Anda di halaman 1dari 92

Renstra Dinkes 2021 s.

d 2026

KATA PENGANTAR
i

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan


rahmatnya Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten
IndramayuTahum 2021-2026 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dokumen RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026
memuat Delapan bab, antara lain : Pendahuluan, memuat tentang Latar Belakang,
Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. Gambaran
Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu memuat tentang Tugas, Fungsi, dan
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Sumber Daya Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu, Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah, memuat tentang Identifikasi
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan Penentuan Isu-Isu Strategis.
Tujuan dan Sasaran memuat tentang Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu.

Strategi dan Arah Kebijakan memuat tentang Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. Rencana Program dan Kegiatan serta
Pendanaan memuat tentang Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan memuat
tentang Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu dan terakhir, penutup memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-
langkah yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Dinas
Kesehatan Tahun 2021-2026 . Dalam penyusunan renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu ini menggunakan pendekatan logical framework sehingga diperoleh
kebijakan, strategi dan indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk
mendukung tercapainya Indikator Pembangunan dalam Rencana Panjang Jangka
i
Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten IndramayuTahun 2021-2026. Dengan adanya


ii
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu ini diharapkan menjadi acuan bagi
Dinas Kesehatan dan seluruh stakeholder Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
untuk mampu memberikan inspirasi positif dalam menghadapi dinamika
pembangunan Kabupaten Indramayu.

Indramayu, November 2021

Penyusun

ii
Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

DAFTAR ISI
KATA PENAGANTAR ………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii iii
BAB I 1
…………………………………………………………..
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………. 1
1.2 Landasan Hukum………………………………. 4
1.3 Maksud dan Tujuan…………………………….. 7
1.4 Sistematika Penulisan…………………………… 9
BAB II GAMBARAN
PELAYANAN DINAS ………………………………………………………….. 12
KESEHATAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas
12
Kesehatan……………………………………….
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan………………… 31
2.3 Kinerja Pelayanan dinas Kesehatan……………. 34
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
49
Dinas Kesehatan………………………………….
BAB III ISU ISU
STRATEGIS
…………………………………………………………… 52
BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan……………………….. 52
3.2 Telahaan Visi, Misi dan Program……………….. 55
3.3 Telahaan Renstra Kemenkes dan Provinsi………. 58
BAB IV TUJUAN DAN
……………………………………………………………. 67
SASARAN
4.1 Tujuan……………………………………………. 67
4.2 Sasaran Jangka Mengenah……………………….. 67
BAB V STRATEGI
DAN ARAH …………………………………………………………….. 69
KEBIJAKAN
5.1 Strategi Dinas Kesehatan…………………………. 69
5.2 Kebijakan Dinas Kesehatan………………………. 69
BAB VI RENCANA
PROGRAM DAN
KEGIATAN,
INDIKATOR ……………………………………………………………… 72
KINERJA, SASARAN
DAN PENDANAAN
INDIKATIF
6.1 Program…………………………………………….. 74
6.2 Kegiatan……………………………………………. 74
BAB VII KINERJA
PELAYANAN ………………………………………………………………. 80
BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP ……………………………………………………………….. 82
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

BAB I 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu Tahun 2021 - 2026 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017, merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah yang dalam penyusunannya berpedoman pada Rancangan Awal Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu 2021-2026,
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dengan ditetapkannya RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026,
mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk melakukan perubahan-
perubahan dan penyesuaian-penyesuaian dalam merumuskan isu strategis,
menetapkan visi dan misi, strategi dan kebijakan, serta penyusunan program, dan
kegiatan yang semuanya dituangkan kedalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu, yang merupakan salah satu bagian dari Perangkat
Daerah (PD) Pemerintah Kabupaten Indramayu. Hal ini sesuai dengan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 pengganti Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008, menyebutkan bahwa setiap Perangkat Daerah harus menyusun
Rencana Strategis (Renstra) setelah RPJMD ditetapkan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan serta cara pencapaian yang realistis
sesuai tupoksi Perangkat Daerah untuk mengantisipasi perkembangan masa depan
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif” dan dipertegas lagi dalam Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dalam Pasal 1
ayat (7) yang menyatakan : ”Renstra adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun”. Berdasarkan pengertian tersebut di
atas, dapat disampaikan bahwa Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu 2021-
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

2026 merupakan dokumen periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan,
2
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan kesehatan serta cara
pencapaian yang realistis yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan
yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu
2021 - 2026.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu
tahun 2021-2026. Lima pendekatan perencanaan yang dipergunakan dalam
penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu adalah: (1) pendekatan
politik, dengan menyelaraskan program kepala Daerah; (2) pendekatan teknokratik,
Artinya Menggunakan metode dan kerangka bepikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan Daerah; (3) pendekatan partisipatif, yaitu dilaksanakan dengan
melibatkan semua pemangku kepentingan (Stakeholder). (4) pendekatan atas-bawah
(top-down); dan (5) pendekatan bawah-atas (bottom-up). Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya
dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan
dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin. Dalam proses penyusunan Renstra Dinas
Kesehatan, dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan penyusunan Renstra.
Pada tahap ini dilakukan analisis Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
dan dampaknya terhadap Tupoksi Dinas Kesehatan.
2. Melaksanakan penyusunan rancangan Renstra Dinas Kesehatan melalui Forum
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini diantaranya merumuskan Misi
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

Dinas Kesehatan terhadap penjabaran Visi, Misi Bupati dan Wakil Bupati,
3
melakukan kajian strategis untuk menetapkan strategi dalam merumuskan tujuan
dan kebijakan dalam pencapaian Visi dan Misi Dinas Kesehatan dengan
memperhatikan juga hasil evaluasi Renstra Dinas Kesehatan periode sebelumnya.
3. Penyusunan rancangan akhir Renstra Dinas Kesehatan.
Dengan memperhatikan hasil kajian dan analisis yang dilakukan pada tahap
sebelumnya, maka pada tahap ini disusun misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan kesehatan serta cara pencapaian yang realistis
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
4. Penetapan Renstra.
Setelah Renstra Dinas Kesehatan disusun, maka selanjutnya adalah pengesahan
Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021–2026 oleh Bupati Kabupaten Indramayu dan
Penetapan Renstra oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. Seluruh
proses mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan rancangan akhir Renstra
Dinas Kesehatan tahun 2021 – 2026 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan
melibatkan seluruh stakeholder bidang kesehatan yang ada di Kabupaten
Indramayu termasuk dengan Dinas Kesehatan dan RSUD Kabupaten Indramayu.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026 ini
disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Indramayu tahun 2021 –
2026 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu dan
Peraturan Bupati nomor 37 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu, Peraturan Menteri Kesehatan Tahun Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standandar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang
dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid 19 di Lingkungan
Pemerintah daerah, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2020 tentan Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

1.2. Dasar Hukum


4
Dalam penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Kesehatan
Provinsi Provinsi Jawa Barat 2018-2023, terdapat beberapa Peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar penyusunan sebagai berikut :
1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor164, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);
2. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
4. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
5. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara RepublikIndonesia Nomor 5072);
6. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
7. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang tata cara Pengendalian
danEvaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 6178);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,


5
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka mendukung Kebijakan
Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan sertaPenyelamatan Ekonomi Nasional;
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
TujuanPembangunan Berkelanjutan / SDGs;
13. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Peraturan Ketiga atas Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 62);
14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerjadan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga;
17. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka
menengah daerah serta tata cara perubahan rencana pembangunan jangka
panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah dan
rencanakerja pemerintah daerah;
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman


6
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastuktur;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Standar
pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2018 Nomor
1540);
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1114);
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan
Krisis Kesehatan;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020
tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2020
tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
Lingkungan Pemerintah Daerah;
26. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2020 tentang Klasifikasi,
Kodifikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020, Nomor 1447);
27. Keputusan Menteri Keuangan No 6/KM 7/2020 tentang Penyaluran Dana
Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan dan Dana Operasional Kesehatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
28. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

Daerah Nomor 64);


7
30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
31. Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kepesertaan dan
PembiayaanPenerima Bantuan Iuran Daerah Provinsi Jawa Barat;
32. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Surat
KetaranganTidak Mampu (SKTM) di Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat;
33. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanggulangan Corona Virus
Disease Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.1751-Dinkes/2014
tentang Penetapan Fasiilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi pada Wilayah
Cakupan Rujukan Provinsi;
34. Peraturan Gubernur Jawa Barat No.443/Kep.189-Huham/2020 tentang Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Jawa Barat;
35. Peraturan daerah Kabupaten Indramayu Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Indramayu Tahun
2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2008 Nomor 1
Seri E.1);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat DAERAH Kabupaten Indramayu
(Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2016 Nomor 9);
37. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
IndramayuTahun 2021 – 2026 tanggal 23 November 2021;
38. Peraturan Bupati Nomor 106 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis
Perangkat DaerahTahun 2021 – 2026 tanggal 26 November 2021.

1.3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu Tahun 2021 - 2026 dimaksudkan untuk menjabarkan Visi dan Misi
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

RPJMD Kabupaten Indramayu kedalam rencana program dan penganggaran


8
pembangunan kesehatan sesuai selama lima Tahun 2021 - 2026. Penyusunan
Renstra juga dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah selama
periode 5 (lima) tahun ke depan terutama bagi pemerintah daerah, Stakeholder,
dan seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Indramayu, serta dapat
menjadi pedoman dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan tahunan dan lima tahunan sesuai dengan hasil pelaksanaan
rencana pembangunan yang telah ditetapkan.
Mensinkronkan program prioritas Pemerintah Pusat dan Provinsi di
bidang Kesehatan dengan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Bidang
kesehatan yang dituangkan kedalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
berupa Germas, PIS PK, SPM Kesehatan, dan SDGs Peraturan Presiden
Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Pembangunan
Berkelanjutan. Menyelaraskan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan
UPTD, Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Indramayu dan Peraturan Bupati Indramayu Nomor : 37 Tahun 2016, tentang
tentang organisasi dan tata kerja dinas kesehatan kabupaten indramayu.

b. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu Tahun 2021 - 2026 adalah sebagai berikut :
1) Menjadi acuan resmi bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang
Kesehatan dalam menyusun dan menyelaraskan seluruh rencana
pembangunan kesehatan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian Visi
dan Misi RPJMD Kabupaten Indramayu;
2) Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja),
Penetapan Kinerja, Perjanjian Kinerja serta perencanaan penganggaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu;
4) Meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Dinas Kesehatan Kabupaten
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

Indramayu yang dapat diukur dan dievaluasi melalui LAKIP secara


9
objektif berdasarkan basis data capaian kinerja;
5) Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan daerah yang
sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi
dan kabupaten/kota serta dengan kabupaten yang berbatasan.

1.4. Sistematika Penulisan


Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026 disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan serta sistematika penulisan. Pada Pendahuluan ini berisikan :
1.1 Latar Belakang
Latar belakang, mengemukakan secara ringkas tentang pengertian Renstra,
fungsi Renstra dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses
penyusunan Renstra, dan mengemukakan keterkaitan Renstra dengan RPJMD,
Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/ Kota, dan dengan Rencana
Kerja.
1.2 Dasar Hukum
Landasan hukum, penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang
struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan PD, serta pedoman yang
dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat
Daerah.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan, memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dan
penyusunan Renstra Perangkat Daerah.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan, menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra,
serta garis besar isi dokumen.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Pada Bab ini menguraikan tentang kedudukan dan tugas pokok, struktur
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, Serta tantangan dan peluang


10
pengembangan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Indramayu. Memuat
Data dan Informasi kondisi terakhir tentang Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu, yang memuat antara lain :
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Tugas pokok, fungsi, dan susunan organisasi memuat penjelasan umum
tentang dasar hukum pembentukan PD Dinas Kesehatan, Struktur
Organisasi PD Dinas Kesehatan, uraian tugas dan fungsi PD Dinas Kesehatan
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan
Sumber daya PD Dinas Kesehatan, memuat penjelasan ringkas tentang macam
sumber daya yang dimiliki PD Dinas Kesehatan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal (sarana dan
prasarana) dan unit usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Kinerja Pelayanan menunjukan tingkat capaian kinerja PD Dinas Kesehatan
berdasarkan sasaran / target Renstra sebelumnya, SPM , atau indikator lainnya
seperti MDG’s ataupun SDGs.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang dapat berimplikasi sebagai
tantangan dan peluang bagi pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu
pada 5 (lima) tahun ke depan.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
Pada Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas
dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan, Telaahan Visi, Misi, dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah terpilih, telaahan Renstra K/L dan
Renstra PD, serta Isu- isu strategis baik Internasional, Nasional dan Daerah
yang menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan isu strategis
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026. Informasi
yang dimuat pada Bab ini secara rinci meliputi:
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD
Bab I Renstra Dinkes 2021 - 2026

3.2. Telaah Terehadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
11
Kepala Dearah
3.3. Telaah terhadap Renstra K / L dan Renstra PD Propinsi
3.4. Telaah terhadap RTRW dan KLHS
3.5. Penentuan Isu Strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH
Pada Bab ini diuraikan Visi dan Misi, tujuan dan sasaran jangka menengah
yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun kedepan serta strategi dan kebijakan yang akan ditempuh
dalam mewujudkan visi dan misi . Adapun isi dari Bab ini memuat diantaranya
tentang :
4.1. Tujuan.
4.2. Sasaran.
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Berisi rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan dalam lima tahun
mendatang.
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Berisi penjelasan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagai instrumen penjabaran dan
pelaksanaan tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu periode 2021- 2026.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN
Bab ini Mengemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara
langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VIII PENUTUP
Bab ini menguraikan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu Tahun 2021 – 2026 serta penutup.

Lampiran - Lampiran
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

BAB II
12
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN INDRAMAYU

2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu,
Pemerintah Kabupaten Indramayu membuat Peraturan Bupati terlebih dahulu yang
didasari Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
diimplementasikan melalui Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dians Kesehatan Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya
berdiri sebagai Perangkat Daerah tersendiri. Untuk itu sejak tahun 2017 RSUD
Indramayu, RSUD Sentot Patrol dan RSUD MIS Krangkeng menjadi UPTD Dinas
Kesehatan. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal, dan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun Nomor 4 Tahun
2019 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Tujuan dari pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Indramayu seperti
yang tercantum dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Indramayu 2021-2026 adalah
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan sasaran Meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan melalui indicator Angka
Harapan Hidup (AHH).
Ruang lingkup pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
meliputi tanggung jawab dan kewenangan; hak dan kewajiban; pelayanan kesehatan;
sumber daya manusia kesehatan; pembiayaan kesehatan; sediaan farmasi alat
kesehatan dan makanan; manajemen informasi dan regulasi kesehatan; pemberdayaan
masyarakat; pelayanan lintas batas; peran swasta dan masyarakat; dan koordinasi.
Tugas Pokok Sesuai Peraturan Bupati Indramayu nomor 37 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Tugas Pokok
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu membantu Bupati dalam melaksanakan


13
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah di bidang kesehatan.
Menjadi kewenangan Kabupaten, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan
melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
berwenang melaksanakan penyelenggaraan kesehatan berdasarkan urusan wajib
Pemerintah Daerah.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bidang
Kesehatan, meliputi :
a. Pengelolaan UKP daerah kabupaten/kota dan rujukan kabupaten/kota;
b. Pengelolaan UKM daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat daerah kabupaten/
kota;
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
Daerah kabupaten/ kota;
d. Penerbitan izin praktek dan izin kerja tenaga kesehatan
e. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah
kabupaten /kota;
f. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal;
g. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT);
h. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas
1 (satu) tertentu perusahaan Rumah tangga;
i. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga;
j. Pengawasan post-market produk makanan minuman industri rumah tangga;
k. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh kabupaten/kota,
kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat
kabupaten/kota;
Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu adalah :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Pelaksanaan Kebijakan dibidang kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

d. Pelaksanaan administrasi Dinas di bidang kesehatan;


14
e. Pelaksanaan pengelolaan UPT;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya;
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Sesuai dengan Peraturan Bupati
Indramayu Nomor 37 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Teknis Pengorganisasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Tipologi Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu merupakan Tipe A mempunyai unit kerja terdiri dari
satu sekretariat paling banyak 3 sub bagian, 4 bidang dengan masing masing bidang
paling banyak 3 seksi dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan 15
Kabupaten Indramayu
KEPALA DINAS KESEHATAN

SEKRETARIAT

KELOMPK JABATAN FUNGSIONAL Sub Bag Sub Bag Umum Sub Bag
Perencanaan dan dan Kepegawaian
Evaluasi Kepegawaian

Bidang Kesehatan Bidang Pencegahan dan Bidang Pelayanan Bidang Sumber Daya
Masyarakat Pengendalian Penyakit Kesehatan Kesehatan

Seksi Kesehatan Keluarga


dan Gizi Seksi Surveillance & Imunisasi Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi Pembiyaan & Jaminan
Primer & Tradisional Kesehatan
Seksi Promosi dan Seksi Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi Alat Kesehatan dan
Rujukan Kefarmasian
Seksi Pencegahan dan
Seksi Kesehatan lingkungan, Pengendalian Penyakit Tidak
Kesehatan Kerja dan Olah Seksi Pembinaan &
Menular & Keswa Pengendalian Sarana Seksi SDM Kesehatan
Raga
Pelayanan Kesehatan

UPTD Farmasi UPT Puskesmas


UPTD Labkesda UPT Rumah Sakit
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

(1) Kepala mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan, dan mengendalikan Dinas


16
dalam melaksanakan urusan pemerintahan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Daerah di bidang kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;
d. pelaksanaan administrasi Dinas di bidang kesehatan;
e. penyelenggaraan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang kesehatan;
f. pelaksanaan pengelolaan UPT;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala dalam memimpin,
mengoordinasikan, dan mengendalikan tugas-tugas di bidang umum dan
kepegawaian, keuangan, serta perencanaan dan evaluasi.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program
kerja, serta pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis dan pengoordinasian penyusunan rencana dan
program kerja Dinas;
c. penyusunan rencana strategis, rencana kerja, dan perjanjian kinerja Dinas;
d. pengoordinasian penyusunan rencana anggaran Dinas;
e. penyelenggaraan dan pengelolaan tata usaha, kearsipan, perpustakaan,
perundang-undangan, kerumahtanggaan, kepegawaian, keuangan, dan
perlengkapan;
f. pengelolaan data dan sistem informasi kesehatan;
g. pengelolaan dan pelaporan aset Dinas;
h. penyelenggaraan kehumasan dan keprotokolan lingkup Dinas;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas pengelolaan pelayanan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

kesekretariatan;
17
j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas;
k. penyusunan bahan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, laporan
akuntabilitas kinerja, dan laporan pertanggungjawaban Bupati;
l. pengoordinasian penyusunan laporan keuangan Dinas;
m. pengoordinasian dan fasilitasi kegiatan Bidang;
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(3) Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan
dan melaksanakan pengelolaan tata usaha, kearsipan, perpustakaan, perundang-
undangan, kehumasan, keprotokolan, kerumahtanggaan, kepegawaian, dan
perlengkapan lingkup Dinas.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja operasional
pengelolaan tata usaha, kearsipan, perpustakaan, perundang-undangan,
kehumasan, keprotokolan, kerumahtanggaan, kepegawaian, dan perlengkapan
lingkup Dinas;
b. pengelolaan tata usaha, kearsipan, perpustakaan, dan perundang- undangan;
c. penyelenggaraan kehumasan dan keprotokolan;
d. penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan administrasi
kepegawaian;
e. pengelolaan administrasi perlengkapan;
f. pengelolaan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas;
g. penyelenggaraan kerumahtanggaan, meliputi pelayanan
akomodasi, pemeliharaan, kebersihan, serta keamanan dan ketertiban;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

fungsinya.
18
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan
melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset Dinas.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja operasional
pengelolaan keuangan Dinas;
b. pelaksanaan penatausahaan keuangan Dinas;
c. pelaksanaan pencatatan dan pelaporan aset Dinas;
d. pelaksanaan penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM) Dinas;
e. penelitian pengujian kebenaran, kelengkapan dan keabsahan surat
pertanggungjawaban (SPJ) atau tanda bukti pengeluaran uang;
f. penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Dinas;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan bahan
dan melaksanakan pengelolaan perencanaan, evaluasi, sistem informasi kesehatan,
dan pelaporan Dinas.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja operasional
pengelolaan perencanaan, evaluasi, dan pelaporan Dinas;
b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja Dinas;
c. penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja, dan perjanjian
kinerja Dinas;
d. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan rencana
anggaran Dinas;
e. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data perencanaan dan
program kerja Dinas;
f. pelaksanaan dan pengelolaan sistem informasi kesehatan;
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

g. pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang


19
pelaksanaan tugas;
h. penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan pemerintahan daerah,
laporan akuntabilitas kinerja, dan laporan pertanggungjawaban Bupati;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan bahan
dan melaksanakan pengelolaan perencanaan, evaluasi, sistem informasi kesehatan,
dan pelaporan Dinas.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja operasional
pengelolaan perencanaan, evaluasi, dan pelaporan Dinas;
b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja Dinas;
c. penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja, dan perjanjian
kinerja Dinas;
d. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan rencana
anggaran Dinas;
e. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data perencanaan dan
program kerja Dinas;
f. pelaksanaan dan pengelolaan sistem informasi kesehatan;
g. pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang
pelaksanaan tugas;
h. penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan pemerintahan daerah,
laporan akuntabilitas kinerja, dan laporan pertanggungjawaban Bupati;
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(1) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

20
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, serta
kesehatan kerja dan olahraga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga;
c. pembinaan teknis di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, serta
kesehatan kerja dan olahraga;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga
e. pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala terkait dengan tugas
dan fungsinya.
(3) Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan :
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
(1) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan
keluarga dan gizi masyarakat.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
21
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan
keluarga dan gizi masyarakat;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(2) Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang promosi dan
pemberdayaan masyarakat;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang promosi dan
pemberdayaan masyarakat;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang promosi dan
pemberdayaan masyarakat;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
promosi dan pemberdayaan masyarakat;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat;
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di


22
bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya
(1) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;


23
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
c. pembinaan teknis di bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular, dan kesehatan jiwa;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
e. pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala terkait dengan tugas
dan fungsinya.
(3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan :
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa;
(1) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilans dan
imunisasi.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang surveilans dan
imunisasi;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilans dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

imunisasi;
24
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang surveilans dan imunisasi;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
surveilans dan imunisasi;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang surveilans dan imunisasi;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang surveilans dan imunisasi;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai
tugas menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
c. penyiapanbahan pembinaan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit


25
tidak menular dan kesehatan jiwa.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya
(1) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, serta
pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan primer,
pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, serta
pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan primer,
pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, serta
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;


26
c. pembinaan teknis di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, serta pembinaan dan
pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan
e. pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di bidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala terkait dengan tugas
dan fungsinya.
(3) Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional;
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
c. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan.
(1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
pelayanan kesehatan primer dan tradisional.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan primer dan tradisional;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan primer dan tradisional;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang pelayanan kesehatan primer
dan tradisional;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

pelayanan kesehatan primer dan tradisional;


27
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pelayanan kesehatan primer dan tradisional;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan primer dan tradisional;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan rujukan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan rujukan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan rujukan;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang pelayanan kesehatan rujukan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pelayanan kesehatan rujukan;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pelayanan kesehatan rujukan;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan rujukan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan
mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian
Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

pengendalian sarana pelayanan kesehatan;


28
b. penyiapan bahan pelaksanaan di bidang pembinaan dan pengendalian
sarana pelayanan kesehatan;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang pembinaan dan
pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan
jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan jaminan
kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan jaminan
kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan;
c. pembinaan teknis di bidang alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan jaminan kesehatan, serta
sumber daya manusia kesehatan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan
dan jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan;
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

e. pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di bidang alat kesehatan,


29
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan
dan jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan
dan jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia kesehatan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala terkait dengan tugas
dan fungsinya.
(3) Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:
a. Seksi Alat Kesehatan dan Kefarmasian;
b. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
(1) Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Kefarmasian mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat
kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan kefarmasian.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Kefarmasian
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan kefarmasian;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan kefarmasian;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang alat kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan kefarmasian;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang alat
kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan
kefarmasian;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan
kefarmasian;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

kefarmasian;
30
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya
(1) Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembiayaan dan
jaminan kesehatan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pembiayaan dan
jaminan kesehatan;
c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang pembiayaan dan jaminan
kesehatan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembiayaan dan jaminan kesehatan;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas menyiapkan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sumber
daya manusia kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang sumber daya
manusia kesehatan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sumber daya
manusia kesehatan;
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

c. penyiapan bahan pembinaan teknis di bidang sumber daya manusia


31
kesehatan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
sumber daya manusia kesehatan;
e. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama di
bidang sumber daya manusia kesehatan;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang sumber daya manusia kesehatan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.
(1) Selain UPTD, pada Dinas terdapat UPT berupa rumah sakit dan pusat
kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional dan unit
layanan yang bekerja secara profesional.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Dinas mempunyai tugas
menunjang tugas Dinas sesuai dengan keahliannya masing-masing

2.2 Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan


2.2.1 Sumber Daya Manusia

a) SDM Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu

Tabel 2.1
Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu

No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH KETERANGAN


(Orang)
1. KEPALA DINAS 1 Dokter, S2
2. S2 Magister Kesehatan
SEKRETARIS 1
Masyarakat
3. SUBBAGIAN
a. Kepala Sub bagian Perencanaan dan Evaluasi 1 S1
No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH KETERANGAN
(Orang)
b. Kepala Subbagian Keuangan 1 S2 Kesehatan
c. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Umum 1 S2
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

- S2 = 2 orang
- S1 = 10 orang 32
d. Staf 37 - D3 = 8 orang
- SLTA = 12 orang
- SLTP = 5 orang
4. BIDANG
a. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan 1 Dokter
1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
1 Dokter
Tradisional
2. Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian
1 S1 Kesehatan
Sarana Pelayanan Kesehatan
3. Kepala Seksi Pelayanan Rujukan 1 S2
- S2 = 2 orang
4. Staf 12 - S1 = 6 orang
- D3 = 4 orang
b. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat 1 S2 Kesehatan
1. Kepala Seksi Kesehatan lingkungan, kesehatan
1 S1 Kesehatan
kerja dan olah raga
2. Kepala Seksi Kesehatan keluarga dan gizi 1 S2 Kesehatan
3. Kepala Seksi Promosi dan Permberdayaan
1 S1 Kesehatan
Masyarakat
- S2 = 6 orang
- S1 = 10 orang
4. Staf 29
- D4 = 4 orang
- D3 = 9 orang
c. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan 1 S2 Kesehatan
1. Kepala Seksi Kefarmasian dan Alkes 1 S1 Kesehatan
2. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan 1 S1 Kesehatan

3. Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan 1 S2 Kesehatan


- S2 = 2 orang
4. Staf 18 - S1 = 12 orang
- D3 = 4 orang
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian
d. 1 Dokter, S2
Penyakit
1. Kepala Seksi Pencegahan dan penegndalian
1 S2 Kesehatan
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
2. Kepala Seksi Pencegahan dan pengendalian
1 S2 Kesehatan
penyakit tidak menular
3. Kepala Seksi Survailans dan Immunisasi 1 S1 Kesehatan

- S2 = 4 orang
4. Staf 24 - S1 = 12 orang
- D3 = 10 orang
5. UPTD
a. Kepala UPTD Farmasi 1 Apoteker
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

- Apoteker = 2 orang
Staf 10 - S1 = 8 orang 33
b. Kepala UPTD Labkesda 1 - S1 Kesehatan

- S1 = 4 orang
Staf 9 - D3 = 5 orang

b) SDM Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu


Tabel 2.2
Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Indramayu

JUMLAH
No. RUMAH SAKIT KETERANGAN
(Orang)
1. Dokter Spesialis 96
2. Dokter Umum 79
3. Dokter Gigi 12
4. Dokter Gigi Spesialis 11
5. Perawat 655
6. Bidan 200
7. Kesehatan Masyarakat 6
8. Kesehatan Lingkungan 10
9. Gizi 12
10. Ahli Laboratorium Medik 46
11. Tenaga Teknis Biomedik Lainnya 14
12. Keterapian Fisik 10
13. Keteknisan Medis 16
14. Apoteker 20
15. Tenaga Teknis Kefarmasian 14

c) SDM Puskesmas Kabupaten Indramayu

Tabel 2.2
Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu

No. PUSKESMAS JUMLAH KETERANGAN


(Orang)
1. Dokter umum 83
2. Dokter Gigi 25
3. Perawat 662
4. Bidan 731
5. Kesehatan Masyarakat 87
6. Kesehatan Lingkungan 63
7. Gizi 24
8. Ahli Laboratorium Medik 19
9. Keteknisan Medis 12
10. Apoteker 34
11. Tenaga Teknis Kefarmasian 14
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

a. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2016-2021


34
Tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu yang tercantum
dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Indramayu tahun 2016-2021 dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang sehat secara mandiri. Indikator kinerja
tujuan pembangunan tersebut berupa Umur harapan Hidup (UHH). Adapun
Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2016-2021
yang mendukung terhadap tujuan tersebut, meliputi: Jumlah kasus kematian ibu,
jumlah kasus kematian bayi, prevalensi balita gizi buruk, prevalensi ibu hamil
KEK, kecamatan bebas rawan gizi, PHBS di lima tatanan, angka kesembuhan
TBC, angka kecacatan penderita kusta TK. II, presentasi desa UCI, penambahan
jumlah puskesmas, puskesmas sesuai standart, puskesmas DTP, maskin
memiliki jaminan kesehatan, presentasi desa UCI, persentasi pelayanan yang
memenuhi SPM (standart 100%).
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Tabel T-C.23 32
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
Tahun 2016-2021

INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS TARGET RENSTRA PADA TAHUN KE : REALISASI CAPAIAN TAHUN KE : RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE :
NO DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH TARGET NSPK TARGET IKK
TARGET INDIKATOR LAINNYA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Umur Harapan Hidup 68.7 69.08 69.47 69.87 70.28 70,7 70.72 71 71.11 71.37 71.63 - 102.9 102.6 102.4 102.1 101.9
2 Jumlah kasus kematian ibu 52 50 47 43 40 36 52 45 61 40 35 - 115.4 90 129.8 93 87.5
3 Jumlah kasus kematian bayi 240 230 220 210 200 190 314 235 224 246 208 - 130.8 102.2 101.8 117.1 104
4 Prevalensi balita gizi buruk 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0,25 0.002 0.48 0.43 0.34 0.02 - 0.4 106.7 107.5 97.7 6.7
5 Prevalensi ibu hamil KEK 7.5 7 6.5 6 5.5 5 6.32 6.64 7.26 5.78 5.5 - 84.3 94.9 111.7 96.3 123.6
6 Kecamatan bebas rawan gizi 80.6 83.9 87.1 90.3 90.5 93,50 83.8 83.9 83.9 90.3 - - 104 100 96.3 100 -
7 PHBS di 5 tatanan 71.4 74.4 77.4 80.4 83.4 83,40 68.4 62.6 56 57.26 56.18 - #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
8 Angka kesembuhan TBC <80 80 80 80 80 80 88 0.95 56 40.2 61 - #VALUE! 1.2 70 50.3 76.3
9 Angka kecacatan penderita kusta TK. II <8 <7 <5 <5 <5 <5 1.25 8.55 0.73 0.95 0.4 - #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
10 Presentasi desa UCI 92 92.5 93 93 93 94 92 63 88 94.95 87.37 - 11.8 33.4 0.8 106.5 5.9
11 Penambahan jumlah puskesmas 49 51 53 55 56 56 49 49 49 49 49 - 100 68.1 94.6 102.1 93.9
12 Puskesmas sesuai standart 18 20 22 24 26 28 35 26 25 49 49 - 194.4 130 113.6 204.2 188.5
13 Puskesmas DTP 23 25 27 29 31 33 11 11 11 11 11 - 47.8 44 40.7 37.9 35.5
14 Maskin memiliki jaminan kesehatan 56.9 59.3 64 71.6 82.8 85 39 47 100 81.2 - - 68.5 79.3 156.3 113.4 -
15 Desa ODF 20 30 40 50 60 70 17 20 26 45 47 - 85 66.7 65 90 78.3
Persentasi pelayanan yang memenuhi
16 57.14 71.43 80.95 90.48 96.24 100 52.38 78 80.27 83.14 - - 91.7 109.2 99.2 91.9 -
SPM (standart 100%)
Rasio daya tampung RS terhadap
17 - - - - - - - - - - - - - - - - -
jumlah penduduk
Persentasi RS Rujukan tingkat
18 - - - - - - - - - - - - - - - - -
kabupaten terakreditasi
Persentasi ibu hamil mendapatkan
19 - - - - - - - - - - - - - - - - -
pelayanan kesehatan ibu hamil
Persentasi ubu bersalin mendapatkan
20 - - - - - - - - - - - - - - - - -
pelayanan persalinan
Persentasi bayi baru lahir
21 mendapatkan pelayanan kesehatan - - - - - - - - - - - - - - - - -
bayi baru lahir
Cakupan pelayanan balita sesuai
22 - - - - - - - - - - - - - - - - -
standar
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

32
Indikator Kinerja sesuai Tugas Target Renstra Dinas Kesehatan ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
N Target Target
dan Fungsi Dinas Kesehatan
o NSPK IKK
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 2 3 4 5

1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23
Persentasi anak usia pendidikan dasar
23 yang mendapatkan pelayanan - - - - - - - - - - - - - - - - -
kesehatan sesuai standar
Persentasi orang usia 15-29 tahun
24 mendapatkan skiring kesehatan sesuai - - - - - - - - - - - - - - - - -
standar
Persentasi warga negara usia 60 tahun
ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standarPersentasi
25 - - - - - - - - - - - - - - - - -
penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
Persentasi penderita DM yang
26 mendapatkan pelayanan kesehatan - - - - - - - - - - - - - - - - -
sesuai standar
Persentasi ODGJ berat yang
27 mendapatkan pelayanan kesehatan - - - - - - - - - - - - - - - - -
jiwa sesuai standar
Persentasi orang terduga TBC
28 mendapatkan pelayanan TBC sesuai - - - - - - - - - - - - - - - - -
standar
Persentasi orang dengan resiko
29 terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan - - - - - - - - - - - - - - - - -
deteksi dini HIV sesuai standar
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.3 Umur Harapan Hidup (UHH)


34
Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
yang digunakan sebagai salah satu dasar penghitugan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Umur Harapan Hidup memberikan gambaran probabilitas umur maksimal
yang dapat dicapai seorang bayi baru lahir.
Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa,
sehingga dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Peningkatan Umur Harapan Hidup menunjukkan adanya
peningkatan kehidupan dan kesejahteraan penduduk serta meningkatnya derajat
kesehatan suatu bangsa.
Untuk dapat meningkatkan Umur Harapan Hidup bukan saja diperlukan
program pembangunan kesehatan namun diperlukan juga progam sosial lainnya
seperti program pemberantasan kemiskinan, perbalikan kualitas lingkungan hidup,
kecukupan pangan dan gizi dan pendidikan. Indikator Umur Harapan Hidup tidak bisa
didapatkan dari sistem pencatatan pelaporan rutin, tetapi melalui estimasi berdasarkan
data primer hasil survey atau sensus yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS).
Grafik 2.1
Umur Harapan Hidup (UHH) Penduduk di
Kabupaten IndramayuTahun 2016 - 2020

71.8
71.6 71.63
71.4 71.37
71.2
71.11
71
70.8 70.86
70.72
70.6
70.4
70.2
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020


Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 capaian UHH 35


Kabupaten Indramayu, dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 setiap tahunnya
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2016 berkisar 70.72 dan pada tahun 2020
yaitu pada angka 71,63.

2.3.1 Persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Capaian kinerja PHBS tahun 2020 adalah 56,18%, tidak mencapai target dari
target yang ditetapkan sebesar 83,40 %.
Kinerja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di ukur berdasarkan 4 (emapt)
tatanan, diantaranya yaitu PHBS Rumah tangga, PHBS Tempat tempat umum, PHBS
Perkantoran, PHBS pendidikan, PHBS Institusi kesehatan.

Grafik 2.2
Persentase Ber- Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) di
Kabupaten IndramayuTahun 2016 s/d 2020

90

70 68.4
62.6
56 57.26 56.18
50

30
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun


2020

Persentase ber-PHBS tertinggi berada di Puskesmas Bongas sebesar 95.6 %.


Sedangkan persentase PHBS terendah berada di Puskesmas Tambi sebesar 2%.
Program PHBS di tahun 2017 diperkuat dengan adanya Inpres Nomor 1 tahun
2017 tentang Germas. Inpres tersebut ditujukan kepada Kementerian/Lembaga,
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mewujudkan Gerakan


36
Masyarakat untuk Hidup Bersih Sehat yang meliputi: Persalinan oleh nakes,
Pemeriksaan Kehamilan Nakes, ASI Ekslusif, Menimbang balita, konsumsi gizi
seimbang, penggunan air bersih, penggunaan jamban sehat, membuang sampah pada
tempatnya, lantai rumah rumah kedap air, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok,
cuci tangan pakai sabun, menggosok gigi, tidak menggunakan miras/narkoba,
kepesertaan jaminan kesehatan dan melakukan pemeriksaan sarang nyamuk.
Penerapan PHBS diharapkan mengurangi risiko terjadinya kematian bayi karena
tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, dengan pemberian ASI ekslusif dan makanan
bergizi pada balita dapat mencegah gizi buruk pada balita dan stunting pada anak.
Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah raga, mengkonsumsi makanan
bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak merokok dan tinggal di tempat
yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih, jamban dan lantai
mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, penyakit
kulit, dan lain-lain.

2.3.2 Jumlah Desa Open Defecation Free (ODF)


Pencapaian kinerja indikator kinerja desa ODF tahun 2020 sebesar 47 desa dari
target 60 desa. Jika dilihat selama lima tahun terakhir cenderung menunjukan adanya
peningkatan cakupan.
Grafik 2.3
Jumlah Desa Open Defacition Free (ODF) di
Kabupaten IndramayuTahun 2016 s/d 2020
50
45 47
40

30
26
20 20
17
10

0
2016 2017 2018 2019 2020
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Permasalahan yang dihadapi adalah Pembinaan terhadap Pokjanal dari


37
Desa/kelurahan siaga aktif belum optimal, terutama oleh tim pokjanal kabupaten dan
kecamatan, disebabkan belum optimalnya keterlibatan lintas sektor pada pemerintah
kabupaten.
Upaya yang harus dilakukan adalah perlu adanya dukungan kebijakan dari
Pemerintah Kabupaten berupa Peraturan Daerah dalam mengoptimalkan alokasi dana
desa untuk kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) sesuai Peraturan
Menteri Desa No. 5 Tahun 2015, meningkatkan peran dunia usaha dan organisasi
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat.

2.3.3 Persentase Balita Gizi Buruk


Pencapaian indikator kinerja persentase balita gizi buruk pada tahun 2020
sebesar 0,02 % melampaui target sebesar 0,30 %, hal ini disebabkan adanya alokasi
anggaran dari APBN dan Bantuan Provinsi untuk program penurunan percepatan
stunting. Pada tahun 2020, terdapat puskesmas yang balita gizi kurangnya tertinggi
yaitu Puskesmas Babadan diman apada Puskesmas Babdan terdapat 163 balita
(12.7%) adapun puskesmas dengan balita gizi kurang terendah yaitu puskesmas
sidamulya di mana pada puskesmas tersebut terdapat 8 (0.4%) balita dengan status
gizi kurang.
Grafik 2.4
Prevalensi Balita Gizi Buruk
Kabupaten Indramayu Tahun 2016 s.d 2020

0.51
0.48
0.41 0.43

0.35
0.31

0.21 0.2

0.11

0.01 0.02
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020


Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.3.4 Persentase Ibu Hamil KEK


38
Pencapaian indikator kinerja persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK) pada tahun 2020 sebesar 6.8%, pencapaian ini belum mencapai target yang
ditetapkan.

Grafik 2.5
Persentasi Ibu Hamil KEK
di Kabupaten Indramayu Tahun 2016 s.d 2020

7
6.8 6.8
6.6 6.64
6.5
6.4
6.32
6.2
6
5.8 5.78
5.6
5.4
5.2
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah Tahun 2020

2.3.5 Jumlah Kasus Kematian Ibu


Jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Indramayu pada tahun 2020
terdapat 35 kasus, dengan target 40 kasus dengan dengan capaian indikator
112.5. Jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2020 mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2018 dimana pada tahun tersebut tercatat
jumlahnya berturut turut 40 kasus dan 61 kasus.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Grafik 2.6
Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Indramayu Tahun 2016 – 2020 39
70

60 60 61

50
45
40 40
35
30

20

10

0
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah Tahun 2020

Gambar 2.2
Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur dan
Penyebab Kematian Kabupaten Indramayu Tahun 2020

pendarah < 20 th,


an, 3 2
lain lain,
8
ganggua ≥35
n sistem tahun, 20 - 34
peredara hipertens
18 th, 15
n darah, i, 20
6
infeksi, 1

Sumber: Tabel Profil Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun


2020

Kematian ibu sebanyak 24 orang terjadi pada ibu nifas, dan ibu hamil 14 orang.
Kemetian Ibu berdasarkan pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 2 orang, kelompok
umur 20 - 34 tahun sebanyak 1 5 orang dan >35 tahun sebanyak 18 orang.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.3.6 Jumlah Kasus Kematian Bayi


40
Jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Indramayu tercatat 208 kasus,
dengan target 200 kasus dan capaian 96 belum mencapai target yang ditetapkan, tetapi
realisasi ini jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2018 dengan realisasi berturut
turut 246 dan 224 mengalami peningkatan.

Grafik 2.7
Jumlah Kematian Bayi
di Kabupaten IndramayuTahun 2016 s/d 2020

350
Realisasi
314
300

250 246
235
224
200 208

150

100
2016 2017 2018 2019 2020

Penyebab kematian bayi pada tahun 2020 diakibatkan oleh BBLR


sejumlah 86 kasus, asfiksia sejumlah 44 kasus, kelainan bawaan sejumlah 14 kasus,
dan lian lain sebanyak 44 kasus, tabel di bawah menunjnukan penyeban kematian bayi di
Kabupaten Indramayu tahun 2020.
Grafik 2.8
Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian
Kabupaten Indramayu Tahun 2020

100 86
80
60 44 44
40
14
20 3 4 4 1
0
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.3.7 Prevalensi HIV/AIDS


41
Jumlah kasus penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Indramayu dari tahun
ke tahun menunjukan peningkatan, hal ini menunjukan penyakit HIV/ AIDS
perlu mendapatkan perhatian serius oleh pemangku kebijakan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Indramayu, jumlah kasus penderita HIV/AIDS di
Kabupaten Indramayu dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 bisa di lihat
pada grafik di bawah :
Grafik 2.9
Prevalensi HIV/ AIDS Kabupaten Indramayu
Tahun 2016 - 2020

600
HIV AIDS
541
500
447 473
440 414
400
300
200
100
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020

2.3.8 Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Indikator kecamatan bebas rawan gizi di Kabupaten Indramayu selama


lima tahun terakhir menunjukan trend yang positif hal ini tidak terlapas dari
kerja keras seluruh stakeholder yang berkepentingan serta di dukung oleh
pemegang kebijakan di Kabupaten Indramayu, dimana pemerintah Kabupaten
Indramayu menginginkan jumlah stunting di kabupaten Indramayu diturunkan
serendah rendahnya dimana angka stunting bisa di lihat dari kecamatan bebas
rawan gizi, optimalnya penatalaksanaan kasus gizi buruk yang berkaitan dengan
kebijakan program gizi kita yang mengedepankan asupan pangan,
meningkatkan makanan dan konsumsi utama masalah gizi.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Grafik 2.10
Kecamatan Bebas Rawan Gizi Kabupaten 42
Indramayu Tahun 2016 - 2020

100
96.77
95

90 90.3

85
83.8 83.9 83.9
80

75
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah Tahun 2020

Program gizi masyarakat cenderung menjadi program sektoral yang


berdiri sendiri dengan persepsi berbeda mengenai masalah gizi dan
indikatornya, sehingga penanganannya tidak komprehensif. Upaya yang
dilakukan untuk mencapai target indikator ialah meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan
Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan
nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Pada masa pra
hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program
keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat
merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang
tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas. Indikator kinerja program gizi
masyarakat untuk lima tahun kedepan di tambah dengan Prevalensi stunting
sesuai dengan inditator dari Kementrian Kesehatan.

2.3.9 Persentase desa/kelurahan mencapai UCI


Indikator kinerja pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi adalah Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai cakupan imunisasi
dasar ≥ 90% disebut UCI (universal child immunization). Pencegahan penyakit
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan akses semua bayi (0-
43
11 bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, DPTHB3, Polio 4,
dan Campak dengan cakupan minimal 90 %, sehingga UCI merupakan
indikator komposit pelaksanaan imunisasi.

Grafik 2.11
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
di Kabupaten IndramayuTahun 2016-2020

98
96 95.58
95.27
94
92 92 92.4
90
88
87.37
86
84
82
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah 2020

Desa yang mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi


dasar lengkap di atas 90 % untuk Kabupaten Indramayu, sedangkan untuk
Indikator kementrian kesehatan adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi
dasar lengkap di atas 80 %. Capaian kinerja Tahun 2020 sebesar 87,37 %, dari
target sebesar 93 %.

2.3.10 Angka Kesembuhan TBC (Succes Rate)


Capaian kinerja kegiatan pencegahan dan pengendalian TB Paru Tahun
2020 dengan indikator keberhasilan pengobatan (treatment succes rate) TB
sebesar sebesar 61 % dari taget sebesar 80 % (belum melampaui target). Angka
Keberhasilan Pengobatan/ Treatment Succes Rate Tuberkulosis (TSR TB) adalah
angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru yang terkonfirmasi
bakteriologi yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun
pengobatan lengkap) dibagi pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakeriologis
yang ditemukan. Angka Keberhasilan Pengobatan merupakan indikator utama
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

dalam menilai keberhasilan terhadap pengobatan pasien TB, karena bila angka
44
keberhasilan pengobatan dibawah target < 85% perlu diwaspadai adanya
permasalahan TB dimasa yang akan datang (side effek), misalnya makin
meningkatnya kasus kebal / resisten obat (TB MDR), meningkatnya kasus TB
HIV, atau makin meningkatnya kasus TB dengan komorbid, masalah lainnya TB
dengan gizi buruk, TB dengan Diabetes Mellitus (DM).

Grafik 2.12
Cakupan Angka Kesembuhan TBC
di Kabupaten IndramayuTahun 2016-2020

110

95
90 88.7

70
59.0 61.0
56
50

30
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah 2020

2.3.11 Angka Kecacatan Penderita Kusta TK. II


Salah satu ukuran keberhasilan kegiatan pengendalian penyakit menular
yaitu menurunnya angka kecacatan penderita kusta TK. II, realisasi kinerja
tahun 2020 yaitu sebesar 0.04% dari target sebesar <5%.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Grafik 2.13
Angka Kecacatan penderita Kusta TK. II Kabupaten Indramayu 45
Tahun 2020

1.4
1.2 1.25

1 0.95
0.8 0.84
0.73
0.6
0.4 0.4
0.2
0
2016 2017 2018 2019 2020

2.3.12 IR DBD
Angka kesakitan yang merupakan salah satu komponen atau bagian dalam
menentukan umur harapan hidup dipengaruhi oleh terjadinya kasus penyakit, dan salah
satunya adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi disuatu wilayah,
Kabupaten Indramayu merupakan daerah endemis DBD, dimana Kabupaten Indramayu
pada tahun 2020 terjadi kasus DBD sebanyak 214, jumlah kasus ini menurun jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2019 dari data yang
terlaporkan pada dinas kesehatan tercatat jumlah kasus DBD sebanyak 225 orang.

Grafik 2.14
Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kabupaten Indramayu Tahun 2020

1020
920 911
820
720
620
520
420
320
220 225 214
120 113
20 43
2016 2017 2018 2019 2020
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.3.13 Puskesmas DTP


46
Puskesmas dengan perawatan bertujuan agar masyarakat yang memerlukan
pengobatan segera mendapatkan pertolongan yang cepat, juga bertujuan agar penyakit-
penyakit yang bisa ditangani di puskesmas tidak perlu ditangani di rumah sakit hal ini
agar tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit, harapannya terdapat satu
puskemsas dengan perawatan setidaknya di setiap kecamatan, tetapi karena
keterbatasan sumber daya, baik anggaran maupun sumber daya manusia dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2020 di Kabupaten Indramayu masih terdapat 11
Puskesmas dengan perawatan dan belum ada penambahan puskesmas perawatan,
sehingga indikator ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan.

2.3.14 Jumlah Puskesmas Sesuai Standard


Jumlah Puskesmas terakreditasi pada tahun 2020 sebanyak 49 Puskesmas, bila
dibandingkan dengan target tahun 2020 sebanyak 49 Puskesmas maka capaian
indikator kinerja puskesmas terakreditasi sudah memenuhii target yang ditetapkan.
Pencapaian akreditasi puskesmas pada tahun 2020 tercapai sesuai target indikator
sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yaitu 49 puskesmas, hal ini disebabkan
target kinerja merupakan target kumulatif setiap tahun.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator program adalah
Koordinasi dengan tim pendamping, pembinaan monitoring ke puskesmas, pelatihan
pendamping akriditasi FKTP, penguatan tim pendamping akreditasi FKTP Kabupaten,
Evaluasi akreditasi sarana kesehatan, sosialisasi peraturan dan kebijakan teknis mutu
pelayanan kesehatan.

2.3.15 Persentase penduduk dengan jaminan Kesehatan

Capaian indikator kinerja Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan


pada Tahun 2020 sebesar 82,80 % dari target 71 %, sudah melebihi target. Untuk
mencapai Misi Mendukung Sumber Daya Pembangunan Kesehatan dengan sasaran
Menuju Universal Health Coverage maka ditetapkan dengan Indikator Kinerja Program
Persentase Penduduk yang mendapatkan Jaminan Kesehatan pada sumber dana APBD
Bantuan Keuangan untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
dengan indikator Persentase PBI yang tercover Jaminan Kesehatan. Kegiatan ini secara
umum merupakan upaya meningkatkan akses masyarakat miskin dan tidak mampu
terhadap pelayanan kesehatan. Secara khusus tujuannya adalah agar tersedianya biaya
pelayanan kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah Kabupaten Indramayu
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

di kabupaten Indramayu.
47
Pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir
miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan
Iuran (PBI). Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Indramayu pada tahun
2020 baru mencapai 56,3 %, yang meliputi Penerima bantuan Iuran (PBI) APBN 45,4
%, Penerima bantuan Iuran (PBI) APBD 10,8%, Peserta Bukan Penerima Upah
(PBPU)/Mandiri 5,5 %, (Profil Kesehatan Kabupaten IndramayuTahun 2020).
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Tabel T-C. 24
Anggaran dan Realisasi Pendanaan dan Belanja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu 48
Bersumber APBD Kabupaten Indramayu Tahun 2016-2021
Rata-rata
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan Anggaran ke-
Pertumbuhan
No. Program/Kegiatan
201 Anggara Realisa
2016 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
7 n si

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Belanja Tidak
Langsung
- Belanja Pegawai
(gaji dan
tunjangan)
2 Belanja Langsung
Program

1 Program Peningkatan -
dan pengembangan 322.821.000 550.000.000 205.191.000 169.840.000 550.000.000 - 293.103.350 205.171.3000 202.941.350 168.473.750 - - 90.79 37.30 98.90 99.20 -
Promosi kesehatan
2 Program -
Peningkatan kualitas
334.161.250 1.000.000.000 605.000.000 82.605.900 508.0000.000 - 273.396.850 403.465.650 465.081.500 78.923.400 - - 81.82 40.35 76.87 95.54 -
sanitasi dasar dan
lingkungan
3 Program Pelayanan -
121.159.923.65 153.600.000.00 172.086.591.49 165.773.612.25
Kesehatan Dasar 47.489.000.000 - 98.552.299.371 119.903.838.619 120.753.736.583. 136.523.492.762 - - 81.34 78.06 70.17 82.36 -
0 0 5 0
5 Program Pencegahan -
dan Pengendalian
penyakit 772.216.200 1.900.000.000 2.304.072.050 4.080.624.409 2.000.000.000 - 571.418.370 1.174.233.9000 2.024.914.630 3.801.751.000 - - 74.00 61.80 87.88 93.17 -

6 Program Pengadaan -
Peningkatan Sarana &
Prasarana rumah sakit/ 111.132.150.75
- - 38.279.616.749 1.150.000.000 - - - 90.723.928.956 35.618.685.434 - - #DIV/0! #DIV/0! 81.64 93.05 -
rumah sakit jiwa/ rumah 0
sakit paru-paru/ rumah
sakit mata
7 Program -
Peningkatan
pelayanan 1.411.925.000 5.350.000.000 1.507.323.000 5.543.521.500 1.484.000.000 - 839.439.295 2.360.763.432 1.156.811.850 2.897.031.993 - - 59.45 44.13 76.88 52.26 -
kesehatan ibu, bayi
dan anak
8 Program Peningkatan -
status gizi masyarakat
484.150.000 1.400.000.000 8.583.000.000 5.246.046.000 1.100.000.000 - 454.183.075 551.175.265 6.951.927.240 4.878.162.193 - - 938.10 39.37 81.00 85.36 -

9 Program Peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan pada 317.309.904.05 490.100.000.00
- - - - - - - - 305.117.124.492 - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 96.16 -
Badan Layanan 7 0
Umum Daerah
(BLUD)

124.049.462.00 163.800.000.00 296.423.328.29 536.485.770.86 544.381.000.


JUMLAH - - 100.893.840.311 124.598.648.166 222.281.342.109 183.566.520.532 - - 81.41 76.07 74.99 83.75 -
0 0 5 5 000
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Sumber pendanaan untuk melaksanakan Program/Kegiatan Dinas Kesehatan


48
Kabupaten Indramayu bersumber dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN,
dengan uraian sebagai berikut :
a. APBD Kabupaten Indramayu
1) Belanja Langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
Anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk
mendanai program/kegiatan yang bersumber dari APBD Kabupaten Indramayu
setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 sebesar Rp
175.639.125.800; pada tahun 2017 menurun menjadi 145.369.527.154,00; tahun
2018 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp 231.791.090.000,00;
pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi Rp 131.898.339.000;
dan tahun 2020 kembali mengalami peningkatan yang tajam meningkat menjadi
Rp 461.486.925.000,00.
2) Belanja Tidak Langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
Belanja tidak langsung yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Indramayu tahun 2016-2020, adalah Pada tahun 2016
sebesar Rp 175.639.125.800; pada tahun 2017 menurun menjadi
145.369.527.154,00 ; tahun 2018 menjadi Rp 119.189.624.056,00; pada tahun
2019 meningkat menjadi Rp 130.775.104.985; dan tahun 2020 kembali
mengalami peningkatan menjadi Rp 143.518.135.016,00.
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan


Kabupaten Indramayu 49

Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun


2021-2026 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan secara
kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional dan
infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung
pembangunan. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu Tahun 2011 - 2031 menjadi salah satu dokumen
yang harus diperhatikan dalam penyusunan Renstra Kabupaten Indramayu 2021 - 2026.
Perumusan substansi RTRW Kabupaten Indramayu yang memuat tujuan, kebijakan dan
strategi, rencana, arahan pemanfaatan dan pengendalian, dimaksudkan untuk dapat menjaga
sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mengurangi penyimpangan
implementasi indikasi program utama yang diharapkan akan lebih mampu merespon tantangan
dan menjamin keberlanjutan pembangunan. Terkait isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di
Kabupaten Indramayu, Dinas Kesehatan kabupaten sudah melakukan analisis mengenai
kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan rujukan
di Kabupaten Indramayu sesuai dengan kewenangan urusan yang dimiliki. Terkait dengan
kerawanan bencana banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu meningkatkan koordinasi
dengan BPBD Kabupaten Indramayu. Untuk pengolahan air minum dan peningkatan kualitas
dan kuantitas air baku di Kabupaten, Dinas Kesehatan sudah bekerjasama dengan Dinas
Perumahan dan Permukiman Kabupaten Indramayu. Tidak semua indikator kinerja Renstra
Kemenkes dan Provinsi Jawa Barat sama dengan indikator kinerja Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu, sehingga tidak semua capaian kinerja indikator dapat
diperbandingkan.
Adapun analisis kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu di bandingkan
dengan Kemenkes dan Provinsi Jawa Barat, tantangan dan peluang yang dihadapi oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :
2.4.1 Tantangan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Indramayu
a. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat
Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Kabupaten.
b. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

Kabupaten.
50
c. Implementasi kolaborasi dan innovasi dengan melibatkan akademisi, dunia usaha,
pemerintah, komunitas (LSM) dan media dalam pembangunan bidang kesehatan di
Kabupaten Indramayu.
d. Mendorong kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu dalam pemenuhan
pelayanan SPM bidang kesehatan kabupaten kota.
e. Peningkatan upaya promotive dan preventif dengan menggunakan media dan metoda
pendekatan yang kreatif dan inovatif agar tepat sasaran prioritas kabupaten melalui
pemberdayaan masyarakat tokoh kabupaten, organisasi swadaya masyarakat, dunia
usaha tingkat kabupaten dan mendorong pelaksanaan program utama di kabupaten
berupa implementasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS), Germas dan PIS PK.
f. Meningkatkan pemerataan akses, jumlah serta kualitas sarana pelayanan kesehatan dan
pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai standar di Kabupaten Indramayu.
g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan melalui
akreditasi puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Indramayu;
h. Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor (integrasi) penanggulangan masalah gizi
masyarakat/ stunting di Kabupaten Indramayu yang melibatkan berbagai pihak (OPD
kabupaten) maupun dengan, akademisi, dunia usaha, media, dan kelompok masyarakat.
i. Mendorong peningkatan tata kelola sistem layanan rujukan ibu bersalin, rujukan gawat
darurat, dan rujuk balik antar layanan RS tipe D/C/B/ melalui sistem aplikasi online;
j. Mendorong pencapaian UHC di Kabupaten Indramayu melalui pemenuhan APBD
Kabupaten dan bantuan provinsi.
k. Proporsi anggaran pembangunan kesehatan 10% dari APBD Kabupaten masih perlu
ditingkatkan jumlah (persentase) dan efektivitas pemanfaatannya.
l. Belum adanya regulasi sistem penyelenggaraan kesehatan Kabupaten Indramayu dan
belum lengkapnya regulasi tentang Penerapan PPK BLUD UPTD Puskesmas.
2.4.2 Peluang Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Indramayu
a. Optimalisasi dana kapitasi JKN untuk kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di
puskemas melalui promotif dan preventif dan Dana Desa untuk kesehatan untuk
percepatan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan bersumber
masyarakat (UKBM).
Bab II Renstra Dinkes 2021 - 2026

b. Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah


51
Kabupaten untuk pemenuhan sarana dan prasarana, alat kesehatan tenaga kesehatan
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan primer dan pelayanan
rujukan kabupaten.
c. Adanya Program Prioritas Pusat dalam penanggulangan masalah gizi buruk/ stunting,
pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan remaja putri, dana jampersal, pemenuhan obat
essensial, akreditasi puskesmas/Rumah Sakit, PIS PK dan Germas di kabupaten.
d. Optimalisasi dan integrasi PSC (Publik Safety Center) 119 di kabupaten.
e. Optimalisai Program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, Dokter
Interenship, pengabdian masyarakat untuk pemenuhan tenaga kesehatan di kabupaten.
f. Penguatan PPK BLUD UPTD RS Provinsi dan Puskesmas di seluruh kabupaten.
g. Optimalisasi data dan informasi PIS PK, dan semua aplikasi sistem informasi kesehatan
kementrian kesehatan untuk pemenuhan data informasi kesehatan kabupaten yang
lengkap, up to date dan akurat.
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DINAS KESEHATAN 52
KABUPATEN INDRAMAYU

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu

Konsep penanganan kesehatan secara promotif dan preventif dijalankan


secara sinergi dengan konsep kuratif dan rehabilitatif, sehingga derajat
kesehatan masyarakat dapat diwujudkan. Berdasarkan analisis hasil capaian
kinerja Renstra, capaian SPM, dan kondisi kesehatan akibat pandemi Covid-19
serta identifikasi dari tantangan dan peluangnya, masih terdapat beberapa
indikator yang belum tercapai sesuai yang diharapkan. Dengan memperhatikan
capaian dan analisisnya serta mempertimbangan isu strategis, Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu memetakan 6 (enam) permasalahan utama bidang
kesehatan berdasarkan pengelompokan komponen dari Sistem Kesehatan
Daerah (SKD) yaitu :

1. Belum optimalnya upaya kesehatan yang dilakukan baik upaya kesehatan


perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat;
2. Belum terpenuhinya SDM Kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai standar;
3. Belum terpenuhinya sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
4. Belum optimalnya pengelolaan manajemen data dan informasi kesehatan;
dan
5. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Dari pokok masalah tersebut di atas, akan diuraikan dalam rincian


pemetaan masalah dan akar masalah dalam pembangunan bidang kesehatan di
Jawa Barat, sebagai berikut:
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Tabel T-B.35
Pemetaan Masalah Pokok, Masalah, dan Akar Masalah 53
Bidang Kesehatan Kabupaten Indramayu

Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


Belum optimalnya upaya
kesehatan yang dilakukan Masih kurangnya sarana dan
Masih adanya kasus kematian
baik upaya kesehatan prasarana dalam pertolongan
ibu dan kematian bayi
perorangan dan upaya persalinan
kesehatan masyarakat
Masih kurangnya SDM terlatih
dalam penanganan kegawat
daruratan maternal neonatal
Belum optimalnya pelaksanaan
rujukan persalinan
Tingkat kesadaran masyarakat
masih rendah dalam antenatal
care
Masih rendahnya gizi
Belum optimalnya fungsi
masyarakat, masih terdapat
puskemsas untuk pelayanan gizi
kasus balita gizi buruk dan
masyarakat
stunting serta obesitas
Masih rendahnya pengetahuan
dan perilaku keluarga dalam
keluarga dalam pemberian asupan
gizi pada anak
Cakupan pemantauan tumbuh
kembang balita (kartu menuju
sehat) belum optimal
Masih rendahnya kualitas Akses air bersih/ minum masih
kesehatan lingkungan rendah
Masih rendahnya penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat
pada masyarakat
Masih rendahnya cakupan rumah
sehat
Masih tingginya angka
kesakitan akibat penyakit Masih tingginya prevalensi
menular dan penyakit tidak penyakit HIV/ AIDS dan TB
menular
Masih tingginya angka kejadian
DBD
Masih adanya penyakit PD3I
(polio, dipteri, Campak, pertusis)
dan penyakit kusta
Masih timbulnya penyakit yang
beresiko KLB (rabies, filariasis,
folio, diare, antrax, campak,
dipteri) penyakit malaria dan
penyakit rabies
Masih rendahnya vaksinasi
hewan di daerah rawan KLB
Rabies
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Makin meningkaynya penderita


hipertensi, penduduk yang 54
mengalami gangguan jiwa,
penderita diabetes militus,
penderita penyakit kanker,
penderita penyakit jantung, dan
pembuluh darah
Masih dihadapinya penyakit
menular yang belum teratasi,
penyakit baru baik penyakit
menular maupun tidak menular
dan penyakit yang sudah hilang
muncul kembali
Belum optimalnya pelayanan
kesehatan bagi penduduk
Belum optimalnya Rapid Health
terdampak krisis kesehatan
Assement (RHA) pada kondisi
akibat bencana, KLB dan/
bencana
atau berpotensi KLB/
Bencana kabupaten
Belum terintegrasinya sistem
informasi kesehatan terkait
bencana
Lemahnya koordinasi lintas
sektor/ program dalam
penanganan dampak akibat
bencana/ KLB
Belum adanya survailence
terintegrasi dan realtime
Belum terpenuhi sarana dan
Masih terdapat fasilitas kesehatan
prasarana kesehatan di
(Puskesmas, RS dan laboratorium
wilayah kabupaten
kesehatan) yang belum memenuhi
Indramayu dan wilayah
kriteria sarana prasarana sesuai
perbatasan di Kabupaten
standar
sesuai standar
Masih ada kesenjangan rasio
tempat tidur dengan jumlah
penduduk di wilayah kabupaten
Indramayu

Belum optimalnya pelayanan Belum optimalnya pelaksanaan


kesehatan dasar dan rujukan rujukan
FKTL/ Layanan Rujukan yang
ada belum tertata dengan baik
pola rujukan antar layanan RS
tipe D/C/B
Penyebaran rasio FKTL terhadap
penduduk tidak merata
Masih rendahnya koordinasi dan
Belum optimalnya Belum optimalnya
kerjasama antar LS dalam
pembiayaan kesehatan di pemanfaatan sumber sumber
pemanfaatan sumber sumber
kabupaten Indramayu pembiayaan kesehatan
pembiayaan kesehatan
Kurang optimalnya pengelolaan
dana BLUD RS
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Belum tercapainya target Masih belum terintegrasinya data


jaminan kesehatan menuju kepesertaan jaminan kesehatan 55
Universal Health Coverage PBI oleh Dinas Sosial dan
(UHC) Disdukcapil
Kurangnya jumlah kepesertaan
jaminan kesehatan mandiri
Drop Out Kepesertaan Jaminan
Kesehatan
Belum semua masyarakat
mengetahui pentingnya jaminan
kesehatan
Belum terpenuhinya SDM Penyebaran/ distribusi
Belum ada regulasi insentif untuk
kesehatan di Fasilitas sumber daya manusia
daerah tidak diminati
kesehatan sesuai standar kesehatan tidak merata
Masih kurangnya jumlah
Rasio tenaga kesehatan dengan
tenaga kesehatan di fasilitas
jumlah penduduk masih tinggi
kesehatan sesuai standar
Perencanaan dan kebijakan
pengangkatan PNS tenaga
kesehatan masih tersentalisasi di
Pusat
Masih kurangnya SDM
Kesehatan yang ada di RS dan
Puskesmas sesuai standar
Masih adanya kualitas
Belum semua tenaga kesehatan
personil/ sumber daya
memiliki Surat Tanda Register
manusia kesehatan masih di
(STR)
bawah standar
Belum optimalnya Pemenuhan sediaan farmasi
penatalaksanaan sediaan Ketersediaan farmasi tidak (obat-obatan program dan vaksin)
farmasi, alat kesehatan dan sesuai dengan kebutuhan masih tergantung pada droping
makanan dari kementrian kesehatan
Koordinasi yang belum optimal
antara pusat dan kabupaten
Masih rendahnya cakupan TPU
dan TPM
Masih rendahnya cakupan PIRT
Keterbatasan tenaga kesehatan
Belum optimalnya
terlatih untuk
pemanfaatan alat kesehatan di
mengoperasionalkan alat
Rumah Sakit dan Puskesmas
kesehatan
Masih rendahnya ketersediaan
alat kesehatan sesuai standar
terutama di Puskesmas

Banyaknya aplikasi sistem


Belum optimalnya informasi kesehatan dari pusat/
Belum terintegrasinya data
pengelolaan manajemen kementrian kesehatan (Aspak,
dan informasi kesehatan di
data, dan informasi serta SPGDT, Sisrute, RS Online,
tingkat kabupaten
regulasi kesehatan Simpus, SIHA, SIR, SP2TP, e-
Health, eRenggar, SITA, Sismal)
Belum adanya regulasi
manajemen sistem informasi
kesehatan kabupaten
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Belum optimalnya analisis data


fasilitas pelayanan kesehatan 56
swasta (sarana dan tenaga
kesehatan) di Kabupaten
Masih rendahnya pelibatan tokoh
masyarakat, tokoh agama,
Belum optimalnya Masih rendahnya peran serta kelompok masyarakat, organisasi
pemberdayaan masyarakat masyarakat dalam swadaya masyarakat, media dan
bidang kesehatan pembangunan kesehatan dunia usaha tingkat kabupaten
dalam pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
Masih rendahnya penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat
oleh masyarakat
Masih rebndahnya upaya
promosif dan preventif kesehatan

Selain permasalah utama Bidang Kesehatan di atas, terdapat permasalahan


pada Dinas Kesehatan berkaitan dengan integrasi kinerja UPTD di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Dinas Kesehatan sebagai dinas induk.
Sampai saat ini dalam dokumen perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu belum secara optimal menggambarkan kinerja UPTD yang dapat
dikaitkan dengan ketercapaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu. Hal ini berdampak terhadap penilaian impelemtasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu. Permasalah lainnya adalah mengenai pengelolaan badan
layanan umum daerah (BLUD) sehingga perlu penguatan terhadap UPTD yang
telah memberlakukan BLU agar dapat menerapkan manajemen keuangan
berbasis kinerja yang lebih baik. Perluasan akses dan mutu pelayanan Rumah
Sakit dan Puskesmas menjadi persoalan yang juga perlu mendapatkan prioritas
di dalam perencanaan dan penanggaran dalam upaya meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Peran Laboratorium Kesehatan
Kabupaten perlu didorong untuk menjadi laboratorium pembina bagi
labortatorium Puskesmas

3.2. Telaahan Terhadap Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil
Bupati

Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Indramayu 2021-2026


merupakan penjabaran dari visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih serta menjadi
dasar perumusan prioritas pembangunan Kabupaten. Visi adalah rumusan umum
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan


57
daerah. Berbagai kebijakan dan program pembangunan yang dilaksanakan selama
lima tahun sampai 2026 diarahkan untuk mewujudkan Visi.

Adapun visi pembangunan Kabupaten Indramayu tahun 2021-2026 adalah:


“Terwujudnya Indramayu Bermartabat: Bersih, Religius, Maju,
Adil, Makmur Dan Hebat”

Pernyataan Visi Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026 memiliki makna


sebagai berikut:
 BERSIH : Pemerintahan yang Tulus, Ikhlas dan Suci. Transparan dalam
Pengelolaan dan Penataan Pemerintahan.
 RELIGIUS : Bermakna bahwa nilai – nilai agama mendasari setiap sikap dan
perilaku dalam pengelolaan pemerintahan yang tercermin dalam kehidupan
bermasyarakat atas terciptanya Kebijakan Pemerintahan dan Aktivitas
masyarakat.
 MAJU : Di artikan bahwa masyarakat Indramayu, Cerdas, Terampil, Bergerak
Dinamis, Kreatif, Inovatif serta tangguh menghadapi tantangan, yang ditandai
dengan pertumbuhan penduduk yang kecil, angka harapan hidup yang tinggi
dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik dan produktifitas makin tinggi.
 ADIL : Keadaan yang dicirikan dengan sifat perbuatan dan perlakuan yang
mengedepankan kesetaraan dalam pengambilan keputusan/kebijakan yang
tidak diskriminatif yang hanya menguntungkan sekelompok tertentu golongan
dalam masyarakat.
 MAKMUR : Kehidupan yang layak merupakan hak mutlak dari masyarakat
Indramayu yang ditandai dengan bebas dari kemiskinan sebagai bentuk
tanggung jawab Negara melalui Pemerintah Daerah
 HEBAT : Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good
Governance dan Clean Governance), daya saing daerah yang tinggi sehingga
mampu lebih unggul dibandingkan dengan daerah lain, masyarakat yang
berkualitas dalam pendidikan, maju dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
tanggap dan responsif dalam mensikapi tantangan Global.
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Visi Indramayu “BERMARTABAT”, selain merupakan kependekan dari


58
BERSIH, RELIGIUS, MAJU, ADIL MAKMUR dan HEBAT, juga dapat
diartikan bahwa Indramayu harus menjadi Kabupaten yang BERMARTABAT
yaitu Kabupaten yang disegani dan dihormati baik dalam tatanan etika, politik,
hukum dan moral. Bermartabat harus menjadi spirit, semangat dan roh seluruh
lapisan masyarakat Indramayu dalam segenap tatanan kehidupan berorganisasi
maupun bermasyarakat.
Dalam mewujudkan visi daerah, maka ditetapkan tujuh misi pembangunan jangka
menengah Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026. Misi yang diusung lima
tahun kedepan adalah Sapta Nata Mulia Jaya atau Tujuh Penataan Menuju
Mulia dan Jaya, sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1. MISI PERTAMA adalah meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan
yang bersih, melayani, melindungi, transparan, akuntabel, profesional serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan kata kunci PERWUJUDAN
REFORMASI BIROKRASI;
2. MISI KEDUA adalah meningkatkan pelayanan kehidupan beragama dan
kepercayaan serta pemajuan kebudayaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata kunci FASILITASI KEHIDUPAN BERAGAMA DAN
BERMASYARAKAT;
3. MISI KETIGA adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan dalam jumlah dan kualitas yang memadai dan merata.
Dengan kata kunci PENINGKATAN KESEJAHTERAAN;
4. MISI KEEMPAT adalah meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan
melalui peningkatan sumber daya, sehingga mampu berdikari. Dengan kata
kunci PENANGGULANGAN KEMISKINAN;
5. MISI KELIMA adalah meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan
serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dengan kata kunci
PENINGKATAN DAYA SAING SDM;
6. MISI KEENAM adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur dan
efektivitas penataan ruang yang berwawasan lingkungan hidup. Dengan kata
kunci PENINGKATAN INFRASTRUKTUR; dan
7. MISI KETUJUH adalah meningkatkan ekonomi dan daya saing melalui
pengelolaan potensi unggulan daerah. Dengan kata kunci PENINGKATAN
EKONOMI DAN DAYA SAING DAERAH.
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Penjabaran visi dan misi Pembangunan Jangka Menengah Indramayu


59
tahun 2021- 2026 terdiri dari 8 (delapan) tujuan dan 18 (delapan belas) sasaran.
Setiap tujuan dan sasaran pembangunan disertai dengan indikator dan target
pembangunan tahunan selama 5 (lima) tahun. Adapun tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah Kabupaten Indramayu yang terkait bidang
kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tujuan, Sasaran dan Indikator Tujuan serta Indikator Sasaran

INDIKATOR KONDI TARGET KONDI


SAT
TUJUAN/ SASARAN TUJUAN/ SI SI
UAN 2022 2023 2024 2025 2026
SASARAN AWAL AKHIR

VISI : Terwujudnya Indramayu Bermartabat : Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat

MISI : 1 : Meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan yang bersih, melayani, melindungi, transparan, akuntabel, profesional serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
1.1. Terwujudnya Indeks Reformasi kateg
tatakelola perangkat Birokrasi Perangkat ori NA CC B B B BB BB
daerah yang efektif Daerah
1.1.1. Meningkatnya
Indeks Reformasi kateg
impelemtasi reformasi
Birokrasi Perangkat ori NA CC B B B BB BB
birokrasi disemua area
Daerah
perubahan
MISI : 5 : Meningkatkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan serta Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
5.1. Meningkatnya
Indeks Kesehatan
derajat kesehatan poin 79,43 80,20 80,66 81,12 81,58 82,05 82,05
(IK)
masyarakat

Indeks Kepuasan
poin 85,579 86 87 88 89 90 90
Masyarakat (IKM)

5.1.2. 1. Meningkatnya
akses, mutu serta Prevalensi Stunting % 10,24 9 8,5 8 7,5 7 7
menurunnya angka 5,9/1 5,9/1 5,8/1 5,8/1 5,8/1
kesakitan dan kematian 6/1000 5,8/1000
Rasio kematian Bayi - 000K 000K 000K 000K 000K
KH KH
H H H H H
Menurunnya penyakit
menular dan tidak % NA 63 72 81 90 100 100
menular

Persentasi tenaga
kesehatan yang % NA 80 85 90 95 100 100
5.1.2.2. Meningkatnya memiliki kompetensi
sumbrer daya kesehatan
dan upaya paradigma Persentasi Tempat
sehat Pengelolaan Makanan
(TPM) yang % NA 45 50 55 60 65 65
memenuhi syarat
kesehatan

Pada RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026, dengan


memperhatikan dampak pandemi Covid-19, telah ditetapkan 3 prioritas
pembangunan Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk tahun 2021-2026 dimana
prioritas pembangunan kesehatan mengacu terhadap indikasi program yang terdapat
pada misi ke (5) lima. Prioritas Pembangunan Kesehatan Daerah ini diterjemahkan
ke dalam arahan program prioritas yaitu:
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

60
 Indikasi Program Misi 1 :
1. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
2. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
3. Pembinaan dan pengawasaan penyelenggaraan pemerintah daerah
 Indikasi Program Misi 5 :
1. Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan
2. Pencegahan dan pengendalian Penyakit
3. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI dan Renstra Dinas


Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Kementrian Kesehatan RI telah mengeluarkan Rencana Strategis (Renstra)


Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat telah mengeluarkan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2018-2023. Oleh
sebab itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu melalui Renstra Tahun 2021-
2026 melakukan penyelarasan dengan melakukan identifikasi permasalahan
pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu termasuk faktor-faktor
penghambat dan pendorongnya untuk setiap sasaran jangka menengah Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020–2024 dan
Rencana Strategi Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Tabel 3.2 61
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
Dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Braat Tahun 2018 – 2023

Sasaran Jangka Permasalahan Analisis Faktor


Menengah Pelayanan Permasalahan pelayanan
No.
Kementerian PD Dinas Kesehatan PD Dinas Kesehatan Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Indramayu
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Belum optimalnya upaya  Masih tingginya kasus Masih kurangnya sarpras Adanya Perda
kesehatan ibu,anak kesehatan yang dilakukan kematian ibu dan bayi pertolongan persalinan di Penyelenggaraan pelayanan
dan gizi baik Upaya kesehatan  Masih tingginya balita daerah, masih kesehatan, Adanya
masyarakat Perorangan dan Upaya kurang gizi kurangnya nakes terlatih komitmen
Kesehatan Masyarakat :  Tingginya kasus pertolongan persalinan, pemerintah dalam
 Masih adanya kasus menular dan tidak kurangnya kesadaran perencanaan dan
kematian ibu dan menular masyarakat penitngnya penganggaran untuk
kematian bayi antenatal care kesehatan ibu dan anak

2 Meningkatnya Belum optimalnya upaya 


Belum optimalnya Belum adanya grand desain/ Adanya Perda
ketersediaan dan mutu kesehatan yang dilakukan pelayanan kesehatan rencana induk peningkatan/ Penyelenggaraan pelayanan
fasyankes dasar dan baik Upaya kesehatan dasar dan rujukan pengembangan sarana kesehatan, Adanya
rujukan Perorangan dan Upaya  Masih rendahnya kases pelayanan kesehatan komitmen
Kesehatan Masyarakat : dan pelayanan primer dan rujukan di pemerintah dalam
Belum optimalnya kesehatan masyarakat Indramayu. perencanaan dan
pelayanan kesehatan dasar  Kurangnya penganggaran
dan rujukan ketersediaan dan
kualitas fasilitas
kesehatan
3 Meningkatnya Belum optimalnya  Masih tingginya angka - Masih rendahnya Adanya Perda
pencegahan upaya kesakitan akibat upaya kesehatan Penyelenggaraan pelayanan
dan pengendalian kesehatan yang dilakukan penyakit menular dan promotif dan kesehatan, Adanya
penyakit serta baik Upaya kesehatan penyakit tidak menular preventif. komitmen
pengelolaan Perorangan dan Upaya
 Belum terpenuihinya - Masih tingginya pemerintah dalam
kedaruratan Kesehatan Masyarakat : perencanaan dan
SPM penyakit tidak angka kesakitan
kesehatan  Masih tingginya menular penganggaran
masyarakat angka kesakitan akibat penyakit menular
penyakit menular dan maupun penyakit
penyakit tidakmenular tidak menular.
- Terjadinya pergeseran
penyakit menular menjadi
penyakit tidak
menular (Tripel
Burden diseases).
4 Meningkatnya Ketersediaan farmasi  Alokasi anggaran yang - Upaya kesehatan Adanya Perda
akses, tidak sesuai dengan tidak tetap tergantung promotif dan Penyelenggaraan pelayanan
kemandirian dan kebutuhan dengan persetujuan preventif masih kesehatan, Adanya
mutu dari pusat melalui belum menunjukan komitmen
kefarmasian dan DAK peningkatan terhadap pemerintah dalam
alat kesehatan penurunanangka kesakitan. perencanaan dan
penganggaran
- Macam layanan dantenaga
kesehatan diFKTP
(puskesmasdan klinik
swasta) belum cukup
efektifdalam memberikan
pelayanan promotifdan
preventif yangberdampak
terhadapmenurunnya
prevalensi PenyakitTidak
Menular(PTM).
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

5 Meningkatnya Masih kurangnya  Masih kurangnya Perencanaan dan kebijakan Adanya Perda

62
pemenuhanSDM kualitas, kuantitas, dan kualitas, kuantitas dan pengangkatan PNS tenaga Penyelenggaraan pelayanan
Kesehatan dan penyebaran SDM penyebaran SDM kesehatanmasih tersentralisasi kesehatan,Adanya
kompetensi sesuai Kesehatan Kesehatan dipusat komitmen
standar pemerintah dalam
Perencanaan dan
penganggaran

6 Terjaminnya Belum optimalnya  Belum optimalnya Belum terjalin kuat Adanya Perda
pembiayaan pemanfaatan sumber- pemanfaatan sumber hubungan/kerjasama antara Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sumber pembiayaan sumber pembiayaan pemda denganfilantropi kesehatan, Adanya
kesehatan kesehatan kesehatandan komitmen
CSR pemerintah dalam
Perencanaan dan
penganggaran, dana
CSR banyak, folantropi
kesehatan banyak
Belum tercapainya target  Belum tercapainya target Belum banyak Adanya kebijakan Pemda
Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan masyarakat yang paham yang menjamin masyarakat
menuju Universal Health menuju Universal Healt pentingnyajaminan kesehatan miskin mendapatkan
Coverage(UHC). Coverage (UHC) jaminan
Kesehatan

7 Meningkatnya Belum optimalnya  Masih kurangnya - Masih rendahnya Adanya Perda


pencegahan dan upaya kesehatan yang partisipasi dan kesadaran upaya kesehatan Penyelenggaraan pelayanan
pengendalian dilakukan baik Upaya masyarakat dalam hal promotif dan kesehatan, Adanya
penyakit serta kesehatan Perorangan dan preventif.
pencegahan penyakit komitmen
pengelolaan Upaya Kesehatan
kedaruratan Masyarakat : - Masih tingginya pemerintah dalam
Perencanaan dan
kesehatan  Masih tingginya angka kesakitan
penyakit menular penganggaran
masyarakat angka kesakitan akibat
penyakit menular dan maupun penyakit
penyakit tidak tidak menular.
menular - Terjadinya pergeseran
penyakit menular menjadi
penyakit tidak
menular (Tripel
Burden diseases).

3.4. Telaah Terhadap RTRW dan KLHS


a. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu

Secara khusus disebutkan bahwa rencana pembangunan harus


mempedomani RTRW dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka
panjang dan jangka menengah daerah melalui penyelerasan antara sasaran,
arah kebijakan pembangunandengan sasaran dan arah kebijakan serta rencana
struktur dan rencana pola ruang wilayah. RTRW mengarahkan lokasi dan
menjadi dasar penyusunan program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di Kabupaten Indramayu. Kebijakan pengembangan
wilayah, struktur ruang dan pola ruang. Indikasi program memuat indikasi
program utama/indikator kegiatan sektoral yang perlu diinetgrasikan ke
dalam rencana pembangunan jangka menengah, tahunan, dan sektoral.
Indikasi program yang berkaitan dengan bidang kesehatan adalah :
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

1) Indikasi program dalam perwujudan struktur ruang dalam hal


63
penyediaan sarana prasarana minimal di Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu :
 Pemenuhan sarana prasarana minimal di PKW yaitu pembangunan
Rumah Sakit Tipe B; dan
2) Pemenuhan sarana prasarana minimal di PKL yaitu pembangunan Rumah
Sakit Tipe C dan pembangunan puskesmas PONED. Indikasi program
dalam perwujudan pola ruang dimana kesehatan erat kaitannya dengan
penyediaan infrastruktur pendukung bagi pengembangan pariwisata di
Kabupaten Indramayu.
3) Indikasi program dalam kebijakan pengembangan wilayah perbatasan. Di
setiap wilayah perbatasan antara Kabupaten Indramayu-Subang,
Kabupaten Indramayu-Cirebon, dan Kabupaten Indramayu-Majalengka,
serta Kabupaten Indramayu-Sumedang berfokus pada aspek kesejahteraan
masyarakat dan aspek pelayanan umum yang salah satu aspeknya adalah
urusan kesehatan.

Tabel.3.3
Telahaan Struktur Ruang Kabupaten Indramayu Terhadap
Kebutuhan dan Pengembangan PelayananDinas Kesehatan Kabupaten Indramayu

Pengaruh rencana strukturruang


Rencana Struktur Ruang dan Arahan lokasi pengembangan
No. Indikasi Program terhadap KebutuhanPelayanan
Fungsi Ruang pelayanan PD
PD

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)


mempunyai peran
1 Kecamatan Indramnayu
Sebagai pusat koleksi dan
distribusi sekala regional

Perencanaan struktur ruangini Kecamatan Jatibarang,


 Penyediaan fasilitas berpengaruh Terhadap penyediaan Kecamatan Losarang,
Pelayanan kesehatan layanan kesehatan yang akan Kecamatan Haurgeulis,
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) sesuai struktur ruang; diberikan oleh Dinas Kesehatan Kecamatan Karangampel,
Kabupaten Indramayu Kecamatan Patrol,
Mempunyai wilayah pelayanan
2 Kecamatan Kandanghaur,
kabupatendan beberapa Kecamatan Gantar, Kecamatan
kecamatan Tukdana, Kecamatan Terisi,
Kecamatan Sukra dan
Kecamatan
Lohbener
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Tabel.3.4
Telahaan Pola Ruang Kabupaten Indramayu 64
Terhadap Kebutuhan dan Pengembangan Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu

Pengaruh Rencana Struktur Arahan Lokasi


No. Rencana Pola Ruang Indikasi Program Ruang terhadap Kebutuhan Pengembangan PelayananPD
Pelayanan PD

Rencana pengembanganhunian
Pengembangan fokus/ unggulan
Kawasan peruntukan vertical di Kawasan Karesidenan
1 layanan kesehatan padaPuskesmas
permukiman Indramayu, Kandanghaur,
perkotaan/ perdesaan
Pengembangan fasilitas Krangkeng.
pelayanan kesehatan
denganlayanan unggulan
sesuai spesifikasi kawasan. Pengembangan fokus/ unggulan
Kawasan peruntukan
layanan kesehatan pada Puskesmas
2 perkantoran, perdagangan,
perkotaan rujukan di Kawasan
dan jasa
pariwisata.

 Sistem Penanggula gan


Gawat Darurat Terpadu  Integrasi ke dalam system
(SPGDT). SPGDT yang ada di JawaBarat.
Kawasan rawan bencana tsunami,
3 Kawasan rawan bencana alam  Penguatan logistickesehatan  Perencanaan logistic kesehatan kawasan rawan gempa, Kawasan
pasca bencana. rawan banjir.
paska bencana.
 Penanggulangan  Surveilans dan pelayanan
kesehatan pasca bencana.
penyakit paskabencana.

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program. Kajian ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar pembangunanjangka menengah
di Kabupaten Indramayu dengan memperhatikan potensi dampak pembangunan
melalui penyusunan rekomendasi perbaikan berupa antisipasi, mitigasi, dan
adaptasi.

3.5. Penentuan Isu Strategis


Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar,
mendesak, berjangka menengah/ panjang, dan menentukan pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah di masa yang akan datang. Isu strategis
berdasarkan tugas dan fungsi perangkat daerah merupakan kondisi atau hal yang
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena


65
dampaknya yang signifikan bagi perangkat daerah tersebut di masa datang.
Pembangunan Daerah di Kabupaten Indramayu dihadapkan pada masih
rendahnya daya saing sumber daya manusia, hal ini tercermin dari masih
rendahnya serapan tenaga kerja. Kondisi ini tidak dapat lepas dari faktor derajat
kesehatan dan tingkat pendidikan. Masih tingginya balita kurang gizi
mencerminkan bahwa penduduk Kabupaten Indramayu masih belum lepas dari
masalah kekurangan gizi baik makro maupun mikro. Kekurangan gizi pada
balita dapat mengakibatkan defisit IQ hingga 10 point dan pertumbuhan fisik
yang tidak optimal, disamping menjadi lebih rentan terhadap penyakit karena
lemahnya daya tahan tubuh. Pemberian ASI eksklusif, kurangnya asupan gizi,
kualitas sanitasi serta imuniasi merupakan beberapa hal yang perlu diselesaikan
berkenaan dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat.
Demikian halnya masih tingginya angka kesakitan di akan berdampak
pada lemahnya fisik dan produktivitas penduduk. Tantangan yang dihadapi
terkait dengan hal ini adalah semakin meningkatnya kasus penderita HIV/AIDS,
masih rendahnya penemuan TBC dan belum tereliminasinya penyakit kusta
serta potensi adanya penyakit menular jenis baru. Kondisi ini diperberat dengan
adanya kecenderungan adanya peningkatan penderita penyakit tidak menular
degeneratif yang terkait dengan gaya hidup dan tidak seimbangnya pola makan.
Tingginya kasus kematian ibu dan bayi di sisi lain memberikan gambaran bahwa
kualitas dan akses pelayanan kesehatan masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. Kondisi resiko tinggi pada ibu hami dan pemberian pelayanan
kehamilan yang belum berkualitas serta tingginya bayi lahir dengan berat badan
rendah merupakan faktor-faktor penyebab tingginya kasus kematian ibu dan
bayi. Kondisi ini diperberat dengan masih banyaknya persalinan diluar fasilitas
kesehatan.
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan tahun
2016- 2021 dan dengan memperhatikan sasaran jangka menengah pada Renstra
Kementrian Kesehatan, sasaran jangka menengah dari Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, implikasi RTRW dan KLHS Dinas Kesehatan, serta kondisi
pandemic covid-19 maka isu strategis yang akan ditangani dalam 5 (lima) tahun
ke depan adalah sebagaiberikut :
a. Masih banyak ibu hamil dengan kondisi resiko tinggi
Bab III Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

a. Masih rendahnya jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan kesehatan


66
sesuai standar
b. Belum semua persalinan dilakukan di fasyankes pelayanan kesehatan
c. Penanganan BBLR belum sesuai standar
d. Masih banyak balita yang tidak mendapat ASI Ekslusif
e. Kurangnya asupan gizi pada balita
f. Rendahnya sanitasi masyarakat
g. Masih belum semau balita mendapat imunisasi dasar lengkap
h. Tingginya peningkatan jumlah penderita HIV/ AIDS
i. Masih rendahnya penemuan penderita TBC
j. Target eliminiasi kusta belum tercapai
k. Belum tercapainya SPM penyakit tidak menular
l. Resiko munculnya jenis penyakit menular baru
m. Kurangnya ketersediaan dan kualitas fasilitas kesehatan
n. Rendahnya kepesertaan masyarakat dalam JKN
o. Belum membudidayanya perilaku hidup bersih dan sehat
p. Kurangnya ketersediaan obat dan alat kesehatan sesuai standar
q. Fasilitas fasyankes belum sesuai standar
r. Kurangnya ketersediaan saranan dan prasarana
s. Pengawasan tempat tempat umum masih lemah
Bab IV Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

BAB IV 67
TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan
Berdasarkan permasalahan dan isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu yang telah dituangkan sebelumnya pada Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu maka dirumuskan tujuan dan
sasaran jangka menengah Tahun 2021 - 2026 yang menjadi tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, meliputi : 1) Pemenuhan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat; 2) Pencegahan dan
pengendalian penyakit; 3) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan ; 3)
sediaan faramsi, alat kesehatan dan makanan minuman; 4) pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan serta 5) melaksanakan tugas dana alokasi khusus; dan
6) Melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
Tujuan dan Sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026 yang secara langsung berkaitan
dengan urusan kesehatan, Dalam upaya menjawab isu dan permasalahan dalam
urusan pembangunan bidang kesehatan dan dalam rangka mencapai target tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2021 - 2026, maka tujuan jangka menengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang tertuang dalam Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021 – 2026 adalah
“Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat”, dengan indikator tujuan, yaitu
“Indeks Kesehatan”.

4.2 Sasaran
Sasaran jangka menengah yang ingin dicapai yaitu “meningkatnya akses,mutu serta
menurunnya angka kesakitan dan kematian, meningkatnya sumber daya
kesehatan dan upaya paradigma sehat” yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Dians Kesehatan Tahun 2021 - 2026. Tujuan dan sasaran jangka
menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu beserta indikator kinerjanya
disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Bab IV Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Tabel -TC.25
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 68
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2022 s/d 2026

Kondisi
Target Kinerja
Tujuan/ Sasaran Indikator Tujuan/ Satuan Awal
Sasaran 2020 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.1.Terwujudnya Tatakelola Indeks Reformasi
Perangkat Daerah Yang Birokrasi Perangkat Kategori CC B B B B BB
Efektif Daerah
1.1.1. Meningkatnya
Impelemtasi Reformasi Indeks Reformasi Birokrasi
Kategori CC B B B B BB
Birokrasi Disemua Area Perangkat Daerah
Perubahan
5.1.2. Meningkatnya Derajat
Indeks Kesehatan poin 79,43 80,20 80,66 81,12 81,58 82,05
Kesehatan Masyarakat

Indeks Kesehatan
poin 85,579 86 87 88 89 90
Masyarakat (IKM)
5.1.2.1. Meningkatnya akses, Prevalensi Balita Stunting % 10,24 9 8,5 8 7,5 7
mutu, serta menurnnya angka
6/1000K 5,9/100 5,9/1000 5,8/100 5,8/1000 5,8/100
kesakitan dan kematian Rasio Kematian Bayi -
H 0KH KH 0KH KH 0KH
Menurunnya Penyakit
% NA 63 72 81 90 100
Menular dan Tidak menular
Persentasi tenaga kesehatan
% NA 80 85 90 95 100
yang memiliki kompetensi
5.1.2.2. Meningkatnya sumber
Persentasi tempat
daya kesehatan dan upaya
pengelolaan makanan (TPM)
paradigma sehat % NA 45 50 55 60 65
yang memenuhi syarat
kesehatan

Penyesuaian indikator tujuan dan sasaran yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu ini sebagai langkah mendukung prioritas pembangunan daerah yang telah ditetapkan
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026. Prioritas
Pembangunan Daerah berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Indramayu Tahun
2021-2026 sebagai dampak pandemi COVID-19 dalam bidang kesehatan dititik beratkan pada
Reformasi Sistem Kesehatan Daerah.

Reformasi Sistem Kesehatan Daerah mengarahkan program kepada penguatan fasilitas


pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui diantaranya pemenuhan kebutuhan Rumah Sakit
termasuk penyediaan pusat isolasi COVID-19; peningkatan akses dan ketersediaan produk-
produk medis, vaksin dan teknologi; peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat menuju
100% Universal Health Coverage (UHC); serta optimalisasi strategi preventif dan promotif.
Bab V Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 69

Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah dituangkan di dalam BAB IV Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, telah ditetapkan beberapa strategi dan arah
kebijakan Dinas Kesehatan kabupaten yang akan dilaksanakan pada 2021 s.d 2026. Dalam
penetapan strategi dan arah kebijakan ini, strategi dan arah kebijakan urusan kesehatan yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun 2021–2026 menjadi salah satu dasar
untuk penetapan pernyataan strategi dan arah kebijakan yang lebih khusus agar dapat
menjawab semua permasalahan dan isu-isu strategis terkait urusan kesehatan di Kabupaten
Indramayu.
Selain memperhatikan hal di atas, dalam penentuan strategi dan arah kebijakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu juga mempertimbangkan kondisi pandemic covid-19 yang
terjadi sejak tahun 2020. Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
telah berupaya menerapkan dan mempersiapkan sejumlah langkah-langkah baik
Yang bersifat pencegahan, penanganan pandemik sat ini, maupun persiapan pasca pandemik covid-19 di
Kabupaten Indramayu skema penangan kesehatan yang telah dan akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan
terdiri dari 3 langkah besar :
1. Langkah Pencegahan
Langkah pencegahan ini menjadi sangat penting dilakukan agar dapat mengendalikan
penularan covid-19, menurunkan bahkan jika dimungkinkan tidak ada penularan.
Penularandapat dikendalikan melalui tiga pendekatan yang saling melengkapi:
1) memutus rantai penularan dengan cara mendeteksi, mengetes, mengisolasi, dan
mengobati kasus dan mengarantina kontak;
2) memantau titik-titik pusat penyebaran penyakit ini melalui surveilans penyakit saluran
pernapasan atau penyakit serupa influenza, yang dilengkapi dengan survei serologis;
3) Pemberdayaan masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Faktor ini sangat penting dilakukan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya
pencegahan covid-19.
2. Langkah penanganan saat ini
Salah satu upaya penanganan kesehatan pada masa pandemic adalah melakukan upaya-
upaya pencegahan agar jumlah kasus dapat terkendali, melakukan upaya pengobatan
melalui penguatan fasilitas Kesehatan yang tersebar di Kabupaten Indramayu baik dari
Bab V Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

sisi SDM Kesehatan maupun sarana prasarana, melakukan penguatan imun tubuh melalui
70
vaksinasi masal yang dilakukan intensif di berbagai tempat di tingkat kabupaten. Selain
itu, selama masa penanganan pandemic, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
berupaya memperluas jejaring dan Kerjasama dengan seluruh stakeholder terkait dalam
rangka membangun sinergitas dalam hal penanganan kasus covid-19.
3. Langkah Rehabilitasi Pasca Pandemi
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) penyelenggaraan pelayanan kesehatan merupakan salah
satu strategi yang perlu dirumuskan untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Kabupaten Indramayu. Hal ini diperlukan mengingat kondisi
pandemic yang terjadi saat ini tidak dapat dipastikan kapan akan berakhir. Menyikapi hal
tersebut, Dinas Kesehatan perlu menyiapkan gambaran besar AKB penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sebagai upaya menyesuaikan dengan kondisi baru yang berbeda
dengan kondisis. sebelumnya.

Berdasarkan tujuan, sasaran, dan kebijakan-kebijakan kesehatan yang sudah


berlangsung saat ini serta dengan memperhatikan strategi dan arah kebijakan pada
RPJMD Kabupaten Indramayu 2021-2026 maka ditetapkan strategi dan arah kebijakan
pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026 sebagai berikut:
Tabel T-C.26
Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan Terkait Bidang Kesehatan pada RPJMD
Kabupaten Indramayu tahun 2021 - 2026

VISI: “TERWUJUDNYA INDRAMAYU BERMARTABAT” : “Bersih, Religius, Maju, Adil, makmur dan Hebat”

Misi 1 : Meningkatnya efektivitas tata kelola pemerintahan yang bersih, melayani, melindungi, transparan,
akuntabel, profesional serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Memperkuat kelembagaan
1. Memperkuat kelembagaan dan tata laksanan
dan tata laksana pemerintahan berbasis
elektronik
2. mengimplementasikan
2. Memperkuat SDM
1. Meningkatnya SPIP untuk meningkatkan
Kepegawaian
Terwujudnya tatakelola Implementasi kinerja perangkat daerah
perangkat daerah yang Reformasi 3. Meningkatkan kapasitas SDM
3. Memperkuat proses
efektif Birokrasi disemua perencanaan serta
sinkronisasi perencanaan
Area Perubahan melakukan pengendalian
dan evaluasi serta
terhadap penerapan SAKIP
penganggaran
pada PD
4. Meningkatkan 4. Meningkatkan tertib
transparansi pengelolaan administrasi pengelolaan
keuangan dan set daerah keuangan dearah
Bab V Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Misi 5 : “Meningkatkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan serta Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak” 71
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan sarana dan Pemenuhan upaya kesehatan
prasarana fasilitas 1. masyarakat dan upaya
pelayanan kesehatan kesehatan perorangan
2. Peningkatan ketersediaan Sediaan farmasi, alat
obat, perbekalan kesehatan 2. kesehatan makanan dan
dan alat kesehatan minuman
1. Meningkatnya 3. Peningkatan kualitas
akses, mutu, serta kesehatan ibu, anak dan
menurunnya angka remaja
kesakitan dan 4. Peningkatan kualitas hidup
kematian lansia
5.Penguatan jejaring penyakit
menular dan tidak menular
Meningkatnya derajat 6. Optimalisasi survailence
epidemiologi
kesehatan masyarakat
7. Penurunan prevalensi
stunting
1. Peningkatan kualitas dan Peningkatan kapasitas
kuantitas SDMK 1. sumber daya manusia
kesehatan
2. Meningkatnya 2. Penataan SDMK pada Pemberdayaan masyarakat
sumber daya sarana pelayanan 2.
bidang kesehatan
kesehatan sesuai standar
kesehatan dan
3. Pemelihartaan dan
upaya paradigma pengawasan kualitas
sehat lingkungan
4. Pemberdayaan masyarakat
dan lintas sektor dalam
PHBS
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

BAB VI 72
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Dengan mendasarkan pada strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan
dalam Perubahan Renstra Dinas Kesehatan kabupaten akan dirumuskan program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh bidang dan UPTD yang ada pada struktur
organisasi Dinas Kesehatan kabupaten sesuai tugas pokok dan fungsinya. Pada perubahan
RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026 terdapat arahan program prioritas yang
perlu menjadi perhatian dalam merumuskan program dan kegiatan, yaitu melakukan
penguatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui :
1. Peningkatan pengawasan dan kolaborasi/kemitraan tatakelola kesehatan serta
pemberdayaanmasyarakat;
2. Peningkatan pelayanan kesehatan yang efektif, aman, dan berkualitas baik;
3. Pemenuhan kebutuhan rumah sakit termasuk penyediaan pusat isolasi Covid-19 di
tingkat desa dan kelurahan;
4. Peningkatan kompetensi, ketersediaan, dan distribusi tenaga kesehatan yang ideal;
5. Peningkatan penggunaan informasi kesehatan yang andal dan tepat waktu di berbagai
tingkatsistem kesehatan baik secara teratur maupun dalam keadaan darurat;
6. Peningkatan akses dan ketersediaan produk-produk medis, vaksin, dan teknologi;
7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat menuju 100 persen Universal Health
Coverage (UHC)
8. Optimalisasi strategi promotif dan preventif.

Untuk menterjemahkan lebih lanjut arahan program prioritas di atas telah


dirumuskan indikasi prioritas kegiatan yang menjadi perhatian Dinas Kesehatan dalam
merumuskan kegiatan dan sub kegiatan untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu:
1. Penguatan sistem kesehatan daerah melalui kolaborasi/kemitraan pembangunan
kesehatan daerah dengan pihak swasta;
2. Pembiayaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan pekerja tertentu
yang belummemiliki BPJS kesehatan;
3. Penyediaan produk medis, vaksin dan teknologi kesehatan;
4. Pembangunan dan peningkatan Puskesmas dan Rumah Sakit;
5. Pemenuhan sarana prasarana, SDM, alat kesehatan, obat, vaksin, danbahan
habis pakai,serta akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit;
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

6. Pendidikan dan pelatihan, serta dukungan pembiayaan pendidikan bagi tenaga


73
kesehatan;
7. Integrasi sitem kesehatan antara daerah dengan pusat, serta pengembangan
sistem informasi kesehatan daerah;
8. Penguatan promosi kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
9. Optimalisasi strategi preventif dan promotif, melalui pengembangan sistem
informasi kesehatan terintegrasi, sistem informasi manajemen 3T (testing, tracing,
treatment) dan 6M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, melakukan
vaksinasi, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas);
10. Penyediaan vaksin COVID-19; pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan
evaluasi hasil vaksinasi dimana pelaksanaannya akan terintegrasi dengan kebijakan
pemerintah pusat serta melibatkan pemangku kepentingan agar efektif dan efisien;
11. Sosialisasi berkelanjutan mengenai keamanan vaksin;
12. Pengendalian penularan dan peningkatan kasus sekaligus pengendalian pencemaran
limbah medis akibat pandemi COVID-19 dilaksanakan melalui Pengendalian Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 ;
13. Pusat isolasi mandiri COVID-19 di tingkat desa/kelurahan
14. Penguatan regulasi Kesehatan.

Berdasarkan arahan program dan kegiatan prioritas di atas, maka dirumuskan


program dan kegiatan yang telah disesuaikan dengan nomenklatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 yang telah dimutakhirkan melalui
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil
Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Penerapan peraturan ini
menyebabkan perencanaan pembangunan daerah yang semula hanya program dan
kegiatan, menjadi program, kegiatan, dan sub kegiatan. Perbedaan klasifikasi,
kodefikasi dan nomenklatur ini menyebabkan penyesuaian indikator kinerja program,
kegiatan, dan sub kegiatan. Selain itu, indikator program mulai tahun 2021 sampai
dengan tahun 2026 juga mengutamakan penggunaan indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) output dan outcome
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Hal ini dilakukan untuk
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

menyelaraskan perencanaan dan penganggaran pembangunan dengan pelaporan


74
penyelenggaraan urusanpemerintahan daerah.
Program dan kegiatan pembangunan kesehatan tahun 2021-2026 disusun untuk
memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pembangunan kesehatan di
Kabupaten Indramayu terkait dengan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran strategis. Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu berdasarkan kewenangan adalah sebagai
berikut :

I. Program Pemenuhan upaya kesehatan masyarakat dan upaya


kesehatanperorangan, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP
Kewenangan Daerah Kabupaten/ Kota,
b. Penyediaan Fasilitas Pelayanan, Sarana, Prasarana dan Alat KesehatanUntuk
UKPRujukan, UKM dan UKM Rujukan Tingkat Daerah Provinsi
c. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Secara Terintegrasi
d. Penerbitan Penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas C dan D serta Fasilitas
PelayananKesehatan Tingkat Daerah Kesehatan Tingkat Daerah Provinsi

II. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan,


dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Pemberian Izin Praktik Tenaga Kesehatan di Wilayah Kabupaten/ Kota
b. Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya
ManusiaKesehatan Tingkat Daerah kabupaten/kota

III. Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan Makanan Minuman,dengan


kegiatan sebagai berikut :
a. Pemberian Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, Usaha
MikroObat Tradisional (UMOT)
b. Penerbitan Sertifikat Laik Higieni Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan
(TPM)antara lain Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran Dan Depot Air Minum
(DAM)
c. Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Post Market pada
Produksidan Produk Makanan Minuman Industri Rumah Tangga
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

75
IV. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
dengan kegiatan sebagai Berikut :
a. Advokasi, Pemberdayaan, Kemitraan, Peningkatan Peran SertaMasyarakat
danLintasSektor Tingkat Daerah kabupaten/ kota
b. Pengembangan dan pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya
manusia(UKBM) tingkat daerah kabupaten/ kota

V. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah


dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan, Penanggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
b. Administrasi Keuangan
c. Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
d. Administrasi Umum Perangkat Daerah
e. Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
f. Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
g. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

Adapun penyajian rencana program dan kegiatan, indikator, target kinerja, dan
kerangkapendanaan indikatif Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026
terlampir :
Tabel.T-C.27
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR, TARGET KINERJA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2021-2026
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026
TARGET INDIKATOR SUBKEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN
TUJUAN, SASARAN, PADA TAHUN KONDISI TAHUN 2021 S.D 2026
NO TUJUAN SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM AWAL TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
(OUTCOME) DAN PERENCANAAN
KEGIATAN (OUTPUT) (2020)
TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET Rp

URUSAN KESEHATAN 603,676,031,118 624,837,052,500 647,334,649,821 668,322,070,972 688,406,364,973 3,618,907,745,676

TERWUJUDNYA
TATAKELOLA INDEKS REFORMASI
1 PERANGKAT BIROKRASI CC CC Poin 530,541,146,838 CC Poin 549,852,380,000 B Poin 570,266,760,000 B Poin 589,469,636,000 BB Poin 608,823,950,000 BB 3,618,907,745,676
DAERAH YANG PERANGKAT DAERAH
EFEKTIF
MENINGKATNYA
PENGUATAN
ORGANISASI DAN INDEKS REFORMASI
TATALAKSANA BIROKRASI CC CC Poin 530,541,146,838 CC Poin 549,852,380,000 B Poin 570,266,760,000 B Poin 589,469,636,000 BB Poin 608,823,950,000 BB 3,618,907,745,676
PERANGKAT PERANGKAT DAERAH
DAERAH

PROGRAM PENUNJANG
X.XX.01 URUSAN PEMERINTAH 530,541,146,838 549,852,380,000 570,266,760,000 Poin 589,469,636,000 608,823,950,000 2,848,953,872,838
DAERAH

Persentase Pelayanan
100 100 % 378,000,000,000 100 % 396,900,000,000 100 % 415,800,000,000 100 % 434,700,000,000 100 % 453,600,000,000 100 2,079,000,000,000
BLUD

Persentasi
X.XX.01.2 Peningkatan Pelayanan
peningkatan jumlah NA 10 % 378,000,000,000 20 % 396,900,000,000 30 % 415,800,000,000 40 % 434,700,000,000 50 % 453,600,000,000 50 2,079,000,000,000
.10 BLUD
kunjungan

Cakupan pelayanan
operasional 100 100 % 152,541,146,838 100 % 152,952,380,000 100 % 154,466,760,000 100 % 154,769,636,000 100 % 155,223,950,000 100 769,953,872,838
perkantoran

Cakupan penyusunan
Perencanaan, Penanggaran, perencanaan,
X.XX.01.2
dan Evaluasi Kinerja penganggaran dan 100 100 % 375,076,500 100 % 375,076,500 100 % 375,074,000 100 % 375,076,500 100 % 375,076,500 100 1,875,380,000
.01
Perangkat Daerah evaluasi kinerja
perangkat daerah

Cakupan Pelayanan
X.XX.01.2 Administrasi Keuangan
Administrasi Keuangan 100 100 % 141,924,114,501 100 % 141,924,114,501 100 % 141,924,114,500 100 % 141,924,114,500 100 % 141,924,114,500 100 709,620,572,502
.02 Perangkat Daerah
Perangkat Daerah

Cakupan pelayanan
X.XX.01.2 Administrasi Kepegawaian administrasi
100 100 % 610,032,000 100 % 610,032,000 100 % 610,032,000 100 % 610,032,000 100 % 610,032,000 100 3,050,160,000
.05 Perangkat Daerah kepegawaian
perangkat daerah

Cakupan Pelayanan
X.XX.01.2 Administrasi Umum
Administasi Umum 100 100 % 1,418,891,500 100 % 1,418,891,500 100 % 1,418,891,500 100 % 1,418,891,500 100 % 1,418,891,500 100 7,094,457,500
.06 Perangkat Daerah
Perangkat Daerah

Tersedianya Barang
Pengadaan Barang Milik
X.XX.01.2 Milik Daerah
Daerah Penunjang Urusan 100 100 % 1,431,000,000 100 % 1,431,000,000 100 % 1,431,000,000 100 % 1,431,000,000 100 % 1,431,000,000 100 7,155,000,000
.07 Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026
TARGET INDIKATOR SUBKEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN
TUJUAN, SASARAN, PADA TAHUN KONDISI TAHUN 2021 S.D 2026
NO TUJUAN SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM AWAL TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
(OUTCOME) DAN PERENCANAAN
KEGIATAN (OUTPUT) (2020)
TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET Rp

Penyediaan Jasa Penunjang Cakupan pelayanan


X.XX.01.2
Urusan Pemerintahan jasa penunjang urusan 100 100 % 3,442,000,000 100 % 3,442,000,000 100 % 3,442,000,000 100 % 3,442,000,000 100 % 3,442,000,000 100 17,210,000,000
.08
Daerah pemerintahan daerah

Pemeliharaan Barang Milik Cakupan Pemeliharaan


X.XX.01.2 Daerah Penunjang Barang Milik Daerah
100 100 % 3,340,032,337 100 % 3,751,265,499 100 % 5,265,648,000 100 % 5,568,521,500 100 % 6,022,835,500 100 23,948,302,836
.09 Urusan Pemerintahan Penunjang Urusan
Daerah Pemerintahan Daerah

MENINGKATNYA
DERAJAT
KESEHATAN
2 INDEKS KESEHATAN 79,43 80,20 poin 73,134,884,280 80,66 poin 74,984,672,500 81,12 poin 77,067,889,821 81,58 poin 78,852,434,972 82,05 poin 79,582,414,973 82,05 710,998,499,928
MASYARAKAT

MENINGKATNYA
AKSES, MUTU
SERTA
71,893,450,430 73,733,336,000 75,810,896,821 77,585,254,822 78,301,388,315 377,324,326,388
MENUURNNYA
ANGKA KESAKITAN
DAN KEMATIAN

INDEKS KEPUASAN
85,579 86 poin 9,140,000,000 87 poin 10,759,885,570 88 poin 9,785,317,849 89 poin 10,355,106,750 90 poin 9,907,812,837 90 49,948,123,006
MASYARAKAT (IKM)

PROGRAM PEMENUHAN
UPAYA KESEHATAN
1.02.02 71,893,450,430 73,733,336,000 75,810,896,821 77,585,254,822 78,301,388,315 377,324,326,388
PERORANGAN DAN UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT

Persentase FKTP
terakreditasi Utama
NA 50 dan 30 % 9,140,000,000 50 dan 30 % 10,759,885,570 50 dan 30 % 9,785,317,849 50 dan 30 % 10,355,106,750 50 dan 30 % 9,907,812,837 50 dan 30 49,948,123,006
dan FKTL terakreditasi
paripurna

Penyediaan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan untuk Rasio Tempat Tidur RS 1/1800 1/1700 1/1600 1/1500 1/1400 1/1400
1.02.02.2.
UKM dan UKP dan Puskesmas NA dan pddk 8,300,000,000 dan pddk 9,919,885,570 dan pddk 8,945,317,849 dan pddk 9,515,106,750 dan pddk 9,067,812,837 dan 45,748,123,006
01
Kewenangan Daerah terhadap penduduk 1/34000 1/33000 1/32000 1/31000 1/30000 1/30000
Kabupaten/Kota

Persentasi Puskesmas
Penyelenggaraan Sistem melaporkan laporan
1.02.02.2.
Informasi Kesehatan Program melalui 30 50 % 100,000,000 65 % 100,000,000 75 % 100,000,000 85 % 100,000,000 100 % 100,000,000 100 500,000,000
03
secara Terintegrasi Sistem Informasi
Kesehatan Terintegrasi

Penerbitan Izin Rumah Sakit


Persentasi Penerbitan
Kelas C dan D serta Fasilitas
1.02.02.2. Rekomendasi Surat
Pelayanan Kesehatan 100 100 % 740,000,000 100 % 740,000,000 100 % 740,000,000 100 % 740,000,000 100 % 740,000,000 100 3,700,000,000
04 Izin Operasional
Tingkat Daerah
Fasilitas Kesehatan
Kabupaten/Kota

MENINGKATNYA
AKSES, MUTU
SERTA PREVALENSI BALITA
10,24 9 % 2,200,000,000 8,5 % 2,420,000,000 8 % 2,541,000,000 7,5 % 2,668,050,000 7 % 2,801,452,500 7 12,630,502,500
MENURUNNYA STUNTING
ANGKA KESAKITAN
DAN KEMATIAN

Prevalensi Balita
10,24 9 % 2,200,000,000 8,5 % 2,420,000,000 8 % 2,541,000,000 7,5 % 2,668,050,000 7 % 2,801,452,500 7 12,630,502,500
Stunting

Penyediaan Layanan Persentasi faskes yang


1.02.02.2. Kesehatan untuk UKM dan menyelenggarakan
NA 13 % 2,200,000,000 22 % 2,420,000,000 31 % 2,541,000,000 40 % 2,668,050,000 49 % 2,801,452,500 49 12,630,502,500
02 UKP Rujukan Tingkat Daerah pelayanan kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai standart
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026
TARGET INDIKATOR SUBKEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN
TUJUAN, SASARAN, PADA TAHUN KONDISI TAHUN 2021 S.D 2026
NO TUJUAN SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM AWAL TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
(OUTCOME) DAN PERENCANAAN
KEGIATAN (OUTPUT) (2020)
TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET Rp

MENINGKATNYA
AKSES, MUTU
SERTA
MENURUNNYA RASIO KEMATIAN BAYI NA 6 /1000 KH 57,533,850,430 5,9 /1000 KH 56,448,450,430 5,9 /1000 KH 59,229,812,508 5,7 /1000 KH 59,929,812,508 5,7 /1000 KH 60,729,812,508 5,7 293,871,738,384
ANGKA KESAKITAN
DAN KEMATIAN

Persentasi Tingkat
NA 60 % 57,533,850,430 70 % 56,448,450,430 80 % 59,229,812,508 90 % 59,929,812,508 100 % 60,729,812,508 100 293,871,738,384
Ketercapaian SPM

Penyediaan Layanan Persentasi faskes yang


1.02.02.2. Kesehatan untuk UKM dan menyelenggarakan
NA 13 % 57,533,850,430 22 % 56,448,450,430 31 % 59,229,812,508 40 % 59,929,812,508 49 % 60,729,812,508 49 293,871,738,384
02 UKP Rujukan Tingkat Daerah pelayanan kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai standart

MENINGKATNYA
AKSES, MUTU
SERTA PERSENTASI PENYAKIT
MENURUNNYA MENULAR DAN TIDAK NA 63 % 3,019,600,000 72 % 4,105,000,000 81 % 4,254,766,464 90 % 4,632,285,564 100 % 4,862,310,470 100 20,873,962,498
ANGKA KESAKITAN MENULAR
DAN KEMATIAN

Persentasi Penyakit
Menular dan Tidak NA 63 % 3,019,600,000 72 % 4,105,000,000 81 % 4,254,766,464 90 % 4,632,285,564 100 % 4,862,310,470 100 20,873,962,498
Menular

Penyediaan Layanan Persentasi faskes yang


1.02.02.2. Kesehatan untuk UKM dan menyelenggarakan
NA 13 % 3,019,600,000 22 % 4,105,000,000 31 % 4,254,766,464 40 % 4,632,285,564 49 % 4,862,310,470 49 20,873,962,498
02 UKP Rujukan Tingkat Daerah pelayanan kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai standart

MENINGKATNYA
SUMBER DAYA
KESEHATAN DAN
UPAYA 1,241,433,850 1,251,336,500 1,256,993,000 1,267,180,150 1,281,026,658 6,297,970,158
PARADIGMA SEHAT

Persentasi Tenaga
Kesehatan yang NA 80 % 620,249,850 85 % 626,452,500 90 % 620,250,000 95 % 620,250,000 100 % 620,250,000 100 3,107,452,350
memiliki kompetensi

PROGRAM PENINGKATAN
1.02.03 KAPASITAS SUMBER DAYA 620,249,850 626,452,500 620,250,000 620,250,000 620,250,000 3,107,452,350
MANUSIA KESEHATAN

Persentasi Tenaga
Kesehatan yang NA 80 % 620,249,850 85 % 626,452,500 90 % 620,250,000 95 % 620,250,000 100 % 620,250,000 100 3,107,452,350
memiliki kompetensi

Pemberia Izin Praktik


1.02.03.2. Persentase Nakes yang
Tenaga Kesehatan di 100 100 % 400,000,000 100 % 400,000,000 100 % 400,000,000 100 % 400,000,000 100 % 400,000,000 100 2,000,000,000
01 memiliki SIP
Wilayah Kabupaten /Kota

Perencanaan Kebutuhan
dan Pendayagunaan
1.02.03.2. Sumberdaya Manusia Persentasi rencana
NA 80 % 220,249,850 90 % 226,452,500 100 % 220,250,000 100 % 220,250,000 100 % 220,250,000 100 1,107,452,350
02 Kesehatan untuk UKP dan kebutuhan SDMK
UKM di wilayah
kabupaten/Kota
MENINGKATNYA
SUMBER DAYA Persentase Tempat
KESEHATAN DAN Pengelolaan Makanan
UPAYA NA 45 % 621,184,000 50 % 624,884,000 55 % 636,743,000 60 % 646,930,150 65 % 660,776,658 65 802,805,308
(TPM) yang memenuhi
PARADIGMA SEHAT syarat kesehatan
Bab VI Renstra Dinkes 2021 s.d 2026
TARGET INDIKATOR SUBKEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN
TUJUAN, SASARAN, PADA TAHUN KONDISI TAHUN 2021 S.D 2026
NO TUJUAN SASARAN KODE PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM AWAL TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025 TAHUN 2026
(OUTCOME) DAN PERENCANAAN
KEGIATAN (OUTPUT) (2020)
TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET SATUAN Rp TARGET Rp

PROGRAM SEDIAAN
FARMASI, ALAT
1.02.04 251,184,000 251,184,000 263,743,000 276,930,150 290,776,658 1,333,817,808
KESEHATAN DAN
MAKANAN MINUMAN

Persentase Tempat
Pengelolaan Makanan
NA 45 % 151,184,000 50 % 151,184,000 55 % 158,743,000 60 % 166,680,150 65 % 175,014,158 65 802,805,308
(TPM) yang memenuhi
syarat kesehatan

Penerbitan Sertifikat
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga dan Nomor P- Jumlah Industri Rumah
1.02.04.2. IRT sebagai Izin Produksi, Tangga Pangan yang
NA 920 PIRT 60,000,000 970 PIRT 60,000,000 1020 PIRT 60,000,000 220 PIRT 60,000,000 270 PIRT 60,000,000 3400 300,000,000
03 untuk Produk Makanan memenuhi syarat
Minuman Tertentu yang kesehatan
dapat diproduksi olek
Industri Rumah Tangga

Penerbitan Sertifikat Laik


Higieni Sanitasi Tempat
Pengolahan Makanan (TPM) Persentase TPM yang
1.02.04.2.
antara lain Jasa Boga, tersertifikasi laik NA 30 % 60,000,000 32 % 60,000,000 34 % 60,000,000 36 % 60,000,000 38 % 60,000,000 38 300,000,000
04
Rumah Makan/Restoran Higiene
Dan Depot Air Minum
(DAM)

Pemeriksaan dan Tindak


Lanjut Hasil Pemeriksaan
Persentase Produk
1.02.04.2. Post Market pada Produksi
Pangan Rumah Tangga NA 30 % 31,184,000 35 % 31,184,000 40 % 38,743,000 45 % 46,680,150 50 % 55,014,158 50 202,805,308
06 dan Produk Makanan
yang di periksa
Minuman Industri Rumah
Tangga

Persentasi Sarana
Pelayanan Kesehatan
NA 75 % 100,000,000 83 % 100,000,000 86 % 105,000,000 89 % 110,250,000 92 % 115,762,500 92 531,012,500
yang Memenuhi Syarat
Kesehatan

Pemberian Izin Apotek,


Toko Obat, Toko Alat Persentase sarana
1.02.04.2.
Kesehatan dan Optikal, pelayanan kesehatan NA 80 % 100,000,000 85 % 100,000,000 90 % 105,000,000 95 % 110,250,000 100 % 115,762,500 100 531,012,500
01
Usaha Mikro Obat yang memiliki ijin
Tradisional (UMOT)

PROGRAM
PEMBERDAYAAN
370,000,000 373,700,000 373,000,000 370,000,000 370,000,000 1,856,700,000
MASYARAKAT BIDANG
KESEHATAN

Persentasi PHBS
47,47 50 % 370,000,000 60 % 373,700,000 70 % 373,000,000 80 % 370,000,000 90 % 370,000,000 90 1,856,700,000
Rumah Tangga

Advokasi, Pemberdayaan,
Kemitraan, Peningkatan Persentase Kecamatan
1.02.05.2.
Peran serta Masyarakat dan yang menerapkan NA 10 % 220,000,000 20 % 220,000,000 30 % 220,000,000 40 % 220,000,000 50 % 220,000,000 50 1,100,000,000
01
Lintas Sektor Tingkat Daerah kebijakan GERMAS
Kabupaten/Kota

Pengembangan dan
pelaksanaan upaya
1.02.05.2.
kesehatan bersumber daya Persentae UKBM aktif NA 50 % 150,000,000 60 % 153,700,000 70 % 153,000,000 80 % 150,000,000 90 % 150,000,000 90 756,700,000
02
manusia (UKBM) tingkat
daerah kabupaten/ kota
Bab VII Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN 80

Kinerja penyelenggaraan urusan kesehatan Kabupaten Indramayu ditetapkan


dalam Indikator Kinerja Daerah. Penetapan indikator kinerja daerah ini bertujuan untuk
memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Indramayu periode 2021-2026. Target dan Indikator kinerja
bidang kesehatan tahun 2021-2026 yang ada dalam dokumen RPJMD Kabupaten
Indramayu adalah sebagai berikut:

Tabel T-C. 28
Indikator Kinerja Bidang Kesehatan
Yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Indramayu
Tahun 2021-2026

Kondisi Kondisi
Kinerja kinerja
No Indikator Target Capaian Setiap Tahun pada
pada
awal Akhir
periode periode
RPJMD 2022 2023 2024 2025 2026 RPJMD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Indeks reformasi birokrasi perangkat
1 CC CC B B B BB BB
daerah
2 Indeks kepuasan masyarakat 85,579 86 87 88 89 90 90
3 Persentasi pelayanan BLUD 100 100 100 100 100 100 100
4 Rasio kematian bayi 6/1000 5,9/10 5,9/100 5,8/100 5,8/100 5,8/1000
NA
KH 00KH 0KH 0KH 0KH KH
5 Prevalensi balita stunting 10,24 9 8,5 8 7,5 7 7
Menurunnya Penyakit Menular/ Tidak
6 NA 63 72 81 90 100 100
menular
Persentasi tenaga kesehatan yang
7 memiliki kompetensi NA 80 85 90 95 100 100
Persentasi tempat pengelolaan makanan
8 (TPM) yang memenuhi syarat NA 45 50 55 60 65 65
kesehatan
9 Rasio daya tampung RS terhadap 1/1100 1/1100
jumlah penduduk NA 1/1100 1/1150 1/1.200 1/1.200
Persentasi RS Rujukan tingkat
10 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kabupaten terakreditasi
Persentasi ibu hamil mendapatkan
11 95 96 97 98 99 100 100
pelayanan kesehatan ibu hamil
12 Persentasi ubu bersalin mendapatkan
pelayanan persalinan 96 97 98 99 100 100 100
Persentasi bayi baru lahir
13 mendapatkan pelayanan kesehatan 96 97 98 99 100 100 100
bayi baru lahir
Cakupan pelayanan balita sesuai
14 90 91 92 93 94 95 100
standar
Persentasi anak usia pendidikan dasar
15 yang mendapatkan pelayanan kesehatan 100 100 100 100 100 100 100
sesuai standar
Persentasi orang usia 15-29 tahun
16 mendapatkan skiring kesehatan sesuai 16,3 70 75 80 85 90 90
standar
Bab VII Renstra Dinkes 2021 s.d 2026

Persentasi warga negara usia 60 tahun

17
ke atas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standarPersentasi penderita 30 35 45 50 55 60 60 81
hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Persentasi penderita DM yang
18 mendapatkan pelayanan kesehatan 20 75 80 85 90 95 95
sesuai standar
Persentasi ODGJ berat yang
19 mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa 47,9 80 85 90 95 100 100
sesuai standar
Persentasi orang terduga TBC
20 mendapatkan pelayanan TBC sesuai 13,8 75 80 85 90 95 100
standar
Persentasi orang dengan resiko
21 terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan 82,44 80 85 90 95 100 100
deteksi dini HIV sesuai standar
Bab VIII Renstra Dinkes 2021 s.d 2026
BAB VIII 82
PENUTUP

R
encana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu memiliki makna yang
strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan daerah yang
penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai perangkat daerah yang
menyelenggarakan fungsi penunjang bidang perencanaan
berpedoman pada rencana strategis. Tersusunnya rencana
strategis ini, diharapkan dapat menjadi landasan dalam
pelaksanaan kebijakan dan program kerja perencanaan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sesuai tugas pokok
dan fungsinya. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu merupakan pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu untuk lima tahun mendatang sampai
tahun 2026. Renstra juga disusun tidak saja sebagai pedoman
dalam perencanaan tahunan tetapi juga dijadikan pedoman dasar dalam evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan atas kinerja tahunan selama lima tahun ke depan.
Penyusunan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sebagai
pelaksanaan fungsi pembangunan bidang kesehatan dilaksanakan dengan analisis Logical Frame
Work dan pohon kinerja, untuk menghasilkan : (1) Strategi; (2) Kebijakan; dan (3) Indikator yang
harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sebagai perangkat daerah yang
menyelenggarakan fungsi penunjang bidang kesehatan yakni meliputi Indikator untuk eselon II, III,
IV dan jabatan fungsional kesehatan. Oleh karena itu hal-hal yang dianggap penting dalam upaya
pencapaian tujuan dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2021-2026
adalah sebagai berikut : 1) Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu yang tertuang
dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu merupakan kewajiban seluruh insan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk mencapainya, berdasarkan hirarki kewenangan dan
merupakan hasil komulatif dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu, yang pada akhirnya bermuara pada tercapainya Indikator Kinerja Utama
(IKU) Bupati Indramayu yang terkait dengan fungsi bidang kesehatan;
2) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu digunakan sebagai
bahan untuk membuat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

Anda mungkin juga menyukai