Anda di halaman 1dari 3

Teknik Reportase: Syarat Kerja Bagi Wartawan

oleh: Prasetyo Wibowo dan Afrian Arci R.


Dalam dunia jurnalistik, reportase merupakan salah satu proses yang penting dalam
penulisan berita. Ada beberapa cara yang bisa digunakan wartawan untuk melakukan
reportase atau pengumpulan informasi, yaitu:
1; Observasi langsung dan tidak langsung dari suatu peristiwa.
2; Proses Wawancara kepada narasumber terkait.
3; Pencarian atau penelitian bahan-bahan yang berkaitan dengan peristiwa yang
hendak diberitakan.
4; Partisipasi dalam peristiwa
Seorang wartawan yang baik harus memiliki sifat seperti anak-anak, yakni selalu
ingin tahu. Apa itu? Mengapa? Pertanyaan seperti itulah yang baik digunakan untuk
mengumpulkan berita. Tinggal menambahkan: siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan lalu
apa?
Berita yang baik adalah berita yang mampu menggambarkan suatu peristiwa kepada
pembaca. Untuk menggambarkan sebuah peristiwa, seoarang wartawan harus melakukan
pengamatan. Untuk menggambarkan dan mengatakan sesuatu pun seorang wartawan harus
mencari tahu. Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa semua itu bisa terjadi? Siapa saja yang
terlibat? Seorang wartawan harus bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya
bisa ditemukan pembaca lewat tulisan-tulisanya. Tulislah semua kejadian sehingga pembaca
mampu merasakanya. Gunakan seluruh indera untuk membuat pembaca merasakan
kejadian yang kalian tulis.
Untuk mengetahui pertanyaan apa yang seharusnya diajukan, apa yang harus di
observasi dan dilaporkan, mulailah dari dasar-dasar ini:
a; What (apa)
: Apa peristiwa yang terjadi? Dapatkan cerita tentang apa yang
terjadi. Dalam beberapa berita, seperti berita kejahatan, kita musti tahu semua
kejadian secara runtut.
b; Who (siapa)
: Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut? Dapatkan
nama lengkap setiap orang yang terlibat. Selalu cek ejaan nama untuk ketelitian.
c; When (kapan)
peristiwa itu.

: Kapan peristiwa itu terjadi? Catatlah hari dan waktu

d; Where (dimana)
: Dimana peristiwa itu terjadi? Dapatkan lokasi kejadian dan
gambarkan melalui tulisan.
e; Why (mengapa)
: Mengapa peristiwa itu terjadi? Seorang wartawan harus
mengetahui mengenai penyebab sebuah peristiwa. Apa yang menyebabkan semua
itu, dan carilah pemecahanya.
f;

How (bagaimana)
: Bagaimana peristiwa itu terjadi? Cari lebih banyak mengenai
peristiwa itu. Bagaimana itu bisa terjadi? Jelaskan melalui tulisan

g; Lalu Apa (so what)


bagi pembaca?

: Apa dampak terhadap peristiwa itu? Apa pula dampaknya

5W +1H merupakan pertanyaan dasar yang harus terjawab dalam sebuah wawancara. Data
dan fakta dapat dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan mengembangkan 5W+ 1H
tersebut.
Keberhasilan wartawan dalam melakukan reportase ditentukan oleh kemampuannya
mengumpulkan data dan fakta, pengenalan terhadap ragam peristiwa serta bagaimana ia
menghadapi objek realitas.
A; Teknik pengumpulan data dan fakta:
1; Wawancara
Wawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan data
berupa pendapat, pandangan, keterangan dan, pengamatan seseorang tentang
suatu peristiwa. Wawancara selalu dilakukan terhadap beberapa narasumber
yaitu narasumber primer dan narasumber sekunder. Narasumber primer adalah
narasumber yang memegang peran penting atau yang paling tahu tentang sebuah
peristiwa. Narasumber sekunder berfungsi untuk melengkapi dan mendukung
penulisan berita.
Tiga hal pokok yang tidak boleh dilupakan saat meliput:
1; Identitas dan atribut narasumber ( usia , status)
2; Kesan indrawi, fakta tentang sebuah peristiwa.
3; Pendapat / harapan narasumber terhadap peristiwa.
Tahap serta prinsip dasar wawancara:
1; Menguasai tema yang akan ditanyakan pada narasumber.
2; Siapkan TOR (term of reference) serta rencanakan strategi wawancara.
Bertujuan agar tidak ada permasalahan yang luput ditanyakan pada
narasumber.
3; Bawa alat perekam. Selain berfungsi untuk memudahkan reporter
menulis hasil wawancara, keberadaan alat perekam bisa menjadi bukti
apabila sewaktu-sawaktu dibutuhkan.
4; Menghargai narasumber dan membuat janji bertemu. Hal ini perlu
mengingat beberarapa narasumber enggan ditemui langsung dan
mendadak.
5; Jelaskan maksud wawancara. Wawancara tanpa tujuan yang jelas hanya
akan ngalor-ngidul. Tujuan wawancara harus diketahui narasumber.
6; Jadilah pendengar yang baik. Jangan mendebat narasumber, buatlah
seolah-olah Anda berpihak kepada narasumber. Ini akan membuat
narasumber nyaman dan mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan
dan dirasakan.
2; Observasi atau pengamatan
Merupakan teknik peliputan dengan cara mengamati, baik setting maupun alur
sebuah peristiwa di lapangan. Dengan terjun langsung ke lapangan, reporter akan
merasakan langsung peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga ia bisa
menyampaikan informasi yang valid kepada pembaca.
3; Riset dokumentasi

Dipakai untuk mendapatkan fakta tertulis, baik berupa angka (jumlah, besaran,
baik dalam bentuk tabel atau tidak), bagan/diagram, atau teks (tulisan, surat
perjanjian, surat keputusan, dll). Fakta seperti ini biasanya digunakan untuk
memperjelas atau sebagai bukti pendukung dalam mengungkapkan peristiwa.
Yang penting diperhatikan adalah penulisan sumber. Sumber harus
disebutkan( kecuali ada perjanjian khusus) dan sumber itu sendiri harus
mempunyai otoritas atas fakta itu. Dapat diambil dari buku, internet atau sumber
lain.
B; Ragam peristiwa
Sekalipun jurnalis meliput dengan cara yang sama, namun ia mengalami kondisi
yang berbeda.
1; Peristiwa momentum
Peristiwa yang terjadi tiba-tiba dan tidak disangka. Jika peristiwa tersebut
penting untuk diketahui masyarakat luas maka jurnalis harus segera
mempublikasikannya. Walaupun meliput dengan penuh ketergesaan tetapi
jurnalis harus tetap cermat. Contoh : Pesawat yang ditumpangi SBY meledak di
atas perairan Laut Jawa.
2; Peristiwa teragenda
Peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui kapan terjadi. Karena sudah
diketahui makaa jurnalis punya waktu untuk mempersiapkan reportase
semaksimal mungkin. Contoh : kegiatan Pemilu.
3; Peristiwa fenomena
Terdiri atas sejumlah kejadian yang menggejala. Belum tentu antara suatu
kejadian dan kejadian lain tampak pertautan yang jelas. Masing-masing bisa
bermunculan di sejumlah tempat yang tersebar dan mencuat pada waktu yang
berbeda, seolah berdiri sendiri. Semakin tinggi frekuensi kemunculannya,
semakin mudah melihatnya sebagai fenomena.
Akan tetapi, seringkali gejala itu berlangsung tanpa pertanda yang tegas, karena
sering terabaikan. Diperlukan kemampuan menginterpretasikan hubungan antar
kejadian sebelum dapat dipahami sebagai suatu fenomena. Meliput fenomena
memerlukan pendalaman masalah, kesabaran, kecermatan, kepekaan, serta sikap
kritis yang teruji. Peliputan peristiwa fenomena menghasilkan laporan
mendalam.
Dalam melakukan wawancara, ada etika yang harus ditaati oleh wartawan:
1;
2;
3;
4;
5;

Cover both side, meliput semua pihak yang terkait tanpa membedakan.
Fairness, tidak memanipulasi fakta.
Balance, keseimbangan dalam pencarian data dan pemberitaan.
Mematuhi kode etik jurnalistik
Tidak mempublikasikan identitas atau pernyataan narasumber jika narasumber
meminta off the record.

Anda mungkin juga menyukai