Email: dwi.ariestiyanti@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan program revitalisasi
pasar dengan stabilisasi harga komoditas pangan. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang
pemerintah dan juga menggunakan data pasar dari 95 Kabupten/kota yang ada di Indonesia.
Pelaksanaan revitalisasi pasar rakyat berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia. Hal ini dilihat
dari berapa anggaran yang dikeluarkan di daerah tersebut, kepadatan penduduk, total pasar
serta pasar yang direvitalisasi dan juga pendapatan per kapita. Penelitian ini menggunakan
data harga 10 komoditas dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, data
anggaran revitalisasi pasar yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan dan juga data
Potensi Desa (PODES) 2014 dan 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat data
jumlah pasar permanen dan semi permanen. Penelitian ini menggunakan metode data panel
dari koefisien variasi dan laju perubahan harga dari 10 komoditi pangan per bulan dari tahun
2016-2019 dari 95 kabupaten/kota di Indonesia. Di estimasi dengan model Random Effect.
Studi ini membuktikan bahwa pelaksanaan revitalisasi/pembangunan baru pasar rakyat hanya
dari sisi anggaran revitalisasi berkorelasi dengan stabilitas harga komoditas pangan. Oleh
karena itu, pemberian anggaran untuk revitalisasi pasar harus di awasi karena apabila
digunakan secara tepat oleh daerah akan dapat menciptakan stabilisasi harga komoditi di
pasar yang sudah direvitalisasi.
Kata kunci : Stabilitas Harga, Revitalisasi Pasar, Harga Komoditas Pangan, Random Effect.
Abstract
This study aims to look at the relationship between the implementation of the market
revitalization program and the stabilization of food commodity prices. This research is seen
from the perspective of the government and uses market data from 95 districts/cities in
Indonesia. The revitalization of people's markets varies in each region in Indonesia. This can
be seen from the amount of budget spent in the area, population density, total market and
revitalized market and per capita income. This study uses 10 commodity price data from the
National Strategic Food Price Information Center (PIHPS), market revitalization budget data
obtained from the Ministry of Trade and also 2014 Village Potential Data (PODES) and 2018
from the Central Statistics Agency (BPS) to see market number data permanent and semi-
permanent. This study uses panel data method from the coefficient of variation and the rate
of change in prices of 10 food commodities per month from 2016-2019 from 95 districts / cities
in Indonesia. Estimated by the Random Effect model. This study proves that the
implementation of revitalization/new development of people's markets only in terms of
revitalization budget correlates with the stability of food commodity prices. Therefore, the
granting of a budget for market revitalization must be monitored because if it is used properly
by the regions, it will be able to create commodity price stabilization in a revitalized market.
Keyword: Price Stability, Market Revitalization, Food Commodity Prices, Random Effects
JEL Classification: D40, E63, E64
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 261
PENDAHULUAN terutama beras. Hal ini memberikan
Harga dan fluktuasi pangan dampak bagi kesejahteraan
memiliki dampak langsung dan besar masyarakat, terutama masyarakat
pada kesejahteraan rumah tangga berpenghasilan rendah karena komoditi
terutama di negara-negara berkembang beras merupakan makanan pokok
termasuk Indonesia. Hal ini terjadi utama mereka. (Jensen & Manrique,
karena sebagian besar anggaran rumah 1998; Nugraheni, 2014).
tangga dihabiskan untuk makanan. Di Indonesia, fluktuasi dari
Sehingga secara politik maupun komoditas pangan dapat disebabkan
ekonomi, fluktuasi harga komoditas oleh jumlah penawaran dan permintaan
pangan penting untuk diteliti (Ceballos, yang terkadang tidak stabil, kegagalan
et al, 2017; Nugraheni, 2014) panen karena ketidakpastian cuaca,
Fluktuasi harga komoditas pangan dan juga terganggunya saluran
sebagian besar diteliti secara makro distribusi antar daerah (Rizaldy, 2017).
baik dilihat dari sisi ekspor dan impor, Selain itu, integrasi antar pasar juga
juga banyak dilihat dari pengaruh memberikan pengaruh terhadap
transmisi harga komoditas pangan fluktuasi harga yang terjadi di pasar. Hal
dunia terhadap harga komoditas ini dikarenakan informasi harga yang
pangan dalam negeri (Hegerty, 2016). tidak sama antar pedagang di pasar-
Fluktuasi harga pangan dapat pasar tersebut menyebabkan informasi
disebabkan oleh berbagai hal, antara harga yang sampai ke konsumen
lain pengaruh dari jumlah stok yang berbeda-beda (Nuraeni, et al, 2015).
stabil, tidak kekurangan hasil produksi, Terjadinya fluktuasi harga
memaksimalkan fungsi pasar dan biaya komoditas pangan menandakan
transaksi, stabilitas sistem pemerintah kurangnya stabilisasi di suatu negara.
(politik) dan juga harga internasional Dengan adanya kestabilan harga
karena dapat memengaruhi harga pembangunan ekonomi berjalan lancar
dalam negeri terutama untuk komoditas dan kondusif untuk mendukung
pangan impor (Kornher & Kalkuhl, terciptanya stabilitas sosial, politik, dan
2013). keamanan. Masyarakat pun juga
Indonesia sebagai salah satu menginginkan kestabilan harga karena
negara berkembang juga mengalami berimplikasi pada risiko dan
harga komoditas pangan yang fluktuatif, ketidakpastian yang harus dihadapi
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 263
Selain itu, dalam Permendag nomor sebelumnya bahwa pasar memiliki
37/M-DAG/PER/5/2017 menyebutkan peran sebagai penyangga ketersediaan
bahwa program ini dilakukan juga untuk barang kebutuhan pokok. Hal ini dapat
mengubah sudut pandang masyarakat menjadi barometer stabilisasi harga
terhadap pasar rakyat dan merawat pangan di tingkat nasional.
eksistensi pasar sehingga memiliki daya Pelaksanaan revitalisasi pasar
saing dan mampu bertahan dalam era rakyat ini masih berjalan
persaingan bebas. pelaksanaannya. Telah terdapat
Salah satu misi dari revitalisasi/ beberapa penelitian mengenai
pembangunan pasar rakyat adalah revitalisasi pasar rakyat ini tetapi
meningkatkan pendapatan para dengan cakupan yang kecil, seperti
pedagang pasca revitalisasi dan dalam wilayah tertentu dan juga hanya
meningkatkan peran pasar sebagai membandingkan pasar satu dengan
penyangga ketersediaan barang pasar yang lainnya, harga jual barang
kebutuhan pokok (Direktorat Jendral setelah revitalisasi dan juga lebih
Perdagangan Dalam Negeri, memfokuskan kepada penelitian
Kementerian Perdagangan, 2017). Hal mengenai kenaikan pendapatan
ini sesuai dengan salah satu poin para pedagang pasar. Hingga saat ini
prinsip revitalisasi dari sisi ekonomi, belum ditemukan penelitian
dalam Permendag nomor 37/M- yang menghubungkan revitalisasi/
DAG/PER/5/2017, adalah peningkatan pembangunan pasar rakyat dengan
instrumen stabilisasi harga khususnya stabilisasi harga komoditi barang
terhadap barang kebutuhan pokok. kebutuhan pokok.
Dalam Perpres nomor 71 Tahun Salah satu penelitian mengenai
2015, terdapat 11 jenis barang yang revitalisasi pasar yaitu mengenai
termasuk ke dalam barang kebutuhan dampak dari revitalisasi pasar yang
pokok, antara lain beras, kedelai mengakibatkan kenaikan harga
sebagai bahan baku tahu tempe, cabe, komoditi yang dijual di Pasar BSD
bawang merah, gula, minyak goreng, (Ranjani, Ayu S, & Nurhikmah, 2018).
tepung terigu, daging sapi, daging ayam Namun hal tersebut berbanding terbalik
ras, telur ayam ras, dan ikan dengan yang terjadi di Pasar Sei
segar (bandeng, kembung, dan Sikambing Medan, Sumatera Utara,
tongkol/tuna/cakalang). Dikatakan harga yang ditawarkan di pasar tersebut
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 265
2019 memiliki lima target, antara lain dengan tujuan mengendalikan
turunnya rata-rata biaya logistik ketersediaan dan kestabilan harga
terhadapa PDB sebesar 5% setiap barang kebutuhan pokok (Pangan) dan
tahunnya, menurunnya waktu dwelling barang penting di Indonesia.
time hingga 3-4 hari di tahun 2019, PBD Dalam Permendag nomor 37/M-
riil subkategori perdagangan besar dan Dag/Per/5/2017, yang dimaksud sarana
eceran meningkat, koefisien variasi perdagangan antara lain pasar rakyat,
harga kebutuhan pokok antarwaktu gudang yang tidak bersistem resi
berada di bawah 9% dan dibawah gudang, dan pusat distribusi yang
14,2% untuk antarwilayah, serta bertujuan untuk mendukung kelancaran
revitalisasi/pembangunan 5000 pasar arus distribusi barang. Selain itu, yang
rakyat selama lima tahun. dimaksud pembangunan/revitalisasi
Dapat dilihat bahwa program dari sarana perdagangan yaitu
revitalisasi/pembangunan pasar rakyat berusaha meningkatkan atau
masuk ke dalam target kebijakan memberdayakan sarana dan prasarana
pengembangan kapasitas perdagangan fisik, manajemen, sosial budaya, dan
dalam negeri di RPJMN Tahun 2015- ekonomi dari sarana perdagangan.
2019. Pasar rakyat sebagai salah satu Untuk pembiayaan atau anggaran
sarana perdagangan perlu ditingkatkan program revitalisasi/ pembangunan
ketersediaan, kelayakan, dan baru pasar rakyat dapat bersumber dari
kualitasnya (nyaman, bersih dan sehat) Anggaran Pendapatan dan Belanjan
untuk memperlancar arus distribusi Negara (APBN) melalui Dana Tugas
barang kebutuhan pokok, terutama Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus.
untuk daerah-daerah yang masih sedikit Dana Tugas Pembantuan (TP)
memiliki sarana perdagangan. merupakan dana yang berasal dari
Mengembangkan infrastruktur dan APBN yang dilaksanakan oleh daerah
sarana perdagangan dapat diartikan dan desa yang mencakup semua
sebagai melakukan revitalisasi dari penerimaan dan pengeluaran dalam
pasar rakyat seperti yang tertuang rangka pelaksanaan tugas
dalam RPJMN 2015-2019. Oleh karena pembantuan. Dana Alokasi Khusus
itu pemerintah pusat dan daerah (DAK) merupakan dana yang berasal
memiliki tugas untuk mengembangkan dari APBN yang dialokasikan kepada
infrastruktur dan sarana perdagangan daerah tertentu dengan tujuan untuk
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 267
Data BPS digunakan untuk melihat pasar yang direvitalisasi di
data kepadatan penduduk dari 95 kabupaten/kota. Data ini akan menjadi
kabupaten/kota dan juga data pembentuk dari variabel rasio pasar.
Pendapatan Domestik Regional Bruto Selanjutnya data Kementerian
(PDRB) per kapita dari setiap Pertanian digunakan untuk melihat
kabupaten/kota. Data kepadatan daerah penghasil komoditas hortikultur
penduduk digunakan sebagai pembagi dan beras. Data tersebut yang menjadi
dari dana anggaran pasar yang dasar dari penentuan dummy
diperoleh dari kabupaten/kota. Selain hortikultur.
data kepadatan penduduk dan PDRB Penelitian ini menggunakan
per kapita, penelitian juga variabel koefisien variasi dan laju
menggunakan data Potensi Desa perubahan harga. Koefisien variasi
(PODES) tahun 2014 dan 2018 dari (simpangan terhadap rata-rata) dari
BPS. Data PODES digunakan untuk masing-masing komoditas dihitung
melihat jumlah pasar permanen dan berdasarkan data harga secara runtun
semi permanen di setiap waktu menggambarkan fluktuasi
kabupaten/kota. Jumlah pasar digunakan untuk mengetahui stabilitas
permanen dan semi permanen akan harga suatu komoditas. Semakin kecil
menjadi pembagi dalam variabel rasio nilai koefisien variasi (CV) dapat
pasar. diinterpretasikan bahwa harga relatif
Untuk data Kementerian stabil atau memiliki fluktuasi yang
Perdagangan memuat data anggaran rendah, begitu pula sebaliknya.
pasar untuk program revitalisasi dan Koefisien variasi diperoleh dari standar
atau pembangunan baru pasar rakyat deviasi suatu variabel dibagi dengan
tersebut. Data yang diperoleh dari tahun rata-ratanya, dapat dirumuskan sebagai
2015-2018 di seluruh kabupaten kota. berikut:
Data anggaran ini, nantinya akan di ∑𝑛
√ 𝑖=1
(𝑃−𝑃) ̅̅̅̅
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑛
𝐶𝑉 = =
mundurkan satu tahun dengan asumsi 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃̅
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 269
adalah variabel dummy untuk adanya satu tahun menjadi tahun 2016-2019
pelaksanaan revitalisasi pada tahun t (1 dengan asumsi tidak ada informasi
= ada); dKota adalah variabel dummy mengenai kapan pasar tersebut selesai
untuk kabupaten/kota, (1 = Kota); dilakukan revitalisasi/pembangunan
dHortikultur adalah variabel dummy baru sehingga dapat digunakan
untuk kabupaten/kota penghasil kembali.
tanaman hortikultur (1 = penghasil Selain variabel penjelas utama,
hortikultur); dPulau adalah variabel penelitian juga menggunakan beberapa
dummy untuk kabupaten/kota yang variabel kontrol berupa karakteristik dari
berada di pulau jawa (1 = berada di kabupaten/kota, pasar, dan juga hal
pulau jawa); ɛ adalaherror term; i adalah yang memengaruhi perubahan harga.
data kabupaten/kota (1,2,….,95); dan t Variabel kontrol yang digunakan antara
adalah unit waktu 2016-2019. lain, rasio pasar, Pendapatan Domestik
Penelitian menggunakan satu Regional Bruto (PDRB) per kapita di tiap
variabel penjelas utama yaitu anggaran kabupaten/kota, jenis kabupaten/kota,
revitalisasi. Data anggaran revitalisasi penghasil komoditas, dan lokasi pasar.
direpresentasikan dengan nilai Variabel kontrol pertama yaitu
anggaran yang diperoleh untuk rasio pasar. Rasio ini berasal dari
melakukan revitalisasi/pembangunan jumlah pasar yang di revitalisasi dengan
baru per kabupaten/kota. Dalam hal ini jumlah pasar (total dari pasar permanen
data anggaran yang diperoleh akan di dan semi permanen) yang ada di 95
bagi dengan data kepadatan penduduk kabupaten/kota. Rasio ini digunakan
di setiap kabupaten/kota yang di untuk melihat perbandingan jumlah
observasi. Hal ini dikarenakan pasar yang direvitalisasi dengan total
dalam Permendag Nomor jumlah pasar yang ada di
56/M-DAG/PER/9/2014 disebutkan kabupaten/kota itu. Pasar permanen
bahwa jumlah pembangunan pasar dan semi permanen digabungkan
tradisional di suatu daerah perlu melihat karena pada pasar yang di revitalisasi
kepadatan penduduk. Oleh karena tidak dijelaskan apakah pasar
adanya perbedaan tahun antara data yang di revitalisasi merupakan pasar
harga dari PIHPS dengan data pasar semi permanen atau permanen.
dari Kementerian Perdagangan, maka Walaupun dalam Permendag
data anggaran revitalisasi dimundurkan Nomor 37/M-DAG/PER/5/2017 tentang
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 271
Variabel kontrol yang terakhir Homogenitas dan melimpahnya
adalah dummy lokasi pasar yang komoditas pertanian yang akan dijual
menggambarkan apakah kabupaten/ membuat petani tidak mempunyai
kota sebagai lokasi pasar bargaining position untuk memengaruhi
dibangun/direvitalisasi berada di pulau harga dan menerima hanya sebagai
jawa atau tidak. Hal ini untuk melihat price taker. Sebaliknya untuk tingkat
jalur distribusi dari komoditas yang ada. pedagang pengumpul atau tengkulak
Semakin Panjang jalur distribusi yang jumlahnya relatif sedikit cenderung
komoditas, terutama komoditas impor, membentuk pasar oligopoli sehingga
maka akan memengaruhi fluktuasi mempunyai kekuatan untuk
harga komoditas di pasar (Kornher & memengaruhi harga. Seringkali para
Kalkuhl, 2013). Selain itu juga, apabila pedagang pengumpul/tengkulak
terjadi kondisi gagal panen dari tersebut membentuk sebuah kartel yang
komoditas yang sebagian besar dapat membuat kesepakatan dan
diproduksi dipulau jawa akan membentuk harga pasar (Pindyck &
memengaruhi stok dan fluktuasi harga Rubinfeld, 2013). Oleh karena itu,
di pasar. penelitian ini memilih revitalisasi pasar
HASIL DAN PEMBAHASAN dihubungkan dengan fluktuasi harga
Analisis Deskriptif yang diintepretasikan dari koefisien
Pasar dapat dikatakan menjadi variasi dan laju perubahan harga.
tempat yang dapat memengaruhi Program revitalisasi atau
fluktuasi harga komoditas karena pembangunan baru pasar di mulai pada
apabila di suatu daerah hanya memiliki tahun 2015, dengan asumsi proses
jumlah pasar yang sedikit kemungkinan revitalisasi/pembangunan baru selesai
jumlah pedagangnya juga sedikit. Oleh dan dapat digunakan kembali tahun
karena sedikitnya jumlah pedagang, berikutnya. Salah satu tujuan program
maka akan dapat memengaruhi harga ini adalah untuk mewujudkan stabilisasi
jual ke konsumen. Pasar yang jumlah harga komoditas pangan, dapat dilihat
pedagangnya sedikit berbeda dengan dari koefisien variasi harga komoditas.
pasar di daerah lain yang jumlah pasar Nilai koefisien variasi ini diperoleh dari
dan pedagannya lebih banyak (Crucini total standar deviasi dibagi dengan total
et al., 2010; Irawan, 2016; Sharp & rata-rata harga per bulan setiap
Uebele, 2013). tahunnya dari tahun 2016-2019.
Pada Gambar 1 terlihat nilai signifikan pada awal tahun 2017 yang
koefisien variasi 10 komoditas pangan disebabkan adanya kelangkaan
dari 95 kabupaten/kota. Terlihat bahwa pasokan di awal tahun.
nilai koefisien variasi dari cabai rawit Selain menggunakan koefisien
dan bawang putih yang mengalami variasi harga, stabilisasi harga dapat
gejolak harga yang cukup signifikan bila dilihat menggunakan laju perubahan
dibandingkan ketujuh komoditi yang harga. Nilai laju perubahan harga
lainnya. Apabila melihat perubahan diperoleh dari pengurangan harga pada
harga dari tahun 2016 ke tahun 2017, bulan berjalan dengan harga pada bulan
koefisien variasi harga untuk tiga sebelumnya dibagi dengan harga pada
komoditas pangan yang mengalami bulan sebelumnya. Hasil dari
kenaikan yaitu bawang merah, bawang perhitungan tersebut dirata-ratakan
putih dan cabai rawit. Namun hanya menjadi tahunan dan dipersentasekan.
cabai rawit mengalami lonjakan harga Gambar 2. merupakan rata-rata laju
yang cukup signifikan, dikarenakan perubahan per tahun dari 95
adanya kenaikan harga yang cukup kabupaten/kota.
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 273
Gambar 2. Laju Perubahan Harga Komoditas Pangan
Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2019), diolah
Pada Gambar 2. dapat dilihat rata- berfluktuatif. Hal ini menjadikan kedua
rata laju perubahan harga 10 komoditas komoditas tersebut memberikan andil
pangan dari 95 kabupaten/kota setiap terhadap inflasi yang terjadi pada tahun
tahunnya. Dapat dilihat bahwa pada 2019 (Media Indonesia, 2019).
tahun 2016 dan tahun 2019 dari 10 Hasil Estimasi
komoditas yang diteliti, hanya terdapat Berdasarkan hasil estimasi pada
tiga komoditas yang mengalami tren Tabel 1., variabel anggaran per
kenaikan harga antara lain bawang kepadatan (density) menunjukkan
putih, cabai merah, cabai rawit. Pada korelasi negatif dengan koefisien variasi
tahun 2019, rata-rata laju perubahan pada tingkat signifikansi pada α < 1%,
harga untuk komoditi bawang putih kecuali untuk komoditas bawang merah
sebesar 8,43%, untuk komoditi cabai dan cabai merah tingkat signifikansi α <
merah 13%, dan 13,85% untuk komoditi 5%. Setiap kenaikan anggaran per
cabai rawit. kepadatan mulai dari Rp 301,- hingga
Dengan melihat laju perubahan Rp 531,- akan menurunkan nilai
harga pada komoditas cabai rawit dan koefisien variasi harga dari masing-
cabai merah, selama tahun 2019 kedua masing komoditas pangan. Komoditas
komoditas tersebut sering mengalami daging ayam ras, daging sapi, telur,
gagal panen di daerah penghasilnya. bawang merah, bawang putih, cabai
Akibat kegagalan panen tersebut maka merah, cabai rawit dan gula pasir juga
harga jual di pasar menjadi sangat menunjukkan tingkat signifikansi α < 1%
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 275
Pelaksanaan revitalisasi pasar dapat dan PDRB per kapita yang tidak
meningkatkan laju perubahan harga dari menunjukkan adanya perbedaan untuk
ketiga komoditas tersebut. Untuk daging penelitian mengenai stabilisasi harga
ayam, daging sapi, telur dan cabai rawit komoditi berkorelasi revitalisasi pasar.
menunjukkan korelasi negatif antara laju Pada estimasi laju perubahan harga
perubahan harga dengan revitalisasi berkorelasi dengan revitalisasi pasar ini,
pasar. Pelaksanaan revitalisasi pasar juga baru dapat dirasakan adanya
dapat mengurangi laju perubahan harga perbedaan dari pelaksanaan revitalisasi
dari keempat komoditas tersebut. pasar terhadap stabilisasi harga pada
Sedangkan untuk tiga komoditi lainnya tahun 2018 dan 2019 atau tiga tahun
tidak menunjukkan korelasi dari laju setelah program revitalisasi berjalan.
perubahan harga yang terjadi dari Tabel 1 dan Tabel 2, keduanya
pelaksanaan revitalisasi pasar ini. menunjukkan variabel anggaran per
Pada tahun pelaksanaan kepadatan (density) yang berdampak
revitalisasi dan lokasi pasar yang signifikan. Oleh karena itu, pemberian
berada di kota/kabupaten menunjukkan anggaran dari pemerintah untuk
adanya perbedaan pada komoditi gula pelaksanaan revitalisasi pasar memiliki
pasir saja. Untuk pasar yang terletak di andil yang cukup penting bagi pasar
daerah penghasil hortikultur yang tersebut dimana pada akhirnya juga
menunjukan adanya perbedaan pada akan berkorelasi dengan stabilitas
komoditi bawang merah dan cabe rawit. harga komoditi bahan kebutuhan
Begitu juga dengan pasar yang terletak pangan pokok.
diluar pulau jawa, menunjukkan adanya Namun, apabila melihat kembali
perbedaan bagi komoditi telur dan cabai kepada penelitian terdahulu, yang
rawit. Perbedaan tersebut dilihat dari memberikan hasil bahwa konsumen
pelaksanaan revitalisasi jika dikorelasi- tidak terlalu khawatir dengan tingkat
kan dengan laju perubahan harga. harga yang ditawarkan di pasar setelah
Sama halnya dengan hasil direvitalisasi dapat dikatakan sejalan
estimasi koefisien variasi, pada estimasi dengan penelitian. Hal ini dikarenakan
laju perubahan harga ini pun terdapat jika harga komoditi kebutuhan pokok
beberapa variabel yang tidak menunjuk- yang mengalami fluktuasi harga seperti
kan perbedaan pelaksanaan revitalisasi pada hasil estimasi, konsumen atau
pasar. Pada Tabel 2 hanya rasio pasar masyarakat akan tetap membelinya.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VARIABLES Cvberas Cvdagayam cvdagsapi cvtelur cvbamer cvbaput cvcabmer cvcabrawit cvmigor cvgulapas
anggarandensity -0.00400*** -0.00436*** -0.00380*** -0.00531*** -0.00301** -0.00365*** -0.00315** -0.00409*** -0.00420*** -0.00433***
(0.00147) (0.00142) (0.00147) (0.00143) (0.00144) (0.00134) (0.00129) (0.00137) (0.00147) (0.00146)
rasiopasar 0.0101 0.00982 0.0125 0.0109 0.00750 0.00680 0.00422 -0.00830 0.00830 0.00981
(0.0140) (0.0136) (0.0139) (0.0137) (0.0132) (0.0145) (0.0146) (0.0111) (0.0133) (0.0128)
pdrbkap -0.00866 -0.0133 -0.00935 -0.00878 -0.00662 -0.00943 -0.00964 0.00509 -0.00905 -0.00852
(0.0117) (0.0117) (0.0115) (0.0107) (0.00997) (0.00932) (0.00833) (0.00804) (0.0120) (0.0111)
drevitalisasi 2.497 3.557 2.710 3.066 3.280 3.186 0.579 0.977 2.732 2.346
(4.588) (4.412) (4.577) (4.476) (4.336) (4.424) (4.586) (4.718) (4.536) (4.513)
dkota -9.453*** -8.728** -9.124** -8.309** -6.576* -5.740* -5.196* -4.131 -9.302*** -8.726**
(3.507) (3.505) (3.571) (3.369) (3.477) (3.319) (2.924) (3.402) (3.488) (3.458)
dhortikultur -1.075 -3.780 -1.789 -1.384 0.839 -1.865 1.013 8.838*** -1.787 -1.706
(2.661) (2.646) (2.680) (2.587) (2.653) (2.616) (2.414) (2.834) (2.640) (2.616)
dpulau 0.782 -0.208 0.488 0.147 2.804 -0.502 -1.391 1.994 0.105 0.214
(3.111) (3.343) (3.168) (2.969) (3.362) (3.165) (3.411) (3.621) (3.054) (3.003)
2017.tahun -4.469 -3.992 -5.035 -3.491 2.916 16.69*** -0.403 21.64*** -5.291 -5.845
(6.048) (5.911) (6.044) (5.960) (5.789) (5.645) (5.728) (5.565) (6.056) (6.015)
2018.tahun -12.98*** -10.09** -14.26*** -12.57*** -3.221 -3.670 -10.45** -11.87*** -14.13*** -15.11***
(4.413) (4.258) (4.364) (4.290) (4.170) (4.336) (4.085) (4.046) (4.405) (4.351)
2019.tahun -11.28** -10.32** -11.65** -12.05** -4.210 12.26*** 10.66** 6.983 -12.36*** -11.60**
(4.770) (4.587) (4.758) (4.723) (4.652) (4.552) (4.650) (4.941) (4.787) (4.734)
Observations 380 380 380 380 380 380 380 380 380 380
Number of provkab 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
Keterangan : * p < 0,10; ** p < 0,05; *** p < 0,010
() robust standard error
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 277
Tabel 2. Hasil Estimasi Laju Perubahan Harga dan Revitalisasi Pasar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VARIABLES beras Dagayam dagsapi telur bamer baput cabmer cabrawit migor gulapas
anggarandensity 5.96e-05*** -0.000531*** -7.97e-05*** -0.000235*** 5.15e-05 0.000347** 0.000337** -0.000554*** 5.11e-06 1.33e-06
(1.57e-05) (4.81e-05) (1.66e-05) (5.76e-05) (6.64e-05) (0.000142) (0.000145) (0.000150) (1.84e-05) (2.27e-05)
rasiopasar -0.00473 0.0122 0.00471 0.00525 -0.0314 -0.0207 0.0229 0.0814 0.0169 -0.0222
(0.00763) (0.0287) (0.00629) (0.0193) (0.0431) (0.0319) (0.120) (0.0870) (0.0120) (0.0186)
pdrbkap 0.000284 4.48e-05 0.000225 0.000183 -1.99e-05 -4.53e-05 0.000341 -0.000813 0.000451 0.000177
(0.000229) (0.000514) (0.000282) (0.000367) (0.000569) (0.00120) (0.00166) (0.00273) (0.000428) (0.000344)
drevitalisasi 0.0131 -0.187 -0.0757 -0.0273 0.771 -0.376 -1.263 -0.724 -0.216 0.382**
(0.0778) (0.294) (0.0928) (0.245) (0.523) (0.340) (1.174) (1.127) (0.155) (0.173)
dkota 0.0543 -0.161 0.0336 -0.146 -0.169 0.501 0.298 -0.0728 0.00931 -0.250***
(0.0423) (0.134) (0.0506) (0.208) (0.199) (0.323) (0.481) (0.522) (0.0528) (0.0748)
dhortikultur -0.00412 -0.155 -0.00740 0.144 0.329* -0.0474 0.797 1.486*** -0.00886 0.0657
(0.0534) (0.158) (0.0699) (0.158) (0.200) (0.270) (0.494) (0.518) (0.0477) (0.0732)
dpulau -0.00323 0.0124 -0.00439 -0.248* -0.219 -0.341 0.641 2.273*** -0.0537 0.114
(0.0520) (0.161) (0.0690) (0.136) (0.230) (0.224) (0.450) (0.555) (0.0476) (0.0771)
2017.tahun 0.222*** 0.807*** 0.00576 0.447* -2.480*** -3.730*** -6.816*** -7.912*** -0.221*** 0.722***
(0.0785) (0.234) (0.0755) (0.248) (0.298) (0.520) (0.741) (0.860) (0.0634) (0.116)
2018.tahun 0.0790 1.424*** 0.0986 0.155 2.337*** -1.019*** -6.216*** -4.331*** -0.763*** 0.572***
Observations 380 380 380 380 380 380 380 380 380 380
Number of provkab 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
Keterangan : * p < 0,10; ** p < 0,05; *** p < 0,010
() robust standard error
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI daerah, maka pelaksanaan program
KEBIJAKAN revitalisasi/ pembangunan baru pasar
Hasil estimasi dengan rakyat agar tetap mengikuti peraturan
menggunakan variabel dependen mengenai pembangunan pasar yang
koefisien variasi harga. Program memperhatikan kepadatan penduduk
revitalisasi pasar di representasikan daerah Kabupaten/Kota tersebut karena
dengan variabel anggaran per hal ini dapat memengaruhi besar atau
kepadatan. Pada hasil estimasi pada kecilnya pasar yang akan dibangun.
kosefisien variasi, menunjukkan Selain itu, juga dapat memengaruhi
korelasi antara revitalisasi/ jumlah pedagang dan konsumen di
pembangunan pasar dengan koefisien pasar tersebut.
variasi. Hal ini dapat diartikan Pemerintah pusat tetap melakukan
pemberian anggaran dari pemerintah monitoring dan evaluasi terhadap
untuk pelaksanaan revitalisasi pasar daerah yang menerima program
memiliki andil yang cukup penting bagi revitalisasi/pembangunan baru pasar
pasar tersebut dimana pada akhirnya rakyat sehingga tidak akan timbul
juga akan berkorelasi dengan stabilitas tindakan yang merugikan yang
harga komoditi bahan kebutuhan pokok dilakukan oleh pihak pasar ataupun
karena dapat menurunkan fluktuasi pemerintah daerah. Pemerintah juga
harga yang terjadi. perlu memperhatikan faktor-faktor lain
Untuk laju perubahan harga, yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi
program revitalisasi dapat mengurangi harga komoditas seperti jumlah
laju perubahan harga pada empat permintaan dari konsumen dan juga
komoditi yaitu daging ayam, daging jumlah stok/supply dari komoditas.
sapi, telur, dan cabai rawit. Terdapat 3 UCAPAN TERIMA KASIH
komoditi yang memiliki kenaikan laju Penulis mengucapkan terima
perubahan harga karena adanya kasih yang sebesar-besarnya kepada
revitalisasi pasar yaitu beras, bawang pihak Magister Perencanaan Ekonomi
putih, dan cabai merah. dan Kebijakan Publik (MPEKP) Fakultas
Berdasarkan kesimpulan, untuk Ekonomi dan Bisnis Universitas
menjaga stabilitas harga komoditas dan Indonesia, pihak Kementerian
pelaksananaan revitalisasi/ Perdagangan, serta reviewer yang
pembangunan baru pasar rakyat di sudah membantu. Ucapan terima kasih
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 279
juga penulis sampaikan kepada Pasar Tradisional Di Kota
Semarang)," Jurnal Karya Teknik Sipil
Pusbindiklatren Bappenas yang telah S1 Undip, 2017.
mendanai penelitian ini. Jensen, H. H., & Manrique, J. (1998).
Demand for food commodities by
DAFTAR PUSTAKA
income groups in Indonesia. Applied
Arimbawa, I. G. N. A. A., & Marhaeni, A. A. Economics, 30(4), 491–501.
I. N. (2017). Analisis Efektivitas Kornher, L., & Kalkuhl, M. (2013). Food
Program Revitalisasi Pasar Price Volatility in Developing
Tradisional di Pasar Desa Adat Countries and its determinants. 53rd
Intaran Sanur. Jurnal Kependudukan annual conference Berlin, German (p.
dan Pengembangan Sumber Daya 30). Berlin, German: German
Manusia Universitas Udayana, 13 (1), Association of Agricultural
18-26. Economists (GEWISOLA).
Ceballos, F., Hernandez, M. A., Minot, N., & Media Indonesia. (1 Agustus 2019).
Robles, M. (2017). Grain Price and Mahalnya Harga cabai menjadi biang
Volatility Transmission from kerok inflasi. Diunduh tanggal 9
International to Domestic Markets in Desember 2019 dari
Developing Countries. Elsevier World https://mediaindonesia.com/read/det
Development Vol. 94, 305–320. ail/250723-mahalnya-harga-cabai-
Crucini, M. J., Shintani, M., & Tsuruga, T. jadi-biang-kerok-inflasi
(2010). The Law of One Price without Nugraheni, S. R. (2014). Volatilitas Harga
the border: The role of distance Pangan Utama Indonesia Dan Faktor
versus sticky prices. Economic Yang Memengaruhinya. Bogor: IPB.
Journal, 120(544), 462–480.
Nuraeni, D., Anindita, R., & Syafrial.
Direktorat Jendral Perdagangan Dalam (Desember 2015). Analysis of Price
Negeri, Kementerian Perdagangan. Variation and Shallot Market
(2017). Percepatan Revitalisasi Pasar Integration in West Java. Habitat, Vol.
Rakyat. Di Unduh tanggal 14 Oktober 26 No. 3, 163-172.
2019 dari
http://ditjenpdn.kemendag.go.id/detail Nurlaela, I., & Hariani, D. (2017). Analisis
/artikel/4/percepatan-revitalisasi- Efektvitas Program Revitalisasi Pasar
pasar-rakyat Tradisional Di Pasar Bulu Kota
Semarang. Journal of Public Policy
Gujarati, Damodar N.; Porter, D. C. (2009). and Management Review, 6(2), 515-
Basic Econometrics (Fifth Edit). New 531.
York: The McGraw-Hill/Irwin.
Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Hegerty, S. W. (2016). Commodity-price Indonesia Nomor 56/M-
volatility and macroeconomic Dag/Per/9/2014 tentang Perubahan
spillovers: Evidence from nine Peraturan Menteri Perdagangan
emerging markets. North American Nomor
Journal of Economics and Finance, 70/M- DAG/PER/12/2013 tentang
35, 23–37. Pedoman Penataan dan Pembinaan
Irawan, B. (2016). Fluktuasi Harga, Pasar Tradisional, Pusat
Transmisi Harga, dan Marjin Perbelanjaan dan Toko Modern
Pemasaran Sayuran dan Buah. Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Analisis Kebijakan Pertanian, 5(4), Indonesia Nomor 37/M-
358–373. Dag/Per/5/2017 tentang Pedoman
Ismiyati. (2017). "Standar Revitalisasi Pasa Pembangunan dan Pengelolaan
Tradisional Di Indonesia (Studi Kasus Sarana Perdagangan
Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 281
282 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020