Anda di halaman 1dari 179

6

PUSKESMAS CEMPAE KOTA PAREPARE


2021

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan pemahaman lingkungan
strategik baik dalam skala nasional, regional maupun lokal dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada. Renstra merupakan dokumen perencanaan taktis-strategis
yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan untuk memecahkan permasalahan
daerah secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD setempat, dengan
mengutamakan kewenangan yang wajib disusun sesuai dengan prioritas dan kebutuhan
daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004 Renstra Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) memuat memuat visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah serta
berpedoman kepada RPJM daerah dan bersifat indikatif.
Renstra Puskesmas Cempae sebagai UPTD mengaju pada Renstra Dinas Kesehatan
Kota Parepare digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun (2022-2023).
Terimakasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Puskesmas Cempae. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan petunjuk dan kekuatan bagi kita semua dalam
melaksanakan pembangunan Kesehatan di Kota Parepare dalam upaya kita bersama untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

7
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………… 1


1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………………………………….…. 3

1.3 Landasan Hukum …………………………………………………………………………………………...... 4


1.4 Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD Dalam Pembangunan Perencanaan
Daerah .......................................................................................................... 6
1.5 Sistematika ……………………………………………………………………………………………………….. 8

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Puskesmas…………………………………………. 10

2.2 Kondisi Geografis dan Demografis ................................................................. 16


2.3 Sumber Daya Kesehatan ………………………………………………................................... 21
2.4 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Parepare ………………………………………… 38
2.5 Tantangan dan peluang Pengembangan Pelayanan ………………………………. 105

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi, Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ......... …… 107
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Puskesmas II Denpasar Selatan.......................... 109
3.3 Telaah renstra Puskesmas dan renstra Dikes dan Kabupaten/Kota………………… 111
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis……. 116
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ……………………………………………………………………………… 117

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi ………………………………………………………………………………………………………………………. 119


4.2 Misi …………………………………………………………………………………………………………………….. 119
4.3 Tujuan dan sasaran Jangka menengah Puskesmas Cempae

4.4 Strategi dan kebijakan ……………………………………………………………………………………….. 130

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

DAN PENDANAAN INDIKATIF ................................................................................................ 132

BAB VI PENUTUP ................................................................................................................... 178

8
12
BAB PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional,


yang pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.

Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil


yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan
pemahaman lingkungan strategik baik dalam skala nasional, regional maupun
lokal dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada.
RENSTRA merupakan dokumen perencanaan taktis-strategis yang menjabarkan
potret permasalahan pembangunan untuk memecahkan permasalahan daerah
secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD setempat,
13
dengan mengutamakan kewenangan yang wajib disusun sesuai dengan prioritas
dan kebutuhan daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004 Renstra Puskesmas
memuat visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat daerah
serta berpedoman kepada RPJM daerah dan bersifat indikatif.
Renja Puskesmas Cempae adalah bagian yang tak terpisahkan dengan
renja Dinas Kesehatan untuk melakukan upaya strategis yang menjadi target
pencapaian tahun 2022. Dalam penyusunan renja dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan program dapat terarah teratur dan akuntabel serta tepat sasaran.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Cempae tahun 2021-2022 adalah


dokumen perencanaan yang digunakan sebagai arah dan acuan sekaligus
kesepakatan bagi seluruh komponen Puskesmas Cempae dalam mewujudkan
cita-cita dan tujuan sesuai dengan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan yang disepakati bersama. Dengan demikian Renstra Puskesmas
Cempae mensinergikan Perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan
Daerah melalui program-program kesehatan dan merupakan satu kesatuan dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare
Maksud penyusunan Renstra Puskesmas cempae Tahun 2021-2022 adalah :
1. Merupakan pedoman resmi bagi Komponen Puskesmas Cempae dan
jaringannya dalam menentukan prioritas program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam periode lima tahun.
2. Renstra Puskesmas Cempae Tahun 2021 -2022 menyediakan target
program dan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengukur dan
melakukan evaluasi kinerja tahunan pembangunan kesehatan di Kota
Parepare

14
7. Menggambarkan capaian pembangunan kesehatan saat ini di Kota
Parepare dan menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai
dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Parepare
dalam lima tahun kedepan
8. Mewujudkan keterpaduan arah kebijakan pembangunan kesehatan
nasional maupun daerah sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Mengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare.

1.3. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Cempae tahun 2021-2022


berpedoman pada :

a. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-


Daerah Tingkat dan N

15
j.

1. 5 SISTEMATIKA

Sistematika penulisan Renstra Puskesmas Cempae tahun 2021-2022


adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Memuat Latar belakang, maksud dan tujuan, Landasan Hukum,
Hubungan Renstra Puskesmas Cempae dengan dokumen
Perencanaan lainnya, dan Sistematika Penulisan

Bab II GAMBARAN PELAYANAN

Menggambarkan tugas, fungsi dan struktur organisasi Puskesmas


Cempae, sumberdaya, Kinerja Pelayanan dan tantangan serta
peluang pengembangan pelayanan Puskesmas cempae

16
Bab III ISU ISU STRATEGIS

Pada bab ini diuraikan identifikasi permasalahan berdasarkan


tugas dan fungsi pelayanan dan telaah Visi, Misi serta Program
puskesmas dan penentuan isu-isu strategis

Bab IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Memuat Visi, Misi, Tujuan jangka menengah, Strategi dan Kebijakan

Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Bab VI INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS

Indikator Kinerja yang mengacu pada Rentra Dinas Kesehatan


Kota Denpasar

Bab VII PENUTUP

17
GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PUSKESMAS CEMPAE KOTA PAREPARE
BAB
II

2.1 STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat, Tugas Pokok dan fungsi Puskesmas Cempae, struktur organisasi
Puskesmas Cempae dipimpin oleh seorang Kepala Kepala Puskesmas ( struktur
terlampir )

2.2 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

2.2.1 Geografi
Puskesmas Cempae terletak di Jl. Petta Oddo No.3, Kelurahan Watang
o o
Soreang Kecamatan Soreang yaitu pada 18 .40.976` LS dan 115 .15.430`
2
BT, berdiri tanggal 1 Oktober 1967 dengan luas wilayah 13,11 km .
Puskesmas Cempae merupakan 1 (satu) dari dua puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan Soreang .

Batas wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

Utara : …………………………..

Timur : ……………………………….

Selatan : ……………………………..

Barat : ………………………………….

18
Peta wilayah Puskesmas Cempae seperti tampak pada gambar
berikut:

Keadaan Wilayah Puskesmas secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Data Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Luas Jarak Wkt


Wilayah Tempuh Tempuh
No Kelurahan/Desa Ket
2
( Km ) ( Km ) (Menit)
Kel. Watang
1 soreang 2,87 0 0

2 Kel. Bukit Indah 3,86 3 10

19
2.1.2 Topografi dan Iklim

Topografi wilayah Puskesmas Cempae sebagian besar


merupakan daerah dataran rendah tepi pantai dengan ketinggian 3
– 6 m diatas permukaan laut dengan perbatasan perairan laut Teluk
Pare. Wilayah Puskesmas secara umum beriklim laut tropis yang
dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai daerah tropis memiliki
musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim
pancaroba dengan curah hujan berkisar 1 – 437 mm. Curah hujan
yang paling rendah terjadi pada bulan September sebesar 1 mm
sedangkan curah hujan paling tinggi terjadi bulan Januari sebesar
437 mm. Suhu maksimum berkisar
o o
antara 29,9 C - 33,9 C, dan suhu minimum berkisar antara 27,7
o o
C – 25, 6 C, temperatur tertinggi terjadi di bulan Desember dan
terendah terjadi di bulan September dengan kelembaban udara
berkisar antara 73 hingga 82 persen.

2.1.3 Wilayah Kerja

Wilayah kerja Puskesmas meliputi dua kelurahan yaitu


Kelurahan Watang Soreang dengan 6 RW dan…RT, Kelurahan Bukit
Indah dengan 11 RW dan …..RT.

2.1.4 Kependudukan

Perkembangan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas


Cempae selama 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Jumlah
penduduk di wilayah Puskesmas Cempae pada tahun 2020 berjumlah ……
jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak ……. jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak …… jiwa dengan jumlah KK sebanyak ……. KK,
sedangkan pada tahun 2021, jumlah penduduk sebanyak ……. jiwa dengan
……. KK, terdiri dari

20
Pada tahun 2020, Kelurahan Bukit Indah merupakan kelurahan
dengan jumlah penduduk terbesar yaitu : ……… jiwa ( ……..%) dari seluruh
wilayah Puskesmas Cempae.

Sex ratio adalah perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk


perempuan disuatu wilayah. Sex ratio penduduk wilayah Puskesmas
Cempae seimbang antara jumlah penduduk laki laki dengan penduduk
perempuan, dimana sex ratio adalah 100% artinya penduduk laki-laki
sama jumlahnya dengan penduduk perempuan. Tingkat kepadatan
2
penduduk wilayah Puskesmas Cempae adalah ……./km dan umur
harapan hidup Tahun 2021 adalah …………. tahun.

21
a. Materiil
e.1 Gedung ( Bangunan )

Gedung/bangunan Puskesmas Cempae merupakan satu unit


bangunan yang difungsikan sebagai tempat pelayanan kesehatan
dan kegiatan administrasi. Kondisi keseluruhan gedung Puskesmas
Induk dalam keadaan baik karena telah direnovasi, perumahan dinas
paramedis juga telah di dibangun dan dimanfaatkan sebagai ruang
bermain anak dan Sebagian ruang KIA-KB.

Keadaan bangunan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.10 Keadaan Bangunan Puskesmas Cempae tahun


2021

Volume Berdiri
No Bangunan Kondisi Ket
2
(m ) Tahun

Pusk Cempae ……… ………. Renovasi


1 a. Gd. tengah Tahun ……..,
………. ……….
b. Gd. Timur ………
Baik
c. Gd. Barat ……. ……….

Pustu Watang
2 Soreang ….. …….. Baik Pembanguna
n Tahun
Perumahan ………….

3 Paramedis ………. …….. Baik


Pustu Watang
soreang

Pustu Bukit
Indah
4 …………. ……… Baik
Rehab tahun
Perumahan
Paramedis
5 ….. ……… Baik
Pustu Bukit
Indah

22
Poskeskel
Watang
soreang Baik
6

Perumahan
Poskeskel
Watang
Soreang Baik
7 ….. ……

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan bangunan


Puskesmas Pembantu Watang Sorean Cukup memadai untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan tidak
memiliki lahan parkir yang cukup untuk pengunjung Puskesmas.
Bangunan Puskesmas Pembantu Bukit Indah sudah di renovasi
sehingga kondisinya pada saat ini sangat baik dan memadai untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

23
e.2 Sarana Transportasi

Puskesmas Cempae telah memiliki sarana transportasi yang cukup


memadai untuk menunjang kegiatan operasional Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu.

Keadaan sarana transportasi di Puskesmas II Denpasar Selatan


adalah sebagai berikut :

Tabel 2.11 Keadaan Sarana Transportasi Puskesmas


Cempae Tahun 2021

Tahun
No Jenis Kendaraan Perole Vol Kondisi Ket
han

e.3 Sarana Komunikasi

Puskesmas Cempae memiliki sarana komunikasi berupa sambungan


telephone, telah dilengkapi dengan PABX, Puskesmas

juga memiliki Website : http//…………………….. dan Email : ………………..


e.4 Peralatan Medis

Peralatan medis di Puskesmas Cempae ( Puskesmas Induk ) dan


Puskesmas Pembantu cukup memadai utuk menunjang pelayanan
kesehatan. Untuk pengembangan unit gawat darurat jam kerja masih
dibutuhkan beberapa peralatan sehingga pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dapat ditingkatkan ( data peralatan dan
kebutuhan terlampir).

e.5 Peralatan Non Medis

Peralatan kantor dan meubelair yang ada di Puskesmas Induk dan


Puskesmas Pembantu sudah dapat menunjang pelayanan kesehatan.
Beberapa peralatan masih dibutuhkan untuk ruang pertemuan,
kegiatan promosi kesehatan, dll ( data peralatan dan kebutuhan
terlampir ).

II.3 Peran Serta Masyarakat

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh


peran serta aktif masyarakat, tanpa dukungan masyarakat tujuan yang kita
harapkan dari pelaksanaan program kesehatan akan berjalan dengan
sangat lambat. Puskesmas sebagai pusat pengembangan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan akan berupaya terus untuk mencapai
tujuan tersebut.

25
Tabel 2.12 Peran Serta Masyarakat di Puskesmas Cempae Tahun
2021

Jml Kader Dukun Bayi Tokoh Masy Kader Jumantik


Jml
Pos
No Kel/Desa Di
yan Di Di Di Akti
Aktif % Aktif % lati Aktif % %
du latih latih latih f
h

Kel.
1 6 24 24 100 0 0 0 0 0 0 9 9 100
Wt
Soreang

Kel.
2 11 44 44 100 0 0 0 0 0 0 5 5 100
Bukit
Indah

II.3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi dan non infeksi di


rumah tangga maka setiap rumah tangga perlu diberdayakan untuk

26
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di wilayah Puskesmas
Cempae dalam 2( Dua ) tahun terakhitr seperti pada grafik dibawah
ini :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa selama dua tahun


terakhir rumah tangga yang ber PHBS cendrung mengalami
peningkatan. Namun pada tahun 2021 mengalami penurunan
walaupun masih tetap diatas target yang ditentukan yaitu : 79% .
Hal ini sudah cukup baik mengingat peran PHBS yang begitu
penting dalam membantu menumbuhkan budaya hidup sehat.

II.3.2 Aktivitas Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber


daya masyarakat ( UKBM ). Keberadaan Posyandu sampai saat ini
masih memiliki peranan strategis dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan khususnya pada golongan balita. Posyandu juga
merupakan wadah dimana program-program kesehatan dapat
dengan lebih mudah diterapkan di nasyarakat.

Oleh karena itu tingkat perkembangan Posyandu sangat penting


untuk dipantau Tingkat perkembangan Posyandu di wilayah
Puskesmas Cempae dalam dua tahun terakhir seperti pada grafik di
bawah ini :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

28
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
perkembangan Posyandu di wilayah Puskesmas Cempae
berfluktuasi sepanjang tahun.

2.3.3 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kelompok Media


N Topik Penyuluhan cetak/
Ket
o Penyuluhan Hasi Cakupa Perorangan elektroni
Sasaran
l n (%) k

2 P2M/Diare 57 45 78.94 12800 0

3 Kesling 57 48 84.21 900 0

4 Gilut 57 48 84.21 1650 0

5 KIA 35 30 85.71 1230 0

6 Gizi 57 46 80.70 235 0

7 Imunisasi 16 16 100 1221 0

8 Kesh 100 0
6 6 0
Remaja

10 TBC 35 30 85.71 150 0

11 PHBS (RT ) 840 840 100 840 0

12 NAFZA 9 9 100 0 0

13 DBD 57 48 84.21 41330 0

14 JKBM/JKN 35 35 100 350 0

15 Asi ekslusif 35 35 100 630 0

16 HIV 58 58 100 50 0

29
17 Rabies 22 22 100 48 0 12 x/thn

18

19

Penyuluh kesehatan merupakan upaya untuk memberikan


pemahamam, penyebaran informasi tentang masalah kesehatan
dan solusi pemecahan masalah kesehatan kepada masyarakat agar
berperilaku atau mengubah perilaku ke arah yang dapat menunjang
kese

Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan dapat diintegrasikan


dalam berbagai upaya kesehatan baik itu perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Cakupan penyuluhan di Puskesmas Cempae
tahun 2021 adalah :

Table 2.13 Hasil Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas


Cempae tahun 2021

Data diatas menunjukkan bahwa usaha untuk meningkatkan


pengetahuan masyarakat melalui kegitan upaya promosi kesehatan
sudah dilaksanakan dalam berbagai bidang. Upaya - upaya promosi
kesehatan meliputi kegiatan penyuluhan baik perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Penyuluhan melalui media cetak elektronik
belum bisa dilaksanakan mengingat keterbatasan biaya dan sumber
daya yang dimiliki,. Promosi kesehatan perlu terus ditingkatkan
untuk menciptakan masyarakat yang mampu melakukan
pencegahan penyakit.

2.4 Keadaan Lingkungan

2.4.1 Rumah Sehat

30
Rumah adalah suatu tempat dimana manusia tinggal dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dalam interaksi ini
memungkinkan terjadinya suatu penyebaran penyakit akibat sarana
sanitasi yang buruk.

Kondisi lingkungan di wilayah Puskesmas Cempae dipengaruhi oleh


perilaku manusia di dalam menata alam sekitarnya. Prosentase
Rumah Sehat di Wilayah Puskesmas Cempae dalam dua tahun
terakhir adalah :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan rumah


sehat di wilayah Puskesmas Cempae selama 2 ( dua) tahun terakhir
mengalami perkembangan yang cukup baik, namun pada tahun
2021 mengalami penurunan akan tetapi masih diatas target yaitu
85%. Kondisi ini perlu terus ditingkatkan untuk mencegah
terjadinya penularan kesehatan akibat sanitasi lingkungan yang
kurang sehat.

2.4.2 Air Bersih

Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi


kehidupan manusia, oleh karena itu kualitas air harus benar – benar

dapat menjamin kesehatan masyarakat. Salah satu faktor yang


dapat mempengaruhi kualitas air adalah kondisi sarana disamping
adanya sumber kontaminasi.
Salah satu kegiatan pengawasan sanitasi sarana air bersih
adalah dengan mengadakan kegiatan inspeksi sanitasi. Adapun hasil
kegiatan penyehatan air sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan penduduk yang


memiliki akses terhadap air bersih dalam dua tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Secara kualitas dan kuantitas
pencapaiannya perlu dipertahankan dan ditingkatkan secara
berkesinambungan, sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan
tidak terjadi penularan penyakit melalui air minum.

II.4.3 Jamban Keluarga

Kepemilikan jamban keluarga bagi keluarga merupakan sesuatu


yang sangat vital karena dengan adanya jamban di masing-masing
rumah tangga berbagai penyakit yang penularannya melalui kotoran
manusia seperti kecacingan, diare dan sebagainya dapat dicegah

32
sedini mungkin. Cakupan penduduk yang menggunakan Jamban
Keluarga Sehat adalah sebagai berikut :

 Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae



Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan penduduk yang
menggunakan jamban keluarga sehat dalam dua tahun terakhir
sudah cukup baik dan sudah memenuhi target yang ditetapkan
( target Tahun 2021 ( …….. ).

2.4.4 Tempat Sampah dan Pengolahan Air Limbah

Tempat sampah merupakan tempat penampungan sampah


sementara di rumah tangga atau dalam kapasitas yang lebih besar
digunakan truk sampah yang ditempatkan di tempat-tempat umum
( lokasi strategis ). Tempat penampungan sampah dan pengelolaan
limbah sangat berpotensi sebagai sumber penularan penyakit. Oleh
karena itu perlu mendapat pengawasan yang baik. Berikut disajikan
data tempat penampungan sampah dan sarana pengelolaan limbah
sehat :

33
Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala


keluarga yang memiliki jamban dan tempat penampungan sampah
sehat dalam dua tahun terakhir sudah mengalami peningkatan dan
mencapai target yang ditetapkan, dimana target tahun 2021 untuk
pembuangan sampah sebesar 60% dan target tempat pembuangan
sampah yang memenuhi syarat sebesar 100%
II.4.5 Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat/area yang


memiliki batas tertentu dan dperuntukkan bagi umum untuk
melakukan aktivitas tertentu seperti : hotel, rumah sakit, pasar,
pusat perbelanjaan, terminal, tempat hiburan, tempat rekreasi, dll.
Begitu banyaknya orang yang melakukan aktivitas dalam suatu
tempat umum, maka potensi penyebaran penyakit dan gangguan
kesehatan akibat interaksi baik antara pengunjung dengan
mengunjung maupun antara pengunjung dengan penyedia jasa
atau sebaliknya sangat tinggi. Oleh karena itu maka setiap tempat
umum perlu menyediakan ruangan dan fasilitas sanitasi yang
memadai, berikut hasil kegiatannya dalam lima tahun terakhir :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Tempat-


tempat umum sehat di wilayah Puskesmas Cempae belum
mencapai target yang ditetapkan (target tahun 2021 : 90%).

35
2.4.6 Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )

Cakupan TPM Sehat di wilayah Puskesmas Cempae tahun 2021


adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan tempat pengelolaan


makanan sehat di wilayah Puskesmas Cempae belum cmencapai
100% dan memenuhi target setiap tahunnya. Dimana target untuk
tahun 2021 sebesar 95%. Walaupun demikian upaya peningkatan
perlu dilakukan secara berkesinambungan agar tercipta sanitasi
tempat pengelolaan makanan yang sehat dan tidak menimbulkan
masalah terhadap kesehatan masyarakat.

2.3 SUMBER DAYA

1. SARANA KESEHATAN

Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan kesehatan. Di wilayah Puskesmas terdapat
beberapa sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta
serta terdapat pula bentuk upaya kesehatan yang berbasis dan

36
bersumber daya masyarakat seperti Posyandu. Sarana pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas Cempae yaitu :

Tabel 2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas


Cempae Tahun 2021

Desa/Kelurahan
No Sarana Kesehatan Kel. Kel. Jumlah
WT Bkt
Soreang Indah
1 Upaya Kesehatan Pemerintah
a. Puskesmas 1 0
b. Puskesmas Pembantu 0 1
2 Upaya Kesehatan Swasta
a. Dokter Spesialis
▪ Dokter Spesialis Obgin
▪ Dokter Spesialis Bedah
▪ Dokter Spesialis Anak
▪ Dokter Spesialis Mata
▪ Dokter Sp. Andrologi
▪ Dokter Sp.Peny. Dalam
▪ Dokter Sp. Kulit Kelamin
▪ Dokter Sp. THT
b. Dokter umum
c. Dokter Gigi
d. Bidan
e. Klinik
f. Apotek 1
g. Toko obat 2
h. Laboratorium
i. Rumah Sakit Bersalin
j. Rumah Sakit
k. Batra
3 Swadaya Masyarakat
a. Posyandu 4 11
b. Kelompok Dana Sehat

37
b. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah Puskesmas Cempae adalah :

Tabel 2.3 Sarana Pendidikan di Puskesmas Cempae Tahun 2021

Sarana Pedidikan

TK SD SLTP SMU
No Desa/Kel Ket
Murid Jm Murid Jm Murid Murid
Jml Jml
L P l L P l L P L P
Kel. Wt
1 Soreang 0 0
1 94 64 3 930 895 0 0 0 0
0 0
Kel. Bkt
2 Indah 21
1 172 3 690 654 0 0 0 1 179 145
8

Tabel 2.4 Data Sumber Daya Sekolah di Puskesmas cempae


Tahun 2021

Jumlah Siswa Jml


Jumlah Kader
Nama Sekol Guru
No Sekola UKS/D Ket
Sekolah Peremp ah UKS
Laki2 h okcil
uan UKS

1 TK 633 576 2 2 0 2

2 SD/MI 2519 2347 11 11 480 11

3 SLTP 1172 1182 2 2 60 2

4 SMU 1815 1504 2 2 120 2

Jumlah

38
c. Ketenagaan
Puskesmas Cempae memiliki 85 orang Petugas yang mendukung
kegiatan operasional Puskesmas. Petugas tersebut memilki berbagai
kualifikasi pendidikan. Keadaan tenaga di Puskesmas Cempae
berdasarkan kualifikasi pendidikan pada Tahun 2021 adalah sebagai
berikut

Tabel 2.5 Keadaan Tenaga di Puskesmas Cempae Berdasarkan


Kualifikasi Pendidikan Tahun 2021

N
Kualifikasi Pendidikan Jumlah Keterangan
o
Dokter Umum
a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 2
1 0 3 dokter umum
0

Dokter Gigi
2 a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 2
0

1 Ka.Sub.Bag. TU
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
1 Promkes
4 Sarjana Teknik Lingkungan 0
5 D – 3 Keperawatan 6
4 PNS
6 D – 3 Kebidanan 6
2 tenaga kontrak
7 Ahli Madya Kesling ( D–3 Kesling ) 2
8 Ahli Madya Gizi ( D–3 Gizi ) 1
9 Bidan ( D-1) 2
1 PNS
10 Analis Kesehatan 2
1 Kontrak
11 Perawat (SPK) 7
12 Perawat Gigi 2
13 Asisten Apoteker 2
14 Pekarya Kesehatan 1 Bendahara
15 S1 Sarjana Ekonomi 1 Petugas Loket
Tenaga Out Sourcing :

16 Penjaga Kantor 1
17 Cleaning Service 2
18 Pengelola Sampah Medis
19 Petugas Loket 2
20 Sopir 1
Jumlah 49
21
22

Tenaga tersebut ditempatkan di Puskesmas Induk ( …. orang ) dan di


Puskesmas Pembantu ( 6 orang ) yang terdiri dari 1 orang Bidan dan
1 orang Perawat untuk masing – masing Puskesmas Pembantu dan
Poskeskel.

Disamping itu pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas


juga dilaksanakan oleh berbagai sarana pelayanan kesehatan swasta
sebagai mitra kerja Puskesmas, seperti misalnya bidan praktek,
adapun datanya sebagai berikut :

Tabel 2.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Wilayah


Puskesmas Cempae Tahun 2021

Standar Ratio
Ratio per
Jenis Tenaga Jumlah per 100.000
100.000 pddk
pddk

1 Dokter umum

2 Dokter gigi

3 Dokter spesialis

4 Farmasi

5 Bidan

6 Perawat

7 Gizi

8 Sanitasi

Jumlah

40
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ratio dokter umum,
dokter gigi dokter spesialis dan farmasi jauh lebih tinggi dari standar
yang ditetapkan sehingga mungkin perlu dilakukan pemerataan,
sedangkan untuk ratio Bidan, Perawat, Gizi dan Sanitasi masih belum
memenuhi standar ratio yang ditetapkan.

Sumber : Data Primer Puskesmas Cempae

Grafik diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar


di dominasi oleh dokter umum diikuti oleh tenaga perawat. Dan
ratio terkecil adalah tenaga Gizi

2.3.5 PEMBIAYAAN KESEHATAN

a. Keuangan/Dana
Dana mempunyai peranan yang sangat penting untuk berlangsungnya
suatu kegiatan, demikian halnya dengan kegiatan operasional
Puskesmas memerlukan dana yang cukup agar terselenggara dengan
baik.

Pada Tahun 2021 operasional Puskesmas Cempae dibiayai dari beberapa


sumber dana sebagai berikut :

41
Tabel 2.7 Alokasi Dana Pada Puskesmas Cempae Tahun 2020-
2021

Jumlah
Realisasi
No Sumber Dana Ket
Pusk (Rp.)
( Rp. )

1 APBN - - -

2 - - -

3 APBD

JKN Operasional
4
Jaspel

6 BOK

7 Umum

Jumlah - ,-

Data diatas menunjukkan bahwa ada dana yang dianggarkan untuk


pelayanan kesehatan di Puskesmas Cempae belum dapat direalisasikan (
100 % ) seperti misalnya pemanfaatan alokasi dana APBD, karena
terdapat satu unit komputer yang dalam keadaaan rusak berat,
sehingga kalo dilakukan pemeliharaan akan memerlukan biaya
perbaikan yang jumlah dananya melebihi pagu dana yang ada dalam
biaya pemeliharaan maintenance komputer yang ada dalam APBD

Selain dana tersebut diatas, operasional Puskesmas Cempae juga


dibiayai dari dana kapitasi JKN melalui mekanisme APBD. Dana kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

42
Tabel 2.8 Dana Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), Pada Puskesmas Cempae tahun 2021

Jasa
Jasa Sarana Jumlah
No Triwulan Pelayanan Keterangan
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)

1 I Pengelolaan

2 II Dana

3 III Dengan

4 IV mekanisme

Jumlah APBD

Dana kapitasi JKN tersebut dialokasikan untuk pengadaan sarana


kesehatan, pengadaan obat dan juga jasa pelayanan bagi Petugas
Kesehatan.

Sumber-sumber dana tersebut diatas mendukung terselenggaranya


pelayanan kesehatan di Puskesmas II Denpasar Selatan.

Disamping dana tersebut Puskesmas juga mendapatkan


pengembalian dari pendapatannya berupa jasa pelayanan.
Pendapatan Puskesmas yang disetor ke kas daerah Kota Denpasar
pada Tahun 2021 adalah Rp. 27.000.000,-, Jika dibandingkan
dengan pendapatan pada tahun 2020 adalah Rp. ……………

43
maka terjadi peningkatan sebesar ……..%. Adapun pendapatan
Puskesmas selama Tahun 2021 adalah :

Tabel 2.9 Pendapatan Puskesmas Cempae Tahun 2021

Puskesmas Pembantu
Puskesmas Jumlah
No Bulan
PP Wt
Induk soreang PP Bkt Indah Uang

1 Jan

2 Peb

3 Mar

4 Apr

5 Mei

6 Jun

7 Jul

8 Ags

9 Sept

10 Okt

11 Nop

12 Des

Jumlah

44
Pendapatan Puskesmas diatas merupakan retribusi yang dibayarkan
oleh pasien umum. Pendapatan Puskesmas ini diterima dari unit loket
/kasir puskesmas dan pelayanan puskesmas pembantu.. Pendapatan
ini kemudian disetor setiap hari ke Bagian Keuangan Dinas
Kesehatan Kota Denpasar melalui mekanisme APBD.

2.4 KINERJA PELAYANAN

IV.1 Upaya Kesehatan


Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka upaya
kesehatan di Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk upaya kesehatan
Puskesmas. Upaya kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor : ……./Menkes/SK/II/…… tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yang meliputi :

IV.1.1 Upaya Kesehatan Wajib


IV.1.1.1 Upaya Promosi Kesehatan
IV.1.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
IV.1.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
IV.1.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
IV.1.1.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
IV.1.1.6 Upaya Pengobatan

IV.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Puskesmas Cempae melaksanakan beberapa upaya kesehatan
pengembangan berdasarkan kondisi lingkungan dan kemungkinan
perkembangan suatu penyakit di wilayah kerjanya. Wilayah kerja
Puskesmas Cempae merupakan daerah

45
Tepi pantai, disamping mempunyai pengaruh baik terhadap
perekonomian juga memberikan dampak sosial dan kesehatan.
Adapun upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di
Puskesmas Cempae adalah :

Upaya Kesehatan Sekolah dan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah


Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Layanan IMS
Layanan VCT
IV.1.3 Program Inovasi
ANC terpadu
Layanan IMS
Layanan VCT

IV.2 Target Kinerja


Adapun indikator dan target upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Indikator dan Target Kinerja Upaya Kesehatan Wajib


dan Kesehatan Pengembangan Puskesmas cempae thn
2021

TARGET
NO INDIKATOR SATUAN
SASARAN (T)

I PROMOSI KESEHATAN

A Penyuluhan PHBS pada

210 kk
1. Rumah Tangga KK perdesa/kel

2. RT yang memenuhi syarat PHBS KK 79%

3. Institusi Pendidikan ( sekolah ) Sekolah 85%

4. Institusi Sarana Kesehatan Sarkes 100%

5. Institusi TTU Lokasi 85%

6. Institusi Tempat Kerja Institusi 85%

46
Mendorong Terbentuknya Upaya
B Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat

1. Posyandu Madya Posyandu 60%

1. Posyandu Purnama dan Mandiri Posyandu 35%

C Penyuluhan Napza Kelompok 20%

D Penyuluhan HIV/AIDS Kelompok 85%

KESEHATAN IBU DAN ANAK


TERMASUK KELUARGA
II BERENCANA

A KESEHATAN IBU x

1. Pelayanan Kesehatan bagi bumil


sesuai Standar untuk Kunjungan 98
Lengkap ( K4 ) Ibu Hamil

2. Pelayanan Persalinan Oleh Nakes


yang memiliki kompetensi kebidanan 100
sesuai standar Ibu Bersalin

3. Pelayanan Nifas Lengkap ( Ibu


dan Neonatus ) sesuai Standar ( KN3 98
) Ibu/Bayi

4. Pelayanan dan atau rujukan


100
bumil/komplikasi Ibu hamil

B Kesehatan Bayi

1. Penanganan dan atau rujukan


100
neonatus resiko tinggi Bayi

2. Cakupan BBLR ditangani Bayi 100

Upaya Kesehatan Balita dan


x
C Anak Pra Sekolah x

1. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Balita di 80
posyandu Balita

2. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Anak 100
Prasekolah ( TK ) Anak

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


D dan Remaja x

47
1. Pelayanan Kesehatan Anak
Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
100
tenaga terlatih /guru UKS/ Dokter
Kecil Anak

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


90
Remaja Anak

E Pelayanan Keluarga Berencana x x

1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas PUS 80

2. Akseptor Aktif MKJP di Puskesmas Orang 70

3. Akseptor MKJP Dengan Komplikasi


100
Yang Tertangani Orang

4. Akseptor MKJP Mengalami


100
Kegagalan yang Tertangani Orang

UPAYA PERBAIKAN GIZI


III MASYARAKAT

1. Pemberian Kapsul Vitamin A (


Dosis 200.000 SI ) Pada Anak Usia 98
6-59 bulan 2 Kali/Tahun Anak

2. Pemberian Tablet Besi ( 90 tablet


98
) Pada Ibu Hamil Ibu Hamil

3. Balita yang ditimbang Berat


83
Badannya (D/S) Anak

4. Bayi Usia 0-6 Bln mendapat ASI


42
Ekslusif Bayi

5. Presentase balita gizi buruk


100
mendapat perawatan Balita

6. Cakupan RT yang mengkonsumsi


84,5
garam beryodium Rmh tangga

7. Presentase Desa/Kel yang


100
melaksanakan surveilans gizi Desa/Kel

8. Persentase ibu hamil dengan


kurang energi kronik ( KEK )
mendapat makanan tambahan Ibu Hamil 50

(PMT) (KEK)

9. Persentase bayi baru lahir Bayi 41


mendapat inisiasi menyusui dini (
IMD )
10. Persentase balita kurus yang
75
mendapat makanan tambahan Balita

11. Persentase remaja putri yang


mendapat tablet tambah darah ( TTD 10
) Remaja Putri

12 Persentase balita gizi lebih Balita 11,2

IV KESEHATAN LINGKUNGAN

A Penyehatan air

1. Penduduk yang memiliki akses Penduduk 96


air minum yang berkualitas
2. Inspeksi sanitasi sarana air
Sarana ……..
minum

3. Kualitas air minum yg memenuhi Sarana


70
syarat (sampel )

Penyehatan Tempat Pembuangan


B Sampah

1. Pengendalian kepadatan vektor


Sarana 100
lalat pada TPS

Penyehatan Lingkungan
Pemukiman dan Jamban
C Keluarga

1. Pemeriksaan Penyehatan
…….KK
Lingkungan Rumah Rumah

2. Cakupan Rumah Memenuhi Syarat


85
Kesehatan Sarana

3. Cakupan Penduduk Yang


85
Menggunakan Jaga Sehat Penduduk

4. Penduduk Stop BAB Sembarangan Penduduk 100

5. Inspeksi sarana pembuangan air


…….KK
limbah rumah tangga Sarana

6. Cakupan sarana pembuangan air


85
limbah yang memenuhi syarat Sarana

Hygiene Dan Sanitasi Makanan


D dan Minuman

1. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan Sarana 80


Tempat Pengelolaan Makanan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


49
Jajanan

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


Makanan Jajanan yang memenuhi 15
syarat kesehatan Sarana

3. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


90
Rumah Makan / Restaurant Sarana

4. Cakupan Rumah Makan /


Restaurant yang memenuhi syarat 95
kesehatan Sarana

5. Inspeksi Sarana dan Pembinaan


90
Jasaboga Sarana

6. Cakupan Jasaboga yang


95
memenuhi syarat kesehatan Sarana

7. Inspeksi sanitasi dan pembinaan


100
Kantin Sekolah Sarana

8. Cakupan kantin sekolah yang


60
memenuhi syarat kesehatan Sarana

9. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Pangan Industri Rumah Tangga 80
(PIRT) Sarana

10. Cakupan PIRT yang memenuhi


80
syarat kesehatan Sarana

Pengawasan Sanitasi Tempat-


E Tempat Umum x

1. Pengawasan dan pembinaan


100
kesehatan hotel Sarana

2. Cakupan hotel yang memenuhi


90
syarat kesehatan Sarana

3. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan kolam renang dan 100
pemandian umum Sarana

4. Cakupan kolam renang dan 100


pemandian yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana

5. Pengawasan dan pembinaan


100
kesehatan lingkungan RS dan
pelayanan kesehatan lainnya Sarana

6. Cakupan Rumah Sakit dan Sarana 100


pelayanan kesehatan lainnya yang

50
memenuhi

syarat kesehatan lingkungan

7. Pembinaan dan pengawasan pasar


100
sehat sarana

8. Cakupan pasar yang memenuhi


20
syarat kesehatan Sarana

9. Persentase satuan pendidikan


dasar mendapatkan pelayanan 100
kesehatan lingkungan Sarana

10. Persentase pasar rakyat


mendapat pelayanan kesehatan 100
lingkungan Sarana

11. Cakupan TTU lainnya yang


80
memenuhi syarat kesehatan Sarana

Pengamanan Tempat
F Pengelolaan Pestisida x

1. Inspeksi Sarana Pengelolaan


100
Pestisida Sarana

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


100
Pestisida yang Memenuhi Syarat Sarana

UPAYA PENCEGAHAN DAN


PEMBERANTASAN PENYAKIT
V MENULAR

A TB Paru x x

64/100.000
1. Jumlah kasus baru TB Orang
penduduk

2. Penemuan Penderita TB Paru


70
(DOTS) BTA Positif Orang

3. Jumlah penderita TB paru BTA


100
positif yang diobati Orang

4. Konversi rate Orang 80

5. Cure Rate Orang 85

6. Success Rate Orang 90

B Malaria x x

1. Jumlah Penderita Malaria Orang


1/1000

51
penduduk

2. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD)


100
Pada Penderita Malaria Klinis %

3. Penderita Positif Malaria Yang


100
Diobati sesuai Standar Orang

4. Penderita Yang Terdeteksi Malaria


100
Berat di Puskesmas Yang dirujuk %

Ke Rumah Sakit

C Kusta x x

1. Penemuan Tersangka Penderita


100
Kusta Orang

2. Pengobatan Penderita Kusta Orang 100

3. Pemeriksaan Kontak Penderita Orang 100

D Diare x x

1. Penemuan Kasus Diare di


100
Puskesmas dan Kader Orang

2. Kasus Diare Ditangani Oleh


Puskesmas dan Kader Dengan Oral 100
Dehidrasi Orang

3. Angka kematian diare Orang < 1%

E ISPA x x

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Oleh puskesmas dan 100
kader Orang

2. Jumlah Kasus Pnemonia dan


100
Pnemonia Berat Ditangani Orang

3. Jumlah Kasus Pnemonia


Berat/Dengan Tanda bahaya 100
Ditangani/dirujuk Orang

F Flu Burung x x

1. Kasus suspect flu burung yang


100
ditemukan ditangani sesuai standar Orang

G Demam Berdarah Dengue x x

1. Angka kejadian DBD ( IR ) Per 100.000 210/100.000


pddk pddk

2. Angka kematian (CFR) % <1%

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95

Pencegahan dan
Penanggulangan PMS dan x
H HIV/AIDS x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

2. Klien Yang Mendapat Penanganan


100
HIV/AIDS Orang

Pencegahan dan
x
I Penanggulangan Rabies x

1. Cuci Luka Kasus Gigigtan HPR


100
Sesuai Standar Orang

2. Vaksinasi terhadap Kasus Gigitan


100
HPR yang Berindikasi Orang

J Pelayanan Imunisasi x x

1. Imunisasi DPT 1 Pada Bayi Bayi 100

2. Imunisasi HB 0 < 7 Hari Bayi 95

3. Imunisasi Campak Pada Bayi Bayi 95

4. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1


98
SD Anak

5. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2


98
Dan 3 Anak

6. Desa yang Mencapai UCI Desa/Kel 100

K Pengendalian Vektor x x

1. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di 100
pemukiman pddk sekitarnya Lokasi

2. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor DBD di 100
pemukiman pddk sekitar Lokasi

3. Pemberdayaan Sarana/Klp/Pokja
Potensial dalam Upaya
pemberantasan tempat Kelompok
100
Perindukan Vektor penyakit di
Pemukiman Penduduk dan
Sekitarnya

4. Desa/Lokasi Yang Mendapat Desa/Lokasi 100


Intervensi Pemberantasan Vektor

53
penyakit menular

5. Cakupan Penyelidikan
100
Epidemiologi < 24 jam %

VI UPAYA PENGOBATAN

A Pengobatan x x

1. Kunjungan Rawat Jalan Umum Orang 15

2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Orang 4

B Pemeriksaan Laboratorium x x

1. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


100
darah, urine dan Tinja Spesimen

2. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


80
Lain (selain darah, urine,tinja) Spesimen

3. Spesimen Yang Dirujuk Spesimen 100

4. Pemeriksaan HB Pada ibu Hamil Spesimen 100

5. Pemeriksaan Darah Tersangka


100
Malaria Spesimen

Upaya Kesehatan
x
C Mata/Pencegahan Kebutaan x

1. Penemuan Kasus di masyarakat Orang


10
dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan Visus / Refraksi

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


10
Pukesmas Orang

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


100
Puskesmas Orang

D Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

Pencegahan Dan
x
E Penanggulangan Penyakit Gigi x

1. Pembinaaan Kesehatan Gigi di TK TK 90

2. Pembinaan dan Bimbingan Sikat


90
Gigi Massal pada SD/MI SD/MI

3. Murid SD/MI yang Mendapat


25
Perawatan Kesehatan Gigi Orang

Perawatan Kesehatan
x
F Masyarakat ( Perkesmas ) x

1. Keluarga Rawan Yang Dibina dan


100
diberi asuhan keperawatan keluarga Keluarga

2. Pembinaan Panti Asuhan / Werda Panti 100

UPAYA KESEHATAN
VII PENGEMBANGAN

I Bina Kesehatan Kerja x x

1. Pos UKK yang Berfungsi Baik Pos 100

2. Pelayanan Kesehatan Oleh Tenaga


80
Kesehatan Pada Pekerja di pos UKK Orang

3. Pembinaan K3 di tempat kerja Tempat Kerja 15

II Upaya Kesehatan Usia Lanjut x x

1. Pembinaan kelompok lansia sesuai


100
standar Kelompok

2. Pemantauan Kesehatan pada


Anggota Kelompok Lansia yang di 70
bina sesuai standar Orang

III Klinik IMS x x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

IV Klinik VCT

1. Klien Yang Mendapat Penanganan


100
HIV/AIDS Orang

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


x
V dan Remaja x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau Anak
100
tenaga terlatih/guru UKS/dokter
kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


90
Remaja Anak

Upaya Kesehatan
x
VI Mata/Pencegahan Kebutaan x

55
1. Penemuan Kasus di masyarakat
dan di Puskesmas melalui 10
Pemeriksaan visus/reflaksi Orang

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


10
Pukesmas Orang

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


100
Puskesmas Orang

VII Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95%

4. Cakupan Penyelidikan Epidemiolog


% 100%
< 24 Jam

IV.3 Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan


IV.3.1 Upaya Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah salah satu upaya kesehatan yanga
sangat penting peranannya dalam mengubah perilaku masyarakat
melalui peningkatan pengetahuan sehingga diharapkan terjadi
perubahan sikap. Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Tahun 2021
adalah sebagai berikut :

Table IV.2 Cakupan Kegiatan Penyuluhan Napza Perdesa /


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 2021

Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran Target
(%) Abs %

1 Kel. WT soreang

2 Kel. Bkt indah

Jumlah

56
Data diatas menunjukkan bahwa secara umum pada tahun
2021 target penyuluhan napza (20%) sudah tercapai. Semua
kegiatan penyuluhan perlu terus ditingkatkan mengingat
perkembangan masalah kesehatan yang yang semakin kompleks.

Pendataan dan penyuluhan serta pembinaan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat dilakukan terhadap lima tatanan yaitu tatanan
RT, TTU, instisusi pendidikan, kesehatan dan tempat kerja.
Secara umum permasalahannya adalah pada perilaku merokok,
ASI ekslusif, perilaku dalam melakukan pemberantasan sarang
nyamuk, kebersihan lingkungan, keikutsertaan dalam asuransi,
penggunaan APD dan tidak terdapat kotak P3K di tempat kerja.
Berikut disajikan hasil pendataan, penyuluhan sekaligus
pembinaan PHBS di wilayah Puskesmas Cempae yaitu :

Tabel IV.3 Hasil Kegiatan Penyuluhan dan Pendataan


PHBS pada Tatanan Rumah Tangga
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2021

Penyuluhan Memenuhi Syarat


N Sasara Cakupan Cakupan
Desa/Kel Targe Targe Ket
o n Ab Ab
t (%) % t (%) %
s s
Kel. WT 100 100 79 82.8
1 soreang 210 210 174
5
100 100 79 80.9
2 Kel.Bkt Indah 210 210 170
5

Jumlah

Hasil kegiatan pendataan, penyuluhan dan pembinaan PHBS pada


tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
2021 sudah diatas target yang ditetapkan ( 79% ).

57
Pendatan, penyuluhan dan pembinaan tidak hanya dilakukan pada
tatanan rumah tangga tetapi juga tatanan lainnya karena
semuanya dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Hasil
kegiatan untuk tatanan lainnya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.4 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS


pada Tatanan Institusi Sarana Kesehatan
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Penyuluhan Memenuhi Syarat


No Desa/Kel Sasaran Target Cakupan Target Cakupan Ket
(%) Abs % (%) Abs %
Kel. WT
1 soreang
Kel. Bkt
2 Indah
Jumlah

Tabel IV.5 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS


pada Tatanan Institusi Pendidikan Perdesa
/Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae

Penyuluhan Memenuhi Syarat Ke


N Sasara Cakupan Cakupan t
Desa/Kel Target Targe
o n Ab
(%) % t (%) Abs %
s
Kel. WT
1 soreang 7 100 7 100 85 7 100
Kel. Bkt
2 Indah 12 100 12 100 85 12 100
Jumlah 37 100 37 100 85 37 100

58
Tabel IV.6 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan
PHBS pada Tatanan TTU(Tempat Ibadah)
Perdesa / Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 2021

Penyuluhan Memenuhi Syarat


N Sasa Cakupan Cakupan
Desa/Kel Targe Target Ket
o r-an Ab
t (%) Abs % (%) %
s
Kel. WT
1 soreang
Kel. Bkt
2 Indah
100 10 10
Jumlah 21 21 85 21
0 0

Secara umum jika ditinjau dari hasil kegiatan penyuluhan dan


pendataan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan institusi
kesehatan, dan juga tempat-tempat umum khususnya tempat
ibadah semuanya telah mencapai target. Oleh karena itu untuk
kedepannya perlu dipertahankan agar tidak menimbulkan
permasalahan terhadap kesehatan masyarakat di lingkungannya.
Khusus untuk kegiatan penyuluhan untuk sarana pendidikan
sudah menjadi 100% artinya institusi pendidikan sudah pernah
diadakan penyuluhan PHBS.

Penyuluhan dan pendataan PHBS untuk tempat-tempat


umum dilakukan juga di Tempat tempat kerja selain pada tempat
ibadah dan tempat kerja. Berikut adalah hasil kegiatannya :

59
Tabel IV.7 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS
pada Tatanan Tempat Kerja Perdesa/ Kelurahan
di Wilayah Puskesmas
Cempae
Tahun 2021

Penyuluhan Memenuhi Syarat


No Desa/Kelurahan Sasaran Target Cakupan Target Cakupan Ket
(%) Abs % (%) Abs %
1 Kel. WT soreang
2 Kel. Bkt Indah

Jumlah

Hasil pendataan di atas menunjukkan bahwa kelima tatanan


dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah mencapai target
yang ditetapkan. Kegiatan promosi kesehatan tetap harus
dilaksanakan dan ditingkatkan sehingga tercipta kehidupan
masyarakat yang sehat dalam lingkungan yang sehat.

IV.3.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat disamping
faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Kegiatan
program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah :
pengawasan penyehatan air, tempat-tempat umum, pengawasan
lingkungan pemukiman dan tempat pengelolaan makanan.
Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan
agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Kegiatannya meliputi :

1. Penyehatan Air

Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital


bagi kehidupan manusia, oleh karena itu kualitas air harus
benar – benar dapat menjamin kesehatan masyarakat. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air adalah
kondisi sarana disamping adanya sumber kontaminasi. Salah
satu kegiatan pengawasan sanitasi sarana air bersih adalah
dengan mengadakan kegiatan insfeksi sanitasi. Adapun hasil
kegiatan penyehatan air sebagai berikut :
Tabel IV.8 Cakupan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 2021

Inspeksi Memenuhi Syarat


Desa/ Cakupan Cakupan
Sasaran Targe Targe Ket
Kelurahan Ab
t (%) % t (%) Abs %
s

185
Kel. WT
soreang
1

Kel. Bkt Indah


2

Jumlah

Tabel IV.9 Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum Yang


Berkualitas Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Cakupan
Target
Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%)
Abs %

Kel. WT soreang
1 2746 96 2746 100

2 Kel Bkt Indah 2127 96 2127 100

Jumlah 8787 96 8787 100

Secara umum, dari data diatas menunjukkan bahwa


pencapaian inspeksi sanitasi sarana air minum dan kualitas
sarananya sudah mencapai target yang ditetapkan. Demikian
juga halnya dengan penduduk yang memiliki akses air minum
yang berkualitas. Walaupun demikian pemantauan kualitas air
harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
menjamin kesehatan masyarakat. Pemeriksaan dilakukan
dengan pengambilan sampel secara acak pada sarana air
minum yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Jumlah sampel
yang diambil ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Parepare
sesuai dengan jumlah dana yang dianggarkan. Untuk tahun
2021 sebanyak ….. sample. Berikut adalah jumlah sampel
yang diambil di wilayah Puskesmas Cempae dan hasil
pemeriksaannya :

Tabel IV.10 Cakupan Kualitas Air Minum yang


Memenuhi Syarat Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Cempae Tahun 2021

Cakupan
Target Ke
No Desa/Kelurahan Sasaran Ab
(%) % t
s
1 Kel. Wt Soreang 10
13 70 13
0
2 Kel. Bkt Indah 10
16 70 16
0

10
Jumlah 55 70 55
0
Data di atas menunjukkan bahwa cakupan kualitas air minum
yang memenuhi syarat di wilayah Puskesmas cempae sudah
mencapai target 100% dari target yang ditetapkan yaitu 70,0%
dan mengalami peningkatan dari tahun 2020 sebesar 97,6%
menjadi 98,48% di tahun 2021

62
2. Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Hotel

Berikut adalah hasil pembinaan dan pengawasan


Kesehatan Hotel di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.11Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Kesehatan Hotel Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
Kel. WT
1 Soreang 0
Kel. Bkt
2 Indah 1 100 1 100 90 0 100

Jumlah 1 100 100 90 1 100


1

Tabel IV.12 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian Umum
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
1
2

63
Tabel IV.13 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan
Kesehatan Lingkungan RS dan Yankes lainnya
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
1
2

Tabel IV.14Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Penyelenggaraan Pasar Sehat Perdesa/Kelurahan
di Wilayah Puskesmas Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
1
2

64
Tabel IV.15 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan Sarana
Pendidikan Dasar Sekolah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
1
2

Tabel IV.16Cakupan Pengawasan dan Pembinaan TTU Lainnya


( Salon/spa, tempat ibadah, bale banjar, panti
pijat) Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et
% Abs %
(%) s (%)
1
2

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat/area yang


memiliki batas tertentu dan diperuntukkan bagi umum untuk
melakukan aktivitas tertentu seperti : hotel, rumah sakit,
pasar, sarana pendidikan dasar, pusat perbelanjaan, terminal,
tempat hiburan, tempat rekreasi, tempat ibadah, , panti pijet,
salon, dll. Begitu banyaknya orang yang melakukan aktivitas
dalam suatu tempat umum, maka potensi penyebaran
penyakit dan gangguan kesehatan akibat interaksi baik antara

65
pengunjung dengan pengunjung maupun antara pengunjung
dengan penyedia jasa atau sebaliknya sangat tinggi. Oleh
karena itu maka setiap tempat umum perlu menyediakan
ruangan dan fasilitas sanitasi yang memadai dari segi jumlah
dan kualitasnya termasuk lingkungannya. Untuk memperkecil
munculnya dampak negatif maka pengawasan dan pembinaan
harus dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan.

Data diatas menunjukkan cakupan inspeksi sanitasi tempat-


tempat sudah mencapai target yang ditetapkan (100%)
demikian juga halnya dengan sanitasi tempat – tempat umum
yang memenuhi syarat. Pembinaan berkesinambungan tetap
harus dilaksanakan agar kualitasnya tetap baik dan tidak
menimbulkan masalah terhadap kesehatan orang yang
memanfaatkannya.

3. Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Disamping pengawasan sanitasi tempat-tempat umum,


pengawasan sanitasi tempat pengelolaan makanan ( TPM )
juga sangat penting. Tujuan pengawasan TPM adalah untuk
meningkatkan hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan
sehingga mampu menghasilkan produk yang aman dan
bermanfaat serta tidak menjadi sumber penular penyakit baik
yang berasal dari bawaan makanan, bahan beracun,
kecelakaan dan pencemaran lingkungan. Cakupan pengawasan
hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan adalah sebagai
berikut :

66
Tabel IV.17 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
TPM Jajanan Perdesa/Kelurahan di
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Inspeksi dan
Memenuhi Syarat
Desa/ Dibina
N Sasar Ke
Kelurah Cakupan Targ Cakupan
o an Targe t
an Ab et
t (%) % Abs %
s (%)

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa kegiatan inspeksi


sanitasi dan pembinaan TPM Jajanan serta kualitas tempat
pengelolaan makanan tersebut sudah memenuhi target yang
ditetapkan sebesar 80%, dan terjadi peningkatan cakupan
dari tahun 2013 sebesar 96.62% menjadi 97.68% pada
tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 menjadi 97.62%.
dan tahun 2016 menjadi 100%

Tabel IV.18 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Rumah Makan / Restauran
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
Desa/ Sasar Ke
No Targ Cakupan Targ Cakupan
Kelurahan an t
et Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1
2

jumlah
Tabel IV.19 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
Jasa Boga Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
Desa/ Sasar Ke
No Targ Cakupan Targ Cakupan
Kelurahan an t
et Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1
2

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa tempat pengelolaan makanan


seperti Rumah Makan/Restauran dan jasa boga telah mencapai
target yang ditetapkan (100%) demikian juga halnya dengan
cakupan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
dari seluruh tempat yang diperiksa. Namun demikian kegiatan
inspeksi dan pembinaan harus terus menerus ditingkatkan
agar tidak sampai timbul kasus-kasus penyakit yang
bersumber dari makanan. Kegiatan Inspeksi dan pembinaan
juga dilaksanakan pada Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
untuk mencegah munculnya penyakit-penyakit akibat produksi
makanan yang kurang higienis, berikut hasil kegiatannya
sebagai berikut :

68
Tabel IV.20 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2020

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1
2

Tabel IV.21 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Kantin Sekolah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Cempae Tahun 2021

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1
2

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan inspeksi dan


pembinaan pangan industi rumah tangga (PIRT) sudah
mencapai target yang ditetapkan (100%) demikian halnya
dengan PIRT yang memenuhi syarat kesehatan. Cakupan
pembinaan kantin sekolah juga sudah memenuhi target yang
ditetapkan.
4. Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban
Keluarga

Pemukiman merupakan suatu tempat dimana manusia


tinggal dan berinteraksi dengan lingkungannya, dalam
interaksi ini memungkinkan terjadinya suatu penyebaran
penyakit akibat sanitasi yang buruk. Berikut adalah hasil
kegiatan Penyehatan Lingkungan Pemukiman :

Tabel IV.22 Cakupan Pemeriksaan Penyehatan


Lingkungan Rumah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 2021

Memenuhi
Yang Diperiksa
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Tar Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
get Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1

Tabel 4.23 Cakupan Penduduk Menggunakan Jamban


Keluarga Sehat Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Yang Diperiksa
N Desa/
Sasaran Target Cakupan Ket
o Kelurahan
(%) Abs %
1
2

70
Tabel 4.24 Cakupan Penduduk Stop BAB Sembarangan
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Yang Diperiksa
N Desa/ Sasara
Targe Cakupan Ket
o Kelurahan n
t (%) Abs %
1
2

Jumlah 41762 100 41762 100

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan pencapaian


penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
sudah mencapai target yang ditetapkan. Pembinaan harus
terus dilaksanakan agar cakupan kegiatan dapat lebih
ditingkatkan.

5. Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida

Tempat pengelolaan pestisida merupakan tempat yang


perlu mendapat perhatian yang cukup serius karena mengelola
bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia
dan juga mempengaruhi lingkungan. Pestisida harus dikelola
secara benar sesuai dengan sifat dan jenis bahannya. Berikut
adalah cakupan kegiatan pengamanan tempat pengelolaan
pestisida di wilayah kerja Puskesmas :
Tabel IV.25 Cakupan Inspeksi Sanitasi Sarana
Pengelolaan Pestisida Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas
Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an Targe t
et Ab
t (%) Abs % %
(%) s

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa tempat pengelolaan pestisida


(TP Pestisida ) terdapat di dua tempat yaitu Kelurahan ….. dan
………., semua TP pestisida telah diinspeksi, dibina dan sudah
memenuhi syarat. Kedua jenis tempat ini harus diawasi secara
berkesinambungan agar tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan.

6. Penyehatan Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah


Tangga
SPAL Rumah Tangga merupakan tempat pembuangan
limbah cair di rumah tangga, dimana sangat berpotensi
sebagai sumber penularan bibit penyakit. Oleh karena itu
memerlukan pengawasan yang baik. Berikut adalah hasil
kegiatan inspeksi sarana pembuangan limbah :

72
Tabel IV.26 Hasil Kegiatan Inspeksi Sanitasi Sarana
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar K
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an et
et et
Abs % Abs %
(%) (%)

60 822 100 85 783 100


Jumlah 8223
3 4

Data di atas menunjukkan bahwa semua indikator dari


kegiatan pengawasan lingkungan pemukiman sudah mencapai
target yang ditetapkan. Pencapainnya harus tetap
dipertahankan dan ditingkatkan agar kesehatan lingkungan
tetap terjaga dan tidak timbul masalah kesehatan karena
kondisi sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

7. Klinik Sanitasi
Klinik Sanitasi merupakan salah satu alternatif
pemecahan masalah yang terjadi sebagai akibat masalah-
masalah kesehatan yang muncul karena lingkungan.
Kegiatannya meliputi konseling dan pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang ditemukan. Fokus sasarannya
adalah kepada penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.
Berikut hasil kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Cempae :

73
Tabel IV.27 Hasil Kegiatan Klinik Sanitasi Perdesa/
Kelurahan di Puskesmas
Tahun 2021

Desa/Kelura Target Pencapaian


Sasaran Ket
han (%) Abs %
1

Data diatas menunjukkan bahwa pasien yang dikonseling di


klinik sanitasi kurang dari 50%. Faktor penyebabnya adalah
karena keterbatasan jumlah dan mobilitas petugas sehingga
banyak pasien yang tidak terlayani. Kasus-kasus yang
dikonseling adalah kasus penyakit yang berbasis lingkungan
( diare, gatal, TB, ISPA, dsbnya). Penyebab utama dari kasus-
kasus tersebut adalah karena faktor makanan dan kurangnya
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Meskipun belum
mencapai target tapi kegiatan klinik sanitasi cukup membantu
dalam mengatasi masalah kesehatan yang berbasis lingkungan.

IV.3.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Bayi serta Keluarga Berencana


1. Kesehatan Ibu dan Bayi

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu


upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan anak sehingga menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan masyarakat dan masih
merupakan masalah yang besar. Sehingga pelayanan
kesehatan ibu dan anak harus diselenggarakan dengan baik
dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan serta

74
dipadukan dengan pelayanan kesehatan lainnya untuk
mencapai tujuan menurunkan angka kematian ibu dan anak di
wilayah Puskesmas Cempae.

Pada tahun 2020 dan 2021 di Wilayah Puskesmas II Denpasar


Selatan tidak terdapat kematian bayi. Cakupan kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel IV.28 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di


Puskesmas Cempae Tahun 2021

Desa/Kelurahan
No Indikator Wt Jumlah
sorean Bkt
g Indah

1 Pelayanan Bumil
K1(100%)
a. Sasaran 275 223 894
b. Hasil 299 241 970
c. Cakupan ( % ) 100.2 101,25 100.31
6
2 Pelayanan
Bumil K4(98%)

a. Sasaran 272 219 882


b. Hasil 295 237 957
c. Cakupan ( % ) 101.1 102.3 103.3
3 Resti Nakes
(40%)
a. Sasaran 32 28 105
b. Hasil 34 31 113
c. Cakupan ( % ) 56.67 64.58 58.55
4 Resti Masyarakat ( 60
%) 37 28 134
a. Sasaran 39 31 141
b. Hasil 65.8 64.58 73.05
c. Cakupan (%)
5 Pelayanan/rujukan
bumil resti/ komplikasi
obstetri (80%) 43 41 151
a. Sasaran 45 43 158
b. Hasil 75 89.58 81.86
c. Cakupan ( % )
6 Pelayanan/rujukan
neonatus
resti/komplikasi ( 80%) 39 41 139
a. Sasaran 41 43 146
b. Hasil 100 134 110.6
c. Cakupan ( % )

75
7 Pelayanan Neonatal
Lengkap / KNL ( 95 % )
a. Sasaran 269 218 875
b. Hasil 292 336 950
c. Cakupan ( % ) 107.3 109.26 108.63
5
8 Pelayanan Persalinan
oleh Nakes (100%)
a. Sasaran 267 218 876
b. Hasil 288 233 946
c. Cakupan ( % ) 100.2 102.79 102.25
6
9 Pelayanan Ibu
Menyusui ( 100%
) 267 218 876
a. Sasaran 288 233 946
b. Hasil 100.2 102.79 102.25
c. Cakupan ( % ) 6
10 Pelayanan Nifas
Lengkap (100%
) 267 218 876
a. Sasaran 288 233 946
b. Hasil 100.2 102.79 102.25
c. Cakupan ( % ) 6
11 KF3 ( Kunjungan Nifas
3) ( 98% )
a. Sasaran 268 216 873
b. Cakupan 288 233 940
c. Prosentase 100.5 102.98 101.57
7
12 BBLR ditangani (100%)
a. Sasaran
b. Hasil 0 0 2
c. Cakupan ( % )
13 Yankes Anak Prasekolah
dan Usia Sekolah
( SDIDTK )
a. Posyandu (80%)
▪ Sasaran 734 633 2630
▪ Hasil 777 669 2810
▪ Cakupan (%) 102.3 100.4 105.2
b. TK (100 %)
▪ Sasaran
▪ Hasil 160 390 1190
▪ Cakupan (%) 160 390 1190
100 100 100

14 Pemeriksaan Kesh anak


SD oleh Nakes/tenaga
terlatih/GuruUKS/
Dokter Kecil (100%)
a. Sasaran 278 230 778
b. Hasil 278 230 778
c. Cakupan ( % ) 100 100 100
76
15 Pelayanan Kesh Remaja
(90%)
a. Sasaran 1811 1434
b. Hasil 1829 1435
c. Cakupan ( % ) 100.9 100.1

Tabel IV.26 Gambaran Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di


Puskesmas Cempae Tahun 2021

Target Cakupan Kesenjangan


No Indikator
(%) (%) (%)
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
a. K1 100 -
b. K4 98 -
c. Resti Nakes 40 -
d. Resti Masyarakat
60 -
e. Pelayanan/rujukan bumil
resti/komplikasi obstetri 80 -
f. Pelayanan/rujukan neonatus
resti/ komplikasi 80 -
g. Pelayanan neonatal lengkap
h. Pelayanan persalinan oleh nakes 95 -
i. Pelayanan Ibu menyusui 100 -
j. Pelayanan nifas lengkap
100 -
k. KF3 ( Kunjungan Nifas 3 )
l. BBLR ditangani 100 -
98 -
100 -
2 Yankes Anak Prasekolah dan Usia
Sekolah
a. DDTK anak Balita dan Prasekolah 80% -
▪ Posyandu 100% -
▪ TK
b. Pemeriksaan Kesh Anak SD oleh 100% -
Nakes/tenaga terlatih/Guru UKS -
c. Pelayanan Kesh Remaja 90%

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua


kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak sebahagian belum
mencapai target yang ditetapkan namun demikian masih perlu
dilakukan upaya-upaya mempertahankan dan meningkatkan
upaya kegiatan yaitu dengan salah satu upaya diperlukan
koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak terkait.

77
2. Keluarga Berencana

Hasil kegiatan program Keluarga Berencana adalah :

Tabel IV.29 Cakupan Akseptor KB Aktif Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 2021

Target Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%) Abs %
1 Kel. Wt Soreang 1208 80 1208 100

2 Kel. Bkt Indah 970 80 970 100

Jumlah

Tabel IV.30 Cakupan Akseptor Aktif MKJP Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae
Selatan Tahun 2021

Target Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%) Abs %
1 Kel. Wt Soreang 818 70 818 100
2 Kel. Bkt Indah 476 70 476 100

Jumlah

Cakupan peserta Keluarga Berencana ( KB ) aktif di


Puskesmas cempae belum mencapai target yang ditetapkan
( 80 % ), Demikian juga dengan cakupan akseptor yg
menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
tahun 2021 belum mencapai target (70%). Untuk
meningkatkan penggunaan MKJP perlu dilakukan konseling
yang lebih mendalam kepada calon akseptor serta
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

78
MKJP melalui penyuluhan KB dan kunjungan ke lapangan pada
PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang tidak ber-KB.

IV.3.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Gizi masyarakat merupakan salah satu penentu kualitas
sumber daya manusia. Gizi yang tidak seimbang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja dan menurunkan
daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya kesakitan dan
kematian. Cakupan kegiatan program perbaikan gizi masyarakat
adalah :

Tabel IV.31 Hasil Pemantauan SKDN


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

K/S D/S
No Bulan S K D D’ N N/D’(%)
(%) (%)
1 Januari
2 Pebruari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 Nopember
12 Desember
Rata-rata

Data diatas menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat untuk


datang ke Posyandu ( D/S ) pada tahun 2021 masih rendah dari
target yang ditetapkan : 83%,
demikian pula dengan cakupan Balita yang naik berat badannya
sudah mencapai target 82.3% dari target yang ditetapkan yaitu :
80 %, dan sudah mengalami peningkatan dari 80.6% pada tahun
2020 menjadi 85,3% pada tahun 2021, sedangkan pada tahun
2015 turun menjadi 81.0% walaupun demikian pemantauan
secara berkala tetap perlu dilaksanakan dan ditingkatkan untuk
menemukan secara dini jika terdapat balita-balita yang memiliki
berat badan di bawah garis merah, gizi kurang maupun gizi buruk
sehingga dapat diambil langkah-langkah intervensi secara lebih
dini. Peran Kader Posyandu dan Petugas Kesehatan sangat
penting untuk terus mengembangkan kegiatan Posyandu dan
memotivasi masyarakat agar melakukan monitoring berat badan
dan kesehatan secara rutin melalui Posyandu.

Berikut adalah cakupan Balita yang ditimbang berat badannya


perdesa/kelurahan :

Tabel IV.32 Cakupan Balita Yang Ditimbang Berat


Badannya Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Abs % Ket

1 Kel. Wt Soreang

2 Kel. Bkt Indah

Jumlah

80
Pemantauan perkembangan berat badan balita penting
peranannya untuk mengetahui status gizi balita. Kegiatan
pemantauan ini dapat dilakukan di Posyandu maupun di
Puskesmas. Salah satu hasil yang dapat diketahui dari
pemantauan berat badan secara rutin adalah ditemukannya balita
yang memiliki berat badan dibawah garis merah (BGM) yang
dapat dilihat dengan mengkonversikan berat badan balita pada
Kartu Menuju Sehat atau masalah gizi lainnya menggunakan
srandar pemantauan pertumbuhan balita. Berikut adalah balita
BGM di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.33 Balita BGM Perdesa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas Cempae Tahun 2021

Jml
N Target Jml Prosenta Ke
Desa/Kel Sasara
o (%) BGM se t
n
1 Kel. Wt Soreang
2 Kel. Bkt Indah
Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa kasus BGM di wilayah Puskesmas


0 %, masih di bawah target yang ditetapkan(<15%) dan terjadi
penurunan dari tahun 2020 sebesar 0,3% menjadi 0,18% pada
tahun 2021, walaupun demikian tindakan intervensi perlu
dilakukan agar berat badan balita tersebut dapat segera
ditingkatkan. Intervensi dilakukan dengan menggali faktor
penyebabnya terlebih dahulu diantaranya pola asuh yang salah,
adanya penyakit penyerta serta kurangnya pengetahuan orang
tua ataupun kader kesehatan tentang gizi dan BGM atau kondisi
ekonominya.

Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dan balita. Gizi buruk
merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi
masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, di wilayah

81
Puskesmas tidak terdapat balita gizi buruk BB/TB ( berat badan
per tinggi badan ), namun masih ditemukan adanya gizi buruk
BB/U ( berat badan per umur ) yang perlu diwaspadai dan segera
ditanggulangi. Berikut adalah gambaran gizi buruk dan gizi kurang
di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.34 Cakupan Balita Gizi Buruk BB/U Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Cempae Tahun
2020

Target Cakupan
Jml BB/TB
No Desa/Kelurahan BB/TB BB/U Ket
Sasaran
(%) Abs % Abs %
1 Kel. Wt Soreang 272 <5 0 0.0 0 0.0
2 Kel. Bkt Indah 216 <5 0 0.0 0 0,0

Jumlah 879 <5 2 0,22 0 0.0

Tabel IV.35 Cakupan Balita Gizi Kurang


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Tahun 2021

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %
1 Kel. Wt Soreang 272 <15 1 0.34
2 Kel. Bkt Indah 216 <15 1 0.53
Jumlah 879 <15 3 0.32

Kasus gizi buruk, di Wilayah Puskesmas terdapat 2 (0.22%), dan


tidak ditemukan balita gizi buruk BB/TB. Secara komulatif terjadi
penurunan kasus dari tahun 2013 sebanyak 5 balita (0.3%)
menjadi 4 balita (0.18%) dan 2 kasus (0,11%) pada tahun 2015

Terdapat 3 balita (0.32%) kasus gizi kurang, meskipun masih


dibawah target ( <15%) namun harus mendapatkan perhatian
serius agar tidak menjadi gizi buruk. Intervensi perlu dilakukan
terhadap kasus gizi buruk dan gizi kurang di wilayah Puskesmas
dengan memberikan konsultasi gizi kepada keluarga balita yang

82
meliputi nasehat makanan tambahan bagi balita atau memberikan
MP-ASI bagi bayi untuk memulihkan kondisi kesehatannya
terutama balita gizi buruk yang berasal dari keluarga miskin, yang
benar-benar tidak mampu memberikan nutrisi yang bergizi kepada
balitanya.

Intervensi perlu dilakukan terhadap kasus gizi buruk dan gizi


kurang di wilayah Puskesmas dengan memberikan makanan
tambahan bagi balita atau memberikan MP-ASI bagi bayi untuk
memulihkan kondisi kesehatannya terutama balita gizi buruk yang
berasal dari keluarga miskin, yang benar-benar tidak mampu
memberikan nutrisi yang bergizi kepada balitanya. Di Puskesmas II
Denpasar Selatan tidak terdapat kasus BGM, gizi buruk ataupun gizi
kurang dari keluarga miskin. Meskipun demikian intervensi
dilakukan pada semua kasus yang ditemukan jika memungkinkan
dari segi pembiayaannya. Berikut data tentang pemberian makanan
tambahan ( PMT Pemulihan ) kepada balita gizi buruk BB/U dan
balita gizi kurang :

Tabel IV.36 Cakupan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


Pemulihan Pada Balita Gizi Buruk (BB/U)
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %
1 Kel. Wt Soreang 5 100 5 100
2 Kel. Bkt Indah 3 100 3 100

Jumlah 15 100 15 100

83
Tabel IV.37 Cakupan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan Pada Balita Gizi Buruk dan Balita Gizi
Kurang Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Cempae Tahun 2021

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Ket
Abs %

1 Kel. Wt Soreang 1 100 1 100

2 Kel. Bkt Indah 1 100 1 100

Jumlah 5 100 5 100

Disamping pemberian PMT perlu dilakukan tindakan-tindakan


proaktif untuk meningkatkan status gizi balita dengan
memberikan penyuluhan kepada orang tuanya, kader kesehatan
dan masyarakat pada umumnya. Jika penyebab masalah gizi
adalah karena penyakit penyerta maka balita tersebut harus
mendapatkan perawatan yang tepat. Semua balita gizi buruk
(BB/U) di wilayah Puskesmas Cempae telah di tangani.

Pemberian vitamin A pada bayi dan balita bertujuan untuk


mencegah terjadinya kekurangan vitamin A dan menurunkan
prevalensi kekurangan vitamin A. Sasaran kegiatannya adalah
bayi berumur 6 – 11 bulan dengan dosis 1 kapsul vitamin A
100.000 SI yang berwarna biru dan anak balita umur 1-5 tahun
dengan dosis 1 kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
200.000 SI setiap enam bulan sekali dan diberikan secara
serentak pada bulan Pebruari dan Agustus. Untuk meningkatkan
cakupan dilakukan sweeping sasaran pada bulan Maret dan
September.

Cakupan pemberian vitamin A telah mencapai target yang


ditetapkan ( 98%), kondisi ini perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan untuk tahun berikutnya sehingga tidak muncul
gangguan kesehatan mata pada balita akibat kekurangan vitamin
A. Adapun cakupan pemberian vitamin A di Puskesmas Cempae n
tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.38 Cakupan Balita Mendapatkan Kapsul


Vitamin A Dua Kali/ Tahun Perdesa/ Kelurahan
di Wilayah Puskesmas Cempae
Tahun 201

Jml Cakupan
N Target
Desa/Kel Sasara Ket
o (%)
n Abs %

Kel. Wt
1 Soreang 98
958 98 945
.6

2 97
Kel. Bkt Indah 857 98 838
.7

Jumlah 3155 98 3092 98


.0

Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa secara riil semua


balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas sudah mendapatkan
vitamin A dua kali dalam setahun. Kegiatan dengan menyasar
balita yang datang ke posyandu dan yang datang ke pos
pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan puskesmas
pembantu.

Pemberian Air Susu Ibu saja sampai bayi berumur enam bulan
( 0-6 bl ) memberikan keuntungan yang sangat besar terhadap
anak diantaranya meningkatnya sistem kekebalan tubuh yang
diperoleh dari kolustrum, ASI mengandung nutrisi yang lengkap
untuk kebutuhan anak dan juga murah. Oleh karena itu kepada
semua ibu dihimbau untuk memberikan ASI secara ekslusif
sampai bayi berumur enam bulan dan dipantau secara secara
rutin oleh Petugas Puskesmas. Adapun hasil pemantauan ASI
ekslusif di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah sebagai
berikut :

Tabel IV.39 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae tan
Tahun 2021

Jml Cakupan Ket


N Sasaran Target Abs %
Desa/Kel
o (Dipantau (%)
)
Kel. Wt
1 Soreang
2 Kel. Bkt Indah

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan pencapaian ASI


ekslusif belum mencapai target yang ditetapkan (42%),
Upaya-upaya untuk meningkatkan pemberian ASI ekslusif perlu
terus dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan
kepada ibu hamil tentang cara perawatan payudara dan menyusui
yang baik sehingga mereka dapat melaksanakan program ASI
ekslusif.

Sebagian besar anemia disebabkan karena kurangnya zat besi atau


FE dalam tubuh. Kebutuhan zat besi pada wanita tiga kali lebih
besar daripada kebutuhan pria. Pada saat masa kehamilan ibu
membutuhkan zat besi lebih banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayinya. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil tiga
kali lebih banyak daripada wanita yang tidak hamil. Cakupan
pemberian Fe pada Ibu hamil di Puskesmas Cempae adalah
sebagai berikut :

Tabel IV.40 Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe


( Tablet Besi ) Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Wt Soreang 299 98 297 98.19

2 Kel. Bkt Indah 238 98 236 98.1

Jumlah 967 98 957 98.96

Cakupan pemberian Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas


cempae sudah mencapai 98.96% dari target (98%), untuk
mempertahankan kondisi tersebut perlu dilakukan usaha
peningkatan pemberian penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil
dan menjalin kerjasama yang baik dengan sektor terkait.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil pada tahun 2013
mencapai 98.45%, tahun 2014 mencapai 98.07% dan tahun
2015 sebesar 98.51%.

GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ) merupakan


masalah gizi yang cukup serius. Kekurangan unsur yodium di
dalam tubuh dapat menyebabkan kretin pada bayi, gangguan

perkembangan kecerdasan, perkembangan mental, pendengaran,


gangguan kesuburan, dll. Lebih jauh telah diidentifikasi bahwa
para penderita GAKY memiliki produktivitas kerja yang rendah.
Maka itu tindakan penanggulangan yang paling tepat adalah
dengan suplementasi yodium baik secara langsung dengan
pemberian kapsul minyak beryodium ( tidak dilakukan di
Puskesmas ) maupun tidak langsung melalui konsumsi garam
beryodium. Penggunaan garam yodium perlu terus digalakkan
dan dilakukan pemantauan secara berkala. Pemantauan garam
beryodium dilakukan dua kali setahun yaitu bulan : Pebruari dan
Agustus dengan pengambilan sampel yang berbeda. Pemantauan
garam beryodium pada bulan Pebruari dilakukan pada satu
sekolah dasar dengan mengambil sampel 21 orang anak.
Sedangkan pada bulan Agustus dilakukan survey garam
beryodium di masyarakat dengan mengambil sampel 20 ( dua
puluh ) kepala keluarga.

Hasil kegiatan pada Bulan Pebruari Tahun 2021 menunjukkan


semua desa/kelurahan merupakan desa dengan katagori baik
dalam penggunaan garam beryodium. Sedangkan hasil survey
garam beryodium pada bulan Agustus menunjukkan bahwa target
yang ditetapkan sudah dapat dicapai artinya penggunan garam
beryodium di masyarakat sudah cukup baik. Tidak ditemukan
desa/kelurahan dengan katagori desa tidak baik dalam
penggunaan garam beryodium. Berikut adalah hasil pemantauan
dan survey garam beryodium di wilayah Puskesmas cempae :

88
Tabel IV.41 Hasil Kegiatan Pemantauan Garam
Beryodium Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas Pada Bulan
Pebruari Tahun 2021

Hasil
Cakupan
Jumlah Pengujian
Desa/
No Sasara Ket
Kelurahan
n Target Ab
% (-) Katagori
(%) s

Kel. Wt
1 Soreang 26 84,5 24 92.3 2 Baik

Kel. Bkt
2 Indah 26 84,5 24 92.3 2 Baik

Jumlah 104 84,5 97 93.3 6 Baik

Untuk meningkatkan penggunaan garam beryodium perlu


dilakukan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam
beryodium. Penyuluhan bisa dilaksanakan dengan mengambil
sasaran anak sekolah atau masyarakat khusunya ibu pada saat
pelaksanaan Posyandu.

IV.3.5 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit


1. P2 Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue masih menjadi salah satu


masalah kesehatan di Kota Parepare dan juga di Propinsi Sulawesi
Selatan. Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti ataupun Aedes albopictus. Penyebaran DBD
semakin meluas dan meningkat jumlah penderitanya sejalan
dengan meningkatnya mobilitas dan *kepadatan penduduk.
Penyakit ini sering menimbulkan kekhawatiran di masyarakat
karena perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan
kematian dalam waktu
yang relatif singkat. DBD merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Kasus DBD di
Wilayah Puskesmas cempae berfluktuasi sepanjang tahun dan pada
Tahun 2020 sampai tahun 2021 kasus DBD mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Jumlah Kasus DBD, kematian dan
penanganan kasus dalam lima tahun terakhir adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.42 Jumlah Kasus DBD dan Kematian


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Cempae Dalam dua Tahun Terakhir

Jumlah Kasus dan Kematian/Tahun

No Desa/Kel 2020 2021 Ket

P M P M

1 Kel. Wt Soreang 24 0 34 0

2 Kel. Bkt Indah 37 0 43 0

10
Jumlah 0 125 0
0

Jumlah kasus DBD dalam dua tahun terakhir mengalamai fluktuasi


angka kejadian, dimana tahun 2020 sampai tahun 2021 terjadi
peningkatan jumlah kasus,. Hal ini harus diwaspadai karena Demam
Berdarah Dengue sering kali mengikuti siklus lima tahunan yang masih
mungkin akan mengalami fluktuasi angka kejadian pada tahun-tahun
berikutnya.

90
Dalam bentuk grafik gambaran kasus dalam dua tahun terakhir
adalah :

Grafik 4.1 Kasus DBD Per Desa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas Cempae

Data di atas menunjukkan bahwa tahun 2020 terjadi kenaikan kasus


dalam 2 tahun terakhir di semua wilayah kerja. Semua
desa/kelurahan di wilayah Puskesmas cempae merupakan daerah
endemis karena terjadi kasus secara terus menerus selama dua
tahun berturut-turut. Tahun 2020 kasus tertinggi terjadi di Kelurahan
…… sedangkan kasus terendah terjadi di ……………. Insiden rate kasus
DBD Tahun 2020 adalah ………………… penduduk, ini artinya masih
diatas standar insiden rate yang ditetapkan yaitu 210/100.000
penduduk dengan 0 kematian. Data diatas juga menunjukkan bahwa
kasus DBD berfluktuasi sepanjang tahun.

Kejadian DBD juga dipengaruhi oleh musim, kasus DBD biasanya


mengalami peningkatan pada musim penghujan dan masa peralihan
( setelah musim hujan ) karena terdapat banyak tempat perindukan
nyamuk yang terisi oleh air serta didukung oleh perilaku masyarakat
yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Kewaspadaan
dini terhadap DBD perlu terus ditingkatkan untuk antisipasi

91
peningkatan kasus yang tinggi. Meskipun tindakan pencegahan harus
dilaksanakan setiap hari secara berkesinambungan namun dengan
mengetahui masa sebelum musim penularan kasus DBD kita dapat
mengambil langkah-langkah antisipasi sebelum terjadi ledakan
kasus. Untuk mengetahui musim penularan penyakit DBD dapat
dilihat dari rata-rata kasus DBD perbulan seperti di bawah ini :

Tabel IV.43 Rata-rata Kasus DBD Perbulan Dalam Lima Tahun


Terakhir di Puskesmas II Denpasar Selatan

Kasus ( Tahun )
Rata –
No Bulan
rata
2020 2021

1 Januari 8 8 8.25

2 Pebruari 10 15 14.4

3 Maret 14 8 16

4 April 17 12 25

5 Mei 15 16 19.4

6 Juni 13 11 18.6

7 Juli 10 18 17.2

8 Agustus 1 11 10.8

9 September 2 10 12

10 Oktober 4 9 8.2

11 Nopember 0 5 8.2

12 Desember 6 2 5.4

Jumlah 100 125 161.8

92
Dalam bentuk grafik rata – rata kasus DBD dalam dua tahun terakhir :

Grafik 4.2 Rata Rata Kasus DBD Per Desa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas

Jika dilihat dari grafik diatas maka dapat ditentukan bahwa masa
sebelum musim penularan kasus DBD jatuh pada bulan Desember
dimana rata-rata kasus dalam dua tahun terakhir paling rendah.
Maka pada bulan inilah waktu yang tepat untuk melakukan tindakan
pencegahan karena akan lebih mudah dilakukan dan dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Jika diperhatikan peningkatan
kasus yang cukup tajam terjadi pada bulan April. Bulan ini
merupakan fase transisi antara musim hujan dengan musim
kemarau, disaat inilah pertumbuhan nyamuk cukup pesat karena
banyaknya tempat perindukan yang terbentuk. Pada bulan Agustus
kasus mulai mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan
tindakan yang tepat untuk mengatasi keadaan tersebut agar tidak
terjadi ledakan kasus DBD. Tindakan terbaik adalah dengan
melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan 3M plus.

93
Kejadian Luar Biasa ( KLB ) adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan atau kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian atau
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
(Depkes,1994). Sistem kewaspadaan dini perlu terus ditingkatkan
untuk pencegahan terjadinya Kejadian Luar Biasa di Wilayah
Puskesmas terhadap semua kasus yang dapat menimbulkan KLB.

Gambaran peningkatan kasus DBD di Wilayah Puskesmas cempae


dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.3 Min-Max Kasus DBD di Wilayah Puskesmas cempae,


Tahun 2021

Jika dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kasus DBD
tahun 2021 berada di garis maksimal, ini merupakan suatu kondisi
yang harus diwaspadai karena tahun 2021 adalah kasus tertinggi
dalam 2 tahun terakhir sehingga tindakan penanggulangan kasus

94
perlu dilakukan dengan lebih proaktif sehingga nantinya kasus ini
dapat diturunkan dan dapat dicegah terjadinya kejadian luar biasa.

Pada tahun 2021 tidak terjadi kejadian luar biasa atau kasus kematian
di wilayah Puskesmas cempae. Walaupun demikian tindakan
pengamatan kasus harus tetap dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya Kejadian Luar Biasa. Cakupan penanganan KLB pada tahun
2021 sebagai berikut :

Tabel IV.44 Cakupan Penanganan KLB < 24 Jam Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas
Tahun 2021

No Desa/Kelurahan Jumlah Yang Cakupan Ket


KLB Ditangani (%)

1 Kel. Wt Soreang 0 0 0

2 Kel. Bkt Indah 0 0 0

Jumlah 0 0 0

Pemantauan kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti penting


dilakukan untuk mengetahui penyebaran nyamuk Aedes aegypti dan
keberhasilan tindakan pengendalian yang telah dilakukan sehingga
kasus DBD dapat ditekan seminimal mungkin. Tindakan yang
dilakukan adalah pemantauan jentik secara berkala untuk mengetahui
Angka Bebas Jentik ( ABJ ) di wilayah Puskesmas. Perbandingan
antara Angka Bebas Jentik ( ABJ ) dan Kasus di Puskesmas Tahun
2021 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.45 Perbandingan Antara Angka Bebas Jentik Dan
Kasus DBD Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

Rumah
Rumah
No Desa/Kel Diperiksa Negatif ABJ Kasus Ket
Jentik

Kel. Wt
Soreang
1 39.618 1.424 96.41 89

2 Kel. Bkt 38.492 1.233 96.80 91


Indah

Jumlah 167.999 5.275 97.56 321

Data diatas menunjukkan bahwa Angka Bebas Jentik ( ABJ ) di Desa


dan Kelurahan wilayah kerja Puskesmas sudah mencapai 97.56 %
dari target yang ditetapkan ( > 95% ). Angka ini mengalami
peningkatan dari tahun 2013 sebesar 86.72% menjadi 97.02% pada
tahun 2014. Tahun 2021 terjadi penurunan ABJ sebesar 0.16%
menjadi 96.86%. Hal ini menunjukan angka ABJ berbanding lurus
dengan jumlah kasus, dimana ABJ yang masih rendah akan
menyebabkan peningkatan jumlah kasus DBD Oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi cara pemeriksaan jentik (kurang teliti) baik yang
dilakukan oleh Jumantik maupun Petugas Puskesmas. Untuk
mengatasi masalah ini perlu dilakukan penyegaran/pelatihan cara
pemeriksaan jentik yang benar terhadap Petugas.

4.5.2 P2 Tuberculosia ( TB )

Penyakit Tuberculosis ( TB) merupakan masalah utama kesehatan di


Indonesia. Penyakit ini cukup banyak menyerang kelompok usia
produktif. Penyakit Tuberculosis dapat mengakibatkan dampak
ekonomi yang berat karena penderita TBC memerlukan pengobatan
jangka panjang sehingga dapat menurunkan produktifitas kerja
penderita. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menangani penderita
TB. Untuk mencapai hasil pengobatan yang diinginkan diperlukan
kesungguhan dan kerjasama yang baik antara Petugas Kesehatan,
penderita, keluarga serta lingkungannya. Penemuan penderita
Tuberculosis dilakukan dengan cara pemeriksaan sputum pada
suspect Tuberculosis yaitu pasien yang mengalami batuk > 2 minggu.
Sputum yang purulen diambil oleh pasien dengan bimbingan dari
Petugas kemudian dibuat sediaan oleh petugas laboratorium dan
pemeriksaannya dikirim ke Puskesmas rujukan mikroskopis, agar
diagnosa dan terapi dapat ditegakkan dengan tepat. Hasil kegiatan P2
TB adalah sebagai berikut :

Tabel IV.46 Cakupan Penemuan Suspect TB Paru Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun 2021

Cakupan
Jml
No Desa/Kel Target Ket
Sasaran Abs %

1 Kel. Wt Soreang 90 64/100.000pddk 4 6.6

2 Kel. Bkt Indah 70 64/100.000pddk 26 47

Jumlah 290 64/100.000pddk 123 38.27


Tabel. IV.47 Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita
TB Paru (DOTS) BTA Positif Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Tahun 2021

Penemuan Pengobatan
Jml
No Desa/Kel Sasaran Target
Abs % Abs %

1 Kel. Wt Soreang 6 70 0 0 0 0

2 Kel. Bkt Indah 7 70 4 57.1 4 100

Jumlah 26 70 8 30.7 8 100

Data diatas menunjukkan bahwa penemuan suspect belum mencapai


target dan masih harus ditingkatkan demikian halnya dengan
penemuan BTA positif. Penyakit tuberculosis ini seperti fenomena
gunung es, dimana sebenarnya terdapat cukup banyak penderita
tuberculosis di masyarakat tapi belum seluruhnya dapat ditemukan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini dan
kurang pekanya petugas dalam mendeteksi gejala tuberculosis
sehingga penyuluhan dan pelatihan TB perlu ditingkatkan. Dengan
penemuan yang lebih awal diharapkan dapat menurunkan kasus di
masyarakat karena dapat dilaksanakan pengobatan secara lebih dini.

Untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan apakah


pengawasan menelan obat dilakukan dengan benar maka dapat
dilihat melalui angka konversi, angka konversi adalah prosentase
pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami perubahan menjadi
BTA negatif setelah menjalani pengobatan intensif. Berikut data
cakupan konversi rate di Puskesmas pada tahun 2021 :

98
Tabel. IV.48 Cakupan Konversi Rate Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas Tahun 2021

Cakupan
Jml
No Desa/Kel Target Ket
Sasaran
Abs %

1 Kel. Wt Soreang 2 80 2 100

2 Kel. Bkt Indah 5 80 5 100

Jumlah 9 80 9 100

Data diatas menunjukkan bahwa angka konversi sudah mencapai target


yang ditetapkan, sehingga dengan demikian diharapkan angka
kesembuhan juga akan mencapai target. Angka kesembuhan adalah
angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA positif
yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB
paru BTA positif. Berikut adalah data angka kesembuhan pada penderita
TB paru BTA positif di Puskesmas cempae :

Tabel IV.49 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB


Paru BTA Positif Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kel Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Wt Soreang 0 85 0 0

2 Kel. Bkt Indah 2 85 2 100

Jumlah 5 85 5 100

99
Data diatas menunjukkan bahwa angka kesembuhan pada penderita
TB BTA positif sudah mencapai target yang ditetapkan. Untuk pasien-
pasien yang masih menjalani pengobatan maka kegiatan pengawasan
minum obat tetap dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan
pengobatan TB yang memerlukan waktu cukup panjang ( 6 bulan )
dapat tercapai.

Selain angka kesembuhan perlu juga diketahui tentang angka


keberhasilan pengobatan ( succes rate ), yang menunjukkan
prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan
pengobatan ( baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap )
diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat, berikut
disajikan data dimaksud sebagai berikut :

Tabel IV.50 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate)


Penderita TB Paru BTA Positif Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas cempae tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kel Ket
Sasaran (%)
Abs %

1 Kel. Wt Soreang 0 100 0 100 8 org sudh

succes
2 Kel. Bkt Indah 2 100 2 100 pengonatan
di tahun

Jumlah 5 100 5 100

Keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif di Puskesmas sudah


mencapai target yang ditetapkan. Pengobatan TB yang memerlukan
waktu yang lama atau panjang ( 6 bulan ) memerlukan kedisiplinan
dari pasien dengan bantuan pengawasan dan motivasi dari petugas
dan keluarganya. Disamping penderita TB paru BTA positif, terdapat

100
pula penderita TB paru rontgen positif dan BTA negatif serta TB extra
paru yang ditangani oleh Puskesmas sebagai berikut :

Tabel IV.51 Cakupan Penanganan Penderita TB Extra Paru


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun
2021

Jml Pengobata
N Desa/Ke Targe n Lengkap Kematia Ke
Sasara
o l t (%) n t
n Abs%

2 Tidak Ada/NIHIL

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa penderita TB extra paru belum ada


yang menyelesaikan pengobatan dari 3 ( tiga ) penderita yang
ditangani. Pengawasan menelan obat, konseling dan terapi pada
semua pasien perlu terus dilakukan agar semua penderita dapat
mencapai kesembuhan.

4.5.3 P2 ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut )

ISPA merupakan suatu penyakit dengan jumlah kasus yang cukup


tinggi di masyarakat. Salah satu penyakit ISPA yang banyak terjadi
pada anak – anak adalah Pneumonia. Penyakit ini memerlukan
penanganan yang cukup serius karena dapat menjadi salah satu
penyebab kematian pada Balita. Hasil kegiatan program P2 ISPA
Puskesmas cempae Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.52 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Pada
Balita Oleh Puskesmas dan Kader
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Jml Hasil
Target Cakupan
Sasaran Kegiatan
(2.05
No Desa/Kelurahan (10% Ket
dari
dari Jml Pusk Kader Abs %
%)
Pddk)
1 Kel. Wt soreang 1436 29 8 0 8 27.6
2 Kel. Bkt Indah 1139 23 4 0 4 17.4

Jumlah 4640 94 35 0 35 37.2

Penemuan kasus pneumonia belum mencapai target walaupun telah


dilakukan beberapa usaha diantaranya kemitraan dengan dokter
praktek swasta. Penemuan kasus yang rendah mungkin disebabkan
karena Balita penderita pneumonia lebih banyak dirawat pada unit
pelayanan kesehatan lainnya (rumah sakit). Oleh karena itu kedepan
mungkin Dinas Kesehatan Kota Parepare dapat melakukan kajian
terhadap indikator penemuan pneumonia atau membangun jejaring
epidemiologi yg lebih baik.

Tabel IV.53 Cakupan Penanganan Kasus Pneumonia dan


Pnemumonia Berat Ditangani Perdesa/Kelurahan di
Puskesmas cempae Tahun 2021

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi
o Jml t (%) Abs % t
nia na Berat

NIHIL
3

102
Balita penderita pneumonia yang ditemukan dan berobat ke
Puskesmas telah ditangani sesuai dengan standar. Pada Tahun 2021
di wilayah Puskesmas tidak terdapat kematian karena Pneumonia dan
juga tidak ditemukan adanya kasus pneumonia berat atau dengan
tanda bahaya pada balita sehingga masih bisa ditangani di
Puskesmas ( tidak perlu dirujuk). Pemantauan balita pneumonia
dengan melakukan care sicking tetap dilaksanakan untuk mengetahui
perkembangan kesehatan penderita pneumonia.

Tabel IV.54 Cakupan Pnemonia dan Pnemonia Berat


Ditangani PerDesa/Kelurahan, di Puskesmas
, Tahun 2021

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi
o Jml t (%) Abs % t
nia na Berat
1

NIHIL
3

Jumlah

Tabel IV.55 Cakupan Kasus Pnemonia Berat/Dengan Tanda


Bahaya Ditangani/Dirujuk Tahun 2021

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi
o nia na Berat Jml t (%) Abs % t
1
2
NIHIL
3

Jumlah

103
4.5.4 P2 Diare

Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan bagi


masyarakat Indonesia. Kejadian penyakit ini biasanya berhubungan
erat dengan masalah lingkungan misalnya : sanitasi lingkungan dan
hygiene sanitasi makanan serta kualitas air minum yang kurang baik,
tetapi pada beberapa Balita ditemukan pula kasus lactosa
intolerance. Hasil kegiatan program P2 Diare adalah sebagai berikut :

Tabel IV.56 Cakupan Penemuan Kasus Diare di Puskesmas dan


Kader, Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 201

Penemuan Kasus Cakupan


Jml
N Desa/ Targe Sarkes Kader
Sasar Ab
o Kelurahan t (%) 0- >5t 0- >5t %
an s
<5th h <5th h
17 64.2
1 Kel. Sanur 3075 308 95 83 0 0
8 6
11 50.2
2 Kel. Renon 2436 243 94 16 0 0
0 9

5 luar wilayah 9 76 85
58 65.1
Jumlah 9930 993 316 266 0 0
2 0
IR=7.59/100, target 10%

Tabel IV.57 Cakupan Kasus Diare Yang Ditangani Dengan Oral


Dehidrasi Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
Tahun 2021

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 178 100 178 100


2 Kel. Renon 110 100 110 100

5 luar Wilayah 85 100 85 100


Jumlah 582 100 582 100

104
Penyakit diare dapat menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) jika
tidak ditangani dengan baik. Pelayanan penderita diare di Puskesmas
dilakukan terhadap semua umur dengan mengutamakan pelayanan
bagi golongan Balita.

Data diatas menunjukkan bahwa semua balita yang menderita diare


telah ditangani sesuai dengan standar ( 100 % ). Penemuan Balita
diare oleh Kader sangat kurang. Inciden Rate Diare tahun 2021
adalah 214/1000 penduduk, lebih kecil dari IR yang ditentukan
( stándar IR : 411/1000 pddk ), walaupun demikian upaya
pencegahan dan sistem kewaspadaan dini terhadap kasus diare perlu
terus ditingkatkan. Kualitas higiene sanitasi perlu diperhatikan
demikian juga dengan kualitas air minum agar tidak menjadi sumber
penularan bibit penyakit yang dapat menyebabkan diare.

4.5.5 Imunisasi

Salah satu program yang dilaksanakan di Puskesmas dalam rangka


mencegah penyakit adalah melalui kegiatan imunisasi. Imunisasi
yang dilaksanakan di Puskesmas untuk bayi adalah lima imunisasi
dasar yaitu : BCG, HB, Polio, DPT, Campak, disamping itu
dilaksanakan juga kegiatan imunisasi pada Bumil ( TT ) dan anak
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ).
BIAS dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu BIAS Campak pada
bulan September sedangkan BIAS DT dan Td dilaksanakan pada
bulan Nopember.

Hasil kegiatan program Imunisasi di Puskesmas cempae adalah


sebagai berikut :

105
Tabel IV.58 Cakupan Imunisasi DPT1 Pada Bayi
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Abs % Ket

1 Kel. Wt soreang 352 100 372 105.6

2 Kel. Bkt indah 307 100 355 115.6

Jumlah 1109 100 1409 127.0

Hasil kegiatan imunisasi DPT 1 di wilayah Puskesmas cempae sudah


mencapai target yang ditetapkan dan perlu dipertahankan.

Tabel IV.59 Cakupan Imunisasi HB 1 < 7 Hari Pada Bayi


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Abs % Ket

1 Kel. Wt soreang 352 95 372 105.6

2 Kel. Bkt indah 307 95 355 115.6

Jumlah 1109 95 1409 127.0


Tabel IV.60 Cakupan Imunisasi Polio 4 pada Bayi
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Ket
Abs %

1 Kel. Wt soreang 352 95 339 99.1

2 Kel. Bkt indah 307 95 370 137

Jumlah 1109 95 1366 124

Tabel IV.61 Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Ket
Abs %

1 Kel. Wt soreang 352 95 375 109.6

2 Kel. Bkt indah 307 95 358 132.6

Jumlah 1109 95 1425 129.3

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa cakupan program


imunisasi sudah mencapai target yang ditetapkan.

107
Disamping imunisasi pada bayi dilakukan pula imunisasi pada
anak sekolah setiap bulan September dan Nopember yang dikenal
dengan BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Berikut hasil kegiatan BIAS tahun 2021 di wilayah Puskesmas
cempae Selatan :

Tabel IV.62 Cakupan Kegiatan Imunisasi DT Pada Anak Kelas


1 SD Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Ket
Abs %

1 Kel. Wt soreang 278 98 278 100

2 Kel. Bkt indah 230 98 224 98.0

Jumlah 778 98 1614 99.4

Tabel IV.63 Cakupan Kegiatan Imunisasi Td Pada anak Kelas 2


dan 3 SD Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Abs % Ket

1 Kel. Wt soreang 587 98 587 100

2 Kel. Bkt indah 455 98 446 98.0

Jumlah 1623 98 1614 99.4


Data diatas menunjukkan cakupan Imunisasi DT dan Td pada anak
sekolah secara umum telah mencapai target yang ditetapkan, namun
jika dicermati perwilayah kerja capaian di Kelurahan Bkt Indah
belum mencapai target, salah satunya disebabkan karena beberapa
anak tidak diijinkan untuk di imunisasi oleh orang tuanya terutama di
sekolah swasta. Imunisasi juga dilaksanakan pada ibu hamil untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu dan bayi dalam
proses persalinan. Adapun hasil kegiatannya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.64 Cakupan Imunisasi TT2 Pada Ibu Hamil


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Sasaran (%) Ket
Abs %

1 Kel. Wt soreang 332 - 79 23.8 Tidak


ada
2 Kel. Bkt indah 263 - 67 25.5 target
karena

Jumlah 1071 - 287 26.8

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator derajat


kesehatan masyarakat, oleh karena itu semua hal yang berkaitan
harus kita perhatikan. Pencapaian imunisasi dasar pada bayi
merupakan salah satu indikatornya. Berikut disajikan pencapaian
Universal Child Imunization (UCI) perdesa/kelurahan di wilayah
Puskesmas :

109
Tabel IV.65 Cakupan UCI Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

Hasil UCI Ket


Target
No Desa/Kel Kegiatan
(%)
Imunisasi Ya Tdk

Kel. Wt
1 soreang 100% 100% V -

Kel. Bkt
2 indah 100% 100% V -

Jumlah 100% 100.0 4 -

Jika dilihat dari data hasil imunisasi pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa semua desa/kelurahan di wilayah Puskesmas
cempae Selatan telah mencapai UCI (Universal Child Immunization)
yang artinya semua sasaran di desa/kelurahan telah
mendapat/mencapai imunisasi lengkap.

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan vaksin maka dapat dilihat


pada nilai index pemakaian ( IP ) vaksin tahun 2021 yaitu :

a. BCG : 5.0
b. DPT/HB Penta : 4.0
c. Polio :8
d. HB Uniject :1
e. Campak :8
f. TT :2
Jika dilihat dari Index Pemakaian vaksin maka vaksin BCG memiliki
IP yang sangat rendah jika dibandingkan dengan stándar ( 80-100),
hal ini disebabkan karena rendahnya jumlah sasaran ( bayi), banyak
sasaran telah mendapatkan imunisasi BCG di tempat bersalin serta
waktu simpan vaksin yang relatif pendek dan hanya bisa digunakan
selama ( 3 jam ).

110
4.5.6 P2 Polio

Pada Tahun 2016 tidak ditemukan adanya kasus penyakit AFP


( Acute Flacid Paralysis ) non Polio pada penduduk berumur dibawah
15 tahun.

4.5.7 P2 Kusta

Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan


oleh Mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf tepi dan
kulit ( kadang – kadang juga jaringan tubuh lainnya ). Masa
tunasnya cukup lama dan penyakit kusta dapat ditularkan melalui
kulit.

Pada tahun 2016 tidak terdapat penderita kusta di wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan. Adapun hasil kegiatannya adalah :

Tabel IV.66 Cakupan Penemuan Penderita Kusta Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae Tahun
2021

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Target
o Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 0 100 0 0

2 Kel. Bkt indah 0 100 0 0

Jumlah 0 100 0 100

111
Tabel IV.67 Cakupan Pengobatan Penderita Kusta Perdesa/
Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun 2021

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Target
o Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 0 100 0 0

2 Kel. Bkt indah 1 100 1 100

Jumlah 1 100 1 100

Tabel IV.68 Cakupan Pemeriksaan Kontak Penderita Kusta


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Cakupan Ket
Desa / Sasara Target
No
Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 7 100 7 100

2 Kel. Bkt indah 6 100 6 100

Jumlah 24 100 24 100

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penemuan


penderita belum mencapai target tetapi dari penderita yang
ditemukan sudah dilakukan penanganan sesuai dengan stándar dan
juga sudah dilaksanakan pemeriksaan kontak untuk menemukan
penderita baru. Untuk meningkatkan penemuan kasus juga
dilaksanakakan screening ( school survey )

112
4.5.8 P2 Malaria

Penyakit Malaria merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui


nyamuk anopheles, penyakit ini dapat menyerang manusia tanpa
memandang jenis kelamin, umur ataupun lainnya. Tahun 2021 tidak
ditemukan penderita Malaria di wilayah Puskesmas. sehingga tidak
ada sediaan darah yang diperiksa dan tidak ada penderita malaria
berat yang dirujuk ke rumah sakit. Oleh karena itu kegiatan
pengamatan harus ditingkatkan untuk menemukan kasus-kasus
lainnya serta mencegah terjadinya kejadian luar biasa. Berikut
disajikan hasil kegiatan P2 Malaria :

Tabel IV.69 Cakupan Pemeriksaan Sediaan Darah Pada


Penderita Malaria Klinis Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas cempae Per Desa/Kelurahan
Tahun 2021

Desa / Sasara Target Cakupan (%) Ket


No
Kelurahan n (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 0 100 0 0
2 Kel. Bkt indah 0 100 0 0
Jumlah 0 100 0 0

Tabel IV.70 Cakupan Penderita Positif Malaria Yang Diobati


Sesuai Standar Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 0 0 0 0

2 Kel. Bkt indah 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0

113
Tabel IV.71 Cakupan Penderita Malaria Berat Yang Dirujuk Ke
Rumah Sakit Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

Desa / Target Cakupan Ket


No Sasaran
Kelurahan (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 0 100 0 0
2 Kel. Bkt indah 0 100 0 0
Jumlah 0 100 0 0

4.5.9 P2 PMS dan HIV/AIDS

Kasus PMS yang ditemukan di Puskesmas tahun 2021 adalah


sebanyak 1380 kasus dan semuanya telah mampu diterapi di
Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.72 Cakupan Jenis Kasus yang Ditemukan di Klinik


IMS, Puskesmas cempae, Tahun 2021

Jenis Kelamin
No Kasus Jumlah
L P

1 Servisitis 0 50 50

2 Uretritis 11 0 11

3 Trichomoniasis 0 0 0

4 Bartholinitis 0 0 0

5 Candidiasis 0 168 168

6 Condiloma Accuminata 0 13 13

7 Bakterial Vaginosis 0 156 156

8 Sipilis 0 1 1

9 Proctitis 0 0 0

10 Herpes 0 1 1

114
11 Ulkus Mole 0 0 0

12 LGV 0 0 0

13 DTV 0 0 0

14 DTU 0 0 0

Jumlah 11 389 400

Salah satu kasus Penyakit Menular Seksual yang sangat perlu


diwaspadai adalah HIV/AIDS. HIV singkatan dari Human
Immunodeviciency Virus yang merupakan virus yang dapat
melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena
virus semacam ini maka akan mudah terserang infeksi oportunistik.
Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS belum bisa disembuhkan atau
ditemukan obatnya. Tahun 2016 ditemukan sebanyak 34 Odha di
wilayah Puskesmas dan juga diluar wilayah Puskesmas tetapi
melakukan screening di Puskesmas cempae dan telah dilakukan
penanganan atau rujukan kasus ( dengan persetujuan Odha ) untuk
mendapatkan konseling dan terapi lebih lanjut ke lembaga swadaya
masyarakat ataupun ke rumah sakit yang merupakan jejaring
Puskesmas dalam penanganan kasus HIV-AIDS.

4.5.10 P2 Rabies

Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan hewan penular
rabies. Oleh karena intu pencegahan rabies pada manusia harus
dilakukan sesegera mungkin setelah terjadinya gigitan oleh hewan
yang berpotensi rabies dengan cara mencuci luka gigitan dengan
sabun dan air mengalir dan melakukan vaksinasi sesuai dengan
indikasi. Hasil kegiatan program pencegahan dan penanggulangan
Rabies adalah sebagai berikut :

115
Tabel IV.73 Cakupan Kegiatan Cuci Luka Pada Kasus Gigitan
HPR Sesuai Estándar Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Cakupan
Desa/Kelura Jml Target Tindak
No
han Kasus (%) Abs % Lanjut

1 Kel. Wt soreang 0 100 0 100 rujuk VAR


2 Kel. Bkt indah 0 100 0 100 rujuk VAR

Luar Wilayah 0 100 0 100 rujuk VAR


Jumlah 0 100 0 100 rujuk VAR

Semua kasus gigitan hewan penular rabies yang ditemukan di


wilayah Puskesmas cempae telah ditangani sesuai dengan standar,
dan dirujuk ke rabies centre untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut serta dilaksanakan pengamatan terhadap hewan penular
rabies yang menggigit pasien yang bersangkutan.

4.5.11 Survaelance
Kegiatan survelance dilakukan melaluipengamatan terhadap suatu
penyakit baik yang bersifat tidak menular maupun yang bersifat
menular. Disamping itu kegiatan melakukan pengamatan
kemungkinan penyebab timbulnya suatu penyakit. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel IV.74 Cakupan Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di Pemukiman Penduduk
dan Sekitarnya Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas cempae Tahun 2021

N Desa / Sasara Targe Cakupan Ket


o Kelurahan n t (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 12933 100 12933 100
2 Kel. Bkt indah 10248 100 10248 100
Jumlah 41765 100 41765 100

116
Tabel IV.75 Cakupan Pemberdayaan sarana/Klp/Pokja
Potensial Dalam Upaya Pemberantasan Tempat
Perindukan Vektor Penyakit di Pemukiman
Penduduk dan Sekitarnya Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas cempae Tahun
2021

Cakupan Ket
Desa / Target
No Sasaran
Kelurahan (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang

2 Kel. Bkt indah

Jumlah

Tabel IV.76 Cakupan Desa/Lokasi Yang Mendapat Intervensi


Pemberantasan Tempat Perindukan Vektor Penyakit
di Pemukiman Penduduk dan Sekitarnya
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

N Desa / Sasara Targe Cakupan Ket


o Kelurahan n t (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 8 100 8 100
2 Kel. Bkt indah 5 100 5 100
Jumlah 33 100 33 100

IV.4 Pengobatan
IV.4.1 Pengobatan Umum
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
maka upaya promotif dan preventif merupakan prioritas utama.
Pemberdayaan masyarakat diarahkan pada tindakan pencegahan
penyakit melalui promosi kesehatan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk mencapai perubahan perilaku sehingga
tercipta budaya hidup bersih dan sehat. Disamping itu upaya kuratif
atau pengobatan dan rehabilitatif harus dilakukan apabila

117
masyarakat telah mengalami suatu penyakit untuk menyembuhkan,
mencegah penularan atau penyebaran penyakit serta mencegah
kecacatan dan kematian. Hasil dari upaya pengobatan di Puskesmas
cempae adalah :

Tabel IV.77 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Baru Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae Tahun
2021

Target Cakupan
Jml (15%
N Desa/Kelu (kunjungan
Sasara dari Ket
o rahan baru)
n sasara
n) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 12933 1940 1619 83

Kel. Bkt
2 indah 10248 1078 3130 290

41765 6265 1175


Jumlah 188
6

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan Puskesmas


sudah mencapai target yang ditetapkan. Tetapi jika dilihat dari
jumlah kunjungan secara keseluruhan (kunjungan baru dan
kunjungan lama) yaitu jumlah kunjungan tahun 2020 adalah
(11756+17142)= 28898 orang, rata-rata kunjungan 2221 orang
perbulan dan 85 orang perhari. Pada tahun 2021 jumlah kunjungan
total sebanyak (18535 + 21089) = 39624 orang dengan rincian
jumlah kunjungan baru sebanyak 18535 orang, kunjungan lama
sebanyak 21089 orang, dengan rata-rata kunjungan perbulan
sebanyak 1540 orang dan rata-rata kunjungan perhari sebanyak 70

118
orang. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kesehatan
masyarakat yang semakin membaik.
Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar, jika ada kasus – kasus yang
tidak dapat ditangani di Puskesmas maka akan di rujuk ke tempat
rujukan. Adapun jumlah kegiatan pelayanan rujukan tahun 2020
sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.78. Cakupan Kegiatan Pelayanan Rujukan


Puskesmas II Denpasar Selatan, Tahun 2012,
2013,2014, 2015 dan 2016

No Jenis 2020 2021


Rujukan
1 Rujukan 776 836
Askes/JKN
2 Rujukan 420 226
Umum
3 Rujukan 41 104
Gakin
4

Dari sekian banyaknya kunjungan ke Puskesmas cempae ditemukan


banyak kasus penyakit, jika dicermati sudah mulai terjadi pergeseran
dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, seperti misalnya
penyakit tekanan darah tinggi tahun 2021 menduduki rangking ke
tiga 10 besar penyakit di Puskesmas cempae. Lebih jelasnya dapat
dilihat dari sepuluh besar penyakit di Puskesmas cempae sebagai
berikut :

119
Tabel IV.79 Sepuluh Penyakit Terbesar Puskesmas
cempae, Tahun 2021

No KodePenyakit Penyakit Jumlah

1 J 00 Common cold 4120

Fever of other and unknown


2 R50 origin 1496

3 I 10 Hypertension 1277

4 L 23 Allergic Contact Derm 1058

5 J 03 Acute tonsillitis 896

6 M 79.1 Myalgia 805

7 K30 Dyspepsia 519

Diarrhoea and
gastroenteritis of presumed
8 A09 infectious origin 488

9 R51 Headache 468

10 M 13 Other arthritis 301

120
Terjadinya pergeseran tersebut merupakan indikasi terjadinya
perubahan gaya hidup, kurangnya olah raga, pola makan yang
kurang tepat, tingkat stress yang tinggi, dan lainnya. Oleh sebab itu
harus dilakukan penyuluhan kesehatan untuk mencegah
meningkatnya kasus-kasus penyakit degeneratif tanpa
mengesampingkan kasus-kasus penyakit menular.

IV.4.2 Pengobatan Gigi


Kesehatan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan,
karena gigi yang tidak sehat sangat mengganggu kualitas hidup.
Kunjungan pasien ke Poli gigi Puskesmas cempae cukup banyak,
seperti disajikan dibawah ini :

Tabel IV.80 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi Baru


Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2016

Jmlh Cakupan Ket


N Desa / Target
pendu
o Kelurahan (4%) Abs %
duk
1 Kel. Wt soreang 12933 518 491 94.7
2 Kel. Bkt indah 10248 410 594 144.8
5 Luar Wilayah 309
Jumlah 41765 1671 2212 132.45

Data diatas menunjukkan bahwa pencapaian tingkat pemanfaatan


layanan gigi Puskesmas cempae secara umum telah mencapai target
yang ditetapkan, tetapi jika dilihat perwilayah, Kelurahan Sanur
belum mencapai target. Hal ini mengindikasikan banyak hal,
diantaranya kondisi kesehatan gigi di wilayah tersebut cukup baik
atau masyarakat memanfaatkan unit layanan kesehatan gigi lainnya.
Untuk itu perlu dilakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk
mendapatkan data tentang pelayanan kesehatan gigi, pengumpulan
data/pengamatan yang lebih baik tentang jumlah kasus penyakit gigi
di masyarakat sehingga didapat gambaran nyata tentang angka
kesakitan gigi di masyarakat. Dari data diatas juga
121
dapat diketahui bahwa layanan gigi Puskesmas cempae cukup
banyak diakses oleh masyarakat luar wilayah Puskesmas. Hasil
kegiatan layanan poli gigi selengkapnya disajikan seperti dibawah ini:

1. Kunjungan seluruh kunjungan (baru dan lama ) : 4753


2. Jumlah rata-rata kunjungan perbulan : 3376
3. Jumlah rata – rata kunjungan perhari : 15
4. Kunjungan Peserta JKN : 525
5. Hasil kegiatan pelayanan rujukan tahun 2021 adalah :
a. Rujukan JKN : 20
b. Rujukan umum :0
c. Rujukan Gakin :0

Tabel IV.81 Cakupan Sepuluh Penyakit Terbanyak Pada Layanan


Poli Gigi di Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

No KodePenyakit Penyakit Jumlah

Nekrosis Pulpa (Ganggrena


1 K04.1 Pulpa) 1298

2 K04.7 Abses Periapikal 544

3 K00.63 Persistensi Gigi Sulung 456

4 K05.3 Periodentitis Kronis 410

5 K-3.3 Goyang Fisiologis 392

Akar gigi tertinggal/Ulkus


6 K08.3 dicubitus 320

7 K02.0 Karies email tanpakovitas 304

8 K05.1 Gingivitis 258

9 K07.35 Impoksi M3 138

10 K02.1 Karies Dentis/KariesComesitum 127


Pembinaan kesehatan gigi dilakukan tidak hanya di dalam
gedung tetapi juga dilaksanakan di luar gedung ( Posyandu ). Hasil
kegiatannya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.82 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada


Posyandu di Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 180 90 180 100

2 Kel. empae 117 90 117 100

Jumlah 724 90 724 100

Tabel IV.83 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada Taman


Kanak-Kanak di Wilayah Puskesmas cempae Tahun
2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 160 90 160 100

2 Kel. Bkt indah 390 90 390 100

Jumlah 1190 90 1190 100


Tabel IV.84 Cakupan Cakupan Pembinaan dan Bimbingan
Sikat Gigi Massal Pada SD/MIdi Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 278 90 278 100

2 Kel. Bkt indah 230 90 230 100

Jumlah 778 90 778 100

Tabel IV.85 Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan


Kesehatan Gigi di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 258 25 258 100

2 Kel. Bkt indah 344 25 344 100

Jumlah 1028 25 1028 100

Pembinaan kesehatan gigi sudah dilaksanakan di seluruh Posyandu


dan seluruh desa di wilayah Puskesmas cempae

IV.4.3 Upaya Kesehatan Jiwa


Hasil kegiatannya adalah :

Tabel IV.86 Cakupan Penemuan Kasus Gangguan Jiwa Baru di


Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 8 15 4 50

2 Kel. Bkt indah 7 15 3 42

Jumlah 29 15 10 34.4

125
Tabel IV.87 Cakupan Penanganan Kasus Gangguan Jiwa di
Puskesmas cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an
(%) Abs %

Kel. Wt
1 soreang 48 100 48 100

2 Kel. Bkt indah 66 100 66 100

Jumlah 241 100 241 100

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita gangguan jiwa


adalah upaya promotif, preventif, kuratif termasuk upaya rujukan
penderita. Penemuan kasus gangguan jiwa baru sudah mencapai
target yang ditetapkan demikian juga halnya dengan penanganan
kasus gangguan jiwa yang ada di wilayah Puskesmas cempae.
Penangana kasus gangguan jiwamelibatkan lintassektor seperti
kepolisisan, satpol PP dan Dinas Sosial.

IV.4.4 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan


Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan telah
dilaksanakan di Puskesmas sebagai bagian kegiatan yang terintegrasi
dengan pelayanan pengobatan. Tujuan dari pada kegiatan ini adalah
untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan yang terjadi pada indera
pengelihatan sehingga dapat mencegah terjadinya kebutaan. Hasil
kegiatan upaya kesehatan indera adalah sebagai berikut :
Tabel IV.88 Hasil Kegiatan Penemuan Kasus di Masyarakat
dan Puskesmas Melalui Pemeriksaan Visus di
Puskesmas cempae Tahun 2021

Targe
Cakupan
Sasara t
No Desa / Kelurahan Ket
n (10%
Abs %
)
1 Kel. Wt soreang 561 56 204 31

2 Kel. Bkt indah 444 44 157 30

Jumlah 2113 181 520 25

Penemuan kasus indera pengelihatan di masyarakat wilayah


Puskesmas cempae cukup tinggi. Penanganannya dilakukan sesuai
dengan kemampuan Puskesmas dan untuk kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani di rujuk ke rumah sakit rujukan.

IV.4.5 Farmasi
Farmasi merupakan satu unit penunjang pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Perencanaan dan penggunaan obat
disesuaikan dengan kasus atau penyakit. Berikut 10 besar
pemakaian obat di Puskesmas cempae Tahun 2021, dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel IV.89 Sepuluh Pemakaian Obat Terbanyak di Puskesmas


cempae Tahun 2021

No Nama Obat Jumlah


1 VIT B COMPLEK 40.410 TABLET
2 CTM 4 MG 34.698 TABLET
3 AMOXICILIN 500 MG 33.751 TABLET
4 BESI II SULFAT 50 MG 29.040 TABLET
5 AMLODIPIN 5 MG 27.212 TABLET
6 PARASETAMOL 500 MG 25.451 TABLET
7 TIAMIN 50 MG 24.131 TABLET
8 KAPTOPRIL 25 MG 23.708 TABLET
9 ASAM MEFENAMAT 500 MG 21.056 TABLET
10 NATRIUM DIKLOFENAK 18.035 TABLET

127
IV.4.6 Laboratorium
Laboratorium sederhana juga merupakan satu unit
penunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas selain farmasi.
Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan/sumber
daya yang dimiliki oleh Puskesmas dan sudah cukup banyak
kegiatan pemeriksaan yang bisa dilakukan di Puskesmas. Hasil
kegiatan laboratorium adalah :

Tabel IV.90 Cakupan Pemeriksaan Spesimen Darah, Urine dan


Tinja di Puskesmas cempae Tahun 2021

Pencapaian Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 562 100 622 113

2 Kel. Bkt indah 695 100 782 122

LW 521 - 640 111

Jumlah 2396 100 3436 117


Tabel IV.91 Cakupan Pemeriksaan Spesimen Lain (Genital
Swab, Rectal Swab, dll Selain Darah, Urine dan
Tinja) di Puskesmas cempae Tahun 2021

Pencapaian Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 66 80 72 112

2 Kel. Bkt indah 72 80 78 149

LW 176 80 192 114

Jumlah 439 80 478 116

Tabel IV.92 Cakupan Spesimen Yang Dirujuk di Puskesmas


cempae Tahun 2021

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Wt soreang 51 100 59 100

2 Kel. Bkt indah 41 100 43 106.67

Jumlah 195 100 213 105.95

Cakupan hasil kegiatan laboratorium Puskesmas Tahun 2021 sudah


mencapai target yang ditetapkan, semua kegiatan laboratorium
terintegrasi dengan kegiatan unit layanan lainnya yang membantu
untuk menegakkan diagnosa.

129
IV.4.7 Upaya Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
merupakan salah satu program pengembangan di Puskesmas
cempae Tujuan dikembangkannya program UKS/UKGS adalah
tercapainya derajat kesehatan anak sekolah yang optimal dan juga
dengan lingkungan sekolahnya. Usaha – usaha pembinaan dilakukan
secara berkesinambungan dan diharapkan terbentuk peran serta
aktif dari kader sekolah dalam menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan
kesehatan anak sekolah. Berikut hasil kegiatan upaya UKS/UKGS
sebagai berikut :

Tabel IV.93 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi Pada TK Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun 2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang
2 Kel. Bkt indah
Jumlah

Tabel IV.94Cakupan Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi Massal


pada SD/MI Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae tahun 2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang
2 Kel. Bkt indah
Jumlah

130
Tabel IV.95 Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan
Kesehatan Gigi Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang
2 Kel. Bkt indah
Jumlah

IV.4.8 Perawatan Kesehatan Masyarakat


Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu
upaya pengembangan Puskesmas yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kemandirian keluarga atau
masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan
perawatan atau pembinaan terhadap masalah kesehatan, konseling
dan pemulihan kesehatan.
Cakupan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat Tahun
2021 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.96 Cakupan Keluarga Rawan Yang Dibina


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas Tahun 2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 6 100 6 100
2 Kel. Bkt indah 5 100 5 100
Jumlah 26 100 28 100

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa cakupan


pembinaan keluarga rawan yang dibina secara umum sudah mencapai
target. Beberapa penyakit yang diderita oleh KK binaan dan telah
mendapatkan perawatan adalah Hipertensi, Diabetes Melitus, Tuberculosis,
Post Stroke, gangguan jiwa, Diare, ISPA, Muskuloskeletal, Gizi kurang.
Tindakan yang dilakukan terhadap beberapa permasalahan yang dihadapi
adalah melakukan asuhan keperawatan pada semua keluarga rawan
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel IV.97 Cakupan Kegiatan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga
Rawan Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae
Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasara
et
o Kelurahan n
(%) Abs %

1 Kel. Wt soreang 6 100 6 100

2 Kel. Bkt indah 5 100 5 100

Jumlah 28 100 28 100

Data diatas menunjukkan bahwa asuhan keperawatan sudah dilaksanakan


pada semua keluarga rawan sehingga diharapkan terjadi peningkatan
kualitas hidup.
Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat tidak hanya dilaksanakan
kepada keluarga / KK tetapi juga dilaksanakan terhadap kelompok
masyarakat, hasil kegiatannya sebagai berikut :

Tabel IV.98 Cakupan Pembinaan Panti Asuhan Perdesa/ Kelurahan


di Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 0 100 0 100
2 Kel. Bkt indah 0 100 0 100
Jumlah 0 100 0 100
IV.4.9 Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut merupakan salah satu upaya
kesehatan yang dikembangkan di Puskesmas untuk meningkatkan
semangat hidup dan kesehatan usia lanjut agar mereka tetap
merasa dihargai dan berguna bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat. Disamping itu juga merupakan upaya pencegahan
penyakit maupun komplikasinya yang disebabkan oleh pengaruh
usia dengan pengobatan/pelayanan kesehatan dasar serta
spesialistik melalui sistem rujukan. Hasil kegiatan upaya kesehatan
usia lanjut di Puskesmas cempae tahun 2021 adalah :

Tabel IV.99Cakupan Pembinaan Kelompok Lansia Sesuai Standar


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae Tahun
2021

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Wt soreang 100 100
2 Kel. Bkt indah 100 100

Jumlah 100 100

133
Tabel IV.100 Cakupan Pemantauan Kesehatan Pada Kelompok Lansia
Yang Dibina Sesuai Standar Perdesa/ Kelurahan di
Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasara
et
o Kelurahan n
(%) Abs %

1 Kel. Wt soreang 70 100

2 Kel. Bkt indah 70 100

Jumlah 70 100

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok lansia yang


dibina di wilayah Puskesmas adalah … kelompok (100%). Dari ….kelompok
tersebut merupakan kelompok Posyandu Lansia di empat desa/kelurahan.
Usia Lanjut pada kelompok tersebut diberikan pelayanan kesehatan secara
berkala dan sudah mencapai target yang ditetapkan (70 %). Pelayanan
kesehatan terus dilakukan di Posyandu dan juga di Puskesmas untuk
meningkatkan derajat kesehatan kelompok lansia.

IV.4.10 pemeriksaan IMS

134
Tabel IV.101 Cakupan Penanganan Penderita IMS TPuskesmas
cempae Tahun 2020

Pengob
N Desa/Kelurah Jml Kunjungan dan atan Cak
o an Penemuan Penderita Penderi (%)
ta

1 Kel. Wt soreang

2 Kel. Bkt indah

5 Luar Wilayah

Jumlah

Tabel IV.102 Cakupan Penanganan Kasus IMS Yang


Ditemukan di Klinik IMS Tunjung Biru Puskesmas
cempae Tahun 2021

Kasus
N Desa/Kelurah Cakupa
Jml Kasus Ditangan Ket
o an n (%)
i

1 Kel. Wt soreang

2 Kel. Bkt indah

5 Luar Wilayah

Jumlah

135
Data diatas menunjukkan bahwa tidak semua klien yang berkunjung ke
puskesmas merupakan penderita IMS karena klien WPS ( Wanita Pekerja
Seksual ) harus rutin melakukan screening kesehatan, ada ataupun tidak
keluhan untuk tindakan pencegahan penularan kepada kliennya. Banyak
jenis kasus ditemukan di layanan Klinik Infeksi Menular Seksual Tunjung
Biru Puskesmas cempae, yang memerlukan penanganan spesifik sesuai
standar. Penemuan kasus pada tahun 2021 lebih banyak pada wanita,
meskipun kasus IMS pada wanita jarang menimbulkan keluhan namun
wanita memiliki perhatian yang lebih serius terhadap penyakitnya. Berikut
disajikan kasus – kasus IMS yang ditemukan pada tahun 2021

Tabel IV.103 Cakupan Jenis Kasus yang Ditemukan di


Klinik IMS, Puskesmas cempae,
Tahun 2021

Jenis Kelamin
No Kasus Jumlah
L P

1 Servisitis 0 50 50

2 Uretritis 11 0 11

3 Trichomoniasis 0 0 0

4 Bartholinitis 0 0 0

5 Candidiasis 0 168 168

6 Condiloma Accuminata 0 13 13

7 Bakterial Vaginosis 0 156 156

8 Sipilis 0 1 1

9 Proctitis 0 0 0

10 Herpes 0 1 1

11 Ulkus Mole 0 0 0

12 LGV 0 0 0

13 DTV 0 0 0

14 DTU 0 0 0

Jumlah 11 389 400

136
Data diatas menunjukkan bahwa kunjungan klien ke puskesmas cukup
tinggi dengan kasus tertinggi adalah servisitis. Penyuluhan IMS dan
sosialisasi keberadaan serta kegiatan klinik harus terus dilaksanakan
secara berkesinambungan agar lebih banyak klien yang dapat dijangkau.
Disamping itu harapan kedepan masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan terutama pada organ genital/alat reproduksi dapat memilih
tempat yang tepat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga
penatalaksanaan IMS dapat dilakukan dengan standar dan penyebaran
kasus IMS/angka kesakitan IMS dapat diturunkan.

IV.4.11 PEMERIKSAAN HIV

untuk mendekatkan pelayanan VCT kepada masyarakat dan


menurunkan kasus HIV/AIDS di masyarakat. Kegiatan meliputi : konseling
pre dan post test, testing serta rujukan kasus ke unit layanan lainnya
untuk penanganan lebih lanjut tetapi juga dilakukan penyuluhan/promosi
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat
menghindari perilaku beresiko tertular HIV. Hasil kegiatan tahun 2021
adalah sebagai berikut :

37
Kegiatan
Tabel IV.104 Hasil Pemeriksaan
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Jml Reaktif
Desa/Kelurah
No Kunjungan VCT Lengkap Ket
an Abs %
VCT/PITC
1 Kel. Wt soreang 122 122 0 0
2 Kel. Bkt indah 205 205 5 2.4

Luar Wilayah 997 997 23 2.3


Jumlah 1392 1392 34 2.4

Tabel IV.105 Hasil Kegiatan pemeriksaan HIV Berdasarkan Katagori


Klien di Puskesmas cempae Tahun 2021

Katagori
VCT PS tdk Waria
Bulan
Lengka WPS Umum Bumil TB lgsg /Gay
p/PITC (Cafe)
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des

Jml

Data diatas menunjukkan bahwa jumlah klien terbanyak yang dikonseling di


berasal dari kelompok umum disamping wanita pekerja seksual.. Hal ini
menunjukan sudah mulai meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penularan penyakit
menular. Kunjungan yang banyak terjadi juga pada kelompok WPS. Pada
kelompok ini merupakan kelompok resiko tinggi yang perlu mendapat
perhatian serius mengingat penularan kasus HIV tertinggi terjadi melalui
transmisi seksual. Kelompok Ibu Hamil menempati urutan kedua karena
Puskesmas cempae melakukan kegiatan PMTCT (Prevention Mother To Child
Transmition) yang bertujuan untuk mencegah penularan HIV/AIDS dari ibu
kepada bayinya. Disamping itu dilakukan pula kegiatan kolaborasi TB-HIV,
dimana pasien TB di sarankan untuk melakukan pemeriksaan HIV untuk
mengetahui factor resiko lain dari penyakit tuberculosis yang dideritanya
sehingga penanganan dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.

Tabel IV.106 Cakupan Penemuan Odha Berdasarkan Katagori Klien


di Puskesmas cempae Tahun 2021

PS Waria
tdk /Gay
Bulan Reaktif WPS Umum Bumil TB
lgsg
(Cafe)
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jml

Kasus HIV tertinggi ditemukan pada kelompok resiko tinggi ( WPS )


daripada kelompok lainnya.

Klien yang positif HIV telah ditindaklanjuti dengan merujuk klien ke unit
pelayanan CST baik pada lembaga swadaya masyarakat ataupun rumah

139
sakit untuk mendapatkan penanganan secara komprehensif karena
Puskesmas memiliki layanan CST pada tahun 2021

IV.4.12 Upaya Kesehatan Kerja

Upaya ini dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota Parepare


sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan
bagi masyarakat pekerja baik di perusahan formal ataupun usaha informal
dengan membentuk pos-pos UKK ( Pos Upaya Kesehatan Kerja ).

Puskesmas cempae sudah membentuk pos UKK pada kelompok usaha


informal yaitu pada kelompok Petani Subak Intaran Barat dan Timur Desa
Sanur Kauh dan kegiatannya baru terbatas pada sosialisasi tentang
kesehatan reproduksi dan kesehatan kerja secara umum serta melakukan
pengecekan kesehatan pada anggota kelompok 2 kali setahun. Selama
tahun 2021 Puskesmas melaksanakan Pembinaan K3 ( Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) di 3 ( tiga ) lokasi tempat kerja yaitu ….. di Kelurahan
….. dan ……. di Kelurahan ……..

IV.4.13 Pengobatan Tradisional

Obat tradisional merupakan salah satu alternatif pengobatan yang


masih banyak dipergunakan oleh masyarakat. Pengembangan tanaman
obat keluarga ( toga ) juga semakin marak di masyarakat. Oleh karena itu
penggunaannya perlu mendapatkan pengawasan agar tidak keluar dari
aturan kesehatan. Hasil kegiatan bina pengobatan tradisional adalah :

140
Tabel IV.107 Cakupan Kegiatan Pembinaan dan Pemanfaatan Toga
Pada Sasaran Masyarakat di Wilayah Puskesmas cempae
tahun 2021

Pembinaan Pemanfaatan
N
Desa / Kelurahan Sasaran Pencapaian Pencapaian
o Target
(%) Abs % Abs %

1 Kel. Wt soreang

2 Kel. cempae

Jumlah

Tabel IV.108 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional Yang


Menggunakan Tanaman Obat di Wilayah Puskesmas
cempae Tahun 2021

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasara
et
o Kelurahan n
(%) Abs %

1 Kel. Wt soreang 0 100 0 100

2 Kel. Bkt indah 3 100 3 100

Jumlah 4 100 4 100


Tabel IV.109 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional Dengan
Keterampilan di Wilayah Puskesmascempae Tahun 2021

Targ Pencapaian Ket


N Desa / Sasara
et
o Kelurahan n
(%) Abs %

1 2 100 2 100

2 4 100 4 100

Jumlah 10 100 10 100

Tabel IV.110 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional


Lainnya di Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Targ Pencapaian Ket


N Desa / Sasara
et
o Kelurahan n
(%) Abs %

1 Kel. Wt soreang 6 100 6 100

2 Kel. Bkt indah 6 100 6 100

Jumlah 24 100 24 100

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan dan


pemanfaatan tanaman obat keluarga di wilayah Puskesmas cempae
semuanya sudah mencapai target yang ditetapkan tetapi untuk

142
hasil kegiatan pembinaan pengobat tradisional sudah dapat terlaksana
dengan cukup baik, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

IV.4.14 Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis


masyarakat yang mempunyai peranan cukup penting dalam membantu
mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Posyandu
merupakan wadah dimana program-program kesehatan dapat dengan
lebih mudah diterapkan di masyarakat, oleh karena itu tingkat
perkembangan posyandu sangat penting untuk dipantau .

Tabel IV.111 Tingkat Perkembangan Posyandu Perdesa /


Kelurahan di Wilayah Puskesmas cempae Tahun 2021

Desa/Kelurahan

Wt
sorea Bkt
No Katagori ng indah Jml Prosentase

1 Pratama

2 Madya

3 Purnama

4 Mandiri

Jumlah

Tingkat perkembangan Posyandu di wilayah Puskesmas cempae sudah


cukup baik dan tetap perlu terus dimotivasi agar dapat meningkatkan diri
menjadi Posyandu Mandiri.

143
2.5 PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN
PUSKESMAS

2.5.1 Peluang
1. Komitmen pemerintah baik pusat dan daerah serta legislatif dalam bidang
kesehatan semakin baik
2. Sarana dan prasarana kesehatan mencukupi secara kualitas dan kuantitas
3. Tersedia standar operational prosedur (SOP)
4. Kemudahan akses komunikasi, informasi dan teknologi
5. Letak yang strategis sehingga akses masyarakat ke sarana kesehatan
semakin mudah
6. Kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat terjalin cukup baik
7. Tersedianya peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan
standar pelayanan minimal bidang kesehatan sebagai pedoman dalam
pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan
8. Sebagian besar tenaga sudah memenuhi kualifikasi minimal pendidikan
yang dipersyaratkan
9. Ketersediaan obat dan peralatan kesehatan cukup
10. Kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan dengan
berbagai pihak termasuk swasta dan LSM sangat terbuka
11. Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan masih tinggi
12. Perekonomian masyarakat Denpasar relative baik
13. Tingkat pendidikan masyarakat cukup tinggi dilihat dari rata-rata lama
sekolah yang sudah mencapai 10,96 tahun sehingga memudahkan
sosialisasi program-program kesehatan

2.5.2 Tantangan

1. Mobilisasi dan urbanisasi penduduk yang sangat tinggi

2. Laju pertumbuhan penduduk Kota Parepare khususnya wilayah Puskesmas


cempae yang cukup tinggi

3. Sosial ekonomi masyarakat Kota Parepare yang cukup baik menyebabkan


meningkatnya biaya hidup dan biaya kesehatan

4. Tuntuan pelayanan kesehatan yang bermutu

1
5. Upaya pencapaian target SDGs

6. Sistem informasi kesehatan belum terintegrasi secara baik dan data yang
ada masih perlu ditingkatkan kualitasnya

7. Kapasitas, komitmen dan profesionalisme sumberdaya kesehatan masih perlu


ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya

2
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

BAB POKOK DAN FUNGSI

III
3.1.1.1 Identifikasi Permasalahan Dalam Pelayanan
Puskesmas cempae

Berikut adalah analisis sebab akibat dari permasalahan yang dihadapi oleh
Puskesmas :

Tabel 3.18 Perumusan Analisis Sebab Akibat Permasalahan yang


Dihadapi Puskesmas cempae Tahun 2021

N Masalah Akibat Masalah


Masalah Pokok
o Utama masalah spesifik
1 Belum Tidak ada, Sasaran dan Target -
tercapainya karena perlu ditinjau ulang
target perkembangan
Posyandu posyandu
Madya sudah kearah
yang lebih baik
2 Pelayanan dan kesehatan bumil tidak selalu kurang sadarnya
atau rujukan bumil kurang memeriksakan bumil akan
terpantau kesehatan nya ke pentingnya
bumil/komplik
puskesmas pemeriksaan
asi rutin ke fasilitas
kesehatan
3 Akseptor aktif Akseptor lebih 1. Banyaknya pilihan Kurangnya
MKJP tidak memilih alkon pengetahuan
mencapai kontrasepsi 2. Kurangnya tentang alkon
target yang pengetahuan membuat
menggunakan masyarakat tentang mereka tidak
hormonal alkon mampu untuk
sehingga dapat memilih metode
timbul berbagai kontrasepsi yang
permasalahan efektif dan
baru adanya persepsi
yang salah
tentang alkon
4 Cakupan bayi Bayi rentan 1.kesibukan ibu Kurangnya
berumur 0- terserang menyusui yang pengetahuan
6bln yang penyakit sambil bekerja orang tua akan
mendapat Asi 2.banyak produk manfaat Asi
Eksklusif pengganti Asi yang
rendah beredar di pasaran

5 Persentase ibu Pemulihan Terbatasnya Dana Kurangnya


hamil dengan Bumil KEK Bantuan dari dinas koordinasi
Kurang terkait dengan dinas
kurang energi
maksimal terkait
kronik ( KEK )
mendapat
makanan
tambahan

3
(PMT)

6 Persentase Kurang Beban kerja petugas Kurangnya SDM


balita gizi lebih terpantaunya sangat banyak
tumbuh sehingga kegiatan
kembang balita luar gedung kurang
terlaksana maksimal

7 Penemuan 1. Meningkatka 1. Pengetahuan 1. Kurangnya


Penderita TB n keparahan masyarakat / penyuluhan
baru ( DOTS) penyakit penderita yang 2. Kurangnya
BTA Positif 2. Menularkan kurang terhadap konseling
tidak mencapai kasus TB di penyakit TB 3. Jejaring
target masyarakat 2. Timbulnya rasa dengan rumah
frustasi krn harus sakit atau
minum obat dalam dokter praktek
jangka waktu yang swasta belum
lama terbentuk
8 Masih Menurunnya 1. Kegiatan PSN belum 1. Masyarakat
Tingginya derajat maksimal belum sadar
kasus DBD kesehatan 2. Mobilitas penduduk untuk
masyarakat yang tinggi melakukan
karena DBD 3. Padatnya tindakan
dapat pemukiman/ pencegahan
menyebabkan penduduk thd DBD
kematian 4. Kondisi geografis 2. Masyarakat
yang sangat kurang
mendukung memperhatika
pertumbuhan dan n hygiene
perkembangan sanitasi
nyamuk. lingkungan
5. Kurangnya
monitoring dan
evaluasi
9 Penemuan Meningkatkan 1. Penemuan kasus 1. Jejaring
pneumonia angka pneumonia berat di dengan rumah
dan kematian balita Puskesmas sangat sakit atau
pneumonia karena terbatas dokter praktek
berat di pneumonia 2. Tingginya mobilitas swasta belum
masyarakat penduduk terbentuk
dan 3. Penderita langsung 2. Kurangnya
Puskesmas ke RS atau dokter penyuluhan
tidak mencapai praktek swasta langsung ke
target masyarakat
10 Penemuan Meningkatkan 1. Penemuan kasus 1. Jejaring
kasus diare angka kasus diare di Puskesmas dengan rumah
diPuskesmas kesakitan diare sangat terbatas sakit atau
dan kader 2. Tingginya mobilitas dokter praktek
tidak mencapai penduduk swasta belum
target 3. Masih adanya terbentuk
anggapan di 2. Kurangnya
masyarakat bahwa penyuluhan
diare adalah langsung ke
penyakit biasa dan masyarakat
tidak berbahaya
4. Penderita langsung
ke RS atau dokter
praktek swasta
3.3 Prioritas Masalah

4
Menimbang hubungan sebab akibat serta melihat beberapa kekuatan,
kelemahan secara internal dan peluang serta ancaman dari faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan diatas dan
kesepakatan dari tim perencanaan Puskesmas maka prioritas masalah
pelayanan kesehatan dapat ditentukan sebagai berikut :

1. Tingginya kasus DBD


2. Penemuan pneumonia dan pneumonia berat di masyarakat dan
Puskesmas tidak mencapai target
3. Penemuan Penderita TB baru ( DOTS) BTA Positif tidak mencapai target
4. Cakupan Asi Eklusif tidak mencapai target
5. Akseptor aktif MKJP tidak mencapai target
6. Pelayanan dan atau rujukan bumil / komplikasi tidak mencapai target
7. Belum tercapainya target posyandu Madya
8. Presentase Bumil KEK mendapat makanan tambahan ( PMT ) tidak
tercapai
9. Cakupan Persentase Balita Gizi lebih tidak tercapai
10.Penemuan kasus diare di Puskesmas dan kader tidak mencapai target.

3.7 Rencana Tindak Lanjut

Tabel 3.19 Perumusan Rencana Tindak Lanjut Terhadap


Permasalahan yang Dihadapi oleh Puskesmas
cempae Tahun 2021

No Masalah Rencana Tindak Lanjut


1 Tingginya kasus DBD 1. Meningkatkan penyuluhan DBD di 35
Posyandu dengan sasaran ibu-ibu PKK
karena mereka mempunyai peranan
yang penting di dalam rumah tangga
terutama dalam menjaga kebersihan
lingkungan
2. Meningkatkan kegiatan PSN melalui
peningkatan peran serta masyarakat
Banjar/Kader Jumnatik dan PJB –AS
3. meningkat kerjasama lintas sektor
dengan pihak desa/kelurahan
4. Meningkatkan monitoring dan evaluasi
kegiatan
5. Membentuk kader jumantik mandiri
dimana satu KK dibentuk satu kader
jumantik
6. Membentuk dan melatihkader jumantik
di setiap sekolah

5
2 Penemuan pneumonia dan 1. Meningkatkan care sicking ISPA,
pneumonia berat di pengamatan kasus
masyarakat dan Puskesmas 2. Meningkatkan penyuluhan ISPA di
masyarakat
tidak mencapai target
3. Koordinasi lintas program dan sektor

3 Tidak tercapainya Penemuan Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat


Penderita TB baru ( DOTS) tentang TB dan menghimbau masyarakat
BTA Positif agar segera memeriksakan diri
kepuskesmas apabila ada gejala TB.
4 Cakupan Asi Eklusif tidak Meningkatkan penyuluhan tentang
mencapai target manfaat Asi

5 Akseptor MKJP aktif tidak Meningkatkan penyuluhan dan konseling


mencapai target KB terutama MKJP
6 Pelayanan dan atau rujukan Tidak semua Bumil rutin memeriksakan
bumil / komplikasi tidak kesehatannya ke Puskesmas
mencapai target

7 Belum tercapainya target 1. Tidak tercapainya cakupan / jumlah


posyandu Madya posyandu madya karena posyandu
madya yang ada sudah banyak naik
tingkat ke posyandu purnama,
sedangkan posyandu pratama sudah
tidak ada.
2. Target kinerja program perlu di tinjau
ulang.

8 Presentase Bumil KEK Meningkatkan koordinasi dan komunikasi


mendapat makanan berupa laporan data sehingga semua bumil
tambahan ( PMT ) tidak KEK yang terdata mendapatkan bantuan
tercapai PMT

9 Cakupan Persentase Balita 1. Mengatur kembali jadwal kegiatan


Gizi lebih tidak tercapai sehingga semua program kegiatan
dapat terlaksana
2. Mengajukan penambahan SDM ke dinas
terkait
10 Penemuan kasus diare di 1. Meningkatkan penyuluhan pada
Puskesmas dan kader tidak masyarakat tentang diare dan
mencapai target menghimbau masyarakat agar segera
memeriksakan diri kepuskesmas apabila
ada gejala Diare.
2. Meningkat kerjasam lintas program dan
lintas sektor
3.2 Telaah Visi Misi, dan Program Puskesmas cempae

Visi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah ”


…………………………………………………………………………….”.

Misi adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencapai visi yang sudah
ditetapkan. Adapun Misi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

1. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan
bertanggung jawab sesuai standar mutu.
3. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yg dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat
4. Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar terwujud
masyarakat mandiri

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas cempae menetapkan


Kebijakan Mutu sebagai berikut :

1. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat .


2. Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan sesuai
standar.
3. Meningkatkan kompetensi petugas.
4. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Akreditasi

Kebijakan Mutu tersebut ditunjang dengan komitmen penuh dari seluruh


jajaran dan melakukan peningkatan berkesinambungan di semua bidang.

Visi, Misi dan Kebijakan Mutu yang telah ditetapkan diharapkan mampu
untuk memenuhi tujuan dari pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas,
seperti motto yang ditetapkan sebagai berikut :

MOTTO ” KEPUASAN ANDA ADALAH KEPUASAN KAMI ”


7
Untuk mencapai tujuan tersebut diterapkan Tata Nilai sebagai berikut :

TATA NILAI ” CERMAT ”

C ekatan : Cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kesehatan.

E mpati : Petugas bisa merasakan permasalahan kesehatan


masyarakat.

R amah : Pelayanan Menerapkan Sistem 3S (Senyum, Salam, Sapa).

M udah : Pelayanan yg Mudah di akses.

A dil : Pelayanan Sesuai standar, terukur dan bertanggungjawab.

T erjangkau : Pelayanan Dengan Biaya Terjangkau.

Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi tersebut sangat diperlukan


adanya program dan kegiatan yang mendukung visi misi tersebut. Agar
program dan kegiatan tersebut bisa terlaksana secara optimal perlu adanya
data atau gambaran kesehatan Puskesmas cempae dengan harapan adanya
perbaikan derajat kesehatan. Data – data atau gambaran tersebut akan
dituangkan dalam profil kesehatan yang menjadi acuan dalam melaksanakan
program dan kegiatan selanjutnya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 17
ayat 1 menyebutkan pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pada pasal 168 menyebutkan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan
yang efektif dan efesien memerlukan informasi kesehatan yang dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan


indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan yang
terdiri dari 18 indikator pelayanan dibidang kesehatan. Salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk menggambarkan hasil atau pencapain program
di bidang kesehatan adalah profil kesehatan. Profil kesehatan pada intinya
berisi berbagai data atau informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian
program pembangunan di bidang kesehatan di tingkat
Puskesmas. Disamping itu profil juga bermanfaat untuk perencanaan
pembangunan kesehatan di tingkat Puskesmas. Oleh karena itu data dan
informasi yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan dalam mengembil
keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di Puskesmas.

3.3. Telaah Renstra Kementrian Kesehatan dan Renstra Dinas


Kesehatan Kota Parepare

3.3.1 Renstra Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan menyusun Renstra mengacu pada Visi, Misi


dan Nawacita Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun …….. Pembangunan kesehatan pada periode ……. adalah
Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan tiga pilar utama


yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
dan preventif dan pemberdayaan masyarakat. Pilar penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi system rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis resiko kesehatan. Pilar Jaminan Kesehatan dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali
biaya.

Terdapat dua tujuan Kementrian Kesehatan pada tahun ……. yaitu:


meningkatnya status kesehatan masyarakat dan meningkatnya

.
9
daya tanggap dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan
financial di bidang kesehatan. Indikator kinerja utama Kementrian
Kesehatan RI adalah: 1) AKI, 2) AKB, 3) AKABA, 4) Persentase bumil
KEK, 5) Persentase balita malnutrisi dan gizi kurang, 6) Angka kematian
penyakit menular, 7) Persentase puskesmas yang malaksanakan deteksi
dini factor risiko PTM dan 8) persentase fasilitas kesehatan yang memiliki
standar pelayanan (akreditasi).

Arah kebijakan dan Strategi Kementrian Kesehatan didasarkan pada


arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam
RPJMN ……... Arah kebijakan kementrn kesehatan mengacu pada 3 hal
penting yaitu:

2. Penguatan pelayanan kesehatan Primer, dengan fokus pada lima hal


yaitu peningkatan SDM, peningkatan kemampuan teknis dan
manajemen puskesmas, peningkatan pembiayaan, peningkatan system
informasi puskesmas (SIP) dan pelaksanaan akreditasi puskesmas

3. Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (Continium Of Care),


pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan
kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.

4. Intervensi berbasis risiko kesehatan, program-program khusus untuk


menangani permasalahan kesehatan pada bayi, balita dan lansia, ibu
hamil, pengungsi dan keluarga miskin, kelompok-kelompok berisiko,
serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan
daerah bermasalah kesehatan

Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan:


1) Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih

2) Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur kementrian


kesehatan

3) Meningkatkan system informasi kesehatan integrasi

4) Meningkatkan sinergitas antar kementrian/lembaga

5) Meningkatkan daya guna kemitraan (dalam dan luar negeri)

6) Meningkatkan integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan


pemantauan evaluasi

7) Meningkatkan efektifitas penelitian dan pengambangan kesehatan

8) Meningkatkan kesehatan masyarakat

9) Meningkatnya pengendalian penyakit

10) Meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan

11) Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan


alat kesehatan

12) Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga


kesehatan

13) Meningkatnya sinergitas antar kementrian /lembaga

14) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negari

15) Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan


pemantauan evaluasi

16) Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan kesehatan

17) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih

18) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementrian


Kesehatan

19) Meningkatnya system informasi kesehatan integrasi


3.3.2 Renstra Dinas Kesehatan Kota parepare

Visi Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2018-2023


adalah:”…………………………………………………”. Visi Pemerintah Kota

Denpasar yang menekankan wawasan budaya sesuai dengan visi RPJMPD


Kota parepare hingga tahun 2023 sebagaimana dituangkan dalam Perda
Kota Parepare No. …….. Tahun ……. yaitu ”……………………………………”

Sesuai dengan arah kebijakan RPJPD yang mengisyaratkan fokus


RPJMD periode 2018-2023 adalah peningkatan sumber daya manusia dan
peningkatan daya saing daerah maka disusun misi antara lain:

1.2.1 ………………………………..

1.2.2 …………………………………

1.2.3 ……………………………..

1.2.4 ………………………………………

1.2.5 ……………………………………

Strategi pembangunan daerah Kota parepare Mengacu pada


pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Strategi pembangunan ini
dijalankan dengan “……………………….r” / delapan dimensi pembangunan,
yang selanjutnya dijabarkan menjadi tiga puluh tiga agenda
pembangunan Parepare yang menjadi dasar dalam penyusunan Renstra
Dinas Kesehatan Kota Parepare. Terutama pada misi ke tiga yaitu
Peningkatan pelayanan public melalui tata kelola pemerintahan yang baik
(good govermance) berdasarkan penegakan supremasi hukum (low
enforcement), sesuai dengan

12
Padmaksara ke enam yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Welfare society) menuju kebahagiaan, dan Program ke lima belas yaitu
meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan budaya dan program ke dua
puluh yaitu mewujudkan pelayanan prima berdasarkan sewaka darma.

Kebijakan pelayanan dasar bidang kesehatan dan kesejahteraan


sosial Pemerintah Kota Parepare adalah:

1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling


mendukung dengan pendekatan paradigm sehat, yang memberikan
prioritas pada upaya promotif dan preventif dengan tidak
meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif

2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan


kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara
berkelanjutan dan sarana prasarana kesehatan

3. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia untuk menjaga


harkat dan martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya

4. Meningkatkan upaya pencegahan dan rehabilitasi bagi korban


bencana alam dan para tuna sosial lainnya

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang wilayah dan kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Sebagai Faktor
Hasil KLHS
Permasalahan Pelayanan Penghambat Pendorong
No terkait
PD
Tugas dan Fungsi PD

13
1 Ketersediaan Tenaga medis di Pembiayaan Jaminan Kesehatan
pelayanan puskesmas pembantu
kesehatan masih kurang, fasilitas
masih kurang. kesehatan puskesmas Jaminan
belum lengkap.
Kesehatan
Nasional, Sistem
Informasi
Kesehatan online.

2 Penanggulangan kasus Sulitnya pendataan dan Pemahaman Perda tentang


HIV/AIDS yang pendeteksian, pendanaan masyarakat penanggulangan
belum optimal. (biaya pencegahan dan tentang HIV/AIDS
perawatan mahal). dampak dari
HIV/AIDS masih
rendah.

3 Insinerator di Keterbatasan alokasi Harga Tuntutan


puskesmas tidak dana. insenerator masyarakat akan
ada mahal, gas lingkungan hidup
beracun sebagai yang lebih sehat.
efek
samping.

4 Peningkatan derajat Distribusi air bersih tidak Penduduk Teknologi


kesehatan merata, bertambah pengolahan dan
masyarakat melalui ketidakseimbangan namun sumber distribusi air bersih
penyediaan suplai dengan daya air tetap, semakin maju.
prasarana dan sarana permintaan. ekonomi
air minum/air bersih membaik
di perkotaan dan meningkatkan
pedesaan. pemakaian.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Mengacu kepada isu strategis Dinas Kesehatan Kota Parepare,


maka ditentukan isu strategis sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di Puskesmas dan Dinas


kesehatan
2. Peningkatan kualitas data kesehatan melalui sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi
3. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

4. Peningkatan ketersediaan keterjangkauan pemerataan dan kualitas


farmasi dan alkes

5. Peningkatan Pengawasan obat dan makanan

6. Peningkatan jumlah puskesmas agar terjadi rasio ideal antara


sarana dengan jumlah penduduk

7. Peningkatan status gizi

8. Peningkatan status kesehatan pada setiap kelompok usia

9. Angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian


balita

10. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

11. Pengembangan dan peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan

12. Masih tingginya angka kejadian penyakit menular seperti DBD,


HIV, dan TBC
13. Mulai meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti
Diabetes, Kanker, Tekanan darah tinggi dan jantung
14. Pencapaian standar minimal di bidang kesehatan

15
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN

BAB KEBIJAKAN

IV
4.1 VISI
Visi Puskesmas cempae adalah ” …………………………………… ”.

Yaitu suatu komitmen puskesmas cempae untuk menciptakan kondisi


masyarakat yang sehat dan gambaran masyarakat di wilayah Puskesmas di
masa depan yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga mampu meningkatkan kualitas
dirinya, menjaga keseimbangan hubungan
dengan lingkungan hidupnya serta menciptakan kedamaian dan
kesejahteraan lahir dan bathin.

4.2 MISI

Misi adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencapai visi yang sudah
ditetapkan. Adapun Misi Puskesmas cempae adalah :

3. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan
bertanggung jawab sesuai standar mutu.
5. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yg dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat
6. Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar terwujud
masyarakat mandiri
4.3 TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan Visi dan Misi Puskesmas cempae tahun 2021-2022 serta


memperhatikan Renstra Dinas Kesehatan Kota Parepare, agenda
pembangunan Nasional, Provinsi Sulaesi Selatan maka disusun tujuan dan
sasaran pembangunan untuk lima tahun mendatang yang dirumuskan
berdasarkan analisis isu- isu strategis Dinas Kesehatan Kota Parepare
selama lima tahun kedepan.
1.3.1 Tujuan:
4.3.1.1 Meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya kesehatan
dengan indikator tujuan:
1) Terwujudnya pengadaan, peningkatan, pemeliharaan sarana dan
prasarana di dinas, puskesmas dan jaringannya
2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
3) Peningkatan kualitas data kesehatan melalui system informasi
kesehatan yang terintegrasi

1.3.1.2 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan indikator


tujuan:

1) 100% Puskesmas terakreditasi pada 2021


2) Persentase ketersediaan obat di puskesmas 95% pada tahun 2021
3) Penggunaan obat rasional (POR) 100% di Puskesmas
4) 100% Penduduk miskin terlayani
5) Persentase kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) 100%
pada tahun 2021

1.3.1.3 Meningkatkan status kesehatan ibu anak dan lansia dengan


indikator tujuan:
1) Menurunkan angka kematian ibu menjadi 90 per 100.000 KH pada
tahun 2021
2) Menurunkan angka kematian bayi menjadi 8 per 1000 KH

17
3) Menurunkan persentase bayi BBLR menjadi < 5 % pada 2021
4) Meningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan 100% pada 2021
5) Persentase KB Aktif 70% pada 2021
6) Persentase usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar 100% pada 2021

1.3.1.4 Meningkatnya status gizi masyarakat dengan indikator tujuan:


4) 100% balita gizi buruk mendapatkan perawatan
5) Menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk menjadi
4% pada 2021
6) 99% Bumil KEK memperoleh tablet tambah darah
7) Persentase Bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI Eklusif

4.3.1.5 Meningkatkan promosi kesehatan dan peran serta masyarakat


dalam pembangunan kesehatan dengan indikator tujuan:
1) Meningkatnya posyandu aktif menjadi 75% pada 2021
2) Meningkatnya promosi kesehatan di satuan pendidikan dasar,
puskesmas dan pustu menjadi 100% pada 2021
3) Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS menjadi 85%
pada 2021
4) Persentase siswa SD dan remaja (15-19 tahun) mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar

4.3.1.6 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit


menular dan tidak menular dengan indikator tujuan:
1) Menurunkan IR penyakit DBD menjadi 195/100.000 penduduk
2) Menurunkan prevalensi HIV/AIDS menjadi < 0,5% Meningkatnya
kewaspadaan dan penanggulangan wabah
3) Meningkatnya bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap 100%
pada 2021
4) Persentase Usia 20 – 59 Tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar

18
4.3.1.7 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat, dengan indikator tujuan:
1) Persentase desa/kelurahan STBM 80% pada 2020
2) Meningkatnya akses masyarakat terhapat sanitasi dasar sebesar
75% pada 2021
3) Persentase tempat pengolahan makanan memenuhi syarat
kesehatan (45%)
4) Persentase desa/kelurahan menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat

4.3.2 Sasaran Strategis


Sasaran Strategis Puskesmas II Denpasar Selatan adalah:
4.3.2.1 Pengadaan, peningkatan, pemeliharaan sarana dan prasana di
puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Penyediaan jasa komunisasi, sumberdaya air, listrik dan alat tulis
kantor
2) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, kendaraan dinas dan
perlengkapan gedung kantor
3) Terpenuhinya sarana dan prasarana puskesmas

4.3.2.2 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya Petugas


Puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Pelaksanaan kursus singkat/ pelatihan
2) Persentase terpenuhinya usulan tenaga medis dan paramedis
3) Persentase penyelesaian dokumen perencanaan pelaporan dan
evaluasi tepat waktu.

4.3.2.3 Persentase ketersediaan obat dan alkes di puskesmas. Indikator


sasaran yang ditetapkan untuk mengukur capaian sasaran strategis ini
adalah:
1) Persentase ketersediaan obat di puskesmas

19
2) Terpenuhinya kebutuhan alat–alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas
3) Persentase penggunaan obat rasional di puskesmas

4.3.2.5 Pelayanan kesehatan penduduk miskin dengan indikator sasaran:


1) Terlayaninya penduduk miskin melalui JKN
2) Persentase penduduk dengan gangguan jiwa dirujuk

4.3.2.6 Persentase peserta BPJS yang terlayani di fasilitas kesehatan


tingkat pertama/puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Persentase peserta BPJS yang terlayani di fasilitas kesehatan
tingkat pertama/puskesmas
2) Persentase kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

4.3.2.7 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu,


bayi, anak, remaja dan lansia. Indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur capaian sassaran strategis ini adalah:
1) Persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil
2) Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan K1
3) Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan K4
4) Persentase puskesmas melakukan orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
5) Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar
6) Persentase ibu bersalin dan nifas mendapatkan pelayanan
7) Persalinan dan nifas sesuai standar di puskesmas dan jaringannya
8) Cakupan ibu hamil dengan komplikasi tertangani
9) Persentase persalinan di fasilitas kesehatan
10) Cakupan pelayanan ibu nifas (KF1)
11) Cakupan pelayanan ibu nifas ketiga (KF3)
12) Menurunkan angka kematian ibu melahirkan

20
13) Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
14) Persentase bayi dengan BBLR
15) Cakupan kunjungan neonates pertama kali (KN1)
16) Cakupan kunjungan neonates lengkap (KN3)
17) Cakupan kunjungan neonatal dengan komplikasi ditangani
18) Cakupan pelayanan bayi
19) Menurunkan angka kematian bayi
20) Persentase KB aktif
21) Cakupan pelayanan balita
22) Persentase usia balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
23) cakupan kunjungan balita
24) Persentase anak balita di stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK)
25) Menurunkan angka kematian balita
26) Persentase lansia memperoleh pelayanan kesehatan
27) Persentase usia 60 tahun keatas memdapatkan skrining kesehatan
sesuai standar

4.3.2.8 Meningkatnya status gizi bayi, balita dan ibu hamil (bumil)
dengan indikator sasaran:
1) Cakupan gizi buruk mendapat perawatan
2) Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang
3) Persentase bumil mendapatkan tablet tambah darah
4) Persentase bumil dengan kurang energy kronik mendapat makanan
tambahan
5) Persentase balita kurus mendapatkan makanan tambahan
6) Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif
7) Persentase balita usia 6-59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A
8) Persentase bayi baru lahir mendapatkan inisiasi menyusu dini (IMD)
9) Persentase puskesmas melaksanakan surveylans gizi

10) Persentase balita ditimbang berat badannya di posyandu


4.3.2.9 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan
dengan indikator:
1) Persentase pengobat tradisional memenuhi syarat
2) Persentase desa/kelurahan TOGA memenuhi syarat
3) Persentase desa siaga aktif
4) Persentase posyandu aktif

4.3.2.10 Meningkatnya upaya promosi kesehatan di tingkat pendidikan


dasar dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan indikator
kinerja:
1) Persentase satuan pendidikan dasar mendapatkan promosi kesehatan
2) Persentase promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan

4.3.2.11 Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS


1) persentase rumah tangga ber PHBS

4.3.2.12 Persentase anak dan remaja mendapatkan skrining kesehatan


sesuai standar
1) Persentase siswa satuan pendidikan dasar mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
2) Persentase usia 15-19 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar

4.3.2.13 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit


menular. Terdapat 7 indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur
pencapaian sasaran strategis ini yaitu:
1) Incidence rate penyakit DBD
2) CFR penyakit DBD
3) Prevalensi HIV/AIDS

4) Persentase angka kasus HIV yang diobati


5) Persentase terduga HIV dan AIDS mendapatkan pemeriksaan
sesuai standar
6) Angka kesembuhan penderita TB
7) Persentase terduga TB mendapatkan pemeriksaan TB sesuai
standar
8) Persentase kasus gigitan hewan penular rabies mendapatkan
penanganan sesuai standar

4.3.2.14 Meningkatnya upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak


menular
1) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan pos pembinaan terpadu
(Pos Bindu) PTM
2) Persentase Usia 20 – 59 Tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar
3) jumlah wanita usia 30-50 tahun dilakukan deteksi dini kanker
serviks
4) Jumlah sekolah mendapatkan pembinaan penanggulangan kanker
terpadu paripurna (PKTP

4.3.12.15 Meningkatnya kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah


1) Persentase respon verifikasi terhadap SKDR dalam waktu kurang
dari 24 jam
2) Persentase Desa/kelurahan mengalami KLB ditangani < 24 jam

4.3.2.16 Meningkatnya persentase bayi mendapatkan imunisasi dasar


lengkap
1) Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
2) Persentase desa yang mencapai universal child imunisation (UCI)

4.3.2.17 Meningkatnya kualitas lingkungan


1) Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
2) persentase desa/kel yang ODF/stop buang air besar sembarangan
3) Persentase desa/kel STBM
4) Persentase cholinesterase darah masyarakat yang berpotensi
terpapar pestisida memenuhi syarat
5) Persentase tempat pengelolaan pestisida memenuhi syarat
6) Cakupan pengendalian vektor lalat di TPS

4.3.2.18 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dasar


1) Persentase penduduk dengan akses sanitasi dasar yang memenuhi
syarat
2) Persentase rumah sehat
3) Persentase sumber air minum memenuhi syarat kesehatan

4.3.2.19 Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat


kesehatan
1) Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
kesehatan
2) Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
kesehatan

4.3.2.20 Persentase desa/kel yang menyelenggarakan tatanan kawasan


sehat
1) Persentase desa/kel yang menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat
2) Jumlah Desa/kelurahan yang mengikuti lomba kebersihan dan PSN
Tingkat Kota Denpasar
4.4 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi dan kebijakan yang ditempuh Puskesmas cempae Dinas


Kesehatan Kota Parepare dalam menangani masalah kesehatan di Kota
Parepare mengacu pada strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kota
Parepare dan Pemerintah Kota Parepare yang tertuang pada RPJMD Kota
Denpasar Tahun 2018-2023.
Kebijakan umum yang ditempuh Pemerintah Kota Parepare dalam
melaksanakan bidang urusan kesehatan periode 2018-2023 antara lain:
a. …………………………
2. ………………………………….
3. ……………………………..,

25
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN
INDIKATIF TAHUN 2016-2021

BAB
V
Rencana Program dan kegiatan serta pendanaan kegiatan Puskesmas
cempae tertuang dalam laporan Perencanaan Tingkat Puskesmas
Adapun target kegiatan Puskesmas cempae pada Tahun 2021 adalah
sebagai berikut :

Tabel 2.1 Indikator Kinerja dan Target Upaya Kesehatan Wajib dan
Kesehatan Pengembangan Puskesmas cempae Tahun 2021

TARGET SASARAN
NO INDIKATOR SATUAN
(T)

I PROMOSI KESEHATAN

A Penyuluhan PHBS pada

210 kk
1. Rumah Tangga KK perdesa/kel

2. RT yang memenuhi syarat PHBS KK 79%

3. Institusi Pendidikan ( sekolah ) Sekolah 85%

4. Institusi Sarana Kesehatan Sarkes 100%

5. Institusi TTU Lokasi 85%

6. Institusi Tempat Kerja Institusi 85%

Mendorong Terbentuknya Upaya


B Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat

1. Posyandu Madya Posyandu 60%

1. Posyandu Purnama dan Mandiri Posyandu

C Penyuluhan Napza Kelompok 20%

D Penyuluhan HIV/AIDS Kelompok 85%


KESEHATAN IBU DAN ANAK
TERMASUK KELUARGA
II BERENCANA

A KESEHATAN IBU x

1. Pelayanan Kesehatan bagi bumil


sesuai Standar untuk Kunjungan
Lengkap ( K4 ) Ibu Hamil 98

2. Pelayanan Persalinan Oleh Nakes


yang memiliki kompetensi kebidanan
sesuai standar Ibu Bersalin 100

3. Pelayanan Nifas Lengkap ( Ibu


dan Neonatus ) sesuai Standar ( KN3
) Ibu/Bayi 98

4. Pelayanan dan atau rujukan


bumil/komplikasi Ibu hamil 100

B Kesehatan Bayi

1. Penanganan dan atau rujukan


neonatus resiko tinggi Bayi 100

2. Cakupan BBLR ditangani Bayi 100

Upaya Kesehatan Balita dan


C Anak Pra Sekolah x x

1. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Balita di
posyandu Balita 80

2. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Anak
Prasekolah ( TK ) Anak 100

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


D dan Remaja x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
tenaga terlatih /guru UKS/ Anak 100

Dokter Kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Remaja Anak 90
E Pelayanan Keluarga Berencana x x

1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas PUS 80

2. Akseptor Aktif MKJP di Puskesmas Orang 70

3. Akseptor MKJP Dengan Komplikasi


Yang Tertangani Orang 100

4. Akseptor MKJP Mengalami


Kegagalan yang Tertangani Orang 100

UPAYA PERBAIKAN GIZI


III MASYARAKAT

1. Pemberian Kapsul Vitamin A (


Dosis 200.000 SI ) Pada Anak Usia
6-59 bulan Anak 98

2 Kali/Tahun

2. Pemberian Tablet Besi ( 90 tablet


) Pada Ibu Hamil Ibu Hamil 98

3. Balita yang ditimbang Berat


Badannya (D/S) Anak 83

4. Bayi Usia 0-6 Bln mendapat ASI


Ekslusif Bayi 42

5. Presentase balita gizi buruk


mendapat perawatan Balita 100

6. Cakupan RT yang mengkonsumsi Rmh


garam beryodium tangga 84,5

7. Presentase Desa/Kel yang


melaksanakan surveilans gizi Desa/Kel 100

8. Persentase ibu hamil dengan


kurang energi kronik ( KEK )
mendapat makanan tambahan Ibu Hamil 50

(PMT) (KEK)

9. Persentase bayi baru lahir


mendapat inisiasi menyusui dini (
IMD ) Bayi 41

10. Persentase balita kurus yang


mendapat makanan tambahan Balita 75
11. Persentase remaja putri yang
mendapat tablet tambah darah ( Remaja
TTD ) Putri 10

12 Persentase balita gizi lebih Balita 11,2

IV KESEHATAN LINGKUNGAN

A Penyehatan air

2. Penduduk yang memiliki akses air Penduduk 96


minum yang berkualitas
2. Inspeksi sanitasi sarana air
Sarana
minum 3500-4000KK

3. Kualitas air minum yg memenuhi Sarana


syarat (sampel ) 70

Penyehatan Tempat
B Pembuangan Sampah

1. Pengendalian kepadatan vektor


Sarana
lalat pada TPS 100

Penyehatan Lingkungan
Pemukiman dan Jamban
C Keluarga

1. Pemeriksaan Penyehatan
Lingkungan Rumah Rumah 3500-4000KK

2. Cakupan Rumah Memenuhi Syarat


Kesehatan Sarana 85

3. Cakupan Penduduk Yang


Menggunakan Jaga Sehat Penduduk 85

4. Penduduk Stop BAB Sembarangan Penduduk 100

5. Inspeksi sarana pembuangan air


limbah rumah tangga Sarana 3500-4000KK

6. Cakupan sarana pembuangan air


limbah yang memenuhi syarat Sarana 85

Hygiene Dan Sanitasi Makanan


D dan Minuman

1. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Tempat Pengelolaan Makanan
Jajanan Sarana 80
0
2. Cakupan Tempat Pengelolaan
Makanan Jajanan yang memenuhi
syarat kesehatan Sarana 15

3. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Rumah Makan / Restaurant Sarana 90

4. Cakupan Rumah Makan /


Restaurant yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana 95

5. Inspeksi Sarana dan Pembinaan


Jasaboga Sarana 90

6. Cakupan Jasaboga yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 95

7. Inspeksi sanitasi dan pembinaan


Kantin Sekolah Sarana 100

8. Cakupan kantin sekolah yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 60

9. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Pangan Industri Rumah Tangga
(PIRT) Sarana 80

10. Cakupan PIRT yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 80

Pengawasan Sanitasi Tempat-


E Tempat Umum x

1. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan hotel Sarana 100

2. Cakupan hotel yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 90

3. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan kolam renang dan
pemandian umum Sarana 100

4. Cakupan kolam renang dan 100


pemandian yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana

5. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan lingkungan RS dan
pelayanan 100

kesehatan lainnya
6. Cakupan Rumah Sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya yang
memenuhi Sarana 100

syarat kesehatan lingkungan

7. Pembinaan dan pengawasan pasar


sehat sarana 100

8. Cakupan pasar yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 20

9. Persentase satuan pendidikan


dasar mendapatkan pelayanan
kesehatan lingkungan Sarana 100

10. Persentase pasar rakyat


mendapat pelayanan kesehatan
lingkungan Sarana 100

11. Cakupan TTU lainnya yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 80

Pengamanan Tempat
F Pengelolaan Pestisida x

1. Inspeksi Sarana Pengelolaan


Pestisida Sarana 100

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


Pestisida yang Memenuhi Syarat Sarana 100

UPAYA PENCEGAHAN DAN


PEMBERANTASAN PENYAKIT
V MENULAR

A TB Paru x x

64/100.000
1. Jumlah kasus baru TB Orang
penduduk

2. Penemuan Penderita TB Paru


(DOTS) BTA Positif Orang 70

3. Jumlah penderita TB paru BTA


positif yang diobati Orang 100

4. Konversi rate Orang 80

5. Cure Rate Orang 85


32
6. Success Rate Orang 90

B Malaria x x

1. Jumlah Penderita Malaria Orang 1/1000 penduduk

2. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD)


Pada Penderita Malaria Klinis % 100

3. Penderita Positif Malaria Yang


Diobati sesuai Standar Orang 100

4. Penderita Yang Terdeteksi Malaria


Berat di Puskesmas Yang % 100

Dirujuk Ke Rumah Sakit

C Kusta x x

1. Penemuan Tersangka Penderita


Kusta Orang 100

2. Pengobatan Penderita Kusta Orang 100

3. Pemeriksaan Kontak Penderita Orang 100

D Diare x x

1. Penemuan Kasus Diare di


Puskesmas dan Kader Orang 100

2. Kasus Diare Ditangani Oleh


Puskesmas dan Kader Dengan Oral
Dehidrasi Orang 100

3. Angka kematian diare Orang < 1%

E ISPA x x

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Oleh puskesmas dan
kader Orang 100

2. Jumlah Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Ditangani Orang 100

3. Jumlah Kasus Pnemonia


Berat/Dengan Tanda bahaya
Ditangani/dirujuk Orang 100

F Flu Burung x x

1. Kasus suspect flu burung yang


ditemukan ditangani sesuai standar Orang 100
G Demam Berdarah Dengue x x

1. Angka kejadian DBD ( IR ) Per


100.000 210/100.000
pddk pddk

2. Angka kematian (CFR) % <1%

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95

Pencegahan dan
Penanggulangan PMS dan
H HIV/AIDS x x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

2. Klien Yang Mendapat Penanganan


HIV/AIDS Orang 100

Pencegahan dan
I Penanggulangan Rabies x x

1. Cuci Luka Kasus Gigigtan HPR


Sesuai Standar Orang 100

2. Vaksinasi terhadap Kasus Gigitan


HPR yang Berindikasi Orang 100

J Pelayanan Imunisasi x x

1. Imunisasi DPT 1 Pada Bayi Bayi 100

2. Imunisasi HB 0 < 7 Hari Bayi 95

3. Imunisasi Campak Pada Bayi Bayi 95

4. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1


SD Anak 98

5. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2


Dan 3 Anak 98

6. Desa yang Mencapai UCI Desa/Kel 100

K Pengendalian Vektor x x

1. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di
pemukiman pddk sekitarnya Lokasi 100

2. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor DBD di
pemukiman pddk sekitar Lokasi 100
3. Pemberdayaan Sarana/Klp/Pokja
Potensial dalam Upaya
pemberantasan tempat Kelompok 100

Perindukan Vektor Penyakit di

Pemukiman Penduduk dan


Sekitarnya

4. Desa/Lokasi Yang Mendapat


Intervensi Pemberantasan Vektor
penyakit menular Desa/Lokasi 100

5. Cakupan Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam % 100

VI UPAYA PENGOBATAN

A Pengobatan x x

1. Kunjungan Rawat Jalan Umum Orang 15

2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Orang 4

B Pemeriksaan Laboratorium x x

1. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


darah, urine dan Tinja Spesimen 100

2. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


Lain (selain darah, urine,tinja) Spesimen 80

3. Spesimen Yang Dirujuk Spesimen 100

4. Pemeriksaan HB Pada ibu Hamil Spesimen 100

5. Pemeriksaan Darah Tersangka


Malaria Spesimen 100

Upaya Kesehatan
C Mata/Pencegahan Kebutaan x x

1. Penemuan Kasus di masyarakat


dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan Orang 10

Visus / Refraksi

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


Pukesmas Orang 10

Orang 100
3. Penemuan Kasus Buta Katarak di

35
Puskesmas

D Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

Pencegahan Dan

E Penanggulangan Penyakit Gigi x x

IV layanan VCT

1. Klien Yang Mendapat Penanganan


HIV/AIDS Orang 100

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


V dan Remaja x x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
tenaga terlatih/guru UKS/ Anak 100

Dokter Kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Remaja Anak 90

Upaya Kesehatan
VI Mata/Pencegahan Kebutaan x x

1. Penemuan Kasus di masyarakat


dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan visus/reflaksi Orang 10

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


Pukesmas Orang 10

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


Puskesmas Orang 100

VII Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95%

4. Cakupan Penyelidikan
% 100%
Epidemiolog < 24 Jam

1. Pembinaaan Kesehatan Gigi di TK TK 90

2. Pembinaan dan Bimbingan Sikat


Gigi Massal pada SD/MI SD/MI 90

3. Murid SD/MI yang Mendapat


Perawatan Kesehatan Gigi Orang 25

Perawatan Kesehatan
F Masyarakat ( Perkesmas ) x x

1. Keluarga Rawan Yang Dibina dan


BAB PENUTUP
VI

Renstra Puskesmas cempae disusun untuk dapat menjawab tantangan


pembangunan kesehatan di Kota Parepare khususnya di wilayah puskesmas
cempae. Renstra ini mengacu pada Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Parepare
Tahun 2018-2023. Diharapkan Renstra Puskesmas Selatan ini menjadi acuan
dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kinerja Puskesmas cempae dan
jaringannya.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra
ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi – tingginya atas dedikasi dan
kerjakerasnya. Semoga Renstra Puskesmas cempae ini dapat diimplementasikan
dengan baik sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten
demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


38
DAFTAR PUSTAKA:

1. Kementrian Kesehatan RI, 2015 Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Kementrian Kesehatan RI, 2016 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
3. Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Bali
4. Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2016, Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2015

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


39

Anda mungkin juga menyukai