Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS TAYANGAN NARASI NAJWA SHIHAB DALAM

WAWANCARA BANGKU KOSONG

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Lani Nurochmah

NPM 20420047

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmatnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Analisis Tayangan Najwa Shihab dalam Wawancara

Bangku Kosong”. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi

Muhammad SAW. beserta seluruh keluarganya, sahabatnya, para tabi’i tabi’atnya

dan kita selaku umatnya. Aamiin.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Politeknik STTT Bandung serta

tentunya untuk menambah pengetahuan.

Penulis memahami dan menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini

masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah mendukung terciptanya makalah ini. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga Allah SWT senatiasa

memberikan petunjuk dan perlindungan kepada kita semua. Aamiin..

Garut, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar .................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................. 1

1.2. Batasan Masalah .............................................................. 3

1.3. Rumusan Masalah ............................................................ 3

1.4. Tujuan ............................................................................. 3

1.5. Manfaat ........................................................................... 4

1.5.1. Manfaat secara teoritis .............................................. 4

1.5.2. Manfaat secara praktis............................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teori ..................................................................... 5

2.2. Pembahasan ..................................................................... 8

BAB II PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wawancara bangku kosong yang ditayangkan dalam acara narasi

Najwa Shibab menjadi perbincangan di kalangan masyarakat umum.

Karena dinilai tidak wajar dan menjadi hal yang baru di indonesia.

Dalam kebijakan pers atau wawancara hal ini tentu tidak menyalahi

hukum dan aturan. Karena dalam kaitannya wawancara bangku

kosong ini tidak terdapat hal-hal yang menjurus pada perundungan.

Wawancara bangku kosong ini dilakukan oleh Najwa Shihab karena

yang bersangkutan menteri kesehatan Republik Indonesia selalu

menghindar tiap kali diudang dalam acara Narasi Najwa Shihab.

Wawancara bangku kosong dilakukan untuk menyampaikan

pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan masyarakat untuk ditanggapi

langsung oleh menteri kesehatan, Terawan.

Tayangan selama beberapa menit ini, dilakukan oleh Najwa shihab

agar yang bersangkutan dapat berkenan hadir dan menjawab

pertayaan-pertanyaan yang sering dipertanyakan masyarakat

Dengan melonjaknya kasus covid-19 maka seharusnya menteri

kesehatan memberikan tanggapan ataupun memberikan kepastian

kepada masyarakat mengenai kasus ini.

Tayangan ini pula menuai banyak sekali pro-kontra terhadap

wawancara bangku kosong yang dilakukan oleh Najwa Shihab.

1
2

Ada yang beranggapan bahwa dengan adanya wawancara bangku

kosong ini, tersampaikannya pertanyaan-pertanyaan masyarakat

terhadap menteri Terawan Agus Putranto yang seolah-olah

menghilang saat kasus Covid-19 terus melonjak di Indonesia.

Adapula yang beranggapan bahwa wawancara bangku kosong ini

memunculkan banyak spekulasi buruk dari masyarakat terhadap

menteri Terawan Agus Putranto maupun sang pembawa acara Najwa

Shihab.

Tayangan ini dinilai sebagai perundungan terhadap menteri kesehatan

Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto. Karena dengan

memberikan pertanyaan pada bangku kosong memberikan spekulasi

bahwa menteri kesehatan republik indonesia tidak dapat menjawab

perkara yang perlu dipertanggung-jawab kan.

Adapula yang beranggapan bahwa tayangan ini dinilai sebagai bentuk

kegagalan seorang jurnalis menghadirkan narasumber. Sesuatu yang

sebenarnya kontradiktif..

Adapun najwa sihab sendiri beranggapan bahwa wawancara bangku

kosong sudah lumrah terjadi pada negara yang telah menganut

kebebasan pers.

Maka dari itu banyak pertanyaan mengenai kebebasan pers di

indonesia apabila tayangan wawancara bangku kosong ini dinilai

sebagai perundungan, padahal tidak ada unsur perundungan dalam

tayangan ini.
3

1.2. Batasan Masalah

Masalah ini dibatas dalam analisis sistem jurnalistik dan penggunaan

majas yang dilakukan oleh najwa shihab dalam wawancara bangku

kosong.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana sistem jurnalistik yang dilakukan pada wawancara

bangku kosong?

2. Bagaimana dampak wawancara bangku kosong terhadap

kebebasan pers di Indonesia?

3. Bagaimana dengan majas yang dipakai dalam wawacara bangku

kosong?

1.4. Tujuan

1. Mengetahui sistem jurnalistik pada wawancara bangku kosong.

2. Mengetahui kebebasan pers di Indonesia.

3. Mengetahui dampak dari wawancara bangku kosong di Indonesia.

4. Mengetahui majas yang digunakan dalam wawancara bangku

kosong.
4

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat secara Teoritis

1. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat menjadi landasan

dalam pengembangan media pembelajaran atau penerapan

media pembelajaran secara lebih lanjut

2. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dalam bidang wawancara.

1.5.2. Manfaat secara Praktis

1. Bagi masyarakat, masyarakat mampu mengetahui

bagaimana sistem jurnalistik pada wawancara bangku

kosong. Serta masyarakat bisa mengetahui bagaimana

dampaknya dalam kebebasan pers di Indonesia.

2. Bagi peneliti, peniliti mampu menerapkan sistem

jurnalistik pada wawancara bangku kosong. Serta peneliti

mempunyai pengetahuan dan wawasan megenai sistem

wawancara.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Wawancara

Secara umum wawancara adalah suatu bentuk perbincangan

antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan suatu

informasi. Pihak yang terlibat dalam wawancara dinamakan

pewawancara dan narasumber.

Pewawancara mempunyai peran sebagai piak yang

mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Sedangkan

narasumber memiliki hak untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.

Menurut Koentjaraningrat, definisi wawancara yaitu scara

yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk

mendapatkan informasi dan secara lisan pembentukan

responden, untuk berkomunikasi tatap muka. (Kurniawan,

2020)

Lexy J Moleong (1991:135). juga menjelaskan bahwa

wawancara dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam

metode ini peneliti dan responden berhadapanlangsung

(tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan

dengan mendapatkandata tujuan yang dapat menjelaskan

masalah penelitian. (Kurniawan, 2020)

5
6

2.1.2. Tujuan Wawancara

Tujuan utama dari wawancara yaitu untuk memperoleh

informasi secara lengkap dari narasumber. Adapun tujuan

lain dari wawancara yaitu.

1. Mencari berita;

2. Menguji data;

3. Mengumpulkan data penelitian;

4. Melengkapi teknik pengumpulan data;

5. Mewujudkan hubungan antara pihak yang terlibat.

2.1.3. Model Wawancara

1. Wawancara Langsung, yaitu wawancara dengan bertatap

muka (face to face) langsung dengan narasumber.

2. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara tanpa

bertemu langsung secara fisik, tapi menggunaan perantara

(media), misalnya telepon, chating, media sosial, dan email

(wawancara tertulis). (Teknik Wawancara Jurnalistik dan

Jenis-Jenisnya, 2013)

2.1.4. Teknik Wawancara

Dalam dunia jurnalistik, tidak ada kiat mutlak dalam

melakukan wawancara jurnalistik. Setiap wartawan


7

memiliki cara tersendiri guna menemui dan memancing

narasumber untuk berbicara.

Namun, secara umum teknik wawancara meliputi tiga

tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pasca-wawancara.

(Teknik Wawancara Jurnalistik dan Jenis-Jenisnya, 2013)

2.1.5. Kebebasan Pers

Kebebasan Pers adalah hak yang diberikan oleh

konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan

dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan seperti

menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar,

majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya

campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah.

(Wikipedia, 2020)

2.1.6. Majas

Menurut KBBI Majas /ma·jas/ adalah cara melukiskan

sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang

lain; kiasan. (Kemendikbud, Majas, 2020)

Adapun Majas terbagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Majas Perbandingan

2. Majas Sindiran

3. Majas Penegasan
8

2.2. Pembahasan

2.2.1. Sistem Jurnalistik

Sistem Jurnalistik dalam wawancara bangku kosong

merupakan hal yang baru dalam jurnalistik pertelevisian

Indonesia. Dan tampaknya akan menjadi tren bagi media

lain untuk menyampaikan kritiknya pada pemegang bangku

kekuasaan.

Dalam konteks tanggap bencana Covid-19, meng-bangku-

kosong-kan pihak-pihak yang memiliki wewenang terhadap

kondisi krisis, namun enggan bersikap transparan bisa

menjadi cara-cara luar biasa untuk menunjukkan sense of

crisis. Sejatinya bukan hal aneh meng-bangku-kosong-kan

politisi atau pejabat yang tidak ingin bicara perkara yang

menjadi tanggung jawabnya. Terlebih jika kebijakannya

selama menjabat patut dikoreksi.

Melakukan wawancara bangku kosong tentu berbeda

dengan wawancara imajiner. Secara teknis, pewawancara

tidak sepenuhnya dianggap sedang melakukan wawancara.

Pewawancara hanya mengajukan sejumlah pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga tidak harus langsung

dijawab, sebagaimana wawancara secara tatap muka.

Jawaban dari narasumber bisa disampaikan kapan saja, di

mana saja, dan dengan media apapun. Ketika

mewawancarai bangku kosong, pertanyaan-pertanyaan yang


9

diajukan juga bukan pertanyaan fiktif. Suasana harus

dikondisikan seolah-olah si narasumber hadir. Meski drama

tanya jawab hanya tampak seperti balada di depan layar

kaca. (Asmara, 2020)

2.2.2. Kebebasan Pers

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

pasal 4 di dalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers

dijamin sebagai hak asasi warga negara, ayat kedua bahwa

terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran,

pembredelan atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa

untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional

mempunyai hak mencari, memperoleh, dan

menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat

bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di

depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan

dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan

antara lain dalam pasal 28F bahwa setiap orang berhak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta

berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah, dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.


10

2.2.3. Analisis Tayangan

Dalam tayangan ini Najwa Shihab seperti biasanya Najwa

Shihab mampu mengajukan pertanyaan yang intimidatif da

provokatif. Bahkan memulai wawancaranya dengan

sanjungan sarkastik kepada Pak Terawan sebagai menteri

kesehatan paling low-profile di seluruh dunia selama wabah

Covid-19.

Dalam pertanyaan lainnya tidak ada unsur perundungan

yang dilakukan oleh Najwa Shibah terdahap Pak Terawan,

melainkan hanya memberikan sanjungan sarkastik.

Pujian sarkastik ini memang bisa jadi berlebihan dan

cenderung tidak menghormati Pak Terawan. Sikap respek

terhadap narsumber dalam prinsip kerja jurnalistik harusnya

dijunjung tinggi oleh semua jurnalis. Bahkan, narasumber

yang minta identitasnya disembunyikan pun tetap harus

dihormati.

Adapun Pak Terawan memiliki hak menolak untuk

diwawancarai berdasarkan Peraturan KPI tentang Pedoman

Perilaku Penyiaran (P3) pasal 30, narasumber memiliki hak

untuk menolak berpartisipasi dalam sebuah program siaran

yang diselenggarakan lembaga penyiaran. Namun demikian,

kesediaan mereka menjawab pertanyaan dan keresahan

masyarakat sejatinya adalah bentuk tanggung jawab sebagai

pejabat publik.
11

Dalam hal pandemi ini, Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) tetaplah institusi paling strategis. Betapa pun

sejumlah satgas dan komite telah dibentuk untuk mengatasi

pandemi dan dampak-dampaknya, Kemenkes tetaplah

pengampu utamanya. Kemenkes inilah yang pada dasarnya

memiliki kewenangan, anggaran, perangkat birokrasi terkait

sektor kesehatan.

Meski begitu Najwa Shihab tidak gagal dalam melakukan

wawancaranya karena ini merupakan sesuatu yang

kontradiktif.

Dengan menggunakan analogi memancing ikan, wawancara

bangku kosong ini dapat diibaratkan menjadi kail dan

Najawa Shihab sebagai pemancing yang sedang berusaha

membuat sang Menteri berbicara.

Dalam dunia jurnalistik, hal ini tidak bisa dikategorikan

sebagai perundungan. Karena dalam jurnalistik,

mewawancarai entah secara langsung maupun jarak jauh

dianggap sebagai upaya mencari klarifikasi/konfirmasi

untuk memenuhi prinsip cover both side. Justru ketika Mata

Najwa menyediakan bangku kosong inilah, ada ruang

alternatif bagi publik untuk menyimak paparan rencana

pemerintah dalam mengatasi pandemi yang tak kunjung

berhenti.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam analisis yang telah dilakukan terhadap tayangan Narasi

Najwa Shihab dalam wawancara bangku kosong tidak ada terjadinya

kasus perundungan terhadap Mentreri kesehatan Pak Terawa,

melainkan sang pembawa acara melontarkan sanjungan sarkastik

terhadap Pak Terawan.

Dalam dunia jurnalistik, hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai

perundungan. Karena dalam jurnalistik, mewawancarai entah secara

langsung maupun jarak jauh dianggap sebagai upaya mencari

klarifikasi/konfirmasi untuk memenuhi prinsip cover both side.

Justru ketika Mata Najwa menyediakan bangku kosong inilah, ada

ruang alternatif bagi publik untuk menyimak paparan rencana

pemerintah dalam mengatasi pandemi yang tak kunjung berhenti.

12
DAFTAR PUSTAKA

Teknik Wawancara Jurnalistik dan Jenis-Jenisnya. (2013, Februari 22). Retrieved 15


Desember, 2020, from Romeltea: https://romeltea.com/teknik-wawancara-
jurnalistik/

Asmara, R. (2020, Oktober 17). Jurnalisme Ala Bangku Kosong. Retrieved 14 Desember,
2020, from Geotimes: https://geotimes.co.id/kolom/jurnalisme-ala-bangku-
kosong/

Kemendikbud. (2020, Oktober). Majas. Retrieved Desember 16, 2020, from KBBI Daring :
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Majas

Kemendikbud. (2020, Oktober). Satire. Retrieved Desember 16, 2020, from KBBI Daring:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/satire

Kurniawan, A. (2020, Desember 12). Pengertian Wawancara. Retrieved Desember 15,


2020, from Guru Pendidikan: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
wawancara/

M Romli, A. S. (1999). Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: Rosdakarya.

M Romli, A. S. (2001). Jurnalistik Terapan. Bandung: Batic Press.

M Romli, A. S. (2010). Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa.

Wikipedia. (2020, November 05). Kebebasan Pers. Retrieved Desember 10, 2020, from
Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebebasan_pers#:~:text=Dalam%20Undang%2DU
ndang%20Nomor%2040,untuk%20menjamin%20kemerdekaan%20pers%2C%20
pers

13

Anda mungkin juga menyukai