PRESONUS STUDIO
BAB 1. PENGANTAR
1.1. FITUR DAN KELENGKAPAN
PRESONUS StudioLive adalah sebuah digital mixer console untuk kebutuhan Live Performance
maupun Digital Recording.
Presonus StudioLive 16.4.2 dilengkapi dengan
Universal Controler :
Dengan mengkoneksikan Studio Live dengan komputer yang telah terinstalasi software
Universal Controler, kita dapat melakukan pengaturan semua parameter di Studio Live
melalui komputer. Kecuali GAIN Input Channel tetap dilakukan secara manual/ analog.
Semua SCENE, Parameter Fat Channel dapat disimpan (Save) ke dalam komputer,dan
bisa dipanggil lagi (Load/Recall).
Apabila menggunakan komputer dengan MAC OS, melalui fasilitas WiFi kita dapat
melakukan pengontrolan secara Wireless dengan menggunakan iPad.
Capture (Multitrack Recording) :
Setiap 16 channel input di Studio Live secara otomatis menjadi 16 Track Recording di
Capture. Sangat mudah untuk melakukan Live Recording.
Hasil yang sudah terekam dapat di-Play Back kembali ke Studio Live, untuk selanjutnya
dilakukan Live Mixing.
Studio One Artist :
Software Recording dengan Track yang tidak terbatas. dilengkapi dengan banyak Plug
In, Loops Library. Lebih diperuntukkan untuk kebutuhan Recording.
Tidak akan dibahas secara detail dalam buku ini.
1.2. BEBERAPA PROSEDUR
Urutan Menyalakan
Setelah semua Audio System terkoneksi dan kita sudah menganggapnya benar, termasuk
microphone, DI Box, instrumen musik dll, maka nyalakan peralatan-peralatan audio kita
dengan urutan :
MIXER [ 1 ]
DSP / LMS [ 2 ]
POWER AMPLIFIER [ 3 ]
Urutan Mematikan
Adalah kebalikan dari urutan menyalakan
POWER AMPLIFIER [ 3 ]
DSP / LMS [ 2 ]
MIXER [ 1 ]
Kondisional
1. Apabila anda akan mengubah, melepas, memasang tambahan pada audio system kita,
matikan terlebih dahulu POWER AMPLIFIER yang terhubung dengan jalur koneksi yang
anda rubah tersebut.
2. Apabila anda akan memasang tambahan microphone atau peralatan lain atau meng-
gantinya, tekan tombol MUTE pada Channel Mixer yang berhubungan.
16 MIC INPUT
Microphone Input dilengkapi dengan Class A XMAX Microphone PreAmp. Ultra Low Noise,
Wide Gain Control, 22dBu Headroom. Sesuai untuk semua jenis microphone ( dynamic,
condensor, ribbon, maupun tube microphone ).
Microphone Connector menggunakan XLR Connector dengan konfigurasi :
PIN 1 : Ground (Shield), PIN2 : Hot (+), PIN 3 : Cold (-)
Setiap channel dilengkapi dengan phantom power 48v. Yang digunakan untuk
memberikan tegangan tanpa arus pada piranti-piranti audio yang membutuh-
kannya, yaitu : Condenser Mic dan DI Box.
Untuk mengaktifkannya cukup dengan menekan tombol ini hingga menyala ORANGE.
LINE INPUT
Line Input Connector menggunakan TRS Balanced connector atau 1/4” Unbalanced connector.
Dengan TRS Balanced connector konfigurasinya : Tip = (+), Ring = (-), Sleeve = ground (shield).
Pada LINE INPUT PreAmp Mic tidak bekerja.
PERINGATAN : Yakinkan anda menekan tombol MUTE, menutup habis GAIN/Trim dan
mematikan 48v phantom power , pada saat anda akan memasang atau mengganti piranti
audio atau microphone yang telah atau akan terhubung dengan Channel Input Mixer
INSERT
Panel ini untuk menghubungkan Channel Input dengan External Proccessor seperti : EQ ,
Compressor, De-esser, Effect, dll. INSERT Connector menggunakan TRS Connector dengan
konfigurasi : Tip = output send ke external proccessor, Ring = return ke input channel,
Sleeve = ground.
External Proccessor Saat konektor INSERT dicolok,
input otput maka hubungan ke Mic PreAmp
akan terputus.
MIC
PREAMP
2 AUX INPUT
2 Stereo Input tambahan sebagai kelengkapan pada Studio Live.
Channel Left dapat berfungsi sebagai Mono Input.
4 SUBGROUP OUTPUT
Balanced Mono Output dari setiap Subgroup. Sebaiknya mengguakan TRS Connector.
6 AUX OUTPUT
Balanced Mono Output dari setiap AUX. Sebaiknya mengguakan TRS Connector.
TALKBACK MIC
Menggunakan PreAmp yang sama dengan 16 Input Mic
di 16 Channel Input yang ada. 48v phantom power
sudah selalu diaktifkan. Sehingga bisa menggunakan
Dynamic maupun Condenser Mic.
Saat anda ingin mendengarkan / memonitor bunyi yang dihasilkan oleh Main Out melalui
loudspeaker Control Room atau Headphone anda :
Tekan tombol MAIN pada Monitor Section hingga menyala ORANGE.
Putar dan atur volume dari PHONES/MONITOR Level
Apabila anda ingin memonitor/mendengar bunyi dari channel-channel tertentu yang anda
inginkan :
Tekan tombol SOLO pada Monitor Section hingga menyala ORANGE.
Tekan tombol PFL pada bagian CUE.
Putar dan buka volume CUE Level.
Tekan tombol SOLO dari Channel yang anda inginkan.
Terdiri dari 2 (dua) buah DB25 Connector, dan masing-masing merupakan Direct Out dari
channel 1 – 8 dan 9 – 16 .
Direct Out ini bersifat POST GAIN, POST PreaAmp, PRE Fat Channel, PRE Fader.
Lebih banyak digunakan untuk kebutuhan Recording.
SPDIF DIGITAL OUT
Output Digital, sebagai Routing dari Main Output. Bersifat Post Fader.
FIREWIRE CONNECTOR
Untuk menghubungkan dengan komputer, sehingga dapat dikontrol melalui UNIVERSAL
CONTROLER, atau untuk kebutuhan Recording dengan menggunakan CAPTURE, Studio One
Artist, atau software-software recording lain.
Dapat digunakan pula untuk menghubungkan dengan Mixer Studio Live lainnya, yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah DAISY CHAIN atau CASCADE.
CHANNEL INPUT
= ANALOG = Tekan tombol ini
TRIM / GAIN untuk segala sesuatu
mengenai Channel
yang dimaksud.
AUX INPUT
Hanya memiliki tombol SELECT
dan knob ANALOG LEVEL.
AUX SEND 1 – 6
= Tekan tombol ini untuk memonitor hasil Mix dari Aux yang dimaksud.
Hasil monitor dapat didengar melalui Headphone atau Control Room.
Lihat penjelasannya di Monitor Section.
FAT CHANNEL dimiliki setiap Input maupun Output Channel di Studio Live Mixer yang
dilengkapi dengan tombol SELECT berwarna BIRU. Cukup dengan menekan tombol
SELECT dari channel yang diinginkan, Channel tersebut akan ditunjukkan disini
Dan anda siap untuk melakukan pengaturan parameter Fat Channel dari channel tersebut.
Aux Input A - B
COMPRESSOR
Untuk mengaktifkan Compressor tekan tombol
: Automatic Attack dan Release
Attack : 10 ms. Release : 150 ms.
: Soft Knee : Kompresi akan bekerja secara gradual.
Umumnya kompresi bekerja dengan Hard Knee.
THRESHOLD : Batas sinyal dimana kompresi
mulai bekerja. Atur Threshold hingga sekali-
sekali mulai terlihat adanya Gain Reduction.
Kemudian baru kita atur Ratio, Attack dan
Release.
: Shelfing mode.
Lo Shelf : Frekwensi yang dipilih dan semua frekwensi dibawahnya ikut ditambah/dikurangi
gain-nya
Hi Shelf : Frekwensi yang dipilih dan semua frekwensi di atasnya ikut ditambah/dikurangi
gain-nya
130 Hz 130 Hz
130 Hz 130 Hz
130 Hz -3dB 130 Hz -3dB Lo Shelf 130 Hz +3dB 130 Hz +3dB Lo Shelf
5 KHz 5 KHz
5 KHz 5 KHz
5KHz -3dB 130 Hz -3dB Hi Shelf 5 KHz +3dB 5 KHz +3dB Hi Shelf
: Mempersempit Bandwidth .
Q adalah istilah lain dari Bandwidth.
Makin tinggi nilai Q makin sempit Bandwidth dari band EQ tersebut.
5 KHz 5 KHz
5 KHz 5 KHz
: Dengan menekan tombol ini, dua buah Mono Channel dapat di-Link menjadi
sebuah Stereo Channel. Fat Channel dari channel pertama otomatis akan ter-copy
ke channel kedua.
Namun apabila LINK ini dimatikan, maka Fat Channel dari channel kedua akan
dikembalikan seperti semula.
Namun kita hanya dapat menerapkan LINK pada channel-channel dengan aturan yang sudah
tertentu, yaitu :
Ch 1 dan Ch 2 Ch 9 dan Ch 10 Aux 1 dan Aux 2 Subgroup 1 dan 2
Ch 3 dan Ch 4 Ch 11 dan Ch 12 Aux 3 dan Aux 4 Subgroup 3 dan 4
Ch 5 dan Ch 6 Ch 13 dan Ch 14 Aux 5 dan Aux 6
Ch 7 dan Ch 8 Ch 15 dan Ch 16
Sebaliknya, apabila anda ingin menyimpan Fat Channel dari salah satu channel dengan maksud
suatu saat dapat anda panggil kembali, itupun sangat mudah.
Tekan tombol SELECT channel yang dimaksud
Tekan tombol SAVE.
Di layar akan tampil pilihan CHANNEL PRESET
Pilih nomor preset yang dikehendaki.
Studio Live menyediakan 49 preset kosong ( P51 – P99 ).
Tekan panah NEXT, dan anda dipersilakan untuk memberi nama pada PRESET anda.
TAP = Space Bar
Setelah anda yakin, tekan tombol STORE ( ada di bawah layar ).
Saat proses menyimpan, tombol STORE akan menyala berkedip, sampai proses
penyimpanan selesai.
Maka tombol-tombol FAT Channel ini akan berfungsi sebagai Send Level dari setiap
Channel Input ke AUX Bus yang dimaksud.
Putar tombol-tombol ini hingga tercapai Level Send yang diinginkan dari setiap Channel.
Meter FAT Channel akan menunjukkan Level Send yang anda kehendaki.
Dua buah Aux Bus yang berurutan dapat kita ubah menjadi sebuah STEREO AUX , dengan
mengaktifkan tombol LINK dari AUX tersebut ( dibahas di Bab 5.2 ).
Pada sebuah STEREO AUX, maka tombol akan berubah fungsi sebagai
pengatur Panning ke AUX yang dimaksud.
Dan tombol-tombol FAT Channel-pun akan berganti fungsi menjadi Panning dari setiap
Channel Input ke Aux tersebut.
Meter FAT Channel akan menunjukkan Panning Channel Input 1 – 16 ke Aux tersebut.
Mengirim sinyal ke FX A dan/atau FX B , atau mengatur seberapa besar Effect Reverb/
Delay yang akan diberikan ke setiap Channell 1 – 16, adalah sama dengan mengatur
pengiriman ke Aux 1 – 6.
Secara umum, Effect terbagi menjadi 2 (dua) type, yaitu : Reverb dan Delay.
Beberapa type Reverb : Ambience, Room, Hall, Plate.
Beberapa type Delay : Mono Delay, Filter Delay, Stereo Delay, Ping Pong.
Beberapa Parameter REVERB :
Decay : Seberapa panjang / lama reverb berlangsung. Satuan dalam second/detik.
Untuk kebutuhan musical, decay reverb umumnya adalah 1 – 3 detik.
Predelay : Jarak antara akhir bunyi asli dan awal terjadinya reverb.
Satuan dalam milisecond.
Beberapa Parameter DELAY :
Time delay : Jarak antara awal bunyi asli dan awal terjadinya delay. Satuan : milisecond.
Time X : Nilai dari ketukan sebagai referensi tempo. Secara musikal , pada dasarnya
ketukan memiliki harga not 1/4. Maka perhitungannya menjadi :
not 1/4 : X = 1.00, not 1/8 : X = 0.50, not 1/2 : X = 2.00
dengan tempo musik. Sehingga kita dapat mengatur Time Delay secara Real Time.
Page 4. Mengirim FX A dan FX B ke AUX BUS
Pada halaman ini, pindahkan kursor dengan
menekan tombol PREV/NEXT.
Putar knob VALUE , hingga di layar bawah muncul
tanda panah ke bawah. menunjukan bahwa FX yang
dimaksud telah terkirim ke AUX BUS yang diinginkan.
Karena level FX yang terkirim Aux Bus akan sama dengan level yang terkirim ke Main Out,
maka apabila kita menginginkan level yang berbeda diantara keduanya, yang dapat kita
lakukan adalah tidak meng-assign FX tersebut ke Main Out melainkan ke salah satu
Subgroup. Sehingga kita dapat mengatur level FX ke Main Out melalui Fader Level dari
Subgroup tersebut.
PRESET FX LIBRARY
BAB 7. SCENE.
Semua parameter Fat Channel dari setiap channel, parameter FX, semua level send ke semua
Aux maupun FX, termasuk Fader Level dari semua channel baik Input maupun Output,
kesemuanya akan tersimpan / termemory dalam sebuah SCENE.
SCENE STORE :
Setelah masuk ke menu Scene, untuk menyimpan
Scene kerja anda,
Tekan tombol STORE.
Pindahkan kursor ke Scene Number Field.
Pilih dan cari nomor Scene dimana anda ingin menyimpan Scene anda saat itu.
Pindah kursor ke Name Field, dan anda siap untuk memberi nama Scene anda.
VALUE untuk mengganti huruf, PREV/NEXT untuk memindah kursor, TAP untuk Spasi.
Setelah anda yakin dengan semuanya, tekan sekali lagi tombol STORE.
Tombol STORE akan berkedip sesaat, hingga selesai proses penyimpanan.
o Scene S1 adalah Scene Factory Default. Maka anda harus memilih Scene selain S1
untuk menyimpan Scene anda.
o Yang tidak ikut termemory ke dalam Scene adalah semua yang masih bersifat ANALOG,
yaitu : Gain/Trim Channel , Master Level AUX, Mater Level FX, Level Aux In A-B.
o Studio Live akan melakukan AutoStore. Akan terlihat dengan berkedipnya tombol
STORE secara periodik.
Walaupun anda mengalami putus hubungan listrik ke mixer Studio Live anda, maka
saat hidup kembali, mixer Studio Live anda akan tetap pada kondisi sebelum dia mati.
o Namun tetaplah jangan lupa untuk melakukan prosedur penyimpanan tersebut di atas.
SCENE RECALL :
Apabila anda ingin memanggil kembali SCENE yang
telah/pernah anda simpan :
Tekan tombol SCENE.
Pindahkan kursor ke Scene Number Field.
Putar knob VALUE untuk mencari nomor/nama Scene nyang diinginkan.
Yakinkan semua parameter diset : Yes
PREV/NEXT untuk memindah kursor, knob VALUE untuk mengubah Yes/No.
Setelah yakin, tekan tombol RECALL .
BAB 8. SYSTEM MENU
Tekan tombol SYSTEM untuk masuk ke System Menu.
Tekan PG UP / PG DN untuk berpindah halaman dalam System Menu.
Saat kita mengubah Nomor Band/ Freq GEQ di layar LCD, maka kursor di LED Meter pun akan
berpindah sesuai dengan Band/Freq yang dimaksud.
Demikian pula, apabila kita memutar salah satu knob Fat Channel, maka parameter Band , Freq
dan Gain yang kita ubah akan ditampilkan di layar LCD.
BAB 9. CASCADE / DAISY CHAIN.
Kita dapat menggabungkan lebih dari satu Studio Live menjadi sebuah kesatuan mixer console
dengan menggunakan koneksi firewire. Cukup dengan menghubungkan satu mixer Studio Live
dengan mixer Studio Live lainnya dengan menggunakan kabel firewire. Penggabungan ini lebih
dikenal kemudian dengan istilah : CASCADE atau DAISY CHAIN.
Maximal banyaknya Studio Live yang dapat digabungkan dalam sebuah Cascade/Daisy Chain
adalah 8 (delapan) buah.
Dalam sebuah Cascade/Daisy Chain, yang akan tergabung menjadi satu adalah :
MAIN OUT, AUX SEND 1 – 6, SUBGROUP OUT (optional).
Apabila kita menggabungkan 2 (dua) buah Studio Live 16.4.2. dalam sebuah Cascade, maka
kita memiliki sebuah Mixer Console dengan : 32 channel input, 4 aux in, 6 aux send, main out,
4 subgroup.
Apabila kita menggabungkan 3 (tiga) buah Studio Live 16.4.2. dalam sebuah Cascade, maka
kita memiliki sebuah Mixer Console dengan : 48 channel input, 6 aux in, 6 aux send, main out,
4 subgroup.
Dan seterusnya.
Firewire Sends : Data yang dikirim dari Studio Live mixer ke komputer.
Firewire sends 1 – 16 : Data yang berasal dari Channel Input 1 – 16.
Data audio yang terkirim ke komputer ini dapat kita atur bersifat
POST atau PRE - Fat Channel EQ & Dynamics.
Dengan mengaktifkan tombol ini (menyala kuning), maka data yang
terkirim dari Channel yang bersangkutan akan bersifat POST EQ &
Dynamics ( sudah melalui proses Fat Channel EQ & Dynamics ).
Apabila tombol ini di-nonaktifkan (tidak menyala), maka data yang
terkirim dari Channel yang bersangkutan hanya bersifat POST TRIM
dan PRE EQ & Dynamics ( tidak melalui Fat Channel EQ & Dynamics ).
Semuanya bersifat PRE FADER.
Firewire sends 17 – 32 : Data yang berasal dari 8 stereo channel yang dapat diatur melalui
aplikasi software UNIVERSAL CONTROL.
Setiap 8 Stereo Out dapat di-routing ke :
Main Out LR FX A Return
Subgroup 1 & 2 FX B Return
Subgroup 3 & 4 Aux In A
Aux Send 1 & 2 Aux In B
Aux Send 3 & 4 Talkback L/R
Aux Send 5 & 6 Tape In
Setiap Stereo Channel di atas, dapat diubah menjadi 2 (dua) buah
Mono Channel, diatur di software recording yang digunakan.
Sample Rate :
Saat berdiri sendiri (stand alone) atau terhubung dengan
komputer, kita dapat mengatur sample rate Studio Live
menjadi 44.1 KHz atau 48 KHz.
Kita dapat men-set sample rate ke nilai lebih tinggi yang tersedia ( 88.2 KHz dan 96 KHz ),
apabila kita menggunakan Aplikasi Recording yang mampu bekerja pada sample rate tinggi.
Makin tinggi sample rate, akan menghasilkan kwalitas audio yang lebih baik. Namun akan
menambah pula file size dan pemakaian memory dalam proses recording.
Catatan : Saat anda melakukan pengubahan Sample Rate, atau saat mulai terhubung dengan
komputer, semua aliran audio akan tertutup sejenak, selama 2 (dua) detik.
Check Firmware :
Universal Control dilengkapi dengan Auto Update Firmware.
Lakukan langkah ini saat setelah anda melakukan Update
Firmware, atau saat anda menghubungkan komputer anda
dengan Studio Live baru.
Secara otomatis Studio Live anda akan menjalani proses
update firmware.
Run at Startup :
Universal Controler akan otomatis terbuka saat anda melakukan booting awal komputer anda.
Alaways On Top :
Launcher Window akan selaluditampilkan di posisi paling atas diantara window-window
aplikasi lainnya.
WDM SETUP : dibahas pada bab tersendiri
Apabila anda ingin melakukan proses Dynamics dan EQ , atau anda ingin mengirim ke Aux
send untuk kebutuhan monitor secara individual pada playback dari komputer, maka anda
harus mengirim WDM 1-2 ini ke Channel Input 1-16 ( Device Channel 1-16).
Aktifkan tombol dari channel yang bersangkutan.
11.5. STUDIO LIVE _ KONFIGURASI MAC OS.
Di komputer MAC anda, buka : Mac HD / Aplications / Utilities / Audio MIDI Setup
dan ikuti langkah-langkah berikut ini.
GET :
Saat awal anda membuka VSL, yang pertama harus
anda lakukan adalah menekan tombol GET.
Langkah ini adalah untuk menghubungkan langsung
VSL dan internal memory dari Studio Live Mixer.
Akan muncul Dialog Box disamping ini, dan anda
diminta untuk menekan tombol TRANSFER.
Maka semua preset di internal memory Studio Live Mixer akan tercopy ke VSL.
Semua setting yang ada di VSL temporary cache memory akan terhapus dan tergantikan.
ADD TO DISK :
VSL memungkinkan anda untuk meyimpan, membuat back
up semua preset ke hard-disk computer secara permanen.
Untuk menyimpan atau memindahkan satu Preset/Scene dari
temporary memory ke harddisk, cukup klik preset/scene yang
diinginkan, kemudian tekan tombol ADD TO DISK.
Untuk memilih lebih dari satu preset/scene, cukup tekan
terus tombol SHIFT sambil klik pilihan-pilihan anda.
BROWSE TAB :
Setiap Preset atau Scene tersimpan dalam folder terpisah.
Klik TAB yang diinginkan untuk menampilkansemua preset atau scene yang telah tersimpan
dalam setiap folder yang sesuai dengan TAB yang bersangkutan.
SEND :
Untuk memindahkan data Scene/ Preset/ FAT
Channel yang sudah tersimpan di dalam
Harddisk ke internal Studio Live memory cukup
dengan “Drag and Drop” dari Browser “On the
Disk” ke Browser “Disk Memory”.
Yang akan tergantikan secara langsung adalah
data di local memory VSL/Computer dan data-
data di chache memory Studio Live Mixer.
+
ADD NEW ( ) :
Tombol ini terdapat di bagian “On the Disk” dan “Disk
Memory”. Tekan tombol ini apabila anda ingin
menyimpan Scene/ Preset baru.
Apabila anda hanya ingin menyimpan di internal memory
VSL dan juga sekaligus terkirim ke Studio Live, tekan
tombol yang ada di “DEVICE MEMORY’.
Apabila anda ingin menyimpan di memory Harddisk,
tekan tombol yang ada di “ON the DISK”
REMOVE ( -):
Menghapus Preset/Scene yang ada di memory Harddisk.
BACK UP – RESTORE :
Untuk menyimpan atau kemudian mengembalikan lagi
semua data snapshotyang ada di VSL dan Studio Live ke
memory Harddisk.
GAIN SETTING
o Yakinkan tutup semua TRIM dari semua Input Channel .
o Tekan tombol INPUT pada Master Section. Maka LED meter pada FAT Channel akan
menunjuk-kan POST TRIM Input Level dari Channel Input 1-16.
o Aktifkan 48V Phantom Power pada channel-channel yang membutuhkannya ( Condenser
Mic / DI Box ).
o Atur/Putar TRIM hingga tercapai Gain yang diinginkan ( dengar dan lihat LED Meter ).
Level input harus tidak boleh melebihi / mencapai 0 dB, untuk menghindari terjadinya CLIP
pada Analog Digital Converter anda.
Noise Gates akan menutup kalamana sinyal audio tidak bisa melewatinya, karena Level Sinyal
lebih kecil dari batas THRESHOLD yang kita tentukan.
Expander akanmengurangi/memperkecil level sinyal saat level sinyal berada di bawah batas
THRESHOLD , dengan perbandingan RATIO yang kita tentukan.
COMPRESSOR
Dynamic Range adalah range antara sinyal antara level paling rendah dan level tertinggi.
Compressor bekerja untuk memperkecil Dynamic Range. Dan sangat membantu dalam hal
“Positioning” sebagai bagian dari Mixing.
Contoh : - Seorang vocalist dengan power yang tidak rata, atau dengan posisi mulut yang
selalu bergerak di depan mic, memerlukan adanya compressor untuk mencapai
hasil vocal yang lebih rata dan natural.
- Apabila kita menginginkan hasil yang lebih ekspresif dari seorang pembicara,
dengan compressor kita dapat lebih menampilkan bunyi tenggorokan dan decak
lidah dari sang pembicara.
- Kick drum terkadang terkesan tertutup oleh bunyi-bunyi elektrik gitar. Dengan
kompresor bunyi kick drum bisa lebih padat, sehingga tetap bisa muncul dan tampil
di depan bunyi elektrik gitar tanpa harus menaikkan levelnya.
- Dengan adanya compressor, bunyi Solo Lead Gitar dapat lebih kita tampilkan
dibanding Rythm Gitar, tanpa harus menambah levelnya.
- Dengan compressor, kita dapat memperoleh bunyi Bass Gitar dengan level yang
lebih rata, tidak terlalu boomy dan lebih punch.
Tentu saja semua dapat dicapai dengan pengaturan parameter yang tepat. Tetaplah hindari
adanya Overcompression atau kompresi yang berlebihan. Hanya akan menghasilkan bunyi
yang tidak natural atau bahkan menghasilkan bunyi distorsi.
Q dan Bandwidth
Q berbanding terbalik dengan Bandwidth. Makin tinggi nilai Q , makin sempit bandwidth.
Hi Q : berarti bandwidth sempit. Bandwidth yang sangat sempit dikenal sebagai NOTCH Filter.
Hi Q berfungsi untuk membuang frekwensi tertentu yang dirasa mengganggu atau frekwensi
yang tidak diinginkan, tanpa mempengaruhi posisi bunyi tersebut dalam hasil Mix.
Hi Q juga berfungsi untuk menambah level tone tertentu yang dianggap penting, misal tone
dari sebuah attack / punch.
Lo Q (bandwidth lebar) dan Hi Q (bandwidth sempit) adalah kombinasi yang harus ada dalam
proses equalisasi sebuah bunyi. Contoh : Kick drum memiliki low end frekwensi yang cukup
lebar terpusat pada 100 Hz, dan bunyi attack yang menusuk terpusat pada 4 KHz.
Maka yang kita lakukan adalah : mem-boost frekwensi 100 Hz dengan Lo Q , dan mem-boost
frekwensi 4 KHz dengan Hi Q.
SHELVING EQ
Shelf EQ adalah menambah atau mengurangi semua frekwensi di atas atau di bawah titik
frekwensi yang ditentukan. Ada 2 (dua) macam Shelving : Low Shelf dan Hi Shelf.
Telah dibahas di Bab 4.1.
BEBERAPA CATATAN PENTING
o Setting equalisasi tidak bersifat mutlak atau absolut. Equalisasi sangat bergantung pada
sumber bunyi, pick up/microphone yang dipakai, posisi dan teknik miking, kondisi ruangan.
o Sebelum melakukan equalisasi, dengarkan terlebih dahulu bunyi aslinya sebelum melalui
audio system.
o Yakinkan dan atur terlebih dahulu posisi mic, jarak mic dari sumber bunyi, dan teknik miking
yang paling tepat/sesuai.
o Jangan terlalu terpaku melakukan equalisasi pada satu bunyi / instrument tertentu saja.
o Cobalah membandingkan antara hasil setting EQ anda dan Flat EQ. Tidak menutup
kemungkinan anda melakukan setting EQ yang kurang tepat.
o Equalisasi adalah bagian terpenting dari proses MIXING.
Maka, dalam melakukan equalisasi, anda dituntut bukan hanya bekerja sebagai seorang
ENGINEER tetapi juga menjadi seorang yang MUSICAL.
LIMITER
Limiter adalah Compressor dengan Ratio 1 : ∞.
Limiter berfungsi untuk membatasi sinyal audio tidak melebihi level yang telah ditentukan di
Threshold. Limiter banyak dipakai pada channel master, subgroup, atau channel-channel yang
memiliki dynamic range yang tinggi.
PANNING
Panning salah satunya berfungsi untuk memberi kesan panorama, memposisikan bunyi-bunyi
atau instrument secara Left Right.
mengurangi bunyi
tumpul Kick & Toms background instrumen
mengurangi boom, menjauh ke belakang.
mengurangi mengurangi kesan mengurangi bunyi
pada gitar, sehingga ambience Cymbals memperhalus gitar yang
tumpul pada gitar “S” pada vocal
menabah Clarity berkesan kurus.
mengurangi kesan lebih memberi kesan mengurangi bunyi
mengurangi bass mengurangi kesan
gemuk pada Vocal dan Hasky pada Backing “S” pada vocal
boomy, sehingga kurus & menambah
midrange instrumen Vocal.
menabah Clarity overtones bright
pada hasil MIX mengurangi bass pada gitar menyamarkan Vocal &
overtones Cymbals Gitar yang tidak TUNE
BEBERAPA CONTOH SETTING COMPRESSOR
Vocal Soft : dengan ratio rendah, dynamic range yang lebar, sesuai untuk
musik-musik ballad dan kebutuhan live, menghasilkan vocal yang stabil.
Vocal Medium : ratio yang lebih tinggi dibanding Soft kompresi, mengha-
silkan dynamic range yang lebih sempit, membawa Vocal maju ke depan.
Vocal Screamer : Hard kompresi, untuk vocal yang sangat kuat, atau vocal
yang posisinya selalu berubah terhadap mic. Akan membawa vocal benar-
benar di depan wajah anda.
Elektric Bass Gitar : dengan Attack cepat dan Release yang panjang,
mendapatkan bunyi bass yang lebih padat dan level yang lebih stabil.
Elektrik Gitar Crunch : dengan Attack yang lambat dan Release yang agak
cepat, membawa elektrik gitar tampil di depan dan terfokus.
Akustik Piano : settingan Attack dan Release ini menghasilkan level Piano
yang rata dari keseluruhan tuts keyboard dari kiri sampai ke kanan.
Orchestral / String Pads : dengan Attack dan Release yang cepat mengasil-
kan level yang rata, dan memudahkan kita untuk memposisikan bunyi ini
sebagai bagian dari Mixing kita.