Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN SINGKAT

PRESONUS STUDIO
BAB 1. PENGANTAR
1.1. FITUR DAN KELENGKAPAN
PRESONUS StudioLive adalah sebuah digital mixer console untuk kebutuhan Live Performance
maupun Digital Recording.
Presonus StudioLive 16.4.2 dilengkapi dengan

 32x18 Firewire Recording dan Playback Engine


 24 bit/48KHz bit rate ADDA Converter
 16 XMAX Mic PreAmp dengan headroom tinggi / 16 Line Level Input
 2 Stereo Line Input
 FAT Channel dengan 4 band parametric EQ, Compressor, Expander/Gates, Limiter,
Channel Parameter Copy/Paste, Channel Preset Load/Recall/Save
 2 master DSP Effect Proccessor (Reverb, Delay, Recall/Save)
 Stereo Graphic EQualizer 1/3 octave (31 band)
 6 Aux Send,
 4 Subgroup
 LED Meter
 100 mm Fader Level
 Mix Scene Save/Recall
 Talkback
 Headphone + Control Room (CR) Output

CD/DVD Software (Compatible dengan OS Windows maupun Machintos) :

 Universal Controler :
Dengan mengkoneksikan Studio Live dengan komputer yang telah terinstalasi software
Universal Controler, kita dapat melakukan pengaturan semua parameter di Studio Live
melalui komputer. Kecuali GAIN Input Channel tetap dilakukan secara manual/ analog.
Semua SCENE, Parameter Fat Channel dapat disimpan (Save) ke dalam komputer,dan
bisa dipanggil lagi (Load/Recall).
Apabila menggunakan komputer dengan MAC OS, melalui fasilitas WiFi kita dapat
melakukan pengontrolan secara Wireless dengan menggunakan iPad.
 Capture (Multitrack Recording) :
Setiap 16 channel input di Studio Live secara otomatis menjadi 16 Track Recording di
Capture. Sangat mudah untuk melakukan Live Recording.
Hasil yang sudah terekam dapat di-Play Back kembali ke Studio Live, untuk selanjutnya
dilakukan Live Mixing.
 Studio One Artist :
Software Recording dengan Track yang tidak terbatas. dilengkapi dengan banyak Plug
In, Loops Library. Lebih diperuntukkan untuk kebutuhan Recording.
Tidak akan dibahas secara detail dalam buku ini.
1.2. BEBERAPA PROSEDUR
Urutan Menyalakan
Setelah semua Audio System terkoneksi dan kita sudah menganggapnya benar, termasuk
microphone, DI Box, instrumen musik dll, maka nyalakan peralatan-peralatan audio kita
dengan urutan :
 MIXER [ 1 ]
 DSP / LMS [ 2 ]
 POWER AMPLIFIER [ 3 ]
Urutan Mematikan
Adalah kebalikan dari urutan menyalakan

 POWER AMPLIFIER [ 3 ]
 DSP / LMS [ 2 ]
 MIXER [ 1 ]
Kondisional
1. Apabila anda akan mengubah, melepas, memasang tambahan pada audio system kita,
matikan terlebih dahulu POWER AMPLIFIER yang terhubung dengan jalur koneksi yang
anda rubah tersebut.
2. Apabila anda akan memasang tambahan microphone atau peralatan lain atau meng-
gantinya, tekan tombol MUTE pada Channel Mixer yang berhubungan.

Hindari CLIP atau PEAK


Clip/ Peak menunjukkan adanya sinyal atau beban yang berlebihan pada peralatan Audio
System. Clip / Peak akan terlihat atau ditunjukkan oleh LED meter pada semua peralatan Audio
System kita ; Mixer, DSP/LMS maupun Power Amp. Atau akan terdengar sebagai DISTORSI
pada bunyi dihasilkan oleh loudspeaker.
 Apabila terjadi Clip di Channel Mixer, kurangi Gain / Trim pada Channel tersebut.
 Apabila terjadi Clip di Master Out Mixer, turunkan Fader Level Master Out atau beberapa
Fader Level dari Channel-channel yang anda prediksikan menimbulkan Clip.
 Apabila terjadi Clip di Input Channel DSP, turunkan Level dari Output Mixer yang terhubung
dengan Input DSP terserbut.
 Apabila terjadi Clip di Output DSP, kemungkinan kita perlu mengatur kembali parameter-
parameter DSP ; Gain, Compressor/Limitter, HPF, LPF ataupun PEQ jika memang perlu.
BAB 2. PATCH BAY ( PENGENALAN PANEL )

16 MIC INPUT
Microphone Input dilengkapi dengan Class A XMAX Microphone PreAmp. Ultra Low Noise,
Wide Gain Control, 22dBu Headroom. Sesuai untuk semua jenis microphone ( dynamic,
condensor, ribbon, maupun tube microphone ).
Microphone Connector menggunakan XLR Connector dengan konfigurasi :
PIN 1 : Ground (Shield), PIN2 : Hot (+), PIN 3 : Cold (-)
Setiap channel dilengkapi dengan phantom power 48v. Yang digunakan untuk
memberikan tegangan tanpa arus pada piranti-piranti audio yang membutuh-
kannya, yaitu : Condenser Mic dan DI Box.
Untuk mengaktifkannya cukup dengan menekan tombol ini hingga menyala ORANGE.

LINE INPUT
Line Input Connector menggunakan TRS Balanced connector atau 1/4” Unbalanced connector.
Dengan TRS Balanced connector konfigurasinya : Tip = (+), Ring = (-), Sleeve = ground (shield).
Pada LINE INPUT PreAmp Mic tidak bekerja.

PERINGATAN : Yakinkan anda menekan tombol MUTE, menutup habis GAIN/Trim dan
mematikan 48v phantom power , pada saat anda akan memasang atau mengganti piranti
audio atau microphone yang telah atau akan terhubung dengan Channel Input Mixer

INSERT
Panel ini untuk menghubungkan Channel Input dengan External Proccessor seperti : EQ ,
Compressor, De-esser, Effect, dll. INSERT Connector menggunakan TRS Connector dengan
konfigurasi : Tip = output send ke external proccessor, Ring = return ke input channel,
Sleeve = ground.
External Proccessor Saat konektor INSERT dicolok,
input otput maka hubungan ke Mic PreAmp
akan terputus.

GAIN/ INSERT FAT


INPUT
TRIM CHANNEL

MIC
PREAMP
2 AUX INPUT
2 Stereo Input tambahan sebagai kelengkapan pada Studio Live.
Channel Left dapat berfungsi sebagai Mono Input.

4 SUBGROUP OUTPUT
Balanced Mono Output dari setiap Subgroup. Sebaiknya mengguakan TRS Connector.

6 AUX OUTPUT
Balanced Mono Output dari setiap AUX. Sebaiknya mengguakan TRS Connector.

TALKBACK MIC
Menggunakan PreAmp yang sama dengan 16 Input Mic
di 16 Channel Input yang ada. 48v phantom power
sudah selalu diaktifkan. Sehingga bisa menggunakan
Dynamic maupun Condenser Mic.

 Talkback Mic dapat diatur levelnya melalui Talkback Mic Level.


 Talkback Mic dapat didistribusikan ke Main Output
maupun ke Aux Output.
 Saat anda ingin berbicara melalui Talkback Mic, cukup tekan tombol
TALK untuk menghidupkan.
Dan tekan kembali untuk mematikan saat sudah tidak diperlukan.

MAIN OUTPUT dan MAIN OUT


Studio Live dilengkapi dengan 2 Main Output Connector : XLR dan TRS
Keduanya bersifat paralel.
Main Out Level digunakan untuk mengatur level output dari Main Out
sehingga didapatkan Level Sinyal yang Optimal.
MONO OUTPUT
Merupakan Summing / penggabungan dari Channel L-R dari Main Output
TAPE IN/OUT
Studio Live dilengkapi dengan Input dan Output RCA,
untuk dihubungkan dengan Tape Deck Player/
Recorder maupun CD/DVD Player/Recorder.
Monitor Section
 Tape Input Level dapat diatur melalui tombol 2 Track In
di Monitor Section di Top Panel. Dan pastikan tombol
TAPE telah diaktifkan (menyala ORANGE).
 Tape Out Level merupakan Routing dari Main Output,
dan bersifat POST FADER.

CR OUTPUT (CONTROL ROOM OUTPUT)


Sumber bunyi maupun Level dari CR OUT maupun PHONES diatur melalui tombol-tombol di
Monitor Section di Top Panel. Sumber bunyi yang dapat dipilih adalah Tape In, Main Out, Solo
dan sumber dari Computer melalui Firewire.

 Saat anda ingin mendengarkan / memonitor bunyi yang dihasilkan oleh Main Out melalui
loudspeaker Control Room atau Headphone anda :
 Tekan tombol MAIN pada Monitor Section hingga menyala ORANGE.
 Putar dan atur volume dari PHONES/MONITOR Level

 Apabila anda ingin memonitor/mendengar bunyi dari channel-channel tertentu yang anda
inginkan :
 Tekan tombol SOLO pada Monitor Section hingga menyala ORANGE.
 Tekan tombol PFL pada bagian CUE.
 Putar dan buka volume CUE Level.
 Tekan tombol SOLO dari Channel yang anda inginkan.

BALANCED DIRECT OUTPUT

Terdiri dari 2 (dua) buah DB25 Connector, dan masing-masing merupakan Direct Out dari
channel 1 – 8 dan 9 – 16 .
Direct Out ini bersifat POST GAIN, POST PreaAmp, PRE Fat Channel, PRE Fader.
Lebih banyak digunakan untuk kebutuhan Recording.
SPDIF DIGITAL OUT
Output Digital, sebagai Routing dari Main Output. Bersifat Post Fader.

FIREWIRE CONNECTOR
Untuk menghubungkan dengan komputer, sehingga dapat dikontrol melalui UNIVERSAL
CONTROLER, atau untuk kebutuhan Recording dengan menggunakan CAPTURE, Studio One
Artist, atau software-software recording lain.

Dapat digunakan pula untuk menghubungkan dengan Mixer Studio Live lainnya, yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah DAISY CHAIN atau CASCADE.

 Untuk recording dengan menggunakan Capture atau mengontrol dengan Universal


Controler, kita dapat meng-Cascade hingga 2 (dua) Mixer Studio Live.
 Sebagai stand alone live performance mixer, kita dapat meng-Cascade hingga 8 (delapan)
unit Mixer Studio Live.
BAB 3. CHANNEL STRIP (TOMBOL-TOMBOL CHANNEL)
CHANNEL INPUT – AUX INPUT – SUBGROUP – MAIN OUT – AUX SEND – FX SEND

CHANNEL INPUT
= ANALOG = Tekan tombol ini
TRIM / GAIN untuk segala sesuatu
mengenai Channel
yang dimaksud.

= Phantom Power 48V = Tekan tombol ini


biasa untuk mengaktifkan untuk memonitor
Condenser Mic dan DI Box PFL/AFL dari Channel
yang dimaksud.
= Apabila tombol ini diaktifkan , = Tekan tombol ini
Input akan berasal dari untuk menutup/
Firewire Computer. mematikan Channel
Dan Input Analog menjadi yang dimaksud
tidak berfungsi

AUX INPUT
Hanya memiliki tombol SELECT
dan knob ANALOG LEVEL.

SUBGROUP – MAIN OUT

= Sama seperti di atas.

AUX SEND 1 – 6

= Sama seperti di atas. = ANALOG Master Level


AUX SEND

= Post Fader / Setelah Fader.


Apabila diaktifkan, maka level send yang terkirim dari setiap channel input akan
dipengaruhi pula oleh Level Fader dari setiap channel yang bersangkutan.
Semakin kecil Level Fader, semakin kecil Send Level channel ke Aux tersebut.
Begitupun sebaliknya.

= Tekan tombol ini untuk memonitor hasil Mix dari Aux yang dimaksud.
Hasil monitor dapat didengar melalui Headphone atau Control Room.
Lihat penjelasannya di Monitor Section.

= Akan dijelaskan di Bab 6.


BAB 4. FAT CHANNEL
FAT CHNNEL adalah jantung dari Studio Live.

FAT CHANNEL dimiliki setiap Input maupun Output Channel di Studio Live Mixer yang
dilengkapi dengan tombol SELECT berwarna BIRU. Cukup dengan menekan tombol
SELECT dari channel yang diinginkan, Channel tersebut akan ditunjukkan disini
Dan anda siap untuk melakukan pengaturan parameter Fat Channel dari channel tersebut.

Yang dapat diatur atau dikerjakan melalui Fat Channel adalah :


 Phase Reverse
 High Pass Filter (HPF)
 Dynamics (Gates, Compressor dan Limitter)
 4 Band Parametric Equalizer
 Panning
 Output Assign ( Main, Sub1, Sub2, Sub3, Sub4 )
 Link / Unlink 2 channel
 Post/Pre Dynamics dan EQ ke Digital Out
 Send Level ke Aux Bus dan Effect Proccessor
 Copy/Load parameter channel
 Recall/Save parameter channel dari/ke Channel Preset
 Recall/Save Mix Scene
 Recall/Save parameter Effect dari/ke Effect Preset

Yang dapat terlihat melalui METER di Fat Channel :


 Pre Dynamic/EQ Input setiap Channel Input
 Post Dynamic/EQ dan Fader setiap Channel Input
 Gain Reduction / GR setiap Channel Input
 Output Level setiap Output Bus : Main, Subgroup 1 – 4, Aux Send 1 – 6
 Fader Locate
TABEL PARAMETER UNTUK SETIAP CHANNEL BUS

Aux Input A - B

4.1. DYNAMICS DAN EQUALIZER


Sinyal Flow yang berlangsung di dalam Fat Channel adalah sebagai berikut :

HIGH PASS FILTER

PHASE REVERSE  Membatasi frekwensi rendah


yang akan dilewatkan.
 membalik phase 1800 .  Frekwensi dibawah batas HPF
LIMITER
 aktifkan apabila terjadi yang telah ditentukan secara
Membatasi
atau terdengar adanya gradual tidak akan dilewatkan.
level output
out of phase .  Biasa diaktifkan untuk membu-
pada batas
 Atau terjadi cancellation ang pop up pada vocal/speech.
Threshold
dengan channel-channel  Membuang frekwensi rendah yang telah
lainnya. yang memang tidak diperlukan ditentukan
 Hanya ditemukan pada atau dianggap menggangu.
channel-channel input.  Sangat bermanfaat untuk Limiter =
mengatur distribusi frekwensi Compressor
saat kita melakukan mixing. dengan ratio
1: ∞
75 Hz
NOISE GATE

Membuang /tidak akan melewatkan sinyal-sinyal kecil / Ambience / Noise


Floor yang tidak diperlukan atau dianggap mengganggu.
Untuk mengaktifkan Gate, tekan tombol :
THRESHOLD
Sinyal-sinyal dibawah batas Threshold tidak akan dilewatkan.
Sinyal-sinyal di atas batas Threshold akan mampu membuka GATE dan
dilewatkan.
Berhati-hatilah menentukan batas Threshold, jika tidak maka sinyal-sinyal
atau bunyi yang seharusnya masih terdengar akan terpotong atau tidak
dilewatkan.
RELEASE
Menentukan seberapa lama GATE itu akan dibuka. Atau seberapa lama bunyi / sinyal yang
dilewatkan itu akan tetap terdengar.
Berhati-hatilah menentukan RELEASE. Usahakan bunyi tetap terdengar Natural.
Jika terlalu pendek, bunyi akan terdengar terputus-putus.
Jika terlalu panjang/lama maka noise yang sebenarnya tidak diinginkan akan menjadi
terdengar / dilewatkan.

COMPRESSOR
Untuk mengaktifkan Compressor tekan tombol
: Automatic Attack dan Release
Attack : 10 ms. Release : 150 ms.
: Soft Knee : Kompresi akan bekerja secara gradual.
Umumnya kompresi bekerja dengan Hard Knee.
THRESHOLD : Batas sinyal dimana kompresi
mulai bekerja. Atur Threshold hingga sekali-
sekali mulai terlihat adanya Gain Reduction.
Kemudian baru kita atur Ratio, Attack dan
Release.

Compressor bekerja memperkecil Dynamic Range, maka :


RATIO : Perbandingan Dynamic Range setelah dan sebelum mengalami kompresi.
Ratio tertulis sebagai 1:1 (tidak terkompres), 1:2, 1:3,......., 1:∞ (limiter)
ATTACK : Mengatur jeda waktu Compressor mulai bekerja dari saat menangkap
sinyal yang melebihi Threshold. Satuan dalam milisecond (ms)
RELEASE : Menunjukkan seberapa lama Compressor bekerja.
Satuan dalam milisecond (ms)
MAKE UP GAIN : Sinyal yang mengalami kompresi akan mengalami penurunan level.
Make Up Gain digunakan untuk mengembalikan ke Level semula
jika memang diperlukan.
4 BAND PARAMETRIC / PARAGRAPHIC
EQUALIZER
Tekan tombol untuk mengaktifkan
setiap band equalizer
 Freq (Hz) : menunjukkan frekwensi yang
akan kita atur.
 Gain (dB) : menunjukkan seberapa besar
perubahan gain yang kita inginkan pada
frekwensi tersebut. Gain= 0 dB sama saja
tidak melakukan equalisasi.

: Shelfing mode.
Lo Shelf : Frekwensi yang dipilih dan semua frekwensi dibawahnya ikut ditambah/dikurangi
gain-nya
Hi Shelf : Frekwensi yang dipilih dan semua frekwensi di atasnya ikut ditambah/dikurangi
gain-nya

130 Hz 130 Hz
130 Hz 130 Hz

130 Hz -3dB 130 Hz -3dB Lo Shelf 130 Hz +3dB 130 Hz +3dB Lo Shelf

5 KHz 5 KHz
5 KHz 5 KHz

5KHz -3dB 130 Hz -3dB Hi Shelf 5 KHz +3dB 5 KHz +3dB Hi Shelf

: Mempersempit Bandwidth .
Q adalah istilah lain dari Bandwidth.
Makin tinggi nilai Q makin sempit Bandwidth dari band EQ tersebut.

5 KHz 5 KHz
5 KHz 5 KHz

5KHz -3dB 5 KHz -3dB Hi Q 5 KHz +3dB 5 KHz +3dB Hi Q


4.2. PANNING DAN STEREO LINK
Seperti halnya Panning di mixer-mixer lain pada umumnya.

: Dengan menekan tombol ini, dua buah Mono Channel dapat di-Link menjadi
sebuah Stereo Channel. Fat Channel dari channel pertama otomatis akan ter-copy
ke channel kedua.
Namun apabila LINK ini dimatikan, maka Fat Channel dari channel kedua akan
dikembalikan seperti semula.
Namun kita hanya dapat menerapkan LINK pada channel-channel dengan aturan yang sudah
tertentu, yaitu :
Ch 1 dan Ch 2 Ch 9 dan Ch 10 Aux 1 dan Aux 2 Subgroup 1 dan 2
Ch 3 dan Ch 4 Ch 11 dan Ch 12 Aux 3 dan Aux 4 Subgroup 3 dan 4
Ch 5 dan Ch 6 Ch 13 dan Ch 14 Aux 5 dan Aux 6
Ch 7 dan Ch 8 Ch 15 dan Ch 16

4.3. OUTPUT ASSIGN


Setiap channel dari 16 Channel Input , 2 Aux Input, FX A dan FX B dapat di-assign ke output-
output : Main Out, Subgroup 1, Subgroup 2, Subgroup 3, Subgroup 4.
Setiap output dari Subgroup dapat di-assign ke Main Out.
Tekan tombol SELECT dari channel yang diinginkan. Tekan tombol Output yang diinginkan.

Tombol ini lebih diperuntukkan untuk kebutuhan recording.


Tombol ini untuk menentukan apakah sinyal yang terkirim ke computer untuk di-
record adalah sudah melewati proses di FAT Channel atau belum. (POST atau PRE).

4.4. COPY , LOAD, SAVE


Apabila anda merasa telah mendapatkan setting parameter Fat Channel yang tepat untuk
sebuah channel, dan ingin meng-COPY ke channel-channel lain, maka :
 Tekan tombol SELECT dari channel yang anda ingin meng-COPY.
 Tekan tombol COPY.
Maka tombol SELECT dari channel-channel lain akan menyala BERKEDIP
 Tekan tombol SELECT untuk memilih channel dimana anda akan meng-COPY-kan.
Maka tombol SELECT dari channel yang anda pilih akan menyala TANPA BERKEDIP.
 Tekan tombol LOAD.
Contoh : Anda ingin meng-COPY channel 1 ke channel 2,3,6,7.
 Tekan SELECT channel 1
 Tekan COPY. Maka tombol SELECT channel 2,3,4,.....,16 akan menyala BERKEDIP
 Tekan SELECT pada channel 2 , 3 , 6 , 7. Maka tombol SELECT channel 2,3,6,7 akan
menyala TANPA BERKEDIP. ● Tekan LOAD.
4.5. CHANNEL PRESET
Presonus Studio Live dilengkapi dengan 50 Channel Preset. Dan dengan mudah dapat anda
pilih dan kemudian anda LOAD ke channel yang anda inginkan.
 Tekan tombol SELECT pada channel yang anda inginkan,
 Tekan tombol LOAD.
 Di Layar akan tampil pilihan CHANNEL PRESET.
 Pilih Preset yang akan kehendaki.
 Tekan tombol RECALL ( ada di bawah layar )

Sebaliknya, apabila anda ingin menyimpan Fat Channel dari salah satu channel dengan maksud
suatu saat dapat anda panggil kembali, itupun sangat mudah.
 Tekan tombol SELECT channel yang dimaksud
 Tekan tombol SAVE.
 Di layar akan tampil pilihan CHANNEL PRESET
 Pilih nomor preset yang dikehendaki.
Studio Live menyediakan 49 preset kosong ( P51 – P99 ).
 Tekan panah NEXT, dan anda dipersilakan untuk memberi nama pada PRESET anda.
TAP = Space Bar
 Setelah anda yakin, tekan tombol STORE ( ada di bawah layar ).
 Saat proses menyimpan, tombol STORE akan menyala berkedip, sampai proses
penyimpanan selesai.

Channel Preset Library

51 – 99. EMPTY USER PRESET


4.6. METERING

Fasilitas METER dapat anda pergunakan


untuk memonitor sinyal Input maupun Output.
Cukup tekan salah satu dari tombol pilihan METER yang diinginkan.

INPUT : Meter channel 1 – 16 menunjukkan level sinyal input channel 1 – 16 sebelum


proses fat channel dan sebelum fader (PFL = PRE FADER LEVEL).
Sangat penting untuk mengatur GAIN SETTING.
OUTPUT : Meter channel 1 – 16 menunjukkan level sinyal input channel 1 – 16 setelah proses
fat channel dan setelah fader (AFL = AFTER FADER LEVEL).
Sangat penting sangat kita melakukan MIXING.
AUX : Meter channel 1 , 3 , 5 , 7 , 9, 11 , menunjukkan level output dari AUX 1,2,3,4,5,6.
Meter channel 13 dan 15 , menunjukkan level output EFX A dan EFX B
GAIN REDUCTION : Meter channel 1 – 16 menunjukkan Gain Reduction channel yang
bersangkutan. Sangat berguna untuk memonitor kerja Dynamics ( Gates
dan Compressor ) dari channel tersebut.
Gain Reduction ditunjukkan oleh LED Meter berwarna MERAH dengan
arah menuju ke bawah.
FADER LOCATE : Digunakan untuk mengeset/ mengatur ulang posisi FADER ke posisi
dimana telah tersimpan dalam Automation bersama dengan Mix Scene.
Cukup gerakkan FADER sehingga LED Meter di semua channel hanya
menunjukkan satu garis di tengah.

METER MASTER SECTION


LVL = Sinyal Input ( PFL ) dari Selected Channel.

GR = Gain Reduction dari Selected Channel.


( dijelaskan di Bab 5.1. Dynamics )

SUB 1 – SUB4 = AFL dari Subgroup 1 – 4 .

Main = AFL dari Main Output.


BAB 5. AUX SEND dan FX SEND
Cara mengirim sinyal dari Channel Input ke AUX Bus :

 Tekan tombol atau dari AUX Bus yang dimaksud

 Maka tombol-tombol FAT Channel ini akan berfungsi sebagai Send Level dari setiap
Channel Input ke AUX Bus yang dimaksud.
 Putar tombol-tombol ini hingga tercapai Level Send yang diinginkan dari setiap Channel.
 Meter FAT Channel akan menunjukkan Level Send yang anda kehendaki.

Dua buah Aux Bus yang berurutan dapat kita ubah menjadi sebuah STEREO AUX , dengan
mengaktifkan tombol LINK dari AUX tersebut ( dibahas di Bab 5.2 ).

 Pada sebuah STEREO AUX, maka tombol akan berubah fungsi sebagai
pengatur Panning ke AUX yang dimaksud.
 Dan tombol-tombol FAT Channel-pun akan berganti fungsi menjadi Panning dari setiap
Channel Input ke Aux tersebut.
 Meter FAT Channel akan menunjukkan Panning Channel Input 1 – 16 ke Aux tersebut.
 Mengirim sinyal ke FX A dan/atau FX B , atau mengatur seberapa besar Effect Reverb/
Delay yang akan diberikan ke setiap Channell 1 – 16, adalah sama dengan mengatur
pengiriman ke Aux 1 – 6.

 FX A dan FX B dilengkapi dengan tombol


maka kita dapat mematikan Reverb/Delay sewaktu-waktu saat kita tidak memerlukannya.

= POST FADER : Send Level ke Aux atau FX


dipengaruhi oleh Fader Level dari channel yang
bersangkutan. Apabila Fader Level kita turunkan,
maka Send Level ke Aux atau FX yang dimaksud-
pun akan berkurang juga.
= Setiap Channel Aux maupun FX juga dilengkapi
dengan FAT Channel ( Dynamics dan EQ ).

= Master Level Output AUX / FX Channel.


BAB 6. FX MENU
Presonus Studio Live dilengkapi dengan 2 digital Effect Proccessor : FX A dan FX B.

Page 1. Memilih Preset FX.


 Tekan tombol untuk masuk ke menu FX.
Maka layar akan menunjukkan tampilan seperti di
samping ini (Page 1: Quick View).
 Tekan PREV / NEXT untuk memindah kursor.
 Putar knob VALUE untuk memilih Preset FX.
 Setelah anda memilih Preset FX yang diinginkan,
tekan
 Tekan tombol PG UP/PG DN untuk berpindah ke
PAGE /halaman menu selanjutnya.

Page 2 dan 3. FX Edit Menu


 Pindahkan kursor ke Type Field.
 Putar knob VALUE untuk mengganti Type FX
 Setelah anda yakin dengan pilihan type FX , tekan
RECALL.
 Tekan PREV / NEXT untuk memindah kursor ke parameter-parameter lain yang akan di-edit.
 Tekan tombol PG UP/PG DN untuk berpindah ke PAGE /halaman menu selanjutnya.

 Secara umum, Effect terbagi menjadi 2 (dua) type, yaitu : Reverb dan Delay.
Beberapa type Reverb : Ambience, Room, Hall, Plate.
Beberapa type Delay : Mono Delay, Filter Delay, Stereo Delay, Ping Pong.
 Beberapa Parameter REVERB :
Decay : Seberapa panjang / lama reverb berlangsung. Satuan dalam second/detik.
Untuk kebutuhan musical, decay reverb umumnya adalah 1 – 3 detik.
Predelay : Jarak antara akhir bunyi asli dan awal terjadinya reverb.
Satuan dalam milisecond.
 Beberapa Parameter DELAY :
Time delay : Jarak antara awal bunyi asli dan awal terjadinya delay. Satuan : milisecond.
Time X : Nilai dari ketukan sebagai referensi tempo. Secara musikal , pada dasarnya
ketukan memiliki harga not 1/4. Maka perhitungannya menjadi :
not 1/4 : X = 1.00, not 1/8 : X = 0.50, not 1/2 : X = 2.00

 Untuk mengatur Time Delay cukup dengan menekan mengikuti / menyesuaikan

dengan tempo musik. Sehingga kita dapat mengatur Time Delay secara Real Time.
Page 4. Mengirim FX A dan FX B ke AUX BUS
 Pada halaman ini, pindahkan kursor dengan
menekan tombol PREV/NEXT.
 Putar knob VALUE , hingga di layar bawah muncul
tanda panah ke bawah. menunjukan bahwa FX yang
dimaksud telah terkirim ke AUX BUS yang diinginkan.

TIPS DAN TRICK :

Karena level FX yang terkirim Aux Bus akan sama dengan level yang terkirim ke Main Out,
maka apabila kita menginginkan level yang berbeda diantara keduanya, yang dapat kita
lakukan adalah tidak meng-assign FX tersebut ke Main Out melainkan ke salah satu
Subgroup. Sehingga kita dapat mengatur level FX ke Main Out melalui Fader Level dari
Subgroup tersebut.

Page 5 dan 6. FX Store


Apabila anda telah melakukan editing pada FX yang ada, dan anda ingin menyimpannya, maka
pada halaman ini yang harus anda lakukan adalah :
 Pindahkan kursor ke nomor preset.
 Putar knob VALUE untuk mengganti/mencari nomor
preset dimana anda ingin menyimpannya.
 Tersedia Preset kosong : F51 – F99
 Pindah kursor ke Name Field, dan anda dapat memberi nama Preset FX baru anda.
 Putar knob VALUE untuk mengganti huruf.
 Tekan PREV/NEXT untuk berpindah ke posisi huruf selanjutnya/sebelumnya.
 Tekan TAP untuk Spasi.
 Setelah anda yakin, tekan STORE.

PRESET FX LIBRARY
BAB 7. SCENE.
Semua parameter Fat Channel dari setiap channel, parameter FX, semua level send ke semua
Aux maupun FX, termasuk Fader Level dari semua channel baik Input maupun Output,
kesemuanya akan tersimpan / termemory dalam sebuah SCENE.

Untuk masuk ke SCENE Menu, cukup tekan tombol


SCENE pada Master Control di bawah layar.

SCENE STORE :
Setelah masuk ke menu Scene, untuk menyimpan
Scene kerja anda,
 Tekan tombol STORE.
 Pindahkan kursor ke Scene Number Field.
 Pilih dan cari nomor Scene dimana anda ingin menyimpan Scene anda saat itu.
 Pindah kursor ke Name Field, dan anda siap untuk memberi nama Scene anda.
VALUE untuk mengganti huruf, PREV/NEXT untuk memindah kursor, TAP untuk Spasi.
 Setelah anda yakin dengan semuanya, tekan sekali lagi tombol STORE.
Tombol STORE akan berkedip sesaat, hingga selesai proses penyimpanan.

o Scene S1 adalah Scene Factory Default. Maka anda harus memilih Scene selain S1
untuk menyimpan Scene anda.
o Yang tidak ikut termemory ke dalam Scene adalah semua yang masih bersifat ANALOG,
yaitu : Gain/Trim Channel , Master Level AUX, Mater Level FX, Level Aux In A-B.
o Studio Live akan melakukan AutoStore. Akan terlihat dengan berkedipnya tombol
STORE secara periodik.
Walaupun anda mengalami putus hubungan listrik ke mixer Studio Live anda, maka
saat hidup kembali, mixer Studio Live anda akan tetap pada kondisi sebelum dia mati.
o Namun tetaplah jangan lupa untuk melakukan prosedur penyimpanan tersebut di atas.

SCENE RECALL :
Apabila anda ingin memanggil kembali SCENE yang
telah/pernah anda simpan :
 Tekan tombol SCENE.
 Pindahkan kursor ke Scene Number Field.
 Putar knob VALUE untuk mencari nomor/nama Scene nyang diinginkan.
 Yakinkan semua parameter diset : Yes
PREV/NEXT untuk memindah kursor, knob VALUE untuk mengubah Yes/No.
 Setelah yakin, tekan tombol RECALL .
BAB 8. SYSTEM MENU
 Tekan tombol SYSTEM untuk masuk ke System Menu.
 Tekan PG UP / PG DN untuk berpindah halaman dalam System Menu.

Page 1. LCD Contrast Page 7. Firmware Update

Page 2. Aux Pre


Mengubah kondisi Pre di setiap Aux Send 1 – 6, FX A/FX B.
o Pre 1 : Pre Compressor, Pre EQ, Pre Limiter, Pre Fader
o Pre 2 : hanya Pre Fader

Page 3. Digital menu. Page 4. Gate Type.

Mengubah type Gate : Noise Gate atau Expander.


Page 5. Lockout.
Studio Live dapat mengunci beberapa fitur yang ada,
sehingga tidak semua orang dapat mengoperasikannya.
Untuk menjalankan fitur LOCK ini, Studio Live diatur
melalui UNIVERSAL CONTROL.
Page 6. Main GEQ
Studio Live 16.4.2. dilengkapi dengan Stereo Graphic
Equalizer 1/3 octave , 32 band terpasang di Main Out.
Pada posisi ini, knob-knob Fat Channel berubah fungsi
menjadi level setiap band dari GEQ.

Saat kita mengubah Nomor Band/ Freq GEQ di layar LCD, maka kursor di LED Meter pun akan
berpindah sesuai dengan Band/Freq yang dimaksud.
Demikian pula, apabila kita memutar salah satu knob Fat Channel, maka parameter Band , Freq
dan Gain yang kita ubah akan ditampilkan di layar LCD.
BAB 9. CASCADE / DAISY CHAIN.
Kita dapat menggabungkan lebih dari satu Studio Live menjadi sebuah kesatuan mixer console
dengan menggunakan koneksi firewire. Cukup dengan menghubungkan satu mixer Studio Live
dengan mixer Studio Live lainnya dengan menggunakan kabel firewire. Penggabungan ini lebih
dikenal kemudian dengan istilah : CASCADE atau DAISY CHAIN.
Maximal banyaknya Studio Live yang dapat digabungkan dalam sebuah Cascade/Daisy Chain
adalah 8 (delapan) buah.

Dalam sebuah Cascade/Daisy Chain, yang akan tergabung menjadi satu adalah :
MAIN OUT, AUX SEND 1 – 6, SUBGROUP OUT (optional).
Apabila kita menggabungkan 2 (dua) buah Studio Live 16.4.2. dalam sebuah Cascade, maka
kita memiliki sebuah Mixer Console dengan : 32 channel input, 4 aux in, 6 aux send, main out,
4 subgroup.
Apabila kita menggabungkan 3 (tiga) buah Studio Live 16.4.2. dalam sebuah Cascade, maka
kita memiliki sebuah Mixer Console dengan : 48 channel input, 6 aux in, 6 aux send, main out,
4 subgroup.
Dan seterusnya.

CARA SETTING CASCADE/DAISY CHAIN.


Setelah semua Studio Live yang kita inginkan telah terhubung dengan kabel firewire, tekan
tombol SYSTEM, untuk masuk ke SYSTEM MENU.

 Pindahkan kursor ke Firewire Link ID


 Untuk Studio Live yang akan dijadikan
MASTER, set Firewire ID = 1

 Untuk Studio Live sebagai SLAVE,


set Firewire ID > 1 ( 2, 3, 4, dst )
 SubGroup Merge ON = Subgroup Out dari
semua Cascade akan digabung.
 SubGroup Merge OFF = Subgroup Out dari
masing-masing Studio Live dalam Cascade
akan berdiri sendiri-sendiri
BAB 10. FIREWIRE SENDS DAN RETURNS
Apabila kita menghubungkan Studio Live Mixer ke komputer melalui kabel dan konektor
Firewire, maka akan berlangsung adanya Firewire Sends dan Firewire Returns.

Firewire Sends : Data yang dikirim dari Studio Live mixer ke komputer.
Firewire sends 1 – 16 : Data yang berasal dari Channel Input 1 – 16.
Data audio yang terkirim ke komputer ini dapat kita atur bersifat
POST atau PRE - Fat Channel EQ & Dynamics.
Dengan mengaktifkan tombol ini (menyala kuning), maka data yang
terkirim dari Channel yang bersangkutan akan bersifat POST EQ &
Dynamics ( sudah melalui proses Fat Channel EQ & Dynamics ).
Apabila tombol ini di-nonaktifkan (tidak menyala), maka data yang
terkirim dari Channel yang bersangkutan hanya bersifat POST TRIM
dan PRE EQ & Dynamics ( tidak melalui Fat Channel EQ & Dynamics ).
Semuanya bersifat PRE FADER.
Firewire sends 17 – 32 : Data yang berasal dari 8 stereo channel yang dapat diatur melalui
aplikasi software UNIVERSAL CONTROL.
Setiap 8 Stereo Out dapat di-routing ke :
 Main Out LR  FX A Return
 Subgroup 1 & 2  FX B Return
 Subgroup 3 & 4  Aux In A
 Aux Send 1 & 2  Aux In B
 Aux Send 3 & 4  Talkback L/R
 Aux Send 5 & 6  Tape In
Setiap Stereo Channel di atas, dapat diubah menjadi 2 (dua) buah
Mono Channel, diatur di software recording yang digunakan.

Firewire Returns : Data yang dikirim dari komputer ke Studio Live.


Dengan mengaktifkan tombol ini ( menyala kuning ), maka Channel
Input yang bersangkutan akan menjadikan Firewire Returns yang
berasal dari komputer sebagai sumber input, dan mengabaikan input
analognya ( Mic Input / Line Input menjadi tidak berfungsi ).
 Saat kita menggunakan aplikasi Capture, secara otomatis Track 1-16 akan terhubung
dengan Channel Input 1-16.
 Saat menggunakan aplikasi lain, maka kita perlu mengatur Firewire Returns melalui aplikasi
UNIVERSAL CONTROL.
 Apabila anda ingin mendengarkan audio dari yang berasal dari komputer melalui Firewire
Returns 17-18, tanpa mengganggu Channel Input 1-16,

cukup tekan / aktifkan tombol yang ada di Master / Monitor Section.


BAB 11. UNIVERSAL CONTROL
Analog2Digital – Digital2Analog Controler
Universal Control memiliki 2 (dua) windows : Launcher Window dan Device Window

11.1. LAUNCHER WINDOW

Sample Rate :
Saat berdiri sendiri (stand alone) atau terhubung dengan
komputer, kita dapat mengatur sample rate Studio Live
menjadi 44.1 KHz atau 48 KHz.
Kita dapat men-set sample rate ke nilai lebih tinggi yang tersedia ( 88.2 KHz dan 96 KHz ),
apabila kita menggunakan Aplikasi Recording yang mampu bekerja pada sample rate tinggi.
Makin tinggi sample rate, akan menghasilkan kwalitas audio yang lebih baik. Namun akan
menambah pula file size dan pemakaian memory dalam proses recording.
Catatan : Saat anda melakukan pengubahan Sample Rate, atau saat mulai terhubung dengan
komputer, semua aliran audio akan tertutup sejenak, selama 2 (dua) detik.

Buffer Size ( hanya untuk PC ) :


Buffer Size bekerja pada proses konversi Analog ke Digital
dan Digital ke Analog. Lebih diperuntukkan bagi kebutuhan
recording.
Makin tinggi buffer size, makin meningkatkan System
Performance, namun akan menambah Buffer Latency.
Buffer Size 512 samples akan menghasilkan Latency 11-12 detik. Saat proses perekaman
gunakan Buffer Size yang lebih kecil. Gunakan buffer size yang lebih tinggi saat proses mixing.

Normal : Buffer input dan output, keduanya akan


seiring dengan perubahan buffer size.
Safe Mode 1-3 : Buffer input dan output akan ditambah
untuk mencapai kondisi yang lebih stabil.
11.2. LAUNCHER WINDOW SETUP
Close Window : Hanya menutup Launcher Window.
Show All Devices : Membuka Device Window dari
semua kelengkapan yang terhubung melalui firewire.
Close All Devices : Menutup semua Device Window.
Quit : Keluar dari Universal Control.

Check Firmware :
Universal Control dilengkapi dengan Auto Update Firmware.
Lakukan langkah ini saat setelah anda melakukan Update
Firmware, atau saat anda menghubungkan komputer anda
dengan Studio Live baru.
Secara otomatis Studio Live anda akan menjalani proses
update firmware.

Run at Startup :
Universal Controler akan otomatis terbuka saat anda melakukan booting awal komputer anda.
Alaways On Top :
Launcher Window akan selaluditampilkan di posisi paling atas diantara window-window
aplikasi lainnya.
WDM SETUP : dibahas pada bab tersendiri

11.3. DEVICE WINDOW


Tekan ICON ini untuk masuk ke ke masuk ke window
AUXULIARY INPUT ROUTER

Seperti telah dibahas di bab sebelumnya,


bahwa kita dapat mengatur routing dari
8 stereo channel bus dan input sebagai
tambahan dari 16 channel input, yang
sebelumnya kita bahas sebagai Firewire
Sends 17-32. Semua ini dapat kita atur melalui Universal Control , Auxiliary Input Router.

Dengan Auxiliary Input Router, kita juga dapat menentukan bus


tertentu bagi S/PDIF Output. Demikian pula, saat kita mengguna-
kan aplikasi Capture, kita juga dapat menentukan bus yang akan
dipakai untuk merekam Track Stereo Mix yang kita inginkan.
Contoh pengaturan Auxiliary Input Router.

11.4. WDM SETUP ( hanya untuk PC )

Device Channel 1-16 = Studio Live Channel 1-16.


Device Channel 17-18 = Studio Live 2 Track In LR.
Secara default, WDM Out 1-2 (output Front Left Right) terhubung dengan Studio Live Ch 1-2.
Apabila anda menginginkan playback dari komputer tidak memakai channel input 1-16 dari
mixer Studio Live, anda dapat memindahkannya ke Device Channel 17-18, yaitu ke Studio Live
2 Track In LR.
Dengan cara : - Klik WDM 1, lalu drag ke Device Channel 17. Studio Live 2 Track In L.
- Klik WDM 2, lalu drag ke Device Channel 18. Studio Live 2 Track In R.
Sekarang anda dapat membunyikan playback dari komputer melalui Studio Live 2 Track In.
Jangan lupa mengaktifkan tombol yang ada di Master/Monitor Section, yang
menunjukkan bahwa 2 Track In mengambil sumber dari Firewire Returns 17-18.

Apabila anda ingin melakukan proses Dynamics dan EQ , atau anda ingin mengirim ke Aux
send untuk kebutuhan monitor secara individual pada playback dari komputer, maka anda
harus mengirim WDM 1-2 ini ke Channel Input 1-16 ( Device Channel 1-16).
Aktifkan tombol dari channel yang bersangkutan.
11.5. STUDIO LIVE _ KONFIGURASI MAC OS.
Di komputer MAC anda, buka : Mac HD / Aplications / Utilities / Audio MIDI Setup
dan ikuti langkah-langkah berikut ini.

Pilih : Presonus FireStudio


sebagai Default Input dan Output

Pilih : Configure Speakers

Pilih jenis Stream yang diinginkan.


 Stream 1 = Channel Input 1 - 16
 Stream 2 = 2 Track In ( channel 17-18)

Pilih konfigurasi speaker yang diinginkan

 Pilih Device Channel untuk setiap


speaker yang diinginkan.
 Stelah selesai dan anda yakin, tekan
APPLY.
BAB 12. UNIVERSAL CONTROL
VSL – VIRTUAL STUDIO LIVE
VSL adalah aplikasi kontrol sekaligus editor dan library bagi Studio Live Mixer.
Saat terhubung dengan Studio Live akan terjadi komunikasi dua arah.
Apa yang anda ubah atau atur di VSL akan langsung terproyeksikan juga di Studio Live.
Demikian pula sebaliknya.
VSL Browser :
VSL Browser ada di sisi kanan
layar.
Semua data preset ( Scene, Fat
Channel, FX, GEQ ), baik yang
ada computer maupun yang
ada di Studio Live Mixer anda,
semua terlihat disini.
Anda dengan mudah dapat
memindahkan / meng-copy
data diantara keduanya. Cukup
dengan Drag and Drop.

GET :
Saat awal anda membuka VSL, yang pertama harus
anda lakukan adalah menekan tombol GET.
Langkah ini adalah untuk menghubungkan langsung
VSL dan internal memory dari Studio Live Mixer.
Akan muncul Dialog Box disamping ini, dan anda
diminta untuk menekan tombol TRANSFER.
Maka semua preset di internal memory Studio Live Mixer akan tercopy ke VSL.
Semua setting yang ada di VSL temporary cache memory akan terhapus dan tergantikan.
ADD TO DISK :
VSL memungkinkan anda untuk meyimpan, membuat back
up semua preset ke hard-disk computer secara permanen.
Untuk menyimpan atau memindahkan satu Preset/Scene dari
temporary memory ke harddisk, cukup klik preset/scene yang
diinginkan, kemudian tekan tombol ADD TO DISK.
Untuk memilih lebih dari satu preset/scene, cukup tekan
terus tombol SHIFT sambil klik pilihan-pilihan anda.

BROWSE TAB :
Setiap Preset atau Scene tersimpan dalam folder terpisah.
Klik TAB yang diinginkan untuk menampilkansemua preset atau scene yang telah tersimpan
dalam setiap folder yang sesuai dengan TAB yang bersangkutan.
SEND :
Untuk memindahkan data Scene/ Preset/ FAT
Channel yang sudah tersimpan di dalam
Harddisk ke internal Studio Live memory cukup
dengan “Drag and Drop” dari Browser “On the
Disk” ke Browser “Disk Memory”.
Yang akan tergantikan secara langsung adalah
data di local memory VSL/Computer dan data-
data di chache memory Studio Live Mixer.

+
ADD NEW ( ) :
Tombol ini terdapat di bagian “On the Disk” dan “Disk
Memory”. Tekan tombol ini apabila anda ingin
menyimpan Scene/ Preset baru.
Apabila anda hanya ingin menyimpan di internal memory
VSL dan juga sekaligus terkirim ke Studio Live, tekan
tombol yang ada di “DEVICE MEMORY’.
Apabila anda ingin menyimpan di memory Harddisk,
tekan tombol yang ada di “ON the DISK”
REMOVE ( -):
Menghapus Preset/Scene yang ada di memory Harddisk.

BACK UP – RESTORE :
Untuk menyimpan atau kemudian mengembalikan lagi
semua data snapshotyang ada di VSL dan Studio Live ke
memory Harddisk.

SHOW / HIDE BROWSER :


Untuk menampilkan atau menyembunyikan window BROWSER.
BAB 13. M I X I N G
LEVELING / GATES / FADER +
GAIN SETTING HPF COMPRESSOR EQ LIMITER
PANNING

GAIN SETTING
o Yakinkan tutup semua TRIM dari semua Input Channel .
o Tekan tombol INPUT pada Master Section. Maka LED meter pada FAT Channel akan
menunjuk-kan POST TRIM Input Level dari Channel Input 1-16.
o Aktifkan 48V Phantom Power pada channel-channel yang membutuhkannya ( Condenser
Mic / DI Box ).
o Atur/Putar TRIM hingga tercapai Gain yang diinginkan ( dengar dan lihat LED Meter ).
Level input harus tidak boleh melebihi / mencapai 0 dB, untuk menghindari terjadinya CLIP
pada Analog Digital Converter anda.

HPF ( HIGH PASS FILTER )


HPF bekerja memfilter/ tidak melewatkan frekwensi di bawah batas HPF yang kita tentukan.
HPF membuang frekwensi-frekwensi rendah yang kita anggap mengganggu dari sumber bunyi
atau instrument di channel tersebut.
o Putar knob HPF hingga anda bisa mendengar bunyi sebagaimana yang anda inginkan.

NOISE GATES / EXPANDER


Noise Gates/Expander bekerja untuk tidak melewatkan bunyi-bunyi bocoran yang tidak kita
inginkan. Dan bekerja juga sebagai Noise Reduction (mengurangi noise).
Contoh : - Kita tidak menginginkan bunyi Snare Drum ikut terdengar di channel Kick Drum.
- Kita tidak menginginkan bunyi Cymbals ikut terdengar di channel Tom
- Kita tidak menginginkan bunyi-bunyi backsound ikut masuk ke channel mic Lead
Vocal atau seorang Pembicara.
Maka kita perlu mengaktifkan Gates/Expander pada channel Vocal atau Tom tersebut.

Noise Gates akan menutup kalamana sinyal audio tidak bisa melewatinya, karena Level Sinyal
lebih kecil dari batas THRESHOLD yang kita tentukan.
Expander akanmengurangi/memperkecil level sinyal saat level sinyal berada di bawah batas
THRESHOLD , dengan perbandingan RATIO yang kita tentukan.

THRESHOLD : Batas level sinyal dimana Gates/Expander akan bekerja.


ATTACK : Seberapa cepat waktu yang dibutuhkan Gates untuk membuka saat level sinyal
mencapai melebihi batas Threshold. Satuan : millisecond.
HOLD : Seberapa lama Gates akan tetap terbuka. Satuan : millisecond.
RELEASE : Seberapa cepat Gates akan menutup kembali. Satuan : millisecond.
RANGE : Seberapa besar Gates akan menekan/memperkecil level sinyal yang tidak
diinginkan (level sinyal di bawah batas Threshold). Satuan : dB.
RATIO : Perbandingan seberapa besar Expander akan menekan level sinyal yang tidak
diinginkan. (level sinyal di bawah batas Threshold).
Contoh : Dengan Ratio 2:1, Level sinyal -5 dB di bawah threshold akan ditekan
menjadi -10 dB di bawah threshold.
Maka bisa dikatakan bahwa Expander bekerja memperlebar Dynamic Range.
KEY FILTER : Memfilter/membatasi frekwensi range yang akan dilewatkan melalui Gates.

COMPRESSOR
Dynamic Range adalah range antara sinyal antara level paling rendah dan level tertinggi.
Compressor bekerja untuk memperkecil Dynamic Range. Dan sangat membantu dalam hal
“Positioning” sebagai bagian dari Mixing.
Contoh : - Seorang vocalist dengan power yang tidak rata, atau dengan posisi mulut yang
selalu bergerak di depan mic, memerlukan adanya compressor untuk mencapai
hasil vocal yang lebih rata dan natural.
- Apabila kita menginginkan hasil yang lebih ekspresif dari seorang pembicara,
dengan compressor kita dapat lebih menampilkan bunyi tenggorokan dan decak
lidah dari sang pembicara.
- Kick drum terkadang terkesan tertutup oleh bunyi-bunyi elektrik gitar. Dengan
kompresor bunyi kick drum bisa lebih padat, sehingga tetap bisa muncul dan tampil
di depan bunyi elektrik gitar tanpa harus menaikkan levelnya.
- Dengan adanya compressor, bunyi Solo Lead Gitar dapat lebih kita tampilkan
dibanding Rythm Gitar, tanpa harus menambah levelnya.
- Dengan compressor, kita dapat memperoleh bunyi Bass Gitar dengan level yang
lebih rata, tidak terlalu boomy dan lebih punch.

Tentu saja semua dapat dicapai dengan pengaturan parameter yang tepat. Tetaplah hindari
adanya Overcompression atau kompresi yang berlebihan. Hanya akan menghasilkan bunyi
yang tidak natural atau bahkan menghasilkan bunyi distorsi.

THRESHOLD : Batas level dimana kompresi akan mulai bekerja. Satuan : dB


RATIO : Perbandingan dynamic range antara sebelum dan setelah terjadinya kompresi.
ATTACK : Waktu antara saat level mencapai/melebihi batas threshold dan saat kompresi
mulai bekerja. Satuan : millisecond. Attack makin cepat : makin terkompres.
RELEASE : Seberapa lama kompresi akan bekerja. Satuan : millisecond.
Release makin lama : makin terkompres.
SOFT KNEE : Kompresi akan bekerja secara gradual (tidak seketika). Ditampilkan dengan
grafik Hyperbolic. Menghasilkan bunyi yang lebih Musical.
AUTO : Saat tombol AUTO diaktifkan, maka Attack dan Release akan terset secara
otomatis. Attack = 20 ms, Release = 150 ms. Knob Attack dan Release menjadi
tidak berfungsi.
MAKE UP GAIN : Pada dasarnya sinyal audio setelah terkompresi akan mengalami penurunan
level. Make up Gain berfungsi untuk menaikkan level kembali ke semula.
EQ = EQUALIZER
EQ adalah seni tersendiri dalam mixing.
Dengan EQ kita dapat : mengubah warna bunyi, memposisikan bunyi-bunyi tersebut, membuat
beberapa bunyi menjadi berasa terpisah atau justru lebih menyatu.

Beberapa Range Frekwensi :


o Sub Bass (16 Hz – 60 Hz) : Range frekwensi ini lebih bisa dirasakan daripada terdengar.
Seperti halnya bunyi geluduk di langit dan gempa bumi. Range ini lebih memberikan kesan
penambahan power level. Namun tetap jangan menambah level di range ini dengan
berlebihan.
o Bass (60Hz – 250 Hz) : Range ini adalah frekwensi fundamental dari rhythm section.
Sehingga akan lebih menentukan bentuk dari hasil mixing (menjadi lebih gemuk atau kurus).
Namun terlalu mengangkat frekwensi dalam range ini akan menghasilkan bunyi yang boomy.
o Low Mids (250 Hz – 2 KHz) : Menambah level frekwensi 250 Hz – 500 Hz akan menambah
bunyi ambience dan menambah Clarity pada bass dan intrument frekwensi rendah.
Frekwensi 500 Hz – 2 KHz memberikan kesan Honky (bunyi kaleng) pada instrument mid
range (snare, saxophone, gitar, dll).
Frekwensi 1 KHz – 2 KHz memberikan kesan kurus.
o Hi Mids (2 KHz – 4 KHz) : Frekwensi range ini membentuk attack dari bunyi-bunyi percusive.
Hi Mids juga membentuk proyeksi dari bunyi-bunyi midrange.
o Presence (4 KHz – 6 KHz) : Range ini menentukan posisi secara jarak dari bunyi-bunyian
dalam komposisi kita. Dengan mengangkat frekwensi ini, akan menempatkan bunyi makin
ke mendekat atau makin ke depan. Mengurangi frekwensi ini akan membuat bunyi mundur
menjauh, namun menghasilkan bunyi yang terkesan lebih terang/transparan.
o Briliance (6 KHz – 16 KHz) : Menambah frekwensi ini akan menambah Clarity pada hasil mix
anda. Namun mengangkat terlalu banyak akan berdampak terjadinya CLIP.

Q dan Bandwidth
Q berbanding terbalik dengan Bandwidth. Makin tinggi nilai Q , makin sempit bandwidth.
Hi Q : berarti bandwidth sempit. Bandwidth yang sangat sempit dikenal sebagai NOTCH Filter.
Hi Q berfungsi untuk membuang frekwensi tertentu yang dirasa mengganggu atau frekwensi
yang tidak diinginkan, tanpa mempengaruhi posisi bunyi tersebut dalam hasil Mix.
Hi Q juga berfungsi untuk menambah level tone tertentu yang dianggap penting, misal tone
dari sebuah attack / punch.
Lo Q (bandwidth lebar) dan Hi Q (bandwidth sempit) adalah kombinasi yang harus ada dalam
proses equalisasi sebuah bunyi. Contoh : Kick drum memiliki low end frekwensi yang cukup
lebar terpusat pada 100 Hz, dan bunyi attack yang menusuk terpusat pada 4 KHz.
Maka yang kita lakukan adalah : mem-boost frekwensi 100 Hz dengan Lo Q , dan mem-boost
frekwensi 4 KHz dengan Hi Q.

SHELVING EQ
Shelf EQ adalah menambah atau mengurangi semua frekwensi di atas atau di bawah titik
frekwensi yang ditentukan. Ada 2 (dua) macam Shelving : Low Shelf dan Hi Shelf.
Telah dibahas di Bab 4.1.
BEBERAPA CATATAN PENTING
o Setting equalisasi tidak bersifat mutlak atau absolut. Equalisasi sangat bergantung pada
sumber bunyi, pick up/microphone yang dipakai, posisi dan teknik miking, kondisi ruangan.
o Sebelum melakukan equalisasi, dengarkan terlebih dahulu bunyi aslinya sebelum melalui
audio system.
o Yakinkan dan atur terlebih dahulu posisi mic, jarak mic dari sumber bunyi, dan teknik miking
yang paling tepat/sesuai.
o Jangan terlalu terpaku melakukan equalisasi pada satu bunyi / instrument tertentu saja.
o Cobalah membandingkan antara hasil setting EQ anda dan Flat EQ. Tidak menutup
kemungkinan anda melakukan setting EQ yang kurang tepat.
o Equalisasi adalah bagian terpenting dari proses MIXING.
Maka, dalam melakukan equalisasi, anda dituntut bukan hanya bekerja sebagai seorang
ENGINEER tetapi juga menjadi seorang yang MUSICAL.

LIMITER
Limiter adalah Compressor dengan Ratio 1 : ∞.
Limiter berfungsi untuk membatasi sinyal audio tidak melebihi level yang telah ditentukan di
Threshold. Limiter banyak dipakai pada channel master, subgroup, atau channel-channel yang
memiliki dynamic range yang tinggi.

PANNING
Panning salah satunya berfungsi untuk memberi kesan panorama, memposisikan bunyi-bunyi
atau instrument secara Left Right.

PRINSIP PRINSIP DASAR MIXING


o Mixing bertujuan menghasilkan semua bunyi-bunyi / intrument dapat terdengar jelas dan
sesuai dengan porsinya, sehingga tercipta sebuah Harmony.
o Mixing adalah Distribusi Frekwensi, sehingga semua frekwensi akan terdengar dan terasa
sama rata di semua range, sub bass hingga briliance ( 16 Hz – 20 KHz ). Tidak terjadi adanya
penumpukan ataupun kekosongan di sebagian range frekwensi.
o Mixing adalah Positioning, untuk mencipta sebuah Lanscape dan Dimensi.
Ada bunyi-bunyi yang akan kita posisikan di kiri, di kanan, di tengah, di atas, di bawah, di
depan dan di belakang.
 Kiri, kanan, tengah kita atur dengan Panning.
 Frekwensi makin tinggi akan menempati posisi makin ke atas.
 Frekwensi makin rendah akan menempati posisi makin ke bawah.
 Frekwensi Mid akan membawa bunyi makin ke depan.
 Memotong frekwensi mid tertentu akan membawa bunyi mundur ke belakang.

Silakan MENCOBA, MENCOBA dan MENCOBA.


DIMANA dan MENGAPA Vocal Presence
menambah bass Attack Kick & Toms
lo freq instrumen. HARUS NAIK dan HARUS TURUN
Finger sound pada
menambah padat menambah clarity bass Bright Vocal, akustik
Bass
gitar dan snare. frekwensi , terutama gitar & piano
Attack piano &
menambah warmth pada playback dengan menambah clarity & mempertebal bunyi
akustik gitar
piano & horn volume kecil punch pada Bass Cymbals
bright Rock Gitar
menambah padat memperbaiki Vocal Bunyi nafas Vocal
menambah padat Vocal menambah clarity & menambah jernih yang tumpul
menambah bright
lo freq instrumen memperkuat punch pada Bass pada Bass Attack Kick ,Toms Cymbals, Strings,
: kick, tom, bass hentakan snare Attack akustik & & Percussion Flutes
& gitar elektrik gitar Finger sound pada Synth & Samples
Attack lower piano Bass terdengar lebih real
Clarity pada Vocal menambah tajam
Rock Gitar, akustik
gitar, piano & synth

mengurangi bunyi
tumpul Kick & Toms background instrumen
mengurangi boom, menjauh ke belakang.
mengurangi mengurangi kesan mengurangi bunyi
pada gitar, sehingga ambience Cymbals memperhalus gitar yang
tumpul pada gitar “S” pada vocal
menabah Clarity berkesan kurus.
mengurangi kesan lebih memberi kesan mengurangi bunyi
mengurangi bass mengurangi kesan
gemuk pada Vocal dan Hasky pada Backing “S” pada vocal
boomy, sehingga kurus & menambah
midrange instrumen Vocal.
menabah Clarity overtones bright
pada hasil MIX mengurangi bass pada gitar menyamarkan Vocal &
overtones Cymbals Gitar yang tidak TUNE
BEBERAPA CONTOH SETTING COMPRESSOR
Vocal Soft : dengan ratio rendah, dynamic range yang lebar, sesuai untuk
musik-musik ballad dan kebutuhan live, menghasilkan vocal yang stabil.

Vocal Medium : ratio yang lebih tinggi dibanding Soft kompresi, mengha-
silkan dynamic range yang lebih sempit, membawa Vocal maju ke depan.

Vocal Screamer : Hard kompresi, untuk vocal yang sangat kuat, atau vocal
yang posisinya selalu berubah terhadap mic. Akan membawa vocal benar-
benar di depan wajah anda.

Snare/Kick : dengan Attack yang agak lambat, berarti meloloskan sinyal


awal dan mengkompres selebihnya.

Streo Overhead Drums : dengan threshold dan ratio yang rendah,


menghasilkan bunyi yang lebih padat dan jelas. Low frekwensi lebih
diangkat, memperkecil ambience / room.

Elektric Bass Gitar : dengan Attack cepat dan Release yang panjang,
mendapatkan bunyi bass yang lebih padat dan level yang lebih stabil.

Akustik Gitar : dengan Attack kompresi yang lambat justru memberikan


aksen pada attack petikan akustik gitar. Release yang panjang menghasil-
kan akustik gitar dengan level yang terjaga.

Elektrik Gitar Crunch : dengan Attack yang lambat dan Release yang agak
cepat, membawa elektrik gitar tampil di depan dan terfokus.
Akustik Piano : settingan Attack dan Release ini menghasilkan level Piano
yang rata dari keseluruhan tuts keyboard dari kiri sampai ke kanan.

Keyboard Synthetizer : Attack dan Release cepat ini lebih diperuntukan


untuk synthetizer dengan register/bunyi Horn/Brass stabs dan Bass line.

Orchestral / String Pads : dengan Attack dan Release yang cepat mengasil-
kan level yang rata, dan memudahkan kita untuk memposisikan bunyi ini
sebagai bagian dari Mixing kita.

Stereo Limiter : sebagaimana namanya , setting ini lebih diterapkan pada


Stereo Mixdown. Bersifat sebagai Hard Limitter atau Brickwall.

Contour : membuat hasil Main Mix menjadi lebih padat.

Snare Effect : menghasilkan bunyi resonansi panjang pada snare drum.

Anda mungkin juga menyukai