Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI WAWANCARA /

NARASUMBER
• Pengertian Narasumber • Narasumber artinya orang yang dipercaya dapat
sebagai sumber suatu berita.

• • Narasumber memberikan informasi dan mengetahui secara jelas


mengenai peristiwa yang terjadi.
• • Narasumber dapat merupakan orang ketiga, berarti orang yang
tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang terjadi; dapat juga
sebagai orang yang “tersangka” berarti kemungkinan terlibat
dalam peristiwa yang terkait
• Wawancara Narasumber • Bagi media televisi,
wawancara narasumbermerupakan bagian dari “show”
sehingga tidak terpisahkan dari kinerja media.
• • Kemampuan jurnalistik dalam wawancara narasumber
dapat disaksikan langsung, dan seberapa jauh kualitas
wawancara dapat diikuti dan diperhatikan langsung oleh
pemirsa.
• • Di sejumlah negara acara wawancara ini bahkan menjadi
pertunjukan tersendiri yang sangat penting dan ditunggu-
tunggu oleh pemirsa. • Jurnal sebagai para pewawancara
sering menyebut acara menarik ini sebagai “Talk Show”
• Decide whom to interview • Media Komunikasi atau
team Jurnalis yang terkait harus menentukan siapa yang
akan di wawancara dalam sebuah kasus atau peristiwa.
• • Untuk ini dapat digunakan beberapa kalimat tanya,
seperti: - Siapa yang langsung terlibat dalam peristiwa
itu? - Siapa yang terkena akibat dari peristiwa itu
(misalnya penggusuran)? - Siapa yang bertanggung jawab
atas kejadian peristiwa itu (misalnya jatuhnya pesawat
Adam Air)
•  
• Persuade reluctant sources(1/2) • Narasumber yang menjadi sumber
wawancara seharusnya dapat dibujuk untuk memberikan keterangan.
• • Ada beberapa alasan mengapa narasumber tidak mau bicara
menjelaskan kejadian perkara yang sebenarnya dan lengkap, antara lain:
• 1. Mereka tidak memiliki waktu: maka jurnalis dapat menawar-kan
tempat dan waktu yang nyaman bagi mereka. Atau jurnalis akan datang
ke tempat (kantor atau rumah) narasumber dan akan membatasi waktu
(berapa lama) wawancara diadakan.
• 2. Mereka takut memberikan keterangan: menjelaskan apa yang
diinginkan oleh jurnalis atau memberikan keterangan yang penting
narasumber takut jika nantinya dianggap sebagai tersangka. Maka
jurnalis jangan membuat kata-kata sebagai “wawancara”, tetapi ajakan
untuk bicara atau ngobrol saja.
•Persuade reluctant sources(2/2) • Narasumber tidak mengetahui apa yang
seharusnya dikatakan: mungkin jurnalis memilih narasumber yang salah
atau mungkin narasumber tidak jelas mengenai apa yang diinginkan oleh
jurnalis atau media komunikasi. Jelaskan apa yang anda inginkan dan
wawancara dengan anak-anak dibawah usia hukum, jurnalis harus
memperhatikan unsur hukum dan etika.
•• Narasumber itu dilindungi: hal ini penting karena kadang-kadang
jurnalis terhalang oleh birokrasi dari sekretaris, orang humas atau ajudan
dari narasumber. Jika memungkinkan tulislah surat permohonan bertemu
langsung dengan narasumber. Atau telepon mereka seusai jam kerja. Jika
sempat menyaksikan narasumber sedang bermain olahraga, atau jika jurnalis
menemukan narasumber sedang hadir dalam sebuah acara; datangilah
dengan sopan, siapa tahu saat itu dapat dijanjikan waktu untuk diajak
berbincang.
• Observasi Narasumber (1/3) Observasi merupakan
pengamatan terhadap realitas sosial. Pengamatan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: Pengamatan Langsung dan
Pengamatan tidak Langsung. Narasumber disebut
melakukan pengamatan langsung jika ia menyaksikan
sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri.
Pengamatan ini dapat dilakukan dalam waktu yang
pendek dan panjang. Pendek atau singkat waktunya
berarti setelah melihat sebuah peristiwa dan dia mencatat
seperlunya atau bahkan tidak mempunyai catatan, lalu
narasumber meninggalkan tempat kejadian. Dalam hal ini
jurnalis menjadi sulit untuk mewawancarai.
• Observasi Narasumber (2/3) • Narasumber mempunyai
waktu yang panjang berarti dia berada di tempat atau
bahkan mengalami kejadian dalam waktu yang lama.
Narasumber mempunyai catatan atau menulis laporan
kejadian. Ini memudahkan jurnalis dalam meliput
wawancara.
• • Narasumber disebut melakukan pengamatan tidak
langsung, jika ia tidak menyaksikan peristiwa yang
terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain
lagi yang menyaksikan peristiwa itu.
• Observasi Narasumber (3/3) • Obsevasi atau
pengamatan disini tidak sama persis dengan pengamatan
seorang peneliti pada disiplin ilmu yang lain.
• • Pada ilmu yang lain seseorang peneliti melakukan
pengamatan berdasarkan konsep dan hipotesis. Hasilnya,
biasanya dilaporkan dengan disertai pemecahan masalah
menurut peneliti.
• • Tetapi seseorang pekerja pers atau jurnalis melakukan
pengamatan untuk melaporkan kejadian sebuah peristiwa
apa adanya.
• Saat awal bertemu Narasumber (1/2) • Narasumber langsung: jika
jurnalis bertemu pertama kali dengan narasumber, tanyakan nama,
umur, alamat, dan nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan
informasi tersebut, ejalah namanya dan bacakan informasi yang
anda peroleh (tangkap) sehingga bila ada kesalahan dapat dikoreksi.
No.telepon tidak harus ditulis dalam berita, namun jurnalis harus
mengetahuinya untuk mengadakan kontak dengan narasumber.
• • Narasumber yang tidak langsung: informasi narasumber didapat
dari orang lain (tangan kedua), jurnalis harus memeriksa kebenaran
sumber berita jika salah dibetulkan.
• • Saat Wawancara: jangan sekali-kali beranggapan jurnalis sudah
mengetahui semuanya. Jurnalis selalu harus mengecek ulang setiap
informasi yang penting. Namun bila wawancara dan materi tulisan
nanti menyangkut materi yang rumit, pastikanlah dulu secara garis
besar jurnalis sudah mengetahui hal itu, jadi saat wawancara seolah-
olah jurnalis hanya tinggal konfirmasi.
• Saat awal bertemu Narasumber (2/2) • Data matematis: jika ada
dalam wawancara maka jurnalis harus mengecek angka-angka dan
menghitung ulang. Banyak jurnalis yang berdalih bermacam-macam
bila seorang pembaca yang kritis mengirim surat ke redaksi dan
menunjuk kan perhitungan yang keliru dalam tulisan jurnalis.
• • Statistik:harus dicermati benar dengan penuh kecurigaan. Jurnalis
dapat membuktikan apa saja dengan statistik, tergantung bagaimana
cara jurnalis menyajikann dan apa saja yang dimasukkan atau
tinggalkan. Tanyakanlah kepada sumber secara cermat untuk
meyakinkan kebenaran angka tersebut.
• • Alat untuk menipu masyarakat: seorang jurnalis tidak boleh
membiarkan dirinya menjadi alat untuk menipu masyarakat. Kekritisan
dan pengecekan yang teliti sering dapat menghindarkan hal itu terjadi
• Jumlah Narasumber (1/2) • Narasumber yang
diwawancara oleh jurnalis tidak dibatasi jumlahnya harus
berapa orang. Yang penting hasil yang diliput harus
konstruktif dapat menjadi suatu berita yang faktual.
• • Contohnya: untuk membongkar kasus pencurian kayu
gelondong (illegal logging) dan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang jurnalis dapat melakukan wawancara
dengan pemangku adat, polisi hutan, masyarakat di sekitar
hutan, juga penguasa di tingkat kelurahan, kecamatan,
kabupaten, gubernur serta Kapolri sampai pelaku.
• Jumlah Narasumber (2/2) • Dengan demikian berita yang
disajikan merupakan perpaduan antara fakta (facs news)
dan opini atau pendapat atau omongan (talk news). • Untuk
menggali keterangan atau informasi atau keterangan dari
seorang narasumber , wawancara yang diperlukan tidak
sekadar sambil lalu, tetapi memerlukan kekhususan.
• • Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus dan opini
mempunyai nilai tambah, lebih-lebih kalau yang menjadi
sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan
opini yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali
baru dan belum pernah dikemukakaan kepada media lain.
• Closing Setelah memahami pengertian keunikan para
narasumber yang menjadi landasan berita yang akan
ditulis oleh jurnalis. Mahasiswa dapat mempelajari slide
ini dengan cermat untuk bekal praktek di lapangan tatap
muka berikutnya yang ditentukan.

THANK’S

Anda mungkin juga menyukai