Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PEMBUATAN HOME STUDIO PADA ACARA


YUDISIUM STT MALANG SECARA LIVE STREAMING”

Disusun oleh :
Kiki Pertiwi (419240)
Sophia Perennia (419184)
Wilda Selviani R. D. (419206)
Ziyan Nafisah Ajda (419216)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG


PROGRAM VOKASI
PROGRAM STUDI SEMESTER 2
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Pembuatan Home Studio Pada Acara Yudisium STT
Malang Secara Live Streaming” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW.

Penyusun sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Artistic Production For Broadcasting dengan judul "Pembuatan Home Studio
Pada Acara Yudisium STT Malang Secara Live Streaming”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.

Malang, 17 Juni 2020

Multimedia Broadcasting 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masa pandemi, semua kebiasaan menjadi berubah. Kegiatan kegiatan yang
bersifat perkumpulan ditiadakan. Acara banyak di batalkan, kegiatan yang bersifat
berkumpul orang banyak di batasi. Oleh karena itu, banyak sekali aktivitas yang kemudian
dilakukan di rumah. Jika kita mengikuti perkembangan dunia rekaman dari masa lalu
sampai sekarang, akan sangat tampak bahwa perkembangannya sudah sangat jauh.
Mulai dari sistem perekaman analog yang kemudian mengalami perubahan pada sistem
perekaman digital.
Salah satunya yang dilakukan secara online/daring adalah Yudisium, karena Yudisium
ini harus tetap dilaksanakan. Atau Yudisium ini bisa juga di lakukan dengan cara live
streaming.
Live streaming adalah konten video yang disiarkan langsung memalui internet dimana
anda tidak perlu melakukan editing dan post production. Anda hanya perlu menyalakan
kamera dan mulai merekam kapanpun anda mau. Live streaming juga bisa dilakukan
dengan membuat home studio.
Home studio adalah suatu tempat dimana seseorang bisa bekerja atau membuat suatu
ruangan di rumah untuk kepentingan bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
A. Apa yang di maksud dengan home studio?
B. Apa saja yang diperlukan untuk membuat home studio?
C. Apa yang di maksud dengan live streaming?
D. Apa saja yang di butuhkan untuk melakukan live streaming?
E. Bagaimana melakukan live streaming dengan home studio?
1.3 Batasan Masalah
Pembuatan Home Studio secara Live Streaming untuk keperluan acara Yudisium di STT
Malang
1.4 Tujuan Penulisan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah
adalah sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui pengertian home studio
B. Untuk mengetahui apa saja yang diperlukan untuk membuat home studio
C. Untuk mengetahui pengertian live streaming
D. Untuk mengetahui apa saja yang diperlukan untuk melakukan live streaming
E. Untuk mengetahui bagaimana melakukan live streaming dengan home studio
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studio Broadcasting


2.1.1 Pengertian Studio
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Studio memiliki arti ruang tempat
bekerja (bagi pelukis, tukang foto, dan sebagainya); ruang yang dipakai untuk
menyiarkan acara radio atau televisi; tempat yang dipakai untuk pengambilan film
(untuk bioskop dan sebagainya).
Studio yang akan dibahas pada makalah ini adalah studio rekaman dengan
konsep Home Recording. Home Recording adalah proses tracking atau rekaman
yang dilakukan di rumah tapi tetap dengan menggunakan alat yang tetap layak
untuk recording. Jadi, alat yang di gunakan tidak selengkap yang ada di studio.
2.1.2 Standar Ruangan Studio
Karena home recording adalah proses rekaman yang dilakukan dirumah, maka
untuk menghasilkan kualitas yang bagus meskipun menggunakan alat yang tidak
selengkap studio besar setidaknya memerlukan beberapa alat, antara lain:
1. Komputer/Laptop/Smartphone
2. Audio Interface (Soundcard)
3. Software/Aplikasi
4. Speaker Monitor/Headphone/Headset
5. Kamera/Smartphone
2.2 Dasar Teori Sound System
2.2.1 Istilah pada Sound System

No KELISTRIKAN INPUT MIXING OUTPUT


1 GROUNDING: PHASE: FOH: COHERENCE:
Suatu system Fasa dari listrik arus Front of house Koherensi
instalasi listrik bolak-balik artinya merupakan tempat yang
yang bisa pergeseran periode waktu digunakan untuk
meniadakan beda arus bolak-balik dari mengontrol sound
potensial sebagai posisi baris nol. system.
pelepasan muatan
listrik berlebih
pada suatu
instalasi listrik
dengan cara
mengalirkannya
ke tanah. Beda
potesial disini bisa
berupa adanya
kebocoran arus
listrik dan yang
utamanya adalah
sambaran petir.
2 KABEL: OVERLAP: BAND PASS: FREQUENCY
kabel merupakan Tumpeng tindih penyaring frekuensi yang RESPONSE:
salah satu yang melewatkan sinyal Range frekuensi suara
paling frekuensi dalam rentang yang mampu
berpengaruh pada frekuensi tertentu yaitu direproduksi oleh
suara, kabel juga melewatkan sinyal yang speaker. Biasanya
lah yang berada diantara frekuensi sekitar 20 Hz – 20 kHz,
menghantarkan batas bawah hingga sesuai dengan range
gelombang audio frekuensi batas atasnya. frekuensi pendengeran
dari sumber suara telinga manusia
3 PANEL: DELAY: RTA: POLARITY:
benda berbentuk Sinyal perbedaan di mana Real time analyzer yaitu Polaritas.
kubus dengan Anda dapat melakukan alat ntuk mendeteksi
berbagai ukuran editing dengan klip frekuensi, bentuknya
ataupun bervariasi original dengan basic seperti PDA namun built
dengan sebelah time. Dengan pengaturan in microphone.
sisi dibuat lubang interval, frekuensi dan
selebar hampir warna suara, delay dapat
sama dengan dimanfaatkan dan
belakangnya, dan menimbulkan efek-efek
nantinya di baut tertentu. Efek yang
penutup seperti memiliki dasar
daun pintu agar pemanfaatan delay
bisa dibuka dan termasuk reverb, chorus,
ditutup, dan echo dan sebagainya.
didalam panel
tersebut terdapat
papan yang
dikaitkan dengan
sisi belakang pintu
di pakai baut yang
nantinya papan
tersebut dapat
dilepas dan
dipasang kembali.
4 AMPHERE: DIRECT: PFL: FEEDBACK:
Ampere adalah perangkat yang biasanya Pre fade listening Suara mendenging atau
satuan besar arus digunakan dalam studio merupakan tombol untuk mendengung secara
listrik yang rekaman untuk melihat sebuah channel kontinyu akibat suara
mengalir dari menghubungkan yang aktif pada pada yang dihasilkan masuk
kutub positif ke perangkat yang memiliki sebuah mixer saat audio Kembali ke sumber
kutub negatif sinyal output masuk ke mixer. suara.
berimpedansi tinggi, line
level, dan tidak seimbang
ke input seimbang
mikrofon yang bertingkat
impedansi rendah, yang
biasanya melalui konektor
XLR.
5 OHM: DLMS: TRESHOLD: CLIP:
Ohm itu adalah DLMS adalah kependekan kontrol ini yang akan Sesuatu yang terjadi
satuan hambatan dari "Digital Loudspeaker menentukan di level sewaktu amplitude suara
listrik biasanya Management System" berapa signal melewati batas
dilambangkan atau biasa disebut Drive diperbolehkan masuk maksimum.
dengan Rack / Management. gate. Apabila di bawah
lambang Ω nilai ini, maka signal akan
ditutup dan tidak
diteruskan. Semakin
besar  dB yang kita set,
semakin besar signal
yang dibutuhkan untuk
membuka gate.
6 HZ: POWER AMPLIFIER: EXPANDER: PROTECT:
Hertz merupakan Peranti elektronik yang Ekspander meningkatkan Melindungi.
suatu unit ukuran memproses dan perbedaan dalam
untuk satuan menguatkan suara dari kenyaringan antara
frekuensi. microphone atau dari bagian yang lebih tenang
Gelombang suara instrument musik elektrik, dan lebih keras dari audio
dalam hitungan termasuk gitar, untuk yang membuat suara
cycles per second. kemudian diteruskan ke
hening lebih tenang dan
loudspeaker atau
suara keras lebih keras.
pengeras suara.
Kebanyakan dilengkapi
pengatur gain, volume,
dan equalizer
7 VOLT: BALANCE\ UNBALANCE: VCA: PA SYSTEM:
satuan besar Koneksi BAL adalah Asesmen kerentanan dan Public address system
teganan listrik, koneksi dengan tiga jalur kapasitas adalah Bahasa
didalam lambang konduktor/kabel yaitu : professional untuk
internasional positif – negatif - ground. perangkat sound system
ukuran volt ini Adapun koneksi UNBAL yang menghadap ke
biasanya di adalah koneksi dengan penonton.
gambarkan hanya 2 jalur kabel :
dengan lambang positif dan negatif (bila
V ada jalur ketiga, maka
biasanya jalur ketiga
digabungkan dengan jalur
negatif).
8 STOP KONTAK: STEREO/MONO: TIME ALIGNMENT CLUSTER ARRAY
alat pemutus Penempatan sinyal suara
ketika terjadi dalam dua descrete
kontak antara arus channel yaitu lajur kiri (L)
positif, arus dan lajur kanan (R) yang
negatif dan terdengar pada speaker
grounding pada atau headphone.
instalasi listrik.
9 AC CORD IMPEDANCE FIRMWARE END FIRE
SUBWOOFER
10 POWER CORN PASSIVE RADIATOR TRANSDUCER: BASS REFLEX
sebuah alat yang
mengubah satu bentuk
daya menjadi bentuk
daya lainnya untuk
sebuah tujuan.
11 ADC AES BANDWITH: HEADROOM

12 DAC: CAT6 WAVE (GRID) DELAY:


Singkatan dari Sinyal perbedaan di
Digital to Analog mana Anda dapat
Converter, yaitu melakukan editing
hardware yang dengan klip original
melakukan dengan basic time.
konversi audio Dengan pengaturan
atau video digital interval, frekuensi dan
menjadi sinyal warna suara, delay dapat
analog. dimanfaatkan dan
menimbulkan efek-efek
tertentu. Efek yang
memiliki dasar
pemanfaatan delay
termasuk reverb, chorus,
echo dan sebagainya.
13 FIBRE OPTIC(OPTICAL): MUTE COVERAGE AREA
Proses mengirimkan data,
baik audio maupun data
lainnya dalam bentuk
media cahaya. Bentuk
data dalam proses ini
merupakan data digital,
jadi proses ini
memerlukan processor
untuk melakukan
encoding dan decoding
data. Dengan
digunakannya media
cahaya, kemurniaan
kualitas data tidak akan
terganggu.
14 DANTE EFFECT CROSSOVER:
Crossover membentuk
sejumlah frekuensi untuk
tiap driver speaker
dengan tiga jenis filter :
Kapasitor, Koil (Induktor)
dan Resistor. Mari kita
lihat apa kerja masing-
masing filter ini.
15 SUB GROUP OVERLOADS:
Beban puncak atau
berlebihan pada suatu
proses pengiriman sinyal
audio.
16 DCA HPF
17 ATTACK: GROUND STACK
mengontrol kecepatan
gate bereaksi apabila
signal sudah memasuki
ambang threshold
18 RELEASE: ARRAY
menentukan seberapa
cepat gate kembali
menutup setelah sebuah
signal dibiarkan melewati
gate.
19 PANTOM: SPL:
SPL atau disebut jugan
Phantom Power adalah dengan Sound Pressure
nama panggilan untuk Level, merupakan
arus listrik 48 volt yang pengukur atau penunjuk
diperlukan untuk tingkat kebisingan suara,
membuat mic yang biasa
Condenser / Capacitor menggunakan satuan dB
bekerja. Kata "Phantom" (desibel).
yang artinya "hantu"
sangat sesuai karena
memang kita tidak bisa
melihat Power Supply
-nya. Power Supply nya
bisa ada di dalam MIXER
dan tidak membutuhkan
tambahan kabel untuk
menyalurkan nya ke
microphone.

20 PRE\POST: CANCEL
Mode “pre” adalah
untuk mengirim signal
yang terlepas dari
pengaruh fader,
sedangkan mode
“post” adalah
sebaliknya yakni
mengirim signal yang
dikirim mengikuti
pengaruh dari fader.
21 MONO\STEREO\LINK MID:

Mid Level Frequency

Frekuensi level
menengah pada audio,
biasanya berkisar antara
300 Hz dan 3 kHz.

22 MIXING CONSOLE: LOW:


menerima signal suara
tadi melalui setiap Low Level Frequency
channel-nya, kemudian
me-mix (mencampur dan Frekuensi level rendah
menyeimbangkan) untuk pada audio, biasanya
dikirimkan lagi melalui berkisar antara 20 Hz
kabel ke rangkaian power dan 300 Hz, atau lebih
amplifier. sering disebut bass.

23 CHANNEL STRIP SUB


24 HEAD PHONE: HIGH:
Untuk mendapatkan
mixing yang baik harus High Level Frequency
dilakukan tanpa
headphone, yaitu dengan Frekuensi level tinggi
mendengar apa yang pada audio, biasanya
penonton dengar. Ini berkisar antara 3 kHz dan
adalah satu-satunya cara 16 kHz, atau lebi identik
untuk mengatur suara dengan sebutan treble.
dengan benar

25 AIRY:
 luas. Terbuka. Suara
berbagai instrumen
berbunyi seakan
dikelilingi ruangan
kosong yang besar.
Reproduksi pantulan
frekwensi tinggi yg baik.
Respon frekwensi
melebar hingga 15-20
kHz.
26 BASSY:
frekwensi rendah
dibawah 200 Hz yang
dominan.
27 BLANKETED:
Nada tinggi yg lemah,
seakan selimut
diletakkan menutupi
speaker.
28 BLOATED:
Mid-bass sekitar 250 Hz
yang berlebih. Redaman
frekwensi rendah yang
buruk, resonansi
frekwensi rendah.
29 BLURRED:
Respon singkat yg buruk.
Bayangan stereo yg
kabur, tidak fokus.
30 BOOMY:
Bass sekitar 125 Hz
yang berlebihan.
Redaman frekwensi
rendah yang buruk atau
resonansi frekwensi
rendah.
31 BOXY:
Memiliki pantulan seakan
musik dimasukkan dalam
kotak. Kadang frekwensi
dominan sekitar 250 Hz
hingga 500 Hz.
32 BREATHY:
bunyi tarikan nafas yang
terdengar pada alat-alat
musik seperti flute atau
saxophone. Respon mid-
atas / treble yang baik.
33 BRIGHT:
Dominan di frekwensi
tinggi. Harmonik lebih
kuat dibanding nada
dasar.
34 CHESTY:
Suara penyanyi
terdengar seakan
dadanya terlalu besar.
Respon yang menguat
pada frekwensi rendah
sekitar 125-250 Hz.
35 CLEAR:
rileks ketika
mendengarkan musik,
detail, jelas, tidak muddy.
Respon frekwensi datar
yang lebar, respon waktu
yang tajam, distorsi serta
noise yang sangat
rendah.
36 COLORED:
berbunyi tidak seperti
aslinya. Respon
frekwensi yang tidak
datar, bergelombang.
37 CRISP:
respon frekwensi tinggi
yg lebar, khususnya
pada alat musik cymbals.
38 DARK:
 kebalikan dari bright.
Lemah pada frekwensi
tinggi.
39 DELICATE:
Frekwensi tinggi
mencapai 15-20 kHz
seakan tanpa puncak.
40 DEPTH:
Semacam perasaan
jarak (dekat sampai jauh)
dari bermacam
instrumen yang berbeda.
41 DETAILED:
Detil suara musik yang
mudah didengar;
artikulasi yang jelas.
Respon frekwensi tinggi
yang cukup, respon
singkat yang tajam.
42 HARSH:
terlalu banyak mid-atas.
Respon frekwensi antara
2-6 kHz yang kuat. Bisa
juga pergeseran fasa
yang terlalu besar pada
lowpass filter perekam
digital.
43 CLARITY
44 BOTTOM
45 PUNCH
46 MAIN
47 FULLRANGE
48 MONITOR
49 X ARRAY
50 HORNLOAD
51 FOLDED HORN
52 PARALINE HORN
53 HYBRID HORN
54 CONICAL HORN
55 TRACTIX HORN
56 TAPPED HORN
57 SYNERGY HORN
58 COAXIAL HORN:

59 EXPAND HORN
60 HORN FLARE
61 HORN AMPLIFICATION
62 BITSTREAM
63 DB:
Suatu unit untuk
menunjukkan keras
lemahnya stuan bunyi.
64 NOISE:
Suara berisik yang
meliputi desis dengan
dengung halus.

2.2.2 Teori Input, Proses, dan Output


System yang paling populer di dalam dunia sound, adalah:
1. Public Address System merupakan seperangkat audio yang dipasang pada
suatu gedung bertingkat area tertentu dengan tujuan menyampaikan
pengumuman singkat atau menandakan suatu keadaan darurat di gedung
tersebut. System ini memiliki cara kerja mendistribusikan suara diseluruh
tempat tersebut. Dilihat dari peralatannya sistem ini lebih simple dan mudah,
karena pendistribusian sinyal audionya menggunakan sistem voltage dalam
skala kecil, namun jangkauannya dapat lebih jauh dan bahkan ke beberapa
speaker. Beberapa perangkat unum pada system PA adalah speaker ceiling,
amplifier dan mixer PA.
2. Audio Recording System adalah seperangkat audio yang dilengkapi dengan
piranti rekam yang berfungsi merekam atau menyimpan suara dalam bentuk
data. Dengan kemajuan digital saat ini, recording system bisa dilakukan
dengan operasional yang lebih sederhana dengan menggunakan Digital
Audio Workstation (DAW). Semua processor yang diperlukan untuk proses
recording, mixing maupun mastering bisa menggunakan “plug-in”.
Untuk system ini diperlukan Audio Converter atau Audio Interface yang
fungsinya mengubah signal AD/DA (Analog Digital / Digital Analog). Input
yang dapat direkam secara simultan tergantung jumlah channel input dari
converter yang digunakan.
3. Sound Reinforcement adalah kombinasi dari beberapa hingga banyak
microphone, signal processors, amplifier dan pengeras suara (speaker) yang
membuat suara langsung ataupun rekaman suara terdengar keras dan
mendistribusikan suara tersebut ke tempat yang lebih besar ataupun
menjangkau pendengar dalam jarak tertentu.
System ini dapat dibuat dari yang paling kecil hingga besar untuk
menjangkau audience dengan jumlah yang banyak dalam suatu tempat yang
luas, misal: live music outdoor, konser indoor atau outdoor, House of
Worship, dsb.
Semakin besar system ini maka semakin kompleks system yang harus
dibangun, seperti crossover, equalizer, delay speaker, audio processors,
dynamic processors, dsb.
Dilihat dari segi kuantiti peralatan pun lebih banyak mulai dari puluhan hingga
ratusan microphone, audio mixing console, speaker management, power
amplifier, main speaker, compressors, limiter, gate, effect, dsb.
Semua peralatan ini disatukan menjadi sebuah sistem yang kompleks hingga
dapat menghasilkan suara yang bagus, detail, dan dapat menjangkau banyak
audience.
2.3 Video Digital dan Video Analog
2.3.1 Pengertian Video Digital dan Analog
Pengertian video digital adalah video yang proses perekamannya menggunakan
sensor / komputer/ kamera digital, hasil proses perekamannya dalam bentuk file
atau data, sedangkan video analog proses perekaman nya menggunakan film atau
lebih kita kenal dengan kaset video. Hasil akhirnya analog berbentuk kaset video.
Meskipun banyak video yang diproduksi hanya untuk platform display
digital(untuk Web, CD-ROM, atau sebagai presentasi HDTV DVD), video analaog
(kebanyakan masih digunakan untuk penyiaran televisi) masih merupakan platform
yang paling banyak diinstal untuk mengirim dan melihat video.
2.3.2 Macam-Macam Video Digital dan Analog
Video digital memiliki berbagai macam jenis, adapun jenis-jenis video
dinataranya yaitu :
- Motion Picture Expert Group (MPEG)
- FLV
- AVI (*.avi) File jenis Avi merupakan Audio Video Interleave. Yang pertamakali
diperkenalkan oleh microsoft di tahun 1992 sebagai format multimedia yang
menyesuaikan antara video dengan audio.
- Media Player merupakan player multimedia yang bisa dijadikan sebagai
plugin pada webbrowser guna memainkan format file video AVI dan MPG.
Media Player ini dikembangkan oleh Microsoft Corp
- Real Player merupakan player multimedia yang bisa dijadikan sebagai plugin
pada webbrowser guna memainkan format file suara Real Audio dan format
file video Real Video. Real Player ini dikembangkan oleh Real Networks
- Quick Time, Dibuat oleh perusahaan Apple, Banyak digunakan untuk
transmisi data di Internet.
Ada beberapa tipe / jenis video analog, secara garis besar terdapat 3 macam
koneksi yang biasa dipakai, yaitu :
1. Composite,
Composite adalah tipe koneksi analog paling sederhana, karena
menggunakan satu buah kabel. Sinyal luminance (terang-gelap) disatukan
(dicomposite) dengan sinyal warna.
2. S. Video,
Koneksi ini memiliki kualitas yang lebih baik daripada composite. Dalam S.
Video  sinyal luminance dan warna dipisah dalam kabel yang berbeda.
Biasanya dipakai pada perangkat VHS.
3. Component,
Koneksi ini adalah koneksi yang paling baik, koneksi ini memisahkan setiap
komponen warna Y-Pr-Pb. Dipakai pada perangkat video Betacam (Beta-SP)
dan DVC pro.
2.3.3 Proses Video Capture hingga Proses Penyimpanan
Analog video tersusun dari gelombang bersambung yang bervariasi, yang
dengan kata lain, nilai sinyal akan memiliki angka yang beragam tetapi terbatas
pada batas maksimum dan minimum yang diijinkan. Sedangkan digital video
ditransmisikan hanya berupa titik presisi yang dipilih pada interval dalam kurva. Tipe
sinyal digital yang dapat dipakai oleh komputer kita adalah tipe binary. Data binary
diwakili dengan angka 1 dan 0, di mana angka 1 mewakili nilai maksimum dan
angka 0 mewakili nilai minimum.
Frame Rate, ketika serangkaian gambar mati yang bersambung dilihat oleh mata
manusia, maka suatu keajaiban terjadi. Jika gambar-gambar tersebut dimainkan
dengan cepat maka akan terlihat sebuah pergerakan yang halus, inilah prinsip
dasar film,  video dan animasi. Jumlah gambar yang terlihat setiap detik disebut
dengan frame rate.
Resolusi dan Frame Size, lebar dan tinggi frame video disebut dengan frame
size, yang menggunakan satuan pixel, misalnya video dengan frame size 640×480
pixel. Kompresi Video, ketika kita melakukan transfer materi dari kaset ke
harddisk/server, atau yang biasa kita sebut capture/digitized, maka kita telah
melakukan proses kompresi video.
Proses kompresi sangat penting mengingat penanganan data digital video
membutuhkan tempat penyimpanan data (harddisk) yang sangat besar. Jika sebuah
frame membutuhkan 1 Mb, dengan standar format PAL (25 fps), apabila video
digital tidak mengalami kompresi maka dibutuhkan ruang penyimpanan sebesar 25
Mb untuk tiap detiknya dan sebesar 1,25 Gb untuk tiap menitnya,
Kompresi digunakan untuk mereduksi/mengurangi besarnya data video. Untuk
mengatur kompresi digunakan codec (compressor-decompressor). Codec adalah
program yang digunakan untuk menganalisa video dengan cara membuang data
yang tidak diperlukan. Misalnya apabila di dalam video terdapat obyek yang muncul
terus menerus maka informasi yang sama dapat diulang untuk memperkecil ukuran
file.
Dalam proses digitized atau capturing, komputer hanya mengenali informasi
digital (biner) saja, sehingga data video harus dikonversi dalam format digital
melalui berbagai koneksi.
Dalam dunia digital video, frame size disebut juga dengan resolusi. Semakin
tinggi resolusi gambar maka semakin besar pula informasi yang dimuat, berarti akan
semakin besar pula kebutuhan memory untuk membaca informasi tersebut.
Contoh :
- Untuk format PAL D1/DV berukuran 720×576 pixel,
- Untuk format NTSC DV 720×480 pixel
- Untuk format PAL VCD/VHS (MPEG-1) berukuran 352×288 pixel
- Untuk format NTSC VCD berukuran 320×240 pixel.
Diperlukan frame rate minimal sebesar 10 fps (frame rate per second) untuk
menghasilkan gambar pergerakan yang halus. Film-film yang kita lihat di gedung
bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate sebesar 24 fps,
sedangkan video yang kita lihat ditelevisi kira-kira memiliki frame rate sebesar 25
fps.
2.3.4 Jenis Format Video
Ada beberapa jenis koneksi video digital. Dalam format video digital dikenal 2
jenis koneksi, yaitu :
- IEEE 1394
Koneksi ini umum disebut dengan koneksi FireWire (Apple Computer)
atau i-Link (Sony Corporation). Koneksi ini merupakan standar koneksi yang
memiliki kecepatan transfer data sangat tinggi, karena mampu mentransfer
data hingga 400 Mbps. Konektor jenis ini sering dipakai pula untuk koneksi
hardware lain seperti scanner, harddisk eksternal serta koneksi jaringan
komputer berkecepatan tinggi.
- Serial Digital Interface (SDI)
Koneksi ini adalah koneksi yang terbaik, dipakai konsumen High-End,
Professional dan Broadcast untuk mengolah digital video format HD (High
Definition) dan SD (Standard Definition), perangkat yang menggunakan
koneksi jenis ini biasanya berharga sangat mahal dan hanya dipakai pada
industri film dan broadcast yang besar saja.
Dengan berkembangnya digital video, bukan berarti kualitas video analog lebih
rendah dari format digital. Para prosumer (pengguna professional dan broadcasting)
masih menggunakan format Betacam (Beta-SP) sebagai standar.
1. Format Analog
Salah satunya adalah VHS, S-VHS, Beta, Hi-8 , mini DV dan masih
menggunakan kaset sebagai tempat produk akhirnya. Kekurangan format
analog adalah tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Karena masih
berupa pita kaset yang terbuat dari bahan plastik dan magnetik. Karena dalam
jangka waktu lama dan tejadi berubahan suhu ruangan tentunya akan rusak
dan berjamur.
2. Format Digital
Teknologi Digital/komputer mempunyai banyak kelebihan. Beberapa file  AVI,
MOV, MPEG1 (VCD), MPEG2 (DVD), DV, MPEG4 (MP4) . File dan datanya
diperoleh dengan menggunakan kamera digital dan filenya bisa disimpan sesuai
kebutuhan. Dan cara penyimpaan data digital ini juga lebih efisien dan
cenderung aman. Hasil akhir produk digital ini berupa CD, DVD dan file
dikomputer .
2.4 Video Switcher
2.4.1 Pengertian Video Switcher
Video switcher atau ada juga yang menyebutnya dengan vision mixer adalah alat
yang digunakan untuk memilih gambar dari beberapa sumber video yang masuk ke
vision mixer untuk selanjutnya diolah, dipadukan hingga menjadi hasil yang utuh.
Sumber video di sini tidak hanya dari kamera tapi dapat juga dari sumber video lain
seperti VT,Grafis,Laptop dll.
Umumnya switcher digunakan dalam sebuah system produksi yang dinamakan
multi camera. Istilah mixer  cenderung banyak digunakan di Negara Eropa,
sedangkan switcher adalah istilah yang lebih popular di Amerika.
Video switcher atau terkadang juga dikenal sebagai vision mixer, video mixer
atau production switcher adalah suatu alat yang digunakan untuk memilih diantara
beberapa sumber video yang berbeda dan dalam beberapa hal digunakan untuk
melakukan komposisi (mix) sumber video secara bersama-sama untuk menciptakan
efek special.
Sifat ini mirip dengan cara kerja dari audio mixer. Istilah vision mixer atau video
mixer biasanya digunakan di luar Amerika Serikat, sementara di Amerika Serikat
dikenal sebagai video production switcher. Istilah video switcher banyak digunakan
di lingkungan video production, seperti studio televisi dan OB (Outside Broadcast)
Van.
2.4.2 Jenis Video Switcher
2.4.3 Manfaat Video Switcher
Sebuah vision mixer selain bisa menggunakan cara cutting (perpindahan video
tanpa efek transisi), ia juga bisa melakukan perpindahan video menggunakan efek
transisi, standart efek yang digunakan adalah efek dissolve (perpindahan video
dengan mengurangi oppacity gambar sehingga dihasilkan gambar yag transparan).
Konsep utama dari vision mixer profesional adalah input, pada dasarnya deretan
tombol dengan masing-masing tombol mewakili satu sumber video.
Fitur lain yang utama dari Vision Mixer adalah tuas transisi, juga disebut T-bar
atau Fader Bar. Tuas ini berguna untuk menciptakan efek transisi yang halus antara
dua input. Tapi kini ada juga yang telah menggunakan button “auto”. Boleh dibilang
lebih praktis menggunakan auto, cukup mengatur settingnya kita bisa dengan
mudah memindahkan atau menerapkan efek pada video tanpa Feder. 
2.4.4 Cara Pengoperasian Video Switcher
Dalam sistem video, switcher video adalah bagian dari proses. Seperti yang
terlihat pada gambar di samping, switcher video menerima masukan sinyal video
dari beberapa alat seperti kamera, VTR (Video Tape Recorder = alat perekam dan
pemutar materi berbentuk pita kaset), CG (Computer Graphic = komputer
pembangkit teks/huruf ), framesync (alat untuk mensinkronisasi sinyal video),
playout server (alat untuk memutar materi berbentuk file) dan lain sebagainya.
Semua sinyal video yang masuk ke switcher video tersebut kemudian diolah dan
keluarannya yang biasanya disebut sebagai sinyal video program terlebih dahulu
dimasukkan ke VDA (Video Distribution Amplifier) untuk sinyal video analog dan
DDA (Digital Distribution Amplifier) untuk sinyal video digital yang selanjutnya
didistribusikan ke beberapa alat, seperti ke VTR, SSD (Solid State Drive = alat
perekam berbentuk hardisk), pemancar, SNG (Satellite News Gathering), video
server, monitor, dan lain sebagainya. Switcher video umumnya dilengkapi dengan
monitor PVW (preview) yang berfungsi sebagai monitor penyangga sebelum
gambar ditayangkan, sedangkan gambar yang sedang ditayangkan dapat dilihat
melalui monitor PGM (Program).
Dalam pengoperasiannya, switcher video terbagi dua yaitu yang manual dan
otomatis, pengertian manual di sini adalah segala proses dalam switcher video
tersebut seperti perpindahan antar sumber video, transisi antara sumber video,
penambahan efek (chroma key, luminance key, linear key, DSK [down stream key],
pembuatan double atau multiple window [picture in picture]), pembuatan DVE
(digital video effect) dan lainnya dilakukan oleh operator yang biasanya disebut
sebagai switcher person.
Di beberapa stasiun tv, PD (program director) banyak yang mengoperasikan
switcher video. Untuk switcher video yang pengoperasiannya secara otomatis,
urutan dari langkah-langkah yang akan dilakukan dikumpulkan dalam suatu daftar
yang biasa disebut sebagai playlist, dalam playlist tertulis urutan jam ketika proses
akan dilakukan, sumber video yang akan diambil, efek yang akan digunakan, durasi
yang ditentukan serta time code awal dan akhir jika mengambil sumber video dari
VTR.
Switcher video yang beroperasi secara otomatis tidak memerlukan kehadiran
operator untuk segala proses yang akan dilakukan, kecuali ketika mengisi urutan
dalam playlist tersebut. Switcher video yang beroperasi secara manual banyak
digunakan di control room studio, sedangkan switcher video yang beroperasi secara
otomatis digunakan di master control room. Setiap stasiun tv bisa memiliki beberapa
studio dengan control roomnya, tapi hanya memiliki satu master control room.
Karena switcher video yang beroperasi secara otomatis hanya berada di master
control room yang berhubungan dengan on-air, maka switcher video otomatis
tersebut juga menjadi bagian dari on-air automation.
Pada prosesnya, ada tiga fungsi utama dari switcher video yaitu untuk memilih
salah satu sumber video dari beberapa sumber video yang berbeda, mencampur
beberapa sumber video sehingga menghasilkan video yang berbeda dari asalnya,
dan yang terakhir untuk membuat beberapa komposisi dari beberapa sumber video
yang ada sehingga menghasilkan efek khusus. Untuk proses pemilihan dua sumber
video secara langsung sering disebut sebagai proses “cut to”, sedangkan untuk
pembuatan komposisi gambar antara dua sumber video atau lebih, ada beberapa
proses atau istilah yang digunakan seperti dissolves, wipe, dsk (downstream
key), chromakey, luminance key, linear key dan lain sebagainya.
Switcher video (yang dalam literature bahasa inggris disebut video switcher) juga
dikenal sebagai vision mixer, video mixer atau production switcher memiliki prinsip
kerja yang hampir sama dengan mixer audio. Sinyal video yang sering digunakan
adalah composite untuk analog dan SDI (serial digital interface) untuk digital.
BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep


3.1.1 Konsep Home Studio Live Streaming
3.1.2 Peralatan yang Digunakan dalam Pembuatan Home Studio Live
Streaming
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Home Studio


4.1.1 Pengertian Home Studio
Studio adalah suatu tempat di mana seorang seniman bekerja. Studio bisa
digunakan untuk banyak hal, seperti membuat foto, film, acara TV, kartun, atau
musik. Kata ini berasal dari bahasa Latin studium, yang berarti amat menginginkan
sesuatu.
Home Studio adalah suatu tempat dimana seseorang bisa bekerja atau
membuat suatu ruangan di rumah untuk kepentingan bekerja.
4.1.2 Alat untuk Membuat Home Studio
4.1.3 Cara Membuat dan Pengoperasian Home Studio
Berikut adalah cara membuat Home Studio :
1. Persiapkan ruangan yang akan di gunakan untuk Home Studio usahakan ruangan yang
kedap suara atau jauh dari kebisingan.
2. Bersihkan ruangan yang akan di gunakan agar lebih nyaman, mungkin bisa di tambah
dengan beberapa bunga maupun hiasan dinding agar lebih menarik.
3. Jika menggunakan Laptop/ PC persiakpan untuk Mic Condenser untuk di connectkan
denmgan perangkat yang tersedia dan juga menggunakan headphone atau
semacamnya agar lebih mudah mendengarkan pembicara.
4. Jika menggunakan telephone seluler / SmartPhone gunakan headset/ semacamnya
5. Setting kamera untuk di connectkan dengan perangkat yang tersedia, namun apabila
telah menggunakan aplikasi seperti Zoom, Google Meet dan semacamnya penggunaan
kamera dirasa tidak diperlukan.
6. Perhatikan cahaya yang ada diruangan, jika redup tambahkan lighting agar tidak
terkesan redup
4.2 Live Streaming
4.2.1 Pengertian Live Streaming
Live streaming adalah konten video yang disiarkan langsung memalui internet
dimana anda tidak perlu melakukan editing dan post production. Anda hanya perlu
menyalakan kamera dan mulai merekam kapanpun anda mau.
4.2.2 Alat untuk Melakukan Live Streaming
Berikut peralatan untuk live streaming youtube dan zoom antara lain :
1. Komputer atau Laptop untuk melakukan live streaming
2. Mikrofon. Sebenarnya, kita tidak terlalu membutuhkan mikrofon jika perangkat
penangkap suara di laptop/kamera/smartphone kita sudah mumpuni.
3. Kamera untuk merekam video live kita untuk dokumentasi
4.2.3 Cara Melakukan Live Streaming
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pemaparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan makalah “Pembuatan Home Studio Pada Acara Yudisium STT Malang
Secara Live Streaming ” menyimpulkan apabila pembaca mau membuat home studio
sesuaikan dengan kebutuhan pembaca akankah untuk Webinar, Rapat, Maupun Diskusi.
5.2 Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber–sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Mohon maaf sebesar besarnya apabila informasi yang di sampaikan oleh penulis belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai