Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan
pilihan dan ketersediaan sumber daya. Sebagai salah satu dokumen perencanaan
daerah, Rencana Kerja Unit Pelaksana Teknis (Renja PUSKESMAS) Puskesmas Bukit
sari Kabupaten Kepahiang hendaknya disusun dengan memperhatikan kaidah
tersebut melalui penyusunan prioritas dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk memberikan kepastian kebijakan dalam melaksanakan percepatan
pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Untuk menjamin keberlanjutan tersebut, rencana pembangunan kesehatan
Kabupaten Kepahiang dituangkan dalam wujud dokumen perencanaan yang
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 25 ayat 2, dimana dalam pasal
tersebut diatur tentang tata cara penyusunan RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renstra
PUSKESMAS, RENJA PUSKESMAS, Renja PUSKESMAS dan Pelaksanaan Musrenbang.
Diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah
secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.
Dalam UU itu juga disebutkan bahwa Renstra PUSKESMAS sebagai rencana 5
tahunan PUSKESMAS, harus dijadikan pedoman dalam penyusunan Renja
PUSKESMAS.
Sejalan dengan hal tersebut di atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah, Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
Pusat dan Provinsi serta Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006
disebutkan bahwa bidang kesehatan merupakan kewenangan/urusan wajib bagi
daerah sehingga kabupaten mempunyai kewenangan yang seluas-luasnya dalam
pengaturan dan penyelenggaraan upaya kesehatan. Dengan demikian Kabupaten
mempunyai peluang sekaligus tantangan untuk menyusun pembangunan kesehatan
yang spesifik daerah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Secara substansi, Renja PUSKESMAS memuat evaluasi Renja PUSKESMAS
tahun sebelumnya, analisis terhadap evaluasi dan rancangan prioritas
pembangunan kesehatan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun oleh berbagai pemangku
kepentingan lainnya sebagai wujud dari pola perencanaan partisipatif.
Penyusunan Renja PUSKESMAS Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang
tahun 2018 berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Daerah Sekitar Puskesmas Bukit
sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten
Kepahiang Tahun 2011 Nomor 06) serta dokumen Rencana Strategis Puskesmas
Bukit Sari Tahun 2016-2021, namun dengan tetap memperhatikan hasil kinerja
pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, permasalahan yang ada, dan
isu strategis yang akan dihadapi.
Renja Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2020 merupakan
rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan
visi Puskesmas Bukit Sari yang tertuang dalam Rencana Strategis Puskesmas Bukit
sari 2016-2021, dimana visi Puskesmas Bukit sari Kabupaten Kepahiang yaitu “”
Mewujudkan Kecamatan Sehat Dengan Kesehatan Dasar Paripurna Menuju
Masyarakat Sehat Mandiri”.
Renja PUSKESMAS ini juga memiliki peran strategis untuk menjembatani
antara perencanaan strategis di bidang kesehatan tingkat Kabupaten, Provinsi dan
Pusat. Oleh karenanya penyusunan Renja PUSKESMAS tahun 2020 ini juga mengacu
kepada Kebijakan-kebijakan di tingkat Provinsi dan juga nasional, yang meliputi
Rencana Kerja Pemerintah Pusat, Renstra Kementerian Kesehatan, SPM nasional
bidang kesehatan dan juga rencana strategis Puskesmas.
Renja PUSKESMAS Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2019 untuk
selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan Dokumen Rencana Kerja
Anggaran Puskesmas Bukit Sari Tahun 2020, termasuk di dalamnya dokumen
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA)
Puskesmas Bukit Sari tahun 2020.
Kesehatan keluarga adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik, jasmani
dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara individu
yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal yang sangat mendasar
mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ada di
tangan anak-anak sekarang dan anak tidak lepas dari peran seorang ibu sehingga
kita dianggap perlu untuk menjaga kesehatan mereka. Pada dasarnya program-
program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka
kematian ibu, bayi dan anak.
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan keseahatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa
perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Di bandingkan negera-negara tetangga di Asia Tenggara,
Indonesia memiliki angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi. Menurut data
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia adalah per
10.000 kelahiran hidup. Adapun tujuan dari semua kegiatan itu tercapainya kualitas
pelayanan ibu hamil sesuai standar dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, KB pasca salin melalui praktek dengan menggunakan
buku KIA.
Anak balita merupakan salah satu populasi paling berisiko untuk terkena
berbagai macam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian Balita di
Indonesia sebesar 44/10.000 kelahiran hidup. Bila dihitung secara sistemastis,
berarti dalam setiap jam terjadi 22 kematian balita di Indonesia, suatu jumlah yang
tergolong fantastis untuk ukuran di era globalisasi. Oleh karena itu Kementerian
Kesehatan RI telah meluncurkan berbagai program kesehatan untuk menanggulangi
hal ini, salah satunya adalah Kelas Ibu Balita.
Outcome yang dicapai dalam program kesehatan keluarga adalah pemenuhan
akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang berkualitas dan
peningkatan cakupan, mutu dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan
pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
Pendekatan pemeliharaan serta peningkatan kesehatan (promotif) tidak
hanya dilakukan di dalam gedung Puskesmas Bukit Sari, tapi juga dilakukan di luar
gedung Puskesmas Bukit Sari. Puskesmas Bukit Sari terdiri dari desa dengan jarak
tempuh ke Puskesmas Bukit Sari yang bervariatif. Karenanya ada diperlukan petugas
kesehatan yang melakukan pelayanan ke desa-desa dalam upaya mendukung dan
menunjang kelancaran pelayanan kesehatan keluarga yang dilakukan di luar gedung
dan meratanya penyaluran informasi tentang kesehatan keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Sari.
Program kesehatan keluarga menyelenggarakan fungsi di bidang kesehatan
maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan usia lanjut, serta perlindungan kesehatan
keluarga.
Direktorat Kesehatan Keluarga adalah unit baru yang lahir dari permenkes 64
tahun 2015. Kebijakan membagi habis tugas didalam Renstra 2015-2019 kedalam
SOTK baru menempatkan direktorat Kesehatan keluarga memiliki tanggung jawab
atas sasaran meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak,
remaja, dan lansia. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
reproduksi.
Didalam proses monitoring dan evaluasi program kesehatan keluarga, data
dan informasi yang cepat dan akurat mengenai gambaran kondisi kesehatan
keluarga merupakan hal yang sangat penting. Feed back terhadap hasil evaluasi dan
gambaran kesehatan keluarga juga harus cepat tersampaikan kepada stake holder
sehingga kebijakan atas permasalahan yang ada dapat segera ditindaklanjuti.
Untuk menjamin hal diatas maka tahun 2017 telah dikembangkan sistem
komunikasi data kesehatan keluarga. Sistem ini juga dibuat sebagai bentuk
penerapan azas akuntabilitas terkait data kesehatan keluarga. Melalui sistem ini
diharapkan mampu menjaga validitas data dan meminimalisasi kesalahan yang
disebabkan oleh human error yang dapat terjadi di setiap tingkatan alur pelaporan
data.

1.2. Landasan Hukum


Peraturan perundang-undangan yang melatar belakangi penyusunan Renja
UPT Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong
dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4349);
3. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(LEMBAGA Negara Repoblik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355):
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tnomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992;
10. Peraturan Pemerintah Tnomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Tnomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembaguan Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Orgnisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
22. Indonesia Nomor 4463);
23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuanan Daerah ( Berita Negara Tahun 2011
Nomor 310);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 316/ Menkes/ VI/ 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009;
27. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Kepahiang;
28. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2010-2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2011 Nomor 06).

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Kerja (Renja) Puskesmas Bukit Sari
Kabupaten Kepahiang Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Dihasilkannya dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan
pembangunan kesehatan daerah yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja
Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya selama tahun 2020.
2. Dihasilkannya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang
menjamin adanya korelasi atau sinergi perumusan kondisi atau masalah
kesehatan, perencanaan dan arah kebijakan, serta perumusan strategi
yang sesuai dengan kebutuhan.
Dirumuskannya pedoman perencanaan pembangunankesehatan bagi
seluruh penyelenggara dalammelaksanakan tugas-tugas.
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja (Renja) Puskesmas Bukit Sari
Kabupaten Kepahiang Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi capaian rencana kerja PUSKESMAS tahun lalu dan capaian
rencana strategis (Renstra), serta menganalisis prospek pembangunan
Tahun 2020 dengan memperhatikan kondisi pembangunan kesehatan
secara nasional dan regional.
2. Melakukan analisis terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten
Kepahiang terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU), Indikator Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK).
3. Mengarahkan pencapaian visi dan misi Puskesmas Bukit Sari Tahun 2016-
2021 ke dalam suatu strategi pembangunan yang akan dilaksanakan pada
Tahun 2020.
4. Menyusun kebijakan pembangunan Kesehatan Kabupaten Kepahiang
yang dituangkan dalam susunan prioritas pembangunan, fokus setiap
prioritas, sasaran prioritas, serta program dan kegiatan Tahun 2020.
5. Mewujudkan sinergitas program dan kegiatan Puskesmas Bukit Sari dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dari seluruh
petugas Puskesmas Bukit Sari untuk mencapai target-target
pembangunan pada tahun rencana serta mewujudkan efisiensi alokasi
sumber daya yang ada.

1.4. Sistematika Renja UPT Puskesmas Bukit Sari


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja PUSKESMAS,
proses penyusunan Renja PUSKESMAS, keterkaitan antara Renja
Puskesmas dengan dokumen PUSKESMAS, Renstra PUSKESMAS dengan
Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindaklanjutnya
dengan proses penyusunan RAB Puskesmas.
1.2. Landasan hukum memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan daerah, dan kewenangan Puskesmas, serta
pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan
penganggaran Puskesmas.
1.3. Maksud dan tujuan memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renja Puskesmas.
1.4. Sistematika penulisan menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja
Puskesmas, serta susunan garis besar isi.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PUSKESMAS TAHUN LALU


2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Puskesmas Tahun Lalu
Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja
Puskesmas tahun lalu.
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Puskesmas
Berisi kajian terhadap capaian kinerja pelayanan Puskesmas berdasarkan
indicator kinerja yang sudah ditentukan.
2.3. Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Puskesmas
Sub bab ini berisi uraian mengenai:
1. Sejauh mana tingkat kinerja pelayanan Puskesmas dan hal kritis yang
terkait dengan pelayanan Puskesmas;
2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsi Puskesmas;
3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap
capaian program nasional/global;
4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan Puskesmas;
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal Renja Puskesmas
Sub-bab ini berisikan uraian mengenai :
1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal
Renja Puskesmas dengan hasil analisis kebutuhan;
2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;
3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting
terhadap perbedaan dengan rancangan awal Renja Puskesmas
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana dimaksud,
yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi Puskesmas.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Puskesmas
Sub bab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan
atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi
Puskesmas yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra
Puskesmas.
3.3 Program dan Kegiatan Tahun 2020
Berisikan penjelasan mengenai:
a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap
rumusan program dan kegiatan.
b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan,
yang meliputi:
1) Jumlah program dan jumlah kegiatan.
2) Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA UPT PUSKESMAS BUKIT SARI
TAHUN 2020

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja UPT Puskesmas Bukit Sari Tahun 2020
Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan
harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu dalam Rencana Kerja
UPTD Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2019 juga harus
dilakukan evaluasi terhadap dokumen Rencana Kerja Tahun 2020.
Tujuan evaluasi pelaksanaan renja tahun lalu dan pencapaian Renstra
adalah untuk mengidentifikasikan sejauh mana kemampuan Puskesmas Bukit
Sari dalam melaksanakan program dan kegiatan, mengidentifikasikan realisasi
pencapaian target kinerja program dan kegiatan Renstra serta hambatan dan
permasalahan yang dihadapi.
Tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau program yang
telah disusun dapat dilihat berdasarkan Evaluasi Laporan Kinerja dan Laporan
Keuangan. Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas
dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencanakerja
yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD. Kinerja sendirimerupakan
keluaran/hasil darikegiatan/program yang hendak atau telah
dicapaisehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitasdan
kualitas terukur. Sedangkan laporan Keuangan merupakan laporan
pertanggungjawaban keuangan yang berbentuk laporan realisasi anggaran.

2.1.1. Evaluasi Terhadap Pencapaian Target Kinerja


Dalam rangka pencapaian rencana target yang ditetapkan di dalam
Rencana Kerja Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2020,
dilaksanakan sebanyak program pokok dan 28 Kegiatan dengan jumlah
indikator kinerja hasil sebanyak 28 indikator. Namun demikian belum seluruh
program/kegiatan tercapai indikator kinerja hasilnya. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja secara keseluruhan sebesar 85%.
Kegiatan yang telah mencapai realisasi kinerja 100% ada 28 kegiatan,
sedangkan 5 kegiatan mempunyai realisasi kinerja yang bervariasi dengan
rentang antara 71% sampai dengan 99%. Dari capaian-capaian tersebut, ada
satu kegiatan yaitu jampersal (DAK non fisik) yang realisasi keuangannya
0,00%, hal ini disebabkan karena adanya kendala dalam penerapan Juknis
pelaksanaan Jampersal. Secara umum, capaian keluaran (Output) dari seluruh
program/kegiatan hampir seluruhnya terealisasi dengan baik.
Secara rinci Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja Puskesmas
Bukit Sari pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
REKAPITULASI HASIL EVALUASI KINERJA UPT PUSKESMAS BUKIT SARI TAHUN 2018

REALISASI PADA SETIAP TRIWULAN


TARGET KINERJA Realisasi capaian kinerja tingkat capaian anggaran
PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR
TAHUN 2019 tahun 2018 (%) renja tahun 2018 (%)
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Peningkatan pelayanan
8 desa, 8 paud dan 6
Program Kesehatan Ibu & Anak kesehatan ibu dan anak 35% 60% 85% 98% 98% 98%
sekolah
sesuai standar
Peningkatan pelayanan lansia
Program Lansia 8 desa 25% 50% 75% 100% 100% 100%
sesuai standar

Tabel 2.2
REKAPITULASI REALISASI KEUANGAN PUSKESMAS BUKIT SARI TAHUN 2018

tingkat
REALISASI PADA SETIAP TRIWULAN Realisasi
capaian
capaian
TARGET KINERJA anggaran
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR kinerja
TAHUN 2019 renja
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 tahun
tahun
2018(%)
2018 (%)
Peningkatan pelayanan
Program Kesehatan Ibu & Anak kesehatan ibu dan anak Rp 89,430,000 Rp 14,070,000 Rp. 19,860,000 Rp 31,570,000 Rp 22,410,000 98% 98%
sesuai standar
Peningkatan pelayanan lansia
Program Lansia Rp 23,880,000 Rp 7,440,000 Rp. 6,000,000 Rp 7,440,000 Rp 3,000,000 100% 100%
sesuai standar
Tabel 2.3
ANALISIS KINERJA PELAYANAN PUSKESMAS BUKIT SARI

REALISASI PEMECAHAN
NO INDIKATOR SASARAN TARGET CAPAIAN MASALAH
(%) MASALAH
1. Pelayanan *Meningkatkan
kesehatan ibu *Masih ada bumil kegiatan kelas
hamil sesuai periksa kehamilan bumil
115 100% 86 74.78%
standar di usia kehamilan *Kunjungan
Trimester ke II. rumah/penjaring
an bumil
2. Pelayanan Komitmen
kesehatan ibu bersama bidan
bersalin sesuai *Persalinan masih untuk
standar 109 100% 98 89.9% berlangsung di melaksanakan
Poskesdes persalinan di
Puskesmas sesuai
standar
3. Pelayanan 101 100% 101 100% *Peningkatan
*Belum
kesehatan bayi kemampuan
tercapainya
baru lahir petugas dengan
pelayanan
sesuai standar mengikuti
esensial
pelatihan.
4. Pelayanan 509 100% 380 74.6% Balita langsung *Sosialisasi
kesehatan pulang setelah tahapan kegiatan
balita sesuai timbang saat di Posyandu
standar Posyandu
5. Pelayanan Seluruh 100% 180 1OO% *personal *Penyuluhan
kesehatan usia siswa hygiene siswa tentang PHBS
pendidikan kelas 1 masih kurang *Sosialisasi
dasar sesuai dan 7 tentang Cuci
standar tangan pakai
sabun
*Meningkatkan
kegiatan UKGS
6. Pelayanan 4054 100% 508 12.5% * Rendahnya *Sosialisasi
kesehatan usia tingkat ekonomi, tentang adanya
produktif pendidikan posbindu dan
sesuai standar masyarakat dan jadwal posbindu
keluarga
* kurangnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
pentingnya
pemeriksaan
kesehatan.

7. Pelayanan 652 100% 170 26.7% *Kurangnya *Sosialisasi


kesehatan kesadaran lansia tentang adanya
pada usia terhadap posyandu lansia
lanjut pentingnya dan jadwal
kesehatan lansia posyandu lansia

2.2 Isu-Isu Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi UPT Puskesmas Bukit Sari
2.2.1 Program Upaya Kesehatan Ibu dan Kesehatan Reproduksi
Target pencapaian program KIA di UPT Puskesmas Bukit Sari tahun
2018, yaitu cakupan K1 = 101 (87,8%), cakupan kunjungan K4 = 79 (68,7%),
cakupan persalinan oleh Nakes = 98 (89,9%), cakupan penanganan
komplikasi kebidanan = 40, deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat =
0, deteksi ibu hamil resiko oleh Nakes = 23 (20%) dengan target pencapaian
indikator tahun 2018, maka perlu ditingkatkan kembali kegiatan monitoring
ibu hamil resti, untuk meningkatkan capaian indikator pada tahun 2018 dan
perlunya perencanaan yang tepat sehingga tidak ada masalah yang timbul
saat pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu 2018. Sedangkan hingga Juli tahun
2019 kunjungan K1 = 78 (67,83%) dan K4 = 66 (57,35%). Pertolongan
persalinan oleh nakes di fasyankes pada pertengahan tahun 2019 sebanyak
44 (40,47%).

Dari data diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan target


sasaran dari target kinerja cakupan pelayanan ibu hamil melakukan
kunjungan lengkap memeriksakan kehamilannya sesuai standar. Hingga
pertengahan tahun 2019 telah dilaksanakannya kegiatan kelas bumil
sebanyak 2x dan sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Dapat dilihat juga bahwa adanya peningkatan pertolongan persalinana oleh
nakes di fasyankes. Kegiatan upaya kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi
memberikan dampak positif bagi peningkatan kesehatan ibu dari hamil
hingga KB guna mencegah komplikasi dan mengatasi komplikasi yang terjadi.

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator melihat derajat


kesehatan perempuan. Kematian ibu dapat dikurangi dengan cara
pemantauan ANC secara rutin, selain ANC juga dilaksanakan pengukuran
Lila, tekanan darah, tinggi badan, berat badan, DJJ, dan pemeriksaan
laboratorium yang gunanya untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin
terjadi selama kehamilan sampai melahirkan.
2.2.2 Upaya Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Pada tahun 2019 telah dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak /
SDIDTK di 8 desa dan Kelas ibu balita juga telah dilaksanakan di 8 desa pada
hingga bulan Mei 2019. Pelayanan kesehatan anak balita sudah mecapai 333
dari 514 sasaran.
Dari kegiatan SDIDTK yang telah dilakukan masih ditemukannya balita
yang tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan usianya. Selain itu, masih
banyak anak balita yang belum dilakukan pemantauan tumbuh kembang
balita karena tidak datang pada saat SDIDTK dilaksanakan. Pada saat
pelaksanaan kelas ibu balita masih ada ibu yang belum mengetahui berbagai
informasi tentang kesehatan anak. Dengan permasalahan tersebut perlu
dilakukan sosialisasi dan edukasi tentang pemantauan tumbuh kembang
anak secara teratur, asupan gizi, pola asuh anak yang baik serta berbagai
informasi tentang upaya kesehatan anak.
2.2.3 Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah (Upaya Kesehatan Sekolah)
Tahun 2018 telah dilakukan pemeriksaan berkala pada anak SD kelas 2 –
6 dan anak SMP kelas 8 – 9 sebanyak 587 orang sedangkan di hingga bulan
juni tahun 2019 telah dilakukan pemeriksaan berkala tahap II kepada anak
SD dan SMP/MTs sebanyak 663. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
adanya peningkatan jumlah peserta didik yang dilakukan pemeriksaan
berkala.
Pada tahun 2018 telah dilakukan penjaringan kesehatan pada anak SD
kelas 1 dan SMP kelas 7 sebanyak 180 orang sedangkan di hingga bulan juni
tahun 2019 telah dilakukan penjaringan kesehatan sebanyak 202 orang. Dari
data di atas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah peserta didik
yang dilakukan pemeriksaan berkala.

Dari tahun 2018 hingga 2019 selalu dilakukan kegiatan pemeriksaan


anak sekolah secara teratur, hal ini berguna agar dapat memantau tingkat
kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja. Selain pemeriksaan petugas
kesehatan selalu memberikan edukasi dan penyuluhan kepada anak sekolah
agar lebih mengetahui dan menumbuhkan kesadaran anak sekolah dan
remaja untuk berprilaku hidup sehat dan terhindar dari penyakit yang dapat
mengancam masa depan mereka. Terutama di usia remaja merupakan usia
yang rentan untuk terpapar karena lingkungan pergaulan bebas yang
berdampak pada kesehatan reproduksi remaja.

Dengan dilakukannya penjaringan dan pemeriksaan berkala diharapkan


adanya peningkatan perilaku hidup sehat anak sekolah dan remaja. Karena
dalam periode waktu tertentu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala.
2.2.4 Lansia
Pada tahun 2018 posyandu Lansia belum terintegrasi, pada tahun 2019
sudah dilaksanakan posyandu lansia terintegrasi pada setiap bulan secara
teratur di 8 desa. Dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan, masih
ditemukannya lansia yang tidak datang ke posyandu karena masih kurangnya
kesadaran dan keperdulian lansia untuk memeriksakan kesehatannya ke
tenaga kesehatan.
Dari data yang didapat pada tahun 2019 sampai dengan bulan Juni
lansia yang memeriksakan kesehatan di posyandu terdapat bahwa lansia yang
menderita hipertensi sebanyak 67 orang, DM sebanyak 4 orang. Dari data
diatas kita akan melakukan sosialisasi di 8 desa dengan target 100% dengan
cara terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat mau
untuk memeriksakan kesehatan secara rutin bukan hanya pada saat
mempunyai keluhan saja.

Review Terhadap Rancangan Awal UPT Puskesmas Bukit Sari Tahun 2020
Dalam melakukan telaahan terhadap rancangan awal Rencana Kerja UPT
Puskesmas Bukit sari tahun 2020 dilakukan perbandingan antara rumusan
hasil, identifikasi kebutuhan program dan kegiatan berdasarkan analisis
kebutuhan yang telah mempertimbangkan kinerja pencapaian target Renstra
Puskesmas Bukit sari tahun 2016 sampai dengan 2021 dan juga tingkat
kinerja yang telah dicapai oleh Program Kesehatan Keluarga di UPPT
Puskesmas Bukit sari.
Review terhadap rancangan awal Renja Puskesmas Bukit Sari meliputi
kegiatan identifikasi program dan kegiatan, indikator kinerja
program/kegiatan, tolok ukur atau target sasaran program/kegiatan, serta
pagu indikatif yang dialokasikan untuk setiap program dan kegiatan di lingkup
Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang berdasarkan kajian Tim Anggaran
Pemerintah Kabupaten Kepahiang berupa rancangan awal Renja Puskesmas
Bukit Sari.
Review ini sangat diperlukan dimana untuk mendapatkan formulasi
program atau kegiatan yang tepat berdasarkan perbandingan antara
kebijakan pemerintah daerah dan kebutuhan terhadap program atau
kegiatan berdasarkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan di
masyarakat.
Perbandingan rancangan awal UPT Puskesmas Bukit Sari dengan
program dan kegiatan berdasarkan kebutuhan UPT Puskesmas Bukit Sari
terhadap pelayanan kesehatan memiliki beberapa perbedaan, diantaranya
yaitu adanya kegiatan baru sesuai dengan kebutuhan UPT Puskesmas Bukit
Sari. Hasil review terhadap rancangan awal RKA tahun 2020 adalah sebagai
berikut :
1. Kelas Ibu Hamil
2. Pelaksanaan ANC Terpadu
3. Monitoring Ibu Hamil Resti
4. Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Peduli Ibu Hamil
5. Pelaksanaan P4K Terintegrasi dengan MMD
6. Skrining Golda untuk Keluarga Ibu Hamil
7. Konseling Kespro Catin
8. Pelaksanaan Pelaporan AMP berbasis MDN
9. Monitoring Ibu Nifas Resti
10. Pelaksanaan Pelayanan KB Pasca Salin
11. Monitoring Bayi Resti
12. Pelaksaan AMP Neonatal
13. Pengambilan Sampel SHK
14. Pelaksanaan Kelas Balita
15. Pelaksanaan SDIDTK di Posyandu
16. Pelaksanaan SDIDTK di Paud
17. Pertemuan Guru UKS
18. Pembinaan dan Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah di Luar Sekolah
19. Penjaringan Peserta Didik
20. Pemeriksaan Berkala Peserta Didik
21. Pembentukan dan Pembinaan Konselor Sebaya
22. Pembentukan dan Pembinaan Dokter Kecil
23. FGD PKPR di Sekolah
24. Pemeriksaan Posyandu Lansia Terintegrasi dengan posyandu PTM
25. Pembinaan Kelompok Lansia
26. Pelaksanaan Screening Kesehatan Lansia
TABEL 2.4
REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RENJA PUSKESMAS BUKIT SARI TAHUN 2020

Rancangan Awal Hasil Analisis Kebutuhan


Catatan
Target Program / Target Kebutuhan Dana Penting
Program / Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja Pagu Indikatif (Rp) Lokasi Indikator Kinerja
Capaian Kegiatan Capaian (Rp)

Jumlah ibu hamil


Jumlah ibu hamil yang
Kelas Ibu Hamil Desa yang mengikuti 100% Rp. 13.800.000 Kelas Ibu Hamil Desa 100% Rp. 13.800.000
mengikuti kelas ibu hamil
kelas ibu hamil

Peningkatan jumlah
Sosialisasi ANC Sosialisasi ANC Peningkatan jumlah
Desa kunjungan ANC 100% Rp. 3.000.000 Desa 100% Rp. 3.000.000
terpadu terpadu kunjungan ANC terpadu
terpadu

Jumlah ibu hamil


Jumlah ibu hamil resti
Monitoring ibu resti yang Monitoring ibu
Desa 100% Rp. 6.000.000 Desa yang terpantau dan 100% Rp. 6.000.000
hamil resti terpantau dan hamil resti
ditangani
ditangani
Pembentukan dan Jumlah kelompok Pembentukan
pembinaan yang telah dan pembinaan Jumlah kelompok yang
Desa 100% Rp. 4.600.000 Desa 100% Rp. 4.600.000
kelompok peduli ibu terbentuk dan kelompok peduli terbentuk dan terbina
hamil terbina ibu hamil
Jumlah desa yang
Pelaksanaan P4K Pelaksanaan P4K Jumlah desa yang telah
telah dilaksanakan
terintegrasi dengan Desa 100% Rp. 6.000.000 terintegrasi Desa dilaksanakan P4K saat 100% Rp. 6.000.000
P4K saat kegiatan
MMD dengan MMD kegiatan MMD
MMD
Jumlah keluarga ibu
Jumlah keluarga ibu hamil
Screening golda hamil yang telah Screening golda
yang telah dilakukan
untuk keluarga ibu Desa dilakukan 100% Rp. 3.000.000 untuk keluarga Desa 100% Rp. 3.000.000
pemeriksaan golongan
hamil pemeriksaan ibu hamil
darah
golongan darah
Jumlah desa yang
Jumlah desa yang
Sosialisasi telah diberikan
Konseling kespro diberikan sosialisasi
Pelayanan Kespro Desa sosialisasi tentang 100% Rp. 1.500.000 Desa 100% Rp. 1.500.000
catin tentang pelayanan kespro
catin pelayanan kespro
catin
catin
Jumlah kasus
Pelaksanaan Pelaksanaan
dilakukan Jumlah kasus dilakukan
pelaporan AMP Desa 100% Rp. 3.000.000 pelaporan AMP Desa 100% Rp. 3.000.000
pelaporan berbasis pelaporan berbasis AMD
berbasis MDN berbasis MDN
AMD
Jumlah kasus ibu
Jumlah kasus ibu nifas
nifas resti yang
Monitoring ibu Nifas Monitoring ibu resti yang dilakukan
Desa dilakukan 100% Rp. 6.340.000 Desa 100% Rp. 6.340.000
Resti Nifas Resti pengawasan dan
pengawasan dan
penanganan.
penanganan.

Jumlah ibu nifas Jumlah ibu nifas


Pelaksanaan KB Pelaksanaan KB
Desa melaksanakan KB 100% Rp. 13.360.000 Desa melaksanakan KB pasca 100% Rp. 13.360.000
pasca salin pasca salin
pasca nifas nifas

Jumlah kasus bayi Jumlah kasus bayi resti


Monitoring bayi Monitoring bayi
Desa resti yang dilakukan 100% Rp. 12.340.000 Desa yang dilakukan 100% Rp. 12.340.000
resti resti
pengawasan. pengawasan.

Jumlah kasus
Pelaksanaan AMP Pelaksanaan AMP Jumlah kasus dilakukan
Desa dilakukan 100% Rp. 3.000.000 Desa 100% Rp. 3.000.000
Neonatal Neonatal pelaporan AMP
pelaporan AMP
Jumlah kasus yang
Jumlah kasus yang
Pengambilan dilakukan Pengambilan
Desa 100% Rp. 6.000.000 Desa dilakukan pengambilan 100% Rp. 6.000.000
sampel SHK pengambilan sampel SHK
sampel SHK
sampel SHK

Jumlah Ibu Balita


Pelaksanaan Kelas Pelaksanaan Jumlah Ibu Balita yang
Desa yang mengikuti 100% Rp. 10.480.000 Desa 100% Rp. 10.480.000
Ibu Balita Kelas Ibu Balita mengikuti kelas ibu balita
kelas ibu balita

Jumlah balita yang Pelaksanaan


Pelaksanaan SDIDTK Jumlah balita yang telah
Desa telah dilakukan 100% Rp. 6.090.000 SDIDTK di Desa 100% Rp. 6.090.000
di Posyandu dilakukan SDIDTK
SDIDTK Posyandu

Jumlah balita yang


Pelaksanaan SDIDTK Pelaksanaan Jumlah balita yang telah
PAUD telah dilakukan 100% Rp. 6.090.000 PAUD 100% Rp. 6.090.000
di PAUD SDIDTK di PAUD dilakukan SDIDTK
SDIDTK

Jumlah guru UKS


Pertemuan guru Pertemuan guru Jumlah guru UKS yang
Puskesmas yang mengikuti 100% Rp. 1.340.000 Puskesmas 100% Rp. 1.340.000
UKS UKS mengikuti pertemuan
pertemuan

Jumlah anak usia


sekolah yang telah Pembinaan dan Jumlah anak usia sekolah
Pembinaan dan
dilakukan skrining yang telah dilakukan
skrining Kesehatan
Desa pemeriksaan 100% Rp. 3.000.000 Kesehatan Anak Desa pemeriksaan kesehatan 100% Rp. 3.000.000
Anak usia sekolah di
kesehatan serta usia sekolah di serta pembinaan
Luar sekolah
pembinaan Luar sekolah kesehatan
kesehatan
Jumlah anak
sekolah yang telah Jumlah anak sekolah yang
Penjaringan peserta dilakukan Penjaringan telah dilakukan
Sekolah 100% Rp. 3.660.000 Sekolah 100% Rp. 3.660.000
didik penjaringan peserta didik penjaringan pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan
kesehatan
Jumlah anak
sekolah yang telah Jumlah anak sekolah yang
Pemeriksaan Pemeriksaan
dilakukan telah dilakukan
Berkala Peserta Sekolah 100% Rp. 6.960.000 Berkala Peserta Sekolah 100% Rp. 6.960.000
pemeriksaan pemeriksaan kesehatan
didik didik
kesehatan secara secara berkala
berkala
Jumlah anak
pembentukan dan pembentukan Jumlah anak sekolah yang
sekolah yang telah
Pembinaan Konselor Sekolah 100% Rp. 2.200.000 dan Pembinaan Sekolah telah dibentuk menjadi 100% Rp. 2.200.000
dibentuk menjadi
Sebaya Konselor Sebaya konselor sebaya
konselor sebaya
Jumlah anak
Pembentukan dan Pembentukan
sekolah yang Jumlah anak sekolah yang
pembinaan dokter Sekolah 100% Rp. 3.300.000 dan pembinaan Sekolah 100% Rp. 3.300.000
menjadi dokter menjadi dokter kecil
kecil dokter kecil
kecil
Peningkatan
dengan telah Peningkatan dengan telah
dilakukan dilakukan pembinan
pembinan remaja remaja untuk melakukan
FGD PKPR di
FGD PKPR di sekolah Sekolah untuk melakukan 100% Rp. 2.200.000 Sekolah diskusi grup dalam 100% Rp. 2.200.000
sekolah
diskusi grup dalam penyelesaian suatu
penyelesaian suatu masalah di lingkungan
masalah di remaja.
lingkungan remaja.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Jumlah lansia yang
posyandu lansia Jumlah lansia yang
posyandu lansia melakukan
Desa 100% Rp. 16.500.000 terintegrasi Desa melakukan kunjungan di 100% Rp. 16.500.000
terintegrasi dengan kunjungan di
dengan posyandu posyandu lansia
posyandu PTM posyandu lansia
PTM
Jumlah kelompok
Jumlah kelompok lansia
Pembinaan lansia yang telah Pembinaan
Desa 100% Rp. 3.000.000 Desa yang telah dilakukan 100% Rp. 3.000.000
Kelompok lansia dilakukan Kelompok lansia
pembinaan
pembinaan
Jumlah lansia yang
Pelaksanaan Pelaksanaan Jumlah lansia yang telah
telah dilaksanakan
Screening Desa 100% Rp. 3.000.000 Screening Desa dilaksanakan screening 100% Rp. 3.000.000
screening
kesehatan lansia kesehatan lansia kesehatan lansia
kesehatan lansia
2.3 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Pada Bab I telah dibahas bahwa Penyusunan Renja Program Kesehatan
Keluarga UPT Puskesmas Bukit Sari tahun 2020 dilaksanakan dengan
menggunakan empat pendekatan, yaitu teknokratik, partisipatif, bottom-up
dan top-down dimana proses partisipatif dilakukan dengan mengikut sertakan
seluruh pemangku kepentingan pembangunan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Bukit Sari, demikian juga pada proses bottom-up dan top-down
dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga tingkat
kabupaten melalui media musyawarah rencana pembangunan.
Usulan yang diperoleh dari para pemangku kepentingan didapatkan
pada proses Musrenbang baik di tingkat Kecamatan maupun pada tingkat UPT
Puskesmas Bukit Sari, dimana usulan-usulan tersebut kemudian
diinventarisasi berdasarkan program yang ada pada tingkat UPT Puskesmas
Bukit Sari. Usulan-usulan program dan kegiatan masyarakat didapatkan baik
dari masyarakat langsung yang terkait dengan pelayanan, LSM, asosiasi-
asosiasi, perguruan tinggi maupun dari UPT lain di lingkup UPT Puskesmas
Bukit Sari.
Program dan kegiatan yang bersumber masyarakat disusun dengan
memperhatikan isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas baik dari segi penjelasan kesehatan tersebut maupun pada saat
melakukan rekapitulasi program dan kegiatan bersumber masyarakat. Usulan
Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2020 UPT
Puskesmas Bukit Sari tersaji dalam tabel 2.6 berikut ini :
Tabel 2.5
Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Bukit Sari Tahun 2020

Besaran/
No Program/kegiatan Lokasi indikator kinerja Catatan
volume

1 2 3 4 5 6
Jumlah ibu hamil yang
1 Kelas Ibu Hamil 8 Desa mengikuti kelas ibu 8
hamil

Sosialisasi ANC Peningkatan jumlah


2 8 Desa 8
terpadu kunjungan ANC terpadu

Jumlah ibu hamil resti


Monitoring ibu 8 Desa
3 yang terdata, terpantau 8
hamil resti (Kasus)
dan ditangani
Pembentukan dan
Jumlah kelompok yang
pembinaan
4 8 Desa telah terbentuk dan 8
kelompok peduli
terbina
ibu hamil
Pelaksanaan P4K Jumlah desa yang telah
5 terintegrasi 8 Desa dilaksanakan P4K saat 8
dengan MMD kegiatan MMD
Jumlah keluarga ibu
Screening golda
hamil yang telah
6 untuk keluarga ibu 8 Desa 8
dilakukan pemeriksaan
hamil
golongan darah
Jumlah desa yang telah
Sosialisasi
diberikan sosialisasi
7 Pelayanan Kespro 8 Desa 8
tentang pelayanan
catin
kespro catin
Pelaksanaan Jumlah kasus dilakukan
8 Desa
8 pelaporan AMP pelaporan berbasis 8
(Kasus)
berbasis MDN AMD
Jumlah kasus ibu nifas
Monitoring ibu 8 Desa resti yang dilakukan
9 8
Nifas Resti (Kasus) pengawasan dan
penanganan.
Jumlah ibu nifas
Pelaksanaan KB 8 Desa
10 melaksanakan KB pasca 8
pasca salin (Kasus)
nifas
Jumlah kasus bayi resti
Monitoring bayi 8 Desa
11 yang dilakukan 8
resti (Kasus)
pengawasan.

Pelaksanaan AMP 8 Desa Jumlah kasus dilakukan


12 8
Neonatal (Kasus) pelaporan AMP

Jumlah kasus yang


Pengambilan
13 8 Desa dilakukan pengambilan 8
sampel SHK
sampel SHK
Jumlah Ibu Balita yang
Pelaksanaan Kelas
14 8 Desa mengikuti kelas ibu 8
Ibu Balita
balita
Pelaksanaan
Jumlah balita yang telah
15 SDIDTK di 8 Desa 8
dilakukan SDIDTK
Posyandu

Pelaksanaan Jumlah balita yang telah


16 8 PAUD 8
SDIDTK di PAUD dilakukan SDIDTK

Pertemuan guru Jumlah guru UKS yang


17 Puskesmas 1
UKS mengikuti pertemuan

Jumlah anak usia


Pembinaan dan
sekolah yang telah
skrining Kesehatan
18 8 Desa dilakukan pemeriksaan 8
Anak usia sekolah
kesehatan serta
di Luar sekolah
pembinaan kesehatan
Jumlah anak sekolah
Penjaringan yang telah dilakukan
19 6 Sekolah 6
peserta didik penjaringan
pemeriksaan kesehatan
Jumlah anak sekolah
Pemeriksaan
yang telah dilakukan
20 Berkala Peserta 6 Sekolah 6
pemeriksaan kesehatan
didik
secara berkala
Jumlah anak sekolah
pembentukan dan
yang telah dibentuk
21 Pembinaan 6 Sekolah 6
menjadi konselor
Konselor Sebaya
sebaya
Pembentukan dan Jumlah anak sekolah
22 pembinaan dokter 6 Sekolah yang menjadi dokter 6
kecil kecil
Peningkatan dengan
FGD PKPR di
23 6 Sekolah telah dilakukan 6
sekolah
pembinan remaja untuk
melakukan diskusi grup
dalam penyelesaian
suatu masalah di
lingkungan remaja.
Pemeriksaan
posyandu lansia Jumlah lansia yang
24 terintegrasi 8 Desa melakukan kunjungan di 8
dengan posyandu posyandu lansia
PTM
Jumlah kelompok lansia
Pembinaan
25 8 Desa yang telah dilakukan 8
Kelompok lansia
pembinaan
Pelaksanaan Jumlah lansia yang telah
26 Screening 8 Desa dilaksanakan screening 8
kesehatan lansia kesehatan lansia
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2020

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi


3.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2016-2020
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan
(RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya
Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka
Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah: 1) Pembangunan nasional berwawasan
kesehatan; 2) Pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) Pengembangan upaya dan
pembiayaan kesehatan; 4) Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan; dan 5) Penanggulangan keadaan darurat kesehatan.
Dalam RPJMN 2016-2020, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan
derajat kesehatan khususnya kesehatan pada lingkungan tempat tinggal masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN
2016-2020 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN 2016-2020

No Indikator Status Awal Target 2020


Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi
1
Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 346
306
kelahiran hidup (SP 2010)
b. Angka kematian bayi per 1.000 32
24
kelahiran hidup (2012/2013)
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) 19,6
17,0
pada anak balita (persen) (2013)
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat
32,9
pendek) pada anak baduta (bawah dua 28,0
(2013)
tahun) (persen)
Meningkatnya Pengendalian Penyakit
2
Menular dan Tidak Menular
a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 297
245
penduduk (2013)
0,46
b. Prevalensi HIV (persen) <0,50
(2014)
c. Jumlah kabupaten/kota mencapai 212
300
eliminasi malaria (2013)
25,8
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 23,4
(2013)
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 15,4
15,4
18+ tahun (persen) (2013)
f. Prevalensi merokok penduduk usia <18 7,2
5,4
tahun (2013)
Meningkatnya Pemerataan dan Mutu
3
Pelayanan
a. Jumlah kecamatan memiliki minimal 0
5.600
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi (2014)
b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki
10
minimal satu RSUD yang tersertifikasi 481
(2014)
akreditasi nasional
c. Presentase kabupaten/kota yang
71,2
mencapai 80 persen imunisasi dasar 95
(2013)
lengkap pada bayi
No Indikator Status Awal Target 2020
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi
1
Masyarakat
e. Angka kematian ibu per 100.000 346
306
kelahiran hidup (SP 2010)
f. Angka kematian bayi per 1.000 32
24
kelahiran hidup (2012/2013)

Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar


(Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan,
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan
penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat
menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam
mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, termasuk penguatan upaya promotif dan
preventif.
Strategi pembangunan kesehatan 2016-2020 meliputi:
a. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia
yang berkualitas;
b. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat;
c. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
d. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;
e. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas;
f. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat
kesehatan;
g. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;
h. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan;
i. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
j. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi;
k. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan;
l. Mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan kesehatan.

3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan


Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2016-2020. Untuk menjamin dan
mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien, maka yang
dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam fokus dan lokus
dan fokus kegiatan, kesehatan, pembangunan kesehatan.
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni:
a. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4
jenis upaya yaitu:
1) Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat.
2) Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
3) Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
4) Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care).
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi,
balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
c. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.
Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada bayi,
balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompok-kelompok berisiko,
serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah
kesehatan.
Kementerian Kesehatan menetapkan dua belas sasaran strategis yang
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok sasaran strategis pada aspek input
(organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen); kelompok sasaran strategis pada
aspek penguatan kelembagaan; dan kelompok sasaran strategik pada aspek upaya
strategik.
a. Kelompok sasaran strategis pada aspek input:
1) Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih;
2) Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur kementerian kesehatan;
3) Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi;
b. Kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan:
1) Meningkatkan sinergitas antar kementerian/lembaga;
2) Meningkatkan daya guna kemitraan (dalam dan luar negeri);
3) Meningkatkan integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan evaluasi;
4) Meningkatkan efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan
c. Kelompok sasaran strategic pada aspek upaya strategic:
1) Meningkatkan kesehatan masyarakat;
2) Meningkatkan pengendalian penyakit;
3) Meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan;
4) Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan;
5) Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

3.2 Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi UPT Puskesmas Bukit Sari
Dalam Rencana Strategis UPT Puskesmas Bukit Sari ada visi dan misi, yaitu
visi :
“ Mewujudkan Kecamatan Sehat Dengan Kesehatan Dasar Paripurna
Menuju Masyarakat Sehat Mandiri.”
3.2.1 Tujuan
Tujuan dan Sasaran Renja Puskesmas Bukit Sari di sesuaikan dengan
tujuan dan sasaran Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang pada
Tahun 2016-2021, dan Renstra Kementrian Kesehatan 20016-2021. Sehingga
terdapat dua tujuan yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat
dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua
kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah,
remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Puskesmas Bukit Sari bersifat dampak (impact atau
outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang
akan dicapai adalah:
a. Menurunnya jumlah angka kematian ibu;
b. Menurunnya angka kematian bayi;
c. Menurunnya persentase BBLR ;
d. Meningkatna upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;
e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness)
dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan
setelah memiliki jaminan kesehatan;
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan.
3.2.2 Sasaran
Sasaran Strategis Puskesmas Bukit Sari adalah:
a. Meningkatnya kesehatan masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah :
1. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan;
2. Menurunnya persentase ibu hamil KEK;
3. Meningktanya perlindungan dan pelayanan kesehatan terhadap ibu,
bayi dan anak;
4. Meningkatnya upaya penanganan masalah gizi masyarakat;
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat;
6. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan masyarakat untuk
hidup sehat;
7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kesehatan lingkungan.
b. Meningkatnya pengendalian penyakit, dengan sasaran yang akan di
capai adalah:
1. Menjadi Puskesmas yang memenuhi kualitas kesehatan linhkungan;
2. Meningkatnya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
menular;
3. Meningkatnya upaya pencegahan penyakit tidak menular;
4. Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
(PD3I) tertentu sebesar 10 %;
5. Mampu melaksanakan kesiap siagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang perpotensi wabah besar
100%;
6. Menurunnya prevalensi merokok pada usia <18 tahun.
c. Meningkatnya akses, mutu fasilitas pelayanan kesehatan, berkeadilan
dan berkesinambungan dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
1. Meningkatnya pelayanan dasar yang sesuai standar pelayanan;
2. Meningkanya pelayanan kesehatan khusus dan pengembangan;
3. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar
pelayanan;
4. Meningkatnya pelayanan kesehatan kelompok masyarakat miskin
dan beresiko.
d. Meningkatnya Jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah tercukupinya tenaga
kesehatan sesuai kebutuhan.
e. Mewujudkan tatakelola pembangunan kesehatan yang baik, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
1. Terlaksananya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang
berkelanjutan;
2. Terlaksananya pembangunan kesehatan yang terencana;
3. Terlaksananya sistem laporan keuangan;
4. Tersedianya data dan informasi kesehatan yang cepat dan akurat.
3.2.3 Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi UPT Puskesmas Bukit Sari didasarkan
pada arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan. Untuk menjamin
dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan
efisien, maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di
dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara
terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan,
pembangunan kesehatan.
Arah kebijakan Puskesmas Bukit Sari mengacu pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepahiang yakni mengacu pada tiga hal penting yakni:
a. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah
melalui 4 jenis upaya yaitu:
1) Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat.
2) Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
3) Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
4) Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
Untuk penguatan keempat fungsi tersebut, perlu dilakukan
Revitalisasi Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan
SDM; 2) peningkatan kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas; 3)
peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan Sistem Informasi Puskesmas
(SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi Puskesmas.
Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan
untuk ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan
analis kesehatan. Upaya untuk mendorong tercapainya target
pembangunan kesehatan nasional, terutama melalui penguatan layanan
kesehatan primer.
Kemampuan manajemen Puskesmas diarahkan untuk
meningkatkan mutu sistem informasi kesehatan, mutu perencanaan di
tingkat Puskesmas dan kemampuan teknis untuk pelaksanaan deteksi
dini masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pemantauan
kualitas kesehatan lingkungan.
Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat
pelaksanaan promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada di Puskesmas. Pengembangan
sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan untuk mendapatkan
data dan informasi masalah kesehatan dan capaian pembangunan
kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.
Pelaksanaan akreditasi Puskesmas dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada daerah
yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan.
b. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu,
dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan
kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
c. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan
Program-program khusus untuk menangani permasalahan
kesehatan pada bayi, balita, remaja, ibu hamil lansia, dan keluarga
miskin, kelompok-kelompok beresiko, serta masyarakat di daerah
terpencil, perbatasan dan daerah bermasalah kesehatan.
Tabel 3.1
Program dan Kegiatan Kesehatan Keluarga UPT Puskesmas Bukit Sari Tahun 2020

RENCANA TAHUN 2020 PRAKIRAAN MAJU RENCANA TAHUN 2020


URUSAN/BIDANG
URUSAN
INDIKATOR KINERJA CATATAN
KODE PEMERINTAHAN
PROGRAM/KEGIATAN PENTING
DAERAH DAN TINGKAT TARGET
PROGRAM/KEGIATAN KEBUTUHAN DANA/PAGU SUMBER KEBUTUHAN DANA/PAGU SUMBER
LOKASI CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATIF(RP.000) DANA INDIKATIF (RP.000) DANA
KINERJA KINERJA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Jumlah ibu hamil yang


Kelas Ibu Hamil Desa 100% Rp. 13.800.000 BOK 100% Rp. 13.800.000 BOK
mengikuti kelas ibu hamil

Sosialisasi ANC Peningkatan jumlah


Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
terpadu kunjungan ANC terpadu

Monitoring ibu Jumlah ibu hamil resti yang


Desa 100% Rp. 6.000.000 BOK 100% Rp. 6.000.000 BOK
hamil resti terpantau dan ditangani
Pembentukan
dan pembinaan
Jumlah kelompok yang
kelompok Desa 100% Rp. 4.600.000 BOK 100% Rp. 4.600.000 BOK
terbentuk dan terbina
peduli ibu
hamil

Pelaksanaan Jumlah desa yang telah


P4K terintegrasi dilaksanakan P4K saat Desa 100% Rp. 6.000.000 BOK 100% Rp. 6.000.000 BOK
dengan MMD kegiatan MMD

Jumlah keluarga ibu hamil


Screening golda
yang telah dilakukan
untuk keluarga Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
pemeriksaan golongan
ibu hamil
darah

Jumlah desa yang diberikan


Konseling
sosialisasi tentang Desa 100% Rp. 1.500.000 BOK 100% Rp. 1.500.000 BOK
kespro catin
pelayanan kespro catin

Pelaksanaan
Jumlah kasus dilakukan
pelaporan AMP Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
pelaporan berbasis AMD
berbasis MDN

Jumlah kasus ibu nifas resti


Monitoring ibu yang dilakukan
Desa 100% Rp. 6.340.000 BOK 100% Rp. 6.340.000 BOK
Nifas Resti pengawasan dan
penanganan.
Jumlah ibu nifas
Pelaksanaan KB
melaksanakan KB pasca Desa 100% Rp. 13.360.000 BOK 100% Rp. 13.360.000 BOK
pasca salin
nifas

Jumlah kasus bayi resti


Monitoring bayi
yang dilakukan Desa 100% Rp. 12.340.000 BOK 100% Rp. 12.340.000 BOK
resti
pengawasan.

Pelaksanaan Jumlah kasus dilakukan


Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
AMP Neonatal pelaporan AMP

Jumlah kasus yang


Pengambilan
dilakukan pengambilan Desa 100% Rp. 6.000.000 BOK 100% Rp. 6.000.000 BOK
sampel SHK
sampel SHK
Pelaksanaan Jumlah Ibu Balita yang
Desa 100% Rp. 10.480.000 BOK 100% Rp. 10.480.000 BOK
Kelas Ibu Balita mengikuti kelas ibu balita

Pelaksanaan
Jumlah balita yang telah
SDIDTK di Desa 100% Rp. 6.090.000 BOK 100% Rp. 6.090.000 BOK
dilakukan SDIDTK
Posyandu

Pelaksanaan
Jumlah balita yang telah
SDIDTK di PAUD 100% Rp. 6.090.000 BOK 100% Rp. 6.090.000 BOK
dilakukan SDIDTK
PAUD

Pertemuan Jumlah guru UKS yang


Puskesmas 100% Rp. 1.340.000 BOK 100% Rp. 1.340.000 BOK
guru UKS mengikuti pertemuan
Pembinaan dan
Jumlah anak usia sekolah
skrining
yang telah dilakukan
Kesehatan
pemeriksaan kesehatan Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
Anak usia
serta pembinaan
sekolah di Luar
kesehatan
sekolah

Jumlah anak sekolah yang


Penjaringan telah dilakukan
Sekolah 100% Rp. 3.660.000 BOK 100% Rp. 3.660.000 BOK
peserta didik penjaringan pemeriksaan
kesehatan

Jumlah anak sekolah yang


Pemeriksaan
telah dilakukan
Berkala Peserta Sekolah 100% Rp. 6.960.000 BOK 100% Rp. 6.960.000 BOK
pemeriksaan kesehatan
didik
secara berkala

pembentukan
Jumlah anak sekolah yang
dan Pembinaan
telah dibentuk menjadi Sekolah 100% Rp. 2.200.000 BOK 100% Rp. 2.200.000 BOK
Konselor
konselor sebaya
Sebaya

Pembentukan
Jumlah anak sekolah yang
dan pembinaan Sekolah 100% Rp. 3.300.000 BOK 100% Rp. 3.300.000 BOK
menjadi dokter kecil
dokter kecil
Peningkatan dengan telah
dilakukan pembinan
remaja untuk melakukan
FGD PKPR di
diskusi grup dalam Sekolah 100% Rp. 2.200.000 BOK 100% Rp. 2.200.000 BOK
sekolah
penyelesaian suatu
masalah di lingkungan
remaja.
Pemeriksaan
posyandu
Jumlah lansia yang
lansia
melakukan kunjungan di Desa 100% Rp. 16.500.000 BOK 100% Rp. 16.500.000 BOK
terintegrasi
posyandu lansia
dengan
posyandu PTM

Pembinaan Jumlah kelompok lansia


Kelompok yang telah dilakukan Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
lansia pembinaan

Pelaksanaan
Jumlah lansia yang telah
Screening
dilaksanakan screening Desa 100% Rp. 3.000.000 BOK 100% Rp. 3.000.000 BOK
kesehatan
kesehatan lansia
lansia
BAB IV

PENUTUP

Renja Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang tahun 2020 merupakan

dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi

pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2020 di lingkup Puskesmas Sari

Kabupaten Kepahiang, guna mendukung tercapainya target pembangunan daerah

Tahun 2020. Renja Puskesmas Sari Kabupaten Kepahiang tahun 2020 masih

mengacu kepada Renstra Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang Tahun 2016-

2021, yang telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun

sebelumnya, memuat permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas Bukit Sari

Kabupaten Kepahiang dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang berasal dari

masyarakat.

Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu

diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan

kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan perencanaan

pembangunan dan statistik yang diemban oleh Puskesmas Bukit sari Kabupaten

Kepahiang sebagai salah satu UPTD di lingkup Pemerintah Kabupaten Kepahiang.

Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait

dengan pelaksanaan isi Renja Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang.

Semoga Renja Puskesmas Bukit Sari Kabupaten Kepahiang tahun 2020 ini

dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga

diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kepahiang

tahun 2020. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam penyusunan dokumen ini.


DITETAPKAN DI : KEPAHIANG
PADA TANGGAL :
KEPALA UPT PUSKESMAS BUKIT SARI

Hj. HERLINA,SKM
NIP. 19680908 198803 2 005

Anda mungkin juga menyukai