membantu pembicara dalam meyiapkan materi pembicaraan.
Analisis berdasarkan geoografis,
demografi, dan gaya hidup 1. Usia Remaja dan usia tua memiliki selera musik tertentu yang bisa kita guakan sebagai ilustrasi pembicaraan kta. Begitupula dengan gaya bahawa dan isitlah-istilah yang berbeda. 2. Gender
Forum yang dihadiri perempuan saja dan
lelaki saja, tentu berbeda isu dan kosa kata. Begitu juga jika suatu forum dihadiri wanita dan lelaki sekaligus.Pembicar menyesika dengan publiknya. 3. Status Pernikahan dan Status Sosial Publik yang hafir sudah menikah, atau belum menikah? Pasangan yang baru menikah? Pasangan yang memiliki anak balita atau anak remaja? Semua penting diketahui sebelum kita presentasi. Terutama jika mau menawarkan ide ataupun produk, misalnya.
4. Suku, Etnis, dan Budaya
Memahami nilai-nilai yang dimiliki publik pada umumnya, akan membuat pembicara mudah memikat hati publiknya. Misal menyisipi dengan bahasa daerah, dsb. 5. Agama Isu-isu agaman bisa sangat sensitif ketika disampaikan. Oleh karena itu mengetahui agama sebagian besar publik menjadi penting. Hal ini berkaitan dengan isi materi dan cara penyampaiannya.
Aktivitas suatu kelompok ataupun
pengalaman seorang tokoh dalam kelompok tertentu bisa menjadi ilustrasi menarik daalm public speaking. Hal ini membuat publik merasa dekat karena mengenalinya. 7. Latar belakang pendidikan Mengetahui latar belakang pendidikan sebagian besar publik diperlukan untuk keputusan apakah suatu istilah perlu djelaskan secara rinci, atau cukup disebutkan apa adanya. 8. Strata Ekonomi Faktor strata ekonomi perlu diperhatikan untuk menghindari ketersinggungan atas pesan-pesan kita. Juga supaya pesan efektif karena sesuai dengan kondisi kemampuan publik secara ekonomi. Menjawab Pertanyaan Publik Frida Kusumastuti Sebagian besar public sepaking terutama oleh seorang public relations, selalu ada sesi tanya jawab. Sudah menjadi kewajiban seorang pembicara menjawab pertanyaan publik. Oleh karena itu memang perlu dipersiapkan sebaik- baiknya. Berikut Tips Cara Menjawab Pertanyaan Dalam Publik Speaking
1. Sopan dan tidak sopan
Bisa jadi dalam suatu pembicaraan kita temukan anggota publik yang sopan maupun tidak sopan. Misal yang sopan adalah jika yang bertanya mengacungkan jari terlebih dahulu. Sedangkan yang tidak sopan biasanya akan interupsi langsung bicara – disaat kita sedang menyampaikan materi.
Menghadapi dua ragam model bertanya ini, kita
sebagai pembicara tetap harus tersenyum dan menjawab dengan baik. Jika pendengar mengacungkan jari, kita bisa menatapnya sambil mengangguk. Setelah kita selesai presentasi, kita persilahkan mengutarakan pertanyaan. Sedangkan yang interupsi langsung, maka kita bisa hentikan presentasi kita dan memberi kesempatan peserta bertanya. 2. Pertanyaan versus materi yang disampaikan. Jika pertanyaan yang diajukan relevan dengan materi yang kita sampaikan, tentu kita senang menjawabnya. Namun bagaimana bila tidak relevan?
Pertama, jelaskan dengan baik jika memang waktuya
masih mencukupi dan kita tahu jawabannya.
Kedua, jika kita tahu jawabannya tapi waktu tidak
memungkinkan, maka jawablah secukupnya dan katakan bahwa jawaban akan lebih rinci pada kesempatan berikutnya.
Ketiga, jika kita tidak tahu jawabannya karena tidak
relevan dengan materi kita, maka jujurlah bahwa kita belum tahu, atau belum menelitinya, belum punya datanya, dsb. 3. Menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Bagaimanapun seorang pembicara buka seperti “superman” yang tahu segalanya. Meski sudah ada persiapan dengan baik, mungkin saja ada pertanyaan yang sulit dijawab. Apa yang harus dilakukan pembicara?
Jujur dan lempar pertanyaan ke publik.
Barangkali ada yang bisa menjawabnya. Berjanji akan mencari jawaban dan akan memberitahukan jawabannya di waktu yang lain. Jika ada rekan kerja dalam presentasi, bisa meminta bantuan rekan kerja yang mungkin lebih tahu. 4. Pertanyaan yang tidak perlu dijawab
Adakalanya publik tidak bertanya yang
relevan dengan materi. Namun hanya sekedar komentar atau hanya mencari perhatian. Maka sebagai pembicara, kita cukup tersenyum menanggapi publik yang seperti itu. 5. Pertanyaan yang kasar dan menyudutkan.
Mungkin akan ada seseorang dalam publik kita
yang menyerang, atau menguji kita dengan pertanyaan yang menyudutkan. Jangan sekali- kali kita menjadi emosi, marah, malu, menampakkan kesal atas pertanyaannya. Tetap jawab dengan percaya diri dan tunjukkan dukungan atas pertanyaannya yang relevan. Cukup itu saja. Namun jika dia ingin jawaban yang lebih rinci, maka jawablah dengan baik. Keramahan seorang speaker akan membuat publik senang dan merasa dihargai.