Anda di halaman 1dari 5

NOTULA TANYA-JAWAB KELOMPOK 4

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

Hari, Tanggal : Rabu, 31 Maret 2021


Waktu :
Tempat : Zoom Meeting
Jumlah Partisipan :
Pokok Bahasan : Peran Pancasila Sebagai Nilai - Nilai Anti Korupsi Dalam Keadaan
Pandemi COVID-19.

Kel 1

Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekadar suatu
kebiasaan. Yang mana dalam suatu berita menjelaskan bahwa mantan koruptor boleh mengajukan diri
sebagai calon anggota legislatif (caleg). Bukankah mereka sudah menghilangkan hak rakyat?Sedangkan
yang memilih mereka juga dari rakyat. Lantas, menurut pendapat kalian mengapa mereka tetap
diperbolehkan menjadi caleg?
Jawab :
Anggapan banyak orang ternyata salah, karena jelas2 kita memiliki sistem uu tipikor yang mengatur
korupsi sebagai kejahatan luar biasa. KPU pada tahun 2019 juga telah mengatur bahwa pelaku korupsi
akan dicabut hak politik nya dalam kurun waktu tertentu. Apabila terbukti bersalah melakukan tindak
pidana korupsi Akan tetapi sayangnya aturan tersebut masih belum efektif karena adanya tentangan
dari Bawaslu Disini saya setuju akan pencabutan hak politik dari terpidana korupsi untuk memberi efek
jera dan memutus rantai korupsi. Iya kalo dari bawaslu engga setuju karena ya pelaku korupsi sudah
dihukum dsb makanya tetep bisa nyalon. Jadi dianggap dia sudah membayar kesalahannya.
https://www.pinterpolitik.com/in-depth/mencabut-hak-politik-koruptor-mungkinkah

Kel 2

Berdasarkan cuplikan yg sudah kalian tayangkan, kami kelompok 2 ingin bertanya bagaimanakah nasib
dengan setidaknya salah satu tersangka korupsi dana bansos? Apakah mendapatkan hukuman yg
sepadan dgn apa yg sudah ia lakukan? Dan kalau semisalnya tidak sepadan, kira2 menurut kalian,
hukuman apa yang layak ia dapatkan?
Jawab :
Sesuai dengan pasal yang dituntut, hukuman yang paling sesuai adalah seumur hidup atau hukuman
mati. Karena korupsi yang ia lakukan tidak tanggung-tanggung yaitu dana bansos dan juga dilakukan di
tengah pandemi/bencana. Oleh karena itu tidak lah berlebihan apabila ia dituntut seumur hidup atau
hukuman mati.
Kel 3

Dalam perkembangan media sosial, sudah banyak pesan pesan tentang menolak perilaku korupsi.
Namun seperti nyatanya menteri pun melakukannya padahal sekelas menteri seharusnya lebih dari
cukup tentang pengetahuan pancasila dan kemanusian. Apakah yang salah dalam keadaan ini? Padahal
mereka melihat dari latar belakangnya sangat layak dijadikan panutan
Jawab :
Pengetahuan yang tidak dibarengi oleh moral yang mumpuni tentunya akan membawa pribadi kearah
yang buruk dan oleh karena itu nilai-nilai pancasila disinilah yang perlu kita tanamkan. Perlu diingat
bahwa lembaga yudisial dan lembaga yang mengelola penjara adalah dua hal yang berbeda. Walau
didepan pengadilan, putusan yang diberikan sudah cukup berat akan tetapi itu memang masih tidak bisa
menjamin bahwa perlakuan yang diberikan di penjara akan sama dengan tahanan lain. Disinilah
perlunya transparansi antar lembaga dan ya, memang benar bahwa lembaga-lembaga negara masih
banyak yang belum mengamalkan nilai pancasila dengan efisien

Kel 5

Menurut kelompok 4, apakah negara kita sudah mengatur masalah korupsi ini dengan baik, bijak, dan
tegas? Karena seperti yg kita ketahui saat ini, makin kesini makin banyak saja pejabat pejabat yang
melakukan korupsi sesuka hati mereka. Jika menurut kelompok kalian pemerintah belum menangani
kasus korupsi dengan baik, adakah saran atau pendapat dari kelompok kalian untuk menghadapi kasus
korupsi di negara kita saat ini agar kasus korupsi dapat berkurang?
Jawab :
Pemerintah memang belum bisa menangani koruptor dengan baik, akan tetapi semakin banyak koruptor
yang tertangkap juga bukti bahwa negara kita tidak tinggal diam dalam hal ini. Saran yang bisa saya
berikan adalah kepada lembaga yudisial agar memberikan putusan yang dapat membuat jera dan tidak
setengah-setengah dalam melakukannya. Karena walau putusan sudah cukup berat akan tetapi
terkadang masih ada remisi yang diberikan kepada mereka dan membuat hukumannya menjadi lebih
ringan. Pencabutan hak politik terpidana korupsi juga salah satu keputusan yang saya setujui untuk
memastikan agar rantai korupsi bisa terputus.

Kel 6
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik yang bukan lagi hanya merupakan suatu pelanggaran
hukum, tetapi sudah menjadi suatu kebiasaan. Padahal pada kenyataannya korupsi merugikan hak-hak
dan kepentingan masyarakat banyak. Seharusnya tindakan korupsi sudah menjadi perhatian serius
karena bukan hanya merugikan keuangan negara tapi juga perekonomian negara. Sampai saat ini
koruptor masih dihukum ringan, padahal hal tersebut tidak akan memberikan efek jera malah akan
membuat praktik korupsi kian banyak terjadi di Indonesia. Apakah UU tentang korupsi saat ini dirasa
sudah cukup untuk membuat jera pelaku korupsi yang nyatanya malah memberi hukuman lebih ringan
sehingga membuat praktik korupsi semakin marak terjadi? Bagaimanakah solusi hukuman yang jera bagi
pelaku korupsi selain hukuman mati terutama bagi koruptor yang merampok uang negara hingga
miliaran rupiah? Mengingat hukuman mati bertentangan dengan konstitusi dan hukum internasional
HAM
Jawab :
Saya kurang setuju apabila korupsi dianggap menjadi suatu kebiasaan dan bukan pelanggaran hukum,
karena sudah jelas diatur dalam UU Tipikor bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa. Apabila sanksi
kepada terpidana Korupsi anda anggap masih kurang, yang perlu dipertanyakan adalah lembaga yang
memberikan putusan bukan aturannya.

Indonesia tidak menganut paham dualisme ataupun monisme oleh karena itu aturan Indonesia tidak
tunduk kepada aturan internasional. Perlu anda pahami bahwa dalam rumusan pasal 2 ayat 2 uu nomor
20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi yang dilakukan pada saat bencana alam dapat dipidana
dengan hukuman mati.

Dualisme disini artinya hukum nasional sama hukum inter engga jadi satu tapi tunduk kepada dua
duanya. Nah kalo monisme itu aturan inter diadopsi menjadi aturan nasional. Untuk indo sendiri itu
belum jelas mengikuti yang mana oleh karena itu bebas memilih.
Disini yang perlu digarisbawahi adalah keadaan pada saat korupsi itu dilakukan adalah yang
memberatkan hukumannya.
Hukuman mati tidak bertentangan dengan konstitusi karena pada saat anda memikirkan hak satu orang,
bagaimana dengan hak ribuan orang yang telah ia rampas? Pasal 28j uud 1945 telah jelas memberi
batasan antar hak pribadi dan hak orang lain agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.
Selain itu juga dalam pasal yang dijeratkan kepada juliari batubara, ada dua opsi maksimum yaitu
hukuman seumur hidup ATAU hukuman mati.

Kel 7

Seperti yang dijelaskan pemateri bahwa nilai pancasila merupakan nilai anti korupsi yang ideal.
Pertanyaan saya terkait isu penjara mewah bagi pelaku koruptor di Indonesia ini mengapa bisa terjadi
hal seperti itu apakah ini berarti lembaga negara kita belum sepenuhnya mengamalkan nilai pancasila.
Mengapa bisa terjadi hal demikian bagaimana solusinya. Karena lembaga negara khususnya lembaga
hukum seharusnya mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dengan baik.
Jawab :
Perlu diingat bahwa lembaga yudisial dan lembaga yang mengelola penjara adalah dua hal yang
berbeda. Walau didepan pengadilan, putusan yang diberikan sudah cukup berat akan tetapi itu memang
masih tidak bisa menjamin bahwa perlakuan yang diberikan di penjara akan sama dengan tahanan lain.
Disinilah perlunya transparansi antar lembaga dan ya, memang benar bahwa lembaga-lembaga negara
masih banyak yang belum mengamalkan nilai pancasila dengan efisien. Penjara bisa begitu karena
pengawasan di lembaga rutannya sangat minim, jadi hal tersebut sering kali terjadi. Karena itu uda
masuk kewenangan lembaga rutan.
Kel 8

Fenomena korupsi masih menjadi hal yang sangat sering kita dengar keberadaannya, terlebih di saat
pandemi Covid-19 saat ini. Dalam penyelesaian atas kendala korupsi tersebut terkhususnya yang di
sebutkan kelompok penyaji merupakan cara yang sudah kita sering dengar dan juga sering kita lakukan
sejak dulu. Namun, jika memandang secara realistis, apakah cara penyelesaian tersebut sudah mampu
mengurangi angka korupsi di Indonesia? Sedangkan yang kita lihat di lapangan, angka korupsi bukannya
menurun malah terus meningkat. Lalu bagaimana yang seharusnya kita lakukan? Coba tolong berikan
cara/upaya lain yang lebih realistis dan konkrit menurut teman-teman yg mampu memberantas para
koruptor sehingga angka dari korupsi di Indonesia menurun.
Jawab :
Solusi yang kami tawarkan mungkin sudah sering anda dengar akan tetapi alasan kami tetap kekeh
dengan cara tersebut karena saran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal. Karena korupsi sudah
menjadi budaya, untuk memberantasnya perlu komitmen dari semua pihak, bukan hanya kpk.
Transparansi untuk pencegahan dan check and balance untuk pemberantasan. Karena ya transparansi
nya belum dilakukan secara menyeluruh dan juga politik indonesia bersifat praktis tanpa dibarengi
ideologi yang mumpuni. Walau uu tipikor sudah berlaku akan tetapi perlu ada aturan lain yang memberi
efek jera seperti wacana pencabutan hak politik.

Kel 9

Menurut kelompok 4 hukuman apa yang paling cocok atau setimpal untuk koruptor yang sesuai dengan
nilai pancasila dengan mempertimbangkan kerugian yang dialami oleh negara dan rakyat
Jawab :
Tergantung kadar korupsinya. contoh di atas 5 miliar itu seumur hidup yg paling utama hak politik denda
+ dimiskinkan.

Kel 10

Mengingat nilai" Pancasila tak ada harga dirinya di mata koruptor. Lantas harus pakai nilai apa untuk
menyadarkan para manusia berjiwa koruptor seperti itu? Apakah ini artinya nilai Pancasila tidak efektif
untuk menangani masalah korupsi ini?
Jawab :
Nilai pancasila efektif untuk pencegahan karena dengan memahami pancasila maka akan terbayang
bahwa harta yang dikelola adalah harta rakyat bukan milik pribadi. Namun nilai pancasila itu lebih
bersifat teori oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang nyata juga seperti transparansi
anggaran.

Kel 11

Pada pembahasan sila keempat, salah satu contoh bentuk pelanggarannya yaitu ketika para wakil rakyat
menguras anggaran negara. Nah, menurut kalian, konsekuensi atau hukuman apa yang tepat dijatuhkan
buat wakil rakyat seperti itu di tengah ketimpangan mekanisme peradilan di negara ini?
Jawab :
Ganti rugi + denda, dimiskinkan (harta bendanya disita), hukuman penjara

Kel 12

Menurut anda apakah langkah konkret untuk memutuskan budaya korupsi?


Jawab :
Transparansi.

Anda mungkin juga menyukai