Tentang
Dosen Pengampu:
Dibuat Oleh :
FAKULTAS SYARI’AH
1443 H / 2022
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan
bahan pokok di pasaran dan menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan lainnya.
A. Pendahuluan
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi
setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia,
sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma
(1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan.
Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti
dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan
yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan
ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan
terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas
ekonomi dan stabilitas Nasional.
Salah satu isu dalam kebijakan pemerintah adalah kebijakan stabilisasi harga
pangan serta meminimalkan dampaknya terhadap inflasi. Isu stabilitas harga tidak
hanya menjadi perhatian pemerintah saat ini, tetapi juga di era pemerintahan
sebelumnya, terutama sejak berawalnya krisis pada tahun 2008. Saat ini, sistem
perdagangan pangan dunia yang semakin terbuka atau pasar bebas menyebabkan
produk pangan di dalam negeri sulit terkendalikan sebagai akibat tranmisi dari situasi
dan kondisi harga internasional. Kondisi ini serta berbagai permasalahan di dalam
negeri seperti produksi dan distribusi menyebabkan harga pangan terutama bahan
kebutuhan pangan pokok seperti beras, kedelai, daging ayam, cabai dan bawang
merah menjadi berfluktuasi. Selain itu, secara tahunan momen hari besar keagamaan
nasional (HBKN) memunculkan adanya spekulasi harga yang menyebabkan harga
bahan kebutuhan pangan pokok setiap tahun cenderung naik. Secara teori, harga
produk pertanian khususnya produk pangan ditentukan oleh pasokan (lokal atau
impor), permintaan, situasi harga pangan di pasar internasional serta ekspektasi
masyarakat.1
Harga pangan menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan
perekonomian saat ini, sehingga kebijakan pangan di atur dalam UU No. 18 Tahun
2012, pengertian pangan menurut UU pangan merupakan sesuatu yang berasal dari
sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, perternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.2
1
KEMENTRIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, LAPORAN AKHIR
KAJIAN KEBIJAKAN HARGA PANGAN, (PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2015)
hal, 1
2
Sukirno, S, Mikro Ekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2008) hal 8
Permasalahan pangan terjadi karena kurangnya ketersediaan pangan yang
berhubungan dengan kapasitas produksi pada suatu daearah, sulit didistribusikan
dengan harga yang terjangkau sehingga pangan tidak akan merata diakses oleh
keluarga, aspek distribusi yaitu masalah infrastruktur transportasi yang kurang baik
terutama untuk menjangkau kedaerah-daerah pelosok, rendahnya daya beli
masyarakat untuk memenuhi konsumsi yang memenuhi syarat gizi seperti energi dan
protein, akses terhadap pangan yang ditentukan oleh pendapatan masyarakat,
peningkatan pendapatan petani akan meningkatkan daya beli pangan dan non pangan,
serta pendidikan khususnya bagi anak-anak perempuan karena anak perempuan
nantinya akan menjadi seorang ibu yang bisa lebih baik dalam mengatur gizi
keluarganya dan selanjutnya adalah adanya koordinasi kebijakan dan implementasi
sektoral dan vertikal
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi
tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.
Ketahahan pangan merupakan bagian dari ketahahan ekonomi nasional yang
berdampak besar pada seluruh warga negara yang ada dalam Indonesia. Dalam hal
ketahanan pangan, bukan hanya sebatas pada sesuatu yang dianggap mudah dan
memiliki pengaruh besar terhadap pertahahanan keamanan. Pertahanan pangan
merupakan salah satu hal yang mendukung dalam mempertahankan pertahahanan
keamanan, bukan hanya sebagai komoditi yang memiliki fungsi ekonomi, akan tetapi
ketahanan pangan merupakan komoditi yang memiliki fungsi sosial dan politik, baik
nasional maupun global. Untuk itulah, ketahahan pangan dapat mempunyai pengaruh
yang penting pula agar pertahanan keamanan dapat diciptakan.
B. Pembahasan
a. Pengertian bahan pangan pokok
Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Banyak
ragam bahan pangan pokok yang dapat dikonsumsi manusia. Hampir setiap
daerah memiliki pangan pokok sendiri-sendiri. Penentuan jenis pangan yang
dikonsumsi sangat tergantung pada beberapa faktor, di antaranya jenis
tanaman penghasil bahan pangan pokok yang biasa ditanam di daerah tersebut
serta tradisi yang diwariskan oleh budaya setempat. Perilaku konsumsi
pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan makan (food habit) yang tumbuh
dan berkembang dalam lingkungan keluarga melalui proses sosialisasi.
Kebiasaan makan tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan ekologi (ciri
tanaman pangan, ternak dan ikan yang tersedia dan dapat dibudidayakan
setempat), lingkungan budaya dan sistem ekonomi.
Dalam Undang Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pangan
didefinisikan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyimpanan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.
Dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa peran negara dalam
penyediaan pangan merupakan hak bagi masyarakat.3
6
Solikhin, I. Wilayah Hisbah dalam Tinjauan Historis Pemerintahan Islam, (2005)
3(1), 1
7
Zakka Hifzhan Hanifan Fadhlulloh, PERAN PEMERINTAH DALAM MENJAGA STABILISASI HARGA MELALUI
OPERASI PASAR MURNI (OPM) PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM, (Bangunrejo Tr-I/1739 RT 47 RW 10 Kricak,
Tegalrejo, Kota, DIY:2017) hal, 31-32
Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah dan
kemampuannya semakin menurun.
Tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca
panen (10-15%).
Kegagalan produksi karena faktor iklim yang berdampak pada
musim kering dan banjir.
b. Faktor sosial-ekonomi:
Penyediaan sarana produksi yang belum sepenuhnya terjamin
oleh pemerintah.
Sulitnya mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam produksi
pangan karena besarnya jumlah petani (21 juta rumah tangga
tani) dengan lahan produksi yang semakin sempit dan
terfragmentasi (laju 0,5 persen/ tahun).
Tidak adanya jaminan dan pengaturan harga produk pangan
yang wajar dari pemerintah kecuali beras.
Tataniaga produk pangan yang belum pro petani termasuk
kebijakan tarif impor yang melindungi kepentingan petani.
Terbatasnya devisa untuk impor pangan.
Penyediaan pangan melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri
dihadapkan pada masalah pokok yaitu semakin terbatas dan menurunnya
kapasitas produksi. Desakan peningkatan penduduk beserta aktivitas
ekonominya menyebabkan: (1) terjadinya konversi lahan pertanian ke non
pertanian, (2) menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan
lingkungan, (3) semakin terbatas dan tidak pastinya penyediaan air untuk
produksi akibat kerusakan hutan, (4)rusaknya sekitar 30 persen prasarana
pengairan, dan (5) persaingan pemanfaatan sumber daya air dengan sektor
industri dan pemukiman.
Daftar pustaka
Farid,Miftah, dkk. 2014. Analisis Kebijakan Harga Pada Komoditas Pertanian. PUSAT KEBIJAKAN
PERDAGANGAN DALAM NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Khudori. 2008. Intervensi harga pangan. Investor daily . Internet iunduh 2020 juni 02. Tersedia
dari:https://investor.id/opinion/intervensi-harga-pangan.
Adang ,dkk, STRATEGI STABILISASI HARGA PANGAN POKOK PADA ERA PANDEMI COVID-19(Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jln.Tentara Pelajar No.3B, Bogor 16111)
Zakka Hifzhan Hanifan Fadhlulloh, PERAN PEMERINTAH DALAM MENJAGA STABILISASI HARGA MELALUI
OPERASI PASAR MURNI (OPM) PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM, (Bangunrejo Tr-I/1739 RT 47 RW 10 Kricak,
Tegalrejo, Kota, DIY:2017) hal, 31-32
8
Yunastiti Purwaningsih, KETAHANAN PANGAN: SITUASI, PERMASALAHAN,
KEBIJAKAN, DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 9, No. 1, Juni 2008, hal. 1 – 27
KEMENTRIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, LAPORAN AKHIR
KAJIAN KEBIJAKAN HARGA PANGAN, (PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2015)
hal, 1