Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah tidak terkecuali Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Barat diamanatkan menyusun perencanaan pembangunan
bidang kesehatan. Salah satu dokumen perencanaan pembangunan bidang kesehatan yang
diamanatkan untuk disusun tersebut adalah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau disingkat Renstra-SKPD. Mekanisme penyusunan Renstra-SKPD telah diatur dalam
peraturan turunan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.

Definisi Renstra-SKPD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun


2010 adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun yang memuat visi, misi, tujuan dan
sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan. Dalam peraturan tersebut, Renstra-SKPD
harus disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD serta mempedomani Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Demikian juga dengan Puskesmas sebagai kepanjangan tangan dari Dinas Kesehatan,
harus menyusun rencana kegiatan periode 5 tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke
dalam rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan atau kota,
harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan
prediksi kedepan yang mungkin terjadi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Renstra Puskesmas Batujajar Tahun 2013–2018,


disusun dengan mengacu pada Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat.
Dokumen Renstra Puskesmas Batujajar Tahun 2013 – 2018 ini diharapkan dapat menjadi
arah dan pedoman penyelenggaraan pembangunan bidang urusan kesehatan di wilayah
kecamatan Batujajar untuk periode tahun 2013 sampai dengan 2018.

I.2. Kerangka Pemikiran

Dokumen Renstra Puskesmas Batujajar 2013-2018 merupakan suatu perencanaan yang


berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang, tantangan, dan kendala yang ada atau mungkin
muncul, sehingga dapat secara realistis mengantisipasi perkembangan masa depan. Salah satu
dokumen rujukan awal dalam menyusun Renstra Puskesmas adalah Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Barat.
Gambar I B.1-1

Kerangka Pemikiran Perancangan Renstra SKPD Kab/Kota sesuai dengan


Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010
I.3. DASAR HUKUM

Landasan hukum penyusunan Renstra Puskesmas Batujajar Tahun 2013-2018 adalah


sebagai berikut :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 Nomor 4);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2012 Nomor 3 Seri D);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018

I.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud daripada penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini adalah
rencana pembangunan kesehatan lingkup Puskesmas Batujajar terdokumentasikan dengan
baik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan tujuan daripada penyusunan dokumen Rencana Strategis ini yaitu :

1. Sebagai pedoman bagi seluruh staff Puskesmas Batujajar dalam menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing untuk kurun waktu 5 tahun mendatang.
2. Memberikan informasi mengenai arah dan pedoman pembangunan Bidang Kesehatan 5
(lima) tahun mendatang bagi pemangku kepentingan (stakeholders).

I.5. SISTEMATIKA PENULISAN RENSTRA

Sistematika penulisan Renstra Puskesmas Batujajar Tahun 2013 - 2018 terdiri dari 6
(enam) Bab.

 BAB SATU PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2. Kerangka Pemikiran

I.3. Dasar Hukum

I.4. Maksud dan Tujuan

I.5. Sistematika Penulisan Renstra

 BAB DUA GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS


2.1 Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi

2.2 Sumber Daya Puskesmas Batujajar

2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas Batujajar

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan


Puskesmas Batujajar

 BAB TIGA ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS


POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok &


Fungsi Puskesmas Batujajar
3.2 Telaahan Visi, Misi Puskesmas Batujajar

3.3 Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung


Barat dengan Renstra Puskesmas Batujajar

3.4 Penentuan Isu-Isu Strategis Puskesmas Batujajar

 BAB EMPAT VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN

4.1 Visi Puskesmas Batujajar

4.2 Misi Puskesmas Batujajar

4.3 Tujuan dan Sasaran Puskesmas Batujajar

4.4 Strategi dan Kebijakan Puskesmas Batujajar

 BAB LIMA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

5.1 Program dan Kegiatan Puskesmas Batujajar

5.2 Program dan Kegiatan Lintas SKPD


5.3 Indikator dan Target Kinerja serta Pendanaan Indikatif

 BAB ENAM INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA


TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS BATUJAJAR

2.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Keputusan Menteri KesehatanNomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas menjalankan fungsi sebagai :
1. Pusat Penggerak Pembagunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Upaya
yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya serta ikut
menetapkan,menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang mencakup
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Struktur organisasi, uraian tugas dan fungsi Puskesmas Batujajar dapat digambarkan sebagai
berikut :

1. Kepala Puskesmas
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi.
b. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan.
c. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
e. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di puskesmas
2. Koordinator Unit Tata Usaha
a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
c. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas berhalangan hadir
3. Bendahara Keuangan Penerimaan dan Pengeluaran
a. Melakukan perencanaan Keuangan
b. Merealisasikan Keuangan
c. Membuat pembukuan/penutupan kas.
d. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan dengan kesejahteraan
pegawai
e. Pencatatan dan Pelaporan
f. Membuat petikan daftar gaji
g. Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan
h. Mengkoordinir bendahara-bendahara di Puskesmas
i. Melakukan setoran perda ke kas daerah
4. Tata Usaha Umum
a. Registrasi Surat Masuk dan Keluar
b. Melanjutkan disposisi Pimpinan
c. Membuat konsep surat
d. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua laporan puskesmas.
e. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana puskesmas
f. Mengarsipkan surat.
g. Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
h. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum
5. Tata Usaha Kepegawaian
a. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK, lap.triwulan, tahunan
,dsb.)
b. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan Langsung
c. Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
d. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
e. Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian Fungsional, Baju, Sepatu dan
lain-lain)
f. Membuat Model C
g. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit )
h. Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek di Puskesmas
i. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf puskesmas
j. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan persetujuan
kepala puskesmas
6. Data dan Informasi
a. Sebagai pusat data dan informasi puskesmas.
b. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum dikirim ke dinas
kesehatan
c. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel, grafik,dll)
d. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi data dan menyerahkan
hasilnya kepada koordinator perencanaan dan penilaian
e. Bersama-sama team data dan informasi menyusun semua laporan puskesmas
(PTP, minilok, Lap. Tahunan, Stratifikasi, dsb.)
f. Pencatatan dan pelaporan.
7. Koordinator Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2M)
a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit
menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
8. Pemegang Program Surveilans
a. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesling,
perilaku masyarakat dan perubahan kondisi.
b. Analisis tentang KLB
c. Penyuluhan kesehatan secara intensif
d. Pencatatan dan pelaporan
9. Pemegang Program P2 Imunisasi Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT pada bayi ditempat
pelayanan kesehatan ( Puskesmas, Posyandu dan pustu ).
b. Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS ditempat pelayanan kesehatan.
c. Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang tidak datang ke tempat
pelayanan kesehatan.
d. Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan kader.
e. Pengambilan Vaksin ke Dinkes Kab.Badung 2 kali sebulan.
f. Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldchain di Puskesmas atau Pustu.
g. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur.
h. Monitoring / evaluasi PWS

10. Pemegang Program P2 Diare

a. Penyuluhan untuk memasyarakatkan hidup bersih dan sehat serta


memasyarakatkan oralit.
b. Kaporitisasi sumur-sumur dan sumber air sebanyak 2 kali se tahun.
c. Surveillance yaitu mengurangi dan menghindari kontak untuk mencegah
penyebaran kasus.
d. Pecatatan dan Pelaporan.
e. Penemuan dan pengobatan penderita diare di dalam maupun di luar gedung.
f. Aktif dalam penyelidikan KLB/peningkatan kasus

11. Pemegang Program P2 DHF

a. Penentuan target sasaran, khususnya di desa endemis DHF, Penyuluhan DHF


b. Pemberantasan vektor melalui PJB dan PSM serta pelaksanaan ULV di wilayah
kerja
c. Penemuan dan pengobatan penderita
d. Pencatatan dan Pelaporan
e. Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi DHF
f. Pemeriksaan larva
g. Pemantauan/monitoring jumantik desa endemis
h. Pertemuan berkala jumantik
i. Rekapitulasi laporan jumantik

12. Pemegang Program P2 TBC

a. Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan follow up ke rumah pasien


b. Pencatatan dan Pelaporan kasus
c. Penemuan secara dini penderita TBC
d. Pengobatan penderita secara lengkap
e. Koordinasi dengan petugas laboratorium terhadap penderita/tersangka TBC untuk
mencari BTA +

13. Pemegang Program P2 ISPA

a. Penyuluhan tentang ISPA


b. Penemuan secara dini penderita ISPA
c. Pengobatan penderita secara lengkap
d. Pencatatan dan Pelaporan kasus

14. Pemegang Program PMS-AIDS

a. Penyuluhan tentang PMS dan AIDS


b. Kerjasama dengan Yayasan peduli AIDS mengenai pendataan penderita PMS dan
AIDS.
c. Penemuan secara dini penderita PMS dan AIDS.
d. Pengobatan penderita yang menderita maupun yang dicurigai.

15. Pemegang Program P2 Kusta

a. Penyuluhan tentang Kusta


b. Penemuan Penderita Kusta dengan pemeriksaan kontak, pemeriksaan anak
sekolah dan case survei
c. Memberikan pengobatan yang tepat sesuai diagnosa dan klasifikasinya.
d. Melakukan pencegahan cacat dengan mengawasi dan mengevaluasi pengobatan
e. Pencatatan dan Pelaporan

16. Pemegang Program Promosi Kesehatan

a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi


kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
b. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi dilakukan bersama-
sama dengan coordinator program yang terkait.
c. Kegiatan dalam Gedung
d. Penyuluhan langsung kepada perorangan maupun kelompok penderita di
Puskesmas / Pustu
e. Penyuluhan tidak langsung melalui Media Poster / Pamflet
f. Kegiatan di luar Gedung
g. Penyuluhan melalui media masa, pemutaran Film, siaran keliling maupun media
tradisional.
h. Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan sekolah.
i. Koordinator pelaksanaan PHBS
j. Koordinator pelaksanaan Bayi Sehat
k. Pencatatan dan pelaporan

17. Koordinator Unit KIA,KB, Gizi

a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit KIA,KB, Gizi, Kes. Anak,
Kes Remaja
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya masalah dan memecahkan
masalah yang ada di unitnya.

18. Pemegang Program Kes. Ibu

a. Pemeliharaan kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita dan anak pra sekolah sampai usia lanjut Imunisasi TT 2 kali pada
bumil dan imunisasi pada bayi berupa BCG, DPT, polio dan Hb sebanyak 3 kali
serta campak sebanyak 1 kali.
b. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA, gizi dan perkembangan anak.
c. Pelayanan KB kepada semua PUS, dengan perhatian khusus kepada mereka yang
melahirkan anak berkali-kali karena termasuk golongan ibu beresiko tinggi
(resti).
d. Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan.
e. Kunjungan rumah untuk perkesmas, bagi yang memerlukan pemeliharaan,
memberi penerangan dan pendidikan kesehatan dan untuk mengadakan
pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas serta meminta agar
mereka datang ke puskesmas lagi.
f. Pembinaan dukun bayi

19. Pemegang program Kes. Anak


a. Pengawasan dan bimbingan kepada Taman Kanak-Kanak
b. Pengobatan bagi bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk jenis penyakit
ringan.
c. Pemantauan/pelaksanaan DDTKA pada bayi, anak balita dan anak pra sekolah
d. Membuat laporan MTBS

20. Pemegang Program Kes. Remaja

a. Penyuluhan ke sekolah (SMP, SMA)


b. Pembinaan dan konseling remaja
c. Pendataan jumlah remaja usia 10-14 tahun
d. Pencatan dan pelaporan

21. Pemegang Program KB

a. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)


b. Pelayanan Kontrasepsi
c. Pembinaan dan Pengayoman Medis kontrasepsi peserta KB
d. Pelayanan rujukan KB
e. Pencatatan dan Pelaporan

22. Pemegang Program Gizi

a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).


1) Penimbangan Bayi & menginventaris jumlah dan sarana posyandu
2) Pemetaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
3) Penggunaan ASI Ekslusif
4) Pengukuran LILA WUS
5) Penyuluhan UPGK
b. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
1) Distribusi Tablet Fe
2) Distribusi Sirup Fe
3) Penyuluhan
4) Pengadaan Bahan dan Obat Fe
c. Penanggulangan GAKI
1) Monitoring Garan Beryodium
2) Koordinasi LS / LP
3) Penyuluhan
4) engadaan bahan Iodina Test
5) Penanggulangan Defisiensi Vit. A
6) Balita
7) Ibu Nifas
8) Penyuluhan
9) Pengadaan Obat
10) SKPG
11) PSG (Pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG)
12) PKG
13) Koordinasi LS/LP
14) Pemetaan Kecamatan Rawan Pangan
15) Intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT
16) TBABS
17) Pengembangan Pojok Gizi (POZI)
18) Pembinaan dan Evaluasi

23. Pemegang Program Kesehatan Lingkungan

a. Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit kesling


b. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang
memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui penyuluhan
kesling
c. Penyehatan air bersih.
d. Penyehatan pembuangan sampah.
e. Penyehatan lingkungan dan pemukiman.
f. Penyehatan pembuangan air limbah.
g. Penyehatan makana dan minuman.
h. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
i. Pengawasan tempat pengelolaan pestisida.
j. Pelaksana perundangan di bidang kesehatan lingkungan.
k. Pembakaran sampah medis
l. Pencatatan dan pelaporan
24. Pemegang Program Pengobatan

a. Menentukan target sasaran serta merencanakan kebutuhan obat dengan gudang


farmasi
b. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
c. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
d. Penemuan dan pencatatan kasus.
e. Menentukan kasus tertinggi di wilayah kerja (rekap kasus penyakit terbanyak)
f. Pencatatan dan pelaporan

25. Pemegang Program UKK

a. Pendataan semua kelompok kerja yang ada di wilayah kerja.


b. Penyuluhan dan pembinaan terhadap kesehatan pengusaha/pekerja.
c. Membina kelompok kerja dengan pelaksanaan K3 (keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
d. Pencatatan dan pelaporan

26. Pemegang Program Usia lanjut

a. Pendataan usila
b. Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kes. dimasa tua, agama,dll ke
masyarakat dan kelompok usila
c. Senam kesegaran jasmani
d. Meningkatkan PSM dengan cara mengikut sertakan masyarakat dalam
perencanaan dan pelaksanaan
e. Kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala
f. Kegiatan pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
g. Kegiatan pemulihan untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun
h. Pencatatan dan pelaporan

27. Pemegang Program UKS/UKGS

a. Inventaris jumlah sekolah, jumlah murid dan sarana UKS


b. Melaksanakan program UKS melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan di
sekolah
c. Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.
d. Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas 1
e. Pengobatan ringan, pertolongan dan rujukan.
f. Pelatihan dokter kecil

28. Pemegang Program Kesorga

a. Penyuluhan tentang kesorga


b. Melaksanakan upaya kesorga kepada masyarakat khususnya peserta olah
raga/atlet dan anak sekolah
c. Pencatatan dan pelaporan

29. Pemegang Program Batra (Toga)

a. Pembinaan pengobat tradisional


b. Kerjasama dengan pengobat tradisional, agar merujuk pasiennya ke
puskesmas/RS bila menderita sakit yang berbahaya
c. Penyuluhan pada masyarakat dan pengobat tradisional
d. Sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya

30. Pemegang Program Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Menyusun perencanaan
b. Melaksakan UKGS dan UKGMD
c. Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan, penambalan, pencabutan,
pembersihan karang gigi serta rujukan gigi dan mulut serta rujukan
d. Pencatatan dan pelaporan

31. Pemegang Program Kesehatan Mata

a. Menyusun perencanaan dan evaluasi


b. Pengobatan kasus lama dan baru
c. Pemeriksaan mata, tes buta warna dan penyuluhan
d. Merujuk pasien dan kerjasama dengan RS Indra
e. Pencatatan dan pelaporan
32. Pemegang Program Kesehatan Jiwa

a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat.


b. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri.
c. Memberi pertolongan pertama psikiatri, memberi pengobatan atau merujuk
pasien ke RS jiwa.
d. Kunjungan ke rumah penderita.
e. Pencatatan dan pelaporan

33. Pemegang Program Perkesmas/ PHN

a. Kunjungan rumah ke keluarga rawan


b. Membuat renstra masing-masing kasus keluarga rawan, resti, penyakit kronis,
KKp dan penyuluhan
c. Pencatatan dan pelaporan

34. Pemegang Program Laboratorium

a. Mempersiapkan dan memeriksa sediaan serta menegakkan diagnosa


(darah,urine,tinja,sputum dan lepra)
b. Mengirimkan sediaan untuk diperiksa di tingkat pelayanan
c. yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayan kesehatan.
d. Merencanakan kebutuhan bahan dalam setahun
e. Pemeriksaan khusus TB/cross check
f. Memeriksa sediaan yang dikirim dari BLK (pemantauan mutu eksternal)
g. Pencatatan dan pelaporan

35. Koordinator Program Loket

a. Menyusun perencanaan dan evaluasi jumlah kunjungan


b. Pencatatan dan pelaporan serta registrasi pasien (askes, umum, gakin)

36. Pemegang Program Logistik

a. Menyusun perencanaan dan evaluasi


b. Penerimaan dan pengeluaran logistik
c. Pengecekan terhadap keadaan logistik (registrasi barang, KIR, dll)
d. Pencatatan dan pelaporan

37. Bidan Desa

a. Menyusun rencana kegiatan pelayan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan KB
di desa berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah
desa/kelurahan.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB secara
keseluruhan di wilayah desa/kelurahan
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

38. Koordinator Program Apotik

a. Melayani resep sesuai petunjuk serta mengatur kebersihan dan kerapian apotik
b. Penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara pemakaian obat
c. Pengecekan obat yang telah dikeluarkan/sensus harian obat
d. Pencatatan dan pelaporan
a. Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta pendistribusisan obat
b. Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat puskesmas maupun pustu
c. Pengecekan obat di puskesmas dan pustu (kerapian dan kebersihan gudang obat)
d. Penyuluhan cara pemakaian obat yang benar di puskesmas dan pustu
e. Pencatatan dan pelaporan

39. Bendahara Penerimaan:

a. Melaksanakan pengelolaan penatausahaan keuangan dengan tertib sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku.
b. Mengurus penerimaan,menyimpan, membukukan ,menyetorkan uang yang
berada dalam pengelolaannya,serta menyusun laporan.
c. Menyiapkan buku kas umum
d. Menyelenggarakan kepengurusan keuangan (menerima, menyimpan,
mengeluarkan
e. Menyelenggarakan pembukuan
f. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan kepada instansi yang berwenang
40. Bendahara Pengeluaran:

a. Melaksanakan pengelolaan penatausahaan Keuangan dengan tertib sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku.
b. Mengurus pengeluaran,membuat SPJ, membukukan , keuangan yang berada
dalam pengelolaannya,serta menyusun laporan.
c. Menyiapkan buku kas umum
d. Menyelenggarakan kepengurusan keuangan (mengeluarkan,membuat
SPJ,membayar pajak
e. Menyelenggarakan pembukuan
f. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan kepada instansi yang berwenang
41. Bendahara BOK

a. Melaksanakan kegiatan BOK sesuai dengan perencanaan hasil dari lokakarya


mini puskesmas.
b. Mengelola dana Bok sesuai dengan petunjuk teknis BOK secara bertanggung
jawab dan transparan.
c. Melaporkan realisasi dana BOK Tingkat Kabupaten/kota.
d. Melaporkan capaian kegiatan setiap bulan di minlok
e. Melaksanakan administrasi peng SPJ an atas kegiatan yang sudah dilaksanakan
f. Melaksanakan perencanaan kedepan atas kegiatan program UKM

42. Bendahara JKN / BPJS

a. Melaksanakan kegiatan Keuangan BPJS sesuai dengan perencanaan hasil dari


lokakarya mini puskesmas
b. Mengelola dana JKN sesuai dengan petunjuk teknis JKN secara bertanggung
jawab dan transparan.
c. Melaporkan realisasi belanja dana JKN ke Tingkat Kabupaten/kota.
d. Ikut serta dalam penyusunan RKA dan DPA untuk penganggaran perencanaan
Puskesmas
URAIAN TUGAS PROFESI/ TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS BATUJAJAR
1. Dokter Umum
Dokter Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan kesehatan umum, tindakan gawat darurat, kesehatan jiwa, kesehatan remaja,
kesehatan anak, konsultasi kesehatan, memberikan rujukan, pengujian kesehatan, otopsi,
visum, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, mempertanggungjawabkan dan
melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan
sejahtera.

Uraian tugas Dokter Umum adalah:


a. Membuat rencana kerja tahunan pelayanan kesehatan sesuai dengan juklak dan
juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Melakukan pelayanan kesehatan umum berdasarkan SOP yang telah ditetapkan
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan.
c. Melakukan tindakan medis gawat darurat kepada pasien dengan status emergensi
sesuai dengan SOP yang cepat dan tepat agar pasien dapat diselamatkan jiwanya.
d. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan keluhan kejiwaan
berdasarkan SOP yang telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat di bidang kesehatan jiwa.
e. Memberikan pelayanan kesehatan remaja kepada remaja berdasarkan SOP yang
telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang
kesehatan remaja.
f. Memberikan pelayanan kesehatan anak kepada anak berdasarkan SOP yang telah
ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan
anak.
g. Memberikan konsultasi kesehatan terhadap pasien sesuai dengan keluhan pasien
untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang permasalahan kesehatan.
h. Melakukan rujukan pasien ke rumah sakit sesuai dengan kondisi pasien agar
terjamin keselamatan jiwa pasien.
i. Melakukan pengujian kesehatan, otopsi dan visum sesuai dengan SOP agar
didapatkan akurasi kondisi kesehatan pasien.
j. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
k. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan
situasi yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

2. Dokter Gigi
Dokter Gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan kesehatan gigi, tindakan gawat darurat medik gigi dan mulut, konsultasi
kesehatan gigi, memberikan rujukan, penyuluhan kesehatan gigi kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Barat melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat
yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Dokter Gigi adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program kerja gigi dan mulut sesuai dengan juklak
dan juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan SOP yang telah
ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan.
c. Melakukan tindakan medis gawat darurat gigi dan mulut kepada pasien dengan
status emergensi sesuai dengan SOP yang cepat dan tepat agar pasien dapat
diselamatkan jiwanya.
d. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ke sekolah ( UKGS ) kepada
pasien anak dengan keluhan gigi dan mulut berdasarkan SOP yang telah ditetapkan
untuk memberikan pelayanan kepada anak sekolah.
e. Memberikan konsultasi kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien dan masyarakat
sesuai dengan keluhan pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
permasalahan kesehatan.
f. Melakukan rujukan pasien ke rumah sakit sesuai dengan kondisi pasien agar
terjamin keselamatan jiwa pasien.
g. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
h. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan
situasi yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

3. Bidan
Bidan mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak, pelayanan KB, pertolongan persalinan normal, mencatat
kegiatan pada kartu ibu, KMS bumil, kartu KB, register kunjungan, kohort KIA,
melakukan penyuluhan kepada bumil, PUS, konsultasi kesehatan ibu dan anak,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Bidan adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program KIA sesuai dengan juklak dan juknis yang
ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat.
b. Melakukan asuhan kebidanan sesuai standar asuhan agar terjaga kualitas pelayanan
kebidanan.
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak berdasarkan SOP yang telah
ditetapkan untuk memberikan pelayanan kepada ibu dan anak di bidang kesehatan.
d. Melaksanakan pelayanan KB berdasarkan SOP yang telah ditetapkan untuk
memberikan pelayanan kepada ibu dan PUS.
e. Melaksanakan pertolongan persalinan normal berdasarkan SOP yang telah
ditetapkan untuk memberikan pelayanan persalinan kepada ibu.
f. Melakukan kegiatan posyandu balita sesuai dengan juklak dan juknis yang
ditetapkan agar terjaga kualitas kesehatan balita melalui imunisasi.
g. Melakukan sterilisasi alat sesuai SOP agar terjaga sterilisasi alat – alat yang akan
digunakan.
h. Mencatat kegiatan pada kartu ibu, KMS bumil, kartu KB, register kunjungan, kohort
KIA.
i. Memberikan konsultasi kesehatan ibu dan anak terhadap pasien dan masyarakat
sesuai dengan keluhan pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
permasalahan kesehatan.
j. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
k. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan
situasi yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

4. Perawat
Perawat mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan asuhan keperawatan, melakukan kunjungan pembinaan kepada masyarakat,
melaksanakan pelayanan kepewaratan, melakukan kolaborasi dengan petugas medis
dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien, penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, memberikan konsultasi keperawatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Perawat adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program Keperawatan sesuai dengan juklak dan
juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan agar terjaga kualitas pelayanan
keperawatan.
c. Melakukan kunjungan pembinaan kepada keluarga dan masyarakat sesuai dengan
juklak dan juknis yang ada agar tercipta taraf kesehatan keluarga dan masyarakat yang
baik.
d. Melaksanakan pelayanan keperawatan berdasarkan SOP yang telah ditetapkan untuk
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
e. Melakukan kolaborasi dengan petugas medis dalam melaksanakan pelayanan terhadap
pasien sesuai dengan SOP untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
f. Melakukan kegiatan posyandu balita sesuai dengan juklak dan juknis yang ditetapkan
agar terjaga kualitas kesehatan balita melalui imunisasi.
g. Melakukan sterilisasi alat sesuai SOP agar terjaga sterilisasi alat – alat yang akan
digunakan.
h. Memberikan konsultasi keperawatan terhadap pasien dan masyarakat sesuai dengan
keluhan pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang permasalahan
kesehatan.
i. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
j. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

5. Perawat Gigi
Perawat Gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
asuhan keperawatan gigi, membantu dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, melakukan sterilisasi alat, melakukan pemeriksaan kesehatan gigi anak
sekolah, konsultasi kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Perawat Gigi adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program keperawatan gigi sesuai dengan juklak dan
juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Melakukan asuhan keperawatan gigi sesuai standar asuhan agar terjaga kualitas
pelayanan keperawatan gigi.
c. Melakukan kunjungan pembinaan kesehatan gigi dan mulut ke sekolah dan
masyarakat sesuai dengan juklak dan juknis yang ada agar tercipta taraf kesehatan gigi
dan mulut anak dan masyarakat yang baik.
d. Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi berdasarkan SOP yang telah ditetapkan
untuk memberikan pelayanan keperawatan gigi kepada pasien.
e. Membantu dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
terhadap pasien sesuai dengan SOP untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
f. Melakukan kegiatan posyandu balita sesuai dengan juklak dan juknis yang ditetapkan
agar terjaga kualitas kesehatan balita melalui imunisasi dan pemeriksaan gigi.
g. Melakukan sterilisasi alat sesuai SOP agar terjaga sterilisasi alat – alat yang akan
digunakan.
h. Memberikan konsultasi kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien dan masyarakat
sesuai dengan keluhan pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
permasalahan kesehatan.
i. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
j. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

6. Pranata Laboratorium
Pranata Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan pemeriksaan spesimen, organisme, BTA, parasit, sterilisasi alat,
konsultasi kesehatan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Pranata Laboratorium adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program pranata laboratorium sesuai dengan juklak
dan juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Melakukan pemeriksaan spesimen, organisme, BTA, parasit secara makroskopis dan
mikroskopis agar mendapatkan akurasi hasil yang baik.
c. Melakukan kunjungan pemeriksaan sampel darah ke rumah – rumah pasien yang
menjadi suspek penderita suatu penyakit sesuai dengan juklak dan juknis yang ada
agar dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
d. Melakukan sterilisasi alat pemeriksaan sesuai SOP agar terjaga sterilisasi alat–alat
yang akan digunakan.
e. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan sesuai SOP agar terjaga akurasi hasil
pemeriksaan.
f. Memberikan konsultasi terhadap pasien dan masyarakat sesuai dengan keluhan pasien
untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang permasalahan kesehatan.
g. Melakukan konsultasi hasil pemeriksaan kepada petugas medis berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap pasien agar dapat diberikan pengobatan yang tepat.
h. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang kesehatan.
i. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

7. Sanitarian
Sanitarian mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan perbaikan kesehatan perumahan dan lingkungan, menganalisis dampak
lingkungan, membina sanitasi tempat umum, pengolah /industri makanan,
pengolahan/pemakaian pestisida, rumah sakit serta pelabuhan, pengawasan kualitas air,
pengambilan sampel air, konsultasi kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
lingkungan kepada masyarakat, mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Sanitarian adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program sanitarian sesuai dengan juklak dan juknis
yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat.
b. Membantu masyarakat dalam membangun sanitasi di perumahan sesuai dengan
standar sanitasi yang telah ditetapkan agar tercipta kebersihan lingkungan perumahan.
c. Melakukan penyehatan lingkungan masyarakat dalam membangun sanitasi di
lingkungan sesuai dengan standar sanitasi yang telah ditetapkan agar tercipta
kebersihan lingkungan.
d. Melakukan pembinaan sanitasi tempat umum, pengolah/industri makanan,
pengolahan/pemakaian pestisida dalam membangun sanitasi sesuai dengan standar
sanitasi yang telah ditetapkan agar tercipta kebersihan lingkungan.
e. Melakukan pembinaan saniatasi rumah sakit dan pelabuhan dalam membangun
sanitasi di RS dan pelabuhan sesuai dengan standar sanitasi yang telah ditetapkan agar
tercipta kebersihan lingkungan RS dan pelabuhan.
f. Melakukan pengawasan kualitas air dan lingkungan sesuai dengan standar sanitasi
yang telah ditetapkan agar terjaga kualitas air dan lingkungan yang sehat.
g. Melakukan pemeriksaan sampel air sesuai dengan standar sanitasi yang telah
ditetapkan agar terjaga kualitas air dan lingkungan yang sehat.
h. Melakukan konsultasi sanitasi kepada pasien sesuai dengan masalah sanitasi yang
pasien keluhkan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang sanitasi dan
kesehatan.
i. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang sanitasi dan kesehatan.
j. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

8. Nutrisionis
Nutrisionis mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan gizi, pelatihan kader, pemberian PMT ASI, pemberian vitamin, garam
beryodium, tablet Fe, obat cacing, menjelaskan pengisian KMS, pelayanan posyandu,
konsultasi kesehatan / gizi, penyuluhan kesehatan / gizi kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Barito Kuala melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang
sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Nutrisionis adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program sanitarian sesuai dengan juklak dan juknis
yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat.
b. Melakukan pelayanan gizi kepada masyarakat berdasarkan SOP yang telah ditetapkan
untuk memberikan pelayanan kepada ibu dan anak di bidang kesehatan.
c. Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) sesuai dengan
program yang sudah ditetapkan sebagai upaya peningkatan gizi keluarga.
d. Melaksanakan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita sesuai dengan
program yang sudah ditetapkan untuk memonitor keadaan status gizi balita.
e. Melakukan pelatihan kader secara periodik berdasarkan program yang sudah
ditetapkan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kader.
f. Memberikan PMT ASI, pemberian vitamin, garam beryodium, tablet Fe, obat cacing
berdasarkan program yang sudah ditetapkan untuk meningkatkan tingkat gizi
masyarakat.
g. Menjelaskan pengisian KMS balita sesuai dengan petunjuk pengisian untuk
memberikan pemahaman kepada pasien.
h. Memberikan pelayanan posyandu balita sesuai dengan petunjuk pelaksanan untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada baita.
i. Pemantauan status gizi balita sesuai dengan program yang sudah ditetapkan sebagai
upaya peningkatan gizi balita.
j. Melakukan intervensi gizi pada status gizi buruk sesuai dengan program yang sudah
ditetapkan sebagai upaya peningkatan gizi balita.
k. Melakukan konsultasi gizi kepada pasien sesuai dengan masalah gizi yang pasien
keluhkan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang gizi dan kesehatan.
l. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang gizi dan kesehatan.
m. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

9. Apoteker/Asisten Apoteker
Apoteker/Asisten Apoteker mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerima resep, meracik dan
mempersiapkan obat sesuai kebukestuhan, memberikan penjelasantentang pemakaian
obat, merencanakan kebutuhan obat dan vaksin, mencatat pemakaian dan kebutuhan
obat, mengelola pemasukan dan pengeluaran obat, mengevaluasi pengadaan sediaan
farmasi , alat kesehatan, konsultasi kesehatan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.

Uraian tugas Apoteker/Asisten Apoteker adalah :


a. Membuat rencana kerja tahunan program asisten apoteker sesuai dengan juklak dan
juknis yang ada untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
b. Memberikan obat kepada pasien sesuai resep dokter untuk kesembuhan pasien.
c. Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin sesuai dengan tingkat kebutuhan untuk
mencukupi kebutuhan pasien.
d. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat dan vaksin sesuai dengan rencana program
untuk mencukupi kebutuhan pengobatan.
e. Mengevaluasi sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai dengan juknis untuk mengontrol
pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan.
f. Mendistribusikan obat ke pustu, polindes dan poskesdes sesuai jumlah permintaan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
g. Melakukan pengawasan dan pembinaan toko obat di wilayah kerja sesuai juklak dan
juknis untuk memantau peredaran obat di masyarakat.
h. Pembinaan obat tradisional dan kosmetik di wilayah kerja sesuai juklak dan juknis
untuk memantau peredaran obat di masyarakat.
i. Memberikan konsultasi kesehatan terhadap pasien dan masyarakat sesuai dengan
masalah yang pasien keluhkan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
kesehatan.
j. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
untuk meningkatkan pengetahuan pasien di bidang obat – obatan dan kesehatan.
k. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan situasi
yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BATUJAJAR


2.2 SUMBER DAYA PUSKESMAS BATUJAJAR
Sumber daya yang dimiliki Puskesmas Batujajar meliputi pegawai, sarana dan
prasarana serta anggaran yang dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pegawai
Pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu
institusi/organisasi. Berikut data pegawai Puskesmas Batujajar tahun 2013 :
Tabel 1
Komposisi pegawai berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian
Puskesmas Batujajar

2. Sarana dan Prasarana


Data sarana dan prasarana Puskesmas Batujajar tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Sarana dan Prasarana Puskesmas Batujajar tahun 2013
No Sarana dan Prasarana Kondisi
Baik Rusak Rusak Jumlah
Ringan Berat
1. Puskesmas Pembantu 1 1 2
2. Rumah Dinas Dokter 1 1
3. Sepeda Motor 1 1 2
4. Komputer 2 2
5. Mesin Tik 1 1
6. ALAT KEDOKTERAN UMUM
a.Tensimeter 2 2
b.Stetoskop 2 2
c.Termometer air raksa 3 3
d.Diagnostik set 1 1
e.Otoscope 1 1
f.reflex hamer 2 2
g.tongue spatel 2 2
h.instrumen bedah minor 1 1
i.troley instrument 1 1
j. sterilisator rebus 1 1
k.Pengukur tinggi badan 1 1
l.timbangan berat badan 1 1
m.examination table 3 3
n.single bowl stand 3 3
o.kursi roda 1 1
p.infusion stand 3 3
q.instrumen cabinet 1 1
r.Nebulizer emergency CPAP 1 1
S.Examination set 3 3
t. sterilisator 1 1
9. ALAT KEDOKTERAN GIGI
a.Tensimeter 1 1
b.Stetoskop 1 1
c.Dental unit 1 1
d.instrumen gigi 1 1
e.alat diagnostik 1 1
f.contra angel +straight hand piece 1 1
g.Plastik filling 1 1
h.stoper semen uk S dan LSS 1 1
i.burnisher set of 3 SS 1 1
j. Spatel semen 1 1
k.Diamond bor 1 1
l.Articulating paper 1 1
m.pelindung jari 1 1
n.Tang ekstraksi anak set of 7 pcs SS 1 1
o.Bein bengkok set of 2 ( kanan & kiri ) 1 1
SS 1 1
p.periodontal probe 1 1
q.Sendok cetak rahang atas rahang
bawah SS
10. KIA SET
a.Tensimeter 1 1
b.Stetoskop 1 1
c.Timbangan bayi 1 1
d.Timbangan ibu 1 1
e.Termometer 1 1
11. UKS KIT
a.Tensimeter air raksa 1 1
b.stetoskop 1 1
c.timbangan injak 1 1
d.microtoa / statur meter 1 1
e.divend disk / iodine cup 1 1
f.neerbeken 1 1
g.bak instrument 1 1
h.gunting verban 1 1
i.tongue spatel / berlubang 1 1
j.pinset anatomis 1 1
k.Termometer badan 1 1
l.Tempat kapas / bwol sponge 1 1
m.Snellen chart 1 1
n. Penlight 1 1
o. Tas 1 1
p. kotak P3K 1 1
12. POSBINDU KIT
a.tensimeter air raksa 1 1
b.timbangan badan digital 1 1
c.gluco meter 1 1
13. PHN KIT
a.Pinset anatomis ( meiden ) 14 1 1
b.Gunting verband ( local ) 14 1 1
c.Verband ( 4 x 5 cm ) 1 1
d.bak steril ( local 509 ) 1 1
e. sudip lidah 1 1
f. tas PHN 1 1
g.sarung tangan ( sensi ) 1 1
h.masker ( onemed )

3. Anggaran
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Batujajar kurun
waktu 2011-2013 yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
Dana Alokasi Umum (DAU) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 3
Anggaran dan Realisasi Anggaran Puskesmas Batujajar

ANGGARAN PADA REALISASI ANGGARAN PADA RASIO ANTARA REALISASI &


TAHUN TAHUN ANGGARAN TAHUN
URAIAN
2012 2013 2012 2013 2012 2013

(1) (5) (6) (10) (11) (17) (18)


BOK 117.006.000 117.006.000 117.006.000 117.006.000 0 0

Total

2.3 KINERJA PELAYANAN PUSKESMAS BATUJAJAR


Tingkat capaian kinerja pelayanan Puskesmas Batujajar dalam kurun waktu 2010-2012
berdasarkan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) dapat dilihat dalam table berikut ini :
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan di Puskesmas Batujajar
Tantangan pembangunan kesehatan dan masalah kesehatan ke depan semakin kompleks.
Pembangunan kesehatan ke depan harus memperhatikan perkembangan situasi kesehatan
secara global. Kerjasama Lintas sektor, peran aktif masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pembangunan kesehatan di wilayah puskesmas Batujajar.
Puskesmas Batujajar diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan urusan kesehatan
tersebut dituntut supaya dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk maksud
tersebut, Puskesmas Batujajar telah melakukan identifikasi beberapa tantangan dan
peluang pengembangan pelayanan dimasa mendatang.

1. Tantangan Pelayanan
Beberapa tantangan pelayanan yang akan dihadapi Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 :

a. Adanya Stigma Terhadap Program Pelayanan Kesehatan


Pelaksanaan program kesehatan selama ini dipandang kurang menunjukan hasil
yang nyata, stigma yang berkembang di masyarakat pada umumnya bahwa
pembangunan bidang kesehatan banyak memakan anggaran yang cukup besar tanpa
diimbangi dengan hasil/dampak yang besar, cepat serta nyata dirasakan bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara luas.Pandangan masyarakat
tersebut muncul karena kurangnya informasi dan pengetahuan bahwa tujuan utama
pembangunan bidang kesehatan adalah perubahan perilaku hidup sehat di
masyarakat sehingga mereka dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya secara pribadi, keluarga dan masyarakat dalam upaya pencegahan
maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan.Perubahan perilaku ini secara teori tidak
dapat dilihat atau dinilai dan dirasakan secara cepat dalam jangka waktu pendek,
tetapi dalam jangka waktu panjang. Hal inilah yang menyebabkan pembangunan
bidang kesehatan tidak dapat dirasakan secara langsung dan nyata, karena
merupakan suatu proses yang panjang.
b. Penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.
Masalah utama yang harus segera ditangani adalah masih tingginya kejadian
penyakit infeksi/menular di masyarakat, walaupun kecenderungannya semakin
menurun. Disamping itu kecenderungan meningkatnya kasus penyakit tidak menular
seperti diabetes militus, jantung dan stroke tetap menjaadi masalah bagi kesehatan
masyarakat.Penyakit infeksi seperti TBC, Demam Berdarah, HIV/AIDS, ISPA,
Diare, Kusta, Chikungunya, Filariasis dan Flu Burung masih menjadi masalah serius
yang harus ditangani dan dikendalikan secara komprehensif dengan keterlibatan
berbagai program dan lintas sektor. Pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit
haruslah ditangani secara tepat. Penguatan surveilance penyakit dan deteksi dini
timbulnya suatu penyakit dalam rangka untuk pengambilan keputusan dan tindakan
yang tepat serta sistem informasi/jejaring informasi yang tepat oleh semua
pemegang kepentingan menjamin penanganan dini, cepat dan tepat.

2. Peluang Pelayanan

Beberapa peluang pelayanan yang akan dihadapi Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

a. Adanya komitmen global MDG’s


MDGs atau Millenium Development Goals (Tujuan Pembangunan Millenium)
adalah 8 tujuan yang telah disetujui oleh 191 negara anggota PBB untuk dapat
dicapai pada tahun 2015 yang ditandatangani saat Deklarasi Millenium PBB.
Deklarasi Millenium PBB yang ditandatangani pada bulan September tahun 2000
menargetkan para pemimpin dunia untuk dapat memberantas kemiskinan, kelaparan,
penyakit-penyakit, buta huruf, kerusakan lingkungan, serta diskriminasi terhadap
wanita. MDGs adalah turunan atau produk dari deklarasi ini, dan mempunyai
beberapa target dan indikator yang spesifik.Tujuan-tujuan MDGs tersebut adalah
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; mencapai pendidikan dasar untuk semua;
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; menurunkan angka
kematian anak; meningkatkan kesehatan ibu; memerangi HIV/AIDS, malaria, dan
penyakit menular lainnya; memastikan kelestarian lingkungan hidup; serta
mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.Faktor kesehatan sangat
berpengaruh dalam pencapaian MDGs, derajat kesehatan yang baik dapat membantu
dalam pencapaian MDGs. Derajat kesehatan yang baik dapat membantu anak-anak
untuk belajar lebih baik dan mendukung orang dewasa untuk mendapatkan
pendapatan yang lebih baik, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan,
kelaparan, dan kerusakan lingkungan.Hal inilah yang menjadi peluang bagi bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan.

b. Adanya sarana pelayanan kesehatan swasta dan lembaga pendidikan kesehatan

Dewasa ini perkembangan sarana pelayanan kesehatan swasta dan lembaga


pendidikan swasta di wilayah Puskesmas Batujajar dan sekitarnya cukup meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah peningkatan perijinan praktek sarana pelayanan
kesehatan swasta baik pribadi maupun gabungan serta perijinan mahasiswa yang
melakukan praktek dan penelitian kesehatan di wilayah Puskesmas Batujajar.Di
wilayah Puskesmas Batujajar dan sekitarnya terdapat beberapa insitusi pendidikan
kesehatan swasta yang berkontribusi dalam mencetak tenaga kesehatan bidang
kebidanan, keperawatan dan kesehatan masyarakat.Hal inilah yang dijadikan
peluang dalam rangka pembangunan bidang kesehatan di wilayah Kecamatan
Batujajar.

c. Adanya Perbup tentang jaminan pelayanan kesehatan keluarga miskin daerah


Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat telah berkomitmen dalam mengatasi
permasalahan penduduk miskin di daerah.Dalam bidang kesehatan, komitmen ini
dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2014 tentang Program Kartu
Cermat. Program Kartu Cermat adalah program strategis dan terpadu yang
digulirkan oleh pemerintahan Kabupaten Bandung Barat untuk menjabarkan Visi
dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang bertujuan untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan
kepada masyarakat miskin dan kurang mampu.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN


FUNGSI PELAYANAN PUSKESMAS BATUJAJAR

Beberapa masalah yang bisa diidentifikasi berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Puskesmas
Batujajar, berdasarkan PKP 2010-2012 adalah :
1. Adanya ketidaksesuaian antara target yang ditetapkan dari Provinsi (PKP) dengan target yang
ditetapkan Dinas Kesehatan.
2. Pada PKP ada beberapa program yang tidak ditemukan data sasaran dan cakupan programnya
sehingga tidak dapat dianalisa, sehingga menghambat perencanaan program ke depannya.

3.Keterbatasan Sumber Daya Manusia, dimana ada staff yang memegang jabatan rangkap yang
mengakibatkan pencapaian program kurang maksimal.

4. Sarana dan prasarana Puskesmas belum memadai, sehingga belum dapat maksimal dalam
menjalankan seluruh program.

5. Keterlibatan lintas sektor belum sepenuhnya mendukung kegiatan kegiatan di puskesmas.

6. Peran serta masyarakat dalam kesehatan belum maksimal sehingga ada beberapa program yang
pencapainnya belum maksimal.

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH

umusan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah menurutRPJMD Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2013-2018yaitu “Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas,
Rasional, Maju, Agamis dan Sehat Berbasis pada Pengembangan dan
Pemberdayaan Potensi Wilayah”. Untuk mencapai visi dimaksud, misi yang
ditetapkan untuk diselenggarakan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui kualitas


birokrasi dalam melayani masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan prima dalam bidang pendidikan dan
kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat;
3. Meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi masyarakat,
untuk optimalisasi penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan
kemiskinan;
4. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam
dan lingkungan hidup melalui pembangunan berkelanjutan;
5. Meningkatkan Kesalehan dan Modal Sosial Berdasarkan Nilai Agama
dan Kearifan Budaya Lokal;dan
6. Meningkatkan pemberdayaan pemerintahan dan masyarakat desa.

Berdasarkan rumusan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
tersebut di atas, ruang lingkup peran serta Puskesmas Batujajar sangat terkait
dengan Misi Kedua pada pernyataan“Meningkatkan Kualitas Pelayanan Prima
dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan yang Terjangkau Bagi Semua Lapisan
Masyarakat”, dalam rangka mencapai Visi “Mewujudkan Masyarakat yang Sehat
Berbasis pada Pengembangan dan Pemberdayaan Potensi Wilayah”.

Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam lingkup misi kedua
khususnya yang berkaitan dengan Puskesmas Batujajar sebagaimana tertuang
pada RPJMD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut
:

 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 Program Gizi Masyarakat
 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana
 Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
 Program Peningkatan Keselamatan Balita
 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3.3. TELAAHAN RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

Merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Thn 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
daerah, bahwa dalam proses penyusunan Renstra-SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota diwajibkan adanyatelaahan terhadap Renstra kementerian dan
Renstra-SKPD di atasnya sesuai dengan urusan wajib/pilihan yang menjadi
kewenangannya yang dalam hal ini adalah Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
Visi pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat adalah: “Terwujudnya
Kemandirian Masyarakat Bandung Barat Untuk Hidup Sehat”.
Visi tersebut diwujudkan dalam 3 Misi yaitu :
1.Memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
merata, terjangkau dan berkualitas
2.Memantapkan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit
menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya
3.Memantapkan perencanaan, akuntabilitas dan layanan perkantoran serta penyelenggaraan
pembangunan bidangkesehatan
Tujuan :
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
terjangkau dan berkualitas.
2. Menurunnya angka kematian dan kesakitan akibat penyakit menular dan tidak
menular serta masalah kesehatan lainnya.
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam mewujudkan Kabupaten Bandung Barat sehat
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pembangunan bidang kesehatan yang menjadi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
Sasaran Strategis :
1. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan gizi masyarakat.
3. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan /perawatan kesehatan
dasar,rujukan dan khusus.
4. Meningkatnya cakupan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular.
5. Meningkatnya cakupan dan mutu upaya pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar.
6. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif dan cakupan PHBS di 5 tatanan.
7. Meningkatnya kualitas dokumen pencatatan dan pelaporan bidang kesehatan serta
penyelenggaraan layanan perkantoran lainnya.

3.4. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS BIDANG KESEHATAN

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat memberikan sumbangan yang


nyata dalam meningkatkan daya saing bangsa yang dibutuhkan di era globalisasi
saat ini. Sebagai konsekuensinya, kesehatan juga perlu diupayakan dan
diperjuangkan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, oleh
semua komponen bangsa baik di pusat maupun di daerah. Paradigma sehat yang
dikumandangkan kembali oleh Departemen Kesehatan adalah cara pandang, pola
pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah
kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan
upayanya lebih dirasakan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan bukan hanya menyembuhkan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Paradigma sehat secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan. Secara mikro berarti bahwa
pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Tantangan pembangunan bidang kesehatan yang dihadapi kedepan adalah


terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap
pelayanan kesehatan di wilayah sulit, masalah kualitas, kuantitas dan penyebaran
tenaga kesehatan, adanya beban ganda penyakit (new emerging dan re-emerging
desease) yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi lama yang harus
ditangani dan dilain pihak semakin meningkatnya penyakit baru baik menular dan
tidak tidak menular, meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang serta isu gender di bidang kesehatan.
Isu-isu strategis yang berkembang di Puskesmas Batujajar

1.Jumlah Kematian Ibu dan Bayi cukup tinggi

2.Kondisi Lingkungan dan Kesadaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Masih kurang

Cakupan PHBS di rumah tangga, perkantoran/institusi, dan di tempat-tempat


umum masih jauh dari target yang diharapkan. Sampai dengan saat ini,
permasalahan perilaku merokok di dalam ruangan merupakan masalah utama
dalam PHBS disamping cakupan pemberian ASI dan penimbangan bayi dan
balita. Kondisi cakupan PHBS rumah tangga di Puskesmas Batujajar masih
rendah yaitu 49,1% (target 80%) serta cakupan desa siaga aktif baru mencapai
72,73%. Kondisi tersebut menunjukan bahwa masih rendahnya pengertian
dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelaksanaan PHBS. Cakupan
air bersih baru mencapai 77,47% dari target 80%, cakupan jamban keluarga
baru mencapai 65,32% dari target 70% dan cakupan SPAL baru mencapai
49,25% dari target 60%. Permasalahan antara kondisi lingkungan, penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian penyakit merupakan hal
yang sangat terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain serta berdampak
besar terhadap status derajat kesehatan masyarakat. Masalah penyakit
berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi kualitas lingkungan yang tidak
memadai serta perilaku hidup sehat dari masyarakat yang masih rendah
mengakibatkan penyakit-penyakit menular seperti Diare, ISPA, TB Paru, Kusta
dan penyakit tidak menular seperti Diabetes, Hipertensi dan penyakit jantung.

3.Kejadian Penyakit Infeksi/Menular di masyarakat yang masih cukup tinggi

Masalah utama yang harus segera ditangani adalah masih tingginya kejadian
penyakit infeksi/menular di masyarakat, walaupun kecenderungannya
semakin menurun. Disamping itu kecenderungan meningkatnya kasus
penyakit tidak menular seperti diabetes militus, jantung dan stroke tetap
menjaadi masalah bagi kesehatan masyarakat.Penyakit infeksi seperti TBC,
demam berdarah, HIV/AIDS, ISPA, Diare, Kusta, Chikungunya, Filariasis dan
Flu Burung masih menjadi masalah serius yang harus ditangani dan
dikendalikan secara komprehensif dengan keterlibatan berbagai program dan
lintas sektor. Pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit haruslah
ditangani secara tepat.

Penguatan surveilance penyakit dan deteksi dini timbulnya suatu penyakit


dalam rangka untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat serta
sistem informasi/jejaring informasi yang tepat oleh semua pemegang
kepentingan menjamin penanganan dini, cepat dan tepat.

4.Pembiayaan belum mengutamakan upaya pencegahan dan promosi kesehatan

Proporsi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah belum


mengutamakan upaya pencegahan dan promosi kesehatan. Cakupan jaminan
kesehatan yang masih rendah, ditandai dengan masih tinginya pembiayaan
kesehatan yangbersumber dari out of pocket.

5. Sistem Informasi Kesehatan Daerah Masih Belum Memadai

Sistem informasi kesehatan daerah masih belum optimal. Hal ini ditandai
dengan masih rendahnya kualitas data dan informasi serta terfragmentasi
sehingga belum menggambarkan permasalahan kesehatan secara utuh.
BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. VISI MISI PUSKESMAS BATUJAJAR

Visi adalah suatu rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan, sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Definisi ini
sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah.

Berdasarkan pengertian tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian


Visi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Visi Dinas Ksehatan Kabupaten
Bandung Barat serta mewujudkan hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang terbaik sebagaimana amanah dari Undang Undang No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, Puskesmas Batujajar menetapkan Visi sebagai berikut :
“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Batujajar Untuk Hidup Sehat”.

Penjelasan makna dari visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :


1. Kemandirian, berarti suatu kemauan, sikap dan kemampuan yang mandiri dari penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Batujajar dalam mengatasi permasalahan kesehatannya baik
secara individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya pencegahan maupun pemanfaatan
sarana fasilitas kesehatan.
2. Masyarakat, berarti penduduk wilayah kerja Puskesmas Batujajar dan warga lainnya
yang tinggal diluar wilayah kerja Puskesmas Batujajar ataupun melakukan kegiatan di
wilayah kerja Puskesmas Batujajar.
3. Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar, berarti 7 desa di Kecamatan Batujajar yang menjadi
wilayah kera Puskesmas Batujajar yaitu Desa Batujajar Barat, Batujajar Timur,
Galanggang, Pangauban, Giriasih, Cangkorah, Selacau
4. Hidup Sehat, berarti kondisi dimana individu, keluarga dan masyarakat yang tidak
mengalami gangguan penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari
baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Sehubungan dengan visi tersebut di atas, Misi yang diemban oleh Puskesmas Batujajar
sebagai upaya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan meliputi :
1.Memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
merata, terjangkau dan berkualitas
2. Memantapkan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit
menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya
3.Memantapkan perencanaan, akuntabilitas dan layanan perkantoran serta penyelenggaraan
pembangunan bidang kesehatan
Pernyataan misi tersebut mengandung makna bahwa :
 Memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
merata, terjangkau dan berkualitas, berarti upaya-upaya dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatan
khusus lebih ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitasnya.
Dengan memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus
yang merata, terjangkau dan berkualitas diharapkan terwujud peningkatan pemerataan,
aksesibilitas dan mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus sehingga pada
akhirnya berdampak besar terhadap pencapaian visi Terwujudnya Kemandirian
masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar Untuk Hidup Sehat
 Memantapkan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit
menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya, berarti upaya-upaya dalam
rangka pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit maupun masalah kesehatan
lainnya lebih ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitasnya. Dengan memantapkan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit menular dan tidak
menular serta masalah kesehatan lainnya diharapkan terwujud penurunan angka kejadian
atau kasus penyakit baik yang bersifat menular maupun tidak menular serta masalah
kesehatan lainnya seperti masalah kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar sehingga
dapat menurunkan angka kematian di Kabupaten Bandung Barat yang pada akhirnya
berdampak besar terhadap pencapaian visi Terwujudnya Kemandirian Masyarakat
Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar Untuk Hidup Sehat.
 Memantapkan perencanaan, akuntabilitas dan penyelenggaraan pelayanan perkantoran
lain pembangunan bidang kesehatan, berarti upaya-upaya dalam rangka merencanakan
dan mempertanggungjawabkan serta menyelenggarakan pelayanan kantor lainnya lebih
ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitas.
Dengan memantapkan perencanaan, akuntabilitas dan penyelenggaraan pelayanan
perkantoran lain pembangunan bidang kesehatan diharapkan terwujud tata kelolah
pembangunan bidang kesehatan yang berkualitas yang pada akhirnya berdampak besar
terhadap pencapaian visi Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Wilayah Kerja
Puskesmas Batujajar Untuk Hidup Sehat.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS PUSKESMAS Batujajar


Berdasarkan pernyataan misi tersebut di atas, tujuan pembangunan bidang kesehatan untuk
kurun waktu tahun 2013-2018 Puskesmas Batujajar adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
terjangkau dan berkualitas.
2. Menurunnya angka kematian dan kesakitan akibat penyakit menular dan tidak
menular serta masalah kesehatan lainnya.
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pembangunan bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan Puskesmas Batujajar
Pernyataan tujuan pertama yaitu meningkatnya pemerataan, aksesibilitas dan kualitas
pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus memiliki makna bahwa Puskesmas Batujajar
untuk kurun waktu tahun 2013-2018 berkeinginan supaya pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan khusus dapat dinikmati secara merata,
mudah diakses dan memenuhi standar mutu pelayanan sehingga cita-cita menjadikan
masyarakat Batujajar hidup sehat dapat tercapai.
Berdasarkan pernyataan tujuan pembangunan tersebut di atas, Puskesmas Batujajar untuk
kurun waktu tahun 2013-2018 telah menetapkan sasaran strategis sebagai berikut :
1. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
Indikator kinerja atas sasaran strategis dimaksud terdiri dari :
 Jumlah Kematian Ibu menurun menjadi 1 kasus di tahun 2018.
 Jumlah Kematian Bayi menurun menjadi 1 kasus di tahun 2018.
2. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan gizi masyarakat
Indikator kinerja atas sasaran strategis tersebut meliputi :
 Prevalensi gizi buruk menurun menjadi 0.018% di tahun 2018.
 Prevalensi gizi kurang menurun menjadi 6.7% di tahun 2018.
 Prevalensi balita pendek menurun menjadi 15.90% di tahun 2018.
3. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan dasar,
rujukan dan khusus
Indikator kinerja atas sasaran strategis ini yaitu :
 Usia Harapan Hidup (UHH) meningkat menjadi 70,5 di tahun 2018.
Pernyataan tujuan kedua adalah menurunnya angka kematian dan kesakitan akibat
penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya memiliki makna bahwa
Puskesmas Batujajar untuk kurun waktu tahun 2013-2018 berkeinginan supaya angka
kematian dan angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas Batujajar akibat beberapa penyakit
menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya yang masih tergolong tinggi
menjadi rendah.
Berdasarkan pernyataan tujuan pembangunan di atas, Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2014-2018 telah menetapkan sasaran strategis sebagai berikut :
1. Meningkatkan cakupan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular
Indikator kinerja atas sasaran strategis dimaksud terdiri dari :
 Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Imunization) menjadi 100%
di tahun 2018.
 Cakupan penemuan dan penanganan pendertia penyakit TBC BTA positif
menjadi 52,45% di tahun 2018.
 Angka kesembuhan/cure rate TBC > 90% di tahun 2018.
 Cakupan penanganan penyakit DBD menjadi 100% di tahun 2018.
 Angka kesakitan/Prevalence Rate penderita HIV/AIDS < 0,5/10.000 penduduk
di tahun 2018.
 Cakupan penemuan pnemonia pada balita < 80% di tahun 2018.
 Angka kematian/CFR disebabkan penyakit diare < 1% di tahun 2018.
 Angka penemuan kasus baru (CDR) penyakit kusta menjadi 0 kasus di tahun
2018
 Prevalence penduduk usia > dari 15 tahun dengan tekanan darah tinggi <
25,8% di tahun 2018
 Prevalence penduduk usia ≥ dari 15 tahun dengan gula darah tinggi < 6,9% di
tahun 2018
2. Meningkatnya cakupan dan mutu upaya pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar
Indikator kinerja atas sasaran strategis dimaksud terdiri dari :
 Rumah masyarakat termasuk kategori rumah sehat meningkat menjadi 90% di
tahun 2018.
 Tempat Pengelolaan Makanan Minuman (TPM) termasuk kategori TPM sehat
meningkat menjadi 80% di tahun 2018.
 Tempat-Tempat Umum (TTU) termasuk dalam kategori TTU sehat meningkat
menjadi 80% di tahun 2018.
Pernyataan tujuan ketiga yaitu meningkatnya kemandirian masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat dalam mewujudkan Kecamatan Batujajar Sehat memiliki makna
bahwa Puskesmas Batujajar untuk kurun waktu tahun 2013-2018 berkeinginan supaya
seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batujajar dapat mandiri dalam memelihara,
mempertahankan dan mengatasi permasalahan kesehatannya secara pribadi, keluarga dan
masyarakat dalam upaya pencegahan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk
menunjang terwujudnya Kecamatan Batujajar Sehat.
Berdasarkan pernyataan tujuan pembangunan di atas, Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 telah menetapkan sasaran strategis sebagai berikut :
1. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif dan cakupan PHBS di 5 tatanan
Indikator kinerja atas sasaran strategis tersebut yaitu :
 Desa Siaga Aktif Mandiri meningkat menjadi 50% di tahun 2018
 Rumah tangga ber-PHBS meningkat menjadi 85% di tahun 2018
 Sekolah termasuk dalam kategori sekola sehat meningkat menjadi 84 unit di
tahun 2018.
 Puskesmas dan jejaringnyatermasuk kategori puskesmassehat di tahun 2018.
Pernyataan tujuan keempat yaitu meningkatnya kualitas tata kelolah pembangunan bidang
kesehatan mengandung makna bahwa Puskesmas Batujajar berkeinginan supaya produk-
produk kebijakan dan manajemen pembangunan bidang kesehatan lebih berkualitas sehingga
arah atau fokus pembangunan kesehatan selaras dengan cita-cita Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat khususnya dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat pada umumnya.
Berdasarkan pernyataan tujuan pembangunan dimaksud, Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 telah menetapkan sasaran strategis sebagai berikut :
1. Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan dan akuntabilitas pembangunan bidang
kesehatan serta penyelenggaraan layanan perkantoran lainnya
Indikator kinerja atas sasaran strategis tersebut terdiri dari :
 Dokumen Renstra selaras dengan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat dan aplikatif.
 Dokumen laporan keuangan penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan
memenuhi kriteria transparan dan akuntabel.
 Dokumen laporan kinerja penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan
memenuhi kriteria transparan dan akuntabel.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN PUSKESMAS BATUJAJAR


Dalam rangka memujudkan tujuan dan sasaran strategis tahun 2013 -2018 tersebut di atas,
Puskesmas Batujajar menetapkan strategi dan kebijakan sebagai berikut :
Strategi
1. Meningkatkan penyelenggaraan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) melalui :
 Penguatan District Team Problem Solving (DTPS) – KIA.
 Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan penyelenggara pelayanan ibu dan anak.
 Penguatan manajemen dan jejaring pelayanan KIA.
 Penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya.
 Penguatan pelayanan Antenatal Care (ANC) Perinatal Care (PNC) dan SOP
kegawatdaruratan obstetri.
2. Memantapkan penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat melalui :
 Pemantauan pertumbuhan balita.
 Penatalaksanaan kasus gizi buruk dan kurang.
 Pemberian suplemen gizi.
 Advokasi gizi seimbang
 Fasilitasi layanan ASI Eksklusif
 Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan penyelenggara pelayanan gizi.
3. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau masyarakat melalui :
 Pengadaan prasarana dan sarana puskesmas.
 Rehabilitasi/perbaikan prasarana dan sarana puskesmas/ puskesmas keliling/
puskesmas pembantu dan jaringannya yang mengalami kerusakan.
 Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan.
4. Menyelenggarakan standarisasi penyelenggara pelayanan kesehatan melalui :
 Akreditasi Puskesmas.
5. Memantapkan penyelenggaraan jaminan pelayanan kesehatan melalui :
 Mendorong masyarakat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara
optimal.
6. Memantapkan penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat melalui :
 Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan penyelenggara pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan khusus.
 Penyediaan sarana pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan khusus
yang dibutuhkan.
 Peningkatan jumlah dan kapasitas kader kesehatan yang dilibatkan dalam
penyelenggara pelayanan kesehatan dasar dan khusus termasuk pelayanan
kesehatan lansia.
7. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit melalui :
 Penyelenggaraan deteksi dini
 Pemberian imunisasi
 Penanganan penyakit menular dan tidak menular serta penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) penyakit.
8. Meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar
masyarakat melalui :
 Advokasi kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar.
 Menyelenggarakan pengawasan kualitas lingkungan pemukiman.
 Menyelenggarakan pengawasan higienitas sanitasi TPU dan TPM.
9. Meningkatkan kerjasama dan membangun komitemen melalui Lintas Sektor,
masyarakat dan Lintas Program melalui :
 Advokasi pada stakeholder di setiap jenjang pemerintah
 Pemberdayaan masyarakat melalui tokoh masyarakat dan kader kesehatan
10. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan bidang kesehatan melalui :
 Peningkatan kapasitas tenaga perencanaan bidang kesehatan.
 Penyusunan data basis bidang kesehatan yang akurat dan selalu diupdate.
 Peningkatan peran serta masyarakat, unsur tenaga ahli dan stakeholders lainnya.
11. Meningkatkan kualitas akuntabilitas penyelenggaraan pembangunan bidang
kesehatan melalui :
 Peningkatan kapasitas tenaga pelaporan keuangan dan kineja Puskesmas
Batujajar.
 Pengembangan sistem pengumpulan data kinerja bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan Puskesmas Batujajar.
Kebijakan
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama diarahkan :
 Mengurangi resiko kematian akibat kebidanan seperti Eklamsi dan perdarahan.
 Mengurangi resiko kematian akibat non kebidanan seperti penyakit, anemi dan
sosial kultural serta sarana pelayanan.
2. Penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat terutama diarahkan:
 Mengurangi penyebab kasus gizi kurang dan gizi buruk serta balita pendek.
 Penanganan kasus gizi kurang dan gizi buruk serta balita pendek sesuai standar
mutu pelayanan.
3. Mengadakan obat dan perbekalan kesehatan terutama diarahkan supaya :
 Obat yang diadakan sesuai kebutuhan dan sediaan obat sesuai standar sediaan
kefarmasian.
 Perbekalan kesehatan yang diadakan sesuai kebutuhan dan sediaan perbekalan
kesehatan sesuai standar sediaan perbekalan kesehatan.
4. Standarisasi pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesma
5. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat dengan prioritas kepada upaya preventif
dan promotif.
6. Upaya kesehatan masyarakat terutama diarahkan :
 Pelayanan kesehatan dasar dan khusus diselenggarakan secara merata dan
terjangkau.
 Penanganan masalah kesehatan lainnya seperti pelayanan kesehatan lansia,
pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dokter kecil dan lain-lain.
7. Pencegahan dan pengendalian penyakit terutama diarahkan pada upaya :
 Penguatan sistem kewaspadaan dini.
 Penyelidikan epidemiologi penyakit.
 Penanganan penemuan penderita penyakit menular dan tidak menular sesuai
dengan standar mutu pelayanan.
 Penanggulangan segera KLB penyakit.
8. Peningkatan penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar masyarakat terutama
diarahkan pada :
 Kawasan padat penduduk, rumah masyarakat kategori kurang/tidak mampu dan
sarana-sarana umum masyarakat menjadi prioritas pelayanan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar.
 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar melibatkan
sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat dan stakeholders kesehatan lainnya.
9. Peningkatan kemandirian mayarakat dalam ber-PHBS melalui :
 Peningkatan dan penguatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
 Pengkajian PHBS rumah tangga
 Pengkajian PHBS sekolah
 Pengkajian PHBS perkantoran
 Pengkajian PHBS institusi kesehatan
 Penguatan Forum Desa Siaga Aktif
 Penyediaan Media Penyuluhan
 Penguatan Forum Kecamatan Sehat
10. Peningkatan kualitas dokumen perencanaan bidang kesehatan melalui :
 Pegawai yang dilibatkan dalam penyusunan dokumen perencanaan bidang
kesehatan dikutsertakan dalam pelatihan perencanaan kesehatan.
 Unsur masyarakat dan stakeholders kesehatan lainnya yang diikutsertakan dalam
proses perencanaan memiliki kapasitas dan memahami permasalahan.
11. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan bidang kesehatan terutama
diarahkan :
 Selaras dengan dokumen perencanaan pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
 Selaras dengan dokumen perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat.
12. Peningkatan penyelenggaraan layanan bidang kesehatan terutama diarahkan :
 Penyediaan layanan administrasi perkantoran tepat waktu dan tepat jumlah.
 Penyediaan sarana dan prasarana aparatur tepat waktu dan tepat jumlah.
13. Pengembangan sistem pelaporan keuangan dan kinerja diprioritaskan kepada upaya :
 Pegawai yang dilibatkan dalam pengembangan sistem pelaporan keuangan dan
kinerja diikut sertakan dalam pelatihan.
 Monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan realisasi kinerja dilakukan
secara berkala.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA
SERTA PENDANAAN INDIKATIF

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN PUSKESMAS BATUJAJAR


Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 8
Tahun 2008, Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran
dantujuan serta memperoleh alokasi anggaran, sedangkan pengertian Kegiatan yaitu bagian
dari program yang dilaksakan oleh satu ataubeberapa satuan kerja sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program.
Sehubungan pengertian-pengertian tersebut, Puskesmas Batujajar telah menetapkan
rencana program dan kegiatan Tahun 2014 - 2018 sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan pembinaan program kesehatan ibu
 Kegiatan pembinaan program kesehatan bayi
2. Program Peningkatan Keselamatan Anak Balita
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan dari program ini terdiri dari :
 Kegiatan pelayanan kesehatan balita
 Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini antara lain :
 Kegiatan penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
 Kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin
4. Program Pengadaan dan Perbaikan Prasarana dan Sarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan dari program ini yaitu :
 Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini adalah sebagai berikut :
 Kegiatan evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
 Kegiatan pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan
kesehatan
 Kegiatan peningkatan dan pemutakhiran data pelayanan kesehatan
6. Program Peningkatan Kesehatan Lansia
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan pelayanan kesehatan bagi lansia
 Kegiatan pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan lansia
7. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
 Kegiatan peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
 Kegiatan monitoring dan evaluasi pelayanan obat dan perbekalan
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan Peningkatan Imunisasi
 Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
 Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
 Kegiatan Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Pencegahan &
Penanggulangan Penyakit Menular
9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
o Kegiatan pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
o Kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
o Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
10. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Pengembangan media dan informasi PHBS
 Penyuluhan masyarakat Pola Hidup Sehat
 Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
11. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Puskesmas
12. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
o Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja
o Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan bulanan
o Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
13. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
o Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
o Kegiatan penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
o Kegiatan penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
o Kegiatan penyediaan alat tulis kantor
o Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan
o Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
o Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
o Kegiatan penyediaan peralatan rumah tangga
o Kegiatan rapat koordinasi dan konsultasi
14. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
 Kegiatan pangadaan mebeulair
 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional
 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

5.2 PROGRAM DAN KEGIATAN LINTAS SEKTOR


Peran lintas sektor untuk keberhasilan pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas
Batujajar sangatlah besar. Tanpa dukungan lintas sektor, kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilakukan Puskesmas Batujajar tidak akan mencapai hasil optimal. Untuk itu kordinasi dan
komunikasi yang intensif dengan lintas sektor harus terus dilakukan.
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan dalam program ini adalah :
1. Lokakarya Mini Tribulanan
2. Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
3. Posyandu dan Posbindu
4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
5. Pembinaan Desa Siaga Aktif
6. Bulan Imuniasasi Anak Sekolah (BIAS)
7. Pembinaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
8. Kegiatan program lainnya yang melibatkan lintas sector

5.3 INDIKATOR DAN TERGET KINERJA SERTA PENDANAAN INDIKATIF


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah,
Indikator Kinerja didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menilai keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif, sedangkan pengertian Kinerja menurut
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan
Pemerintah nomor 8 tahun 2008 adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
Sehubungan dengan pengertian-pengertian tersebut, Puskesmas Batujajar telah menetapkan
indikator dan target kinerja serta pendanaan indikatif atas program dan kegiatan Tahun 2014 -
2018 sebagai berikut :
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD

Indikator kinerja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah,
didefinisikan sebagai suatu alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif
menggambarkan tingkat capaian kinerja dari apa yang diukurnya.
Tujuan dan sasaran pembangunan dalam RPJMD yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi serta kewenangan Puskesmas Batujajar tercantum dalam misi kedua yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan prima dalam bidang pendidikan dan kesehatan yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Tujuan pembangunan atas misi tersebut ada 2 (dua) yakni :
 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
 Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olah raga
Sedangkan sasaran strategis dari kedua tujuan pembangunan tersebut terdiri dari :
 Meningkatnya kualitas pendidikan, dengan indikator kinerja sasaran yaitu :
1. Angka melek huruf
2. Angka rata-rata lama sekolah (RLS/Tahun)
3. Angka partisipasi kasar SD/MI/Paket A
4. Angka partisipasi kasar SMP/Mts/Paket B
5. Angka partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
 Meningkatnya derajat kesehatan, dengan indikator kinerja sasaran meliputi :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Usia Harapan Hidup (UHH)
3. Persentase balita gizi buruk
4. Rasio posyandu per satuan balita
5. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
 Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, dengan indikator kinerja sasaran yakni :
1. Rasio akseptor KB
2. Cakupan peserta KB aktif
3. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
 Meningkatnya pemberdayaan generasi muda, dengan indikator kinerja sasaran yaitu :
1. Jumlah organisasi pemuda
2. Jumlah organisasi olahraga
 Meningkatnya prestasi olah raga, dengan indikator kinerja sasaran adalah peringkat pada
event olahraga.
Puskesmas Batujajar telah menetapkan seperangkat indikator kinerja yang dapat
menggambarkan ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
yang dimiliki. Seperangkat indikator kinerja Puskesmas Batujajar Tahun 2013 – 2018 yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat tersebut terdiri dari :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran atau parameter keberhasilan
pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan anak”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja
sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum dengan fokus layanan
urusan wajib bidang kesehatan yaitu meningkatnya cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani, dan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
Pengukuran indikator kinerja Angka Kematian Ibudilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian ibu melahirkan dalam tahun pengukuran per 100.000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak.”.
Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis
dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan masyarakat dengan fokus
kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB.
Pengukuran indikator kinerja Angka Kematian Bayidilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian bayi yang dilahirkan dalam tahun pengukuran per 1.000 kelahiran
hidup.
3. Prevalensi Gizi Buruk (Sangat Kurus) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi masyarakat”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD
khususnya pada aspek kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat
yaitu menurunnya prevalensi gizi buruk.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi gizi buruk dilakukan dengan cara menghitung
jumlah anak balita dengan status gizi buruk dalam tahun pengukuran dibandingkan total
balita.
4. Prevalensi Gizi Kurang (Kurus) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi masyarakat”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD
pada aspek kesejahteraan dan aspek pelayanan umum dengan fokus layanan urusan wajib
bidang kesehatan yaitu cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi gizi kurang dilakukan dengan cara menghitung
jumlah anak balita dengan status gizi kurang dalam tahun pengukuran dibandingkan
total balita.
5. Prevalensi Balita Pendek Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran atau parameter keberhasilan
pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi
masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja
sasaran strategis dalam RPJMD pada aspek kesejahteraan dan aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitu cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi balita pendek dilakukan dengan cara
menghitung jumlah anak balita dengan status balita pendek dalam tahun pengukuran
dibandingkan total balita.
6. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit DBD
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitucakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit DBD.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit DBD dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus DBD yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus DBD pada tahun pengukuran.
7. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit TBC
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitu cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA +.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit TBC dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus TBC baru yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus TBC pada tahun pengukuran.
8. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit HIV/AIDS
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya Usia Harapan
Hidup (UHH).
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit HIV/AIDS dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus HIV/AIDS baru yang terjadi dalam tahun
pengukuran dibandingkan dengan target kasus HIV/AIDS pada tahun pengukuran.
9. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Pneumonia Balita
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB, dan
meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit pneumonia
balitadilakukan dengan cara menghitung jumlah kasus pneumonia balita yang terjadi
dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan target kasus pneumonia balita pada
tahun pengukuran.
10. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Kusta
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit kusta dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus kusta yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus kusta pada tahun pengukuran.
11. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Campak
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB dan
meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit campak dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus campak yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus campak pada tahun pengukuran.
12. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Filariasis
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit filariasisdilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus filariasis yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus filariasis pada tahun pengukuran.

13. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Diare Pada Anak Balita


Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB dan
meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit diare pada anak
balitadilakukan dengan cara menghitung jumlah kasus diare pada anak balita yang
terjadi dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan target kasus diare anak balita
pada tahun pengukuran.
14. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Hipertensi
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit hipertensidilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus hipertensi yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus hipertensi pada tahun pengukuran.
15. Desa/Kelurahan Siaga Aktif Meningkat
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan penyehatan lingkungan, sanitasi
dasar dan pemberdayaan masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras
dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek
kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya
AKI dan AKB serta meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit keracunan pangan
dilakukan dengan cara menghitung jumlah desa/kelurahan yang telah memenuhi kriteria
desa kelurahan siaga aktif pada tahun pengukuran dibandingkan targetnya.

16. Rumah Masyarakat Termasuk Dalam Kategori Rumah Sehat Meningkat


Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan penyehatan lingkungan, sanitasi
dasar dan pemberdayaan masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras
dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek
kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya
AKI dan AKB serta meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja rumah masyarakat termasuk dalam kategori rumah sehat
dilakukan dengan cara menghitung jumlah rumah yang telah memenuhi kriteria rumah
sehat dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan targetnya.
17. Sekolah Termasuk Dalam Kategori Sekolah Sehat Meningkat
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan penyehatan lingkungan, sanitasi
dasar dan pemberdayaan masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras
dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek
kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya
AKI dan AKB serta meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja sekolah termasuk dalam kategori sekolah sehat dilakukan
dengan cara menghitung jumlah sekolah yang telah memenuhi kriteria sekolah sehat
dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan targetnya.
.
18. Tempat Pengelolaan Makanan Minuman (TPM) Termasuk Dalam Kategori TPM
Sehat Meningkat
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan penyehatan lingkungan, sanitasi
dasar dan pemberdayaan masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras
dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek
kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya
AKI dan AKB serta meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja TPM termasuk dalam kategori TPM sehat dilakukan
dengan cara menghitung jumlah TPM yang telah memenuhi kriteria TPM sehat dalam
tahun pengukuran dibandingkan dengan targetnya.
19. Tempat Tempat Umum (TTU) Termasuk Dalam Kategori TTU Sehat Meningkat
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan penyehatan lingkungan, sanitasi
dasar dan pemberdayaan masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras
dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek
kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya
AKI dan AKB serta meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja TTU termasuk dalam kategori TTU sehatdilakukan dengan
cara menghitung jumlah TTU yang telah memenuhi kriteria TTU sehat dalam tahun
pengukuran dibandingkan dengan targetnya.
20. Renstra Puskesmas Selaras Dengan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat dan Aplikatif
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan & akuntabilitas pembangunan
bidang kesehatan serta penyelenggaraan layanan perkantoran lainnya”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis “Jumlah
perencanaan pembangunan” dari sasaran strategis “Meningkatkan kapasitas SDM,
lembaga, dan sistem pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan”, pada tujuan
pembangunan “Meningkatkan pengelolaan pembangunan daerah”, dari misi pertama
dalam RPJMD Kabupaten Bandung Barat “Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
baik melaluikualitas birokrasi dalam melayani masyarakat”.
Pengukuran indikator kinerja renstra Puskesmas selaras dengan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dan aplikatif dilakukan dengan cara menghitung
jumlah sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran yang telah dapat diimplemenasikan
dan dicapai dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan target kinerjanya.
21. Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pembangunan Bidang Kesehatan Memenuhi
Kriteria Transparan dan Akuntabel
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan & akuntabilitas pembangunan
bidang kesehatan serta penyelenggaraan layanan perkantoran lainnya”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis “Meningkatnya
Opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan Daerah” dari sasaran strategis
“Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah”, pada tujuan
pembangunan “Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah”, dari misi pertama
dalam RPJMD Kabupaten Bandung Barat “Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang
baik melaluikualitas birokrasi dalam melayani masyarakat”.
Pengukuran indikator kinerja laporan kinerja penyelenggaraan pembangunan bidang
kesehatan memenuhi kriteria transparan dan akuntabeldilakukan dengan cara mencatat
hasil evaluasi akuntabilitas kinerja oleh Inspektorat Kabupaten Bandung Barat dalam
tahun pengukuran dibandingkan dengan target nilai evaluasi akuntabilitas kinerja.
BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Cihampelas Tahun 2013-2018 merupakan


dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Puskesmas. Renstra ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 -2018 danRencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 -2018.
Renstra Puskesmas Cihampelas Tahun 2013 – 2018 menjadi pedoman dalam
melaksanakan prioritas kegiatan kesehatan selama lima tahun ke depan, sebagai acuan dalam
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) tahunan Puskesmas Cihampelas serta
sebagai dasar evaluasi kinerja tahunan dan lima tahunan Puskesmas Cihampelas.
Penghargaan yang setinggi-tingginya kami haturkan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Cihampelas 2013-2018, semoga tujuan dari
penyusunan ini tercapai dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Cihampelas, Oktober 2013


KEPALA PUSKESMAS CIHAMPELAS

LASTIYONO EKO P,AMd.Kep, SKM


NIP.1963101019860310
RENCANA STRATEGIS
PUSKESMAS BATUJAJAR
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2013-2018

Anda mungkin juga menyukai