Anda di halaman 1dari 15

Perbedaan Mixing & Mastering

Banyak yang salah kaprah tentang kedua hal ini, mixing dan mastering adalah 2 hal yang
jauh berbeda meskipun lagu/Musik yang di kerjakan sama. ok penjelasan !

A. Mixing
Sesuai dengan namanya, mix = campur , mixing = mencampur. Yang di campur di sini
adalah track - track audio yang ingin di gabung, Mis : Track Gitar, Track Vokal, Track Bass,
Dan Track Drum( Biasanya track drum di pecah lagi menjadi track snare,kick,tomb,hihat,
dan overhead dll)

Apasaja yang dilakukan saat Mixing ?


- Hal paling utama dari proses mixing adalah Balancing atau menyeimbangkan volume
antar track sehingga semua track terdengar sesuai dengan yang di inginkan. bayangkan jika
anda mendengar musik yang suara kick drum menutupi track audio lainnya pasti anda
langsung menghapus musik tersebut dari kompi anda.

- Equalizing (eq-ing), jika anda mendengar misalnya suara vokal yang bergemuruh maka
disini tugas sang EQ . EQ berfungsi untuk meng-Cut dan mem-Bost frekwensi yang kita
inginkan. Proses Equalisasi dapat membentuk karakter suatu Audio menjadi yang kita
inginkan.

-Compressing , compressing adalah proses perataan suatu audio yang memiliki dinamic
range yang tinggi, Mis : Vokal pada saat bernyanyi di nada rendah maka otomatis suaranya
juga akan menjadi pelan, dan ketika dia bernyanyi dengan nada tinggi otomatis Powernya
semakin kencang sehingga dinamic range audio vokal ini menjadi naik turun. nah ini bisa di
atasi dengan proses ini

Pemberian effect, proses ini jika di andaikan pada lomba menggambar anak TK adalah
proses pewarnaan, Contohnyamisalnya vokal yang terasa kering di beri effect Reverb,
Chorus ,Delay dll sesuai selera.
(Dan lain-lainnya nanti akan di bahas )
nah, misalnya sudah selesai maka track audio yang banyak tadi kita mixdown menjadi 1
track audio Stereo untuk di Mastering :)

ok untuk Mixing sampe disini dulu, untuk lebih mendalam akan di bahas pada tahap
selanjutnya.

B. Mastering
Seusai dengan namanya , Master = induk/keseluruhan, disini hanya mengerjakan 1
Track saja dari hasil mixing yang di mixdown tadi.

Yang di kerjakan di Mastering?


Mastering itu hanya memoles, mengurangi noise secara keseluruhan , menstandarkan
volume, compresi, eq-ing dan lain lain nanti akan di bahas.

Recording
Recording adalah suatu proses untuk merekam instrument musik atau vokal
dimana prakteknya tersebut dilakukan secara direct. Contohnya ketika saat ingin melakukan take
pada gitar maka secara sederhananya gitar tersebut harus input dulu ke soundcard lalu ke komputer
atau PC
Gambar 1. Proses Produksi Sebuah Lagu

Dari gambar diatas bisa kita ketahui, bahwa proses mastering adalah langkah akhir dari proses
pengolahan sinyal audio. Setelah itu baru di duplikat dan di distribusikan. Oleh karena itulah, untuk
mempermudah proses mastering, maka data mixing harus sudah matang betul, sehingga di proses
mastering nanti tidak terlalu banyak proses. Perlu diketahui, bahwa proses mastering hanyalah
memoles hasil mixing, bukan memperbaiki data audio yang masih mentah. Proses mastering hanya
membutuhkan data track tunggal stereo dari hasil mixdown mixing. (Pembahasan tentang Recording
dan Mixing, bisa dibaca dibuku penulis yang lain yang berjudul “Digital Recording dan Internal
Mixing”).

Pada saat proses mastering, biasanya engineer mengajak klien untuk berdiskusi. Misalnya saja
mengenai masalah tingkat kekerasan suara. Karena pada saat ini ada standar baru yang berkenaan
dengan dinamika sinyal suara. Sebagai gambaran, apabila sinyal audio itu terlalu besar
amplitudonya, maka dinamikanya menjadi kecil. Hal ini bisa menyebabkan telinga pendengar menjadi
cepat lelah atau sakit. Namun apabila sinyal audio itu level amplitudonya pada saat mastering tidak
terlalu besar, maka sinyalnya mempunyai dinamika yang lebar. Telinga lebih nyaman untuk
mendengarkan. Namun efeknya, suara menjadi lebih pelan dibandingkan dengan sinyal yang
mempunyai dinamika yang kecil. Namun sesungguhnya hal ini bisa kita atasi dengan menambah
level volume pada sistem audio kita, misalnya volume pada aktive speaker atau amplifier.

Namun pada saat ini nilai dinamika banyak yang mengabaikan. Kebanyakan musisi atau engineer
hanya mengejar kerasnya suara hasil masteringnya. Sehingga rata-rata mempunyai dinamika yang
kecil. Lain dengan hasil mastering pada era 80-an, hasil mastering mereka lebih berdinamika. Bahkan
kalau kita bandingkan, terkadang hasil mastering di era 80-an sebanding dengan hasil mixing di era
sekarang. Sehingga kalau kita dengarkan lagu-lagu lama, dan kita bandingkan tingkat kerasnya
volume suaranya dengan lagu-lagu sekarang, maka lagu-lagu lama akan terasa lebih pelan.
Gambar 2. Contoh sinyal yang mempunyai dinamika lebar

Gambar 3. Contoh sinyal yang mempunyai dinamika kecil

Dari dua gambar diatas, bisa kita bandingkan antara sinyal yang mempunyai dinamika yang lebar
atau besar dengan sinyal yang mempunyai dinamika yang kecil. Sinyal yang mempunyai dinamika
yang kecil terlihat rata dan menyentuh batas layar. Sehingga perbedaan suara yang pelan dan suara
yang keras hampir tidak ada. Ini membuat telinga kita kurang bisa menikmati bagian lagu yang
lembut dan yang keras. Lain halnya dengan sinyal yang mempunyai dinamika yang besar, bisa kita
lihat adanya perbedaan amplitudo disetiap bagian lagu. Dan sinyalnyapun yang paling tinggi
amplitudonya tidak sampai menyentuh batas layar. Hal ini membuat kita lebih nyaman dalam
menikmati musik, karena adanya perbedaan dinamika pada tiap-tiap bagian lagu. Selain itu telinga
kita tidak juga tidak terlalu sakit dalam menikmati lagu tersebut.

Namun semua kembali kepada kita sendiri, seberapa keras kita menginginkan hasil mastering nanti.
Apakah yang berdinamika besar ataukah kecil. Satu yang patut kita ingat, hasil mastering kita nanti
adalah amat besar tergantung dengan data mixing yang kita terima. Kalau data mixing yang kita
kerjakan sudah bagus, maka kerja kita diproses mastering tidak akan terlalu ribet. Tetapi kalau data
mixing yang kita terima kurang bagus atau tidak sesuai harapan, maka ada baiknya kalau mixing
engineernya kita minta untuk mengolahnya lagi.
http://musisi.org/pengertian-audio-mastering/
RECORDING ITU APA SIH ?
Recording itu MEREKAM. Merekam audio.

– Apapun audio yang anda rekam ya itulah yang masuk/terekam.


– Audio yang kotor (banyak noise), ya itulah yang anda rekam.

– Audio yang bersih dan tebal, ya itu jugalah yang anda rekam dan dapat di playback lagi hasilnya.

JENIS TEKNIK RECORDING

Secara garis besar, recording bisa dibagi menjadi beberapa kategori. Menurut teknik perekaman dan menurut
alat yang digunakan. Menurut alat yang dipakai, rekaman bisa dibagi menjadi dua. Analog dan Digital. Sedang
menurut teknik perekaman, bisa dibagi menjadi teknik Live Recording dan Multi track Recording.

1. Live recording
Live recording adalah suatu teknik rekaman dimana seluruh player bermain bersama dalam suatu ruangan dan
secara bersamaan pula permainan mereka direkam ke media tertentu. Dari segi biaya, teknik ini lebih murah dari
multi track. Beberapa studio besar menetapkan tarif yang sedikit miring untuk live recording. Kelebihan dari live
recording kalo menurut saya adalah kita bisa bener-bener mendapatkan feel dan energi dari lagu yang kita
rekam. Sedangkan kelemahannya, permainan kita harus bener-bener perfect. Semua personel dituntut untuk
menguasai materi dengan benar. Soalnya dalam teknik ini, apabila salah satu personel melakukan kesalahan,
proses rekaman harus diulang dari awal. Oleh karena itu para praktisi rekaman tidak merekomendasikan teknik
ini untuk para pemula.
(+) lebih murah
(-) permainan harus perfect, apabila salah harus di ulang

2. Multi track recording


Multi track recording adalah teknik perekaman dimana masing-masing instrument direkam secara bergantian.
Teknik ini pertama dikenalkan oleh Les Paul, kalo gak salah sekitar tahun 60-an. Dalam teknik ini, playerbisa
sedikit santai karena bisa mengulang part-nya berkali-kali. Bahkan dengan keajaiban Digital multi track
recording, apabila kita melakukan kesalahan, kita gak perlu mengulang seluruh bagian. Cukup bagian yang salah
aja. Beberapa studio kecil mulai memperkenalan multi track ini buat band-band pemula yang mau ngrekam
demonya. Tentunya dengan harga yang SUPER miring!

Setelah proses rekaman multi track, kita akan memasuki satu proses yang disebut mixing. Pada proses ini,
seluruh bagian yang sudah kita rekam akan digabung menjadi satu keseluruhan. Mixing merupakan bagian yang
penting dalam proses rekaman karena ia menentukan hasil akhir rekaman kita. Mixing melibatkan beberapa
proses didalamnya. Proses tersebut antara lain: Equalizing; proses pewarnaan sound, Panning;
pengaturanstereo, dan reverberation; penambahan efek suara reverb terhadap hasil rekaman.

(+) tidak perlu diulang dari awal

3. Analog
Rekaman dengan cara analog dilakukan dengan menggunakan reel to reel tape. Sistem rekaman ini memerlukan
biaya yang besar karena alatnya sendiri juga gak murah. Reel to reel tape ini harganya ada yang mencapai 200
jutaan. Otomatis, hanya studio besar saja yang punya sistem ini. Selain harganya yang selangit, system analog ini
juga terkenal rumit dan butuh perawatan yang mahal pula. Terlepas dari system yang ribet dan harga yang
selangit, cara analog bisa menghasilkan sound lebih tebal dan hangat.
(+) sound tebal & bagus
(-) mahal dan ribet

4. Digital
Rekaman Digital adalah sistem rekaman yang secara langsung dapat mengkonversi sinyal analog dari instrument
dan vocal ke dalam format digital. Media perekaman digital ini dapat menggunakan digital recordermaupun
computer. Teknik ini jauh lebih murah dan simpel bila dibandingkan dengan sistem analog. Cukup sebuah
computer dengan soundcard yang memadai dan anda bisa langsung tancap gas. Pada awal teknik ini muncul,
praktisi rekaman mengeluhkan tentang kualitas sound rekamannya yang tipis. Tapi sekarang hal itu sudah bisa
teratasi dengan munculnya berbagai produk preamp (penguat sinyal) yang bagus di pasaran. Dewasa ini, hampir
seluruh studio rekaman baik besar maupun kecil lebih memilih digital recording. Karena harganya yang tidak
terlalu mahal, digital recording ini akhirnya mendorong orang- orang untuk membuka studio rekaman. Hanya
dengan 25 juta kita sudah bisa punya sistem ini.
(+) lebih murah dari analog, hampir semua studio memakainya
(-) butuh soundcard yang di atas rata-rata.

Standard routing signal dari INSTRUMENT/MIC ke SOUNDCARD

1. Jika menggunakan keyboard/sayanthesizer, maka langsung colok output keyboard tersebut ke soundcard. Ke
input yang bertuliskan LINE IN. Jangan colok ke input bertuliskan MIC.

2. Jika menggunakan guitar dan bass, colok output dari instrument tadi ke soundcard ke input yang bertuliskan
INSTRUMENT IN. Atau DI (Direct Injection) Atau Hi-Z input.

3. Jika menggunakan Microphone, colok out dari mic ke MIC IN.

Bagaimana kalau colok out keyboard ke MIC IN?


Overload (pecah) dan noise bung !!! Kecuali memang anda suka suaranya seperti itu.

Colok dari output Microphone ke LINE IN ?


Bunyinya akan sangat kecil. Bahkan bisa tidak ada suara sama sekali. Kalaupun dikeraskan gainnya, akan ada
noise yang lumayan.

Suara yang sudah pecah dan kotor/noisaya akan susah diperbaiki. Jadi prinsipnya, saat merekam itu harus sudah
mendapat suara yang bersih tidak noise dan tebal/Full.

SOUND PECAH DAN NOISE: LEBIH BAIK MENCEGAH DARI PADA MENGOBATI Hindari/jangan nyalakan
lampu neon/flourescent yang menggunakan trafo ballast saat recording, karena radiasielectro-magnetic nya akan
masuk dan mengganggu sinyal yang direkam. Biasanya akan ada bunyi ‘krrrrrrrrrrr’ kecil yang bercampur
dengan sinyal audio.
1. Recording – Proses pengambilan audio yang diinginkan ke dalam DAW, seperti
take vocal, gitar, bass, drum, dan lain-lain
2. Mixing – Proses pengolahan audio dari berbagai instrumen yang telah direcord
diubah dalam bentuk waveform dalam DAW yang akan diproses menjadi satu
track dengan nuansa yang diinginkan.
3. Editing – Proses mengubah masing-masing track yang diolah dalam mixing,
supaya memiliki karakter yang diinginkan.
4. ASIO (Audio Stream In/Out) – merupakan standar driver low latency, yang
diciptakan oleh Steinberg Media Technologies.
5. Amplitude – Volume sebuah sinyal audio. Sebuah gelombang amplitude diukur
dari jarak garis tengah. Ukuran dalam satuan dB (decibel)
6. Automation – Proses perekaman volume, pan, dan perubahan efek selama
mixing yang dengan sempurna menyesuaikan perubahan yang dilakukan.
7. Bit depth atau resolusi – angka yang digunakan untuk memperlihatkan
amplitude audio. Contoh resolusi 8 bit memiliki 256 level audio dan 48 dB kisaran
dinamis; resolusi 16-bit memiliki 65,536 level audio dan 96 dB kisaran dinamis.
8. Buss (Bus) – sebuah chanel dimana anda dapat memadukan bagian chanel
lainnya. Di dalam multitrack, anda dapat menggunakan bus untuk memadukan
beberapa track.
9. Clipping – kondisi didalam digital audio yang terjadi saat amplitude memiliki
sinyal melebihi tingkat maksimum pada resolusi tertentu.
10. Equalization – (EQ) yaitu proses menikkan atau menurunkan amplitude audio
dengan dasar frekuensi
11. Latency – Mengukur delay diantara user input dan sound output dari sebuah
computer. Latency tinggi mampu menghasilkan gema yang dapat didengar
selama perekaman. Hal itu sangat mengganggu bagi musisi. Untuk mengurangi
latency, gunakan soundcard dengan driver ASIO.
12. DAW – Singkatan dari Digital Audio Workstation. Software yang dipergunakan
untuk audio editing (Cubase, Protools, Sonar, dan sebagainya).
13. Mastering – proses akhir audio pada medium tertentu, seperti audio CD. Proses
tersebut terdiri dari bagian proses phase dengan penyamaan dan kompresi
phase.
14. Resample – melukan konversi suatu file audio menjadi file audio dengan sample
rate dan bit depth yang berbeda. Hati-hati dalam melakukan resample, jika
sembarangan kadang frekuensi akan berubah drastis.
15. Fade In – Proses kenaikan (volume) yang sudah disetting secara otomatis.
16. Fade Out – Proses penurunan (volume) yang sudah disetting secara otomatis.
17. Rewire – sebuah teknologi untuk menyamakan aplikasi audio, yang dibuat oleh
Properllerhead Software. Istilah ini biasa digunakan ketika kita akan
menggunakan lebih dari satu DAW secara bersamaan.
18. Sample Rate – Merupakan angka sample per detik. Sample rate yang tinggi
menyebabkan bertambahnya frekuensi sehingga dibutuhkan ruang kosong yang
besar. Penting untuk memperhatikan berapa setingan sample rate yang
digunakan saat memulai project sebuah track.
19. VST – Singkatan dari Virtual Studio Technology, adalah format buatan Steinberg
dan merupakan format dasar Cubase dan Nuendo. Sering biasa disebut VST
Plugin, dimana kita dapat menggunakan berbagai macam efek dan isntrumen
tambahan dengan format .dll untuk digunakan pada DAW.
20. Pre-amp – Alat yang berfungsi dasar sebagai penguat dan pengolah signal input
dan mengirimkan signal output ke sound card pada saaat proses recording
berlangsung. Karakter dari jenis pre-amp akan berbeda-beda hasilnya

Acoustic / Acoustical – Gejala fisik dari suara maupun bebunyian yang mampu didengar oleh telinga.
ADAT – Trademark buatan Alesis Corporation pada awal 1993, sebuah desain modul digital multitrack recording
system.
ADSR – Singkatan dari Attack, Decay, Sustain dan Release.
AES – Singkatan dari Audio Engineering Society.
Amp – 1) Singkatan dari Amplifier. 2) Singkatan dari Ampere. 3) Singkatan dari amplitude
Amplifier – Peranti elektronik yang memproses dan menguatkan suara dari microphone atau dari instrument
musik elektrik, termasuk gitar, untuk kemudian diteruskan ke loudspeaker atau pngeras suara. Kebanyakan
dilengkapi pengatur gain, volume, equalizer.
Amplitude – Volume sebuah sinyal audio. Sebuah gelombang amplitude diukur dari jarak garis tengah. Ukuran
dalam satuan dB (decibel)
Analog Recording – Perekaman menggunakan mesin tape magnet dan vinil. Perekaman tersebut memiliki
kurva yang bersambung.
ASIO (Audio Stream In/Out) – merupakan standar driver low latency, yang diciptakan oleh Steinberg Media
Technologies.
Attenuation – Mengurangi level atau level sinyal.
Audio Engineering – bidang skill yang berhubungan dengan penggunaan mesin dan equipment untuk rekaman,
audio editing, mixing, mastering dan reproduksi suara. Bidang ini mengacu pada audio, termasuk elektronik,
akustik, psychoacoustics, dan musik. Lebih lengkap, baca pada artikel Definisi Profesi Audio
Engineer/Sound Engineer
Automation – Proses perekaman volume, pan, dan perubahan efek selama mixing yang dengan sempurna
menyesuaikan perubahan yang dilakukan.
Band Pass Filter – sebuah filter yang memungkinkan frekuensi audio meneruskan tanpa perubahan.
Bar – Jarak antara satu garis birama dengan garis birama berikutnya.
Beat – adalah ketukan, seperti 1-2-3-4, yang biasa kita hitung ketika memainkan atau mendengar sebuah lagu.
Beat membagi sebuah frasa menjadi bagian-bagian yang seragam, dimana satu beat nantinya bisa dibagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil bila dibutuhkan.
Beats Per Minute – Tempo musik yang dinyatakan dengan angka beat yang terjadi setiap 60 detik.
Bit depth atau resolosi – angka yang digunakan untuk memperlihatkan amplitude audio. Contoh resolusi 8 bit
memiliki 256 level audio dan 48 dB kisaran dinamis; resolusi 16-bit memiliki 65,536 level audio dan 96 dB kisaran
dinamis.
BPM – Singkatan dari Beat Per Minute (Sebuah standar dalam perhitungan tempo musical).
Buss (Bus) – sebuah chanel dimana anda dapat memadukan bagian chanel lainnya. Di dalam multitrack, anda
dapat menggunakan bus untuk memadukan beberapa track.
CD – Singkatan dari Compact Disc.
CD-ROM – Singkatan dari Compact Disc, Read Only Memory (Compact Disc yang berguna untuk menyetor data
secara digital melalui peranti computer).
Clip – Visual individu audio, video, atau file MIDI pada multitrack.
Clipping – kondisi didalam digital audio yang terjadi saat amplitude memiliki sinyal melebihi tingkat maksimum
pada resolusi tertentu.
Codec – Singkatan dari compressor decompressor. Kompresi data yang digunakan oleh format ACM, AVI,
MPEG dan QuickTime dari analog menjadi digital pada beberapa soundcard.
CPU – Singkatan dari Central Processing Unit (Tempat beradanya otak dan system computer).
Crossfade – sebuah efek memudar dari satu audio ke audio lainnya.
D/A – Singkatan dari Digital To Analog Converter, peranti untuk merubah data angka digital (sinyal digital audio)
menjadi level voltase.
DAC – Singkatan dari Digital-to-Analog Converter, yaitu hardware yang melakukan konversi audio atau video
digital menjadi sinyal analog.
DAT – Singkatan dari Digital Audio Tape, sebuah standar dua track format tape audio digital.
DAW – Singkatan dari Digital Audio Workstation (software yang ditujukan untuk recording dan mixing pada
Digital Audio).
dB – Singkatan dari decibel, yaitu satuan pengukuran yang digunakan untuk amplitude.
DX – Atau Direct-X, adalah plug-in format standar windows yang memiliki file extension .ax atau .dll. Fitur DXi
(instrumen DX) dan automateable dikembangkan oleh Cakewalk dan merupakan format dasar software SONAR.
Bisa dibaca banyak aplikasi DAW lain seperti Cubase, Nuendo, FL Studio, Sound Forge dan lain-lain.
DC – Singkatan dari Direct Current.
Delay – Yaitu sinyal perbedaan di mana Anda dapat melakukan editing dengan klip original dengan basic time.
Dengan pengaturan interval, frekuensi dan warna suara, delay dapat dimanfaatkan dan menimbulkan efek-efek
tertentu. Efek yang memiliki dasar pemanfaatan delay termasuk reverb, chorus, echo dan sebagainya.
Destructive Editing – Proses editing (seperti cut, paste, dan proses lainnya) yang dapat mengubah data audio
asli.
D.I. – Singkatan dari Direct Injection atau Direct Input.
DSP – singkatan dari Digital Signal Processing, yaitu proses transformasi sebuah sinyal audio digital
menggunakan alogaritma yang kompleks.
DVD – Media penyimpanan optic seperti CD, tetapi dengan bandwidth dan kapasitas yang lebih besar. Film DVD
secara umum memiliki 96 khz/24-bit.
Equalization – (EQ) yaitu proses menikkan atau menurunkan amplitude audio dengan dasar frekuensi.
FFT – singkatan dari Fast Fourier Transform, sebuah alogaritma yang didasari teori Forier.
Frequency – Ukuran sebuah gelombang suara, yanga diukur dengan hertz (Hz)
Hertz – (Hz) Putaran per detik. Sebuah pengukuran yang menjelaskan frekuensi suara.
Hi-Z – Singkatan dari High Impedance (impedansi 5000 atau lebih ohms).
High Frequencies – Frekuensi audio dari 6000 Hz ke atas.
Hz – Singkatan dari Hertz (satuan frequency).
k – Singkatan dari kilo (atau sebutan untuk 1000).
K – Biasa untuk singkatan Kick Drum.
kHz – Singkatan dari kilo-Hertz.
Kick (Kick Drum) – Kata lain dari Bass Drum.
Kilo – Sebutan yang berarti 1000.
Latency – Mengukur delay diantara user input dan sound output dari sebuah computer. Latency tinggi mampu
menghasilkan gema yang dapat didengar selama perekaman. Hal itu sangat mengganggu bagi musisi. Untuk
mengurangi latency, gunakan soundcard dengan driver ASIO.
Lo-Z – Singkatan dari Low Impedance (Impedansi 500 ohms atau di bawahnya).
Loop – Merupakan sebuah file audio yang memiliki tempo dan informasi pitch. Anda dapat mengulang-ulang
sebuah loop secara mudah dengan melakukan drag pada tepi kanan klip (pada sebuah DAW).
Mastering – proses akhir audio pada medium tertentu, seperti audio CD. Proses tersebut terdiri dari bagian
proses phase dengan penyamaan dan kompresi phase.
Mic – Singkatan dari microphone.
MIDI Time Code – (MTC) merupakan metode pengiriman informasi waktu diantra device MIDI. Sebagai contoh,
Anda dapat melakukan konversi SMPTE timecode menjadi MTC untuk menyamakan control DAW tertentu
dengan video atau tape deck.
Mike – 1) Singkatan dari Michael- Singkatan yang salah untuk microphone. 2) Penempatan microphones pada
recording.
Milisecond – (ms) atau seribu detik
Miniplug – sebuah sebutan untuk plug dan jack 1/8-inchi. Sering disebut juga minijack.
Mix – Mengkombinasikan sejumlah sumber audio atau track secara bersama-sama.
Mono – Merupakan sinyal monophonic, yang hanya memiliki satu sumber suara saja.
Ms – Singkatan dari milli-seconds (1/1000th of a second)
N.A.B. – Singkatan dari National Association of Broadcasters
Negative – Lawan kata dari positive.
Non-Destructive Editing – Editing yang tidak megubah file audio dalam disk. Contoh, volume nondestruktif tidak
mengubah amplitude dari wavefrom.
NW/m – Singkatan dari Nano-Webers Per Meter (Satuan standar untuk mengukur jumlah energi magnetik).
Nyquest Frequency – disebt juga Nyquist Rate. Frekuensi itu sama dengan setengah sample rate dan
menentukan frekuensi audio yang dapat direproduksi untuk sample rate-nya.
PCM – Singakatan dari Pulse Code Modulation, yaitu standar metode yang digunakan untuk melakukan encode
audio secara digital.
Phase – merupakan posisi gelombang suara. Di dalam tampilan waveform, titik tertinggi terletak di atas garis
tengah dan titik terendah di bawah garis tengah.
Pink Noise – noise dengan sebuah spectral frequency 1/f, yang menghasilkan suara yang natural. Penggunaan
Pink Noise memungkinkan Anda untuk dapat melakukan simulasi suara seperti air hujan, angin, aliran sungai,
dan suara natural lainnya.
Plug-in – Sebuah komponen software yang dapat Anda tambahkan ke dalam software lain untuk meningkatkan
fungsi software tersebut.
Punch In – Metode perekaman yang digunakan untuk memasukan perekaman baru kedalam area spesifik
dalam waveform aktif.
Real Time – Dalam dasar computer audio, real time menunjukkan suatu fungsi yang aktif terhadap input dan
transform audio.
Recording – Proses merekam audio, lebih lengkap lihat arikel ini
Resample – melukan konversi suatu file audio menjadi file audio dengan sample rate dan bit depth yang
berbeda.
Rewire – sebuah teknologi untuk menyamakan aplikasi audio, yang dibuat oleh Properllerhead Software.
Rumah Rekam – Situs Blog yang berisi artikel, tutorial tentang recording, mixing, mastering dan berbagai
referensi untuk sound engineer
RF – Singkatan dari Radio Frequencies (Lebih tinggi dari 20,000 Hz – biasanya diatas100 kHz).
ROM – Singkatan dari Read Only Memory.
RTAS – Singkatan dari Real-Time AudioSuite, memiliki file extension : .dpm & .dpm.rsr, merupakan Format
buatan Digidesign untuk software Pro Tools. Versi non real-time-nya bernama AudioSuite. Dapat juga dibaca
oleh aplikasi lain yang mendukung DAE (Digidesign Audio Engine) seperti Logic dan Digital Performer.
Sample Rate – Merupakan angka sample per detik. Sample rate yang tinggi menyebabkan bertambahnya
frekuensi sehingga dibutuhkan ruang kosong yang besar. Untuk menghasilkan frekuensi audio, sample rate
harus sebesar dua kali frekuensi.
Sound Card – atau kartu suara, adalah sebuah device hardware computer yang memungkinkan Anda untuk
melakukan play dan recor audio.
Sound Engineer – Lihat audio engineering, dan artikel Definisi Profesi Audio Engineer/Sound Engineer
SPDIF – Singkatan dari kata Sony/Phillips Digital Interface, sebuah input – output audio digital yang
menggunakan konektor model RCA yang biasa terdapat pada sebuah alat rekam (converter/audio interface) dan
speaker multimedia standart.
Stage Monitor – Speaker di panggung untuk mendengarkan apa yang dimainkan musisi diatas panggung.
Sebuah system yang diterapkan untuk pertunjukan.
Stereo – Merupakan sinyal dengan chanel kanan dan kiri.
Stereo Image – Persepsi perbedaan antara suara dari sumber kiri dan dari suara dari sumber kanan .
Studio Recording – Dalam bahasa indonesia adalah “studio rekaman”, merupakan tempat merekam dan
mengemas karya musik menjadi audio yang dapat dan layak diperdengarkan secara luas.
Tempo – Merupkan kecepatan ritmik musik. Diukur dengan bpm.
THD – Singkatan dari Total Harmonic Distortion.
Time Code – Merupakan sebuah audio atau sinyal digital yang mensinkronkan waktu diantara beberapa device.
Sering juga disebut SMPTE and MIDI timecode.
Tracking – Proses merekam audio multitrack dan menempatkannya pada masing-masing track pada DAW
Voc. – Singkatan dari Vocal (digunakan dalam tracking rekaman).
Vox – Singkatan dari Vocal, sering digunakan dalam track rekaman.
VST – Singkatan dari Virtual Studio Technology, adalah format buatan Steinberg dan merupakan format dasar
Cubase dan Nuendo. VST memiliki file extension : .dll. Saat ini, VST telah ‘open source’, yang berarti Bisa dibaca
banyak aplikasi DAW lain seperti Logic, FL Studio, ACID Pro, dan lain-lain. Terdapat banyak software untuk
mengadaptasinya agar dapat dibaca aplikasi lain seperti : Cakewalk VST Adapter (ke DX) dan FXpansion VST to
RTAS Adapter.
Waveform – Merupakan visual dari sebuah sinyal audio, ditampilkan sebagai gelombang Amplitudo dalam DAW
Di dalam dunia musik sendiri, Audio/Sound Engineering adalah hal yang sudah tidak
asing lagi dan merupakan faktor penting di dalam sebuah konser. Apakah definisi dari
Audio/Sound Engineering itu sendiri? Audio atau Sound Engineering adalah bidang skill
yang berhubungan dengan penggunaan mesin dan equipment untuk rekaman, audio
editing, mixing, mastering dan reproduksi suara. Bidang ini mengacu pada audio,
termasuk elektronik, akustik, psychoacoustics, dan musik. Seorang Audio engineer
mahir dengan berbagai jenis media perekaman, seperti tape analog, multitrack
recorder, digital audio workstation, dan pengetahuan komputer.

Menurut Phil Ek (produser dan engineer) mendefinisikan audio engineer sebagai


berikut:

“technical aspect of recording—the placing of microphones, the turning of pre-amp


knobs, the setting of levels. The physical recording of any project is done by an
engineer… the nuts and bolts.”.

Seringkali seseorang menyalahartikan sebutan “audio engineer” dan “sound engineer”.


Istilah tersebut dapat merujuk pada orang yang bekerja dalam produksi suara dan
musik, serta seorang engineer atau insinyur dengan gelar yang merancang peralatan
profesional untuk tugas-tugas audio engineering.

Yang dimaksud dengan sound engineer yang memiliki gelar adalah individu yang
merancang simulasi akustik ruangan, membentuk algoritma untuk pemrosesan sinyal
digital, berkecimbung pada bidang komputer musik, melakukan penelitian pada suara,
dan bidang teknik canggih audio lainnya. Mereka lulusan dari sebuah perguruan tinggi
terakreditasi atau universitas, atau yang telah lulus uji kualifikasi.

Tapi saat ini sebutan ambigu tersebut tidak hanya pada sebatas titel dan non titel, tetapi
banyaknya pemakaian penyebutan nama yang berbeda untuk profesi tersebut. Seperti
di Jerman dan Italia, mereka memiliki sebutan yang berbeda untuk merujuk pada
profesi ini.

Sebagai contoh, di Jerman, mereka menyebutnya Tontechniker, Tonmeister, dan


Toningenieur.

1. Tontechniker (teknisi audio), adalah orang yang mengoperasikan peralatan


audio.
2. Tonmeister (sound master) adalah orang yang menciptakan rekaman atau
membuat komposisi musikal yang juga memiliki pengetahuan teoretis dan
praktis secara rinci hampir dalam semua aspek suara.
3. Toningenieur (audio engineer) adalah orang yang merancang, membangun dan
perbaikan alat-alat audio.
Cabang Profesi

Ada empat langkah yang berbeda untuk produksi rekaman: recording, editing, mixing,
dan mastering. Biasanya, secara professional masing-masing proses tersebut dilakukan
oleh sound engineer yang berbeda:

1. Profesi Audio Engineer dalam perekaman:

Studio engineer – seorang engineer yang bekerja dengan fasilitas studio, baik
bersama produser atau pribadi.
Recording engineer – engineer yang melakukan perekaman/recording/tracking.
Assistant engineer – biasanya ada di studio rekaman besar/profesional, bekerja
sebagai asisten dari engineer inti. Memiliki skill seperti microphone setups, yaitu
mengatur sesi rekaman dan beberapa kasus kesalahan mixing.
Mixing engineer – engineer yang me-mixing audio multitrack.
Mastering engineer – engineer yang bekerja menggunakan stereo track,
melakukan pekerjaan finishing dari proses perekaman yang dilakukan sebelum
hasil audio tersebut digandakan.

2. Profesi Audio Engineer live performance:

Live sound engineer – orang yang berurusan dengan reinforcement live sound.
Ini biasanya meliputi perencanaan dan instalasi speaker, kabel, equipment dan
mixing sound selama pertunjukan di panggung.
Monitor engineer – engineer live sound yang biasanya memiliki sistem audio
yang terpisah dari engineer FOH (Front of House) dan memanipulasi sinyal
audio secara independen dari apa yang penonton dengar, tugasnya memberikan
sound monitor untuk musisi/player yang bermain di atas panggung/stage.
Systems engineer – bertanggung jawab atas pengaturan desain sistem PA
modern yang seringkali sangat kompleks. Seorang system engineer biasanya
juga disebut sebagai “crew chief” tour dan bertanggung jawab atas kinerja dan
persyaratan pekerjaan sehari-hari anggota audio di lapangan secara keseluruhan
bersama dengan sistem FOH audio.

3. Profesi Audio Engineer yang lain:

Game audio designer engineer – pekerjaannya berkaitan dengan aspek sound


game development
Audio post engineer – orang yang melakukan editing dan mixing untuk audio
film dan televisi.

Pendidikan

Audio engineer kebanyakan muncul dari latar belakang seni, broadcasting, musik atau
elektronik. Banyak perguruan tinggi dan lembaga terakreditasi di seluruh dunia yang
menawarkan sekolah teknik audio, seperti BS (audio production). University of Miami
School of Music Frost adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang menawarkan
titel Bachelor of Music dengan studi empat-tahun untuk lulusan Music Engineering
Technology. Dalam 25 tahun terakhir, beberapa sekolah musik kontemporer telah
memulai program teknik audio, biasanya pemberian gelarnya adalah Bachelor of Music.

Di Indonesia juga sudah mulai bermunculan sekolah audio dengan biaya yang pantas
dan sebanding dengan hasilnya seperti SAE Institue, SSR, atau yang sifatnya seperti
kursus dengan harga yang lebih terjangkau seperti Musiktek, MSI, David Klein, dll.
Selain itu, banyak juga sejumlah audio engineer yang otodidak tanpa pelatihan secara
formal.

Pendapat yang lain

Apakah soundman sama dengan sound engineer? Ataukah berbeda? Jawabannya adalah
berbeda. Berdasarkan penelitian kecil independen saya, sebagian besar masyarakat
awam tidak tahu secara detail perbedaan keduanya, bahkan ada yang sama sekali belum
bisa membedakan antara kedua profesi tersebut. Jika dipersentasekan, 90% (9 dari 10)
masyarakat awam belum/tidak bisa membedakan esensi soundman dengan sound
engineer

Pada hakikatnya, sound engineer bertugas melakukan penelitian, perancangan, dan


perawatan terhadap produk sound system agar menghasilkan suara yang berkualitas.
Sedangkan soundman bertugas mengoperasikan produk sound system agar suatu acara
atau proyek live sound engineering berjalan dengan baik.

Bila dianalogikan pada kapal yang sedang berlayar, soundman ibarat nahkoda kapal
yang bertanggungjawab mengoperasikan kapal agar tetap melaju tanpa hambatan.
Bagaimana dengan sound engineer? Sound engineer ialah kapten yang
bertanggungjawab merancang segala keputusan terhadap laju kapal. Tidak hanya pada
laju kapal, kapten (baca: sound engineer) juga memiliki tanggungjawab dalam desain
kapal sebelum dilayarkan.

Kemampuan

Karena memiliki esensi yang bertolak belakang dan berbeda, soundman dan sound
engineer juga memiliki kemampuan dasar yang berbeda pula. Soundman harus
memiliki kemampuan dan teori dasar yang mumpuni untuk mengoperasikan perangkat
sound system dengan baik (dalam hal ini, tanpa gangguan teknis). Kemampuan untuk
mengatasi berbagai masalah teknis ketika sedang bertugas juga wajib dimiliki.

Bagaimana dengan sound engineer? Tentu tidak sulit menjawabnya. Jawabannya, sound
engineer dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal akurasi perhitungan dan
penelitian terhadap desain produknya. Sound engineer juga harus mampu merawat
produk-produknya agar kualitas tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai