1.1.1.3 Renstra Puskesmas
1.1.1.3 Renstra Puskesmas
1
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS NOMOR 13
TAHUN 2021 TENTANG
RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA) PUSKESMAS ........
TAHUN 2021-2026
BAB I
PENDAHULUAN
2
kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
terdiri dari Upaya Kesehatan Perseorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat terdiri dari Upaya
kesehatan Masyarakat esensial dan upaya kesehatan Masyarakat
Pengembangan. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu
yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal,
maka puskesmas harus melaksanakan kegiatan manajemen
dengan baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis untuk menghasilkan luaran
(output) puskesmas secara efektif dan efisien. Kegiatan
manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Seluruh kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling
terkait dan berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan puskesmas
tersebut maka Puskesmas ........ menyusun Rencana Strategis
(Renstra) sebagai kerangka acuan dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan di puskesmas guna pencapaian program,
sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun ke depan
(2021– 2026).
Berdasarkan permendagri nomor 79 tahun 2018 tentang
badan layanan umum daerah pasal 41 ayat 1 dan 2
3
(1) Renstra Merupakan perencanaan 5 (tahun) yang disusun
menjelaskan strategi pengelolaan BLUD dengan
mempertimbangkan alokasi sumberdaya dan kinerja dengan
menggunakan teknik analisa bisnis
(2) Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah
Dalam pasal 42 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD, menyusun Renstra sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bagian dari
Renstra SKPD
(2) Penyusunan Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat :
a. Rencana pengembangan layanan
b. Strategi dan arah kebijakan
c. Rencana program dan kegiatan; dan
d. Rencana keuangan
4
Tahun 2021-2026 menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota ........ Tahun 2021-
2026. Dan menjadi acuan dalam penyusunan Renstra
puskesmas. Rencana Strategis Puskesmas ........ merupakan
penjabaran teknis Rencana strategis dinas Kesehatan yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional
yang disusun oleh setiap Puskesmas ........ di bawah koordinasi
Sub Bagian Perencanaan dan keuangan Dinas Kesehatan
Kota .........
Rencana Strategis Puskesmas ........ kemudian
dijabarkan menjadi program tahunan dalam Rencana Kerja
(Renja) Puskesmas ........ dan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
Puskesmas ........ yang memuat kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan dilengkapi dengan kebutuhan
pendanaan dan sumber dana. Sebagai bagian dokumen
perencanaan kinerja dalam penyelenggaraan pelaksanaan
pelayanan Kesehatan diwilayah kerja Puskesmas ........, maka
dokumen Rencana Strategis Puskesmas ........ Kota ........
Tahun 2021-2026 menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) Puskesmas ........ Kota ........ dalam
kurun waktu tersebut. Dan rencana strategis dari puskesmas
menjadi acuan dalam perencanana kerja puskesmas. Renja
yang berpedoman pada Rencana Strategis bertujuan untuk
menjamin kesesuaian antara program, kegiatan, lokasi
kegiatan, kelompok sasaran, serta prakiraan maju yang
disusun dalam rancangan awal Renja dengan Rencana
Strategis.
Dengan berpedoman pada renstra Puskesmas ........
maka diharapkan semua kegiatan akan lebih terencana, lengkap
dan akurat sehingga dapat mencapai target baik dalam kualitas
maupun kuantitas program kegiatan serta memenuhi kebutuhan
dan harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra
ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Propinsi Kalimantan Selatan dan Rencana Strategis Dinas
5
Kesehatan Kota ......... Adapun penetapan kegiatan dalam renstra
didasarkan pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan.
6
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentan Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional;
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
7
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
15. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
16. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
8
5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
21. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 5679);
22. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabiilitas Sistem
Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau
Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6485);
23. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
9
24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Sistem Informasi Kesehatan (SIK);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4663);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
10
31. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5941);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Inovasi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6123);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6178);
35. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
36. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6323);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan
11
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6633);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6634);
40. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024;
41. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
42. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199);
43. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan
Berbasis Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 182);
44. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
112);
45. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
46. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak;
12
47. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;
48. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata CaraPerencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata CaraEvaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana PembangunanJangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
MenengahDaerah, serta T ata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka PanjangDaerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018
tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
52. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
13
53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 288);
54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
55. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2009 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 16);
56. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2015-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 Nomor
9,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 93);
57. Peraturan Daerah Kota ........ Nomor 5 Tahun 2013 tentang
RencanaTata Ruang Kota ........ Tahun 2013-2032
(Lembaran Daerah Kota........ Tahun 2013 Nomor 5);
58. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah;
59. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Pengembangan Kota Layak Anak;
60. Peraturan Daerah Kota ........ Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
RPJMD Kota ........ Tahun 2006-2025(Lembaran Daerah
Kota ........ Tahun 2016 Nomor 4);
61. Peraturan Daerah Kota ........ Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota ........
14
(Lembaran Daerah Kota ........ Tahun 2016 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kota ........ Nomor 40);
62. Peraturan Walikota ........ Nomor 78 Tahun 2016 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kota .........
1.3.1 Maksud
Maksud dari penyusunan renstra Puskesmas ........ tahun
2021-2026 ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja
pelayanan bidang Kesehatan untuk mewujudkan visi dan misi
daerah dan target kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang RPJMD.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan renstra Puskesmas ........ tahun
2021-2026 ini adalah :
1. Menjabarkan strategi dan program-program pembangunan
kesehatan dalam mendukung visi, misi, program kerja
kepala daerah yang telah ditetapkan pada peraturan
daerah tentang RPJMD dalam bidang kesehatan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas ........ ke dalam program
kegiatan untuk periode waktu 2021 –2026;
2. Memberikan acuan resmi bagi tenaga Kesehatan dan lintas
sektor Puskesmas ........ dalam upaya pembangunan bidang
Kesehatan serta sebagai pedoman alat pengendalian
terhadap penggunaan anggaran
15
3. Menjadi pedoman penyusunan rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan secara
terpadu, terarah dan terukur;
4. Sebagai tahapan dalam mengarahkan kebijakan
pemenuhan sumberdaya kesehatan untuk pencapaian visi
dan misi Puskesmas .........
5. Sebagai landasan operasional secara resmi bagi seluruh
bagian dilingkungan Puskesmas ........ dalam menentukan
prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan
diusulkan untuk dibiayai dari APBD dan BLUD.
6. Untuk mempersatukan langkah dan gerak serta komitmen
seluruh staf puskesmas dan lintas sektor, meningkatkan
kinerja sesuai standart manajemen dan mutu layanan
yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan
7. Menjamin keterkaitan dan keselarasan antara visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah
daerah Kota ........ Renstra Dinas Kesehatan Kota ........, dan
renstra Puskesmas ........ sehingga akan bermanfaat bagi
proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban, serta penilaian kinerja bagi
Puskesmas .........
Bab I PENDAHULUAN
16
Bagian ini menjelaskan mengenai proses disusunnya Rencana
Strategis Puskesmas ........ Kota ........ Tahun 2021-2026,
kemudian landasan hukum dalam penyusunan, maksud dan
tujuan penyusunan, dan sistematika penulisan yang
mendeskripsikan secara singkat isi dokumen rencana strategis.
17
Bab ini mengemukakan indikator Kinerja yang akan
dicapai Puskesmas ........ terkait dengan visi dan misi
pembangunan jangka menenga daerah yang tertuang
dalam RPJMD Kota ........ tahun 2021-2026
BAB II
GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ........
1.Gambaran Umum Puskesmas
18
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasar Lama dan
Kelurahan Belitung Selatan.
Puskesmas ........ termasuk dalam Kecamatan ........ Barat yang
mencakup 3 kelurahan yakni:
Tabel Posyandu
1 Kuin Cerucuk 14
2 Kuin Selatan 7
3 Belitung Utara 5
Kepemilikan/pengelola
No. Fasilitas Kesehatan Pem.
Swasta BUMN
Kab/Kota
1. Puskesmas Pembantu 2
2. Rumah bersalin 1
3. Balai Pengobatan 1
4. Praktik Dokter Bersama 1
19
5. Praktik Dokter Umum
5
Perorangan
6. Praktik Pengobatan Tradisional 12
7. Apotek 2
8. Toko Obat 3
1.2 Ketenagaan
Tabel
Daftar Ketenagaan yang Tersedia
di Puskesmas ........Tahun 2019
Berdasarkan Status Pendidikan, Kepegawaian dan Lokasi Kerja
Pustu
Jenis Tenaga
Kontra
Honor
S S D D
SMK
SMP
PNS
PTT
Profes
k
2 1 3 1
i
a. Kepala 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Puskesmas
b. Kepala Tata 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Usaha
c. Dokter 0 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0
20
d. Dokter Gigi 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
e. Bidan 0 0 2 6 0 0 0 7 1 0 0 8 0
f. Perawat 0 0 1 4 0 0 0 4 1 0 0 5 0
g. Perawat Gigi 0 0 0 2 0 1 0 3 0 0 0 3 0
h.Sanitarian 0 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 2 0
i. Tenaga Gizi 0 0 0 3 0 0 0 2 1 0 0 3 0
j. Analisis
0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 0 2 0
Kesehatan
k.Tenaga 0
0 1 0 2 0 0 2 1 0 0 3 0
Farmasi
l. SKM 0 0 3 0 0 0 0 1 0 2 0 3 0
m. Non 2
0 0 1 1 0 4 4 1 1 2 8 0
Nakes
2
TOTAL 0 6 8 22 0 5 31 6 4 2 43 0
Tabel
Peralatan Kesehatan Puskesmas ........ Tahun 2019
(melihat daftar ASPAK 2020)
21
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dengan pendekatan
keluarga. Dalam melaksanakan tugas puskesmas memiliki fungsi
1. Penyelenggaraan UKM tingkat Pertama di wilayah kerjanya;
2. Penyelenggaraan UKP tingkat Pertama di wilayah kerjanya.
Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan daerah Kota ........
nomor 25 tahun 2014 tentang pembentukan Organisasi dan tata
kerja perangkat Daerah (lembaran daerah tahun 2014 nomor 25) dan
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat sebagaimana yang tercantum
dalam peraturan walikota nomor 78 tahun 2016 tentang Tugas
pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota .........
Dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang puskesmas ddisebutkan
bahwa Puskesmas mempunyai tugas pokok pelayanan, pembinaan
dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, Puskesmas mempunyai fungsi :
1. Pelayanan upaya kesehatan meliputi kesejahteraan ibu dan anak,
KB, perbaikan Gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pemberantasan penyakit, imunisasi, pembinaan kesehatan
lingkungan, Usaha Kesehatan Sekolah, olahraga, pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan
mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan
usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, mata, fisioterapi dan pencatatan
serta laporan.
2. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat,
koordinasi semua upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan,
pelaksanaan rujukan medik, pembentukan sarana dan pembinaan
teknis kepada puskesmas pembantu, poliklinik kesehatan desa, unit
pelayanan kesehatan swasta serta kader kesehatan.
3. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
bidang kesehatan di wilayah kerja dan pengembangan kegiatan
swadaya masyarakat.
4. Pengelolaan ketatausahaan.
22
Berdasarkan Peraturan Walikota ........ nomor 78 tahun 2016
Tentang Tugas pokok, fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kota ........ bahwa Unsur organisasi Dinas Kesehatan yang terdiri dari
Sekretariat, Bidang Kesehatan masyarakat, Bidang Pencegahan dan
Pengendalian penyakit, Bidang Pelayanan dan Sumber daya
Kesehatan, kelompok jabatan fungsional dan unit pelaksana tekhnis.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas disebutkan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
berkesinambungan diperlukan pengaturan dan tata organisasi yang
berkesinambungan yang tertuang dalam struktur organisasi
Puskesmas ........ sebagai berikut
1. Kepala Puskemas;
2. Kapala Sub Bagian Tata Usaha, membawahi urusan;
a. Manajemen dan perencanaan puskesmas
b. Sistem informasi Puskesmas;
c. Keuangan;
d. Umum dan Kepegawaian.
3. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
essensial dan keperawatan Kesehatan masyarakat, yang
membawahi urusan :
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga Yang bersifat UKM (PIS PK)
d. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan perawatan dan Kesehatan masyarakat.
4. Penanggung Jawab UKM Pengembangan, membawahi urusan:
a. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
b. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
c. Pelayanan Kesehatan Olahraga
d. Pelayanan Kesehatan Kerja
e. Pelayanan Kesehatan lainnya terdiri dari pelayanan
f. Kesehatan jiwa,
g. pelayanan Kesehatan indera
23
h. pelayanan Kesehatan lanjut usia
5. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP),
Kefarmasian dan laboratorium, membawahi beberapa kegiatan
Antara lain :
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Kesehatan keluarga Ibu dan anak serta remaja
dan KB
d. Pelayanan Gawat darurat
e. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan Persalinan
g. Pelayanan kefarmasian
h. Pelayanan Laboratorium
6. Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, yang membawahi :
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Praktik Bidan swasta
d. Jejaring Puskesmas
7. Penanggung jawab Bangunan, prasarana dan peralatan
Puskesmas
8. Penanggung Jawab Mutu.
24
2.1.1 Upaya Kesehatan yang Dilaksanakan.
25
g. Upaya Kesehatan Sekolah.
2 Upaya kesehatan Masyarakat pengembangan, terdiri dari :
a. Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Toga
b. Pelayanan Kesehatan Lansia
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa
d. Program Kesehatan UKGS/UKGMD
e. Pelayanan Kesehatan Olah raga
f. Pelayanan Kesehatan Indera
g. Pelayanan Kesehatan Kerja
h. Program PKPR
i. Program PSM
j. Program Krisis dan Bencana
II. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100% 793 Bulin 547 69%
26
III. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 100% 762 BBL 551 72.3%
Lahir
27
2.3.2 Capaian Indikator Kinerja Puskesmas ........ sesuai
Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2020
Capaian indikator kinerja Puskesmas ........ tahun 2020 yang
berdasarkan pada Penilaian Kinerja Puskesmas dapat dilihat pada
tabel 2.14 dibawah ini :
Tabel 2.14
Capaian Kinerja Puskesmas ........ berdasarkan
Penilaian Kinerja Puskesmas tahun 2020
Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T) (H)
I PROMOSI KESEHATAN
A Promosi PHBS pada :
1. Institusi Pendidikan 60 75 125,00
2. Institusi Sarana Kesehatan 18 142 788,89
3. Institusi Rumah Tangga 3070 3750 122,15
4. Institusi Tempat-Tempat Umum 158 86 54,43
5. Institusi Tempat-Tempat Kerja 18 9 50,00
6. Panti Asuhan 0 0 0,00
7. Pesantren 0 0 0,00
E Pembinaan UKS
1. Jumlah sekolah yang melaksanakan UKS 30 30 100
2. Jumlah dokter kecil 321 400 125
3. Jumlah kader kesehatan remaja 181 120 66
4. Jumlah guru pembina
UKS 26 30 115
5. Kunjungan tenaga kesehatan ke sekolah 210 171 81
F Kebijakan Publik
1. Jumlah inovasi kebijakan tingkat
kelurahan 0 0 0
yang mendukung
kesehatan
G Kemitraan
1. Jumlah mitra yang berperan aktif dalam 5 0 0
upaya promosi kesehatan
Variabel Target %
Sasaran (T) Pencapaian
28
(H)
No
II KESEHATAN LINGKUNGAN
A Penyehatan Air
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih 4458 2198 49,30
2. Pembinaan Kelompok Masyarakat 0 0 0,00
Kelompok Pemakai Air
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih ( PDAM ) 23 21 91,30
G Klinik Sanitasi
1. Kunjungan ke Klinik Sanitasi 421 216 51,31
H Sanitasi Pasar
Jumlah pasar yang memenuhi syarat kesehatan 4 8 200
I STMB
Jumlah kelurahan yang melaksanakan STBM 3 0 0
Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T) (H)
KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK
III KB
A Kesehatan Ibu
1. Pelayanan Kesehatan Bagi Bumil Sesuai
843 489 58,01
Standar untuk Kunjungan Lengkap
2. Drop Out K4 - K1 84 0 0,00
29
3. Pelayanan Persalinan oleh Nakes
804 547 68,03
yang mempunyai Kompetensi Kebidanan
4. Pelayanan Nifas Lengkap (Ibu dan
804 519 64,55
Neonatus) Sesuai Standar (KN 3)
5. Pelayanan dan atau Rujukan Bumil Risti/
169 126 75,00
Komplikasi
B Kesehatan Bayi
1. Penanganan dan atau Rujukan Neonatus 114 161 141,23
Resiko Tinggi
2. Cakupan BBLR ditangani / di MTBM 21 54 164
3. Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama
762 551 72
( KN 1 )
4. Cakupan Kunjungan Bayi 762 446 59
Target Pencapaia
N n
Variabel Sasaran %
o
(T) (H)
1 Diare
2 ISPA
30
Pnemonia Berat oleh Puskesmas &
Kader
2. Jumlah Kasus Pnemonia dan 137 53 38,69
Pnemonia Berat Ditangani Sesuai
Standar
7 Surveilans
1. Laporan STP 12 12 100,00
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 53 53 100,00
3. AFP 0 0 0
4. KLB
0 0 0
Target Pencapaia
No Variabel Sasaran n %
(T) (H)
31
A TB Paru
1. CDR 132 19 14,39
2. Kesembuhan 95 36 37,9
3. Konversi 90 6 6,7
B MALARIA
1. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) pada
0 0 0
Penderita Malaria Klinis *)
2. Penderita + (Positif) Malaria Diobati Sesuai
0 0 0
Standar
C Kusta
1. Penemuan Tersangka Penderita Kusta 1 0 0
2. Pengobatan Penderita Kusta 1 1 100
3. Pemeriksaan Kontak Penderita 27 0 0,0
4. Pencegahan dan Pemberantasan
170 8 4,71
Penyakit Kusta
, Pelayanan Imunisasi *)
1. Imunisasi HB O < 7 hari 724 542 74,86
2. Imunisasi BCG 724 464 64,09
3. Imunisasi DPT-HB-Hib 1 724 496 68,51
4. Imunisasi DPT-HB-Hib 2 724 474 65,47
5. Imunisasi DPT-HB-Hib 3 724 503 69,48
6. Imunisasi Polio 1 724 464 64,09
7. Imunisasi Polio 2 724 496 68,51
8. Imunisasi Polio 3 724 474 65,47
9. Imunisasi Polio 4 724 503 69,48
10. Imunisasi Campak/MR 724 413 57,04
11. Imunisasi Dasar Lengkap 705 413 58,58
12. Imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 540 246 45,56
13. Imunisasi Campak Baduta 540 227 42,04
14. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 529 338 63,89
15. Imunisasi TD pada anak kelas 2 SD 464 351 75,65
16. Imunisasi TT2 + pada bumil 674 156 23,15
17. Drop out DPT/HB/Hib (1) - DPT/HB/Hib
0 0 0
(3)
18. Drop out DPT/HB/Hib (1) - Campak 0 0 0
19. Drop out polio (1) - polio (4) 0 0 0
Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T) (H)
V UPAYA PENGOBATAN
32
A Pengobatan
1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum
termasuk rawat jalan gigi 5.889 22.211 377,17
2. Cakupan Rawat Jalan (Kunjungan Baru) 5.889 3.608 61,27
B Pemeriksaan Laboratorium *)
1. Pemeriksaan Hemoglobin pada Bumil 819 819 100
2. Pemeriksaan Darah Trombosit Tersangka 84 84 100
DBD
3. Pemeriksaan Urine Protein pada Ibu
Hamil 823 823 100
4. Pemeriksaan Darah Malaria 0 0 0
5. Pemeriksaan Tes Kehamilan 44 44 100
6. Pemeriksaan Sputum TB 140 140 100
C Rawat Inap
1. BOR 0 0 0
2. AVLOS 0 0 0
3. TOI 0 0 0
4. Kelengkapan rekam medis pasien rawat
inap 0 0 0
D Puskesmas PONED
1. Jumlah maternal risti/komplikasi yang 0 0 0
ditangani
2. Jumlah neonatal risti yang ditangani 0 0 0
Target Pencapaia
No Variabel Sasara n %
n (T) (H)
3 Kesehatan Jiwa
1. Pelayanan kesehatan orang dengan
ganggu 184 299 162,5
an jiwa berat
33
3. Pemeriksaan gigi dan mulut pada usia
lanjut di Posyandu 4 0 0,00
Lansia/UKGMD
4. Pemeriksaan dan Penyuluhan Gigi pada 843 415 49,23
Bumil
Target
No Variabel Sasaran Pencapaian %
(T)
(H)
34
2. Bumil Kurang Energi Kronik (KEK)
47 66 140,43
35
memberikan dukungan penuh terhadap kesuksesan tugas Walikota
dan Wakil Walikota dimana selama 5 (lima) tahun ke depan.
Selain tantangan tersebut adanya tuntutan masyarakat atau
tuntutan DPRD yang makin tingi terhadap kinerja pelayanan
kesehatan puskesmas, era keterbukaan dan keleluasaan akses serta
masyarakat yang tergantung bantuan pemerintah mengakibatkan
tingginya angka kemiskinan dan kesakitan menjadi tantangan
tersendiri dari puskesmas dalam peningkatan kinerja yang lebih
optimal dan bermutu sehingga meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka pengembangan pelayanan, peluang yang ada
kedepannya cukup memberikan kesempatan bagi Puskesmas untuk
terus berkembang. Pemanfaatan teknologi maju dalam pelayanan
publik adalah salah satu peluang. Selain itu peluang external yang
didapat seperti adanya kebijakan peningkatan alokasi anggaran
infrastruktur akan mempercepat pembangunan infrastruktur dasar,
adanya perusahaan perusahan sehingga memberi peluang CSR nya.
Dari masyarakat sendiri adanya kesadaran serta ketergantungan
yang tinggi terhadap layanan kesehatan memberikan peluang untuk
lebih meningkatkan jenis layanan. Arah pembangunan Kota ........
pada periode RPJMD berikutnya menuntut peningkatan daya saing
daerah, maka organisasi telah mesti mempersiapkan diri dengan
meningkatkan kapasitas SDM yang dimilikinya sejak mulai dari
sekarang.
NO TANTANGAN PELUANG
1 Angka Kematian Ibu dan Bayi Peningkatan kerjasama terhadap
faskes lainnya yang ada di
kota ........ dan pemberdayaan
36
masyarakat melalui kerjasama
lintas sektor
2 Stunting Peningkatan gizi masyarakat dan
pemberdayaan kesehatan
masyarakat
3 angka penyakit menular lainnya Peningkatan pencegahan dan
(TBC, DBD, HIV/AIDS, dan pengendalian penyakit menular
diare) dan re-emerging disease dan akses pelayanan kesehatan
yang mudah dijangkau serta
kerjasama lintas sektoral
4 Kasus penyakit Tidak Peningkatan pemberdayaan
Menular (PTM) masyarakat dalam pencegahan
PTM melalui Posbindu dan
peningkatan pelayanan kesehatan
dalam penanganan PTM
6 Keterbatasan Sarana dan usulan dan penyediaan sarana
prasarana di puskesmas dan prasana dinkes kota ........
8 Program penanggulangan krisis Peningkatan SDMK
kesehatan penanggulangan krisis kesehatan
dan pembiayaan pra bencana, saat
bencana dan pasca bencana
9 Pelayanan kesehatan Penyediaan sarana dan prasarana
kegawatdaruratan dan pembiayaan yang memadai
dalam mendukung pelayanan
kesehatan penanggulangan
kedaruratan masyarakat baik karena
alam maupun non alam
37
12 Perilaku masyarakat Peningkatan upaya dalam
tentang kesehatan memberikan informasi yang
khususnya pencegahan benar tentang pencegahan
penyakit masih rendah, penyakit.
sehingga
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PUSKESMAS
38
terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang terkait dengan
capain indikator Kinerja Puskesmas dan permasalahan secara
umum, antara lain
Tabel TB-35 Identifikasi Permasalahan
Aspek Deskripsi
1. AKI Angka Kematian Ibu adalah banyaknya
ibu yang meninggal terkait dengan
gangguan kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas.
39
Aspek Deskripsi
40
sabun, kebiasaan merokok, pemberian ASI Eksklusif
pada bayi dan belum membudayanya kegiatan
Pemberantasan Sarang nyamuk.
8) Perilaku dari masyarkat yang terkesan menutupi
penyakitnya terutama TB paru.
9) Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan
tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab
Puskesmas masih rendah sehingga dukungan terhadap
pembangunan kesehatan sangat kurang.
10) Kesadaran yang rendah dari remaja dan usia produktif
yang berkunjung ke puskesmas selain berobat. Serta
rendahnya kesadaran serta kemauan dari ibu ibu hamil
muda yang memeriksakan gigi ke poli gigi di
Puskesmas .........
11) Masih adanya masyarakat miskin yang tidak terlindungi
dengan Jaminan Kesehatan sehingga akan mengalami
kesulitan ketika memerlukan perawatan tingkat lanjut.
b. Kendala Internal
1) Ketersediaan jumlah sumberdaya langsung pelayanan
pasien, yang kurang secara langsung berakibat pada
kurang maksimalnya kinerja dalam mencapai target
semua program kegiatan yang ada baik dalam Gedung
dan luar gedung.
2) kualitas tenaga kesehatan yang kurang mendukung
padahal tempat pelayanan, jenis pelayanan dan
kegiatan pelayanan ada beberapa tempat dan kegiatan
serta jumlah tenaga administrasi yang belum terpenuhi
sehingga banyak terjadi rangkap tugas antara petugas
fungsional sekaligus administrasi sehingga penyelesaian
tugas terlambat.
3) Masih Kurang optimalnya komitmen diantara pelaku
pelayanan terhadap Institusi dalam menerapkan nilai
nilai organisasi yang secara langsung menurunkan
kinerja team, dan menghambat koordinasi.
41
4) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang
tidak sebanding dengan program yang dituntut
pelaksanaanya dengan menggunakan sarpras sehingga
kinerja menjadi kurang optimal.
5) Petunjuk teknis dan pedoman pelaksanaan beberapa
program kegiatan belum jelas sehingga belum
terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum
menghasilkan data yang akurat.
6) Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan terhadap
proses pengadaan barang dan jasa, serta penetapan
dasar hukum untuk bertindak yang terlambat
menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana
karena sempitnya waktu, sementara kalau mendahului,
ada rasa ketakutan bila salah atau menyimpang dan
tidak taat asas.
7) Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung
manajemen kesehatan masih belum optimal terutama
akses informasi, ketepatan, akurasi, kelengkapan yang
berkaitan dengan lintas sektor.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.2.1 Visi
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kota ........ Tahun
2021-2025 merupakan penjabaran dari visi Walikota dan Wakil
Walikota terpilih. Visi menggambarkan arah pembangunan atau
kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam
masa jabatan selama lima tahun. Dengan mempertimbangkan
potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di
Kota ........, maka visi pembangunan daerah yang hendak dicapai
dalam periode 2021–2025 adalah “........ Baiman dan Lebih
Bermartabat”.
Visi di atas dilandasi pemikiran bahwa Kota ........ harus
menjadi kota yang maju dan layak huni sejajar dengan kota-kota lain
di Indonesia. Keinginan tersebut diwujudkan dengan dasar
42
pengembangan budaya lokal berbasis sungai yang secara tradisional
telah menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Sungai harus
dipandang sebagai pangkal tolak bagaimana Kota ........ akan
dikembangkan di masa mendatang. Sebagai kota yang dikenal
dengan Kota Seribu Sungai, maka sungai harus menjadi basis utama
dalam menciptakan ........ sebagai kota yang bertakwa, aman, indah,
maju, amanah dan nyaman. Sebagai perwujudan masyarakat yang
beriman, harus mempunyai keyakinan bahwa semua agama bisa
tumbuh dan hidup rukun di Kota .........
Visi pembangunan Kota ........ Tahun 2021-2026 merupakan
keberlanjutan pembangunan Kota ........ Tahun 2016-2021.
Penjabaran makna dari Visi Kota ........ Tahun 2021-2026 adalah
sebagai berikut:
(B) Bertakwa : Kehidupan masyarakat ........ senantiasa diwarnai
oleh nilai-nilai keagamaan dan budi pekerti yang luhur. Pentingnya
aspek agama harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur
yang dianut oleh semua agama semestinya dapat ditentukan dalam
interaksi sosial sehari-hari. ........ harus diwujudkan sebagai kota
yang dapat melindungi masyarakatnya dari azab Allah SWT dengan
melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-
larangan-Nya. Salah satu fokus dari aspek ini adalah terwujudnya
masyarakat yang religius dan toleran dimana semua warga
masyarakat mengamalkan ajaran agama masing-masing kedalam
bentuk cara berpikir, bersikap, dan berbuat. Apapun bentuk
perbedaan di kalangan masyarakat dihargai dan dijadikan sebagai
faktor pendukung pembangunan daerah. Sehingga, dengan
pemahaman religius yang toleran, tidak akan terjadi konflik dan
pertikaian antar masyarakat yang berlandaskan perbedaan SARA
(Suku, Agama, Ras, Antar Golongan) di Kota ......... Untuk
mewujudkan cita-cita tersebut pemerintah Kota ........ terus
meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama.
(A) Aman : Mewujudkan masyarakat Kota ........ terhindar dan
terlindungi dari serangan, bahaya, ancaman dan kerusuhan yang
mengancam ketenteraman kehidupan dan aktivitas masyarakat.
Terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan akan
43
mendukung terwujudnya keamanan dan ketenteraman masyarakat.
Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya stabilitas
daerah. Situasi kota yang aman dan tertib merupakan kondisi yang
mutlak diperlukan oleh masyarakat sehingga situasi masyarakat
akan kondusif untuk turut serta mendukung jalannya
pembangunan. Untuk menjamin situasi aman bagi masyarakat,
Pemerintah Kota ........ akan mewujudkan ketertiban masyarakat.
Untuk itu, kondisi pemerintahan yang aman dan stabil juga akan
diwujudkan demi suksesnya pembangunan di Kota ........ melalui
peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan
dengan tujuan Kota ........ yang aman dan damai.
(I) Indah : Pembangunan Kota ........ diarahkan pada peningkatan
kualitas dan kuantitas visual yang dapat dipresentasikan dalam
taman kota, lampu penerangan jalan, dekorasi kota, dan
pembangunan ruang terbuka hijau. Penyelenggaraan pengelolaan
kebersihan, persampahan dan pemanfaatan sampah harus
dilaksanakan secara profesional dan berkelanjutan untuk
mewujudkan lingkungan kota yang bersih dan nyaman. Hal ini
tentunya juga perlu didukung dengan adanya sarana dan prasarana
yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk ikut
berpatisipasi di dalamnya. Untuk hal ini, Pemerintah Kota ........
akan terus mendorong dan mewujudkan pola ruang kota sesuai
dengan RTRW dan terwujudnya struktur ruang kota sesuai RTRW.
(M) Maju : Pembangunan Kota ........ harus dapat menciptakan
kesejahteraan masyarakat dengan terpenuhinya berbagai kebutuhan
dasar, serta tersedianya sarana dan prasarana dasar yang memadai.
Kota yang maju adalah sebutan untuk kota yang masyarakatnya
dapat menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi
canggih dan ekonomi yang merata. Oleh karena itu, sesungguhnya
pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Indonesia. ........ Maju adalah ........ yang dinamis, yang terus
bergerak menurut dinamika pergerakan dan perkembangan dunia.
Kota ........ harus senantiasa bergerak dengan tetap menjunjung nilai
keagamaan untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai daerah
44
tujuan wisata berbasis sungai yang handal dan religious melalui
pengembangan ekonomi mandiri, peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin, peningkatan kesempatan kerja, pengendalian
inflasi dan menciptakan wirausaha baru.
(A) Amanah : Pemerintah dan masyarakat Kota ........ mampu
melaksanakan hak dan kewajiban dengan baik sesuai dengan aturan
dan norma yang berlaku. Dengan demikian, Kota ........ yang Amanah
mencerminkan masyarakat dan pemerintah yang jujur dan
terpercaya dalam melaksanakan tugas yang diembannya,
memperlihatkan sikap, perilaku dan keteladanan serta menjadi
komitmen untuk seluruh pegawai. Terpenuhinya kebutuhan dasar
lebih mandiri sehingga menggambarkan keadaan masyarakatnya
yang makmur, sejahtera dan damai. Menghadapi paradigma
pemerintahan dalam era reformasi, perlu dilakukan upaya dalam
menyiasati tuntutan perubahan struktur maupun kultur. Untuk itu
pemerintah kota senantiasa meningkatkan kinerja dan
profesionalismenya dalam pengembangan sumber daya aparatur
serta secara proaktif melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang
dapat diukur dari peningkatan kapabilitas dan akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah dan penerapan reward and punishment
terhadap aparatur.
(N) Nyaman : Nyaman dalam segala urusan birokrasi, berusaha,
beribadah, serta kenyamanan dalam hal pendidikan dan kesehatan.
Bersih dan nyaman akan menjadikan Kota ........ sebagai kota yang
maju dan bermartabat. Aspek ini perlu didorong untuk
menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan, melalui
keamanan dan keasrian Kota ......... Kesan negatif terhadap
keamanan kota, semacam tindakan kriminalitas akan ditangani
dengan serius. Upaya ini dilakukan agar berbagai persoalan yang
membuat wisatawan tidak nyaman, semacam kemacetan, tumpukan
sampah, dan banjir dapat diatasi dengan baik. Selain itu, pelaku
usaha di bidang kepariwisataan dan kebudayaan daerah akan
didorong untuk berkembang, ditumbuhkan dan didukung penuh
dengan adanya industri-industri kreatif masyarakat sebagai
45
pendamping sector wisata, disinergikan dengan keberadaan industri
perhotelan dan jasa
pariwisata. Kondisi ini ini akan diwujudkan melalui peningkatan
konektivitas antar wilayah, peningkatan sarana dan prasarana
kelistrikan bagi industri, pemenuhan air bersih bagi rumah tangga
dan penataan pemukiman yang sehat dan nyaman.
Lebih Bermartabat: Pembangunan Kota ........ ke depan harus
mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak tertinggal dan
sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia. Sebagai ibukota provinsi,
pembangunan
di Kota ........ harus menjadi contoh bagi kota-kota lain di Provinsi
Kalimantan Selatan. Pengembangan potensi dan keunggulan
Kota ........ yaitu Sungai Martapura dan sebagai ibukota Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki fungsi sebagai kota industri, jasa,
perdagangan, memiliki akses ke provinsi lain, memiliki infrastruktur
berskala nasional dan internasional.
3.2.2 Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik
membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu
dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan
yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi. Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan
kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka
dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota ........ Tahun
2021-2025, maka ditetapkan misi pembangunan Kota ........ Tahun
2021-2025 yaitu sebagai berikut:
Misi 1: Meningkatkan daya saing usaha ekonomi lokal, berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi digital serta penguatan industri dan
sarana distribusi perdagangan.
Misi 2: Meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.
46
Misi 3: Menguatkan ketertiban, ketentraman, dan keamanan
masyarakat.
Misi 4: Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berbasis
teknologi informasi.
Misi 5: Meningkatkan kualitas pengelolaan infrastruktur yang
terintegrasi dengan penataan ruang dan lingkungan.
Misi 6: Mengembangkan pariwisata berbasis sungai dan memperkuat
nilai budaya Banjar dalam sendi kehidupan masyarakat.
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran V-7 ........ BAIMAN DAN LEBIH
BERMARTABAT
Teknologi digital serta penguatan industri dan sarana distribusi
perdagangan adalah perwujudan pokok visi “........ Lebih
Bermartabat”. Kalimat visi ini bermakna bahwa pengembangan
potensi dan keunggulan Kota ........ yaitu Sungai Martapura dan
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan memiliki fungsi sebagai
kota industri, jasa, perdagangan, memiliki akses ke provinsi lain,
memiliki infrastruktur berskala nasional dan internasional. Misi
pertama pada hakikatnya merupakan pelaksanaan pilar ekonomi
dimana dalam pengembangan perekonomian kota difokuskan pada
pengembangan ekonomi kreatif, infrastruktur ekonomi berbasis
produk lokal, penataan pusat perdagangan regional, peningkatan
digitalisasi UMKM, penguatan pembiayaan kepada pelaku usaha
kecil, dan pengembangan kawasan industri yang pada muaranya
akan mendukung peningkatan perekonomian kota secara
berkelanjutan. Dalam era globalisasi, dan teknologi informasi yang
berkembang pesat, pemerintah kota tidak dapat menghindar dari
persaingan antar kota-kota. Sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan
Selatan, Kota ........ menjadi barometer keberhasilan pembangunan
47
bagi kota-kota di Provinsi Kalimantan Selatan secara khusus, namun
juga kota-kota lain di Pulau Kalimantan. Pengembangan Kota ........
ke depan harus berorientasi pada kota pintar (smart city) dengan
memperhatikan beberapa hal penting untuk meningkatkan daya
saing kota, diantaranya perkembangan perekonomian kota dilihat
dari aktivitas di sektor perdagangan, jasa, kegiatan industri yang
berbasis penerapan teknologi terkini. Pengembangan Kota ........
sebagai kota modern dilaksanakan berdasarkan potensi sumber daya
manusia dan ciri khas yang dimilikinya. Membangun Kota ........
dengan potensi ekonomi dan bisnis yang dimilikinya dilakukan
dengan memperhatikan positioning kota, diferensiasi dan branding
atas produk-produk yang dimiliki. Peningkatan kegiatan
perekonomian melalui sektor perdagangan dan industri diarahkan
untuk mendorong terciptanya lapangan kerja sehingga dapat
mengurangi pengangguran dan kemiskinan untuk menuju ........
yang maju.
48
semakin terbuka menuntut kualitas sumber daya manusia yang
mampu bersaing secara kompetitif dalam kompetensi dan kualifikasi.
Pembangunan yang berlangsung di Kota ........ akan memperhatikan
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan dasar dalam peningkatan daya
saing sumber daya manusia. Aspek pendidikan dan kesehatan yang
tentunya berkualitas merupakan poin utama yang harus dipenuhi
agar sumber daya manusia di Kota ........ mampu bersaing dengan
daerah lain di Indonesia bahkan secara global. Kualitas sumber daya
manusia yang baik akan menciptakan masyarakat Kota ........ yang
semakin sejahtera di masa depan.
49
nyaman yang dirasakan dalam kehidupan masyarakat. Kondisi yang
tercipta merupakan manifestasi implementasi nilai-nilai religious.
Dalam kehidupan masyarakat, membangun masyarakat Kota ........
yang religius dan toleran adalah dengan menciptakan kondisi
obyektif yang memungkinkan interaksi antar umat beragama untuk
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dalam misi ini
terkandung tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat
Kota ........ yang aman dan nyaman, tanpa ada konflik sosial maupun
agama, bahkan konflik SARA, dan tercipta kohesi sosial masyarakat
yang baik. Kondisi Kota ........ yang tertib, tenteram, dan aman
menjadi salah satu faktor penentu daya saing kota di masa depan.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, kehidupan sosial
ekonomi masyarakat, dan kesiapan aparat keamanan dan ketertiban
masyarakat dalam mengantisipasi, mencegah dan menangani kasus-
kasus pelanggaran dan kejahatan menjadi faktor utama dalam
mewujudkan keamanan dan ketertiban Kota ......... Tidak hanya
menjadi tanggungjawab pemerintah kota, kondisi yang ingin dicapai
pada misi ini memerlukan keterlibatan aktif masayarakat dan aparat
penegak hukum.
50
Nyaman” bermakna bahwa Kota ........ yang menyegarkan dan
menyehatkan kehidupan warga. Kenyamanan dan kemudahan
urusan masyarakat akan terwujud dalam segala aspek kehidupan.
Selanjutnya Kota ........ terus berkembang dengan meningkatkan
kerjasama pelaku pembangunan. Misi keempat pada hakikatnya
merupakan pelaksanaan pilar lingkungan hidup yang akan
difokuskan pada infrastruktur dan manajemen transportasi,
infrastruktur banjir, peningkatan kualitas rumah rakyat,
infrastruktur pengelolaan sampah, dan pengembangan ruang
terbuka yang ramah pada anak, orang lanjut usia, dan penyandang
disabilitas.
Meskipun Kota ........ telah berkembang pesat sebagai pusat
perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan, namun masih
menghadapi berbagai masalah dan ancaman kerusakan lingkungan
yang dapat mengancam keberlanjutan pembangunan kota di masa
depan. Kegagalan mengatasi masalah di atas dapat mengakibatkan
penurunan daya saing dan daya tarik kota yang pada akhirnya
menurunkan produktivitas kota. Pembangunan infrastruktur
merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang dilakukan secara terencana untuk membangun
prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses pembangunan. Infrastruktur
memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur
yang memadai dengan memperhatikan aspek penataan ruang dan
lingkungan sangat diperlukan. Perencanaan ruang memiliki tujuan
untuk menghasilkan penggunaan ruang yang efisien sesuai dengan
perencanaan tata ruang yang berbasis sungai. Disamping itu,
perencanaan pembenahan permukiman kumuh dan optimalisasi
ruang terbuka diarahkan agar dapat sejalan dengan konsep
pengembangan Kota ........ yang berbasis sungai. Penyelenggaraan
penataan ruang Kota ........ yang berbasis sungai dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat mulai dari tahap
penyusunan hingga penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah yang
didalamnya memuat perencanaan, pemanfaatan ruang dan
51
pengendalian pemanfaatan ruang, mengingat peran pemerintah
dalam proses pembangunan hanya sekitar 20% saja. Untuk itu
diharapkan kepada semua stakeholder pembangunan dan seluruh
lapisan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat Kota ........ yang
bertanggung jawab dan taat terhadap perencanaan tata ruang. Selain
penataan ruang, Pemerintah Kota ........ memegang erat azas
lingkungan dalam pembangunan. Dengan melaksanakan
pengelolaan lingkungan yang baik dan benar serta pengendalian
terhadap pencemaraan lingkungan menjadi tolok ukur kinerja
pemerintah yang diwujudkan dengan pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan.
52
daya tarik lainnya seperti kegiatan kuliner di kawasan sungai
menjadi hal yang mutlak dilakukan. Kondisi alam Kota ........ yang
sangat khas membentuk karakter budaya air/sungai pada
masyarakat Kota ......... Budaya sungai yang telah berurat dan
berakar akhirnya menjadi identitas Kota ......... Pengembangan dan
pelestarian budaya Banjar, kuliner Banjar serta pariwisata sungai
dilakukan agar mata rantai sejarah ........ dengan segala
keunggulannya tidak terputus dan tidak tergerus dengan masuknya
budaya lain. Penyediaan sarana pengetahuan budaya Banjar dengan
pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan promosi wisata ........
melalui penyelenggaraan festival budaya berskala nasional akan
dilakukan agar destinasi wisata Kota ........ menjadi beragam dan
mendorong minat kunjungan wisatawan.
53
didorong untuk menunjang perwujudan Kota ........ sebagai kota
modern dan berdaya saing di masa depan. Tata kepemerintahan
yang baik (good governance) merupakan pilar utama dalam
pencapaian visi pembangunan jangka menengah daerah, dimana
salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
adalah melalui reformasi birokrasi. Secara umum, reformasi
birokrasi mencakup penataan kelembagaan, sumber daya manusia
aparatur, tata laksana dan manajemen, akuntabilitas kinerja
aparatur, pengawasan, pelayanan publik, budaya kerja produktif,
efektif dan efisien, di samping juga melalui koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi. Reformasi birokrasi di Pemerintah Kota ........ telah
berjalan dengan penataan kelembagaan, seleksi calon pegawai
(rekrutmen) secara online, peningkatan koordinasi pengawasan dan
pemahaman akuntabilitas aparatur, pengaturan mekanisme, sistem
dan prosedur ketatalaksanaan yang tidak berbelit-belit, serta
penciptaan pelayanan publik yang prima dan berkualitas, di samping
pengembangan sistem informasi yang terintegrasi antara
perencanaan, penganggaran, pengelolaan keuangan daerah,
monitoring dan evaluasi serta pengawasan. Dalam pelaksanaan
pemerintahan, kelembagaan organisasi serta tata kelola Pemerintah
Kota ........ masih dirasa belum optimal, baik dalam proses
pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk itu Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan Terpadu
Kota ........ (SIMPUN) yang dilaksanakan dalam rangka mempercepat
proses perizinan dan pelayanan, perencanaan dan penganggaran,
pengelolaan keuangan daerah, pemungutan pajak, proses
penyediaan barang dan jasa, dan pelayanan administrasi
kependudukan telah dikembangkan dan dapat diakses secara online
melalui sistem informasi.
54
Kota ........ Tahun 2021-2025, juga mengacu Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga maupun instansi yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan. Kementerian dan Lembaga yang
terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan adalah
Kementerian Kesehatan.
55
dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka Panjang, maka visi
Dinas Kesehatan Kota ........ adalah :
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Bermartabat
di ........ serta terkemuka di Kalimantan Selatan tahun 2026”
Berdasarkan visi diatas, maka ditetapkan misi pembangunan
kesehatan di kota ........ sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
kesehatan yang ikhlas, berdedikasi, dan prfesional dalam melayani;
b. Melaksanakan diklat kesehatan dan non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan organisasi;
c. Mengoperasikan UPT RSUD Sultan Suriansyah secara paripurna
dengan standar bangunan yang berbasis kepentingan pasien dan
yang berkebutuhan khusus;
d. Menjadikan UPT RSUD Sultan Suriansyah dan UPT Lainnya sebagai
BLUD;
e. Membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai organisasi pada
seluruh staf Puskesmas dan jajarannya.
Berdasarkan visi dan misi tersebut strategis dan arah
kebijakan dalam program prioritas dan nomenklatur Program.
Strategi yang digunakan yaitu Peningkatan pelayanan Pendidikan
dan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau. Kebijakan
yang ditempuh untuk mencapai strategi peninmgkatan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau, anatar lain :
a. Penanaman Budaya Hidup Sehat Sejak Usia Dini (Germas):
Program Prioritas : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
b. Optimalisasi Pemanfaatan Puskesmas, Pustu dan jaringannya :
Program Prioritas : Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
dan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
c. Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Sultan Suriansyah :
Program prioritas : program pengadaan, peningkatan perbaikan
sarana dan prasarana puskesmas pembantu dan jaringannya dan
program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata.
56
3.5 Telaah Visi, Misi dan Program Puskesmas .........
Visi dan Misi dari Puskesmas ........ sejalan dengan visi dan
Misi Dinas Kesehatan Kota ........, pembangunan kesehatan di
Kota ........ sangatlah penting dalam rangka untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kota ........ yang optimal, dan
untuk mencapai keinginan tersebut diperlukan visi dan misi
dalam pembangunan kesehatan di Kota .........
2. Misi
Untuk mewujudkan visi yang ingin dicapai tersubut
dilakukan melalui beberapa misi yang akan dilaksanakan oleh
Puskesmas ........ yang terdiri dari :
a. Memenuhi pengembangan SDM yang ikhlas dan
berdedikasi serta bermutu dalam pelayanan Kesehatan
yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan.
b. Membangun profesionalisme dan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal baik individu, keluarga dan
masyarakat.
c. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi bagi
masyarakat serta meningkatkan peran aktif masyarakat
mewujudkan lingkungan yang sehat.
d. Membangun karakter dan menanamkan nilai nilai
organisasi pada seluruh staf puskesmas dan jajarannya.
57
cepat, tepat dan nyaman pada masyarakat sesuai dengan
standar;
1. Mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien dan
petugas;
2. Meningkatkan kompetensi petugas;
3. Menerapkan sitem manajemen mutu akreditasi.
Visi , misi dan kebijakan mutu yang telah ditetapkan
diharapkan mampu untuk memenuhi tujuan dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas.
Puskesmas ........ juga menerapkan nilai-nilai organisasi in
yaitu “THE WINNERS “ dengan penjelasan :
1. TogeTHErness yang berarti bersama-sama dalam
pelaksanaan pembanguan kesehatan di Kota ........,
2. Wise yang berarti Bijaksana dalam berbuat dan bekerja di
dalam melaksanakan tugas,
3. Integrity yang berarti mempunyai tanggung jawab yang tinggi
dalam bertugas yang diemban atau diberikan,
58
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerja dengan
mendatangi keluarga.
59
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka
panjang.
Selama periode 2021-2026, Puskesmas ........ dituntut lebih
responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-
perubahan baik di tingkat lokal, regional dan nasional, maupun
internasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu
memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi
ke depan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan
menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu, perlu diantisipasi dengan
perencanaan yang matang dan komprehensif sehingga arah
pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.
Memperhatikan isu–isu dan permasalahan pembangunan yang
dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
menuju good governance and clean government sehingga akan
berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan
isu-isu dan masalah pembangunan yang akan dihadapi Kota ........
pada tahun 2021-2026 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan
dan isu pembangunan provinsi dan nasional. Secara umum, isu-isu
yang menjadi landasan dalam perumusan strategi dalam
penyusunan program dan kegiatan dalam periode 2021-2026 adalah
sebagai berikut:
1. AKI
60
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan ibu yang menyebabkan 2 dari 3 terlambat diantaranya
keterlambatan mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui
kehamilannya berisiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan karena masalah tradisi/kepercayaan dalam keluarga
sehingga terlambat mengambil keputusan.
Masih rendahnya status kesehatan, pendidikan kesehatan
reproduksi dan gizi wanita dan remaja sehingga mutu kesehatan ibu
sebelum dan saat hamil tidak optimal.
61
- PWS KIA
- Bimbingan, monitoring dan evaluasi program
Dalam pelaksanaannya, diketahui bahwa sebenarnya perlu
keterlibatan berbagai pihak untuk mencapai tujuan penurunan
jumlah kematian ibu.
Pemahaman masyarakat, bahwa kehamilan bukan hanya urusan
suami-istri, tetapi juga ada keterlibatan dan peran keluarga,
masyarakat, juga pemerintah untuk memastikan kehamilan berjalan
dengan sehat. Selain itu, sudah semestinya kehamilan dipandang
bukan sekedar sebagai sesuatu yang alamiah, melainkan sesuatu
yang istimewa, sehingga memerlukan perhatian semua pihak karena
merupakan awal pembentukan generasi emas di masa akan datang.
Komunikasi, Informasi, juga Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk
mengubah paradigma tentang kehamilan, dari paradigma lama
menjadi paradigma baru. untuk mencegah 3 T (Terlambat dalam
mencapai fasilitas; Terlambat mendapatkan pertolongan,
dan Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan)
dan 4 T (Terlalu muda; Terlalu tua; Terlalu sering melahirkan;
dan Terlalu banyak) sebagai faktor yang berpengaruh dalam
menyebabkan tingginya jumlah kematian ibu di Kota .........
2. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) mencerminkan derajat kesehatan
masyarakat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada
saat lahir. AKB yaitu jumlah kematian bayi (usia 0-11 bulan) per 1.000
kelahiran hidup. Capaian Kinerja Indikator Angka Kematian Bayi (AKB)
pada tahun 2020 adalah 0 kasus
62
3. Prevalensi stunting
Stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua
tahun) menunjukkan persentase banyaknya anak baduta (bawah dua
tahun) yang mengalami stunting (tumbuh pendek dan sangat pendek)
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan anak baduta (bawah dua tahun)
pada tahun yang sama.
Faktor utama masalah stunting disebabkan oleh karena:
a. Kurangnya asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan (masa
kehamilan), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun;
b. Riwayat Ibu hamil KEK (kurang energi kronis);
c. Ibu hamil Anemia;
d. Anemia pada waktu remaja;
e. Anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif;
f. Infeksi kecacingan pada anak;
g. Pola asuh orang tua;
h. Faktor sosial ekonomi keluarga; dan
i. Sanitasi dan air bersih.
j. Adanya pandemic pada tahun 2020 yang menyebabkan kegiatan
posyandu dilakukan dengan kunjungan kerumah rumah oleh kader.
Karena kondisi ini kader hanya membawa perlengkapan yang
menungkinkan dibawa dan ringan sehingga besar kemungkinan salah
dalam pengukuran, selain itu kondisi sarpras yang rusak akibat dibawa
kemana mana juga memungkinkan salah dalam pengukuran.
63
a. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular TB Paru
perlu adanya keterlibatan lintas sektor seperti kelurahan
maupun kecamatan.
b. Angka kesakitan Demam Berdarah masih ada, karena
iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak
merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti serta tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
c. Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat disebabkan upaya penemuan dan pencarian
kasus yang semakin intensif melalui VCT di Rumah Sakit.
d. Penyakit tidak menular (penyakit degenaratif) juga
menjadi masalah kesehatan dam salah satu penyebab
kematian diantaranya adalah Diabetes melitus (DM),
kardiovaskuler kematian diantaranya adalah kanker
(keganasan) cenderung meningkat, hal ini disebabkan pola
hidup masyarakat yang sudah berubah. Upaya yang
dilakukan adalah perlu peningkatan upaya preventif dan
promotive seiring dengan upaya kuratif dan rehabiliatif.
e. Angka harapan Hidup kota ........ 63,5
2. Ketenagaan
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat,
namun kebutuhan dan pemerataan distribusi belum
terpenuhi. Kualitas tenaga juga masih rendah. Masalah
kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis dan distribusi
menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
64
65
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PUSKESMAS
66
b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran
Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat
c. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit serta
pengelolaan kedaruratan dengan sasaran Meningkatnya
pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan
kedaruratan
d. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan
sasaran Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
dan Terjaminnya pembiayaan kesehatan
e. Peningkatan sumber daya manusia kesehatan dengan
sasaran Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan
(diambil dari TC 25 )
67
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
68
e. Penguatan layanan penunjang Puskesmas
f. Penyediaan layanan BLUD dan penunjang pelayanan
69
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
68
1.2.1 Program Kegiatan yang mendukung Rencana Strategis
Puskesmas
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan
UKP
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
c. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
d. Pelayanan Kesehatan Balita
e. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
f. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
g. Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
h. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
i. Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Bencana dan/Atau Berpotensi Bencana
j. upaya pengurangan Risiko Krisis Kesehatan dan Pasca
Krisis Kesehatan
k. Investigasi awal kejadian diharapkan (Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi dan Pemberian Obat Massal)
l. Surveilans Kesehatan
m.Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
n. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga TB
o. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi
HIV
p. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
q. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
r. Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk pada kondisi
Kejadian Luar Biasa (KLB)
s. Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
69
t. Pelayanan Kesehatan Orang denga Gangguan Jiwa
Berat
u. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Masalah Kesehatan
Jiwa (ODMK)
v. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
w.Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
70
c. Jaminan Kesehatan Masyarakat
d. Pelayanan Fasilitas Kesehatan Lainnya (Laboratorium)
e. Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan
(Laboratorium)
71
a. Penyediaan Peralataan dan Perlengkapan Kantor
b. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
c. Penyediaan Bahan Logistik Kantor
d. Penyediaan Barang dan Penggadaan
e. Penyediaan Komponen Intalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
72
BAB VI
PENUTUP
73
pembangunan kesehatan. Di sisi lain keberhasilan pembangunan
kesehatan yang diharapkan menghasilkan tingkat pencapaian yang
setinggi-tingginya, akan terpulang kepada komitmen dan kemauan
semua pelaku upaya kesehatan diberbagai tingkat, yang didukung
peran serta masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Sosial
Masyarakat yang ada di Kota ........ serta komitmen politis yang tinggi
dari Pemerintah Daerah. Oleh karena itu sebagai pelaku
pembangunan kesehatan, seluruh tenaga kesehatan yang ada di
Kota ........ diharapkan dapat memahami secara sungguh-sungguh
Renstra ini, sehingga penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang dilaksanakan dapat mempercepat terwujudnya visi tersebut.
Kami haturkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang terkait dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota ........ 2016-2021.
Demikian Renstra ini disusun semoga dapat dijadikan acuan
bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan
dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kota .........
........, 2021
Kepala Puskesmas ........
...............................
NIP. ...........................................
..
74