Anda di halaman 1dari 71

ERA POST TRUTH?

 Seolah-olah benar, padahal tidak benar sama sekali…


 Kamus Oxford : Kondisi di mana FAKTA tidak terlalu
berpengaruh terhadap pembentukan OPINI masyarakat,
yang ada adalah EMOSI dan Keyakinan Personal.
 DAMPAK, Kehadiran media sosial membuat informasi
berlimpah, mana yang benar mana yang bohong kini samar
 RESPON KITA? Berpikir Kritis dan menjadi produsen
Berita (Jurnalis) bukan sekadar konsumen
Pasca Kebenaran
Brainstorming
1. APAKAH MENJADI JURNALIS ITU MUDAH ATAU
SULIT? BERIKAN ALASANNYA
2. APA KEUNTUNGAN MENJADI JURNALIS DAN
KENAPA KITA HARUS MENJADI JURNALIS?
3. MENULIS BERITA, HAL MUDAH ATAU SULIT?
4. APA PERBEDAAN JURNALIS DAN HUMAS?
Why Jurnalist?
Jurnalisme ?

 Jurnalistik
 Pers
 Jurnalis
Da
s ar
-d
a sar
Jur
na
list
ik

MOH HATTA TAHIR, S.SOS


Materi/Teori

 Pengertian Jurnalistik
 Sejarah Jurnalistik
 Pers
 Berita
 Judul Berita
 Teras Berita
 Tubuh Berita
 Reportase
Pendahuluan
Di alam demokrasi saat ini, media (PERS)
menempati posisi penting dan menentukan bagi
kemajuan sebuah bangsa dan negara. Di Negara
yang memiliki demokrasi yang baik pasti memiliki
media yang terbuka, independen, dan MANDIRI.
Karena fungsi dan perannya tersebut, Media sering
disebut sebagai THE FOURTH ESTATE atau
sebagai salah satu dari 4 pilar penyangga Negara
demokrasi selain badan eksekutif, legislatif dan
yudikatif. (kendati masih sebagai cita-cita).
 Selain fungsinya sebagai alat atau sarana mendidik
dan mencerdaskan bangsa, media juga merupakan
sebuah industri (Lembaga Usaha) yang berorientasi
pada profit sehingga mampu membiayai dirinya
sendiri. Tidak zaman lagi media hanya sebagai alat
perjuangan semata.
Pengertian Jurnalistik
 Secara Bahasa
Dari kata “Journal”(Inggris) dan “du jour”(Perancis) = catatan harian.
Diserap dr Bahasa Latin Diunalis = laporan harian/setiap hari.
 Secara Istilah
Kegiatan mencari, memperoleh, memiliki, ,menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan pesan/ide/informasi baik dalam bentuk
tulisan,suara,gambar,suara-gambar, grafik, dan bentuk lainnya kepada
khalayak melalui media massa (Cetak,elektronik,online,film).
Sejarah Jurnalistik

 Nuh, Ibrahim, Nabi Muhammad


Saat banjir bandang melanda bumi, Nabi Nuh dan kaumnya
 ada di kapal, Ia lalu menyuruh seekor burung untuk melihat
apakah air bah sudah surut atau belum. Lalu burung tersebut
keluar kapal lalu kembali lagi ke kapal tersebut dengan
membawa sebuah ranting. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah
sudah mulai surut. Kabar itupun langsung disampaikan kepada
seluruh penumpang kapal
Nabi dan Sahabat

 Pada zaman Nabi Muhammad SAW jurnalistik masih sangat


sederhana yaitu Nabi Muhammad mengirimkan surat ke
berbagai penguasa/Raja-Raja di jazirah Arabiyah untuk
memperkenalkan  Islam saat itu, itu bukti dan  contoh
bahwa jurnalisme sudah di praktekkan, Konten ini telah
tayang di Kompasiana.com dengan judul "Malaikat dan
Nabi Juga Faham Jurnalisme", Sedangkan pada zaman
sahabat jurnalistik dilakukan dengan cara pengumpulan Al-
Qur’an pada masa khalifah Abu Bakar. Sedangkan pada
zaman Khalifah Ustman bin Affan sudah menghimbau
untuk menulis Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai
mushaf
Ibrahim dan Musa

 Nabi Ibrahim yang memiliki suhuf/catatan


perjalan/lembaran tulisan berisikan risalah Tuhan dan kisah-
kisah perjalanan  Nabi Ibrahim ke Mesir seperti termaktub
dalam QS al a'laa : 18-19 "sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam suhuf terdahulu-yaitu suhuf Ibrahim dan
Musa".
Syaykh ASPG

 Juga sangat Konsen dengan Jurnalistik, di Majalah AZ


Sejarah Jurnalistik

 Romawi Kuno 60 SM kaisar Julius Caesar Acta Diunalis


 Kertas pertama di Cina 105 M -Eropa abad 12
 Surat kabar pertama Gazetta di Roma + Venesia
 Mesin cetak Johan Guttenberg 1450 di Jerman-Press.
 Surat kabar cetak pertama abad 17 di Staarburg Relation
PERS

 Pengertian Pers
 Bahasa = dari Bahasa Belanda Press = Cetak
 Istilah = Lembaga Sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik.
PERS

Pasal 1 butir (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999


mendefinisikan "pers" sebagai suatu lembaga
sosial dan wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik, meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,
serta data dan grafik maupun media elektronik, dan
segala saluran yang tersedia.
Fungsi Pers

 Memberi informasi (to inform)


 Mendidik (to educate)
 Menghibur (to entertain)
 Kontrol sosial (Social Control)
JURNALIS / WARTAWAN

 Sebagai Profesi (keahlian khusus) bukan


sekadar pekerjaan (Kata Jakoeb Oetama –
Vocatio atau Panggilan Hidup)
 Sebagai “Nabi” pembawa/penyampai pesan
dan berita gembira (good news)
 Menurut UU Pers No 40 Tahun 1999 pasal
1 angka 4 adalah orang yang secara teratur
melakukan kegiatan jurnalistik.
Ragam Bahasa Jurnalistik

 Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa.


Bahasa jurnalistik itu harus jelas dan mudah dibaca dengan
tingkat ukuran intelektual minimal, bahkan tukang becak
pun mudah memahaminya.
 Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat
– sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik,
lancar dan jelas. Sifat – sifat itu harus dimiliki oleh bahasa
pers, bahasa jurnalistik
Ragam Bahasa Jurnalistik

 Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari


penjelasan yang panjang dan bertele-tele.
 Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah
mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Semua
yang diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya.
Menerapkan prinsip 5 WH, membuang kata – kata mubazir
dan menerapkan ekonomi kata.
 Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih
kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk
yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif,
praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan
pengungkapannya (bombastis).
 Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan
pengertian atau makna informasi secara langsung dengan
menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
 Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang
masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-
kata yang sudah mati.
 Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan
mudah dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca).
Struktur kalimatnya tidak menimbulkan
penyimpangan/pengertian makna yang berbeda,
menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda
(ambigu).
4. Berita

 Pengertian Berita (News)


 Berasal dari kata New atau baru
 Menurut Dja’far Assegaff, Berita adalah Laporan tentang
fakta atau ide yang terkini (baru) yang dipilih oleh
wartawan untuk disiarkan yang menarik perhatian pembaca.
 “Lagipula, berita bukanlah apa yang dipikirkan jurnalis,
tetapi apa yang dikatakan sumber mereka.” (News is, after
all, not what journalists think, but what their sources say).
Unsur-unsur Berita

 ABC (Accuracy, Balanced dan Clarity (jelas)


Berita yang dibuat oleh seorang jurnalis harus akurat atau tepat
(presisi), berimbang atau tidak berat sebelah (cover both side)
dan jelas tidak ambigu (maksud /makna penulis sama dengan
makna yang difahami pembaca)
Syarat Berita

 Aktual (waktu dan angel/sudut pandang)


 Jarak (proximity) (tempat, minat,profesi,bakat) Contoh:
Persebaya vs PSIS menarik bagi orang Jawa Timur dan
Jawa Tengah.
 Cuatan (orang/tempat terkenal bs menjadi berita).
 Human Interest (menyentuh/menggugah rasa kemanusiaan)
 Dampaknya pada Masyarakat Luas (kenaikan BBM,
Korupsi dll)
Berita

 Jenis-jenis Berita
 ada tiga aturan main: Tahu Jenis Berita
(IPOLESOSBUDHANKAM), dimana mendapatkannya dan
bergegas mendapatkannya.
 Ada dua (Berita Tak Terduga (accident) dan Terduga (event)
RUMUS BERITA

 5W+1H
 Formula/pedoman menulis berita/syarat lengkap berita
Sumber Berita

 siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui atau


berkompeten terhadap suatu fakta,peristiwa, kejadian,
gagasan serta data/informasi yang bernilai berita.
 Wartawan, internet, TV, radio, surat kabar (cantumkan
sumber/linknya).
Objektivitas Berita

 Objektivitas dalam jurnalisme adalah pemberitaan yang


sesuai fakta (faktual), berimbang (balance), dan “netral” atau
imparsial.

 Objektivitas dalam jurnalisme atau pers adalah prinsip yang


signifikan profesionalisme jurnalistik. Objektivitas Jurnalistik
sering kali merujuk pada keadilan, kenetralan, faktualitas, dan
nonpartisan.

 Objektivitas jurnalistik mengharuskan seorang jurnalis tidak


berada di kedua sisi argumen dan hanya melaporkan fakta,
bukan opini pribadi terhadap fakta tersebut.
5. Judul Berita

Contoh :
Hindari saat Membuat Judul
Berita
 Berbohong dengan Judul
 Pinjaman US $200 Juta Diberikan Indonesia
 Judul Untuk Tujuan Propaganda
 ABRI Gagal Bebaskan Sandera
 Judul Untuk Tujuan Mencari Sensasi
 Ria Irawan Terlibat Sindikat Narkotik Asia?
Judul Berita

 Aturan/Tuntunan Menulis Judul


 Judul dan isi harus sama
 Maks 12 kata
 Fakta bukan opini
 Menarik tapi tidak bohong
 Kalimat aktif
Video Inspiratif Jurnalistik

 Belajar pada Najwa Shihab


6. Lead/Teras Berita

 Kalimat Pembuka/pokok berita/inti berita. Dalam musik


disebut intro. Dalam KBBI teras = inti kayu
 Tema atau gagasan utama
 Cara Menulis Lead
 Informasi penting, menarik dan 5 w + 1 H
 Jenis-jenis Lead
 Teras AP (5W+1H)
 Teras Who= siapa yang menjadi sumber utama ;
orang/lembaga atau organisasi (Bambang, pimpinan DPD
Golkar membacakan peryataan sikap.....
Teras

 Teras umum dipakai= teras Who, What dan Quotation


(kutipan).
 teras Who (tadi)
 Teras what (Pernyataan sikap tentang ancaman komunis
dengan OTB-nya,kemarin (12/2) disampaikan pimpinan
delegasi
 Teras Where (di halaman departemen Dalam Negeri...
 Teras When (Tepat saat jam kerja yang sibuk, kemarin (21/2)
pimpinan GMSD Bambang membacakan..
 Teras why (dengan munculnya kembali anasir-anasir gerakan
komunisme di Indonesia yang cukup meresahkan masyarakat,
GSMD melakukan orasi...
Teras

 Teras How (bagaimana) “dengan berdemonstrasi, didahului


jalan kaki dari senayan menuju Departemen Dalam Negeri
dan diikuti sekira 100 orang anggota GSMD...
 Teras Kutipan (“Kami siap berjuang mempertahankan
ideologi Pancasila..” demikian antara lain pernyataan sikap
GSMD yang dibacakan Bambang..
 Teras Narasi
 Teras Deskripsi
 Teras menjerit
Teras

 Teras bertanya
 Teras Kontras
 Teras mengejutkan
 Teras sastra
 Teras epigram (sajak/ungkapan)
 Teras menyindir
7. Tubuh Berita

 Pengembangan Lead/penjelasan/rincian berita


 Ekonomi kata, komunikatif, lugas, ringkas,padat, mudah
difahami
 Piramida Terbalik (Info penting dahulu lalu rincian)
 Formula 5 W + 1 H
 Petunjuk Menulis Berita
Bagan
8. Reportase

 Upaya pencarian fakta untuk bahan berita


 Tidak mencari ya tidak mendapat
 Teknik reportase (Observasi, Riset dan Wawancara)
 Berita Laporan Lanjutan dari Straight News atau
Pendalaman sebuah Berita.
Teknik Wawancara

 Membangun Mental
 Persiapan
 Aturan Main Wawancara
Arti Wawancara

 Urat Nadi Berita (90 % berita butuh wawancara)


 Adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah.
 Wawancara bisa untuk kepentingan Jurnalistik atau yang
lain (penelitian, penerimaan pegawai).
 Pewawancara (interviewer)
 Yang diwawancara (interviewee/repsponden).
Tujuan Wawancara

 Mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat dan fair dan


menarik.
 Perbedaan wawancara dengan percakapan biasa?
Model Wawancara

 Langsung
 Tidak langsung
Dua model ini dibagi lagi menjadi 8 Bentuk
8 Bentuk Wawancara

1. wawancara bertamu
2. On the Spot
3. Doorstop
4. wawancara tertulis
5. Telpon atau SMS
6. Email
7. Medsos
8. Aplikasi Percakapan
Aturan Main

 Redam Ego dan Kendali Diri (Jangan Banyak bicara)


 Buat Senyaman dan sekondusif mungkin
 Perhatikan body languange
Persiapan

 Menentukan sudut pandang (isu)


 Menentukan narasumber
 Menetukan tempat/objek liputan
 Membuat pertanyaan…
 Membuat “WISH LIST” (daftar keinginan).
 Teknis ; tape recorder, notes, kamera dll
 Tentukan Isu yang mau diangkat (covid, bansos dll)
 Pelajari dahulu isu tersebut di internet atau sumber lain
 Tentukan Narasumber (David Protess 3 Lingkaran)
Narasumber

 Aksestabiltas (mudah dihubungi/akses, lewat telpon atau


tertulis, tatap muka)
 Reabilitas (bisa dipercaya, pakar,tahu masalah)
 Akuntabilitas ( bertanggungjawab, pejabat terkait
Narsum

 Kuotabiliti (dapat atau tidak dikutip)


 Atur waktu dan tempat wawancara (janjian)
 Rumah (informal dan santai), kantor (formal). Atau di
tempat lain sesuai keinginan narsum.
Sifat Wawancara

 On the record
 Off the record
Kiat-kiat wawancara
1. Lepas berbasa-basi sejenak, mulailah dengan pertanyaan yang ringan. Simpan pertanyaan yang
berat untuk di akhir wawancara. Sedikit bicara, dan biarkan narasumber berbicara sebanyak-
banyaknya. Jangan menimbulkan antipati narasumber terhadap kita.
2. Di awal wawancara, tanyakan satu-dua pertanyaan yang Anda sudah tahu jawabannya. Ini akan
menolong Anda untuk mengetahui seberapa bisa dipercaya sumber itu. Skeptislah sepanjang
wawancara, terutama pada jawaban yang Anda belum bisa cek. Alasannya sumber seperti tokoh
masyarakat bisa saja punya agenda tersembunyi.
3. Jangan menyamar (kecuali untuk kepentingan investigasi yang sudah disetujui pemimpin
redaksi) atau mengibul atau bahkan menutup-nutupi identitas wartawan.
4. Pastikan Anda mengerti betul yang dikatakan subjek. Kalau ragu, minta penjelasan. Jika masih
ragu, ungkapkan apa yang Anda pahami tentang perkataan sumber dan minta dia untuk
memeriksanya apa sudah sesuai dengan apa yang dia katakan atau tidak.
5. Usahakan pertanyaan Anda modelnya terbuka, yang tidak bisa dijawab dengan “ya” atau
“tidak”. Jawaban atas pertanyaan model terbuka biasanya akan membuka banyak hal. Cari
kesempatan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana” atau “Bagaimana perasaan Anda
saat itu?”. Pertanyaan Tertutup : membatasi respons orang yang diwawancarai karena
memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, Contoh : Benar nih BBM bakal
naik 30 persen minggu depan?
6. Cari anekdot Dorong sumber Anda untuk bercerita tentang diri mereka sendiri. Salah satu
caranya adalah dengan bertanya “Apa yang paling susah bagi Anda saat berhadapan dengan …”
 7. Bersikaplah terus menunggu jawaban. Jangan bertanya: “Anda mau berkomentar soal ….”
Pertanyaan model ini membuka peluang subjek untuk bilang “tidak”. Jika memungkinkan, bertanyalah
seolah Anda sudah tahu apa yang akan dikatakan sumber – paling tidak sebagian dari itu.
 8. Jika subjek mengelak menjawab pertanyaan Anda, gubah redaksi pertanyaan Anda dan tanyakan
kembali – ini tidak serta merta Anda harus melontarkan pertanyaan selanjutnya.
 9. Usahakan saat menyusun pertanyaan pra-wawancara, Anda memasukkan pertanyaan model: “Si ini
dan si itu bilang begini begitu tentang Anda. Apa reaksi anda?”
 10. Pakai teknik diam. Jika subjek Anda tidak menjawab penuh pertanyaan di awal, menunggulah
dengan diam dan bersikap seolah menunggu sisa jawaban. Biasanya, dalam beberapa detik setelahnya,
subjek akan berbicara tentang yang lebih detail tentang jawaban yang sebelumnya. Kuncinya adalah
diam menunggu subjek berbicara.
 11. Menjelang akhir wawancara, tanyakan pertanyaan yang berat-berat; yang Anda pikir subjek Anda
akan enggan menjawabnya. Biasanya, kalau Anda berhasil membangun kepercayaan dengan subjek
sejak awal wawancara, keegganan seperti itu akan sirna. Jikapun dia masih enggan, Anda toh sudah
menadapat sebagian besar dari bahan yang Anda buru.
 12. Jangan lupa berterima kasih di akhir wawancara. Usahakan akhiri wawancara Anda dengan
membuka kesempatan untuk pertanyaan lanjutan, mungkin via telepon. Anda mungkin akan
berhadapan dengan sumber ini di lain waktu. Jika sumber Anda kemungkinan tak bisa melihat tulisan
Anda, kirimkan salinan tulisan Anda. Jangan lupa menanyakan nama narasumber, umur, alamat,
pekerjaan/ jabatan
 13. Punya misi membangun lobi atas setiap wawancara yang kita lakukan, “Lebih baik punya
pertanyaan bodoh tapi hasilnya bagus, daripada sok pintar tapi tak mendapatkan jawaban yang
menarik dari narasumber”.
Role Play
Praktik Reportase (lanjutan)

 Reportase artinya pemberitaan atau peliputan. Melaporkan


atau memberitakan.
 Kegiatan meliput, mengumpulkan fakta, dari berbagai
sumber/narasumber kemudian ditulis dalam bentuk berita.
Kaidah Reportase

 Kode Etik Jurnalistik dan Kode Etik Wartawan Indonesia


 Fairness Doctrine (doktrin kejujuran). Mendapatkan berita
yang benar lebih penting daripada pertama menyiarkan.
 Cover both side (news Balance) artinya perlakuan adil bagi
semua pihak yang menjadi objek berita.
 Cek and ricek adalah meneliti kebenaran sebuah fakta atau
data beberapa kali sebelum tayang.
Bill Kovach Code (Moralitas)
Tahapan-tahapan Reportase

 Reportase dasar adalah peliputan berita tahap dasar atau


awal. Menghasilkan straight news atau berita
lugas/langsung/to the point. Cirinya singkat (2-6 paragraf),5
W + 1 H. (Kulit Luar)/Jurnalistik lama
 Reportase Madya adalah pemberitaan yang lebih luas
daripada yang pertama. Menghasilkan berita kisah
(feature)/jurnalistik baru
 Reportase lanjutan /mendalam adalah pelaporan lanjutan
yang mendalam menghasilkan berita analisis (news
analysis). Exp.
Interpretative/Reporting/investigasi/jurnalistik Baru
Teknik Reportase

 Observasi : wartawan terjun langsung ke lokasi peliputan


mengamati menyaksikan mengumpulkan data dan fakta.
 Wawancara : wartawan mewawancarai narasumber guna
melengkapi berita dan menggali informasi lebih jauh.
 Riset : studi literatur atau riset dokumentasi (arsip,buku,
referensi) terkait isu yang akan diangkat.
Pertanyaan

 Apakah wawancara sama dengan reportase?


Strategi Reportase

 Kenali narasumber , nama jabatan nomor hp


 Tentukan isu apa yang akan diangkat
 Susun pertanyaan
Strategi Menulis Berita

 Tidak ada teori atau teknik khusus yang bisa membuat


orang mahir dalam menulis. Kuncinya Cuma 3 ;
Latihan,Latihan dan latihan !!!
Rajin membaca
Menyimak tv dan radio
kesimpulan

 Kegiatan Mencari berita = reportase


 Pelaku reportase = Reporter
 Objek reportase = narasumber (manusia/benda mati)
 Tugas Reporter adalah :
 Mencari dan mewawancarai sumber berita ditugaskan oleh
redaktur
 Menulis hasil wawancara, investigasi laporan
 Memberikan usulan isu kepada redaktur
 Menghadiri preskon
Istilah –Istilah

 Koresponden = Wartawan yang ditempatkan di daerah atau


negara lain.
 Kontributor = tidak tercantum di box redaksi contoh penulis
artikel, kolomnis, karikaturis, wartawan
pembantu/wartawan lepas.
 Editor/ redaktur bahasa = memeriksa, mengedit dan
menyempurnakan naskah sesuai penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Jurnalistik Online (New Media)

 Pengertian dan prospeknya


Persamaan dan Perbedaan
Jurnalistik dan Kehumasan?
Persamaan :
1. SECARA teknis, saat ini tugas Humas dan wartawan sama.
Praktisi Humas (hubungan masyarakat, public relations) dan
jurnalis sama-sama dituntut memiliki keterampilan yang sama,
yakni keterampilan menulis (writing skills).
Jurnalis vs Humas

 Salah satu tugas, peran humas adalah produksi informasi


dan publikasi. Kemasan informasi yang dibuat antara lain
berupa karya jurnalistik (berita, artikel, feature). Publikasi
informasi dilakukan melalui pengiriman Press Release
dan/atau mempublikasikannya di media internal (portal
web/medsos) lembaga. Rilis adalah berita yang dibuat oleh
humas lembaga.
Jurnalis vs Humas

 Tugas Humas yaitu meliput peristiwa atau kegiatan lembaga


atau melaksanakan fungsi reportase, layaknya wartawan.
Karenanya, humas juga bisa disebut wartawan, yakni
wartawan internal lembaga atau “jurnalis korporat atau
Corporate Journalism.
Jurnalis vs Humas
 Kesamaan Jurnalis dan Humas
1. Berkomunikasi dengan publik
jurnalisme mdan humas, adalah para profesional yang terus berkomunikasi dengan publik.
Mereka menceritakan kisah dan berinteraksi dengan audiens (masyarakat) itulah yang
membuat organisasi tetap berjalan.
Wartawan memberitakan peristiwa penting dan menarik bagi pembaca. Humas
memberitakan kegiatan lembaga, produk lembaga, atau kebijakan lembaga yang harus
diketahui publik.

2. Membangun kepercayaan publik


jurnalisme dan humas sama-sama membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiens.
Wartawan membangun kepercayaan dengan melaporkan dan menerbitkan konten yang adil
dan akurat sehingga mereka diakui sebagai organisasi yang kredibel.
Sementara humas membangun kepercayaan untuk menginformasikan dan membujuk audiens
target untuk mendukung organisasi atau produk dan kebijakan lembaganya.
Jurnalis vs Humas
3. Sampaikan informasi dengan cara yang mudah dimengerti
Ketika orang membaca artikel, mendengarkan cerita, atau menelusuri media sosial,
mereka cenderung tetap terlibat jika ceritanya jelas dan ringkas.
Audiens (pembaca) tidak memiliki waktu untuk berpikir keras tentang apa yang diberikan
kepada mereka – kata-kata yang berlebihan atau gambar yang membingungkan adalah
penghalang dalam mempertahankan audiens.
Baik humas dan jurnalis sama-sama harus menggunakan bahasa jurnalistik, yaitu ragam
bahasa khusus yang biasa digunakan dalam pemberitaan media massa.

4. Bercerita
Bisa dibilang, kesamaan yang paling menarik antara jurnalisme dan humas atau wartawan
dan praktisi humas adalah keduanya bercerita (story telling).
Menemukan dan menceritakan kisah yang bagus adalah pencapaian dalam banyak hal.
Kedua jenis profesional merasa memiliki hak dalam pekerjaan mereka dan itu melibatkan
pembaca atau pemirsa, yang penting untuk mendapatkan dan mempertahankan audiens.
Jurnalis vs Humas

Perbedaan
1. Peran dalam sebuah perusahaan
Di sebuah organisasi berita (media massa/perusahaan pers), biasanya karyawan memiliki satu
peran – misalnya reporter akan melaporkan, editor akan mengedit, dan sebagainya.
Organisasi berita melayani satu tuan, yakni publik. Sedangkan Di para PR atau humas
melayani banyak “master” dan dapat memiliki banyak klien sekaligus.
Singkatnya, dalam konteks publikasi, wartawan adalah karyawan sebuah perusahaan media
dan humas adalah wartawan sebuah lembaga. Tugasnya sama-sama reportase, membuat
konten (informasi berupa tulisan, foto, atau video), dan mempublikasikannya. Inilah
pentingnya journalism skills bagi praktisi humas.

2. Audiens yang ditargetkan atau diperoleh


Humas atau PR menargetkan audiens tertentu untuk menyampaikan pesan dan membangun
dukungan untuk merek (brand), produk, atau ide.
Sedangkan, jurnalisme memiliki target audiens yang global.
Perbedaan

3. Kebebasan berekspresi atau berkreasi


Wartawan seringkali memiliki lebih banyak kebebasan untuk menceritakan kisah
yang mereka inginkan karena mereka terus-menerus mencari dan melontarkan ide.
Tetapi di dunia PR, para humas bekerja untuk klien/lembaga yang
mempekerjakannya dengan cara mengubah ide dan cerita menjadi merek dan
berkomunikasi dengan cara yang akan menarik minat audiens target.
4. Objektif vs subjektif
Perbedaan terbesar di kedua industri ini adalah bahwa humas biasanya subjektif,
sedangkan jurnalisme harus selalu objektif.
Humas bersifat subjektif karena membujuk audiens untuk mendukung merek atau
produk/jasa klien, serta terkait citra lembaga. Tujuan informasi dan publikasi humas
adalah membangun reputasi lembaganya.
Namun, jurnalisme harus tetap objektif (kecuali di halaman opini) karena
jurnalisme memberitakan fakta dan harus diberitakan setuju atau tidaknya
wartawan.

Anda mungkin juga menyukai