Anda di halaman 1dari 3

Focus

tude Modulation] (QPSK [Quadrature


Phase Shift Keying] ), 16QAM, 64QAM,
256QAM
- Typical Data Rate : 40Mbit/s
- Maximal Data Rate (@20 dB C/N [Carrier
to noise ratio]) : 45.5Mbit/s (menggunakan
8 MHz)
- C/N ratio (@24Mbit/s) : 10.8 dB
- Input dan Output Interfaces
- Sistem kompresi : MPEG4 (Moving Picture
Experts Group -4)
- Transport Stream Input :
1. ASI (Asyncrhonous Serial Interfaces )
atau IP (Internet Protocol)
2. T2-MI (DVB-T2 Modulator Interference)
ASI atau T2-MI (DVB-T2 Modulator
Interference ) IP (ETSI EN 102 773)
RF Output
- Output Power : 1W - 20.000 W rms
- Output Impedance : 50
- MER rms (Modulation Error Rate root
means square) : 31 dB
- Shoulder distance : 36 dB

Pemancar TV Digital,

Diantara Fitur Unggulan & Implementasi


pada tanggal 2 Februari 2012
telah menetapkan bahwasanya
Standar Penyiaran Televisi Digital
Terestrial Penerimaan Tetap
Tidak Berbayar (free-to-air) yang
ditetapkan di Indonesia adalah
Digital Video Broadcasting
Terestrial second generation
(DVB-T2). Pemilihan standar ini
didasarkan atas hasil penelitian
bahwa DVB-T2 adalah teknologi
yang menghasilkan kecepatan
data yang paling mendekati garis
lurus Shannon Limit, yaitu
suatu garis yang merupakan
batas maksimal kecepatan

aat ini, terdapat beberapa standar


teknologi penyiaran TV digital yang telah
digunakan, antara lain penyiaran video
digital (Digital Video Broadcasting DVB)
dari Eropa, layanan penyiaran digital terintegrasi
(Integrated Service Digital Broadcasting ISDB)
dari Jepang, Komite Sistem Televisi Tingkat Lanjut
(Advanced Television System Commitee ATSC)
dari Amerika Serikat, dan Penyiaran Multimedia
Digital (Digital Multimedia Broadcasting DMB)
dari Korea Selatan dan Cina. Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika

22

- TV & Radio Magazine

pengiriman data dengan faktor kesalahan


mendekati nol (error free maximum data
speed). Sebagai sebuah standar teknologi
penyiaran digital, DVB sebenarnya terdiri dari
beberapa jenis yaitu DVB-T untuk penyiaran
terestrial (terdiri dari DVB-T dan DVB-T2),
DVB-S untuk penyiaran menggunakan satelit
(terdiri dari DVB-S dan DVB S2), DVB-C untuk
penyiaran menggunakan kabel (terdiri dari
DVB-C dan DVB-C2), DVB-H untuk penyiaran
digital yang bisa diterima oleh pesawat
hand-held (smartphone), DVB-DATA (the

Cyclical Data Delivery System), DVB-SI


(Sistem pelayanan Informasi) dan DVB-MHP
(Middleware untuk TV interaktif).
Pemancar digital DVB-T2 yang diizinkan
untuk mengudara di Indonesia memiliki
karakteristik umum sebagai berikut :

- Frequency Respons : < 0,5 dB


- Compliance with Spectrum mask filter :
ETSI EN 302 755 (dengan output band
pass filter)
- Spurious emission : 60 dB
DVB-T2 adalah sistem televisi digital
terestrial (digital terestrial television DTT)
yang paling canggih di dunia, menawarkan
lebih banyak ketahanan, fleksibilitas dan
setidaknya 50% lebih efisien daripada
sistem DTT lainnya. Mendukung SD (Standar
Definition), HD (High Definition), UHD (Ultra

High Definition), mobile TV , atau kombinasi


dari semuanya. DVB-T adalah standar DTT
yang paling banyak diadopsi dan digunakan.
Sejak publikasi pada tahun 1997, lebih dari 70
negara telah menggunakan layanan DVB-T
dan 45 negara lainnya telah mengadopsi
(tetapi belum menggunakan) DVB-T.
Seperti pendahulunya, DVB-T2 meng
gu
nakan modulasi OFDM (orthogonal
frequency division multiplex) dengan sejum
lah besar sub-carier memberikan sinyal yang
kuat, dan menawarkan berbagai mode yang
berbeda, sehingga sangat fleksibel. DVB-T2
menggunakan coding error correction yang
sama dengan yang digunakan dalam DVB-S2
dan DVB-C2: coding LDPC (Low Density Parity
Check) yang dikombinasikan dengan coding
BCH
(Bose-Chaudhuri-Hocquengham),
menawarkan sinyal yang sangat kuat. Jumlah
carrier, menjaga ukuran interval, dan sinyal
pilot dapat disesuaikan, sehingga overhead
dapat dioptimalkan untuk setiap sasaran
saluran transmisi.
Tambahan teknologi baru yang digu
nakan dalam DVB-T2 :
- Multiple Physical Layer Pipes : memung
kinkan penyesuaian secara terpisah ke
kuatan setiap layanan yang disampaikan
dalam setiap kanal untuk memenuhi kon
disi penerimaan yang diperlukan (misal
nya antena di pintu atau atap). Hal ini
juga memungkinkan penerima untuk
menghemat daya dengan hanya decoding
layanan tunggal dari seluruh layanan.
- Alamouti coding: adalah pemancar dengan
menggunakan metode diversity untuk
meningkatkan cakupan dalam jaring
an
frekuensi tunggal skala kecil.

- Constellation Rotation : memberikan ke


kuatan tambahan untuk konstelasi orde
rendah.
- Extended interleaving termasuk inter
leaving bit, sel, time, dan frekuensi.
- Future Extension Frames (FEF), memung
kinkan
standar
yang
digunakan
meningkatkan sinergi di masa depan.
Pada gambar di bawah adalah
salah satu contoh konfigurasi pemancar
digital, terlihat ada 3 program yang berasal
dari 3 MCR (master control room) yang
menayangkan program yang berbeda.
Misalnya, MCR 1 menayangkan program
sport, MCR 2 program news, dan MCR
3 program drama. Sinyal keluaran audio
video dari tiga MCR tersebut berbentuk SDI
(Serial Digital Interface, sebuah standar yang
digunakan untuk menyalurkan sinyal video
digital yang murni [tidak dikompres dan
tidak diacak] melalui sebuah kabel coaxial.
Kelebihan lain dari standar ini adalah 4 kanal
sinyal audio digital dan juga time code bisa
dimasukkan ke dalamnya, sehingga cukup
satu kabel saja untuk menyalurkan semua
sinyal tersebut). Sinyal SDI dari ketiga MCR
tersebut masuk ke bagian encoder (sebuah
alat yang berfungsi untuk menyusun data/
informasi menjadi simbol-simbol). Sinyal
keluaran dari encoder berbentuk ASI
(Asynchronous Serial Interface) dikirimkan
ke multiplexer (sebuah alat yang berfungsi
untuk menggabungkan beberapa sinyal
untuk dijadikan satu grup agar bisa dikirim
melalui satu saluran transport stream).
Keluaran sinyal dari multiplexer masuk ke
modulator (sebuah rangkaian yang berfungsi
untuk menyisipkan pesan (informasi) ke

- Rentang frekuensi (frequency range) : 478


MHz 694 MHz
- Modulasi : COFDM [Coded Orthogonal
Frequency Division Multiplexing] (ETSI EN
[European Telecommunications Standards
Institute - European Standard ] 302 755)
- SFN [Single Frequency Network] Option:
ETSI TS [European Telecommunications
Standards Institute
- Technical Specification ]102 831
- Channel Bandwidth : 1.7, 5, 6, 7, 8, 10 MHz
- Guard-Interval : 1/4, 19/256, 1/8, 19/128,
1/16, 1/32, 1/128
- Code Rates : 1/2, 3/5, 2/3, 3/4, 4/5, 5/6
- Modulation : 4 QAM [Quadrature Ampli

No. 28 - Tahun III - April 2014

23

dalam sinyal pembawa, yang pesan ini bisa disisipkan pada amplitudo, frekuensi, atau fasa sinyal
pembawa). Sinyal keluaran dari modulator masuk ke bagian up converter (peralatan yang berfungsi
untuk menggeser frekuensi sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lain yang lebih tinggi. Up converter
terdiri dari osilator lokal, mixer dan filter). Sinyal keluaran dari up converter masuk ke bagian RF
Amp (singkatan dari Radio Frequency Amplifier, suatu rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
memperkuat sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi radio [300 KHz 300 GHz]). Dari RF Amp sinyal
masuk ke bagian filter (sebuah alat atau rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meredam,
membuang atau memantulkan sinyal yang memiliki frekuensi-frekuensi tertentu dan meloloskan

MCR 1

MCR 2

MCR 3

SDI

SDI

SDI

Encoder 1

Encoder 2

Encoder 3

ASI/IP

ASI/IP

ASI/IP

M
U
L
T
I
P
L
E
X
E
R

ASI/IP

Modulator
DVB-T2

U/C

RF Amp

Filter

frekuensi-frekuensi yang lain. Dari bagian


filter, sinyal masuk ke bagian antena
pemancar untuk memancarkan sinyal ke
antena penerima di rumah.
Jika dilihat dari konfigurasi pemancar
digital di atas, tidak terlalu banyak perbedaan
yang ada jika dibandingkan dengan konfigurasi
pemancar analog kecuali spesifikasi teknisnya
yang harus disesuaikan dengan standar
DVB-T2. Perbedaan yang paling mencolok
antara pemancar analog dengan pemancar
digital adalah jika dalam pemancar analog
hanya bisa menyiarkan satu program dalam
satu pemancar, maka dengan menggunakan
pemancar digital bisa menyiarkan beberapa
program sekaligus dalam satu set alat
pemancar dengan menggunakan multiplexer.

tips membeli
pemancar digital
n

keunggulan penggunaan
pemancar digital
n

24

Di Indonesia

, alokasi fre
kuen
si untuk siaran TV
berada
pada rentang 478 806 MHz,
satu kanal analog membutuhkan
bandwidth sebesar 8 MHz, sehingga
dalam rentang frekuensi tersebut
seharusnya bisa menggunakan 40
kanal. Tetapi ternyata hanya 20 kanal
saja yang bisa digunakan, karena kanal
yang bersebelahan (adjacent channel)
harus dikosongkan sebab akan saling
mengganggu. Dengan teknologi
pemancar TV digital, tidak ada lagi
masalah adjacent channel sehingga
bisa mengoptimalkan frekuensi yang
tersedia.
Satu kanal yang semula hanya
mampu menyiarkan satu program
analog, dengan teknologi DVB-T2
bisa menyiarkan 12 program
sekaligus sehingga dengan 40 kanal
yang tersedia, bisa menyiarkan
480 program yang berbeda secara
bersamaan. Tetapi, pemerintah
melalui
Kemenkoinfo
telah
menetapkan hanya 27 kanal yang
dialokasikan untuk siaran TV
digital, sedangkan 13 kanal lainnya
dialokasikan untuk keperluan lain.
Pada sistem analog, semakin jauh dari
stasiun pemancar televisi, sinyal akan
melemah dan penerimaan gambar
menjadi buruk dan berbayang.
Sedangkan pada sistem digital, siaran
gambar yang jernih akan dapat

- TV & Radio Magazine

dinikmati sampai pada titik di mana


sinyal tidak dapat diterima lagi. Oleh
karena itu, pemancar digital kebal
terhadap gangguan/noise karena
pesawat penerima hanya mengenal
dua kondisi yaitu 1 dan 0.
Siaran televisi digital terestrial me
nyajikan gambar dan suara yang
jauh lebih stabil dan resolusi lebih
tajam ketimbang analog. Hal ini
dimungkinkan oleh penggunaan sis
tem Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM) yang mam
pu
mengatasi efek lintas jamak (multi
path). Pada sistem analog, efek
lintasan jamak menimbulkan echo
atau gaung yang berakibat munculnya
gambar ganda (seakan ada bayangan).
Pemancar digital dilengkapi dengan
sebuah sistem yang mampu mem
perbaiki kesalahan pengiriman data
akibat gangguan/noise yang disebut
FEC (Forward Error Correction). De
ngan FEC ini informasi yang diterima
bisa menjadi utuh kembali (error
free) karena setiap kali ada kesalahan
secara otomatis akan langsung
dikoreksi.
Penyiaran televisi digital menawarkan
kualitas gambar yang sama dengan
kualitas DVD, bahkan stasiunstasiun televisi dapat memancarkan
programnya dalam format 16:9 (layar
lebar) dengan Standard Definition (SD)
maupun High Definition (HD). Kualitas
suara pun mampu mencapai kualitas
CD Stereo, bahkan stasiun televisi

dapat memancarkan suara dengan


Surround Sound (Dolby Digital).
n Dengan sifatnya yang kebal terhadap
noise dan adanya sistem FEC akan
membuat pesawat penerima menjadi
peka dalam menangkap sinyal
sehingga daya pancar bisa diturunkan.
Untuk menjangkau wilayah yang
sama, kebutuhan daya pancar untuk
TV digital lebih rendah dibanding TV
analog sehingga menghemat kebu
tuhan energi listrik.
n Siaran televisi digital terestrial me
miliki ketahanan terhadap perubahan
lingkungan yang terjadi karena per
gerakan pesawat penerima (untuk
penerimaan mobileTV), misal
nya di
kendaraan yang bergerak, sehingga
tidak terjadi gambar bergoyang atau
berubah-ubah kualitasnya seperti
pada TV analog saat ini
Pesawat TV biasa (analog) masih bisa
menerima siaran dari pemancar TV digital
melalui suatu alat bantu yang disebut
sebagai set top box (DVB-T2 receiver).
Sinyal digital diubah oleh set top box
menjadi siaran analog. Di kemudian hari,
penyelenggara penyiaran televisi digital
dapat dibedakan antara penyedia jaringan
dan penyedia content (isi siaran).
Frekuensi yang digunakan dalam
siaran televisi digital sebenarnya tidak
sekadar diperuntukkan untuk siaran
televisi saja, melainkan juga bisa digunakan
untuk internet, komunikasi data, bahkan
telepon,
mengingat
kemampuan

komunikasi duplex (dua arah) yang dapat


dilakukan pada teknologi televisi digital ini.
Interaktivitas sendiri diartikan sebagai fungsi
kritis yang mengubah keseluruhan konsep
dari televisi yang menempatkan pemirsa
sebagai pemegang kontrol. Dengan melihat
fungsi lama televisi dan kemampuannya
untuk terhubung dengan internet, televisi
menjadi kanal komunikasi yang sangat kuat
dan mampu menjangkau seluruh sektor
masyarakat.
Televisi interaktif dapat terikat kepada
individu secara personal yang memungkinkan
seperangkat layanan dihantarkan ke rumah.
Pemirsa juga bisa menggunakan televisi
interaktif untuk mengirim e-mail, home
shopping, dan memainkan game favoritnya.
Namun demikian, pemirsa tetap akan
menggunakan televisi secara pasif, tetapi
kemudian akan terbiasa untuk menggunakan
fungsi yang lebih maju seperti fitur-fitur
interaktif. Fitur-fitur itu antara lain: layanan
data dengan menu Bahasa Indonesia,
informasi ramalan cuaca, keadaan lalu lintas,
keuangan, peringatan dini bencana alam,
berita, dan dapat dilengkapi dengan sarana
pengukuran rating TV .

engingat pemancar digital ini menggunakan frekuensi


yang penggunaannya sudah diatur oleh Kemenkoinfo, maka ketika kita akan
membeli suatu perangkat pemancar digital harus diperhatikan dengan jelas
spesifikasi teknis yang dimiliki apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Kemenkoinfo.

Mengingat pemancar digital ini sebagian besar masih menggunakan peralatan


dari luar negeri, maka ketika kita akan memesan kepada vendor, harus
diperhatikan faktor legalitas dan kesehatan keuangan dari vendor tersebut.
Penulis pernah mengalami kejadian pahit, ketika memesan suatu barang
dan sudah membayar DP (down payment), akan tetapi barang tidak dikirim
juga. Setelah dikunjungi kantornya ternyata sudah tutup dan tidak tahu
pindah kemana kantornya. Marketing dan pemilik perusahaannya tidak bisa
dihubungi.

Mengingat semua perangkat komunikasi yang menggunakan frekuensi harus


mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah melalui
kominfo dan balai uji nasional, sebelum memesan barang harus disepakati
terlebih dahulu siapa yang akan mengurus sertifikasi alat tersebut (walau
biasanya yang mengurus adalah vendor).

After sales services atau jaminan purna jual dari vendor. Sampai kapan
dan dalam kondisi apa vendor memberikan jaminan purna jual, jangan
sampai terjadi alat baru dipasang, ketika ada masalah vendor tidak bisa
memperbaikinya dengan berbagai alasan.

Beberapa faktor penyebab kerusakan perangkat pemancar digital yang sering


ditemui di lapangan di antaranya :

Kesalahan dalam instalasi, baik audio, video, perangkat pemancar digital,


kelistrikan dan sistem groundnya.

Kesalahan prosedur pengoperasian perangkat (SOP alat).

Kualitas power listrik yang buruk dan tidak stabil, seperti tegangan yang sering
naik-turun.

Force majeur, seperti sambaran petir

Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu diperhatikan hal seperti berikut :
n

Pemahaman tentang instalasi sistem kelistrikan dengan benar serta


dapat mengimplementasikan dengan benar di lapangan.

Pemahaman tentang instalasi sistem audio video berikut perangkat


pemancar digital yang benar serta interkoneksinya.

Penerapan sistem grounding yang tepat.

Perlunya komponen pengaman tambahan yaitu surge arrester pada


semua sistem interkoneksi baik audio, video, perangkat pemancar
digital, telepon, dan listrik serta diperlukan juga komponen Power Line
Conditioner pada setiap instalasi kelistrikannya. (Agus Rusmawan)

No. 28 - Tahun III - April 2014

25

Focus

Fokus

Pemancar TV Digital Pilihan

aat ini, Pemancar TV


Digital sudah beredar di
pasaran dan siap dipilih dan
digunakan untuk industri
penyiaran TV di Indonesia. Merk
dan model yang hadir beragam.
Namun, sejauh ini memang belum
terlalu banyak merk dan model
yang dipasarkan. Khususnya
untuk pasar Indonesia. Beberapa
merk yang sudah beredar, antara
lain Teamcast, Onetastic,
Rohde & Schwarzt, dan Twister.

26

Twister sedikitnya menghadirkan dua


model. Model tersebut tentunya telah
mengadopsi teknologi DVB-T2 yang
masing-masing didukung daya 500 W
dan 1000 W. Twister dirancang untuk
memenuhi kebutuhan broadcaster
yang menginginkan sebuah integrasi
terkini dan exciter/modulator yang
bekerja efisien sebagai desain pemancar
mereka. Twister memiliki beberapa fitur
unggulan. Misalnya, Automatic Gain
Control (AGC) yang tertanam secara
built in, embedded monitoring yang
menyeluruh dengan kontrol WEB GUI
yang memudahkan proses integrasi
dan untuk mengatur power amplifier
agar bekerja dengan cara paling efisien.
Fitur lainnya, model ini memiliki desain
fisik sangat compact dan terkesan
ringan disertai dua input ASI dan 1
Gigabit Ethernet IP dengan lebar pita
kanal (Channel bandwidth): 5,6, & MHz
disertai koreksi linear dan non-linear. Tak
ketinggalan sebuah sistem redundant
dual exciter DVB-T2 dengan changover
switch.
Sementara itu, Pemancar VHF Rohde
& Schwarzt yang sudah mengadopsi
teknologi DVB-T2 adalah seri TMV9
(atau TMV9 family). Model ini
menawarkan fleksibilitas yang unik
dengan menyediakan lebih dari 50
konfigurasi standar yang berbeda.
Perangkat ini mampu menampilkan
efisiensi hingga 46% (COFDM-TV dan
DAB), hal ini merupakan salah satu
penghematan energi yang boleh
dibilang prima. Plus, konfigurasi sistem
yang sederhana yang memungkinkan
start up berlangsung cepat, disertai
sistem operasi yang handal. Dimensi
fisiknya terbilang ramping atau compact
sehingga bisa menghemat ruang di

- TV & Radio Magazine

lokasi pemancar. Seri model berpendingin


udara ini mencapai kekuatan output
hingga 4,3 kW untuk siaran audio
digital dan TV digital dan hingga 6 kW
untuk TV analog. Pemancar ditampung
dalam satu rak. Adapun, dalam operasi
normal, nilai efisiensi dapat mencapai
33% (COFDM-TV dan DAB). Dengan
kata lain, pemancar menyimpan banyak
energi dan secara signifikan mengurangi
emisi CO2 . Arsitektur Doherty pada
perangkat mampu meningkatkan efisiensi
sampai dengan 46% (COFDM-TV dan
DAB) sehingga pemancar R & S TMV9
mampu mengurangi biaya energi lebih
dari 40% dibandingkan dengan pemancar
konvensional. Selain itu, pemancar
memiliki variabilitas sistem yang unik,
konfigurasi yang inovatif, seperti sistem
MultiTX atau N +1 dalam satu rak, dan
filter bandpass secara built in, memberikan
waktu pengiriman yang singkat bahkan
untuk konfigurasi pemancar khusus. Juga,
efisiensi yang sangat baik dan integrasi
beberapa pemancar ke dalam rak tunggal
mengurangi total biaya kepemilikan
(Total Cost of Ownership-TCO). Adapun,
ONEtastic memiliki model OneDriver
yang menggabungkan pemancar lengkap
dengan daya output hingga 130W rms
dan beberapa interface masukan dalam
Rak chassis tunggal 1U 19 . Peranti ini
mendukung beragam format TV digital,
seperti DVB-T/H, DVB-T2, ISDB-T/Tb, DAB/
DAB+/T-DMB, modulasi PAL dan NTSC.
OneDriver pun menawarkan sirkuit
pra-koreksi adaptif dan dibangun pada
penerima GPS untuk sinkronisasi yang
akurat dan operasi SFN. Model ini memiliki
keluaran daya digital 20 W, 50 W, 80 W, dan
130 W rms @ MER > 36 dB.
(Agus Rusmawan)

No. 28 - Tahun III - April 2014

27

Anda mungkin juga menyukai