Yunus Noice
8/1/2010
1|Page
Dasar Mixing Mastering Audio By Yunus Noice
Pendahuluan
Akhirnya selesai sudah penulisan Buku Cara Mudah Mixing & Mastering yang
kepada Allah swt dan Nabi Muhammad saw begitu juga kerabat dan sahabat-sahabat
saya dibandung, jakarta, teman Medsos yang telah membantu dalam karya tulisan dan
Literatur yang saya dapat dari pengalaman di dunia musik selama kurang lebih 20
tahun secara formal dan non formal khususnya di dunia Recording, mendorong saya
Bab 1
Pengertian Mixing dan Mastering
Mixing
Mixing bertujuan agar setiap track dalam satu lagu menjadi kesatuan yang saling
mendukung sehingga tercipta ruang 2 dimensi pada benak pendengar dan pesan lagu
sampai pendengar.
Dalam mixing kita mengatur music secara 3 dimensi :
1. Sumbu X (dimensi Horizontal)
2. Sumbu Y ( Dimensi Vertikal)
3. Sumbu Z ( Depth)
Effek yang digunakan utamanya adalah EQ, Compressor, Delay, Reverb dsb
Input dan output dari Mixing :
Input : Dataaudio Multitrack/Banyak
Multitrac k/Banyak track
Output : File Audio format .Wav atau .aiff stereo yang di sebut “Stereo Mixing”.
Mastering
Mastering berhubungan dengan 2 hal utama yaitu :
1. Balance Volume
2. Balance Frekwensi
Input dan Output dari Mastering :
Input : File Audio
Audio Stereo
Stereo Mix
Outpit : File Audio Stereo Master atau “Master”
Pra – Mixing
Mixing
Sebelum mulai mixing, anda harus :
Mengubah Data MIDI/Virtual Instruments menjadi data Audio
Mengubah data dari software yang rewire menjadi data audio
Mengubah track Midi Drum menjadi track drum dengan masing-masing instrument
drum atau kick drum terpisah dengan Snare Drum, terpisah dengan hihat dst.
I. Marker track
Harvey Fletcher dan W.A Munson adalah dua orang ahli yang meneliti respon
telinga terhadap berbagai frekwensi.
Kurva Fletcher-Munson menggambarkan bahwa manusia tidak mendengar semua
frekwensi dalam level/volume yang sama.
Ada beberapa frekwensi dimana pendengaran manusia tidak sensitive.
Sensitivitas telinga manusia itu berubah sejalan dengan perubahan sound pressure
level.
0dBFS = -12dB VU
dB FS = decibel Full Scale = Ukuran kekerasan level digital/Peak meter.
dB VU = ukuran kekerasan rata-rata audio yang sesuai dengan response
telinga/loudness di VU meter.
X. Dithering
Bab 2
Effek Nuendo
Bab 3
Frequensi dan Equalizer
Frekwensi/Frequency
Frekwensi adalah berapa getaran suatu sumber suara per detik.
Satuannya Hertz disingkat menjadi Hz. Contoh : 200Hz.
5000Hz = 5kiloHertz, lazimnya ditulis 5KHz. Biasanya disebut sebagai 5 kilo atau 5K.
Gambar Sine wave 1 Hz :
Gambar Sinewave 20 Hz :
Loudness.
Loudness adalah ukuran kekerasan suara yang dirasakan manusia.
Satuan decibel, disingkat dB.
Perbedaan 10dB pada 1KHz lebih terasa daripada 100Hz karena sensitivitas telinga
yang berbeda.
Perbedaan 2dB pada volume keras lebih terasa daripada pada volume pelan.
Frekwensi Fundamental
Adalah frekwensi dasar dari suatu sumber bunyi.
Contoh bunyi yang hanya mengandung frekwensi fundamental adalah sinewave.
Sinewave adalah waveform yang sederhana/simple.
Harmonics
Adalah frekwensi diatas frekwensi fundamental yang merupakan kelipatan 1000Hz
dengan volume yang lebih lemah daripada frekwensi fundamental.
Contoh : Tringle mempunyai harmonic di kelipatan 1000Hz.
Overtones.
Pada suara yang kompleks, bukan hanya harmonic yang ada tetapi overtones.
Overtones adalah frekwensi di atas fundamental yang tidak merupakan kelipatan
1000Hz dan bersifat tidak beraturan.
Gabungan overtones membuat karaktar suara setiap intrumen music berbeda-
beda.
Contoh : Nada A pada gitar berbeda dengan nada A pada piano karena
overtonenya yang berbeda.
Equalizer (EQ)
EQ adalah tone / frekwensi control karena anda dapat mengontrol overtones dari
suatu intrumen.
Dengan EQ, anda dapat membentuk karakter suara suatu intrumen yaitu dengan
mengurangi frekwensi yang tidak diinginkan dan menonjolkan frekwensi yang di
inginkan.
XII. Equalizer
Penamaan Frekwensi
Berikut ini adalah penanmaan berbagai frekwensi yaitu :
o 0 – 25 Hz = Sub Bass
o 25 - 120 Hz = Bass (tebal)
o 120 – 350 Hz = Low Mid (Tebal/Tumpul)
o 350 – 2 KHz = Mid (Bindeng)
o 2 – 8 KHz = Mid Hi (kejelasan vocal)
o 8 – 12 KHz = Hi (cymbal, perkusi, sibilance, nada tinggi intrumen
musik)
o 12 – 20 KHz = Hi (Kasar/tajam)
Berikut Penanamaan Frekwensi dari sumber lain :
Audio Frequencies
A list of frequencies used by things that make noises - like humans and musical instruments - but
other stuff as well. As well as the fundamental frequency most instruments have harmonics and
overtones which are noted where known. But assembling this stuff is both tedious and incredibly
difficult (it is unknown in some cases, horribly contentious in others or just buried in some obscure
place even the search engines can't find ). If you can add information use the l inks at the top or bottom
of the page to email us. The world will be grateful. That's it. Grateful. And we will acknowledge your
contribution. So your peers will know you are super smart. Which is pretty cool. Maybe.
Organ C0 (16 Hz) (some are said to be cabable of C-1 (8 Hz)) to A9 35 - 110
(7,040 KHz)
Concert Flute C4 (262 Hz) to B6 (1,976 Hz) (Some start at B3 (247 Hz))
String Instruments
Violin G3 (196 Hz) - G7 (3,136 Hz) (G-D-E-A) (or C8 (4,186 Hz?) Harmonics to 10 KHz 42 - 95
Guitar (Bass) 4 string E1 (41 Hz) to C4 (262 Hz). 5 string Bass normally starts at Harmonics up to
B0 (31 Hz) but tops out at the same C4 value. 15KHz.
Guitar (Electric) E2 (82 Hz) to F6 (1,397 Hz) (Open #6 82.407Hz, Open #1 880Hz, Unlimited!
#1 25th Fret 1,396.91 Hz (1.39 KHz) Same range as for acoustic
guitars but electric guitars have more harmonics and effects and
these can go way over 20KHz. But since you cannot hear them
(unless you claim to be an audiophile) - who cares.
Bandoneon Descant (right) side G3 (196 Hz) to A6 (1,750 Hz). Bass (left) side
C3 (131 Hz) to A5# (932 Hz)
Clarinet E3 (165 Hz) to G6 (1,568 Hz) (C7 sometimes possible (2,093 Hz)
Human Hearing 20Hz - 20KHz. Unless you spent a lot of your adolescence in a disco
in which case it is now probably squat. Audiophiles are supposed to
be able to hear above 20KHz - or perhaps they only think they can.
Over the age of 50 and most people are limited to a range of 50 Hz
to 15/16 KHz.
Hearing Humans are not uniformly sensitive to sound accross the frequency 10 - leaves in a
Sensitivity spectrum. The most sensitivity is from approximately 300 Hz to 5 breeze
KHz with a particularly sensitive spot round 2 - 4 KHz (this 20 - whisper
phenomena is described by the Fletcher-Munson curves). This 30 - quiet
means that for many instruments we can be more sensitive to the conversation
effects of the 2nd, 3rd or higher harmonics (and equivalent 50/55 - ambient in
overtones) not the fundamental. office
A doubling in sound power/energy results in a 3 dB(SPL) increase, 70 - city street
10 times power sound power/energy results in 10 dB(SPL) increase 80 - noisy office
but humans preceive 10 dB(SPL) as only double the loudness. 100 - pneumatic
drill(3m)
120 - jet take off
120 - pain threshold
Equalizer
Istilah pada EQ :
o Amplitude/volume/gain
o Boost
o Cut
o Center frequency
o Q (quality) atau Bandwidth
o Filter
Q Faktor
Q menentukan range frekwensi yang terpenngaruh (bandwidth).
Kesimpulan :
o Nilai Q besar maka range frekwensi yang terpengaruh jumlahnya kecil.
o Nilai Q kecil maka range frekwensi yang terpengaruh jumlahnya besar.
Equalizer – Filter
Filter pada WQ bertujuan untuk menyaring frekwensi tertentu pada data audio
anda.
Cut-Off frequency adalah frekwensi dimana filter mulai bekerja atau filter berhenti
bekerja (tergantung jenis filter yang digunakan).
Frekwensi instrument/vocal
Agar dapat menggunakan EQ dengan baik, kenalilah frekwensi utama dari suatu
intrumen music/vocal.
Penggunaan Equalizer
EQ bertujuan untuk :
o Menimalkan atau membuangkan karakter yang tidak diinginkan pada suatu
instrument.
o Menonjolkan karakter tertentu dari suatu instrument.
o Menempatkan setiap intrumen pada lagu anda supaya terjadi
keseimbangan / Balance frekwensi.
Tehnik EQ Sweep
EQ sweep adalah tehnik mencari frekwensi yang bermasalah yaitu :
o Aktifkan 1 center frekwensi dan boost beberapa dB dan mulai dari 20Hz,
geser pelan-pelan tombol frekwensi sampai anda menemukan frekwensi
yang bermasalah.
o Cut beberapa dB hingga tidak terdengar tidak terdengar masalah tsb.
Tehnik EQ Balancing
Tehnik menyeimbankan frekwensi dengan EQ adalah sbb :
o Balance EQ secara vertical yaitu dari low ke hight.
o Balance secara horizontal yaitu dari L-C-R.
Tips : frekwensi low pada center harus lebih domain daripada di kiri & kanan agar
frekwensi low tidak tabrakan !
Contoh kasus
Balance frekwensi antar bass, kick, vocal dan snare :
Bass : 400-800Hz suara kayu di 800-1200Hz. Bunyi fret & slap di atas itu.
Kick : 90Hz suara kulit di 2-8KHz.
Balance antara vocal & snare.
Low cut pada semua track pada frekwensi yang berbeda/sesuai kebutuhan.
Bab 4
Compressor
Compressor
Compressor digunakan untuk mengatur dynamic range suatu track.
Dynamic range adalah perbedaan antara volume yang terpelan dengan volume
yang terkeras dari suatu track audio.
Dengan volume yang terkeras dari suatu track audio.
Compressor 2
Compressor bertujuan agar volume suatu track menjadi relative stabil yaitu dengan
menurunkan level yang keras sehingga dinamika tidak ekstrem lagi.
Selain berpengaruh pada volume/level, compressor juga berpengaruh pada
distribusi frekwensi secara keseluruhan.
Transient
Transient adalah lonjakan level yang singkat di awal suatu sound.
Semakin besar transient semakin menggigit suaranya
Contoh intrumen yang ada transientnya : snare drum, perkusi, rythem gitar funk dll.
Parameter compressor
Parameter pada compressor :
o Threshold
o Ratio
o Attack
o Release
o Gain reduction
o Make up gain
Group Compression
Selain pada channel, compressor juga biasa dipasang pada Group track seperti
drum, gitar dll.
Tujuannya menjaga konsistensi level secara keseluruhan dengan setting ratio kecil
misalnya 2:1.
Jenis Compression
Ada 2 jenis Compressor :
o Single Band compressor yang mereduksi level seluruh spectrum frekwensi.
Contoh : Waves C1 Comp.
o Multi Band Compressor yang mereduksi level per bagian frekwensi (per-
band) secara terpisah. Contoh : Steinberg multibandCompressor.
Single band Compressor biasanya di gunakan pada saat mixing
Multi band compressor biasanya digunakan pada saat Mastering.
Multi band compressor bias juga digunakan pada saat mastering yaitu dipasang
pada group track.
Limiter
Limiter adalah compressor dengan ratio 10:1 atau lebih bertujuan agar level suatu
audio tidak bias melampaui level tertentu = melimit.
Loudness Maximizer
Loudness Maximizer termasuk compressor juga hanya perbedaannya :
o Compressor bekerja dengan mengubah peak level.
o Loudness maximize bekerja dengan mengubah loudness/kekerasan rata-
rata.
Loudness Maximizer biasanya digunakan padaMastering untuk menambah gain
sekeras mungkin tanpa clip.
Bab 5
Reverb dan Delay
Reverb
Reverb bertujuan mensimulasi akustik ruangan.
Dengan reverb, instrument music atau vocal yang direkam pada ruangan kecil spt
audio, dapat terdengar seolah=olah berasal dari ruangan yang lebih besar.
Reverb juga digunakan untuk membuat kesan depth atau spatiality atau
kedalaman/ dimensi dari suatu mix. Contoh Reverb :
Send FX Reverb
Parameter reverb
Parameter reverb adalah :
o Pre delay
o Room size
o Decay Time
o Damping/Filter EQ
DELAY
Penggunaan Delay
Biasanya delay digunakan sebagai send FX karena dapat mengatur berapa besar
delay dibandingkan dengan suara asli.
Setting delay adalah 100% wet apabila dipasang sebagai send FX dan seting aux
send adalah post fader.
Delay Nuendo
Send FX delay :
Send FX Delay
Parameter Delay
Delay time = waktu jeda antara bunyi suara asli dengan bunyi pantulan (dalam
satuan millisecond/ms)
Feedback = berapa lama pantulan tersebut berbunyi hingga volumenya nol
(dalam satuan millisecond/ms)
Pan = penenpatan delay dalam phantom image (antara kiri dan kanan speaker).
Gate Reverb
Apabila reverb tail terlalu panjang anda dapat men-gate reverb tail tsb
menggunakan fx gate.
Bab 6
Pra-Mixing
Pra-Mixing
Mengubah data MIDI/Virtual Instruments/ReWire menjadi data audio, termasuk
drum MIDI dipisah menjadi intrumennya masing-masing.
Membuat Marker Track, Folder Track & group Channel Track.
Membersihkan data dari masalah-masalah seperti :
o Noise
o Click & Pop
o Sibilance
o Out-of-tune/fals
o Nafas vokalis (lead & backing)
Mixing
Balance volume & pan dengan :
o Memasang VU meter pada slot 6 master out dengan mengikuti standar
kalibrasi untuk mixing yaitu 0dBFS = -12 dB VU.
o Master volume fader = 0dB full scale = 0dBFS.
o Pada bagian terkeras dari lagu, VU meter berada di daerah sekitar 0dBVU.
o Sesuaikan level monitor anda pada 77-85dB menggunakan SPL meter.
Untuk menghindari Clipping :
o Pasang Limiter di Slot 7 pada master out mixer.
o Threshold tetap di anka 0.
o Turunkan output ke -0,3dB.
Plug-in limiter yang bias dipakai :
o Limiter bawaan Cubase/nuendo (Dynamics > VSTDynamics).
o Waves L1 Ultramaximizer.
Menggunakan EQ untuk :
o Mengurangi masalah frekwensi yaitu denagan low cut semua track &
Notching pada beberapa track penting.
o Mencari karakter intrumen yang ingin di tonjolkan.
o Menempatkan setiap intrumen pada lagu anda supaya terjadi
keseimbanga/balance frekwensi.
Proses balancing frekwensi adalah membelance EQ dari Low ke High pada :
o Posisi pan center secara vertical.
o Posisi pan left (kiri) secara vertical.
o Posisi pan right (kanan) secara vertical.
Bab 7
Modulation
Distortion Overdrive
Fuzz
Automation
Adalah perubahaan suatu parameter secara dinamis di suatu track seperti volume,
pan, mute, setting insert, send & EQ.
Cara membuat automation :
o Merekam real-time
o Menggambar dengan mouse.
Agar automation melekat pada data audionya saaat di pindahkan, aktifkan
pilihan pada menu Edit > automation follow Events.
Creative FX
Noice Home Recoding
Bandung
Dasar Mixing Mastering Audio By Yunus Noice
Creative FX adalah menggunakan suatu FX secara kreatif. Contoh :
o Distorsi pada vocal.
o Flanger pada drum
o Reverb pada kick drum
o Radio/telephone FX.
o Robot voice/Cher FX
o Backward Reverb
Biasanya Creative FX di aplikasikan menggunakan FX automation agar terdengar
membosankan.
Radio / Telephone FX
Untuk mendapatkan efferk suara radio atau telephone, gunakan Equalizer dengan
membuang frekwensio low dan high sehingga hanya mid yang terdengar.
Effek ini biasanya diaplikasikan menggunakan FX automation agar tidak
membosankan.
Anda dapt meng-automasikan tombol bypass pada equalizer.
Bab 8
Mastering
Mastering
Mastering bertujuan agar lagu-lagu dalam satu album menjadi satu kesatuan yang
tak terpisahkan dari segi volume & frekwensi.
Proses utama dalam mastering adalah :
o Balance volume antar lagu
o Balance frekwensi antar lagu
Selain balance volume & frekwensi, bias juga dilakukan proses lain seperti member
sedikit reverb agar music terdengar lebih live.
WaveLab
Global Analisis
Master Section
Leveler
Dithering
Dithering adalah proses penambahan noise agar saat mengubah audio dari
sampling bit resolusi tinggi ke renda, tidak terjadi distorsi terutama pada bagian
yang volumenya mengecil/fade-out.
Contohnya, dithering digunakan saat anda mengubah audio 24-bit ke 16-bit (formt
CD audio).
Bab 9
Proses Mastering
01-M1-01-nama
lagu
Keterangan :
o 01 = urutan lagu dalam album
o M1 = mastering 1
Noice Home Recoding
Bandung
Dasar Mixing Mastering Audio By Yunus Noice
o 01 = urutan proses
o Nama lagu = proses FX yang dikerjakan
Keuntungan : mempunyai history proses mastering
Proses Mastering Lagu pertama
Pilihlah lagu yang anda anggap paling bagus untuk proses paling pertama.
Bandingkan dengan lagu referensi dan aturlah :
o Balance Frekwensi = aturlah agar terjadi keseimbangan dalam frekwensi
menggunakan EQ
o Balance Volume = aturlah agar terjadi keseimbanga dalam volume
menggunakan compressor / multiband compressor.
Render
Setiap selesai mengatur suatu FX renderlah agar file audio mencerminkan hasil FX
tsb.
Render