Anda di halaman 1dari 65

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….


BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ........17
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PUSKESMAS.................37
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PUSKESMAS...........64
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.............................................................66
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN.............68
BAB VI PENUTUP..............................................................................................................72
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR 13
TAHUN 2021 TENTANG RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA) PUSKESMAS ........ TAHUN 2021-2026

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang


dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya, oleh
karena itu perlu disusun rencana pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat terdiri dari Upaya kesehatan Masyarakat esensial dan upaya
kesehatan Masyarakat Pengembangan. Dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban
wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematis untuk menghasilkan luaran (output) puskesmas secara efektif
dan efisien. Kegiatan manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Seluruh kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan puskesmas tersebut maka
Puskesmas Paraman Ampalu menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai
kerangka acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas guna
pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun ke
depan (2021– 2026).
Berdasarkan permendagri nomor 79 tahun 2018 tentang badan layanan
umum daerah pasal 41 ayat 1 dan 2
(1) Renstra Merupakan perencanaan 5 (tahun) yang disusun menjelaskan strategi
pengelolaan BLUD dengan mempertimbangkan alokasi sumberdaya dan
kinerja dengan menggunakan teknik analisa bisnis
(2) Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah
Dalam pasal 42 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD,
menyusun Renstra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagai bagian dari Renstra SKPD
(2) Penyusunan Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat :
a. Rencana pengembangan layanan
b. Strategi dan arah kebijakan
c. Rencana program dan kegiatan; dan
d. Rencana keuangan

Renstra atau rencana strategi merupakan suatu proses yang berorientasi


pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan disusun
berdasarkan pemahaman lingkungan strategic baik dalam sekala nasional,
regional maupun lokal dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala
yang ada, renstra merupakan dokumen perencanaan taktis-strategis yang
menjabarkan potret permasalahan pembangunan untuk memecahkan
permasalahan daerah (permasalahan kesehatan wilayah kerja Puskesmas
Paraman Ampalu secara terencana dan bertahap.
Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu. mengacu pada
dokumen Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021-2026 disusun untuk mendukung pencapaian RPJMD Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021-2026 yang diimplementasikan melalui
pelaksanaan program pembangunan daerah yang berisi program-program
prioritas terpilih untuk mewujudkan visi dan misi bupati dan wakil bupati
terpilih. Dokumen Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021-2026. Dan menjadi acuan dalam penyusunan
Renstra puskesmas. Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu
merupakan penjabaran teknis Rencana strategis dinas Kesehatan yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional yang disusun oleh
setiap Puskesmas yang ada di bawah koordinasi Sub Bagian Perencanaan dan
keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu kemudian dijabarkan
menjadi program tahunan dalam Rencana Kerja (Renja) Puskesmas Paraman
Ampalu dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Puskesmas Paraman Ampalu yang
memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dilengkapi dengan
kebutuhan pendanaan dan sumber dana. Sebagai bagian dokumen
perencanaan kinerja dalam penyelenggaraan pelaksanaan pelayanan
Kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Paraman Ampalu maka dokumen
Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021-2026 menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja)
Puskesmas Paraman Ampalu Kabupaten Pasaman Barat dalam kurun waktu
tersebut. Dan rencana strategis dari puskesmas menjadi acuan dalam
perencanana kerja puskesmas. Renja yang berpedoman pada Rencana
Strategis bertujuan untuk menjamin kesesuaian antara program, kegiatan,
lokasi kegiatan, kelompok sasaran, serta prakiraan maju yang disusun dalam
rancangan awal Renja dengan Rencana Strategis.
Dengan berpedoman pada renstra Puskesmas Paraman Ampalu maka
diharapkan semua kegiatan akan lebih terencana, lengkap dan akurat sehingga
dapat mencapai target baik dalam kualitas maupun kuantitas program kegiatan
serta memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat pada umumnya.
Penyusunan renstra ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Barat dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
Barat Adapun penetapan kegiatan dalam renstra didasarkan pada pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.

1.2 Landasan Hukum


Landasan hukum dalam penyusunan renstra Puskesmas Paraman Ampalu
tahun 2021-2026 ini adalah :
1. Pasal 18 ayat 6 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun1945(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1959);
2..Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
3.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
Daerah;
4.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5601);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah daerah sebagai
perubahan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ;
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
6.Undang-Undang Nomor 94 Tahun 2021 tentang Aparatur Sipil Negara;
8.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
9.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan (SIK);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
danPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 206, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6123);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
2,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6323);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6634);
11. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 80);
12. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
13. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1540);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1114);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
18.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
19.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis SPM;
20.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
22.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/ 2015
tanggal 6 Februari 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2019-2026;
23.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor Tahun 2008);
24.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
1.3 Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu tahun 2021–2026 adalah
dokumen perencanaan yang digunakan sebagai arah dan acuan sekaligus
kesepakatan bagi seluruh komponen yang ada pada Puskesmas Paraman Ampalu
kabupaten Pasaman Barat dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sesuai dengan
visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan kesehatan yang telah disepakati
bersama.

1.3.1 Maksud
Maksud dari penyusunan renstra Puskesmas Paraman Ampalu tahun
2021-2026 ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja pelayanan bidang
Kesehatan untuk mewujudkan visi dan misi daerah dan target kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah yang telah ditetapkan pada peraturan
daerah tentang RPJMD.

1.3.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan renstra Puskesmas Paraman Ampalu tahun
2021-2026 ini adalah :
1. Menjabarkan strategi dan program-program pembangunan kesehatan
dalam mendukung visi, misi, program kerja kepala daerah yang telah
ditetapkan pada peraturan daerah tentang RPJMD dalam bidang kesehatan
yang dilaksanakan oleh Puskesmas Paraman Ampalu ke dalam program
kegiatan untuk periode waktu 2021 –2026;
2. Memberikan acuan resmi bagi tenaga Kesehatan dan lintas sektor
Puskesmas Paraman Ampalu dalam upaya pembangunan bidang Kesehatan
serta sebagai pedoman alat pengendalian terhadap penggunaan anggaran
3. Menjadi pedoman penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkan
dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) guna pencapaian program,
sasaran dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;
4. Sebagai tahapan dalam mengarahkan kebijakan pemenuhan sumberdaya
kesehatan untuk pencapaian visi dan misi Puskesmas Paraman Ampalu
5. Sebagai landasan operasional secara resmi bagi seluruh bagian
dilingkungan Puskesmas Paraman Ampalu dalam menentukan prioritas
program dan kegiatan tahunan yang akan diusulkan untuk dibiayai dari
APBD dan BLUD.
6. Untuk mempersatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh staf
puskesmas dan lintas sektor, meningkatkan kinerja sesuai standart
manajemen dan mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen
perencanaan
7. Menjamin keterkaitan dan keselarasan antara visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Pasaman
Barat, Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat dan renstra
Puskesmas Paraman Ampalu sehingga akan bermanfaat bagi proses
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, serta
penilaian kinerja bagi Puskesmas Paraman Ampalu

1.4 Sistematika Penulisan


Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah, maka sistematika penulisan Rencana Strategis
Puskesmas Paraman Ampalu kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026 adalah
sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan mengenai proses disusunnya Rencana
Strategis Puskesmas Paraman Ampalu kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2021-2026, kemudian landasan hukum dalam
penyusunan, maksud dan tujuan penyusunan, dan sistematika
penulisan yang mendeskripsikan secara singkat isi dokumen
rencana strategis.
Bab II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS PARAMAN AMPALU
Bab ini berisi tentang struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi puskesmas, susunan kepegawaian, kelengkapan sarana
prasana, upaya kesehatan yang dilaksanakan, serta gambaran
pelayanan puskesmas (kinerja pelayanan kesehatan puskesmas
berdasarkan SPM dan PKP)

Bab III PERMASALAH ISU–ISU STRATEGIS


Bagian ini mendeskripsikan tentang permasalahan yang
dihadapi oleh Puskesmas Paraman Ampalu berdasarkan tugas
dan fungsi pelayanan, kemudian telaahan visi,misi dan program

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PUSKESMAS


Bagian ini mengemukakan tujuan dan sasaran jangka
menengah di Puskesmas Paraman Ampalu yang berpedoman
Bab IV pada Renstra dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun
2021-2026

Bab V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Bab ini mengemukakan strategi dan arah kebijakan jangka
menengah Puskesmas yang berpedoman pada Renstra Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten yang mengacu pada RPJMD
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026

Bab VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN


Bab ini mengemukakan rencana program dan kegiatan Puskesmas
beserta indikator kinerja, kelompok sasaran serta pendanaan Indikatif

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN


Bab ini mengemukakan indikator Kinerja yang akan dicapai Puskesmas
Paraman Ampalu terkait dengan visi dan misi pembangunan jangka
menengah daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pasaman
Barat tahun 2021-2026

BAB VII PENUTUP

BAB II
GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS PARAMAN AMPALU
1. Gambaran Umum Puskesmas

1.1. Peta Wilayah

gambar 2.1.Peta Wilayah Kerja Puskesmas Paraman Ampalu

Puskesmas Paraman Ampalu terletak di Kenagarian Rabi Jonggor Kecamatan


Gunung Tuleh kabupaten Pasaman Barat merupakan Puskesmas Perawatan,
Luas wilayah kerja Puskesmas Paraman Ampalu ± 28.998 Km2 dengan batas-
batas wilayah:
 Utara : Kabupaten Madina

 Selatan : Nagari Muara Kiawai

 Timur : Kecamatan Talamau

 Barat : Kecamatan Sungai Aur


Iklim diwilayah kerja Puskesmas Paraman Ampalu termasuk Iklim Tropis
dengan suhu udara rata-rata 280- 290 C.
Jarak tempuh Puskesmas Paraman Ampalu ke beberapa wilayah
Pemerintahan setingkat dalam pengurusan
Administrasi Pemerintah dalam birokrasi adalah :

a.Jarak tempuh Puskesmas ke Kecamatan : 9 Km


b.Jarak tempuh Puskesmas ke Ibu Kota Kabupaten : 40 Km
c.Jarak tempuh Puskesmas ke Ibu Kota Provinsi : 259 Km

Jumlah KK wilayah Puskesmas ........

No. Nagari Jumlah Rumah Jumlah


Jorong tangga Penduduk
1. Rabi Jonggor 1 1053 3766
2. Bahoras 4 927 3352
3. Sebrrang Kenaikan 7 1211 3389
4. Ranah Sei Magelang 4 567 2184
Total 16 3758 13791

1.1 Sarana dan Prasarana


Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Paraman Ampalu dapat
dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

Kepemilikan/pengelola
No. Fasilitas Kesehatan Dinkes Nagari Swasta
Pasbar
1. Puskesmas Pembantu 2
2. Poskesri 16
6. Bidan + perawat Praktek Mandiri 2
7. Apotek 1

1.2 Ketenagaan

Jumlah seluruh tenaga yang ada pada Puskesmas Paraman Ampalu


sebanyak 70 orang terdiri dari 30 ASN dan 40 non ASN, dan apa bila dilihat
dari standart kebutuhan tenaga yang harus ada di Puskesmas maka jumlah
tenaga kesehatan yang ada sudah mencukupi sesuai dengan
kebutuhan ,namun disisi lain bahwa propesi tenaga kesehatan yang
ada ,kurang sesuai dengan kebutuhan puskesmas sehingga masih ditemukan
pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan keahliannya, jadi perlu
dilakukan pelatiahan dan pengajuan tambahan pegawai ke dinas kesehatan
kabupaten Pasaman Barat yang sesuai kebutuhan agar dapat melaksanakan
tugas sesuai harapan kita.
Ketenagaan yang masih perlu pelatihan /diklat sesuai dengan ABK pada
Puskesmas Paraman Ampalu sebanyak 3 orang dengan 3 jenis keahlian.
ketenagaannya yaitu 1 orang tenaga gizi, 1 orang tenaga MR, 1 orang tenaga
perawat gigi, dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini pada tabel 2.1 dibawah
ini.

Tabel
Daftar Ketenagaan yang Tersedia
di Puskesmas Paraman Ampalu Tahun 2021
Berdasarkan Status Pendidikan, Kepegawaian dan Lokasi Kerja

Pendidikan Status Lokasi


Kepegawaian Kerja
Jenis S1 +

mas
Puskes

Pustu
ri
Poskes
Kontra

Honor
Tenaga S S D D
SMA

SMP

PNS

PTT
Profes k
2 1 3 1
i
a. Kepala 0
Puskesma 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
s
b. Kepala 0
Tata 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Usaha
c. Dokter 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0
d. Dokter 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Gigi
e. Bidan 0 0 1 32 0 0 0 10 23 0 0 18 2 13

f. Perawat 0 6 0 12 0 0 0 10 8 0 0 18 0
g. Perawat 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gigi
h.Sanitarian 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
i. Tenaga 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
Gizi
j. Analisis
0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Kesehatan
k.Tenaga 0
0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 2 0
Farmasi
l. SKM 0 0 3 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0
m. Non 0
0 0 0 1 0 5 1 5 0 0 5 0
Nakes
0
TOTAL 0 10 8 47 0 5 30 40 0 0 43 0

Tabel
Peralatan Kesehatan Puskesmas Paraman Ampalu Tahun 2021
(melihat daftar ASPAK 2021)

Adapun daftar peralatan kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Paraman


Ampalu dapat dilihat pada table dibawah ini.

2.1 Tugas, Fungsi dan struktur organisasi Puskesmas

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Paraman Ampalu

Dalam Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dengan pendekatan keluarga. Dalam
melaksanakan tugas puskesmas memiliki fungsi
1. Penyelenggaraan UKM tingkat Pertama di wilayah kerjanya;
2. Penyelenggaraan UKP tingkat Pertama di wilayah kerjanya.
Peraturan Bupati Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat.
Dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang puskesmas ddisebutkan bahwa
Puskesmas mempunyai tugas pokok pelayanan, pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, Puskesmas mempunyai fungsi :
1. Pelayanan upaya kesehatan meliputi kesejahteraan ibu dan anak, KB, perbaikan
Gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, Usaha Kesehatan Sekolah, olahraga,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan
mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut,
upaya kesehatan jiwa, mata, fisioterapi dan pencatatan serta laporan.
2. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik,
pembentukan sarana dan pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu,
poliklinik kesehatan desa, unit pelayanan kesehatan swasta serta kader kesehatan.
3. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader bidang
kesehatan di wilayah kerja dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat.
4. Pengelolaan ketatausahaan.

2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Bupati Pasaman Barat no76 tahun 2018 Tentang Tugas
pokok, fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan kabupaten Pasaman Barat bahwa
Unsur organisasi Dinas Kesehatan yang terdiri dari Sekretariat, Bidang Kesehatan
masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan dan
Sumber daya Kesehatan, kelompok jabatan fungsional dan unit pelaksana tekhnis.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
disebutkan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan
tingkat pertama yang bermutu dan berkesinambungan diperlukan pengaturan dan
tata organisasi yang berkesinambungan yang tertuang dalam struktur organisasi
Puskesmas Paraman Ampalu. sebagai berikut

1. Kepala Puskemas;
2. Kapala Sub Bagian Tata Usaha, membawahi urusan;
a. Manajemen dan perencanaan puskesmas
b. Sistem informasi Puskesmas;
c. penanggung jawab bangunan ,prasarana dan peralatan puskes
3. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) essensial dan
keperawatan Kesehatan masyarakat, yang membawahi urusan :
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga Yang bersifat UKM (PIS PK)
d. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan perawatan dan Kesehatan masyarakat.
g. Pelayanan UKM pengembangan
4. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian dan
laboratorium, membawahi beberapa kegiatan Antara lain :
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Kesehatan keluarga Ibu dan anak serta remaja dan KB
d. Pelayanan Gawat darurat
e. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan Persalinan
g. Pelayanan kefarmasian
h. Pelayanan Laboratorium
i. Pelayanan Rawat Inap
5. Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas,
yang membawahi :
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Praktik Bidan swasta
d. Jejaring Puskesmas
6. Penanggung Jawab Mutu.

Sebelum penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Puskesmas Paraman


Ampalu merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
Barat. Struktur Organisasi UPT Puskesmas berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
Kabupaten Pasaman Barat Nomor tahun 2021 tentang Struktur Organisasi
Puskesmas Paraman Ampalu dimana dalam struktur tersebut telah mengakomodasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat kesehatan Masyarakat.
Berikut Bagan Struktur organisasi Puskesmas Paraman Ampalu
Upaya Kesehatan yang Dilaksanakan.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan masyarakat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Upaya Kesehatan masyarakat esensial, meliputi :


a. Pelayanan Promosi Kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana;
d. Pelayanan Gizi;
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
f. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat;
g. Upaya Kesehatan Sekolah.
h. Upaya kesehatan Masyarakat pengembangan, terdiri dari

-Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Toga

-Pelayanan Kesehatan Lansia.

-Pelayanan Kesehatan Jiwa

-Program Kesehatan UKGS/UKGMD

-Pelayanan Kesehatan Olah raga

-Pelayanan Kesehatan Indera

--Pelayanan Kesehatan Kerja

-Program PKPR

2.3.Kinerja Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Paraman Ampalu


2.3.1 Capaian Indikator Kinerja Puskesmas Paraman Ampalu sesuai standar
Pelayanan Minimal Tahun 2020
Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keberhasilan
pembangunan kesehatan kepada masyarakat yang merupakan indikator fungsi
pemerintah dalam mengurus keperluan dasar bidang kesehatan adalah
menggunakan indikator kinerja dari standar pelayanan minimal.
SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda
untuk rakyatnya, maka target SPM harus 100% setiap tahunnya.
Pencapaian SPM bidang kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Paraman Ampalu
dapat dilihat pada tabel 2.13.
Tabel 2.13
Capaian Kinerja Puskemas Paraman Ampalu. berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal tahun 2020
TARGET JUMLAH CAPAIAN
INDIKATOR KINERJA / JENIS KINERJA
No SPM SASARAN
PELAYANAN DASAR
PUSKESMAS JUMLAH %
I. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100% 394 Bumil 310 58.8%

II. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100% 394 Bulin 547 69%

III. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 100% 394 BBL 551 72.3%
Lahir

IV. Pelayanan Kesehatan Balita 100% 1143 Balita 10.40 35.2%

V. Pelayanan Kesehatan Pada Usia 100% 2101 Anak 1800 92.4%


Pendidikan Dasar
2.3.2
Capaian
VI. Pelayanan Kesehatan Pada Usia 100% 9223 2100 28.7%
Produktif
VII. Pelayanan Kesehatan Pada Usia 100% 1055 304 35.2%
Lanjut
VIII. Pelayanan Kesehatan Penderita 100% 2799 689 22.2%
Hipertensi

IX. Pelayanan Kesehatan Penderita 100% 104 138 101.4


Diabetes Melitus %

X. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan 100% 43 Orang 43 100%


ODGJ

XI. Pelayanan Kesehatan Orang 100% 43 TB 32 12.8a


pencegahan penularan, %
Melakukan rujukan jika diperlukan.

XII Pelayanan Kesehatan Orang dengan 100% 0 Orang 0 100%


Risiko Terinfeksi Virus yang
Melemahkan Daya Tahan Tubuh
Manusia (Human Immunodeficiency
Virus = HIV)
Edukasi perilaku berisiko dan
pencegahan penularan,
Skrining dengan pemeriksaan Tes
Cepat HIV minimal 1 kali dalam
setahun.
Indikator Kinerja Puskesmas Paraman Ampalu sesuai Penilaian Kinerja
Puskesmas Tahun 2020
Capaian indikator kinerja Puskesmas Paraman Ampalu tahun 2020 yang
berdasarkan pada Penilaian Kinerja Puskesmas dapat dilihat pada tabel 2.14
dibawah ini :
Tabel 2.14
Capaian Kinerja Puskesmas Paraman Ampalu berdasarkan
Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2020
Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T) (H)

I PROMOSI KESEHATAN
A Promosi PHBS pada :
1. Institusi Pendidikan 60 75 125,00
2. Institusi Sarana Kesehatan 18 142 788,89
3. Institusi Rumah Tangga 3070 3750 122,15
4. Institusi Tempat-Tempat Umum 158 86 54,43
5. Institusi Tempat-Tempat Kerja 18 9 50,00
6. Panti Asuhan 0 0 0,00
7. Pesantren 0 0 0,00

B Promosi Kesehatan kepada masyarakat


1. Keliling 12 59 491,67
2. Kelompok 24 65 246

C Pengembangan Kelurahan Siaga Aktif 3 3 100

D Tingkat Kemandirian Posyandu


1. Posyandu Purnama dan Mandiri 6 3 50
2. Keaktifan Kader Posyandu 130 130 100

E Pembinaan UKS
1. Jumlah sekolah yang melaksanakan UKS 30 30 100
2. Jumlah dokter kecil 321 400 125
3. Jumlah kader kesehatan remaja 181 120 66
4. Jumlah guru pembina
UKS 26 30 115
5. Kunjungan tenaga kesehatan ke sekolah 210 171 81

F Kebijakan Publik
1. Jumlah inovasi kebijakan tingkat
kelurahan 0 0 0
yang mendukung
kesehatan

G Kemitraan
1. Jumlah mitra yang berperan aktif dalam 5 0 0
upaya promosi kesehatan
No Variabel Target Sasaran %
(T) Pencapaian
(H)
II KESEHATAN LINGKUNGAN

A Penyehatan Air
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih 4458 2198 49,30
2. Pembinaan Kelompok Masyarakat 0 0 0,00
Kelompok Pemakai Air
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih ( PDAM ) 23 21 91,30

B Hygiene dan Sanitasi Makanan & Minuman


1. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan 70 60 85,71
2. Pengawasan Kualitas Air Minum 9 14 156
3. Pemeriksaan Sampel Makanan 21 4 19

C Penyehatan Tempat Pembangunan

Sampah dan Limbah


1. Inspeksi Tempat Pembuangan Sampah 24 24 100
2. Inspeksi Tempat Pembuangan Akhir 0 0 0

D Penyehatan Lingk Pemukiman dan JAGA


1. Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan
4458 2248 50,43
pada Perumahan

E Pengawasan Sanitasi TTTU


1. Inspeksi Sanitasi TTU 158 101 64
2. Sanitasi TTU Memenuhi syarat 110 95 86

F Pengamanan Tempat Pengolahan


Pestisida
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Pengelolaan
0 0 0
Pestisida
2. Pembinaan Tempat Pengelolaan
0 0 0
Pestisida

G Klinik Sanitasi
1. Kunjungan ke Klinik Sanitasi 421 216 51,31

H Sanitasi Pasar
Jumlah pasar yang memenuhi syarat kesehatan 4 8 200

I STMB
Jumlah kelurahan yang melaksanakan STBM 3 0 0
Target
Target Pencapaian %
No Variabel Sasaran %
Sasaran (T) (T) (H)
1 Diare

1. Penemuan Kasus Diare di Puskesmas Pencapaian


1085 253 23,32
dan Kader
2. Kasus diare ditangani oleh Puskesmas &
Kader 247 217 87,85
dengan Oral Rehidrasi
(H)
2 ISPA

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan 276 53 19,57


Pnemonia Berat oleh Puskesmas & Kader
2. Jumlah Kasus Pnemonia dan 137 53 38,69
Pnemonia Berat Ditangani Sesuai Standar

3 Demam Berdarah Dengue (DBD) *)


1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 95 84 88,42
2. Cakupan Penyelidikan Epidemologi (PE) 32 16 50
3. Kasus DBD / DD yang Ditangani 32 16 50

4 Pencegahan dan Penanggulangan PMS


dan HIV / AIDS
1. Inspeksi Menular Sexual (IMS) yang 1 0
diobati 0
2. Klien yang mendapat penanganan 1 0
HIV/AIDS 0
3. Penemuan Penderita HIV/AIDS <4 0 0

5 Pencegahan dan Penanggulangan Rabies *)


1. Cuci Luka Terhadap Kasus Gigitan HPR 0 0 0

6 Pencegahan dan Penanggulangan


Filiariasis dan Schistozomiasis *)
0 0

1. Kasus
Filaria
2.
3. sis yang
ditangani
0

7 Surveilans
1. Laporan STP 12 12 100,00
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 53 53 100,00
3. AFP 0 0 0
4. KLB

0 0 0
Variabel

Diare

1. Penemuan Kasus Diare di Puskesmas


1085 253 23,32
dan Kader
2. Kasus diare ditangani oleh Puskesmas & Kader
247 217 87,85
dengan Oral Rehidrasi

ISPA

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan 276 53 19,57


Pnemonia Berat oleh Puskesmas & Kader
2. Jumlah Kasus Pnemonia dan 137 53 38,69
Pnemonia Berat Ditangani Sesuai Standar

Demam Berdarah Dengue (DBD) *)


1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 95 84 88,42
2. Cakupan Penyelidikan Epidemologi (PE) 32 16 50
3. Kasus DBD / DD yang Ditangani 32 16 50

Pencegahan dan Penanggulangan PMS


dan HIV / AIDS
1. Inspeksi Menular Sexual (IMS) yang diobati 1 0 0
2. Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS 1 0 0
3. Penemuan Penderita HIV/AIDS <4 0 0

Pencegahan dan Penanggulangan Rabies *)


1. Cuci Luka Terhadap Kasus Gigitan HPR 0 0 0

Pencegahan dan Penanggulangan


Filiariasis dan Schistozomiasis *)
1. Kasus Filariasis yang ditangani 0 0 0

Surveilans
1. Laporan STP 12 12 100,00
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 53 53 100,00
3. AFP 0 0 0
4. KLB
0 0 0

Targ
et Pencap
N
Variabel Sasa aian %
o
ran
(T) (H)
KESEHA
TAN IBU
DAN
I ANAK
I TERMAS
I UK KB
\
Target Pencapaian
No Variabel Sasaran %
(T) (H)

IV UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


PENYAKIT MENULAR

A TB Paru
1. CDR 132 19 14,39
2. Kesembuhan 95 36 37,9
3. Konversi 90 6 6,7
B MALARIA
1. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) pada
0 0 0
Penderita Malaria Klinis *)
2. Penderita + (Positif) Malaria Diobati Sesuai
0 0 0
Standar

C Kusta
1. Penemuan Tersangka Penderita Kusta 1 0 0
2. Pengobatan Penderita Kusta 1 1 100
3. Pemeriksaan Kontak Penderita 27 0 0,0
4. Pencegahan dan Pemberantasan
170 8 4,71
Penyakit Kusta

, Pelayanan Imunisasi *)
1. Imunisasi HB O < 7 hari 724 542 74,86
2. Imunisasi BCG 724 464 64,09
3. Imunisasi DPT-HB-Hib 1 724 496 68,51
4. Imunisasi DPT-HB-Hib 2 724 474 65,47
5. Imunisasi DPT-HB-Hib 3 724 503 69,48
6. Imunisasi Polio 1 724 464 64,09
7. Imunisasi Polio 2 724 496 68,51
8. Imunisasi Polio 3 724 474 65,47
9. Imunisasi Polio 4 724 503 69,48
10. Imunisasi Campak/MR 724 413 57,04
11. Imunisasi Dasar Lengkap 705 413 58,58
12. Imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 540 246 45,56
13. Imunisasi Campak Baduta 540 227 42,04
14. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 529 338 63,89
15. Imunisasi TD pada anak kelas 2 SD 464 351 75,65
16. Imunisasi TT2 + pada bumil 674 156 23,15
17. Drop out DPT/HB/Hib (1) - DPT/HB/Hib (3) 0 0 0
18. Drop out DPT/HB/Hib (1) – Campak 0 0 0
19. Drop out polio (1) - polio (4) 0 0 0

Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T) (H)

V UPAYA PENGOBATAN
A Pengobatan
1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Umum termasuk rawat jalan gigi 5.889 22.211 377,17
2. Cakupan Rawat Jalan (Kunjungan
Baru) 5.889 3.608 61,27

B Pemeriksaan Laboratorium *)
1. Pemeriksaan Hemoglobin pada Bumil 819 819 100
2. Pemeriksaan Darah Trombosit
Tersangka 84 84 100
DBD
3. Pemeriksaan Urine Protein pada Ibu
Hamil 823 823 100
4. Pemeriksaan Darah Malaria 0 0 0
5. Pemeriksaan Tes Kehamilan 44 44 100
6. Pemeriksaan Sputum TB 140 140 100

C Rawat Inap
1. BOR 0 0 0
2. AVLOS 0 0 0
3. TOI 0 0 0
4. Kelengkapan rekam medis pasien
rawat inap 0 0 0

D Puskesmas PONED
1. Jumlah maternal risti/komplikasi yang 0 0 0
Ditangani
2. Jumlah neonatal risti yang ditangani 0 0 0

Target Pencapaian
No Variabel Sasaran %
(T) (H)

1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut


1. Pembinaan kelompok Usila sesuai standard 60 45 75,0
2. Pemantauan Kesehatan pada Anggota 2720 1002 36,8
Kel. Usila yang dibina sesuai standard

2 Upaya Kes Mata/Pencegahan Kebutaan


1. Penemuan Kasus Penyakit Mata
353 404 114,34
di Puskesmas
2. Penemuan Kasus Buta Katarak pada
39 44 112,82
Usia > 45 tahun

3 Kesehatan Jiwa
1. Pelayanan kesehatan orang dengan ganggu
184 299 162,5
an jiwa berat
4 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
1. UKGS Selektif Tahap II 8 8 100
2. Pemeriksaan gigi mulut dan penyuluhan pada anak
12 8 66,67
usia pra sekolah
3. Pemeriksaan gigi dan mulut pada usia lanjut di
Posyandu 4 0 0,00
Lansia/UKGMD
4. Pemeriksaan dan Penyuluhan Gigi pada
843 415 49,23
Bumil

5 Perawatan Kesehatan Masyarakat


1. Keluarga miskin yang dibina kesehatannya 3025 247 8
2. Kelurahan yang dibina perkesmas 3 3 100
3. Cakupan pasien yang mendapatkan layanan 1698 670
perkesmas 39

6 Bina Kesehatan Tradisional


1. Jumlah penyehat tradisional yang dibina/dipantau 10 0 0
2. Kelurahan dengan kelompok asman mandiri 3 1 33

7 Bina Kesehatan Kerja


1. Jumlah POS UKK yang dibentuk di wila 2 1 50
yah Puskesmas

8 Kes Olah Raga


3 0 0,00
1. Pembinaan kesor bagi anak SD
2.
Pembinaan Kelompok Potesial/Klub 3 0 0
dalam Kesehatan Olah Raga
Jemaah haji yang diperiksa
0 0 0
3. kebugarannya

9 Pelayanan Penyakit Tidak Menular


1. Cakupan Kelurahan dengan Posbindu 75,00
36 27
PTM
2. Cakupan perempuan usia 30 - 50 tahun
yang dideteksi dini kanker serviks dan 1257 11 0,88
payudara
3. Cakupan Sekolah yang melaksanakan
12 13 108,33
Kebijakan KTR
4. Pelayanan Kesehatan Penderita DM
779 790 101,41
5. Pelayanan Kesehatan pada usia produktif 26851 7809 29,08
6. Pelayanan Kesehatan bagi penderita
6388 2837 44,41
hipertensi

Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T)
(H)
IV BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Persalinan di fasilitas pelayanan


804 547 68,03
Kesehatan (PF)
2. Bumil Kurang Energi Kronik (KEK)
47 66 140,43

V UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


A Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Bumil KEK yang mendapat Tambahan PMT 47 58 123,40

2. Bumil Mendapat Tablet Tambah Darah


759 486 64,03
( TTD)
3. Bayi usia kurang dr 6 bln yg mendapat
382 233 60,99
ASI eksklusif
4. Bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini
335 479 142,99
( IMD )
5. Remaja Putri yg mendapat Tablet
635 1455 229,13
Tambah Darah ( TTD )

Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak, dan Remaja


Kunjungan Neonatal Pertama ( KN1) 762 561 73,62

2.3.3 Pencapaian Indikator kinerja Puskesmas dalam kurun waktu 2016-2020


(table T-C 23) terlampir

2.3.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Puskesmas ........ tahun 2016-2020


( table T-C 24) terlampir

2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Puskesmas ........

Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan tidak lepas dari


meningkatnya kapasitas kelembagaan daerah meliputi kapasitas SDM, sarana dan
prasarana serta sistem perencanaan, monitoring dan pelaksanaan pembangunan
daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi Puskesmas, berbagai tantangan yang akan dihadapi dalam kurun
waktu 2021-2026 adalah bagaimana langkah strategis untuk peningkatan pelayanan
yang lebih optiomal dalam mengatasi masalah seperti yang tertera dalam tantangan
masalah pada RPJMD kota ........ yakni daya saing sumber daya manusia yang
belum optimal dengan langkah sesuai misi ke 2 pemerintahan kota ........ yakni
meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat untuk menimgkatkan
kualitas sumberdaya manuisa. Peningkatan kinerja puskesmas sejalan dengan dinas
kesehatan kota dan memberikan dukungan penuh terhadap kesuksesan tugas
Walikota dan Wakil Walikota dimana selama 5 (lima) tahun ke depan.
Selain tantangan tersebut adanya tuntutan masyarakat atau tuntutan DPRD
yang makin tingi terhadap kinerja pelayanan kesehatan puskesmas, era keterbukaan
dan keleluasaan akses serta masyarakat yang tergantung bantuan pemerintah
mengakibatkan tingginya angka kemiskinan dan kesakitan menjadi tantangan
tersendiri dari puskesmas dalam peningkatan kinerja yang lebih optimal dan
bermutu sehingga meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka pengembangan pelayanan, peluang yang ada kedepannya cukup
memberikan kesempatan bagi Puskesmas untuk terus berkembang. Pemanfaatan
teknologi maju dalam pelayanan publik adalah salah satu peluang. Selain itu
peluang external yang didapat seperti adanya kebijakan peningkatan alokasi
anggaran infrastruktur akan mempercepat pembangunan infrastruktur dasar,
adanya perusahaan perusahan sehingga memberi peluang CSR nya. Dari
masyarakat sendiri adanya kesadaran serta ketergantungan yang tinggi terhadap
layanan kesehatan memberikan peluang untuk lebih meningkatkan jenis layanan.
Arah pembangunan Kota ........ pada periode RPJMD berikutnya menuntut
peningkatan daya saing daerah, maka organisasi telah mesti mempersiapkan diri
dengan meningkatkan kapasitas SDM yang dimilikinya sejak mulai dari sekarang.

Tabel 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan kesehatan


Puskesmas ........ (sumber analisis adalah 2.3 diatas /spm,pkp,)

NO TANTANGAN PELUANG
1 Angka Kematian Ibu dan Bayi Peningkatan kerjasama terhadap
faskes lainnya yang ada di
kota ........ dan pemberdayaan
masyarakat melalui kerjasama
lintas sector
2 Stunting Peningkatan gizi masyarakat dan
pemberdayaan kesehatan
masyarakat
3 angka penyakit menular Peningkatan pencegahan dan
lainnya (TBC, DBD, pengendalian penyakit menular
HIV/AIDS, dan diare) dan re- dan akses pelayanan kesehatan
emerging disease yang mudah dijangkau serta
kerjasama lintas sektoral
4 Kasus penyakit Tidak Peningkatan pemberdayaan
Menular (PTM) masyarakat dalam pencegahan
PTM melalui Posbindu dan
peningkatan pelayanan kesehatan
dalam penanganan PTM
6 Keterbatasan Sarana dan usulan dan penyediaan sarana
prasarana di puskesmas dan prasana dinkes kota ........
8 Program penanggulangan Peningkatan SDMK
krisis kesehatan penanggulangan krisis kesehatan
dan pembiayaan pra bencana, saat
bencana dan pasca bencana
9 Pelayanan kesehatan Penyediaan sarana dan prasarana
kegawatdaruratan dan pembiayaan yang memadai
dalam mendukung pelayanan
kesehatan penanggulangan
kedaruratan masyarakat baik
karena alam maupun non alam

10 komptetensi SDMK dalam Adanya dukungan pembiayaan


penanganan kedaruratan peningkatan kompetensi SDMK
kesmas dan penaganan kedaruratan
(KLB).
11 Puskesmas akan Kebutuhan layanan masyarakat
menerapkan pengelolaan terhadap jenis layanan kesehatan
keuangan dengan Badan di faskes dasar dan rujukan
Layanan Umum (BLU).
12 Perilaku masyarakat Peningkatan upaya dalam
tentang kesehatan memberikan informasi yang
khususnya pencegahan benar tentang pencegahan
penyakit masih rendah, penyakit.
sehingga

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PUSKESMAS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan.


Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Paraman Ampalu.
terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang terkait dengan capain indikator
Kinerja Puskesmas dan permasalahan secara umum, antara lain
Tabel TB-35 Identifikasi Permasalahan
Aspek Deskripsi
1. AKI Angka Kematian Ibu adalah banyaknya ibu
yang meninggal terkait dengan gangguan
kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas.

2. AKB Angka Kematin Bayi adalah banyaknya


bayi yang meninggal sebelum mencapai
umur satu tahun.

Prevalensi Stunting adalah pendek atau


3. Prevalensi Stunting
sangat pendek pada anak dibawah lima
tahun/balita disebabkan oleh kurang gizi
kronis.

Kepesertaan JKN adalah jumlah penduduk


4. Kepesertaan JKN di wilayah kerja yang menjadi anggota
BPJS.

5. SPM yang tidak tercapai Masih ada standar pelayanan minimal


puskesmas yang belum tercapai.

ODF adalah open defecation free yang


6. Belum tercapainya target ODF sebesar
merupakan kebiasaan masyarakat buang
100%
air besar sembarangan, kondisi ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat dan fasilitas pembuangan air
besar yang belum memenuhi syarat.

Jumlah sumber daya manusia berkerja


dipuskesmas yang belum memenuhi
7. SDM
kualitas dan kuantitas

Sarana dan Prasarana puskesmas yang


masih kurang.
8.. Sarpras
Kendala Terkait Capaian Indikator Kinerja Puskesmas.
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Paraman Ampalu terdapat
beberapa kendala, antara lain :
a. Kendala Eksternal
1) Adanya penyakit yang berpotensi wabah dan daerah endemis penyakit.
2) Adanya budaya tertentu dari masyarakat dalam mengatasi suatu
penyakit. pasien dan keluarganya dalam mempercayakan pelayanan
kepada Puskesmas, Adanya berita-berita miring terhadap Puskesmas
sedikit banyak menurunkan kredibilitas
3) Angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular masih tinggi.
Angka kesakitan dan kematian pada beberapa penyakit tidak menular
dan degeneratif seperti Hipertensi, DM, kardiovaskular dan kanker
cenderung mengalami peningkatan.
4) Mobilitas penduduk yang tinggi antar wilayah dapat mempercepat
sebaran penyakit menular.
5) Dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan
lagi dalam upaya peningkatan status posyandu yang ada.
6) Sarana bagunan untuk posyandu masih belum ada..
7) Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat ( PHBS ) masih rendah terutama kebiasaan cuci
tangan dengan sabun, kebiasaan merokok, pemberian ASI Eksklusif
pada bayi dan belum membudayanya kegiatan Pemberantasan Sarang
nyamuk.
8) Perilaku dari masyarkat yang terkesan menutupi penyakitnya terutama
TB paru.
9) Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya tanggung jawab Puskesmas masih rendah
sehingga dukungan terhadap pembangunan kesehatan sangat kurang.
10) Kesadaran yang rendah dari remaja dan usia produktif yang
berkunjung ke puskesmas selain berobat. Serta rendahnya kesadaran
serta kemauan dari ibu ibu hamil muda yang memeriksakan
Kehamilannya ke Puskesmas Paraman Ampalu
11) Masih adanya masyarakat miskin yang tidak terlindungi dengan
Jaminan Kesehatan sehingga akan mengalami kesulitan ketika
memerlukan perawatan tingkat lanjut.

b. Kendala Internal
1) Ketersediaan jumlah sumberdaya langsung pelayanan pasien, yang
kurang secara langsung berakibat pada kurang maksimalnya kinerja
dalam mencapai target semua program kegiatan yang ada baik dalam
Gedung dan luar gedung.
2) kualitas tenaga kesehatan yang kurang mendukung padahal tempat
pelayanan, jenis pelayanan dan kegiatan pelayanan ada beberapa
tempat dan kegiatan serta jumlah tenaga administrasi yang belum
terpenuhi sehingga banyak terjadi rangkap tugas antara petugas
fungsional sekaligus administrasi sehingga penyelesaian tugas
terlambat.
3) Masih Kurang optimalnya komitmen diantara pelaku pelayanan
terhadap Institusi dalam menerapkan nilai nilai organisasi yang secara
langsung menurunkan kinerja team, dan menghambat koordinasi.
4) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang tidak sebanding
dengan program yang dituntut pelaksanaanya dengan menggunakan
sarpras sehingga kinerja menjadi kurang optimal.
5) Petunjuk teknis dan pedoman pelaksanaan beberapa program kegiatan
belum jelas sehingga belum terlaksana dengan baik dan laporan
kegiatan belum menghasilkan data yang akurat.
6) Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan terhadap proses pengadaan
barang dan jasa, serta penetapan dasar hukum untuk bertindak yang
terlambat menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana karena
sempitnya waktu, sementara kalau mendahului, ada rasa ketakutan
bila salah atau menyimpang dan tidak taat asas.
7) Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan
masih belum optimal terutama akses informasi, ketepatan, akurasi,
kelengkapan yang berkaitan dengan lintas sektor.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.2.1 Visi

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun


2021-2026 merupakan penjabaran dari visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih. Visi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan
daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama lima
tahun. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,
tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Pasaman Barat maka visi
pembangunan daerah yang hendak dicapai dalam periode 2021–2026 adalah
“ Mewujudkan Pasaman Barat yang Bermartabat, Agamais, Maju dan Sejahtera”
Berdasarkan visi jangka menengah pemerintah daerah
Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021-2026, maka ditetapkan 3
misi jangka menengah pemerintah daerah Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021-2026 sebagai upaya dalam mewujudkan visi, yaitu :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional dan inovatif,


2. Membangun sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa,
berbudaya dan berdaya saing,
3. Mewujudkan perekonomian yang tangguh, berdaya saing dan inklusif.

Penetapan tujuan, sasaran pembangunan didasarkan pada


penetapan visi dan misi pembangunan. Tujuan dan sasaran
dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam
rangka mencapai visi dan misi. Tujuan strategis merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka menengah. Dengan
diformulasikannya tujuan strategis ini maka Kabupaten Pasaman
Barat dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan
dalam memenuhi visi dan misi dengan mempertimbangkan sumber
daya daerah dan kemampuan yang dimiliki baik aktual maupun
potensial.

Sasaran pembangunan daerah Kabupaten Pasaman Barat


merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dan
merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau
pencapaian kinerja pemerintah daerah Kabupaten Pasaman Barat
serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka
panjang yang sifatnya menyeluruh.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Pasaman


Barat dengan Dinas Kesehatan
Tahun 2021-2026

Visi : “Mewujudkan Pasaman Barat yang Bermartabat,


Agamais, Maju dan Sejahtera”
Mis Sasar Indikat
i an or
Mewujudkan tata Meningkatnya Persentase Penurunan
kelola Akuntabilitas Jumlah
pemerintahan Kinerja Dinas
yang profesional Temuan BPK atas
Kesehatan
dan inovatif Laporan Keuangan
Dinas Kesehatan

Nilai SAKIP Dinas


Kesehatan
Level Maturitas SPIP
Dinas

Kesehatan
Membangun Meningkatkan Angka Kematian Ibu
sumber daya derajat (AKI) Angka
manusia yang kesehatan Kematian Bayi (AKB
beriman dan Prevalensi Stunting
masyarakat
bertaqwa,
berbudaya dan Persentase Capaian
berdaya saing SPM Bidang Kesehatan
Meningkatkan
Peran Serta
Masyarakat Persentase Rumah
Tangga ber- PHBS
Dalam Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat
Sumber : RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026
Berdasarkan tabel diatas, tujuan dari Dinas Kesehatan adalah untuk penerapan
tata kelola pemerintahan profesional, akuntabel dan inovatif; meningkatnya kualitas
pelayanan publik; serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan program
sebagai berikut:

1) Program penunjang urusan pemerintahan daerah kabupaten/kota


2) Program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat
3) Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
4) Program sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman
5) Program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan


Renstra Dinas Kesehatan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman Barat tidak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan (Kemenkes). Kebijakan Kemenkes sangat berpengaruh terhadap
kebijakan kesehatan di Kabupaten. Sasaran dan indikator Kemenkes juga merupakan
sasaran yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk itu beberapa
faktor pendorong dan penghambat yang menyebabkan permasalahan di Dinas
Kesehatan Kabupaten terkait Sasaran Kemenkes dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 3.3
Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Sebagai
Permasalaha
Jangka Faktor
N n Pelayanan
SKPD
Menenga Pengham Pendoro
o h Kabupaten
bat ng
Renstra
K/L
1 2 3 4 5
Renstra 1. Lemahnya 1. Belum 1. Akredit
Kementer sinkronisasi sinkronnya menu asi
ian perencanaa program pusat institusi
Kesehata n dan dengan prioritas pendidi
n penganggar daerah kan
an pusat 2. Belum ada kesehat
dan daerah standarisasi an
dalam hal kompetensi lulusan 2. Regulasi
keterkaitan tenaga kesehatan tentang
program 3. Penerbitan e- Internship
dan katalog dan alat lulusan
pendanaan kesehatan dari dokter
2. Kualitas LKPP tidak tepat umum
lulusan waktu
tenaga 4. Belum optimalnya 3. UU
kesehatan implementasi 14/2008
belum siap perencanaan
pakai melalui e-planning dan
3. Efektifitas dan e- renggar PP
dan 5. Regulasi yang 61/20
efisiensi diterbitkan 10
pemanfaat Kemenkes hanya
an didasarkan pada tentang
anggaran standar minimal keterbuk
yang belum aan
seringkali mengakomodir informasi
tidak tepat kebutuhan publik
waktu pengembangan mendoro
4. Akreditasi, pelayanan ng
sertifikasi kesehatan di
dan registrasi Sumatera Barat tranpara
menjadi umumnya dan nsi dan
kewenangan Kabupaten akuntabil
pusat Pasaman Barat itas
pada khususnya kinerja
pelayana
n
kesehata
n
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa beberapa masalah yang
ditemukan antara lain adalah belum sinkronnya menu program pusat dengan prioritas
daerah, masalah kualitas tenaga kesehatan.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Analisis Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya

Hasil Kajian Fakt


Lingkungan or
Hidup Permasalah
Stategis an
No dengan Pelayanan Penghambat Pendoron
SKPD g
Tugas dan
Fungsi Dinas
Kesehatan
1. 1. Pemenuhan 1. Pembangun 1. Lemahnya 1. Sasaran
sarana dan an koordinas Renstra
prasarana kesehatan i dengan Kementeri
untuk belum sektor an
pembanguna berwawasan lain Kesehatan
n gedung lingkungan dalam adalah
administrasi 2. Belum ada peningkat pembangu
dan gedung juknis an nan
pelayanan tentang lingkunga berwawas
dasar pembanguna n sehat an
2. Peningkatan n 2. Kurangn kesehatan
SPAL (Sarana berwawasan ya 2. Banyakn
Pembuangan lingkungan kompete ya lintas
Air limbah) 3. Belum nsi sektor
3. Peningkatan adanya sumber mempun
Sarana Air kesatuan daya yai
Bersih dan gerak dengan tenaga tupoksi
Jamban sektor lain terkait
Keluarga dalam lingkung
peningkatan an
lingkungan
sehat
4. Pemantauan
dan
Pengamatan
terhadap
perkembang
an penyakit
berbasis
yang
berkaitan
dengan
iklim/ cuaca
5.
Peningkata
n Keluarga
Sadar Gizi
6.
Pengemba
ngan
Tanaman
Obat
3.2 Telaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga dan Renstra
PD Provinsi
Dalam perumusan tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan yang
dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis, maka hal tersebut
selain berdasarkan pada tujuan dan sasaran dalam RPJMD
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021-2026, juga mengacu
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga maupun instansi yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten.
Kementerian dan Lembaga yang terkait dengan tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan adalah Kementerian Kesehatan.
Mendasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024, visi
Kementerian Kesehatan adalah “Menciptakan manusia yang sehat,
produktif, mandiri, dan berkeadilan”. Dalam rangka mencapai visi
tersebut; Kementerian Kesehatan merumuskan dan menetapkan misi
yang diemban yaitu (a) Menurukan angka kematian ibu dan bayi; (b)
Menurunkan angka stunting pada balita; (c) Memperbaiki
pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional; dan (d) Meningkatkan
kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan
dalam negeri. Dari visi dan misi Kementerian Kesehatan, selanjutnya
ditetapkan tujuan Kementerian Kesehatan yaitu sebagai berikut:
1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan
siklus hidup
2) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
3) Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan
pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
4) Peningkatan sumber daya kesehatan

3.3 Telaah Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat


Visi pembangunan menjadi penting untuk menyatukan cita
dan cipta Bersama seluruh komponen dalam pencapaian
pembangunan daerah sesuai dengan permasalahan pembangunan
dan isu strategis yang telah dihadapi. Visi juga dibangun sebagai
usaha bersama seluruh pemangku kepentingan untuk

1
menyamakan dan menyelaraskan pandangan tentang apa yang
ingin dicapai dalam satu periode pembangunan. Dengan
mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan analisis isu
strategis pembangunan Kabupaten Pasaman Barat yang berpihak
pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka
Panjang, maka visi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
adalah :
“Terwujudnya Masyarakat kabupaten Pasaman Barat yang
sehat .mandiri secara merata.
Berdasarkan visi diatas, maka ditetapkan misi pembangunan
kesehatan Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
kesehatan yang ikhlas, berdedikasi, dan prfesional dalam melayani;
b. Melaksanakan diklat kesehatan dan non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan organisasi;
c. Meningkatkan kemampuan BLUD puskesmas untuk lebih mandiri
d. merencanakan kabupaten Pasaman barat jadi Kabupaten UHC;
e. Membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai organisasi pada
seluruh staf Puskesmas dan jajarannya.
Berdasarkan visi dan misi tersebut strategis dan arah
kebijakan dalam program prioritas dan nomenklatur Program.
Strategi yang digunakan yaitu Peningkatan pelayanan Pendidikan
dan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau. Kebijakan
yang ditempuh untuk mencapai strategi peninmgkatan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau, anatar lain :
a. Penanaman Budaya Hidup Sehat Sejak Usia Dini (Germas):
Program Prioritas : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
b. Optimalisasi Pemanfaatan Puskesmas, Pustu dan jaringannya :
Program Prioritas : Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
dan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
c. Peningkata jangkauan pelayanan kesehatan dengan membentu
poskesri setiap kejorongan.

3.5 Telaah Visi, Misi dan Program Puskesmas Paraman Ampalu

2
Visi dan Misi dari Puskesmas ........ sejalan dengan visi dan
Misi Dinas Kesehatan Kota ........, pembangunan kesehatan di
Kota ........ sangatlah penting dalam rangka untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kota ........ yang optimal, dan
untuk mencapai keinginan tersebut diperlukan visi dan misi
dalam pembangunan kesehatan di Kota .........

Adapun Visi dan Misi dari Puskesmas ........ adalah Sebagai


berikut :
1. Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan
Bermartabat di ........ serta terkemuka di Kalimantan Selatan
tahun 2026.

2. Misi
Untuk mewujudkan visi yang ingin dicapai tersubut
dilakukan melalui beberapa misi yang akan dilaksanakan oleh
Puskesmas ........ yang terdiri dari :
a. Memenuhi pengembangan SDM yang ikhlas dan
berdedikasi serta bermutu dalam pelayanan Kesehatan
yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan.
b. Membangun profesionalisme dan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal baik individu, keluarga dan
masyarakat.
c. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi bagi
masyarakat serta meningkatkan peran aktif masyarakat
mewujudkan lingkungan yang sehat.
d. Membangun karakter dan menanamkan nilai nilai
organisasi pada seluruh staf puskesmas dan jajarannya.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas ........


menetapkan kebijakan mutu sebagai berikut :
1. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat;
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, aman,
cepat, tepat dan nyaman pada masyarakat sesuai dengan

3
standar;
1. Mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien dan
petugas;
2. Meningkatkan kompetensi petugas;
3. Menerapkan sitem manajemen mutu akreditasi.
Visi , misi dan kebijakan mutu yang telah ditetapkan
diharapkan mampu untuk memenuhi tujuan dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas.
Puskesmas ........ juga menerapkan nilai-nilai organisasi in
yaitu “THE WINNERS “ dengan penjelasan :
1. TogeTHErness yang berarti bersama-sama dalam
pelaksanaan pembanguan kesehatan di Kota ........,
2. Wise yang berarti Bijaksana dalam berbuat dan bekerja di
dalam melaksanakan tugas,
3. Integrity yang berarti mempunyai tanggung jawab yang tinggi
dalam bertugas yang diemban atau diberikan,

4. Norm yang berarti bekerja dengan norma-norma dan aturan


yang berlaku,
5. Non Discrimination yang berarti tidak membeda-bedakan
pelayanan yang diberikan pada terhadap masyarakat,
6. Energic yang berarti selalu bersemangat dalam bertugas dan
memberikan pelayanan pada masyarakat,
7. Responsive yang berarti cepat tanggap dalam menghadapi
masalah, memberikan pelayanan pada masyarakat,
8. Safety yang berarti mengutamakan keamanan dan
keselamatan petugas dan pasien dalam memberikan
pelayanan.
Untuk mengimplementasikan visi dan misi tentunya
diperlukan suatu kegiatan-kegiatan yang disusun dalam suatu
program. Program-program yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan harus dintegrasikan dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pendekatan PIS-PK
ini merupakan salah satu cara puskesmas mengintegrasikan
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan

4
mendekatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerja dengan
mendatangi keluarga.

3.5. Penetapan Isu-isu Strategis


Penetapan issue strategis mengacu pada issue strategis
nasional pada RPJMN 2020-2024, isue strategis kota ........ yakni
ertuang dalam RPJMD kota ........ 2021-2026 dalam misi ke 2
yakni meningkatkan derajat Kesehatan dan Pendidikan
Masyarakat untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Serta issue internasional berdasarkan SDG’s, Revolusi industry
4.0 dan perubahan iklm global.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan
sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana
pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan
bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta
etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan
pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan yang
dijalankan perangkat daerah senantiasa mampu menyelaraskan
diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh
karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan
lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke
dalam yang tidak boleh diabaikan.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi perangkat


daerah adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi perangkat daerah di masa
mendatang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan
menimbulkan kerugian yang yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka
panjang.

5
Selama periode 2021-2026, Puskesmas ........ dituntut lebih
responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-
perubahan baik di tingkat lokal, regional dan nasional, maupun
internasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu
memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi
ke depan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan
menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu, perlu diantisipasi dengan
perencanaan yang matang dan komprehensif sehingga arah
pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.
Memperhatikan isu–isu dan permasalahan pembangunan yang
dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
menuju good governance and clean government sehingga akan
berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan
isu-isu dan masalah pembangunan yang akan dihadapi Kota ........
pada tahun 2021-2026 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan
dan isu pembangunan provinsi dan nasional. Secara umum, isu-isu
yang menjadi landasan dalam perumusan strategi dalam
penyusunan program dan kegiatan dalam periode 2021-2026 adalah
sebagai berikut:
1. AKI

Kematian ibu merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek, baik


aspek klinik, aspek sistem pelayanan maupun faktor-faktor non-
kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan secara
optimal.

Cakupan hasil angka kematian ibu di Puskesmas ........ Tahun


2020 adalah 1 kasus
Beberapa masalah dalam upaya penurunan kematian ibu
adalah :

 Masih kurang optimalnya akses pelayanan, kualitas pelayanan


kesehatan ibu, penanganan persalinan yang adekuat dan
penatalaksanaan awal kegawat daruratan kesehatan ibu dan
neonatal di tingkat dasar dan rujukan
 Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan ibu yang menyebabkan 2 dari 3 terlambat diantaranya

6
keterlambatan mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui
kehamilannya berisiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan karena masalah tradisi/kepercayaan dalam keluarga
sehingga terlambat mengambil keputusan.
 Masih rendahnya status kesehatan, pendidikan kesehatan
reproduksi dan gizi wanita dan remaja sehingga mutu kesehatan ibu
sebelum dan saat hamil tidak optimal.

 Masih rendahnya sosial ekonomi budaya masyarakat, sehingga


masih ada pertolongan oleh DK ( Dukun Kampung )
Upaya penurunan jumlah kematian ibu di Wilayah kerja
Puskesmas ........ telah dilaksanakan berbagai upaya yaitu:
1. Peningkatan cakupan dan akses pelayanan kesehatan ibu yang
komprehensif dan berkualitas
- Antenatal Care Terpadu
- Asuhan Persalinan Normal di fasilitas kesehatan
- Pelayanan KB Paska Persalinan
- Skrining/Deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil, ibu bersalin dan
ibu nifas
- Homecare/kunjungan rumah padaibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas
- Penanganan komplikasi obsteri yang adekuat
- Pelaksanaan PERDA KIBBLA
- Konseling pada ibu hamil dengan Made in1000
2. Meningkatkan kemitraan lintas sektor dan lintas program
- Kemitraan dengan TNI/POLRI, Kemenag, BKBPMP
- Pendampingan LP/LS pada ibu hamil/bersalin/nifas berisiko
- Kemitraan DK
3. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
- Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
- P4K
4. Peningkatan surveilans dan informasi KIA
- Penerapan Buku KIA
- Audit Maternal Perinatal
- PWS KIA
- Bimbingan, monitoring dan evaluasi program

7
Dalam pelaksanaannya, diketahui bahwa sebenarnya perlu
keterlibatan berbagai pihak untuk mencapai tujuan penurunan
jumlah kematian ibu.
Pemahaman masyarakat, bahwa kehamilan bukan hanya urusan
suami-istri, tetapi juga ada keterlibatan dan peran keluarga,
masyarakat, juga pemerintah untuk memastikan kehamilan berjalan
dengan sehat. Selain itu, sudah semestinya kehamilan dipandang
bukan sekedar sebagai sesuatu yang alamiah, melainkan sesuatu
yang istimewa, sehingga memerlukan perhatian semua pihak karena
merupakan awal pembentukan generasi emas di masa akan datang.
Komunikasi, Informasi, juga Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk
mengubah paradigma tentang kehamilan, dari paradigma lama
menjadi paradigma baru. untuk mencegah 3 T (Terlambat dalam
mencapai fasilitas; Terlambat mendapatkan pertolongan,
dan Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan)
dan 4 T (Terlalu muda; Terlalu tua; Terlalu sering melahirkan;
dan Terlalu banyak) sebagai faktor yang berpengaruh dalam
menyebabkan tingginya jumlah kematian ibu di Kota .........
2. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) mencerminkan derajat kesehatan
masyarakat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada
saat lahir. AKB yaitu jumlah kematian bayi (usia 0-11 bulan) per 1.000
kelahiran hidup. Capaian Kinerja Indikator Angka Kematian Bayi (AKB)
pada tahun 2020 adalah 0 kasus

Kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2020 untuk mendukung


capaian Angka Kematian bayi adalah sebagai berikut:
a. Terlaksananya Workshop Manajemen BBLR dan Asfiksia Bayi Baru
Lahir bagi petugas;
b. Terlaksananya Kegiatan Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu
Tentang Pelayanan Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita melalui
buku KIA; dan
c. Terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang
Pelayanan Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita melalui Buku KIA.

3. Prevalensi stunting

8
Stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua
tahun) menunjukkan persentase banyaknya anak baduta (bawah dua
tahun) yang mengalami stunting (tumbuh pendek dan sangat pendek)
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan anak baduta (bawah dua tahun)
pada tahun yang sama.
Faktor utama masalah stunting disebabkan oleh karena:
a. Kurangnya asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan (masa
kehamilan), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun;
b. Riwayat Ibu hamil KEK (kurang energi kronis);
c. Ibu hamil Anemia;
d. Anemia pada waktu remaja;
e. Anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif;
f. Infeksi kecacingan pada anak;
g. Pola asuh orang tua;
h. Faktor sosial ekonomi keluarga; dan
i. Sanitasi dan air bersih.
j. Adanya pandemic pada tahun 2020 yang menyebabkan kegiatan
posyandu dilakukan dengan kunjungan kerumah rumah oleh kader.
Karena kondisi ini kader hanya membawa perlengkapan yang
menungkinkan dibawa dan ringan sehingga besar kemungkinan salah
dalam pengukuran, selain itu kondisi sarpras yang rusak akibat dibawa
kemana mana juga memungkinkan salah dalam pengukuran.

4.Pencapaian SPM yang belum optimal


Pencapaian SPM Dinas Kesehatan Kota ........ Tahun 2020 masih
terdapat 5 indikator yang berada dibawah 100% yaitu pelayanan
kesehatan usia produktif, pelayanan kesehatan usia lanjut,
pelayanan kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan
orang dengan TB. Dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV. Data Pencapaian SPM Dinas Kesehatan dapat
dilihat pada tabel

1. Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular dan Tidak


Menular
a. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular TB Paru
perlu adanya keterlibatan lintas sektor seperti kelurahan
maupun kecamatan.

9
b. Angka kesakitan Demam Berdarah masih ada, karena
iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak
merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti serta tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
c. Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat disebabkan upaya penemuan dan pencarian
kasus yang semakin intensif melalui VCT di Rumah Sakit.
d. Penyakit tidak menular (penyakit degenaratif) juga
menjadi masalah kesehatan dam salah satu penyebab
kematian diantaranya adalah Diabetes melitus (DM),
kardiovaskuler kematian diantaranya adalah kanker
(keganasan) cenderung meningkat, hal ini disebabkan pola
hidup masyarakat yang sudah berubah. Upaya yang
dilakukan adalah perlu peningkatan upaya preventif dan
promotive seiring dengan upaya kuratif dan rehabiliatif.
e. Angka harapan Hidup kota ........ 63,5
2. Ketenagaan
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat,
namun kebutuhan dan pemerataan distribusi belum
terpenuhi. Kualitas tenaga juga masih rendah. Masalah
kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis dan distribusi
menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

10
11
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PUSKESMAS

4.1 Tujuan dan sasaran

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang


perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan
daerah. Tujuan dan sasaran jangka menengah yang dituangkan
dalam dokumen Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu
merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran yang tertuang dalam
dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan yang merupakan
penjabaran dari tujuan dan sasaran yang tertuang dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021-2026. Hal ini dilakukan untuk
menjamin agenda-agenda yang dituangkan dalam RPJMD Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021-2026 secara otomatis menjadi beban
kerja dan tanggung jawab Dinas Kesehatan dan UPT nya dalam hal
ini adalah puskesmas melalui rancangan pelaksanaan program dan
kegiatan yang terukur pencapaian kinerjanya.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, urusan kewenangan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah urusan pemerintahan di
bidang kesehatan. Mendasarkan pada RPJMD Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2021-2026, tujuan dan sasaran jangka menengah
Dinas Kesehatan tercantum pada misi kedua yaitu “Meningkatkan
derajat Kesehatan dan Pendidikan masyarakat untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia”. Sesuai dengan misi tersebut, maka
ditetapkan tujuan pembangunan daerah yang berkaitan langsung
dengan Dinas Kesehatan yaitu “Terwujudnya sumber daya manusia
yang cerdas, sehat dan berdaya saing”. Adapun sasaran dalam
tujuan-tujuan tersebut yang berkaitan secara langsung dengan
Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan
inovatif dengan sasaran Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan
keuangan puskesmas

12
b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran
Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat
c. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit serta
pengelolaan kedaruratan dengan sasaran Meningkatnya
pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan
kedaruratan
d. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan
sasaran Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
dan Terjaminnya pembiayaan kesehatan
e. Peningkatan sumber daya manusia kesehatan dengan
sasaran Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan

13
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi merupakan rangkaian tahapan atau langkah-langkah yang


berisikan grand design perencanaan pembangunan dalam upaya
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang
telah ditetapkan. Sebagai salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah, rumusan strategi akan
mengimplementasikan bagaiamana sasaran pembangunan akan
dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari pemangku
kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah
arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-
upaya nyata dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.
Sementara itu, arah kebijakan merupakan suatu bentuk konkrit dari
usaha pelaksanaan perencanaan pembangunan yang memberikan
arahan dan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih optimal
dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah kebijakan
pembangunan daerah juga merupakan pedoman untuk menentukan
tahapan pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah dan
wakil kepala daerah guna mencapai sasaran RPJMD secara
bertahap.

Strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan merupakan rumusan


perencanaan komprehensif tentang bagaimana Dinas Kesehatan
melakukan upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran
target kinerja yang dibebankan dalam RPJMD Kabupaten Pasaman
Baraat 2021-2026 secara efektif dan efisien. Strategi dan arah
kebijakan Dinas Kesehatan selanjutnya dituangkan secara lebih rinci
sesuai dengan sasaran yang akan dicapai yaitu sebagai berikut
a. Penguatan pelayanan kesehatan melalui pendekatan siklus hidup
b. Penguatan layanan kesehatan untuk UKM dan UKP
c. Penyediaan layanan kesehatan untuk UKM dan UKP rujukan
d. Penyediaan operasional layanan Puskesmas

14
e. Penguatan layanan penunjang Puskesmas
f. Penyediaan layanan BLUD dan penunjang pelayanan

15
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu


atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas atau
masyarakat, yang dikoordanasikan oleh Dinas Kesehatan untuk
mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah, untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan dan dijabarkan dalam
beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur, pada Puskesmas
terdapat program yang merupakan kegiatan untuk belanja rutin dan
program yang menjadi prioritas urusan wajib.
Adapun Program Puskesmas Tahun 2021 s/d 2026 adalah berikut:
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kesehatan
3. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
4. Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan Makanan
Minuman

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh


Puskesmas sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program, dan terdiri dari sekumpulan Tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia),
barang modal termasuk peralatan, teknologi dana dan lain
sebagainya, Kesemuanya itu merupakan masukan (input) yang
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Untuk
melaksanakan kebijakan yang merupakan kebijakan yang
merupakan perwujudan visi misi dalam mencapai tujuan dan
sasaran program yang menjadi prioritas urusan wajib/belanja
langsung di Puskesmas, ditetapkan melalui kegiatan tahun 2021 s/d
2026 sebagai berikut:

68
1.2.1 Program Kegiatan yang mendukung Rencana Strategis
Puskesmas
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan
UKP
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
c. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
d. Pelayanan Kesehatan Balita
e. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
f. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
g. Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
h. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
i. Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Bencana dan/Atau Berpotensi Bencana
j. upaya pengurangan Risiko Krisis Kesehatan dan Pasca
Krisis Kesehatan
k. Investigasi awal kejadian diharapkan (Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi dan Pemberian Obat Massal)
l. Surveilans Kesehatan
m.Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
n. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga TB
o. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi
HIV
p. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
q. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
r. Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk pada kondisi
Kejadian Luar Biasa (KLB)
s. Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
t. Pelayanan Kesehatan Orang denga Gangguan Jiwa Berat

69
u. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Masalah Kesehatan
Jiwa (ODMK)
v. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
w.Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia


Kesehatan

Kegiatan Pengembangan Mutu dan Peningkatan


Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tingkat Puskesmas
a. Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi
Teknis sumber Daya Manusia
3. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Kegiatan Pelaksanaan Sehat dalam rangka Promotif
Preventif Tingkat Puskesmas
a. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan Gerakan Hidup
Bersih dan Sehat Kegiatan Pengembangan dan
Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) Tingkat Puskesmas
b. Peningkatan Upaya Promosi, Advokasi, Kemitraan dan
Pemberdayaan Masyarakat

1.2.2 Program Kegiatan yang menunjang Rencana Strategis


Puskesmas
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan
UKP
a. pelayanan kesehatan tradisional, Asuhan Mandiri, dan
Tradisional Lainnya
b. pelayanan kesehatan kerja dan olahraga
c. Jaminan Kesehatan Masyarakat
d. Pelayanan Fasilitas Kesehatan Lainnya (Laboratorium)

70
e. Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan
(Laboratorium)

Kegiatan Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan UKM


dan UKP
a. Pemeliharaan Rutin dan Berkala Alat Kesehatan/Alat
Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Pengadaan Alat Kesehatan/Alkes
c. Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. Pengadaan prasarana dan pendukung Fasilitas
kesehatan
e. Pengadaan Obat.
f. Pengadaan bahan habis pakai
g. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
Secara Terintegritasi
h. Pengelola Data dan Informasi Kesehatan

Kegiatan Pengembangan Mutu dan Peningkatan


Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tingkat Puskesmas
a. Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi
Teknis Sumber Daya Manusia

Kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan Pendayagunaan


Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk UKP dan UKM
a. Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kesehatan sesuai Standar
b. Pembinaan dan Pengawasan Sumber Daya Manusia
Kesehatan

2. Program Penunjang Urusan Administrasi


Kegiatan Administrasi adalah :
a. Penyediaan Peralataan dan Perlengkapan Kantor
b. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

71
c. Penyediaan Bahan Logistik Kantor
d. Penyediaan Barang dan Pengadaan
e. Penyediaan Komponen Intalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor

72
BAB VI
PENUTUP

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata


ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat
dipengaruhi oleh hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sektor
pembangunan lainnya. Penyusunan Renstra Puskesmas yang pada
hakekatnya merupakan rencana capaian kinerja dalam kurun waktu
5 (lima) tahun ini disusun dengan memperhatikan program dan
kegiatan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah
(RPJMD) Kabupaten Pasaman Barat
Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditujukan untuk
menciptakan dan mendukung Visi RPJMD Kabupaten Pasaman
Barat yang beriman dan Lebih Bermartabat” Visi di atas dilandasi
pemikiran bahwa Kabupaten Pasaman Barat harus menjadi
Kabupaten yang maju dan layak huni sejajar dengan Kabupaten lain
di Indonesia Keinginan tersebut diwujudkan dengan dasar
pengembangan budaya local yang menjadi urat nadi kehidupan
masyarakat.
Disamping itu keberhasilan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Pasaman Barat, sangat ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia, peran serta masyarakat dan dunia usaha sebagai
pelaku pembangunan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena
itu peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah merupakan
prioritas yang harus segera dikembangkan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Di sisi lain keberhasilan pembangunan
kesehatan yang diharapkan menghasilkan tingkat pencapaian yang
setinggi-tingginya, akan terpulang kepada komitmen dan kemauan
semua pelaku upaya kesehatan diberbagai tingkat, yang didukung
peran serta masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Sosial
Masyarakat yang ada di Kabupaten Pasaman Barat serta komitmen

73
politis yang tinggi dari Pemerintah Daerah. Oleh karena itu sebagai
pelaku pembangunan kesehatan, seluruh tenaga kesehatan yang ada
di Kabupaten Pasaman Barat diharapkan dapat memahami secara
sungguh-sungguh Renstra ini, sehingga penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dapat mempercepat
terwujudnya visi tersebut. Kami haturkan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Paraman Ampalu
kabupaten Pasaman Barat periode 2021-2026.
Demikian Renstra ini disusun semoga dapat dijadikan acuan
bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan
dapat tercapai tujuan pembangunan daerah kabupaten Pasaman
Barat

Paraman Ampalu..Januari 2022


Kepala Puskesmas ........

Efriza Destineldi

74

Anda mungkin juga menyukai