Anda di halaman 1dari 112

ANALISIS ISI UJARAN KEBENCIAN CERAMAH HABIB

BAHAR KEPADA PRESIDEN JOKOWI DI MEDIA


SOSIAL YOUTUBE

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:
MAULIDA WAHID
NIM: 11150510000023

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019
ABSTRAK

MAULIDA WAHID, 11150510000023, Analisis Isi Ujaran


Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada Presiden Jokowi
di Media Sosial Youtube, 2019

“Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar Kepada


Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube” menarik untuk diteliti.
Pertama, kebebasan menggunakan media sosial yang tidak dapat
dibendung, sehingga semakin banyak individu yang melanggar
batasan-batasan kebebasan menggunakan media sosial. Kedua,
ujaran kebencian yang dibuat seseorang dimuka umum untuk
tujuan menyebar atau menyulut kebencian sebuah kelompok
terhadap kelompok lain, dapat dilakukan melalui berbagai media
antara lain ceramah keagamaan maupun media elektronik
lainnya. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah yang
menjadi faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran
Kebencian (Hate Speech) dalam media sosial youtube dan
bagaimanakah efek menanggulangi mengenai ceramah Habib
Bahar melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech)dalam media
sosial youtube.

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis isi. Jenis data


terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber dalam akun
youtube Talkshow tvOne dan News & Entertainment terdiri dari
Habib Bahar, Ustadz Gus Miftah dan Masyarakat. Analisis data
menggunakan analisis kualitatif.

Temuan data penelitian ini pertama, berasal dari dalam diri


individu diantaranya keadaan psikologis dan kejiwaan individu.
Faktor lainnya berasal dari luar diri individu. Diantaranya faktor
lingkungan, faktor kurangnya kontrol sosial, faktor kepentingan
masyarakat, faktor ketidaktahuan masyarakat, faktor politik yang
lebih sering menjadi penyebab serta paling berpengaruh
diantaranya faktor agama, faktor sarana fasilitas dan kemajuan

iv
teknologi, dan faktor dari dalam diri individu. Kedua, efek
penanggulangan yang dilakukan komunikator dan komunikan
dapat dilakukan dengan cara, yakni kognitif, afektif dan
behavioral.

Kata kunci: Ujaran Kebencian (Hate Speech), Habib Bahar,


Media Sosial Youtube

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Raabbil‟alamin, tidak ada kata terindah


yang terucap dari lisan maupun terbesit dalam hati penulis selain
rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
dan karunia-Nya sehingga jari jemari ini mampu menuangkan
kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiyullah
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang tinggi akan peradaban dan budi
pekerti yang luhur.

Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu,


penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta
membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan
moril maupun materil. Dengan kerendahan hati dan rasa hormat,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Suparto, M.Ed, Ph.D., Wakil Dekan I Bidang Akademik
Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., serta
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dr. Cecep
Castrawijaya, M.A.
2. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Dr. Armawati Arbi, M.Si, serta Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Edi Amin, M.A.

vi
3. Terima Kasih banyak kepada Bapak Dr. Sihabudin Noor,
M.Ag sebagai Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk
membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai dengan
baik. Terima Kasih atas bimbingan, ilmu, dan pencerahan
yang telah Bapak berikan selama mengerjakan skripsi.
4. Segenap dosen, karyawan dan staf Tata Usaha Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya tidak
dapat penulis sabutkan satu persatu. Terima Kasih atas
ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada peneliti.
Menjadi amal saleh yang terus mengalir
5. Kedua orang tua saya, Ayahanda Mugni Wahid, S.Ag dan
Ibunda Ani Suharni atas doa yang tiada putus, kesabaran
yang tiada bertepi dan kasih sayang yang tiada henti.
6. Saudara-saudari saya, Aaz Fauzi Wahid dan Kesha
Apriani Wahid. Terima Kasih atas dukungan yang
diberikan.
7. Yang tersayang, Noufal Arif Muhajir Al-Batawi. Terima
Kasih atas perhatian semangat, dukungan dan kasih
sayang yang tiada henti.
8. Sahabat tersayang, Ihda Ainin Nawawi, Ryandita Azlia
Putri, Sivaul Fuadah, Risha Shafira Deskhansa, Silvie
Fauziah, Bella Descia Pratiwi Ruhiyat, Mega Wulandari,
Wahyuni, Rismaya Fitria Utami, Alifiya Tazkia, Winda
Fadillah. Terima Kasih atas perhatian dan dukungan serta
menemani untuk menyusun skripsi.

vii
9. Teman-teman KPI A angkatan 2015 yang selalu menjadi
teman berjuang dari awal perkuliahan hingga lulus.
10. Seluruh besar KPI angkatan 2015 yang sudah
memberikan inspirasi kepada penulis.
11. KKN Pencakar Langit, Terima Kasih atas pengalaman tak
terlupakan selama sebulan di lokasi KKN.
12. Orang-orang yang telah memberikan dukungan, mohon
maaf penulis belum cantumkan namanya.
Peneliti berharap semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah
pengantar yang dapat peneliti sampaikan, akhir kata peneliti
mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam skripsi ini.

Jakarta, 03 Juli 2019

Maulida Wahid

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................
PERNYATAAN.......................................................................................i
LEMBAR
PENGESAHAN.....................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................vi
DAFTAR ISI............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN…………...…………………………...1
A. Latar Belakang Masalah………………………………….....1
B. Permasalahan dan Batasan Masalah………………………...8
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian………………...9
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual………………………...10
E. Kajian Terdahulu…………………………………………..23
F. Sistematika Penulisan……………………………………...26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………...…………………..28
A. Pengertian Ujaran Kebencian……………………………...28
B. Teori Penyebab dan Akibat Ujaran Kebencian…………....32
C. Efek Penanggulangan Ujaran Kebencian……………….....39
D. Tinjauan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Islam dan
Media Sosial……………………………………………….40
BAB III METODE PENELITIAN……………………………..55
A. Pendekatan Masalah…………………………………….....55
B. Subjek dan Objek Penelitian…………………………….....56
C. Sumber dan Jenis Data…………………………………….56
D. Penentuan Narasumber……………………………….........57

ix
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data……………..58
F. Analisis Data…………………………………………….....59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……....60
A. Faktor Penyebab Habib Bahar Melakukan Ujaran Kebencian
Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube…...62
B. Efek Penanggulangan Habib Bahar Melakukan Ujaran
Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial
Youtube…………………………………………………....87
BAB V PENUTUP……………………………………………..93
A. Kesimpulan………………………………………………...93
B. Saran…………………………………………………….....94
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….96

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


“Analisis Isi Ujaran Kebencian Ceramah Habib Bahar
kepada Presiden Jokowi di Media Sosial Youtube”.Menarik
untuk diteliti pertama, karena adanya kebebasan menggunakan
media sosial yang tidak dapat dibendung, sehingga semakin
banyak individu yang melanggar batasan-batasan kebebasan
menggunakan media sosial. Kedua, ujaran kebencian yang
dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau
menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok
lain, dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain
ceramah keagamaan maupun media elektronik lainnya.
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi
faktor penyebab Habib Bahar melakukan Ujaran Kebencian
(Hate Speech) dalam media sosial youtube dan bagaimanakah
efek menanggulangi mengenai ceramah Habib Bahar
melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech)dalam media
sosial youtube.
Media sosial mempunyai ciri-ciri yaitu pesan yang
disampaikan hanya untuk satu orang saja namun bisa ke
berbagai banyak orang. Pesan yang disampaikan bebas tanpa
harus melalui suatu Gatekeeper. Pesan yang disampaikan
bebas cenderung lebih cepat dibanding media lainnya, dan
penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

1
2

Dalam teori Stimulus Organism Respons juga


memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan
secara sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan,
karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya
sebagai individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat.
Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin,
penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan
individu yang tidak terjangkau oleh terpaan pesan,
diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.1
Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site)
atau sering disebut dengan media sosial (social media)
seperti Youtube, Facebook, Twitter, Skype dan
sebagainya merupakan media yang digunakan untuk
mempublikasikan konten profil, aktivitas atau bahkan
pendapat pengguna juga sebagai media yang
memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di ruang siber.2

Media sosial menjanjikan kemudahan berkomunikasi


bagi manusia. Kebebasan berselancar di media sosial seperti
menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap lapisan
masyarakat Indonesia. Memiliki akun media sosial sudah
seperti hal yang lazim, bahkan ketika seseorang tidak memliki
akun media sosial seperti tidak mengikuti zaman. Media
sosial yang kini dapat memfasilitasi orang-orang untuk
menyalurkan ekspresi serta mengeluarkan gagasan dengan
bebas. Dengan beragam kemudahan yang ditawarkan oleh

1
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 22.
2
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press),
h. 43.
3

media sosial, maka semakin banyak pula masyarakat yang


menggunakannya.
Secara konsep, peran media sosial adalah untuk
bertukar informasi forum diskusi. Bahkan, media sosial dapat
disebut sebagai ruang publik baru (new public sphere) karena
karakter yang dimiliki oleh media sosial. Media sosial
memungkinkan setiap orang dapat memberikan informasi,
hampir bisa disebut setiap orang dapat berperan sebagai
produsen informasi, karena ketika sudah tersebar satu berita
dan disebar oleh pengguna aktif lainnya, dan begitu
selanjutnya secara berulang. Sehingga semua orang pengguna
media sosial dapat disebut sebagai produsen informasi.
Pengguna media sosial di Indonesia semakin
meningkat. Dengan terbukanya beragam akses komunikasi di
dunia maya, media sosial menjadi salah satu hal yang tidak
dapat ditinggalkan atau tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia. Dirunut dari tahun 2017, pengguna media sosial di
Indonesua terus meningkat. Berdasarkan data Asosiasi
Pengguna Jaringan Internet Indonesia (APJII) per Januari
2017 menyebut ada 143,26 juta pengguna internet dan media
sosial di Indonesia, dan diperkirakan jumlah ini akan terus
meningkat. Berbagai kemudahan termasuk forum diskusi
banyak digunakan oleh para pegiat media sosial. Terlihat
4

dalam beberapa penelitian membuktikan adanya peningkatan


intensitas diskusi di media sosial dalam berbagai bidang.3
Keluasan serta keterbukaan yang menjadi karakter
utama dari media sosial membuat para pengguna terkadang
tidak memahami batasan-batasan yang seharusnya tidak
mereka lewati. Dengan kebebasan berselancar di media
sosial, seseorang dapat dengan mudah mengutarakan
ekspresinya dan terkadang menimbulkan beberapa efek
negatif. Salah satunya yang terlihat jelas adalah hadir dan
meningkatnya intensitas ujaran kebencian.
Ujaran kebencian merupakan ucapan atau tulisan yang
dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau
menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok
lain yang berbeda baik ras, agama, keyakinan gender, etnis,
kecacatan dan orientasi seksual.4
Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta
Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal dalam
penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa: menghina
adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang.
Yang diserang ini biasanya merasa malu.5 Objek penghinaan
adalah berupa rasa harga diri atau martabat mengenai

3
Lihat di Anna Triwiwjayati, dkk, Gaya Pengambilan Keputusan
Pembelian Pakaian Secara Online Pada Generasi Z Indonesia. Jur. Ilm. Kel.
& Kons, Vol. 11, No. 1, September 2018, h. 1.
4
Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori dan
Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 84
5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar
Lengkap Pasal demi Pasal, (Bogor, Politea; 1991), h. 225.
5

kehormatan dan mengenai nama baik orang baik bersifat


individual ataupun komunal (kelompok).
Kasus mengenai ujaran kebencian kerap kali terjadi di
Indonesia, dengan alasan kebebasan berekspresi di media sosial
bukan berarti tidak ada batasannya.Indonesia sebenarnya sudah
punya aturan tersendiri mengenai ujaran kebencian di sosial
media. UU NO. 40 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik atau yang biasa kita kenal dengan UU ITE. Di
Indonesia, pers dianggap sebagai lembaga sosial yang menjadi
alat komunikasi massal, sistem pers di Indonesia sudah
mengalami beberapa perubahan dalam beberapa undang-undang,
antara lain UU No. 11 Th 1996 tentang Ketentuan Ketentuan
Pokok Pers dan UU no. 40 th. 1999 tentang Pers. 6 Dalam
undang-undang terakhir tahun 1999, pers didefinisikan sebagai
lembaga sosial dan bahan komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar maupun dalam bentuk
lainnya dengan menggunakan media elektronik dan segala jenis
saluran yang tersedia.
Dalam Social Responsibilty ini dimaksudkan untuk
mengembalikan fungsi pers sebagai pelayan masyarakat. Selain
itu, dengan Social Responsibility, pers diharapkan dapat
melaksanakan kontrol sosial, sehingga pers tidak hanya
merupakan milik individu yang bekerja untuk kepentingan

6
Lihat di Bachruddin Jusuf habibie, Undang-Undang Republik
Indonesia No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, digi-journalism, h. 1-11.
6

pribadi semata, tetapi pers dapat menjadi milik masyarakat yang


melayani dan berusaha menghilangkan kesenjangan sosial yang
terjadi dalam masyarakat.7
Sementara itu segala aktivitas pers tergantung pada
falsafah yang dianut oleh masyarakat dimana pers itu berada,
Lyod Sommerlad menyatakan, sebagai institusi sosial, pers
mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda tergantung pada sistem
politik dan ekonomi.Kebebasan pers (freedom of the press)
adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau perlindungan
hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang
dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan
menerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material
lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari
pemerintah. Melalui kebebasan pers masyarakat akan dapat
mengetahui berbagai peristiwa, termasuk kinerja pemerintah,
sehingga muncul mekanisme kontrol terhadap kekuasaan,
maupun masyarakat sendiri. Karena itu, media dapat dijuluki
sebagai pilar keempat demokrasi, melengkapi eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Sebab, internet memberi kemudahan
akses warga dalam membuat akun di situs jejaring sosial hingga
membuat situs sendiri pada kenyataannya menambah sumber-
sumber untuk memproduksi dan mendistribusikan media.8
Padahal, media pers (cetak, radio, televisi, online,) dan
wartawan atau jurnalis sesungguhnya merupakan kepanjangan

7
Lihat di Inge Hutagalung, Dinamika Sistem Pers di Indonesia,
JURNAL INTERAKSI, Vol. II, No. 2, Juli 2013, h. 54.
8
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press,
2013), h. 47.
7

tangan dari hak-hak sipil publik, masyarakat umum atau dalam


bahasa politik desebut rakyat. Dimana kekuasaan berada di
tangan rakyat, publik punya hak mkontrol terhadap kekuasaan
agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan. Dalam kondisi
itulah dibutuhkan pers yang secara bebas dapat mewakili publik
untuk mengakses informasi. Maka dari itu social responsibility
dan freedom of the press saling berkaitan.
Beragam kasus mengenai ujaran kebencian kerap muncul
mewarnai dinamika media sosial masyarakat Indonesia. Belum
lama ini, ujaran kebencian telah sampai di tataran orang nomor
satu di Indonesia, Presiden Jokowi. Salah satu akun youtube telah
mengundang pro dan kontra, di dalam debatnya Ali Mochtar
bersama Habib Bahar selaku ulama, ia mengatakan bahwa, Imam
Ahmad di dalam hadisnya adalah “Siapa yang menghina
pemimpinnya, maka Allah akan menghina dia”.

Dan adapun surat Al-Hujuraat Ayat 12-13 yang berbunyi :

           

          

            

         

            

Yang artinya adalah “Wahai orang-orang yang


beriman! Jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan),
8

sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan


janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain.Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati?Tentu kamu merasa
jijik.Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang”(12).“Wahai manusia!
Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa.Sungguh, Allah
Maha Mengetahui lagi Mahateliti” (13).9
Tentu bukan hal yang asing lagi di telinga ketika disebut
namaHabib Bahar. Habib Bahar memulai aksi perlakuan ujaran
kebencian terhadap presiden Jokowi dalam pidatonya di
panggung acara ikhtitam di Palembang. Isi ceramah Habib
Bahar berdurasi 2 menit yang viral di media sosial khususnya
youtube mengandung ujaran kebencian yang menyebut
Jokowi pengkhianat, banci, bahkan menilai bahwa Jokowi
yang sebelumnya merupakan penjual mebel, tidak pantas
menjadi Presiden RI. Habib Bahar membuat ujaran kebencian
terhadap presiden Jokowi sampai tersebar di seluruh media
sosial.

B. Permasalahan dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah

9
Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis
terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 66.
9

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar


belakang maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
a. Apa saja yang menjadi faktor penyebab Habib Bahar
melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) kepada
Presiden Jokowi dalam Media Sosial?
b. Bagaimanakah efek penonton mengenai Habib Bahar
yang telah melakukan Ujaran Kebencian (Hate
Speech) kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial?
2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya kajian ilmu dakwah dan
komunikasi, dalam penelitian ini, penulis membuat
pembatasan penelitian yang ada di masalah penelitian
terpilih. Pembatasan penelitian terletak pada isi video
ceramah Habib Bahar dalam Media Sosial Youtube dan
pada umumnya melihat literatur-literatur yang terkait
dalam pokok pembahasan ini, penelitian ini dilakukan
pada tahun 2019.

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan
pelaku melakukan ujaran kebencian (Hate Speech)
dalam media sosial.
10

b. Untuk mengetahui efek penonton yang dilakukan


Habib Bahar karena telah melakukan ujaran kebencian
(Hate Speech) dalam media sosial.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan
memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
dakwah dan komunikasi khususnya dakwah tentang
faktor penyebab Habib Bahar melakukan ujaran
kebencian (Hate Speech) dalam media sosial.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dalam mencari sebuah informasi.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual


1. Kerangka teoritis
Kerangka teoritis merupakan hasil pemikiran atau
kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk
mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi yang
10
dianggap relevan. Membahas permasalahan dalam
penelitian ini penulis mencoba mengadakan pendekatan-
pendekatan menggunakan teori penyebab dan akibat
terjadinya ujaran kebencian dan efek penanggulangan
ujaran kebencian atau kejahatan.

3
Prof. Dr. Hamidi, M.Si. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.
cet. 3 (Malang: UMM Press, 2010), hal.02.
11

Faktor-faktor ini berpokok pangkal pada


lingkungan di luar dari diri manusia (ekstern) terutama hal
yang mempunyai hubungan dengan timbulnya
kejahatan.11
a. Faktor Ekonomi
Perkembangan perekonomian di abad modern, ketika
tumbuh persaingan bebas, menghidupkan daya minat
masyarakat dengan memasang iklan-iklan dan
sebagainya. Hal ini cenderung menimbulkan
keinginan-keinginan untuk memiliki barang atau uang
sebanyak-banyaknya sehingga dengan demikian,
seseorang mempunyai kecendrungan pula untuk
mempersiapkan diri dalam berbagai cara penipuan dan
sebagainya.
b. Faktor Agama
Norma-norma yang terkandung di dalam agama
semua mengajarkan kebenaran dan kebaikan, dan
agama itu senantiasa baik dan membimbing manusia
kearah jalan yang diharuskan, maka tidak akan
berbuat hal-hal yang merugikan orang lain termasuk
tindakan mengujar kebencian. Sebaliknya, jika agama
itu tidak berfungsi bagi manusia, hanya sekedar
lambang saja, maka tidak berarti sama sekali, bahkan
iman manusia akan menjadi lemah.
c. Faktor Bacaan

11
Soejono, D, Doktrin-Doktrin Kriminologi, hal. 42.
12

Faktor yang dapat menimbulkan kejahatan atau ujaran


kebencian yaitu faktor bacaan yang buruk, porno,
kriminal contohnya mulai cerita-cerita, menghina
orang, gambar erotic, dan pornografi, dan yang
berhubungan dengan seksm sehingga cenderung dapat
memberikan dorongan terhadap perbuatan-perbuatan
yang melanggar hukum atau kejahatan.
d. Faktor Film (termasuk televisi)
Pengaruh film terhadap timbulnya kejahatan atau
mengujar kebencian hampir sama dengan pengaruh
bacaan, hanya bedanya terletak pada khayalan si
pembaca atau penonton. Bacaan dapat menimbulkan
khayalan secara tidak langsung tentang kejadian yang
dibacanya, sedangkan penonton dapat langsung
menganalohikan dirinya pada film yang sedang
ditontonnya.
2. Teori Stimulus Organism Respons (S-O-R) Melvin De
Fleur
Teori komunikasi massa yang dimengerti. Paul
Lazarsfeld dan Robert Merton telah mendiskusikan
kecenderungan komunikasi massa untuk memperkuat
status qou ekonomi dan sosial, dan ahli teori komunikasi
Joseph Klapper telah menunjukkan bahwa dampak umum
komunikasi massa adalah penguatan sikap.12

12
Werner J. Severin, james W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, & Terapan, h. 146-147
13

Kerangka teori ini dimaksudkan untuk memberikan


gambaran atau batasan-batasan teori yang akan dipakai
sebagai suatu landasan penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan model teori Stimulus
Organism Respons atau juga bisa disebut teori jarum
hipodermik. Model ini mempunyai asumsi bahwa
komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan
dan media) yang amat perkasa dalam mempengaruhi
komunikasi. Dikatakan dengan model teori jarum suntik
atau stimulus organism respons karena dalam model ini
dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung
dalam jiwa komunikan. Model ini juga disebut dengan
Bullet Theory (teori peluru) karena komunikan dianggap
secara pasif menerima suatu pesan-pesan komunikasi.13
Teori stimulus organism respons juga memandang
bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara
sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya
tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai
individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat. Untuk
mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan
teknologi merupakan keharusan. Sedangkan individu yang
tidak terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak
akan terpengaruh oleh isi pesan.14

13
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, cet. 8,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) h. 6.
14
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 22.
14

Asumsi dasar teori ini bahwa dalam proses


komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah
aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya “how to
communicate”, dalam hal ini “how to change the
15
attitude”, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Untuk memahami bagaimana media (konten pesan
ceramah mengenai ujaran kebencian Habib Bahar kepada
Presiden Jokowi di Youtube) menimbulkan sikap, maka
langkah pertama adalah:
a. Stimulus (konten pesan dari ceramah Habib Bahar
melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi
di youtube) yang diberikan kepada organism
(penonton) dapat diterima atau ditolak, maka proses
selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus
(konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan
ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube)
tidak efektif dalam mempengaruhi organism
(penonton), maka tidak ada perhatian dari organism
(penonton). Dalam hal ini stimulus (konten dari
ceramah Habib Bahar melakukan ujaran kebencian
kepada Presiden Jokowi di youtube) adalah efektif dan
ada reaksi.
b. Langkah berikutnya adalah stimulus (konten pesan
dari ceramah Habib Bahar melakukan ujaran

15
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi
(Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat), cet.
Ke 5 (Jakarta: Kencana, 2006), h. 281.
15

kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube) telah


mendapat perhatian dari organism (penonton), maka
proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus
(konten pesan dari ceramah Habib Bahar melakukan
ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di youtube)
atau correctly comprehended. Kemampuan dari
organism (penonton) inilah yang dapat melanjutkan
proses berikutnya.
c. Langkah terakhir adalah bahwa organism (penonton)
dapat menerima secara baik apa yang telah diolah
sehingga terjadi kejadian untuk perubahan sikap.
Fokus penelitian dalam teori ini adalah pada efek
atau akibat pesan media diantaranya:
a. Efek Kognitif
Akibat yang timbul pada diri komunikan sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini
akan membahas tentang bagimana media massa
dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitifnya.
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek
kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan
sekedar memberitahu khalayak diharapkan dapat
terus merasakan perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, benci, marah dan sebagainya.
c. Efek Beharvioral
16

Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak


dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan.16
3. Konseptual
a. Ujaran Kebencian
Dalam era sekarang,kebebasan berpendapat sudah
menjadi hak bagi setiap orang.Setiap individu dapat
bebas berekspresi di media sosial. Semenjak hadirnya
kebebasan di media sosial, maka mulai dikenal kata
ujaran kebencian atauhate speech di media sosial,
dimana seseorang tanpa beban dapat menghina,
mengejek atau membully orang yang tidak ia sukai di
media sosial, bahkan sampai bisa melakukan
pencemaran nama baik.Dalam ujaran kebencian
memiliki tujuh komponen sehingga seseorang dapat
dikatakan telah melakukan ujaran kebencian
diantaranya: pernyataan penghinaan, pencemaran nama
baik, pembohongan publik, memprovokasi, penistaan,
penghasut dan kebencian.17
b. Media Sosial
Media merupakan salah satu hal yang tidak asing
lagi di telinga masyarakat global.Hampir sebagian besar
masyarakat dunia melakukan komunikasi melalui
media.Dengan segala kemudahan yang ditawarkan,
media menjadi suatu alat yang sangat digandrungi

16
Warner J. Severin, “Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa)”, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 16.
17
Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori
dan Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 85
17

masyarakat untuk berkomunikasi.Definisi media sosial


menurut Kaplan dan Haenlein adalah sekelompok
aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar
ideologis dan teknologi web 2.0 yang memungkinkan
terjadi penciptaan dan pertukaran yang dihasilkan dari
pengguna konten.18
Pengertian dari web 2.0 adalah internet generasi
kedua, dimana internet generasi kedua ini lebih baik dari
pada generasi pertama.Pada generasi pertama hanya
digunakan untuk mencari informasi dan hanya orang-
orang yang memiliki pengetahuan teknis saja yang bisa
memanfaatkan potensi internet, maka digenerasi kedua
ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua orang
bahkan orang awam bisa memanfaatkan internet untuk
berinteraksi dan bersosialisasi.19
Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
membuka komunikasi dua arah secara interaktif dan
memberikan kesempatan untuk bertukar informasi serta
ruang untuk kebebasan berekspresi.
Media sosial dapat diartikan sebagai medium di
internet yang memungkinkan pengguna
mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja

18
Kaplan dan Haenlein, “Users of the Worlds,Unite!TheChallenge
and opportunities of Social Media”. Bussines Horizon 2010, h.59
19
Andy Shera, Step by Step internet marketing, (Jakarta: Pt Elex
Media Kompetindo), h. 119
18

sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain,


dan membentuk ikatan sosial secara virtual. 20
Sehingga satu hal yang wajar ketika seseorang
menjadikan media sosial sebagai tempat berekspresi dan
berkarya secara bebas tanpa batasan.Meskipun banyak
kesamaan antara media sosial dan media siber, namun
ada perbadaan diantara keduanya.Dimana ada beberapa
karakteristik dari media sosial yang tidak dimiliki oleh
media siber. Berikut adalah karakteristik dari media
sosial:
c. Pesan
Suatu komponen dalam proses komunikasi berupa
paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan
menggunakan lambang atau bahasa lainnya disampaikan
kepada orang lain.21
Kemudian pesan ini juga bisa disampaikan
secara bebas, tidak harus melalui Gatekeeper.Selain
itu, penyampaian pesan di media sosial juga
cenderung jauh lebih cepat daripada media
lainnya.Ciri terakhir bahwa yang menentukan waktu
untuk berinteraksi adalah si penerima pesan.
d. Jaringan (Network) Antar Pengguna
Media sosial memilki karakter jaringan
sosial.Media sosial terbangun dari struktur sosial yang

20
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 11
21
Effendy, Management Information Systems, (Bandung: Mandar
Maju, 1989), h. 224.
19

terbentuk di dalam jaringan atau internet.Jaringan yang


terbentuk antar pengguna merupakan jaringan yang
secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi,
seperti komputer, telepon genggam, atau
tablet.Jaringan yang dimaksud sebagai karakteristik
media sosial adalah media sosial pada dasarnya
terbentuk dari sistem yang berjejaring atau manusia
yang saling terkoneksi dengan bantuan teknologi.22
e. Informasi
Informasi dapat dikatakan sebagai entitas penting
dalam media sosial. Sebab tidak seperti media lain di
internet, pengguna media sosial mengkreasikan
representasi identitasnya, memproduksi konten, dan
melakukan informasi berdasarkan informasi. Bahkan
informasi menjadi semacam komoditas dalam
masyarakat informasi.Informasi diproduksi,
dipertukarkan, dan dikonsumsi yang menjadikan suatu
informasi tersebut bernilai.23
f. Arsip
Bagi pengguna maedia sosial, arsip menjadi
sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi
telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan melalui
perangkat apapun arsip juga merupakan salah satu

22
Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di
Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN
Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 30.
23
Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media
Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan
ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 4.
20

kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial.


Dengan mudahnya seseorang yang menyimpan data di
media sosial, dapat mengunggahnya lagi atau
melihatnya lagi kapan saja. Setiap informasi yang
diunggah tidak akan hilang begitu saja saat pergantian
hari, bulan maupun tahun.24
g. Interaksi
Secara sederhana, interaksi yang terjadi di media
sosial minimal berbentuk saling mengomentari atau
memberikan tanda tanda yang ada di media sosial.
Seperti halnya ketika kita melihat seseorang
mengunggah foto, kita bisa berinteraksi dengan orang
tersebut dengan cara memberikan like ataupun
komentar. 25
h. Simulasi Sosial
Dalam pemahaman simulasi, dapat dilihat dari
karya Jean Boudrillard yang membahas mengenai.
Boudrillard mengungkapkan makna simulasi bahwa
kesadaran akan yang real di benak khalayak semakin
berkurang dan tergantukan dengan realitas semu. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya imaji yang disajikan
media secara terus menerus. Khalayak seolah tidak

24
Zulfikri Amsyah, Manajemen Kearsipan, (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2003), h. 5.
25
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005), h. 23.
21

dapat membedakan antara yang nyata dan yang ada di


layar kaca.26
i. Konten Oleh Pengguna
Hal yang menjadi basis dari media sosial adalah
kekayaan informasi, karena setiap individu berhak
mengunggah informasi apapun. Oleh karena itulah
term ini menunjukkan bahwa setiap konten di media
sosial sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi
masing-masing individu atau pemilik akun.27
j. Penyebaran
Penyebaran merupakan karakter lainnya dari
media sosial. Medium ini tidak hanya menghasilkan
konten yang dibangun dari dan dikonsumsi oleh
penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus
dikembangkan oleh penggunanya. Praktik ini
menunjukkan bahwa khalyak aktif menyebarkan
konten sekaligus mengembangkannya.
k. Level Realitas di Media Sosial
Sebuah realitas yang terjadi di media sosial bisa
dilihat melalui dua konsep, yakni konten dan bentuk
(form) media sosial. Menurut Taylor dan Every sebuah
aksi dari komunikasi dan interaksi yang terjadi di

26
Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media
Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan
ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 4.
27
Lihat di Neng Dewi Kurnia, dkk, Hubungan Pemanfaatan Media
Sosial Instagram dengan Kemampuan Literasi Media di UPT Perpustakaan
ITENAS. Tahun 8, Vol. 8, No. 1, Mei 2018, h. 5.
22

internet harus dilihat pula dari apa yang membawa


(site) komunikasi itu dan apa yang tampak dari yang
disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, realitas sosial
di media siber yang ada di media sosial bisa dibagi ke
dalam dua kerangka besar, yakni level mikro maupun
makro. Level mikro berada dan merujuk pada teks
yang dikonstruksi oleh pengguna, sedangkan level
makro merujuk pada konteks yang mengelilingi teks.28
Ada empat level dalam realitas sosial siber di media
sosial. Level-level ini bisa juga digunakan sebagai panduan
dalam meneliti realitas dan hubungannya antara online-
offline.29 Level-level tersebut antara lain:
a) Ruang Media (Media Space)
b) Dokumen Media (Media Archive)
c) Level Objek Media (Media Object)
d) Level pengalaman (Experiential Stories)
l. Youtube
Youtube merupakan sebuah website yang
memfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang
mereka miliki, atau sebatas menikmati berbagai video klip
yang diunggah oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai
macam video yang dapat diunggah ke situs ini, seperti

28
Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 59.
29
Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60.
23

misalnya video edukasi, film pendek, trailer film dan


masih banyak lagi.30

E. Kajian Terdahulu
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada
Perpustakaan Utama, Repository.com dan Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi
yang fokusnya sama, yaitu mengenai penerapan teori
Stimulus Organism Respon (SOR) dan penelitian kualitatif,
namun belum ada satupun yang mengambil objek penelitian
pada ceramah Habib Bahar di youtube.
Beberapa skripsi yang menjadi referensi atau
pembanding yang penulis pelajari, diantaranya adalah:
1. Skripsi yang pertama ialah karya Endah Sri Rahayu,
mengenai “Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi Sikap
Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Sunan Kalijaga Angkatan 2012)”, yang ditulis oleh Endah
Sri Rahayu, mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa sikap mahasiswa terhadap
ujaran kebencian di media sosial.
Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan
apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan
30
Lihat di Fatty Faiqah, dkk, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi
bagi Komunitas Makassarvidgram, Jurnal Komunikasi KAREBA, Vol. 5, No.
2, Desember 2016, h. 259.
24

subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Endah Sri


Rahayu, yang membahas tentang “Ujaran Kebencian di
Media Sosial (Studi Sikap Komunikasi Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Angkatan 2012)”.
Pada skripsi ini sama-sama meneliti ujaran di media sosial
dan menggunakan metode analisis kualitatif. Perbedaannya
terletak pada objek Penelitian, objek yang penulis teliti
adalah mengenai ujaran kebencian terhadap sikap
mahasiswa prodi komunikasi dan penyiaran Islam UIN
Sunan Kalijaga Angkatan 2012.
2. Skripsi yang kedua ialah karya Rizki Amalia, mengenai
“Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan Media Massa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman”,
yang ditulis oleh Rizki Amalia mahasiswi Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawaran, tahun 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa sikap mahasiswa terhadap
tayangan On The Spot terhadap pesan media massa.
Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan
apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan
subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Rizki
Amalia, yang membahas tentang “Efek Tayangan On The
Spot Terhadap Pesan Media Massa Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Mulawarman”. Pada skripsi ini
sama-sama meneliti masalah pada media sosial dan
menggunakan teori efek komunikasi massa yaitu efek
kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Perbedaannya
25

terletak pada subjek dan objek Penelitian, objek yang


penulis teliti adalah mengenai ujaran efek tayangan on the
spot terhadap pesan media massa bagi mahasiswa prodi
komunikasi di Universitas Mulawarman dan menggunakan
metode analisis kuantitatif.
3. Skripsi yang ketiga ialah karya Meri Febriyani,
mengenai “Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Media Sosial”,
yang ditulis oleh Meri Febriyani, mahasiswi Jurusan
Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Lampung Bandar
Lampung, tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa faktor dan penyebab pelaku melakukan ujaran
kebencian di media sosial.
Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan
apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan
subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Meri
Febriyani, yang membahas tentang “Analisis Faktor
Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate
Speech) dalam Media Sosial”. Pada skripsi ini sama-sama
meneliti ujaran kebencian di media sosial konsep
pembahasan dan menggunakan metode analisis isi
kualitatif. Perbedaannya terletak pada subjek dan objek
Penelitian, subjek dan objek yang penulis teliti adalah
mengenai Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Media Sosial.
4. Skripsi yang keempat ialah karya Kiki Rizkiyah
Albarikah, mengenai “Pesan Moral Dalam Film (Analisis
26

Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Trash)”, yang ditulis


oleh Kiki Rizkiyah Albarikah, mahasiswi Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pesan moral
dalam film Trash.
Perbedaan dan persamaan antara kajian terdahulu dengan
apa yang menjadi judul penulis adalah mengenai objek dan
subjek Penelitian. Pada skripsi yang ditulis oleh Kiki
Rizkiyah Albarikah, yang membahas tentang “Pesan Moral
Dalam Film (Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam
Film Trash)”.Pada skripsi ini sama-sama meneliti di media
dan menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif.
Perbedaannya terletak pada objek dan subjek Penelitian,
objek yang penulis teliti adalah mengenai pesan moral
dalam fim Trash.

F. Sitematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis,
penulis mengklarifikasikan permasalahan dalam beberapa
bab yang saling berhubungan dan mengacu pada “Buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sistematika penulisan pertama adalah BAB I yaitu
PENDAHULUAN yang memuat latar bekalang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kajian terdahulu dan sistematika penulisan.
27

Selanjutnya BAB II yaitu TINJAUAN PUSTAKA


yang memuat pengertian dan teori yang mendukung
penelitian. Di dalam bab ini dibahas tentang pengertian dan
teori, pengertian ujaran kebencian secara umum, pengertian
ujaran kebencian secara agama islam, dan teori penyebab dan
akibat mengujar kebencian.
BAB III yaitu METODOLOGI PENELITIAN, bab ini
menjelaskan metode serta pendekatan penelitian yang
digunakan, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan
data, pengelohan data dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN, bab ini membahas mengenai temuan hasil
penelitian mengenai analisis isi ceramah Habib Bahar kepada
Presiden Jokowi di media sosial youtube.
Yang terakhir BAB V yaitu PENUTUP, merupakan
bab terakhir yang berisi kesimpulan dan juga saran penulis
atas permasalahan yang telah diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ujaran Kebencian


Ujaran kebencian merupakan ucapan atau tulisan yang
dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebar atau
menyulut kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok
lain yang berbeda baik karna ras, agama, keyakinan gender,
etnis kecacatan dan orientasi seksual.
Dalam era sekarang, kebebasan berpendapat sudah
menjadi hak bagi setiap orang. Setiap individu dapat bebas
berekspresi di media sosial. Semenjak hadirnya kebebasan di
media sosial, maka mulai dikenal kata ujaran kebenciam atau
hate speech di media sosial, dimana seseorang tanpa beban
dapat menghina, mengejek atau membully orang yang tidak
ia sukai di media sosial, bahkan sampai bisa melakukan
pencemaran nama baik.
Dalam ujaran kebencian memiliki tujuh komponen
sehingga seseorang dapat dikatakan telah melakukan ujaran
kebencian diantaranya: pernyataan penghinaan, pencemaran
nama baik, pembohongan publik, memprovokasi, penistaan,
penghasutan dan kebencian.1
Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site)
atau sering disebut dengan media sosial (social media)
seperti Youtube, Facebook, Twitter, Skype dan sebagainya
1
Pia Khoirotun Nisa, “Sosiologi Komunikasi Massa Dalam Teori dan
Praktek”, (Jakarta, 2016), h. 85.

28
29

merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan


konten profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna
seperti hate speech juga sebagai media yang memberikan
ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di
ruang siber.2
Dalam arti hukum, hate speech adalah perkataan,
perilaku, tulisan, ataupun pertunjukam yang dilarang karena
dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap
prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut
ataupun korban dari tindakan tersebut. Website yang
menggunakan atau menerapkan hate speech ini disebut hate
site. Kebanyakan dari situs ini menggunakan forum internet
dan berita untuk mempertegas suatu sudut pandang tertentu.
Para kritikus berpendapat bahwa istilah hate speech
merupakan contoh modern dari novel Newspeak, ketika hate
speech dipakai untuk memberikan kritik secara diam-diam
kepada kebijakan sosial yang diimplementasikan dengan
buruk dan terburu-buru seakan-akan kebijakan tersebut
terlihat benar secara politik.
Menurut R. Susilo menerangkan bahwa yang dimaksud
dari “menghina” adalah “menyerang kehormatan dan nama
baik seseorang”. Yang terkena dampak hate speech biasanya
3
merasa malu. Menurutnya, penghinaan terhadap satu
individu ada 6 macam yaitu:

2
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si, Cyber Media, (Yogyakarta: IDEA Press).
h. 43.
3
R. Susilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1983), h. 12.
30

1. Menista secara lisan


2. Menista dengan surat/tertulis
3. Memfitnah
4. Penghinaan ringan
5. Mengadu secara memfitnah
6. Tuduhan secara mefitnah
Semua penghinaan tersebut hanya dapat dituntut jika
ada pengaduan dari individu yang terkena dampak
penghinaan, kecuali kalau penghinaan tersebut dilakukan
kepada seorang pegawai negeri yang sedang melakukan
pekerjaannya secara sah.
Dalam arti Islam, Islam sebuah agama yang rahmatan
lil alamin yang mengajarkan hubungan keTuhanan dan
kemanusiaan secara baik dan benar dengan berbagai macam
syarat yang ada didalamnya sebagai hukum dalam
melaksanakan sesuatu agar tidak bertentangan dengan
larangan agama. Kemanusiaan menuntun untuk kehidupan
sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan syariat, bertujuan
untuk melindungi harkat serta martabat manusia. Setiap
perilaku yang merendahkan harkat dan martabat manusia
baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat
tentu dilarang oleh Allah SWT.4
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin benar-
benar mengharamkan perbuatan menggunjing, mengadu
domba, mematai-matai, mengumpat, mencaci maki,

4
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007),
h. 60.
31

memanggil dengan julukan tidak baik, dan perbuatan-


perbuatan sejenis yang menyentuh kehormatan atau
kemuliaan manusia. Islam pun, menghinakan orang-orang
yang melakukan dosa ini, juga mengancam mereka dengan
janji yang pedih pada hari kiamat, dan memasukkan mereka
dengan golongan orang-orang yang fasik, karena islam
bukanlah agama yang mengajarkan untuk merendahkan
orang lain.
Ujaran kebencian sangat erat katanya dengan
menyangkut harkat dan martabat orang lain, yang berapa
penghinaan biasa, fitnah/tuduhan melakukan perbuatan
tertentu, berita yang terkait dengan ujaran kebencian sangat
besar pengaruhnya dan sangat jauh akibatnya, karena dapat
menghancurkan reputasi, keluarga, karir dan kehidupan di
dalam masyarakat tentunya. Didalam Alquran Allah SWT,
berfirman:
Dalam kitab Tafsir Jalalain, Imam Jalalaludin membagi
tiga model karena ujaran kebencian yaitu:
a. Sukhriyyah: yaitu meremehkan atau menganggap remeh
orang lain karena sebab tertentu.
b. Lamzu: yaitu menjelek-jelekkan dengan cacian atau
hinaan atau dengan kejelekan orang lain.
c. Tanabuz: yaitu model cacian atau penghinaan dengan
menyebut atau memanggil lawan bicara dengan sebutan
yang jelek, dan sebutan yang paling buruk adalah
32

memanggil wahai fasik atau wahai Yahudi pada orang


Islam.5
Sementara dalam pandangan al-Ghazali perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang berupa ujaran kebencian adalah
menghina (merendahkan) orang lain di depan manusia atau
6
didepam umum. Sedangkan Abdul Rahman Al-Maliki
membagi penghinaan menjadi tiga:
a. Al-Zammu: penisbahan sebuah perkara tertentu kepada
seseorang berbentuk sindiran halus yang menyebabkan
kemarahan dan pelecehan manusia.
b. Al-Qadhu: segala sesuatu yang berhubungan dengan
reputasi dan harga diri tanpa menisbahkan sesyatu hal
tertentu.
c. Al-Tahqir: setiap kata yang bersifat celaan atau
mengindikasikan pencelaan atau pelecehan.7

B. Teori Penyebab dan Akibat Ujaran Kebencian


Teori Abdulsyani menyatakan bahwa sebab-sebab
timbulnya kejahatan atau mengujar kebencian dapat dijumpai
dalam berbagai faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejahatan tertentu, sehingga faktor-faktor yang dapat
menimbulkan jenis kriminalis:8
1. Faktor Intern

5
Imam Jalaluddin, Tafsir Jalalain, (Bandung, Sinar Baru Algensindo,
2010), h. 428.
6
Abdul Hamid Al-Ghazali, Ihyaul Ulumuddin, (Ciputat: Lentera hati,
2003), h. 379.
7
Abdurrahman Al-Maliki, Sistem Sanksi Dalam Islam, (Bogor:
Pustaka Thariqul Izzah, 2002), h. 12.
8
Abdul Syani, Sosiologi Kriminologi, hal. 44.
33

Faktor intern dibagi menjadi dua bagian, yaitu:


a. Faktor intern yang bersifat khusus, yaitu keadaan
psikologis diri individu, antara lain sakit jiwa, daya
emosional, rendahnya mental, kebingungan.
b. Faktor intern yang bersifat umum, dapat
dikategorikan atas beberapa macam, yaitu umur,
jenis kelamin, kedudukan individu di dalam
masyarakat, pendidikan individu, masalah rekreasi
atau hiburan individu.
2. Faktor Ekstern
Faktor-faktor ini berpokok pangkal pada
lingkungan di luar dari diri manusia (ekstern) terutama
hal yang mempunyai hubungan dengan timbulnya
kejahatan.9
a. Faktor Ekonomi
Perkembangan perekonomian di abad modern,
ketika tumbuh persaingan bebas, menghidupkan
daya minat masyarakat dengan memasang iklan-
iklan dan sebagainya. Hal ini cenderung
menimbulkan keinginan-keinginan untuk memiliki
barang atau uang sebanyak-banyaknya sehingga
dengan demikian, seseorang mempunyai
kecendrungan pula untuk mempersiapkan diri
dalam berbagai cara penipuan dan sebagainya.
b. Faktor Agama

9
Soejono, D, Doktrin-Doktrin Kriminologi, hal. 42.
34

Norma-norma yang terkandung di dalam agama


semua mengajarkan kebenaran dan kebaikan, dan
agama itu senantiasa baik dan membimbing
manusia kearah jalan yang diharuskan, maka tidak
akan berbuat hal-hal yang merugikan orang lain
termasuk tindakan mengujar kebencian.
Sebaliknya, jika agama itu tidak berfungsi bagi
manusia, hanya sekedar lambang saja, maka tidak
berarti sama sekali, bahkan iman manusia akan
menjadi lemah.
c. Faktor Bacaan
Faktor yang dapat menimbulkan kejahatan atau
ujaran kebencian yaitu faktor bacaan yang buruk,
porno, kriminal contohnya mulai cerita-cerita,
menghina orang, gambar erotic, dan pornografi,
dan yang berhubungan dengan seksm sehingga
cenderung dapat memberikan dorongan terhadap
perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum atau
kejahatan.
d. Faktor Film (termasuk televisi)
Pengaruh film terhadap timbulnya kejahatan atau
mengujar kebencian hampir sama dengan
pengaruh bacaan, hanya bedanya terletak pada
khayalan si pembaca atau penonton. Bacaan dapat
menimbulkan khayalan secara tidak langsung
tentang kejadian yang dibacanya, sedangkan
35

penonton dapat langsung menganalohikan dirinya


pada film yang sedang ditontonnya.
Dapat dikatakan bahwa film tidak kalah besar
pengaruhnya terhadap timbulnya kejahatan
dibandingkan bacaan.
Adapun faktor akibat terjadinya kejahatan atau
mengujar kebencian dalam media menurut teori lainnya
yaitu sebagai berikut:
1. Teori Stimulus Organism Respons (SOR) Melvin De
Fleur
Teori komunikasi massa yang dimengerti. Paul
Lazarsfeld dan Robert Merton telah mendiskusikan
kecenderungan komunikasi massa untuk memperkuat
status qou ekonomi dan sosial, dan ahli teori komunikasi
Joseph Klapper telah menunjukkan bahwa dampak
umum komunikasi massa adalah penguatan sikap.10
Kerangka teori ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang
akan dipakai sebagai suatu landasan penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
model teori Stimulus Organism Respons atau juga bisa
disebut teori jarum hipodermik. Model ini mempunyai
asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi
(komunikator, pesan dan media) yang amat perkasa
dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan dengan

10
Werner J. Severin, james W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, & Terapan, h. 146-147
36

model teori jarum suntik atau stimulus organism respons


karena dalam model ini dikesankan seakan-akan
komunikasi disuntikkan langsung dalam jiwa
komunikan. Model ini juga disebut dengan Bullet Theory
(teori peluru) karena komunikan dianggap secara pasif
menerima suatu pesan-pesan komunikasi.11
Teori stimulus organism respons juga memandang
bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara
sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya
tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya
sebagai individu, tapi sebagai sebagian dari masyarakat.
Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin,
penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan
individu yang tidak terjangkau oleh terpaan pesan,
diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.12
Asumsi dasar teori ini bahwa dalam proses
komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah
aspek “how” bukan “what” san “why” jelasnya “how to
communicate”, dalam hal ini “how to change the
attitude”, bagaimana mengubah sikap komunikan. 13
Untuk memahami bagaimana media (isi pesan mengenai
ceramah ujaran kebencian Habib Bahar kepada Presiden

11
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, cet. 8,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) h. 6.
12
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 22.
13
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi
(Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat), cet.
Ke 5 (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 281.
37

Jokowi di media sosial youtube) menimbulkan sikap,


maka langkah pertama adalah:
a. Stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran
kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di
media sosial youtube) yang diberikan kepada
organism (penonton) dapat diterima atau ditolak,
maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa
stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran
kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di
media sosial youtube) tidak efektif dalam
mempengaruhi organism (penonton), maka tidak
ada perhatian dari organism. Dalam hal ini stimulus
(isi pesan mengenai ceramah ujaran kebencian
Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di media
sosial youtube) adalah efektif dan ada reaksi.
b. Langkah berikutnya adalah jika stimulus (isi pesan
mengenai ceramah ujaran kebencian Habib Bahar
kepada Presiden Jokowi di media sosial youtube)
telah mendapat perhatian dari organism (penonton),
maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap
stimulus (isi pesan mengenai ceramah ujaran
kebencian Habib Bahar kepada Presiden Jokowi di
media sosial youtube) atau correctly comprehended.
Kemampuan dari organism (penonton) inilah dapat
melanjutkan proses berikutnya.
c. Langkah terakhir adalah bahwa organism
(penonton) dapat menerima secara baik apa yang
38

telah diolah sehingga terjadi kejadian untuk


perubahan sikap.14
Fokus skripsi dalam teori ini adalah pada efek pesan
diantaranya:
1. Efek Kognitif
Akibat yang timbul pada diri komunikan sifatnya
formatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan
membahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitifnya.
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif.
Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar
memberitahu khalayak diharapkan dapat terus
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
benci, marah dan sebagainya.
3. Efek Beharvioral
Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau
kegiatan.15

14
Lihat di Khalikul Bahri, Dampak Film Kartun Terhadap Tingkah
Laku Anak (Studi Kasus Pada Gampong Seukeum Bambong Kecamatan
Delima Kabupaten Pidie), Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
repository.ar-raniry.ac.id, 2017, h. 39.
15
Warner J. Severin, “Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa)”, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 16.
39

C. Efek Penanggulangan Ujaran Kebencian


Ujaran kebencian dalam keberadaannya dirasakan sangat
meresahkan, disamping itu juga kebebasan yang ditawarkan
oleh media sosial membuat masyarakat semakin melupakan
fungsi sebenarnya dari media sosial. Karena mereka
menganggap, melakukan hal tersebut adalah salah satu
kebebasan berekspresi yang disajikan oleh media sosial. Juga
mengganggu ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat
berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi ujaran
kebencian tersebut. Efek ujaran kebencian yang telah
dilakukan masyarakat khususnya Habib Bahar telah menjadi
kemarahan bagi masyarakat yang menonton. Berbagai
program dan kegiatan telah dilakukan sambil terus menerus
mencari cara paling tepat dan efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.
Ujaran kebencian adalah masalah sosial yang bisa
dilakukan oleh siapapun di seluruh negara semenjak dahulu
dan pada hakekatnya merupakan produk dari masyarakat
sendiri. Ujaran kebencian menjadi salah satu kejahatan yang
sensitif di mata Allah dan hukum bagi negara Indonesia.
Kejahatan dalam arti luar, menyangkut pelanggaran dari
norma-norma yang dikenal masyarakat, seperti norma-norma
agama, norma-norma hukum. Norma hukum dalam islamdan
hukum dalam negara pada umumnya dirumuskan dalam
kitab suci al-qur’an dan hadits dan undang-undang yang
dipertanggungjawabkan oleh Allah SWT di akhirat dan
aparat pemerintah untuk menegakkannya, terutama
40

kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Namun, karena


kejahatan ujaran kebencian langsung mengganggu keamanan
dan ketertiban masyarakat, karena setiap orang
mendambakan kehidupan bermasyarakat yang tenang dan
damai. Menyadari tingginya tingkat kejahatan, maka secara
langsung atau tidak langsung mendorong pula perkembangan
dari pemberian reaksi terhadap kejahatan yang dilakukan
Habib Bahar mengujar kebencian pada hakekatnya berkaitan
dengan maksud dan tujuan dari usaha efek penanggulangan
kejahatan mengujar kebencian tersebut.

D. Tinjauan Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Islam


dan Media Sosial
1. Konsep-Konsep Ujaran Kebencian (menghina) kepada
pemimpin dalam Ajaran Islam
Hakikatnya setiap manusia menurut ajaran islam
adalah seorang pemimpin. Bagi manusia yang lahir
ditakdirkan untuk saling mengenal, supaya tidak
berprasangka buruk. Menjadi manusia merupakan fitrah
sebagaimana yang telah diterapkan Allah dalam firman-
Nya:

           

          

            

         

            
41

Yang artinya adalah “Wahai orang-orang yang


beriman! Jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan),
sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain.Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati?Tentu kamu merasa
jijik.Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang”(12).“Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa.Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi
Mahateliti” (13).16
Menjadi pemimpin merupakan amanahmanusia
dari Allah SWT, juga selaras sebagaimana firman Allah
yang satu ini:

           

           

      

Yang artinya adalah “Ingatlah ketika Tuhanmu


berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-
baqarah: 30)

16
Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis
terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 66.
42

Di samping itu, kenyataan bahwa tidak pernah ada


manusia yang bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain
menjadi bukti bahwa hidup bermasyarakat juga merupakan
fitrah manusia.
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Sa’id
meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan takwil ayat
ini, bahwa sesungguhnya Allah mempertemankan manusia
berdasarkan amal perbuatan mereka dengan kata lain, orang
mukmin adalah teman orang mukmin lainnya di masa kapan
pun dan di mana saja. Orang kafir adalah teman orang kafir,
di mana saja dan kapan pun berada. Iman bukanlah hanya
sekedar angan-angan, bukan pula sebagai perhiasan
(melainkan harus disertai dengan amal perbuatan), pendapat
ini dipilih oleh Ibnu Jarir.17
Sedangkan dalam Al-Imam Fakhruddinal-Razi dalam
tafsirnya “Maka Allah akan mengangkat seorang yang zalim
seperti mereka sebagai penguasa. Sehingga apabila mereka
ingin melepaskan diri dari pemimpin yang zalim tersebut,
hendaknya mereka meninggalkan perbuatan zalim.
Diriwayatkan dari Malik bin Dinar. “Dalam sebagian dalam
kekuasaan-Ku. Barang siapa yang taat kepada-Ku, aku
jadikan raja-raja itu sebagai rahmat baginya. Dan barang
siapa yang durhaka kepada-Ku, aku jadikan raja-raja itu
sebagai azab atas mereka. Janganlah kalian kepada-Ku, maka
akan aku jadikan mereka mengasihi kalian.” (Al-Imam

17
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana,
2005) h. 231
43

Fakhruddin al-Razi, al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib,


juz 13)18
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Meyakini bahwa pemimpin tersebut terpilih semata-
mata takdir Allah SWT
b. Pemimpin zalim merupakan reperesentasi
masyarakatnya yang juga zalim
c. Anjuran bertobat bagi masyarakatnya dari kezaliman
mereka
2. Bentuk-Bentuk Ujaran Kebencian (Hate Speech)
Bentuk-bentuk ujaran kebencian (hate speech) dapat
berupa tindak pidana yang diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KHUP), antara lain:
a. Penghinaan
Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta
Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal
dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan
bahwa: menghina adalah menyerang kehormatan dan
nama baik seseorang. Yang diserang ini biasanya
merasa malu.19 Objek penghinaan adalah berupa rasa
harga diri atau martabat mengenai kehormatan dan

18
Lihat di Ahmad Thamyis “Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis
terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi), h. 67.
19
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar
Lengkap Pasal demi Pasal, (Bogor, Politea; 1991), h. 225.
44

mengenai nama baik orang baik bersifat individual


ataupun komunal (kelompok).
b. Pencemaran Nama Baik
Pengertian Pencemaran Nama Baik dalam KUHP
dikenall juga penecemaran nama baik (defamation)
ialah melakukan mencemarkan nama baik atau
kehormatan sesorang melalui cara menyatakan sesuatu
baik secara lisan maupun tulisan.
c. Penistaan
Penistaan adalah suatu perkataan, perilaku, tulisan,
ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat
memicu terjadinya melakukan kekerasan dan sikap
prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut
ataupun korban dari tindakan tersebut, sedangkan
menurut Pasal 310 ayat (1) KUHP penistaan adalah
suatu perbuatan yang dilakukan dengan cara menuduh
seseorang ataupun kelompok telah melakukan
perbuatan tertentu dengan maksud agar tuduhan itu
tersiar (diketahui orang banyak).20
d. Perbuatan Tidak Menyenangkan
Suatu perlakuan yang menyinggung perasaan orang
lain. Sedangkan di dalam KUHP Perbuatan Tidak
Menyenangkan diatur pada Pasal 335 ayat (1). Pasal
335 ayat (1): Diancam dengan pidana penjara paling
lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah. (2) barang siapa memaksa orang
20
Pasal 310 ayat (1) KUHP, 1946.
45

lain supaya melakukan, tidak melakukan atau


membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran
atau pencemaran secara tertulis.21
e. Memprovokasi
Menurut KBBI memprovokasi artinya adalah suatu
perbuatan yang dilakukan untuk membangkitkan
kemarahan dengan cara menghasut, memancing
amarah, kejengkelan dan membuat orang yang
terhasut mempunyai pikiran negatif danemosi.22
f. Menghasut
Menurut R Soesilo menghasut artinya mendorong,
mengajak, membangkitkan atau membakar semangat
orang supaya berbuat sesuatu. Dalam kata
“menghasut” tersimpul sifat “dengan sengaja”.
Menghasut itu lebih keras dari pada “memikat” atau
“membujuk” akan tetapi bukan “memaksa”.23
3. Aspek-Aspek Ujaran Kebencian (Hate Speech)
Ujaran kebencian (hate speech) sebagaimana
dimaksud, bertujuan untuk menghasut dan menyulut
kebencian terhadap individu dan kelompok masyarakat
dalam berbagai komunitas yang dibedakan dari aspek:24
a. Suku

21
Pasal 310 ayat (2) KUHP, 2008.
22
http:/kbbi.web.id/provokasi&ei/ , tgl 8 September 2017, pukul
16.49.
23
R. Soesilo, Kitab Undang-Undangm Hukum Pidana (KUHP), hal.
136.
24
Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan
Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 29-30.
46

Mengusahakan dukungan umum, dengan cara


menghasut untuk melakukan kekerasan, diskriminasi
atau permusuhan sehingga terjadinya konflik sosial
antar suku.
b. Agama
Menghina atas dasar agama, berupa hasutan untuk
melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
c. Aliran Keagamaan
Menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum
untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama
yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-
kegiatan keagamaan itu, dengan maksud untuk
menghasut oranglain agar melakukan kekerasan,
diskriminasi atau permusuhan.25
d. Keyakinan Kepercayaan
Menyulutkan kebencian atau pernyataan permusuhan
kepada keyakinan/kepercayaan orang lain sehingga
timbulnya diskriminasi antar masyarakat.
e. Ras
Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang
lain karena memperlakukan, pembedaan, pembatasan,
atau pengurangan pengakuan atau pelaksanaan hak
asasi manusia.26

25
Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan
Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 29-30.
26
Agus Rahardjo, cubercrime-Pemahaman dan upaya Pencegahan
Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2002), h. 31.
47

f. Antar Golongan
Penyebar luasan kebencian terhadap antar golongan
penduduk dengan maksud untuk menghasut orang
agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau
permusuhan.
g. Warna Kulit
Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang
lain karena perbedaan warna kulit yang
mengakibatkan pencabutan atau pengurangan
pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia.
h. Etnis
Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang
lain karena memperlakukan, pembedaan, pembatasan,
atau pemilihan berdasarkan pada etnis yang
mengakibatkan pencabutan atau pengurangan
pengakuan atau pelaksanaan hak asasi manusia.
i. Gender
Segala bentuk pembedaan, pengucilan, atau
pembatasan yang mempunyai pengaruh atau tujuan
untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan,
pemanfaatan atau penggunaan hak asasi manusia,
yang didasarkan atas jenis kelamin.27
j. Kaum difabel

27
Lihat di Nasrudin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam, (Jakarta:
Lembaga Kajian Agama dan Gender bekerja sama dengan Perserikatan
Solidaritas Perempuan dan The Asia Foundasion), 1996, h. 7-8.
48

Menunjukan kebencian atau rasa benci kepada kaum


difabel, sehingga adanya pembatasan, hambatan,
kesulitan dan pengurangan atau penghilangan hak
penyandang kaum difabel.
k. Orientasi seksual, ekspresi gender
Menyulutkan kebencian atau rasa benci kepada orang
lain yang memiliki orientasi seksual sehingga
terjadinya diskriminasi terhadap kaum tersebut.28
4. Sarana atau Alat yang digunakan untuk melakukan Ujaran
Kebencian (Hate Speech)
Ujaran kebencian (hate speech) dapat dilakukan
melalui berbagai media atau sarana, yang mengandung
unsur-unsur ujaran kebencian, antara lain:29
a. Kampanye, naik berupa orasi maupun tulisan:
Menyatakan pikiran didepan umum, baik melalui
tulisan atau lisan, dengan menghasut orang untuk
melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan.
b. Spanduk atau banner
Mempertunjukkan atau menempelkan tulisan yang
disertai dengan gambar dan memuat informasi di
muka umum yang mengandung pernyataan kebencian
atau penghinaan dengan maksud untuk menghasut

28
Lihat di Nasrudin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam, (Jakarta:
Lembaga Kajian Agama dan Gender bekerja sama dengan Perserikatan
Solidaritas Perempuan dan The Asia Foundasion), 1996, h. 7-8.
29
Lihat di Meri Febriyani, Analisis Faktor Penyebab Pelaku
Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) Dalam Media Massa,
jurnal.fh.unila.ac.id, h. 4.
49

orang agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau


permusuhan.
c. Jejaring media sosial
Ujaran kebencian (hate speech) yang dilakukan
melalui media massa cetak atau elektronik30, yaitu:
1) Mendistribusikan atau mentransmisikan dan
membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
atau dokumen elektronik yang memilki muatan
penghinaan dan pencemaran nama baik.
2) Menyebarkan berita bohong untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras dan antar golongan.
d. Penyampaian pendapat di muka umum
Menyatakan pikiran di depan umum, dengan
menghasut orang untuk melakukan kekerasan,
diskriminasi atau permusuhan.
e. Ceramah keagamaan
Ceramah yang menghasut agar memusuhi,
mendiskriminasi atau melakukan kekerasan atas dasar
agama dengan menyalahgunakan isi kitab suci.
f. Media massa cetak atau elektronik
Mendistribusikan atau mentransmisikan dan membuat
dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen

30
Lihat di, Rudyanto, Pengaruh Pemasaran Jejaring Media Sosial
dan Keterkaitan Konsumen terhadap Niat Beli Konsumen, Jurnal Manajemen
dan Pemasaran Jasa, Vol. 11, No. 2, September 2018, h. 180.
50

elektronik yang memiliki muatan pernyataan


31
permusuhan, kebencian atau penghinaan.
g. Pamflet
Menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan
tulisan yang disertai dengan gambar di muka umum
yang mengandung pernyataan kebencian atau
penghinaan dengan maksud untuk menghasut orang
agar melakukan kekerasan, diskriminasi atau
permusuhan.
5. Perbuatan yang Memicu Terjadinya Ujaran Kebencian
(Hate Speech)
Kemajuan teknologi yang kini dirasakan semakin
canggih nampaknya dirasakan sebagai suatu kemajuan
yang luar biasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kemajuan teknologi ini terdapat di segala bidang
kehidupan atau di segala sektor di dalam masyarakat,
yang mempunyai akibat mudahnya seseorang atau
masyarakat segala sesuatu yang berkenaan dengan
hidupnya. Disisi lain, kemajuan teknologi yang canggih
ini membawa dampak negatif pula, diantaranya ialah
semakin menigkatnya kualitas kejahatan. Salah satumya
saat ini Ujaran Kebencian atau yang lebih dikenal dengan
Hate Speech.32

31
Lihat di, Rudyanto, Pengaruh Pemasaran Jejaring Media Sosial
dan Keterkaitan Konsumen terhadap Niat Beli Konsumen, Jurnal Manajemen
dan Pemasaran Jasa, Vol. 11, No. 2, September 2018, h. 181.
32
Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di
Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN
Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 34.
51

Ujaran kebencian (hate speech) dapat berupa


tindakan-tindakan penghinaan, pencemaran nama baik,
penistaan, perbuatan tidak menyenangkan,
memprovokasi, menghasut, dan penyebaran berita bohong
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik
diucapkan atau dilakukan secara langsung maupun
melalui media terutama media sosial.
Tindakan ujaran kebencian diatas disebabkan
perbuatan yang mengandung unsur-unsur ujaran
kebencian (hate speech), sebagai berikut:
a. Segala tindakan dan usaha baik langsung maupun
tidak langsung. Terdapat dua makna yang tidak
bisa dipisahkan yaitu:
1) Berbagai bentuk tingkah laku manusia baik
lisan maupun tertulis. Misal: pidato, menulis,
menggambar.
2) Tindakan tersebut ditunjukan agar orang atau
kelompok lain melakukan yang kita
anjurkan/sarankan. Tinfakan tersebut
merupakan dukungan aktif, tidak sekedar
perbuatan satu kali yang langsung ditunjukan
kepada target sasaran.
b. Diskriminasi: pembedaan, pengecualian,
pembatasan, atau pemilihan yang mengakibatkan
pencabutan atau pengurangan pengakuan,
perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan
52

kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan dibidang


sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
c. Kekerasan: setiap perbuatan yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, dan psikologis.
d. Konflik sosial: perseteruan atau benturan fisik
dengan kekerasan antara dua kelompok
masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam
waktu tertentu dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidaksamaan dan menghambat
pembangunan nasional.
e. Menghasut: mendorong atau mempengaruhi orang
lain untuk melakukan tindakan diskriminasi,
kekrasan atau permusuhan.
f. Sarana: segala macam alata atau perantara
sehingga suatu kejahatan bisa terjadi. Contoh
sarana adalah buku, email, selebgram, gambar,
sablonan di pintu mobil dan lain-lain.33
6. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan

33
Lihat di Jalu Aji Pamungkas, Tindak Pidana Ujaran Kebencian di
Media Sosial (Analisis Putusan PN Jakarta Selatan No. 820/Pid.Sus/2017/PN
Jkt-Sel), repository.Uinjkt.ac.id, h. 35-36.
53

wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum


digunakan oleh masyarakat seluruh dunia.
Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial
adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan
media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Jejaring
sosial merupakan situd dimana setiap orang bisa membuat
web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-
teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
Jejaring sosial terbesar antara lain youtube, facebook,
instagram, dan twitter. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka
media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpartisipasi dengan memberi komentar, serta mebagi
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin
maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat.
Kini untuk mengakses youtube dan instagram misalnya,
bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan
menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya
orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan
terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak
hanya negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.
Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan masa konvensional dalan
menyebarkan berita-berita. Oleh karena itu memanfaatkan
sarana, fasilitas dan kemajuan teknologi bila penggunaan
54

cenderung ke arah yang negatif tentu akan berdampak


buruk bagi penggunanya, namun bila internet
dimanfaatkan ke arah yang positif pastilah akan
memberikan efek positif pula mengingkatkan kecerdasan
bagi penggunanya.34

34
http://www.google.co.id/amp/s/ptkomunikasi.wordpress.com/2012/
06/11/pengertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/amp// diakses pada
tanggal 15 maret 2018, pada pukul 23:58 WIB.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah
Analisis isi yang sifatnya kualitatif tidak hanya mampu
mengidentifikasi pesan-pesan manifest, melainkan juga latent
massages dari sebuah dokumen yang diteliti. Jadi lebih
mampu melihat kecendrungan isi media berdasarkan context,
(situasi yang sosial diseputar dokumen atau teks yang
ditelliti), process (bagaimana suatu proses produksi media
atau isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan
secara bersama) dan emergence (pembentukan secara
bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan
intepretasi) dari dokumen-dokumen yag diteliti.1
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang
bersifat pembahasan mendalam terhadap isi atau
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.2
Selain metode pendekatan analisis isi yang digunakan
peneliti, pendekatan masalah yang digunakan dalam
penelitian skripsi ini yaitu pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
analisis isi kualitatif. Peneliti menggunakan analisis kualitatif
untuk menganalisis data yakni dimulai dari analisis berbagai
data yang berhasil dikumpulkan peneliti. Penelitian kualitatif
dipergunakan untuk menemukan atau mengembangkan teori

1
Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa, (2004) h. 144-147).
2
Ellys Lestari Pembayun, Qualitative Research Methodology In
Communication, (Jakarta: Ilmu Cendikia), h. 369.

55
56

yang sudah ada, data yang digunakan dalam penelitian


kualitatif biasanya berupa observasi atau analisa secara
langsung maupun tidak langsung. Kemudian pendekatan
kualitatif dilakukan untuk menganalisa isi dalam media
sosial youtube yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab
dan efek Habib Bahar melakukan ujaran kebencian (hate
speech) kepada Presiden Jokowi dalam media sosial
youtube.3

B. Subjek dan Objek Penelitian


Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian
adalah seorang warga negara Indonesia yang melakukan
ujaran kebencian melalui ceramah dan sampai ke media
sosial. Orang tersebut adalah Habib Bahar bin Smith yang
kini sedang di penjara dan menjalani sidang mengenai ujaran
kebencian yang dilakukannya. Sedangkan yang menjadi
objek penelitiannya adalah konten youtube ujaran kebencian
kepada Presiden Jokowi.

C. Sumber dan Jenis Data


Sumber data penelitian ini berasal dari data media
sosial yang sudah tersebar dan data kepustakaan. Sedangkan
data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari dua
jenis data, yaitu:4

3
Consuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, (1993) h. 7.
4
Lihat di, Rizki Amalia, Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan
Media Massa Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman,
ejournal Ilmu Komunikasi, Vol. 3, No. 2, 2015, hal. 35.
57

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung


berupa keterangan-keterangan dan pendapat dari para
responden dan kenyataan-kenyataan yang ada di
lapangan melalui wawancara.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi
kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur yang
mencakup dokumen-dokumen resmi. Data sekunder
terdiri dari:
a. Bahan Sekunder
Yaitu bahan yang memberikan penjelasan berupa
literatur-literatur/fakta dari website yang
berhubungan dengan faktor penyebab pelaku
melakukan ujaran kebencian (hate speech) dan
tentang ITE.
b. Bahan Tersier
Yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Literatur-literatur
dan hasil penelitian dan Media massa, pendapat
masyarakat berupa kutipan-kutipan dalam media
sosial, website, dan hasil karya ilmiah para sarjana.

D. Penentuan Narasumber
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasumber
merupakan orang yang mengetahui secara jelas atau menjadi
sumber informasi. 5 Narasumber dalam penulisan skripsi ini
adalah pihak-pihak yang mengetahui secara jelas berkaitan

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, Kamus Besar
Bahasa Indonesia: Edisi Ke-14, (Jakarta: Balai Pustaka), hal. 58.
58

dengan faktor penyebab dan efek Habib Bahar melakukan


ujaran kebencian (hate speech) kepada Presiden Jokowi
dalam media sosial youtube:
1. Habib Bahar
2. Ustadz/Ulama
3. Masyarakat

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Prosedur pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data
yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip,
mencatat dan memahami berbagai literatur yang
ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa
buku-buku, serta dokumen lain yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas
b. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data
primer dengan menggunakan teknik wawancara
langsung dengan responden yang telah
direncanakan sebelumnya.
2. Pengolahan Data
Data yang terkumpul kemudian diproses melalui
pengolahan dan pengkajian data. Data tersebut diolah
melalui proses:
a. Editing, yaitu memeriksa data yang didapatkan
untuk mengetahui apakah data yang didapat itu
relavan dan sesuai dengan bahasan. Apabila
59

terdapat data yang salah maka akan dilakukan


perbaikan.
b. Klarifikasi data, yaitu data yang telah selesai
diseleksi kemudian diklarifikasi sesuai dengan
jenis data yang telah sesuai dengan jenisnya dan
berhubungan dengan masalah penelitian.
c. Sistemasi data, yaitu menempatkan data pada
masing-masing bidang pembahasan yang
dilakukan secara sistematis.6

F. Analisis Data
Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara
deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data secara bermutu
dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif sehingga
memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis
guna menjawab permasalahan yang ada.

6
Pengolahan Data Sistem Informasi Geografis, worldgroforestry.org,
hal. 81.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum membahas hasil dari penelitian penulis, penulis


menginformasikan terkait Biografi Habib Bahar bin Smith.
Bahar bin Smith lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 23
Juli 1985. Pria berusia 33 tahun tersebut memiliki nama lain
Habib Bahar atau Habib Bule. Sebagai anak pertama dari tujuh
bersaudara, dia berasal dari keluarga Arab Hadhrami golongan
Alawiyyin bermarga Aal bin Sumaith, ayahnya bernama Sayyid
Ali bin Alwi bin Smith yang wafat pada 17 Oktober 2011,
sedangkan ibunya bernama Isnawati Ali. Bahar mempunyai enam
orang adik, tiga diantaranya adalah Ja’far bin Smith, Sakinah bin
Smith, dan Zein bin Smith. Bahar mengenyam pendidikan di
Darul Lughoh Wadda’wah Kecamatan Bangil, Pasuruan, Jawa
Timur.
Pada tahun 2009, Bahar menikahi seorang syarifah
bermarga Aal Balghaits yang bernama Fadlun Faisal Balghaits.
Dari pernikahannya dengan Fadlun, Bahar dikaruniai empat
orang anak yaitu Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin Smith,
Syarifah Aliyah Zharah Hayat Smith, Syaifah Ghaziyatul Gaza
Smith, dan Sayyid Muhammad Rizieq Ali bin Smith.
Bahar merupakan pendiri dan pemimpin Majelis Pembela
Rasulullah sejak tahun 2007. Kantor pusat Majelis Pembela
Rasulullah terletak di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Sementara pengikut Bahar mencapai ratusan orang yang

60
61

berdomisili di Ciputat dan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.


Bersama para anggota Majelis Pembela Rasulullah, Bahar kerap
melakukan aksi razia dan penutupan paksa di beberapa tempat
hiburan di Jakarta. Selain itu, Bahar juga mendirikan Pondok
Pesantren Tajul Alawiyyin yang mengadopsi sistem salaf di
daerah Pabuaran, Kemang, Bogor.1
Dalam hasil penelitian ini menggunakan tabel untuk
melihat beberapa pembahasan yang akan dijelaskan mengenai
faktor dan penyebab serta efek penanggulangan yang dilakukan
oleh Habib Bahar untuk mengujar kebencian kepada Presiden
Jokowi di media sosial khususnya Youtube.

No Faktor Penyebab Efek Penanggulangan


Habib Bahar Habib Bahar Melakukan
Melakukan Ujaran Ujaran Kebencian Kepada
Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam
Presiden Jokowi dalam Media Sosial Youtube
Media Sosial Youtube
1 Faktor Individu itu Efek Kognitif
Sendiri
2 Faktor ketidaktahuan Efek Afektif
masyarakat
3 Faktor sarana dan Efek Beharvioral
fasilitas
4 Faktor politik

1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahar_bin_Smith diakses pada tanggal 8 Juli
2019 pukul 10.00 wib.
62

5 Faktor kurangnya
kontrol sosial
6 Faktor lingkungan
7 Faktor kemajuan
teknologi
8 Faktor agama
9 Faktor kepentingan
masyarakat

A. Faktor Penyebab Habib Bahar Melakukan Ujaran


Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial
Youtube
Berdasarkan wawancara dan debat dalam video akun
media sosial youtube Talkshow TvOne yang berdurasi 22:43
menitbahwa:
“Habib Bahar ketika ditanya via telepon apa yang
dimaksud isi ceramah habib? Kenapa sampai
menghujat Presiden? Demi rakyat yang menderita,
rakyat yang kelaparan, demi rakyat kehausan, demi
islam, demi negara Indonesia, demi rakyat Indonesia,
saya harus berbicara seperti itu.Dan itu saya ceramah
dua tahun lalu acara di Palembang, ikhtitam arba’im
ceramah bahas adab nabi, para ulama, maulid nabi,
akhlak nabi, ceramah satu jam ada rentetan disitu.
Jangan yang diambil dan disebar luaskan hanya 2
menit durasinya. Saya membahas orang-orang yang
63

ridho pada Tuhannya sebelum mereka bertemu pada


Tuhannya, satu-satu dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah. Sebelum bahas pemerintah sebelumnya bahas
para ulamanya terlebih dahulu, para ustadz, baru saya
bahas pemerintah, rt, rw, camat, presiden”. 2

Gambar ke 1, Talkshow tvOne

Yang dimana video durasi 2 menit yang berhasil


diunggah oleh News & Entertainment di media sosial youtube
berisi:
“2 tahun Jokowi jadi presiden, dengan kasus Ahok
jutaan umat Islam datang tetapi Jokowi kabur,
penghianat negara, penghianat rakyat, kayanya banci

2
Berdasarkan hasil wawancara dan debat akun Talkshow Tvone
(published) pada tanggal 03 Desember, 2018 di youtube.
64

itu, kalo kamu ketemu Jokowi buka celana kayanya


haid itu, hanya janji-janji tetapi tidak makmur malah
menjadi budak di negeri kita sendiri, semuanya
kehausan dan kelaparan. Demi rakyat yang menderita,
rakyat yang kelaparan, demi rakyat kehausan, demi
islam, demi negara Indonesia, demi rakyat Indonesia,
setuju ganti presiden? Jangan lagi punya presiden
cungkring? 2019 harus ganti presiden setuju?”.3

Berikut adalah pernyataan lengkap Habib Bahar sedang


ceramah dalam video berdurasi satu jam di youtube yang
dipublikasikan oleh Adib Ghani pada tanggal 5 Desember
4
2018. Yang dimana Habib Bahar yang tidak mengujar
kebencian kepada Presiden Jokowi yang berdurasi dari menit
01.00 sampai menit ke 37.11 dan bagian terakhir ceramah
yang berduarasi 38.49 sampai menit ke1.02.00. Serta bagian
Habib Bahar sedang mengujar kebencian kepada Presiden
Jokowi yang berdurasi dari menit 37.11 sampai menit ke
38.49.
“Assalamualaikum bismilahhirrahmanirrahim
Alhamdulillahi qhowiyu sulthonu al wabihil burhanu al
maksud fil wujud kiromuhu wa ihsanu allahumma sholli wa
salim wa barik wa karim wa adzim ala nuril anwar wa saril
asrar wadryakil akhyar wa miftahi babil yasar sayidina wa

3
Berdasarkanhasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News &
Entertainment(published) pada tanggal 26 November, 2018 di youtube.
4
Berdasarkan video ceramah Habib Bahar dalam akun Adib ghani
(published) pada tanggal 5 Desember, 2018 di youtube.
65

maulana muhamadinil mukhtar wa alihil athar wa


ashabihil akhyar adadani amillahi wa ifdalih amma ba‟du

Yang saya cintai yang saya muliakan para alim ulama, para
habaib, para asatidz, para kyai, para tokoh masyarakat, para
aparat pemerintah, wabilkhusus guru kita, para sesepuh,
para habaib, para zuriyah nabi Muhammad saw, al habib
Umar bin Abdul Aziz bin Shihab yang saya cintai yang
saya muliakan, khadimul majlis arbain Habib Umar bin
Alwi Asegaf, yang saya cintai yang saya muliakan al Habib
Muhsin Ibn Abdullah al Habsi, yang saya cintai yang saya
muliakan al Habib Mahdi Ibn Shihab beserta seluruh para
habaib seluruh para zuriyah Nabi Muhammad saw. Yang
ada di Kota Palembang beserta seluruh para hadirin, bapak-
bapak, pemuda-pemuda, pecinta baginda Nabi besar
Muhammad saw. Yang selalu dimuliakan oleh Allah SWT.
Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah
SWT. Dialah Allah SWT. Yang Maha Besar dari segala
sesuatu yang besar, sehingga yang besar selain
Allah,kecil.Dialah Allah SWT. yang Maha Kaya dari segala
sesuatu yang kaya, sehingga yang kaya selain Allah,
miskin. Dialah Allah SWT. Raja di atas para raja, yang raja
selain Allah, hamba. DialahAllah SWT. Yang Maha Hidup,
yang hidup selain Allah pasti akan mati. Yang ada selain
Allah pasti akan tiada, yang wujud selain Allah pasti akan
binasa. Dialah Allah yang Maha Melihat, yang melihat
selain Allah, buta terhadap warna-warna yang jauh, buta
66

terhadap warna-warna yang tersembunyi. Dialah Allah


Yang Maha Mendengar, yang mendengar selain Allah, tuli
terhadap suara-suara yang jauh dan suara-suara yang dekat
akan menulikannya. Dialah Allah Yang Maha Berilmu,
yang berilmu selain Allah adalah pencari ilmu. Dialah
Allah yang Maha Tahu, yang tahu selain Allah adalah para
pencari pengetahuan. Dialah Allah yang dimana pada
malam yang mulia ini, kamu semua yang duduk di tempat
ini, Allah pandang kamu dengan pandangan rahmat, Allah
pandang kamu dengan pandangan kasih sayang, Allah
pandang kamu dengan pandangan maghfirah, Allah
pandang kamu dengan pandangan pengampunan, Allah
letakkan dalam hatimu cahaya kemuliaan, cahaya
keagungan, cahaya keluhuran, cahaya kelembutan,
kenapa?? Karena duduknya engkau di sini mendapatkan
keberkahan mendapatkan kemuliaan mendapatkan
keutamaan daripadamaulid baginda agung Nabi besar
Muhammad saw. Saudara-saudara sekalian yang
dimuliakan oleh Allah, Allah mengampuni kamu punya
dosa-dosa yang telah lalu, mulai dari langkahan kaki kamu
dari rumah menuju ke tempat ini, dari tempat ini kamu
pulang menuju ke rumah Allah akan ampuni dosa-dosa
kamu yang akan datang. Ini tempat menjadi tempat
turunnya rahmat, menjadi tempat turunnya maghfirah,
menjadi tempat turunnya hidayah, menjadi tempat turunnya
inayah, hamba-hamba yang duduk di sini adalah hamba-
hamba yang dipilih oleh Allah sebagai hamba-hamba yang
67

mendapatkan petunjuk, sebagai hamba-hamba yang ahli


akhirat dihalalkan kedua matanya untuk memandang wajah
indah baginda sayidina Muhammad saw. Pada malam hari
yang mulia ini, kamu duduk berkumpul bersama ulama,
kamu duduk berkumpul bersama orang-orang sholeh, “qola
Rasulullah saw.: man saro ali man fakaannama saroni,
man shofa aliman fakaannama shofaani, man jalasa aliman
fakaannama jalasani fi dunya, fa man jalasani fi dunya
ajlasuhum ayaumal qiyamah”, berkata Nabi Muhammad
barangsiapa yang berkunjung kepada ulama, berkunjung
kepada orang-orang sholeh, berkunjung kepada para
habaib, para kyai, para asatidz, berkunjung kepada guru-
guru agama, baik ketika mereka masih hidup ataupun
mereka yang sudah meninggal, engkau berkunjung engkau
berziarah ke makbarahnya, fakaannama zarani, maka
seakan-akan berkunjung kepada aku kata Nabi Muhammad.
Kamu mendatangi ulama, mendatangi para habaib,
mendatangi orang-orang sholeh baik yang masih hidup
ataupun yang telah meninggal dunia. Kenapa engkau
mendatangi mereka padahal ada juga yang sudah meninggal
dunia, engkau mendatangi kuburnya. Saudara-saudara
berapa banyak kadang engkau mendatangi orang-orang ahli
dunia yang masih hidup justru dengan engkau mendatangi
mereka akan mematikan kamu punya hati. Berapa banyak
kamu mendatangi orang-orang sholeh walapun mereka
sudah meninggal justru akan menghidupkan kamu punya
hati yang telah mati, al Imam Abdullah Ibn Mubarak qol:
68

“yahtajul insan ila ziyarati ma yubkim waiza lam yazidhu


fil ahya iz qola ala siratihi fil amwat.” Al Imam Abdullah
ibn Mubarak beliau berkata kita manusia butuh, butuh
untuk apa? Butuh untuk berkunjung, butuh untuk berziarah,
butuh untuk datang, datang kepada siapa? kepada sosok
yang bisa membuat kamu menangis takut kepada Allah,
butuh berkunjung kepada sosok yang dengan melihatnya
mengingatkan kamu kepada Allah, dengan memandang
wajahnya mengingatkan kamu kepada Nabi Muhammad,
dengan engkau berkunjung kepadanya menambahkan
ketaatan, ketakwaan dan kepatuhanmu kepada Allah SWT.
waiza lam yazidhu fil ahya “kalo engkau kamu tidak bisa
menemukan sosok tersebut dari kalangan orang-orang yang
masih hidup, maka datangilah maka ambillah maka carilah
maka pelajarilah dari mereka orang-orang yang sudah
meninggal. man shofaha aliman fakaannama shofahani
“barangsiapa yang mencium tangan ulama kata Nabi
Muhammad sekan-akan dia mencium tanganku. Saudara-
saudara bercerita tentang mencium tangan ulama, dalam
kitab Tajul Arasy, al Habib Ali bin Husen Al Atos beliau
menceritakan dulu di India ada seorang habaib ada seorang
zuriyah nabi Muhammad, wali besar beliau tinggalnya di
dalam hutan, ndak pernah pakai baju, ini habib pakai
sarung, tidurnya di atas pohon, namanya al Habib
Muhammad Mauladang Gal al Atos. Beliau di India, setiap
hari orang-orang Hindu datang kepada beliau minta doa
saudara-saudara. Setiap orang Hindu yang datang ke hutan
69

bertemu dengan beliau, pulang dari hutan mereka masuk


Islam. Raja Hindu ini mulai khawatir, maka raja pergi ke
hutan menemui Habib Muhammad, ini raja bilang “Habib,
mulai sekarang stop berhenti habib kasih masuk saya punya
rakyat masuk Islam. Makin hari tiap hari saya punya rakyat
masuk Islam, kalo habib tidak berhenti kasih masuk Islam,
saya punya rakyat saya bakal datang ke sini bakal bawa
pasukan bakal saya ratakan ini hutan kalo habib masih tidak
berhenti.“ Kata Habib Muhammad, saya tidak pernah paksa
kamu punya rakyat untuk masuk agama saya, mereka
datang ke sini mereka sendiri yang mau masuk agama saya.
Kalo kamu mau datang bawa pasukan silahkan kamu
datang bawa pasukan yang banyak. Besoknya raja itu
dateng bawa pasukan gajah yang banyak saudara-saudara,
ketika Habib Muhammad mengetahui hal itu Habib
Muhammad memerintahkan nyamuk yang ada di hutan
untuk melawan pasukan gajah tersebut sehingga pasukan
gajah itu hancur berantakan, datang ini raja Hindu
dihadapan Habib Muhammad, dia bertekuk lutut, dia minta
maaf, dia mohon maaf, dia bilang saya minta maaf habib,
saya minta ampun habib, saya janji ga bakal saya larang
rakyat saya masuk agamanya habib, saya janji setiap hari
jumat saya bakal dateng ke sini bawa makan-makanan
untuk habib satu yang saya minta pada habib jangan pernah
habib paksa saya untuk masuk agamanya habib, bener ini
raja Hindu tiap jumat dia datang kepada Habib Muhammad
Mauladang Gal dia kasih makanan dia cium tangan dia
70

dateng tiap jumat dia cium tangan dia kasih makanan dia
pulang cium tangan. Setiap jumat ini raja Hindu cium
tangan kepada Habib Muhammad. Akhirnya ini raja Hindu
meninggal saudara-saudara, kamu tau orang Hindu kalo
meninggal dibakar, ketika ini raja Hindu dibakar tubuhnya
seluruh jasadnya terbakar seluruh jasadnya ancur jadi debu
kecuali mulut dan tangannya yang tidak terbakar saudara-
saudara. Kenapa mulut dan tangannya tidak terbakar?
Karena tiap jumat dia mencium tangannya Habib
Muhammad, itu keluarga raja Hindu datang ke Habib
Muhammad, ini keluarga raja bilang “Habib, ini raja ketika
meninggal seluruh jasadnya ancur kecuali mulut dan
tangannya yang tidak hancur habib, kenapa ya habib kok
bisa seperti ini? Kata habib karena setiap jumat dia dateng
ke sini cium tangan saya sedangkan saya dalam keadaan
terjaga dalam keadaan sadar setiap hari saya mencium
tangannya baginda Nabi besar Muhammad saw.
barangsiapa yang mencium tangan ulama seakan-akan dia
mencium tanganku, barangsiapa yang duduk berkumpul
bersama ulama, duduk berkumpul bersama orang-orang
sholeh di majelis-majelis yang bae, di majelis-majelis
mulia, di majelis-majelis yang agung, di masjid-masjid, di
musola-musola, di majelis-majelis ilmu, di majelis zikir,
engkau duduk berkumpul bersama ulama, maka seakan-
akan kalian maka seakan-akan orang yang duduk bersama
ulama ini duduk bersamaku di dunia kata Nabi Muhammad
saw. dan barangsiapa yang duduk denganku di dunia, kelak
71

di yaumil qiyamah akan aku dudukkan dia bersamaku.


Saudara-saudara kamu tau orang yang beruntung di akhirat
orang yang berbahagia di akhirat, bukanlah hanya orang-
orang yang datang sekedar bawa pahala zakat sekedar bawa
pahala puasa sekedar bawa pahala solat sekedar bawa
pahala haji, bukan. Tetapi orang-orang yang beruntung,
orang-orang yang berbahagia di akhirat orang-orang yang
kedua matanya dihalalkan oleh Allah untuk memandang
wajah indah baginda sayidina Muhammad. Orang-orang
yang berbahagia di akhirat orang-orang yang hidungnya
dihalalkan oleh Allah untuk mencium wanginya jasad
baginda Nabi Besar Muhammad saw. kelak di akhirat saya
dan kamu tidak bisa berkumpul dengan nabi, tidak bisa
memandang wajah nabi tidak bisa berkumpul di bawah
benderanya nabi kalau di dunia kita jauh dari majelis-
majelis Nabi Muhammad. Kamu tau kadar kedekatan kamu
dengan nabi di akhirat, jarak jauh atau dekatnya kamu
dengan nabi di akhirat itu menurut kadar kedekatan kamu di
dunia dari majelis-majelis seperti ini. Kalo di dunia kamu
dekat dengan majelis seperti ini, dekat dengan majelis ilmu
dekat dengan majelis zikir dekat dengan majelis salawat
tidak diragukan di akhirat kamupun akan dekat dengan
baginda nabi besar Muhammad. Jarak jauh dekatnya kamu
di dunia, jarak jauh dekatnya kamu di akhirat dengan nabi
itu menurut jarak dekat jauhnya kamu di dunia dari para
ulama. Kalo kamu di dunia dekat dengan para ulama dekat
dengan orang-orang sholeh dekat dengan penyambung
72

lidah nabi dekat dengan pewaris perjuangan nabi dekat


dengan penyambung lidah nabi penerus Nabi Muhammad,
maka tidak diragukan di akhirat kamupun akan dekat
dengan Nabi Muhammad. Tetapi kalau di dunia kamu jauh
dari ulama jauh dari orang sholeh jauh dari majelis ilmu
jauh dari majelis zikir jauh dari masjid jauh dari al-Quran
jauh dari syariat jauh dari sunnah, maka tidak diragukan di
akhirat kamupun akan jauh dari Nabi Muhammad. Kenapa?
Karena majelis-majelis pada malam hari ini, majelis seperti
ini, ini warisan Nabi Muhammad, ini warisannya nabi, nabi
tidak mewarisi harta tidak mewarisi pangkat tidak mewarisi
jabatan tidak mewarisi tahta dan kekuasaan tidak mewarisi
emas permata, warisannya nabi ilmu, amal, akhlak, waro,
khauf, ikhlas, sabar, takwa, istiqomah, zuhud, ibadah,
qona’ah, khasyah dan lain-lainnya ini warisan nabi. Kamu
duduk di sini pada malam hari ini untuk menerima warisan
nabi Muhammad, maka setelah kamu mendapatkan
warisannya nabi adakah warisan yang lebih mulia? Adakah
warisan yang lebih agung? Adakah warisan yang lebih
bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat? Selain daripada
warisan nabi, tidak ada saudara-saudara. Kalo mau
dibandingkan di luar sana, kamu dapat warisan satu
triliyun, kamu duduk di sini sesaat dapat warisan satu huruf
itu ilmunya Nabi Muhammad, bagimu duduk sesaat di sini
untuk mendapatkan satu huruf daripada warisannya nabi
lebih mulia lebih bermanfaat lebih mahal lebih berharga
bagimu di dunia dan akhirat daripada warisan di luar sana
73

satu triliyun yang malah hanya akan menyusahkan dan


menyulitkan kehidupanmu di dunia dan di akhirat, maka
bersyukur kamu kepada Allah, bersyukur kita kepada Allah
pada malam hari ini Allah kumpulkan kita di majelis yang
bae di saat hamba-hamba yang laen, di luar sana sibuk
bermaksiat sibuk melakukan hal-hal munkarat, dalalat,
sayiat, mukhalafat. Kita duduk di sini sibuk berzikir kepada
Allah. Di luar sana hamba-hamba membasahi lidahnya
dengan berdusta dengan berbohong dengan mencaci maki
dengan namimah dengan ghibah dengan fitnah, kita duduk
di sini lidah kita basah dengan mengagungkan Nabi
Muhammad, memuji Nabi Muhammad, berzikir kepada
Allah, basah dengan al-Quran, basah dengan bersalawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw. saudara-
saudara kami duduk di sini mengagungkan nabi memuji
nabi bersalawat kepada nabi, Nabi Muhammad tidak butuh
kamu memuliakannya, Nabi Muhammad tidak butuh kamu
mengagungkannya, Nabi Muhammad tidak butuh kamu
bersalawat kepadanya, tetapi kamu yang butuh memuliakan
Nabi Muhammad, kamu yang butuh mengagungkan Nabi
Muhammad, kamu yang butuh bersalawat kepada Nabi
Muhammad, kamu memuliakan Nabi, mengagungkan nabi,
memuji nabi, bersalawat kepada nabi, itu tidak
menambahkan kemuliaan Nabi Muhammad. Kamu tidak
bersalawat, kamu tidak memuji, kamu tidak memuliakan itu
juga tidak akan mengurangkan kemuliaannya nabi, siapa
kita siapa nabi, kemuliaan nabi tidak ada batas. Walaupun
74

lautan jadi tinta, pohon jadi pena digunakan untuk melukis


kemuliaan nabi , laut jadi tinta pohon jadi pena tidak akan
cukup tidak akan sanggup melukis kemuliaan baginda besar
Nabi Muhammad saw, karena begitu mulia Nabi
Muhammad. Semua gembira, bahagia dengan lahirnya
Nabi. Yang tidak bahagia dan tidak bangga dengan lahirnya
Nabi itu cuma Iblis, ketika Nabi Muhammad lahir Iblis
Teriak sekenceng-kencengnya, iblis menjerit kenapa?
Karena Iblis mempunyai musuh besar yaitu baginda Nabi
Muhammad. Abu Lahab yang pernah jadikan Nabi musuh,
yang pernah ingin membunuh Nabi tetapi karena Abu
Lahab Pernah merasakan gembiranya ketika Nabi lahir
akhirnya Allah ringankan azab dan siksanya setiap hari
senin, maka bagaimana dengan kita untuk memuliakan
Nabi, mencintai Nabi, itu intisarinya maulid diceritakan
sejarahnya Nabi Muhammad agar kita bisa mengambil
intibar, intifa’ dari kisah Nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad seorang manusia yang dimana beliau
kepanasan, kehujanan demi kalian sebagai umat. Beliau
seorang manusia yang dimana dikatakan oleh Sa’idin Ali
“Inna Rosulillah fi akhirin nafsi harraga safatayyi
marratayin fa‟alagaitu sam‟i fa sami‟tuhu yaguul ummatii
ummatii fa ghabidharafsilillah salallahu „alaihi wassalam”
Rosulullah pada saat detik-detik terakhir nafasnya aku
melihat Nabi Muhammad bibirnya bergerak dengan dua
kali gerakan aku mendengar dan berkata “ummati ummati”
agar iman sampe kepada umat, agar al-qur’an sampe
75

kepada umat, agar Islam sampe, agar sunnah sampe, agar


para ulama, tetapi setelah semuanya sampe berkat
perjuangan Nabi. Malah kamu campakkan, malah kamu sia-
siakan, malah kamu belakangi. Yang kamu depankan
urusan duniamu, urusan jabatanmu, urusan tahta dan
kekuasaan yang kamu depankan. Solat kamu belakangi,
syari’at kamu belakangi, akhirat kamu belakangi, iman,
ajaran nabi tapi kamu belakangkan. Saudara-saudara apa
Nabi mencintai dunia, bagaimana mungkin Nabi tertarik
pada kesenangan dunia sedangkan bukan karena Nabi
Muhammad dunia ada. Kita? Pagi, siang, sore, malam
bermaksiat berjalan petentang petenteng kaya jagoan
gapunya rasa takut kepada Allah SWT. Bagaimana kalo
nanti Allah bertanya kepadaku “Hei Bahar kamu tidak malu
berdosa kepadaku? Tidak malu melacur? Kamu tidak malu
mabuk-mabukan? Kamu tutupi dosa-dosa kamu dihadapan
makhluk, tetapi kelak dengan dosa-dosa yang kamu tutupi
itu kamu berhadapan denganku”. Sungguh berbahagia
ketika tinggalkan perkara yang membuat kamu jauh dari
Allah. Syarat mati tidak harus tua tobatlah engkau,
dekatkan engkau kepada Allah dari muda dengan menanam
sesuatu yang baik. Dan sungguh beruntung bagi orang-
orang yang ridho dengan Allah sebelum berjumpa Allah.
Allah akan kumpulkan semua mahkluk manusia. Para
Ulama-ulama, para kiyai, para Habaib, sudahakah kamu
ikhlas? Sudahkah kamu menghidupkan Islam? Sudahkah?
Sudahkah? Sudahkah kamu menghidupkan agama atau
76

sebaliknya kamu bukan menghidupkan agama, dakwah,


tetapi cari hidup dalam agama. Ayat-ayat qur’an,
Pesantren, Majelis, agama, kamu jadikan sebagai alata
untuk mengisi perut kamu. Kata Allah kamu kera-kera
bersorban oh ini ni ustad sering kalo ceramah pasang target
puluhan juta. Kalo ada ustad pasang tarif ceramah ustad
bangsat itu saudara-saudara. Oh ini nih kiyai dukung Ahok
kata Allah yang berdiri di pintu penguasa untuk berharap
sebagian dari harta-harta mereka. Oh ini ni kata Allah kamu
ustad partai, kamu kiyai golkar, kamu ustad PDI, kamu
habib kuning dulu, kamu Ustad gerindra. Gara-gara urusan
partai kamu slaing berantem, gara-gara urusan bendera
kamu berpecah belah. Kata Allah SWT Ustad, Kiyai, kamu
gapapa masuk politik kalo kamu mengeluarkan kotoran
dalam politik tapi kamu malah ikut ikutan kotor dan main
kotor dalam partai, NU dan Muhammadiyah tersebut.
Saudara-saudara kamu tahu Habib Salim bin Ahmad bin
Jindan sekitar 40 tahunan sekitar 50 tahunan zamannya di
podium kata beliau NU dulu dan sekarang tidak sama kata
beliau, Muhammadiyah dulu dan sekarang tidak sama. Dulu
NU menang Islamnya yang makmur kalo sekarang NU
menang Nunya yang menang tujuan politik masing-masing.
Ketemu di neraka Allah masukkan ke tempat neraka. Para
jabatan dikumpulkan oleh Allah, rt, rw, camat, lurah,
walikota, ibukota, gubernur, menteri, polisi, tentara, tidak
ada pangkat dan tidak ada kekuasan pada hari itu, Jokowi
tidak ada pada hari itu, Jokowi dipitnes hayakul oleh Allah,
77

yang raja hanya Allah SWT. Allah kumpulkan dan bertanya


sudahkah rakyat kenyang? Sudahkah kamu sejahterakan
rakyat? Atau sebaliknya Pejabat-pejabat biadab kamu
bohongi rakyat, kalian hidup enak rakyat kelaparan, kamu
khianatin kamu punya rakyat. Kamu kera-kera berdasi
tempat kamu neraka kata Allah SWT. Saudara-saudara
gausah munafik sekarang pejabat-pejabat kebanyakan
bangsat. Pejabat sekarang yang gabisa disuap gakan
bertahan lama. Jokowi kamu tahu presiden kurus
kerempeng satu itu, dulu waktu masih kampanye dia
berjanji oh silahkan demo saya, gapapa saya didemo saya
undang makan bareng di Istana. 2 tahun Jokowi jadi
presiden kasus Ahok, jutaan para Islam, jutaan para ulama,
ribuan para Habaib, dibawah langit Jakarta meminta,
menuntut keadilan dari presiden untuk menangkap Ahok
malah presidennya kabur, presiden kabur, dasar
pengkhianat bangsa, penghianat rakyat kamu Jokowi.
Kamu kalo ketemu Jokowi buka celananya kayanya Haid
itu Jokowi itu, kayanya banci itu, yang milih dia
tanggungjawab dunia akhirat kamu, tukang mebel kamu
pilih jadi presiden begitu jadinya. Dulu berjanji sekarang
rakyat sejahtara? Malah yang sejahtera dan makmur orang
barat. Kita pribumi di Indonesia? Menderita di negeri kita
sendiri, kelaparan di negeri kita sendiri, kehausan di negeri
kita sendiri, rakyatnya ditinggalkan saudara-saudara.
Berapa banyak pejabat-pejabat sekarang, mulutnya
ngomong toleran-toleran. Mereka ngomong kita bela agama
78

dibilang tidak toleran. Kamu tahu yang tidak toleran adalah


Ahok yang menista al-qu’an. Ahok yang telah memaksa
Jakarta berkumpul. Yang tidak toleran kiyai bangsat yang
solawat dio dalam gereja. Jangan kamu pisahkan Indonesia
dan Islam. Kalo bukan karena Islam gada Indonesia, kalo
bukan Islam tidak akan ada merah putih. Darah pahlawan
sudah tercampur dalam tanah Indonesia. Indonesia terbuka,
merdeka dengan orang-orang suhada, orang-orang Islam.
Penjajah orang asing, dari rusia dari mana kek andaikan
penjajah datang yang lari terlebih dulu pejabat-pejabat
congor itu. Kamu tahu saudara-saudara kita yang membela
agama, mati demi negara, demi agama, demi islam. Hei
Jokowo kamu sombongkan di atas kursi presiden masih
diatas Allah. Kalo ada Ustad, Kiyai yang membela Ahok,
orang Islam yang membela Ahok, mereka lebih babi, lebih
anjing dari Ahok. Saudara-saudara kita tidak
permasalahkan Ahok orang kristen tapi masalahnya mulut
bangsatnya Ahok, mulut Jambannya Ahokm waktu di
sidang nangis kaya banci. Kenapa kamu nangis? Biar Umat
Islam iba sama kamu. Kamu nangis air mata munafik kamu.
Bisa kamu kembalikan kamu hilangkan penderitaan
mereka?. Dalam kitab Asifaf Bitarifi mustafa disitu
dijelaskan tentang masalah istihzab. Kalo ada orang yang
yang menghina Allah, menghina Nabi Muhammad,
menghina Islam, menghina Al-Quran, dihalalkan darahnya
untuk dibunuh. Insyaallah ulama-ulama adalah yang baik.
Terakhir, janganlah jauh dari para ulama, barang siapa yang
79

mengikuti sesuatu kaum maka dia sama dengan kaum


tersebut. Ikuti para ulama ambil amalan mereka. Ya habib
kenapa kamu 33 tahun tidak tidur? Apa jawab beliau
bagaimana saya bisa tidur melihat ke kanan surga melihat
ke kiri nerakanya Allah SWT. Al Habib Muhammad
Muladawilah 15 tahun solat subuh dengan wudhu isya.
Syeikh Abu Bakar bin Salim 40 tahun solat subuh dengan
wudhu isya. Al Habib Abdullah bin Ahlul Haddad shohibul
rotid mujadidul Islam beliau di umur 3 tahun kena penyakit
cacar menyebabkan mata beliau buta, tapi buta mata beliau
tidak menyebabkan buta ainul basyirahnya beliau. Buta
mata beliau Allah buka mata hati beliau. Sehingga di umur
7 tahun beliau hafal al-Quran. Di umur 9 tahun beliau hafal
kutubus sittah Bukhari, Muslim, Sunan an-Nasa’i, Abu
Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah. Di umur 11 tahun beliau
hafal kitab-kitab imam Ghazali Ihya Ulumuddin, Miyarul
Ilm, Minjahul Abidin, Bidayatul Hidayah dan lainnya. Al
Habib Muhammad bin Ali Maulaaidi bainal maghrib wal
isya beliau habiskan baca surat al-Ikhlas 3000 kali. Al
Habib Abdullah bin Husen bin Thohir setiap hari baca Ya
Allah 25000 kali, La Ilaha Illallah 25000 kali, salawat
kepada nabi 25000 kali. Al Habib Umar bin Syer bin Smith
16 tahun tidak pernah menyandarkan punggungnya di satu
benda apapun. Itu keadaan mereka para ulama. Al Imam
Syarori 3 bulan berturut-turut tidak makan, makan tanah,
kenapa? Karena makanan dan minuman di daerah beliau itu
semuanya syubhat. Al Imam Syairoti pengarang Muhaddab
80

beliau tidak pernah mau makan sayuran yang berasal dari


Damaskus, kenapa? Karena sayuran dari Damaskus
ditanam di tanah-tanah milik pejabat, itu keadaan mereka
para salafuna sholeh. Maka ikuti mereka dengan kamu
mengikuti mereka maka Allah akan mencintaimu
sebagaimana Allah mencintai mereka. Allah akan
memberikan kepada kamu apa-apa yang Allah berikan
kepada mereka, mereka Allah kasih anugerah, kamupun
Allah kasih anugerah, mereka Allah kasih rahmat, kamupun
Allah kasih rahmat, mereka Allah kasih keramat, kamupun
Allah kasih keramat. Satu contoh kami punya guru al Imam
Habib Idrus bin Salim al Jufri pendiri al Khairat, beliau
punya murid saudara-saudara namanya Haji Amin, ini Haji
Amin taat betul dengan Habib Idrus, itu al Khairat dulu dari
kayu semua, itu Habib Idrus kantornya di atas guru tua, di
atas santri. Kalo Habib Idrus panggil dia punya nama
“Amin”, ini haji Amin ini kalo dengar dipanggil ini dia
tidak naek tangga tapi loncat dari atas ke bawah, kenapa?
Karena ga mau membuat habib Idrus menunggu terlalu
lama, dan akhirnya dia diajak oleh Habib Idrus, ayo Amin
kamu ikut kita nyebrang laut, dibawa ini Haji Amin oleh
Habib Idrus nyebrang laut mau dakwah, di tengah-tengah
perjalanan sorban Habib Idrus jatuh, ini haji Amin langsung
loncat dia, dia loncat di tengah laut lepas ga pake disuruh
dia loncat, diambil sorban Habib Idrus, dia balik lagi ke
perahu, ketika dia balik ke perahu, itu semua orang lihat
dia, kenapa? Karena tidak ada satu titikpun basah dia punya
81

baju. Ternyata apa, Haji Amin jalan di atas air saudara-


saudara. Kenapa Allah kasih dia keramat? Karena ngikut
shohibul karomah. Kami punya guru juga di Manado itu,
beliau habib keramat namanya Habib Abdullah bin Umar
As-Segaf, keramat Tondano asalnya dari Palembang
mungkin habib habib tersebut tau. Di Manado, keramat
Tondano Habib Abdullah bin Umar as-Segaf manakibnya
beliau berasal dari Palembang. Nah ini beliau punya murid
begitu juga, muridnya mendapatkan keramat begitu juga
gurunya mendapatkan keramat, kenapa mereka? Mahbubal
mahbub mahbub muhibbal mahbub mahbub, orang-orang
yang dicintai oleh Allah, orang-orang itupun akan dicintai
oleh Allah, dan orang-orang yang mencintai orang-orang
yang dicintai oleh Allah, orang-orang itupun akan dicintai
oleh Allah. Yang terakhir saudara-saudara, didik kamu
punya anak dengan didikan Nabi Muhammad, tidak ada
pendidikan yang lebih baik daripada pendidikannya Nabi
adaban ya rabbi fa ahsana ta‟dibi, kata Nabi Allah yang
mendidikku Allah yang mengajari aku sehingga sebaik-baik
pendidikan adalah pendidikan ku. Kamu sebagai suami
harus didik kamu punya istri dengan didikan Nabi
Muhammad. Kenapa? Karena kamu punya istri hirsul
lakum kata Allah itu istri kamu itu ladang bagi kamu, kalo
kamu bercocok tanam di tanah yang bae hasilnya bakal bae,
kalo kamu bercocok tanam di tanah yang kering kerontang
di tanah yang rusak hasilnya pun bakal rusak. Maka didik
kamu punya istri, sebab seorang ibu seorang istri kamu ini
82

mualimah muaddibah mudarrisah pendidik guru pengajar


pertama bagi putera puteri kamu, ga heran Hadramaut
melahirkan para aulia, Hadramaut melahirkan para ulama,
Hadramaut melahirkan para fuqaha, kenapa? Tanah
Hadramaut melahirkan para ulama para aulia itu tidak
terlepas dari kepribadian wanita-wanita yang ada di sana.
Sampe-sampe diceritakan oleh Habib Ahmad bin Hasan Al
Atos, beliau cerita seperti ini dulu aku pernah menemukan
catatan tangan seorang wanita, yang di mana itu wanita
mencatat dengan tangannya syarah kitab manhajnya Imam
Subkhi, itu kalo ga salah ada enam jilid. Itu perempuan tulis
dengan tangannya, diakhir tulisan bangsanya al Amudi ini
perempuan. Di akhir tulisan itu perempuan bilang tolong
dikasih uzur bila ada kata-kata yang salah, karena aku
menyusun ini kitab dalam keadaan menyusui anak-anakku.
Ga heran saudara-saudara anak-anak di sana jadi ulama,
orang ibunya sambil nyusuin sambil nulis syarah kitab
manhaj sambil ini sambil ini. Kamu punya anak-anak suka
dangdut mungkin dulu istri kamu waktu nyusuin suka
dengerin lagu dangdut, makanya anak-anak kamu suka
dengerin lagu dangdut. Kita doakan para habaib-habaib
kita, semoga Allah panjangkan umur beliau, Allah sehatkan
jasmani dan rohani beliau, Allah SWT. panjangkan umur
beliau, Allah kasih rizki yang halal yang barokah.“

Banyak pernyataan yang dibahas dalam wawancara


dan debat tersebut bahwa faktor penyebab Habib Bahar
83

melakukan ujaran kebencian (Hate Speech) khususnya


penghinaan yang sudah meluas sampai media sosial youtube
antara lain:
1. Faktor individu itu sendiri
Faktor kejiwaan individu itu sendiri dapat
menyebabkan kejahatan mengujar kebencian seperti daya
emosional yang telah dilakukan oleh Habib Bahar bin
Smith dalam ceramahnya yakni ucapan, kata-kata yang
dilontarkannya. Selain itu rendahnya mental, sakit hati
dengan korban, dendam menjadi penyebab individu itu
sendiri.
2. Faktor ketidaktahuan masyarakat
Faktor ketidaktahuan masyarakat juga merupakan
penyebab terjadinya tindak kejahatan ujaran kebencian
(hate speech) khususnya penghinaan yang dilakukan
Habib Bahar sampai ke media sosial. Kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat dan kurang mengenal
korban yaitu Presiden Jokowi inilah yang menyebakan
kejahatan mengujar kebencian ini terjadi di masyarakat
yang tergolong tidak tahu akan ada efek mengenai
kejahatan ujaran kebencian khususnya penghinaan di
depan publik.
3. Faktor sarana dan fasilitas
Faktor sarana dan fasilitas juga berpengaruh pada
era globalisasi sekarang ini, dan itu juga berpengaruh
pada tumbuh pesatnya media elektronik khususnya media
sosial youtube sehingga penyebaran informasi semakin
84

mudah, cepat dan efektif untuk didapatkan. Sehingga


seseorang yang melakukan penyebaran mengambil
kesempatan yang sebenarnya informasi tersebut lengkap
bisa terjadi manipulasi, serta tidak ada batasnya untuk
seseorang yang tidal bijak menggunakan sarana tersebut
dalam penggunaan alat komunikasi.
Menurut Habib Bahar dalam hasil wawancara di
youtube Talkshow TvOne yang menyatakan bahwa faktor
penyebab kenapa hanya 2 menit saja yang diambil dalam
ceramah saya?, sebenarnya saya ceramah selama 1 jam
tidak langsung membahas tentang pemimpin negara ini,
sebelumnya saya membahas adab Nabi, akhlak Nabi,
sejarah-sejarah Rosulullah terlebih dahulu baru saya bahas
pemimpin negara ini yang sebagaimana masyarakatnya
merasakan kelaparan, kehausan dan lain sebagainya.
Tambahnya bahwa pemimpin seperti apa dulu yang harus
kita dukung, hormati, jika ada masalah pemimpin kabur
itu bukan pemimpin namanya.
4. Faktor politik
Faktor politik juga berpengaruh, karena sudah
menyangkut pemimpin, negara dan masyarakat. Yang
dimana di dalam ceramah Habib Bahar mengajak dan
menghasut masyarakat yang menontonnya untuk
bersama-sama setuju bahwa presiden Indonesia harus
diganti.
5. Faktor kurangnya kontrol sosial
85

Faktor kurangnya kontrol sosial yaitu kurangnya


kontrol internal yang wajar dari pihak atau lingkungan
dalam keluarga yang seringkali tidak mau tahu akan
kondisi anggota keluarganya tersebut, dan dari pihak
eksternal yang mana masyarakat tidak memperdulikan
akan kejadian-kejadian kejahatan yang terjadi
disekitarnya, hilangnya kontrol tersebut dan tidak adanya
norma sosial atau konflik norma-norma yang dimaksud.
6. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat utama dalam
mendukung terjadinya prilaku kejahatan mengujar
kebencian yang telah dilakukan Habib Bahar. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah:
a. Lingkungan yang memberi kesempatan untuk
melakukan kejahatan tersebut
b. Lingkungan pergaulan dan lingkungan ajaran
pendidikan yang memberi contoh dan teladan
7. Faktor kemajuan teknologi
Faktor kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa sangat membawa pengaruh yang besar
terjadinya kejahatan ujaran kebencian (hate speech) dalam
media sosial. Dengan perkembangan informasi teknologi
orang mudah melakukan komunikasi secara tidak
langsung. Sehingga mudah untuk masyarakat
mendapatkan informasi yang tidak menemui batas waktu
maka dari itu tingkat penyebaran seseorang mendapatkan
kebebasan untuk melakukannya.
86

Kedua, faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran


informasi khususnya di media sosial youtube karena
masyarakat yang pada waktu Habib Bahar berpidato atau
ceramah sedang menonton, mendengar, menyimak dan
merekam kejadian tersebut lalu di published atau upload.
Dalam kasus tersebut faktor kemajuan teknologi
sangat berpengaruh selagi masyarakat mempunyai
kebebasan. Habib Bahar ceramah di Palembang acara
ikhtikam, beliau ceramah dengan kata-kata yang
seharusnya tidak disampaikan sebagai Habib dan
penceramah. Menghina sesama manusia dan pemimpin
negaranya sendiri tentu bukan hal yang baik. Ditambah
Habib Bahar menghasut para jama’ah atau masyarakat
yang menontonnya langsung maupun tidak langsung.
8. Faktor agama
Faktor agama juga berpengaruh, faktor ajaran
islam yang dipelajari Habib Bahar tidak sesuai atau salah
dalam memahaminya. Menurut Habib Bahar dalam
wawancara dengan wartawan di media televisi bahwa
sampai membusuk di penjara pun saya tidak mau minta
maaf kepada Presiden Jokowi.
Pendapat Ustadz Gus Miftah tentang ceramah
Habib Bahar bahwa selaku Zuriyahnya benar-benar baik
berarti harus di dukung tetapi ketika dia ceramah isinya
adalah provokasi dan menghina dimana di dalam islam
setelah menghina apapun apalagi fisiknya
87

haruslahmeminta maaf lebih baik dan dihormati


5
dibandingkan tidak.
9. Faktor kepentingan masyarakat
Masyarakat cenderung tidak memikirkan dampak
apa yang akan terjadi dikemudian hari dengan melakukan
kejahatan ujaran kebencian (hate speech) dan
menyebarkannya dalam media sosial. Banyak masyarakat
yang melakukan ujaran kebencian karena memiliki tujuan
tertentu diantaranya mengenai hal pribadi, politik, SARA,
maupun hanya sekedar hanya ingin dikenal banyak orang.
Dalam kasus Habib Bahar beliau mengatakan bahwa
“Demirakyat yang menderita, rakyat yang kelaparan, demi
rakyat kehausan, demi Islam, demi negara Indonesia,
demi rakyat Indonesia, saya harus menyampaikannya.”
Dalam paparannya memang untuk kepentingan
masyarakat.

B. Efek Penanggulangan Habib Bahar Melakukan Ujaran


Kebencian Kepada Presiden Jokowi dalam Media Sosial
Youtube
Setelah membahas faktor penyebab Habib Bahar
melakukan ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi di media
sosial Youtube, maka adanya efek penanggulangan oleh
masyarakat yang telah menonton tayangan atau video Habib
Bahar ceramah mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi,

5
Berdasarkan published video di Youtube oleh akun HS Production
pada tanggal, 2 Desember, 2018.
88

dijelaskan dalam fokus penelitian efek komunikasi massa


sebagai berikut:
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah efek yang timbul dari media
massa, salah satunya adalah youtube dan merupakan
media massa yang paling banyak dilihat dan ditonton oleh
masyarakat. Terdapat 3 efek pesan media massa salah
satunya efek kognitif. Sesuai dengan apa yang menjadi
fokus penelitian, peneliti telah menganalisis akun youtube
yang bernama News & Entertainment.
Dari hasil yang didapatkan, bahwa media youtube
memiliki pengaruh sangat besar bagi penontonnya dalam
meberikan informasi yang mereka tayangkan. Media
dapat menimbulkan beberapa pembentukan kognitif bagi
penontonnya, dengan memberikan tayangan berupa
pengetahuan dan menambah informasi dapat
menimbulkan persepsi dan tanggapan bagi penontonnya.
Masyarakat yang tergantung pada media cenderung
menganggap informasi yang diberikan oleh media adalah
suatu kebenaran yang harus mereka ketahui, akibatnya
pada penontonnya seperti ini dapat dengan mudah terkena
terpaan media salah satunya yaitu youtube sebagai media
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pisau analisis yang peneliti gunakan yaitu
Stimulus Organism Respons, dimana pesan media
mendapat peranan penting untuk penonton yang
menerima dan menolak sehingga dengan mudah
89

terpengaruh mengenai informasi yang telah diberikan oleh


media youtube apalagi dengan adanya ceramah Habib
Bahar yang mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi.
Penonton yang pasif akan menganggap media adalah
benar dalam memberi informasi.

Gambar ke 2, News & Entertaiment

Dalam hal ini informasi yang diperoleh yaitu


tayangan ceramah Habib Bahar di youtube, dimana
tayangan ini komunikan sangat mempengaruhi penonton
dengan hasutan yang diujarkan oleh Habib Bahar tentang
Presiden Jokowidalam akun youtube News &
Entertainment durasi 2 menit, yaitu:
90

“2 tahun Jokowi jadi presiden, dengan kasus Ahok


jutaan umat Islam datang tetapi Jokowi kabur,
penghianat negara, penghianat rakyat, kayanya
banci itu, kalo kamu ketemu Jokowi buka celana
kayanya haid itu, hanya janji-janji tetapi tidak
makmur malah menjadi budak di negeri kita
sendiri, semuanya kehausan dan kelaparan”.6
Peniliti mendeskripsikan bahwa semua informan
adalah penonton yang bersifat pasif sehingga mereka
mudah terkena efek pesan media massa yaitu pada efek
kognitif. Yang mana pada semua jawaban yang diberikan
menunjukan bahwa mereka dapat menerima pesan yang
disampaikan oleh tayangan akun youtube News
&Entertainment sehingga pesan yang diterima menjadi
keuntungan bagi mereka.
2. Efek Afektif
Berbagai video yang disuguhkan oleh tayangan di
media sosial youtube yang memuat Habib Bahar
mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi tersebut,
dapat menimbulkan efek afektif yaitu efek yang membuat
penontonnya terbawa suasana atas apa yang mereka
tonton, sehingga akan menimbulkan perasaan setelah
mereka menonton tayangan di media sosial youtube.
Disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu
Stimulus Organism Respons, penonton merasa terlibat

6
Berdasarkanhasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News &
Entertainment(published) pada tanggal 26 November, 2018 di youtube.
91

secara emosional denga apa yang diberikan oleh tayangan


ujaran kebencian ceramah Habib Bahar kepada Presiden
Jokowi, tayangan tersebut dapat memberikan sesuatu
yang sangat emosional karena semangatnya komunikator
menyampaikan pesan kepada organism. Berdasarkan dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan, jawaban yang
didapatkan yaitu semua dari mereka memiliki perasaan
yang sama oleh komunikator sampaikan, rasa ikut iba,
benci, puas, semangat, senang dan lain sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral yaitu merupakan akibat yang pada
diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau
kegiatan. Efek ini merupakan efek pesan media massa
yang ketiga setelah efek kognitif dan efek afektif. Efek
behavioral dapat diperoleh khalayak dari media youtube
melalui tayangan yang diberikan. Dari berbagai video di
youtube yang mamuat pada ujaran kebencian ceramah
Habib Bahar kepada Presiden Jokowi, memberikan
informasi kepada penontonnya dengan berbagai macam
kata dan bahasa yang disusun oleh komunikator, sehingga
dapat mengakibatkan adanya perilaku meniru dan
tindakan melaporkan terhadap penonton setelah mereka
monoton tayangan tersebut.
Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa mayoritas
dari mereka yang menonton dan mendukung terhadap
Presiden Jokowi, merasa kecewa dan melaporkan ke
pihak yang bertanggung jawab setelah mendengar dan
92

menonton tayangan Habib Bahar ceramah untuk mengujar


kebencian kepada Presiden Jokowi. Hal tersebut sesuai
teori yang peneliti gunakan sebagai pisau analisis
penelitian yaitu Stimulus Organism Respons, yang
mengatakan bahwa media merupakan peranan yang aktif
sehingga penonton menerima dan terjadi perubahan sikap.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam
penulisan skripsi ini maka penulis membuat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab Habib Bahar
melakukan ujaran kebencian (hate speech) dalam media
sosial youtube, yaitu faktor dari dalam individu (internal)
diantaranya psikologis dan kejiwaan, faktor
ketidaktahuan masyarakat, faktor dari luar individu yaitu
faktor lingkungan, faktor kepentingan masyarakat, faktor
politik, faktor agama yaitu Habib Bahar sendiri adalah
Habib dan keturunan Nabi, faktor sarana dan fasilitas
serta kemajuan teknologi. Akan tetapi faktor yang paling
sering menjadi penyebab kejahataan mengujar kebencian
adalah faktor dari individu itu sendiri dan daya emosional
yang tinggi, selain itu faktor sarana fasilitas dan
kemajuan teknologi yang semakin canggih menjadi
urutan nomor dua yang paling berpengaruh karena
kebebasan yang diberikan kepada masyarakat yang tidak
bisa dibendung.
2. Efek penanggulangan yang dilakukan Habib Bahar
kepada Presiden Jokowi menjadi rangkuman efek
kognitif yaitu efek dimana masyarakat yang menonton

93
94

tayangan yang diunggah oleh akun youtube Saudara


Nusantara yang beri Habib Bahar mengujar kebencian
kepada Presiden Jokowi yaitu menerima dan menyimak.
Yang kedua efek afektif yaitu dimana masyarakat yang
menonton tayangan yang diunggah oleh akun youtube
Saudara Nusantara yang berisi ceramah Habib Bahar
mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi yaitu ikut
merasa iba, dengki, benci. Yang terakhir efek behavioral
yaitu efek dimana masyarakat ikut bertindak dengan
melaporkan Habib Bahar kepada yang berwajib karena
telah mengujar kebencian kepada Presiden Jokowi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan:
1. Perlunya kerjasama lebih antara Habib, Ulama, Ustadz,
penegak hukum, organisasi masyarakat dan masyarakat
untuk melakukan pencegahan yang dimana
masyarakatnya atau beliau masih belum paham dan
mengetahui apa itu Ujaran Kebencian (Hate Speech),
UUD yang mengatur mengenai Ujaran Kebencian (Hate
Speech), dalam aturan ajaran agama Islam, serta dampak
yang ditimbulkan dari Habib Bahar yang melakukan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) sampai ke dalam media
sosial khususnya youtube.
2. Sebagai Habib, Ulama, atau Ustadz hendak baik dalam
menyampaikan pidato atau ceramah. Jika paham
bagaimana konsep dalam islam dalam menyampaikan
95

dan norma-norma yang dimaksud, sampaikanlah dengan


baik.
3. Kebanyakan masyarakat sekarang langsung percaya akan
informasi yang sudah diakses di semua jejaring internet
dan media sosial. Sebagai masyarakat juga harus pintar
memilah informasi yang didapatkan dan yang ingin
diakses dalam media sosial agar seluruh masyarakat
mendapatkan informasi yang benar. Bila perlu di riset
terlebih dahulu agar tidak menjadi dampak yang sangat
besar.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kriminologi. Bandung: Remadja


Karya.
Ahmad, Thamyis. Konsep Pemimpin dalam Islam (Analisis
terhadap Pemikiran Politik Al-Mawardi).
Ali, Z. (2007). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Al-Maliki, A. (2002). Sistem Sanksi Dalam Islam. Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah.
Amalia, R, (2015). Efek Tayangan On The Spot Terhadap Pesan
Media Massa Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Mulawarman, ejournal Ilmu Komunikasi,
Vol. 3, No. 2.
Badara, A. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode dan
Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana
Prenada Gramedia.
Berdasarkan hasil wawancara dan debat akun Talkshow Tvone
(published) pada tanggal 03 Desember, 2018 di youtube.
Berdasarkan hasil video ceramah Habib Bahar dalam akun News
& Entertainment (published) pada tanggal 29 November,
2018 di youtube.
Berdasarkan published video di Youtube oleh akun HS
Production pada tanggal, 2 Desember, 2018.
Berdasarkan video ceramah Habib Bahar dalam akun Adib ghani
(published) pada tanggal 5 Desember, 2018 di youtube.

96
97

Bungin, B, H.M. (2004). Sosiologi Komunikasi: Teori,


Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, Jakarta: Kencana.
Bungin, B, H.M. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, Jakarta: Kencana.
Bungin, B, H.M. (2011). Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, Jakarta: Kencana.
Consuelo, dkk.(1993). Pengantar Metode Penelitian.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar
Bahasa Indonesia: Edisi Ke-14. Jakarta: Balai Pustaka.
Dijk, T. V. (2002). Principles Of Critical Discourse e Analysis.
London.
Effendy. (1989).Management Information Systems, Bandung:
Mandar Maju.
Haenlein, K. a. (2010). Users of the Worlds, unite! The Challange
and Opportunities of Social Media.
Hamid, A. (2003). Ihyaul Ulumuddin.Ciputat: Lentera hati.
Jalaluddin Rakhmat, J. (2000). Metode Penelitian Komunikasi,
cet. 8, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaluddin, I. (2010). Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Krippendorff, K.(2013). Content Analysis An Introduction to its
Methodology, SAGE Publications Ltd, California.
Lestari, E. (2013). Qualitative Research Methodology In
Communication. Jakarta: Ilmu Cendikia.
98

Mufid, M. (2005).Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta:


Kencana.
Muhaimin. (2005).Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta:
Kencana.
Nasional, P. B. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Nasrullah, R. (2013). Cyber Media. Yogyakarta: IDEA Press.
Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nisa, P. K. (2016). Sosiologi Komunikasi Massa dalam Teori dan
Praktik. Jakarta.
Rahayu, E.S. (2017). Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi
Sikap Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Kalijaga Angkatan
2012.repository.uinjkt.ac.id.
R, Soesilo. (1991).Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta
Komentar Lengkap Pasal demi Pasal. Bogor: Politea.
Severin, J, dkk, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan.
Shera, A. (n.d.). Step by Step Internet Marketing. Jakarta: PT
Elex Media Kompetindo.
Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Sugiono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:
Alfabeta.
Peraturan Perundang-Undangan:
99

UU No 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana (KUHP)
UU No 11 Tahun 1996 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers
UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers
UU No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
UU No 40 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Internet
http://www.google.co.id/amp/s/ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/peng
ertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/amp// diakses pada tanggal 15 maret
2018, pada pukul 23:58 WIB.

Anda mungkin juga menyukai