Anda di halaman 1dari 22

REVITALISASI PASAR DAN STABILISASI HARGA KOMODITAS PANGAN

Market Revitalization and Stabilization of Food Commodity Prices

Dwi Ariestiyanti1, Vid Adrison2


1 PusatPengkajian Perdagangan Dalam Negeri, Badan Pengkajian & Pengembangan Perdagangan,
Kementerian Perdagangan, Jl. M.I Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110, DKI Jakarta, Indonesia
2Fakuktas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, DKI Jakarta, Indonesia

Email: dwi.ariestiyanti@yahoo.com

Naskah diterima: 18/02/2020; Naskah direvisi: 29/10/2020; Disetujui diterbitkan: 04/11/2020;


Dipublikasikan online: 18/12/2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan program revitalisasi
pasar dengan stabilisasi harga komoditas pangan. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang
pemerintah dan juga menggunakan data pasar dari 95 Kabupten/kota yang ada di Indonesia.
Pelaksanaan revitalisasi pasar rakyat berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia. Hal ini dilihat
dari berapa anggaran yang dikeluarkan di daerah tersebut, kepadatan penduduk, total pasar
serta pasar yang direvitalisasi dan juga pendapatan per kapita. Penelitian ini menggunakan
data harga 10 komoditas dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, data
anggaran revitalisasi pasar yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan dan juga data
Potensi Desa (PODES) 2014 dan 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat data
jumlah pasar permanen dan semi permanen. Penelitian ini menggunakan metode data panel
dari koefisien variasi dan laju perubahan harga dari 10 komoditi pangan per bulan dari tahun
2016-2019 dari 95 kabupaten/kota di Indonesia. Di estimasi dengan model Random Effect.
Studi ini membuktikan bahwa pelaksanaan revitalisasi/pembangunan baru pasar rakyat hanya
dari sisi anggaran revitalisasi berkorelasi dengan stabilitas harga komoditas pangan. Oleh
karena itu, pemberian anggaran untuk revitalisasi pasar harus di awasi karena apabila
digunakan secara tepat oleh daerah akan dapat menciptakan stabilisasi harga komoditi di
pasar yang sudah direvitalisasi.
Kata kunci : Stabilitas Harga, Revitalisasi Pasar, Harga Komoditas Pangan, Random Effect.

Abstract
This study aims to look at the relationship between the implementation of the market
revitalization program and the stabilization of food commodity prices. This research is seen
from the perspective of the government and uses market data from 95 districts/cities in
Indonesia. The revitalization of people's markets varies in each region in Indonesia. This can
be seen from the amount of budget spent in the area, population density, total market and
revitalized market and per capita income. This study uses 10 commodity price data from the
National Strategic Food Price Information Center (PIHPS), market revitalization budget data
obtained from the Ministry of Trade and also 2014 Village Potential Data (PODES) and 2018
from the Central Statistics Agency (BPS) to see market number data permanent and semi-
permanent. This study uses panel data method from the coefficient of variation and the rate
of change in prices of 10 food commodities per month from 2016-2019 from 95 districts / cities
in Indonesia. Estimated by the Random Effect model. This study proves that the
implementation of revitalization/new development of people's markets only in terms of
revitalization budget correlates with the stability of food commodity prices. Therefore, the
granting of a budget for market revitalization must be monitored because if it is used properly
by the regions, it will be able to create commodity price stabilization in a revitalized market.
Keyword: Price Stability, Market Revitalization, Food Commodity Prices, Random Effects
JEL Classification: D40, E63, E64

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 261
PENDAHULUAN terutama beras. Hal ini memberikan
Harga dan fluktuasi pangan dampak bagi kesejahteraan
memiliki dampak langsung dan besar masyarakat, terutama masyarakat
pada kesejahteraan rumah tangga berpenghasilan rendah karena komoditi
terutama di negara-negara berkembang beras merupakan makanan pokok
termasuk Indonesia. Hal ini terjadi utama mereka. (Jensen & Manrique,
karena sebagian besar anggaran rumah 1998; Nugraheni, 2014).
tangga dihabiskan untuk makanan. Di Indonesia, fluktuasi dari
Sehingga secara politik maupun komoditas pangan dapat disebabkan
ekonomi, fluktuasi harga komoditas oleh jumlah penawaran dan permintaan
pangan penting untuk diteliti (Ceballos, yang terkadang tidak stabil, kegagalan
et al, 2017; Nugraheni, 2014) panen karena ketidakpastian cuaca,
Fluktuasi harga komoditas pangan dan juga terganggunya saluran
sebagian besar diteliti secara makro distribusi antar daerah (Rizaldy, 2017).
baik dilihat dari sisi ekspor dan impor, Selain itu, integrasi antar pasar juga
juga banyak dilihat dari pengaruh memberikan pengaruh terhadap
transmisi harga komoditas pangan fluktuasi harga yang terjadi di pasar. Hal
dunia terhadap harga komoditas ini dikarenakan informasi harga yang
pangan dalam negeri (Hegerty, 2016). tidak sama antar pedagang di pasar-
Fluktuasi harga pangan dapat pasar tersebut menyebabkan informasi
disebabkan oleh berbagai hal, antara harga yang sampai ke konsumen
lain pengaruh dari jumlah stok yang berbeda-beda (Nuraeni, et al, 2015).
stabil, tidak kekurangan hasil produksi, Terjadinya fluktuasi harga
memaksimalkan fungsi pasar dan biaya komoditas pangan menandakan
transaksi, stabilitas sistem pemerintah kurangnya stabilisasi di suatu negara.
(politik) dan juga harga internasional Dengan adanya kestabilan harga
karena dapat memengaruhi harga pembangunan ekonomi berjalan lancar
dalam negeri terutama untuk komoditas dan kondusif untuk mendukung
pangan impor (Kornher & Kalkuhl, terciptanya stabilitas sosial, politik, dan
2013). keamanan. Masyarakat pun juga
Indonesia sebagai salah satu menginginkan kestabilan harga karena
negara berkembang juga mengalami berimplikasi pada risiko dan
harga komoditas pangan yang fluktuatif, ketidakpastian yang harus dihadapi

262 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


dalam pengambilan keputusan. Oleh beberapa komoditi pangan lainnya yang
karena itu, stabilisasi harga pangan di tertuang dalam Permendag RI Nomor
Indonesia menjadi hal yang selalu 96 Tahun 2018.
digaungkan pemerintah. Pada tahun 2015, pemerintah
Dilihat dari latar belakang, melakukan upaya pengendalian
penyebab dari fluktuasi harga di negara ketersediaan dan kestabilan harga
berkembang disebabkan oleh banyak Barang Kebutuhan Pokok (Pangan) dan
faktor antara lain ketidakseimbangan Barang Penting secara nasional. Oleh
permintaan dan penawaran, cuaca yang karena itu, baik pemerintah pusat dan
tidak tentu, anomaly produksi, dan lain- daerah, sesuai kewenangannya,
lain (Irawan, 2016; Rizaldy, 2017). memiliki 12 tugas yang harus
Untuk mengurangi fluktuasi harga dilaksanakan dua diantaranya
pemerintah telah menerapkan berbagai mengembangkan infrastruktur dan
kebijakan yang langsung berhubungan sarana perdagangan. Hal ini termasuk
dengan komoditas pangan itu sendiri program revitalisasi/pembangunan
agar tercipta stabilisasi dan kepastian pasar di Indonesia yang tertuang dalam
harga seperti penetapan Harga Eceran Peraturan Presiden (Perpres) RI nomor
Tertinggi untuk komoditi Beras dan 71 tahun 2015 tentang Penetapan dan
Harga Patokan Petani untuk komoditi Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok
gula pasir. dan Penting.
Dalam Peraturan Menteri Program revitalisasi dan atau
Perdagangan (Permendag) nomor pembangunan 5000 pasar rakyat
57/M/DAG/PER/08/2017 tentang (tradisional) yang tertuang dalam
penetapan Harga Eceran Tertinggi Rencana Pembangunan Jangka
Beras, Pemerintah telah melakukan Menengah Nasional (RPJMN) tahun
beberapa kebijakan untuk menjaga anggaran 2015-2019. Mengapa
stabilitas dan kepastian harga, serta program 5000 Pasar Rakyat? Pasar
keterjangkauan harga di beberapa rakyat merupakan salah satu aspek
komoditas pangan. Pemerintah penting dalam sistem perdagangan
menerapkan Harga Eceran Tertinggi nasional karena sebagai tempat bagi
yang beras dan juga penetapan harga petani dan atau nelayan lokal untuk
acuan pembelian di petani serta harga menjual hasil panen atau
acuan penjualan di konsumen untuk tangkapannya kepada konsumen.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 263
Selain itu, dalam Permendag nomor sebelumnya bahwa pasar memiliki
37/M-DAG/PER/5/2017 menyebutkan peran sebagai penyangga ketersediaan
bahwa program ini dilakukan juga untuk barang kebutuhan pokok. Hal ini dapat
mengubah sudut pandang masyarakat menjadi barometer stabilisasi harga
terhadap pasar rakyat dan merawat pangan di tingkat nasional.
eksistensi pasar sehingga memiliki daya Pelaksanaan revitalisasi pasar
saing dan mampu bertahan dalam era rakyat ini masih berjalan
persaingan bebas. pelaksanaannya. Telah terdapat
Salah satu misi dari revitalisasi/ beberapa penelitian mengenai
pembangunan pasar rakyat adalah revitalisasi pasar rakyat ini tetapi
meningkatkan pendapatan para dengan cakupan yang kecil, seperti
pedagang pasca revitalisasi dan dalam wilayah tertentu dan juga hanya
meningkatkan peran pasar sebagai membandingkan pasar satu dengan
penyangga ketersediaan barang pasar yang lainnya, harga jual barang
kebutuhan pokok (Direktorat Jendral setelah revitalisasi dan juga lebih
Perdagangan Dalam Negeri, memfokuskan kepada penelitian
Kementerian Perdagangan, 2017). Hal mengenai kenaikan pendapatan
ini sesuai dengan salah satu poin para pedagang pasar. Hingga saat ini
prinsip revitalisasi dari sisi ekonomi, belum ditemukan penelitian
dalam Permendag nomor 37/M- yang menghubungkan revitalisasi/
DAG/PER/5/2017, adalah peningkatan pembangunan pasar rakyat dengan
instrumen stabilisasi harga khususnya stabilisasi harga komoditi barang
terhadap barang kebutuhan pokok. kebutuhan pokok.
Dalam Perpres nomor 71 Tahun Salah satu penelitian mengenai
2015, terdapat 11 jenis barang yang revitalisasi pasar yaitu mengenai
termasuk ke dalam barang kebutuhan dampak dari revitalisasi pasar yang
pokok, antara lain beras, kedelai mengakibatkan kenaikan harga
sebagai bahan baku tahu tempe, cabe, komoditi yang dijual di Pasar BSD
bawang merah, gula, minyak goreng, (Ranjani, Ayu S, & Nurhikmah, 2018).
tepung terigu, daging sapi, daging ayam Namun hal tersebut berbanding terbalik
ras, telur ayam ras, dan ikan dengan yang terjadi di Pasar Sei
segar (bandeng, kembung, dan Sikambing Medan, Sumatera Utara,
tongkol/tuna/cakalang). Dikatakan harga yang ditawarkan di pasar tersebut

264 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


masih terjangkau sesuai dengan bentuk interaksi, dan sistem rotasi
kebutuhan konsumen walaupun telah pasar. Dampak yang ditimbulkan oleh
dilakukan revitalisasi pasar (Sihombing, revitalisasi yaitu dari segi bangunan
Dewi, & Astika, 2019). Program menjadi lebih bagus, lebih bersih, tidak
revitalisasi ini juga dilakukan di Pasar becek lagi jika hujan, tetapi dari segi
Adat Intaran Sanur. Setelah pendapatan, tidak semua pasar
direvitalisasi di Pasar tersebut mengalami peningkatan setelah
konsumen tidak mengeluhkan tingkat direvitalisasi (Ismayati, 2017).
harga jual barang-barang yang ada di Untuk meciptakan stabilisasi harga
pasar tersebut (Arimbawa & Marhaeni, yang dilihat dari sisi sarana
2017). perdagangan masih belum banyak
Revitalisasi pasar yang terjadi di dilakukan. Pasar Rakyat merupakan
beberapa pasar di Kampung Lalang salah satu sarana perdagangan.
Medan memberikan dampak yang Revitalisasi/pembangunan pasar rakyat
positif bagi konsumen dan pedagang. dikatakan sebagai instrumen revitalisasi
Dari beberapa indikator, kesegaran ekonomi untuk stabilisasi harga
bahan kebutuhan pokok yang dijual dan komoditas pangan. Oleh karena itu,
juga harga yang masih dapat di tawar penelitian dilakukan untuk mengetahui
serta masih dibawah harga di retail hubungan dari revitalisasi/
modern menjadi pendorong konsumen pembangunan pasar dengan stabilisasi
untuk tetap berbelanja di pasar-pasar dan perubahan harga komoditas
tersebut (Sihombing, et al, 2019). pangan di Indonesia. Stabilisasi harga
Selain itu, alokasi pendanaan direpresentasi dengan menggunakan
dalam pelaksanaan revitalisasi pasar di laju perubahan harga dan juga koefisien
Pasar Bulu Kota Semarang ternyata variasi.
tidak dilakukan secara tepat karena Kebijakan Revitalisasi Pasar
fasilitas yang seharusnya terbangun Rancangan awal RPJMN 2015-
dengan pelaksanaan revitalisasi ini tidak 2019, pengembangan kapasitas
ada di pasar tersebut (Nurlaela & perdagangan nasional dapat dilakukan
Hariani, 2017). Terdapat juga dengan melalui dua arah yaitu dari sisi
perbedaan antara pasar tradisional perdagangan dalam negeri dan luar
zaman dahulu dan sekarang mulai dari negeri. Pengembangan kapasitas
segi jenis dagangan, peran pasar, perdagangan dalam negeri tahun 2015-

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 265
2019 memiliki lima target, antara lain dengan tujuan mengendalikan
turunnya rata-rata biaya logistik ketersediaan dan kestabilan harga
terhadapa PDB sebesar 5% setiap barang kebutuhan pokok (Pangan) dan
tahunnya, menurunnya waktu dwelling barang penting di Indonesia.
time hingga 3-4 hari di tahun 2019, PBD Dalam Permendag nomor 37/M-
riil subkategori perdagangan besar dan Dag/Per/5/2017, yang dimaksud sarana
eceran meningkat, koefisien variasi perdagangan antara lain pasar rakyat,
harga kebutuhan pokok antarwaktu gudang yang tidak bersistem resi
berada di bawah 9% dan dibawah gudang, dan pusat distribusi yang
14,2% untuk antarwilayah, serta bertujuan untuk mendukung kelancaran
revitalisasi/pembangunan 5000 pasar arus distribusi barang. Selain itu, yang
rakyat selama lima tahun. dimaksud pembangunan/revitalisasi
Dapat dilihat bahwa program dari sarana perdagangan yaitu
revitalisasi/pembangunan pasar rakyat berusaha meningkatkan atau
masuk ke dalam target kebijakan memberdayakan sarana dan prasarana
pengembangan kapasitas perdagangan fisik, manajemen, sosial budaya, dan
dalam negeri di RPJMN Tahun 2015- ekonomi dari sarana perdagangan.
2019. Pasar rakyat sebagai salah satu Untuk pembiayaan atau anggaran
sarana perdagangan perlu ditingkatkan program revitalisasi/ pembangunan
ketersediaan, kelayakan, dan baru pasar rakyat dapat bersumber dari
kualitasnya (nyaman, bersih dan sehat) Anggaran Pendapatan dan Belanjan
untuk memperlancar arus distribusi Negara (APBN) melalui Dana Tugas
barang kebutuhan pokok, terutama Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus.
untuk daerah-daerah yang masih sedikit Dana Tugas Pembantuan (TP)
memiliki sarana perdagangan. merupakan dana yang berasal dari
Mengembangkan infrastruktur dan APBN yang dilaksanakan oleh daerah
sarana perdagangan dapat diartikan dan desa yang mencakup semua
sebagai melakukan revitalisasi dari penerimaan dan pengeluaran dalam
pasar rakyat seperti yang tertuang rangka pelaksanaan tugas
dalam RPJMN 2015-2019. Oleh karena pembantuan. Dana Alokasi Khusus
itu pemerintah pusat dan daerah (DAK) merupakan dana yang berasal
memiliki tugas untuk mengembangkan dari APBN yang dialokasikan kepada
infrastruktur dan sarana perdagangan daerah tertentu dengan tujuan untuk

266 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


membantu mendanai kegiatan khusus konflik sosial, pasar di daerah tertinggal
yang menjadi urusan daerah sesuai atau daerah yang kurang memiliki
dengan prioritas nasional. sarana perdagangan, terakhir daerah
Revitalisasi pasar rakyat dilakukan yang memiliki potensi perdagangan
melalui 4 (empat) prinsip yaitu besar. Tujuan dari revitalisasi pasar
revitalisasi fisik, manajemen, ekonomi, meningkatkan pendapatan tidak hanya
dan sosial. Dengan kata lain, melakukan pedagang tetapi juga pelaku-pelaku
perbaikan dan peningkatan kualitas, ekonomi di sekitarnya. Selain itu juga
kondisi fisik pasar serta sistem mempermudah transaksi jual beli.
manajemen pengelolaan pasar yang METODE
jelas. Revitalisasi pasar dapat Penelitian ini menggunakan data
menciptakan lingkungan yang menarik panel dari data Pusat Informasi Harga
sehingga memberikan dampak positif Pangan Strategis (PIHPS) Nasional
bagi kehidupan sosial masyarakat. Bank Indonesia (BI) Tahun 2016-2019,
Pada akhirnya dapat mengakomodasi Badan Pusat Statistik (BPS),
kegiatan ekonomi informal dan formal Kementerian Perdagangan, dan juga
(local economic development) dan juga Kementerian Pertanian. PIHPS
sebagai instrumen peningkatan melakukan survei terhadap 10
stabilitas harga kebutuhan bahan komoditas pangan (Beras, Bawang
pangan pokok. Merah, Bawang Putih, Cabai Merah,
Revitalisasi pasar rakyat dilakukan Cabai Rawit, Daging Sapi, Daging Ayam
untuk meningkatkan daya saing dan Ras, Telur Ayam Ras, Gula Pasir, dan
omset para pedagang sehingga Minyak Goreng).
tingkat kesejahteraan bertambah, Data PIHPS terpilih sebagai
memperlancar arus distribusi dan sampel karena memuat data harga rata-
logistik bahan kebutuhan, serta rata per bulan dari 10 komoditas di 95
menguatkan pasar dalam negeri di era kabupaten/kota yang berasal dari
perdagangan global saat ini. Terdapat seluruh pasar yang disurvei BI. Data
beberapa kriteria pemilihan lokasi harga yang disurvei adalah harga
prioritas revitalisasi atau pembangunan eceran hasil transaksi yang terjadi
pasar rakyat yaitu pasar yang telah antara penjual (pedagang eceran) dan
berusia lebih dari 25 tahun, mengalami pembeli (konsumen) dalam satuan
kebakaran, pasca bencana alam dan standar harga yang telah ditetapkan BI.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 267
Data BPS digunakan untuk melihat pasar yang direvitalisasi di
data kepadatan penduduk dari 95 kabupaten/kota. Data ini akan menjadi
kabupaten/kota dan juga data pembentuk dari variabel rasio pasar.
Pendapatan Domestik Regional Bruto Selanjutnya data Kementerian
(PDRB) per kapita dari setiap Pertanian digunakan untuk melihat
kabupaten/kota. Data kepadatan daerah penghasil komoditas hortikultur
penduduk digunakan sebagai pembagi dan beras. Data tersebut yang menjadi
dari dana anggaran pasar yang dasar dari penentuan dummy
diperoleh dari kabupaten/kota. Selain hortikultur.
data kepadatan penduduk dan PDRB Penelitian ini menggunakan
per kapita, penelitian juga variabel koefisien variasi dan laju
menggunakan data Potensi Desa perubahan harga. Koefisien variasi
(PODES) tahun 2014 dan 2018 dari (simpangan terhadap rata-rata) dari
BPS. Data PODES digunakan untuk masing-masing komoditas dihitung
melihat jumlah pasar permanen dan berdasarkan data harga secara runtun
semi permanen di setiap waktu menggambarkan fluktuasi
kabupaten/kota. Jumlah pasar digunakan untuk mengetahui stabilitas
permanen dan semi permanen akan harga suatu komoditas. Semakin kecil
menjadi pembagi dalam variabel rasio nilai koefisien variasi (CV) dapat
pasar. diinterpretasikan bahwa harga relatif
Untuk data Kementerian stabil atau memiliki fluktuasi yang
Perdagangan memuat data anggaran rendah, begitu pula sebaliknya.
pasar untuk program revitalisasi dan Koefisien variasi diperoleh dari standar
atau pembangunan baru pasar rakyat deviasi suatu variabel dibagi dengan
tersebut. Data yang diperoleh dari tahun rata-ratanya, dapat dirumuskan sebagai
2015-2018 di seluruh kabupaten kota. berikut:
Data anggaran ini, nantinya akan di ∑𝑛
√ 𝑖=1
(𝑃−𝑃) ̅̅̅̅
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑛
𝐶𝑉 = =
mundurkan satu tahun dengan asumsi 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃̅

bahwa revitalisasi /pembangunan baru Perubahan harga (Growth)


membutuhkan waktu kurang lebih satu dihitung untuk melihat laju perubahan
tahun dari tahun pertama program ini harga yang terjadi pada masing-masing
dijalankan. Selain data anggaran, komoditas yang menjadi objek
penelitian ini juga menggunakan jumlah penelitian. Laju perubahan harga yang

268 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


terjadi setiap bulannya di rata-ratakan merepresentasikan ketidaktahuan
menjadi satu tahun untuk melihat laju tentang model yang sebenarnya yang
perubahan harga per tahun. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan model
berkaitan dengan pemberian anggaran fixed effect (Gujarati & Porter, 2009).
program revitalisasi pasar yang Selain itu, model random effect
dilakukan per tahun. Perhitungan laju mengasumsikan bahwa efek individu
perubahan harga diperoleh dari tidak berkorelasi dengan regresor
pengurangan harga pada bulan berjalan manapun maka estimasi varians error
dikurangin dengan bulan sebelumnya dispesifikan untuk kelompok atau
dibagi dengan harga pada bulan waktu. Oleh karena itu, εit adalah
sebelumnya, dapat dirumuskan sebagai komponen komposit error. Inilah
berikut: mengapa model random effect
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 (𝑡−1) disebut sebagai Error Component
𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝑥 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 (𝑡−1) Model. Baik intercept maupun slope
Penelitian menggunakan data sama antar individu. Perbedaan
panel dengan model random effect. diantara individu atau periode waktu
Penggunaan model random effect terletak dalan error spesifik individu
dikarenakan adanya penggunaan bukan pada intersepnya (Susanti,
variabel kontrol dummy untuk 2013).

CVKomoditiit = β0 + β1 AnggaranDensit + β2 RasioPasarit + β3 PDRBKapit + β4 dRevitalisasiit + β5 dKotait +


β6 dHortiit +β7 dPulauit + εit .........................................................................(1)
dan
HKomoditiit = β0 + β1 AnggaranDensit + β2 RasioPasarit + β3 PDRBKapit + β4 dRevitalisasiit + β5 dKotait +
β6 dHortiit +β7 dPulauit + εit .........................................................................(2)

Dimana CVKomoditiit adalah Koefisien masing-masing kabupaten/kota; Rasio


Variasi Harga dari masing-masing Pasar adalah variabel rasio pasar dari
komoditas; HKomoditiit adalah laju total pasar yang direvitalisasi dibagi
perubahan harga dari masing-masing dengan total pasar yang ada di tiap
komoditas; AnggaranDensity adalah Kabupaten/Kota; PDRBCap adalah
Variabel anggaran pasar revitalisasi variabel nilai PDRB per kapita dari
dibagi dengan kepadatan penduduk di setiap kabupaten/kota; dRevitalisasi

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 269
adalah variabel dummy untuk adanya satu tahun menjadi tahun 2016-2019
pelaksanaan revitalisasi pada tahun t (1 dengan asumsi tidak ada informasi
= ada); dKota adalah variabel dummy mengenai kapan pasar tersebut selesai
untuk kabupaten/kota, (1 = Kota); dilakukan revitalisasi/pembangunan
dHortikultur adalah variabel dummy baru sehingga dapat digunakan
untuk kabupaten/kota penghasil kembali.
tanaman hortikultur (1 = penghasil Selain variabel penjelas utama,
hortikultur); dPulau adalah variabel penelitian juga menggunakan beberapa
dummy untuk kabupaten/kota yang variabel kontrol berupa karakteristik dari
berada di pulau jawa (1 = berada di kabupaten/kota, pasar, dan juga hal
pulau jawa); ɛ adalaherror term; i adalah yang memengaruhi perubahan harga.
data kabupaten/kota (1,2,….,95); dan t Variabel kontrol yang digunakan antara
adalah unit waktu 2016-2019. lain, rasio pasar, Pendapatan Domestik
Penelitian menggunakan satu Regional Bruto (PDRB) per kapita di tiap
variabel penjelas utama yaitu anggaran kabupaten/kota, jenis kabupaten/kota,
revitalisasi. Data anggaran revitalisasi penghasil komoditas, dan lokasi pasar.
direpresentasikan dengan nilai Variabel kontrol pertama yaitu
anggaran yang diperoleh untuk rasio pasar. Rasio ini berasal dari
melakukan revitalisasi/pembangunan jumlah pasar yang di revitalisasi dengan
baru per kabupaten/kota. Dalam hal ini jumlah pasar (total dari pasar permanen
data anggaran yang diperoleh akan di dan semi permanen) yang ada di 95
bagi dengan data kepadatan penduduk kabupaten/kota. Rasio ini digunakan
di setiap kabupaten/kota yang di untuk melihat perbandingan jumlah
observasi. Hal ini dikarenakan pasar yang direvitalisasi dengan total
dalam Permendag Nomor jumlah pasar yang ada di
56/M-DAG/PER/9/2014 disebutkan kabupaten/kota itu. Pasar permanen
bahwa jumlah pembangunan pasar dan semi permanen digabungkan
tradisional di suatu daerah perlu melihat karena pada pasar yang di revitalisasi
kepadatan penduduk. Oleh karena tidak dijelaskan apakah pasar
adanya perbedaan tahun antara data yang di revitalisasi merupakan pasar
harga dari PIHPS dengan data pasar semi permanen atau permanen.
dari Kementerian Perdagangan, maka Walaupun dalam Permendag
data anggaran revitalisasi dimundurkan Nomor 37/M-DAG/PER/5/2017 tentang

270 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


Pedoman Pembangunan dan Variabel kontrol selanjutnya
Pengelolaan Sarana Perdagangan adalah dummy jenis kota yang
disebutkan bahwa pasar semi dikelompokkan menjadi kabupaten dan
permanen yang menjadi embrio dalam kota. Jenis kota menggambarkan
program revitalisasi. Namun perbedaan yang dimiliki dari kabupaten
berdasarkan hasil wawancara dengan dan kota terutama perbedaan dalam hal
Kepala Subdirektorat Pengembangan perekonomian, kependudukan dan
Sarana Distribusi, Direktorat Sarana sosial budaya yang dilihat berdasarkan
Distribusi Logistik, Direktorat Jendral Peraturan Pemerintah (PP) No. 38/2007
Perdagangan Dalam Negeri, tentang pembagian urusan
Kementerian Perdagangan dalam Pemerintahan.
pelaksanaannya terdapat pula pasar Variabel kontrol selanjutnya
yang sudah berupa pasar permanen adalah dummy penghasil komoditas
yang direvitalisasi. yang dikelompokkan menjadi daerah
Variabel kontrol kedua yaitu penghasil beras-hortikultura dan bukan
Pendapatan Domestik Regional Bruto keduanya. Tanaman hortikultur yang
(PDRB) per kapita. Semakin besar nilai dimaksud adalah tanaman sayuran
PDRB per kapita di suatu semusim yang berumur kurang dari satu
kabupaten/kota maka tingkat tahun dan tidak dibedakan lahan dan
kesejahteraan masyarakat di daerah tanamnya. Asumsi penggunaan
kabupaten/kota tersebut semakin tinggi. dummy penghasil hortikultur yaitu di
Variabel kontrol ketiga adalah dummy Indonesia harga untuk komoditas
revitalisasi. Pelaksanaan revitalisasi hortikultur dan beras lebih berfluktuasi
tidak dilaksanakan secara serentak di dibandingkan dengan komoditas
95 kabupaten/kota sampel penelitian. lainnya. Oleh karena itu, untuk daerah
Pelaksanaan revitalisasi/pembangunan penghasil beras dan hortikultur
baru pasar rakyat tersebut dilihat dari seharusnya tidak mengalami fluktuasi
kesiapan pemerintah daerah dalam harga yang lebih tinggi jika
memenuhi data-data yang diminta oleh dibandingkan dengan daerah lainnya
pemerintah pusat untuk pelaksanaan apabila sedang mengalami anomaly
revitalisasi/pembangunan baru pasar produksi (Irawan, 2016).
rakyat tersebut.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 271
Variabel kontrol yang terakhir Homogenitas dan melimpahnya
adalah dummy lokasi pasar yang komoditas pertanian yang akan dijual
menggambarkan apakah kabupaten/ membuat petani tidak mempunyai
kota sebagai lokasi pasar bargaining position untuk memengaruhi
dibangun/direvitalisasi berada di pulau harga dan menerima hanya sebagai
jawa atau tidak. Hal ini untuk melihat price taker. Sebaliknya untuk tingkat
jalur distribusi dari komoditas yang ada. pedagang pengumpul atau tengkulak
Semakin Panjang jalur distribusi yang jumlahnya relatif sedikit cenderung
komoditas, terutama komoditas impor, membentuk pasar oligopoli sehingga
maka akan memengaruhi fluktuasi mempunyai kekuatan untuk
harga komoditas di pasar (Kornher & memengaruhi harga. Seringkali para
Kalkuhl, 2013). Selain itu juga, apabila pedagang pengumpul/tengkulak
terjadi kondisi gagal panen dari tersebut membentuk sebuah kartel yang
komoditas yang sebagian besar dapat membuat kesepakatan dan
diproduksi dipulau jawa akan membentuk harga pasar (Pindyck &
memengaruhi stok dan fluktuasi harga Rubinfeld, 2013). Oleh karena itu,
di pasar. penelitian ini memilih revitalisasi pasar
HASIL DAN PEMBAHASAN dihubungkan dengan fluktuasi harga
Analisis Deskriptif yang diintepretasikan dari koefisien
Pasar dapat dikatakan menjadi variasi dan laju perubahan harga.
tempat yang dapat memengaruhi Program revitalisasi atau
fluktuasi harga komoditas karena pembangunan baru pasar di mulai pada
apabila di suatu daerah hanya memiliki tahun 2015, dengan asumsi proses
jumlah pasar yang sedikit kemungkinan revitalisasi/pembangunan baru selesai
jumlah pedagangnya juga sedikit. Oleh dan dapat digunakan kembali tahun
karena sedikitnya jumlah pedagang, berikutnya. Salah satu tujuan program
maka akan dapat memengaruhi harga ini adalah untuk mewujudkan stabilisasi
jual ke konsumen. Pasar yang jumlah harga komoditas pangan, dapat dilihat
pedagangnya sedikit berbeda dengan dari koefisien variasi harga komoditas.
pasar di daerah lain yang jumlah pasar Nilai koefisien variasi ini diperoleh dari
dan pedagannya lebih banyak (Crucini total standar deviasi dibagi dengan total
et al., 2010; Irawan, 2016; Sharp & rata-rata harga per bulan setiap
Uebele, 2013). tahunnya dari tahun 2016-2019.

272 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


Gambar 1. Koefisien Variasi Harga Komoditas Harga Pangan, 2016-2019
Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2019), diolah

Pada Gambar 1 terlihat nilai signifikan pada awal tahun 2017 yang
koefisien variasi 10 komoditas pangan disebabkan adanya kelangkaan
dari 95 kabupaten/kota. Terlihat bahwa pasokan di awal tahun.
nilai koefisien variasi dari cabai rawit Selain menggunakan koefisien
dan bawang putih yang mengalami variasi harga, stabilisasi harga dapat
gejolak harga yang cukup signifikan bila dilihat menggunakan laju perubahan
dibandingkan ketujuh komoditi yang harga. Nilai laju perubahan harga
lainnya. Apabila melihat perubahan diperoleh dari pengurangan harga pada
harga dari tahun 2016 ke tahun 2017, bulan berjalan dengan harga pada bulan
koefisien variasi harga untuk tiga sebelumnya dibagi dengan harga pada
komoditas pangan yang mengalami bulan sebelumnya. Hasil dari
kenaikan yaitu bawang merah, bawang perhitungan tersebut dirata-ratakan
putih dan cabai rawit. Namun hanya menjadi tahunan dan dipersentasekan.
cabai rawit mengalami lonjakan harga Gambar 2. merupakan rata-rata laju
yang cukup signifikan, dikarenakan perubahan per tahun dari 95
adanya kenaikan harga yang cukup kabupaten/kota.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 273
Gambar 2. Laju Perubahan Harga Komoditas Pangan
Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2019), diolah

Pada Gambar 2. dapat dilihat rata- berfluktuatif. Hal ini menjadikan kedua
rata laju perubahan harga 10 komoditas komoditas tersebut memberikan andil
pangan dari 95 kabupaten/kota setiap terhadap inflasi yang terjadi pada tahun
tahunnya. Dapat dilihat bahwa pada 2019 (Media Indonesia, 2019).
tahun 2016 dan tahun 2019 dari 10 Hasil Estimasi
komoditas yang diteliti, hanya terdapat Berdasarkan hasil estimasi pada
tiga komoditas yang mengalami tren Tabel 1., variabel anggaran per
kenaikan harga antara lain bawang kepadatan (density) menunjukkan
putih, cabai merah, cabai rawit. Pada korelasi negatif dengan koefisien variasi
tahun 2019, rata-rata laju perubahan pada tingkat signifikansi pada α < 1%,
harga untuk komoditi bawang putih kecuali untuk komoditas bawang merah
sebesar 8,43%, untuk komoditi cabai dan cabai merah tingkat signifikansi α <
merah 13%, dan 13,85% untuk komoditi 5%. Setiap kenaikan anggaran per
cabai rawit. kepadatan mulai dari Rp 301,- hingga
Dengan melihat laju perubahan Rp 531,- akan menurunkan nilai
harga pada komoditas cabai rawit dan koefisien variasi harga dari masing-
cabai merah, selama tahun 2019 kedua masing komoditas pangan. Komoditas
komoditas tersebut sering mengalami daging ayam ras, daging sapi, telur,
gagal panen di daerah penghasilnya. bawang merah, bawang putih, cabai
Akibat kegagalan panen tersebut maka merah, cabai rawit dan gula pasir juga
harga jual di pasar menjadi sangat menunjukkan tingkat signifikansi α < 1%

274 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


dan α < 5% pada variabel anggaran per penelitian mengenai stabilisasi harga
kepadatan (density). komoditi berkorelasi revitalisasi pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa Pada rasio pasar, jumlah pasar yang
pemberian anggaran untuk revitalisasi/ direvitalisasi masih lebih sedikit jika
pembangunan baru pasar rakyat yang dibandingkan dengan jumlah pasar
sesuai tingkat kepadatan penduduk yang ada. Oleh karena itu, jumlah pasar
akan dapat menurunkan fluktuasi harga yang direvitalisasi tidak terlalu terlihat
yang dilihat dari koefisien variasi harga pengaruhnya.
tersebut. hal ini dikarenakan jumlah Pelaksanaan revitalisasi pasar
pembangunan pasar tradisional di suatu baru dapat dirasakan adanya
daerah perlu melihat kepadatan perbedaan terhadap stabilisasi harga
penduduk. Apabila pasar yang pada tahun 2018 dan 2019 atau tiga
direvitalisasi menjadi lebih besar sesuai tahun setelah program revitalisasi
dengan jumlah kepadatan penduduk berjalan. Pelaksanaan revitalisasi
tersebut kemungkinan besar akan berkorelasi dengan stabilisasi harga
semakin banyak masyarakat yang pada komoditas-komoditas tersebut.
berbelanja di pasar yang telah Laju perubahan harga yang terjadi
direvitalisasi tersebut. di masing-masing komoditas menunjuk-
Untuk variabel dummy jenis kota, kan tingkat inflasi di tingkat komoditas
menunjukkan bahwa ada bedanya tersebut. Berdasar Tabel 2. mengenai
stabilisasi harga di pasar yang terletak korelasi laju perubahan harga dan
di kabupaten dengan yang di kota. revitalisasi pasar hanya variabel
Untuk variabel dummy hortikultur pun anggaran per kepadatan (density) yang
menunjukkan bahwa hanya komoditi menunjukkan tingkat signifikansi pada α
cabe rawit yang menunjukkan ada < 1% dan α < 5%. Hasil estimasi
bedanya stabiliasi harga bila daerah menunjukkan korelasi dari perubahan
sekitar pasar tersebut penghasil harga dengan revitalisasi pasar
holtikultur dan bila terjadi anomali dibedakan menjadi korelasi positif dan
produksi. negatif.
Untuk rasio pasar, PDRB per Untuk komoditas beras, bawang
kapita, pelaksanaan revitalisasi, dan putih, dan cabai merah menunjukkan
lokasi pasar di luar pulau jawa tidak korelasi positif antara laju perubahan
menunjukkan adanya perbedaan untuk harga dengan revitalisasi pasar.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 275
Pelaksanaan revitalisasi pasar dapat dan PDRB per kapita yang tidak
meningkatkan laju perubahan harga dari menunjukkan adanya perbedaan untuk
ketiga komoditas tersebut. Untuk daging penelitian mengenai stabilisasi harga
ayam, daging sapi, telur dan cabai rawit komoditi berkorelasi revitalisasi pasar.
menunjukkan korelasi negatif antara laju Pada estimasi laju perubahan harga
perubahan harga dengan revitalisasi berkorelasi dengan revitalisasi pasar ini,
pasar. Pelaksanaan revitalisasi pasar juga baru dapat dirasakan adanya
dapat mengurangi laju perubahan harga perbedaan dari pelaksanaan revitalisasi
dari keempat komoditas tersebut. pasar terhadap stabilisasi harga pada
Sedangkan untuk tiga komoditi lainnya tahun 2018 dan 2019 atau tiga tahun
tidak menunjukkan korelasi dari laju setelah program revitalisasi berjalan.
perubahan harga yang terjadi dari Tabel 1 dan Tabel 2, keduanya
pelaksanaan revitalisasi pasar ini. menunjukkan variabel anggaran per
Pada tahun pelaksanaan kepadatan (density) yang berdampak
revitalisasi dan lokasi pasar yang signifikan. Oleh karena itu, pemberian
berada di kota/kabupaten menunjukkan anggaran dari pemerintah untuk
adanya perbedaan pada komoditi gula pelaksanaan revitalisasi pasar memiliki
pasir saja. Untuk pasar yang terletak di andil yang cukup penting bagi pasar
daerah penghasil hortikultur yang tersebut dimana pada akhirnya juga
menunjukan adanya perbedaan pada akan berkorelasi dengan stabilitas
komoditi bawang merah dan cabe rawit. harga komoditi bahan kebutuhan
Begitu juga dengan pasar yang terletak pangan pokok.
diluar pulau jawa, menunjukkan adanya Namun, apabila melihat kembali
perbedaan bagi komoditi telur dan cabai kepada penelitian terdahulu, yang
rawit. Perbedaan tersebut dilihat dari memberikan hasil bahwa konsumen
pelaksanaan revitalisasi jika dikorelasi- tidak terlalu khawatir dengan tingkat
kan dengan laju perubahan harga. harga yang ditawarkan di pasar setelah
Sama halnya dengan hasil direvitalisasi dapat dikatakan sejalan
estimasi koefisien variasi, pada estimasi dengan penelitian. Hal ini dikarenakan
laju perubahan harga ini pun terdapat jika harga komoditi kebutuhan pokok
beberapa variabel yang tidak menunjuk- yang mengalami fluktuasi harga seperti
kan perbedaan pelaksanaan revitalisasi pada hasil estimasi, konsumen atau
pasar. Pada Tabel 2 hanya rasio pasar masyarakat akan tetap membelinya.

276 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


Tabel 1. Hasil Estimasi Koefisien Variasi Harga dan Revitalisasi Pasar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VARIABLES Cvberas Cvdagayam cvdagsapi cvtelur cvbamer cvbaput cvcabmer cvcabrawit cvmigor cvgulapas

anggarandensity -0.00400*** -0.00436*** -0.00380*** -0.00531*** -0.00301** -0.00365*** -0.00315** -0.00409*** -0.00420*** -0.00433***
(0.00147) (0.00142) (0.00147) (0.00143) (0.00144) (0.00134) (0.00129) (0.00137) (0.00147) (0.00146)
rasiopasar 0.0101 0.00982 0.0125 0.0109 0.00750 0.00680 0.00422 -0.00830 0.00830 0.00981
(0.0140) (0.0136) (0.0139) (0.0137) (0.0132) (0.0145) (0.0146) (0.0111) (0.0133) (0.0128)
pdrbkap -0.00866 -0.0133 -0.00935 -0.00878 -0.00662 -0.00943 -0.00964 0.00509 -0.00905 -0.00852
(0.0117) (0.0117) (0.0115) (0.0107) (0.00997) (0.00932) (0.00833) (0.00804) (0.0120) (0.0111)
drevitalisasi 2.497 3.557 2.710 3.066 3.280 3.186 0.579 0.977 2.732 2.346
(4.588) (4.412) (4.577) (4.476) (4.336) (4.424) (4.586) (4.718) (4.536) (4.513)
dkota -9.453*** -8.728** -9.124** -8.309** -6.576* -5.740* -5.196* -4.131 -9.302*** -8.726**
(3.507) (3.505) (3.571) (3.369) (3.477) (3.319) (2.924) (3.402) (3.488) (3.458)
dhortikultur -1.075 -3.780 -1.789 -1.384 0.839 -1.865 1.013 8.838*** -1.787 -1.706
(2.661) (2.646) (2.680) (2.587) (2.653) (2.616) (2.414) (2.834) (2.640) (2.616)
dpulau 0.782 -0.208 0.488 0.147 2.804 -0.502 -1.391 1.994 0.105 0.214
(3.111) (3.343) (3.168) (2.969) (3.362) (3.165) (3.411) (3.621) (3.054) (3.003)
2017.tahun -4.469 -3.992 -5.035 -3.491 2.916 16.69*** -0.403 21.64*** -5.291 -5.845
(6.048) (5.911) (6.044) (5.960) (5.789) (5.645) (5.728) (5.565) (6.056) (6.015)
2018.tahun -12.98*** -10.09** -14.26*** -12.57*** -3.221 -3.670 -10.45** -11.87*** -14.13*** -15.11***
(4.413) (4.258) (4.364) (4.290) (4.170) (4.336) (4.085) (4.046) (4.405) (4.351)
2019.tahun -11.28** -10.32** -11.65** -12.05** -4.210 12.26*** 10.66** 6.983 -12.36*** -11.60**
(4.770) (4.587) (4.758) (4.723) (4.652) (4.552) (4.650) (4.941) (4.787) (4.734)

Observations 380 380 380 380 380 380 380 380 380 380
Number of provkab 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
Keterangan : * p < 0,10; ** p < 0,05; *** p < 0,010
() robust standard error

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 277
Tabel 2. Hasil Estimasi Laju Perubahan Harga dan Revitalisasi Pasar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VARIABLES beras Dagayam dagsapi telur bamer baput cabmer cabrawit migor gulapas

anggarandensity 5.96e-05*** -0.000531*** -7.97e-05*** -0.000235*** 5.15e-05 0.000347** 0.000337** -0.000554*** 5.11e-06 1.33e-06
(1.57e-05) (4.81e-05) (1.66e-05) (5.76e-05) (6.64e-05) (0.000142) (0.000145) (0.000150) (1.84e-05) (2.27e-05)
rasiopasar -0.00473 0.0122 0.00471 0.00525 -0.0314 -0.0207 0.0229 0.0814 0.0169 -0.0222
(0.00763) (0.0287) (0.00629) (0.0193) (0.0431) (0.0319) (0.120) (0.0870) (0.0120) (0.0186)
pdrbkap 0.000284 4.48e-05 0.000225 0.000183 -1.99e-05 -4.53e-05 0.000341 -0.000813 0.000451 0.000177
(0.000229) (0.000514) (0.000282) (0.000367) (0.000569) (0.00120) (0.00166) (0.00273) (0.000428) (0.000344)
drevitalisasi 0.0131 -0.187 -0.0757 -0.0273 0.771 -0.376 -1.263 -0.724 -0.216 0.382**
(0.0778) (0.294) (0.0928) (0.245) (0.523) (0.340) (1.174) (1.127) (0.155) (0.173)
dkota 0.0543 -0.161 0.0336 -0.146 -0.169 0.501 0.298 -0.0728 0.00931 -0.250***
(0.0423) (0.134) (0.0506) (0.208) (0.199) (0.323) (0.481) (0.522) (0.0528) (0.0748)
dhortikultur -0.00412 -0.155 -0.00740 0.144 0.329* -0.0474 0.797 1.486*** -0.00886 0.0657
(0.0534) (0.158) (0.0699) (0.158) (0.200) (0.270) (0.494) (0.518) (0.0477) (0.0732)
dpulau -0.00323 0.0124 -0.00439 -0.248* -0.219 -0.341 0.641 2.273*** -0.0537 0.114
(0.0520) (0.161) (0.0690) (0.136) (0.230) (0.224) (0.450) (0.555) (0.0476) (0.0771)
2017.tahun 0.222*** 0.807*** 0.00576 0.447* -2.480*** -3.730*** -6.816*** -7.912*** -0.221*** 0.722***
(0.0785) (0.234) (0.0755) (0.248) (0.298) (0.520) (0.741) (0.860) (0.0634) (0.116)
2018.tahun 0.0790 1.424*** 0.0986 0.155 2.337*** -1.019*** -6.216*** -4.331*** -0.763*** 0.572***

278 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


(0.0685) (0.224) (0.0768) (0.239) (0.228) (0.194) (0.844) (0.798) (0.0756) (0.111)
2019.tahun -0.291*** -0.114 0.159* -1.157*** 2.832*** 6.812*** 6.360*** 6.533*** -0.397*** 2.075***
(0.0839) (0.271) (0.0905) (0.255) (0.307) (0.347) (0.732) (0.891) (0.0722) (0.145)

Observations 380 380 380 380 380 380 380 380 380 380
Number of provkab 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
Keterangan : * p < 0,10; ** p < 0,05; *** p < 0,010
() robust standard error
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI daerah, maka pelaksanaan program
KEBIJAKAN revitalisasi/ pembangunan baru pasar
Hasil estimasi dengan rakyat agar tetap mengikuti peraturan
menggunakan variabel dependen mengenai pembangunan pasar yang
koefisien variasi harga. Program memperhatikan kepadatan penduduk
revitalisasi pasar di representasikan daerah Kabupaten/Kota tersebut karena
dengan variabel anggaran per hal ini dapat memengaruhi besar atau
kepadatan. Pada hasil estimasi pada kecilnya pasar yang akan dibangun.
kosefisien variasi, menunjukkan Selain itu, juga dapat memengaruhi
korelasi antara revitalisasi/ jumlah pedagang dan konsumen di
pembangunan pasar dengan koefisien pasar tersebut.
variasi. Hal ini dapat diartikan Pemerintah pusat tetap melakukan
pemberian anggaran dari pemerintah monitoring dan evaluasi terhadap
untuk pelaksanaan revitalisasi pasar daerah yang menerima program
memiliki andil yang cukup penting bagi revitalisasi/pembangunan baru pasar
pasar tersebut dimana pada akhirnya rakyat sehingga tidak akan timbul
juga akan berkorelasi dengan stabilitas tindakan yang merugikan yang
harga komoditi bahan kebutuhan pokok dilakukan oleh pihak pasar ataupun
karena dapat menurunkan fluktuasi pemerintah daerah. Pemerintah juga
harga yang terjadi. perlu memperhatikan faktor-faktor lain
Untuk laju perubahan harga, yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi
program revitalisasi dapat mengurangi harga komoditas seperti jumlah
laju perubahan harga pada empat permintaan dari konsumen dan juga
komoditi yaitu daging ayam, daging jumlah stok/supply dari komoditas.
sapi, telur, dan cabai rawit. Terdapat 3 UCAPAN TERIMA KASIH
komoditi yang memiliki kenaikan laju Penulis mengucapkan terima
perubahan harga karena adanya kasih yang sebesar-besarnya kepada
revitalisasi pasar yaitu beras, bawang pihak Magister Perencanaan Ekonomi
putih, dan cabai merah. dan Kebijakan Publik (MPEKP) Fakultas
Berdasarkan kesimpulan, untuk Ekonomi dan Bisnis Universitas
menjaga stabilitas harga komoditas dan Indonesia, pihak Kementerian
pelaksananaan revitalisasi/ Perdagangan, serta reviewer yang
pembangunan baru pasar rakyat di sudah membantu. Ucapan terima kasih

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 279
juga penulis sampaikan kepada Pasar Tradisional Di Kota
Semarang)," Jurnal Karya Teknik Sipil
Pusbindiklatren Bappenas yang telah S1 Undip, 2017.
mendanai penelitian ini. Jensen, H. H., & Manrique, J. (1998).
Demand for food commodities by
DAFTAR PUSTAKA
income groups in Indonesia. Applied
Arimbawa, I. G. N. A. A., & Marhaeni, A. A. Economics, 30(4), 491–501.
I. N. (2017). Analisis Efektivitas Kornher, L., & Kalkuhl, M. (2013). Food
Program Revitalisasi Pasar Price Volatility in Developing
Tradisional di Pasar Desa Adat Countries and its determinants. 53rd
Intaran Sanur. Jurnal Kependudukan annual conference Berlin, German (p.
dan Pengembangan Sumber Daya 30). Berlin, German: German
Manusia Universitas Udayana, 13 (1), Association of Agricultural
18-26. Economists (GEWISOLA).
Ceballos, F., Hernandez, M. A., Minot, N., & Media Indonesia. (1 Agustus 2019).
Robles, M. (2017). Grain Price and Mahalnya Harga cabai menjadi biang
Volatility Transmission from kerok inflasi. Diunduh tanggal 9
International to Domestic Markets in Desember 2019 dari
Developing Countries. Elsevier World https://mediaindonesia.com/read/det
Development Vol. 94, 305–320. ail/250723-mahalnya-harga-cabai-
Crucini, M. J., Shintani, M., & Tsuruga, T. jadi-biang-kerok-inflasi
(2010). The Law of One Price without Nugraheni, S. R. (2014). Volatilitas Harga
the border: The role of distance Pangan Utama Indonesia Dan Faktor
versus sticky prices. Economic Yang Memengaruhinya. Bogor: IPB.
Journal, 120(544), 462–480.
Nuraeni, D., Anindita, R., & Syafrial.
Direktorat Jendral Perdagangan Dalam (Desember 2015). Analysis of Price
Negeri, Kementerian Perdagangan. Variation and Shallot Market
(2017). Percepatan Revitalisasi Pasar Integration in West Java. Habitat, Vol.
Rakyat. Di Unduh tanggal 14 Oktober 26 No. 3, 163-172.
2019 dari
http://ditjenpdn.kemendag.go.id/detail Nurlaela, I., & Hariani, D. (2017). Analisis
/artikel/4/percepatan-revitalisasi- Efektvitas Program Revitalisasi Pasar
pasar-rakyat Tradisional Di Pasar Bulu Kota
Semarang. Journal of Public Policy
Gujarati, Damodar N.; Porter, D. C. (2009). and Management Review, 6(2), 515-
Basic Econometrics (Fifth Edit). New 531.
York: The McGraw-Hill/Irwin.
Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Hegerty, S. W. (2016). Commodity-price Indonesia Nomor 56/M-
volatility and macroeconomic Dag/Per/9/2014 tentang Perubahan
spillovers: Evidence from nine Peraturan Menteri Perdagangan
emerging markets. North American Nomor
Journal of Economics and Finance, 70/M- DAG/PER/12/2013 tentang
35, 23–37. Pedoman Penataan dan Pembinaan
Irawan, B. (2016). Fluktuasi Harga, Pasar Tradisional, Pusat
Transmisi Harga, dan Marjin Perbelanjaan dan Toko Modern
Pemasaran Sayuran dan Buah. Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Analisis Kebijakan Pertanian, 5(4), Indonesia Nomor 37/M-
358–373. Dag/Per/5/2017 tentang Pedoman
Ismiyati. (2017). "Standar Revitalisasi Pasa Pembangunan dan Pengelolaan
Tradisional Di Indonesia (Studi Kasus Sarana Perdagangan

280 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020


Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor Rizaldy, D. Z. (2017). Pengaruh Harga
57/M-Dag/Per/8/2017 tentang Komoditas Pangan Terhadap Inflasi
penetapan Harga Eceran Tertinggi Di Kota Malang Tahun 2011-2016.
Beras. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.
15 No. 2, 171-183.
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor
96 Tahun 2018 tentang penetapan Sharp, P. R., & Uebele, M. (2013). Rural
Harga Acuan Pembelian di Petani dan Infrastructure and Agricultural Market
Harga Acuan Penjualan di Konsumen Integration in the United States: A
Long Run Perspective. SSRN
Peraturan Presiden RI No. 71 Tahun 2015
Electronic Journal.
tentang Penetapan dan Penyimpanan
Barang Kebutuhan Pokok dan Sihombing, I. K., Dewi, I. S., & Al Madany,
Penting K. (2019). Analisis Dampak
Revitalisasi Pasar Tradisional
Peraturan Presiden No.38 tahun 2007
Terhadap Persepsi Konsumen Dan
tentang Pembagian Urusan
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli
Pemerintahan Antara Pemerintah,
Dan Kepuasan Konsumen Di Kota
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Medan. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis
Pemerintahan Daerah
Administrasi, 8(1), 12-25.
Kabupaten/Kota
Sihombing, I. K., Dewi, I. S., & Astika, A.
Pindyck, Robert S., Rubinfeld, D. L. (2013).
(2019, August). Analisis Kepuasan
Microeconomics 8th Edition (8th
Konsumen Pada Pasar Tradisional
Edition).
Sebagai Dampak Dari Revitalisasi
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Pasar Tradisional Di Kota Medan.
Nasional, (2019). Informasi Harga In Seminar Nasional Sains dan
Pangan. Diunduh tanggal 9 Agustus Teknologi Informasi (SENSASI) (Vol.
2019 dari 2, No. 1).
https://hargapangan.id/tabel-
Susanti, S. (2013). Pengaruh produk
harga/pasar-tradisional/daerah
domestik regional bruto,
Rancangan Awal Rencana Pembangunan pengangguran dan indeks
Jangka Menengah Nasional 2015- pembangunan manusia terhadap
2019, Buku I, Agenda Pembangunan kemiskinan di Jawa Barat dengan
Nasional. menggunakan analisis data
Ranjani, Ayu S, L., & Nurhikmah, M. (2018). panel. Jurnal Matematika Integratif,
Implementasi Kebijakan Revitalisasi ISSN, 1412-6184.
Pasar Tradisional (studi kasus di BSD
Serpong dan Pasar Manis
Purwokerto). Jurnal Ilmu Administrasi
Negara, Vol. 9 No. 1, 45-61.

Revitalisasi Pasar dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan, Dwi Ariestiyanti, Vid Adrison | 281
282 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.14 NO.2, DESEMBER 2020

Anda mungkin juga menyukai