah, tomat dan kangkung. Pada bulan Agustus inflasi diperkirakan pada rentang
-0,40 sd 0,20 mtm. Hal ini didorong oleh komoditas holtikultura terutama cabai dan
bawang yang memasuki masa panen pada bulan Agustus yang dapat meningkatkan
jumlah pasokan. Harga minyak goreng juga melanjutkan tren penurunan dengan
terjaganya pasokan di masyarakat. Di sisi lain, potensi perpanjangan kebijakan
surcharge angkutan udara dapat mendorong laju inflasi di bulan Agustus. Sementara
itu, inflasi di Provinsi NTT pada keseluruhan tahun 2022 diprakirakan jatuh pada
rentang 4,82 sd 5,82%. Sebagian besar ketersediaan pasokan komoditas pokok di
Provinsi NTT terutama beras, gula pasir, cabe merah, bawang merah dan daging
ayam dipenuhi melalui perdagangan antar wilayah (PAW) antara Provinsi NTT
dengan provinsi lainnya di Indonesia dan hal ini rentan untuk gejolak harga.
REKOMENDASI DAN KEGIATAN PENGENDALIAN INFLASI
Rekomendasi pengendalian inflasi meliputi jangka pendek (quick wins)
berupa Operasi Pasar, pasar murah, dan pemantauan harga. Kerja sama Antar
Daerah (KAD) dengan memanfaatkan BUMD terutama untuk komoditi yang memiliki
andil besar terhadap inflasi seperti bawang merah, cabai rawit, dll. Pemetaan
produksi dan distribusi serta pengkinian database, mapping/pemetaan produksi dan
distribusi komoditas khususnya komoditas hortikultura. Komunikasi penggunaan
produk olahan atau sosialisasi kepada masyarakat terkait perluasan penggunaan
produk olahan sebagai pengganti komoditas pokok seperti bubuk cabai, minyak
kelapa, gula lokal, dll. Subsidi Biaya Angkut Komoditas hortikultura dalam rangka
menurunkan biaya logistik atau pengiriman komoditas. Kampung Sadar Inflasi
dengan mengajak masyarakat untuk menanam komoditas penyumbang inflasi,
terutama cabai. Pilot projec-nya telah dilakukan di Kelurahan Kayu Putih Kota
Kupang. Jangka Menengah dan Jangka Panjang meliputi : Ketersediaan Data
Sektoral yang dapat diakses secara online melalui website Kabupaten/Kota. Data
yang lengkap, akurat, kini dan utuh (LAKU). Klaster Komoditas Ketahanan Pangan
yaitu membentuk klaster komoditas ketahanan pangan yang kuat guna mengurangi
ketergantungan terhadap komoditas dari luar daerah, Closeed Loop Model
Kemitraan Agribisnis di setiap Kabupaten/Kota guna menciptakan ekosistem
komoditas yang kuat; cold storage di setiap Kabupaten/Kota guna menjamin
ketersediaan stok komoditas, membangun pabrik pakan ternak untuk mendukung
stabilisasi produksi daging ayam ras, telur ayam, dan daging babi, dan
pengembangan food estate untuk mendorong ketahanan paangan komoditas
strategis berbasis korporatisasi pertanian.
KPw BI NTT membina tujuh Klaster Ketahanan Pangan yang berlokasi
di beberapa wilayah yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi NTT dengan
terus menjaga produksi; pelaksanaan Kerja sama Antar Daerah (KAD) dalam rangka
menjamin 4 K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga,
komunikasi efektif). Komoditas beras 1) Klaster Padi Maju Bersama berlokasi di
Desa Poco Rutang Tahun Inisiasi: 2015; 2) Klaster Padi Ingin Jaya berlokasi di
Desa Siru Tahun Inisiasi: 2015. Komoditas cabai; Klaster Cabai Usaha Baru
berlokasi di Desa Kadi Wanno Tahun Inisiasi: 2016. Komoditas sapi potong
1) Klaster Sapi Noetnana berlokasi di Fatukoa (Kupang) Tahun Inisiasi: 2015.
2) Klaster Sapi Sehati berlokasi di Fatukoa (Kupang) Tahun Inisiasi: 2015.
Komoditas bawang merah; 1) Klaster Bawang Merah Noekele berlokasi di Desa
Noekele Tahun Inisiasi: 2018; 2) Klaster Bawang Merah Kakuluk berlokasi di Desa
Daulus & Fatuketi Tahun Inisiasi: 2016. Sementara, pelaksanaan KAD meliputi
Komoditas Sapi antara NTT dan Kalimantan Timur secara B2B antara Koperasi
Cahaya Mandiri Jaya (NTT) dan Berkat Koperasi Salamah Jaya (Kaltim) pada tahun
2021. KAD Komoditas Sapi antara NTT dan Jakarta secara B2B antara PT Dharma
Jaya (Jkt) dan PT. Flobamor (NTT) pada tahun 2021.
PETA DISTRIBUSI KOMODITAS INFLASI
Pasokan cabai merah di Kota Kupang kebanyakan bersumber dari daerah
dalam NTT terutama dari Kabupaten Rote Ndao. Pola perdagangan melibatkan
pedagang besar, pedagang grosir dan pedagang eceran. Pasokan cabai rawit di
NTT terutama bersumber dari lokal NTT yakni dari Rote Ndao. Pola perdagangan
melibatkan pedagang besar dan pedagang grosir dan pedagang eceran untuk dapat
sampai kepada konsumen akhir. Pasokan daging ayam ras hampir sepenuhnya
berasal dari dalam NTT. Meskipun demikian, pasokan DOC dan kebutuhan ternak
lainnya masih bergantung dari Provinsi Jawa Timur. Pola distribusi perdagangan
daging ayam ras dari Jawa Timur tersebut melibatkan pedagang besar dan
pedagang grosir. Pasokan telur ayam ras sebagian berasal dari dalam NTT. Pola
distribusi perdagangan telur ayam ras dari Jawa Timur melibatkan pedagang besar
kemudian dilanjutkan ke pedagang grosir di NTT, sedangkan untuk pembelian dari
dalam NTT, terdiri dari pedagang besar, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
Pasokan bawang merah mayoritas berasal dari dalam NTT terutama Kabupaten
Kupang. Adapun pola distribusi perdagangan bawang merah terdiri dari pedagang
besar, pedagang grosir dan pedagang eceran. Pasokan bawang putih Provinsi NTT
masih sangat bergantung dari Provinsi Jawa Timur yang didatangkan secara impor.
Di samping itu, pola distribusi perdagangan melibatkan pedagang besar, pedagang
grosir dan pedagang eceran.
Berdasarkan hasil kajian KPw BI NTT tahun 2020 tentang pola perdagangan
di Kota Kupang, diketahui bahwa pasokan beras sangat bergantung pada Provinsi
Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan. Pola perdagangan melibatkan pedagang
besar dan pedagang grosir/pedagang eceran untuk dapat sampai kepada konsumen
akhir. Pasokan gula pasir sebagian besar berasal dari luar NTT yakni Surabaya dan
Kediri di Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, sebagian lainnya berasal dari Kupang.
Pola perdagngan melibatkan pedagang besar dan pedagang grosir pedagang
eceran untuk dapat sampai kepada konsumen akhir.
PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS STRATEGIS DAN KETERSEDIAAN
PASOKAN
Pada minggu keempat Juli 2022, harga komoditas utama di Kota Kupang,
Maumere, dan Waingapu masih cenderung stabil. Harga minyak goreng mengalami
tren penurunan dalam beberapa minggu terakhir, sementara harga telur ayam ras
cenderung meningkat. Pada minggu keempat Juli 2022, harga komoditas utama di
Kota Kupang, Maumere, dan Waingapu masih cenderung stabil. Harga komoditas
bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit mulai melandai sejak minggu ketiga Jull,
namun harga bawang merah masih meningkat. Pasokan komoditas utama di
Provinsi NTT sampai dengan Minggu IV Juli 2022 masih cukup terjaga. Ketahanan
stok pangan rata-rata mencukupi untuk 2-8 minggu ke depan.
KOMUNIKASI : RAKORNAS TPIP DAN HLM TPID PROVINSI NTT
Pada tanggal 18 Agustus 2022 bersama Gubernur NTT Bapak Dr. Viktor
Bungtilu Laiskodat, bupati/walikota se Provinsi NTT, Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) tingkat provinsi dan kabupaten/kota, mengikuti secara virtual, Rakornas
Inflasi yang dibuka Presiden RI dihadiri Menko Bidang Perekonomian selaku Ketua
Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) Gubernur Bank Indonesia, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Keuangan selaku wakil ketua TPIP dan pihak terkait lainnya.
Point arahan Presiden antara lain : inflasi menjadi momok semua negara di dunia,
tidak boleh kerja rutin/standar/baku saja, tidak boleh kerja makro saja tetapi mikro
dan detail karena keadaan tidak normal, benar-benar kendalikan inflasi baik di pusat
maupun daerah kembali ke angka di bawah tiga persen, kembangkan kerja sama
antar daerah untuk pasokan komoditi, anggaran tidak terduga dapat digunakan
untuk kepentingan pengendalian inflasi seperti untuk biaya transport dan distribusi,
lima provinsi di Indonesia inflasinya berada di atas 5 persen yaitu 6,9 - 8,5 persen
(Jambi, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Riau, Aceh) 60 negara di dunia rentan
ambruk ekonominya, 345 juta orang di 82 negara akan menderita kekurangan
pangan, realisasi serapan APBD per agustus masih rendah baru mencapai
39,3%/472 trilyun rupiah dan 193,4 trilyun rupiah masih berada di bank dan
diinstruksikan untuk segera direalisasi, demikian arahan Presiden RI.
Usai Rakornas TPIP tersebut, pada hari yang sama 18 Agustus 2022, TPID
Provinsi NTT melakukan pertemuan di KPw Bank Indonesia dipandu Kepala KPW BI
NTT dan Kepala Biro PAP Setda Provinsi NTT terkait action plan pengendalian
inflasi dan tindak lanjutnya pada tingkat kabupaten/kota sekaligus merupakan tindak
lanjut arahan Gubernur NTT terkait HLM daratan Flores dan aksi pengendalian
inflasi. Pertemuan dihadiri KPw BI, Biro PAP Setda Prov NTT, Kadis Kopnakertrans,
Kadishub, Disnak, Dinas Pertanian dan KP, Diskominfo, BPS NTT, Satgas Pangan
NTT, PT. Pelindo, PT. Pertamina, PT Angkasa Pura dan Perum Bulog NTT.
Selanjutnya, aplikasi “B Pung Petani” oleh Bank NTT sebagai solusi non fiskal
yang dapat mengoptimalisasikan potensi daerah dengan meningkatkan hasil
produksi pangan, menstabilkan pendapatan masyarakat, menetapkan harga
maksimum bahan pangan dan mengawasi serta mempermudah jalur distribusi untuk
keseimbangan permintaan pasar dan bahan pangansehingga inflasi bahan pangan
dapat terjaga, mendongkrak Nilai Tukar Petani (NTP), kestabilan ekonomi serta
memacu pendapatan pajak dan retribusi, disampaikan oleh Direktur Utama Bank
NTT Harry Alexander Riwu Kaho.
PENUTUP
Kepala Biro