KOTA BALIKPAPAN
2008
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 1
KATA PENGANTAR
.................................................
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 2
DAFTAR ISI
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................................. 6
1.3. Landasan Hukum...................................................................................... 6
1.4. Hubungan Masterplan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (RPJMD) 7
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................... 8
LAMPIRAN
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, pemerintah pusat telah memberikan kewenangan
yang luas kepada daerah kabupaten/Kota untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan kondisi lokal, sehingga pemerintah daerah
dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pembangunan, termasuk pembangunan
kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026:
Misi Kota Balikpapan Tahun 2006-2026 (20 tahun kedepan) telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang Beriman, sehat jasmani dan, memiliki daya
saing dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yaitu membangun infrastruktur kota yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
dan mendukung fungsi kota Balikpapan pada masa yang akan datang baik fungsi internal
maupun fungsi eksternal kota sesuai dengan kedudukan kota Balikpapan dalam konteks
regional maupun nasional.
yaitu membangun sistem ekonomi yang memungkinkan potensi ekonomi rakyat dapat
berkembang, disamping mengembangkan basis ekonomi Kota Balikpapan dalam rangka
mempersiapkan peranan Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 4
5. Mew ujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance)
dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas KKN dan mampu
memberikan pelayanan publik dengan baik, serta menerapkan azas penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi/keterbukaan dan akuntabilitas
dari mulai Pemerintahan di tingkat Kota sampai kepada unit pelayanan masyarakat.
6. Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi
masyarakat
dengan membangun suatu sistem regulasi daerah yang dapat menjamin keadilan dan
kepastian hukum bagi masyarakat yang dapat diterapkan dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan.
Sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi kota
Balikpapan dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk kota
Balikapan tidak sehat. Oleh karena itu sektor kesehatan perlu direncanakan sebaikbainya agar
berbagai hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi.
Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka sektor kesehatan perlu
menggunakan konsep good governance secara baik. Dalam konsep good governance, pihak
pemerintah yang memiliki 3 peran kunci, yakni sebagai: (1) regulator; (2) pemberi dana; dan (3)
pelaksana. Sebagai regulator pemerintah harus menjadi wasit yang adil dalam sistem pelayanan
kesehatan di wilayahnya, harus menyediakan aturan-aturan dasar yang tujuannya adalah untuk
menjamin bahwa sistem bisa berjalan secara fair dan melindungi masyarakat untuk mencapai
status kesehatan masyarakat yang optimal. Sebagai pemberi dana, pemerintah harus menjamin
bahwa layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh
masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang miskin, maka
pemerintah harus bertanggung jawab untuk menyediakan dana dan atau membuat sistem supaya
pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik. Sebagai
pelaksana, maka pemerintah menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi
segmen tertentu yaitu masyarakat miskin dan rentan.
Pembangunan kesehatan itu sendiri tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu sektor, atau dalam
hal ini dinas teknis yang terkait secara langsung adalah Dinas Kesehatan. Sebagian upaya
kesehatan, terutama determinan kesehatan terletak pada sektor lain, sehingga membutuhkan suatu
sinergisme perencanaan antar sektor. Oleh karenanya dibutuhkan suatu Masterplan pembangunan
kesehatan di tingkat provinsi yang sejalan juga dengan perencanaan kabupaten/kota yang dapat
memberikan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lain non kesehatan, swasta dan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 5
masyarakat di Kota Balikpapan dalam menyusun perencanaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Penyusunan Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan ini tidak terlepas dari UU No. 25 tahun
2004, PP No. 8 Tahun 2008 serta dokumen perencanaan yang terkait lainnya.
Diharapkan Dokumen Master Plan Kesehatan dapat berfungsi sebagai pedoman sektor kesehatan
di Kota Balikpapan dan dapat dipergunakan oleh semua lembaga pemerintah dan swasta di sektor
kesehatan.
Tujuan
Penyusunan Master Plan ini bertujuan untuk menggambarkan rencana sektor kesehatan untuk
mencapai Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Jangka Panjang Kota Balikpapan 2006-
2026 dan Jangka Menengah Kota Balikpapan 2006 – 2011
Manfaat
Master Plan ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan
masyarakat, serta perorangan yang berperan dalam sektor kesehatan di Kota Balikpapan.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 6
8. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah
antara pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota
9. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
10. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi
11. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tata cara penyusunan Rencana
Pembangunan di Daerah
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan
Tahun 2006 – 2011 Pemerintah Kota Balikpapan
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus
2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah
15. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Balikpapan 2005 – 2015.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 7
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 8
BAB II
Kecenderungan-kecenderungan Daerah dan Situasi Sektor Kesehatan
(Trend)
Dalam 10 tahun terakhir ini kebijakan desentralisasi telah membawa dampak positif
terhadap kemajuan pembangunan kota Balikpapan. Pertumbuhan ekonomi meningkat. Mobilisasi
penduduk semakin sibuk dengan ditandai semakin mudahnya sarana transportasi ke Balikpapan.
Penerbangan ke Balikpapan semakin banyak. Kota Balikpapan menjadi pelabuhan bongkar muat
dan bandara internasional yang semakin sibuk. Dalam sektor pertambangan, terjadi
pengembangan besar di Kalimantan Timur yang membawa pengaruh besar pada pertumbuhan
Kota Balikpapan. Kegiatan sosial budaya semakin marak, termasuk kegiatan pariwisata dan
olahraga yang digalakkan dengan kesehatan sebagai penggerak dan diawali dengan
terselenggaranya Pekan Olahraga Nasional.
Berbagai kecenderungan positif tersebut diikuti dengan kecenderungan yang
mengkhawatirkan dimana terjadi berbagai hal sebagai ekses pembangunan. Berbagai gejala yang
sudah dirasakan semakin buruk antara lain: semakin padatnya lalu-lintas darat karena menjadi
pesinggahan antar lintas Provinsi dan Kab/Kota. Tekanan hidup yang semakin meningkat.
Sebagian masyarakat masih mempunyai status ekonomi yang buruk sehingga ada kesenjangan
sosial; dampak topografi wilayah yang berbukit-bukit dan pengembangan wilayah kota yang
kurang baik sehingga sering menimbulkan bencana banjir dan longsor; adanya sektor informal
yang kurang terkendali menyebabkan sanitasi makanan sulit dikendalikan.
Berbagai kecenderungan pembangunan ini terkait dengan sektor kesehatan. Berbagai
kecenderungan mengkhawatirkan di sektor kesehatan antara lain: Ancaman penyakit menular
semakin tinggi, misalnya DBD. Insidensi HIV/AIDS menurun, namun dikhawatirkan masih ada
yang belum terdeteksi; Semakin meningkatnya penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan
stroke; Perilaku merokok dan penggunaan narkoba menunjukkan kenaikan; Kesehatan
lingkungan, khususnya pencemaran udara dan air sungai semakin memburuk; Ancaman penyakit
yang timbul dari lingkungan kerja (industry pengeboran, pertambangan dan pengolahan kayu,
perkantoran); Ancaman kesehatan dari sanitasi makanan yang kurang baik; Kebijakan
desentralisasi kesehatan pelaksanaannya masih belum maksimal;
Namun disamping itu ada kecenderungan yang positif di sektor kesehatan, antara lain:
Semakin meningkatnya anggaran kesehatan pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan
penanggulangan masalah Milennium Development Goal; Semakin meningkatnya peran
masyarakat dan swasta. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan swasta semakin berkembang;
Semakin meningkatnya gerakan mutu pelayanan kesehatan yang dikembangkan di seluruh
Provinsi Kaltim termasuk Kota Balikpapan; Semakin meningkatnya sarana pelayanan kesehatan;
Semakin meningkatnya kegiatan pendidikan, penelitian, dan studi banding sektor kesehatan; dan
dikembangkannya program Jaminan Kesehatan Kota Balikpapan.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 9
BAB III
Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Daerah
Berbagai kecenderungan di sektor kesehatan dapat mempengaruhi terwujudnya
Visi Kota Balikpapan dan misi jangka panjangnya. Oleh karena itu diperlukan pernyataan
Visi Pembangunan sektor Kesehatan dan Misinya.
3.1. Visi Pembangunan Kesehatan
Berdasarkan usulan dari seluruh pelaku sektor kesehatan di kota Balikpapan, Visi
Pembangunan Kesehatan di Kota Balikpapan dinyatakan sebagai berikut:
“Terwujudnya status kesehatan masyarakat setinggi-tingginya setara dengan
standar internasional melalui lingkungan dan budaya hidup sehat serta
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.
2. Indikator Lingkungan:
Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah Kota sesuai standar
internasional
Pengelolaan sampah: Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.
Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat.
Terjaganya polusi udara: Kualitas udara tidak melanggar nilai ambang
batas yang ditolerir.
Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang
mendapat air bersih. (jadi urutan 1)
Persentase pemukiman yang memenuhi syarat pemukiman sehat
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 10
Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi.
Tersedianya fasilitas lalu lintas : rambu-rambu lalu lintas, sosialisasi
peraturan lalu lintas
Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik : stadion olahraga dan balai
kesehatan olahraga
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 11
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan
5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
6. Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan untuk seluruh masyarakat
7. Meningkatkan kualitas lingkungan berwawasan sehat
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 12
BAB IV
Strategi Pembangunan Kesehatan Daerah
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 13
4. Peran Serta Swasta
Peran aktif lembaga pelayanan swasta lebih diproyeksikan sebagai pemberi
pelayanan dan pendukung dana. Lembaga Pelayanan kesehatan swasta
mengembangkan kegiatan sesuai dengan misi pelayanan yang dimiliki masing-
masing institusi. Akan tetapi lembaga swasta juga harus memberi pelayanan
kepada masyarakat miskin dengan menggunakan jaminan pemerintah dan dana-
dana kemanusiaan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 14
4.2. Strategi Peningkatan Lingkungan yang sehat:
Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah sesuai standar
internasional. Diharapkan Dinas Pekerjaan Umum dapat mengembangkan
strategi pembangunan infrastruktur sanitasi perkotaan dengan baik.
Pengelolaan sampah: Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemukiman diharapkan
mampu mengusahakan agar Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.
Pengusahaan ini hanya dapat terjadi jika ada kesadaran aktif masyarakat tentang
pengelolaan sampah yang benar.
Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat merupakan tugas dari
Dinas Pasar bersama Dinas Kesehatan. Dinas Pasar perlu untuk meningkatkan
kebersihan pasar sehingga memenuhi standar internasional, termasuk pasar ikan
dan pasar hewan. Pasar-pasar perlu disertifikasi kebersihannya oleh Dinas
Kesehatan.
Terjaganya polusi udara: Usaha agar kualitas udara tidak melanggar nilai ambang
batas yang ditolerir perlu dilakukan oleh Bapedalda, Dinas LLAJR dan Dinas
Perhubungan
Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang
mendapat air bersih perlu ditingkatkan melalui strategi pembangunan oleh Dinas
Pekerjaan Umum. Perluasan jaringan air minum merupakan tanggung jawab
PDAM.
Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi menjadi tanggung
jawab Dinas Kesehatan dan BPID.
Tersedianya fasilitas keamanan berkendara diharapkan dipenuhi oleh Dinas
LLAJR
Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik diharapkan menjadi strategi
pembangunan pemerintah Kota Balikpapan dalam pengembangan sumber daya
manusia kesehatan khususnya pembinaan pemuda dan olah raga
Kebersihan Kota Balikpapan dan perawatan taman kota menjadi kewajiban utama
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di sekolah
menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan yang dibantu oleh Dinas Pendidikan.
Untuk sosialisasi dan pengawasan di perumahaan diharapkan ada kerjasama
dengan pemerintah kalurahan dan lembaga masyarakat .
Kegiatan sosialisasi ke masyarakat untuk melakukan ketertiban bagi masyarakat
yang memiliki hewan ternak, ternak dalam bentuk usaha di daerah permukiman
dilakukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 15
Pembangunan berwawasan kesehatan menjadi tanggung jawab Dinas Penataan
Kota dan Pemukiman
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 16
Tersedianya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar internasional: adanya
puskesmas yang telah memiliki ISO yaitu puskesmas Klandasan Ilir, sedangkan
puskesmas yang lain sedang dalam proses menuju ISO pada tahun 2008 ini.
Keluhan masyarakat akan pelayanan: Berdasarkan hasil pengamatan adanya kotak
saran dan masukan di masing-masing sarana pelayanan kesehatan . Perlu ada
keterlibatan LSM di bidang kesehatan untuk mengelola keluhan ini.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 17
4.6. Program Pembangunan Kesehatan
4.6.1. Pemetaan Program Pembangunan Kesehatan
Masyarakat : kader-kader √
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 18
posyandu
Pelaku Kegiatan Pembangunan Status Lingkungan Perilaku Mutu Cakupan
Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat
Kesehatan Budaya Kesehatan yang
Sehat terlindungi
risiko
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 19
Pengendalian dan pengamanan lalu
lintas
1. Pengembangan fasilitas lalu
lintas:
a. Pengadaan dan 3 unit 5 unit 7 unit 10 unit
pemasangan APILL
10 unit 12 unit 15 unit 20 unit
b. Pembangunan halte
1 paket 3 paket 5 paket 10 paket
c. Pengadaan/pemasangan
rambu
d. Jembatan penyeberangan 2 unit 5 unit 10 unit 15 unit
orang (JPO)
2. Penertiban lalu lintas jalan :
1 paket 2 paket 3 paket 5 paket
a. Operasi tertib lalu lintas
b. Pengujian kendaraan
bermotor 1 paket 3 paket 5 paket 10 paket
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 20
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan status
kesehatan antara lain:
Program Penyediaan
sanitasi lingkungan
Pembangunan sanitasi
dan drainase lingkungan
permukiman :
a. Pembangunan 5 lokasi 7 lokasi 10 lokasi 20 lokasi
sanitasi
b. Pembangunan
drainase 5 KM 7 KM 10 KM 20 KM
lingkungan
Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
1. Pembangunan 6.000 M 8.000 M 10.000 M 25.000 M
drainase
2. Peningkatan Drainase 12.000 M 15.000 M 18.000 M 25.000 M
Program Pengelolaan
sampah
Pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
1. Perluasan
pengembangan TPA 3,5 Ha 7 Ha 9 Ha 12 Ha
tahap II
2. Penambahan alat 1 paket 3 paket 5 paket 10 paket
kebersihan
3. Pembangunan TPS 135 unit 145 unit 160 unit 180 unit
4. Penambahan truk
5 unit 10 unit 20 unit 35 unit
angkutan sampah
5. Penambahan alat 2 unit 7 unit 17 unit 25 unit
berat TPA
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 21
1 paket 4 paket 10 paket 20 paket
6. Pengelolaan TPA
Program Pengelolaan
Pasar agar mencapai
predikat sehat
Pengembangan fasilitas
perdagangan
1. Pembangunan pasar 1 unit 3 unit 5unit 10 unit
induk
2. Pembangunan pasar
tradisional di Teritip 1 unit 2 unit 3 unit 5 unit
3. Pembangunan pasar
Buton 1 unit 2 unit 3 unit 5 unit
4. Pembangunan
Shopping/pusat
perbelanjaan kebun 1 unit 2 unit 4 unit 6 unit
sayur
5. Lanjutan
pembangunan pasar 1 unit 2 unit 3 unit 5 unit
Pandan Sari
6. Rehabilitasi dan
perbaikan pasar
1 unit 5 unit 8 unit 10 unit
7. Optimalisasi
pemanfaatan pasar 1 unit 3 unit 6 unit 15 unit
burung dan pasar
Damai III
8. Pembangunan pasar
tradisional di
Manggar 1 unit 3 unit 5 unit 10 unit
9. Pembebasan lahan
untuk pasar 50 Ha 70 Ha 90 Ha 150 Ha
tradisional di
Manggar dan Teritip
10. Pembangunan sistem
terminal Agribisnis 1 paket 2 paket 3 paket 10 paket
Program mengurangi
Polusi Udara
Pengendalian
pencemaran dan
perusakan lingkungan
hidup
1. Monitoring, evaluasi 1 paket 3 paket 5 paket 10 paket
dan pelaporan
2. Pengendalian,
1 paket 3 paket 5 paket 10 npaket
pengawasan dan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 22
penegakan hukum
Program Ketersediaan
Air Bersih
Penyediaan dan
pengelolaan air baku
1. Penggantian pipa 4 km
transmisi
2. Pipa transmisi air
16 km/dea 300
baku
mm
3. Pembangunan waduk 2,5 juta m3
teritip
4. Pembuatan sumur bor 8 unit
dalam
5. Pompa dan genset 750 l/detik
6. Pembebasan lahan 200 ha
waduk manggar dan
teritip
Pengembangan kinerja
pengelolaan air minum
1. Pengembangan unit
produksi :
a. Uprating IPA 510 lt/detik
eksisting (IPA
damai & teritip)
b. Rerating IPA batu
ampar 550 lt/detik
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 23
a. Sambungan baru
15.000 SR
b. Hydrant umum
(IPA mini)
10 unit
c. Hidrant
kebakaran 60 lokasi
d. Penurunan
kehilangan air 1 Ls
e. Peningkatan
manajemen 1 Ls
Program tersedianya
fasilitas keamanan
berkendaraan
Program tersedianya
sarana berolahraga
Pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga
1. Bantuan KONI dalam 1 paket 2 paket 5 paket 10 paket
rangka pembinaan
prestasi olahraga
2. Bantuan untuk 1 paket 3 paket 5 paket 10 paket
pembinaan olahraga
lainnya
Peningkatan sarana dan
prasarana olah raga
1. Pembangunan sarana
prasarana olahraga 8 cabor
untuk PON
2. Penyelenggaraan 8 cabor
PON
Program Sanitasi
Makanan
Peningkatan efisiensi
perdagangan dalam negeri
1. Monitoring dan
evaluasi di bidang
usaha perdagangan 1 paket 2 paket 5 paket 10 paket
dan barang-barang
yang beredar
2. Sosialisasi dan
pelatihan di bidang
usaha perdagangan 1 paket 2 paket 5 paket 10 paket
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 24
Pengembangan usaha
mikro kecil menengah
(UMKM)
Peningkatan
pembinaan, pelatihan
serta pendampingan 1 paket 2 paket 5 paket 10 paket
usaha secara
berkelanjutan
(sustainable)
Program peningkatan
kebersihan kota
Pengembangan Ruang
terbuka hijau
1. Penataan taman
median dan trotoar
38,1 KM
jalan
2. Pembangunan dan
rehabilitasi taman 18.300 m2
3. Pengadaaan sarana
dan prasarana
1 paket
4. Pembangunan ruang
terbuka hijau (Ex
SMK-1, SMP 5, dan 1 paket
Ex SDLB Sepinggan)
Penurunan angka
prevalensi tingkat
merokok pada
masyarakat
Program peningkatan
jumlah balita yang
mendapat vaksin
100% 100% 100% 100%
Persentase cakupan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 25
kelurahan UCI
Program penurunan
angka jentik-jentik di
Rumah tangga
Persentase Rumah
sehat pada tahun 2005 100% 100% 100% 100%
mencapai 90,60%
Persentase
rumah/bangunan bebas
jentik nyamuk aedes 95% 100% 100% 100%
tahun 2005 mencapai
60%
Program untuk
meningkatkan
ketersediaan tempat
mencuci tangan di
tempat umum dan
pendidikan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 26
a. Rasio dokter
26 36 46 76
spesialis per
100.000 penduduk
b. Rasio dokter per
100.000 penduduk 56 66 76 106
c. Rasio dokter gigi
per 100.000
25 23 45 75
penduduk
d. Rasio bidan per 110 120 130 160
100.000 penduduk
e. Rasio perawat per 153 163 173 203
100.000 penduduk
2. Program pemenuhan
TT RS per 10.000
penduduk yang
memenuhi standar
internasional
Kegiatan Pengobatan
dan Perawatan di
Rumah Sakit :
Jumlah TT Jumlah TT Jumlah TT Jumlah TT
a. RS Kanujoso sesuai dengan sesuai dengan sesuai sesuai
Djatiwobowo standar standar dengan dengan
(Pemprov) : jumlah internasional internasional standar standar
TT th 2008 sebanyak internasional internasional
285 buah
b. RSB Sayang Ibu
(Pemkot) : jumlah TT
th 2008 sebanyak 18
buah
c. RS Dr.R.Hardjanto
(TNI-AD) :jumlah TT
th 2008 sebanyak
125 buah
d. RS Bhayangkara
(POLRI): jumlah TT
th 2008 sebnayak 56
buah
e. RS swasta :
- RS Pertamina
Balikpapan : jumlah
TT th 2008 sebanyak
165 buah
- RS Restu Ibu: jumlah
TT th 2008 sebanyak
142 buah
- RS Harapan Mulia:
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 27
jumlah TT th 2008
sebanyak 18 buah
- RS Balikpapan Baru:
jumlah TT th 2008
sebanyak 15 buah
- RS Balikpapan
Husada: jumlah TT
th 2008 sebanyak 45
buah
- RSB Permata Hati:
jumlah TT th 2008
sebanyak 13 buah
- RSB Kasih Bunda:
jumlah TT th 2008
sebanyak 20 buah
3. Program untuk
meningkatkan
tersedianya
pelayanan kesehatan
yang memenuhi
standar internasional
5 Puskesmas 10 Puskesmas 20 Seluruh
Kegiatan : Pengembangan dari 27 dari 27 puskesmas puskesmas
Puskesmas ISO th. 2008 Puskesmas Puskesmas dari 27 berstandar
Puskesmas Klandasan Ilir telah di ISO telah di ISO Puskesmas internasional
telah memiliki sertifikat telah di ISO dengan
ISO dari 27 puskesmas memiliki ISO
yang ada
4. Program untuk
mengurangi keluhan
masyarakat akan
pelayanan
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan antara lain:
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 28
5. Kegiatan Peningkatan Cakupan Masyarakat yang terlindungi risiko
1. Penyelenggaraan
Pembiayaan untuk 100 % dari 100% dari 100% dari 100%
Pelayanan Kesehatan
jumlah penduduk jumlah jumlah
Perorangan :
a. PT Askes tercover asuransi penduduk penduduk
b. Jamsostek dan jaminan tercover tercover
c. Dana Sehat asuransi dan asuransi
jaminan dan jaminan
2. Penyelenggaraan - Penerapan - Tercapainya Sudah Masyarakat
Pembiayaan untuk Gakin dan sosialisasi misi kedua berjalan Balikpapan
Masyarakat Rentan : Konsep- pemkot BPN sistem sudah memiliki
konsep (universal jaminan 1 kartu, single
a. Asuransi Gakin
pelayanan coverage) kesehatan identity card
(Cakupan Gakin th 2008
se-kota (kependudukan,
yaitu sebanyak 5 % dari - Penarikan
Balikpapan jamkesda)
jumlah penduduk) premi dari
masyarakat
b. Jamkesda (pencapaian
tahun 2006-2008, sesuai - bagaimana
dengan perencanaan pengelolaan
awal), yaitu mengelola keuangan
Kepesertaan setelah premi
Pelayanan kesehatan ditarik,penerap
Mengembangkan an penarikan
jumlah PPK premi dan
(mutunya) dikelola sesuai
Mengembangkan pengaturan
kelembagaan keuangan yang
berlaku
(bentuknya
yaitu PTK
BLU)
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 29
BAB V
ANALISIS DAN PROYEKSI SUMBER ANGGARAN
BIDANG KESEHATAN DAERAH
TOTAL JAMINAN
SOSIAL 2,921.89 8.47% 15,364.90 20.57%
TOTAL OBAT
ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%
TOTAL
INFRASTRUCTURE 1,183.90 3.43% 13,560.99 18.15%
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 30
YAN.OBAT ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%
TERKAIT
KESEHATAN 1,728.28 5.01% 3,011.00 4.03%
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 31
BAB VI
PENUTUP
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Pembangunan Sektor Kesehatan di Kota
Balikpapan (Master Plan Kesehatan) untuk periode 5 dan 20 (dua puluh) tahun. Dasar Hukum
yang dipergunakan adalah UU No. 25 Tahun 2004, RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Pada Pasal 5
ayat 1 disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional. Ayat 2 menyebutkan bahwa RPJM Daerah merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah
dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Master Plan ini
merupakan RPJP dan RPJM Kesehatan Kota Balikpapan.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 32
LAMPIRAN:
ii. Demografis
Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada
diindonesia, baik dari Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Jawa, Sumatera, Kalimantan sendiri.
Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir Balik yang hampir punah dan terpencar didaerah
Kecamatan Balikpapan seberang. Penduduk Kota Balikpapan umumnya berbahasa Indonesia
dan sedikit yang mempergunakan bahasa daerah.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 33
Kepadatan
Kecamatan/ Luas Area Jumlah Jumlah
Penduduk
Sub Distrik (Km) Penduduk R. Tangga
/Km
[1] [2] [3] [4] [5]
Balikpapan
47,95 166.116 40.320 3.464
Selatan
Balikpapan
132,16 48.597 11.392 368
Timur
Balikpapan Utara 132,17 94.028 21.440 771
Balikpapan
11,0 103,770 25.760 9.374
Tengah
Balikpapan Barat 179,95 82.803 19.376 460
Jumlah/Total
503,30 495,314 188.288 984,13
2004
2003 503,30 486,580 116,937 966,78
2002 503,30 482.573 113.198 958,82
2001 503,30 472.641 107.913 939,08
Sumber : BPS Kota Balikpapan
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 34
pada tahun 2007 menjadi 3 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita yang tinggi
menggambarkan kondisi perinatal yang tidak sehat oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
menular dan kondisi lingkungan. Umur harapan hidup pada tahun 2004 adalah 71,05 tahun, tahun
2006 umur harapan hidup menjadi 71,30 tahun, dan pada tahun 2007 turun menjadi 71,10 tahun.
Angka kematian ibu merupakan jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin
dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Target
AKI Nasional yang diharapkan pada tahun 2010 yaitu 150/100.000 KH. Sejak tahun 2004 angka
kematian ibu mengalami penurunan, data tahun 2004 angka kematian menunjukkan sebesar 10
orang (68,2/100.000 KH), sementara itu untuk tahun 2005 turun menjadi 6 orang (40,4/100.000
KH), tapi pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 10 orang (65,6/100.000 KH). Proporsi
penyebab kematian ibu Kota Balikpapan pada tahun 2006 adalah eklampsia (40%), perdarahan
(40%) dan kelainan jantung (20%).
Kasus penyakit yang dominan di Kota Balikpapan adalah penyakit saluran pernafasan,
penyakit darah tinggi, penyakit kulit dan jaringan bawah kulit, penyakit saluran pencernaan
termasuk diare, setiap tahun hampir selalu menempati urutan teratas dalam 10 (sepuluh) penyakit
utama yang tercakup di puskesmas. Untuk kasus penyakit menular, beberapa kasus cenderung
mengalami penurunan pada TB paru pada tahun 2006 CDR mencapai 35,64% dan mengalami
penurunan pada tahun 2007 CDR menjadi 23,37%. Sedangkan angka kejadian DBD di Kota
Balikpapan pada tahun 2003-2007 terjadi penurunan kasus namun tahun 2004-2005 terjadi
peningkatan kasus yang cukup besar sekitar 334% dan HIV/AIDS menurut data 2006-2007
cenderung mengalami peningkatan. Untuk jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2006
jumlah yang terdeteksi berjumlah 33 kasus dan pada tahun 2007 naik menjadi 86 kasus.
Sementara pada bulan Oktober Tahun 2008 turun lagi menjadi 68 kasus.
PHBS merupakan tatanan rumah tangga yang dinilai berdasarkan beberapa indikator
yang meliputi (1) perilaku tidak merokok, (2) persalinan oleh tenaga kesehatan/pemeriksaan
kehamilan, (3) imunisasi, (4) penimbangan balita, (5) sarapan pagi, (6) kepesertaan dana sehat,
(7) kebiasaan mencuci tangan, (8) kebiasaan menggosok gigi, (9) oleh raga/aktivitas fisik.
Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) sarana air bersih, (2) jamban, (3) tempat
sampah, (4) sarana pembuangan air limbah, (5) ventilasi rumah, (6) kepadatan rumah, dan (7)
lantai rumah. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 di Kota Balikpapan perilaku hidup
bersih dan sehat cukup tinggi (94,07%). Dari jumlah rumah tangga yang dipantau perilaku hidup
bersih dan sehat didapat sebesar 6.928 rumah tangga dari jumlah yang didata 7.365 rumah tangga.
DATA KALTIM:
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 35
tahun sebelumnya yaitu dari 113,97 menjadi 112,87. Penurunan RJK juga terjadi pada tahun 2007
menjadi 112,12.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan cenderung fluktuatif tiap
tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2007 sebesar 1,79%, mengalami penurunan
pertumbuhan dibanding tahun 2006 sebesar 2,36%. Persebaran penduduk di Kota Balikpapan
tidak merata sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar
daerah yang cukup besar. Untuk tahun 2007 ada kenaikan tingkat kepadatan penduduk dari
1.127,57/km2 pada tahun 2006 menjadi 1.147,77/km2.
Mayoritas penduduk Kota Balikpapan memeluk agama Islam pada tahun 2006 yaitu
489.779 jiwa atau sekitar 88,68%, berturut-turut sesuai dengan banyaknya pemeluk yaitu Kristen
Protestan, Khatolik, Budha,Hindu dan 146 jiwa yang lainnya. Pada tahun 2006, jumlah penduduk
usia 25-29 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 50.292 jiwa atau sekitar 12,6% sedangkan
yang terendah pada golongan umur 60-64 tahun (1,6%) atau sekitar 7.118 jiwa, dengan melihat
struktur penduduk kelompok umur 0-39 tahun begitu tinggi maka intervensi program dan
kegiatan diarahkan pada kesehatan anak, remaja dan kesehatan kerja.
Tingkat pendidikan masyarakat Kota Balikpapan terbanyak dalam tahun 2007 adalah di
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum yaitu 36,23%. Sedangkan penduduk yang telah
tamat Perguruan Tinggi persentasenya yaitu 11,25%. Penduduk usia 10 tahun ke atas yang
tidak/belum pernah sekolah sebanyak 2,11%dan tidak/belum tamat SD sebanyak 11,55%.
- Perilaku Masyarakat Kota Balikpapan
- Cara Hidup
- Prilaku di Jalan Raya
- Pola Merokok Masyarakat
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 36
pedaging dimana pada tahun 2005 sebanyak 7.650 ton, kemudian sapi sebanyak 1.645 ton, dan
Kambing sebanyak 79 ton.
Rata-rata peningkatan produksi Ayam pedaging adalah 0,01%, daging sapi meningkat
0,18%, dan kambing produksi dagingnya meningkat 1,0%. Perkembangan produksi peternakan di
Balikpapan memang relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena
kebutuhan ternak di Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan masih
didatangkan dari luar daerah, sehingga ada persaingan harga yang menyebabkan produksi lokal
relatif stabil.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Balikpapan pada tahun 2006 mencapai angka
yang paling tinggi dibandingkan dengan kota lain yaitu sebesar 76,3. Hal ini berarti Kota
Balikpapan masuk dalam kategori IPM menengah atas (berdasarkan skala internasional), dan
menempati urutan pertama di Kalimantan Timur serta urutan 16 secara nasional. Peningkatan
IPM kota Balikpapan pada tahun 2006 didorong oleh meningkatnya dua komponen IPM yaitu
angka harapan hidup, dan paritas daya beli. Umur harapan hidup penduduk Balikpapan pada
tahun 2006 adalah 71,30 tahun dan pada tahun 2007 adalah 71,10 tahun. Jumlah KK miskin untuk
Kota Balikpapan fluktuatif setiap tahunnya untuk tahun 2005 berjumlah 27.859 KK menjadi
28.039 KK pada tahun 2007.
Faktor Determinan Struktural
Faktor struktural yang yang berpengaruh pada status kesehatan adalah jaminan
pembiayaan, aturan Hukum, Kebijakan Kesehatan, Sistem InformasiKesehatan, dan
Sistem Surveilans
Untuk pembiayaan kesehatan di Kota Balikpapan sejak Oktober 2006 masyarakat informal yang
belum memiliki jaminan pelayanan kesehatan (non asuransi) mendapat jaminan pelayanan
kesehatan yang bernama program Jamkesda, jumlah sasarannya yaitu 320.000 jiwa. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada seluruh masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pembiayaan Jamkesda ini dari APBD 2006
(11 milyar) untuk Premi Rp. 5.500/jiwa/bulan. Dan pada tahun 2007, pembiayaan jamkesda untuk
premi menjadi Rp. 22.000.000,-.
Selain itu, berdasar Perda no.5 tahun 2003 mengenai retribusi Pelayanan Kesehatan ada program
Revolving Fund System (RFS) obat yang menjadi keunggulan puskesmas Kota Balikpapan
dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Latar belakang dari Revolving ini yaitu pelayanan
kesehatan Gakin dibiayai Pemkot, diperlukannya penongkatan operasional puskesmas, pemberian
subsidi sesuai sasaran dan kemandirian puskesmas (puskesmas Mandiri). Tujuan umumnya yakni
untuk menanggulangi keterbatasan anggaran dan belanja penyediaan obat dan bahan/alat
kesehatan habis pakai yang diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Sedangkan tujuan khusus dari RFS Obat ini adalah untuk mengatasi kecukupan ketersediaan obat,
jenis obat yang lebih bervariatif, dan subsidi obat digunakan untuk dana bergulir.
Kebijakan dan regulasi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan selama ini sudah berjalan
optimal, karena didasarkan pada keputusan Walikota No.3 tahun 2002 tentang Uraian Tugas
Organisasi Dinas Daerah yang mendukung regulasi sektor kesehatan sebagai payung hukum
sudah ada. Dinas Kesehatan bertindak sebagai regulator dan yang melaksanakan pihak
puskesmas. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dalam mengembangkan peran regulasi termasuk
perijinan berperan sebagai pengarah atau penetap kebijakan regulasi sekaligus sebagai
pelaksananya.
Dalam regulasi sarana pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang
memberikan surat ijin kepada rumah sakit pemerintah kelas C dan swasta yang setara sesuai PP
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 37
38/2007. Untuk regulasi tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang memberikan ijin
praktek kepada tenaga perawat dan bidan dengan rekomendasi dari organisasi profesi. Walaupun
masalah pelaksanaan perijinan sudah memiliki payung hukum berupa keputusan walikota tersebut
tetapi dalam pengawasan dan pembinaan perijinan berupa monitoring dan evaluasi perijinan
belum maksimal dilaksanakan oleh dinas kesehatan Kota Balikpapan. Hal ini dikarenakan
kurangnya dana dan tenaga kesehatan serta sebagai akibat tidak memanfaatkan sektor lain diluar
kesehatan untuk terlibat dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi.
Sistem informasi kesehatan masih belum berjalan optimal. Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) dan surveilans berjalan sendiri-sendiri. Pengumpulan data surveilans masih menggunakan
metode jemput bola karena masih banyak laporan yang tidak lengkap dan tidak teratur yang
masuk ke Dinas Kesehatan Kota dari Puskesmas-puskesmas yang ada. Sistem online yang
diharapkan akan terealisir belum didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang ada
sehingga masih membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus untuk tenaga programer yang pada
akhirnya akan menjadi tenaga programer yang berkompeten di Dinas Kesehatan Kota dan
masing-masing puskesmas. Namun pada tahun 2008 ini yang dibantu oleh Simkes-UGM
pengembangan sistem informasi kesehatan sedang berjalan baik dari perbaikan sistem informasi
di puskesmas dan dinas kesehatan Kota maupun pelatihan bagi SDM yang ada.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan aktif bekerjasama dengan instansi terkait seperti: Balai
POM, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dalam surveilans pelayanan kesehatan,
Departemen Agama dalam surveilans haji, dan bekerjasama dengan instansi lain terkait seperti
Bapeda, bagian Kesra Pemkot, Dinas Pertanian, Deperindagkop dalam surveilans kesehatan
keluarga serta Bapedalda dan DKPP dalam surveilans penyehatan lingkungan.
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 38
- Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta
- RS-RS Daerah Milik Kotamadya
- Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya : Apotik/Toko Obat, Klinik,
Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer
- LSM Kesehatan dan Forum Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban menuju Kota
Sehat (Forkohat)
- Organisasi Profesi
Pelaku dalam Resource Generation
- Lembaga Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta
Dokumen
Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 39