PENDAHULUAN
Demikian juga dengan Puskesmas sebagai kepanjangan tangan dari Dinas Kesehatan,
harus menyusun rencana kegiatan periode 5 tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke
dalam rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan atau kota,
harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan
prediksi kedepan yang mungkin terjadi.
Adapun maksud daripada penyusunan dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini adalah
rencana pembangunan kesehatan lingkup Puskesmas Batujajar terdokumentasikan dengan
baik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
1. Sebagai pedoman bagi seluruh staff Puskesmas Batujajar dalam menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing untuk kurun waktu 5 tahun mendatang.
2. Memberikan informasi mengenai arah dan pedoman pembangunan Bidang Kesehatan 5
(lima) tahun mendatang bagi pemangku kepentingan (stakeholders).
Sistematika penulisan Renstra Puskesmas Batujajar Tahun 2013 - 2018 terdiri dari 6
(enam) Bab.
1. Kepala Puskesmas
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi.
b. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan.
c. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
e. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di puskesmas
2. Koordinator Unit Tata Usaha
a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
c. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas berhalangan hadir
3. Bendahara Keuangan Penerimaan dan Pengeluaran
a. Melakukan perencanaan Keuangan
b. Merealisasikan Keuangan
c. Membuat pembukuan/penutupan kas.
d. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan dengan kesejahteraan
pegawai
e. Pencatatan dan Pelaporan
f. Membuat petikan daftar gaji
g. Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan
h. Mengkoordinir bendahara-bendahara di Puskesmas
i. Melakukan setoran perda ke kas daerah
4. Tata Usaha Umum
a. Registrasi Surat Masuk dan Keluar
b. Melanjutkan disposisi Pimpinan
c. Membuat konsep surat
d. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua laporan puskesmas.
e. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana puskesmas
f. Mengarsipkan surat.
g. Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
h. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum
5. Tata Usaha Kepegawaian
a. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK, lap.triwulan, tahunan
,dsb.)
b. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan Langsung
c. Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
d. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
e. Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian Fungsional, Baju, Sepatu dan
lain-lain)
f. Membuat Model C
g. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit )
h. Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek di Puskesmas
i. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf puskesmas
j. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan persetujuan
kepala puskesmas
6. Data dan Informasi
a. Sebagai pusat data dan informasi puskesmas.
b. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum dikirim ke dinas
kesehatan
c. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel, grafik,dll)
d. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi data dan menyerahkan
hasilnya kepada koordinator perencanaan dan penilaian
e. Bersama-sama team data dan informasi menyusun semua laporan puskesmas
(PTP, minilok, Lap. Tahunan, Stratifikasi, dsb.)
f. Pencatatan dan pelaporan.
7. Koordinator Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2M)
a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit
menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
8. Pemegang Program Surveilans
a. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesling,
perilaku masyarakat dan perubahan kondisi.
b. Analisis tentang KLB
c. Penyuluhan kesehatan secara intensif
d. Pencatatan dan pelaporan
9. Pemegang Program P2 Imunisasi Bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT pada bayi ditempat
pelayanan kesehatan ( Puskesmas, Posyandu dan pustu ).
b. Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS ditempat pelayanan kesehatan.
c. Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang tidak datang ke tempat
pelayanan kesehatan.
d. Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan kader.
e. Pengambilan Vaksin ke Dinkes Kab.Badung 2 kali sebulan.
f. Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldchain di Puskesmas atau Pustu.
g. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur.
h. Monitoring / evaluasi PWS
a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit KIA,KB, Gizi, Kes. Anak,
Kes Remaja
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya masalah dan memecahkan
masalah yang ada di unitnya.
a. Pemeliharaan kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita dan anak pra sekolah sampai usia lanjut Imunisasi TT 2 kali pada
bumil dan imunisasi pada bayi berupa BCG, DPT, polio dan Hb sebanyak 3 kali
serta campak sebanyak 1 kali.
b. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA, gizi dan perkembangan anak.
c. Pelayanan KB kepada semua PUS, dengan perhatian khusus kepada mereka yang
melahirkan anak berkali-kali karena termasuk golongan ibu beresiko tinggi
(resti).
d. Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan.
e. Kunjungan rumah untuk perkesmas, bagi yang memerlukan pemeliharaan,
memberi penerangan dan pendidikan kesehatan dan untuk mengadakan
pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas serta meminta agar
mereka datang ke puskesmas lagi.
f. Pembinaan dukun bayi
a. Pendataan usila
b. Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kes. dimasa tua, agama,dll ke
masyarakat dan kelompok usila
c. Senam kesegaran jasmani
d. Meningkatkan PSM dengan cara mengikut sertakan masyarakat dalam
perencanaan dan pelaksanaan
e. Kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala
f. Kegiatan pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
g. Kegiatan pemulihan untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun
h. Pencatatan dan pelaporan
a. Menyusun perencanaan
b. Melaksakan UKGS dan UKGMD
c. Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan, penambalan, pencabutan,
pembersihan karang gigi serta rujukan gigi dan mulut serta rujukan
d. Pencatatan dan pelaporan
a. Menyusun rencana kegiatan pelayan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan KB
di desa berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan
prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah
desa/kelurahan.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB secara
keseluruhan di wilayah desa/kelurahan
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Melayani resep sesuai petunjuk serta mengatur kebersihan dan kerapian apotik
b. Penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara pemakaian obat
c. Pengecekan obat yang telah dikeluarkan/sensus harian obat
d. Pencatatan dan pelaporan
a. Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta pendistribusisan obat
b. Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat puskesmas maupun pustu
c. Pengecekan obat di puskesmas dan pustu (kerapian dan kebersihan gudang obat)
d. Penyuluhan cara pemakaian obat yang benar di puskesmas dan pustu
e. Pencatatan dan pelaporan
2. Dokter Gigi
Dokter Gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan kesehatan gigi, tindakan gawat darurat medik gigi dan mulut, konsultasi
kesehatan gigi, memberikan rujukan, penyuluhan kesehatan gigi kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Barat melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat
yang sehat, kuat dan sejahtera.
3. Bidan
Bidan mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak, pelayanan KB, pertolongan persalinan normal, mencatat
kegiatan pada kartu ibu, KMS bumil, kartu KB, register kunjungan, kohort KIA,
melakukan penyuluhan kepada bumil, PUS, konsultasi kesehatan ibu dan anak,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
4. Perawat
Perawat mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan asuhan keperawatan, melakukan kunjungan pembinaan kepada masyarakat,
melaksanakan pelayanan kepewaratan, melakukan kolaborasi dengan petugas medis
dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien, penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, memberikan konsultasi keperawatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
5. Perawat Gigi
Perawat Gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
asuhan keperawatan gigi, membantu dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, melakukan sterilisasi alat, melakukan pemeriksaan kesehatan gigi anak
sekolah, konsultasi kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
6. Pranata Laboratorium
Pranata Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan pemeriksaan spesimen, organisme, BTA, parasit, sterilisasi alat,
konsultasi kesehatan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
7. Sanitarian
Sanitarian mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan perbaikan kesehatan perumahan dan lingkungan, menganalisis dampak
lingkungan, membina sanitasi tempat umum, pengolah /industri makanan,
pengolahan/pemakaian pestisida, rumah sakit serta pelabuhan, pengawasan kualitas air,
pengambilan sampel air, konsultasi kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
lingkungan kepada masyarakat, mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
8. Nutrisionis
Nutrisionis mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan memberikan
pelayanan gizi, pelatihan kader, pemberian PMT ASI, pemberian vitamin, garam
beryodium, tablet Fe, obat cacing, menjelaskan pengisian KMS, pelayanan posyandu,
konsultasi kesehatan / gizi, penyuluhan kesehatan / gizi kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Barito Kuala melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang
sehat, kuat dan sejahtera.
9. Apoteker/Asisten Apoteker
Apoteker/Asisten Apoteker mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerima resep, meracik dan
mempersiapkan obat sesuai kebukestuhan, memberikan penjelasantentang pemakaian
obat, merencanakan kebutuhan obat dan vaksin, mencatat pemakaian dan kebutuhan
obat, mengelola pemasukan dan pengeluaran obat, mengevaluasi pengadaan sediaan
farmasi , alat kesehatan, konsultasi kesehatan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
1. Pegawai
Pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu
institusi/organisasi. Berikut data pegawai Puskesmas Batujajar tahun 2013 :
Tabel 1
Komposisi pegawai berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian
Puskesmas Batujajar
3. Anggaran
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Batujajar kurun
waktu 2011-2013 yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
Dana Alokasi Umum (DAU) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 3
Anggaran dan Realisasi Anggaran Puskesmas Batujajar
Total
1. Tantangan Pelayanan
Beberapa tantangan pelayanan yang akan dihadapi Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 :
2. Peluang Pelayanan
Beberapa peluang pelayanan yang akan dihadapi Puskesmas Batujajar untuk kurun
waktu tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
Beberapa masalah yang bisa diidentifikasi berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Puskesmas
Batujajar, berdasarkan PKP 2010-2012 adalah :
1. Adanya ketidaksesuaian antara target yang ditetapkan dari Provinsi (PKP) dengan target yang
ditetapkan Dinas Kesehatan.
2. Pada PKP ada beberapa program yang tidak ditemukan data sasaran dan cakupan programnya
sehingga tidak dapat dianalisa, sehingga menghambat perencanaan program ke depannya.
3.Keterbatasan Sumber Daya Manusia, dimana ada staff yang memegang jabatan rangkap yang
mengakibatkan pencapaian program kurang maksimal.
4. Sarana dan prasarana Puskesmas belum memadai, sehingga belum dapat maksimal dalam
menjalankan seluruh program.
6. Peran serta masyarakat dalam kesehatan belum maksimal sehingga ada beberapa program yang
pencapainnya belum maksimal.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH
umusan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah menurutRPJMD Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2013-2018yaitu “Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas,
Rasional, Maju, Agamis dan Sehat Berbasis pada Pengembangan dan
Pemberdayaan Potensi Wilayah”. Untuk mencapai visi dimaksud, misi yang
ditetapkan untuk diselenggarakan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
tersebut di atas, ruang lingkup peran serta Puskesmas Batujajar sangat terkait
dengan Misi Kedua pada pernyataan“Meningkatkan Kualitas Pelayanan Prima
dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan yang Terjangkau Bagi Semua Lapisan
Masyarakat”, dalam rangka mencapai Visi “Mewujudkan Masyarakat yang Sehat
Berbasis pada Pengembangan dan Pemberdayaan Potensi Wilayah”.
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam lingkup misi kedua
khususnya yang berkaitan dengan Puskesmas Batujajar sebagaimana tertuang
pada RPJMD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut
:
Merujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Thn 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
daerah, bahwa dalam proses penyusunan Renstra-SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota diwajibkan adanyatelaahan terhadap Renstra kementerian dan
Renstra-SKPD di atasnya sesuai dengan urusan wajib/pilihan yang menjadi
kewenangannya yang dalam hal ini adalah Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
Visi pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat adalah: “Terwujudnya
Kemandirian Masyarakat Bandung Barat Untuk Hidup Sehat”.
Visi tersebut diwujudkan dalam 3 Misi yaitu :
1.Memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
merata, terjangkau dan berkualitas
2.Memantapkan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit
menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya
3.Memantapkan perencanaan, akuntabilitas dan layanan perkantoran serta penyelenggaraan
pembangunan bidangkesehatan
Tujuan :
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus yang
terjangkau dan berkualitas.
2. Menurunnya angka kematian dan kesakitan akibat penyakit menular dan tidak
menular serta masalah kesehatan lainnya.
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk ber-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam mewujudkan Kabupaten Bandung Barat sehat
4. Meningkatnya kualitas tata kelola pembangunan bidang kesehatan yang menjadi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
Sasaran Strategis :
1. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan gizi masyarakat.
3. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan /perawatan kesehatan
dasar,rujukan dan khusus.
4. Meningkatnya cakupan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular.
5. Meningkatnya cakupan dan mutu upaya pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar.
6. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif dan cakupan PHBS di 5 tatanan.
7. Meningkatnya kualitas dokumen pencatatan dan pelaporan bidang kesehatan serta
penyelenggaraan layanan perkantoran lainnya.
2.Kondisi Lingkungan dan Kesadaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Masih kurang
Masalah utama yang harus segera ditangani adalah masih tingginya kejadian
penyakit infeksi/menular di masyarakat, walaupun kecenderungannya
semakin menurun. Disamping itu kecenderungan meningkatnya kasus
penyakit tidak menular seperti diabetes militus, jantung dan stroke tetap
menjaadi masalah bagi kesehatan masyarakat.Penyakit infeksi seperti TBC,
demam berdarah, HIV/AIDS, ISPA, Diare, Kusta, Chikungunya, Filariasis dan
Flu Burung masih menjadi masalah serius yang harus ditangani dan
dikendalikan secara komprehensif dengan keterlibatan berbagai program dan
lintas sektor. Pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit haruslah
ditangani secara tepat.
Sistem informasi kesehatan daerah masih belum optimal. Hal ini ditandai
dengan masih rendahnya kualitas data dan informasi serta terfragmentasi
sehingga belum menggambarkan permasalahan kesehatan secara utuh.
BAB IV
Visi adalah suatu rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan, sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Definisi ini
sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah.
Indikator kinerja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah,
didefinisikan sebagai suatu alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif
menggambarkan tingkat capaian kinerja dari apa yang diukurnya.
Tujuan dan sasaran pembangunan dalam RPJMD yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi serta kewenangan Puskesmas Batujajar tercantum dalam misi kedua yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan prima dalam bidang pendidikan dan kesehatan yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Tujuan pembangunan atas misi tersebut ada 2 (dua) yakni :
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olah raga
Sedangkan sasaran strategis dari kedua tujuan pembangunan tersebut terdiri dari :
Meningkatnya kualitas pendidikan, dengan indikator kinerja sasaran yaitu :
1. Angka melek huruf
2. Angka rata-rata lama sekolah (RLS/Tahun)
3. Angka partisipasi kasar SD/MI/Paket A
4. Angka partisipasi kasar SMP/Mts/Paket B
5. Angka partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
Meningkatnya derajat kesehatan, dengan indikator kinerja sasaran meliputi :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Usia Harapan Hidup (UHH)
3. Persentase balita gizi buruk
4. Rasio posyandu per satuan balita
5. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, dengan indikator kinerja sasaran yakni :
1. Rasio akseptor KB
2. Cakupan peserta KB aktif
3. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
Meningkatnya pemberdayaan generasi muda, dengan indikator kinerja sasaran yaitu :
1. Jumlah organisasi pemuda
2. Jumlah organisasi olahraga
Meningkatnya prestasi olah raga, dengan indikator kinerja sasaran adalah peringkat pada
event olahraga.
Puskesmas Batujajar telah menetapkan seperangkat indikator kinerja yang dapat
menggambarkan ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
yang dimiliki. Seperangkat indikator kinerja Puskesmas Batujajar Tahun 2013 – 2018 yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat tersebut terdiri dari :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran atau parameter keberhasilan
pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan anak”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja
sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum dengan fokus layanan
urusan wajib bidang kesehatan yaitu meningkatnya cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani, dan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
Pengukuran indikator kinerja Angka Kematian Ibudilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian ibu melahirkan dalam tahun pengukuran per 100.000 kelahiran hidup.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak.”.
Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis
dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan masyarakat dengan fokus
kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB.
Pengukuran indikator kinerja Angka Kematian Bayidilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian bayi yang dilahirkan dalam tahun pengukuran per 1.000 kelahiran
hidup.
3. Prevalensi Gizi Buruk (Sangat Kurus) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi masyarakat”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD
khususnya pada aspek kesejahteraan masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat
yaitu menurunnya prevalensi gizi buruk.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi gizi buruk dilakukan dengan cara menghitung
jumlah anak balita dengan status gizi buruk dalam tahun pengukuran dibandingkan total
balita.
4. Prevalensi Gizi Kurang (Kurus) Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi masyarakat”. Indikator kinerja
sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD
pada aspek kesejahteraan dan aspek pelayanan umum dengan fokus layanan urusan wajib
bidang kesehatan yaitu cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi gizi kurang dilakukan dengan cara menghitung
jumlah anak balita dengan status gizi kurang dalam tahun pengukuran dibandingkan
total balita.
5. Prevalensi Balita Pendek Menurun
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran atau parameter keberhasilan
pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya cakupan & mutu pelayanan gizi
masyarakat”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan indikator kinerja
sasaran strategis dalam RPJMD pada aspek kesejahteraan dan aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitu cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan.
Pengukuran indikator kinerja prevalensi balita pendek dilakukan dengan cara
menghitung jumlah anak balita dengan status balita pendek dalam tahun pengukuran
dibandingkan total balita.
6. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit DBD
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitucakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit DBD.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit DBD dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus DBD yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus DBD pada tahun pengukuran.
7. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit TBC
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya aspek pelayanan umum
dengan fokus layanan urusan wajib bidang kesehatan yaitu cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA +.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit TBC dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus TBC baru yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus TBC pada tahun pengukuran.
8. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit HIV/AIDS
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya Usia Harapan
Hidup (UHH).
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit HIV/AIDS dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus HIV/AIDS baru yang terjadi dalam tahun
pengukuran dibandingkan dengan target kasus HIV/AIDS pada tahun pengukuran.
9. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Pneumonia Balita
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB, dan
meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit pneumonia
balitadilakukan dengan cara menghitung jumlah kasus pneumonia balita yang terjadi
dalam tahun pengukuran dibandingkan dengan target kasus pneumonia balita pada
tahun pengukuran.
10. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Kusta
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit kusta dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus kusta yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus kusta pada tahun pengukuran.
11. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Campak
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu menurunnya AKB dan
meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit campak dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus campak yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus campak pada tahun pengukuran.
12. Angka Kesakitan Disebabkan Penyakit Filariasis
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan
dasar, rujukan dan khusus”. Indikator kinerja sasaran tersebut telah selaras dengan
indikator kinerja sasaran strategis dalam RPJMD khususnya pada aspek kesejahteraan
masyarakat dengan fokus kesejahteraan masyarakat yaitu meningkatnya UHH.
Pengukuran indikator kinerja angka kesakitan disebabkan penyakit filariasisdilakukan
dengan cara menghitung jumlah kasus filariasis yang terjadi dalam tahun pengukuran
dibandingkan dengan target kasus filariasis pada tahun pengukuran.