0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
290 tayangan9 halaman
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat untuk mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya.
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat untuk mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya.
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat untuk mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya.
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat
untuk mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya. Fungsi dasar utama dari mixer audio adalah: - Menguatkan (amplify) sinyal yang masuk - Memungkinkan pengaturan level (volume) audio terhadap masing-masing sumber audio - Memungkinkan kita untuk mendengarkan (monitoring) masing-masing sumber audio maupun audio secara keseluruhan - Memungkinkan kita untuk mencampur (mixing) beberapa sinyal audio secara baik sesuai dengan yang diinginkan. - Mengarahkan (routing) sinyal audio hasil penggabungan tersebut ke transmitter, speaker maupun alat perekam audio/video. Fungsi dasar utama diatas biasanya selalu ada di setiap mixer audio, namun ada juga mixer audio yang lebih lengkap yang memiliki kemampuan tambahan seperti koreksi audio dengan equalizer dan filter, serta penempatan audio kiri-kanan secara stereo dengan panpot. Walaupun mixer audio dapat menerima berbagai macam jenis sinyal audio, pada dasarnya sinyal audio terdiri dari 2 jenis saja, yaitu : - Mic-level inputs : merupakan sinyal audio yang sangat lemah (low voltages) seperti microphone. - Line-level inputs : diperuntukkan bagi sinyal audio yang telah mengalami pre- amplification seperti CD (compact disc), kaset, instant replay/digicart, dan VTR (video tape recording). Ketika sinyal telah masuk ke dalam mixer, maka semua sinyal telah bekerja secara line-level. Ditinjau dari fungsinya, untuk program produksi televisi, mixer audio terbagi ke dalam 3 bagian utama, yaitu : - Mixer audio broadcast Mixer jenis ini akan selalu ada di setiap proses produksi. Fungsi utama dari mixer ini adalah untuk mengolah sumber audio yang masuk ke mixer agar dihasilkan kualitas audio yang sesuai untuk direkam atau ditayangkan secara live on air. Output dari mixer ini biasanya untuk ke speaker control room, ke media perekam (VTR, server), dan ke media distribusi (ADA [audio distribution amplifier], transmisi, dan SNG [satellite news gathering]). Untuk suatu program yang kecil, seperti acara talkshow, pemberitaan, reportase cukup hanya menggunakan satu mixer saja, yaitu mixer broadcast. Mixer broadcast biasanya ditempatkan di ruangan tertentu yang lumayan agak jauh agar tidak terganggu oleh suara dari lokasi syuting. - Mixer audio monitor Untuk program produksi yang cukup besar, selain mixer broadcast juga ditambahkan mixer monitor. Mixer monitor berfungsi untuk mengatur kualitas audio di speaker monitor. Posisi mixer monitor biasanya terletak di samping atau di belakang panggung. Banyak digunakan untuk program musik. Mixer monitor biasanya mempunyai output aux yang lumayan banyak, ada yang 8 bahkan 16 aux. Output dari aux inilah yang dihubungkan ke masing-masing speaker monitor, seperti speaker monitor gitar, speaker monitor drum, speaker monitor vocal, speaker monitor keyboard dan lain sebagainya. Untuk program musik yang tidak terlalu melibatkan banyak penonton, contoh program musik akustik, biasanya mixer monitor juga berfungsi sebagai mixer FOH. Sebagai mixer FOH, mixer ini juga mengatur kualitas audio di speaker PA (public address). - Mixer audio FOH (front of house) Untuk program musik yang melibatkan penonton yang sangat banyak, contoh konser musik di lapangan atau gedung pertunjukan, selain mixer broadcast dan mixer monitor, juga ditambah dengan mixer FOH (front of house). Sesuai dengan namanya, maka mixer ini diletakkan di depan panggung. Mixer audio FOH digunakan untuk memonitor kualitas audio yang keluar di speaker PA (public address). Speaker PA adalah bahasa professional untuk speaker yang menghadap ke penonton.
Selain ketiga jenis mixer audio tersebut, ada juga yang disebut dengan sub mixer. Sub Mixer ini biasanya digunakan jika channel audio yang dibutuhkan lumayan banyak sehingga tidak bisa dipenuhi oleh satu buah mixer saja. Sub-mixer biasanya digunakan jika kita menggunakan mixer analog yang mana jumlah channelnya terbatas, maksimal sekitar 48 channel. Kita bisa menggunakan mixer yang kecil untuk digunakan sebagai sub mixer, tergantung kebutuhan channel yang diinginkan. Untuk mixer digital, biasanya hal tersebut tidak diperlukan karena bisa menampung lebih dari 48 channel dengan sistem layering (berlapis).
Menu Umum Pada Mixer
Di dalam satu unit mixer audio, akan didapati beberapa tombol maupun fader dengan istilah yang mungkin saja cukup jarang terdengar oleh telinga orang awam. Berikut ini sebagian istilah yang ada dalam suatu mixer audio.
Gain Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixer audio. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitif input yang kita inginkan diterima oleh mixer. Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur sinyal yang akan masuk ke mixer. Bila sinyal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi. Tombol ini berupa potensio putar yang dapat diputar searah jarum jam dan sesuai dengan penambahan besarnya input yang kita ingin masukkan. Input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Usahakan untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear. Noise dan distorsi yang diakibatkan dalam titik ini akan mengalir terus ke seluruh sistem dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehingga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input sinyal mulai 20 sampai 30 db.
PAD Tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 sampai 30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan (push button). Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db tergantung mixernya. Tombol PAD diperlukan hanya untuk sinyal yang overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain yang ternyata masih tetap terlalu kuat.
48v Phantom Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic condeser, mic jenis ini membutuhkan tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan mengirim 48v DC ke microphone sebagai penyuplai tenaga. Tegangan dialirkan melalui pin 2 dan 3 konektor XLR. Lampu indikator akan menyala jika tombol power phantom diaktifkan.
Low Cut Switch Low cut switch atau seringkali juga disebut sebagai high-pass filter. Sesuai dengan istilahnya, maka tombol ini berfungsi untuk memotong/tidak meneruskan frekuensi rendah dan meloloskan frekuensi tinggi. Jika tombol ini diaktifkan, maka frekuensi di bawah 100 Hz tidak akan diteruskan.
EQ ( Equalizer Section) pada Channel Pada setiap channel di mixer audio selalu terdapat equalizer section . Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk memodifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan suara melalui EQ bertujuan dua : 1. untuk mengubah sound instrument menjadi suara yang lebih disukai 2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll. Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric.
EQ ( Equalizer Section) yang Fix Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan diolah telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas : Low, dan Hi pada EQ 2way Low, Mid dan Hi pada EQ 3way Low, Low Mid, Hi Mid dan Hi pada EQ 4 way Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db trgantung mixer audio apa yang digunakan.
Sweepable EQ Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwidth. Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwidth, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
EQ I n/Out Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang telah melalui proses EQ maupun yang belum hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
Auxiliary Sends Dari tombol putar ini dapat dikirim sinyal dari channel tersebut keluar mixer audio (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level sinyal yang dikirimnya tadi. Sinyal yang dikirim ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim sinyal ke sistem monitor, atau juga ke berbagai macam unit efek, dan dari keluaran efek dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixer audio. Mixer yang paling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua aux send. Satu untuk mengirim sinyal ke monitor dan satu untuk mengirim efek (echo, reverb). Sedang pada mixer audio yang lebih besar memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas pre fade dan post fade.
Pre Fade Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan post fade. Sinyal yang dikirim dari pre fade tidak mengalami pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Itulah sebabnya makanya pre fade yang pre EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim sinyal ke monitor section.
Post Fade Adalah kebalikan dari pre fade. Yang mana semua sinyal yang dikirim melalui post fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun levelnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim sinyal ke efek, atau mengirim sinyal ke mixer yang terpisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll. Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan auxiliary send. Bisa saja menggunakan pre fade untuk mengirim sinyal ke efek karena akan mendapatkan level original dari input. Hanya saja tetap harus melakukan pengontrolan level dari efek pada saat yang bersamaan.
Auxiliary Master Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 ke setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis seperti aux master, efek master, monitor master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk penyettingan awal, putar tombol tersebut pada posisi jam 2, kemudian lakukan penyettingan pada channel. Bila ternyata masih kurang kuat, maka harus ditambah lagi, atau bila terlalu keras, maka kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Auxiliary Return Sinyal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit efek apakah delay, reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixer audio untuk digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari sinyal orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixer audio yang memiliki pengaturan efek return secara khusus. Yang biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel yang dapat digunakan sebagai masukan efek, kita dapat melakukan pegaturan dengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level efek.
Tombol Pan (Panoramic Control) Penyetelan pan dapat kita pergunakan untuk membuat suara menjadi pindah ke kiri atau ke kanan. Atau dapat juga kita pergunakan untuk mengirim sinyal hanya ke sub group 1 atau hanya ke sub group 2 saja.
Mute Mute secara bahasa berarti bisu (tidak bersuara). Tombol ini bersifat individual channel. Dengan menekan tombol ini, maka seberapapun kerasnya input audio yang masuk ke channel ini, tidak akan diteruskan, baik ke semua group, main mix ataupun ke aux send.
PFL dan SOLO Tombol PFL (pre fade listening) akan berguna untuk mendengar (melalui headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk men- check gain sinyal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck, sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk (apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh sistem. Pada beberapa tipe mixer audio terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R.
Stereo Fader Potensio geser yang berfungsi untuk mengontrol level channel stereo. Dari posisi off ke posisi yang bertanda U sampai penambahan gain 10 dB.
Signal Level LED LED ini mengindikasikan penambahan level sinyal channel kiri dan kanan setelah GAIN dan EQ control, mengikuti stereo fader.
Group dan Main Mix Assigns Disebut juga subgroup assigns , dimana group assigns ini hanya terdapat pada mixer audio yang memiliki group. Misalkan pada mixer audio tersebut tertulis 16/2 berarti 16 channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixer audio tersebut tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti mixer audio tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R. Group assigns adalah yang menentukan kemana sinyal channel akan dikirim. Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixer audio yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke group 1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4. Sedangkan bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama namun semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R. Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu berarti, karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah lebih baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans seluruh channel drum dan kemudian kita gabungkan dengan bass gitar dalam group 1-2. Pada saat pertunjukan sedang berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group 1-2 saja untuk mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass. Begitu juga dengan backing vokal atau instrument yang kita gabungkan dalam group yang sama. Sebagian besar group assigns juga dilengkapi dengan pan control individual. Menggunakan group akan sangat membantu kita mengoperasikan mixer pada penampilan live. Sinyal dari channel dapat dikirim ke group mana yang kita mau atau juga dikirim ke master. Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke master L/R sedang channel dari backing vokal ke group yang kemudian di-insert gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan lain.
AGC Circuit Alat yang menjadi fasilitas standar pada kebanyakan peralatan kelas konsumer ini bekerja berdasarkan prinsif apabila level suara rata-rata rendah maka AGC (automatic gain control) akan meningkatkan volume suaranya dan sebaliknya apabila level suara rata-rata terlalu tinggi dia akan menekan volume suara.
Compressor Audio compressor bekerja dengan cara menekan amplitude besar dan menguatkan suara pelan. Berbeda dengan AGC, semua parameter compressor dapat dikendalikan. Suara yang telah dicompress akan terdengar lebih keras dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menjadi salah satu daya tarik audio processing bagi para produser tv dan iklan. Pada dasarnya compressor memiliki tiga control: - Threshold ambang batas dimana proses kompresi dimulai - Compression ratio yang menentukan seberapa besar kompresi dilakukan - Gain menaikkan level suara setelah amplitude yang besar ditekan Keduanya (AGC dan compressor) dapat menimbulkan masalah, karena suara yang diproses menjadi kehilangan dinamikanya. Sehingga suara yang seharusnya keras maupun pelan akan terdengar sama.
Limiter Pada dasarnya suatu unit audio processor limiter tidak berbeda dengan compressor. Bahkan limiter lebih sederhana dari compressor maupun AGC, dalam hal fungsinya hanya mencegah level audio agar tidak melebihi threshold yang ditentukan. Dengan mengatur threshold pada 0 dB kita dapat memastikan bahwa suara yang tiba-tiba keras tidak akan menimbulkan distorsi.
Expander Cara kerja expander adalah merupakan kebalikan dari proses kerja compressor. Expander membuat suara yang kurang dinamis menjadi lebih dinamis sehingga pada akhirnya cukup dapat mengurangi noise.
Audio Filter Kadang kala kita perlu untuk menyaring frekuensi yang tidak kita inginkan. Audio filter bisa digunakan untuk menurunkan volume atau memotong sebidang frekuensi audio sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya: untuk menghilangkan suara rumble yang ditimbulkan dari suara AC atau hum dari listrik, maka filter yang bisa memotong frekuensi dibawah 120Hz bisa dipakai. Filter ini biasa disebut hi-pass (low-cut) filter. Kemudian apabila kita ingin menghilangkan suara gesekan pakaian atau kertas, maka kita bisa memotong frekuensi 8KHz. Filter ini disebut low-pass (hi-cut) filter.
Reverse Adalah untuk membalikkan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalikkan phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua buah mic dengan posisi yang sangat berdekatan sehingga terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan suara terdengar hampa (dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila kita tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila ketika kita melakukan setting disuatu tempat, kita mendengar nada rendah yang terlihat loyo, hal ini dapat terjadi akibat dari keterbalikan phase tersebut.
Mic I nput Merupakan konektor XLR cewek yang dapat menerima input microphone balance dari hampir semua tipe microphone. Jalur pengkabelannya adalah pin 1 untuk ground, pin 2 untuk positif (hot) dan pin 3 untuk negatif (cold). Input mic dapat menerima input line-level balance jika tombol PAD ditekan.
Line I nput Merupakan konektor TRS , dapat menerima sinyal input line-level balance maupun unbalance dari hampir semua sumber suara. Untuk sinyal balance, maka jalur pengkabelannya adalah tip untuk positif (hot), ring untuk negative (cold) dan sleeve untuk ground. Untuk sinyal unbalance, jalur pengkabelannya adalah tip untuk positif (hot) dan sleeve untuk ground. I nsert Digunakan untuk mengolah sinyal melalui efek seperti gate, compressor atau EQ hanya untuk channel yang diinsert saja, dan berfungsi bila kita ingin menggunakan efek atau apapun untuk memproses hanya satu channel saja yang kita inginkan. Karena insert adalah jalur untuk mengalirkan dan menerima kembali sinyal yang telah diproses oleh efek atau perangkat apapun. Bila terdapat dua berarti satu untuk masukan (in) dan satu untuk keluaran (out) yang selalu diberi tanda untuk tulisan insert in dan insert out. Bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri dari jack balance TRS (tiprring slave). Tip adalah sebagai in, ring adalah sebagai out, dan slave adalah sebagai ground. Selain itu juga terdapat line out atau direct out tersendiri, yang sering digunakan untuk aplikasi rekaman per-track, ini bisa saja pre fade atau post fade, tergantung consolenya. Pada section master terdapat beberapa terminal lagi seperti : auxiliary out yang biasa tertulis aux send 1, aux send 2, dst. Atau juga dengan nama effect out, monitor out, tergantung apa yang tertulis pada tombol-tombol panel pengontrolnya. Setiap group mempunyai keluaran masing-masing dan selalu dilengkapi dengan insert group. Insert group bisa digunakan bila kita hanya ingin memproses sinyal di group tersebut. Misalnya semua channel vokal dikirim ke group 1, kemudian kita men-insert compressor hanya untuk group satu yang berisi vokal. Banyak console yang didalamnya terdapat power supply. Tapi banyak juga yang menggunakan power supply terpisah, menggunakan multi pin yang terhubung ke console. Perhatikan voltase yang dibutuhkan untuk menyalakannya sebelum mencolokkan ke listrik. Terminal keluaran untuk master kanan dan kiri terdiri dari konektor XLR atau jack. Namun juga tidak jarang terdiri dari keduanya. Selain itu juga terdapat keluaran mono yang terpisah adalah penggabungan dari keluaran (kiri/kanan) yang juga dilengkapi dengan pengontrolan sendiri. Mungkin akan terdapat banyak sekali terminal pada panel belakangnya.
Matrix Input Control Control matrix yang mengijinkan kita untuk membuat pencampuran terpisah atau pencampuran stereo dari group 1 sampai 4 dan Mix output kiri atau kanan.
AFL Solo Switch Tombol AFL (after fade listening) mengijinkan kita untuk mendengarkan sinyal dari matrix melalui headphone atau output monitor (via speaker). Sinyal ini datang setelah matrix master, sehingga kita dapat mendengarkan level signal yang relative sama dari tiap output matrix.
Matrix Out Matrix out adalah tambahan output yang kita pergunakan untuk menyalurkan sinyal yang telah kita mix ulang, yaitu dengan me-mix ulang subgroup kita. Matrix minimal terdiri dari 2 matrix A dan matrix B. Matrix dapat kita pergunakan untuk mengirim ke speaker di area lain, untuk merekam, bahkan untuk siaran langsung sekalipun.
Master / Main Output Adalah bagian keluaran utama (master) dengan 2 kanal output kiri/left dan kanan/right yang merupakan hasil pencampuran seluruh kanal input yang aktif. Untuk mixer broadcast, biasanya dihubungkan ke input VTR atau media perekam utama lainnya untuk program rekaman ataupun ke SNG untuk siaran langsung, untuk mixer FOH, biasanya untuk dihubungkan ke bagian penguat loudspeaker FOH (front of house) yang diperuntukkan ke penonton ( audience ) yaitu speaker PA (public address).
Headphone Volume Headphone volume dapat kita pergunakan untuk menaikkan atau menurunkan volume pada headphone sehingga kita dapat mendengar lebih jelas. Harap menjadi catatan biasanya volume PFL atau AFL akan lebih besar daripada volume master, diharapkan kita tidak lupa mengecilkannya sebelum kita memindahkannya.
Konektor Audio Untuk menghubungkan antara satu peralatan dengan peralatan lainnya, maka dibutuhkan kabel berikut konektornya. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan dalam peralatan audio, disesuaikan dengan jenis dan kebutuhannya masing-masing. Berikut konektor yang sering digunakan di peralatan audio.
Konektor XLR Chanel mono menggunakan 3 pin konektor XLR cewek pada input micnya. Jalur pengkabelannya mengikuti spesifikasi standar dari AES ( audio engineering society). Adapun jalur pengkabelan untuk audio balance adalah : - Pin 1 : shield (ground) - Pin 2 : Hot (+) - Pin 3 : Cold (-)
J acks TRS TRS adalah singkatan dari tip-ring-sleeve (ujung-cincin/lingkaran-selongsong) adalah konektor dengan tiga titik digunakan sebagai jack stereo balance. Jack TRS ini digunakan untuk sinyal balance dan headphone stereo. Untuk balance mono, jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut : - Sleeve : shield - Tip : hot (+) - Ring : cold (-) Untuk headphone stereo, jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut : - Sleeve : shield - Tip : left - Ring : right
J acks TS TS adalah singkatan dari tip-sleeve (ujung-selongsong) adalah konektor dengan dua titik digunakan sebagai jack mono. Digunakan untuk sinyal unbalance. Jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut: - Sleeve : shield - Tip : hot (+)
J acks RCA Jack RCA (atau biasa juga dikenal sebagai jack phono) sering digunakan untuk home stereo dan peralatan video serta banyak aplikasi lainnya. Jack ini menghasilkan sinyal unbalance dan secara kelistrikan sama dengan jack TS. Jalur pengkabelan untuk unbalance RCA (penamaan RCA diambil dari radio corporation of America) adalah sebagai berikut : - Sleeve : shield - Tip : hot (+)