1) Audio Mixer : Suatu alat yang berfungsi sebagai penguat dan
penyeimbang dari beberapa sumber suara, menjadi satu keluaran (output) yang memenuhi kriteria untuk menjadi masukan (input) pada alat perekam. 2) Atmosfer : Suara yang diambil untuk menerangkan suasana keadaan sekitar dari suatu objek. 3) Bi Directional : Microphone yang mencegah suara dari samping, tapi sangat peka pada arah depan dan belakang. 4) Bit : Unit paling dasar yang digunakan ddalam sistem digital dari tingkat suara 5) Broadcast : Mixer yang ada di broadcast room yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio yang akan direkam atau ditayangkan secara live on air. 6) Cardioid : Bagian dari Uni Directional, mempunyai pola penerimaan suara satu arah. 7) Clipping : Sesuatu yang terjadi sewaktu amplitude suara melewati ambang batasmaksimum. Umumnya suara menjadi pecah. 8) Clip On : Jenis microphone yang bentuknya kecil, dengan posisi pemakaian mic dipasangkan pada baju atau kostum pengisi acara. Bisa dengan cara dijepitkan ataupun dengan cara ditempel. 9) Condencer : Jenis microphone yang menggunakan cara kerja dengan condensator. 10) Compressor : Alat yang digunakan untuk mengatur dynamic range suara. 11) Decibel : Suatu unit untuk menunjukan keras lemahnya suara. 12) Diapragm : Komponen inti microphone yang bekerja pada tekanan kelajuan gelombang bunyi. 13) D.I. Box : Alat yang berfungsi sebagai pendorong alat musik sebelum masuk ke mixer audio 14) DV Cam : Kaset yang dipakai oleh VTR. 15) Dynamic : Jenis microphone mempunyai diaphragm yang kecil, menggunakan prinsip kerja induksi. 16) Equalizer : Alat untuk menentukan dan mengontrol suara – suara, warna suara maupun untuk balancing 17) Feedback : Suara mendengung akibat suara yang dihasilkan masuk kembali ke sumber suara yang menghasilkan suara tersebut. 18) FOH : Front Of House yaitu mixer yang ada di depan panggung yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio yang didengar oleh penonton. 19) Hand Microphone : Yaitu microphone yang digunakan oleh pengisi acara dengan cara dipegang oleh tangan. 20) Hertz : Suatu unit ukuran untuk frekuensi atau cycles per second. 21) Hypercardioid : Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola super cardioid. 22) Input : Masukan. 23) Microphone : Suatu alat yang mengubah energi suara kepada energi listrik. 24) Monitor : Mixer yang ada dibelakang atau disamping panggung yang konsentrasinya adalah untuk melayani pembagian suara dan balancing monitor diatas panggung. 25) Multi effect processor : Alat yang dipergunakan untuk memberikan effect – effect pada suara. 26) Off – Mike : Perubahan jarak antara microphone yang digunakan dengan sumber suara sehingga sudut penerimaan tidak tepat, suara yang dihasilkanpun menurun levelnya. 27) Omni Directional : Microphone yang dapat menerima suara dari semua arah. 28) Output : Keluaran. 29) Pasca Produksi : Tahap penyelesaian yaitu kegiatan finalisasi sebuah produksi 30) Polar Pattern : Pola arah penerimaan suara dari suatu microphone. 31) Pra Produksi : Tahap perencanaan untuk menghasilkan sebuah program atau hasil karya sebelum proses produksi berlangsung 32) Produksi : Tahap melakukan produksi atau pelaksanaan dari sebuah acara. 33) Ribbon : Jenis microphone yang bekerja menggunakan ribbon foil metal. 34) Sensitivity : Besar kecilnya energy listrik yang dihasilkan oleh microphone akibat energy suara yang mengenai membran microphone. 35) Shotgun : Jenis microphone yang yang paling terarah. Berbentuk stik dengan sensitivitas yang tinggi. 36) Stereo : Penempatan data dalam 2 discrete channel. 37) Super Cardioid : Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola sub cardioid. 38) Sub Cardioid : Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola cardioid. 39) Uni Directional : Microphone yang menerima suara hanya dari satu arah saja. 40) Wired microphone : Microphone yang menggunakan koneksi kabel. 41) Wirelless microphone : Microphone nirkabel yakni microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM kecil yang terhubung kepada receivernya dalam satu sound system. 42) VTR : Video Tape Recorder yaitu alat yang berfungsi sebagai player dan atau recorder dari DV Cam
43) Acoustic / Acoustical : Gejala fisik dari suara maupun bebunyian
yang mampu didengar oleh telinga. 44) Amplifier : Peranti elektronik yang memproses dan menguatkan suara dari microphone atau dari instrument musik elektrik, termasuk gitar, untuk kemudian diteruskan ke loudspeaker atau pengeras suara. Kebanyakan dilengkapi pengatur gain, volume, dan equalizer. 45) Amplitude : Volume sebuah sinyal audio. Sebuah gelombang amplitude diukur dari jarak garis tengah. Ukuran dalam satuan dB (decibel) 46) Audio Mixer : Suatu alat yang berfungsi sebagai penguat dan penyeimbang dari beberapa sumber suara, menjadi satu keluaran (output) yang memenuhi kriteria untuk menjadi masukan (input) pada alat perekam. 47) Bar : Jarak antara satu garis birama dengan garis birama berikutnya. 48) Beat : adalah ketukan, seperti 1-2-3-4, yang biasa kita hitung ketika memainkan atau mendengar sebuah lagu. Beat membagi sebuah frasa menjadi bagian-bagian yang seragam, dimana satu beat nantinya bisa dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil bila dibutuhkan. 49) Beats Per Minute : Tempo musik yang dinyatakan dengan angka beat yang terjadi setiap 60 detik. 50) Clipping : kondisi didalam digital audio yang terjadi saat amplitude memiliki sinyal melebihi tingkat maksimum pada resolusi tertentu. Umumnya suara menjadi pecah. 51) Compressor : Alat yang digunakan untuk mengatur dynamic range suara. 52) DAC – Singkatan dari Digital to Analog Converter, yaitu hardware yang melakukan konversi audio atau video digital menjadi sinyal analog.
53) DAW : Singkatan dari Digital Audio Workstation (software yang
ditujukan untuk recording dan mixing pada Digital Audio). 54) Desibel / dB : Satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuivalen dengan sepersepuluh Bel 55) Delay : Sinyal perbedaan di mana Anda dapat melakukan editing dengan klip original dengan basic time. Dengan pengaturan interval, frekuensi dan warna suara, delay dapat dimanfaatkan dan menimbulkan efek-efek tertentu. Efek yang memiliki dasar pemanfaatan delay termasuk reverb, chorus, echo dan sebagainya. 56) Diffuser : Alat/materi yang secara umum memantulkan suara dan dipasang untuk mengurangi suatu pantulan yang terfokus, biasanya diffuser dipakai untuk menyebarkan frekuensi tertentu ke segala arah dengan rata. 57) Equalizer : Alat untuk mengubah tonal balance dari suatu spektrum suara. (Alat yg bs meng-CUT/mem-boost frequency yg diinginkan dengan Q- factor tertentu) 58) Frequency : Ukuran sebuah gelombang suara / Banyaknya getaran yang terjadi dalam jangka waktu tertentu yang diukur dengan hertz (Hz) 59) Hertz (Hz) : Putaran per detik. Sebuah pengukuran yang menjelaskan frekuensi suara. 60) Hi-Z : Singkatan dari High Impedance (impedansi 5000 atau lebih ohms). 61) Infrasonic : Frekuensi/suara dibawah batas pendengaran kita (kurang dari 20Hz). 62) Impedance : adalah hambatan, semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan yang dibutuhkan, dan makin besar volume pada DAP untuk mencapai volume pemakaian. 63) Latency : Mengukur delay diantara user input dan sound output dari sebuah computer. Latency tinggi mampu menghasilkan gema yang dapat didengar selama perekaman. Hal itu sangat mengganggu bagi musisi. Untuk mengurangi latency, gunakan soundcard dengan driver ASIO. 64) Lo-Z : Singkatan dari Low Impedance (Impedansi 500 ohms atau di bawahnya). 65) Loop : Merupakan sebuah file audio yang memiliki tempo dan informasi pitch. Anda dapat mengulang-ulang sebuah loop secara mudah dengan melakukan drag pada tepi kanan klip (pada sebuah DAW). 66) Mastering : Proses akhir audio pada medium tertentu, seperti audio CD. Proses tersebut terdiri dari bagian proses phase dengan penyamaan dan kompresi phase. 67) Microphone : Suatu alat yang mengubah energi gerak / sinyal analog menjadi energi listrik / sinyal digital. 68) Noise : Suara yang tidak dinginkan. 69) Overtones : Frekuensi –frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi dasar, dapat berkelipatan bulat atau pecahan. 70) PCM : Singkatan dari Pulse Code Modulation, yaitu standar metode yang digunakan untuk melakukan encode audio secara digital. 71) Resonansi : Bagian suara terkecil/tersingkat dari suatu bahasa. 72) Sample Rate : Merupakan angka sample per detik. Sample rate yang tinggi menyebabkan bertambahnya frekuensi sehingga dibutuhkan ruang kosong yang besar. Untuk menghasilkan frekuensi audio, sample rate harus sebesar dua kali frekuensi.
73) Sound Card : Kartu suara, adalah sebuah device hardware
computer yang memungkinkan Anda untuk melakukan play dan record audio. 74) SPL (sound pressure Level) : Level tekanan yang disebabkan gelombang suara biasa dengan satuan dB, bisa dilihat di setiap microphone (kemampuan SPL sebuah Microphone). 75) Tempo : Merupakan kecepatan ritmik musik. Diukur dengan bpm. 76) THD : Singkatan dari Total Harmonic Distortion, adalah penguat atau pra-penguat spesifikasi yang membandingkan sinyal output dari penguat dengan sinyal input dan mengukur tingkat perbedaan dalam frekuensi yang harmonis antara keduanya. Perbedaannya disebut distorsi harmonik total 77) Tracking : Proses merekam audio multitrack dan menempatkannya pada masing-masing track pada DAW 78) Ultrasonic : Frekuensi/suara diatas batas pendengaran kita (diatas 20.000 Hz) 79) VST : Singkatan dari Virtual Studio Technology, adalah format buatan Steinberg dan merupakan format dasar Cubase dan Nuendo. VST memiliki file extension : .dll. Saat ini, VST telah ‘open source’, yang berarti Bisa dibaca banyak aplikasi DAW lain seperti Logic, FL Studio, ACID Pro, dan lain-lain. Terdapat banyak software untuk mengadaptasinya agar dapat dibaca aplikasi lain seperti : Cakewalk VST Adapter (ke DX) dan FXpansion VST to RTAS Adapter. 80) Waveform : Merupakan visual dari sebuah sinyal audio, ditampilkan sebagai gelombang Amplitudo dalam DAW.