A. LATAR BELAKANG
Hasil capaian program KKB periode 2012-2014 menunjukkan hasil yang jauh dari
harapan. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk sebanyak
237,6 juta jiwa atau 3,4 juta jiwa lebih besar dari proyeksi penduduk sebesar 234,2 juta
jiwa atau bertambah 32,5 juta dari jumlah penduduk tahun 2000. Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) pada tahun 2010 sebesar 1,49 persen atau naik dari 0,5% pertahun dari
kondisi tahun 2000.
1
Selain itu, angka kesertaan ber-KB (CPR) masih rendah. Hasil SDKI 2002/2003
menunjukkan CPR cara modern adalah 56,7 persen, tahun 2007 hanya meningkat 0,7
persen menjadi 57,4 persen dan tahun 2012 menjadi 57,9 persen atau hanya meningkat
0,5 persen selama lima tahun atau rata-rata hanya 0,1% per tahun. Dengan demikian,
kenaikan CPR yang sangat kecil tidak mampu mengungkit penurunan TFR secara
signifikan. Upaya peningkatan CPR cara modern yang ditargetkan sebesar 1,2 persen per
tahun tidak tercapai. Hal ini terutama dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
mekanisme operasional KB di lapangan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan,
kegiatan pembinaan kesertaan ber-Kb masih jauh dari optimal, rakor desa dan kecamatan
tidak berjalan dengan baik, pembinaan PKB/PLKB kepada Kader dan pembinaan
maupun penyuluhan Kader kepada keluarga belum berjalan dengan baik. Salah satu
penyebab utamanya adalah karena dukungan anggaran yang sangat terbatas dari
Pemerintah daerah maupun dukungan APBN yang masih terkendala oleh regulasi yang
tidak memungkinkan didistribusikan ke lini lapangan.
Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam RPJMN 2015-2019, maka perlu adanya peningkatan kegiatan operasional di lini
lapangan diantaranya meliputi:
1. Peningkatkan kesadaran PUS untuk mernjadi peserta KB khususnya bagi PUS
MUPAR;
2. Peningkatan demand masyarakat terhadap penggunaan metode Kontrasepsi Jangka
Panjang;
3. Pembinaan peserta KB untuk mencegah angka drop out;
4. Pelayanan KB bagi PUS untuk menurunkan unmet need;
5. Peningkatan kesadaran remaja PUS muda untuk menurunkan ASFR 15-19;
6. Peningkatan pelayanan, pendampingan dan pembinaan kelompok BKB, BKR, BKL
dan UPPKS.
Berdasarkan Pasal 75 ayat (1) PP Nomor 87 Tahun 2014, pendanaan yang berkaitan
dengan Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Penyelenggaraan Sistem Informasi Keluarga yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
3
Dalam kaitan itu, berdasarkan lampiran Undang-undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-undang
23/2014) dijelaskan bahwa pemerintah pusat berfungsi untuk pengelolaan Penyuluh KB
dan Petugas Lapangan KB, sementara Pemerintah Kabupaten/Kota berfungsi dalam
pendayagunaan Penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB. Dengan demikian, apakah
makna pengelolaan PKB/PLKB dalam undang-undang tersebut dapat diartikan bahwa
BKKBN berkewajiban atau setidak-tidaknya memiliki legalitas untuk memberikan
dukungan anggaran dalam hal ini APBN untuk kegiatan operasional PKB/PLKB di lini
lapangan?
Jika dimaknai BKKBN memiliki legalitas dalam penganggaran untuk operasional
PKB/PLKB, maka Balai Penyuluhan yang berada di kecamatan merupakan satuan
organisasi sebagai Pusat Pengendali Operasional Program KKB di lini lapangan yang
dapat dijadikan saluran dukungan APBN untuk kegiatan operasional di lapangan.
B. TUJUAN
Menyepakati legalitas dukungan untuk program dan anggaran kependudukan dan
keluarga berencana di lini lapangan.
D. PESERTA PERTEMUAN
Peserta pertemuan perencanaan program dan anggaran KKB di lini lapangan berjumlah
24 orang terdiri dari:
1. Direktorat II, DJA Kementerian Keuangan
2. Direktorat KP3A, Bappenas
3. BPK RI
4. Ditjen Perimbangan Keuangan Daerah, Kemendagri
5. Ditjen Otonomi Daerah, Kemendagri
6. Direktorat Kelembagaan, Kemen PAN dan RB
7. instansi-instansi yang terkait langsung dengan pengambilan kebijakan program
KKB.
8. Biro Keuangan, BKKBN
9. Biro Hukum, Organisasi dan Humas, BKKBN
10. Ditjalpem, BKKBN
11. Ditlinlap, BKKBN
12. Ditlaptik, BKKBN
13. Pulap, BKKBN
4
14. Biro Perencanaan, BKKBN (Es II, III dan IV)
F. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan pertemuan perencanaan program dan anggaran KKB di lini
lapangan bersumber dari DIPA Satker Sestama TA. 2014 (Biro Perencanaan).