Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“KRITRIA DAN INDIKATOR KOTA SEHAT “

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD UBAIDILLAH

201040500499

DOSEN PENGAMPU :

SATRIANI, SKM., M.Kes


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA

TANGGERANG

2021

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktu

yang telah ditentukan. Dalam makalah ini kami membahas KRITERIA DAN

INDIKATOR KOTA SEHAT yang merupakan suatu permasalahan yang sangat

penting dalam kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia yang berbangsa dan

bernegara.

ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan wawasan yang mana hal

ini sangat diperlukan dalam berbagai hal. Dan harapan lain yaitu dapat menambah

pemahaman kita tentang hal ini, menumbuhkan rasa nasioanalisme dan

mensosialisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian makalah ini kami buat

semoga bermanfaat.

JAKARTA , 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5

C. Tujuan................................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..................................................................................................................................6

B. Model Kabupaten Sehat...............................................................................................8

C. Indikator Program Kabuppaten/Kota Sehat sesuai Peraturan Bersama


Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat,..........10

D. Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat..............................................................11

E. Contoh kota sehat........................................................................................................12

BAB IV...............................................................................................................................................14

PENUTUP.........................................................................................................................................14

A. Kesimpulan........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini negara kita masih menghadapi musibah baik yang sifatnya penyakit,

pencemaran, maupun bencana alam. Sebagian kejadian tersebut telah dilalui seperti

Pandemi SARS dan bencana tsunami, namun masih ada yang perlu perhatian

serius seperti polio, flu burung, demam berdarah dangue (DBD), diare, pencemaran

lingkungan dan busung lapar.

Melihat berbagai masalah tersebut maka tidak menutup kemungkinan di

masa datang berbagai masalah kesehatan akan semakin bertambah, khususnya

masalah kesehatan lingkungan akan cenderung semakin kompleks bila tidak

diimbangi oleh peningkatan sumber daya manusia (SDM), kemampuan menyerap

dan menerapkan teknologi, serta perimbangan keragaman kecepatan laju

pembangunan tiap daerah kabupaten/kota. Hal ini akan berakibat pula pada

keragaman pola penyakit penyebab kematian antar daerah.

Berbagai penanggulangan berbagai penyakit tersebut tidak mungkin diatasi

sendiri oleh Depkes, sebaliknya tidak mungkin pula sektor terkait dapat membantu

mengatasi hal ini tanpa sosialisasi dari pengelola program kesehatan mengenai

derajat kesehatan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, dengan demikian konsep

pembangunan yang berkelanjutan lebih mengutamakan dampak lingkungan pada

kebijakan pembangunan. Rencana peningkatan derajat kesehatan tersebut sesuai

Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 Tahun 2005 tentang rencana pembangunan

jangka menengah nasional tahun 2004 - 2009 yang merupakan arah dari

pembangunan nasional.

Dalam pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka Depkes

yang tugas pokok dan fungsinya telah ditetapkan dalam Perpres No. 9 Tahun 2005

diamanatkan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan dengan fokus

peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan masyarakat yang berkualitas

yang memuat antara lain 12 program pembangunan kesehatan antara lain Program

Lingkungan Sehat dan Program Penyehatan dan Pemberantasan Penyakit. Salah

satu bentuk Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dalam hal ini program

Lingkungan Sehat dan Pemberantasan Penyakit, maka depkes melaksanakan

”Program Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat”. Pada program ini Dinas

kesehatan yang ada di beberapa provinsi bekerjasama dengan Pemerintah Pusat

dalam mewujudkan Kabupaten/ Kota sehat demi terciptanya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kota sehat?

2. Bagaimanakah bentuk kerjasama dalam pelaksanaan Program Penyelenggaraan

Kabupaten/ Kota Sehat ?

3. Apa saja indicator kota dikatakan kota sehat ?


4. Upaya apa saja yang dilakukan dalam mewujudkan kota sehat ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kota sehat.

2. Menegtahui peran pemerintah dalam mewujudkan kota sehat.

3. Mengetahui Indikator yang digunakan dalam penilaian kota sehat.

4. Mengetahui program – program unggulan untuk mewujudkan kota sehat.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Program ini mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di tingkat

Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga dapat sinkron dan

menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada segala sektor dan

bidang. indikator kabupaten dan kota sehat seseuai Peraturan Bersama Menteri

Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :

1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

Dasar Penyelenggaran Kab / Kota Sehat

1. UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah

2. UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

4. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34

Tahun 2005 Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan

Kabupaten/Kota sehat

Dasar hukum pembentukan No. 650/174 tahun 1998 tentang pembentukan tim

Pembina teknis kab./kota sehat antara lain :

1. Kep Mendagri No. 650/174 tahun 1998 tentang pembentukan kelompok kerja

pembinaan/kota sehat pelaksanaan [rogram kab./kota sehat

2. kepMendagri No. 650-185 tahun 2002 tentang pembentukan kelompok kerja

pembinaan pelaksanaan program kab./kota sehat


kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan

sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi

masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan

difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing – masing

desa.

Tatanan : adalah sasaran Kabupaten Sehat yang sesuai dengan potensi dan

permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.

Kawasan sehat : dalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman dan

sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan mengoptimalkan

potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan pelaku pembangunan yang

terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih,

nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi

masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh

sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.

Forum Kabupaten/Kota adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan

aspirasinya dan berpatisipasi turut menentukan arah, prioritas, perencanaan

pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai aspek sehingga dapat

mewujutkan wilalah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni oleh

warganya.
Forum Komunikasi Desa Sehat adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan

kabupaten untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan

mensimplikasikan prioritas, perencanaan antara desa satu dengan desa lainnya

diwilayah kecamatan yang dilakukan oleh masing-masing Pokja Desa Sehat

mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya.

Kelompok Kerja adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan perkotaan / di

pedesaan atau yang bergerak dibidang usaha ekonomi, sosial dan budaya dan

kesehatan untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasim kegiatan yang

disepakati mereka sehingga dapat mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman, aman

dan sehat untuk dihuni dan bekerja.

Tujuan : Tujuan Program Kabupaten Sehat pada dasarnya adalah tercapainya

kondisi Kabupaten untuk hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk

dihuni dan bekerja bagi warganya dengan terlaksananya berbagai program-program

kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan produktifitas

dan perekonomian masyarakat.

Sasaran :

1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan

kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati masyarakat.

2. Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar masyarakat,

pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat menampung aspirasi

masyarakat dan kebijakan pemerintah secara seimbang dan berkelanjutan dalam

mewujutkan sinergi pembangunan yang baik.


3. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya serta

perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil, merata dan

terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber daya di kabupaten

tersebut secara mandiri.

4. Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan produktifitas

dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu meningkatkan kehidupan

dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.

B. Model Kabupaten Sehat.


1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana umum : penanggung jawab teknis

Dinas PU.

2. Kawasan sarana lalu lintas yang tertib dan Pelayanan Transportasi : penanggung

jawab Dinas Perhubungan

3. Kawasan Pertambangan sehat : penanggung jawab Pertambangan.

4. Kawasan Hutan sehat : penanggung jawab Dinas Kehutanan.

5. Kawasan Industri dan Perkantoran sehat : penanggung jawab Dinas Koperindag.

6. Kawasan Pariwisata sehat : penanggung jawab Kantor Pariwisata.

7. Ketahanan Pangan dan Gizi : Penanggung Jawab Dinas Pertanian

8. Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri : penanggung jawab Dinas Kesehatan.

9. Kehidupan sosial Yang sehat : penanggung jawab Dinas Pemberdayaan

Masyarakat.

 Ciri-Ciri Kota Sehat

1. Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi


2. Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan

pemerintah sebagai fasilitator

3. Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas waktu,

berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai secara

bertahap.

4. Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma, LSM

setempat) bersama Pemkab

5. Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.

6. Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan

7. Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah, kegiatan

inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi masyarakat dan

kerjasama

8. Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan budaya

setempat

 Kebijakan

1. Penyelenggaraan Kab./Kota Sehat diwujudkan dengan menyelenggarakan semua

program yang menjadi permasalahan di daerah, secara bertahap, dimulai kegiatan

prioritas bagi masyarakat di sejumlah kecamatan pada sejumlah desa/kelurahan

atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di kawasan tertentu.

2. Pelaksanaan Kab./Kota sehat dilaksanakan dengann menempatkan masyarakat

sebagai pelaku pembangunan dengan melelui pembentukan Forum yang disepakati

masy. Dengan dukungan pemerintah daerah dan mendapatkan fasilitasi dari sektor

terkait melalui program yang telah direncakan

3. Setiap kabupaten/kota menetapkan kawasan potensial sebagai entry point“ yang

dimulai dengann kegiatan sederhana yang disepakati masyarakat”, kemudian


berkembang dalam suatu kawasan atau aspek yang lebih luas, menuju

kabupaten/kota sehat 2010.

4. Penyelenggaraan Kab./kota sehat lebih mengutama kan proses dari pada target,

berjalan terus-menerus dimulai dengan kegiatan prioritas dalam suatu tatanan

kawasan dan dicapai dalam waktu yang sesuai dengan kemampuan masyarakat

dan semua stakeholder yang mendukung.

5. Kesepakatan tentang pilihan tatanan kabupaten/kota sehat dengan kegiatan yang

menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya ditetapkan oleh forum bersama-

sama dengan pemerintah daerah.

6. Program-program yang belum menjadi pilihan masy. diselenggarakan secara rutin

oleh masing-masing sektor dan secara bertahap program-program tsb

disosialisasikan secara intensif kepada masy. dan sektor terkait melalui pertemuan-

pertemuan yang diselenggarakan oleh forum kabupaten/kota sehat.

7. Pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota sehat sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan

oleh daerah yang bersangkutan dan masyarakat dengan menggunakan mekanisme

pendekatan konsep pemberdayaan ma-syarakat dari, oleh dan untuk masyarakat.

8. Evaluasi kegiatan kabupaten/kota sehat dilakukan oleh forum dan pokja kota sehat

bersama-sama pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi, media massa selaku

pelaku pembangunan.

 Strategi

1. Melibatkan semua potensi yang ada di masy. dalam forum & pokja, sebagai

penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

2. Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan sehat

melakukan advokasi kpd penentu kebijakan


3. Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan misi

potensi daerah dengann berbagai simbol/moto, semboyan yang dipahami &

memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.

4. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi setempat

baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet, media tradisional.

5. Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang menjadi

kesepakatan masyarakat.

6. Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program

kabupaten/kota sehat.

 Tatanan Kab./Kota sehat

1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum

2. Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi

3. Kawasan Industri & Perkantoran yang Sehat

4. Kawasan Kawasan Pariwisata Sehat

5. Kawasan Pertambangan Sehat

6. Kawasan Hutan Sehat

7. Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri

8. Ketahanan Pangan dan Gizi

9. Kehidupan Sosial yang Sehat.

 Peran PKK pada program Kota /Kab.Sehat adalah pemberdayaan masyarakat

pada tatanan yang dipilih oleh Forum antra lain :

1. Kawasan Permukinan Sarana dan Prasarana Sehat

2. Kehidupan Masyarakat yang Sehat Mandiri

3. Ketahanan Pangan dan Gizi

4. Kehidupan Sosial yang Sehat


5. Kawasan Pariwisata Sehat

6. Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat

 Klasifikasi dan Kriteria Penghargaan Kab/Kota Sehat

1. Klasifikasi Kab/Kota Sehat : Pemantapan, Pembinaan, dan Pengembangan

2. Klasifikasi ditentukan berdasarkan jumlah tatanan yang dipilih

3. Kriteria tatanan

4. Kegiatan dalam tatanan

5. Berfungsinya Forum Kabupaten Sehat, FKDS, dan Pokja tingkat Desa

6. Berfungsinya Tim Teknis Kabupaten

C. Indikator Program Kabuppaten/Kota Sehat sesuai Peraturan Bersama


Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat,

Pengertian kota sehat atau kabupaten sehat sendiri adalah suatu kondisi kota atau

kabupaten yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk yang

dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang

terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan pemerintah daerahnya, yang

dalam hal ini menyangkut pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten atau kota.

Sedangkan maksud tatanan disini adalah sasaran yang akan dicapai oleh kota atau

kabupaten tersebut sesuai dengan potensi dan permasalahan pada masing-masing

kecamatan di kabupaten atau kota tersebut. Hal ini seperti yang tertuang

dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan nomor

34 tahun 2005 dan nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan

Kabupaten/Kota Sehat.
Menurut pengertian di atas, jelas gerakan kota sehat di tiap negara berbeda,

tergantung permasalahan yang dihadapi masing-masing, sehingga tidak dapat

dibandingkan program apa saja yang dijalankan oleh pemerintahnya, karena pasti

masalah tiap daerah berbeda.

Cuma ada beberapa kesamaan konsep, yaitu sama-sama berasal dari keinginan

dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintahnya berperan

secara aktif sebagai fasilitator. Disini lebih mengutamakan pendekatan proses

daripada target apa yang akan dicapai, artinya bersifat atau berkembang secara

dinamis, tidak ada batasan waktu, dilakukan secara terus menerus dan bertahap

sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat.

D. Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat


Dalam rangka pemberian penghargaan terhadap program kabupaten/Kota Sehat

dilakukan pemberian penghargaan setiap 2 tahun sekali. Dasar pelaksanaan

penghargaan ini antra lain tercantum pada BAB V pasal 11 dijelaskan bahwa

penghargaan Kab/ Kota Sehat Tingkat Nasional dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.

Dalam selang waktu tersebut dilaksanakan seleksi thd kab/ kota oleh tim Seleksi

Kab/ Kota Sehat tingkat Propinsi. Selanjutnya pengiriman hasil seleksi Kab/Kota

Sehat oleh Tim Penilai Tingkat Propinsi ke Pusat (dengan melampirkan formulir

penilaian dan dokumen pendukung) sesuai pedoman verifikasi. ( Pebruari-Maret

2009)

1. Tim Penilai Kab/Kota Sehat Tkt Pusat menseleksi administrasi (April-Mei 2009)

2. Tim Penilai tkt Pusat ke daerah utk mengklarifikasi / verifikasi (Juni-Agustus 2009)

3. Penetapan calon penerima penghargaan oleh tim pusat (September 2009)


4. Pengiriman calon pemenang kab/ kota sehat ke Mendagri utk mendapat

rekomendasi/ persetujuan (September 2009)

5. Pengesahan Penenang Kab/ Kota sehat oleh Menkes (Oktober 2009)

6. Pemberian penghargaan SWASTI SABA (Nopember 2009)

Sedangkan variabel yang diverifikasi

1. Cakupan Pelaksanaan (Tatanan, Kecamatan, Desa/Kel)

2. Prestasi Daerah (penghargaan-penghargaan yang sudah diperoleh)

3. Aktifitas TIM PEMBINA

4. Aktifitas FORUM

5. Aktifitas FORKOM DESA/ KEL

6. Aktifitas POKJA DESA

7. HASIL KEGIATAN

E. Contoh kota sehat


Kota sehat : salatiga berjuang mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara

(penghargaan tertinggi untuk kota sehat )

Kota salatiga pada tahun 2008 mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa,

pada tahun 2011 mendapat penghargaan Swasti Saba Wiwerda, dan sekarang

sedang berusaha mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara yang akan dinilai

pada hari senin, 8 juli 2013.

Program kota sehat di salatiga mengacu pada WHO yang bertepatan dengan

hari ulang tahun WHO dengan tema “ healthy cities for better life “

Pada tahun ini kota salatiga akan dinilai sebanyak 8 tatanan yaitu kawasan

pemukiman, sarana dan prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan

pelayanan transportasi, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang


sehat dan mandiri, kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang sehat,

kawasan industry dan perkotaan sehat, dan kawasan hutan sehat.

Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa pada

tahun 2008 dinilai sebanyak 4 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan

prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi,

ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri.

Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wiwerda pada

tahun 2011 dinilai sebanyak 6 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan

prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi,

ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri,

kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang sehat.

Untuk penilaian kota sehat tahun 2013, kota salatiga mengandalkan beberapa

program unggulan yang akan diajukan dalam kompetisi kota sehat, diantaranya :

1. Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari

program kota sehat dengan melibatkan dinas pendidikanyang berupa pengmbangan

kurikulum dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan

sekolah. Selain itu Dinkes kota salati juga bekerjasama dengan Dinas Pengelola

Lingkungan Hidup (DPLH) melakukan pembagian tanaman keras dan program

pelestarian tanaman langka, deprogram ini juga ditambahkan larangan merokok.

2. Program pengendalian merokok ditempat kerja yang telah dilakukan sosialisasi

program dengan lintas sector, perusahaan swasta, kelurahan dan kecamatan, di

pindok pesantren dan surat edaran SKPD tentang pengendalian merokok.

3. Program keluarga mandiri kelola sampah merupakan program unggulan yang

sudah disosialisasikan sampai tingkat RT/RW, program ini juga membuat tempat
percontohan pengelolaan sampah rumah tangga, dan bekerjasama dengan kantor

lingkungan hidupmeberikan stimulant berupa tempat sampah dan grobag sampah.

4. Program konservasi air dan penghijauan yang bekerjasama dengan Hotel Laras

Asri, Moses, TUK dan forship. Melalui program ini melakukan kegiatan penanaman

pohon di Dusun Tajuk dan kecandran, seminar air dan urbanisasi, sepeda sehat

kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang dikonsumsi

masyarakat serta penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama dalam

pemeliharaan lingkungan hidup, penanaman pohon di Ngawen dan

daerah Kalitaman.

5. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi

di masyarakat sampai ketingkat RT/RW, kegiatan PSN bersama, dan

penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama untuk mewujudkan kota

salatiga bebas jentik.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman

dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi

masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan

difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing – masing

desa.

2. Ciri-Ciri Kota Sehat yaitu Pendekatan tergantung permasalahan yang

dihadapi, Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan

pemerintah sebagai fasilitator


3. Tatanan Kab./Kota sehat meliputi Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana

Umum, Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi, Industri & Perkantoran

yang Sehat. Pariwisata Sehat, Pertambangan Sehat, Hutan Sehat, Kehidupan

Masyarakat Sehat yang Mandiri, Ketahanan Pangan dan Gizi , Kehidupan Sosial

yang Sehat.

4. Gerakan kota sehat di tiap negara berbeda, tergantung permasalahan yang

dihadapi masing-masing, sehingga tidak dapat dibandingkan program apa saja yang

dijalankan oleh pemerintahnya, karena pasti masalah tiap daerah berbeda. Cuma

ada beberapa kesamaan konsep, yaitu sama-sama berasal dari keinginan dan

kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintahnya berperan

secara aktif sebagai fasilitator.

5. Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat Dalam rangka pemberian

penghargaan terhadap program kabupaten/Kota Sehat dilakukan pemberian

penghargaan setiap 2 tahun sekali.


DAFTAR PUSTAKA

Ø Penyebab Kesakitan dan Kematian Dipengaruhi Kondisi Lingkungan dan Perilaku

http://www.depkes.go.id (diunduh tanggal 14 November 2013)

Ø Profil Kabupaten/Kota Sehat http://digilib-ampl.net/detail/detail.php (diunduh tanggal

14 November 2013)

Ø Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat ( Peraturan bersama Menteri

Dalam Negeri dan Manteri Kesehatan ). Tim Pembina Kabupaten/ Kota sehat

tingkat pusat. 2005 Posted by Tugas Partnership

Ø Danisworo, M, 1998, Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan lansekap

perkotaan di indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI.

Ø Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ø Yunus, Hadi Sabar, (2005). Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai