Anda di halaman 1dari 30

MEMAHAMI HAKEKAT

JURNALISTIK
Nama : H. Ibnu Hajar, M.Pd.
Tetala : Sumenep, 7 Juli 1971
Alama : Jl. Dr. Cipto VII Blok I/14
Sumenep
Seksi KLW dan Pendidikan
Perstuan Wartawan Indonesia
(PWI)
Jawa Timur
Contact Person :
08123266710

emeil :
ibnuhajar61@gmil.com
SEJARAH SINGKAT JURNALISTIK

Berbagai literatur tentang sejarah jurnalistik


 senantiasa merujuk pada “Acta Diurna” pada zaman
Romawi Kuno, khususnya masa pemerintahan Julius
Caesar (100-44 SM).
“Acta Diurna” adalah papan pengumuman –sejenis
majalah dinding (mading) atau papan informasi
sekarang– yang diletakkan di Forum Romanum agar
diketahui oleh banyak orang.
Secara harfiyah, Acta Diurna diartikan
sebagai Catatan Harian atau Catatan Publik Harian.
Acta Diurna awalnya berisi catatan proses dan
keputusan hukum, lalu berkembang menjadi
pengumuman kelahiran, perkawinan, hingga
keputusan kerajaan atau senator dan acara pengadilan.
Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik
pertama sekaligus pers, media massa, atau
suratkabar/koran pertama di dunia. Julius Caesar pun
disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”.
Kata atau istilah jurnalistik pun berasal dari Acta
Diurna itu. Orang yang menghimpun dan menulis
 informasi untuk dipublikasikan di Acta Diurna
disebut diurnalis.
Dari kata diurna muncul kata du
jour (Prancis) yang berarti “hari ”
dan journal (Inggris) yang artinya
laporan, lalu berkembang
menjadi journalism atau journalistic.
Dalam bahasa
Inggris, journalist artinya orang yang
membuat atau menyampaikan laporan
Julius caesar – Bapak Pers Dunia
Pengertian Jurnalistik

jurnalisme ( jurnalisme ) diartikan sebagai " kegiatan atau profesi


menulis untuk surat kabar, majalah, atau situs berita atau
mempersiapkan berita untuk disiarkan ." (Kegiatan atau profesi yang
menarik untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau berita
untuk disiarkan).

Kata kunci dalam pengertian jurnalistik


adalah  berita  dan  penyebarluasan  (publikasi).
Jurnalistik adalah penggalian bahan berita
( pelaporan ), pelaporan acara , pelaporan berita
( penulisan ), penyuntingan naskah berita
( penyuntingan ), dan penyajian atau penyebarluasan
berita ( penerbitan / penyiaran ) melalui media.

jurnalistik adalah penggabungan, persiapan, penafsiran,


penggabungan, dan penyebaran informasi umum,
pemeriksan pemerhati, publikasi umum yang dapat
digunakan untuk laporan suratkabar, majalah, dan
disiarkan.
Berdasarkan media yang digunakan untuk
publikasi atau penyebarluasan informasi, jurnalistik
dibagi menjadi tiga jenis:
Jurnalistik Cetak ( jurnalisme cetak ) - yaitu proses
jurnalistik di media cerak (media cetak) koran /
suratkabar, majalah, tabloid.
Jurnalistik Elektronik (Jurnalisme elektronik ) atau
Jurnalistik Penyiaran ( Jurnalisme Penyiaran ) - yaitu
proses jurnalistik di media  radio , televisi, dan film.
Jurnalistik Online ( jurnalisme online ) atau Jurnalistik
Daring (dalam jaringan - yaitu penyebarluasan
informasi melalui situs web berita atau portal berita
(media internet, media online, media siber).
Berdasarkan gaya dan topik pemberitaannya,
jurnalistik dibagi menjadi banyak jenis:

Jurnalisme Damai (Jurnalisme Damai)


Jurnalisme Perang (Jurnalisme Perang)
Jurnalisme Pembangunan (Jurnalisme Pembangunan)
Jurnalisme Kuning (Jurnalisme Kuning)
Jurnalisme Umpan Klik (Jurnalisme Clickbait)
Jurnalisme Perang Suci (Jurnalisme Perang Salib)
Jurnalisme Warga (Jurnalisme Warga)
Jurnalisme Komunitas (Jurnalisme Komunitas)
Jurnalisme Investigasi (Jurnalisme Investigatif)
Jurnalisme Korporasi (Jurnalisme Perusahaan)
Jurnalisme Merek (Jurnalisme Merek)
Jurnalisme Dakwah, dll.
Pelaku jurnalistik disebut jurnalis atau jurnal.

Wartawan adalah orang yang bekerja di media


massa dengan melakukan aktivitas jurnalistik
(peliputan dan berita) secara rutin, menaati kode
etik, membuat tema liputannya, dan menguasai
teknik jurnalistik yang sedang menerbitkan berita
dan wawancara

Jurnalis / Wartawan adalah orang yang


melakukan  jurnalistik  secara rutin (UU No.
40/1999 tentang Pers)
Wartawan ?

Kualifikasi Wartawan:

Menaati Kode Etik ( Kode Perilaku )


Menguasai Bidang Liputan ( Beat )
Menguasai Teknik Jurnalistik
( Keterampilan)
Kode Etik
Jurnalistik

Kode etik jurnalistik adalah etika profesi


wartawan. Ciri utama debat profesional yaitu
menaati kode etik, disetujui oleh dokter, disetujui,
dan kaum profesional lain yang memiliki dan
menaati kode etik.
Berikut ini adalah kode etik jurnalistik:

Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.


Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi; tidak menyuap; berita
faktual dan jelas sumbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-cara tertentu dapat
digunakan untuk peliputan berita investigasi untuk kepentingan publik).
Berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta
menerapkan asas praduga tak bersalah.
Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.
Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak disetujui dan
disetujui, disetujui embargo, informasi latar belakang, dan "tidak direkam".
Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau mengubah
SARA.
Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.

Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru / tidak akurat
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Hak cipta dan Hak Koreksi secara proporsional.
 10 Elemen Jurnalisme
 kode etik jurnalistik yang universal) sebagai berikut:

 Kewajiban pertama adalah pada kebenaran.


 Kesetiaan (loyalitas) jurnalisme adalah bagi warga (warga negara).
 Disiplin Ver.
 Jurnalis harus tetap independen.
 Jurnalis dipindahkan sebagai pemantau.
 Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik, komentar, dan
tanggapan dari publik.
 Membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan.
 Berita yang disajikan lengkap dan proporsional
 Mengikuti hati nurani –etika, tanggung jawab moral, dan standar
nilai.
 "warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal yang
berkaitan dengan berita."
Teknik Jurnalistik (Keterampilan )
 Teknik Jurnalistik (keahlian jurnalistik) adalah keahlian atau keterampilan
khusus dalam hal reportase, memahami dan penyuntingan berita, serta
wawasan dan penggunaan bahasa jurnalistik atau bahasa media.
 Teknik Reportase: Observasi, Wawancara, Studi Literatur. Wawancara harus
piawai wawancara dan diskusi acara. Wartawan juga harus andal dalam data
penelitian atau studi literatur.
 Penulisan Berita. Penulisan berita adalah keterampilan utama pembicaraan.
 Pelaporan Berita (untuk Radio / TV): Membaca Berita, Membaca Lisan,
Menulis Naskah Berita). Khusus wartawan media elektronik (TV / Radio)
harus menyajikan berita (presentasi berita) secara langsung (live report) atau
menjadi presenter berita di studio.
 Editing. Wartawan harus piawai menyunting naskah sebelum diterjemahkan.
 Bahasa Jurnalistik. Wartawan harus menguasai bahasa jurnalistik, yaitu
bahasa pers atau bahasa media, dengan ciri khas yang rumit, lugas, dan
mudah dipahami.
 Secara praktis, dasar jurnalistik yang wajib dimiliki wartawan adalah keahlian
meliput perisiwa, menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati
kode etik.
Bahasa Jurnalistik –disebut juga bahasa media,
bahasa pers, bahasa koran, atau bahasa wartawan–
adalah gaya bahasa yang digunakan dalam
pembuatan berita dengan kompleksitas
Memberi contoh dg bebasa-basi
singkat, padat, sederhana, jelas,
Bahasa lugas, dan menarik
Jurnalistik Bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, teratur, dan efektif.

Ringkas:  Bahasa Jurnalistik ITU Hemat kata


( ekonomi kata-kata ), memilih kata Dan kalimat
Ringkas, KARENA keterbatasan Ruang Dan durasi,
termasuk menghindari  Kata Jenuh Dan Kata
Mubazir
LUGAS

menggunakan kata / kalimat denonatif, satu


pengertian, tidak ambigu, dan langsung ke
pokoK masalah ( langsung ke titik ) alias
tidak bertele-tele.

.
Produk Jurnalistik: Karya Jurnalistik

Secara garis besar, produk atau karya jurnalistik itu

Berita (Berita)
Opini (Dilihat)
Fitur

Berita adalah laporan peristiwa. Opini, tulisan, pendapat,


diskusi, analisis, atau analisis tentang masalah atau
peristiwa.
Fitur adalah tulisan yang membahas fakta dan opini atau
tulisan khas bergaya membahas karya sastra seperti cerpen
atau novel.
Foto dan Video masuk dalam produk jurnalistik jika
berisi foto jurnalistik dan video jurnalistik.
Jenis-jenis berita antara lain Berita Keras, Berita
Opini, Berita Interpretatif, Dll
Jenis-jenis Opini antara lain Artikel, Tajuk / Tajuk,
Kolom, Karikatur, Pojok, Esai, Ilmiah Populer)
Jenis-jenis Fitur antara lain Tips, Laporan Perjalanan,
Biografi, Profil, Resensi, dll.
Proses Produksi Berita

Perencanaan Berita
Perburuan Berita / Pengumpulan Berita
Penulisan Berita
Pengeditan Berita
Penerbitan
Proses jurnalistik dalam praktiknya yaitu perencanaan
pemberitaan (mis. Rapat redaksi), peliputan acara
(termasuk wawancara), pembahasan naskah berita,
penyuntingan, dan publikasi melalui media massa.
Manajemen Redaksi
Pemimpin Redaksi / Pemimpin Redaksi / Pemimpin
Redaksi (+ wakil jika diperlukan)
Redaktur Pelaksana / Redaktur Pelaksana (+ wakil jika
diperlukan)
Redaktur / Editor / Jabrik (Penanggung Jawab Rubrik)
Reporter & Fotografer
Koresponden
Kontributor (termasuk Penulis & kolomnis).
Jenis-Jenis Media Massa
Media Cetak (Media Cetak)
Media Elektronik (Electronik Media)
Siber Media (Media Siber)
Hasil proses jurnalistik atau karya jurnalistik dikumpulkan
melalui media massa yang terbagi dalam tiga jenis.
Media cetak terdiri dari suratkabar, koran, dan tabloid.
Media Elektronik terdiri dari siaran radio, televisi, dan film.
Media Siber yaitu media massa di internet –dikenal dengan
sebutan media online, situs berita, portal berita ( portal
berita ), situs web berita, atau media dalam jaringan (media
daring).
Urutan 5W 1H
 
 
What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
 
Dengan memenuhi semua unsur 5W 1H, pokok
informasi dalam penulisan berita akan jauh lebih
lengkap
Contoh 1
JAKARTA — Sampai sekarang, nasib sejumlah calon
jemaah haji yang berasal dari DKI Jakarta masih saja
banyak yang terkatung-katung di Asrama Haji Pondok
Gede, Jakarta Timur. Sampai kemarin, sebanyak 139
calon jemaah haji berkutat menanti- nanti paspor
mereka, bahkan puluhan calon jemaah haji lainnya
berbondong-bondong datang ke kantor Urusan Haji
DKI.
Contoh 1a
Calon Haji Ribut
JAKARTA – nasib sejumlah calon haji (calhaj) asal DKI
Jakarta masih terkatung-katung di Asrama Haji
Pondok Gede, Jakarta Timur. Sampai kermarin, 139
calon haji berkutat menanti paspor, bahkan puluhan
lainnya berbondong ke Kantor Urusan Haji DKI.
Sekarang kita lihat kutipan berita berikut ini yang perlu
dibetulkan ejaannya.
Contoh :
JAKARTA (Media) — Assospol Kassospol A.B.Rl. mayjen T.N.I.
Syarwan Hamid mebantah anggapan bahwa A.B.RI tengah
melakukan counter terhadap proses keterbukaan yang tengah
tumbuh dalam masyarakat.
Menurut Dia, penahanan terhadap beberapa aktifist yang
dilakukan aparat keamanan sangat pemiatour dan
didramatisir jika digunakan sebagai indikator. Syarwan
menegaskan hal itu menjawab wartawan usai penyampaian
pidato Panglima A.B.R.I. pada musyawarah Nasional (Munas)
Keluarga, Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia
(KAHMI) ke-5 di Jakarta, kemarin.
JAKARTA (Media) — Assospol Kassospol ABRI Mayjen
TM Syarwan Hamid membantah anggapan bahwa ABRI
tengah melakukan counter terhadap proses keterbukaan
yang tengah tumbuh dalam masyarakat.
Menurut dia, penahanan terhadap beberapa aktifis yang
dilakukan aparat keamanan sangat prematur dan
didramatisir jika digunakan sebagai indikator. Syarwan
menegaskan hal itu menjawab wartawan usai
menyampaikan pidato Panglima ABRI pada Musyawarah
Nasional (Munas) Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa
Islam Indonesia (Kahmil) ke-5 di Jakarta, kemarin.

Anda mungkin juga menyukai